Makalah Hubungan Keterampilan Berbicara dengan Tiga Keterampilan Berbahasa Lainnya
1. 1
MAKALAH
HUBUNGAN KETERAMPILAN BERBICARA
DENGAN TIGA KETERAMPILAN
BERBAHASA LAINNYA
Disusun untuk memenuhi tugas individu mata kuliah
Bahasa Indonesia
Disusun Oleh:
Fajar Mentari
1401413496
Kelas 4E
PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
2015
2. 1
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Sebuah ungkapan yang berasal dari bahasa asing mengatakan,
“Manusia adalah hewan atau makhluk hidup yang pandai berbicara.“ Hal
itu menunjukkan bahwa keterampilan berbicara menjadi ciri khas makhluk
yang disebut manusia. Manusia mampu berbicara dalam aneka ragam
bahasa. Kemampuan seperti itu bukanlah sesuatu yang bersifat naluriah
seperti halnya pada binatang, tetapi diperoleh melalui proses belajar dan
latihan yang terus menerus.
Berbicara merupakan salah satu keterampilan berbahasa yang
utama dan yang pertama kali dipelajari oleh manusia dalam hidupnya
sebelum mempelajari keterampilan berbahasa lainnya. Sejak seorang bayi
lahir, ia sudah belajar menyuarakan lambang-lambang bunyi bicara
melalui tangisan untuk berkomunikasi dengan lingkungannya. Suara
tangisan itu baru menandakan adanya potensi dasar kemampuan berbicara
dari seorang anak yang perlu distimuli dan dikembangkan lebih lanjut oleh
lingkungannya melalui berbagai latihan dan pembelajaran. Orang akan
merasa terusik jika anaknya lahir tanpa suara tangisan. Orang akan merasa
lebih sedih lagi jika anaknya tumbuh dewasa tanpa memiliki kemampuan
berbicara secara lisan.
Setiap manusia dituntut terampil berkomunikasi, terampil
menyatakan pikiran, gagasan, ide, dan perasaan. Terampil menangkap
informasi-informasi yang didapat, dan terampil pula menyampaikan
informasi-informasi yang diterimanya.
Keterampilan berbicara juga memiliki peran penting dalam
pendidikan, baik di lingkungan keluarga, sekolah maupun masyarakat luas.
Proses transfer ilmu pengetahuan kepada subyek didik pada umumnya
disampaikan secara lisan. Tata krama dalam pergaulan, nilai-nilai, norma-
norma, dan adat kebiasaan yang berlaku dalam masyarakat juga banyak
diajarkan terlebih dahulu secara lisan. Hal ini berlaku dalam masyarakat
tradisional maupun masyarakat modern.
3. 2
Kemampuan berbicara sangat penting dalam kehidupan manusia
karena sebagian besar aktivitas kehidupan manusia membutuhkan
dukungan kemampuan berbicara. Dalam ketrampilan berbahasa tidak
hanya aspek berbica ada tiga keterampilan bahasa lainnya yakni
(menyimak, berbicara, membaca, menulis) keempat aspek keterampilan
bahasa tersebut tidak dapat dipisahkan karena mempunyai keterkaitan satu
sama lain maka dari kami ingin mengetahui hubungan antara aspek
berbicara dengan ketiga aspek lainnya. Maka dari itu penulis membuat
makalah yang berjudul “ Hubungan Keterampilan Berbicara dengan Tiga
Keterampilan Berbahasa lainnya”.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang tersebut rumusan masalah yang akan
dibahas dalam makalah ini adalah hubungan atau keterkaitan antara
keterempilan berbicara dengan ketiga aspek keterempilan bahasa lainnya
(menyimak, membaca, dan menulis).
C. Tujuan Penulisan
Tujuan penulisan makalah ini adalah untuk mengetahui hubungan
atau keterkaitan antara keterempilan berbicara dengan ketiga aspek
keterempilan bahasa lainnya (menyimak, membaca, dan menulis).
4. 3
II. PEMBAHASAN
A. Pengertian Berbicara
Menurut para ahli pengertian berbicara adalah sebagai berikut :
1. Menurut St. y Slamet (2007:12) menjelaskan bahwa berbicara adalah
kegiatan mengekspresikan gagasan, perasaan, dan kehendak pembicara
yang perlu diungkapkan kepada orang lain dalam bentuk ujaran.
Sedangkan menurut Sabarti Ahdiah (1992:3) berbicara adalah
keterampilan menyampaikan pesan melalui bahasa lisan. Selanjutnya
Nurhatim (2009:1) berbicara adalah bentuk komunikasi verbal yang
dilakukan manusia dalam rangka pengungkapan gagasan dan ide yang
telah disusun dalam pikiran.
2. Menurut Suharyanti (1996:5), berbicara adalah suatu sistem tanda-tanda
yang dapat didengar (audible) yang dapat dilihat (visualble) yang
memanfaatkan sejumlah otot dan jaringan otot tubuh manusia demi
maksud dan tujuan gagasan-gagasan yang dikomunikasikan.
3. Maeda G Arsjad dan Mukti U.S. (1988:17) menjelaskan bahwa
kemampuan berbicara adalah kemampuan mengucapkan bunyi-bunyi
artikulasi atau mengucapkan kata-kata yang mengekspresikan,
menyatakan, dan menyampaikan pikiran, gagasan, dan perasaan.
Pendengar menerima informasi melalui rangkaian nada, tekanan, dan
penempatan persendian (juncture).
4. Chaney (Hayriye Kayi, 2009:1) mendefinisikan speaking is theprocessof
building and sharing meaning throught the use of verbal and non verbal
symbols, in variety of contexts, yang artinya berbicara adalah proses
menyampaikan berbagai maksud dan tujuan secara lisan dan tanpa
memakai simbol – simbol dalam berbagai hal. Menurut Hayriye Kayi
pula bahwa speaking is a crucial part of second language learning and
teaching yang artinya berbicara merupakan suatu bagian dari
pembelajaran berbahasa dan kegiatan mengajar.
5. Berbicara pada hakikatnya merupakan suatu proses komunikasi sebab di
dalamnya terjadi pemindahan pesan dari suatu sumber ke tempat lain
(Haryadi dan Zamzani, 1997:54).
5. 4
6. Berbicara merupakan salah satu aspek yang penting dibelajarkan kepada
siswa karena berbicara melibatkan kegiatan produktif siswa dalam
menyampaikan ujaran secara lisan (Nurhatim, 2009:1). Dalasm kegiatan
berbicara akan dapat berjalan dengan baik apabila antar pembicara sama-
sama menguasai bahasa pendengar (Sty Slamet, 2007:12).
7. Guntur Tarigan (2013:3) berpendapat bahwa berbicara adalah suatu
keterampilan berbahasa yang berkembang pada kehidupan anak, yang
hanya didahului oleh keterampilan menyimak, dan pada masa tersebutlah
kemampuan berbicara atu berujar dipelajari.
8. Ece Sukmana, S.Pd., M.Pd. berpendapat bahwa berbicara merupakan
salah satu aspek keterampilan berbahasa berwujud ujaran bertekanan dan
berorientasi, dihasilkan oleh dan melalui alat ucap dilengkapi dengan
paralinguistik berupa mimik dan dramatisasi serta digunakan untuk
mengungkapkan kreativitas perasaan maupun pikiran yang sesuai dengan
situasi pemakaiannya (2011:104)
9. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (Anton M. Moeliono, dkk.,
1998:114) dinyatakan bahwa berbicara adalah berkata, bercakap,
berbahasa, melahirkan pendapat dengan perkataan, tulisan dan
sebagainya atau berunding.
10. Berbicara secara umum dapat diartikan suatu penyampaian maksud (ide,
pikiran, isi hati) seseorang kepada orang lain dengan menggunakan
bahasa lisan sehingga maksud tersebut dapat dipahami oleh orang
lain(Depdikbud, 1984:3/1985:7). Pengertiannya secara khusus banyak
dikemukakan oleh para pakar. Henry Guntur Tarigan (2008:16),
mengemukakan berbicara adalah kemampuan mengucapkan bunyi-bunyi
artikulasi atau kata-kata untuk mengekspresikan, menyatakan serta
menyampaikan pikiran, gagasan, dan perasaan. Sedangkan sebagai
bentuk atau wujudnya berbicara disebut sebagai suatu alat untuk
mengkomunikasikan gagasan-gagasan serta dikembangkan sesuai dengan
kebutuhan-kebutuhan sang pendengar atau penyimak.
6. 5
B. Tujuan dan Fungsi Berbicara
1. Tujuan Berbicara
Tujuan berbicara adalah untuk menginformasikan, untuk
melaporkan sesuatu hal pada pendengar. Sesuatu tersebut dapat berupa,
menjelaskan sesuatu proses, menguraikan, menafsirkan, atau
menginterpretasikan sesuatu hal, memberi, menyebarkan, atau menanamkan
pengetahuan, menjelaskan kaitan, hubungan, relasi antara benda, hal, atau
peristiwa.
2. Fungsi Berbicara
Fungsi umum berbicara ialah sebagai alat komunikasi sosial.
Berbicara sangatlah menyatu dengan kehidupan manusia,dan setiap manusia
menjadi anggota masyarakat. Aktivitas sebagai anggota masyarakat sangat
tergantung pada penggunaan tutur kata masyarakat setempat. Gagasan,
ide,pemikiran,harapan dan keinginan disampaikan dengan berbicara. Aksi
dan reaktif manusia dalam kelompok masyarakat tergantung pada tutur kata
yang digunakan karena keslamatan seseorang itu ada pada pembicaraannya.
Adapun fungsi berbicara secara khusus ialah :
a) Berbicara berfungsi untuk mengungkapkan perasaan seseorang.
b) Berbicara berfungsi untuk memotivasi orang lain agar bersikap dan
berbuat sesuatu.
c) Berbicara berfungsi untuk membicarakan sesuatu permasalahan dengan
topik tertentu.
d) Berbicara berfungsi untuk menyampaikan pendapat, amanat, atau pesan.
e) Berbicara berfungsi untuk saling menyapa atau sekedar untuk
mengadakan kontak.
f) Berbicara berfungsi untuk membicarakan masalah dengan bahasa
tertentu.
g) Berbicara berfungsi sebagai alat penghubung antar daerah dan budaya
7. 6
C. Hubungan antara Berbicara dengan Tiga Keterampilan Berbahasa
Lainnya
1. Berbicara dengan Menyimak
Berbicara dan menyimak adalah dua kegiatan yang berbeda namun
berkaitan erat dan tak terpisahkan. Kegiatan menyimak didahului oleh
kegiatan berbicara. Kegiatan berbicara dan menyimak saling melengkapi
dan berpadu menjadi komunikasi lisan, seperti dalam bercakap-cakap,
diskusi, bertelepon, tanya-jawab, interview, dan sebagainya.
Kegiatan berbicara dan menyimak saling melengkapi, tidak ada
gunanya orang berbicara bila tidak ada orang yang menyimak. Tidak
mungkin orang menyimak bila tidak ada orang yang berbicara. Melalui
kegiatan menyimak siswa mengenal ucapan kata, struktur kata, dan struktur
kalimat.
Keterampilan berbicara menunjang keterampilan bahasa lainnya.
Pembicara yang baik mampu memberikan contoh agar dapat ditiru oleh
penyimak yang baik. Pembicara yang baik mampu memudahkan penyimak
untuk menangkap pembicaraan yang disampaikan.
Berbicara dan menyimak merupakan kegiatan berbahasa lisan, dua-
duanya berkaitan dengan bunyi bahasa. Dalam berbicara seseorang
menyampaikan informasi melalui suara atau bunyi bahasa, sedangkan dalam
menyimak seseorang mendapat informasi melalui ucapan atau suara.
Berbicara dan menyimak merupakan dua kegiatan yang tidak dapat
dipisahkan, kegiatan berbicara selalu disertai kegiatan menyimak, demikian
pula kegiatan menyimak akan didahului kegiatan berbicara. Keduanya
sama-sama penting dalam komunikasi.
Menurut Brooks (dalam Tarigan, 2013:4) berbicara dan menyimak
merupakan kegiatan komunikasi dua arah yang langsung, merupakan
komunikasi tatap muka atau face-to-face communication. Hal-hal yang
dapat memperlihatkan eratnya hubungan antara berbicara dan menyimak
adalah sebagai berikut:
a) Ujaran (speech) biasanya dipelajari melalui menyimak dan meniru
(imitasi).
8. 7
b) Kata-kata yang akan dipakai serta dipelajari oleh sang anak biasanya
ditentukan oleh perangsang (stimuli) yang mereka temui dan kata-kata
yang paling banyak memberi bantuan atau pelayanan dalam
menyampaikan ide-ide atau gagasan mereka.
c) Ujaran sang anak mencerminkan pemakaian bahasa di rumah dan
masyarakat tempatnya hidup.
d) Anak yang lebih muda lebih dapat memahami kalimat-kalimat yang jauh
lebih panjang dan rumit daripada kalimat-kalimat yang dapat
diucapkannya.
e) Meningkatkan keterampilan menyimak berarti membantu meningkatkan
kualitas berbicara seseorang.
f) Bunyi atau suara merupakan suatu faktor penting dalam meningkatkan
cara pemakaian kata-kata sang anak. Oleh karena itu, sang anak akan
tertolong kalau mereka menyimak ujaran-ujaran yang baik dari para guru
dan lingkungan sekitarnya.
g) Berbicara dengan bantuan alat-alat peraga akan menghasilkan
penangkapan informasi yang lebih baik pada pihak penyimak.
2. Berbicara dengan Membaca
Berbicara dan membaca berbeda dalam sifat, sarana, dan fungsi.
Berbicara bersifat produktif, ekspresif melalui sarana bahasa lisan dan
berfungsi sebagai penyebar informasi. Membaca bersifat reseptif melalui
sarana bahasa tulis dan berfungsi sebagai penerima informasi.
Bahan pembicaraan sebagian besar didapat melalui kegiatan
membaca. Semakin sering orang membaca semakin banyak informasi yang
diperolehnya. Hal ini merupakan pendorong bagi yang bersangkutan untuk
mengekspresikan kembali informasi yang diperolehnya antara lain melalui
berbicara.
Hubungan-hubungan antara bidang kegiatan lisan dan membaca
telah dapat diketahui dari beberapa telaah penelitian, antara lain :
a) Performansi atau penampilan membaca berbeda sekali dengan kecakapan
berbicara.
9. 8
b) Pola-pola ujaran orang yang tunaaksara mungkin mengganggu pelajaran
membaca bagi anak.
c) Kalau pada tahun-tahun awal sekolah, ujaran membentuk suatu dasar
bagi pelajaran membaca, maka membaca bagi anak-anak kelas yang
lebih tinggi turut membantu meningkatkan keterampilan
berbicara mereka.
d) Kosakata khusus mengenai bahan bacaan haruslah diajarkan secara
langsung. Apabila muncul kata-kata baru dalam buku bacaan siswa,
maka guru hendaknya mendiskusikannya dengan siswa agar
mereka memahami maknanya sebelum mereka mulai membacanya.
3. Berbicara dengan Menulis
Kegiatan berbicara maupun kegiatan menulis bersifat produktif-
ekspresif. Kedua kegiatan itu berfungsi sebagai penyampai informasi.
Penyampaian informasi melalui kegiatan berbicara disalurkan melalui
bahasa lisan, sedangkan penyampaian informasi dalam kegiatan menulis
disalurkan melalui bahasa tulis.
Informasi yang digunakan dalam berbicara dan menulis diperoleh
melalui kegiatan menyimak ataupun membaca. Keterampilan menggunakan
kaidah kebahasaan dalam kegiatan berbicara menunjang keterampilan
menulis. Keterampilan menggunakan kaidah kebahasaan menunjang
keterampilan berbicara. Berikut adalah persamaan dari keterampilan
berbicara dan menulis :
a) Anak belajar berbicara jauh sebelum dia dapat menulis; dan kosakata,
pola-pola kalimat serta organisasi ide-ide yang memberi ciri kepada
ujarannya merupakan dasar bagi keterampilan menulis berikutnya.
b) Anak yang telah dapat berbicara dengan lancar biasanya dapat pula
menuliskan pengalaman-pengalaman pertamanya serta tepat tanpa
diskusi lisan pendahuluan tetapi dia masih perlu membicarakan ide-ide
yang rumit yang diperolehnya dari tangan kedua.
c) Perbedaan-perbedaan antara berbicara dengan menulis juga ada, di
antaranya, keterampilan berbicara atau komunikasi lisan cenderung ke
arah kurang berstruktur, lebih sering berubah-ubah, tidak tetap dan
10. 9
biasanya lebih kacau dan membingungkan daripada komunikasi tulis.
Komunikasi tulis cenderung lebih unggul dalam isi pikiran maupun
struktur kalimat, lebih formal dalam gaya bahasa dan jauh lebih teratur
dalam pengertian ide-ide. Penulis biasanya telah memikirkan dalam-
dalam setiap kalimat sebelum dia menulis naskahnya. Selain itu, dia juga
sering memeriksa serta memperbaiki kalimat-kalimatnya beberapa kali
sebelum dia menyelesaikan tulisannya.
d) Pembuatan catatan serta bagan atau rangka ide-ide yang akan
disampaikan pada suatu pembicaraan akan menolong siswa untuk
mengutarakan ide-ide tersebut kepada para pendengar. Para siswa harus
belajar berbicara dari catatan-catatan, dan mereka membutuhkan banyak
latihan berbicara dari catatan agar penyajiannya tidak terputus-putus.
Menyimak dan membaca erat berhubungan dalam hal bahwa keduanya
merupakan alat untuk menerima komunikasi. Berbicara dan menulis erat
berhubungan dalam hal bahwa keduanya merupakan cara untuk
mengekspresikan makna atau arti.
11. 10
III. SIMPULAN
Keterampilan berbicara adalah kemampuan mengucapkan bunyi-
bunyi artikulasi atau kata-kata untuk mengekspresikan, menyatakan serta
menyampaikan pikiran, gagasan, dan perasaan.
Tujuan berbicara adalah untuk menginformasikan, untuk
melaporkan sesuatu hal pada pendengar. Fungsi umum berbicara ialah
sebagai alat komunikasi sosial. Adapun fungsi berbicara secara khusus ialah :
a) Berbicara berfungsi untuk mengungkapkan perasaan seseorang.
b) Berbicara berfungsi untuk memotivasi orang lain agar bersikap dan
berbuat sesuatu.
c) Berbicara berfungsi untuk membicarakan sesuatu permasalahan dengan
topik tertentu.
d) Berbicara berfungsi untuk menyampaikan pendapat, amanat, atau pesan.
e) Berbicara berfungsi untuk saling menyapa atau sekedar untuk mengadakan
kontak.
f) Berbicara berfungsi untuk membicarakan masalah dengan bahasa tertentu.
g) Berbicara berfungsi sebagai alat penghubung antardaerah dan budaya.
Kegiatan berbicara dan menyimak saling melengkapi dan berpadu
menjadi komunikasi lisan, seperti dalam bercakap-cakap, diskusi, bertelepon,
tanya-jawab, interview, dan sebagainya.
Berbicara dan membaca berbeda dalam sifat, sarana, dan fungsi.
Berbicara bersifat produktif, ekspresif melalui sarana bahasa lisan dan
berfungsi sebagai penyebar informasi.
Kegiatan berbicara maupun kegiatan menulis bersifat produktif-
ekspresif. Kedua kegiatan itu berfungsi sebagai penyampai informasi.
12. 11
DAFTAR PUSTAKA
Haryadi dan Zamzani. 1999/2000. Peningkatan Keterampilan Berbahasa
Indonesia. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat
Jenderal Pendidikan Tinggi.
Kurniawan, Rahmad. 2013. Keterampilan Berbahasa. Diunduh dari
http://rahmadputeraindonesia.blogspot.com/2013/03/makalah-
keterampilan-berbahasa.html.
Nursalimah, Listia. 2014. Hubungan Keterampilan Berbicara. Diunduh dari
http://listianurr.blogspot.com/2014/06/makalah-hubungan-
keterampilan-berbicara.html.
St. Y. Slamet dan Amir. 1996. Peningkatan Keterampilan Berbahasa Indonesia
(Bahasa Lisan dan Bahasa Tertulis). Surakarta: Universitas
Sebelas Maret.
Tarigan , Henry Guntur. 2013. Berbicara Sebagai Suatu Keterampilan
Berbahasa. Bandung : Angkasa.