Evaluasi adalah kegiatan pengumpulan informasi untuk menilai hasil kerja dari suatu alat, suatu metode, atau manusi, yang mana hasilnya akan menjadi parameter untuk mengambil keputusan untuk kegiatan selanjautnya.
Beberapa informasi yang didapatkan dari proses evaluasi yaitu:
Tingkat pencapaian suatu kegiatan yang sedang berjalan
Masalah dan gangguan yang terjadi sejak awal hingga waktu evaluasi
Hal yang harus dilakukan di masa mendatang untuk menghindari masalah dan
menjaga produktivitas.
Belajar dilakukan untuk mengusahakan adanya perubahan perilaku pada individu yang belajar. Perubahan perilaku itu merupakan perolehan yang menjadi hasil belajar. Hasil belajar perlu di evaluasi. Evaluasi dimaksudkan sebagai cermin untuk melihat kembali apakah tujuan yang ditetapkan telah tercapai dan apakah proses pembelajaran sudah efektif.
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
PPT YULIANA NDRURU.pptx
1. MERANCANG DAN MENGANALISIS
PENILAIAN HASIL BELAJAR DALAM EVALUASI
Kelompok Lima (05)
1. Yuliana Ndruru
2. Yulia Suramu Zamili
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NIAS RAYA
T.A 2022/2023
Mata Kuliah : Evaluasi Proses dan Hasil Pembelajaran
Dosen Pengampu : Yohanna Theresia Fenty Fau M.Pd
2. KATA PENGANTAR
Puji Syukur Kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas Rahmat Dan Ridonya,
sehingga kami kelompok Lima (5) bisa menyelesaikan tugas makalah kami yang
berjudul Merancang Dan Menganalisis Penialaian Hasil Belajar Dalam Pelaksanaan
Evaluasi. Dengan tepat waktu yang diberikan kepada kami oleh ibu pengampu mata
kuliah Evaluasi Proses dan Hasil Pembelajaran, makalah ini disusun dengan memenuhi
tugas mata kuliah, kami himbau kepada teman teman kami untuk membangun dan
bekerjasama dalam memenuhi tugas dimata kuliah tersebut, semoga makalah ini dapat
berguna dalam rangka manambah wawasan serta pengetahuan kita mengenai pengertian
dan penilaian hasil belajar evaluasi yang terkait dalam Materi Evaluasi Pembelajaran ini.
Kami juga menyadari sepenuhnya bahwa didalam tugas makalah ini terdapat banyak
kesalahan dan kekurangan yang jauh dari yang kami harapkan, untuk itu kami berharap
supaya adanya kritik dan saran dari teman teman serta usulan demi perbaikan dimasa
yang akan datang.
Semoga makalah sederhana ini, dapat dipahami bagi siapapun yang
membacanya, sebelumnya kami mohon maaf apa bila terdapat kesalahan kata -kata yang
kurang berkenan kami mohon kritik dari teman teman semua agar membangun makalah
ini demi perbaikan dimasa depan.
Penulis
Kelompok 5
3. DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.................................................................. i
DAFTAR ISI................................................................................ ii
BAB IPENDAHULUAN.............................................................. 1
1.1LATAR BELAKANG........................................................ 2
1.2RUMUSAN MASALAH................................................... 3
BAB II PEMBAHASAN.............................................................. 4
A. PENGERTIAN EVALUASI.............................................. 5
B. TUJUAN FUNGSI HASIL BELAJAR............................. 6
C. ANALISIS EVALUASI BELAJAR.................................. 7
D. PENDEKATAN PENILAIAN........................................... 8
E.RUANG LINGKUP PENILAIAN HASIL BELAJAR..... 9
BAB III PENUTUP....................................................................... 9
A. KESIMPULAN.................................................................. 10
4. BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Peningkatan mutu pendidikan diarahkan untuk meningkatkan kualitas
manusia Indonesia seutuhnya melalui olah hati, olah pikir, olah rasa dan olah raga agar
memiliki daya saing dalam menghadapi tantangan global. Peningkatan mutu
pendidikan dimaksudkan untuk menghasilkan lulusan yang sesuai dengan tuntutan
kebutuhan berbasis potensi sumber daya alam Indonesia. Keberhasilan pendidikan di
Indonesia menjadi tanggung jawab bersama antara sekolah, pemerintah dan
masyarakat. Keberhasilan pendidikan itu sendiri dapat dilihat dari prestasi belajar yang
dicapai peserta didik yang diperoleh melalui kegiatan evaluasi. Evaluasi akan
memberikan informasi tingkat pencapaian belajar peserta didik, dan bila dianalisis
lebih rinci akan diperoleh informasi tentang kesulitan belajar peserta didik, yaitu
konsepkonsep yang belum dikuasai oleh sebagian besar peserta didik. Informasi ini
yang harus digunakan pendidik untuk memperbaiki proses belajar mengajar yang
nantinya dapat memperbaiki kualitas lulusan. Evaluasi memerlukan data yang akurat,
yaitu data yang diperoleh melalui kegiatan pengukuran. Data yang akurat diperoleh
apabila alat ukur yang digunakan sahih dan handal. Syarat yang tidak terpenuhi dapat
menimbulkan kesalahan pengukuran sehingga peserta didik tidak dapat diukur
kompetensi yang sebenarnya.
5. Kesalahan dalam evaluasi dapat juga menyebabkan penurunan kualitas pendidikan di
Indonesia. Evaluasi yang dilaksanakan oleh pendidik menurut Ngalim Purwanto (2010:26) dapat
digolongkan menjadi dua, yaitu formatif dan sumatif. Informasi yang didapatkan dari penilaian
formatif digunakan untuk menyesuaikan proses mengajar dan proses pembelajaran dengan
kebutuhan peserta didik. Guru dapat menggunakan informasi dari penilaian formatif untuk
mengambil tindakan yang dianggap perlu seperti reteaching, mencoba pendekatan alternatif
terhadap peserta didik, atau menawarkan cara-cara lain untuk praktek apabila guru mengetahui bila
peserta didik mendapatkan kesulitan. Evaluasi formatif bertujuan untuk memperbaiki cara atau
strategi mengajar, sehingga hasilnya tidak digunakan untuk menentukan nilai peserta didik
sedangkan evaluasi sumatif bertujuan untuk menentukan keberhasilan belajar peserta didik,
sehingga hasilnya berupa nilai yang diperoleh peserta didik.
Menurut Djemari Mardapi (2012 : 31)
Tujuan evalusai adalah sebagai berikut:
1) Untuk menentukan apakah suatu program mencapai tujuan.
2) Untuk mengidentifikasi kekuatan dan kelemahan dalam proses pembelajaran.
3) Untuk menentuakan apakah program sudah tepat.
4) Untuk mengetahui besarnya rasio cost/benefid program.
5) Untuk menentukan siapa yang harus berpartisipasi pada program pembelajaran mendatang.
6) Untuk mengidentifikasi siapa yang memperoleh manfaat secara maksimun dan minimum
7) Untuk menentukan apakah program sudah tepat.
6. 1.2 Rumusan Masalah
1. Bagaimana cara mengidentifikasi hasil belajar?
2. langkah langkah apa sajakah dalam proses pelaksanaan evaluasi
pembelajaran?
3. apa tujuan dan manfaat penilaian hasil belajar dalam pelaksanaan
evaluasi?
7. BAB II
PEMBAHASAN
A. PENGERTIAN EVALUASI
Evaluasi berasal dari kata evaluation (bahasa Inggris). Kata tersebut diserap ke
dalam perbendaharaan istilah bahasa Indonesia dengan tujuan mempertahankan kata
aslinya dengan sedikit penyesuaian lafal Indonesia menjadi “evaluasi”Evaluasi adalah
kegiatan pengumpulan informasi untuk menilai hasil kerja dari suatu alat, suatu
metode, atau manusi, yang mana hasilnya akan menjadi parameter untuk mengambil
keputusan untuk kegiatan selanjautnya.
Beberapa informasi yang didapatkan dari proses evaluasi yaitu:
•Tingkat pencapaian suatu kegiatan yang sedang berjalan
•Masalah dan gangguan yang terjadi sejak awal hingga waktu evaluasi
•Hal yang harus dilakukan di masa mendatang untuk menghindari masalah dan
menjaga produktivitas.
1. Merancang Kegiatan Evaluasi
Merancang kegiatan evaluasi artinya mengatur proses evaluasi dan kegiatan
evaluasi agar selama proses kedua hal tersebut tidak terjadi penyimpangan atau
melewatkan hal-hal yang penting tanpa disengaja.
8. a. Hasil Belajar
Belajar dilakukan untuk mengusahakan adanya perubahan perilaku pada individu
yang belajar. Perubahan perilaku itu merupakan perolehan yang menjadi hasil belajar.
Hasil belajar perlu di evaluasi. Evaluasi dimaksudkan sebagai cermin untuk melihat
kembali apakah tujuan yang ditetapkan telah tercapai dan apakah proses pembelajaran
sudah efektif.
Tes, pengukuran, penilaian dan evaluasi merupakan empat istilah yang sering
dipergunakan dalam kegiatan proses pembelajaran dan memiliki saling keterkaitan satu
dengan yang lain. Dalam pelaksanaannya, evaluasi dapat mempergunakan pengukuran
dan non pengukuran.
Contoh Evaluasi Hasil Belajar
Evaluasi hasil belajar peserta didik yang dilakukan oleh guru mencakup beberapa hal,
seperti penilaian sikap, pengetahuan, dan keterampilan. Teknik pengumpulan informasi
dan evaluasi penilaiannya pun dilakukan dengan cara yang berbeda-beda
9. PELAKSANAAN EVALUASI PENDIDIKAN digunakan sebagai tolak ukur keberhasilan
suatu kegiatan yang dapat dilihat dari evaluasi yang dilakukan terhadap rencana, proses
dan hasil akhir kegiatan. Melalui kegiatan evaluasi, akan mengetahui apakah kegiatan
yang dilakukan berhasil efektif ataukah tidak, termasuk dalam pembelajaran di pendidikan
sekolah.
Evaluasi merupakan sebuah kegiatan yang dilakukan oleh guru secara
sistematis, terarah dan terencana dalam upaya mengetahui sampai sejauh mana terjadi
perubahan perilaku pada diri siswa setelah mengikuti kegiatan pembelajaran sehingga
guru dapat menentukan tindakan yang tepat.
Alat ukur yang bisa di pergunakan dalam kegiatan evaluasi antara lain adalah
tes. Selain tes, kegiatan evaluasi dapat mempergunakan alat non pengukuran, seperti :
pengamatan, wawancara, atau angket. Dengan demikian,Tes merupakan alat atau prosedur
yang digunakan untuk mengetahui atau mengukur sesuatu dalam suasana, dengan cara dan
aturan-aturan yang sudah di tentukan.
10. b. Analisis Butir Soal
Berangkat dari fungsi tes sebagai alat ukur, maka sebuah tes baru dapat dianggap berhasil
menjalankan fungsinya jika ia mampu memberikan informasi yang sesuai dengan keadaan sebenarnya dari
objek yang diukur. Tes yang tidak mampu memberikan informasi yang diinginkan tidak lebih dari sampah.
Oleh karena itu, sebelum digunakan tes hasil belajar harus dianalisis terlebih dahulu sehingga dapat
memberikan hasil yang memuaskan.
2. Tujuan, Fungsi, dan Manfaat Evaluasi
a. Tujuan Evaluasi.)
menyatakan bahwa secara umum tujuan evaluasi belajar adalah
1) menghimpun bahan-bahan keterangan yang akan dijadikan sebagai bukti mengenai
taraf perkembangan atau taraf kemajuan yang dialami oleh para peserta didik, setelah
mereka mengikuti proses pembelajaran dalam jangka waktu tertentu
2) mengetahui tingkat efektivitas dari metode-metode pengajaran yang telah
dipergunakan dalam proses pembelajaran selama jangka waktu tertentu.
Kegiatan evaluasi juga mempunyai tujuan khusus dalam bidang pendidikan, yaitu:
1) untuk merangsang kegiatan peserta didik dalam menempuah program pendidikan dan
2) 2) untuk menemukan faktor-faktor penyebab keberhasilan dan ketidakberhasilan peserta
didik dalam mengikuti program pendidikan, sehingga dapat dicari dan ditemukan jalan
keluar atau cara-cara perbaikannya.
b. Fungsi Evaluasi
pada bagian lain, menjelaskan bahwa secara umum ada tiga fungsi evaluasi, yaitu
untuk:
1) mengukur kemajuan,
2) menunjang penyusunan rencana,
3) memperbaiki atau melakukan pemyempurnaan kembali.
11. Adapun secara khusus, fungsi evaluasi dalam bidang pendidikan dapat
ditinjau dari tiga segi, yaitu:
1) segi psikologis,
2) segi didaktik, dan
3) segi administratif.
Fungsi evaluasi dapat di golongkan menjadi 4 bagian yaitu :
1) Memperbaiki proses belajar-mengajar atau memperbaiki program satuan
pelajaran.
2) Menentukan angka atau hasil belajar siswa dalam tahap-tahap tertentu.
3) Menempatkan siswa dalam situasi belajar-mengajar yang tepat.
4) Membantu memecahkan kesulitan belajar siswa.
c. Manfaat Evaluasi
Hasil evaluasi pembelajaran bermanfaat bagi peserta didik sendiri, guru
yang mengajar, guru lain, petugas lain di sekolah, orang tua peserta didik , dan
pengguna lulusan. Bagi peserta didik hasil pelaporan sebagai support baginya atas
jerih payahnya yang selama ini dilakukan. Evaluasi yang dilakukan pada saat akhir
jenjang kelulusan, tidak hanya peserta didik sendiri tetapi orang tua peserta didik ,
guru, bahkan guru lainpun ikut sibuk mempersiapkan, baik secara fisik maupun
mental, agar kelak anak didiknya lulus dan mendapatkan nilai yang bagus.
12. B. TUJUAN PENILAIAN
Penilaian memiliki tujuan yang sangat penting dalam pembelajaran,
diantaranya untuk grading, seleksi, mengetahui tingkat penguasaan kompetensi,
bimbingan, diagnosis, dan prediksi.
1. Sebagai grading, penilaian ditujukan untuk menentukan atau membedakan
kedudukan hasil kerja peserta didik dibandingkan dengan peserta didik lain.
Penilaian ini akan menunjukkan kedudukan peserta didik dalam urutan
dibandingkan dengan anak yang lain. Karena itu, fungsi penilaian untuk grading
ini cenderung membandingkan anak dengan anak yang lain sehingga lebih
mengacu kepada penilaian acuan norma (norm-referenced assessment).
2.Sebagai alat seleksi, penilaian ditujukan untuk memisahkan antara peserta didik
yang masuk dalam kategori tertentu dan yang tidak. Peserta didik yang boleh
masuk sekolah tertentu atau yang tidak boleh. Dalam hal ini, fungsi penilaian
untuk menentukan seseorang dapat masuk atau tidak di sekolah tertentu.
3.Untuk menggambarkan sejauh mana seorang peserta didik telah menguasai
kompetensi.
4.Sebagai bimbingan, penilaian bertujuan untuk mengevaluasi hasil belajar peserta
didik dalam rangka membantu peserta didik memahami dirinya, membuat
keputusan tentang langkah berikutnya, baik untuk pemilihan program,
pengembangan kepribadian maupun untuk penjurusan.
13. 5.Sebagai alat diagnosis, penilaian bertujuan menunjukkan kesulitan belajar yang
dialami peserta didik dan kemungkinan prestasi yang bisa dikembangkan.
Ini akan membantu guru menentukan apakah seseorang perlu remidiasi atau
pengayaan.
6.Sebagai alat prediksi, penilaian bertujuan untuk mendapatkan informasi yang
dapat memprediksi bagaimana kinerja peserta didik pada jenjang pendidikan
berikutnya atau dalam pekerjaan yang sesuai. Contoh dari penilaian ini adalah tes
bakat skolastik atau tes potensi akademik.
Dari keenam tujuan penilaian tersebut, tujuan untuk melihat tingkat penguasaan
kompetensi, bimbingan, dan diagnostik merupakan peranan utama dalam penilaian.
Sesuai dengan tujuan tersebut, penilaian menuntut guru agar secara langsung
atau tak langsung mampu melaksanakan penilaian dalam keseluruhan proses
pembelajaran. Untuk menilai sejauhmana siswa telah menguasai beragam kompetensi,
tentu saja berbagai jenis penilaianperlu diberikan sesuai dengan kompetensi yang akan
dinilai, seperti unjuk kerja/kinerja (performance), penugasan (proyek), hasil karya
(produk), kumpulan hasil kerja siswa (portofolio), dan penilaian tertulis (paper and pencil
test). Jadi, tujuan penilaian adalah memberikan masukan informasi secara komprehensif
tentang hasil belajar peserta didik, baik dilihat ketika saat kegiatan pembelajaran
berlangsung maupun dilihat dari hasil akhirnya, dengan menggunakan berbagai cara
penilaian sesuai dengan kompetensi yang diharapkan dapat dicapai peserta didik.
14. C. PENDEKATAN PENILAIAN
Ada dua pendekatan yang dapat digunakan dalam melakukan penilaian hasil
belajar, yaitu penilaian yang mengacu kepada norma (Penilaian Acuan Norma atau norm-
referenced assessment) dan penilaian yang mengacu kepada kriteria (Penilaian Acuan
Kriteria atau criterion referenced assessment). Perbedaan kedua pendekatan tersebut
terletak pada acuan yang dipakai. Pada penilaian yang mengacu kepada norma,
interpretasi hasil penilaian peserta didik dikaitkan dengan hasil penilaian seluruh peserta
didik yang dinilai dengan alat penilaian yang sama. Jadi hasil seluruh peserta didik
digunakan sebagai acuan. Sedangkan, penilaian yang mengacu kepada kriteria atau
patokan, interpretasi hasil penilaian bergantung pada apakah atau sejauh mana seorang
peserta didik mencapai atau menguasai kriteria atau patokan yang telah ditentukan.
Kriteria atau patokan itu dirumuskan dalam kompetensi atau hasil belajar dalam
kurikulum berbasis kompetensi.
D. RUANG LINGKUP PENILAIAN HASIL BELAJAR
Hasil belajar peserta didik dapat diklasifikasi ke dalam tiga ranah (domain),
yaitu:
(1) domain kognitif (pengetahuan atau yang mencakup kecerdasan bahasa dan
kecerdasan logika – matematika),
(2) domain afektif (sikap dan nilai atau yang mencakup kecerdasan antarpribadi dan
kecerdasan intrapribadi, dengan kata lain kecerdasan emosional), dan
(3) domain psikomotor (keterampilan atau yang mencakup kecerdasan kinestetik,
kecerdasan visual-spasial, dan kecerdasan musikal).
15. Sejauh mana masing-masing domain tersebut memberi sumbangan terhadap sukses
seseorang dalam pekerjaan dan kehidupan? Data hasil penelitian multi kecerdasan
menunjukkan bahwa kecerdasan bahasa dan kecerdasan logika-matematika yang
termasuk dalam domain kognitif memiliki kontribusi hanya sebesar 5 %. Kecerdasan
antarpribadi dan kecerdasan intrapribadi yang termasuk domain afektif memberikan
kontribusi yang sangat besar yaitu 80 %. Sedangkan kecerdasan kinestetik, kecerdasan
visual-spatial dan kecerdasan musikal yang termasuk dalam domain psikomotor
memberikan sumbangannya sebesar 5 %.
Namun, dalam praxis pendidikan di Indonesia yang tercermin dalam proses belajar-
mengajar dan penilaian, yang amat dominan ditekankan justru domain kognitif. Domain
ini terutama direfleksikan dalam 4 kelompok mata pelajaran, yaitu bahasa, matematika,
sains, dan ilmu-ilmu sosial. Domain psikomotor yang terutama direfleksikan dalam
mata-mata pelajaran pendidikan jasmani, keterampilan, dan kesenian cenderung
disepelekan. Demikian pula, hal ini terjadi pada domain afektif yang terutama
direfleksikan dalam mata-mata pelajaran agama dan kewarganegaraan.
16. Agar penekanan dalam pengembangan ketiga domain ini disesuaikan dengan proporsi
sumbangan masing-masing domain terhadap sukses dalam pekerjaan dan kehidupan, para
guru perlu memahami pengertian dan tingkatan tiap domain serta bagaimana
menerapkannya dalam proses belajar-mengajar dan penilaian.
Perubahan paradigma pendidikan dari behavioristik ke konstruktivistik tidak hanya
menuntut adanya perubahan dalam proses pembelajaran, tetapi juga termasuk perubahan
dalam melaksanakan penilaian pembelajaran siswa. Dalam paradigma lama, penilaian
pembelajaran lebih ditekankan pada hasil (produk) dan cenderung hanya menilai
kemampuan aspek kognitif, yang kadang-kadang direduksi sedemikian rupa melalui bentuk
tes obyektif. Sementara, penilaian dalam aspek afektif dan psikomotorik kerapkali
diabaikan.
Dalam pembelajaran berbasis konstruktivisme, penilaian pembelajaran tidak hanya
ditujukan untuk mengukur tingkat kemampuan kognitif semata, tetapi mencakup seluruh
aspek kepribadian siswa, seperti: perkembangan moral, perkembangan emosional,
perkembangan sosial dan aspek-aspek kepribadian individu lainnya. Demikian pula,
penilaian tidak hanya bertumpu pada penilaian produk, tetapi juga mempertimbangkan segi
proses.
17. E. SISTEM PENILAIAN HASIL BELAJAR
a. Evaluasi Acuan kriteria (Criterion Referenced Evaluation)
Pengukuran keberhasilan belajar didasarkan atas penafsiran
tingkah laku (performance) yang didasarkan atas kriteria atau standar khusus,
artinya derajad penguasaan yang ada didasarkan pada tingkat tertentu yang harus dicapai.
b. Evaluasi Acuan Norma (Norm Referenced Evaluation).
Pengukuran ini mendudukkan individu pada kelompoknya, membandingkan penguasaan
individu terhadap rata-rata penguasaan kelompok Terdapat dua acuan penilaian yaitu
penilaian acuan norma dan penilaian acuan patokan Tujuan penilaian acuan norma adalah
untuk mengetahui kedudukan peserta didik dalam kelompoknya (dalam kelas). Oleh karena
itu butir-butir soal yang dipakai dalam ujian tidak boleh terlalu sukar atau terlalu mudah,
sehingga kisaran indeks kesukarannya 0,3 sampai 0,7. Disamping itu harus dapat
membedakan mana peserta didik yang pandai dan yang tidak pandai. (Djemari, 2008)
Karakteristik peniaian acuan norma:
1. Terdapat unsur kompetitif
2. Sangat baik untuk penilaian afektif dan kognitif
3. Tidak dapat untuk menilai kemampuan skill atau materi tertentu
4. Tidak dapat memberi interpretasi secara langsung pada suatu skala
5. Nilai tidak mencerminkan kemampuan yang rinci Acuan kriteria berasumsi bahwa hampir
semua orang bisa belajar apa saja namun waktunya yang berbeda.
18. Konsekuensi dari acuan kriteria adalah adanya program remidi, program
pengayaan, dan program percepatan. Penafsiran hasil tes selalu dibandingkan dengan
standar atau kriteria yang telah ditetapkan dulu (Djemari, 2004).
Karakteristik penilaian acuan kriteria:
1. Terdapat kemampuan kognitif minimal yang harus dimiliki oleh peserta didik
2. Adanya kemampuan psikomotorik dan sikap mental minimal sebagai prasyarat
3. Meletakkan perbedaan latar belakang peserta didik sebagai unsur individual
4. Sebagai alat diagnosis kesulitan siswa
5. Dapat dufungsikan sebagai embrio tes baku
6. Tidak komparatif terhadap kelompok sehingga dapat melemahkan semangat kompetisi
19. Terdapat empat jenis penilaian acuan kriteria:
1. Entry-behaviors test, yaitu suatu tes yang diadakan sebelum suatu program
pengajaran dilaksanakan dan bertujuan untuk mengetahui sampai batas mana
penguasaan pengetahuan dan keterampilan yang telah dimiliki peserta didik yang
dapat dijadikan dasar untuk menerima program pengajaran yang akan diberikan
2. Pre-test, yaitu tes yang diberikan sebelum pengajaran dimulai dan bertujuan untuk
mengetahui sampai dimana penguasaan peserta didik terhadap bahan pengajaran
(pengetahuan dan keterampilan ) yang akan diajarkan
3. Post-test, yaitu tes yang diberikan pada setiap akhir program satuan pengajaran dan
bertujuan untuk mengetahui sampai dimana pencapaian siswa terhadap bahan pengajaran
setelah mengalami suatu kegiatan belajar
4. Embedded –test, yaitu tes yang dilaksanakan disela-sela atau pada waktu-waktu
tertentu selama proses pengajaran berlangsung dan bertujuan untuk mengetes peserta
didik secara langsung sesudah suatu unit pengajaran sebelum post-test dan untuk mencek
kemajuan siswa untuk remedial sebelum post-test.
20. BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Evaluasi berasal dari kata evaluation (bahasa Inggris). Kata tersebut diserap ke dalam
perbendaharaan istilah bahasa Indonesia dengan tujuan mempertahankan kata aslinya
dengan sedikit penyesuaian lafal Indonesia menjadi “evaluasi”
Evaluasi adalah kegiatan pengumpulan informasi untuk menilai hasil kerja dari suatu alat,
suatu metode, atau manusi, yang mana hasilnya akan menjadi parameter untuk mengambil
keputusan untuk kegiatan selanjautnya.
1. Merancang Kegiatan Evaluasi
Merancang kegiatan evaluasi artinya mengatur proses evaluasi dan kegiatan evaluasi
agar selama proses kedua hal tersebut tidak terjadi penyimpangan atau melewatkan hal-hal
yang penting tanpa disengaja.
c. Manfaat Evaluasi
Hasil evaluasi pembelajaran bermanfaat bagi peserta didik sendiri, guru yang
mengajar, guru lain, petugas lain di sekolah, orang tua peserta didik , dan pengguna
lulusan. Bagi peserta didik hasil pelaporan sebagai support baginya atas jerih payahnya
yang selama ini dilakukan. Evaluasi yang dilakukan pada saat akhir jenjang kelulusan,
tidak hanya peserta didik sendiri tetapi orang tua peserta didik , guru, bahkan guru lainpun
ikut sibuk mempersiapkan, baik secara fisik maupun mental, agar kelak anak didiknya lulus
dan mendapatkan nilai yang bagus.