2. APA ITU PANGAN DARURAT ?
Pangan darurat adalah produk pangan yang dapat
langsung dikonsumsi jika terjadi keadaan darurat
serta memenuhi kebutuhan gizi harian.
TUJUAN
Tujuan pemberian pangan darurat adalah untuk
mengurangi timbulnya penyakit atau kematian
diantara pengungsi dengan menyediakan pangan yg
kandungan gizinya sesuai dengan asupan harian
sampai datangnya bantuan pangan yg lebih lengkap
3. SEPERTI APA PANGAN DARURAT DI
INDONESIA
Hingga saat ini perencanaan dan penyediaan pangan
darurat di Indonesia sangat beragam .
Bantuan pangan untuk pengungsi didominasi oleh
produk instan seperti mi. APAKAH HAL INI SUDAH
TEPAT.
Jika dilihat komposisi gizinya maka produk pangan yg
diberikan untuk pengungsi saat ini belum memenuhi
kriteria pangan darurat krn komposisi gizinya belum
seimbang dan tidak mampu memenuhi kebutuhan gizi
harian.
4. Pemberian batuan pangan seperti ini mungkin
tidak masalah jika pengungsi masih memiliki akses
ke pangan lainnya yg jika dikombinasi dapat
memenuhi kebutuhan harian. Sebaliknya jika
pengungsi hanya mengkomsumsi pangan yg
diberikan tanpa ada kombinasi dengan pangan yg
lain maka pemberian pangan darurat yg seperti ini
menjadi tidak tepat.
5. Kriteria mampu memenuhi kebutuhan gizi harian
pengungsi perlu DIPERHATIKAN.
Menurut Zoumas et al (200), distribusi kalori
pangan darurat yang ideal adalah :
1. Protein 10 – 15 %
2. Lemak 35 -45 %
3. Karbohidrat 40 – 50 %
6. Pemberian pangan darurat yg tidak memenuhi
kebutuhan gizi harian berpotensi untuk
menyebabkan masalah Kesehatan pada korban.
7. KRITERIA LAIN DARI PANGAN DARURAT
Dapat dikonsumsi langsung dan mudah
didistribusikan. Semua kriteria ini terutama
menjadi sangat penting jika akses terhadap air
bersih , peralatan masak dan bahan pangan lain
sulit sehingga kelangsungan hidup pengungsi
benar benar tegantungb pada pangan darurat yg
tersedia
8. 5 karakteristik penting untuk pengembangan
pangan darurat yang baik :
1. Bersifat Aman
2. Dapat dikonsumsi ( memiliki patabilitas yg
baik)
3. Mudah didistribusikan
4. Mudah digunakan
5. Memiliki kandungan gizi yg lengkap
9. Panitia Nutrisi International memperkirakan rata –
rata kebutuhan energi perkapita adalah sebesar
2.076 kkal/hari yang dibulatkan menjadi 2.100
kkal/hari (IOM,1995).
Rekomendasi pemenuhan angka kebutuhan gizi
sebanyak 2.100 kkal/ hari harus dilakukan oleh
pangan darurat dengan berat kurang lebih 450 gr
(IOM, 2002)
10. Karakteristik kimia pada pangan darurat yg lebih
spesifik adalah aktifitas air yang dimiliki pangan
tersebut. Aktifitas air yg lebih rendah dari 0,4
dibutuhkan pada pangan darurat untuk
memastikan perlindungan dari degradasi nutrisi
(IOM, 2002).
11. Keadaan darurat dapat digolongkan menjadi 2 sebagai
dasar perancangan pangan darurat :
1. Keadan darurat dimana masih tersedia air dan
sumber energi untuk memasak namun dalam jumlah
yg terbatas.
2. Kondisi dimana korban keadaan darurat tdk
memiliki akses untuk air dan api atau sumber energi
lain yg dapat digunakan untuk memasak.
Nasi instan ditargetkan untuk digunakan pada
keadaan yg pertama.
12. IOM , (2002), Mengemukakan beberapa spesifikasi
untuk pangan darurat :
1. Dapat memenuhi kebutuhan gizi untuk populasi
dengan umur diatas 6 bulan
2. Dapat digunakan sebagai satu satunya sumber
pangan untuk bertahan hidup hingga 15 hari
3. Dapat diterima oleh orang orang dari berbagai
latar belakang suku dan agama
13. 4. Dapat dikonsumsi dalam keadaan bergerak
tanpa preparasi
5. Dapat ditempatkan pada kondisi lingkungan yg
buruk sekurang kurangnya selama 3 tahun tanpa
penambahan biaya seacara signifikan.
6. Dapat didistribusikan dari udara tanpa merusak
produk dan tanpa membahayakan orang yg ada
dibawah.
14. Asusmsi yg digunakan dalam pengembangan
komposisi nutrisi produk pangan darurat
berdasarkan ketetapan Institute of Medicine
adalah air minum disediakan sebagai prioritas
tertinngi dan tersedia bersama dengan produk
pangan darurat.
15. Di Indonesia walaupun pangan darurat belum
tersedia secara komersil , penelitian terkait
pengembangan pangan darurat sendiri
sesungguhnya telah banyak dilakukan. Pangan
darurat yg pernah dicoba produk berupa cookis,
pangan semi basah berbasis daging, dodol, nasi
campur ayam dalam kaleng, sup instan
16. Kelemahan utama dari produk pangan darurat ini
adalah secara psikologis tidak menghilangkan rasa
lapar, karena besarnya ketergantungan
masyarakat kepada nasi (beras). Beberapa
diantaranya masih memiliki kendala teknis seperti
tidak memenuhi kebutuhan gizi harian , umur
simpan terbatas, dan kondisinya tdk siap santap.
17. Alternatif produk pangan darurat berupa nasi lengkap
dengan lauk pauknya yg diproses yg diproses dengan
aplikasi termal (pengalengan) dapat digunakan untuk
membuat pangan darurat yang diterima oleh korban
,unggul dalam hal kemudahan distribusi dan awet yg
relative cukup tinggi. Produk tersedia dalam bentuk
paket yg terdiri dari nasi, lauk dan sayur dan
dilengkapi dengan air minum. Penelitian yg dilakukan
oleh Syamsir et al(2015) menunjukan bahwa produk
ini potensial untuk dikembangkan.Selain krn
teknologinya yg relatif mudah
18. Keunggulan dari paket pangan darurat ini memiliki
umur simpan yg panjang, komposisi gizi yg
lengkap ,citarasa yg disukai dapat langsung
dikonsumsi dan lauknya bisa dibuat bervariasi.