SlideShare une entreprise Scribd logo
1  sur  33
PUSDIKLAT BELA
KEWASPADAAN
DINI
Pemberian Mata Diklat ini bertujuan untuk membekali peserta
Diklat Kader Bela Negara agar dapat menumbuhkembangkan
kepekaan, kesiagaan dan antisipasi terhadap setiap potensi
ancaman dan mampu mengantisipasi dampak ideologi, politik,
ekonomi, sosial dan budaya yang tidak sesuai dengan kepribadian
bangsa sebagai calon Kader Bela Negara.
Kompetensi Dasar
• Mengerti dan memahami tentang kewaspadaan dini.
• Mengerti dan Memahami deteksi dini dan peringatan
dini.
• Mengerti dan memahami kewaspadaan dini di daerah.
• Mengerti dan memahami implementasi awal
kewaspadaan dini : temu cepat dan lapor cepat.
Indikator Keberhasilan
PERUBAHAN
Dengan berlakunya Peraturan Presiden Nomor 67 tahun 2013
tentang Koordinasi Intelijen Negara, Peraturan Menteri Dalam
Negeri Nomor 11 tahun 2006 tentang Komunitas Intelijen
Daerah sebagaimana telah diubah, dengan Peraturan Menteri
Dalam Negeri Nomor 16 tahun 2011 tentang Perubahan Atas
Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 11 tahun 2006 tentang
Komunitas Intelijen Daerah dan Peraturan Menteri Dalam
Negeri Nomor 12 tahun 2006 tentang Kewaspadaan Dini
Masyarakat di Daerah tidak sesuai lagi dengan perkembangan
keadaan serta kebutuhan penyelenggaran pemerintahan daerah
sehingga perlu diganti dengan Peraturan Menteri Dalam
Negeri Nomor 2 tahun 2018 tentang Kewaspadaan Dini di
Daerah tanggal 11 januari 2018.
PENGERTIAN
BUKU PUTIH PERTAHANAN INDONESIA 2015 :
Kemampuan kewaspadaan dini dikembangkan untuk mendukung
sinergisme penyelenggaraan pertahanan militer dan pertahanan nirmiliter
secara optimal, sehingga terwujud kepekaan, kesiagaan, dan antisipasi
setiap warga negara dalam menghadapi potensi ancaman. Di sisi lain,
kewaspadaan dini dilakukan untuk mengantisipasi berbagai dampak
ideologi, politik, ekonomi, sosial, dan budaya yang bisa menjadi ancaman
bagi kedaulatan, keutuhan NKRI dan keselamatan bangsa.
PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 2 TAHUN 2018 TENTANG
KEWASPADAAN DINI DI DAERAH :
Kewaspadaan Dini adalah serangkaian upaya/tindakan untuk menangkal
segala potensi ancaman, tantangan, hambatan dan gangguan dengan
meningkatkan pendeteksian dan pencegahan dini.
VISUALISASI
KEMAMPUAN
KEWASPADAAN
DINI
KEWASPADAAN
DINI DI DAERAH
TIM
KEWASPADAAN
DINI DAERAH
FORUM
KEWASPADAAN
DINI
MASYARAKAT
DETEKSI DINI
DAN
PERINGATAN
DINI DLM
SISKAMNAS
POTENSI
ANCAMAN
NONMILI
MILITER
NIRMILI
TER
MILITER
FKDM
TNI
TKD
PEMDA
K/L
SINERGISME
KEWASPADAAN DINI
DI DAERAH
DETEKSI
&
PERINGATAN DINI
ANCA
MAN
KEUTUHAN WILAYAH, KEDAULATAN DAN KESELAMATAN
BANGSA
KEPEKAAN, KESIAGAAN DAN ANTISIPASI
KEWASPADAAN DINI
ANCAMAN
Ancaman adalah setiap upaya,
pekerjaan, kegiatan, dan tindakan, baik
dari dalam negeri maupun luar negeri,
yang dinilai dan/atau dibuktikan dapat
membahayakan keselamatan bangsa,
keamanan, kedaulatan, keutuhan
wilayah Negara Kesatuan Republik
Indonesia, dan kepentingan nasional di
berbagai aspek, baik ideologi, politik,
ekonomi, sosial budaya, maupun
pertahanan dan keamanan.
INTELIJEN
• Adalah suatu ilmu atau pengetahuan untuk mengumpulkan atau menilai bahan
keterangan (baket) yang berguna bagi kepentingan pemakai intelijen itu sendiri, yang
dapat berupa perorangan (individu), komandan militer, atau seorang pembuat
kebijakan (policy maker), yang dapat pula suatu instansi, kepala negara atau kepala
pemerintahan.
• Intelijen adalah pengetahuan, organisasi, dan kegiatan yang terkait dengan perumusan
kebijakan, strategi nasional, dan pengambilan keputusan berdasarkan analisis dari
informasi dan fakta yang terkumpul melalui metode kerja untuk pendeteksian dan
peringatan dini dalam rangka pencegahan, penangkalan, dan penanggulangan setiap
ancaman terhadap keamanan nasional.
Jono Hatmodjo, Intelijen sebagai Ilmu (Intelligence as a Science), Balai
Pustaka Jakarta, 2003
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 17 tahun 2011
tentang Intelijen Negara
PRINSIP-PRINSIPANALISIS INTELIJEN*:
• Forecasting (Perkiraan). Forecasting pada dasarnya adalah suatu olah pikir
dalam memberikan perkiraan tentang bayangan dari sebuah gambaran
tentang kemungkinan perkembangan situasi yang bisa terjadi di masa yang
akan datang.
• Early detection (Deteksi Dini). Early Detection pada dasarnya merupakan
sebuah fungsi atau juga sebuah upaya untuk dapat “menemukan”
terdapatnya “sesuatu” gejala awal atau indikasi awal, yang walaupun saat
ini masih berskala kecil, tetapi diperkirakan akan dapat berkembang
menjadi sesuatu yang memerlukan perhatian serius.
• Early Warning (Peringatan Dini). Early Warning pada dasarnya adalah
sebuah upaya untuk memberikan gambaran situasi yang bisa menjadi
ancaman yang perlu mendapatkan perhatian. Sebab bila diabaikan akan
mengundang berbagai implikasi, dampak, risiko. Atau bahaya yang dapat
muncul di masa yang akan datang, berdasarkan identifikasi masalah,
judgement dan early detection.
*Supono Soegirman, Etika Praktis Intelijen Dari Sungai Tambak Beras hingga
Perang Cyber, Penerbit Media Bangsa, Jakarta 2014
Kaidah penyusunan forecasting
• Cyclic Forecasting, penyusunan perkiraan yang
dilakukan dengan mengikuti teori bahwa segala
sesuatu memiliki siklus sendiri dan biasanya kejadian-
kejadian yang selalu mengikutinya selalu berulang
mengikutinya.
• Causative Forecasting, perkiraan yang disusun
dilakukan dengan cara mengaitkan prinsip sebab
akibat, baik yang bersifat positif maupun yang
bersifat negatif.
DETEKSI DINI DAN PERINGATAN DINI
DALAM SISKAMNAS
INTELIJEN
NEGARA
PENYELIDIKA
N
PENGAMANA
N
PENGGALANG
AN
• Badan Intelijen Negara;
• Intelijen Tentara Nasional
Indonesia;
• Intelijen Kepolisian Negara
Republik Indonesia;
• Intelijen Kejaksaan
Republik Indonesia;
• Intelijen
kementerian/lembaga
pemerintah
nonkementerian.
PERINGATAN
DINI
DAN ANTISIPASI
Bentuk dan sifat ancaman
yang potensial dan nyata
terhadap keselamatan dan
eksistensi bangsa dan negara
serta peluang yang ada bagi
kepentingan dan keamanan
nasional.
PUSDIKLAT BELA
PUSDIKLAT BELA
KEWASPADAAN DINI DI DAERAH
MASYARA
KAT
FKDM
• Wakil-wakil ormas;
• Perguruan Tinggi;
• Lembaga pendidikan lain;
Tokoh masyarakat;
• Tokoh adat;
• Tokoh agama;
• Tokoh pemuda;
• dan elemen masyarakat
Iainnya.
Deteksi &
Cegah Dini
AGHT DI
DAERAH
PUSDIKLAT BELA
PUSDIKLAT BELA
TKD PEMDA UNSUR PERANGKAT
DAERAH
BANG SDM DAERAH
DIKLAT &
SOSIALISASI
INTELIJEN NEGARA
FKDM ?
FKDM
• Pembentukan FKDM dilakukan oleh masyarakat dan ditetapkan oleh
Pemerintah Daerah
• Keanggotaan FKDM terdiri atas unsur wakil organisasi
kemasyarakatan, tenaga pendidik, tokoh pemuda, tokoh adat, tokoh
agama atau elemen masyarakat lainnya.
• Jumlah keanggotaan FKDM di daerah provinsi, FKDM di daerah
kabupaten/kota, dan FKDM di kecamatan, berjumlah masing-masing
paling banyak 5 (lima) orang yang terdiri atas 1 (satu) orang ketua, 1
(satu) orang wakil ketua merangkap sekretaris dan 3 (tiga) orang
anggota.
FKDM
FKDM bertugas:
a. Menjaring, menampung, mengoordinasikan,
dan mengomunikasikan data serta informasi
dari masyarakat mengenai potensi ATHG; dan
b. Memberikan laporan informasi dan
rekomendasi sebagai bahan pertimbangan Tim
Kewaspadaan Dini Pemerintah Daerah.
TEMU CEPAT DAN LAPOR
CEPAT
Unsur-Unsur
Keterangan
Jono Hatmodjo (2003;15) menjelaskan unsur-unsur keterangan sebagai berikut :
• Apa (What) : yang telah terjadi, sedang terjadi, yang akan terjadi dan sebagainy
• Siapa (Who) : yang melakukan, yang mengatakan dan lain- lain.
• Kapan (When) : kejadian itu sudah, sedang, berlangsung atau apakah yang akan
terjadi. Jika ditentukan, jangka waktu pengumpulan itu harus dis
• Dimana (Where): penyebutan atau penjelasan tempat atau tempat-tempat yang re
• Bagaimana (How) : cara bagaimana melaksanakannya serta berlangsungny
itu.
• Mengapa (Why) : pertanyaan-pertanyaan demikian ditanyakan motivasinya pada w
sama.
LAPORAN
INFORMASI
Jono Hatmodjo (2003;18) menjelaskan bahwa laporan informasi adalah
laporan yang hanya berisikan bahan keterangan (informasi) faktual yang
dapat dianggap obyektif jika dapat menggambarkan kejadian-kejadian yang
sebenarnya atau fakta-fakta lain yang tidak terdapat lagi di luar ini. Dari
penjelasan Jono Hatmodjo (2003;164) sebuah laporan informasi berisi :
• Kepada (tujuan pengiriman laporan)
• Dari (pengirim laporan)
• Sumber (sumber informasi)
• Nilai lapangan (penilaian)
• Masalah (permaslahan yang dilaporkan)
• Isi laporan (berisikan bahan keterangan/informasi faktual)
• Catatan dari Sumber (beberapa catatan dari sumber yang merupakan
pendapat sumber itu sendiri)
PUSDIKLAT BELA
Sifat dan Karakterteristik
Bahan Keterangan
Supono Soegirman (2014;280) menjelaskan tentang beberapa sifat dan karakterteristik yang
harus dipenuhi bahan keterangan sebagai berikut :
• Lengkap, dalam arti memenuhi 5 W + 1 H (what, who, when, where, why, how).
• Jelas, dalam arti bahasanya mudah dipahami dengan rincian diantaranya, tidak terlalu
banyak menggunakan bahasa asing, runtut, dan sebagainya.
• Cepat, lebih cepat lebih baik jika memang sifat bahan keterangan menghendaki demikian.
• Relevan, dalam arti terdapat keterkaitan yang konsisten dengan persoalan pokok yang
sedang menjadi perhatian.
• Singkat dan padat, dalam arti subtansinya mencukupi kebutuhan dan sekaligus juga tidak
disajikan berkepanjangan.
PUSDIKLAT BELA
Check, re-check dan cross
check
Agar kebenaran informasi dapat dipertanggungjawabkan, perlu diadakan beberapa langkah
pemeriksaan seperti yang diuraikan oleh Supono Soegirman (2014;106) berikut ini :
• Check (pemeriksaan)
Check dilakukan oleh penerima laporan kepada yang memberikan laporan untuk memastikan maksud
dan inti substansi pelaporannya. Dengan demikian, tidak terjadi salah persepsi atau perbedaan persepsi
antara pelapor dengan penerima.
• Re-check (pemeriksaan ulang)
Dilakukan oleh penerima laporan kepada sumber informasi langsung. Bukan melalui pelapor. Hal ini
dilakukan karena boleh jadi ketika melaporkan sesuatu substansi kepada pelapor, ternyata dilaporkan
secara kurang lengkap atau bahkan ada perbedaan.
• Cross Check (pemeriksaan silang)
Dilakukan oleh penerima laporan kepada pelapor lain dengan menggunakan sumber informasi yang
berbeda dengan sumber yang digunakan pelapor pertama. Jika sumber yang digunakan ternyata akan
kurang efektif.
PUSDIKLAT BELA
Penilaian
• Riyanto (2014;15) menjelaskan bahwa : “A1 biasanya informasi yang didapatkan dari
tokoh-tokoh atau pelaku utama serta decision makers-nya. Sementara itu, nilai
informasi yang perlu dilakukan cross check adalah informasi yang berasal dari media
massa disimbolkan dengan C-3. Kebanyakan dari nilai informasi intelijen bernilai
B-2 atau hasil langsung operasi lapangan”.
• Supono Soegirman (2014;176) menguraikan : “Akurasi dan kebenaran informasi, juga
sangat tergantung pada “relevansi” antara sumber informasi dengan informasi yang
diberikan. Sekadar contoh, seorang ulama yang perillakunya baik, tidak pernah
berbohong, dan sebagainya, belum tentu dapat memberikan informasi yang memiliki
“kebenaran-akurasi informasi” yang tinggi, sebab relevansinya kurang. Di dalam
intelijen, ulama tersebut sebagai “sumber informasi” dapat digolongkan sebagai
terpercaya, misalnya diberi nilai neraca B. Tetapi informasinya belum tentu memiliki
nilai tinggi dalam hal akurasi, meskipun belum tentu salah. Karena itu, masih perlu
dilakukan cek, recek dan cross cek. Dalam intelijen misalnya, nilai informasinya
diberi kriteria 3. dengan demikian, perlu dicek agar setelah itu dapat meningkat yang
semula klasifikasinya B-3 lalu menjadi B-2”.
PUSDIKLAT BELA
RANGKUMAN
• Early detection (Deteksi Dini). Early Detection pada dasarnya merupakan sebuah
fungsi atau juga sebuah upaya untuk dapat “menemukan” terdapatnya “sesuatu” gejala
awal atau indikasi awal, yang walaupun saat ini masih berskala kecil, tetapi
diperkirakan akan dapat berkembang menjadi sesuatu yang memerlukan perhatian
serius.
• Early Warning (Peringatan Dini). Early Warning pada dasarnya adalah sebuah upaya
untuk memberikan gambaran situasi yang bisa menjadi ancaman yang perlu
mendapatkan perhatian. Sebab bila diabaikan akan mengundang berbagai implikasi,
dampak, risiko. Atau bahaya yang dapat muncul di masa yang akan datang,
berdasarkan identifikasi masalah, judgement dan early detection.
• Kewaspadaan dini merupakan sinergisme deteksi dini dan peringatan dini dalam
sistem keamanan nasional dengan kewaspadaan dini di daerah yang diselenggarakan
secara optimal guna mewujudkan kepekaan, kesiagaan, dan antisipasi setiap warga
negara dalam menghadapi potensi ancaman dan berbagai dampak ideologi, politik,
ekonomi, sosial, dan budaya yang bisa menjadi ancaman bagi kedaulatan, keutuhan
NKRI dan keselamatan bangsa.
DISKUSI
PENGOLAHAN (PENILAIAN &
PENGANALISAAN)
NERACA INFORMASI
KEPERCAYAAN TERHADAP
SUMBER KETERANGAN
A = DIPERCAYA SEPENUHNYA
B = BIASANYA DAPAT DIPERCAYA
C = AGAK DAPAT DIPERCAYA
D = BIASANYA TDK DPT DIPERCAYA
E = KEPERCAYAAN TDK DAPT
DINILAI
KEBENARAN ISI BAHAN
KETERANGAN
1 = KEBENARANNYA DITEGASKAN
OLEH SUMBER LAIN
2 = SANGAT MUNGKIN BENAR
3 = MUNGKIN BENAR
4 = KEBENARANNYA MERAGU-
RAGUKAN
5 = TIDAK MUNGKIN BENAR
6 = KEBENARANNYA TDK DAPAT
DINILAI
DISKUSI KEWASPADAAN DINI
PERKEMBANGAN LINGKUNGAN STRATEGIS NASIONAL
Kepala Grup Departemen Pengedaran Uang Bank Indonesia Luctor E Tapiheru dalam konferensi pers di gedung Bareskrim Polri, Jakarta, hari Rabu 18
Oktober 2017 mengatakan bahwa Bank Indonesia sepaham dengan kepolisian dan pengadilan untuk menggunakan Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2011
tentang Mata Uang bagi jaringan pengedar uang palsu yang sanksinya cukup berat, Bank Indonesia bekerja sama dengan Bareskrim Polri berhasil
mengungkap jaringan peredaran uang palsu yang melibatkan enam tersangka.
Sementara itu pada hari Selasa tanggal 21 November 2017 Direktur Eksekutif Departemen Pengelolaan Uang BI Suhaedi menunjukan barang bukti uang
palsu yang telah dimusnahkan secara tertutup di Bank Indonesia pada Oktober 2017. Bank Indonesia (BI) mengimbau masyarakat untuk mewaspadai
beredarnya uang palsu menjelang Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) 2018 yang akan terjadi di sejumlah daerah di Indonesia. Bank Indonesia terus
melakukan sosialisasi kepada masyarakat terkait cara membedakan ciri-ciri uang palsu yang muncul menjelang proses kampanye atau Tiga D (dilihat,
diraba, dan diterawang) agar masyarakat bisa mengetahui ciri-ciri uang palsu yang bisa saja muncul jelang dan saat Pilkada nanti. Momentum Pilkada
seringkali rentan terjadi politik uang, dan para oknum sengaja memanfaatkan momentum tersebut untuk melakukan peredaran uang palsu. Bank Indonesia
juga bekerja sama dengan pihak kepolisian di seluruh Indonesia untuk berupaya mencegah terjadinya penyebaran uang palsu di tengah masyarakat.
Nantinya, penanganan kasus uang palsu akan lebih efektif bukan hanya kepada pengedar uang, tetapi juga hingga pemodalnya.
KEJADIAN AKTUAL
Saat anda membeli minuman di Kedai Kopi “Nikmat” langganan anda milik Sdr. Abdul Haris (67) yang berlokasi di Jalan Aria Putra No 57A, Pamulang,
Kota Tangerang Selatan pada hari Minggu tanggal 10 Desember 2017 sekira pukul 20.30, Sdr. Abdul Haris mengungkapkan bahwa ia baru saja menjadi
korban Sdr. Sugihartono (64) yang sengaja mengedarkan uang palsu dengan cara membeli kopi dengan uang palsu Rp. 50.000,-, kemudian Sdr. Abdul
Haris menyerahkan uang kembalian yang asli. Setelah Sdr. Sugihartono membayar dan pergi sekira pukul 19.45, Sdr. Abdul Haris baru sadar bahwa uang
yang diterimanya merupakan uang palsu setelah membandingkan dengan uang yang asli. Sdr. Abdul Haris menduga bahwa pelaku adalah anggota
jaringan pengedar uang palsu yang beroperasi di wilayah Kota Tangerang Selatan. Saat anda berada di Kedai Kopi “Nikmat” tersebut secara kebetulan
anda juga bertemu dengan Sdr. Bambang (54) yang kebetulan tetangga pelaku dan juga pelanggan tetap di Kedai Kopi “Nikmat” milik Sdr. Abdul Haris.
Sdr. Bambang menceritakan bahwa ia pernah ditawarkan oleh Sdr. Sugihartono untuk membeli uang palsu dengan cara memberikan uang asli pecahan
Rp. 50. 000,- sejumlah Rp. 400. 000.- dan akan menerima uang palsu pecahan Rp 50. 000.- sejumlah Rp. 1. 200. 000,- sebagai gantinya. Baik Sdr. Abdul
Haris maupun Sdr. Bambang mengetahui bahwa saat ini anda telah menjadi pegawai Bank Indonesia dan berharap anda bertindak dengan melaporkan hal
tersebut kepada pihak Bank Indonesia guna bersama-sama pihak kepolisian mengungkap jaringan pengedar uang palsu di Kota Tangerang Selatan.
DISKUSI
Hari ini diperanggapkan adalah hari Senin tanggal 11 Desember 2017 sekira pukul 07.00, anda adalah seorang staf di Departemen Pengedaran Uang
Bank Indonesia dan saat ini sudah berada di kantor anda di Jakarta. Buatlah Laporan Informasi dari anda kepada Kepala Grup Departemen Pengedaran
Uang Bank Indonesia tentang kejadian tersebut. Diskusikan dalam hubungan kelompok/kelas hal-hal berikut :
1. Tentukan Sumber informasi (hanya 1 orang sumber).
2. Beri penilaian terhadap sumber.
3. Temukan Unsur Unsur Keterangan dengan format 5W + 1H (SIABIDIBAME) dari Kejadian Aktual di atas.
4. Susunlah analisa singkat dan sederhana untuk mendapatkan sebuah perkiraan (forecasting) dengan menggunakan kaidah Cyclic Forecasting (perkiraan
berdasarkan siklus kejadian) atau Causative Forecasting (perkiran yang didasarkan hubungan sebab akibat) terkait kejadian aktual di atas, dengan tetap
memperhatikan perkembangan lingkungan strategis nasional yang melatarbelakangi kejadian aktual tersebut, guna memperkirakan kejadian berikutnya
yang mungkin akan terjadi.
• PERKEMBANGAN LINGKUNGAN STRATEGIS NASIONAL
• Kepala Grup Departemen Pengedaran Uang Bank Indonesia Luctor E Tapiheru
dalam konferensi pers di gedung Bareskrim Polri, Jakarta, hari Rabu 18 Oktober
2017 mengatakan bahwa Bank Indonesia sepaham dengan kepolisian dan
pengadilan untuk menggunakan Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2011 tentang
Mata Uang bagi jaringan pengedar uang palsu yang sanksinya cukup berat,
Bank Indonesia bekerja sama dengan Bareskrim Polri berhasil mengungkap
jaringan peredaran uang palsu yang melibatkan enam tersangka.
• Sementara itu pada hari Selasa tanggal 21 November 2017 Direktur Eksekutif
Departemen Pengelolaan Uang BI Suhaedi menunjukan barang bukti uang
palsu yang telah dimusnahkan secara tertutup di Bank Indonesia pada Oktober
2017. Bank Indonesia (BI) mengimbau masyarakat untuk mewaspadai
beredarnya uang palsu menjelang Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) 2018
yang akan terjadi di sejumlah daerah di Indonesia. Bank Indonesia terus
melakukan sosialisasi kepada masyarakat terkait cara membedakan ciri-ciri
uang palsu yang muncul menjelang proses kampanye atau Tiga D (dilihat,
diraba, dan diterawang) agar masyarakat bisa mengetahui ciri-ciri uang palsu
yang bisa saja muncul jelang dan saat Pilkada nanti. Momentum Pilkada
seringkali rentan terjadi politik uang, dan para oknum sengaja memanfaatkan
momentum tersebut untuk melakukan peredaran uang palsu. Bank Indonesia
juga bekerja sama dengan pihak kepolisian di seluruh Indonesia untuk berupaya
mencegah terjadinya penyebaran uang palsu di tengah masyarakat. Nantinya,
penanganan kasus uang palsu akan lebih efektif bukan hanya kepada pengedar
uang, tetapi juga hingga pemodalnya.
• Saat anda membeli minuman di Kedai Kopi “Nikmat” langganan anda milik Sdr. Abdul
Haris (67) yang berlokasi di Jalan Aria Putra No 57A, Pamulang, Kota Tangerang Selatan
pada hari Minggu tanggal 10 Desember 2017 sekira pukul 20.30, Sdr. Abdul Haris
mengungkapkan bahwa ia baru saja menjadi korban Sdr. Sugihartono (64) yang sengaja
mengedarkan uang palsu dengan cara membeli kopi dengan uang palsu Rp. 50.000,-,
kemudian Sdr. Abdul Haris menyerahkan uang kembalian yang asli. Setelah Sdr.
Sugihartono membayar dan pergi sekira pukul 19.45, Sdr. Abdul Haris baru sadar bahwa
uang yang diterimanya merupakan uang palsu setelah membandingkan dengan uang
yang asli. Sdr. Abdul Haris menduga bahwa pelaku adalah anggota jaringan pengedar
uang palsu yang beroperasi di wilayah Kota Tangerang Selatan. Saat anda berada di
Kedai Kopi “Nikmat” tersebut secara kebetulan anda juga bertemu dengan Sdr. Bambang
(54) yang kebetulan tetangga pelaku dan juga pelanggan tetap di Kedai Kopi “Nikmat”
milik Sdr. Abdul Haris. Sdr. Bambang menceritakan bahwa ia pernah ditawarkan oleh Sdr.
Sugihartono untuk membeli uang palsu dengan cara memberikan uang asli pecahan
Rp. 50. 000,- sejumlah Rp. 400. 000.- dan akan menerima uang palsu pecahan Rp 50.
000.- sejumlah Rp. 1. 200. 000,- sebagai gantinya. Baik Sdr. Abdul Haris maupun Sdr.
Bambang mengetahui bahwa saat ini anda telah menjadi pegawai Bank Indonesia dan
berharap anda bertindak dengan melaporkan hal tersebut kepada pihak Bank Indonesia
guna bersama-sama pihak kepolisian mengungkap jaringan pengedar uang palsu di Kota
Tangerang Selatan.
• DISKUSI
• Hari ini diperanggapkan adalah hari Senin tanggal 11 Desember 2017 sekira pukul
07.00, anda adalah seorang staf di Departemen Pengedaran Uang Bank Indonesia dan
saat ini sudah berada di kantor anda di Jakarta. Buatlah Laporan Informasi dari anda
kepada Kepala Grup Departemen Pengedaran Uang Bank Indonesia tentang kejadian
tersebut. Diskusikan dalam hubungan kelompok/kel
1.Tentukan Sumber informasi (hanya 1 orang sumber).
2.Beri penilaian terhadap sumber.
3.Temukan Unsur Unsur Keterangan dengan format 5W
+ 1H (SIABIDIBAME) dari Kejadian Aktual di atas.
4.Susunlah analisa singkat dan sederhana untuk
mendapatkan sebuah perkiraan (forecasting) dengan
menggunakan kaidah Cyclic Forecasting (perkiraan
berdasarkan siklus kejadian) atau Causative
Forecasting (perkiran yang didasarkan hubungan
sebab akibat) terkait kejadian aktual di atas, dengan
tetap memperhatikan perkembangan lingkungan
strategis nasional yang melatarbelakangi kejadian
aktual tersebut, guna memperkirakan kejadian
berikutnya yang mungkin akan terjadi.
TERIMAKASIH

Contenu connexe

Tendances

Draft Rancangan Aksi Perubahan Pelatihan Kepemimpinan Administrator
Draft Rancangan Aksi Perubahan Pelatihan Kepemimpinan AdministratorDraft Rancangan Aksi Perubahan Pelatihan Kepemimpinan Administrator
Draft Rancangan Aksi Perubahan Pelatihan Kepemimpinan Administrator
Ardi Susanto
 
Rencana Aksi Perubahan Pelatihan Kepemimpinan Administrator Puslatbang KMP LA...
Rencana Aksi Perubahan Pelatihan Kepemimpinan Administrator Puslatbang KMP LA...Rencana Aksi Perubahan Pelatihan Kepemimpinan Administrator Puslatbang KMP LA...
Rencana Aksi Perubahan Pelatihan Kepemimpinan Administrator Puslatbang KMP LA...
Ardi Susanto
 

Tendances (20)

Materi pembinaan rtrw
Materi pembinaan rtrwMateri pembinaan rtrw
Materi pembinaan rtrw
 
TELAAHAN STAF TENTANG PAKTA INTEGRITAS
TELAAHAN STAF TENTANG PAKTA INTEGRITASTELAAHAN STAF TENTANG PAKTA INTEGRITAS
TELAAHAN STAF TENTANG PAKTA INTEGRITAS
 
Habituasi
HabituasiHabituasi
Habituasi
 
Peran Core Value ASN Dalam Reformasi Birokrasi
Peran Core Value ASN Dalam Reformasi BirokrasiPeran Core Value ASN Dalam Reformasi Birokrasi
Peran Core Value ASN Dalam Reformasi Birokrasi
 
Pentingnya kewaspadaan dini masyarakat untuk menjaga keamanan
Pentingnya kewaspadaan dini masyarakat untuk menjaga keamananPentingnya kewaspadaan dini masyarakat untuk menjaga keamanan
Pentingnya kewaspadaan dini masyarakat untuk menjaga keamanan
 
Kesiapsiagaan Bela Negara
Kesiapsiagaan Bela NegaraKesiapsiagaan Bela Negara
Kesiapsiagaan Bela Negara
 
Draft Rancangan Aksi Perubahan Pelatihan Kepemimpinan Administrator
Draft Rancangan Aksi Perubahan Pelatihan Kepemimpinan AdministratorDraft Rancangan Aksi Perubahan Pelatihan Kepemimpinan Administrator
Draft Rancangan Aksi Perubahan Pelatihan Kepemimpinan Administrator
 
Arah kebijakan perencanaan pembangunan desa
Arah kebijakan perencanaan pembangunan desa Arah kebijakan perencanaan pembangunan desa
Arah kebijakan perencanaan pembangunan desa
 
Materi Sosialisasi Penyelenggaraan Trantib.ppt
Materi Sosialisasi Penyelenggaraan Trantib.pptMateri Sosialisasi Penyelenggaraan Trantib.ppt
Materi Sosialisasi Penyelenggaraan Trantib.ppt
 
Karang Taruna berdasarkan Permendagri dan Permensos
Karang Taruna berdasarkan Permendagri dan PermensosKarang Taruna berdasarkan Permendagri dan Permensos
Karang Taruna berdasarkan Permendagri dan Permensos
 
Petunjuk Teknis Pelaksanaan Desa Bersih Narkoba
Petunjuk Teknis Pelaksanaan Desa Bersih NarkobaPetunjuk Teknis Pelaksanaan Desa Bersih Narkoba
Petunjuk Teknis Pelaksanaan Desa Bersih Narkoba
 
Buku Pegangan PSM
Buku Pegangan PSMBuku Pegangan PSM
Buku Pegangan PSM
 
Hubungan kelembagaan
Hubungan kelembagaanHubungan kelembagaan
Hubungan kelembagaan
 
PAPARAN KARODALOPS SOPS POLRI
PAPARAN KARODALOPS SOPS POLRIPAPARAN KARODALOPS SOPS POLRI
PAPARAN KARODALOPS SOPS POLRI
 
6 April Linmas.ppt
6 April Linmas.ppt6 April Linmas.ppt
6 April Linmas.ppt
 
Pekerja sosial masyarakat (psm)
Pekerja sosial masyarakat (psm)Pekerja sosial masyarakat (psm)
Pekerja sosial masyarakat (psm)
 
Tugas draft rencana aksi bela negara
Tugas draft rencana aksi bela negara Tugas draft rencana aksi bela negara
Tugas draft rencana aksi bela negara
 
Rencana Aksi Perubahan Pelatihan Kepemimpinan Administrator Puslatbang KMP LA...
Rencana Aksi Perubahan Pelatihan Kepemimpinan Administrator Puslatbang KMP LA...Rencana Aksi Perubahan Pelatihan Kepemimpinan Administrator Puslatbang KMP LA...
Rencana Aksi Perubahan Pelatihan Kepemimpinan Administrator Puslatbang KMP LA...
 
Program Inovasi Desa
Program Inovasi DesaProgram Inovasi Desa
Program Inovasi Desa
 
Perlindungan perempuan 2
Perlindungan perempuan 2Perlindungan perempuan 2
Perlindungan perempuan 2
 

Similaire à KEWASPADAAN DINI.pptx

Kebijakan pemerintah daerah kabupaten garut dalam penyelenggaraan ketertiban ...
Kebijakan pemerintah daerah kabupaten garut dalam penyelenggaraan ketertiban ...Kebijakan pemerintah daerah kabupaten garut dalam penyelenggaraan ketertiban ...
Kebijakan pemerintah daerah kabupaten garut dalam penyelenggaraan ketertiban ...
BADAR_HAMID
 
Buku Audit Sosial PNPM Antara Retorika dan Realita
Buku Audit Sosial PNPM Antara Retorika dan RealitaBuku Audit Sosial PNPM Antara Retorika dan Realita
Buku Audit Sosial PNPM Antara Retorika dan Realita
konsepsintb
 
PERAN-DPRD-DALAM-PEMBANGUNAN-DESA(1).pptx
PERAN-DPRD-DALAM-PEMBANGUNAN-DESA(1).pptxPERAN-DPRD-DALAM-PEMBANGUNAN-DESA(1).pptx
PERAN-DPRD-DALAM-PEMBANGUNAN-DESA(1).pptx
desriantoboy2
 

Similaire à KEWASPADAAN DINI.pptx (20)

Pusat Pelayanan Terpadu Pemberdayaan Perempuan dan Anak
Pusat Pelayanan Terpadu Pemberdayaan Perempuan dan AnakPusat Pelayanan Terpadu Pemberdayaan Perempuan dan Anak
Pusat Pelayanan Terpadu Pemberdayaan Perempuan dan Anak
 
HASIL DISKUSI KELOMPOK 3 (1).pptx
HASIL DISKUSI KELOMPOK 3 (1).pptxHASIL DISKUSI KELOMPOK 3 (1).pptx
HASIL DISKUSI KELOMPOK 3 (1).pptx
 
Agenda 1 , Bela Negara.pptx
Agenda 1 , Bela Negara.pptxAgenda 1 , Bela Negara.pptx
Agenda 1 , Bela Negara.pptx
 
resume jurnal I Gede mooc 2023 terbaru.pdf
resume jurnal I Gede mooc  2023 terbaru.pdfresume jurnal I Gede mooc  2023 terbaru.pdf
resume jurnal I Gede mooc 2023 terbaru.pdf
 
13886366.ppt
13886366.ppt13886366.ppt
13886366.ppt
 
Sistem Manajemen Nasional
Sistem Manajemen NasionalSistem Manajemen Nasional
Sistem Manajemen Nasional
 
Tesis bunda uken
Tesis bunda ukenTesis bunda uken
Tesis bunda uken
 
Materi Manajemen Organisasi Karang Taruna.pptx
Materi Manajemen Organisasi Karang Taruna.pptxMateri Manajemen Organisasi Karang Taruna.pptx
Materi Manajemen Organisasi Karang Taruna.pptx
 
Kebijakan pemerintah daerah kabupaten garut dalam penyelenggaraan ketertiban ...
Kebijakan pemerintah daerah kabupaten garut dalam penyelenggaraan ketertiban ...Kebijakan pemerintah daerah kabupaten garut dalam penyelenggaraan ketertiban ...
Kebijakan pemerintah daerah kabupaten garut dalam penyelenggaraan ketertiban ...
 
Materi Manajemen Organisasi Karang Taruna.pptx
Materi Manajemen Organisasi Karang Taruna.pptxMateri Manajemen Organisasi Karang Taruna.pptx
Materi Manajemen Organisasi Karang Taruna.pptx
 
PPT Protokoler dan Komunikasi Masa.pptx
PPT Protokoler dan Komunikasi Masa.pptxPPT Protokoler dan Komunikasi Masa.pptx
PPT Protokoler dan Komunikasi Masa.pptx
 
ppt layak anak .pptx
ppt layak anak .pptxppt layak anak .pptx
ppt layak anak .pptx
 
Materi desa siaga
Materi desa siagaMateri desa siaga
Materi desa siaga
 
Buku Audit Sosial PNPM Antara Retorika dan Realita
Buku Audit Sosial PNPM Antara Retorika dan RealitaBuku Audit Sosial PNPM Antara Retorika dan Realita
Buku Audit Sosial PNPM Antara Retorika dan Realita
 
Resume MOOC.pdf
Resume MOOC.pdfResume MOOC.pdf
Resume MOOC.pdf
 
PERAN-DPRD-DALAM-PEMBANGUNAN-DESA(1).pptx
PERAN-DPRD-DALAM-PEMBANGUNAN-DESA(1).pptxPERAN-DPRD-DALAM-PEMBANGUNAN-DESA(1).pptx
PERAN-DPRD-DALAM-PEMBANGUNAN-DESA(1).pptx
 
PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PEMBERANTASAN KORUPSI
PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PEMBERANTASAN KORUPSIPARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PEMBERANTASAN KORUPSI
PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PEMBERANTASAN KORUPSI
 
a94cd_INTEGRITAS__NEW_.pptx
a94cd_INTEGRITAS__NEW_.pptxa94cd_INTEGRITAS__NEW_.pptx
a94cd_INTEGRITAS__NEW_.pptx
 
PERAN BAPENA.pptx
PERAN BAPENA.pptxPERAN BAPENA.pptx
PERAN BAPENA.pptx
 
Materi wisuda untag 7 sep2019 won
Materi wisuda untag 7 sep2019   wonMateri wisuda untag 7 sep2019   won
Materi wisuda untag 7 sep2019 won
 

Dernier

aksi nyata penyebaran pemahaman merdeka belajar
aksi nyata penyebaran pemahaman merdeka belajaraksi nyata penyebaran pemahaman merdeka belajar
aksi nyata penyebaran pemahaman merdeka belajar
HafidRanggasi
 
Latsol TWK Nasionalisme untuk masuk CPNS
Latsol TWK Nasionalisme untuk masuk CPNSLatsol TWK Nasionalisme untuk masuk CPNS
Latsol TWK Nasionalisme untuk masuk CPNS
dheaprs
 
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptxBab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
ssuser35630b
 
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ikabab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
AtiAnggiSupriyati
 
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptxPPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
dpp11tya
 

Dernier (20)

Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptxKontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
 
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfContoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
 
aksi nyata penyebaran pemahaman merdeka belajar
aksi nyata penyebaran pemahaman merdeka belajaraksi nyata penyebaran pemahaman merdeka belajar
aksi nyata penyebaran pemahaman merdeka belajar
 
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptxPendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
 
PPT AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH DUA.pptx
PPT AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH DUA.pptxPPT AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH DUA.pptx
PPT AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH DUA.pptx
 
Latsol TWK Nasionalisme untuk masuk CPNS
Latsol TWK Nasionalisme untuk masuk CPNSLatsol TWK Nasionalisme untuk masuk CPNS
Latsol TWK Nasionalisme untuk masuk CPNS
 
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptxBab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
 
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptxPerumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
 
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdf
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdfMODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdf
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdf
 
PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING...
PELAKSANAAN  + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY &  WAREHOUSING...PELAKSANAAN  + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY &  WAREHOUSING...
PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING...
 
Materi Sosiologi Kelas X Bab 1. Ragam Gejala Sosial dalam Masyarakat (Kurikul...
Materi Sosiologi Kelas X Bab 1. Ragam Gejala Sosial dalam Masyarakat (Kurikul...Materi Sosiologi Kelas X Bab 1. Ragam Gejala Sosial dalam Masyarakat (Kurikul...
Materi Sosiologi Kelas X Bab 1. Ragam Gejala Sosial dalam Masyarakat (Kurikul...
 
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UTKeterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
 
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptxPERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
 
(NEW) Template Presentasi UGM 2 (2).pptx
(NEW) Template Presentasi UGM 2 (2).pptx(NEW) Template Presentasi UGM 2 (2).pptx
(NEW) Template Presentasi UGM 2 (2).pptx
 
MAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdf
MAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdfMAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdf
MAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdf
 
AKSI NYATA BERBAGI PRAKTIK BAIK MELALUI PMM
AKSI NYATA BERBAGI PRAKTIK BAIK MELALUI PMMAKSI NYATA BERBAGI PRAKTIK BAIK MELALUI PMM
AKSI NYATA BERBAGI PRAKTIK BAIK MELALUI PMM
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BModul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
 
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ikabab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
 
PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING M...
PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING M...PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING M...
PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING M...
 
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptxPPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
 

KEWASPADAAN DINI.pptx

  • 2. Pemberian Mata Diklat ini bertujuan untuk membekali peserta Diklat Kader Bela Negara agar dapat menumbuhkembangkan kepekaan, kesiagaan dan antisipasi terhadap setiap potensi ancaman dan mampu mengantisipasi dampak ideologi, politik, ekonomi, sosial dan budaya yang tidak sesuai dengan kepribadian bangsa sebagai calon Kader Bela Negara. Kompetensi Dasar
  • 3. • Mengerti dan memahami tentang kewaspadaan dini. • Mengerti dan Memahami deteksi dini dan peringatan dini. • Mengerti dan memahami kewaspadaan dini di daerah. • Mengerti dan memahami implementasi awal kewaspadaan dini : temu cepat dan lapor cepat. Indikator Keberhasilan
  • 4. PERUBAHAN Dengan berlakunya Peraturan Presiden Nomor 67 tahun 2013 tentang Koordinasi Intelijen Negara, Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 11 tahun 2006 tentang Komunitas Intelijen Daerah sebagaimana telah diubah, dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 16 tahun 2011 tentang Perubahan Atas Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 11 tahun 2006 tentang Komunitas Intelijen Daerah dan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 12 tahun 2006 tentang Kewaspadaan Dini Masyarakat di Daerah tidak sesuai lagi dengan perkembangan keadaan serta kebutuhan penyelenggaran pemerintahan daerah sehingga perlu diganti dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 2 tahun 2018 tentang Kewaspadaan Dini di Daerah tanggal 11 januari 2018.
  • 5. PENGERTIAN BUKU PUTIH PERTAHANAN INDONESIA 2015 : Kemampuan kewaspadaan dini dikembangkan untuk mendukung sinergisme penyelenggaraan pertahanan militer dan pertahanan nirmiliter secara optimal, sehingga terwujud kepekaan, kesiagaan, dan antisipasi setiap warga negara dalam menghadapi potensi ancaman. Di sisi lain, kewaspadaan dini dilakukan untuk mengantisipasi berbagai dampak ideologi, politik, ekonomi, sosial, dan budaya yang bisa menjadi ancaman bagi kedaulatan, keutuhan NKRI dan keselamatan bangsa. PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 2 TAHUN 2018 TENTANG KEWASPADAAN DINI DI DAERAH : Kewaspadaan Dini adalah serangkaian upaya/tindakan untuk menangkal segala potensi ancaman, tantangan, hambatan dan gangguan dengan meningkatkan pendeteksian dan pencegahan dini.
  • 6. VISUALISASI KEMAMPUAN KEWASPADAAN DINI KEWASPADAAN DINI DI DAERAH TIM KEWASPADAAN DINI DAERAH FORUM KEWASPADAAN DINI MASYARAKAT DETEKSI DINI DAN PERINGATAN DINI DLM SISKAMNAS
  • 7. POTENSI ANCAMAN NONMILI MILITER NIRMILI TER MILITER FKDM TNI TKD PEMDA K/L SINERGISME KEWASPADAAN DINI DI DAERAH DETEKSI & PERINGATAN DINI ANCA MAN KEUTUHAN WILAYAH, KEDAULATAN DAN KESELAMATAN BANGSA KEPEKAAN, KESIAGAAN DAN ANTISIPASI KEWASPADAAN DINI
  • 8. ANCAMAN Ancaman adalah setiap upaya, pekerjaan, kegiatan, dan tindakan, baik dari dalam negeri maupun luar negeri, yang dinilai dan/atau dibuktikan dapat membahayakan keselamatan bangsa, keamanan, kedaulatan, keutuhan wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia, dan kepentingan nasional di berbagai aspek, baik ideologi, politik, ekonomi, sosial budaya, maupun pertahanan dan keamanan.
  • 9.
  • 10.
  • 11.
  • 12. INTELIJEN • Adalah suatu ilmu atau pengetahuan untuk mengumpulkan atau menilai bahan keterangan (baket) yang berguna bagi kepentingan pemakai intelijen itu sendiri, yang dapat berupa perorangan (individu), komandan militer, atau seorang pembuat kebijakan (policy maker), yang dapat pula suatu instansi, kepala negara atau kepala pemerintahan. • Intelijen adalah pengetahuan, organisasi, dan kegiatan yang terkait dengan perumusan kebijakan, strategi nasional, dan pengambilan keputusan berdasarkan analisis dari informasi dan fakta yang terkumpul melalui metode kerja untuk pendeteksian dan peringatan dini dalam rangka pencegahan, penangkalan, dan penanggulangan setiap ancaman terhadap keamanan nasional. Jono Hatmodjo, Intelijen sebagai Ilmu (Intelligence as a Science), Balai Pustaka Jakarta, 2003 Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 17 tahun 2011 tentang Intelijen Negara
  • 13. PRINSIP-PRINSIPANALISIS INTELIJEN*: • Forecasting (Perkiraan). Forecasting pada dasarnya adalah suatu olah pikir dalam memberikan perkiraan tentang bayangan dari sebuah gambaran tentang kemungkinan perkembangan situasi yang bisa terjadi di masa yang akan datang. • Early detection (Deteksi Dini). Early Detection pada dasarnya merupakan sebuah fungsi atau juga sebuah upaya untuk dapat “menemukan” terdapatnya “sesuatu” gejala awal atau indikasi awal, yang walaupun saat ini masih berskala kecil, tetapi diperkirakan akan dapat berkembang menjadi sesuatu yang memerlukan perhatian serius. • Early Warning (Peringatan Dini). Early Warning pada dasarnya adalah sebuah upaya untuk memberikan gambaran situasi yang bisa menjadi ancaman yang perlu mendapatkan perhatian. Sebab bila diabaikan akan mengundang berbagai implikasi, dampak, risiko. Atau bahaya yang dapat muncul di masa yang akan datang, berdasarkan identifikasi masalah, judgement dan early detection. *Supono Soegirman, Etika Praktis Intelijen Dari Sungai Tambak Beras hingga Perang Cyber, Penerbit Media Bangsa, Jakarta 2014
  • 14. Kaidah penyusunan forecasting • Cyclic Forecasting, penyusunan perkiraan yang dilakukan dengan mengikuti teori bahwa segala sesuatu memiliki siklus sendiri dan biasanya kejadian- kejadian yang selalu mengikutinya selalu berulang mengikutinya. • Causative Forecasting, perkiraan yang disusun dilakukan dengan cara mengaitkan prinsip sebab akibat, baik yang bersifat positif maupun yang bersifat negatif.
  • 15. DETEKSI DINI DAN PERINGATAN DINI DALAM SISKAMNAS INTELIJEN NEGARA PENYELIDIKA N PENGAMANA N PENGGALANG AN • Badan Intelijen Negara; • Intelijen Tentara Nasional Indonesia; • Intelijen Kepolisian Negara Republik Indonesia; • Intelijen Kejaksaan Republik Indonesia; • Intelijen kementerian/lembaga pemerintah nonkementerian. PERINGATAN DINI DAN ANTISIPASI Bentuk dan sifat ancaman yang potensial dan nyata terhadap keselamatan dan eksistensi bangsa dan negara serta peluang yang ada bagi kepentingan dan keamanan nasional. PUSDIKLAT BELA PUSDIKLAT BELA
  • 16. KEWASPADAAN DINI DI DAERAH MASYARA KAT FKDM • Wakil-wakil ormas; • Perguruan Tinggi; • Lembaga pendidikan lain; Tokoh masyarakat; • Tokoh adat; • Tokoh agama; • Tokoh pemuda; • dan elemen masyarakat Iainnya. Deteksi & Cegah Dini AGHT DI DAERAH PUSDIKLAT BELA PUSDIKLAT BELA TKD PEMDA UNSUR PERANGKAT DAERAH BANG SDM DAERAH DIKLAT & SOSIALISASI INTELIJEN NEGARA
  • 18. FKDM • Pembentukan FKDM dilakukan oleh masyarakat dan ditetapkan oleh Pemerintah Daerah • Keanggotaan FKDM terdiri atas unsur wakil organisasi kemasyarakatan, tenaga pendidik, tokoh pemuda, tokoh adat, tokoh agama atau elemen masyarakat lainnya. • Jumlah keanggotaan FKDM di daerah provinsi, FKDM di daerah kabupaten/kota, dan FKDM di kecamatan, berjumlah masing-masing paling banyak 5 (lima) orang yang terdiri atas 1 (satu) orang ketua, 1 (satu) orang wakil ketua merangkap sekretaris dan 3 (tiga) orang anggota.
  • 19. FKDM FKDM bertugas: a. Menjaring, menampung, mengoordinasikan, dan mengomunikasikan data serta informasi dari masyarakat mengenai potensi ATHG; dan b. Memberikan laporan informasi dan rekomendasi sebagai bahan pertimbangan Tim Kewaspadaan Dini Pemerintah Daerah.
  • 20. TEMU CEPAT DAN LAPOR CEPAT
  • 21. Unsur-Unsur Keterangan Jono Hatmodjo (2003;15) menjelaskan unsur-unsur keterangan sebagai berikut : • Apa (What) : yang telah terjadi, sedang terjadi, yang akan terjadi dan sebagainy • Siapa (Who) : yang melakukan, yang mengatakan dan lain- lain. • Kapan (When) : kejadian itu sudah, sedang, berlangsung atau apakah yang akan terjadi. Jika ditentukan, jangka waktu pengumpulan itu harus dis • Dimana (Where): penyebutan atau penjelasan tempat atau tempat-tempat yang re • Bagaimana (How) : cara bagaimana melaksanakannya serta berlangsungny itu. • Mengapa (Why) : pertanyaan-pertanyaan demikian ditanyakan motivasinya pada w sama.
  • 22. LAPORAN INFORMASI Jono Hatmodjo (2003;18) menjelaskan bahwa laporan informasi adalah laporan yang hanya berisikan bahan keterangan (informasi) faktual yang dapat dianggap obyektif jika dapat menggambarkan kejadian-kejadian yang sebenarnya atau fakta-fakta lain yang tidak terdapat lagi di luar ini. Dari penjelasan Jono Hatmodjo (2003;164) sebuah laporan informasi berisi : • Kepada (tujuan pengiriman laporan) • Dari (pengirim laporan) • Sumber (sumber informasi) • Nilai lapangan (penilaian) • Masalah (permaslahan yang dilaporkan) • Isi laporan (berisikan bahan keterangan/informasi faktual) • Catatan dari Sumber (beberapa catatan dari sumber yang merupakan pendapat sumber itu sendiri) PUSDIKLAT BELA
  • 23. Sifat dan Karakterteristik Bahan Keterangan Supono Soegirman (2014;280) menjelaskan tentang beberapa sifat dan karakterteristik yang harus dipenuhi bahan keterangan sebagai berikut : • Lengkap, dalam arti memenuhi 5 W + 1 H (what, who, when, where, why, how). • Jelas, dalam arti bahasanya mudah dipahami dengan rincian diantaranya, tidak terlalu banyak menggunakan bahasa asing, runtut, dan sebagainya. • Cepat, lebih cepat lebih baik jika memang sifat bahan keterangan menghendaki demikian. • Relevan, dalam arti terdapat keterkaitan yang konsisten dengan persoalan pokok yang sedang menjadi perhatian. • Singkat dan padat, dalam arti subtansinya mencukupi kebutuhan dan sekaligus juga tidak disajikan berkepanjangan. PUSDIKLAT BELA
  • 24. Check, re-check dan cross check Agar kebenaran informasi dapat dipertanggungjawabkan, perlu diadakan beberapa langkah pemeriksaan seperti yang diuraikan oleh Supono Soegirman (2014;106) berikut ini : • Check (pemeriksaan) Check dilakukan oleh penerima laporan kepada yang memberikan laporan untuk memastikan maksud dan inti substansi pelaporannya. Dengan demikian, tidak terjadi salah persepsi atau perbedaan persepsi antara pelapor dengan penerima. • Re-check (pemeriksaan ulang) Dilakukan oleh penerima laporan kepada sumber informasi langsung. Bukan melalui pelapor. Hal ini dilakukan karena boleh jadi ketika melaporkan sesuatu substansi kepada pelapor, ternyata dilaporkan secara kurang lengkap atau bahkan ada perbedaan. • Cross Check (pemeriksaan silang) Dilakukan oleh penerima laporan kepada pelapor lain dengan menggunakan sumber informasi yang berbeda dengan sumber yang digunakan pelapor pertama. Jika sumber yang digunakan ternyata akan kurang efektif. PUSDIKLAT BELA
  • 25. Penilaian • Riyanto (2014;15) menjelaskan bahwa : “A1 biasanya informasi yang didapatkan dari tokoh-tokoh atau pelaku utama serta decision makers-nya. Sementara itu, nilai informasi yang perlu dilakukan cross check adalah informasi yang berasal dari media massa disimbolkan dengan C-3. Kebanyakan dari nilai informasi intelijen bernilai B-2 atau hasil langsung operasi lapangan”. • Supono Soegirman (2014;176) menguraikan : “Akurasi dan kebenaran informasi, juga sangat tergantung pada “relevansi” antara sumber informasi dengan informasi yang diberikan. Sekadar contoh, seorang ulama yang perillakunya baik, tidak pernah berbohong, dan sebagainya, belum tentu dapat memberikan informasi yang memiliki “kebenaran-akurasi informasi” yang tinggi, sebab relevansinya kurang. Di dalam intelijen, ulama tersebut sebagai “sumber informasi” dapat digolongkan sebagai terpercaya, misalnya diberi nilai neraca B. Tetapi informasinya belum tentu memiliki nilai tinggi dalam hal akurasi, meskipun belum tentu salah. Karena itu, masih perlu dilakukan cek, recek dan cross cek. Dalam intelijen misalnya, nilai informasinya diberi kriteria 3. dengan demikian, perlu dicek agar setelah itu dapat meningkat yang semula klasifikasinya B-3 lalu menjadi B-2”. PUSDIKLAT BELA
  • 26. RANGKUMAN • Early detection (Deteksi Dini). Early Detection pada dasarnya merupakan sebuah fungsi atau juga sebuah upaya untuk dapat “menemukan” terdapatnya “sesuatu” gejala awal atau indikasi awal, yang walaupun saat ini masih berskala kecil, tetapi diperkirakan akan dapat berkembang menjadi sesuatu yang memerlukan perhatian serius. • Early Warning (Peringatan Dini). Early Warning pada dasarnya adalah sebuah upaya untuk memberikan gambaran situasi yang bisa menjadi ancaman yang perlu mendapatkan perhatian. Sebab bila diabaikan akan mengundang berbagai implikasi, dampak, risiko. Atau bahaya yang dapat muncul di masa yang akan datang, berdasarkan identifikasi masalah, judgement dan early detection. • Kewaspadaan dini merupakan sinergisme deteksi dini dan peringatan dini dalam sistem keamanan nasional dengan kewaspadaan dini di daerah yang diselenggarakan secara optimal guna mewujudkan kepekaan, kesiagaan, dan antisipasi setiap warga negara dalam menghadapi potensi ancaman dan berbagai dampak ideologi, politik, ekonomi, sosial, dan budaya yang bisa menjadi ancaman bagi kedaulatan, keutuhan NKRI dan keselamatan bangsa.
  • 28. PENGOLAHAN (PENILAIAN & PENGANALISAAN) NERACA INFORMASI KEPERCAYAAN TERHADAP SUMBER KETERANGAN A = DIPERCAYA SEPENUHNYA B = BIASANYA DAPAT DIPERCAYA C = AGAK DAPAT DIPERCAYA D = BIASANYA TDK DPT DIPERCAYA E = KEPERCAYAAN TDK DAPT DINILAI KEBENARAN ISI BAHAN KETERANGAN 1 = KEBENARANNYA DITEGASKAN OLEH SUMBER LAIN 2 = SANGAT MUNGKIN BENAR 3 = MUNGKIN BENAR 4 = KEBENARANNYA MERAGU- RAGUKAN 5 = TIDAK MUNGKIN BENAR 6 = KEBENARANNYA TDK DAPAT DINILAI
  • 29. DISKUSI KEWASPADAAN DINI PERKEMBANGAN LINGKUNGAN STRATEGIS NASIONAL Kepala Grup Departemen Pengedaran Uang Bank Indonesia Luctor E Tapiheru dalam konferensi pers di gedung Bareskrim Polri, Jakarta, hari Rabu 18 Oktober 2017 mengatakan bahwa Bank Indonesia sepaham dengan kepolisian dan pengadilan untuk menggunakan Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2011 tentang Mata Uang bagi jaringan pengedar uang palsu yang sanksinya cukup berat, Bank Indonesia bekerja sama dengan Bareskrim Polri berhasil mengungkap jaringan peredaran uang palsu yang melibatkan enam tersangka. Sementara itu pada hari Selasa tanggal 21 November 2017 Direktur Eksekutif Departemen Pengelolaan Uang BI Suhaedi menunjukan barang bukti uang palsu yang telah dimusnahkan secara tertutup di Bank Indonesia pada Oktober 2017. Bank Indonesia (BI) mengimbau masyarakat untuk mewaspadai beredarnya uang palsu menjelang Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) 2018 yang akan terjadi di sejumlah daerah di Indonesia. Bank Indonesia terus melakukan sosialisasi kepada masyarakat terkait cara membedakan ciri-ciri uang palsu yang muncul menjelang proses kampanye atau Tiga D (dilihat, diraba, dan diterawang) agar masyarakat bisa mengetahui ciri-ciri uang palsu yang bisa saja muncul jelang dan saat Pilkada nanti. Momentum Pilkada seringkali rentan terjadi politik uang, dan para oknum sengaja memanfaatkan momentum tersebut untuk melakukan peredaran uang palsu. Bank Indonesia juga bekerja sama dengan pihak kepolisian di seluruh Indonesia untuk berupaya mencegah terjadinya penyebaran uang palsu di tengah masyarakat. Nantinya, penanganan kasus uang palsu akan lebih efektif bukan hanya kepada pengedar uang, tetapi juga hingga pemodalnya. KEJADIAN AKTUAL Saat anda membeli minuman di Kedai Kopi “Nikmat” langganan anda milik Sdr. Abdul Haris (67) yang berlokasi di Jalan Aria Putra No 57A, Pamulang, Kota Tangerang Selatan pada hari Minggu tanggal 10 Desember 2017 sekira pukul 20.30, Sdr. Abdul Haris mengungkapkan bahwa ia baru saja menjadi korban Sdr. Sugihartono (64) yang sengaja mengedarkan uang palsu dengan cara membeli kopi dengan uang palsu Rp. 50.000,-, kemudian Sdr. Abdul Haris menyerahkan uang kembalian yang asli. Setelah Sdr. Sugihartono membayar dan pergi sekira pukul 19.45, Sdr. Abdul Haris baru sadar bahwa uang yang diterimanya merupakan uang palsu setelah membandingkan dengan uang yang asli. Sdr. Abdul Haris menduga bahwa pelaku adalah anggota jaringan pengedar uang palsu yang beroperasi di wilayah Kota Tangerang Selatan. Saat anda berada di Kedai Kopi “Nikmat” tersebut secara kebetulan anda juga bertemu dengan Sdr. Bambang (54) yang kebetulan tetangga pelaku dan juga pelanggan tetap di Kedai Kopi “Nikmat” milik Sdr. Abdul Haris. Sdr. Bambang menceritakan bahwa ia pernah ditawarkan oleh Sdr. Sugihartono untuk membeli uang palsu dengan cara memberikan uang asli pecahan Rp. 50. 000,- sejumlah Rp. 400. 000.- dan akan menerima uang palsu pecahan Rp 50. 000.- sejumlah Rp. 1. 200. 000,- sebagai gantinya. Baik Sdr. Abdul Haris maupun Sdr. Bambang mengetahui bahwa saat ini anda telah menjadi pegawai Bank Indonesia dan berharap anda bertindak dengan melaporkan hal tersebut kepada pihak Bank Indonesia guna bersama-sama pihak kepolisian mengungkap jaringan pengedar uang palsu di Kota Tangerang Selatan. DISKUSI Hari ini diperanggapkan adalah hari Senin tanggal 11 Desember 2017 sekira pukul 07.00, anda adalah seorang staf di Departemen Pengedaran Uang Bank Indonesia dan saat ini sudah berada di kantor anda di Jakarta. Buatlah Laporan Informasi dari anda kepada Kepala Grup Departemen Pengedaran Uang Bank Indonesia tentang kejadian tersebut. Diskusikan dalam hubungan kelompok/kelas hal-hal berikut : 1. Tentukan Sumber informasi (hanya 1 orang sumber). 2. Beri penilaian terhadap sumber. 3. Temukan Unsur Unsur Keterangan dengan format 5W + 1H (SIABIDIBAME) dari Kejadian Aktual di atas. 4. Susunlah analisa singkat dan sederhana untuk mendapatkan sebuah perkiraan (forecasting) dengan menggunakan kaidah Cyclic Forecasting (perkiraan berdasarkan siklus kejadian) atau Causative Forecasting (perkiran yang didasarkan hubungan sebab akibat) terkait kejadian aktual di atas, dengan tetap memperhatikan perkembangan lingkungan strategis nasional yang melatarbelakangi kejadian aktual tersebut, guna memperkirakan kejadian berikutnya yang mungkin akan terjadi.
  • 30. • PERKEMBANGAN LINGKUNGAN STRATEGIS NASIONAL • Kepala Grup Departemen Pengedaran Uang Bank Indonesia Luctor E Tapiheru dalam konferensi pers di gedung Bareskrim Polri, Jakarta, hari Rabu 18 Oktober 2017 mengatakan bahwa Bank Indonesia sepaham dengan kepolisian dan pengadilan untuk menggunakan Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2011 tentang Mata Uang bagi jaringan pengedar uang palsu yang sanksinya cukup berat, Bank Indonesia bekerja sama dengan Bareskrim Polri berhasil mengungkap jaringan peredaran uang palsu yang melibatkan enam tersangka. • Sementara itu pada hari Selasa tanggal 21 November 2017 Direktur Eksekutif Departemen Pengelolaan Uang BI Suhaedi menunjukan barang bukti uang palsu yang telah dimusnahkan secara tertutup di Bank Indonesia pada Oktober 2017. Bank Indonesia (BI) mengimbau masyarakat untuk mewaspadai beredarnya uang palsu menjelang Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) 2018 yang akan terjadi di sejumlah daerah di Indonesia. Bank Indonesia terus melakukan sosialisasi kepada masyarakat terkait cara membedakan ciri-ciri uang palsu yang muncul menjelang proses kampanye atau Tiga D (dilihat, diraba, dan diterawang) agar masyarakat bisa mengetahui ciri-ciri uang palsu yang bisa saja muncul jelang dan saat Pilkada nanti. Momentum Pilkada seringkali rentan terjadi politik uang, dan para oknum sengaja memanfaatkan momentum tersebut untuk melakukan peredaran uang palsu. Bank Indonesia juga bekerja sama dengan pihak kepolisian di seluruh Indonesia untuk berupaya mencegah terjadinya penyebaran uang palsu di tengah masyarakat. Nantinya, penanganan kasus uang palsu akan lebih efektif bukan hanya kepada pengedar uang, tetapi juga hingga pemodalnya.
  • 31. • Saat anda membeli minuman di Kedai Kopi “Nikmat” langganan anda milik Sdr. Abdul Haris (67) yang berlokasi di Jalan Aria Putra No 57A, Pamulang, Kota Tangerang Selatan pada hari Minggu tanggal 10 Desember 2017 sekira pukul 20.30, Sdr. Abdul Haris mengungkapkan bahwa ia baru saja menjadi korban Sdr. Sugihartono (64) yang sengaja mengedarkan uang palsu dengan cara membeli kopi dengan uang palsu Rp. 50.000,-, kemudian Sdr. Abdul Haris menyerahkan uang kembalian yang asli. Setelah Sdr. Sugihartono membayar dan pergi sekira pukul 19.45, Sdr. Abdul Haris baru sadar bahwa uang yang diterimanya merupakan uang palsu setelah membandingkan dengan uang yang asli. Sdr. Abdul Haris menduga bahwa pelaku adalah anggota jaringan pengedar uang palsu yang beroperasi di wilayah Kota Tangerang Selatan. Saat anda berada di Kedai Kopi “Nikmat” tersebut secara kebetulan anda juga bertemu dengan Sdr. Bambang (54) yang kebetulan tetangga pelaku dan juga pelanggan tetap di Kedai Kopi “Nikmat” milik Sdr. Abdul Haris. Sdr. Bambang menceritakan bahwa ia pernah ditawarkan oleh Sdr. Sugihartono untuk membeli uang palsu dengan cara memberikan uang asli pecahan Rp. 50. 000,- sejumlah Rp. 400. 000.- dan akan menerima uang palsu pecahan Rp 50. 000.- sejumlah Rp. 1. 200. 000,- sebagai gantinya. Baik Sdr. Abdul Haris maupun Sdr. Bambang mengetahui bahwa saat ini anda telah menjadi pegawai Bank Indonesia dan berharap anda bertindak dengan melaporkan hal tersebut kepada pihak Bank Indonesia guna bersama-sama pihak kepolisian mengungkap jaringan pengedar uang palsu di Kota Tangerang Selatan. • DISKUSI • Hari ini diperanggapkan adalah hari Senin tanggal 11 Desember 2017 sekira pukul 07.00, anda adalah seorang staf di Departemen Pengedaran Uang Bank Indonesia dan saat ini sudah berada di kantor anda di Jakarta. Buatlah Laporan Informasi dari anda kepada Kepala Grup Departemen Pengedaran Uang Bank Indonesia tentang kejadian tersebut. Diskusikan dalam hubungan kelompok/kel
  • 32. 1.Tentukan Sumber informasi (hanya 1 orang sumber). 2.Beri penilaian terhadap sumber. 3.Temukan Unsur Unsur Keterangan dengan format 5W + 1H (SIABIDIBAME) dari Kejadian Aktual di atas. 4.Susunlah analisa singkat dan sederhana untuk mendapatkan sebuah perkiraan (forecasting) dengan menggunakan kaidah Cyclic Forecasting (perkiraan berdasarkan siklus kejadian) atau Causative Forecasting (perkiran yang didasarkan hubungan sebab akibat) terkait kejadian aktual di atas, dengan tetap memperhatikan perkembangan lingkungan strategis nasional yang melatarbelakangi kejadian aktual tersebut, guna memperkirakan kejadian berikutnya yang mungkin akan terjadi.