SlideShare une entreprise Scribd logo
1  sur  6
Télécharger pour lire hors ligne
Prosiding Semirata FMIPA Universitas Lampung, 2013
Semirata 2013 FMIPA Unila |197
Evaluasi Mutu Produk dari Produk-produk Baja Tulangan
Domestik Berdasarkan Konsistensi Kekuatannya
Adhy Prayitno*) , M. Dalil dan Yanuar
Abstrak. Uji bahan terhadap kekuatan baja tulangan produksi dalam negeri telah dilakukan.
Pengujian dilakukan dengan maksud untuk mendapatkan informasi tentang terpenuhinya
persyaratan mutu dan kelayakan bahan untuk dipergunakan sebagai material konstruksi
gedung, jembatan dan bangunan fisik lainnya. Uji dilakukan terhadap lebih dari 500 sampel
sejenis yang diproduksi oleh beberapa produsen baja tulangan dalam negeri. Konsistensi
kekuatan bahan diperoleh dari uji yang dilakukan. Hasil uji dievaluasi untuk mendapatkan
indikator mutu berdasarkan konsistensi produk. Uji kekuatan dilakukan menggunakan
metode American Standard Testing Material (ASTM), Standard pengujian menggunakan
ASTM E8M, dengan ukuran spesimen uji adalah Gage length : 62.5 mm, diameter : 12.5
mm. Uji kekuatan mencakup yield strength, ultimate tensile strength dan pertambahan
panjang (elongation). Alat Uji yang digunakan adalah Universal Testing Machine. Dua type
besi tulangan yaitu type regular (polos-BJTP) dan type berulir atau deform (BJTD) yang
berasal dari delapan produsen telah dipilih sebagai material uji. Baja tulangan polos
digunakan untuk tulangan geser/begel/sengkang dan mempunyai yield strength minimal
sebesar 240 MPa (BJTP-24), dengan simbol diameter adalah P. Sedangkan baja tulangan
ulir atau deform digunakan untuk tulangan longitudinal atau tulangan memanjang dengan
yield strength minimal 300 MPa (BJTD-30) dengan simbol dimater adalah D. Hasil uji
memperlihatkan bahwa semua sampel dari kedua type baja tulangan memiliki nilai yield
strength diatas nilai standard. Namun dipandang dari konsistensi product sebagai indikator
mutu masih memerlukan analisa lebih jauh. Informasi yang dipaparkan dari hasil
pengamatan dan uji kekuatan baja tulangan domestik akan sangat berguna bagi para
pengguna produk baja tulangan dalam negeri. Outcomenya adalah mutu konstruksi yang
semakin baik.
Keyword: Steel-reinforcement, consistency, strength, quality product
PENDAHULUAN
Pertumbuhan sektor properti, infra
struktur gedung, jalan dan jembatan terus
meningkat sejalan dengan pertambahan
penduduk, pertumbuhan ekonomi dan jasa-
jasa. Eskalasi sektor properti dan
infrastruktur mempengaruhi laju
permintaan akan komponen bahan
konstruksi diantaranya adalah baja
tulangan. Akibat peningkatan tersebut
industri baja tulangan dalam negeri juga
tumbuh pesat. Bisnis sektor ini sangat
menggiurkan bagi pemilik modal karena
pesaing pada bisnis ini tidak begitu banyak.
Diperlukan pengalaman dan teknologi yang
baku untuk proses produksi. Sejalan
dengan itu standardisasi mutu dan jaminan
mutu produk menjadi hal yang begitu
mendasar.
Fakta dilapangan memperlihatkan hal
yang berbeda terkait dengan produk industri
konstruksi dan infra struktur dalam negeri.
Jika diberbagai negara maju sistem
standardisasi telah begitu mapan dengan
pelaksanaanya yang terkontrol, maka tidak
demikian di negeri ini. Sejenis produk
dikenal memiliki beberapa tingkatan mutu
seperti Kw1, Kw2 dan seterusnya.
Harganya ditentukan oleh kelas (Kw) nya.
Bukan hanya harga tetapi garansi atau
jaminan mutunya. Bagi pihak-pihak yang
Adhy Prayitno, dkk: Evaluasi Mutu Produk dari Produk-produk Baja Tulangan Domestik
Berdasarkan Konsistensi Kekuatannya
ingin mendapatkan material terbaik dengan
jaminan atau garansi yang terpercaya maka
akan memilih kwalitas terbaik meskipun
mahal harganya. Produksi baja tulangan
dalam negeri demikian pula. Hal yang
paling kasat mata terkait dengan produk
baja tulangan dalam negeri adalah ukuran
panjang dan diameternya. Dikalangan
pekerja konstruksi dikenal besi impor, besi
jawa atau besi sumatera. Perbedaannya
berhubungan dengan ketepatan ukuran atau
dimensi produk. Dimensi produk baja
tulangan dalam negeri sebagian besar tidak
sesuai standardisasi internasional. Panjang
baja tulangan yang memenuhi standard
adalah 12 m, tetapi yang di temukan di
pasaran adalah bahwa ukuran panjang baja
tulangan begitu beragam dan banyak
diantaranya dengan panjang kurang dari 12
m. Begitu pula dengan diameter yang
dipersyaratkan umumnya kurang dari
ukuran yang disebutkan (Yosepa 2008);
(Sirampun, 2009). Jika dipandang dari
aspek dimensi dan ukuran fisik dari produk
baja tulangan domestik ditemukan banyak
yang tidak memenuhi standardisasi produk
(Tampubolon et.al, 2006). Diyakini pula
mutu kekuatan tarik dan kekuatan tekan
produk baja tulangan domestik tentu
beragam pula. Baja tulangan hasil industri
domestik yang memenuhi standardisasi
adalah yang telah bersertifikasi SNI.
Menyikapi hal tersebut penelitian ini
menyoroti ―variance karakteristik baja
tulangan dari sudut pandang kekuatan tarik
atau kekuatan tekannya‖. Argumen dari
penekanan aspek tersebut terkait dengan
kekuatan struktur khususnya dalam rancang
bangun beton bertulang. Informasi yang
akurat dan terukur tentang sifat kekuatan
tarik dan kekuatan tekan baja tulangan yang
secara teknis sebagai komponen utama
penguat struktur beton menjadi sangat
mendasar dan penting. Informasi yag
akurat tentang mutu produk baja tulangan
domestik yang banyak dijual dipasaran
perlu secara terprogram dan periodik diuji
terlebih lagi jika akan digunakan untuk
bangunan tahan gempa.
Dengan demikian untuk memastikan
kualitas produk baja tulangan dari berbagai
produsen di dalam negeri dan untuk
kenyamanan dan ketenangan pengguna
bangunan maka perlu dilakukan uji
konsistensi produk baja tulangan melalui
penganalisaan sifat mekanis baja tulangan
dari setiap produsen.
Karakteristik Fisik-Mekanis Baja
Tulangan
(Physical-Mechanical Characteristic of
Steel Reinforcement)
Sifat mekanis dari suatu material
termasuk diantaranya baja tulangan menjadi
parameter informasi dalam rancangan dasar
kekuatan suatu bahan dan sebagai data
dukung bagi spesifikasi bahan. Sifat
mekanis suatu bahan yang diperoleh dari
suatu hasil pengujian tarik memberikan
gambaran yang lebih besar dari pengujian
mekanik lainnya, yaitu meliputi parameter
tegangan luluh (deformasi), kekuatan tarik,
tegangan putus, regangan, modulus
elastisitas, persentase pertambahan panjang,
persentase pengurangan ukuran,
ketangguhan, keliatan, elastisitas,
plastisitas, tipe luluh dan bentuk patahan
yang dialami material.
Sifat material lainnya dapat diperoleh
dari pengujian impak yang menghasilkan
ketangguhan, pengujian kekerasan yang
memberikan informasi tentang ketahanan
suatu material bila ditembus benda lain dan
mempunyai korelasi dengan dengan
pengujian tarik, dan pengujian bending
(bengkok) yang memberi informasi tentang
keliatan bahan.
Sifat mekanis suatu material perlu
dikenal secara baik, karena material
digunakan untuk berbagai keperluan pada
berbagai keadaan. Sifat mekanis ditentukan
oleh jenis dan perbandingan atom-atom
penyusun bahan yang meliputi jenis unsur
Prosiding Semirata FMIPA Universitas Lampung, 2013
Semirata 2013 FMIPA Unila |199
dan komposisinya, serta lingkungan pada
saat pengujian dalam memperoleh sifat
mekanis (Dieter, 1987).
Dikaitkan dengan sifat mekaniknya, baja
tulangan yang beredar di Indonesia saat ini
pada dasarnya dapat dikelompokkan ke
dalam dua kategori, yaitu baja tulangan
yang memenuhi persyaratan sifat mekanik
berdasarkan SNI 03-2847-02 Pasal 23
untuk struktur tahan gempa (baja tulangan
compliance) dan baja tulangan yang tidak
memenuhi persyaratan tersebut (baja
tulangan noncompliance)
Baja tulangan yang digunakan untuk
elemen beton bertulang di pasaran ada dua
jenis yaitu:
1. Baja Tulangan Polos (BJTP)
2. Baja Tulangan Ulir atau Deform (BJTD)
Baja tulangan polos digunakan untuk
tulangan geser/begel/sengkang dan
mempunyai yield strength minimal sebesar
240 MPa (BJTP-24), dengan simbol
diameter adalah P. Sedangkan baja tulangan
ulir atau deform digunakan untuk tulangan
longitudinal atau tulangan memanjang
dengan yield strength minimal 300 MPa
(BJTD-30) dengan simbol diamater adalah
D.
METODOLOGY PENGUJIAN TARIK
Uji tarik banyak dilakukan untuk
melengkapi informasi rancangan dasar
kekuatan suatu material. Pada uji tarik,
benda uji diberi beban gaya tarik sejajar
sumbu yang bertambah besar secara
kontinyu, bersamaan dengan itu dilakukan
pengamatan terhadap perpanjangan
(elongation) yang dialami benda uji.
Tegangan akibat beban tarik diperoleh
dengan membagi beban gaya dengan luas
penampang lintang mula-mula dari benda
uji ( Shigley, 2006) yakni :
o
A
F

 (1)
Dimana:
σ = tegangan tarik (N/mm2
)
F = beban gaya (N)
Ao= luas penampang lintang awal benda
uji (mm2
)
Perpanjangan yang dialami benda akibat
beban tarik yang dikenal dengan sebutan
regangan diproleh dari perbandingan
perubahan panjang dibagi dengan panjang
awal benda uji ( Shigley, 2006) yaitu :
o
o
o L
L
L
L
L 



 (2)
Dimana :
ɛ = regangan (%)
L = panjang akhir benda uji (mm)
Lo= panjang awal benda uji (mm)
Karena tegangan dan regangan diperoleh
dengan cara membagi beban dari
perpanjangan dengan faktor yang konstan,
kurva beban-perpanjangan akan
mempunyai bentuk yang sama seperti kurva
regangan–tegangan teknik.
Bentuk dan besaran pada kurva
tegangan-regangan suatu logam bergantung
pada komposisi bahan, perlakuan panas,
deformasi plastis yang pernah dialami, laju
regangan, suhu, dan keadaan tegangan
selama pengujian.
Pengukuran kekuatan tarik maksimum
diperoleh dari beban maksimum yang
diberikan selama pengujian dibagi dengan
penampang lintang awal sampel uji.
Gambar 1. Kurva tegangan – regangan teknik
bahan
Adhy Prayitno, dkk: Evaluasi Mutu Produk dari Produk-produk Baja Tulangan Domestik
Berdasarkan Konsistensi Kekuatannya
Pengukuran kekuatan luluh diperoleh
dari batas elastis sejati yang merupakan
tegangan terbesar yang masih dapat ditahan
oleh bahan tanpa terjadi regangan sisa
permanen yang terukur pada saat beban
telah ditiadakan. Pengukuran ketangguhan
diperoleh dari luas daerah dibawah kurva
tegangan –regangan yang dihasilkan dari
pengujian tarik sampel yang merupakan
kemampuan menyerap energi pada daerah
plastis.
Pada penelitian yang dilakukan, sampel
uji diperoleh dari produsen baja tulangan
domestik berasal dari banyak produsen.
Pengujian dilakukan pada bergam sampel
yang dibedakan berdasarkan banyak
parameter termasuk ukuran diameter dan
nomor batch produk. Namun pada paper
ini ruang lingkup pembahasan dibatasi pada
hasil uji dua produsen dari Jakarta dan dua
produsen dari Medan. Sampel yang diuji
diambil secara random setiap 10 ton
product pada satu periode produksi diambil
3 specimen. Specimen ini ini ditreatment
sesuai dengan prosedur baku pengujian.
Hasil yang diperoleh dibandingkan
dengan kriteria baku SNI-2002 untuk
produk baja tulangan.
HASIL UJI DAN PEMBAHASAN
Pada pembahasan ini empat produsen
baja tulangan domestik diambil sebagai
representasi produsen utama baja tulangan
yang produknya banyak dipasarkan di
sebagian besar Sumatera, Jawa dan
Kalimantan. Dua produsen dari Jakarta dan
dua produsen dari Medan yang masing-
masingnya telah disebutkan dan
diperkenalkan di atas Data pantograf
berupa kurva sebaran data hasil uji
kekuatan tarik (yield tensile strength)
berturut-turut di sajikan pada Gambar 1-4
pada lampiran paper ini.
Analisa dari gambar tersebut di fahami
bahwa produk baja tulangan yang
dihasilkan empat produsen tersebut
memperlihatkan bahwa rentang kekuatan
tarik begitu lebar mulai dari kekuatan tarik
dengan batas bawah 300 Mpa. sampai
dengan lebih dari 600 Mpa sebagai batas
atas. Kurva menunjukkan ketidak setabilan
spesifikasi produk meskipun memenuhi
nilai kekuatan yang di persyaratkan.
Variance produk dari satu batch produksi ke
batch produksi berikutnya sangat besar
sehingga simpangan baku produk juga
besar. Dari sisi kendali mutu, produk baja
tulangan domestik sepertinya kurang
mendapat perhatian utama. Produk PT
Krakatau Steel kelihatan lebih konsisten
dibandingkan dengan produk dari Tiga
produsen lainnya. Namun demikian dari
kendali mutu juga masih belum cukup
memenuhi kriteria produksi yang baik
terlihat dari kurva dengan simpangan baku
relatif masih besar. Sementara itu ada
produk dari PT Jakarta Sentral Asia yang
tidak memenuhi standar mutu karena hasil
uji kekuatan tariknya < 300 Mpa. yaitu
specimen nomor 4 pada kurva sampel AS-
D.
Uji Konsistensi Produk Baja Tulangan
Domestik Berbasis Data Mean, Mean
Square Error dan Deviasi Standard
kekuatan tarik (Yield Tensile Strength).
Dalam proses peningkatan mutu produk
dan kendali mutu produk dapat dilakukan
menggunakan upaya yang disebut proses
improvement. Pada teori ini ada dikenal
satu terminologi ―process performance
index‖ Nilai process performance index
dapat dijadikan indikator apakah spesifikasi
dan konsistensi produk terpenuhi. Process
performance index merupakan suatu
perkiraan kemampuan melakukan proses
sesuai ketetapan sebelum selanjunya
dinyatakan dalam statement statistical
control.
(3)
Prosiding Semirata FMIPA Universitas Lampung, 2013
Semirata 2013 FMIPA Unila |201
Dimana USL dan LSL masing-masing
adalah batas atas dan batas bawah
spesifikasi produk, μ adalah nilai rata-rata
dan ζ adalah simpangan baku dari sebaran
data ukur.
Persamaan (3) selanjutnya diterapkan
untuk melakukan satu keputusan penilaian
terhadap ekspressi data ukur yang
terkumpul.
Sementara itu dalam pengukuran
kekuatan tarik (yield tensile strength) yang
menjadi persyaratan adalah batas bawah
atau kekuatan tarik minimum yang harus
dipenuhi sebagai salah satu standardisasi
produk, sementara batas atas tidak di
tetapkan. Berkenaan dengan hal tersebut,
maka persamaan (4.1) hanya berbentuk:
(4)
Semakin tinggi nilai Pp, lower memberi
indikasi bahwa kemampuan produsen
menghasilkan produk sesuai dengan
spesifikasi semakin baik. Atau dengan kata
lain, konsistensi produk sesuai spesifikasi
semakin mungkin dipenuhi. Namun
demikian ada persyaratan lain yang harus
dipenuhi untuk menggunakan persamaan
tersebut yaitu tidak digunakannya data yang
outlayer atau satu data yang jauh dari
trendyang lain atau data menyimpang.
Karena jika data outlyer digunakan maka
dapat dipastikan prediksi dan perkiraan
yang dilakukan tidak benar dan tidak
akurat. Disamping itu persamaan di atas
akan semakin tidak akurat ketika rentang
data semakin sempit atau antara nilai
terendah dan tertinggi mendekati nilai rata-
rata. Pada pada rentang nilai yang kecil,
konsistensi produk akan lebih baik.
Sehingga penggunaan prediksi performance
indeks digunakan pendekatan seperti
berikut:






3
1
LSL
Pp (5)
Persamaan (5) lebih realistis, karena
semakin besar rentang batas bawah dan
batas atas seebaran data, semakin kecil
performance nya dan semakin kecil pula
konsistensinya. Dalam perhitungan
performance indeks digunakan persamaan 5
bukan persamaan (4).
Proses Performance indeks yang
diperoleh dari perhitungan data kekuatan
tarik produk baja tulangan domestik yang
berasal dari empat produsen baja tulangan
dalam negeri disajikan dalam tabel berikut.
Tabel hasil uji konsistensi produk baja tulangan domestik dengan indikator ―proses performance
indeks (Pp)‖
No. Produsen μ ζ LSL Pp
1 KS-Jkt 456,62 28,43 412,79 0,486 (48,6%)
2 PBD-Mdn 434,28 33,97 363,77 0,63 (63%)
3 GGS-Mdn 434,46 56,95 321,42 0,338(33,8%)
4 AS-Jkt 399,32 40,18 298,44 0,163 (16,3%)
Adhy Prayitno, dkk: Evaluasi Mutu Produk dari Produk-produk Baja Tulangan Domestik
Berdasarkan Konsistensi Kekuatannya
Jumlah sampel uji dari masing-masing
produsen adalah 50 specimen.
Dipandang dari satu parameter
spesifikasi produk saja, konsistensi
produksi baja tulangan domestik masih
belum memenuhi standrdisasi, apatah lagi
jika beberapa parameter tampak seperti
dimensi ukuran diamataer dan panjang
produk, maka banyak sekali yang tidak
dipenuhi, sehingga di pasar baja tulangan
domestik dikenal dengan sebutan ―besi
banci‖ (Sirampun, 2009). Produk baja
tulangan domestik yang tidak memenuhi
standardisasi SNI masih sangat besar.
Presentase kepatuhan terhadap karakteristik
produk baja tulangan domestik yang
dipersyaratkan oleh oleh SNI baru
mencapai 1,8% dari 100% seharusnya
(Tampubolon, et. al. , 2008).
KESIMPULAN
Mutu Produk baja tulangan domestik
dari empat produsen dalam negeri sebagai
represetasi industri baja tulangan nasional
yang diperoleh pada pengujian yang
disajikan dalam paper ini diketahui masih
perlu ditingkatkan dan perlu mendapat
perhatian serius sehingga memenuhi
standardisasi nasional (SNI2002). Dengan
dipenuhinya Standardisasi produk
diharapkan produk baja tulangan domestik
akan dapat bersaing paling tidak di pasar
domestik. Hal tersebut sebagai upaya
menghadapi pasar bebas Zona Asean pada
2015.
DAFTAR PUSTAKA
BSN- 2002 ,‖ SNI.07.2052-2002‖ ICC
27.180-BSN 2002
Dieter, G. E. 1987 ―Mechanical
Metallurgy‖ Mc Graw Hill Book
Company- New York
Richard, G.B and Nisbet, J.K. 2006
“Shigley's Mechanical Engineering
Design 8th Edition “ McGraw-Hill
Companies, 2006
Sirampun, A.R , 2009 ―Pemeriksaan mutu
dan ukuran baja tulangan di pasar kota
Palu‖ Media Litbang Sulteng 2 (2) :
146–152, Desember 2009
Tampubolon, B.D. et. al., 2008 ―Evaluasi
penerapan baja tulangan beton di
Indonesia‖ Puslitbang BSN- 2008
Yosepa, Y. 2008 ― PEMERIKSAAN
SYARAT MUTU BAJA TULANGAN
BETON.” Thesis, Fakultas Teknik-
Repository -Universitas Andalas Padang

Contenu connexe

Tendances (11)

Laporan Pengujian Bahan 2013/2014
Laporan Pengujian Bahan 2013/2014Laporan Pengujian Bahan 2013/2014
Laporan Pengujian Bahan 2013/2014
 
Material teknik dan proses
Material teknik dan prosesMaterial teknik dan proses
Material teknik dan proses
 
Uji tarik
Uji tarikUji tarik
Uji tarik
 
Rumus hardness test
Rumus hardness testRumus hardness test
Rumus hardness test
 
Uji kuat tarik ppt
Uji kuat tarik pptUji kuat tarik ppt
Uji kuat tarik ppt
 
Uji kekerasan
Uji kekerasanUji kekerasan
Uji kekerasan
 
Pengbang redesain
Pengbang redesainPengbang redesain
Pengbang redesain
 
Laporan uji kekerasan
Laporan uji kekerasanLaporan uji kekerasan
Laporan uji kekerasan
 
586 2181-1-pb
586 2181-1-pb586 2181-1-pb
586 2181-1-pb
 
Translate Bab 8 mechanics metallurgy Dieter (8.1-8.5)
Translate Bab 8 mechanics metallurgy Dieter (8.1-8.5)Translate Bab 8 mechanics metallurgy Dieter (8.1-8.5)
Translate Bab 8 mechanics metallurgy Dieter (8.1-8.5)
 
4962 9459-1-sm
4962 9459-1-sm4962 9459-1-sm
4962 9459-1-sm
 

Similaire à Evaluasi Mutu Baja Tulangan Domestik

04.12.0032 ida bagus_w.d_+_07.12.0038_andri_lelono
04.12.0032 ida bagus_w.d_+_07.12.0038_andri_lelono04.12.0032 ida bagus_w.d_+_07.12.0038_andri_lelono
04.12.0032 ida bagus_w.d_+_07.12.0038_andri_lelonoArhy Tachapi
 
Analisis Perpatahan Getas (Cleavage Fracture Of Analysis) Dengan Metode Studi...
Analisis Perpatahan Getas (Cleavage Fracture Of Analysis) Dengan Metode Studi...Analisis Perpatahan Getas (Cleavage Fracture Of Analysis) Dengan Metode Studi...
Analisis Perpatahan Getas (Cleavage Fracture Of Analysis) Dengan Metode Studi...Adolvin Mahadiputra
 
KLASIFIKASI DAN SIFAT MATERIAL TEKNIK SERTA PENGUJIAN MATERIAL.pdf
KLASIFIKASI DAN SIFAT MATERIAL TEKNIK SERTA PENGUJIAN MATERIAL.pdfKLASIFIKASI DAN SIFAT MATERIAL TEKNIK SERTA PENGUJIAN MATERIAL.pdf
KLASIFIKASI DAN SIFAT MATERIAL TEKNIK SERTA PENGUJIAN MATERIAL.pdfggyubeom228
 
Material+teknik+(uji+kekerasan)
Material+teknik+(uji+kekerasan)Material+teknik+(uji+kekerasan)
Material+teknik+(uji+kekerasan)Mochamad Nurcholis
 
PPT 4 MATERIAL OTOMOTIF.pptx
PPT 4 MATERIAL OTOMOTIF.pptxPPT 4 MATERIAL OTOMOTIF.pptx
PPT 4 MATERIAL OTOMOTIF.pptxFahrezaSitompul
 
1. Kriteria Desain dan Spesifikasi Teknis Jembatan Gantung Pejalan Kaki Tipe ...
1. Kriteria Desain dan Spesifikasi Teknis Jembatan Gantung Pejalan Kaki Tipe ...1. Kriteria Desain dan Spesifikasi Teknis Jembatan Gantung Pejalan Kaki Tipe ...
1. Kriteria Desain dan Spesifikasi Teknis Jembatan Gantung Pejalan Kaki Tipe ...ssuser6a72f6
 
23 maradu (2)
23 maradu (2)23 maradu (2)
23 maradu (2)Alen Pepa
 
Seminar Proposal.pptx
Seminar Proposal.pptxSeminar Proposal.pptx
Seminar Proposal.pptxAlifLamra
 
Perbedaan menggunakan sambungan_baut_dan
Perbedaan menggunakan sambungan_baut_danPerbedaan menggunakan sambungan_baut_dan
Perbedaan menggunakan sambungan_baut_danM Agus Saparudin
 
Diktat pengujian material
Diktat pengujian materialDiktat pengujian material
Diktat pengujian materialOmpu Kurniawan
 
Contoh proposal PKM-P
Contoh proposal PKM-PContoh proposal PKM-P
Contoh proposal PKM-PMahros Darsin
 
3 kajian ekonomis baja tulangan beton
3   kajian ekonomis baja tulangan beton3   kajian ekonomis baja tulangan beton
3 kajian ekonomis baja tulangan betonRudi Putra Reog
 
ASESSMENT DERMAGA-JETTY-2019.ppt
ASESSMENT DERMAGA-JETTY-2019.pptASESSMENT DERMAGA-JETTY-2019.ppt
ASESSMENT DERMAGA-JETTY-2019.pptTonyKurniawan16
 

Similaire à Evaluasi Mutu Baja Tulangan Domestik (20)

04.12.0032 ida bagus_w.d_+_07.12.0038_andri_lelono
04.12.0032 ida bagus_w.d_+_07.12.0038_andri_lelono04.12.0032 ida bagus_w.d_+_07.12.0038_andri_lelono
04.12.0032 ida bagus_w.d_+_07.12.0038_andri_lelono
 
Ilmu Bahan
Ilmu BahanIlmu Bahan
Ilmu Bahan
 
Makalah baja
Makalah bajaMakalah baja
Makalah baja
 
Pengenalan Bahan
Pengenalan BahanPengenalan Bahan
Pengenalan Bahan
 
ppt sahwanto.pptx
ppt sahwanto.pptxppt sahwanto.pptx
ppt sahwanto.pptx
 
Analisis Perpatahan Getas (Cleavage Fracture Of Analysis) Dengan Metode Studi...
Analisis Perpatahan Getas (Cleavage Fracture Of Analysis) Dengan Metode Studi...Analisis Perpatahan Getas (Cleavage Fracture Of Analysis) Dengan Metode Studi...
Analisis Perpatahan Getas (Cleavage Fracture Of Analysis) Dengan Metode Studi...
 
KLASIFIKASI DAN SIFAT MATERIAL TEKNIK SERTA PENGUJIAN MATERIAL.pdf
KLASIFIKASI DAN SIFAT MATERIAL TEKNIK SERTA PENGUJIAN MATERIAL.pdfKLASIFIKASI DAN SIFAT MATERIAL TEKNIK SERTA PENGUJIAN MATERIAL.pdf
KLASIFIKASI DAN SIFAT MATERIAL TEKNIK SERTA PENGUJIAN MATERIAL.pdf
 
Material+teknik+(uji+kekerasan)
Material+teknik+(uji+kekerasan)Material+teknik+(uji+kekerasan)
Material+teknik+(uji+kekerasan)
 
PPT 4 MATERIAL OTOMOTIF.pptx
PPT 4 MATERIAL OTOMOTIF.pptxPPT 4 MATERIAL OTOMOTIF.pptx
PPT 4 MATERIAL OTOMOTIF.pptx
 
1. Kriteria Desain dan Spesifikasi Teknis Jembatan Gantung Pejalan Kaki Tipe ...
1. Kriteria Desain dan Spesifikasi Teknis Jembatan Gantung Pejalan Kaki Tipe ...1. Kriteria Desain dan Spesifikasi Teknis Jembatan Gantung Pejalan Kaki Tipe ...
1. Kriteria Desain dan Spesifikasi Teknis Jembatan Gantung Pejalan Kaki Tipe ...
 
23 maradu (2)
23 maradu (2)23 maradu (2)
23 maradu (2)
 
23 maradu
23 maradu23 maradu
23 maradu
 
Seminar Proposal.pptx
Seminar Proposal.pptxSeminar Proposal.pptx
Seminar Proposal.pptx
 
Perbedaan menggunakan sambungan_baut_dan
Perbedaan menggunakan sambungan_baut_danPerbedaan menggunakan sambungan_baut_dan
Perbedaan menggunakan sambungan_baut_dan
 
Diktat pengujian material
Diktat pengujian materialDiktat pengujian material
Diktat pengujian material
 
Contoh proposal PKM-P
Contoh proposal PKM-PContoh proposal PKM-P
Contoh proposal PKM-P
 
pptsempro.pptx
pptsempro.pptxpptsempro.pptx
pptsempro.pptx
 
Mengenal Alat Uji Tarik dan Alat Uji Tekan
Mengenal Alat Uji Tarik dan Alat Uji TekanMengenal Alat Uji Tarik dan Alat Uji Tekan
Mengenal Alat Uji Tarik dan Alat Uji Tekan
 
3 kajian ekonomis baja tulangan beton
3   kajian ekonomis baja tulangan beton3   kajian ekonomis baja tulangan beton
3 kajian ekonomis baja tulangan beton
 
ASESSMENT DERMAGA-JETTY-2019.ppt
ASESSMENT DERMAGA-JETTY-2019.pptASESSMENT DERMAGA-JETTY-2019.ppt
ASESSMENT DERMAGA-JETTY-2019.ppt
 

Plus de Gidion Turuallo

ss_hdjdhdhdjd_gsgdh_jshhsddg_hgdbcgdys2016.pdf
ss_hdjdhdhdjd_gsgdh_jshhsddg_hgdbcgdys2016.pdfss_hdjdhdhdjd_gsgdh_jshhsddg_hgdbcgdys2016.pdf
ss_hdjdhdhdjd_gsgdh_jshhsddg_hgdbcgdys2016.pdfGidion Turuallo
 
123-Article Text-234-1-10-1267378e-20190917.docx
123-Article Text-234-1-10-1267378e-20190917.docx123-Article Text-234-1-10-1267378e-20190917.docx
123-Article Text-234-1-10-1267378e-20190917.docxGidion Turuallo
 
Daftar Arti Emoji terpopuler igunakan .docx
Daftar Arti Emoji terpopuler igunakan .docxDaftar Arti Emoji terpopuler igunakan .docx
Daftar Arti Emoji terpopuler igunakan .docxGidion Turuallo
 
Perhitungan sturktur kolom baja 6162 (4).ppt
Perhitungan sturktur kolom baja 6162 (4).pptPerhitungan sturktur kolom baja 6162 (4).ppt
Perhitungan sturktur kolom baja 6162 (4).pptGidion Turuallo
 
Struktur Rabgka Bangunan Bangunan Baja _13776666.ppt
Struktur Rabgka Bangunan Bangunan Baja _13776666.pptStruktur Rabgka Bangunan Bangunan Baja _13776666.ppt
Struktur Rabgka Bangunan Bangunan Baja _13776666.pptGidion Turuallo
 
bab-2- contoh perhitungan tegangan-tegangan.ppt
bab-2- contoh perhitungan tegangan-tegangan.pptbab-2- contoh perhitungan tegangan-tegangan.ppt
bab-2- contoh perhitungan tegangan-tegangan.pptGidion Turuallo
 

Plus de Gidion Turuallo (6)

ss_hdjdhdhdjd_gsgdh_jshhsddg_hgdbcgdys2016.pdf
ss_hdjdhdhdjd_gsgdh_jshhsddg_hgdbcgdys2016.pdfss_hdjdhdhdjd_gsgdh_jshhsddg_hgdbcgdys2016.pdf
ss_hdjdhdhdjd_gsgdh_jshhsddg_hgdbcgdys2016.pdf
 
123-Article Text-234-1-10-1267378e-20190917.docx
123-Article Text-234-1-10-1267378e-20190917.docx123-Article Text-234-1-10-1267378e-20190917.docx
123-Article Text-234-1-10-1267378e-20190917.docx
 
Daftar Arti Emoji terpopuler igunakan .docx
Daftar Arti Emoji terpopuler igunakan .docxDaftar Arti Emoji terpopuler igunakan .docx
Daftar Arti Emoji terpopuler igunakan .docx
 
Perhitungan sturktur kolom baja 6162 (4).ppt
Perhitungan sturktur kolom baja 6162 (4).pptPerhitungan sturktur kolom baja 6162 (4).ppt
Perhitungan sturktur kolom baja 6162 (4).ppt
 
Struktur Rabgka Bangunan Bangunan Baja _13776666.ppt
Struktur Rabgka Bangunan Bangunan Baja _13776666.pptStruktur Rabgka Bangunan Bangunan Baja _13776666.ppt
Struktur Rabgka Bangunan Bangunan Baja _13776666.ppt
 
bab-2- contoh perhitungan tegangan-tegangan.ppt
bab-2- contoh perhitungan tegangan-tegangan.pptbab-2- contoh perhitungan tegangan-tegangan.ppt
bab-2- contoh perhitungan tegangan-tegangan.ppt
 

Dernier

1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...
1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...
1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...MetalinaSimanjuntak1
 
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdf
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdfSalinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdf
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdfWidyastutyCoyy
 
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UTKeterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UTIndraAdm
 
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptxPPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptxdpp11tya
 
PPT AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH DUA.pptx
PPT AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH DUA.pptxPPT AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH DUA.pptx
PPT AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH DUA.pptxssuser8905b3
 
Membuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docx
Membuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docxMembuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docx
Membuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docxNurindahSetyawati1
 
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptxPEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptxsukmakarim1998
 
aksi nyata penyebaran pemahaman merdeka belajar
aksi nyata penyebaran pemahaman merdeka belajaraksi nyata penyebaran pemahaman merdeka belajar
aksi nyata penyebaran pemahaman merdeka belajarHafidRanggasi
 
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7IwanSumantri7
 
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptxSesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptxSovyOktavianti
 
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptxBab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptxssuser35630b
 
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfContoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfCandraMegawati
 
LATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.ppt
LATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.pptLATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.ppt
LATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.pptPpsSambirejo
 
AKSI NYATA BERBAGI PRAKTIK BAIK MELALUI PMM
AKSI NYATA BERBAGI PRAKTIK BAIK MELALUI PMMAKSI NYATA BERBAGI PRAKTIK BAIK MELALUI PMM
AKSI NYATA BERBAGI PRAKTIK BAIK MELALUI PMMIGustiBagusGending
 
Materi Sosiologi Kelas X Bab 1. Ragam Gejala Sosial dalam Masyarakat (Kurikul...
Materi Sosiologi Kelas X Bab 1. Ragam Gejala Sosial dalam Masyarakat (Kurikul...Materi Sosiologi Kelas X Bab 1. Ragam Gejala Sosial dalam Masyarakat (Kurikul...
Materi Sosiologi Kelas X Bab 1. Ragam Gejala Sosial dalam Masyarakat (Kurikul...asepsaefudin2009
 
Hiperlipidemiaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa
HiperlipidemiaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaHiperlipidemiaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa
Hiperlipidemiaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaafarmasipejatentimur
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAAndiCoc
 
PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING M...
PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING M...PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING M...
PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING M...Kanaidi ken
 
PPT Penjumlahan Bersusun Kelas 1 Sekolah Dasar
PPT Penjumlahan Bersusun Kelas 1 Sekolah DasarPPT Penjumlahan Bersusun Kelas 1 Sekolah Dasar
PPT Penjumlahan Bersusun Kelas 1 Sekolah Dasarrenihartanti
 
MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptx
MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptxMODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptx
MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptxSlasiWidasmara1
 

Dernier (20)

1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...
1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...
1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...
 
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdf
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdfSalinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdf
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdf
 
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UTKeterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
 
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptxPPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
 
PPT AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH DUA.pptx
PPT AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH DUA.pptxPPT AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH DUA.pptx
PPT AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH DUA.pptx
 
Membuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docx
Membuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docxMembuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docx
Membuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docx
 
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptxPEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
 
aksi nyata penyebaran pemahaman merdeka belajar
aksi nyata penyebaran pemahaman merdeka belajaraksi nyata penyebaran pemahaman merdeka belajar
aksi nyata penyebaran pemahaman merdeka belajar
 
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
 
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptxSesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
 
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptxBab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
 
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfContoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
 
LATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.ppt
LATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.pptLATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.ppt
LATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.ppt
 
AKSI NYATA BERBAGI PRAKTIK BAIK MELALUI PMM
AKSI NYATA BERBAGI PRAKTIK BAIK MELALUI PMMAKSI NYATA BERBAGI PRAKTIK BAIK MELALUI PMM
AKSI NYATA BERBAGI PRAKTIK BAIK MELALUI PMM
 
Materi Sosiologi Kelas X Bab 1. Ragam Gejala Sosial dalam Masyarakat (Kurikul...
Materi Sosiologi Kelas X Bab 1. Ragam Gejala Sosial dalam Masyarakat (Kurikul...Materi Sosiologi Kelas X Bab 1. Ragam Gejala Sosial dalam Masyarakat (Kurikul...
Materi Sosiologi Kelas X Bab 1. Ragam Gejala Sosial dalam Masyarakat (Kurikul...
 
Hiperlipidemiaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa
HiperlipidemiaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaHiperlipidemiaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa
Hiperlipidemiaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
 
PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING M...
PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING M...PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING M...
PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING M...
 
PPT Penjumlahan Bersusun Kelas 1 Sekolah Dasar
PPT Penjumlahan Bersusun Kelas 1 Sekolah DasarPPT Penjumlahan Bersusun Kelas 1 Sekolah Dasar
PPT Penjumlahan Bersusun Kelas 1 Sekolah Dasar
 
MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptx
MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptxMODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptx
MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptx
 

Evaluasi Mutu Baja Tulangan Domestik

  • 1. Prosiding Semirata FMIPA Universitas Lampung, 2013 Semirata 2013 FMIPA Unila |197 Evaluasi Mutu Produk dari Produk-produk Baja Tulangan Domestik Berdasarkan Konsistensi Kekuatannya Adhy Prayitno*) , M. Dalil dan Yanuar Abstrak. Uji bahan terhadap kekuatan baja tulangan produksi dalam negeri telah dilakukan. Pengujian dilakukan dengan maksud untuk mendapatkan informasi tentang terpenuhinya persyaratan mutu dan kelayakan bahan untuk dipergunakan sebagai material konstruksi gedung, jembatan dan bangunan fisik lainnya. Uji dilakukan terhadap lebih dari 500 sampel sejenis yang diproduksi oleh beberapa produsen baja tulangan dalam negeri. Konsistensi kekuatan bahan diperoleh dari uji yang dilakukan. Hasil uji dievaluasi untuk mendapatkan indikator mutu berdasarkan konsistensi produk. Uji kekuatan dilakukan menggunakan metode American Standard Testing Material (ASTM), Standard pengujian menggunakan ASTM E8M, dengan ukuran spesimen uji adalah Gage length : 62.5 mm, diameter : 12.5 mm. Uji kekuatan mencakup yield strength, ultimate tensile strength dan pertambahan panjang (elongation). Alat Uji yang digunakan adalah Universal Testing Machine. Dua type besi tulangan yaitu type regular (polos-BJTP) dan type berulir atau deform (BJTD) yang berasal dari delapan produsen telah dipilih sebagai material uji. Baja tulangan polos digunakan untuk tulangan geser/begel/sengkang dan mempunyai yield strength minimal sebesar 240 MPa (BJTP-24), dengan simbol diameter adalah P. Sedangkan baja tulangan ulir atau deform digunakan untuk tulangan longitudinal atau tulangan memanjang dengan yield strength minimal 300 MPa (BJTD-30) dengan simbol dimater adalah D. Hasil uji memperlihatkan bahwa semua sampel dari kedua type baja tulangan memiliki nilai yield strength diatas nilai standard. Namun dipandang dari konsistensi product sebagai indikator mutu masih memerlukan analisa lebih jauh. Informasi yang dipaparkan dari hasil pengamatan dan uji kekuatan baja tulangan domestik akan sangat berguna bagi para pengguna produk baja tulangan dalam negeri. Outcomenya adalah mutu konstruksi yang semakin baik. Keyword: Steel-reinforcement, consistency, strength, quality product PENDAHULUAN Pertumbuhan sektor properti, infra struktur gedung, jalan dan jembatan terus meningkat sejalan dengan pertambahan penduduk, pertumbuhan ekonomi dan jasa- jasa. Eskalasi sektor properti dan infrastruktur mempengaruhi laju permintaan akan komponen bahan konstruksi diantaranya adalah baja tulangan. Akibat peningkatan tersebut industri baja tulangan dalam negeri juga tumbuh pesat. Bisnis sektor ini sangat menggiurkan bagi pemilik modal karena pesaing pada bisnis ini tidak begitu banyak. Diperlukan pengalaman dan teknologi yang baku untuk proses produksi. Sejalan dengan itu standardisasi mutu dan jaminan mutu produk menjadi hal yang begitu mendasar. Fakta dilapangan memperlihatkan hal yang berbeda terkait dengan produk industri konstruksi dan infra struktur dalam negeri. Jika diberbagai negara maju sistem standardisasi telah begitu mapan dengan pelaksanaanya yang terkontrol, maka tidak demikian di negeri ini. Sejenis produk dikenal memiliki beberapa tingkatan mutu seperti Kw1, Kw2 dan seterusnya. Harganya ditentukan oleh kelas (Kw) nya. Bukan hanya harga tetapi garansi atau jaminan mutunya. Bagi pihak-pihak yang
  • 2. Adhy Prayitno, dkk: Evaluasi Mutu Produk dari Produk-produk Baja Tulangan Domestik Berdasarkan Konsistensi Kekuatannya ingin mendapatkan material terbaik dengan jaminan atau garansi yang terpercaya maka akan memilih kwalitas terbaik meskipun mahal harganya. Produksi baja tulangan dalam negeri demikian pula. Hal yang paling kasat mata terkait dengan produk baja tulangan dalam negeri adalah ukuran panjang dan diameternya. Dikalangan pekerja konstruksi dikenal besi impor, besi jawa atau besi sumatera. Perbedaannya berhubungan dengan ketepatan ukuran atau dimensi produk. Dimensi produk baja tulangan dalam negeri sebagian besar tidak sesuai standardisasi internasional. Panjang baja tulangan yang memenuhi standard adalah 12 m, tetapi yang di temukan di pasaran adalah bahwa ukuran panjang baja tulangan begitu beragam dan banyak diantaranya dengan panjang kurang dari 12 m. Begitu pula dengan diameter yang dipersyaratkan umumnya kurang dari ukuran yang disebutkan (Yosepa 2008); (Sirampun, 2009). Jika dipandang dari aspek dimensi dan ukuran fisik dari produk baja tulangan domestik ditemukan banyak yang tidak memenuhi standardisasi produk (Tampubolon et.al, 2006). Diyakini pula mutu kekuatan tarik dan kekuatan tekan produk baja tulangan domestik tentu beragam pula. Baja tulangan hasil industri domestik yang memenuhi standardisasi adalah yang telah bersertifikasi SNI. Menyikapi hal tersebut penelitian ini menyoroti ―variance karakteristik baja tulangan dari sudut pandang kekuatan tarik atau kekuatan tekannya‖. Argumen dari penekanan aspek tersebut terkait dengan kekuatan struktur khususnya dalam rancang bangun beton bertulang. Informasi yang akurat dan terukur tentang sifat kekuatan tarik dan kekuatan tekan baja tulangan yang secara teknis sebagai komponen utama penguat struktur beton menjadi sangat mendasar dan penting. Informasi yag akurat tentang mutu produk baja tulangan domestik yang banyak dijual dipasaran perlu secara terprogram dan periodik diuji terlebih lagi jika akan digunakan untuk bangunan tahan gempa. Dengan demikian untuk memastikan kualitas produk baja tulangan dari berbagai produsen di dalam negeri dan untuk kenyamanan dan ketenangan pengguna bangunan maka perlu dilakukan uji konsistensi produk baja tulangan melalui penganalisaan sifat mekanis baja tulangan dari setiap produsen. Karakteristik Fisik-Mekanis Baja Tulangan (Physical-Mechanical Characteristic of Steel Reinforcement) Sifat mekanis dari suatu material termasuk diantaranya baja tulangan menjadi parameter informasi dalam rancangan dasar kekuatan suatu bahan dan sebagai data dukung bagi spesifikasi bahan. Sifat mekanis suatu bahan yang diperoleh dari suatu hasil pengujian tarik memberikan gambaran yang lebih besar dari pengujian mekanik lainnya, yaitu meliputi parameter tegangan luluh (deformasi), kekuatan tarik, tegangan putus, regangan, modulus elastisitas, persentase pertambahan panjang, persentase pengurangan ukuran, ketangguhan, keliatan, elastisitas, plastisitas, tipe luluh dan bentuk patahan yang dialami material. Sifat material lainnya dapat diperoleh dari pengujian impak yang menghasilkan ketangguhan, pengujian kekerasan yang memberikan informasi tentang ketahanan suatu material bila ditembus benda lain dan mempunyai korelasi dengan dengan pengujian tarik, dan pengujian bending (bengkok) yang memberi informasi tentang keliatan bahan. Sifat mekanis suatu material perlu dikenal secara baik, karena material digunakan untuk berbagai keperluan pada berbagai keadaan. Sifat mekanis ditentukan oleh jenis dan perbandingan atom-atom penyusun bahan yang meliputi jenis unsur
  • 3. Prosiding Semirata FMIPA Universitas Lampung, 2013 Semirata 2013 FMIPA Unila |199 dan komposisinya, serta lingkungan pada saat pengujian dalam memperoleh sifat mekanis (Dieter, 1987). Dikaitkan dengan sifat mekaniknya, baja tulangan yang beredar di Indonesia saat ini pada dasarnya dapat dikelompokkan ke dalam dua kategori, yaitu baja tulangan yang memenuhi persyaratan sifat mekanik berdasarkan SNI 03-2847-02 Pasal 23 untuk struktur tahan gempa (baja tulangan compliance) dan baja tulangan yang tidak memenuhi persyaratan tersebut (baja tulangan noncompliance) Baja tulangan yang digunakan untuk elemen beton bertulang di pasaran ada dua jenis yaitu: 1. Baja Tulangan Polos (BJTP) 2. Baja Tulangan Ulir atau Deform (BJTD) Baja tulangan polos digunakan untuk tulangan geser/begel/sengkang dan mempunyai yield strength minimal sebesar 240 MPa (BJTP-24), dengan simbol diameter adalah P. Sedangkan baja tulangan ulir atau deform digunakan untuk tulangan longitudinal atau tulangan memanjang dengan yield strength minimal 300 MPa (BJTD-30) dengan simbol diamater adalah D. METODOLOGY PENGUJIAN TARIK Uji tarik banyak dilakukan untuk melengkapi informasi rancangan dasar kekuatan suatu material. Pada uji tarik, benda uji diberi beban gaya tarik sejajar sumbu yang bertambah besar secara kontinyu, bersamaan dengan itu dilakukan pengamatan terhadap perpanjangan (elongation) yang dialami benda uji. Tegangan akibat beban tarik diperoleh dengan membagi beban gaya dengan luas penampang lintang mula-mula dari benda uji ( Shigley, 2006) yakni : o A F   (1) Dimana: σ = tegangan tarik (N/mm2 ) F = beban gaya (N) Ao= luas penampang lintang awal benda uji (mm2 ) Perpanjangan yang dialami benda akibat beban tarik yang dikenal dengan sebutan regangan diproleh dari perbandingan perubahan panjang dibagi dengan panjang awal benda uji ( Shigley, 2006) yaitu : o o o L L L L L      (2) Dimana : ɛ = regangan (%) L = panjang akhir benda uji (mm) Lo= panjang awal benda uji (mm) Karena tegangan dan regangan diperoleh dengan cara membagi beban dari perpanjangan dengan faktor yang konstan, kurva beban-perpanjangan akan mempunyai bentuk yang sama seperti kurva regangan–tegangan teknik. Bentuk dan besaran pada kurva tegangan-regangan suatu logam bergantung pada komposisi bahan, perlakuan panas, deformasi plastis yang pernah dialami, laju regangan, suhu, dan keadaan tegangan selama pengujian. Pengukuran kekuatan tarik maksimum diperoleh dari beban maksimum yang diberikan selama pengujian dibagi dengan penampang lintang awal sampel uji. Gambar 1. Kurva tegangan – regangan teknik bahan
  • 4. Adhy Prayitno, dkk: Evaluasi Mutu Produk dari Produk-produk Baja Tulangan Domestik Berdasarkan Konsistensi Kekuatannya Pengukuran kekuatan luluh diperoleh dari batas elastis sejati yang merupakan tegangan terbesar yang masih dapat ditahan oleh bahan tanpa terjadi regangan sisa permanen yang terukur pada saat beban telah ditiadakan. Pengukuran ketangguhan diperoleh dari luas daerah dibawah kurva tegangan –regangan yang dihasilkan dari pengujian tarik sampel yang merupakan kemampuan menyerap energi pada daerah plastis. Pada penelitian yang dilakukan, sampel uji diperoleh dari produsen baja tulangan domestik berasal dari banyak produsen. Pengujian dilakukan pada bergam sampel yang dibedakan berdasarkan banyak parameter termasuk ukuran diameter dan nomor batch produk. Namun pada paper ini ruang lingkup pembahasan dibatasi pada hasil uji dua produsen dari Jakarta dan dua produsen dari Medan. Sampel yang diuji diambil secara random setiap 10 ton product pada satu periode produksi diambil 3 specimen. Specimen ini ini ditreatment sesuai dengan prosedur baku pengujian. Hasil yang diperoleh dibandingkan dengan kriteria baku SNI-2002 untuk produk baja tulangan. HASIL UJI DAN PEMBAHASAN Pada pembahasan ini empat produsen baja tulangan domestik diambil sebagai representasi produsen utama baja tulangan yang produknya banyak dipasarkan di sebagian besar Sumatera, Jawa dan Kalimantan. Dua produsen dari Jakarta dan dua produsen dari Medan yang masing- masingnya telah disebutkan dan diperkenalkan di atas Data pantograf berupa kurva sebaran data hasil uji kekuatan tarik (yield tensile strength) berturut-turut di sajikan pada Gambar 1-4 pada lampiran paper ini. Analisa dari gambar tersebut di fahami bahwa produk baja tulangan yang dihasilkan empat produsen tersebut memperlihatkan bahwa rentang kekuatan tarik begitu lebar mulai dari kekuatan tarik dengan batas bawah 300 Mpa. sampai dengan lebih dari 600 Mpa sebagai batas atas. Kurva menunjukkan ketidak setabilan spesifikasi produk meskipun memenuhi nilai kekuatan yang di persyaratkan. Variance produk dari satu batch produksi ke batch produksi berikutnya sangat besar sehingga simpangan baku produk juga besar. Dari sisi kendali mutu, produk baja tulangan domestik sepertinya kurang mendapat perhatian utama. Produk PT Krakatau Steel kelihatan lebih konsisten dibandingkan dengan produk dari Tiga produsen lainnya. Namun demikian dari kendali mutu juga masih belum cukup memenuhi kriteria produksi yang baik terlihat dari kurva dengan simpangan baku relatif masih besar. Sementara itu ada produk dari PT Jakarta Sentral Asia yang tidak memenuhi standar mutu karena hasil uji kekuatan tariknya < 300 Mpa. yaitu specimen nomor 4 pada kurva sampel AS- D. Uji Konsistensi Produk Baja Tulangan Domestik Berbasis Data Mean, Mean Square Error dan Deviasi Standard kekuatan tarik (Yield Tensile Strength). Dalam proses peningkatan mutu produk dan kendali mutu produk dapat dilakukan menggunakan upaya yang disebut proses improvement. Pada teori ini ada dikenal satu terminologi ―process performance index‖ Nilai process performance index dapat dijadikan indikator apakah spesifikasi dan konsistensi produk terpenuhi. Process performance index merupakan suatu perkiraan kemampuan melakukan proses sesuai ketetapan sebelum selanjunya dinyatakan dalam statement statistical control. (3)
  • 5. Prosiding Semirata FMIPA Universitas Lampung, 2013 Semirata 2013 FMIPA Unila |201 Dimana USL dan LSL masing-masing adalah batas atas dan batas bawah spesifikasi produk, μ adalah nilai rata-rata dan ζ adalah simpangan baku dari sebaran data ukur. Persamaan (3) selanjutnya diterapkan untuk melakukan satu keputusan penilaian terhadap ekspressi data ukur yang terkumpul. Sementara itu dalam pengukuran kekuatan tarik (yield tensile strength) yang menjadi persyaratan adalah batas bawah atau kekuatan tarik minimum yang harus dipenuhi sebagai salah satu standardisasi produk, sementara batas atas tidak di tetapkan. Berkenaan dengan hal tersebut, maka persamaan (4.1) hanya berbentuk: (4) Semakin tinggi nilai Pp, lower memberi indikasi bahwa kemampuan produsen menghasilkan produk sesuai dengan spesifikasi semakin baik. Atau dengan kata lain, konsistensi produk sesuai spesifikasi semakin mungkin dipenuhi. Namun demikian ada persyaratan lain yang harus dipenuhi untuk menggunakan persamaan tersebut yaitu tidak digunakannya data yang outlayer atau satu data yang jauh dari trendyang lain atau data menyimpang. Karena jika data outlyer digunakan maka dapat dipastikan prediksi dan perkiraan yang dilakukan tidak benar dan tidak akurat. Disamping itu persamaan di atas akan semakin tidak akurat ketika rentang data semakin sempit atau antara nilai terendah dan tertinggi mendekati nilai rata- rata. Pada pada rentang nilai yang kecil, konsistensi produk akan lebih baik. Sehingga penggunaan prediksi performance indeks digunakan pendekatan seperti berikut:       3 1 LSL Pp (5) Persamaan (5) lebih realistis, karena semakin besar rentang batas bawah dan batas atas seebaran data, semakin kecil performance nya dan semakin kecil pula konsistensinya. Dalam perhitungan performance indeks digunakan persamaan 5 bukan persamaan (4). Proses Performance indeks yang diperoleh dari perhitungan data kekuatan tarik produk baja tulangan domestik yang berasal dari empat produsen baja tulangan dalam negeri disajikan dalam tabel berikut. Tabel hasil uji konsistensi produk baja tulangan domestik dengan indikator ―proses performance indeks (Pp)‖ No. Produsen μ ζ LSL Pp 1 KS-Jkt 456,62 28,43 412,79 0,486 (48,6%) 2 PBD-Mdn 434,28 33,97 363,77 0,63 (63%) 3 GGS-Mdn 434,46 56,95 321,42 0,338(33,8%) 4 AS-Jkt 399,32 40,18 298,44 0,163 (16,3%)
  • 6. Adhy Prayitno, dkk: Evaluasi Mutu Produk dari Produk-produk Baja Tulangan Domestik Berdasarkan Konsistensi Kekuatannya Jumlah sampel uji dari masing-masing produsen adalah 50 specimen. Dipandang dari satu parameter spesifikasi produk saja, konsistensi produksi baja tulangan domestik masih belum memenuhi standrdisasi, apatah lagi jika beberapa parameter tampak seperti dimensi ukuran diamataer dan panjang produk, maka banyak sekali yang tidak dipenuhi, sehingga di pasar baja tulangan domestik dikenal dengan sebutan ―besi banci‖ (Sirampun, 2009). Produk baja tulangan domestik yang tidak memenuhi standardisasi SNI masih sangat besar. Presentase kepatuhan terhadap karakteristik produk baja tulangan domestik yang dipersyaratkan oleh oleh SNI baru mencapai 1,8% dari 100% seharusnya (Tampubolon, et. al. , 2008). KESIMPULAN Mutu Produk baja tulangan domestik dari empat produsen dalam negeri sebagai represetasi industri baja tulangan nasional yang diperoleh pada pengujian yang disajikan dalam paper ini diketahui masih perlu ditingkatkan dan perlu mendapat perhatian serius sehingga memenuhi standardisasi nasional (SNI2002). Dengan dipenuhinya Standardisasi produk diharapkan produk baja tulangan domestik akan dapat bersaing paling tidak di pasar domestik. Hal tersebut sebagai upaya menghadapi pasar bebas Zona Asean pada 2015. DAFTAR PUSTAKA BSN- 2002 ,‖ SNI.07.2052-2002‖ ICC 27.180-BSN 2002 Dieter, G. E. 1987 ―Mechanical Metallurgy‖ Mc Graw Hill Book Company- New York Richard, G.B and Nisbet, J.K. 2006 “Shigley's Mechanical Engineering Design 8th Edition “ McGraw-Hill Companies, 2006 Sirampun, A.R , 2009 ―Pemeriksaan mutu dan ukuran baja tulangan di pasar kota Palu‖ Media Litbang Sulteng 2 (2) : 146–152, Desember 2009 Tampubolon, B.D. et. al., 2008 ―Evaluasi penerapan baja tulangan beton di Indonesia‖ Puslitbang BSN- 2008 Yosepa, Y. 2008 ― PEMERIKSAAN SYARAT MUTU BAJA TULANGAN BETON.” Thesis, Fakultas Teknik- Repository -Universitas Andalas Padang