SlideShare une entreprise Scribd logo
1  sur  12
Model pembelajaran matematika realistik indonesia ( PMRI)


   A. Ruang Lingkup Pembelajaran


          PMRI merupakan suatu model pembelajaran matematika yang
   mengungkapkan pengalaman dan kejadian yang dekat dengan siswa
   sebagai sarana untuk memahamkan persoalan matematika.

   1. Landasan Pemikiran Pembelajaran Matematika                Realistik
   Indonesia

           Jenning dan Dunne (dalam Suharta, 2004:1), mengatakan bahwa
   kebanyakan siswa mengalami kesulitan dalam mengaplikasikan
   matematika ke dalam situasi kehidupan real. Menurut sejarahnya RME
   merupakan suatu pendekatan pembelajaran matematika yang
   dikembangkan di Belanda sekitar 30 tahun lalu oleh Freudenthal Institute
   (Streefland, 1991; Gravemeijer, 1994) Di Indonesia, RME disebut
   Pembelajaran Matematika Realistik (PMR). PMRI adalah adaptasi dari
   RME dalam Konteks Indonesia: Budaya, Alam, Sistem Sosial, dll. PMRI
   mengembangkan suatu teori pembelajaran matematika yang santun,
   terbuka dan komunikatif. Pendekatan ini dipandang sebagai pendekatan
   yang banyak memberikan harapan bagi dalam mengaplikasikan
   matematika ke dalam situasi kehidupan real. Guru dalam pembelajarannya
   di kelas tidak mengaitkan dengan skema yang telah dimiliki oleh siswa
   dan siswa kurang diberikan kesempatan untuk menemukan kembali dan
   mengkonstruksi sendiri ide-ide matematika. Menurut Van de Henvel-
   Panhuizen (dalam Suharta, 2004:1), bila anak belajar matematika terpisah
   dari pengalaman mereka sehari-hari maka anak akan cepat lupa dan tidak
   dapat mengaplikasikan matematika.

   2. Tujuaan Pembelajaran matematika realistic

           Mengaitkan pembelajaran matematika yang abstrak dengan
   dikehidupan nyata agar matematika mudah dipahami.Ruseffendi (1979)
   menyarankan agar dalam menerangkan pengerjaan hitung sedapat
   mungkin supaya dimulai dengan menggunakan benda-benda real,
   gambarnya atau diagramnya yang ada kaitannya dengan kehidupan nyata
   sehari-hari. Kemudian dilanjutkan ke tahap kedua yaitu berupa modelnya
   dan akhirnya ke tahap simbol. Agar pembelajaran mudah diterima siswa.
3. Langkah-langkah pembelajaran matematika realistic

         Fauzi (2002:) mengemukakan langkah-langkah di dalam proses
   pembelajaran matematika dengan pendekatan PMR, sebagai berikut:

   Langkah pertama: memahami masalah kontekstual, yaitu guru
       memberikan masalah kontekstual dalam kehidupan sehari-hari dan
       meminta siswa untuk memahami masalah tersebut.

   Langkah kedua: menjelaskan masalah kontekstual, yaitu jika dalam
       memahami masalah siswa mengalami kesulitan, maka guru
       menjelaskan situasi dan kondisi dari soal dengan cara memberikan
       petunjuk-petunjuk atau berupa saran seperlunya, terbatas pada
       bagian-bagian tertentu dari permasalahan yang belum dipahami.

   Langkah ketiga: menyelesaikan masalah kontekstual, yaitu siswa secara
       individual menyelesaikan masalah kontekstual dengan cara mereka
       sendiri. Cara pemecahan dan jawaban masalah berbeda lebih
       diutamakan. Dengan menggunakan lembar kerja, siswa mengerjakan
       soal. Guru memotivasi siswa untuk menyelesaikan masalah dengan
       cara mereka sendiri.

   Langkah keempat: membandingkan dan mendiskusikan jawaban, yaitu
       guru menyediakan waktu dan kesempatan kepada siswa untuk
       membandingkan dan mendiskusikan jawaban masalah secara
       berkelompok. Siswa dilatih untuk mengeluarkan ide-ide yang
       mereka miliki dalam kaitannya dengan interaksi siswa dalam proses
       belajar untuk mengoptimalkan pembelajaran.

   Langkah kelima: menyimpulkan, yaitu guru memberi kesempatan kepada
        siswa untuk menarik kesimpulan tentang suatu konsep atau
        prosedur.

 # Kelebihan pembelajaran matematika realistik

          Menurut Suwarsono (2001:5) terdapat beberapa kekuatan atau
   kelebihan dari pembelajaran matematika realistik, yaitu:

1. Pembelajaran matematika realistik memberikan pengertian yang jelas
   kepada siswa tentang keterkaitan matematika dengan kehidupan sehari-
   hari dan kegunaan pada umumnya bagi manusia.
2. Pembelajaran matematika realistik memberikan pengertian yang jelas
   kepada siswa bahwa matematika adalah suatu bidang kajian yang
   dikonstruksi dan dikembangkan sendiri oleh siswa tidak hanya oleh
   mereka yang disebut pakar dalam bidang tersebut.
3. Pembelajaran matematika realistik memberikan pengertian yang jelas
   kepada siswa bahwa cara penyelesaian suatu soal atau masalah tidak harus
   tunggal dan tidak harus sama antara yang satu dengan orang yang lain.
   Setiap orang bisa menemukan atau menggunakan cara sendiri, asalkan
   orang itu sungguh-sungguh dalam mengerjakan soal atau masalah tersebut.
   Selanjutnya dengan membandingkan cara penyelesaian yang satu dengan
   cara penyelesaian yang lain, akan bisa diperoleh cara penyelesaian yang
   paling tepat, sesuai dengan tujuan dari proses penyelesaian masalah
   tersebut.
4. Pembelajaran matematika realistik memberikan pengertian yang jelas
   kepada siswa bahwa dalam mempelajari matematika, proses pembelajaran
   merupakan sesuatu yang utama dan orang harus menjalani proses itu dan
   berusaha untuk menemukan sendiri konsep-konsep matematika dengan
   bantuan pihak lain yang sudah lebih tahu (misalnya guru). Tanpa kemauan
   untuk menjalani sendiri proses tersebut, pembelajaran yang bermakna
   tidak akan tercapai.

 # Kesulitan dalam implementasi pembelajaran matematika realistik

         Adanya persyaratan-persyaratan tertentu agar kelebihan PMR
   dapat muncul justru menimbulkan kesulitan tersendiri dalam
   menerapkannya. Kesulitan-kesulitan tersebut, yaitu:

1. Tidak mudah untuk merubah pandangan yang mendasar tentang berbagai
   hal, misalnya mengenai siswa, guru dan peranan soal atau masalah
   kontekstual, sedang perubahan itu merupakan syarat untuk dapat
   diterapkannya PMR.
2. Pencarian soal-soal kontekstual yang memenuhi syarat-syarat yang
   dituntut dalam pembelajaran matematika realistik tidak selalu mudah
   untuk setiap pokok bahasan matematika yang dipelajari siswa, terlebih-
   lebih karena soal-soal tersebut harus bisa diselesaikan dengan bermacam-
   macam cara.
3. Tidak mudah bagi guru untuk mendorong siswa agar bisa menemukan
   berbagai cara dalam menyelesaikan soal atau memecahkan masalah.
4. Tidak mudah bagi guru untuk memberi bantuan kepada siswa agar dapat
   melakukan penemuan kembali konsep-konsep atau prinsip-prinsip
   matematika yang dipelajari.
B. Contoh Penerapan Pembelajaran             Pada    Materi   SPLDV,
     Menyelesaikan Soal Cerita

     1. Kajian Kurikulum

                 Dari materi-materi dalam GBPP matematika, guru harus
      mengatifkan siswa dalam pembelajaran matematematika. Selain itu
      standar kompetensi dan kompetensi dasar matematika disusun sebagai
      landasan pembelajaran untuk mengembangkan kemampuan. Selain itu
      dimaksudkan pula untuk mengembangkan kemampuan menggunakan
      matematika dalam pemecahan masalah dan mengkomunikasikan ide atau
      gagasan dengan menggunakan simbol, tabel, diagram, dan media lain.
      Dalam setiap kesempatan, pembelajaran matematika hendaknya dimulai
      dengan     pengenalan      masalah   yang   sesuai   dengan    situasi
      (contextual/realistic problem). Dengan mengajukan masalah kontekstual,
      peserta didik secara bertahap dibimbing untuk menguasai konsep
      matematika.



   2. RPP

                   Rencana Pelaksanaan Pembelajaran

                                    (RPP)

Nama sekolah        :       SMP Mujahidin

Mata Pelajaran     :        MATEMATIKA

Kelas / Semester    :       VIII B/ 1

Pertemuan Ke       :        4

Alokasi Waktu      :        2 x 40 Menit

Standar Kompetensi          : Memecahkan masalah yang berkaitan dengan
                        sistem persamaan linear dan pertidaksamaan satu
                        variabel

Kompetensi Dasar          : Menyelesaikan sistem persamaan linear dua
                        variabel dengan macam- macam metode.

Indikator               :
Menentukan himpunan penyelesaian persamaan linear dengan metode
             gabungan.

I.     Tujuan Pembelajaran

                    Siswa dapat menentukan penyelesaian sistem persamaan linear dua
                    variabel dengan metode gabungan .
                    Siswa dapat mengerjakan soal dengan menggunakan konsepnya
                    sendiri.

II.    Bahan / Materi Ajar

                    Sistem Persamaan Linear Dua Variabel

III. Metode Pembelajaran

                •   PMRI

IV. Langkah-langkah Pembelajaran :

                                                                                      ALOKAS
                                     PELAKSANAAN
                                                                                      WAKTU
      a.     Kegiatan awal :

      1.     Guru memberi salam sebagai pembuka pelajaran.                             5 menit

      2.     Guru mengecek kehadiran siswa.

      3.      Apersepsi : Guru mengingatkan kembali tentang materi sebelumnya         10 menit
              mengenai penyelesaian SPLDV dengan metode subtitusi dan metode
              eliminasi

      “Pada pertemuan sebelumnya kita telah mempelajari tentang menyelesaikan
           SPLDV dengan menggunakan metode subtitusi dan metode eliminasi

      Metode subtitusi adalah   Menentukan himpunan penyelesaiaan dengan cara
          merubahsalah satu persamaan linear kebentuk oprasi dua ruas yang memuat
          ruas kiri dan kanan, dengan salah satu ruas memuat satu peubah yang
          berkoefisien 1.

      Metode eliminasi adalah menyamakan koefisien variabel x atau y dari kedua
          pesamaan dengan menyamankan koifesien variabel x atau y. sehingga
          didapat nilai x atau y.”

       4.      Motivasi : Guru menjelaskan arti penting SPLDV dalam penyelesaian       5 menit
              permasalahan kehidupan sehari-hari, misalnya dalam menentukan harga
barang, menentukan ukuran panjang atau lebar suatu bidang berbentuk
     persegi atau persegi panjang.

5.   Menjelaskan tujuan pembelajaran yaitu menentukan penyelesaian soal-soal       5 menit
     dengan menggunakan metode gabungan .


b. Kegiatan Inti :

6. Guru memberikan masalah kontekstual tentang SPLDV yang dapat diselasaikan
                                                                                   30 menit
     dengan metode gabungan dalam kehidupan sehari-hari dan meminta siswa
     untuk memahami masalah tersebut.

          “ Harga sebuah pensil dan 2 buku adalah Rp 5000,00 sedangkan
     harga 3 pensil dan sebuah buku adalah 5000,00 tentukan harga pensi dan
     buku !”


7. jika dalam memahami masalah siswa mengalami kesulitan, maka guru
     menjelaskan situasi dan kondisi dari soal dengan cara memberikan petunjuk-
     petunjuk atau berupa saran seperlunya, terbatas pada bagian-bagian tertentu
     dari permasalahan yang belum dipahami.

           “Untuk menyelesaikan premaslahaan akan lebih mudah jika soal
     tersebut diubah kedalam bentuk matematika, misalkan salah satu bilangan
     tersebut jadikan kedalam bentuk variabel yang berbeda”

8. siswa secara individual menyelesaikan masalah kontekstual dengan cara mereka
      sendiri. Cara pemecahan dan jawaban masalah berbeda. Guru memotivasi
      siswa untuk menyelesaikan masalah dengan cara mereka sendiri.

          “Kerjakan soal tersebut sesuai dengan ide-ide dan pemahamanmu
     sehingga dapat kita ketahui beberapa penyelesaian dari soal tersebut”

9. guru menyediakan waktu dan kesempatan kepada siswa untuk membandingkan
      dan mendiskusikan jawaban masalah secara berkelompok. Siswa dilatih
      untuk mengeluarkan ide-ide yang mereka miliki dalam kaitannya dengan
      interaksi siswa dalam proses belajar untuk mengoptimalkan pembelajaran.

           “Setelah menyelesaikan soal tersebut, sekarang kita diskusikan hasil-
     hasil pengerjaan soal tesebut !”

 10. guru memberi kesempatan kepada siswa untuk menarik kesimpulan tentang
      suatu konsep atau prosedur.

          “Dari hasil diskusi tadi siapa diantara kalian yang akan memberikan
kesimpulan dari cara pengerjaan dan materi ini !”
                                                                                        5 menit
            11. Guru memberikan kesimpulan dari hasil materi yang disampaikan!

              “ dari materi yang disampaikan dapat disimpulkan bahwa menggunakan
                metode gabungan dapat mengeliminasi x atau y terlebih dahulu dengan
                hasi keduanya bernilai sama.”
     c.     Kegiatan akhir

     10. Guru memberikan post test untuk mengetahui seberapa besar pemahaman            10 menit
          siswa pada materi ajar.

                     “Selesaikan soal berikut ini !

                  Jumblah dua bilangan cacah adalah 30 dan selisih kedua bilangan itu
             adalah 6. Tenukan kedua bilangan itu !”



            11. Guru memberikan tugas rumah

            12. Guru mengakhiri pertemuan degan mengucapkan salam                       5 menit




V.    Alat / Bahan / Sumber belajar :

     Alat                 : papan tulis, mistar dan sepidol

     Media                : Barang yang ada dalam kehidupan sehari-hari

     Sumber Belajar       : Buku Paket dan LKS yang dipakai siswa di sekolah



     VI. Penilaian :

           tugas uraian

          Kunci jawaban soal post tes

          Misalkan kedua bilangan itu masing-masing adalah x dan y

          Jumblah dua bilangan : x + y =30

          Selisih dua bilangan   : x + y =6
Sistem persamaan adalah x + y =30 dan x –y =6

 A) eliminasi y pada kedua persamaan

          x + y = 30

          x–y= 6 +

            2x = 36

             x = 18

 B) subtitusi nilai x pada persamaan x - y = 6

          x- y=6

          18 - y =6

             - y = 6 – 18

             - y= -12       x -1

               y = 12

     Jadi kedua bilangan itu adalah 18 dan 12

                                   Tugas rumah


                      Kerjakan soal berikut dengan benar !

     1)     Harga 2 baju dan 3 kaos adalah Rp 85.000,00 sedangkan
          harga 3 baju dan satu kaos adalah Rp 75.000,00. Tentukan
                            harga baju dan kaos !

2)         Untuk menempuh jarak 2 kota. Anton mengendarai mobil
          dengan kecepatan rata-rata 60km/jam. Jika untuk menempuh
          jarak itu ia menghendakai tiba lebih cepat 30 menit maka
          kecepatan rata-rata menjadi 80km/jam. Misalkan jarak dua
          kota itu adalah x km dan waktu yang diperlukan t jam.
          Tentukan:
a. dua persamaan dalam x dan t,

                 b. jarak dua kota tersebut.



                    Selamat bekerja semoga sukses

Kunci jawaban tugas rumah


1) Misalkan:

          Harga sebuah baju = x rupiah

          Harga sebuah kaos = y rupiah

          Harga 2 baju dan 3 kaos : 2x + 3y = 85.000

          Harga 3 baju dan 1 kaos : 3x + y = 75.000

          persamaannya adalah 2x + 3y =85.000 dan 3x + y = 75.000

   Eliminasikan nilai y pada kedua persamaan

          2x + 3y = 85.000 |x 1| 2x + 3y = 85.000

          3x + y = 75.000 |x 3| 9x + 3y = -140000 -

                                    -7x = -140000 x-1

                                         x = 20.000



   Subtitusikan nilai x pada persamaan 2x + 3y = 85.000

                2x + 3y = 85.000

          2(20.000) +3y = 85.000

           40.000   +3y = 85.000

                      3 y = 85.0000 – 40.000
3 y = 45.000

                           y = 15.000

   jadi harga sebuah baju = x rupiah adalah Rp. 20.000,00 dan harga sebuah kaos
   = y rupiah adalah Rp. 15.000,00



2. a. Dengan kecepatan rata-rata 80 km/jam, maka:

     Jarak =kecepatan × waktu

         x = 60t

     Dengan kecepatan rata-rata 80 km/jam dan tiba lebih cepat 30 menit, maka:

     Waktu = ( t -      )jam

      Jarak = kecepatan × waktu

          x = 80( t - )

          x = 80t – 40

     Jadi, persamaannya adalah x = 60t dan x = 80t – 40



  b. Berdasarkan hasil a diperoleh x = 60t dan x = 80t – 40. Dengan metode
      subtitusi maka langkah penyelesaiannya adalah:

                60t = 80t – 40

          60t   80t = -40

                -20t = -40

                   t=

                   t=2

     Waktu yang diperlukan dengan kecepatan 60 km/jam = 2 jam.

     Jadi jarak yang ditempuh = 2 jam × 60 km/jam = 120 km.

       3. Media Pembelajaran
Media Media yang digunakan pada pembelajaran ini adalah benda
 yang digunakan dalam kehidupan sehari-hari. Agar permasalahan yang
 akan dibuat menjadi kontekstual/realistik pada siswa.


 4. Sekenario Pembelajaran.

    a. Penanaman Konsep
       Pembelajaran konsep dasar merupakan jembatan yang harus dapat
    menghubungkan kemampuan kognitif siswa yang konkrit dengan
    konsep baru matematika yang abstrak. Dalam skenario pembelajaran
    ini terdapat pada tahap pemberian apersepsi sebagai penguat siswa
    sebelum menerima materi yang akan diajarkan.


    b. Pemahaman Konsep
           Pemahaman    konsep   yaitu   pembelajaran   lanjutan   dari
    penanaman konsep yang bertujuan agar siswa lebih memahami suatu
    konsep matematika. Pada scenario pembelajaran ini terdapat pada
    kegiatan inti. Guru memberikan masalah kontekstual dan siswa
    menemukan jawaban masisng-masing sesauai dengan pemikirannya


    c. Pembinaan Keterampilan
           Pembinaan keterampilan yaitu pembelajaran lanjutan dari
    penanaman konsep dan pemahaman konsep. Pembelajarann pembinaan
    keterampilan bertujuan agar siswa lebih terampil menggunakan
    berbagai konsep matematika. Pada scenario pembelajaran pembinaan
    keterampilan terdapat pada pemberian, LKS dan pemberian PR.


C. Penutup
      a. Kesimpulan

       •Pembelajaran model PMRI akan merubah dari guru yang aktif
        menjelaskan konsep atau prosedur penyelesaian masalah menjadi
        guruyang memberikan kesempatan pada siswa untuk menemukan
        sendiri caranya menyelesaikan suatu masalah.
• Pembelajaran bukan lagi   berorientasi pada guru, tetapi pada
 siswa.

• Guru sudah berusaha memulai pembelajaran dengan memberikan
 pada siswa masalah yang kontekstual.


• Guru sudah meminta dan mendorong siswa berani menjelaskan
 idenya.

• Guru tidak lagi menganjurkan siswa menggunakan strategi
 tertentu tetapi memotivasi mereka mencari dan menggunakan
 strategi sendiri

b. Saran
     Perlu persiapan yang matang pada penggunaan metode ini
karena dibutuhkan      waktu yang tidak sedikit, materi yang
ditentukan dan kesiapan siswa.

Contenu connexe

Tendances

Bab ix ruas garis berarah
Bab ix ruas garis berarahBab ix ruas garis berarah
Bab ix ruas garis berarahNia Matus
 
Rpp persamaan dan fungsi kuadrat rev
Rpp persamaan dan fungsi kuadrat revRpp persamaan dan fungsi kuadrat rev
Rpp persamaan dan fungsi kuadrat revFera Sofian
 
Pengantar analisis real_I
Pengantar analisis real_IPengantar analisis real_I
Pengantar analisis real_IFerry Angriawan
 
RPP kelas 10 KD 3.5 kurikulum 2013 revisi 2016 kiki ismayanti
RPP kelas 10 KD 3.5  kurikulum 2013 revisi 2016 kiki ismayantiRPP kelas 10 KD 3.5  kurikulum 2013 revisi 2016 kiki ismayanti
RPP kelas 10 KD 3.5 kurikulum 2013 revisi 2016 kiki ismayantikikiismayanti
 
Teori bilangan bab ii
Teori bilangan bab iiTeori bilangan bab ii
Teori bilangan bab iiSeptian Amri
 
Rpp kd 3.2 program linear fix
Rpp kd 3.2 program linear fixRpp kd 3.2 program linear fix
Rpp kd 3.2 program linear fixAZLAN ANDARU
 
135928077 instrumen-penilaian-mat-smp
135928077 instrumen-penilaian-mat-smp135928077 instrumen-penilaian-mat-smp
135928077 instrumen-penilaian-mat-smpSlamet Achwandy
 
Pendekatan open-ended dalam pembelajaran matematika
Pendekatan open-ended dalam pembelajaran matematikaPendekatan open-ended dalam pembelajaran matematika
Pendekatan open-ended dalam pembelajaran matematikaIrianto Aras
 
Keterbagian, KPK & FPB
Keterbagian, KPK & FPBKeterbagian, KPK & FPB
Keterbagian, KPK & FPBHyronimus Lado
 
Rpp kd 3.1 induksi matematika fix
Rpp kd 3.1 induksi matematika fixRpp kd 3.1 induksi matematika fix
Rpp kd 3.1 induksi matematika fixAZLAN ANDARU
 
PEMBELAJARAN MATEMATIKA BERBASIS MASALAH (Gina Nur Hidayani 0903655))
PEMBELAJARAN MATEMATIKA BERBASIS MASALAH (Gina Nur Hidayani 0903655))PEMBELAJARAN MATEMATIKA BERBASIS MASALAH (Gina Nur Hidayani 0903655))
PEMBELAJARAN MATEMATIKA BERBASIS MASALAH (Gina Nur Hidayani 0903655))Interest_Matematika_2011
 
Modul 6 fungsi-fungsi multiplikatif
Modul 6   fungsi-fungsi multiplikatifModul 6   fungsi-fungsi multiplikatif
Modul 6 fungsi-fungsi multiplikatifAcika Karunila
 
Modul 7 persamaan diophantine
Modul 7   persamaan diophantineModul 7   persamaan diophantine
Modul 7 persamaan diophantineAcika Karunila
 
Rangkuman materi Hasilkali Transformasi
Rangkuman materi Hasilkali TransformasiRangkuman materi Hasilkali Transformasi
Rangkuman materi Hasilkali TransformasiNia Matus
 
Rpp bilangan bulat dan pecahan
Rpp bilangan bulat dan pecahanRpp bilangan bulat dan pecahan
Rpp bilangan bulat dan pecahanAYU Hardiyanti
 
Media pembelajaran matematika berbasis ict
Media pembelajaran matematika berbasis ictMedia pembelajaran matematika berbasis ict
Media pembelajaran matematika berbasis ictHeri Cahyono
 

Tendances (20)

Bab ix ruas garis berarah
Bab ix ruas garis berarahBab ix ruas garis berarah
Bab ix ruas garis berarah
 
Rpp persamaan dan fungsi kuadrat rev
Rpp persamaan dan fungsi kuadrat revRpp persamaan dan fungsi kuadrat rev
Rpp persamaan dan fungsi kuadrat rev
 
Koneksi Matematika
Koneksi MatematikaKoneksi Matematika
Koneksi Matematika
 
Pengantar analisis real_I
Pengantar analisis real_IPengantar analisis real_I
Pengantar analisis real_I
 
RPP kelas 10 KD 3.5 kurikulum 2013 revisi 2016 kiki ismayanti
RPP kelas 10 KD 3.5  kurikulum 2013 revisi 2016 kiki ismayantiRPP kelas 10 KD 3.5  kurikulum 2013 revisi 2016 kiki ismayanti
RPP kelas 10 KD 3.5 kurikulum 2013 revisi 2016 kiki ismayanti
 
Teori bilangan bab ii
Teori bilangan bab iiTeori bilangan bab ii
Teori bilangan bab ii
 
Rpp kd 3.2 program linear fix
Rpp kd 3.2 program linear fixRpp kd 3.2 program linear fix
Rpp kd 3.2 program linear fix
 
SK-KD Matematika SMP-MTs
SK-KD Matematika SMP-MTsSK-KD Matematika SMP-MTs
SK-KD Matematika SMP-MTs
 
135928077 instrumen-penilaian-mat-smp
135928077 instrumen-penilaian-mat-smp135928077 instrumen-penilaian-mat-smp
135928077 instrumen-penilaian-mat-smp
 
Pendekatan open-ended dalam pembelajaran matematika
Pendekatan open-ended dalam pembelajaran matematikaPendekatan open-ended dalam pembelajaran matematika
Pendekatan open-ended dalam pembelajaran matematika
 
Keterbagian, KPK & FPB
Keterbagian, KPK & FPBKeterbagian, KPK & FPB
Keterbagian, KPK & FPB
 
Rpp kd 3.1 induksi matematika fix
Rpp kd 3.1 induksi matematika fixRpp kd 3.1 induksi matematika fix
Rpp kd 3.1 induksi matematika fix
 
PEMBELAJARAN MATEMATIKA BERBASIS MASALAH (Gina Nur Hidayani 0903655))
PEMBELAJARAN MATEMATIKA BERBASIS MASALAH (Gina Nur Hidayani 0903655))PEMBELAJARAN MATEMATIKA BERBASIS MASALAH (Gina Nur Hidayani 0903655))
PEMBELAJARAN MATEMATIKA BERBASIS MASALAH (Gina Nur Hidayani 0903655))
 
Modul 6 fungsi-fungsi multiplikatif
Modul 6   fungsi-fungsi multiplikatifModul 6   fungsi-fungsi multiplikatif
Modul 6 fungsi-fungsi multiplikatif
 
Modul 7 persamaan diophantine
Modul 7   persamaan diophantineModul 7   persamaan diophantine
Modul 7 persamaan diophantine
 
Rangkuman materi Hasilkali Transformasi
Rangkuman materi Hasilkali TransformasiRangkuman materi Hasilkali Transformasi
Rangkuman materi Hasilkali Transformasi
 
Rpp bilangan bulat dan pecahan
Rpp bilangan bulat dan pecahanRpp bilangan bulat dan pecahan
Rpp bilangan bulat dan pecahan
 
Geometri netral (Neutral Geometry)
Geometri netral (Neutral Geometry)Geometri netral (Neutral Geometry)
Geometri netral (Neutral Geometry)
 
Media pembelajaran matematika berbasis ict
Media pembelajaran matematika berbasis ictMedia pembelajaran matematika berbasis ict
Media pembelajaran matematika berbasis ict
 
Bilangan kompleks
Bilangan kompleksBilangan kompleks
Bilangan kompleks
 

Similaire à Model pembelajaran matematika realistik indonesia

Modelpembelajaranmatematikarealistikindonesiapmrijadi 131021213803-phpapp01
Modelpembelajaranmatematikarealistikindonesiapmrijadi 131021213803-phpapp01Modelpembelajaranmatematikarealistikindonesiapmrijadi 131021213803-phpapp01
Modelpembelajaranmatematikarealistikindonesiapmrijadi 131021213803-phpapp01Sang Pencerahan
 
Pendekatan Pembelajaran realistik
Pendekatan Pembelajaran realistikPendekatan Pembelajaran realistik
Pendekatan Pembelajaran realistikVeronika Citra
 
Pembelajaran Matematika Realistik (PMR)
Pembelajaran Matematika Realistik (PMR)Pembelajaran Matematika Realistik (PMR)
Pembelajaran Matematika Realistik (PMR)T. Astari
 
Pendekatan problem solving
Pendekatan problem solvingPendekatan problem solving
Pendekatan problem solvingUmmi Rachmawati
 
Matematika realistik indonesia
Matematika realistik indonesiaMatematika realistik indonesia
Matematika realistik indonesiasinaramdhani
 
Bab1eksponendanlogaritma 131223074348-phpapp01
Bab1eksponendanlogaritma 131223074348-phpapp01Bab1eksponendanlogaritma 131223074348-phpapp01
Bab1eksponendanlogaritma 131223074348-phpapp01Bari Spd
 
Powerpoint seminar proposalku
Powerpoint seminar proposalkuPowerpoint seminar proposalku
Powerpoint seminar proposalkuNur Asiah
 
Pembelajaran materi trigonometri dalam menentukan luas daerah segitiga
Pembelajaran materi trigonometri dalam menentukan luas daerah segitigaPembelajaran materi trigonometri dalam menentukan luas daerah segitiga
Pembelajaran materi trigonometri dalam menentukan luas daerah segitigaGagal Seniman
 
Proposal penelitian
Proposal penelitianProposal penelitian
Proposal penelitiandedy solin
 
Proposal penelitian
Proposal penelitianProposal penelitian
Proposal penelitiandedy solin
 
Proposal penelitian
Proposal penelitianProposal penelitian
Proposal penelitiandedy solin
 

Similaire à Model pembelajaran matematika realistik indonesia (20)

Modelpembelajaranmatematikarealistikindonesiapmrijadi 131021213803-phpapp01
Modelpembelajaranmatematikarealistikindonesiapmrijadi 131021213803-phpapp01Modelpembelajaranmatematikarealistikindonesiapmrijadi 131021213803-phpapp01
Modelpembelajaranmatematikarealistikindonesiapmrijadi 131021213803-phpapp01
 
Rpp
RppRpp
Rpp
 
Pendekatan Pembelajaran realistik
Pendekatan Pembelajaran realistikPendekatan Pembelajaran realistik
Pendekatan Pembelajaran realistik
 
Tinjauan Pustaka
Tinjauan PustakaTinjauan Pustaka
Tinjauan Pustaka
 
Pembelajaran Matematika Realistik (PMR)
Pembelajaran Matematika Realistik (PMR)Pembelajaran Matematika Realistik (PMR)
Pembelajaran Matematika Realistik (PMR)
 
Orneo
OrneoOrneo
Orneo
 
laporan Ptk destri saragih merangin
laporan Ptk destri saragih meranginlaporan Ptk destri saragih merangin
laporan Ptk destri saragih merangin
 
Agissssss
AgissssssAgissssss
Agissssss
 
Pendekatan problem solving
Pendekatan problem solvingPendekatan problem solving
Pendekatan problem solving
 
Bab i (edit inty)
Bab i (edit inty)Bab i (edit inty)
Bab i (edit inty)
 
Matematika realistik indonesia
Matematika realistik indonesiaMatematika realistik indonesia
Matematika realistik indonesia
 
Makalah rme
Makalah rmeMakalah rme
Makalah rme
 
Bab1eksponendanlogaritma 131223074348-phpapp01
Bab1eksponendanlogaritma 131223074348-phpapp01Bab1eksponendanlogaritma 131223074348-phpapp01
Bab1eksponendanlogaritma 131223074348-phpapp01
 
Pkp matematika juita ut raha
Pkp matematika juita ut rahaPkp matematika juita ut raha
Pkp matematika juita ut raha
 
Rpp.1
Rpp.1Rpp.1
Rpp.1
 
Powerpoint seminar proposalku
Powerpoint seminar proposalkuPowerpoint seminar proposalku
Powerpoint seminar proposalku
 
Pembelajaran materi trigonometri dalam menentukan luas daerah segitiga
Pembelajaran materi trigonometri dalam menentukan luas daerah segitigaPembelajaran materi trigonometri dalam menentukan luas daerah segitiga
Pembelajaran materi trigonometri dalam menentukan luas daerah segitiga
 
Proposal penelitian
Proposal penelitianProposal penelitian
Proposal penelitian
 
Proposal penelitian
Proposal penelitianProposal penelitian
Proposal penelitian
 
Proposal penelitian
Proposal penelitianProposal penelitian
Proposal penelitian
 

Dernier

AKSI NYATA Numerasi Meningkatkan Kompetensi Murid_compressed (1) (1).pptx
AKSI NYATA  Numerasi  Meningkatkan Kompetensi Murid_compressed (1) (1).pptxAKSI NYATA  Numerasi  Meningkatkan Kompetensi Murid_compressed (1) (1).pptx
AKSI NYATA Numerasi Meningkatkan Kompetensi Murid_compressed (1) (1).pptxnursariheldaseptiana
 
Program Kerja Public Relations - Perencanaan
Program Kerja Public Relations - PerencanaanProgram Kerja Public Relations - Perencanaan
Program Kerja Public Relations - PerencanaanAdePutraTunggali
 
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsxvIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsxsyahrulutama16
 
MODUL AJAR SENI RUPA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR SENI RUPA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR SENI RUPA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR SENI RUPA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfAndiCoc
 
OPTIMALISASI KOMUNITAS BELAJAR DI SEKOLAH.pptx
OPTIMALISASI KOMUNITAS BELAJAR DI SEKOLAH.pptxOPTIMALISASI KOMUNITAS BELAJAR DI SEKOLAH.pptx
OPTIMALISASI KOMUNITAS BELAJAR DI SEKOLAH.pptxDedeRosza
 
Kisi kisi Ujian sekolah mata pelajaran IPA 2024.docx
Kisi kisi Ujian sekolah mata pelajaran IPA 2024.docxKisi kisi Ujian sekolah mata pelajaran IPA 2024.docx
Kisi kisi Ujian sekolah mata pelajaran IPA 2024.docxFitriaSarmida1
 
Aksi Nyata PMM Topik Refleksi Diri (1).pdf
Aksi Nyata PMM Topik Refleksi Diri (1).pdfAksi Nyata PMM Topik Refleksi Diri (1).pdf
Aksi Nyata PMM Topik Refleksi Diri (1).pdfEniNuraeni29
 
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfAndiCoc
 
TUGAS RUANG KOLABORASI 1.3 PRAKARSA PERUBAHAN
TUGAS RUANG KOLABORASI 1.3 PRAKARSA PERUBAHANTUGAS RUANG KOLABORASI 1.3 PRAKARSA PERUBAHAN
TUGAS RUANG KOLABORASI 1.3 PRAKARSA PERUBAHANwawan479953
 
Pengenalan Figma, Figma Indtroduction, Figma
Pengenalan Figma, Figma Indtroduction, FigmaPengenalan Figma, Figma Indtroduction, Figma
Pengenalan Figma, Figma Indtroduction, FigmaAndreRangga1
 
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.pptHAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.pptnabilafarahdiba95
 
Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptx
Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptxBab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptx
Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptxrizalhabib4
 
Panduan Memahami Data Rapor Pendidikan 2024
Panduan Memahami Data Rapor Pendidikan 2024Panduan Memahami Data Rapor Pendidikan 2024
Panduan Memahami Data Rapor Pendidikan 2024RahmadLalu1
 
MODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfAndiCoc
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdfAndiCoc
 
PPT Mean Median Modus data tunggal .pptx
PPT Mean Median Modus data tunggal .pptxPPT Mean Median Modus data tunggal .pptx
PPT Mean Median Modus data tunggal .pptxDEAAYUANGGREANI
 
AKSI NYATA TOPIK 1 MERDEKA BELAJAR. PPTX
AKSI NYATA TOPIK 1 MERDEKA BELAJAR. PPTXAKSI NYATA TOPIK 1 MERDEKA BELAJAR. PPTX
AKSI NYATA TOPIK 1 MERDEKA BELAJAR. PPTXIksanSaputra6
 
KELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKA
KELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKAKELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKA
KELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKAppgauliananda03
 
Modul Ajar IPAS Kelas 4 Fase B Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar IPAS Kelas 4 Fase B Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Modul Ajar IPAS Kelas 4 Fase B Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar IPAS Kelas 4 Fase B Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Abdiera
 
Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...
Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...
Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...pipinafindraputri1
 

Dernier (20)

AKSI NYATA Numerasi Meningkatkan Kompetensi Murid_compressed (1) (1).pptx
AKSI NYATA  Numerasi  Meningkatkan Kompetensi Murid_compressed (1) (1).pptxAKSI NYATA  Numerasi  Meningkatkan Kompetensi Murid_compressed (1) (1).pptx
AKSI NYATA Numerasi Meningkatkan Kompetensi Murid_compressed (1) (1).pptx
 
Program Kerja Public Relations - Perencanaan
Program Kerja Public Relations - PerencanaanProgram Kerja Public Relations - Perencanaan
Program Kerja Public Relations - Perencanaan
 
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsxvIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
 
MODUL AJAR SENI RUPA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR SENI RUPA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR SENI RUPA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR SENI RUPA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
OPTIMALISASI KOMUNITAS BELAJAR DI SEKOLAH.pptx
OPTIMALISASI KOMUNITAS BELAJAR DI SEKOLAH.pptxOPTIMALISASI KOMUNITAS BELAJAR DI SEKOLAH.pptx
OPTIMALISASI KOMUNITAS BELAJAR DI SEKOLAH.pptx
 
Kisi kisi Ujian sekolah mata pelajaran IPA 2024.docx
Kisi kisi Ujian sekolah mata pelajaran IPA 2024.docxKisi kisi Ujian sekolah mata pelajaran IPA 2024.docx
Kisi kisi Ujian sekolah mata pelajaran IPA 2024.docx
 
Aksi Nyata PMM Topik Refleksi Diri (1).pdf
Aksi Nyata PMM Topik Refleksi Diri (1).pdfAksi Nyata PMM Topik Refleksi Diri (1).pdf
Aksi Nyata PMM Topik Refleksi Diri (1).pdf
 
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
TUGAS RUANG KOLABORASI 1.3 PRAKARSA PERUBAHAN
TUGAS RUANG KOLABORASI 1.3 PRAKARSA PERUBAHANTUGAS RUANG KOLABORASI 1.3 PRAKARSA PERUBAHAN
TUGAS RUANG KOLABORASI 1.3 PRAKARSA PERUBAHAN
 
Pengenalan Figma, Figma Indtroduction, Figma
Pengenalan Figma, Figma Indtroduction, FigmaPengenalan Figma, Figma Indtroduction, Figma
Pengenalan Figma, Figma Indtroduction, Figma
 
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.pptHAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
 
Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptx
Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptxBab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptx
Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptx
 
Panduan Memahami Data Rapor Pendidikan 2024
Panduan Memahami Data Rapor Pendidikan 2024Panduan Memahami Data Rapor Pendidikan 2024
Panduan Memahami Data Rapor Pendidikan 2024
 
MODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
PPT Mean Median Modus data tunggal .pptx
PPT Mean Median Modus data tunggal .pptxPPT Mean Median Modus data tunggal .pptx
PPT Mean Median Modus data tunggal .pptx
 
AKSI NYATA TOPIK 1 MERDEKA BELAJAR. PPTX
AKSI NYATA TOPIK 1 MERDEKA BELAJAR. PPTXAKSI NYATA TOPIK 1 MERDEKA BELAJAR. PPTX
AKSI NYATA TOPIK 1 MERDEKA BELAJAR. PPTX
 
KELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKA
KELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKAKELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKA
KELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKA
 
Modul Ajar IPAS Kelas 4 Fase B Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar IPAS Kelas 4 Fase B Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Modul Ajar IPAS Kelas 4 Fase B Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar IPAS Kelas 4 Fase B Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
 
Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...
Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...
Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...
 

Model pembelajaran matematika realistik indonesia

  • 1. Model pembelajaran matematika realistik indonesia ( PMRI) A. Ruang Lingkup Pembelajaran PMRI merupakan suatu model pembelajaran matematika yang mengungkapkan pengalaman dan kejadian yang dekat dengan siswa sebagai sarana untuk memahamkan persoalan matematika. 1. Landasan Pemikiran Pembelajaran Matematika Realistik Indonesia Jenning dan Dunne (dalam Suharta, 2004:1), mengatakan bahwa kebanyakan siswa mengalami kesulitan dalam mengaplikasikan matematika ke dalam situasi kehidupan real. Menurut sejarahnya RME merupakan suatu pendekatan pembelajaran matematika yang dikembangkan di Belanda sekitar 30 tahun lalu oleh Freudenthal Institute (Streefland, 1991; Gravemeijer, 1994) Di Indonesia, RME disebut Pembelajaran Matematika Realistik (PMR). PMRI adalah adaptasi dari RME dalam Konteks Indonesia: Budaya, Alam, Sistem Sosial, dll. PMRI mengembangkan suatu teori pembelajaran matematika yang santun, terbuka dan komunikatif. Pendekatan ini dipandang sebagai pendekatan yang banyak memberikan harapan bagi dalam mengaplikasikan matematika ke dalam situasi kehidupan real. Guru dalam pembelajarannya di kelas tidak mengaitkan dengan skema yang telah dimiliki oleh siswa dan siswa kurang diberikan kesempatan untuk menemukan kembali dan mengkonstruksi sendiri ide-ide matematika. Menurut Van de Henvel- Panhuizen (dalam Suharta, 2004:1), bila anak belajar matematika terpisah dari pengalaman mereka sehari-hari maka anak akan cepat lupa dan tidak dapat mengaplikasikan matematika. 2. Tujuaan Pembelajaran matematika realistic Mengaitkan pembelajaran matematika yang abstrak dengan dikehidupan nyata agar matematika mudah dipahami.Ruseffendi (1979) menyarankan agar dalam menerangkan pengerjaan hitung sedapat mungkin supaya dimulai dengan menggunakan benda-benda real, gambarnya atau diagramnya yang ada kaitannya dengan kehidupan nyata sehari-hari. Kemudian dilanjutkan ke tahap kedua yaitu berupa modelnya dan akhirnya ke tahap simbol. Agar pembelajaran mudah diterima siswa.
  • 2. 3. Langkah-langkah pembelajaran matematika realistic Fauzi (2002:) mengemukakan langkah-langkah di dalam proses pembelajaran matematika dengan pendekatan PMR, sebagai berikut: Langkah pertama: memahami masalah kontekstual, yaitu guru memberikan masalah kontekstual dalam kehidupan sehari-hari dan meminta siswa untuk memahami masalah tersebut. Langkah kedua: menjelaskan masalah kontekstual, yaitu jika dalam memahami masalah siswa mengalami kesulitan, maka guru menjelaskan situasi dan kondisi dari soal dengan cara memberikan petunjuk-petunjuk atau berupa saran seperlunya, terbatas pada bagian-bagian tertentu dari permasalahan yang belum dipahami. Langkah ketiga: menyelesaikan masalah kontekstual, yaitu siswa secara individual menyelesaikan masalah kontekstual dengan cara mereka sendiri. Cara pemecahan dan jawaban masalah berbeda lebih diutamakan. Dengan menggunakan lembar kerja, siswa mengerjakan soal. Guru memotivasi siswa untuk menyelesaikan masalah dengan cara mereka sendiri. Langkah keempat: membandingkan dan mendiskusikan jawaban, yaitu guru menyediakan waktu dan kesempatan kepada siswa untuk membandingkan dan mendiskusikan jawaban masalah secara berkelompok. Siswa dilatih untuk mengeluarkan ide-ide yang mereka miliki dalam kaitannya dengan interaksi siswa dalam proses belajar untuk mengoptimalkan pembelajaran. Langkah kelima: menyimpulkan, yaitu guru memberi kesempatan kepada siswa untuk menarik kesimpulan tentang suatu konsep atau prosedur. # Kelebihan pembelajaran matematika realistik Menurut Suwarsono (2001:5) terdapat beberapa kekuatan atau kelebihan dari pembelajaran matematika realistik, yaitu: 1. Pembelajaran matematika realistik memberikan pengertian yang jelas kepada siswa tentang keterkaitan matematika dengan kehidupan sehari- hari dan kegunaan pada umumnya bagi manusia.
  • 3. 2. Pembelajaran matematika realistik memberikan pengertian yang jelas kepada siswa bahwa matematika adalah suatu bidang kajian yang dikonstruksi dan dikembangkan sendiri oleh siswa tidak hanya oleh mereka yang disebut pakar dalam bidang tersebut. 3. Pembelajaran matematika realistik memberikan pengertian yang jelas kepada siswa bahwa cara penyelesaian suatu soal atau masalah tidak harus tunggal dan tidak harus sama antara yang satu dengan orang yang lain. Setiap orang bisa menemukan atau menggunakan cara sendiri, asalkan orang itu sungguh-sungguh dalam mengerjakan soal atau masalah tersebut. Selanjutnya dengan membandingkan cara penyelesaian yang satu dengan cara penyelesaian yang lain, akan bisa diperoleh cara penyelesaian yang paling tepat, sesuai dengan tujuan dari proses penyelesaian masalah tersebut. 4. Pembelajaran matematika realistik memberikan pengertian yang jelas kepada siswa bahwa dalam mempelajari matematika, proses pembelajaran merupakan sesuatu yang utama dan orang harus menjalani proses itu dan berusaha untuk menemukan sendiri konsep-konsep matematika dengan bantuan pihak lain yang sudah lebih tahu (misalnya guru). Tanpa kemauan untuk menjalani sendiri proses tersebut, pembelajaran yang bermakna tidak akan tercapai. # Kesulitan dalam implementasi pembelajaran matematika realistik Adanya persyaratan-persyaratan tertentu agar kelebihan PMR dapat muncul justru menimbulkan kesulitan tersendiri dalam menerapkannya. Kesulitan-kesulitan tersebut, yaitu: 1. Tidak mudah untuk merubah pandangan yang mendasar tentang berbagai hal, misalnya mengenai siswa, guru dan peranan soal atau masalah kontekstual, sedang perubahan itu merupakan syarat untuk dapat diterapkannya PMR. 2. Pencarian soal-soal kontekstual yang memenuhi syarat-syarat yang dituntut dalam pembelajaran matematika realistik tidak selalu mudah untuk setiap pokok bahasan matematika yang dipelajari siswa, terlebih- lebih karena soal-soal tersebut harus bisa diselesaikan dengan bermacam- macam cara. 3. Tidak mudah bagi guru untuk mendorong siswa agar bisa menemukan berbagai cara dalam menyelesaikan soal atau memecahkan masalah. 4. Tidak mudah bagi guru untuk memberi bantuan kepada siswa agar dapat melakukan penemuan kembali konsep-konsep atau prinsip-prinsip matematika yang dipelajari.
  • 4. B. Contoh Penerapan Pembelajaran Pada Materi SPLDV, Menyelesaikan Soal Cerita 1. Kajian Kurikulum Dari materi-materi dalam GBPP matematika, guru harus mengatifkan siswa dalam pembelajaran matematematika. Selain itu standar kompetensi dan kompetensi dasar matematika disusun sebagai landasan pembelajaran untuk mengembangkan kemampuan. Selain itu dimaksudkan pula untuk mengembangkan kemampuan menggunakan matematika dalam pemecahan masalah dan mengkomunikasikan ide atau gagasan dengan menggunakan simbol, tabel, diagram, dan media lain. Dalam setiap kesempatan, pembelajaran matematika hendaknya dimulai dengan pengenalan masalah yang sesuai dengan situasi (contextual/realistic problem). Dengan mengajukan masalah kontekstual, peserta didik secara bertahap dibimbing untuk menguasai konsep matematika. 2. RPP Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Nama sekolah : SMP Mujahidin Mata Pelajaran : MATEMATIKA Kelas / Semester : VIII B/ 1 Pertemuan Ke : 4 Alokasi Waktu : 2 x 40 Menit Standar Kompetensi : Memecahkan masalah yang berkaitan dengan sistem persamaan linear dan pertidaksamaan satu variabel Kompetensi Dasar : Menyelesaikan sistem persamaan linear dua variabel dengan macam- macam metode. Indikator :
  • 5. Menentukan himpunan penyelesaian persamaan linear dengan metode gabungan. I. Tujuan Pembelajaran Siswa dapat menentukan penyelesaian sistem persamaan linear dua variabel dengan metode gabungan . Siswa dapat mengerjakan soal dengan menggunakan konsepnya sendiri. II. Bahan / Materi Ajar Sistem Persamaan Linear Dua Variabel III. Metode Pembelajaran • PMRI IV. Langkah-langkah Pembelajaran : ALOKAS PELAKSANAAN WAKTU a. Kegiatan awal : 1. Guru memberi salam sebagai pembuka pelajaran. 5 menit 2. Guru mengecek kehadiran siswa. 3. Apersepsi : Guru mengingatkan kembali tentang materi sebelumnya 10 menit mengenai penyelesaian SPLDV dengan metode subtitusi dan metode eliminasi “Pada pertemuan sebelumnya kita telah mempelajari tentang menyelesaikan SPLDV dengan menggunakan metode subtitusi dan metode eliminasi Metode subtitusi adalah Menentukan himpunan penyelesaiaan dengan cara merubahsalah satu persamaan linear kebentuk oprasi dua ruas yang memuat ruas kiri dan kanan, dengan salah satu ruas memuat satu peubah yang berkoefisien 1. Metode eliminasi adalah menyamakan koefisien variabel x atau y dari kedua pesamaan dengan menyamankan koifesien variabel x atau y. sehingga didapat nilai x atau y.” 4. Motivasi : Guru menjelaskan arti penting SPLDV dalam penyelesaian 5 menit permasalahan kehidupan sehari-hari, misalnya dalam menentukan harga
  • 6. barang, menentukan ukuran panjang atau lebar suatu bidang berbentuk persegi atau persegi panjang. 5. Menjelaskan tujuan pembelajaran yaitu menentukan penyelesaian soal-soal 5 menit dengan menggunakan metode gabungan . b. Kegiatan Inti : 6. Guru memberikan masalah kontekstual tentang SPLDV yang dapat diselasaikan 30 menit dengan metode gabungan dalam kehidupan sehari-hari dan meminta siswa untuk memahami masalah tersebut. “ Harga sebuah pensil dan 2 buku adalah Rp 5000,00 sedangkan harga 3 pensil dan sebuah buku adalah 5000,00 tentukan harga pensi dan buku !” 7. jika dalam memahami masalah siswa mengalami kesulitan, maka guru menjelaskan situasi dan kondisi dari soal dengan cara memberikan petunjuk- petunjuk atau berupa saran seperlunya, terbatas pada bagian-bagian tertentu dari permasalahan yang belum dipahami. “Untuk menyelesaikan premaslahaan akan lebih mudah jika soal tersebut diubah kedalam bentuk matematika, misalkan salah satu bilangan tersebut jadikan kedalam bentuk variabel yang berbeda” 8. siswa secara individual menyelesaikan masalah kontekstual dengan cara mereka sendiri. Cara pemecahan dan jawaban masalah berbeda. Guru memotivasi siswa untuk menyelesaikan masalah dengan cara mereka sendiri. “Kerjakan soal tersebut sesuai dengan ide-ide dan pemahamanmu sehingga dapat kita ketahui beberapa penyelesaian dari soal tersebut” 9. guru menyediakan waktu dan kesempatan kepada siswa untuk membandingkan dan mendiskusikan jawaban masalah secara berkelompok. Siswa dilatih untuk mengeluarkan ide-ide yang mereka miliki dalam kaitannya dengan interaksi siswa dalam proses belajar untuk mengoptimalkan pembelajaran. “Setelah menyelesaikan soal tersebut, sekarang kita diskusikan hasil- hasil pengerjaan soal tesebut !” 10. guru memberi kesempatan kepada siswa untuk menarik kesimpulan tentang suatu konsep atau prosedur. “Dari hasil diskusi tadi siapa diantara kalian yang akan memberikan
  • 7. kesimpulan dari cara pengerjaan dan materi ini !” 5 menit 11. Guru memberikan kesimpulan dari hasil materi yang disampaikan! “ dari materi yang disampaikan dapat disimpulkan bahwa menggunakan metode gabungan dapat mengeliminasi x atau y terlebih dahulu dengan hasi keduanya bernilai sama.” c. Kegiatan akhir 10. Guru memberikan post test untuk mengetahui seberapa besar pemahaman 10 menit siswa pada materi ajar. “Selesaikan soal berikut ini ! Jumblah dua bilangan cacah adalah 30 dan selisih kedua bilangan itu adalah 6. Tenukan kedua bilangan itu !” 11. Guru memberikan tugas rumah 12. Guru mengakhiri pertemuan degan mengucapkan salam 5 menit V. Alat / Bahan / Sumber belajar : Alat : papan tulis, mistar dan sepidol Media : Barang yang ada dalam kehidupan sehari-hari Sumber Belajar : Buku Paket dan LKS yang dipakai siswa di sekolah VI. Penilaian : tugas uraian Kunci jawaban soal post tes Misalkan kedua bilangan itu masing-masing adalah x dan y Jumblah dua bilangan : x + y =30 Selisih dua bilangan : x + y =6
  • 8. Sistem persamaan adalah x + y =30 dan x –y =6 A) eliminasi y pada kedua persamaan x + y = 30 x–y= 6 + 2x = 36 x = 18 B) subtitusi nilai x pada persamaan x - y = 6 x- y=6 18 - y =6 - y = 6 – 18 - y= -12 x -1 y = 12 Jadi kedua bilangan itu adalah 18 dan 12 Tugas rumah Kerjakan soal berikut dengan benar ! 1) Harga 2 baju dan 3 kaos adalah Rp 85.000,00 sedangkan harga 3 baju dan satu kaos adalah Rp 75.000,00. Tentukan harga baju dan kaos ! 2) Untuk menempuh jarak 2 kota. Anton mengendarai mobil dengan kecepatan rata-rata 60km/jam. Jika untuk menempuh jarak itu ia menghendakai tiba lebih cepat 30 menit maka kecepatan rata-rata menjadi 80km/jam. Misalkan jarak dua kota itu adalah x km dan waktu yang diperlukan t jam. Tentukan:
  • 9. a. dua persamaan dalam x dan t, b. jarak dua kota tersebut. Selamat bekerja semoga sukses Kunci jawaban tugas rumah 1) Misalkan: Harga sebuah baju = x rupiah Harga sebuah kaos = y rupiah Harga 2 baju dan 3 kaos : 2x + 3y = 85.000 Harga 3 baju dan 1 kaos : 3x + y = 75.000 persamaannya adalah 2x + 3y =85.000 dan 3x + y = 75.000 Eliminasikan nilai y pada kedua persamaan 2x + 3y = 85.000 |x 1| 2x + 3y = 85.000 3x + y = 75.000 |x 3| 9x + 3y = -140000 - -7x = -140000 x-1 x = 20.000 Subtitusikan nilai x pada persamaan 2x + 3y = 85.000 2x + 3y = 85.000 2(20.000) +3y = 85.000 40.000 +3y = 85.000 3 y = 85.0000 – 40.000
  • 10. 3 y = 45.000 y = 15.000 jadi harga sebuah baju = x rupiah adalah Rp. 20.000,00 dan harga sebuah kaos = y rupiah adalah Rp. 15.000,00 2. a. Dengan kecepatan rata-rata 80 km/jam, maka: Jarak =kecepatan × waktu x = 60t Dengan kecepatan rata-rata 80 km/jam dan tiba lebih cepat 30 menit, maka: Waktu = ( t - )jam Jarak = kecepatan × waktu x = 80( t - ) x = 80t – 40 Jadi, persamaannya adalah x = 60t dan x = 80t – 40 b. Berdasarkan hasil a diperoleh x = 60t dan x = 80t – 40. Dengan metode subtitusi maka langkah penyelesaiannya adalah: 60t = 80t – 40 60t 80t = -40 -20t = -40 t= t=2 Waktu yang diperlukan dengan kecepatan 60 km/jam = 2 jam. Jadi jarak yang ditempuh = 2 jam × 60 km/jam = 120 km. 3. Media Pembelajaran
  • 11. Media Media yang digunakan pada pembelajaran ini adalah benda yang digunakan dalam kehidupan sehari-hari. Agar permasalahan yang akan dibuat menjadi kontekstual/realistik pada siswa. 4. Sekenario Pembelajaran. a. Penanaman Konsep Pembelajaran konsep dasar merupakan jembatan yang harus dapat menghubungkan kemampuan kognitif siswa yang konkrit dengan konsep baru matematika yang abstrak. Dalam skenario pembelajaran ini terdapat pada tahap pemberian apersepsi sebagai penguat siswa sebelum menerima materi yang akan diajarkan. b. Pemahaman Konsep Pemahaman konsep yaitu pembelajaran lanjutan dari penanaman konsep yang bertujuan agar siswa lebih memahami suatu konsep matematika. Pada scenario pembelajaran ini terdapat pada kegiatan inti. Guru memberikan masalah kontekstual dan siswa menemukan jawaban masisng-masing sesauai dengan pemikirannya c. Pembinaan Keterampilan Pembinaan keterampilan yaitu pembelajaran lanjutan dari penanaman konsep dan pemahaman konsep. Pembelajarann pembinaan keterampilan bertujuan agar siswa lebih terampil menggunakan berbagai konsep matematika. Pada scenario pembelajaran pembinaan keterampilan terdapat pada pemberian, LKS dan pemberian PR. C. Penutup a. Kesimpulan •Pembelajaran model PMRI akan merubah dari guru yang aktif menjelaskan konsep atau prosedur penyelesaian masalah menjadi guruyang memberikan kesempatan pada siswa untuk menemukan sendiri caranya menyelesaikan suatu masalah.
  • 12. • Pembelajaran bukan lagi berorientasi pada guru, tetapi pada siswa. • Guru sudah berusaha memulai pembelajaran dengan memberikan pada siswa masalah yang kontekstual. • Guru sudah meminta dan mendorong siswa berani menjelaskan idenya. • Guru tidak lagi menganjurkan siswa menggunakan strategi tertentu tetapi memotivasi mereka mencari dan menggunakan strategi sendiri b. Saran Perlu persiapan yang matang pada penggunaan metode ini karena dibutuhkan waktu yang tidak sedikit, materi yang ditentukan dan kesiapan siswa.