SlideShare une entreprise Scribd logo
1  sur  14
Télécharger pour lire hors ligne
JPIS, Jurnal Pendidikan Ilmu Sosial, Vol. 24, No. 2, Edisi Desember 2015 185
HUBUNGAN MATA KULIAH PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN
DENGAN PENINGKATAN WAWASAN KEBANGSAAN DAN
SEMANGAT NASIONALISME MAHASISWA
1
Fitri Silvia Sofyan, 2
Dadang Sundawa
1
Mahasiswa Dep. Pendidikan Kewarganegaraan, SPs, UPI, e-mail: fs.saybia@mail.com
2
Dosen Dep. Pendidikan Kewarganegaraan, SPs, UPI.
ABSTRACT
This research is purposed to procure representation about correlations between civic education
courses with the students’ insight into nationalism and the students’ spirit of nationalism in
STKIP Garut. This study used quantitative approach with a correlation study method. The data
of this study was obtained through questionnaires and tests given to students in STKIP Garut.
Researcher revealed that: 1. The implementation of civic education as a general basic course
included in personality development course in STKIP Garut had been implemented very well and
was able to make a significant contribution, which is in accordance to civic education’s goal
itself. 2. Students in STKIP Garut were believed to have a good insight into nationalism and a
strong nationalism. 3. The application of civic education courses as a general basic course has a
strong correlation and a great influence on the improvement of the students’ insight into
nationalism and the spirit of nationalism in STKIP Garut.
Keywords: Civic education course, nationality, insight on nationalism, spirit of nationalism,
STKIP Garut.
PENDAHULUAN
Pendidikan Kewarganegaraan merupa-
kan salah satu bidang kajian dalam konteks
pendidikan nasional yang memiliki peran
strategis untuk meningkatkan kembali
wawasan kebangsaan dan semangat nasio-
nalisme mahasiswa. Karena itu, untuk
memperkuat peran Pendidikan Kewarga-
negaraan, maka pemerintah mewajibkan
diberikan pada setiap satuan pendidikan
termasuk perguruan tinggi. Sebagaimana
dalam pasal 37 ayat (1) Undang-Undang
No.20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional bahwa “Pendidikan Kewarganega-
raan dimaksudkan untuk membentuk peserta
didik menjadi manusia yang memiliki rasa
kebangsaan dan cinta tanah air”. Jika dikaji
lebih jauh maka pemerintah melalui undang-
undang tersebut memiliki tujuan menyiapkan
generasi muda (mahasiswa) agar memiliki
wawasan kebangsan dan semangat nasional-
isme, karena mahasiwa merupakan kader
bangsa yang akan meneruskan tonggak kepe-
mimpinan bangsa dan negara Indonesia.
Karena itu, negara bertanggung jawab untuk
mempersiapkan generasi muda/mahasiswa
yang memiliki wawasan kebangsaan yang
tinggi dan juga memiliki semangat nasional-
isme dalam kehidupan berbangsa dan
bernegara. Sebagaimana Winataputra (2014) :
Secara holistic pendidikan kewarga-
negaraan bertujuan agar setiap warga
Negara muda (young citizens) memiliki
rasa kebangsaan dan cinta tanah air
dalam konteks nilai dan moral Pancasila,
nilai dan norma Undang-Undang Dasar
Negara Republik Indonesia Tahun 1945,
nilai dan komitmen Bhinneka tunggal
Ika, dan komitmen bernegara kesatuan
Republik Indonesia. Oleh karena itu
secara sadar dan terencana peserta didik
sesuai dengan perkembangan psikologis
JPIS, Jurnal Pendidikan Ilmu Sosial, Vol. 24, No. 2, Edisi Desember 2015 185
dan konteks kehidupannya secara
sistemik difasilitasi untuk belajar
berkehidupan demokrasi secara utuh,
yakni belajar tentang demokrasi (lear-
ning about democracy), belajar dalam
iklim dan melalui proses demokrasi
(learning through democracy), dan
belajar untuk membangun demokrasi
(learning for democracy).
Kondisi kehidupan berbangsa dan
bernegara Indonesia saat ini mengalami
kemunduran dalam pemahaman wawasan
kebangsaan dan semangat nasionalisme. Hal
ini generasi muda mempunyai peranan penting
dalam menjaga kelangsungan hidup bangsa
dan negara. Karena itu, kesadaran awal yang
harus kita tahu bahwa dalam penghayatan rasa
kebangsaan dan cinta tanah air adalah kenya-
taan bahwa kita telah menjadi bagian tetap dari
bangsa ini, bangsa Indonesia. Disinilah tempat
kita lahir, berpijak, hidup, bertumbuh dan
berkembang, serta (mungkin saja) kita nanti
akan menghembuskan nafas terakhir di tanah
air ini. Oleh karenanya, demi membangkitkan
kembali semangat nasionalisme generasi muda
kita membutuhkan komitmen untuk meneguh-
kan semangat persatuan dan kesatuan dengan
memegang penuh semboyan negara, yakni
“Bhinneka Tunggal Ika”. Jadi jika landasan
rasa kebangsaan di waktu yang lampau lebih
didasari oleh rasa kebersamaan masa lalu,
sekarang dan ke depan rasa kebangsaan harus
dilandasi oleh kesamaan pandangan tentang
masa depan bersama yang akan kita tuju
sebagai “suatu bangsa” (one of nation).
Penanaman dan pengembangan wawasan
kebangsaan dan nasionalisme menuntut
pendidikan kewarganegaraan agar mampu
mewujudkan apa yang menjadi tujuan dari
pendidikan kewarganegaraan itu sendiri. Kita
harus mampu mempererat persatuan dan
kesatuan bangsa di atas segala perbedaan, baik
perbedaan suku, ras, maupun agama. Sejalan
dengan pemaparan di atas Asep Mahpudz
(1996, hlm.281) mengatakan bahwa :
Untuk membangun nasionalisme gene-
rasi muda sebagai wujud pendidikan
kewarganegaraan adalah ungkapan
perasaan senasib sepenanggungan dalam
lingkup bangsa dalam bentuk kepedulian
dan kepekaan akan masalah-masalah
yang dihadapi bangsa, termasuk di
dalamnya masalah yang berkaitan de-
ngan rasa solidaritas sebangsa dan
setanah air. Setidaknya yang dibutuhkan
adalah menyangkut aspek pembinaan
nilai-nilai kepribadian dan aspek pening-
katan pengetahuan wawasan kebang-
saan. Oleh karena itu, upaya pembinaan
nasionalisme Indonesia pada masa
sekarang selayaknya mengutamakan
pandangan dan sikap antisipotoris,
berupa pembinaan kemampuan untuk
memperhitungkan perkembangan yang
akan terjadi dimasa depan. Artinya
dibutuhkan penanaman sikap mengha-
dapi segala situasi baru yang belum
pernah terjadi dalam kehidupan suatu
masyarakat atau suatu bangsa.
Pendidikan kewarganegaraan di
perguruan tinggi merupakan sumber nilai dan
pedoman dalam pengembangan dan
penyelengaraan program studi, guna
mengantarkan mahasiswa memantapkan
kepribadiannya sebagai manusia seutuhnya.
Hal ini berdasarkan pada suatu realitas yang
dihadapi, bahwa mahasiswa adalah sebagai
generasi bangsa yang harus memiliki visi
intelektual, religius, berkeadaban,
berkemanusiaan dan cinta tanah air dan
bangsanya. Dengan adanya mata kuliah
Pendidikan Kewarganegaraan diharapkan
dapat membantu mahasiswa memantapkan
kepribadiannya, agar secara konsisten mampu
mewujudkan nilai-nilai dasar Pancasila, rasa
kebangsaan dan cinta tanah air dalam
menguasai, menerapkan dan mengembangkan
ilmu pengetahuan, teknologi dan seni dengan
rasa tanggung jawab dan bermoral. Berkaitan
JPIS, Jurnal Pendidikan Ilmu Sosial, Vol. 24, No. 2, Edisi Desember 2015 185
dengan itu mahasiswa diharapkan akan
mampu untuk menjaga dan meneruskan cita-
cita pembangunan bangsa dengan sungguh-
sungguh mencintai bangsanya sendiri, dengan
tidak membeda-bedakan setiap suku, ras,
maupun agama yang mendiami di bumi
pertiwi Indonesia. Dengan wawasan kebang-
saan dan juga semangat nasionalisme maka hal
ini diharapkan agar kita dapat menjaga
keutuhan Negara agar tidak terpecah belah.
Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu
Pendidikan Garut merupakan salah satu
perguruan tinggi yang berada di wilayah
Kabupaten Garut. Oleh karena itu, Sekolah
Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan Garut
sebagai salah satu perguruan tinggi yang
melaksanakan kegiatan mata kuliah pendi-
dikan kewarganegaraan sangat mendukung
langkah-langkah yang diambil oleh pemerintah
untuk mengembangkan kehidupan bernegara
dan berbangsa dalam kalangan generasi muda
dan mahasiswa pada khususnya. Pemahaman
akan wawasan kebangsaan dan juga semangat
nasionalisme sudah terintegrasi dalam mata
kuliah Pendidikan Kewarganegaraan.
Berdasarkan identifikasi masalah, maka
dirumuskan permasalahannya yaitu adakah
korelasi yang signifikan antara mata kuliah
Pendidikan Kewarganegaraan dengan pening-
katan wawasan kebangsaan dan semangat
nasionalisme mahasiswa di lingkungan
Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendi-
dikan Kabupaten Garut. Dari rumusan
permasalah tersebut, selanjutnya dirinci
pertanyaan penelitiannya sebagai berikut : 1)
Bagaimana gambaran penerapan mata kuliah
Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) yang
dilaksanakan di Sekolah Keguruan dan Ilmu
Pendidikan Garut di Kabupaten Garut? 2)
Bagaimana gambaran pemahaman wawasan
kebangsaan dan semangat nasionalisme
mahasiswa di lingkungan Sekolah Tinggi
Keguruan dan Ilmu Pendidikan Garut di
Kabupaten Garut? 3) Adakah korelasi antara
mata kuliah Pendidikan Kewarganegaraan
dengan peningkatan wawasan kebangsaan dan
semangat nasionalisme mahasiswa di Sekolah
Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan Garut
di Kabupaten Garut?
Tujuan penelitian berkaitan erat dengan
permasalahan penelitian. Tujuan penelitian
berisi tentang rumusan hasil yang akan dicapai
dalam penelitian yang merupakan jawaban
dari pertanyaan penelitian yang dilakukan.
Adapun tujuan umum yang ingin dicapai
dalam penelitian ini adalah untuk memperoleh
gambaran mengenai korelasi Pendidikan
Kewarganegaraan dengan peningkatan
wawasan kebangsaan dan semangat
nasionalisme mahasiswa. di Sekolah Tinggi
Keguruan dan Ilmu Pendidikan Kabupaten
Garut. Sedangkan tujuan khusus penelitian
dapat diuraikan sebagai berikut : 1) Untuk
mendeskripsikan gambaran penerapan mata
kuliah Pendidikan Kewarganegaraan (PKn)
yang dilaksanakan di Sekolah Keguruan dan
Ilmu Pendidikan Garut di Kabupaten Garut. 2)
Untuk mendeskripsikan gambaran pemahaman
wawasan kebangsaan dan semangat
nasionalisme mahasiswa di lingkungan
Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu
Pendidikan Garut di Kabupaten Garut. 3)
Untuk mengetahui adakah korelasi Pendidikan
Kewarganegaraan (PKn) dengan peningkatan
wawasan kebangsaan dan semangat
nasionalisme dalam perkuliahan Pendidikan
Kewarganegaraan (PKn) Sekolah Tinggi
Keguruan dan Ilmu Pendidikan Garut di
Kabupaten Garut.
METODE PENELITIAN
Metode penelitian ini adalah metode
korelasional dengan menggunakan pendekatan
kuantitatif, yakni mendeskripsikan mengenai
JPIS, Jurnal Pendidikan Ilmu Sosial, Vol. 24, No. 2, Edisi Desember 2015 185
hubungan korelasi penerapan Pendidikan
Kewarganegaraan dengan peningkatan
wawasan kebangsaan dan semangat
nasionalisme mahasiswa. Dalam penelitian ini
peneliti berkeinginan mengungkap fenomena-
fenomena obyektif dan dikaji secara kuantitatif
dan peneliti ingin menjawab pertanyaan
penelitian menggunakan pengukuran yang
cermat terhadap variabel-variabel penelitian.
Nana Sudjana dan Ibrahim (2007:77)
menjelaskan mengenai pengertian dari metode
penelitian korelasional, “studi korelasi
mempelajari hubungan dua variabel atau lebih,
yakni sejauh mana variasi dalam satu variabel
berhubungan dengan variasi dalam variabel
lain. Hal ini senada dengan Nana Syaodih
(2007:79) “studi hubungan (associational
study) disebut juga studi korelasional
(correlational study), meneliti hubungan
antara dua hal, dua variabel atau lebih”.
Tujuan penelitian ini untuk mendeteksi
sejauhmana variasi-variasi pada suatu faktor
berkaitan dengan variasi-variasi pada saat atau
lebih faktor lain berdasarkan pada koefisien
korelasi. Dalam penelitian ini peneliti ingin
melihat hubungan dua variabel tanpa coba
merubah atau mengadakan perlakuan terhadap
variabel-variabel tersebut. Berkaitan hal
tersebut Kountur (2009:54-55) mengemukakan
bahwa “penelitian korelasi adalah penelitian
yang mencoba melihat hubungan antara
beberapa variabel sebagaimana adanya tanpa
perlakuan”. Melihat apakah mungkin
perubahan satu variabel berhubungan dengan
perbahan variabel lainnya.
Sampel penelitian ini adalah sebagian
dari seluruh mahasiswa di lingkungan Sekolah
Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan Garut.
Prosedur pemilihan sampel (sampling) dalam
penelitian ini adalah yaitu random sampling .
Sedangkan metode yang dipakai yaitu metode
proportionate stratified random sampling.
Sugiono (2010, hal.82) berpandangan bahwa
“teknik ini digunakan bila populasi mem-
punyai anggota/unsur yang tidak homogen dan
bersrata secara proporsional”. Hal tersebut
sesuai dengan unit sampel yang ada pada
populasi penelitian ini. Populasi penelitian ini
ialah mahasiswa Sekolah Tinggi Keguruan dan
Ilmu Pendidikan Garut yang terdiri dari
program studi Pendidikan Kewarganegaraan,
Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia,
Pendidikan Bahasa Inggris, Pendidikan
Matematika, Pendidikan Biologi, dan
Pendidikan Teknologi dan Ilmu Komputer.
Dengan menggunakan tabel penentuan
jumlah sampel dari populasi tertentu dengan
taraf kesalahan 5%, bila jumlah populasi
2.991, dengan kesalahan 5%, maka jumlah
sampelnya = 312. Karena populasi bersrata,
maka sampelnya pun berstrata. Stratanya
ditentukan menurut program studi yang ada.
Dengan demikian masing-masing sampel
untuk setiap program studi harus proporsional
sesuai dengan populasi. Berdasarkan perhi-
tungan dengan cara berikut ini jumlah sampel
untuk sampel untuk mahasiswa program studi
Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia = 65,
Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan =
31, Pendidikan Bahasa dan Sastra Inggris =
86, Pendidikan Biologi = 47, Pendidikan
Matematika = 68, dan Pendidikan Teknologi
dan Ilmu Komputer = 15.
Pend. Bhs Indonesia = 621:2991 X 312
= 64,7 = 65
PPKn = 296:2991 X 312
= 30,8 = 30
Pend. Bahasa Inggris = 823:2991 X 312
= 85,8 = 86
Pend. Biologi = 455:2991 X 312
= 47,4 = 47
Pend. Matematika = 656:2991 X 312
= 68,4 = 68
Pend. TIK = 140:2991 X 312
= 14,6 = 15
JPIS, Jurnal Pendidikan Ilmu Sosial, Vol. 24, No. 2, Edisi Desember 2015 185
HASIL DAN PEMBAHASAN
Penerapan Mata Kuliah PKn di STKIP
Garut
Berdasarkan hasil perhitungan terhadap
prosentase skor masing-masing indikator dapat
diketahui bahwa berdasarkan uji statistik,
penerapan mata kuliah di STKIP Garut
tergolong ke dalam sangat baik. Hasil
pengukuran statistik ini didukung oleh kondisi
di lapangan dimana Program Studi Pendidikan
Pancasila dan Kewarganegaraan sebagai induk
pelaksanaan penerapan mata kuliah PKn
sebagai MKDU di lingkungan STKIP Garut
sudah mampu menerapkan mata kuliah ini
dengan baik, sehingga apa yang menjadi
tujuan dari mata kuliah inipun dapat tercapai.
Secara paradigmatik Winataputra (2001)
mengemukakan bahwa Pendidikan Ke-
warganegaraan memiliki tiga komponen,
“yakni (1) kajian ilmiah pendidikan ilmu
kewarganegaraan; (2) program kurikuler
Pendidikan Kewarganegaraan; dan (3)
gerakan sosial-kultural kewarganegaraan,
yang secara koheren bertolak dari esensi
dan bermuara pada upaya pengembangan
pengetahuan kewarganegaraan (civic
knowledge), nilai, sikap dan watak
kewarganegaraan (civic disposition), dan
keterampilan kewarganegaraan (civic
skill)”.
Pendidikan Kewarganegaraan dalam
konteks domain kurikuler merupakan penem-
patan Pendidikan Kewarganegaaran dalam
pendidikan formal (jenjang SD sampai
perguruan tinggi) dan juga dalam pendidikan
nonformal. Dalam domain ini Pendidikan
Kewarganegaraan berfungsi sebagai mata
pelajaran yang diterapkan di sekolah dan mata
kuliah di perguruan tinggi.
Berdasarkan Undang-Undang RI No. 20
Tahun 2003, tentang Sistem Pendidikan
Nasional, serta Surat Keputusan Direktur
Jenderal Pendidikan Tinggi Departemen
Pendidikan Nasional No. 43/DIKTI/KEP/2006
tentang “Rambu-rambu pelaksanaan Kelom-
pok Mata Kuliah Pengembangan Kepribadian
di Perguruan Tinggi”. Terdiri atas mata kuliah
pendidikan agama, pendidikan kewargane-
garaan dan bahasa Indonesia. Mata kuliah
pendidikan kewarganegaraan merupakan
bagian dari kelompok mata kuliah pengem-
bangan kepribadian, dengan ketentuan tersebut
di atas wajib diberikan di semua fakultas dan
jurusan di seluruh perguruan tinggi.
Adapun Hakekat, Visi, Misi, dan
Kompetensi Mata Kuliah Pendidikan Kewar-
ganegaraan berdasarkan Keputusan Dirjen
Dikti N0.43/DIKTI/KEP/2006 dirumuskan
sebagai berikut: Hakekat Mata Kuliah
Pendidikan Kewarganegaraan adalah untuk
membekali dan memantapkan mahasiswa
dengan pengetahuan dan kemampuan dasar
hubungan warga negara Indonesia yang
Pancasilais dengan negara dan sesama warga
negara. Visi Mata Kuliah Pendidikan Kewar-
ganegaraan adalah merupakan sumber nilai
dan pedoman dalam pengembangan dan
penyelenggaraan program studi, guna
mengantarkan mahasiswa memantapkan kepri-
badiannya sebagai manusia Indonesia
seutuhnya. Misi Mata Kuliah Pendidikan
Kewarganegaraan adalah untuk membantu
mahasiswa memantapkan kepribadiannya agar
secara konsisten mampu mewujudkan nilai-
nilai dasar Pancasila, rasa kebangsaan dan
cinta tanah air dalam menguasai, menerapkan
dan mengembangkan ilmu pengetahuan,
teknologi dan seni dengan rasa tanggung
jawab. Kompetensi Mata Kuliah Pendidikan
Kewarganegaraan adalah diharapkan maha-
siswa menjadi ilmuwan yang memiliki rasa
kebangsaan dan cinta tanah air, demokratis
yang berkeadaban menjadi warga negara yang
memiliki daya saing, berdisiplin dan berpar-
tisipasi aktif dalam membangun kehidupan
yang damai berdasarkan sistem nilai Pancasila.
JPIS, Jurnal Pendidikan Ilmu Sosial, Vol. 24, No. 2, Edisi Desember 2015 185
Adapun yang menjadi bahan kajian
pendidikan kewarganegaraan menurut Surat
Keputusan tersebut meliputi: Filsafat Panca-
sila; Identitas Nasional; Hak dan Kewajiban
Warga Negara; Negara dan Konstitusi;
Demokrasi Indonesia; Hak Asasi Manusia dan
Rule of Law; Geopolitik Indonesia;
Geostrategi Indonesia
Hampir semua orang sepakat karena
telah menjadi pengetahuan umum khususnya
di kalangan komunitas akademik pendidikan
kewarganegaraan (civic/citizenship education)
di Indonesia bahkan di negara lain bahwa
tujuan pendidikan kewarganegaraan adalah
untuk membentuk warga negara yang baik (to
be good citizens). Numan Somantri (dalam
Wahab dan Sapriya, 2011, hlm.311)
melukiskan warga negara yang baik adalah
warga negara yang patriotik, toleran, setia
terhadap bangsa dan negara, beragama,
demokratis ..., Pancasila sejati. Berhubungan
dengan penjelasan warga negara yang baik
Azis Wahab mengemukakan sebagai berikut:
Warga negara yang baik adalah warga
negara yang memahami dan mampu
melaksanakan dengan baik hak-hak dan
kewajibannya sebagai individu warga
negara memiliki kepekaan dan tanggung
jawab sosial, mampu memecahkan
masalah-masalahnya sendiri dan juga
masalah-masalah kemasyarakatan secara
cerdas sesuai dengan fungsi dan perannya
(socially sensitive, socially responsible,
dan socially inteligence), memiliki sikap
disiplin pribadi, mampu berpikir kritis
kreatif, dan inovatis agar dicapai kualitas
pribadi dan perilaku warga negara dan
warga masyarakat yang baik (socio civic
behavior dan desirable personal qualities)
(Wahab dan Sapriya: 2011, hlm.311-312).
Tujuan Pendidikan Kewarganegaraan di
perguruan tinggi dirumuskan dalam visi, misi
dan kompetensi yang tercantum dalam Kep.
Dirjen DIKTI No.43/DIKTI/Kep/2006. Dari
apa yang tertuang dalam Surat Keputusan
Dirjen Dikti tersebut dapat kita ketahui bahwa
substansi pendidikan kewarganegaraan di
Perguruan Tinggi, pada hakikatnya yaitu untuk
membekali dan memantapkan mahasiswa
dengan pengetahuan dan kemampuan dasar
hubungan warga negara Indonesia yang
Pancasilais dengan negara dan sesama warga-
negara. Dengan kemampuan dasar diharapkan
mahasiswa mampu menerapkan nilai-nilai
tersebut dalam kehidupan sehari-hari;
memiliki kepribadian yang mantap, berpikir
kritis, bersikap rasional, etis, estetis, dan
dinamis, berpandangan luas, bersikap demo-
kratis dan berkeadaban.
Pemahaman Wawasan Kebangsaan dan
Semangat Nasionalisme Mahasiswa di
STKIP Garut
Sama halnya seperti penerapan mata
kuliah PKn, kondisi pemahaman wawasan
kebangsaan dan semangat nasionalisme maha-
siswa di lingkungan STKIP Garut juga dapat
dilihat berdasarkan hasil penghitungan
terhadap prosentase skor nilai yang didapat
pada variabel Y1 dan variabel. Secara statistik,
pemahaman wawasan kebangsaan dan sema-
ngat nasionalisme mahasiswa di lingkungan
STKIP Garut termasuk ke dalam kategori
sangat baik, hal ini terlihat dari skor rata-rata
yang didapatkan responden dalam pengukuran
melalui instrumen tes bertingkat. Hasil
pengukuran melalui tes bertingkat yang
dihitung secara statistik menunjukkan bahwa
pemahaman wawasan kebangsaan dan sema-
ngat nasionalisme mahasiswa STKIP Garut
berada pada kategori sangat baik.
Pemahaman wawasan kebangsaan dan
semangat nasionalisme pada diri individu
dipengaruhi oleh banyak hal, namun
berdasarkan hasil penelitian pemulis memiliki
pandangan bahwa dari sekian banyak hal yang
JPIS, Jurnal Pendidikan Ilmu Sosial, Vol. 24, No. 2, Edisi Desember 2015 185
mempengaruhi pemahaman wawasan kebang-
saan dan semangat nasionalisme, hal yang
memiliki pengaruh sangat besar adalah mata
kuliah PKn yang sudah ditempuh oleh para
mahasiswa di lingkungan STKIP Garut.
Setiap bangsa di dunia memiliki cara
pandang terhadap kebangsaan dan tanah airnya
masing-masing, dan cara pandang terhadap
kebangsaannya itu kemudian disebut sebagai
wawasan kebangsaan. Bangsa Indonesia
memiliki wawasan kebangsaanya sendiri yang
sesuai dengan nilai-nilai Pancasila. Berda-
sarkan nilai-nilai tersebut bangsa Indonesia
memiliki cara pandang untuk melangkah ke
depan dalam mencapai tujuan nasional.Maliki
(2010, hlm.180) berpendapat bahwa “wawasan
kebangsaan adalah cara pandang yang dapat
memberi pijakan bagi anak bangsa dalam
membangun kohesi sosial dan kesepakatan
hidup bersama di tengah negeri yang memiliki
ribuan pulau, pluralitas etnis, bahasa, budaya,
ideologi informal berserta agama”.
Wawasan Kebangsaan pada hekekatnya
merupakan suatu pandangan atau cara pandang
yang mencerminkan sikap dan kepribadian
bangsa Indonesia yang memiliki rasa cinta
tanah air, menjunjung tinggi kesatuan dan
persatuan, memiliki rasa kebersamaan sebagai
bangsa untuk membangun Indonesia menuju
masa depan yang lebih baik, di tengah
persaingan dunia yang globalistik, tanpa harus
kehilangan akar budaya dan nilai-nilai dasar
Pancasila yang telah kita miliki. Sebagaimana
yang tercantum dalam pasal 1 angka 1
Permendagri No.71 Tahun 2012 tentang
Pedoman Pendidikan Wawasan Kebangsaan
yaitu cara pandang bangsa Indonesia tentang
diri dan lingkungannya mengutamakan persa-
tuan dan kesatuan bangsa serta kesatuan
wilayah yang dilandasi Pancasila, UUD
Negara Republik Indonesia 1945, Bhinneka
tunggal ika, dan Negara Kesatuan RI.
Wawasan kebangsaan meliputi mawas
ke dalam dan mawas ke luar. Mawas ke dalam
artinya memandang kepada diri bangsa
Indonesia sendiri yang memiliki wilayah tanah
air yang luas, jumlah penduduk yang banyak,
keanekaragaman budaya dan lain-lain, harus
diletakan dalam satu pandangan yang
mendasarkan pada kepentingan bersama
sebagai bangsa. Mawas ke luar, yaitu
memandang terhadap lingkungan sekitar
Negara-negara tetangga dan dunia
internasional. Bangsa Indonesia harus
memiliki integritas dan kredibilitas yang kuat
dalam memainkan perannya di dunia
internasional sebagai bangsa yang berdaulat
dan bermartabat. Wildan mengemukakan
bahwa:
Wawasan Kebangsaan pada hakikatnya
adalah kesamaan persepsi dari segenap
komponen bangsa Indonesia sebagai dasar
bagi terbangunnya rasa dan semangat
nasional yang tinggi dalam semua aspek
kehidupan nasional. Wawasan Kebang-
saan akan menjadi daya dorong untuk
berbuat, mempersembahkan, dan mendar-
mabaktikan karya terbaik bagi bangsa dan
negara. Lebih dari itu, hakikat Wawasan
Kebangsaan menghendaki dimilikinya
sikap untuk segera mengakhiri kesetiaan
terhadap kelompok (partai, golongan,
suku bangsa) atau perseorangan begitu
kesetiaan terhadap bangsa dan negara
diperlukan (2009, hlm.154 dalam Tim
Sosialiasi Wawasan Kebangsaan
Sekretariat Wakil Presiden RI, 2005,
hlm.32).
Siswono (1996, hlm.17) mengemukakan
bahwa “semangat dan wawasan kebangsaan
menjadi penting untuk ditumbuh-kembangkan,
karena rasa kebangsaan sebagai manifestasi
dari rasa cinta pada tanah air, pada gilirannya
membangkitkan kesadaran kita akan arti mahal
dan bernilainya rasa kesatuan dan persatuan
bangsa ini”. Sebagaimana diungkapkan oleh
Lemhanas (2013, hlm.31) :
JPIS, Jurnal Pendidikan Ilmu Sosial, Vol. 24, No. 2, Edisi Desember 2015 185
Wawasan kebangsaan sebagai salah satu
aktualisasi nilai-nilai dasar kebangkitan
nasional perlu ditularkan kepada seluruh
rakyat Indonesia lintas generasi untuk
memperkokoh ketahanan bangsa di era
globalisasi. Hal ini dikarenakan Wawasan
Kebangsaan adalah cara pandang bangsa
Indonesia berdasarkan Pancasila dan
Undang- Undang Dasar Negara Republik
Indonesia Tahun 1945 tentang diri dan
lingkungannya dalam mengekspresikan
jati diri bangsa di tengah tatanan
kehidupan dunia. Wawasan Kebangsaan
juga mencerminkan hasrat bangsa
Indonesia sebagai bangsa yang merdeka,
bersatu, berdaulat, adil dan makmur dalam
kebersamaan untuk mengatasi semua
hambatan dan tantangan, baik dari luar
maupun dari dalam negeri, termasuk rasa
kebersamaan dalam menghadapi ancaman
separatisme dan radikalisme yang dapat
membahayakan persatuan dan kesatuan
bangsa.
Maliki (2010, hlm.179) mengungkapkan
“pengembangan wawasan kebangsaan adalah
sesuatu yang sangat penting dalam upaya
membangun kohesi sosial ditengah warga
bangsa yang majemuk dan apalagi tengah
dibayangi ancaman konflik etnis dan agama”.
Dengan demikian, wawasan kebangsaan
menjadi penting untuk ditanamkan kepada
setiap warga Warga Negara Indonesia,
khususnya para mahasiswa, dan karena itu
perlu disosialisasikan kepada segenap lapisan
masyarakat secara terus menerus, bukan hanya
sekedar menjadi sebuah gerakan sesaat, tetapi
harus diupayakan secara berkesinambungan.
Wawasan kebangsaan yang sering didengung-
kan oleh pemerintah, hendaknya tidak sekedar
retorika verbal yang tak pernah diaktuali-
sasikan dalam kenyataan. Namun wawasan
kebangsaan harus benar-benar terealisasi
dalam kehidupan nyata sehari-hari.
Wawasan kebangsaan Indonesia
mengamanatkan kepada seluruh bangsa agar
menempatkan persatuan, kesatuan, serta
kepentingan dan keselamatan bangsa dan
negara di atas kepentingan pribadi dan
golongan. Diharapkan manusia Indonesia
sanggup dan rela berkorban untuk kepentingan
bangsa. Berkaitan dengan itu hendaknya
dipupuk penghargaan terhadap martabat
manusia, cinta kepada tanah air dan bangsa.
Wawasan kebangsaan mengembangkan persa-
tuan Indonesia sedemikian rupa sehingga asas
Bhinneka tunggal ika dipertahankan. Persatuan
tidak boleh mematikan keanekaan dan
kemajemukan. Sebaliknya keanekaan dan
kemajemukan tidak boleh menjadi pemecah
belah namun menjadi kekuatan yang mem-
perkaya persatuan.
Sedangkan semangat nasionalisme yang
juga harus dimiliki oleh mahasiswa yaitu
“semangat kebersamaan untuk membangun
masa depan yang lebih sejahtera bagi seluru
warga negara Indonesia, dengan tidak
membedakan suku, agama, ras, warna kulit,
gender atau golongan” (Lemhanas, hlm.107).
Korelasi Pendidikan Kewarganegaraan
dengan Peningkatan Wawasan Kebangsaan
dan Semangat Nasionalisme Mahasiswa di
Lingkungan STKIP Garut
Hasil penelitian menunjukkan bahwa
hipotesis yang berbunyi: “Terdapat korelasi
yang signifikan antara mata kuliah PKn
dengan peningkatan wawasan kebangsaan dan
semangat nasionalisme mahasiswa di
lingkungan STKIP Garut” telah diterima. Hal
ini dapat dilihat dari hasil pengolahan data
yang menunjukkan adanya tingkat keberartian
antaravariabel X (mata kuliah PKn) terhadap
variabel Y1 (wawasan kebangsaan) dan
variabel Y2 (semangat nasionalisme).
Hasil penelitian berdasarkan rumus
korelasi yang digunakan Product Moment
Coefficient (Pearson’s Coefficient Of
Correlation) menunjukkan angka rxy sebesar
0,694 dan 0,689. Berdasarkan kriteria
JPIS, Jurnal Pendidikan Ilmu Sosial, Vol. 24, No. 2, Edisi Desember 2015 185
penafsiran koefesien korelasi yang tertera pada
tabel angka tersebut berada pada kategori kuat
yakni berada pada rentang 0,60 – 0,799.
Angka yang dihasilkan melalui rumus
korelasi ini juga diolah kembali dengan rumus
pengujian determinasi, dan sebagai hasilnya
didapatlah nilai koefisien determinasi sebesar
43% untuk variabel X (mata kuliah PKn) dan
Y1 (wawasan kebangsaan), 42% untuk variabel
X (mata kuliah PKn) dan Y2 (semangat
nasionalisme). Berdasarkan angka determinasi
tersebut dapat disimpulkan bahwa mata kuliah
PKn sebagai MKDU memberikan konstribusi
yang signifikan terhadap pemahaman wawasan
kebangsaan dan semangat nasionalisme
mahasiswa di lingkungan STKIP Garut.
Besarnya angka koefisien determinasi
pada penelitian ini tidak terlalu mengejutkan,
karena sebagaimana kita pahami bahwa
memang penerapan mata kuliah PKn di STKIP
Garut berada dalam kategori sangat
baik/sangat tinggi. Hal ini tidak begitu saja
tertulis, melainkan telah menjadi pengamatan
penulis jauh sebelum penelitian ini, namun
dalam perspektif penulis sebagai mahasiswa
yang diajarkan untuk menganalisa sesuatu
secara ilmiah dan sistematis, maka penelitian
ini dianggap perlu.
Hasil penelitian ini telah membuktikan
bahwa penerapan mata kuliah PKn sebagai
MKDU berperan penting bagi peningkatan
wawasan kebangsaan dan semangat nasio-
nalisme mahasiswa STKIP Garut. Hal ini
sangat masuk akal karena sebagaimana telah
disampaikan pada bab sebelumnya bahwa
materi yang berkaitan dengan wawasan
kebangsaan dan semangat nasionalisme sudah
terintegrasi dalam perkuliahan mata kuliah
pendidikan kewarganegaraan, sehingga disa-
dari atau tidak, keterlibatan penerapan
perkuliahan tersebut akan mempengaruhi
terhadap peningkatan wawasan kebangsaan
dan semangat nasionalisme mahasiswa di
lingkungan STKIP Garut.
Berdasarkan temuan penelitian secara
keseluruhan maka rumusan masalah pada
penelitian ini telah terjawab. Hal tersebut
menunjukkan pula bahwa mata kuliah
pendidikan kewarganegaraan di STKIP Garut
memiliki peranan yang penting guna mening-
katkan pemahaman akan wawasan kebangsaan
dan semangat nasionalisme mahasiswa di
lingkungan sekolah tinggi keguruan dan ilmu
pendidikan garut.
Pendidikan kewarganegaraan (citizen-
ship education) memiliki peran penting dalam
suatu kehidupan berbangsa dan bernegara.
Pendidikan kewarganegaraan di Indonesia juga
berkontiribusi penting dalam menunjang
tujuan bernegara Indonesia. Pendidikan
kewarganegaraan secara sistematik adalah
dalam rangka perwujudan fungsi dan tujuan
pendidikan nasional berdasarkan Pancasila dan
UUD NRI 1945 Pendidikan kewarganegaraan
berkaitan dan berjalan seiring dengan
perjalanan pembangunan kehidupan berbangsa
dan bernegara. Pendidikan kewarganegaraan
merupakan bagian integral dari ide, instru-
mentasi, dan praksis kehidupan bermasyarakat,
berbangsa, dan bernegara Indonesia (Udin
Winataputra, 2008). Bahkan dikatakan,
pendidikan nasional kita hakikatnya adalah
pendidikan kewarganegaraan agar dilahirkan
warga negara Indonesia yang berkualitas baik
dalam disiplin sosial dan nasional, dalam etos
kerja, dalam produktivitas kerja, dalam
kemampuan intelektual dan profesional, dalam
tanggung jawab kemasyarakatan, kebangsaan,
kemanusiaan serta dalam moral, karakter dan
kepribadian (Soedijarto, 2008).
Pendidikan kewarganegaraan di mana-
pun pada dasarnya bertujuan membentuk
warga negara yang baik (good citizen)
(Somantri, 2001; Aziz Wahab, 2007;
JPIS, Jurnal Pendidikan Ilmu Sosial, Vol. 24, No. 2, Edisi Desember 2015 185
Kalidjernih, 2010). Namun konsep “warga
negara yang baik” berbeda-beda dan sering
berubah sejalan dengan perkembangan bangsa
yang bersangkutan. Dalam konteks tujuan
pendidikan nasional dewasa ini, warga negara
yang baik yang gayut dengan pendidikan
kewarganegaraan adalah warga negara yang
demokratis bertanggung jawab (Pasal 3) dan
warga negara yang memiliki semangat
kebangsaan dan cinta tanah air (pasal 37
Undang-Undang No 20 Tahun 2003). Dapat
disimpulkan bahwa tujuan pendidikan
kewarganegaraan di Indonesia adalah mem-
bentuk warga negara yang demokratis
bertanggung jawab, memiliki semangat
kebangsaan dan cinta tanah air.
Sebagaimana yang tercantum dalam UU
No.20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional yang merupakan landasan opera-
sional dari pendidikan kewarganegaran di
Indonesia. Dalam Pasal 37 (1) dikemukakan
bahwa kurikulum pendidikan dasar dan
menengah wajib memuat : “.. b. Pendidikan
kewarganegaraan; ...” dan pada ayat (2)
dikemukakan bahwa kurikulum pendidikan
tinggi wajib memuat:...” b. Pendidikan kewar-
ganegaraan; ...”. Sedangkan pada bagian
penjelasan Pasal 37 dikemukakan bahwa
“Pendidikan kewarganegaraan dimaksudkan
untuk membentuk peserta didik menjadi
manusia yang memiliki rasa kebangsaan dan
cinta tanah air”.
Adanya ketentuan tentang pendidikan
kewarganegaraan dalam UU Sisdiknas sebagai
mata pelajaran wajib di jenjang pendidikan
dasar, menengah, dan tinggi menunjukkan
bahwa mata pelajaran atau mata kuliah ini
menempati kedudukan yang strategis dalam
mencapai tujuan pendidikan nasional di negara
ini. Adapun arah pengembangannya hendak-
nya difokuskan pada pembentukan peserta
didik agar menjadi manusia Indonesia yang
memiliki rasa kebangsaan dan cinta tanah air.
Dari penjelasan di atas dapat kita ketahui
bahwa pendidikan kewarganegaraan memiliki
landasan yang kuat untuk dibelajarkan kepada
setiap warga negara.
Pendidikan Kewarganegaraan (PKn)
sebagai nama mata kuliah di perguruan tinggi
merupakan perwujudkan dari pendidikan
kewarganegaraan (PKn) dalam dimensi
kurikuler khususnya kegiatan intra kurikuler.
Pendidikan Kewarganegaraan di perguruan
tinggi dimunculkan sebagai mata kuliah
tersendiri, tidak terintegrasi dengan mata
kuliah lain. Jika merujuk pada tujuan
pendidikan nasional dan tujuan pendidikan
kewarganegaraan yang terdapat dalam
Undang-Undang No 20 Tahun 2003, maka
terungkap bahwa fungsi pendidikan kewar-
ganegaraan di perguruan tinggi adalah sebagai
pendidikan demokrasi dan pendidikan
kebangsaan. Sebagai pendidikan demokrasi
karena bertujuan membentuk warga negara
yang demokratis dan bertanggung jawab (pasal
3), dan sebagai pendidikan kebangsaan karena
bertujuan membentuk warga negara yang
memiliki semangat kebangsaan dan cinta tanah
air (pasal 37). Jika demikian, dengan
sederhana dapat disimpulkan bahwa mata
kuliah Pendidikan Kewarganegaraan (PKn)
memuat fungsi sebagai pendidikan demokrasi,
pendidikan kebangsaan. Fungsi dari mata
kuliah tersebut sekaligus menunjukkan jatidiri
mata kuliah yang bersangkutan.
Sebagai kelompok mata kuliah pengem-
bangan kepribadian yang memberi orientasi
bagi mahasiswa dalam memantapkan wawasan
dan kesadaran kebangsaan, cinta tanah air,
demokrasi , penghargaan atas keragamaan dan
partisipasinya membangun bangsa berdasar
Pancasila. Sebagai kelompok mata kuliah
pengembangan kepribadian yang menyeleng-
garakan pendidikan kebangsaan, demokrasi,
JPIS, Jurnal Pendidikan Ilmu Sosial, Vol. 24, No. 2, Edisi Desember 2015 185
HAM, multikulural dan kewarganegaraan
kepada mahasiswa guna mendukung terwu-
judnya warga negara yang cerdas, terampil dan
berkarakter sehingga dapat diandalkan guna
membangun bangsa dan negara berdasar
Pancasila dan UUD 1945 sesuai dengan
bidang keilmuan dan profesinya.
Adapun yang menjadi tujuan dari
pendidikan kewarganegaraan di perguruan
tinggi yaitu : a) Memiliki wawasan dan
kesadaran kebangsaan dan rasa cinta tanah air
sebagai perwujudan warga negara Indonesia
yang bertanggung jawab atas kelangsungan
hidup bangsa dan Negara; b) Memiliki
wawasan dan penghargaan terhadap keane-
karagaman masyarakat Indonesia sehingga
mampu berkomunikasi baik dalam rangka
meperkuat integrasi nasional; c) Memiliki
wawasan, kesadaran dan kecakapan dalam
melaksanakan hak, kewajiban, tanggung jawab
dan peran sertanya sebagai warga negara yang
cerdas, trampil dan berkarakter; d) Memiliki
kesadaran dan penghormatan terhadap hak-hak
dasar manusia serta kewajiban dasar manusia
sehingga mampu memperlakukan warga
negara secara adil dan tidak diskriminatif; e)
Berpartisipasi aktif membangun masyarakat
Indonesia yang demokratis dengan berlan-
daskan pada nilai dan budaya demokrasi yang
bersumber pada Pancasila; f) Memiliki pola
sikap, pola pikir dan pola perilaku yang
mendukung ketahanan nasional serta mampu
menyesuaikannya dengan tuntutan perkem-
bangan zaman demi kemajuan bangsa.
Dalam era globalisasi sekarang ini,
pendidikan kewarganegaraan merupakan salah
satu jawaban untuk mencetak kader-kader
bangsa yang memiliki pemahaman akan
wawasan kebangsaan dan juga semangat
nasionalisme dalam rangka untuk memecah-
kan persoalan kebangsaan yang semakin
kompleks. Bakri (2008:10) bahwa:
Melalui pendidikan kewarganegaraan,
warga negara Republik Indonesia
diharapkan mampu memahami, meng-
analisis, dan menjawab masalah-masalah
yang dihadapi oleh masyarakat, bangsa
dan negaranya secara berkesinambungan
dan konisten cita-cita dan tujuan nasional
seperti yang digariskan dalam pembukaan
UUD 1945.
Berkaitan hal terebut Winataputra
mengemukakan bahwa (2014):
Secara holistic pendidikan kewarga-
negaraan bertujuan agar setiap warga
Negara muda (young citizens) memiliki
rasa kebangsaan dan cinta tanah air dalam
konteks nilai dan moral Pancasila, nilai
dan norma Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia Tahun 1945, nilai dan
komitmen Bhinneka tunggal Ika, dan
komitmen bernegara kesatuan Republik
Indonesia. Oleh karena itu secara sadar
dan terencana peserta didik sesuai dengan
perkembangan psikologis dan konteks
kehidupannya secara sistemik difasilitasi
untuk belajar berkehidupan demokrasi
secara utuh, yakni belajar tentang
demokrasi (learning about democracy),
belajar dalam iklim dan melalui proses
demokrasi (learning through democracy),
dan belajar untuk membangun demokrasi
(learning for democracy).
Pendidikan Kewarganegaraan meru-
pakan salah satu bidang kajian dalam konteks
pendidikan nasional yang memiliki peran
strategis untuk meningkatkan kembali
wawasan kebangsaan dan semangat nasio-
nalisme mahasiswa. Karena itu, untuk
memperkuat peran Pendidikan Kewarga-
negaraan, maka pemerintah mewajibkan
Pendidikan Kewarganegaraan diberikan pada
setiap satuan pendidikan termasuk perguruan
tinggi. Sebagaimana terdapat dalam pasal 37
ayat (1) Undang-Undang No.20 Tahun 2003
tentang Sistem Pendidikan Nasional bahwa
“Pendidikan Kewarganegaraan dimaksudkan
untuk membentuk peserta didik menjadi
JPIS, Jurnal Pendidikan Ilmu Sosial, Vol. 24, No. 2, Edisi Desember 2015 185
manusia yang memiliki rasa kebangsaan dan
cinta tanah air”. Oleh karena itu negara
bertanggung jawab untuk mempersiapkan
generasi muda/mahasiswa yang memiliki
wawasan kebangsaan yang tinggi dan juga
memiliki semangat nasionalisme dalam
kehidupan berbangsa dan bernegara.
Pendidikan kewarganegaraan di pergu-
ruan tinggi merupakan sumber nilai dan
pedoman dalam pengembangan dan penye-
lengaraan program studi, guna mengantarkan
mahasiswa memantapkan kepribadiannya
sebagai manusia seutuhnya. Hal ini
berdasarkan pada suatu realitas yang dihadapi,
bahwa mahasiswa adalah sebagai generasi
bangsa yang harus memiliki visi intelektual,
religius, berkeadaban, berkemanusiaan dan
cinta tanah air dan bangsanya. Dengan adanya
mata kuliah Pendidikan Kewarganegaraan
diharapkan dapat membantu mahasiswa
memantapkan kepribadiannya, agar secara
konsisten mampu mewujudkan nilai-nilai
dasar Pancasila, rasa kebangsaan dan cinta
tanah air dalam menguasai, menerapkan dan
mengembangkan ilmu pengetahuan, teknologi
dan seni dengan rasa tanggung jawab dan
bermoral. Berkaitan dengan itu mahasiswa
diharapkan akan mampu untuk menjaga dan
meneruskan cita-cita pembangunan bangsa
dengan sungguh-sungguh mencintai bang-
sanya sendiri, dengan tidak membeda-bedakan
setiap suku, ras, maupun agama yang
mendiami di bumi pertiwi Indonesia. Dengan
wawasan kebangsaan dan juga semangat
nasionalisme maka hal ini diharapkan agar kita
dapat menjaga keutuhan Negara Kesatuan
Negara Indonesia agar tidak terpecah belah.
PENUTUP
Merujuk kepada hipotesis penelitian
yang diajukan, maka secara umum kesimpulan
penelitian ini adalah penerapan mata kuliah
Pendidikan Kewarganegaraan sebagai mata
kuliah dasar umum yang tergabung dalam
mata kuliah pengembangan kepribadian di
perguruan tinggi yang diterapkan di
lingkungan Sekolah Tinggi Keguruan dan
Ilmu Pendidikan Garut memiliki keeratan
hubungan yang kuat dan memberikan
kontribusi yang besar dalam peningkatan
wawasan kebangsaan dan semangat nasio-
nalisme bagi mahasiswanya. Secara khusus
kesimpulan penelitian ini sebagai berikut: 1)
Penerapan mata kuliah pendidikan kewarga-
negaraan sebagai Mata Kuliah Dasar Umum
yang tergabung dalam Mata Kuliah
Pengembangan Kepribadian yang diterapkan
di Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu
Pendidikan Garut sudah dilaksanakan dengan
baik dan mampu memberikan kontribusi yang
besar sebagaimana tujuan dari mata kuliah
Pendidikan Kewarganegaraan itu sendiri; 2)
Mahasiswa di lingkungan Sekolah Tinggi
Keguruan dan Ilmu Pendidikan Garut
memiliki pemahaman wawasan kebangsaan
dan semangat nasionalisme yang sangat baik;
3) Penerapan mata kuliah pendidikan
kewarganegaraan sebagai mata kuliah dasar
umum memiliki hubungan yang kuat dan
berpengaruh signifikan terhadap peningkatan
semangat nasionalisme mahasiswa di ling-
kungan STKIP Garut.
Berdasaran kesimpulan hasil uji
hipotesis penelitian di atas, maka dirumuskan
beberapa kesimpulan hasil penelitian sebagai
berikut: Pertama, kondisi penerapan mata
kuliah pendidikan kewarganegaraan sebagai
mata kuliah dasar umum, kondisi pemahaman
wawasan kebangsaan dan semangat maha-
siswa di lingkungan Sekolah Tinggi Keguruan
dan Ilmu Pendidikan Garut termasuk pada
kategori baik dengan klasifikasi yang sudah
ditentukan sebelumnya. Kedua, keeratan
masing-masing variabel mata kuliah pendi-
JPIS, Jurnal Pendidikan Ilmu Sosial, Vol. 24, No. 2, Edisi Desember 2015 185
dikan kewarganegaraan terhadap peningkatan
wawasan kebangsaan dan semangat nasional-
isme mahasiswa di lingkungan STKIP Garut
bervariasi.
DAFTAR PUSTAKA
Arif, D. B. (2011). Pendidikan
Kewarganegaraan Untuk Pembangunan
Karakter Bangsa: Prospek dan Tantangan
di Tengah Masyarakat yang Multikultural.
Retrieved May 19, 2011 from http:
Arifarif.wordpress.com/publikasi/
Arikunto, S. (2005). Prosedur Penelitian.
Jakarta: Rineka Cipta.
Kountur, Ronny. (2009). Metode Penelitian
untuk Penulisan Skripsi dan Tesis. Jakarta
: PPM.
Lemhanas. (2013). Aktualisasi Semangat
Kebangkitan Nasional Guna
Memantapkan Wawasan Kebangsaan
Lintas Generasi dalam Rangka Ketahanan
Nasional. Jurnal Kajian Lemhannas RI,
Edisi 15, hal : 30-40.
Lemhanas. (2012). Memperkokoh Nilai-Nilai
Pancasila di Seluruh Komponen Bangsa
untuk Memantapkan Semangat
Kebanngsaan dan Jiwa Nasionalisme Ke-
Indonesiaan dalam Rangka Menangkal
Ideologi Radikalisme Global. Jurnal
Kajian Lemhannas RI, Edisi 14, hal :97-
121.
Mahpudz, Asep. (2006). Pendidikan Nilai
Moral Dalam Dimensi Pendidikan
Kewarganegaraan (Menyambut 70 Tahun
Prof. Drs. H.A Kosassih Djahiri).
Laboratorium Pendidikan
Kewarganegaraan (PKn). UPI Bandung :
FPIPS.
Maliki, Zainuddin. (2010). Sosiologi Politik:
Makna Kekuasaan dan Transformasi
Politik. Yogyakarta: Gajah Mada
University Press
Muhidin, Ali dan Abdurahman, Maman.
(2007). Analisis Korelasi, Regresi, dan
Jalur dalam Penelitian. Bandung:Pustaka
Setia
Nazir, Moh. (2005). Metode Penelitian. Bogor
: Ghalia Indonesia
Sapriya. (2012, April). Memperkokoh Posisi
Pendidikan Kewarganegaraan Sebagai
Disiplin Ilmu Terintegrasi. Disampaikan
dalam Pidato Pengukuhan sebagai Guru
Besar/Profesor dalam Bidang Pendidikan
Kewarganegaraan pada FPIPS 26 April
2012. Bandung: Universitas Pendidikan
Indonesia.
Sudjana, Nana dan Ibrahim. (2007). Penelitian
dan Penilaian Pendidikan. Bandung :
Sinar Baru Algesindo.
Sugiono. (2010). Metode Penelitian
Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung:
Penerbit Alfabeta.
Syaodih, Nana. (2007). Metode Penelitian
Pendidikan. Bandung : PT. Rosda Karya
Remaja..
Wahab, Abdul Aziz dan Sapriya. (2011). Teori
dan Landasan Pendidikan
Kewarganegaraan. Bandung: Alfabeta.
Wildan, Dadan. (2009). Pendidikan Wawasan
Kebangsaan di Era Reformasi Gelombang
Kedua Untuk Mewujudkan Visi Indonesia
2015. Jurnal Sekretariat Negara Republik
Indonesia, (14), hal :150-164.
Winataputra, U.S., & Budimansyah, D. (eds).
(2012). Pendidikan Kewarganegaraan
dalam Perspektif Internasional: Konteks,
Teori, dan Profil Pembelajaran. Bandung:
Widya Aksara Press.
Winataputra, Udin S. (2014). Pendidikan
Kewarganegaraan dalam Perspektif
Internasional. Jurnal Acta Civicus, Vol 1
Edisi Oktober (1).
Winataputra, U.S. (2001). Jatidiri Pendidikan
Kewarganegaraan sebagai Wahana
Sistemik Pendidikan Demokrasi: Suatu
Kajian Konseptual dalam Konteks
Pendidikan IPS. Disertasi pada PPS UPI,
tidak diterbitkan.
Wilodati. (2010) . Unity and National
Harmony Dalam Bingkai Bhinneka
Tunggal Ika. Jurnal Sekretariat Negara
Republik Indonesia, (16), hal : 150-173.
Winataputra, U.S. (2005). Pendidikan
Kewarganegaraan untuk Membangun
Masyarakat Demokratis dan
Berkeadaban: Tinjauan Filosofis-
Pedagogis Makalah disampaiakan dalam
Seminar dan Lokakarya Dosen
JPIS, Jurnal Pendidikan Ilmu Sosial, Vol. 24, No. 2, Edisi Desember 2015 185
Pendidikan Kewarganegaraan PTN dan
PTS, Ditjen Dikti, untuk Wilayah
Indonesia Barat. Hotel Dharma Deli,
Medan 22 September 2005.
Winataputra, U.S. (2008). Pendidikan
Kewarganegaraan Sebagai Suatu Sistem
Pengetahuan Terpadu Academic
Positioning Dari RUU Pendidikan
Kewarganegaraan. Disajikan dalam
Seminar Terbatas RUU Pendidikan
Kewarganegaraan dalam Kebijakan
Pertahanan 16 Oktober 2008. Jakarta:
Dephan Ditjen Pothan.
Winataputra, U.S. (2014). Diskursus Aktual
Tentang Paradigma Pendidikan
Kewarganegaraan (PKn) Dalam Konteks
Kurikulum 2013. Bahan Diskusi dalam
Semnas PKn-AP3KnI.
Surat Keputusan Dirjen Dikti No.
43/Dikti/2006 tentang Rambu-rambu
Pelaksanaan Mata Kuliah pengembangan
Kepribadian di Perguruan Tinggi.
Undang-Undang Dasar Negara Republik
Indonesia Tahun 1945
Undang-Undang No.20 Tahun 2003 tentang
Sistem Pendidikan Nasional.
Permendagri No.71 Tahun 2012 tentang
Pedoman Pendidikan Wawasan
Kebangsaan

Contenu connexe

Similaire à Hubungan kuliah pendidikan kewarganegaraan.pdf

PENDIDIKAN FORMAL DALAM PRESPEKTIF LANDASAN PSIKOLOGI
PENDIDIKAN FORMAL DALAM PRESPEKTIF LANDASAN PSIKOLOGIPENDIDIKAN FORMAL DALAM PRESPEKTIF LANDASAN PSIKOLOGI
PENDIDIKAN FORMAL DALAM PRESPEKTIF LANDASAN PSIKOLOGIfiqifazriana
 
Jawaban Ujian UT Pembelajaran PKn di Sd.docx
Jawaban Ujian UT Pembelajaran PKn di Sd.docxJawaban Ujian UT Pembelajaran PKn di Sd.docx
Jawaban Ujian UT Pembelajaran PKn di Sd.docxsitiaisyah4911
 
Bab kaver p kn hasil wien
Bab kaver p kn hasil wienBab kaver p kn hasil wien
Bab kaver p kn hasil wienEdi Ison
 
Pkn Tugas dan Quiz Sesi 1.docx
Pkn Tugas dan Quiz Sesi 1.docxPkn Tugas dan Quiz Sesi 1.docx
Pkn Tugas dan Quiz Sesi 1.docxayiknina
 
Buku pendidikan kewarganegaraan kelas x sma
Buku pendidikan kewarganegaraan kelas x smaBuku pendidikan kewarganegaraan kelas x sma
Buku pendidikan kewarganegaraan kelas x smaAwis Mirad
 
Kurikulum sd 13
Kurikulum sd 13Kurikulum sd 13
Kurikulum sd 13fahmihid
 
2016 silabus pp kn smp versi 070316
2016 silabus pp kn smp versi 0703162016 silabus pp kn smp versi 070316
2016 silabus pp kn smp versi 070316Rederika
 
Analisis Materi dan Kurikulum PKn
Analisis Materi dan Kurikulum PKnAnalisis Materi dan Kurikulum PKn
Analisis Materi dan Kurikulum PKnHariyatunnisa Ahmad
 
pkn di SD modul 3.ppt
pkn di SD modul 3.pptpkn di SD modul 3.ppt
pkn di SD modul 3.pptuniqruhama
 
1.3. Capaian Pembelajaran Kelas 4_22-23.pdf
1.3. Capaian Pembelajaran Kelas 4_22-23.pdf1.3. Capaian Pembelajaran Kelas 4_22-23.pdf
1.3. Capaian Pembelajaran Kelas 4_22-23.pdfHartantoTanto15
 
MAKALAH PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN BAB I
MAKALAH PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN BAB IMAKALAH PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN BAB I
MAKALAH PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN BAB Isarinahongland
 
Pendidikan Kewarganegaraan
Pendidikan KewarganegaraanPendidikan Kewarganegaraan
Pendidikan KewarganegaraanMuhamad Yogi
 
Pertemuan 1 Pendidikan Kewarganegaraan.ppt
Pertemuan 1  Pendidikan Kewarganegaraan.pptPertemuan 1  Pendidikan Kewarganegaraan.ppt
Pertemuan 1 Pendidikan Kewarganegaraan.pptRamdani554380
 
Pengantar pendidikan alsep
Pengantar pendidikan alsepPengantar pendidikan alsep
Pengantar pendidikan alsepalseppriani
 
Pengantar pendidikan alsep
Pengantar pendidikan alsepPengantar pendidikan alsep
Pengantar pendidikan alsepalsep priani
 

Similaire à Hubungan kuliah pendidikan kewarganegaraan.pdf (20)

PENDIDIKAN FORMAL DALAM PRESPEKTIF LANDASAN PSIKOLOGI
PENDIDIKAN FORMAL DALAM PRESPEKTIF LANDASAN PSIKOLOGIPENDIDIKAN FORMAL DALAM PRESPEKTIF LANDASAN PSIKOLOGI
PENDIDIKAN FORMAL DALAM PRESPEKTIF LANDASAN PSIKOLOGI
 
Jawaban Ujian UT Pembelajaran PKn di Sd.docx
Jawaban Ujian UT Pembelajaran PKn di Sd.docxJawaban Ujian UT Pembelajaran PKn di Sd.docx
Jawaban Ujian UT Pembelajaran PKn di Sd.docx
 
Bab kaver p kn hasil wien
Bab kaver p kn hasil wienBab kaver p kn hasil wien
Bab kaver p kn hasil wien
 
Karakteristik mata pelajaran PPKn
Karakteristik mata pelajaran PPKnKarakteristik mata pelajaran PPKn
Karakteristik mata pelajaran PPKn
 
Pkn Tugas dan Quiz Sesi 1.docx
Pkn Tugas dan Quiz Sesi 1.docxPkn Tugas dan Quiz Sesi 1.docx
Pkn Tugas dan Quiz Sesi 1.docx
 
Buku pendidikan kewarganegaraan kelas x sma
Buku pendidikan kewarganegaraan kelas x smaBuku pendidikan kewarganegaraan kelas x sma
Buku pendidikan kewarganegaraan kelas x sma
 
Kurikulum sd 13
Kurikulum sd 13Kurikulum sd 13
Kurikulum sd 13
 
2016 silabus pp kn smp versi 070316
2016 silabus pp kn smp versi 0703162016 silabus pp kn smp versi 070316
2016 silabus pp kn smp versi 070316
 
Analisis Materi dan Kurikulum PKn
Analisis Materi dan Kurikulum PKnAnalisis Materi dan Kurikulum PKn
Analisis Materi dan Kurikulum PKn
 
pkn di SD modul 3.ppt
pkn di SD modul 3.pptpkn di SD modul 3.ppt
pkn di SD modul 3.ppt
 
1.3. Capaian Pembelajaran Kelas 4_22-23.pdf
1.3. Capaian Pembelajaran Kelas 4_22-23.pdf1.3. Capaian Pembelajaran Kelas 4_22-23.pdf
1.3. Capaian Pembelajaran Kelas 4_22-23.pdf
 
MAKALAH PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN BAB I
MAKALAH PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN BAB IMAKALAH PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN BAB I
MAKALAH PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN BAB I
 
Kepramukaan
KepramukaanKepramukaan
Kepramukaan
 
Dokumen kurikulum 2013
Dokumen kurikulum 2013Dokumen kurikulum 2013
Dokumen kurikulum 2013
 
3324614.ppt
3324614.ppt3324614.ppt
3324614.ppt
 
Pendidikan Kewarganegaraan
Pendidikan KewarganegaraanPendidikan Kewarganegaraan
Pendidikan Kewarganegaraan
 
Pengantar p kn
Pengantar p knPengantar p kn
Pengantar p kn
 
Pertemuan 1 Pendidikan Kewarganegaraan.ppt
Pertemuan 1  Pendidikan Kewarganegaraan.pptPertemuan 1  Pendidikan Kewarganegaraan.ppt
Pertemuan 1 Pendidikan Kewarganegaraan.ppt
 
Pengantar pendidikan alsep
Pengantar pendidikan alsepPengantar pendidikan alsep
Pengantar pendidikan alsep
 
Pengantar pendidikan alsep
Pengantar pendidikan alsepPengantar pendidikan alsep
Pengantar pendidikan alsep
 

Plus de Rasya Rianto

Comparative adjectives.pptx
Comparative adjectives.pptxComparative adjectives.pptx
Comparative adjectives.pptxRasya Rianto
 
Konsep ilmu kewarganegaraan dan pendidikan kewarganegaraan.pdf
Konsep ilmu kewarganegaraan dan pendidikan kewarganegaraan.pdfKonsep ilmu kewarganegaraan dan pendidikan kewarganegaraan.pdf
Konsep ilmu kewarganegaraan dan pendidikan kewarganegaraan.pdfRasya Rianto
 
Pancasila Sebagai Sumber Nilai.pdf
Pancasila Sebagai Sumber Nilai.pdfPancasila Sebagai Sumber Nilai.pdf
Pancasila Sebagai Sumber Nilai.pdfRasya Rianto
 
Maksud_dan_jenis_tindak_pidana.pdf
Maksud_dan_jenis_tindak_pidana.pdfMaksud_dan_jenis_tindak_pidana.pdf
Maksud_dan_jenis_tindak_pidana.pdfRasya Rianto
 
masyarakat berkarakter.pdf
masyarakat berkarakter.pdfmasyarakat berkarakter.pdf
masyarakat berkarakter.pdfRasya Rianto
 
HUKUM_ACARA_PIDANA_EDISI_I.pdf
HUKUM_ACARA_PIDANA_EDISI_I.pdfHUKUM_ACARA_PIDANA_EDISI_I.pdf
HUKUM_ACARA_PIDANA_EDISI_I.pdfRasya Rianto
 
Analisis Kandungan Zat Besi pada buah kelor dan daun kelor .pdf
Analisis Kandungan Zat Besi pada buah kelor dan daun kelor .pdfAnalisis Kandungan Zat Besi pada buah kelor dan daun kelor .pdf
Analisis Kandungan Zat Besi pada buah kelor dan daun kelor .pdfRasya Rianto
 
Perbandingan_Sistem_Pemerintahan_.pdf
Perbandingan_Sistem_Pemerintahan_.pdfPerbandingan_Sistem_Pemerintahan_.pdf
Perbandingan_Sistem_Pemerintahan_.pdfRasya Rianto
 
SKB_Pertanian_.pdf
SKB_Pertanian_.pdfSKB_Pertanian_.pdf
SKB_Pertanian_.pdfRasya Rianto
 
SKB_KLH_(Kehutanan_dan_Lingkungan_Hidup).pdf
SKB_KLH_(Kehutanan_dan_Lingkungan_Hidup).pdfSKB_KLH_(Kehutanan_dan_Lingkungan_Hidup).pdf
SKB_KLH_(Kehutanan_dan_Lingkungan_Hidup).pdfRasya Rianto
 
EBOOK PSIKOTES.pdf
EBOOK PSIKOTES.pdfEBOOK PSIKOTES.pdf
EBOOK PSIKOTES.pdfRasya Rianto
 
UJIAN PRAKTEK KIMIA.pdf
UJIAN PRAKTEK KIMIA.pdfUJIAN PRAKTEK KIMIA.pdf
UJIAN PRAKTEK KIMIA.pdfRasya Rianto
 
Manual Book Honda Astrea Star.pdf
Manual Book Honda Astrea Star.pdfManual Book Honda Astrea Star.pdf
Manual Book Honda Astrea Star.pdfRasya Rianto
 
PERLINDUNGAN DAN PENEGAKAN HAK ASASI MANUSIA BAGI ETNIS ROHINGYA YANG TIDAK M...
PERLINDUNGAN DAN PENEGAKAN HAK ASASI MANUSIA BAGI ETNIS ROHINGYA YANG TIDAK M...PERLINDUNGAN DAN PENEGAKAN HAK ASASI MANUSIA BAGI ETNIS ROHINGYA YANG TIDAK M...
PERLINDUNGAN DAN PENEGAKAN HAK ASASI MANUSIA BAGI ETNIS ROHINGYA YANG TIDAK M...Rasya Rianto
 

Plus de Rasya Rianto (18)

Comparative adjectives.pptx
Comparative adjectives.pptxComparative adjectives.pptx
Comparative adjectives.pptx
 
Konsep ilmu kewarganegaraan dan pendidikan kewarganegaraan.pdf
Konsep ilmu kewarganegaraan dan pendidikan kewarganegaraan.pdfKonsep ilmu kewarganegaraan dan pendidikan kewarganegaraan.pdf
Konsep ilmu kewarganegaraan dan pendidikan kewarganegaraan.pdf
 
Ilmu_politik.pdf
Ilmu_politik.pdfIlmu_politik.pdf
Ilmu_politik.pdf
 
Pancasila Sebagai Sumber Nilai.pdf
Pancasila Sebagai Sumber Nilai.pdfPancasila Sebagai Sumber Nilai.pdf
Pancasila Sebagai Sumber Nilai.pdf
 
Maksud_dan_jenis_tindak_pidana.pdf
Maksud_dan_jenis_tindak_pidana.pdfMaksud_dan_jenis_tindak_pidana.pdf
Maksud_dan_jenis_tindak_pidana.pdf
 
HK_islam.pdf
HK_islam.pdfHK_islam.pdf
HK_islam.pdf
 
masyarakat berkarakter.pdf
masyarakat berkarakter.pdfmasyarakat berkarakter.pdf
masyarakat berkarakter.pdf
 
HUKUM_ACARA_PIDANA_EDISI_I.pdf
HUKUM_ACARA_PIDANA_EDISI_I.pdfHUKUM_ACARA_PIDANA_EDISI_I.pdf
HUKUM_ACARA_PIDANA_EDISI_I.pdf
 
Analisis Kandungan Zat Besi pada buah kelor dan daun kelor .pdf
Analisis Kandungan Zat Besi pada buah kelor dan daun kelor .pdfAnalisis Kandungan Zat Besi pada buah kelor dan daun kelor .pdf
Analisis Kandungan Zat Besi pada buah kelor dan daun kelor .pdf
 
Perbandingan_Sistem_Pemerintahan_.pdf
Perbandingan_Sistem_Pemerintahan_.pdfPerbandingan_Sistem_Pemerintahan_.pdf
Perbandingan_Sistem_Pemerintahan_.pdf
 
SKB_Pertanian_.pdf
SKB_Pertanian_.pdfSKB_Pertanian_.pdf
SKB_Pertanian_.pdf
 
SKB_Pertanian.pdf
SKB_Pertanian.pdfSKB_Pertanian.pdf
SKB_Pertanian.pdf
 
SKB_KLH_(Kehutanan_dan_Lingkungan_Hidup).pdf
SKB_KLH_(Kehutanan_dan_Lingkungan_Hidup).pdfSKB_KLH_(Kehutanan_dan_Lingkungan_Hidup).pdf
SKB_KLH_(Kehutanan_dan_Lingkungan_Hidup).pdf
 
SKB_Pertanian.pdf
SKB_Pertanian.pdfSKB_Pertanian.pdf
SKB_Pertanian.pdf
 
EBOOK PSIKOTES.pdf
EBOOK PSIKOTES.pdfEBOOK PSIKOTES.pdf
EBOOK PSIKOTES.pdf
 
UJIAN PRAKTEK KIMIA.pdf
UJIAN PRAKTEK KIMIA.pdfUJIAN PRAKTEK KIMIA.pdf
UJIAN PRAKTEK KIMIA.pdf
 
Manual Book Honda Astrea Star.pdf
Manual Book Honda Astrea Star.pdfManual Book Honda Astrea Star.pdf
Manual Book Honda Astrea Star.pdf
 
PERLINDUNGAN DAN PENEGAKAN HAK ASASI MANUSIA BAGI ETNIS ROHINGYA YANG TIDAK M...
PERLINDUNGAN DAN PENEGAKAN HAK ASASI MANUSIA BAGI ETNIS ROHINGYA YANG TIDAK M...PERLINDUNGAN DAN PENEGAKAN HAK ASASI MANUSIA BAGI ETNIS ROHINGYA YANG TIDAK M...
PERLINDUNGAN DAN PENEGAKAN HAK ASASI MANUSIA BAGI ETNIS ROHINGYA YANG TIDAK M...
 

Dernier

AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..ikayogakinasih12
 
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SDPPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SDNurainiNuraini25
 
Materi Sosiologi Kelas X Bab 1. Ragam Gejala Sosial dalam Masyarakat (Kurikul...
Materi Sosiologi Kelas X Bab 1. Ragam Gejala Sosial dalam Masyarakat (Kurikul...Materi Sosiologi Kelas X Bab 1. Ragam Gejala Sosial dalam Masyarakat (Kurikul...
Materi Sosiologi Kelas X Bab 1. Ragam Gejala Sosial dalam Masyarakat (Kurikul...asepsaefudin2009
 
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptxPendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptxdeskaputriani1
 
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptArkhaRega1
 
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptxKontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptxssuser50800a
 
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptxPERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptxRizkyPratiwi19
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAAndiCoc
 
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdfAksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdfDimanWr1
 
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdf
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdfMODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdf
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdfNurulHikmah50658
 
Membuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docx
Membuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docxMembuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docx
Membuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docxNurindahSetyawati1
 
UT PGSD PDGK4103 MODUL 2 STRUKTUR TUBUH Pada Makhluk Hidup
UT PGSD PDGK4103 MODUL 2 STRUKTUR TUBUH Pada Makhluk HidupUT PGSD PDGK4103 MODUL 2 STRUKTUR TUBUH Pada Makhluk Hidup
UT PGSD PDGK4103 MODUL 2 STRUKTUR TUBUH Pada Makhluk Hidupfamela161
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BModul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BAbdiera
 
1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...
1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...
1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...MetalinaSimanjuntak1
 
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdfBab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdfbibizaenab
 
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7IwanSumantri7
 
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdfsdn3jatiblora
 
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..ikayogakinasih12
 
PPT AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH DUA.pptx
PPT AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH DUA.pptxPPT AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH DUA.pptx
PPT AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH DUA.pptxssuser8905b3
 
Diskusi PPT Sistem Pakar Sesi Ke-4 Simple Naïve Bayesian Classifier .pdf
Diskusi PPT Sistem Pakar Sesi Ke-4 Simple Naïve Bayesian Classifier .pdfDiskusi PPT Sistem Pakar Sesi Ke-4 Simple Naïve Bayesian Classifier .pdf
Diskusi PPT Sistem Pakar Sesi Ke-4 Simple Naïve Bayesian Classifier .pdfHendroGunawan8
 

Dernier (20)

AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
 
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SDPPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
 
Materi Sosiologi Kelas X Bab 1. Ragam Gejala Sosial dalam Masyarakat (Kurikul...
Materi Sosiologi Kelas X Bab 1. Ragam Gejala Sosial dalam Masyarakat (Kurikul...Materi Sosiologi Kelas X Bab 1. Ragam Gejala Sosial dalam Masyarakat (Kurikul...
Materi Sosiologi Kelas X Bab 1. Ragam Gejala Sosial dalam Masyarakat (Kurikul...
 
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptxPendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
 
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
 
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptxKontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
 
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptxPERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
 
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdfAksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
 
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdf
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdfMODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdf
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdf
 
Membuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docx
Membuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docxMembuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docx
Membuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docx
 
UT PGSD PDGK4103 MODUL 2 STRUKTUR TUBUH Pada Makhluk Hidup
UT PGSD PDGK4103 MODUL 2 STRUKTUR TUBUH Pada Makhluk HidupUT PGSD PDGK4103 MODUL 2 STRUKTUR TUBUH Pada Makhluk Hidup
UT PGSD PDGK4103 MODUL 2 STRUKTUR TUBUH Pada Makhluk Hidup
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BModul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
 
1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...
1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...
1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...
 
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdfBab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
 
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
 
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
 
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
 
PPT AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH DUA.pptx
PPT AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH DUA.pptxPPT AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH DUA.pptx
PPT AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH DUA.pptx
 
Diskusi PPT Sistem Pakar Sesi Ke-4 Simple Naïve Bayesian Classifier .pdf
Diskusi PPT Sistem Pakar Sesi Ke-4 Simple Naïve Bayesian Classifier .pdfDiskusi PPT Sistem Pakar Sesi Ke-4 Simple Naïve Bayesian Classifier .pdf
Diskusi PPT Sistem Pakar Sesi Ke-4 Simple Naïve Bayesian Classifier .pdf
 

Hubungan kuliah pendidikan kewarganegaraan.pdf

  • 1. JPIS, Jurnal Pendidikan Ilmu Sosial, Vol. 24, No. 2, Edisi Desember 2015 185 HUBUNGAN MATA KULIAH PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN DENGAN PENINGKATAN WAWASAN KEBANGSAAN DAN SEMANGAT NASIONALISME MAHASISWA 1 Fitri Silvia Sofyan, 2 Dadang Sundawa 1 Mahasiswa Dep. Pendidikan Kewarganegaraan, SPs, UPI, e-mail: fs.saybia@mail.com 2 Dosen Dep. Pendidikan Kewarganegaraan, SPs, UPI. ABSTRACT This research is purposed to procure representation about correlations between civic education courses with the students’ insight into nationalism and the students’ spirit of nationalism in STKIP Garut. This study used quantitative approach with a correlation study method. The data of this study was obtained through questionnaires and tests given to students in STKIP Garut. Researcher revealed that: 1. The implementation of civic education as a general basic course included in personality development course in STKIP Garut had been implemented very well and was able to make a significant contribution, which is in accordance to civic education’s goal itself. 2. Students in STKIP Garut were believed to have a good insight into nationalism and a strong nationalism. 3. The application of civic education courses as a general basic course has a strong correlation and a great influence on the improvement of the students’ insight into nationalism and the spirit of nationalism in STKIP Garut. Keywords: Civic education course, nationality, insight on nationalism, spirit of nationalism, STKIP Garut. PENDAHULUAN Pendidikan Kewarganegaraan merupa- kan salah satu bidang kajian dalam konteks pendidikan nasional yang memiliki peran strategis untuk meningkatkan kembali wawasan kebangsaan dan semangat nasio- nalisme mahasiswa. Karena itu, untuk memperkuat peran Pendidikan Kewarga- negaraan, maka pemerintah mewajibkan diberikan pada setiap satuan pendidikan termasuk perguruan tinggi. Sebagaimana dalam pasal 37 ayat (1) Undang-Undang No.20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional bahwa “Pendidikan Kewarganega- raan dimaksudkan untuk membentuk peserta didik menjadi manusia yang memiliki rasa kebangsaan dan cinta tanah air”. Jika dikaji lebih jauh maka pemerintah melalui undang- undang tersebut memiliki tujuan menyiapkan generasi muda (mahasiswa) agar memiliki wawasan kebangsan dan semangat nasional- isme, karena mahasiwa merupakan kader bangsa yang akan meneruskan tonggak kepe- mimpinan bangsa dan negara Indonesia. Karena itu, negara bertanggung jawab untuk mempersiapkan generasi muda/mahasiswa yang memiliki wawasan kebangsaan yang tinggi dan juga memiliki semangat nasional- isme dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Sebagaimana Winataputra (2014) : Secara holistic pendidikan kewarga- negaraan bertujuan agar setiap warga Negara muda (young citizens) memiliki rasa kebangsaan dan cinta tanah air dalam konteks nilai dan moral Pancasila, nilai dan norma Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, nilai dan komitmen Bhinneka tunggal Ika, dan komitmen bernegara kesatuan Republik Indonesia. Oleh karena itu secara sadar dan terencana peserta didik sesuai dengan perkembangan psikologis
  • 2. JPIS, Jurnal Pendidikan Ilmu Sosial, Vol. 24, No. 2, Edisi Desember 2015 185 dan konteks kehidupannya secara sistemik difasilitasi untuk belajar berkehidupan demokrasi secara utuh, yakni belajar tentang demokrasi (lear- ning about democracy), belajar dalam iklim dan melalui proses demokrasi (learning through democracy), dan belajar untuk membangun demokrasi (learning for democracy). Kondisi kehidupan berbangsa dan bernegara Indonesia saat ini mengalami kemunduran dalam pemahaman wawasan kebangsaan dan semangat nasionalisme. Hal ini generasi muda mempunyai peranan penting dalam menjaga kelangsungan hidup bangsa dan negara. Karena itu, kesadaran awal yang harus kita tahu bahwa dalam penghayatan rasa kebangsaan dan cinta tanah air adalah kenya- taan bahwa kita telah menjadi bagian tetap dari bangsa ini, bangsa Indonesia. Disinilah tempat kita lahir, berpijak, hidup, bertumbuh dan berkembang, serta (mungkin saja) kita nanti akan menghembuskan nafas terakhir di tanah air ini. Oleh karenanya, demi membangkitkan kembali semangat nasionalisme generasi muda kita membutuhkan komitmen untuk meneguh- kan semangat persatuan dan kesatuan dengan memegang penuh semboyan negara, yakni “Bhinneka Tunggal Ika”. Jadi jika landasan rasa kebangsaan di waktu yang lampau lebih didasari oleh rasa kebersamaan masa lalu, sekarang dan ke depan rasa kebangsaan harus dilandasi oleh kesamaan pandangan tentang masa depan bersama yang akan kita tuju sebagai “suatu bangsa” (one of nation). Penanaman dan pengembangan wawasan kebangsaan dan nasionalisme menuntut pendidikan kewarganegaraan agar mampu mewujudkan apa yang menjadi tujuan dari pendidikan kewarganegaraan itu sendiri. Kita harus mampu mempererat persatuan dan kesatuan bangsa di atas segala perbedaan, baik perbedaan suku, ras, maupun agama. Sejalan dengan pemaparan di atas Asep Mahpudz (1996, hlm.281) mengatakan bahwa : Untuk membangun nasionalisme gene- rasi muda sebagai wujud pendidikan kewarganegaraan adalah ungkapan perasaan senasib sepenanggungan dalam lingkup bangsa dalam bentuk kepedulian dan kepekaan akan masalah-masalah yang dihadapi bangsa, termasuk di dalamnya masalah yang berkaitan de- ngan rasa solidaritas sebangsa dan setanah air. Setidaknya yang dibutuhkan adalah menyangkut aspek pembinaan nilai-nilai kepribadian dan aspek pening- katan pengetahuan wawasan kebang- saan. Oleh karena itu, upaya pembinaan nasionalisme Indonesia pada masa sekarang selayaknya mengutamakan pandangan dan sikap antisipotoris, berupa pembinaan kemampuan untuk memperhitungkan perkembangan yang akan terjadi dimasa depan. Artinya dibutuhkan penanaman sikap mengha- dapi segala situasi baru yang belum pernah terjadi dalam kehidupan suatu masyarakat atau suatu bangsa. Pendidikan kewarganegaraan di perguruan tinggi merupakan sumber nilai dan pedoman dalam pengembangan dan penyelengaraan program studi, guna mengantarkan mahasiswa memantapkan kepribadiannya sebagai manusia seutuhnya. Hal ini berdasarkan pada suatu realitas yang dihadapi, bahwa mahasiswa adalah sebagai generasi bangsa yang harus memiliki visi intelektual, religius, berkeadaban, berkemanusiaan dan cinta tanah air dan bangsanya. Dengan adanya mata kuliah Pendidikan Kewarganegaraan diharapkan dapat membantu mahasiswa memantapkan kepribadiannya, agar secara konsisten mampu mewujudkan nilai-nilai dasar Pancasila, rasa kebangsaan dan cinta tanah air dalam menguasai, menerapkan dan mengembangkan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni dengan rasa tanggung jawab dan bermoral. Berkaitan
  • 3. JPIS, Jurnal Pendidikan Ilmu Sosial, Vol. 24, No. 2, Edisi Desember 2015 185 dengan itu mahasiswa diharapkan akan mampu untuk menjaga dan meneruskan cita- cita pembangunan bangsa dengan sungguh- sungguh mencintai bangsanya sendiri, dengan tidak membeda-bedakan setiap suku, ras, maupun agama yang mendiami di bumi pertiwi Indonesia. Dengan wawasan kebang- saan dan juga semangat nasionalisme maka hal ini diharapkan agar kita dapat menjaga keutuhan Negara agar tidak terpecah belah. Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan Garut merupakan salah satu perguruan tinggi yang berada di wilayah Kabupaten Garut. Oleh karena itu, Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan Garut sebagai salah satu perguruan tinggi yang melaksanakan kegiatan mata kuliah pendi- dikan kewarganegaraan sangat mendukung langkah-langkah yang diambil oleh pemerintah untuk mengembangkan kehidupan bernegara dan berbangsa dalam kalangan generasi muda dan mahasiswa pada khususnya. Pemahaman akan wawasan kebangsaan dan juga semangat nasionalisme sudah terintegrasi dalam mata kuliah Pendidikan Kewarganegaraan. Berdasarkan identifikasi masalah, maka dirumuskan permasalahannya yaitu adakah korelasi yang signifikan antara mata kuliah Pendidikan Kewarganegaraan dengan pening- katan wawasan kebangsaan dan semangat nasionalisme mahasiswa di lingkungan Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendi- dikan Kabupaten Garut. Dari rumusan permasalah tersebut, selanjutnya dirinci pertanyaan penelitiannya sebagai berikut : 1) Bagaimana gambaran penerapan mata kuliah Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) yang dilaksanakan di Sekolah Keguruan dan Ilmu Pendidikan Garut di Kabupaten Garut? 2) Bagaimana gambaran pemahaman wawasan kebangsaan dan semangat nasionalisme mahasiswa di lingkungan Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan Garut di Kabupaten Garut? 3) Adakah korelasi antara mata kuliah Pendidikan Kewarganegaraan dengan peningkatan wawasan kebangsaan dan semangat nasionalisme mahasiswa di Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan Garut di Kabupaten Garut? Tujuan penelitian berkaitan erat dengan permasalahan penelitian. Tujuan penelitian berisi tentang rumusan hasil yang akan dicapai dalam penelitian yang merupakan jawaban dari pertanyaan penelitian yang dilakukan. Adapun tujuan umum yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah untuk memperoleh gambaran mengenai korelasi Pendidikan Kewarganegaraan dengan peningkatan wawasan kebangsaan dan semangat nasionalisme mahasiswa. di Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan Kabupaten Garut. Sedangkan tujuan khusus penelitian dapat diuraikan sebagai berikut : 1) Untuk mendeskripsikan gambaran penerapan mata kuliah Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) yang dilaksanakan di Sekolah Keguruan dan Ilmu Pendidikan Garut di Kabupaten Garut. 2) Untuk mendeskripsikan gambaran pemahaman wawasan kebangsaan dan semangat nasionalisme mahasiswa di lingkungan Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan Garut di Kabupaten Garut. 3) Untuk mengetahui adakah korelasi Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) dengan peningkatan wawasan kebangsaan dan semangat nasionalisme dalam perkuliahan Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan Garut di Kabupaten Garut. METODE PENELITIAN Metode penelitian ini adalah metode korelasional dengan menggunakan pendekatan kuantitatif, yakni mendeskripsikan mengenai
  • 4. JPIS, Jurnal Pendidikan Ilmu Sosial, Vol. 24, No. 2, Edisi Desember 2015 185 hubungan korelasi penerapan Pendidikan Kewarganegaraan dengan peningkatan wawasan kebangsaan dan semangat nasionalisme mahasiswa. Dalam penelitian ini peneliti berkeinginan mengungkap fenomena- fenomena obyektif dan dikaji secara kuantitatif dan peneliti ingin menjawab pertanyaan penelitian menggunakan pengukuran yang cermat terhadap variabel-variabel penelitian. Nana Sudjana dan Ibrahim (2007:77) menjelaskan mengenai pengertian dari metode penelitian korelasional, “studi korelasi mempelajari hubungan dua variabel atau lebih, yakni sejauh mana variasi dalam satu variabel berhubungan dengan variasi dalam variabel lain. Hal ini senada dengan Nana Syaodih (2007:79) “studi hubungan (associational study) disebut juga studi korelasional (correlational study), meneliti hubungan antara dua hal, dua variabel atau lebih”. Tujuan penelitian ini untuk mendeteksi sejauhmana variasi-variasi pada suatu faktor berkaitan dengan variasi-variasi pada saat atau lebih faktor lain berdasarkan pada koefisien korelasi. Dalam penelitian ini peneliti ingin melihat hubungan dua variabel tanpa coba merubah atau mengadakan perlakuan terhadap variabel-variabel tersebut. Berkaitan hal tersebut Kountur (2009:54-55) mengemukakan bahwa “penelitian korelasi adalah penelitian yang mencoba melihat hubungan antara beberapa variabel sebagaimana adanya tanpa perlakuan”. Melihat apakah mungkin perubahan satu variabel berhubungan dengan perbahan variabel lainnya. Sampel penelitian ini adalah sebagian dari seluruh mahasiswa di lingkungan Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan Garut. Prosedur pemilihan sampel (sampling) dalam penelitian ini adalah yaitu random sampling . Sedangkan metode yang dipakai yaitu metode proportionate stratified random sampling. Sugiono (2010, hal.82) berpandangan bahwa “teknik ini digunakan bila populasi mem- punyai anggota/unsur yang tidak homogen dan bersrata secara proporsional”. Hal tersebut sesuai dengan unit sampel yang ada pada populasi penelitian ini. Populasi penelitian ini ialah mahasiswa Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan Garut yang terdiri dari program studi Pendidikan Kewarganegaraan, Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Pendidikan Bahasa Inggris, Pendidikan Matematika, Pendidikan Biologi, dan Pendidikan Teknologi dan Ilmu Komputer. Dengan menggunakan tabel penentuan jumlah sampel dari populasi tertentu dengan taraf kesalahan 5%, bila jumlah populasi 2.991, dengan kesalahan 5%, maka jumlah sampelnya = 312. Karena populasi bersrata, maka sampelnya pun berstrata. Stratanya ditentukan menurut program studi yang ada. Dengan demikian masing-masing sampel untuk setiap program studi harus proporsional sesuai dengan populasi. Berdasarkan perhi- tungan dengan cara berikut ini jumlah sampel untuk sampel untuk mahasiswa program studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia = 65, Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan = 31, Pendidikan Bahasa dan Sastra Inggris = 86, Pendidikan Biologi = 47, Pendidikan Matematika = 68, dan Pendidikan Teknologi dan Ilmu Komputer = 15. Pend. Bhs Indonesia = 621:2991 X 312 = 64,7 = 65 PPKn = 296:2991 X 312 = 30,8 = 30 Pend. Bahasa Inggris = 823:2991 X 312 = 85,8 = 86 Pend. Biologi = 455:2991 X 312 = 47,4 = 47 Pend. Matematika = 656:2991 X 312 = 68,4 = 68 Pend. TIK = 140:2991 X 312 = 14,6 = 15
  • 5. JPIS, Jurnal Pendidikan Ilmu Sosial, Vol. 24, No. 2, Edisi Desember 2015 185 HASIL DAN PEMBAHASAN Penerapan Mata Kuliah PKn di STKIP Garut Berdasarkan hasil perhitungan terhadap prosentase skor masing-masing indikator dapat diketahui bahwa berdasarkan uji statistik, penerapan mata kuliah di STKIP Garut tergolong ke dalam sangat baik. Hasil pengukuran statistik ini didukung oleh kondisi di lapangan dimana Program Studi Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan sebagai induk pelaksanaan penerapan mata kuliah PKn sebagai MKDU di lingkungan STKIP Garut sudah mampu menerapkan mata kuliah ini dengan baik, sehingga apa yang menjadi tujuan dari mata kuliah inipun dapat tercapai. Secara paradigmatik Winataputra (2001) mengemukakan bahwa Pendidikan Ke- warganegaraan memiliki tiga komponen, “yakni (1) kajian ilmiah pendidikan ilmu kewarganegaraan; (2) program kurikuler Pendidikan Kewarganegaraan; dan (3) gerakan sosial-kultural kewarganegaraan, yang secara koheren bertolak dari esensi dan bermuara pada upaya pengembangan pengetahuan kewarganegaraan (civic knowledge), nilai, sikap dan watak kewarganegaraan (civic disposition), dan keterampilan kewarganegaraan (civic skill)”. Pendidikan Kewarganegaraan dalam konteks domain kurikuler merupakan penem- patan Pendidikan Kewarganegaaran dalam pendidikan formal (jenjang SD sampai perguruan tinggi) dan juga dalam pendidikan nonformal. Dalam domain ini Pendidikan Kewarganegaraan berfungsi sebagai mata pelajaran yang diterapkan di sekolah dan mata kuliah di perguruan tinggi. Berdasarkan Undang-Undang RI No. 20 Tahun 2003, tentang Sistem Pendidikan Nasional, serta Surat Keputusan Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan Nasional No. 43/DIKTI/KEP/2006 tentang “Rambu-rambu pelaksanaan Kelom- pok Mata Kuliah Pengembangan Kepribadian di Perguruan Tinggi”. Terdiri atas mata kuliah pendidikan agama, pendidikan kewargane- garaan dan bahasa Indonesia. Mata kuliah pendidikan kewarganegaraan merupakan bagian dari kelompok mata kuliah pengem- bangan kepribadian, dengan ketentuan tersebut di atas wajib diberikan di semua fakultas dan jurusan di seluruh perguruan tinggi. Adapun Hakekat, Visi, Misi, dan Kompetensi Mata Kuliah Pendidikan Kewar- ganegaraan berdasarkan Keputusan Dirjen Dikti N0.43/DIKTI/KEP/2006 dirumuskan sebagai berikut: Hakekat Mata Kuliah Pendidikan Kewarganegaraan adalah untuk membekali dan memantapkan mahasiswa dengan pengetahuan dan kemampuan dasar hubungan warga negara Indonesia yang Pancasilais dengan negara dan sesama warga negara. Visi Mata Kuliah Pendidikan Kewar- ganegaraan adalah merupakan sumber nilai dan pedoman dalam pengembangan dan penyelenggaraan program studi, guna mengantarkan mahasiswa memantapkan kepri- badiannya sebagai manusia Indonesia seutuhnya. Misi Mata Kuliah Pendidikan Kewarganegaraan adalah untuk membantu mahasiswa memantapkan kepribadiannya agar secara konsisten mampu mewujudkan nilai- nilai dasar Pancasila, rasa kebangsaan dan cinta tanah air dalam menguasai, menerapkan dan mengembangkan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni dengan rasa tanggung jawab. Kompetensi Mata Kuliah Pendidikan Kewarganegaraan adalah diharapkan maha- siswa menjadi ilmuwan yang memiliki rasa kebangsaan dan cinta tanah air, demokratis yang berkeadaban menjadi warga negara yang memiliki daya saing, berdisiplin dan berpar- tisipasi aktif dalam membangun kehidupan yang damai berdasarkan sistem nilai Pancasila.
  • 6. JPIS, Jurnal Pendidikan Ilmu Sosial, Vol. 24, No. 2, Edisi Desember 2015 185 Adapun yang menjadi bahan kajian pendidikan kewarganegaraan menurut Surat Keputusan tersebut meliputi: Filsafat Panca- sila; Identitas Nasional; Hak dan Kewajiban Warga Negara; Negara dan Konstitusi; Demokrasi Indonesia; Hak Asasi Manusia dan Rule of Law; Geopolitik Indonesia; Geostrategi Indonesia Hampir semua orang sepakat karena telah menjadi pengetahuan umum khususnya di kalangan komunitas akademik pendidikan kewarganegaraan (civic/citizenship education) di Indonesia bahkan di negara lain bahwa tujuan pendidikan kewarganegaraan adalah untuk membentuk warga negara yang baik (to be good citizens). Numan Somantri (dalam Wahab dan Sapriya, 2011, hlm.311) melukiskan warga negara yang baik adalah warga negara yang patriotik, toleran, setia terhadap bangsa dan negara, beragama, demokratis ..., Pancasila sejati. Berhubungan dengan penjelasan warga negara yang baik Azis Wahab mengemukakan sebagai berikut: Warga negara yang baik adalah warga negara yang memahami dan mampu melaksanakan dengan baik hak-hak dan kewajibannya sebagai individu warga negara memiliki kepekaan dan tanggung jawab sosial, mampu memecahkan masalah-masalahnya sendiri dan juga masalah-masalah kemasyarakatan secara cerdas sesuai dengan fungsi dan perannya (socially sensitive, socially responsible, dan socially inteligence), memiliki sikap disiplin pribadi, mampu berpikir kritis kreatif, dan inovatis agar dicapai kualitas pribadi dan perilaku warga negara dan warga masyarakat yang baik (socio civic behavior dan desirable personal qualities) (Wahab dan Sapriya: 2011, hlm.311-312). Tujuan Pendidikan Kewarganegaraan di perguruan tinggi dirumuskan dalam visi, misi dan kompetensi yang tercantum dalam Kep. Dirjen DIKTI No.43/DIKTI/Kep/2006. Dari apa yang tertuang dalam Surat Keputusan Dirjen Dikti tersebut dapat kita ketahui bahwa substansi pendidikan kewarganegaraan di Perguruan Tinggi, pada hakikatnya yaitu untuk membekali dan memantapkan mahasiswa dengan pengetahuan dan kemampuan dasar hubungan warga negara Indonesia yang Pancasilais dengan negara dan sesama warga- negara. Dengan kemampuan dasar diharapkan mahasiswa mampu menerapkan nilai-nilai tersebut dalam kehidupan sehari-hari; memiliki kepribadian yang mantap, berpikir kritis, bersikap rasional, etis, estetis, dan dinamis, berpandangan luas, bersikap demo- kratis dan berkeadaban. Pemahaman Wawasan Kebangsaan dan Semangat Nasionalisme Mahasiswa di STKIP Garut Sama halnya seperti penerapan mata kuliah PKn, kondisi pemahaman wawasan kebangsaan dan semangat nasionalisme maha- siswa di lingkungan STKIP Garut juga dapat dilihat berdasarkan hasil penghitungan terhadap prosentase skor nilai yang didapat pada variabel Y1 dan variabel. Secara statistik, pemahaman wawasan kebangsaan dan sema- ngat nasionalisme mahasiswa di lingkungan STKIP Garut termasuk ke dalam kategori sangat baik, hal ini terlihat dari skor rata-rata yang didapatkan responden dalam pengukuran melalui instrumen tes bertingkat. Hasil pengukuran melalui tes bertingkat yang dihitung secara statistik menunjukkan bahwa pemahaman wawasan kebangsaan dan sema- ngat nasionalisme mahasiswa STKIP Garut berada pada kategori sangat baik. Pemahaman wawasan kebangsaan dan semangat nasionalisme pada diri individu dipengaruhi oleh banyak hal, namun berdasarkan hasil penelitian pemulis memiliki pandangan bahwa dari sekian banyak hal yang
  • 7. JPIS, Jurnal Pendidikan Ilmu Sosial, Vol. 24, No. 2, Edisi Desember 2015 185 mempengaruhi pemahaman wawasan kebang- saan dan semangat nasionalisme, hal yang memiliki pengaruh sangat besar adalah mata kuliah PKn yang sudah ditempuh oleh para mahasiswa di lingkungan STKIP Garut. Setiap bangsa di dunia memiliki cara pandang terhadap kebangsaan dan tanah airnya masing-masing, dan cara pandang terhadap kebangsaannya itu kemudian disebut sebagai wawasan kebangsaan. Bangsa Indonesia memiliki wawasan kebangsaanya sendiri yang sesuai dengan nilai-nilai Pancasila. Berda- sarkan nilai-nilai tersebut bangsa Indonesia memiliki cara pandang untuk melangkah ke depan dalam mencapai tujuan nasional.Maliki (2010, hlm.180) berpendapat bahwa “wawasan kebangsaan adalah cara pandang yang dapat memberi pijakan bagi anak bangsa dalam membangun kohesi sosial dan kesepakatan hidup bersama di tengah negeri yang memiliki ribuan pulau, pluralitas etnis, bahasa, budaya, ideologi informal berserta agama”. Wawasan Kebangsaan pada hekekatnya merupakan suatu pandangan atau cara pandang yang mencerminkan sikap dan kepribadian bangsa Indonesia yang memiliki rasa cinta tanah air, menjunjung tinggi kesatuan dan persatuan, memiliki rasa kebersamaan sebagai bangsa untuk membangun Indonesia menuju masa depan yang lebih baik, di tengah persaingan dunia yang globalistik, tanpa harus kehilangan akar budaya dan nilai-nilai dasar Pancasila yang telah kita miliki. Sebagaimana yang tercantum dalam pasal 1 angka 1 Permendagri No.71 Tahun 2012 tentang Pedoman Pendidikan Wawasan Kebangsaan yaitu cara pandang bangsa Indonesia tentang diri dan lingkungannya mengutamakan persa- tuan dan kesatuan bangsa serta kesatuan wilayah yang dilandasi Pancasila, UUD Negara Republik Indonesia 1945, Bhinneka tunggal ika, dan Negara Kesatuan RI. Wawasan kebangsaan meliputi mawas ke dalam dan mawas ke luar. Mawas ke dalam artinya memandang kepada diri bangsa Indonesia sendiri yang memiliki wilayah tanah air yang luas, jumlah penduduk yang banyak, keanekaragaman budaya dan lain-lain, harus diletakan dalam satu pandangan yang mendasarkan pada kepentingan bersama sebagai bangsa. Mawas ke luar, yaitu memandang terhadap lingkungan sekitar Negara-negara tetangga dan dunia internasional. Bangsa Indonesia harus memiliki integritas dan kredibilitas yang kuat dalam memainkan perannya di dunia internasional sebagai bangsa yang berdaulat dan bermartabat. Wildan mengemukakan bahwa: Wawasan Kebangsaan pada hakikatnya adalah kesamaan persepsi dari segenap komponen bangsa Indonesia sebagai dasar bagi terbangunnya rasa dan semangat nasional yang tinggi dalam semua aspek kehidupan nasional. Wawasan Kebang- saan akan menjadi daya dorong untuk berbuat, mempersembahkan, dan mendar- mabaktikan karya terbaik bagi bangsa dan negara. Lebih dari itu, hakikat Wawasan Kebangsaan menghendaki dimilikinya sikap untuk segera mengakhiri kesetiaan terhadap kelompok (partai, golongan, suku bangsa) atau perseorangan begitu kesetiaan terhadap bangsa dan negara diperlukan (2009, hlm.154 dalam Tim Sosialiasi Wawasan Kebangsaan Sekretariat Wakil Presiden RI, 2005, hlm.32). Siswono (1996, hlm.17) mengemukakan bahwa “semangat dan wawasan kebangsaan menjadi penting untuk ditumbuh-kembangkan, karena rasa kebangsaan sebagai manifestasi dari rasa cinta pada tanah air, pada gilirannya membangkitkan kesadaran kita akan arti mahal dan bernilainya rasa kesatuan dan persatuan bangsa ini”. Sebagaimana diungkapkan oleh Lemhanas (2013, hlm.31) :
  • 8. JPIS, Jurnal Pendidikan Ilmu Sosial, Vol. 24, No. 2, Edisi Desember 2015 185 Wawasan kebangsaan sebagai salah satu aktualisasi nilai-nilai dasar kebangkitan nasional perlu ditularkan kepada seluruh rakyat Indonesia lintas generasi untuk memperkokoh ketahanan bangsa di era globalisasi. Hal ini dikarenakan Wawasan Kebangsaan adalah cara pandang bangsa Indonesia berdasarkan Pancasila dan Undang- Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 tentang diri dan lingkungannya dalam mengekspresikan jati diri bangsa di tengah tatanan kehidupan dunia. Wawasan Kebangsaan juga mencerminkan hasrat bangsa Indonesia sebagai bangsa yang merdeka, bersatu, berdaulat, adil dan makmur dalam kebersamaan untuk mengatasi semua hambatan dan tantangan, baik dari luar maupun dari dalam negeri, termasuk rasa kebersamaan dalam menghadapi ancaman separatisme dan radikalisme yang dapat membahayakan persatuan dan kesatuan bangsa. Maliki (2010, hlm.179) mengungkapkan “pengembangan wawasan kebangsaan adalah sesuatu yang sangat penting dalam upaya membangun kohesi sosial ditengah warga bangsa yang majemuk dan apalagi tengah dibayangi ancaman konflik etnis dan agama”. Dengan demikian, wawasan kebangsaan menjadi penting untuk ditanamkan kepada setiap warga Warga Negara Indonesia, khususnya para mahasiswa, dan karena itu perlu disosialisasikan kepada segenap lapisan masyarakat secara terus menerus, bukan hanya sekedar menjadi sebuah gerakan sesaat, tetapi harus diupayakan secara berkesinambungan. Wawasan kebangsaan yang sering didengung- kan oleh pemerintah, hendaknya tidak sekedar retorika verbal yang tak pernah diaktuali- sasikan dalam kenyataan. Namun wawasan kebangsaan harus benar-benar terealisasi dalam kehidupan nyata sehari-hari. Wawasan kebangsaan Indonesia mengamanatkan kepada seluruh bangsa agar menempatkan persatuan, kesatuan, serta kepentingan dan keselamatan bangsa dan negara di atas kepentingan pribadi dan golongan. Diharapkan manusia Indonesia sanggup dan rela berkorban untuk kepentingan bangsa. Berkaitan dengan itu hendaknya dipupuk penghargaan terhadap martabat manusia, cinta kepada tanah air dan bangsa. Wawasan kebangsaan mengembangkan persa- tuan Indonesia sedemikian rupa sehingga asas Bhinneka tunggal ika dipertahankan. Persatuan tidak boleh mematikan keanekaan dan kemajemukan. Sebaliknya keanekaan dan kemajemukan tidak boleh menjadi pemecah belah namun menjadi kekuatan yang mem- perkaya persatuan. Sedangkan semangat nasionalisme yang juga harus dimiliki oleh mahasiswa yaitu “semangat kebersamaan untuk membangun masa depan yang lebih sejahtera bagi seluru warga negara Indonesia, dengan tidak membedakan suku, agama, ras, warna kulit, gender atau golongan” (Lemhanas, hlm.107). Korelasi Pendidikan Kewarganegaraan dengan Peningkatan Wawasan Kebangsaan dan Semangat Nasionalisme Mahasiswa di Lingkungan STKIP Garut Hasil penelitian menunjukkan bahwa hipotesis yang berbunyi: “Terdapat korelasi yang signifikan antara mata kuliah PKn dengan peningkatan wawasan kebangsaan dan semangat nasionalisme mahasiswa di lingkungan STKIP Garut” telah diterima. Hal ini dapat dilihat dari hasil pengolahan data yang menunjukkan adanya tingkat keberartian antaravariabel X (mata kuliah PKn) terhadap variabel Y1 (wawasan kebangsaan) dan variabel Y2 (semangat nasionalisme). Hasil penelitian berdasarkan rumus korelasi yang digunakan Product Moment Coefficient (Pearson’s Coefficient Of Correlation) menunjukkan angka rxy sebesar 0,694 dan 0,689. Berdasarkan kriteria
  • 9. JPIS, Jurnal Pendidikan Ilmu Sosial, Vol. 24, No. 2, Edisi Desember 2015 185 penafsiran koefesien korelasi yang tertera pada tabel angka tersebut berada pada kategori kuat yakni berada pada rentang 0,60 – 0,799. Angka yang dihasilkan melalui rumus korelasi ini juga diolah kembali dengan rumus pengujian determinasi, dan sebagai hasilnya didapatlah nilai koefisien determinasi sebesar 43% untuk variabel X (mata kuliah PKn) dan Y1 (wawasan kebangsaan), 42% untuk variabel X (mata kuliah PKn) dan Y2 (semangat nasionalisme). Berdasarkan angka determinasi tersebut dapat disimpulkan bahwa mata kuliah PKn sebagai MKDU memberikan konstribusi yang signifikan terhadap pemahaman wawasan kebangsaan dan semangat nasionalisme mahasiswa di lingkungan STKIP Garut. Besarnya angka koefisien determinasi pada penelitian ini tidak terlalu mengejutkan, karena sebagaimana kita pahami bahwa memang penerapan mata kuliah PKn di STKIP Garut berada dalam kategori sangat baik/sangat tinggi. Hal ini tidak begitu saja tertulis, melainkan telah menjadi pengamatan penulis jauh sebelum penelitian ini, namun dalam perspektif penulis sebagai mahasiswa yang diajarkan untuk menganalisa sesuatu secara ilmiah dan sistematis, maka penelitian ini dianggap perlu. Hasil penelitian ini telah membuktikan bahwa penerapan mata kuliah PKn sebagai MKDU berperan penting bagi peningkatan wawasan kebangsaan dan semangat nasio- nalisme mahasiswa STKIP Garut. Hal ini sangat masuk akal karena sebagaimana telah disampaikan pada bab sebelumnya bahwa materi yang berkaitan dengan wawasan kebangsaan dan semangat nasionalisme sudah terintegrasi dalam perkuliahan mata kuliah pendidikan kewarganegaraan, sehingga disa- dari atau tidak, keterlibatan penerapan perkuliahan tersebut akan mempengaruhi terhadap peningkatan wawasan kebangsaan dan semangat nasionalisme mahasiswa di lingkungan STKIP Garut. Berdasarkan temuan penelitian secara keseluruhan maka rumusan masalah pada penelitian ini telah terjawab. Hal tersebut menunjukkan pula bahwa mata kuliah pendidikan kewarganegaraan di STKIP Garut memiliki peranan yang penting guna mening- katkan pemahaman akan wawasan kebangsaan dan semangat nasionalisme mahasiswa di lingkungan sekolah tinggi keguruan dan ilmu pendidikan garut. Pendidikan kewarganegaraan (citizen- ship education) memiliki peran penting dalam suatu kehidupan berbangsa dan bernegara. Pendidikan kewarganegaraan di Indonesia juga berkontiribusi penting dalam menunjang tujuan bernegara Indonesia. Pendidikan kewarganegaraan secara sistematik adalah dalam rangka perwujudan fungsi dan tujuan pendidikan nasional berdasarkan Pancasila dan UUD NRI 1945 Pendidikan kewarganegaraan berkaitan dan berjalan seiring dengan perjalanan pembangunan kehidupan berbangsa dan bernegara. Pendidikan kewarganegaraan merupakan bagian integral dari ide, instru- mentasi, dan praksis kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara Indonesia (Udin Winataputra, 2008). Bahkan dikatakan, pendidikan nasional kita hakikatnya adalah pendidikan kewarganegaraan agar dilahirkan warga negara Indonesia yang berkualitas baik dalam disiplin sosial dan nasional, dalam etos kerja, dalam produktivitas kerja, dalam kemampuan intelektual dan profesional, dalam tanggung jawab kemasyarakatan, kebangsaan, kemanusiaan serta dalam moral, karakter dan kepribadian (Soedijarto, 2008). Pendidikan kewarganegaraan di mana- pun pada dasarnya bertujuan membentuk warga negara yang baik (good citizen) (Somantri, 2001; Aziz Wahab, 2007;
  • 10. JPIS, Jurnal Pendidikan Ilmu Sosial, Vol. 24, No. 2, Edisi Desember 2015 185 Kalidjernih, 2010). Namun konsep “warga negara yang baik” berbeda-beda dan sering berubah sejalan dengan perkembangan bangsa yang bersangkutan. Dalam konteks tujuan pendidikan nasional dewasa ini, warga negara yang baik yang gayut dengan pendidikan kewarganegaraan adalah warga negara yang demokratis bertanggung jawab (Pasal 3) dan warga negara yang memiliki semangat kebangsaan dan cinta tanah air (pasal 37 Undang-Undang No 20 Tahun 2003). Dapat disimpulkan bahwa tujuan pendidikan kewarganegaraan di Indonesia adalah mem- bentuk warga negara yang demokratis bertanggung jawab, memiliki semangat kebangsaan dan cinta tanah air. Sebagaimana yang tercantum dalam UU No.20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional yang merupakan landasan opera- sional dari pendidikan kewarganegaran di Indonesia. Dalam Pasal 37 (1) dikemukakan bahwa kurikulum pendidikan dasar dan menengah wajib memuat : “.. b. Pendidikan kewarganegaraan; ...” dan pada ayat (2) dikemukakan bahwa kurikulum pendidikan tinggi wajib memuat:...” b. Pendidikan kewar- ganegaraan; ...”. Sedangkan pada bagian penjelasan Pasal 37 dikemukakan bahwa “Pendidikan kewarganegaraan dimaksudkan untuk membentuk peserta didik menjadi manusia yang memiliki rasa kebangsaan dan cinta tanah air”. Adanya ketentuan tentang pendidikan kewarganegaraan dalam UU Sisdiknas sebagai mata pelajaran wajib di jenjang pendidikan dasar, menengah, dan tinggi menunjukkan bahwa mata pelajaran atau mata kuliah ini menempati kedudukan yang strategis dalam mencapai tujuan pendidikan nasional di negara ini. Adapun arah pengembangannya hendak- nya difokuskan pada pembentukan peserta didik agar menjadi manusia Indonesia yang memiliki rasa kebangsaan dan cinta tanah air. Dari penjelasan di atas dapat kita ketahui bahwa pendidikan kewarganegaraan memiliki landasan yang kuat untuk dibelajarkan kepada setiap warga negara. Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) sebagai nama mata kuliah di perguruan tinggi merupakan perwujudkan dari pendidikan kewarganegaraan (PKn) dalam dimensi kurikuler khususnya kegiatan intra kurikuler. Pendidikan Kewarganegaraan di perguruan tinggi dimunculkan sebagai mata kuliah tersendiri, tidak terintegrasi dengan mata kuliah lain. Jika merujuk pada tujuan pendidikan nasional dan tujuan pendidikan kewarganegaraan yang terdapat dalam Undang-Undang No 20 Tahun 2003, maka terungkap bahwa fungsi pendidikan kewar- ganegaraan di perguruan tinggi adalah sebagai pendidikan demokrasi dan pendidikan kebangsaan. Sebagai pendidikan demokrasi karena bertujuan membentuk warga negara yang demokratis dan bertanggung jawab (pasal 3), dan sebagai pendidikan kebangsaan karena bertujuan membentuk warga negara yang memiliki semangat kebangsaan dan cinta tanah air (pasal 37). Jika demikian, dengan sederhana dapat disimpulkan bahwa mata kuliah Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) memuat fungsi sebagai pendidikan demokrasi, pendidikan kebangsaan. Fungsi dari mata kuliah tersebut sekaligus menunjukkan jatidiri mata kuliah yang bersangkutan. Sebagai kelompok mata kuliah pengem- bangan kepribadian yang memberi orientasi bagi mahasiswa dalam memantapkan wawasan dan kesadaran kebangsaan, cinta tanah air, demokrasi , penghargaan atas keragamaan dan partisipasinya membangun bangsa berdasar Pancasila. Sebagai kelompok mata kuliah pengembangan kepribadian yang menyeleng- garakan pendidikan kebangsaan, demokrasi,
  • 11. JPIS, Jurnal Pendidikan Ilmu Sosial, Vol. 24, No. 2, Edisi Desember 2015 185 HAM, multikulural dan kewarganegaraan kepada mahasiswa guna mendukung terwu- judnya warga negara yang cerdas, terampil dan berkarakter sehingga dapat diandalkan guna membangun bangsa dan negara berdasar Pancasila dan UUD 1945 sesuai dengan bidang keilmuan dan profesinya. Adapun yang menjadi tujuan dari pendidikan kewarganegaraan di perguruan tinggi yaitu : a) Memiliki wawasan dan kesadaran kebangsaan dan rasa cinta tanah air sebagai perwujudan warga negara Indonesia yang bertanggung jawab atas kelangsungan hidup bangsa dan Negara; b) Memiliki wawasan dan penghargaan terhadap keane- karagaman masyarakat Indonesia sehingga mampu berkomunikasi baik dalam rangka meperkuat integrasi nasional; c) Memiliki wawasan, kesadaran dan kecakapan dalam melaksanakan hak, kewajiban, tanggung jawab dan peran sertanya sebagai warga negara yang cerdas, trampil dan berkarakter; d) Memiliki kesadaran dan penghormatan terhadap hak-hak dasar manusia serta kewajiban dasar manusia sehingga mampu memperlakukan warga negara secara adil dan tidak diskriminatif; e) Berpartisipasi aktif membangun masyarakat Indonesia yang demokratis dengan berlan- daskan pada nilai dan budaya demokrasi yang bersumber pada Pancasila; f) Memiliki pola sikap, pola pikir dan pola perilaku yang mendukung ketahanan nasional serta mampu menyesuaikannya dengan tuntutan perkem- bangan zaman demi kemajuan bangsa. Dalam era globalisasi sekarang ini, pendidikan kewarganegaraan merupakan salah satu jawaban untuk mencetak kader-kader bangsa yang memiliki pemahaman akan wawasan kebangsaan dan juga semangat nasionalisme dalam rangka untuk memecah- kan persoalan kebangsaan yang semakin kompleks. Bakri (2008:10) bahwa: Melalui pendidikan kewarganegaraan, warga negara Republik Indonesia diharapkan mampu memahami, meng- analisis, dan menjawab masalah-masalah yang dihadapi oleh masyarakat, bangsa dan negaranya secara berkesinambungan dan konisten cita-cita dan tujuan nasional seperti yang digariskan dalam pembukaan UUD 1945. Berkaitan hal terebut Winataputra mengemukakan bahwa (2014): Secara holistic pendidikan kewarga- negaraan bertujuan agar setiap warga Negara muda (young citizens) memiliki rasa kebangsaan dan cinta tanah air dalam konteks nilai dan moral Pancasila, nilai dan norma Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, nilai dan komitmen Bhinneka tunggal Ika, dan komitmen bernegara kesatuan Republik Indonesia. Oleh karena itu secara sadar dan terencana peserta didik sesuai dengan perkembangan psikologis dan konteks kehidupannya secara sistemik difasilitasi untuk belajar berkehidupan demokrasi secara utuh, yakni belajar tentang demokrasi (learning about democracy), belajar dalam iklim dan melalui proses demokrasi (learning through democracy), dan belajar untuk membangun demokrasi (learning for democracy). Pendidikan Kewarganegaraan meru- pakan salah satu bidang kajian dalam konteks pendidikan nasional yang memiliki peran strategis untuk meningkatkan kembali wawasan kebangsaan dan semangat nasio- nalisme mahasiswa. Karena itu, untuk memperkuat peran Pendidikan Kewarga- negaraan, maka pemerintah mewajibkan Pendidikan Kewarganegaraan diberikan pada setiap satuan pendidikan termasuk perguruan tinggi. Sebagaimana terdapat dalam pasal 37 ayat (1) Undang-Undang No.20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional bahwa “Pendidikan Kewarganegaraan dimaksudkan untuk membentuk peserta didik menjadi
  • 12. JPIS, Jurnal Pendidikan Ilmu Sosial, Vol. 24, No. 2, Edisi Desember 2015 185 manusia yang memiliki rasa kebangsaan dan cinta tanah air”. Oleh karena itu negara bertanggung jawab untuk mempersiapkan generasi muda/mahasiswa yang memiliki wawasan kebangsaan yang tinggi dan juga memiliki semangat nasionalisme dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Pendidikan kewarganegaraan di pergu- ruan tinggi merupakan sumber nilai dan pedoman dalam pengembangan dan penye- lengaraan program studi, guna mengantarkan mahasiswa memantapkan kepribadiannya sebagai manusia seutuhnya. Hal ini berdasarkan pada suatu realitas yang dihadapi, bahwa mahasiswa adalah sebagai generasi bangsa yang harus memiliki visi intelektual, religius, berkeadaban, berkemanusiaan dan cinta tanah air dan bangsanya. Dengan adanya mata kuliah Pendidikan Kewarganegaraan diharapkan dapat membantu mahasiswa memantapkan kepribadiannya, agar secara konsisten mampu mewujudkan nilai-nilai dasar Pancasila, rasa kebangsaan dan cinta tanah air dalam menguasai, menerapkan dan mengembangkan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni dengan rasa tanggung jawab dan bermoral. Berkaitan dengan itu mahasiswa diharapkan akan mampu untuk menjaga dan meneruskan cita-cita pembangunan bangsa dengan sungguh-sungguh mencintai bang- sanya sendiri, dengan tidak membeda-bedakan setiap suku, ras, maupun agama yang mendiami di bumi pertiwi Indonesia. Dengan wawasan kebangsaan dan juga semangat nasionalisme maka hal ini diharapkan agar kita dapat menjaga keutuhan Negara Kesatuan Negara Indonesia agar tidak terpecah belah. PENUTUP Merujuk kepada hipotesis penelitian yang diajukan, maka secara umum kesimpulan penelitian ini adalah penerapan mata kuliah Pendidikan Kewarganegaraan sebagai mata kuliah dasar umum yang tergabung dalam mata kuliah pengembangan kepribadian di perguruan tinggi yang diterapkan di lingkungan Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan Garut memiliki keeratan hubungan yang kuat dan memberikan kontribusi yang besar dalam peningkatan wawasan kebangsaan dan semangat nasio- nalisme bagi mahasiswanya. Secara khusus kesimpulan penelitian ini sebagai berikut: 1) Penerapan mata kuliah pendidikan kewarga- negaraan sebagai Mata Kuliah Dasar Umum yang tergabung dalam Mata Kuliah Pengembangan Kepribadian yang diterapkan di Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan Garut sudah dilaksanakan dengan baik dan mampu memberikan kontribusi yang besar sebagaimana tujuan dari mata kuliah Pendidikan Kewarganegaraan itu sendiri; 2) Mahasiswa di lingkungan Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan Garut memiliki pemahaman wawasan kebangsaan dan semangat nasionalisme yang sangat baik; 3) Penerapan mata kuliah pendidikan kewarganegaraan sebagai mata kuliah dasar umum memiliki hubungan yang kuat dan berpengaruh signifikan terhadap peningkatan semangat nasionalisme mahasiswa di ling- kungan STKIP Garut. Berdasaran kesimpulan hasil uji hipotesis penelitian di atas, maka dirumuskan beberapa kesimpulan hasil penelitian sebagai berikut: Pertama, kondisi penerapan mata kuliah pendidikan kewarganegaraan sebagai mata kuliah dasar umum, kondisi pemahaman wawasan kebangsaan dan semangat maha- siswa di lingkungan Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan Garut termasuk pada kategori baik dengan klasifikasi yang sudah ditentukan sebelumnya. Kedua, keeratan masing-masing variabel mata kuliah pendi-
  • 13. JPIS, Jurnal Pendidikan Ilmu Sosial, Vol. 24, No. 2, Edisi Desember 2015 185 dikan kewarganegaraan terhadap peningkatan wawasan kebangsaan dan semangat nasional- isme mahasiswa di lingkungan STKIP Garut bervariasi. DAFTAR PUSTAKA Arif, D. B. (2011). Pendidikan Kewarganegaraan Untuk Pembangunan Karakter Bangsa: Prospek dan Tantangan di Tengah Masyarakat yang Multikultural. Retrieved May 19, 2011 from http: Arifarif.wordpress.com/publikasi/ Arikunto, S. (2005). Prosedur Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta. Kountur, Ronny. (2009). Metode Penelitian untuk Penulisan Skripsi dan Tesis. Jakarta : PPM. Lemhanas. (2013). Aktualisasi Semangat Kebangkitan Nasional Guna Memantapkan Wawasan Kebangsaan Lintas Generasi dalam Rangka Ketahanan Nasional. Jurnal Kajian Lemhannas RI, Edisi 15, hal : 30-40. Lemhanas. (2012). Memperkokoh Nilai-Nilai Pancasila di Seluruh Komponen Bangsa untuk Memantapkan Semangat Kebanngsaan dan Jiwa Nasionalisme Ke- Indonesiaan dalam Rangka Menangkal Ideologi Radikalisme Global. Jurnal Kajian Lemhannas RI, Edisi 14, hal :97- 121. Mahpudz, Asep. (2006). Pendidikan Nilai Moral Dalam Dimensi Pendidikan Kewarganegaraan (Menyambut 70 Tahun Prof. Drs. H.A Kosassih Djahiri). Laboratorium Pendidikan Kewarganegaraan (PKn). UPI Bandung : FPIPS. Maliki, Zainuddin. (2010). Sosiologi Politik: Makna Kekuasaan dan Transformasi Politik. Yogyakarta: Gajah Mada University Press Muhidin, Ali dan Abdurahman, Maman. (2007). Analisis Korelasi, Regresi, dan Jalur dalam Penelitian. Bandung:Pustaka Setia Nazir, Moh. (2005). Metode Penelitian. Bogor : Ghalia Indonesia Sapriya. (2012, April). Memperkokoh Posisi Pendidikan Kewarganegaraan Sebagai Disiplin Ilmu Terintegrasi. Disampaikan dalam Pidato Pengukuhan sebagai Guru Besar/Profesor dalam Bidang Pendidikan Kewarganegaraan pada FPIPS 26 April 2012. Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia. Sudjana, Nana dan Ibrahim. (2007). Penelitian dan Penilaian Pendidikan. Bandung : Sinar Baru Algesindo. Sugiono. (2010). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung: Penerbit Alfabeta. Syaodih, Nana. (2007). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung : PT. Rosda Karya Remaja.. Wahab, Abdul Aziz dan Sapriya. (2011). Teori dan Landasan Pendidikan Kewarganegaraan. Bandung: Alfabeta. Wildan, Dadan. (2009). Pendidikan Wawasan Kebangsaan di Era Reformasi Gelombang Kedua Untuk Mewujudkan Visi Indonesia 2015. Jurnal Sekretariat Negara Republik Indonesia, (14), hal :150-164. Winataputra, U.S., & Budimansyah, D. (eds). (2012). Pendidikan Kewarganegaraan dalam Perspektif Internasional: Konteks, Teori, dan Profil Pembelajaran. Bandung: Widya Aksara Press. Winataputra, Udin S. (2014). Pendidikan Kewarganegaraan dalam Perspektif Internasional. Jurnal Acta Civicus, Vol 1 Edisi Oktober (1). Winataputra, U.S. (2001). Jatidiri Pendidikan Kewarganegaraan sebagai Wahana Sistemik Pendidikan Demokrasi: Suatu Kajian Konseptual dalam Konteks Pendidikan IPS. Disertasi pada PPS UPI, tidak diterbitkan. Wilodati. (2010) . Unity and National Harmony Dalam Bingkai Bhinneka Tunggal Ika. Jurnal Sekretariat Negara Republik Indonesia, (16), hal : 150-173. Winataputra, U.S. (2005). Pendidikan Kewarganegaraan untuk Membangun Masyarakat Demokratis dan Berkeadaban: Tinjauan Filosofis- Pedagogis Makalah disampaiakan dalam Seminar dan Lokakarya Dosen
  • 14. JPIS, Jurnal Pendidikan Ilmu Sosial, Vol. 24, No. 2, Edisi Desember 2015 185 Pendidikan Kewarganegaraan PTN dan PTS, Ditjen Dikti, untuk Wilayah Indonesia Barat. Hotel Dharma Deli, Medan 22 September 2005. Winataputra, U.S. (2008). Pendidikan Kewarganegaraan Sebagai Suatu Sistem Pengetahuan Terpadu Academic Positioning Dari RUU Pendidikan Kewarganegaraan. Disajikan dalam Seminar Terbatas RUU Pendidikan Kewarganegaraan dalam Kebijakan Pertahanan 16 Oktober 2008. Jakarta: Dephan Ditjen Pothan. Winataputra, U.S. (2014). Diskursus Aktual Tentang Paradigma Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) Dalam Konteks Kurikulum 2013. Bahan Diskusi dalam Semnas PKn-AP3KnI. Surat Keputusan Dirjen Dikti No. 43/Dikti/2006 tentang Rambu-rambu Pelaksanaan Mata Kuliah pengembangan Kepribadian di Perguruan Tinggi. Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 Undang-Undang No.20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. Permendagri No.71 Tahun 2012 tentang Pedoman Pendidikan Wawasan Kebangsaan