SlideShare une entreprise Scribd logo
1  sur  28
Nama mata kuliah : Bahasa Indonesia
Bobot SKS : 3 SKS
Semester : 1/Reguler
Jurusan : Semua jurusan
Dosen Pembina : Ahmad Ilzamul Hikam
SEJARAH DAN RAGAM BAHASA
INDONESIA
SEJARAH BAHASA INDONESIA
. Sejarah Bahasa Indonesia
Latar belakang lahirnya bahasa Indonesia
telah dicatat dalam sejarah, yaitu tanggal 28
Oktober 1928 tepatnya pada peristiwa Sumpah
Pemuda dalam ikrar ketiga sebagai bahasa
persatuan. Kelahiran bahasa Indonesia pada tahun
tersebut lebih banyak ditentukan oleh segi politik
daripada segi kebangsaan. Akan tetapi, segi politik
itu dikaitkan dengan segi kebangsaan, yaitu melihat
dan mengamati sejarah bahasa (Melayu) yang akan
diresmikan sebagai bahasa Indonesia.
Bahasa Melayu
Bahasa Melayu yang dimakhsudkan bukanlah
bahasa Melayu daerah atau sering dikenal dengan
bahasa Melayu kesusastraan melainkan bahasa
Melayu perhubungan (lingua franca), yaitu
bahasa Melayu yang telah menyebar ke berbagai
pelosok tanah air. Oleh karena itu, bahasa Melayu
sebagai bahasa daerah masih tetap ada dan
berkembang sampai sekarang dan yang akan
datang (dijamin oleh Undang-undang Dasar
1945,pasal 36) di provinsi Riau dengan ibu kota
Pekan Baru.
Pilihan bahasa Melayu sebagai dasar lahirnya bahasa Indonesia
disebabkan oleh faktor-faktor berikut:
1. Bahasa Melayu lebih demokratis. Faktor demokratis yang dimakhsudkan adalah bahasa Melayu tidak
mengenal tingkat sosial dalam berbahasa;makhsudnya tidak dikenal tingkat bahasa Melayu
bangsawan atau istana sebagaimana terdapat pada bahasa daerah lainnya di Indonesia.
2. Bahasa Melayu telah dipakai sebagai bahasa lingua franca bahasa perhubungan di Nusantara sejak
abad ke-7 melalui bukti batu tertulis, prasasti, dan tulisan-tulisan di daun lontar seperti prasasti kota
Kapur, Talang Tuo, Kedukan Bukit, dan Karang Birahi di Sumatra Selatan; batu tertulis di
Pagaruyung, Sumatera Barat; serta naskah-naskah berbahasa Melayu dengan huruf Arab (di
kerajaan-kerajaan) di Nusantara,
3. Bahasa Melayu mudah dimengerti sebagai bahasa komunikasi. Hal itu sudah terbukti bahwa bahasa
Melayu menyebar ke berbagai pelosok tanah air yang sering dikenal sebagai bahasa pergaulan.
4. Secara psikologis bahasa daerah lainnya menerima kenyataan itu tanpa rasa iri hati atau penolakan,
namun, berkomentar sangat tepat sebagai dasar bahasa Indonesia.
RAGAM BAHASA INDONESIA
Ragam Bahasa
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) ragam
bahasa diartikan variasi bahasa menurut pemakaiannya,
topik yang dibicarakan hubungan pembicara dan teman
bicara, dan medium pembicaraannya.
Pengertian ragam bahasa ini dalam berkomunikasi perlu
memperhatikan aspek;
(1) Situasi yang dihadapi
(2) Permasalahan yang hendak disampaikan
(3) Latar belakang pendengar atau pembaca yang
dituju,dan
(4) Medium atau sarana bahasa yang digunakan
Ragam Bahasa Berdasarkan Situasi
Berdasarkan situasi pemakaiannya, ragam
bahasa terdiri atas tiga bagian:
Ragam bahasa formal
Ragam bahasa semiformal
Dan ragam bahasa nonformal.
Ragam bahasa formal memperhatikan kriteria berikut agar
bahasanya menjadi resmi.
a. Kemantapan dinamis dalam pemakaian kaidah
sehingga tidak kaku tetapi tetap lebih luwes dan
dimungkinkan ada perubahan kosa kata dan istilah
dengan benar.
b. Penggunaan fungsi-fungsi gramatikal secara konsisten
dan eksplisit.
c. Penggunaan bentukan kata secara lengkap dan tidak
disingkat.
d. Penggunaan imbuhan (afiksasi) secara eksplisit dan
konsisten.
e. Penggunaan ejaan yang baku pada ragam bahasa tulis
dan lafal yang baku pada ragam bahasa lisan.
Berdasarkan kriteria ragam bahasa formal di atas, pembedaan antara ragam formal,
ragam semiformal, dan ragam non-formal diamati dari hal berikut:
a. Pokok masalah yang sedang dibahas,
b. Hubungan antara pembicara dan pendengar,
c. Medium bahasa yang digunakan lisan atau
tulis,
d. Area atau lingkungan pembicaraan terjadi,
dan
e. Situasi ketika pembicaraan berlangsung.
Kelima pembedaan ragam bahasa di atas, dipertegas lagi pembedaan antara ragam
bahasa formal dan bahasa non-formal yang paling mencolok adalah sebagai berikut:
a. Penggunaan kata sapaan dan kata ganti, misalnya:
Saya dan gue/ogut anda dan lu/ente.
b. Penggunaan imbuhan (afiksasi), awalan (prefiks),
akhiran (sufiks), gabungan awalan dan akhiran
(simulfiks), dan imbuhan terpisah (konfiks). Misalnya:
Awalan : menyapa-apaan
Akhiran : kalikan-kaliin
Simulfiks : menggambarkan-gambarin-
menyerahkan-nyerahin.
Konfiks : Kesalahan-nyalahin-pembetulan-
betulin
c. Penggunaan unsur fatik (persuasi) lebih sering muncul dalam ragam
bahasa nonformal, seperti sih, deh, dong, kok, lho, ya kale, gitu ya.
d. Penghilangan unsur atau fungsi kalimat (S-P-O-Pel-Ket) dalam
ragam bahasa nonformal yang menganggu penyampaian suatu
pesan. Misalnya;
Penghilangan subjek : Kepada hadirin harap
berdiri.
Penghilangan predikat : Laporan itu untuk
pimpinan.
Penghilangan objeK : SCTV melaporkan dari
Medan.
Penghilangan pelengkap : Mereka diskusi di lantai II
1. Ragam bahasa formal
a. Selamat pagi pak, mohon maaf saya sedikit
terlambat masuk kantor.
b. Pekerjaan yang Bapak berikan kepada saya
kemarin sudah saya selesaikan.
2. Ragam bahasa semiformal
3. Ragam bahasa nonformal
Contoh:
a. Bro, gue cabut duluan ya.
b. Tenang aja coy kalau sama gue, semua
urusan gue jamin beres.
Ragam Bahasa Berdasarkan Medium
Berdasarkan mediumnya ragam bahasa terdiri atas
dua ragam bahasa, yaitu:
a. Ragam bahasa lisan
Ragam bahasa lisan adalah bahasa yang dilafalkan
langsung oleh penuturnya kepada pendengar atau
teman bicaranya. Ragam bahasa lisan ini ditentukan
oleh intonasi dalam pemahaman maknanya.
Misalnya:
1) Kucing/ makan tikus mati.
2) Kucing makan//tikus mati.
3) Kucing makan tikus/mati.
Penanda lafal dalam contoh di atas adalah garis
miring (/), yaitu perhentian sementara yang disebut
jeda, yang posisinya berbeda sehingga makna kalimat
tidak sama. Dalam ragam tulis, apabila makna yang
dimakhsudkan secara berturut dari contoh di atas (a,b,
dan c), peranan tanda baca (pungutasi) sangat penting
dalam contoh ini menggunakan tanda hubung (-).
Perhatikan urutan contoh ragam tulis berikut.
1). Kucing makan-tikus-mati.
2). Kucing makan dan tikus mati.
3). Kucing (yang)-makan-tikus-mati.
Ragam lisan adalah ragam bahasa yang
diungkapkan dengan sarana lisan yang ditandai
oleh pengulangan-pengulangan, intonasi,
spontanitas sehingga kriteria kejelasan, ketegasan,
ketepatan, dan kelugasan terpenuhi oleh si
penutur. Perhatikan contoh ragam lisan berikut.
1). Kucing makan-tikus-mati.
2). Kucing makan dan tikus mati.
3). Kucing (yang)-makan-tikus-mati.
Ragam lisan adalah ragam bahasa yang diungkapkan-
pengulangan, intonasi, spontanitas, sehingga kriteria kejelasan,
ketegasan, ketepatan, dan kelugasan terpenuhi oleh si penutur.
Perhatikan contoh ragam lisan berikut.
1). Jika tak kuat, tak usah kau lanjutkan kerja ini.
2). Entar kakak bikin yang lebih yuhud gambarnya
3). Makalah anatomi kamu sudah serahkan kemarin
b. Ragam Bahasa Tulis
Ragam bahasa tulis adalah ragam bahasa yang
ditulis atau dicetak dengan memperhatikan penempatan
tanda baca dan ejaan secara benar. Ragam bahasa tulis
dapat bersifat formal, semiformal, dan non-formal. Dalam
penulisan makalah seminar dan skripsi, penulis harus
menggunakan ragam bahasa formal sedangkan ragam
bahasa semiformal digunakan dalam perkuliahan dan
ragam bahasa nonformal digunakan keseharian secara
informal.
,
Ragam tulis adalah variasi bahasa yang dipergunakan
melalui sarana tulisan dan dapat diperkuat atau
didukung oleh seperangkat visual untuk mencapai
sasaran. Sarana visual yang dimakhsudkan adalah
bantuan berupa skema, grafik, peta, gambar, foto,
warna, atau benda-benda konkret yang lainnya . Contoh
yang akan diberikan berikut ini adalah sarana tulis aja.
Perhatikanlah contoh yang dimakhsud berikut ini.
1) Jikalau tidak kuat, tidak perlu engkau teruskan
pekerjaan itu.
2) Nanti kakak buatkan yang lebih bagus gambarmu.
3) Makalah anatomi sudah kamu serahkan kemarin.
Berikut ini dideskripsikan perbedaan dan
persamaan antara bahasa lisan dan bahasa tulis
dalam bentuk bagan penggunaan ragam bahasa
dan laras bahasa dalam penulisan karya ilmiah
harus berupaya pada:
1) Ragam bahasa formal
2) Ragam bahasa tulis
3) Ragam bahasa lisan
4) Laras bahasa ilmiah, dan
5) Berbahasa Indonesia dengan baik dan benar.
c. Ragam baku
Ragam baku adalah ragam bahasa yang dipakai jika
teman bicara, termasuk orang yang dihormati oleh pembicara,
termasuk juga topik yang akan dibicarakan, bersifat resmi
(seperti surat, perundang-undangan, dan karya teknis), dari
pembicaraan itu diadakan dalam forum resmi (seperti rapat,
simposium, seminar, dan kongres). Ragam bahasa baku ini
disebut juga ragam resmi yang dapat berupa sarana bahasa
lisan dan tulis. Perhatikan contoh berikut.
1). Atas perhatian saudara, saya sampaikan terima kasih.
2). Penghargaan yang tinggi saya tunjukan kepada Bapak Dr.
H.B Jasin yang berkat koleksi buku-bukunya saya dapat
memperoleh data yang saya perlukan.
d. Ragam tidak baku
Ragam tidak baku (lisan atau tulis) adalah
ragam bahasa yang menyalahi kaidah-kaidah yang
terdapat dalam ragam baku. Karena itu, ragam ini
tidak dapat dilembagakan pemakaiannya serta tidak
terpelihara dan tidak seragam. Perhatikan contoh
ragam tidak baku berikut:
1). Pegawai negeri pada ngobyek dengan
dikontrakkannya rumah BTN.
2). Kepada yth. Bapak pimpinan perusahaan, Bapak
Drs. Anglikan Ramean, waktu dan tempat kami
persilakan.
e. Ragam Dialek
Ragam dialek adalah ragam bahasa (Indonesia) yang
dipengaruhi oleh bahasa daerah si pembicara atau ragam
bahasa daerah yang ditandai oleh daerah atau kota si
pembicara asal (tinggal). Ragam bahasa Indonesia dialek
sunda tentu berbeda dengan dialek jawa atau ragam
bahasa Indonesia dialek Jakarta tidak sama dengan ragam
dialek medan. Contoh:
a. Paklek dan Bulek Nining pamit pulang dulu ya, lusa
Nining berkunjung lagi (ragam dailek Jawa).
b. Kamu tidak boleh berbuat semena-mena terhadap
orang lain.
F. Ragam Resmi
Ragam resmi sama halnya dengan ragam baku
(lihat ragam baku).
G. Ragam Akrab
Ragam akrab adalah bahasa yang dipakai jika
pembicara menganggap teman sebagai sesama
(dalam usia atau profesi kerja) atau orang yang
lebih muda atau lebih rendah statusnya yang
biasanya dalam situasi tidak resmi. Contoh:
1). Percayalah, semuanya bisa diatur.
2). Bagi kami usul itu oke-oke saja asal transportasi
ditanggung panitia.
h. Ragam tidak resmi
Ragam tidak resmi adalah ragam bahasa
yang digunakan dalam situasi tidak resmi.
Sebagian bahasa lisan ditandai oleh penggunaan
slang dan elipsis dalam lingkungan yang amat
akrab. Ragam ini disebut ragam santai. Contoh:
1) Gue heran liat lu, begitu cuek sama cewek
secantik itu.
2) Apa sih yang digosipin? Itu tu….
Terima Kasih

Contenu connexe

Similaire à RAGAM BAHASA

Bahasa indonesia 2
Bahasa indonesia 2Bahasa indonesia 2
Bahasa indonesia 2age46
 
Ragam bahasa indonesia
Ragam bahasa indonesiaRagam bahasa indonesia
Ragam bahasa indonesiaUNIB
 
Ragam bahasa indonesia
Ragam bahasa indonesiaRagam bahasa indonesia
Ragam bahasa indonesiaUNIB
 
Cover bab i kelompok
Cover bab i kelompokCover bab i kelompok
Cover bab i kelompoktaufiq99
 
Makalah bahasa indonesia
Makalah bahasa indonesiaMakalah bahasa indonesia
Makalah bahasa indonesiaWarnet Raha
 
Makalah bahasa indonesia ragam bahasa
Makalah bahasa indonesia ragam bahasaMakalah bahasa indonesia ragam bahasa
Makalah bahasa indonesia ragam bahasamaryamanwar12
 
Makalah bahasa indonesia ragam bahasa
Makalah bahasa indonesia ragam bahasaMakalah bahasa indonesia ragam bahasa
Makalah bahasa indonesia ragam bahasamildamarmil
 
MATERI_1,2.ppt
MATERI_1,2.pptMATERI_1,2.ppt
MATERI_1,2.pptayuuu12
 
Sindy zulfa m
Sindy zulfa mSindy zulfa m
Sindy zulfa mtaufiq99
 

Similaire à RAGAM BAHASA (20)

Bahasa indonesia 2
Bahasa indonesia 2Bahasa indonesia 2
Bahasa indonesia 2
 
RAGAM BAHASA.pptx
RAGAM BAHASA.pptxRAGAM BAHASA.pptx
RAGAM BAHASA.pptx
 
Ragam bahasa indonesia
Ragam bahasa indonesiaRagam bahasa indonesia
Ragam bahasa indonesia
 
Ragam bahasa indonesia
Ragam bahasa indonesiaRagam bahasa indonesia
Ragam bahasa indonesia
 
Cover bab i kelompok
Cover bab i kelompokCover bab i kelompok
Cover bab i kelompok
 
Modul 4 ragam bahasa.
Modul 4   ragam bahasa.Modul 4   ragam bahasa.
Modul 4 ragam bahasa.
 
Makalah bahasa indonesia
Makalah bahasa indonesiaMakalah bahasa indonesia
Makalah bahasa indonesia
 
Makalah bahasa indonesia
Makalah bahasa indonesiaMakalah bahasa indonesia
Makalah bahasa indonesia
 
Makalah bahasa indonesia ragam bahasa
Makalah bahasa indonesia ragam bahasaMakalah bahasa indonesia ragam bahasa
Makalah bahasa indonesia ragam bahasa
 
Makalah bahasa indonesia ragam bahasa
Makalah bahasa indonesia ragam bahasaMakalah bahasa indonesia ragam bahasa
Makalah bahasa indonesia ragam bahasa
 
Ragam_Bahasa.pptx
Ragam_Bahasa.pptxRagam_Bahasa.pptx
Ragam_Bahasa.pptx
 
Ppt b.ind kel 1
Ppt b.ind kel 1Ppt b.ind kel 1
Ppt b.ind kel 1
 
Ragam Bahasa
Ragam BahasaRagam Bahasa
Ragam Bahasa
 
Ragam bahasa
Ragam bahasaRagam bahasa
Ragam bahasa
 
Ragam Bahasa
Ragam BahasaRagam Bahasa
Ragam Bahasa
 
3. Ragam Bahasa Indonesia.ppt
3. Ragam Bahasa Indonesia.ppt3. Ragam Bahasa Indonesia.ppt
3. Ragam Bahasa Indonesia.ppt
 
MATERI_1,2.ppt
MATERI_1,2.pptMATERI_1,2.ppt
MATERI_1,2.ppt
 
Tyara s r
Tyara s rTyara s r
Tyara s r
 
Kelompok 1
Kelompok 1Kelompok 1
Kelompok 1
 
Sindy zulfa m
Sindy zulfa mSindy zulfa m
Sindy zulfa m
 

Plus de Fika753292

PERTEMUAN 12 PENGARUH TIMBAL BALIK ANTARA SEKOLAH DAN MASYARAKAT.pptx
PERTEMUAN 12 PENGARUH TIMBAL BALIK ANTARA SEKOLAH DAN MASYARAKAT.pptxPERTEMUAN 12 PENGARUH TIMBAL BALIK ANTARA SEKOLAH DAN MASYARAKAT.pptx
PERTEMUAN 12 PENGARUH TIMBAL BALIK ANTARA SEKOLAH DAN MASYARAKAT.pptxFika753292
 
PERTEMUAN 2 HAKIKAT MANUSIA FIX.pptx
PERTEMUAN 2 HAKIKAT MANUSIA FIX.pptxPERTEMUAN 2 HAKIKAT MANUSIA FIX.pptx
PERTEMUAN 2 HAKIKAT MANUSIA FIX.pptxFika753292
 
3. KEBUTUHAN DAN PENGEMBANGAN DIMENSI KEPRIBADIA MANUSIA.pptx
3. KEBUTUHAN DAN PENGEMBANGAN DIMENSI KEPRIBADIA MANUSIA.pptx3. KEBUTUHAN DAN PENGEMBANGAN DIMENSI KEPRIBADIA MANUSIA.pptx
3. KEBUTUHAN DAN PENGEMBANGAN DIMENSI KEPRIBADIA MANUSIA.pptxFika753292
 
KONSEP DASAR SOSIOLOGI PENDIDIKAN.pptx
KONSEP DASAR SOSIOLOGI PENDIDIKAN.pptxKONSEP DASAR SOSIOLOGI PENDIDIKAN.pptx
KONSEP DASAR SOSIOLOGI PENDIDIKAN.pptxFika753292
 
PERTEMUAN 1.pptx
PERTEMUAN 1.pptxPERTEMUAN 1.pptx
PERTEMUAN 1.pptxFika753292
 
KAJIAN TEORITIS DALAM SOSIOLOGI PENDIDIKAN PERTEMUAN 4.pptx
KAJIAN TEORITIS DALAM SOSIOLOGI PENDIDIKAN PERTEMUAN 4.pptxKAJIAN TEORITIS DALAM SOSIOLOGI PENDIDIKAN PERTEMUAN 4.pptx
KAJIAN TEORITIS DALAM SOSIOLOGI PENDIDIKAN PERTEMUAN 4.pptxFika753292
 
ELASTISITAS PERMINTAAN DAN PENAWARAN.pptx
ELASTISITAS PERMINTAAN DAN PENAWARAN.pptxELASTISITAS PERMINTAAN DAN PENAWARAN.pptx
ELASTISITAS PERMINTAAN DAN PENAWARAN.pptxFika753292
 
6. PANCASILA_SEBAGAI_ETIKA_POLITIK.pptx
6. PANCASILA_SEBAGAI_ETIKA_POLITIK.pptx6. PANCASILA_SEBAGAI_ETIKA_POLITIK.pptx
6. PANCASILA_SEBAGAI_ETIKA_POLITIK.pptxFika753292
 
2. DASPEND HAKIKAT MANUSIA.pptx
2. DASPEND HAKIKAT MANUSIA.pptx2. DASPEND HAKIKAT MANUSIA.pptx
2. DASPEND HAKIKAT MANUSIA.pptxFika753292
 

Plus de Fika753292 (9)

PERTEMUAN 12 PENGARUH TIMBAL BALIK ANTARA SEKOLAH DAN MASYARAKAT.pptx
PERTEMUAN 12 PENGARUH TIMBAL BALIK ANTARA SEKOLAH DAN MASYARAKAT.pptxPERTEMUAN 12 PENGARUH TIMBAL BALIK ANTARA SEKOLAH DAN MASYARAKAT.pptx
PERTEMUAN 12 PENGARUH TIMBAL BALIK ANTARA SEKOLAH DAN MASYARAKAT.pptx
 
PERTEMUAN 2 HAKIKAT MANUSIA FIX.pptx
PERTEMUAN 2 HAKIKAT MANUSIA FIX.pptxPERTEMUAN 2 HAKIKAT MANUSIA FIX.pptx
PERTEMUAN 2 HAKIKAT MANUSIA FIX.pptx
 
3. KEBUTUHAN DAN PENGEMBANGAN DIMENSI KEPRIBADIA MANUSIA.pptx
3. KEBUTUHAN DAN PENGEMBANGAN DIMENSI KEPRIBADIA MANUSIA.pptx3. KEBUTUHAN DAN PENGEMBANGAN DIMENSI KEPRIBADIA MANUSIA.pptx
3. KEBUTUHAN DAN PENGEMBANGAN DIMENSI KEPRIBADIA MANUSIA.pptx
 
KONSEP DASAR SOSIOLOGI PENDIDIKAN.pptx
KONSEP DASAR SOSIOLOGI PENDIDIKAN.pptxKONSEP DASAR SOSIOLOGI PENDIDIKAN.pptx
KONSEP DASAR SOSIOLOGI PENDIDIKAN.pptx
 
PERTEMUAN 1.pptx
PERTEMUAN 1.pptxPERTEMUAN 1.pptx
PERTEMUAN 1.pptx
 
KAJIAN TEORITIS DALAM SOSIOLOGI PENDIDIKAN PERTEMUAN 4.pptx
KAJIAN TEORITIS DALAM SOSIOLOGI PENDIDIKAN PERTEMUAN 4.pptxKAJIAN TEORITIS DALAM SOSIOLOGI PENDIDIKAN PERTEMUAN 4.pptx
KAJIAN TEORITIS DALAM SOSIOLOGI PENDIDIKAN PERTEMUAN 4.pptx
 
ELASTISITAS PERMINTAAN DAN PENAWARAN.pptx
ELASTISITAS PERMINTAAN DAN PENAWARAN.pptxELASTISITAS PERMINTAAN DAN PENAWARAN.pptx
ELASTISITAS PERMINTAAN DAN PENAWARAN.pptx
 
6. PANCASILA_SEBAGAI_ETIKA_POLITIK.pptx
6. PANCASILA_SEBAGAI_ETIKA_POLITIK.pptx6. PANCASILA_SEBAGAI_ETIKA_POLITIK.pptx
6. PANCASILA_SEBAGAI_ETIKA_POLITIK.pptx
 
2. DASPEND HAKIKAT MANUSIA.pptx
2. DASPEND HAKIKAT MANUSIA.pptx2. DASPEND HAKIKAT MANUSIA.pptx
2. DASPEND HAKIKAT MANUSIA.pptx
 

Dernier

Hiperlipidemiaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa
HiperlipidemiaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaHiperlipidemiaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa
Hiperlipidemiaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaafarmasipejatentimur
 
Modul Projek - Batik Ecoprint - Fase B.pdf
Modul Projek  - Batik Ecoprint - Fase B.pdfModul Projek  - Batik Ecoprint - Fase B.pdf
Modul Projek - Batik Ecoprint - Fase B.pdfanitanurhidayah51
 
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptxPerumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptxadimulianta1
 
LK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docx
LK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docxLK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docx
LK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docxPurmiasih
 
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7IwanSumantri7
 
Materi IPAS Kelas 1 SD Bab 3. Hidup Sehat.pptx
Materi IPAS Kelas 1 SD Bab 3. Hidup Sehat.pptxMateri IPAS Kelas 1 SD Bab 3. Hidup Sehat.pptx
Materi IPAS Kelas 1 SD Bab 3. Hidup Sehat.pptxmuhammadkausar1201
 
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..ikayogakinasih12
 
PPT PENELITIAN TINDAKAN KELAS MODUL 5.pptx
PPT PENELITIAN TINDAKAN KELAS MODUL 5.pptxPPT PENELITIAN TINDAKAN KELAS MODUL 5.pptx
PPT PENELITIAN TINDAKAN KELAS MODUL 5.pptxSaefAhmad
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BModul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BAbdiera
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAAndiCoc
 
Materi Sosiologi Kelas X Bab 1. Ragam Gejala Sosial dalam Masyarakat (Kurikul...
Materi Sosiologi Kelas X Bab 1. Ragam Gejala Sosial dalam Masyarakat (Kurikul...Materi Sosiologi Kelas X Bab 1. Ragam Gejala Sosial dalam Masyarakat (Kurikul...
Materi Sosiologi Kelas X Bab 1. Ragam Gejala Sosial dalam Masyarakat (Kurikul...asepsaefudin2009
 
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ikabab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ikaAtiAnggiSupriyati
 
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptxSesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptxSovyOktavianti
 
aksi nyata - aksi nyata refleksi diri dalam menyikapi murid.pdf
aksi nyata - aksi nyata refleksi diri dalam menyikapi murid.pdfaksi nyata - aksi nyata refleksi diri dalam menyikapi murid.pdf
aksi nyata - aksi nyata refleksi diri dalam menyikapi murid.pdfwalidumar
 
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptxPERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptxRizkyPratiwi19
 
Membuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docx
Membuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docxMembuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docx
Membuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docxNurindahSetyawati1
 
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SDPPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SDNurainiNuraini25
 
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UTKeterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UTIndraAdm
 
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..ikayogakinasih12
 
PPT AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH DUA.pptx
PPT AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH DUA.pptxPPT AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH DUA.pptx
PPT AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH DUA.pptxssuser8905b3
 

Dernier (20)

Hiperlipidemiaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa
HiperlipidemiaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaHiperlipidemiaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa
Hiperlipidemiaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa
 
Modul Projek - Batik Ecoprint - Fase B.pdf
Modul Projek  - Batik Ecoprint - Fase B.pdfModul Projek  - Batik Ecoprint - Fase B.pdf
Modul Projek - Batik Ecoprint - Fase B.pdf
 
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptxPerumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
 
LK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docx
LK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docxLK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docx
LK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docx
 
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
 
Materi IPAS Kelas 1 SD Bab 3. Hidup Sehat.pptx
Materi IPAS Kelas 1 SD Bab 3. Hidup Sehat.pptxMateri IPAS Kelas 1 SD Bab 3. Hidup Sehat.pptx
Materi IPAS Kelas 1 SD Bab 3. Hidup Sehat.pptx
 
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
 
PPT PENELITIAN TINDAKAN KELAS MODUL 5.pptx
PPT PENELITIAN TINDAKAN KELAS MODUL 5.pptxPPT PENELITIAN TINDAKAN KELAS MODUL 5.pptx
PPT PENELITIAN TINDAKAN KELAS MODUL 5.pptx
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BModul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
 
Materi Sosiologi Kelas X Bab 1. Ragam Gejala Sosial dalam Masyarakat (Kurikul...
Materi Sosiologi Kelas X Bab 1. Ragam Gejala Sosial dalam Masyarakat (Kurikul...Materi Sosiologi Kelas X Bab 1. Ragam Gejala Sosial dalam Masyarakat (Kurikul...
Materi Sosiologi Kelas X Bab 1. Ragam Gejala Sosial dalam Masyarakat (Kurikul...
 
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ikabab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
 
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptxSesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
 
aksi nyata - aksi nyata refleksi diri dalam menyikapi murid.pdf
aksi nyata - aksi nyata refleksi diri dalam menyikapi murid.pdfaksi nyata - aksi nyata refleksi diri dalam menyikapi murid.pdf
aksi nyata - aksi nyata refleksi diri dalam menyikapi murid.pdf
 
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptxPERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
 
Membuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docx
Membuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docxMembuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docx
Membuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docx
 
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SDPPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
 
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UTKeterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
 
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
 
PPT AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH DUA.pptx
PPT AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH DUA.pptxPPT AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH DUA.pptx
PPT AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH DUA.pptx
 

RAGAM BAHASA

  • 1. Nama mata kuliah : Bahasa Indonesia Bobot SKS : 3 SKS Semester : 1/Reguler Jurusan : Semua jurusan Dosen Pembina : Ahmad Ilzamul Hikam
  • 2. SEJARAH DAN RAGAM BAHASA INDONESIA
  • 4. . Sejarah Bahasa Indonesia Latar belakang lahirnya bahasa Indonesia telah dicatat dalam sejarah, yaitu tanggal 28 Oktober 1928 tepatnya pada peristiwa Sumpah Pemuda dalam ikrar ketiga sebagai bahasa persatuan. Kelahiran bahasa Indonesia pada tahun tersebut lebih banyak ditentukan oleh segi politik daripada segi kebangsaan. Akan tetapi, segi politik itu dikaitkan dengan segi kebangsaan, yaitu melihat dan mengamati sejarah bahasa (Melayu) yang akan diresmikan sebagai bahasa Indonesia.
  • 5. Bahasa Melayu Bahasa Melayu yang dimakhsudkan bukanlah bahasa Melayu daerah atau sering dikenal dengan bahasa Melayu kesusastraan melainkan bahasa Melayu perhubungan (lingua franca), yaitu bahasa Melayu yang telah menyebar ke berbagai pelosok tanah air. Oleh karena itu, bahasa Melayu sebagai bahasa daerah masih tetap ada dan berkembang sampai sekarang dan yang akan datang (dijamin oleh Undang-undang Dasar 1945,pasal 36) di provinsi Riau dengan ibu kota Pekan Baru.
  • 6. Pilihan bahasa Melayu sebagai dasar lahirnya bahasa Indonesia disebabkan oleh faktor-faktor berikut: 1. Bahasa Melayu lebih demokratis. Faktor demokratis yang dimakhsudkan adalah bahasa Melayu tidak mengenal tingkat sosial dalam berbahasa;makhsudnya tidak dikenal tingkat bahasa Melayu bangsawan atau istana sebagaimana terdapat pada bahasa daerah lainnya di Indonesia. 2. Bahasa Melayu telah dipakai sebagai bahasa lingua franca bahasa perhubungan di Nusantara sejak abad ke-7 melalui bukti batu tertulis, prasasti, dan tulisan-tulisan di daun lontar seperti prasasti kota Kapur, Talang Tuo, Kedukan Bukit, dan Karang Birahi di Sumatra Selatan; batu tertulis di Pagaruyung, Sumatera Barat; serta naskah-naskah berbahasa Melayu dengan huruf Arab (di kerajaan-kerajaan) di Nusantara, 3. Bahasa Melayu mudah dimengerti sebagai bahasa komunikasi. Hal itu sudah terbukti bahwa bahasa Melayu menyebar ke berbagai pelosok tanah air yang sering dikenal sebagai bahasa pergaulan. 4. Secara psikologis bahasa daerah lainnya menerima kenyataan itu tanpa rasa iri hati atau penolakan, namun, berkomentar sangat tepat sebagai dasar bahasa Indonesia.
  • 8. Ragam Bahasa Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) ragam bahasa diartikan variasi bahasa menurut pemakaiannya, topik yang dibicarakan hubungan pembicara dan teman bicara, dan medium pembicaraannya. Pengertian ragam bahasa ini dalam berkomunikasi perlu memperhatikan aspek; (1) Situasi yang dihadapi (2) Permasalahan yang hendak disampaikan (3) Latar belakang pendengar atau pembaca yang dituju,dan (4) Medium atau sarana bahasa yang digunakan
  • 9. Ragam Bahasa Berdasarkan Situasi Berdasarkan situasi pemakaiannya, ragam bahasa terdiri atas tiga bagian: Ragam bahasa formal Ragam bahasa semiformal Dan ragam bahasa nonformal.
  • 10. Ragam bahasa formal memperhatikan kriteria berikut agar bahasanya menjadi resmi. a. Kemantapan dinamis dalam pemakaian kaidah sehingga tidak kaku tetapi tetap lebih luwes dan dimungkinkan ada perubahan kosa kata dan istilah dengan benar. b. Penggunaan fungsi-fungsi gramatikal secara konsisten dan eksplisit. c. Penggunaan bentukan kata secara lengkap dan tidak disingkat. d. Penggunaan imbuhan (afiksasi) secara eksplisit dan konsisten. e. Penggunaan ejaan yang baku pada ragam bahasa tulis dan lafal yang baku pada ragam bahasa lisan.
  • 11. Berdasarkan kriteria ragam bahasa formal di atas, pembedaan antara ragam formal, ragam semiformal, dan ragam non-formal diamati dari hal berikut: a. Pokok masalah yang sedang dibahas, b. Hubungan antara pembicara dan pendengar, c. Medium bahasa yang digunakan lisan atau tulis, d. Area atau lingkungan pembicaraan terjadi, dan e. Situasi ketika pembicaraan berlangsung.
  • 12. Kelima pembedaan ragam bahasa di atas, dipertegas lagi pembedaan antara ragam bahasa formal dan bahasa non-formal yang paling mencolok adalah sebagai berikut: a. Penggunaan kata sapaan dan kata ganti, misalnya: Saya dan gue/ogut anda dan lu/ente. b. Penggunaan imbuhan (afiksasi), awalan (prefiks), akhiran (sufiks), gabungan awalan dan akhiran (simulfiks), dan imbuhan terpisah (konfiks). Misalnya: Awalan : menyapa-apaan Akhiran : kalikan-kaliin Simulfiks : menggambarkan-gambarin- menyerahkan-nyerahin. Konfiks : Kesalahan-nyalahin-pembetulan- betulin
  • 13. c. Penggunaan unsur fatik (persuasi) lebih sering muncul dalam ragam bahasa nonformal, seperti sih, deh, dong, kok, lho, ya kale, gitu ya. d. Penghilangan unsur atau fungsi kalimat (S-P-O-Pel-Ket) dalam ragam bahasa nonformal yang menganggu penyampaian suatu pesan. Misalnya; Penghilangan subjek : Kepada hadirin harap berdiri. Penghilangan predikat : Laporan itu untuk pimpinan. Penghilangan objeK : SCTV melaporkan dari Medan. Penghilangan pelengkap : Mereka diskusi di lantai II
  • 14. 1. Ragam bahasa formal a. Selamat pagi pak, mohon maaf saya sedikit terlambat masuk kantor. b. Pekerjaan yang Bapak berikan kepada saya kemarin sudah saya selesaikan.
  • 15. 2. Ragam bahasa semiformal 3. Ragam bahasa nonformal Contoh: a. Bro, gue cabut duluan ya. b. Tenang aja coy kalau sama gue, semua urusan gue jamin beres.
  • 16. Ragam Bahasa Berdasarkan Medium Berdasarkan mediumnya ragam bahasa terdiri atas dua ragam bahasa, yaitu: a. Ragam bahasa lisan Ragam bahasa lisan adalah bahasa yang dilafalkan langsung oleh penuturnya kepada pendengar atau teman bicaranya. Ragam bahasa lisan ini ditentukan oleh intonasi dalam pemahaman maknanya. Misalnya: 1) Kucing/ makan tikus mati. 2) Kucing makan//tikus mati. 3) Kucing makan tikus/mati.
  • 17. Penanda lafal dalam contoh di atas adalah garis miring (/), yaitu perhentian sementara yang disebut jeda, yang posisinya berbeda sehingga makna kalimat tidak sama. Dalam ragam tulis, apabila makna yang dimakhsudkan secara berturut dari contoh di atas (a,b, dan c), peranan tanda baca (pungutasi) sangat penting dalam contoh ini menggunakan tanda hubung (-). Perhatikan urutan contoh ragam tulis berikut. 1). Kucing makan-tikus-mati. 2). Kucing makan dan tikus mati. 3). Kucing (yang)-makan-tikus-mati.
  • 18. Ragam lisan adalah ragam bahasa yang diungkapkan dengan sarana lisan yang ditandai oleh pengulangan-pengulangan, intonasi, spontanitas sehingga kriteria kejelasan, ketegasan, ketepatan, dan kelugasan terpenuhi oleh si penutur. Perhatikan contoh ragam lisan berikut. 1). Kucing makan-tikus-mati. 2). Kucing makan dan tikus mati. 3). Kucing (yang)-makan-tikus-mati.
  • 19. Ragam lisan adalah ragam bahasa yang diungkapkan- pengulangan, intonasi, spontanitas, sehingga kriteria kejelasan, ketegasan, ketepatan, dan kelugasan terpenuhi oleh si penutur. Perhatikan contoh ragam lisan berikut. 1). Jika tak kuat, tak usah kau lanjutkan kerja ini. 2). Entar kakak bikin yang lebih yuhud gambarnya 3). Makalah anatomi kamu sudah serahkan kemarin
  • 20. b. Ragam Bahasa Tulis Ragam bahasa tulis adalah ragam bahasa yang ditulis atau dicetak dengan memperhatikan penempatan tanda baca dan ejaan secara benar. Ragam bahasa tulis dapat bersifat formal, semiformal, dan non-formal. Dalam penulisan makalah seminar dan skripsi, penulis harus menggunakan ragam bahasa formal sedangkan ragam bahasa semiformal digunakan dalam perkuliahan dan ragam bahasa nonformal digunakan keseharian secara informal.
  • 21. , Ragam tulis adalah variasi bahasa yang dipergunakan melalui sarana tulisan dan dapat diperkuat atau didukung oleh seperangkat visual untuk mencapai sasaran. Sarana visual yang dimakhsudkan adalah bantuan berupa skema, grafik, peta, gambar, foto, warna, atau benda-benda konkret yang lainnya . Contoh yang akan diberikan berikut ini adalah sarana tulis aja. Perhatikanlah contoh yang dimakhsud berikut ini. 1) Jikalau tidak kuat, tidak perlu engkau teruskan pekerjaan itu. 2) Nanti kakak buatkan yang lebih bagus gambarmu. 3) Makalah anatomi sudah kamu serahkan kemarin.
  • 22. Berikut ini dideskripsikan perbedaan dan persamaan antara bahasa lisan dan bahasa tulis dalam bentuk bagan penggunaan ragam bahasa dan laras bahasa dalam penulisan karya ilmiah harus berupaya pada: 1) Ragam bahasa formal 2) Ragam bahasa tulis 3) Ragam bahasa lisan 4) Laras bahasa ilmiah, dan 5) Berbahasa Indonesia dengan baik dan benar.
  • 23. c. Ragam baku Ragam baku adalah ragam bahasa yang dipakai jika teman bicara, termasuk orang yang dihormati oleh pembicara, termasuk juga topik yang akan dibicarakan, bersifat resmi (seperti surat, perundang-undangan, dan karya teknis), dari pembicaraan itu diadakan dalam forum resmi (seperti rapat, simposium, seminar, dan kongres). Ragam bahasa baku ini disebut juga ragam resmi yang dapat berupa sarana bahasa lisan dan tulis. Perhatikan contoh berikut. 1). Atas perhatian saudara, saya sampaikan terima kasih. 2). Penghargaan yang tinggi saya tunjukan kepada Bapak Dr. H.B Jasin yang berkat koleksi buku-bukunya saya dapat memperoleh data yang saya perlukan.
  • 24. d. Ragam tidak baku Ragam tidak baku (lisan atau tulis) adalah ragam bahasa yang menyalahi kaidah-kaidah yang terdapat dalam ragam baku. Karena itu, ragam ini tidak dapat dilembagakan pemakaiannya serta tidak terpelihara dan tidak seragam. Perhatikan contoh ragam tidak baku berikut: 1). Pegawai negeri pada ngobyek dengan dikontrakkannya rumah BTN. 2). Kepada yth. Bapak pimpinan perusahaan, Bapak Drs. Anglikan Ramean, waktu dan tempat kami persilakan.
  • 25. e. Ragam Dialek Ragam dialek adalah ragam bahasa (Indonesia) yang dipengaruhi oleh bahasa daerah si pembicara atau ragam bahasa daerah yang ditandai oleh daerah atau kota si pembicara asal (tinggal). Ragam bahasa Indonesia dialek sunda tentu berbeda dengan dialek jawa atau ragam bahasa Indonesia dialek Jakarta tidak sama dengan ragam dialek medan. Contoh: a. Paklek dan Bulek Nining pamit pulang dulu ya, lusa Nining berkunjung lagi (ragam dailek Jawa). b. Kamu tidak boleh berbuat semena-mena terhadap orang lain.
  • 26. F. Ragam Resmi Ragam resmi sama halnya dengan ragam baku (lihat ragam baku). G. Ragam Akrab Ragam akrab adalah bahasa yang dipakai jika pembicara menganggap teman sebagai sesama (dalam usia atau profesi kerja) atau orang yang lebih muda atau lebih rendah statusnya yang biasanya dalam situasi tidak resmi. Contoh: 1). Percayalah, semuanya bisa diatur. 2). Bagi kami usul itu oke-oke saja asal transportasi ditanggung panitia.
  • 27. h. Ragam tidak resmi Ragam tidak resmi adalah ragam bahasa yang digunakan dalam situasi tidak resmi. Sebagian bahasa lisan ditandai oleh penggunaan slang dan elipsis dalam lingkungan yang amat akrab. Ragam ini disebut ragam santai. Contoh: 1) Gue heran liat lu, begitu cuek sama cewek secantik itu. 2) Apa sih yang digosipin? Itu tu….