Manajemen konflik melibatkan identifikasi penyebab dan jenis konflik serta upaya penanganannya untuk menciptakan lingkungan kerja yang kondusif melalui komunikasi terbuka dan tanggung jawab bersama dalam penyelesaian perbedaan. Konflik dapat diselesaikan dengan berbagai cara seperti musyawarah, konfrontasi, atau bekerjasama untuk mencapai kesepakatan yang menguntungkan bagi semua pihak.
2. Manajemen konflik adalah suatu tindakan atau
pengelolaan yang dilakukan oleh seseorang
terhadap konflik yang dihadapi dengan cara
mengidentifikasi penyebab, pengaruh, jenis
konflik serta melakukan tindakan untuk
menanganinya.
Konflik diindikasikan sebagai suatu kelemahan
manajemen pada suatu organisasi yang harus
dihindarkan. Kalau staf diarahkan terhadap suatu
tujuan yang jelas dalam melaksanakan tugasnya
dan ketidakpuasan staf harus diekspresikan
secara langsung supaya masalah tidak
menumpuk dan bertambah banyak. Manajemen
konflik yang konstruktif akan menghasilkan
lingkungan yang kondusif untuk didiskusikan
sebagai suatu fenomena utama, komunikasi yang
terbuka melalui pengutaraan perasaan, dan tukar
pikiran serta tanggung jawab yang
menguntungkan dalam menyelesaikan suatu
perbedaan.
3. Batasan pekerjaan yang tidak jelas
Tekanan waktu
Standar, peraturan dan kebijakan yang tidak masuk
akal
Pertikaian antar pribadi
Perbedaan status
Harapan yang tidak terwujud
Perilaku menentang
Kekuasaan yang tidak jelas
Perbedaan kepentingan, nilai dan kebutuhan
Hambatan komunikasi dalam organisasi
Saling ketergantungan
organisasi yang terlalu besar
Konflik yang terdahulu tidak selesai
4. Kondisi yang menyebabkan konflik
Tingkat/ Tahap Konflik (Konflik laten atau Kondisi antesenden)
Persepsi menilai konflik merasakan konflik
(Subtansi, Pemikiran, Issu/peran) ( Affektif)
Memperlihatkan prilaku/ Manifestasi konflik
(Menarik diri, menantang, mendebat)
Resolusi konflik
Resolusi akibat dari konflik
5. Episode Konflik
Latent conflict
Persaingan untuk memperoleh sumber daya yang
tidak banyak tersedia
Dorongan untuk memiliki kemandirian / otonomi
Perbedaan tujuan kerja, sub-sub unit kerja dalam
organisasi
Percieved conflict
Mempersiapkan adanya konflik dengan atau tanpa
latent conflict, bila latent (-) konflik terjadi akibat
pemahaman yang keliru
6. Felt Conflict
Tahap personalisasi konflik dengan hasil persepsi konflik
(+) bila persepsi (-) do not felt conflict
Manifest Conflict
Agresif, apatis, depresi, menentang , decision making, dll
Resolusi Conflict
Membuka hubungan baru, dll
Jenis Konflik
Dilihat dari kejadiannya : - konflik langsung (direct conflict)
- tidak langsung (indirect conflict)
Dilihat dari perilaku orang yang terlibat : - kompetitif
- destruktif
7. Katagori Konflik
1. Intrapersonal disebabkan dilema nilai dan
keinginan
Konflik yang terjadi pada individu sendiri.
Akibat dari kompetisi peran, misalnya, manajer
mempunyai konflik intrapersonal dengan
loyalitas terhadap profesi keperawatan, loyalitas
terhadap pekaryaan, dan loyalitas kepada pasien.
2. Interpersonal disebabkan pertentangan nilai,
kepercayan dan keinginan
Konflik terjadi antara dua orang atau lebih
dimana nilai, tujuan dan keyakinan berbeda.
Misal, manajer sering mengalami konflik dengan
teman sesama manajer, atasan, dan bawahan.
8. 3. Intergroup disebabkan perbedaan kelompok
agama / aliran kepercayaan
Konflik terjadi antara dua atau lebih dari
kelompok orang, departemen, atau organisasi.
Misalnya, hambatan dalam mencapai
kekuasaan dan otoritas.
9. Akibat atau dampak konflik
1. Positif
Meningkatkan kemampuan untuk beradaptasi bila ada
konflik yang lebih serius
Menstimulasi kemampuan mencari problem solving baru
Meningkatkan kekohesifan kelompok
Dapat digunakan sebagai alat untuk mengukur kekuatan
atau kemampuan pemimpin
2. Negatif
Menurunkan produktifitas kerja perseorangan dan atau
organisasi
Bila tidak terselesaikan dan berkelanjutan dapat
menyebabkan kerusakan kesatuan kerja.
10. Pengelolaan saat terjadi konflik :
Penghindaran sementara
Musyawarah
Konfrontasi
Bekerjasama
Pencegahan/ preventive
Standar kerja
Disiplin
Membuat pertimbangan berdasarkan tingkat
perkembangan individu / staf
Komunikasi
Manajmen partisipasif
11. Kemungkinan sikap dalam konflik
Win-win Vs Lose-lose
pihak sama2 menyadari dan menghargai
nilai
Competing
Tidak ada yang mengalah, terpaksa karena
krisis Win-lose
Acomodating
Lose - Win
Cooperation
Tidak ada yg dirugikan, pemahaman
maksud masing-masing
12. Smoothing
Mengurangi dampak emosional,
Membujuk/ mencari persamaan dan nilai (+)
Avoidance
Tidak mempertajam masalah/ meredam masalah
Perlu waktu, sumber dan taktik
Collaborattion
Asertif, kooperatif
Win-win
Bekerjasama untuk : target masing-masing dan target
bersama
problem solving
13. Ketrampilan Khusus untuk mencegah terjadinya
konflik
Menetapkan peraturan/ garis pedoman yang jelas dan
diketahui semua staf
komunikasi terbuka diantara senua anggota organisasi
bersikap menghargai--- memberi pujian
Pemecahan masalah tidak memojokkan
konfrontasi dilakukan bila perlu dan terbuka, tepat waktu
Jangan membuat peraturan beruba-ubah
Fokuskan pada masalah, tidak kepribadian
Hindari menegur, memotong ekspresi perasaan, monopoli
pembicaraan
Penegah yang baik
Lakukan evaluasi ulang bila selesai melakukan
penyelesaian masalah
14. Manajemen Situasi Konflik
Tujuan utama : konflik dapat ditangani
sedemikian rupa agar berdampak (+) bagi
yang berkonflik
Penilaian terhadap pentingnya dan akibat
konflik yang terjadi sumber, tipe, orang
Tentukan strategi umum untuk menghadapi
konflik : penyelesaian, pencegahan
evaluasi
15. Prilaku menantang menurut Murphi (1997)
terbagai dalam :
Kompetitif Bomber
Adalah segolongan orang yang benar-benar menolak
untuk bekerja dengan memberi komentar negatif
Marfyred accommodator
Adalah segolongan orang yang mau bekerjasama tetapi
selalu mengeluh dan protes
Avoider
Adalah mereka yang benar-benar menentang pimpinan
16. Langkah-langkah Penyelesaian konflik
1. Pengkajian
Analisis situasi. Identifikasi jenis konflik untuk
menentukan waktu yang diperlukan, lakukan
pengumpulan fakta pengkajian lebih mendalam,
siapa yang terlibat dan peran masing-masing,
tentukan situasinya jika dapat diubah.
Analisis dan mematikan isu yang
berkembang. Jelaskan masalah dan perioritas
fenomena yang terjadi, tentukan masalah utama yang
memerlukan suatu penyelesaian, hindari
penyelesaian semua masalah dalam satu waktu.
Menyusun tujuan. Jelasakan tujuan spesifik yang
akan dicapai.
17. 2. Identifikasi
Mengelola perasaan. Hindari respon emosional :
marah, sebab setiap orang mempunyai respon yang
berbeda terhadap kata-kata, ekspresi, dan tindakan.
3. Intervensi
Masuk pada konflik yang diyakini dapat diselesaikan
dengan baik. Identifikasi hasil yang positif yang
akan terjadi.
Menyelesaikan metode dalam menyelesaikan
konflik. Memerlukan metode yang berbeda-beda.
Pilih metode yang paling sesuai untuk
menyelesaikan konflik yang terjadi.