Ini adalah salah satu materi presentasi ketika di jenjang SMP
saya mengirim kembali untuk teman-teman yang membutuhkan, jangan lupa untuk mencantumkan sumbernya. semoga bermanfaat
2. Nama Anggota Kelompok 3
Ceca Morrinda
Chairil Agil Yamasanda
Gita Nur Lintang
Laelatul Maghfiroh
M. Cholil Rifai
M. Zidanul Adzkar
Sofi Yulita Febryna
Wahyu Maulana
3. Persiapan Kemerdekaan Indonesia
Pembentukan Badan Penyelidik Usaha-
usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia
(BPUPKI)
Pembentukan Panitia Persiapan
Kemerdekaan Indonesia (PPKI)
Peristiwa Rengasdengklok
Perumusan Teks Proklamasi Kemerdekaan
Indonesia
4. PENDAHULUAN
Pada tahun 1944, Kedudukan Jepang semakin
terdesak oleh sekutu dalam Perang Dunia II di Asia
Pasifik. Perdana Menteri Jepang, Koiso memberikan
janji kemerdekaan Indonesia tanggal 7 September
1944 di depan sidang Teikoku Ginkai (Parlemen
Jepang), dengan tujuan: untuk menarik simpati
Indonesia agar mau membantu Jepang dalam Perang
ini. Ia mengijinkan pengibaran bendera merah putih
di kantor-kantor, tetapi harus berdampingan dengan
bendera Jepang.
5. 1. Pembentukan BPUPKI
BPUPKI dibentuk pada tanggal 1 Maret 1945
Letnan Jendral Kumakici Harada selaku Panglima Perang,
mengumumkan pembentukan BPUPKI atau dalam bahasa
Jepangnya Dokuritsu Junbi Cosakai.
Tugas BPUPKI adalah menyelidiki hal-hal penting yang
berhubungan dengan segi-segi politik, ekonomi, tata
pemerintahan, dan lain-lain yang diperlukan bagi berdirinya
negara indonesia yang merdeka.
Susunan pengurus baru diumumkan pada tanggal 29 April
1945. Tanggal itu bersamaan dengan hari kelahiran Kaisar
Jepang.
6. Anggota BPUPKI
dilantik pada tanggal 28
Mei 1945 di gedung Cuo
Sangi In, Jalan
Pejambon Jakarta
(sekarang gedung
Departemen Luar
Negeri) Jakarta.
7. Susunan Pengurus BPUPKI
1) Ketua Dr. K.R.T.Radjiman Wedyodiningrat.
2) Wakil ketua Ichibangase dari Jepang dan
R.P.Suroso
3) Kepala Sekretariat R.P.Suroso
4) Wakil kepala Sekretariat Mr. A.G.Pringgodigdo
dan Toyohito Masuda
5) Anggota 67 orang terdiri atas : 54 orang
Indonesia, 4 orang golongan Cina, 1 orang
golongan Arab, 1 orang peranakan Belanda, 7
orang jepang tanpa hak suara.
8. Acara peresmian BPUPKI dihadiri oleh dua pejabat
jepang, yaitu Jenderal Itagaki (panglima tentara ketujuh
yang bermarkas di Singapura dan membawahi tentara-
tentara yang bertugas di Indonesia) dan Letnan Jenderal
Nagano (panglima tentara keenam belas di Jawa yang
baru).
Pada acara peresmian ini pula dilakukan pengibaran
bendera Hinomaru oleh Mr.A.G.Pringgodigdo dan
disusul dengan pengibaran bendera Merah Putih oleh
Toyohito Masuda.
9. Sidang BPUPKI
BPUPKI mengadakan sidang
sebanyak dua kali
Sidang pertama berlangsung
antara 29 Mei-1 Juni 1945
membahas rumusan dasar negara.
Tokoh perumus dasar negara yaitu
Mr.Muh.Yamin, Prof.Dr.Mr.Supomo
mengemukakan lima prinsip dasar
yang dinamakan Dasar Negara
Indonesia Merdeka dan
Ir.Soekarno mengemukakan lima
dasar negara indonesia disebut
dengan Pancasila.
10. Dibentuk panitia kecil yang beranggotakan sembilan
orang yang dikenal dengan Panitia Sembilan.
Ketua Panitia Sembilan Ir. Soekarno
Anggota : Drs.Muh.Hatta, Mr.Muh.Yamin, Mr.Ahmad
Subarjo, Mr.A.A.Maramis, Abdul Kahar Muzakar,
K.H.Wahid Hasyim, H.Agus Salim, dan Abikusno
Cokrosuyoso.
11. Pada tanggal 22 Juni 1945 Panitia Sembilan melahirkan
rumusan yang berkaitan dengan maksud dan tujuan
pembentukan negara Indonesia merdeka.
Mr.Muh.Yamin menamakan dengan nama Piagam
Jakarta (Jakarta Charter)
12. Rumusan Piagam Jakarta
(Jakarta Charter)
1) Ketuhanan dengan kewajiban menjalankan
syariat Islam bagi pemeluk-pemeluknya.
2) Dasar kemanusiaan yang adil dan beradab.
3) Persatuan Indonesia.
4) Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat
kebijaksanaan dalam
permusyawaratan/perwakilan.
5) Mewujudkan suatu keadilan sosial bagi
seluruh rakyat Indonesia.
13. Sidang kedua berlangsung tanggal
10-16 juli 1945 membahas
rancangan undang-undang dasar.
Pada tanggal 14 Juli 1945
menghasilkan tiga keputusan yaitu
1) Pernyataan Indonesia merdeka.
2) Pembukaan UUD (diambil dari
Piagam Jakarta).
3) Batang Tubuh UUD
BPUPKI dibubarkan pada tanggal 7
Agustus 1945.
14. 2. Pembentukan PPKI
PPKI dibentuk pada tanggal 7 Agustus 1945 atas
usulan Jendral Terauchi atau dalam bahasa Jepangnya
Dokuritsu Junbi Inkai.
Anggota PPKI berjumlah 21 orang dan tanpa
sepengetahuan Jepang ditambah 6 orang anggota yang
dapat mewakili rakyat Indonesia, sehingga jumlah akhir
anggota PPKI sebanyak 27 orang.
Gunseikan Mayor Jenderal Yamamoto menegaskan
bahwa para anggota PPKI tidak hanya dipilih oleh
pejabat di lingkungan tentara keenam belas, tetapi juga
oleh Jenderal Besar Terauchi sendiri yang menjadi
penguasa perang tertinggi di seluruh Asia Tenggara.
15. PPKI dipimpin oleh Ir.Soekarno dengan wakilnya
Moh.Hatta dan penasehatnya Ahmad Subarjo.
Badan ini diresmikan pada tanggal 9 Agustus 1945 di
Dalat, Saigon oleh Jenderal Terauchi selaku panglima
armada Jepang untuk Asia Tenggara.
Tugas PPKI : mempersiapkan segala sesuatu yang
berkaitan dengan pemindahan kekuasaan dari jepang ke
Indonesia dan menetapkan UUD 1945.
16. Sidang PPKI
PPKI melakukan sidang sebanyak 3
kali.
Sidang pertama Tanggal 18 Agustus
1945 yang menghasilkan keputusan
:
a. Menetapkan UUD 1945,
b. Memilih Ir. Sukarno sebagai
presiden dan Mr. Moh Hatta
sebagai wakil presiden,
c. Untuk sementara tugas presiden
dibantu oleh Komite Nasional
sebelum terbentuknya MPR.
17. Pada sidangini,dilakukanpengesahandasar Negara yang
sebelumnyadirumuskanolehpanitiaSembilan.Pengesahan
inidilakukandenganmencoret/menggantibunyi sila pertama
“ Dengankewajiban menjalankansyariatislambagi pemeluk
– pemeluknya”menjadi “ KetuhanaYang Maha Esa”
18. Sidang kedua Tanggal 19 Agustus 1945 menghasilkan
dua buah keputusan, yaitu :
a) Menetapkan 12 kementrian dalam lingkungan
pemerintahan yaitu, Kementrian Dalam Negeri, Luar
Negeri, Kehakiman, Keuangan, Kemakmuran,
Kesehatan, Pengajaran, Sosial, Pertahanan,
Penerangan, Perhubungan, dan Pekerjaan Umum.
b) Membagi daerah Republik Indonesia dalam 8 provinsi,
yaitu Sumatra, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur,
Sunda Kecil, Maluku, Sulawesi, dan Kalimantan.
19. Sidang ketiga pada tanggal 22 Agustus 1945
dan berhasil mengambil keputusan untuk
membentuk :
A. Komite Nasional Indonesia Pusat(KNIP) yang
berkedudukan di Jakarta dan Komite Nasional Indonesia
Daerah(KNID) di Provinsi.
KNIP secara resmi diumumkan tanggal 25 Agustus 1945
dan dilantik pada tanggal 29 Agustus 1945 di Gedung
Kesenian, Pasar Baru Jakarta. Oleh karena situasi yang
tidak menentu KNID gagal dibentuk.
B. Pembentukan PNI (Partai Nasional Indonesia)
Awalnya PNI dibentuk sebagai partai tunggal di
Indonesia, tetapi muncul maklumat tanggal 31 Agustus
1945 yang menyatakan pembentukan PNI ditunda
karena segala kegiatan dicurahkan untuk Komite
Nasional.
20. C. Pembentukan BKR (Badan Keamanan Rakyat)
Dibentuk pada tanggal 23 Agustus 1945. Sebagai
pengganti Badan Penolong Korban Perang (BPKP).
BKR terdiri dari BKR pusat dan BKR daerah.
Tugas BKR sebagai penjaga keamanan umum di
daerah-daerah di bawah koordinasi KNI daerah.
21. 3. Peristiwa Rengasdengklok
Pada tanggal 6 Agustus 1945
sebuah bom atom yang dijuluki
little boy dijatuhkan di kota
Hiroshima dan menewaskan
129.558 orang.
Kemudian pada tanggal 9 Agustus
1945 kota Nagasaki dibom atom
oleh Sekutu. Akibat kedua kota
tersebut dibom, Jepang menjadi
tidak berdaya sehingga pada
tanggal 14 Agustus 1945 Jepang
menyerah tanpa syarat kepada
Sekutu.
22. Indonesia mengalami kekosongan kekuasaan (vacuum
of power), menyebabkan munculnya konflik antara
golongan muda dan golongan tua mengenai masalah
kemerdekaan Indonesia.
23. Golongan muda menginginkan agar
proklamasi kemerdekaan segera
dikumandangkan. Mereka itu antara
lain Sukarni, B.M Diah, Yusuf Kunto,
Wikana, Sayuti Melik, Adam Malik, dan
Chaerul Saleh.
Sedangkan golongan tua
menginginkan proklamasi
kemerdekaan harus dirapatkan dulu
dengan anggota PPKI. Mereka adalah
Ir. Soekarno, Drs. Moh. Hatta, Mr.
Ahmad Subardjo, Mr. Moh. Yamin, Dr.
Buntaran, Dr. Syamsi dan Mr. Iwa
Kusumasumantri.
24. Golongan muda kemudian mengadakan rapat di salah
satu ruangan Lembaga Bakteriologi di Pegangsaan Timur,
Jakarta pada tanggal 15 Agustus 1945 pukul 20.00 WIB.
Rapat tersebut dipimpin oleh Chaerul Saleh yang
menghasilkan keputusan tuntutan-tuntutan golongan
muda yang menegaskan bahwa kemerdekaan Indonesia
adalah hal dan soal rakyat Indonesia sendiri, tidak dapat
digantungkan kepada bangsa lain
golongan muda mengadakan rapat di Jalan Cikini 71
Jakarta pada pukul 24.00 WIB menjelang tanggal 16
Agustus 1945. Mereka membawa Soekarno dan Hatta ke
Rengasdengklok.
25. Tujuan para pemuda mengamankan Soekarno Hatta ke
Rengasdengklok antara lain:
a) Agar kedua tokoh tersebut tidak terpengaruh Jepang,
dan
b) Mendesak keduanya supaya segera
memproklamasikan kemerdekaan Indonesia terlepas
dari segala ikatan dengan Jepang.
Golongan tua yaitu Soekarno Hatta dibawa oleh para
pemimpin pemuda, di antaranya Sukarni, Yusuf Kunto,
dan Syudanco Singgih.
Pada malam harinya ke garnisun PETA (Pembela Tanah
Air) di Rengasdengklok, sebuah kota kecil yang terletak
sebelah Utara Karawang.