Puisi ini mengekspresikan perjuangan sang penyair melawan masa lalunya yang kelam serta mengubur identitas lamanya. Puisi ini menggunakan imaji burung hantu dan matahari sebagai metafora untuk menyiratkan konflik batin sang penyair.
2. SECERDAS APAPUN
KAMU KETIKA TIDAK
BERMANFAAT BAGI
LIGKUNGAN MU MAKA
KAMU ADALAH SAMPAH.
SECERDAS APAPUN
KAMU KETIKA TIDAK
BERMANFAAT BAGI
LIGKUNGAN MU MAKA
KAMU ADALAH SAMPAH.
3. Biografi = teks yang menceritakan kisah orang sukses
(berpengaruh) atau memiliki hal positif (keteladanan) yang
diyulis oleh orang lain
Biografi = teks yang menceritakan kisah orang sukses
(berpengaruh) atau memiliki hal positif (keteladanan) yang
diyulis oleh orang lain
•
•
•
•
•
Ciri-ciri biografi
Berbentuk cerita/narasi
Kisah hidup orang/tokoh yang dapat diteladani
Menceritakan peristiwa penting (pendidikan, identitas, karier, dan
permasalahan yang dihadapi)
Nilai-nilai keteladanan dan pelajaran bagi kehidupan
•
•
•
•
Struktur
Orientasi
Peristiwa
Reorientasi
•
•
•
•
•
•
Kebahasaan
Waktu lampau
Rujukan
Kata ganti
Jenis kata
Deskripsi-narasi
•
•
•
•
•
•
Jenis biografi
Penulis
Persoalan
Penerbit
Isi
izin
4.
5. APAKAH PUISI ITU?
APAKAH PUISI ITU?
APASAJAKAH UNSUR YANG TERDAPAT DALAM PUISI?
APASAJAKAH UNSUR YANG TERDAPAT DALAM PUISI?
DIKSI?
DIKSI?
TEMA?
TEMA?
IMAJI?
IMAJI?
GAYA BAHASA?
GAYA BAHASA?
RIMA?
RIMA?
KATA KONKRET?
KATA KONKRET?
TIFOGRAFI?
TIFOGRAFI?
TAUKAH ANDA TENTANG
TAUKAH ANDA TENTANG
Bagaimanakah Pemaknaan Puisi itu?
Bagaimanakah Pemaknaan Puisi itu?
Tema?
Tema?
Suasana?
Suasana?
Makna?
Makna?
6. PUISI lama
PUISI lama
Pantun
Kalau ada jarum patah
Jangan dimasukkan ke dalam peti
Kalau ada kataku yang salah
Jangan dimasukan ke dalam hati
Karmina
Dahulu parang, sekarang besi (a)
Dahulu sayang sekarang benci (a)
Gurindam
Barang siapa tinggalkan sembahyang ( b )
Bagai rumah tiada bertiang ( b )
Syair
Pada zaman dahulu kala (a)
Tersebutlah sebuah cerita (a)
Sebuah negeri yang aman sentosa (a)
Dipimpin sang raja nan bijaksana (a)
Talibun
Kalau anak pergi ke pekan
Yu beli belanak pun beli sampiran
Ikan panjang beli dahulu
Kalau anak pergi berjalan
Ibu cari sanak pun cari isi
Induk semang cari dahulu
Mantra
Rezeki
Sir putih herang sari putih rasa tunggal (a)
Tunggal ajining putih (b)
Hurip ti abu ti abah puah-puah wareg (c)
kewibawaan
Iman Ikhlas Muktas (a)
Ubag-abig BilisaniEmpuani (b)
7. PUISI
PUISI
Lama
Lama
Puisi Lama adalah bentuk karangan yang terkikat oleh rima, ritma, ataupun jumlah
baris serta ditandai oleh bahasa yang padat.
a.
b.
c.
d.
e.
Jenis Puisi Lama
Mantra adalah ucapan-ucapan yang dianggap memiliki kekuatan gaib
Pantun adalah puisi yang bercirikan bersajak a-b-a-b, tiap bait 4 baris, tiap
baris terdiri dari 8-12 suku kata, 2 baris awal sebagai sampiran, 2 baris
berikutnya sebagai isi. Pembagian pantun menurut isinya terdiri dari pantun
anak, muda-mudi, agama/nasihat, teka-teki, jenaka
Karmina adalah pantun kilat seperti pantun tetapi pendek
Gurindam adalah puisi yang berdirikan tiap bait 2 baris, bersajak a-a-a-a,
berisi nasihat
Syair adalah puisi yang bersumber dari Arab dengan ciri tiap bait 4 baris,
bersajak a-a-a-a, berisi nasihat atau cerita
g) Talibun adalah pantun genap yang tiap bait terdiri dari 6, 8, ataupun 10 baris
8. PUISI
PUISI
Ciri-ciri dari jenis puisi lama
MANTRA
Ø Berirama akhir abc-abc, abcd-abcd, abcde-abcde.
Ø Bersifat lisan, sakti atau magis
Ø Adanya perulangan
Ø Metafora merupakan unsur penting
Ø Bersifat esoferik (bahasa khusus antara pembicara dan lawan bicara) dan
misterius
PANTUN
Ø Setiap bait terdiri 4 baris
Ø Baris 1 dan 2 sebagai sampiran
Ø Baris 3 dan 4 merupakan isi
Ø Bersajak a – b – a – b
Ø Setiap baris terdiri dari 8 – 12 suku kata
Ø Berasal dari Melayu (Indonesia)
9. PUISI
PUISI
KARMINA
Ø Setiap bait merupakan bagian dari keseluruhan.
Ø Bersajak aa-aa, aa-bb
Ø Bersifat epik: mengisahkan seorang pahlawan.
Ø Tidak memiliki sampiran, hanya memiliki isi.
Ø Semua baris diawali huruf capital.
Ø Semua baris diakhiri koma, kecuali baris ke-4 diakhiri tanda titik.
Ø Mengandung dua hal yang bertentangan yaitu rayuan dan perintah.
Gurindam
Ø Baris pertama berisikan semacam soal, masalah atau perjanjian
Ø baris kedua berisikan jawabannya atau akibat dari masalah atau perjanjian
pada baris pertama tadi.
Syair
Ø Terdiri dari 4 baris
Ø Berirama aaaa
Ø Keempat baris tersebut mengandung arti atau maksud penyair
10. PUISI
PUISI
Talibun
Ø Jumlah barisnya lebih dari empat baris, tetapi harus genap misalnya 6, 8,
10 dan seterusnya.
Ø Jika satu bait berisi enam baris, susunannya tiga sampiran dan tiga isi.
Ø Jika satu bait berisi delapan baris, susunannya empat sampiran dan
empat isi.
Ø Apabila enam baris sajaknya a – b – c – a – b – c.
Ø Bila terdiri dari delapan baris, sajaknya a – b – c – d – a – b – c – d
11. PUISI
PUISI
Puisi Baru
Puisi Baru
yaitu puisi yang muncul pada Angkatan Pujangga Baru, karena pengaruh
kesustraan Barat. Puisi baru ialah puisi yang lebih bebas dalam menggunakan
irama ( persajakan ), lebih bebas dalam memilih kata, perbandingan-
perbandingan dan irama.
12. PUISI
PUISI
Puisi Baru
Puisi Baru
Bentuk puisi baru berdasarkan isinya:
1.PUISI EPIK, yaitu suatu puisi yang didalamnya mangandung cerita
kepahlawanan, baik kepahlawanan yang berhubungan dengan legenda,
kepercayaan maupun sejarah. Puisi epik dibedakan menjadi folk epic, yakni
jika nilai akhir puisi itu dinyanyikan, dan literary epik, yakni jika nilai akhir
puisi untuk dibaca, dipahami, dan diresapi maknanya.
2. PUISI NARATIF, yakni puisi yang di dalamnya mengandung suatu cerita, mejadi
pelaku, perwatakan, setting, maupun rangkaian peristiwa tertentu yang menjalin
suatu cerita. Jenis puisi yang termasuk dalam jenis puisi naratif adalah balada
yang dibedakan menjadi folk ballad dan literary ballad. Ini adalah ragam puisi
yang berkisah tentang kehidupan manusia dengan segala macam sifat
pengasihnya, kecemburuan, kedenkian, ketakutan, kepedihan, dan keriangan.
Jenis puisi lain yang termasuk dalam puisi naratif adalah poetic tale, yaitu puisi
yan berisi dongeng-dongeng rakyat.
13. PUISI
PUISI
3. PUISI LIRIK, yakni puisi yang berisi luapan batin individual penyairnya dengan
segala macam endapan pengalaman, sikap, maupun suasana batin yang
melingkupinya. Jenis puisi lirik umumnya paling banyak terdapat dalam khazanah
sastra modern Indonesia. Misalnya, dalam puisi-puisi Chairil Anwar, Sapardi Djoko
Darmono, dan lain-lain.
4. PUISI DRAMATIK, yakni salah satu jenis puisi yang secara objektif menggambarkan
perilaku seseorang, baik lewat lakuan, dialog, maupun monolog sehingga
mengandung suatu gambaran kisan tertentu. Dalam puisi dramatik dapat saja
penyair berkisah tentang dirinya atau orang lain yang diwakilinya lewat monolog.
5. PUISI DIDAKTIK, yakni puisi yang mengandung nilai-nilai kependidikan yang
umumnya ditampilkan secara eksplisit.
6. PUISI SATIRE, yakni puisi yang mengandung sindiran atau kritik tentang
kepincangan atau ketidakberesan kehidupan suatu kelompok maupun suatu
masyarakat.
14. PUISI
PUISI
7. ROMANSA, yakni puisi yang berisi luapan rasa cinta seseorang terhadap sang
kekasih.
8. ELEGI, yakni puisi ratapan yang mengungkapkan rasa pedih dan kedukaan
seseorang.
9. ODE, yakni puisi yang berisi pujian terhadap seseorang yang memiliki jasa atau
sikap kepahlawanan.
10. HYMNE, yakni puisi yang berisi pujian kepada Tuhan maupun ungkapan rasa
cinta terhadap bangsa dan tanah air.
15. Bayang
Bayang
Di pojok
Di pojok
Ada bayang kelam masa lalu
Ada bayang kelam masa lalu
Di pojok
Di pojok
Seribu mata menuding kepadaku
Seribu mata menuding kepadaku
Saat burung malam menyoraki matahari
Saat burung malam menyoraki matahari
Ada bayang kelam masa lalu
Ada bayang kelam masa lalu
Saat burung malam mengepak matahari
Saat burung malam mengepak matahari
Seribu mata menuding kepadaku
Seribu mata menuding kepadaku
Aku melayang dalam masa yang tak berujung
Aku melayang dalam masa yang tak berujung
Mencipta tragedi pengulangan
Mencipta tragedi pengulangan
Ada yang belum terselesaikan
Ada yang belum terselesaikan
Di pojok, saat burung malam menuding matahari
Di pojok, saat burung malam menuding matahari
Aku menghampiri bayang, berhadapan.
Aku menghampiri bayang, berhadapan.
Ku tusuk, “Kau semu jiwaku yang akan kukubur malam ini!”
Ku tusuk, “Kau semu jiwaku yang akan kukubur malam ini!”
2016, Giatama
2016, Giatama
16. Shang Hai
Shang Hai
Sutardji Calzoum Bachri
Sutardji Calzoum Bachri
Ping di atas pong
Ping di atas pong
Pong di atas ping
Pong di atas ping
Ping-ping bilang pong
Ping-ping bilang pong
Pong-pong bilang ping
Pong-pong bilang ping
Mau pong ? bilang ping
Mau pong ? bilang ping
Mau mau bilang pong
Mau mau bilang pong
Mau ping ? bilang pong
Mau ping ? bilang pong
Mau mau bilang ping
Mau mau bilang ping
Ya pong ya ping
Ya pong ya ping
Ya ping ya pong
Ya ping ya pong
Tak ya pong tak ya ping
Tak ya pong tak ya ping
Ya tak ping ya tak pong
Ya tak ping ya tak pong
Ku tak punya ping
Ku tak punya ping
Pingir ping ku mau pong
Pingir ping ku mau pong
Tak-tak bilang ping
Tak-tak bilang ping
Pinggir pong ku mau ping
Pinggir pong ku mau ping
Tak-tak bilang pong
Tak-tak bilang pong
Sembilu jarak-Mu merancap nyaring.
Sembilu jarak-Mu merancap nyaring.
17. STRUKTUR BATIN
STRUKTUR BATIN
Richard dalam Hendry (2015: 9) menjelaskan bahwa.
Suatu puisi mengandung suatu makna keseluruhan yang
merupakan perpaduan dari tema penyair (yaitu mengenai
inti pokok puisi itu), perasaannya (yaitu sikap sang penyair
terhadap bahan atau objeknya). Nadanya (yaitu sikap sang
penyair terhadap pembaca atau penikmatnya), dan amanat
(yaitu maksud dan tujuan sang penyair).”
18. AKU
Karya Chairil Anwar
Kalau sampai waktuku
‘Ku mau tak seorang ‘kan merayu
Tidak juga kau
Tak perlu sedu sedan itu
Aku ini binatang jalang
Dari kumpulannya terbuang
Biar peluru menembus kulitku
Aku tetap meradang menerjang
Luka dan bisa kubawa berlari
Berlari
Hingga hilang pedih peri
Dan aku akan lebih tidak perduli
Aku mau hidup seribu tahun lagi
19. Memaknai Puisi
Memaknai Puisi
•
•
•
Makna puisi bisa dilakukan dengan mengamati dan memahami
puisi pada tiap-tiap larik, tiap-tiap bait dan hubungan
antar keduanya.
Tema pada puisi merupakan ide dasar yang menjadi acuan
dalam penulisan puisi. Tema juga merupakan roh atau jiwa
puisi, yakni dengan memerhatikan ide pada tiap bait
sehingga merucut pada satu kesatuan utuh secara
keseluruhan.
Suasana puisi adalah gambaran jiwa yang terbangun dari isi
bait-bait puisi (gembira, bahagia, sedih, haru, kecewa,
gelisah, berontak, tenang, pasrah, bingung, sepi, syahdu,
bimbang, dan lain sebagainya.
20. DIKSI
DIKSI
Redaksi PM (2012: 24) mengungkapkan,
Diksi adalah pemilihan kata untuk menyampaikan
gagasan secara tepat. Diksi berarti pilihan kata
yang tepat, padat, dan kaya akan nuansa makna
dan suasana sehingga mampu mengembangkan dan
mempengaruhi daya imajinasi pembaca. Hal ini akan
berpengaruh terhadap kata-kata yang dipakai
dalam puisi. Kata-kata dalam puisi harus singkat,
padat, dan sarat akan makna. Kemampuan memilih
kata dengan cermat, sehingga dapat membedakan
secara tepat nuansa makna atau gagasan yang
ingin disampaikan.
21. RIMA
RIMA
Waluyo (1987: 73) “Rima adalah pengulangan bunyi
dalam puisi. Rima untuk mengganti istilah
persajakan pada sistem lama karena diharapkan
penempatan bunyi dan pengulangannya tidak hanya
pada akhir baris, namun juga keseluruhan baris dan
bait, dengan pengulangan bunyi itu puisi menjadi
merdu jika dibaca.”
22. Tjahyono (1988: 52-57)
mengemukakan jenis-jenis rima
itu antara lain :
A. Menurut bunyinya:
1. Rima sempurna
Bila seluruh suku akhir sama
bunyinya, misalnya:
Awan-lawan
2. Rima tak sempurna
Bila sebagian suku akhir sama
bunyinya, misalnya:
Panjang-senang
3. Asonansi
Perulangan bunyi vokal dalam
satu kata, misalnya:
Benam-kelam-keledai-merapi
4. Aliterasi
Perulangan bunyi konsonan
dengan setiap kata secara
berurutan, misalnya:
Bukan beta bijak berperi
Runtuh ripuk tamanmu rampak
Mukanya merah menahan marah
5. Disonansi (Rima Rangka)
Bila konsonan-konsonan yang
membentuk kata itu sama, namun
vokalnya berbeda, misalnya:
Giling-gulung
Jinjing-junjung
6. Rima mutlak
Bila seluruh bunyi kata-kata itu
sama, misalnya:
Laut biru
Langit biru
Hati biru
23. 1.
B. Menurut letaknya dalam baris puisi:
Rima depan
Bila kata pada permulaan kata sama,
misalnya:
Sering saya susah sesat
Sebab madahan tidak nak datang
Sering saya sulit menekat
Sebab terkurung lukisan mamang
(Rustam Effendi)
2. Rima tengah
Bila kata atau suku kata di tengah
baris suatu puisi sama, misalnya:
Kalau padi kata padi
Jangan saya tertampi-tampi
Kalau jadi kata padi
Jangan saya menanti-nanti
3. Rima akhir
Bila perulangan kata terletak pada akhir
baris, misalnya:
Di mata air, di dasar kolam
Kucari jawab teka-teki alam
Di warna bunga yang kembang
Kucari jawaban, penghilang bimbang
4. Rima tegak
Bila kata pada akhir baris sama dengan
kata pada permulaan baris berikutnya,
misalnya:
Uri manis tembuni manis
Manis sampai ke muka sayang
5. Rima datar
Bila perulangan bunyi itu terdapat pada
satu baris, misalnya:
Air mengalir menghilir sungai
Mega berlaga dalam tangga senja
24. C. Menurut letaknya dalam bait puisi:
1. Rima silang
Bila baris pertama berima dengan baris ketiga, dan
baris kedua berima dengan baris keempat, misalnya:
Habis tanah kami dijual
Tanah subur, tanah pusaka
Kami ini amat sial
Habis kepunyaan belaka
(Marius Ramis Dayoh)
2. Rima berpeluk
Bila baris pertama berima dengan baris keempat, dan
baris kedua berima dengan baris ketiga, misalnya:
Berhambur daun, dibadai angin,
Pakaian dahan, beribu-ribuan,
Berkalang kabut, tak ketentuan,
Menakut hati, menggoyangkan batin.
(Hujan Badai – Rustam Effendi)
3. Rima terus atau Rima rangkai
Bila baris terakhir puisi itu keseluruhannya memiliki
rima yang sama, misalnya:
Lagi suatu, wahai saudara
Menyebabkan daku malu bicara.
Kaumku tidak terpelihara
Lantaran daku merasa sengsara.
(DR. Mandank)
Rima berpasangan atau
4. Rima Kembar
Bila baris yang berima itu
berpasang-pasang, misalnya:
Sambil menggeletar sekujur
batangmu
Tegak dan merunduk
memandahkan baitmu
Sungguh meresap dalam hati
nuraniku
Karena lagumu ittifak dalam
duka cintaku.
(Desau Pimping, N.Adil)
5. Rima Patah
Bila salah satu baris tidak
mengikuti rima baris lainnya
dalam satu bait, misalnya:
Sejak senja hendak bernaung
Ketika syamsiar darah
tertuntung
Sampai gelap veersayap maung
Tidak berbalas diseiran alam
(Rifai Ali)
25. GAYA BAHASA
GAYA BAHASA
Hendry (2013: 4) berpendapat, “Gaya bahasa adalah
bahasa indah yang digunakan untuk mengingkatkan efek
dengan jalan memperkenalkan serta membandingkan
suatu benda atau hal tertentu dengan benda lain yang
lebih umum serta menimbulkan konotasi tertentu.”
Hendry (2013: 6) mengelompokan gaya bahasa sebagai
berikut.
Gaya bahasa perbandingan.
Gaya bahasa pertentangan.
Gaya bahasa pertautan.
Gaya bahasa perulangan
27. IMAJI
IMAJI
Suherli (2016: 263) menyatakan, “Pengimajian adalah kata atau susunan yang
dapat mengungkapkan pengalaman sensoris, seperti penglihatan, pendengaran,
dan perasaan. sejalan dengan pendapat tersebut, Hendry (2015: 30) menjelaskan
bahwa pilihan serta penggunaan kata-kata yang tepat itu dapat memperkuat
serta memperjelas imajinasi pikiran manusia dan dapat pula mendorong
imajinasi untuk menjelmakan gambaran yang nyata.
Jenis-jenis Imaji (pembayangan)
Imaji penglihatan (visual) Seolah dapat dilihat
Imaji pendengaran (audio) Seolah dapat didengar
Imaji penciuman Seolah dapat dicium aroma
Imaji gerak Seolah ada gerakan atau tindakan
Imaji peraba Seolah dapat dirasa oleh kulit
Imaji taktil (perasaan) Seolah merasakan sesuatu rasa
28. Kata konkret
Kata konkret
Kata konkret sangat berkaitan erat dengan diksi dan
pengimajian karena dengan kata konkret akan lebih
memperjelas makna sehingga makna akan sampai secara
utuh kepada pembaca. Hal tersebut sejalan dengan
Suherli, dkk (2016: 265) menyatakan, “Kata konkret
adalah kata yang memungkinkan munculnya imaji karena
dapat ditangkap indra. Ini berkaitan dengan kemampuan
wujud fisik objek yang dimaksud dalam kata itu untuk
membangkitkan imajinasi pembaca.”
29. Contohnya dalam puisi yang berjudul Karangan
Bunga karya Taupiq Ismail terdapat kata-kata yang
memperjelas makna dari puisi tersebut yaitu
“ini dari kami bertiga, pita hitam pada karangan
bunga, sebab kami ikut berduka, bagi kakak yang
ditembak mati siang tadi”
dari larik puisi tersebut sangat jelas makna yang
disampaikan oleh penyair yaitu rasa duka. Rasa duka
tersebut dikonkretkan dengan kata “Pita hitam pada
karangan bunga” pita hitam menunjukan bahwa ada
rasa duka yang ingin disampaikan.
30. CARA AKSARA
Karya Deki Giatama
Aku mencintaimu bagai ejaan.
Ia perlahan namun paham.
Ia terbata namun hati kena.
Aku mencintaimu bagai aksara.
Ia tak usah nyaring.
Bising dalam sunyi.
Aku mencintaimu dengan cukup sabar
Kadang takut terputus atau termakan
aksara.
Namun, biarlah menjadi yang
terpanjatkan doa.
Aku Ingin
Sapardi Djoko Damono
Aku ingin mencintaimu dengan
sederhana
Dengan kata yang tak sempat
diucapkan
Kayu pada api yang menjadikannya
abu
Aku ingin mencintaimu dengan
sederhana
Dengan kata yang tak semapat di
ucapkan
Hujan pada awan yang menjadikannya
tiada
31. Mencari Matahari
Karya Ratna Ayu Budiarti
pada binar bulat bola matamu
aku melihat cahaya
dan dalam keremangan senja
kita pun pasrah pada gejolak yang gelisah,
melebur jutaan rindu dan kenangan-
sebuah penantian -
hasrat ini serupa api
berkobar menjilat angkasa
membakar mimpi yang semakin sendu
di langit jiwa kugoreskan
setumpuk tanya untukmu,
adakah kau melihatnya jadi rangkaian asa?
"aku tidak segila itu!", katamu
ah, benarkah?
lantas ciumanmu yang liar
kemarin
harus kuartikan sebagai apa?
langit masih bisu,
dan aku tetap saja
mencari matahari
sampai hari ini
32. (Danarto)
Shang Hai
Sutardji Calzoum Bachri
Ping di atas pong
Pong di atas ping
Ping-ping bilang pong
Pong-pong bilang ping
Mau pong ? bilang ping
Mau mau bilang pong
Mau ping ? bilang pong
Mau mau bilang ping
Ya pong ya ping
Ya ping ya pong
Tak ya pong tak ya ping
Ya tak ping ya tak pong
Ku tak punya ping
Pingir ping ku mau pong
Tak-tak bilang ping
Pinggir pong ku mau ping
Tak-tak bilang pong
Sembilu jarakMu merancap nyaring.
33. NYANYIAN ANGSA
karya W.S Rendra
Majikan rumah pelacuran berkata
kepadanya:
“Sudah dua minggu kamu berbaring.
Sakitmu makin menjadi.
Kamu tak lagi hasilkan uang.
Malahan kapadaku kamu berhutang.
Ini biaya melulu.
Aku tak kuat lagi.
Hari ini kamu harus pergi.”
(Malaikat penjaga Firdaus.
Wajahnya tegas dan dengki
dengan pedang yang menyala
menuding kepadaku.
Maka darahku terus beku.
Maria Zaitun namaku.
Pelacur yang sengsara.
Kurang cantik dan agak tua).
Jam dua-belas siang hari.
Matahari terik di tengah langit.
Tak ada angin. Tak mega.
Maria Zaitun ke luar rumah
pelacuran.
Tanpa koper.
Tak ada lagi miliknya.
Teman-temannya membuang muka.
Sempoyongan ia berjalan.
Badannya demam.
Sipilis membakar tubuhnya.
............................................
34. BAHAGIALAH DENGAN DIRIMU.
KETAHUILAH BAHWA BAHAGIA ITU
DATANG ATAS NAMA SYUKUR DAN IKHLAS.
BAHAGIALAH DENGAN DIRIMU.
KETAHUILAH BAHWA BAHAGIA ITU
DATANG ATAS NAMA SYUKUR DAN IKHLAS.
KETIKA KAU MEMBELENGGU PIKIRAN DAN
PERASAAN, BERARTI KAU MEMENJARAKAN
DIRIMU SENDIRI.
KETIKA KAU MEMBELENGGU PIKIRAN DAN
PERASAAN, BERARTI KAU MEMENJARAKAN
DIRIMU SENDIRI.
KETIKA KAU MENYEPELEKAN SESEORANG
MAKA DIRIMU LEBIH RENDAH DARI ORANG
TERSEBUT.
KETIKA KAU MENYEPELEKAN SESEORANG
MAKA DIRIMU LEBIH RENDAH DARI ORANG
TERSEBUT.