Kerajaan Samudera Pasai adalah kerajaan Islam yang berdiri pada abad ke-13 di pesisir utara Sumatera. Kerajaan ini menjadi pusat perdagangan yang makmur berkat komoditas lada dan mata uang emasnya. Namun akhirnya Pasai jatuh ke tangan Portugal pada 1521 dan menjadi bagian dari Aceh.
1. OLEH
1. Adi Gunawan (01)
2. Ayu Widiantika (06)
3. Eko Nur S (09)
4. Fara Disa P (12)
5. Inasa Seva H (17)
6. Nurul Avidatul K (23)
7. Okky Risnandi (24)
8. Sukarti (31)
9. Wisnu Aji (34)
4. Kesultanan
Samudera Pasai
sudah menebarkan
pengaruhnya di
wilayah Asia
Tenggara sejak
tahun 1297 Masehi.
Kesultanan
Samudera Pasai
baru berdiri pada
pertengahan abad
ke-13 serta
menempatkan nama
Sultan Malik Al Salih
sebagai pendirinya.
5. Pemerintahan
Pusat pemerintahan Kesultanan
Pasai terletak diantara Krueng Jambo
Aye (Sungai Jambu Air)
dengan Krueng Pase (Sungai
Pasai), Aceh Utara. Menurut Ibn
Batuthah yang menghabiskan
waktunya sekitar dua minggu di
Pasai, menyebutkan bahwa kerajaan
ini tidak memiliki benteng pertahanan
dari batu, namun telah memagari
kotanya dengan kayu. Pada kawasan
inti kerajaan terdapat masjid,
dan pasar serta dilalui oleh sungai
tawar yang bermuara ke laut.
Dalam struktur pemerintahan terdapat
istilah menteri, syahbandar dan kadi.
Sementara anak-anak sultan baik
lelaki maupun perempuan digelari
dengan Tun, begitu juga beberapa
petinggi kerajaan.
6. Samudera Pasai pada masa
kejayaannya terletak di daerah
yang diapit oleh dua sungai besar
di Pantai Utara Aceh, yaitu Sungai
Peusangan dan Sungai Pasai.
Daerah kekuasaan Kesultanan
Samudera Pasai tersebut juga
meliputi Samudera Geudong (Aceh
Utara), Meulaboh, Bireuen, serta
Rimba Jreum dan Seumerlang
(Perlak).
Sementara itu, ada pula yang
menganut pendapat bahwa wilayah
Kesultanan Samudera Pasai
meliputi wilayah yang lebih luas lagi
ke sebelah selatan, yaitu hingga ke
muara Sungai Jambu Ayer
7. Perekomian
Pasai merupakan kota dagang. Mengandalkan lada sebagai
komoditi andalannya, dalam catatan Ma Huan disebutkan 100
kati lada dijual dengan harga perak 1 tahil. Dalam perdagangan
Kesultanan Pasai mengeluarkan koin emas sebagai alat
transaksi pada masyarakatnya, mata uang ini
disebut deureuham (dirham). Sementara, masyarakat Pasai
umumnya telah menanam padi di ladang, yang dipanen 2 kali
setahun, serta memilki sapi perah untuk menghasilkan keju.
8. Agama dan Budaya
Islam merupakan agama yang dianut oleh
masyarakat Pasai. Dari catatan Ma Huan dan Tomé
Pires, telah membandingkan dan menyebutkan
bahwa sosial budaya masyarakat Pasai mirip
dengan Malaka, seperti bahasa, maupun tradisi pada
upacara kelahiran, perkawinan dan kematian.
Kemungkinan kesamaan ini memudahkan
penerimaan Islam di Malaka dan hubungan yang
akrab ini dipererat oleh adanya pernikahan antara
putri Pasai dengan raja Malaka sebagaimana
diceritakan dalam Sulalatus Salatin.
9. Keruntuhan Kerajaan
Samudra Pasai
Menjelang masa-masa akhir pemerintahan
Kesultanan Pasai, terjadi beberapa pertikaian di
Pasai yang mengakibatkan perang
saudara. Sulalatus Salatin menceritakan Sultan Pasai
meminta bantuan kepada Sultan Melaka untuk
meredam pemberontakan tersebut. Namun
Kesultanan Pasai sendiri akhirnya runtuh setelah
ditaklukkan oleh Portugal tahun 1521 yang
sebelumnya telah menaklukan Melaka tahun 1511,
dan kemudian tahun 1524 wilayah Pasai sudah
menjadi bagian dari kedaulatan Kesultanan Aceh.
10. Silsilah Pemerintahan
Berikut nama-nama sultan/sultanah yang diketahui pernah
memimpin Kesultanan Samudera Pasai :
1. Sultan Malik Al-Salih (1267-1297)
2. Sultan Muhammad Malikul Zahir
3. Sultan Malikul Mahmud
4. Sultan Malikul Mansur
5. Sultan Ahmad Malik Az-Zahir (1346-1383)
6. Sultan Zain Al-Abidin Malik Az-Zahir (1383-1405)
7. Sultanah Nahrasiyah atau Sultanah Nahrisyyah (1420-1428)
8. Sultan Sallah Ad-Din (1402)
9. Sultan Abu Zaid Malik Az-Zahir 1455)
10. Sultan Mahmud Malik Az-Zahir (1455-1477)
11. Sultan Zain Al-Abidin (1477-1500)
12. Sultan Abdullah Malik Az-Zahir (1501-1513)
13. Sultan Zain Al-Abidin (1513-1524)