Pesawat terbang pertama kali ditemukan oleh Wright Bersaudara pada 1903. Sejak itu, pesawat terbang berkembang pesat dari bahan kayu dan mesin konvensional menjadi logam dan mesin jet. Perkembangan ini terjadi seiring berkembangnya teknologi terutama selama Perang Dunia I dan II. Saat ini, pesawat komersial menggunakan mesin jet dan beberapa bahkan dapat terbang di atas kecepatan suara.
hubungan udara dan penerbangan, atmosfer dan sinyal
Ilmu kealaman dasar
1. ILMU KEALAMAN DASAR
PESAWAT TERBANG
Bagus Pribadi D1C112073
Gt. Fikri Izzudin Noor D1C112006
Joel Prawira S D1C112023
M. Aulia Umar D1C112209
M. Irvan Islami D1C112062
M. Irza Haifany D1C112034
Redy Haimi Tonny D1C112060
2. Pengertian Pesawat Terbang
Pesawat terbang adalah pesawat udara yang
lebih berat dari udara, bersayap tetap, dan dapat
terbang dengan tenaga sendiri. Secara umum
istilah pesawat terbang sering juga disebut
dengan pesawat udara atau kapal terbang atau
cukup pesawat dengan tujuan pendefenisian
yang sama sebagai kendaraan yang
mampu terbang di atmosfer atau udara. Namun
dalam dunia penerbangan, istilah pesawat
terbang berbeda dengan pesawat
udara, istilah pesawat udara jauh lebih luas
pengertiannya karena telah mencakup pesawat
terbang dan helikopter.
3. Sejarah Pesawat Terbang
Perjalanan pesawat terbang dari awal mula terciptanya
hingga sampai ke bentuk yang sekarang ini cukup panjang
yaitu hampir 100 tahun lebih. Bahkan ada yang
mengatakan bahwa ide membuat pesawat terbang sudah
ada sejak tahun 200 SM. Hal tersebut dibuktikan dengan
ditemukannya gambar-gambar pada balok atas penyangga
langit-langit sebuah ruangan kuil kerajaan Mesir Kuno.
Kemudian, pada akhir tahun 1840-an, Sir George Cayley
dari Inggris membuat pesawat terbang layang yang bisa
mengangkut satu orang ketika mengudara setelah ditarik.
Kemudian pada tahun 1890-an, seorang warga
Jerman, Otto Lilienthal mengudara dengan pesawat
gantole buatannya dari puncak bukit. Namun ia sendiri
tewas dalam ujicoba pesawat gantole-nya pada tahun
1896.
4.
5. Sejarah penemuan pesawat terbang dengan
mesin bermula dari sebuah bengkel sepeda
milik Wright Bersaudara (Wilbur Wright dan
Orville Wright) di kota Dayton, negara bagian
Ohio, Amerika Serikat. Wright bersaudara
terinspirasi dari mainan terbang yang
dibelikan oleh ayahnya pada saat mereka
masih kecil. Kemudian mereka mengamati
burung-burung yang mereka lihat, dan
mengamati bagaimana burung bisa
memiringkan badannya dan terbang bebas di
angkasa.
7. Kemudian, pada tahun 1900-1902, mereka mengujicoba
penerbangan pesawat rancangan mereka, namun tanpa
mesin.Berkali-kali mereka mengalami kegagalan dalam uji coba.
Wright bersaudara kemudian melakukan sejumlah eksperimen
berupa pengujian bentuk sayap. Selama 2 bulan, mereka menguji
sedikitnya 200 jenis sayap, hingga berhasil menemukan bentuk
sayap yang cocok.
Setelah berhasil menguji pesawat layangnya, Wright bersaudara
kemudian membuat mesin yang khusus untuk pesawat layang
mereka, hal ini diakibatkan karena mesin yang mereka inginkan
tidak ada di pasaran. Mereka membuat mesin tersebut selama
satu setengah bulan. Setelah berhasil membuat mesin
sendiri, mereka kemudian merancang baling-baling yang
dipasang pada mesin pesawat buatan mereka. Setelah selesai
membuat baling-baling, mereka kemudian mengalami kendala
dalam menggabungkan baling-baling dengan mesin. Atas usul
adiknya, Katherine, mereka menggabungkan baling-baling dan
mesin dengan menggunakan rantai sepeda. Alhasil, mereka siap
mengujicobakan pesawat pertama mereka.
Pada 17 Desember 1903, mereka bersiap mengujicoba pesawat
bermesin pertamanya, yang mereka namai “The Flyer”. Dalam
ujicoba perdana, yang berkesempatan mengendalikan adalah
Orville. Pesawat diluncurkan dari lintasan rel yang mereka buat di
kawasan Kitty Hawk, negara bagian North Carolina, Amerika
Serikat.
9. “The Flyer” berhasil melakukan penerbangan
pertamanya, walau pesawat hanya terbang
dengan ketinggian 3 meter, jarak
penerbangan hanya 36 meter dan durasi
penerbangan hanya 12 detik.
Namun, peristiwa itu dicatat sebagai
penerbangan pesawat bermesin pertama di
dunia.
10. Cara Kerja Sistem Kemudi
Pesawat
Sistem kemudi pesawat terbang dipergunakan untuk melakukan
manuver. Pada saat pesawat akan berbelok ke arah kanan maka
daun kemudi digerakkan ke arah kiri, begitu juga saat pesawat
akan bermanuver ke kiri, maka daun kemudi digerakkan ke arah
kiri. Bagian belakang pesawat terdapat kemudi yang
dirancang secara horizontal dan vertical.
Pesawat bisa terbang ke segala arah, menanti gerak kemudi
pilot. Kalau kemudi diputar ke kiri, pesawat akan banking ke kiri.
Demikian pula sebaliknya. Gerakan ini ditentukan bilah aileron di
kedua ujung sayap utama. Lalu, jika pedal kiri atau kanan
diinjak, pesawat akan bergerak maju ke kiri atau ke kanan. Dalam
hal ini yang bergerak adalah bilah rudder. Posisinya di belakang
sayap tegak (di ekor).
Berbeda jika gagang kemudi di tarik atau didorong. Pesawat
akan menanjak atau menukik. Penentu gerakan ini adalah bilah
kemudi (elevator) yang terletak di kedua bilah sayap ekor
horizontal.
11.
12. Ada beberapa bagian utama pesawat yang membuat pesawat itu bisa
terbang dengan sempurna, diantaranya:
Badan pesawat ( Fuselage ) terdapat didalamnya ; ruang kemudi
(Cockpit) dan ruang penumpang (Passenger).
Sayap (Wing), terdapat Aileron berfungsi untuk “Rolling” pesawat
miring kiri – kanan dan Flap untuk menambah luas area sayap (
Coefficient Lift ) yang berguna untuk menambah gaya angkat pesawat.
Ekor sayap (Horizontal Stabilazer), terdapat Elevator berfungsi untuk
“Pitching” nose UP – DOWN.
Sirip tegak (Vertical Stabilizer), terdapat Rudder berfungsi untuk
“Yawing” belok kiri – kanan.
Mesin (Engine), berpungsi sebagai Thrust atau gaya dorong yang
menghasilkan kecepatan pesawat.
Roda Pesawat (Landing Gear), berfungsi untuk mendarat (landing) atau
tinggal landas(take-off).
13. Hukum Bernoulli tentang
Aliran dan Tekanan Udara
Pesawat terbang dapat terangkat ke udara karena kelajuan
udara yang melalui sayap pesawat tersebut, berbeda
dengan roket yang terangkat ke atas karena aksi-reaksi
antara gas yang disemburkan roket dengan roket itu
sendiri. Roket menyemburkan gas ke belakang (ke
bawah), sebagai reaksinya gas mendorong roket ke atas.
Jadi roket tetap dapat terangkat ke atas meskipun tidak
ada udara, pesawat terbang tidak dapat terangkat jika
tidak ada udara.Penampang sayap pesawat terbang
mempunyai bagian belakang yang lebih tajam dari pada
bagian depan, dan sisi bagian atas yang lebih melengkung
dari pada sisi bagian bawahnya. Gambar di bawah adalah
bentuk penampang sayap yang disebut dengan aerofoil.
16. Pesawat terbang dirancang sedemikian rupa sehingga hambatan
udaranya sekecil mungkin. Pesawat pada saat terbang akan
menghadapi beberapa hambatan, diantaranya hambatan
udara, hambatan karena berat badan pesawat itu sendiri, dan
hambatan pada saat menabrak awan. Setelah dilakukan
perhitungan dan rancangan yang akurat dan teliti, langkah
selanjutnya adalah pemilihan mesin penggerak pesawat yang
mampu mengangkat dan mendorong badan pesawat.Pada
dasarnya, ada empat buah gaya yang bekerja pada sebuah
pesawat terbang yang sedang mengangkasa.
Berat pesawat yang disebabkan oleh gaya gravitasi bumi.
Gaya angkat yang disebabkan oleh bentuk pesawat.
Gaya ke depan yang disebabkan oleh dorongan mesin / engine
Gaya hambatan yang disebabkan oleh gesekan udara
Jika pesawat hendak bergerak mendatar dengan suatu
percepatan, maka gaya ke depan harus lebih besar daripada gaya
hambatan dan gaya angkat harus sama dengan berat pesawat.
Jika pesawat hendak menambah ketinggian yang tetap, maka
resultan gaya mendatar dan gaya vertikal harus sama dengan
nol. Ini berarti bahwa gaya ke depan sama dengan gaya
hambatan dan gaya angkat sama dengan berat pesawat.
17. Sistem kemudi pesawat terbang
dipergunakan untuk melakukan manuver.
Pada saat pesawat akan berbelok ke arah
kanan maka daun kemudi digerakkan ke arah
kiri, begitu juga saat pesawat akan
bermanuver ke kiri, maka daun kemudi
digerakkan ke arah kiri. Bagian belakang
pesawat terdapat kemudi yang dirancang
secara horizontal dan vertikal.
18. Ekor Pesawat terbang untuk
Manuver
Pesawat bisa terbang ke segala arah, menanti gerak
kemudi pilot. Jika kemudi diputar ke kiri, pesawat
akan banking ke kiri. Demikian pula sebaliknya.
Gerakan ini ditentukan bilah aileron di kedua ujung
sayap utama. Lalu, jika pedal kiri atau kanan
diinjak, pesawat akan bergerak maju ke kiri atau ke
kanan. Dalam hal ini yang bergerak adalah bilah
rudder.Posisinya di belakang sayap tegak (vertical
stabilizer).
Berbeda jika gagang kemudi ditarik atau didorong.
Pesawat akan menanjak atau menukik. Penentu
gerakan ini adalah bilah kemudi elevator yang
terletak di kedua bilah sayap ekor horizontal.
19. Pesawat Terbang dari masa ke masa
Selama lebih dari seabad sejak penerbangan
pertamanya, perkembangan teknologi pesawat
terbang sangat pesat, terutama pada masa
Perang Dunia I dan Perang Dunia II. Semenjak
ditemukannya di awal abad ke-20, konstruksi
pesawat masih menggunakan kayu dan mesin
yang digunakan masih sangat konvensional.
20. Bentuk dan teknis pesawat diperbaiki meskipun
pada umumnya pesawat tersebut masih terbuat
dari kayu. Umumnya pesawat pesawat pada era ini
menggunakan mesin radial sehingga tidak
dilengkapi dengan antifreeze (anti beku) sehingga
mesin pesawat harus dibersihkan dari cairan
baik pelumas ataupun bahan bakar. Muncullah
rancangan rancangan yang dikenal pada zamannya
seperti Triplane (Pesawat dengan sayap bersusun
tiga), Biplane (pesawat dengan sayap bersusun dua).
Ataupun pesawat berukuran raksasa untuk pembom
seperti Ilya Muromet's (Rusia).
Pada generasi ini dikenal pesawat-
pesawat Fokker, Sopwith Camel, Gotha (bomber)
dan lain lain dengan penerbang penerbang seperti
Baron von Richthofen, Manfred von Richthoven
(Jerman) dan lain lain.
21. Pada masa Perang Dunia II, bentuk pesawat mengalami
perubahan yang lebih jauh daripada era sebelumnya.
Perubahan itu diantaranya meliputi, bahan yang
digunakan, desain pesawat, mesin pesawat, cokpit serta
dilengkapi dengan sistem radio bahkan ada yang
dilengkapi radar. perubahan tersebut seiring dengan
perkembangan teknologi pada masa itu misalnya radar
pada sistem pertahanan melengkapi lampu sorot (search
light) yang dapat mencium jejak pesawat lawan pada jarak
yang jauh serta berbagai cuaca dan waktu. Mesin pesawat
yang tidak lagi menggunakan bentuk radial serta
dilengkapi dengan sistem injeksi bahan bakar seperti
Messerschmit yang memungkinkan pesawat dapat
bergerak lebih lincah serta dapat distarter langsung dari
kokpit tanpa bantuan staf darat. Bahkan menjelang akhir
perang mulai diluncurkannya pesawat bermesin jet seperti
Gloster Meteor dan Messerschmitt Me-262. Bahan pesawat
yang terbuat dari metal sekalipun penemuan radar
membuat pesawat tersebut mudah diketahui pihak lawan.
Desain pesawat yang lebih ramping streamline terlebih-
lebih menjelang akhir perang.
22. Pasca Perang Dunia II, perkembangan pesawat
terbang makin pesat lagi, terlebih dikarenakan
telah ditemukannya mesin jet sebagai sumber
tenaga. Di antara pesawat komersial yang
menggunakan mesin jet adalah de Havilland
Comet (Inggris), Boeing 707 (Amerika Serikat)
dan Tupolev Tu 104 (Uni Soviet). Memasuki era
1960an, telah dirancang pesawat berbadan lebar
yang dirancang oleh Boeing dari Amerika
Serikat, yaitu Boeing 747. DI Eropa, telah pula
dirancang pesawat komersial berkecepatan
supersonik, yaitu Concorde (buatan Aerospatiale
Perancis dan British Aerospace Inggris).
25. Memasuki era 1990an dan 2000an, teknologi pada
pesawat sangat pesat, antara lain penggunaan
sistem kemudi fly by wire, teknologi digital pada
kokpit pesawat, dan mesin yang irit bahan bakar.
Seperti Boeing 777, Airbus A330, Airbus A380 dan
Boeing 787. Hal yang sama juga dialami oleh
pesawat tempur. Kini, pesawat tempur dapat
terbang tanpa dideteksi oleh radar. Pesawat ini
dikenal dengan nama pesawat siluman (stealth
airplane), seperti Lockheed F-117
Nighthawk, Northrop B-2 Spirit dan Lockheed F-22
Raptor. Kebanyakan yang mengoperasikan pesawat
siluman adalah Amerika Serikat, dikarenakan
teknologi yang ada pada pesawat siluman sangat
mahal, sehingga tidak banyak negara yang tertarik
mengoperasikannya. Selain itu, persaingan
teknologi dan persaingan bisnis merupakan
penyebab semakin pesatnya perkembangan
teknologi pada pesawat.
26. DAMPAK KEBERADAAN PESAWAT
TERBANG TERHADAP LINGKUNGAN
Dampak keberadaan pesawat terbang terhadap lingkungan sangat banyak, di
antaranya adalah polusi udara maupun polusi suara. Di awal keberadaan
pesawat bertenaga turbojet (seperti pada pesawat tahun 1960an, Boeing
707), mesin bertenaga ini selain menghasilkan kedua polusi di atas, juga boros
bahan bakar. Hal ini pernah dikeluhkan oleh sejumlah masyarakat di Amerika
Serikat dalam kampanye lingkungan hidup di awal tahun 1970an. Tindakan
masyarakat Amerika inilah yang menghambat penjualan pesawat penumpang
supersonik buatan Eropa, yaitu Concorde. Alhasil, Concorde hanya diizinkan
terbang melintasi Samudera Atlantik dalam rute penerbangan Paris-New York
dan London-New York.
Selain polusi udara, pesawat terbang juga menghasilkan polusi suara berupa
kebisingan. Kebisingan ini tentu sangat mengganggu pendengaran manusia
terutama penduduk yang tinggal di sekitar bandara. Hal ini tentu berdampak
pada gangguan pendengaran maupun psikologis bagi manusia. Polusi udara
yang dihasilkan oleh pesawat terbang juga menyebabkan gangguan pernafasan
bagi manusia, meningkatnya kadar CO2 di lapisan udara bumi yang
menyebabkan menipisnya lapisan ozon.
27. Namun, hal ini telah diatasi oleh perkembangan
teknologi di dunia penerbangan, seperti
penggunaan mesin turbofan yang irit bahan
bakar, minim kadar CO2 serta rendah tingkat
kebisingannya. Seperti pada pesawat terbang
buatan tahun 1990an dan tahun 2000an (Boeing
777, Airbus A330, dan Boeing 787).
Kini, seiring dengan perkembangan
teknologi, para insinyur pesawat terbang
berusaha mendesain pesawat yang ramah
lingkungan, irit bahan bakar dan rendah tingkat
kebisingannya. Namun untuk merancang
pesawat ini memerlukan biaya yang cukup tinggi
dan perlu beberapa kali ujicoba agar pesawat
ramah lingkungan ini dapat beroperasi
sebagaimana mestinya.
28. KESIMPULAN
Evolusi yang cepat membuat bentuk pesawat
terbang dapat berubah dari waktu ke waktu. Begitu
juga dengan teknologi yang ada di dalamnya.
Pesawat terbang memiliki banyak teknologi di
dalamnya, yang juga berdampak pada lingkungan
alam. Pesawat terbang dapat menghasilkan
polusi, baik polusi udara maupun polusi suara, yang
berdampak negatif pada lingkungan. Namun, seiring
dengan perkembangan teknologi, kini telah
berkembang teknologi pesawat yang ramah
lingkungan. Hal ini membuat pesawat terbang dapat
beroperasi dengan memperhatikan dampak
lingkungan.