Anjak piutang (factoring) mengenal, mencatat, dan menghitung.
www.futurumcorfinan.com
Page 1
Anjak Piutang (Factoring):
Mengenal, Mencatat, dan Menghitung
Pendahuluan
Dalam kondisi normal, ketika perusahaan memperoleh piutang dari customer. Piutang tersebut
akan ditagihkan ke customer sehingga dapat memperoleh kas. Ketika kas diperoleh piutang
akan hilang dan kas perusahaan akan bertambah. Itu adalah keadaan normalnya, pada kondisi
sekarang sudah terjadi perubahan dan sudah mulai banyak perusahaan yang melakukan
penjualan piutangnya ke entitas lain . Hal ini dilakukan untuk segera memperoleh kas, dan
mempercepat cash-to-cash operating cycle. Kegiatan melakukan penjualan piutang ke pihak
lain disebut dengan factoring atau di masyarakat lebih dikenal dengan anjak piutang.
Alasan perusahaan melakukan anjak piutang diantaranya adalah :
1. Bisa jadi hal ini merupakan satu-satunya sumber untuk memperoleh kas. Ketika
keadaan kas sudah menipis, kemampuan perusahaan untuk memperoleh pinjaman
dana akan berkurang, kas yang tipis bisa menjadi penghalang kemampuan perusahaan
untuk membayar bunga pinjaman.
Muhammad Putrawal
DILARANG MENG-COPY, MENYALIN,
ATAU MENDISTRIBUSIKAN
SEBAGIAN ATAU SELURUH TULISAN
INI TANPA PERSETUJUAN TERTULIS
DARI PENULIS
Untuk pertanyaan atau komentar bisa
diposting melalui website
www.futurumcorfinan.com
www.futurumcorfinan.com
Page 2
2. Waktu dan biaya yang dikeluarkan untuk dikeluarkan untuk penagihan memakan waktu
yang lama dan biaya yang besar. Lebih mudah bagi perusahaan untuk menjual
piutangnya dan dengan memperoleh kas yang lebih cepat dan menghemat waktu dan
biaya untuk melakukan penagihan.
Penjualan Piutang
Dalam aktivitas anjak piutang akan terlibat 3 entitas yaitu :
1. Nasabah. Nasabah adalah pihak yang menjual piutang. Biasanya merupakan pihak
supplier/penjual yang melakukan transaksi dengan customer/pemberi secara kredit.
2. Perusahaan anjak piutang. Perusahaan anjak piutang adalah perusahaan pembiayaan
ataupun bank yang membeli piutang dari nasabah (perusahaan yang menjual piutang).
3. Debitur. Debitur adalah pihak yang memiliki hutang kepada nasabah, dalam anjak
piutang kewajiban membayar hutangnya dialihkan kepada perusahaan anjak piutang,
sehingga nantinya debitur akan membayar hutangnya kepada perusahaan anjak piutang
bukan kepada nasabah.
Skema transaksi dalam aktivitas anjak piutang dapat dilihat dengan skema dibawah ini
www.futurumcorfinan.com
Page 3
1. Supplier dan customer melakukan transaksi jual beli secara kredit sehingga supplier
memperoleh piutang dari customer.
2. Supplier melakukan penjualan piutang kepada perusahaan anjak piutang.
3. Perusahaan anjak piutang membeli piutang dari supplier dengan pembayaran tunai
4. Perusahaan menagih pembayaran piutang dari customer.
5. Customer melunasi hutangnya kepada perusahaan anjak piutang.
Risiko yang dihadapi oleh perusahaan anjak piutang
Dalam anjak piutang perusahaan anjak piutang melakukan tiga fungsi: (1) pemeriksaan piutang,
(2) memberikan pinjaman (pembayaran piutang), dan (3) menanggung risiko. Risiko-risiko yang
bisa muncul antara lain :
Customer tidak membayar hutangnya.
Customer membayar hutangnya tetapi secara penuh.
Customer membayar hutangnya tetapi dalam jangka waktu yang lama.
Untuk meminimalisirkan risio yang akan dihadapi, perusahaan anjak piutang memiliki beberapa
alternatif yang bisa dipakai. Secara garis besar perusahaan anjak piutang dapat melakukan dua
hal yaitu (1) melakukan variasi produk/perjanjian anjak piutang dan (2) melakukan pemeriksaan
(background checking) terhadap latar belakang perusahaan yang akan melakukan anjak
piutang.
www.futurumcorfinan.com
Page 4
1. Variasi Produk
Ada dua ide dasar bagaimana cara membuat variasi produk yang akan ditawarkan kepada
calon nasabah yang akan melakukan anjak piutang yaitu :
a. Memecah risiko yang ditanggung kepada nasabah
Hal ini dilakukan untuk mengatasi kemungkinan terjadinya risiko tidak dibayarnya hutang
oleh debitur. Untuk itu perusahaan memecah risikonya kepada nasabah. Dari ide ini muncul
dua bentuk anjak piutang yaitu:
i. Without recourse factoring
Anjak piutang ini juga biasa disebut non-recourse factoring. Dalam without recource
factoring perusahaan anjak piutang menanggung sepenuhnya risiko atas tidak
tertagihnya piutang yang telah dialihkan oleh nasabah. Apabila debitur tidak melakukan
pembayaran makan perusahaan anjak piutang akan mengalami kerugian dan tidak bisa
melimpahkan kerugian tersebut kepada nasabah.
ii. With rrecourse factoring
Anjak piutang dengan cara recourse atau disebut juga with recourse factoring. Dalam with
recource factoring perusahaan anjak piutang tidak menanggung sepenuhnya risiko atas
tidak tertagihnya piutang yang telah dialihkan oleh nasabah. Apabila debitur tidak
melakukan pembayaran makan perusahaan anjak piutang dapat melimpahkan kerugian
tersebut kepada nasabah. Perusahaan anjak piutang bisa mengembalikan tanggung jawab
(recourse) pembayaran piutang kepada nasabah atas piutang yang tidak tertagih dari
debitur.
b. Memperlambat pembayaran kepada nasabah.
Hal ini dilakukan untuk mengatasi lamanya pembayaran dari debitur. Bagi nasabah inti dari
anjak piutang adalah untuk memperoleh kas dengan waktu yang lebih cepat. Dalam hal ini
perusahaan anjak piutang mengambil risiko ini dengan memajukan waktu pembayaran
piutang tersebut. Perusahaan anjak piutang dapat menurunkan tingkat risiko ini dengan
memperlambat pembayaran kepada nasabah mendekati waktu pembayaran oleh debitur.
Contohnya: Dari pemeriksaan historical collection record diketahui bahwa rata-rata waktu
pembayaran yang dilakukan oleh customer adalah 60 hari. Maka perusahaan anjak piutang
www.futurumcorfinan.com
Page 5
melakukan pembayaran kepada supplier mendekati 60 hari (40 hari atau 45 hari). Dalam
praktiknya berdasarkan cara pembayaran anjak piutang dapat dibagi menjadi:
i. Advanced payment
Dalam bentuk ini perusahaan anjak piutang melakukan pembayaran di muka kepada
nasabah berdasarkan nilai faktur yang diberikan oleh nasabah. Besarnya pembayaran
dimuka diatur melalui kesepakatan antara perusahaan anjak piutang dan nasabah.
Besarnya bisa berkisar hingga 80% dari nilai faktur.
ii. Maturity
Dalam bentuk ini perusahaan anjak piutang melakukan pembayaran pada saat piutang
tersebut jatuh tempo. Pembayaran tagihan tersebut biasanya dilakukan berdasarkan data
historis rata-rata jatuh tempo tagihan (faktur).
iii. Collection
Pembayaran kepada nasabah baru akan dilakukan ketika perusahaan anjak piutang telah
berhasil melakukan penagihan terhadap debitur.
2. Background Checking
a. Melakukan pemeriksaan historical collection record (lama pembayaran yang
dilakukan oleh customer).
Risiko – risiko yang telah disebutkan diatas dapat terjadi apabila perusahaan anjak
piutang tidak mengenal background dari nasabah ataupun debitur yang akan melakukan
anjak piutang. Untuk itu perlu diadakan pemeriksaan background perusahaan. Hal ini
biasa dilakukan dengan melakukan pemeriksaan historical collection record yang
bertujuan untuk mengetahui berapa rata-rata waktu yang diperlukan untuk memperoleh
pembayaran dari debitur. Jangka waktu bisa bervariasi antara 30 – 60 hari atau lebih.
Semakin lama waktu pembayaran maka semakin tinggi risiko yang ditanggung oleh
perusahaan anjak piutang.
www.futurumcorfinan.com
Page 6
b. Hanya mengambil nasabah dan customer yang sudah dikenal.
Untuk mengurangi risiko dari background customer yang tidak dikenal, perusahaan
anjak piutang akan lebih memilih melakukan kerja sama dengan pihak yang sudah
mereka kenal dan sudah mereka ketahui kredibilitasnya. Biasaya dalam hal ini jenis
perusahaan anjak piutang yang bisa melakukan diversifikasi ini adalah pihak
perusahaan anjak piutang yang berbentuk bank. Bank yang besar mempunyai nasabah
dari berbagai jenis perusahaan sehingga dapat lebih fleksibel dalam melakukan
perjanjian anjak piutang.
Pencatatan Anjak Piutang
Contoh pencatatan transaksi anjak piutang dapat dilihat di contoh berikut:
Contoh 1.
PT Alat Berat menjual piutang sebesar Rp 600 juta kepada Bank Makmur. Bank Makmur
menetapkan fee sebesar 2% dari besarnya piutang yang dijual, fee ini akan dipotong dari
jumlah piutang yang akan dibayar sehingga nantinya Bank Makmur hanya membayar PT Alat
berat Rp 588 juta. PT Alat Berat akan mencatat transaksi ini sebagai berikut:
Kas 588 juta
Biaya Fee (2% dari 600 juta) 12 juta
Piutang Usaha 600 juta
Biaya yang timbul dari anjak piutang
Atas jasanya melakukan anjak piutang, perusahaan anjak piutang membebankan dua biaya
kepada nasabah. Biaya – biaya tersebut adalah:
1. Service Charge (Fee)
Service Charge (Fee) muncul sehubungan dengan jasa kegiatan penagihan yang
dilakukan perusahaan anjak piutang kepada debitur. Besarnya fee ditentukan
berdasarkan kesepakatan antara perusahaan anjak piutang dan nasabah. Biasanya fee
tersebut dihitung berdasarkan persentase tertentu dari nilai faktur. Nominalnya berkisar
antara 1% - 3% dari nominal faktur.
www.futurumcorfinan.com
Page 7
2. Discount Charge
Discount Charge muncul sehubungan dengan risiko yang ditanggung oleh perusahaan
anjak piutang yang melakukan pembayaran dimuka kepada piutang yang dijual oleh
nasabah. Besarnya biaya ini dinyatakan dalam suatu persentase secara tahunan
(annual basis). Sama halnya dengan service charge besarnya persentase yang dibayar
ditetapkan berdasarkan kesepakatan antara perusahaan anjak piutang dan nasabah.
Salah satu faktor yang menjadi bahan pertimbangan adalah seberapa cepat
pembayaran dimuka yang akan dilakukan oleh perusahaan anjak piutang. Sebagai
contoh ketika perusahaan anjak piutang membeli piutang yang berdasarkan historical
collection backgroundnya diketahui bahwa rata-rata waktu pembayarannya 75 hari.
Besarnya bunga yang ditetapkan oleh perusahaan anjak piutang akan berbeda ketika
perusahaan akan melakukan pembayaran kepada nasabah di hari 30 dengan
pembayaran di hari ke 60. Tentu anda bisa menebak tarif mana yang akan lebih tinggi.
Contoh perhitungan bunga efektif anjak piutang
Contoh pencatatan transaksi anjak piutang dapat dilihat di contoh berikut:
Contoh 2.
PT Alat Berat memutuskan untuk mengadakan perjanjian anjak piutang dengan Bank Makmur.
Fee yang telah ditetapkan Bank Makmur adalah 1,5% dari jumlah piutang. Bank Makmur
menetapkan adanya cadangan sebesar 15% untuk cadangan apabila terjadi hal-hal yang tidak
Hari pembayaran oleh perusahaan anjak piutang Hari pembayaran oleh perusahaan anjak piutang
VS
P P
Hari ke 15 30 45 60 75 Hari ke 15 30 45 60 75
Hari pembayaran oleh debitor berdasarkan data historis Hari pembayaran oleh debitor berdasarkan data historis
Ilustrasi 1 Ilustrasi 2
Dari kedua ilustrasi diatas ilustrasi manakah yang menurut anda akan dikenakan tarif bunga yang lebih tinggi?
www.futurumcorfinan.com
Page 8
diinginkan. Beban bunga dihitung pada suku bunga tahunan sebesar 16% terhadap jumlah
piutang yang sudah dikurangi fee dan cadangan. Jumlah piutang yang dijual adalah Rp 1 Milyar
dengan data historis pembayaran selama ini adalah Rp 200 juta sekali bayar (yang juga
bermakna perputaran dagangnya adalah 5 kali = 72 hari ). 72 hari merupakan waktu penagihan
yang lama untuk Bank menanggung resiko, dan merupakan 2 kali periode penagihan rata – rata
pada industri PT Alat Berat, hal ini jugalah yang menjadi alasan PT Alat Berat untuk melakukan
anjak piutang.
Biaya efektif anjak piutang dapat dihitung sebagai berikut:
Dari perhitungan diatas nampak bahwa bunga yang dibebankan ternyata cukup tinggi. Namun
mengapa anjak piutang tetap diminati oleh perusahaan sebagai salah alternatif untuk
mendapatkan kas? Hal ini bisa dilihat dari manfaat yang dapat diberikan ajak piutang kepada
nasabah. Manfaat anjak piutang tersebut dapat dijelaskan antara lain sebagai berikut:
Memperlancar arus kas
Dengan melakukan anjak piutang maka perusahaan akan memperoleh kas dengan
waktu yang lebih cepat. Kas yang ada dapat digunakan untuk meningkatkan kegiatan
usaha nasabah dan memperlancar modal kerja perusahaan.
Nilai piutang 200,000,000
Cadangan 15.00% 200,000,000 30,000,000
Piutang dikurangi cadangan 170,000,000
Biaya bunga 72/360 16.00% 170,000,000 5,440,000
Fee anjak piutang 1.50% 200,000,000 3,000,000
Pembayaran piutang di muka 161,560,000
Biaya bunga setahun 5x 5,440,000 27,200,000
Fee anjak piutang setahun 5x 3,000,000 15,000,000
Total biaya setahun 42,200,000
42,200,000
161,560,000 26.12%Suku bunga efektif =
(Dalam Rupiah)
www.futurumcorfinan.com
Page 9
Mengurangi risiko kerugian yang ditimbulkan piutang tak tertagih
Risiko adanya piutang yang tak tertagih selalu ada bagi perusahaan manapun. Untuk itu
risiko ini dapat diperkecil dengan cara melimpahkan risiko tersebut kepada pihak
perusahaan anjak piutang denga cara menjual piutang yang perusahaan miliki.
Mengurangi biaya dan waktu yang timbul berkaitan dengan kegiatan penagihan
Kegiatan penagihan terkadang bisa menjadi masalah bagi perusahaan tertentu.
Perusahaan yang tidak dapat mengatur proses penagihan secara baik dapat mengalam
kerugian baik dari biaya yang diikeluarkan untuk penagihan terlalu besar ataupun waktu
yang dibutuhkan juga terlalu lama, yang nantinya akan berujung kepada lamanya
pembayaran dari customer. Dengan anjak piutang perusahaan dapat melakukan jalan
pintas (shortcut) dalam hal kegiatan penagihan dengan mengalihkan tugas ini kepada
perusahaan anjak piutang.
Tidak diperlukannya menyertakan collateral (jaminan)
Pada dasarnya anjak piutang merupakan kegiatan transaksi jual beli piutang untuk itu
tidak diperlukan adanya penyertaan jaminan. Berbeda dengan bentuk-bentuk
pendanaan lain yang biasanya perlu menyertakan aset sebagai jaminan.
~~~~~~ ####### ~~~~~~