1. Dokumen membahas pentingnya penetapan zonasi resapan dan imbuhan dalam penataan ruang berdasarkan peraturan dan aspek hidrogeologi untuk melindungi sumber daya air tanah.
2. Terdapat beberapa tipologi kawasan berdasarkan fungsi konservasi air tanah yang dapat digunakan sebagai acuan perencanaan ruang, seperti zona perlindungan, pemanfaatan, dan alam karst.
3. Arahan peruntukan dan struktur ru
1. Dr. Ir. Mochamad Wachyudi Memed, MT
• Kabid Geologi Lingkungan PATGTL Badan Geologi – KESDM
• Sekjen Masyarakat Geologi Tata Lingkungan Indonesia (MAGETI)
– Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI)
23 Juni 2020
PENETAPAN ZONASI RESAPAN -
IMBUHAN PADA PENATAAN RUANG
(Untuk Mendukung Penerbitan Permen KESDM tentang Pedoman dan Penetapan
Zona Imbuhan/Resapan)
2. LATAR BELAKANG : KERUSAKAN LINGKUNGAN
zona resapan/imbuhan ,sumur kering (langka air), penurunan muka tanah
(amblesan) dan muka air tanah, intrusi air laut, pencemaran air tanah,
banjir, air bersih jadi mahal.
http://geologylearn.blogspot.
com/2015/12/groundwater-
problems.html
https://www.teachengineering.org/a
ctivities/view/usf_stormwater_lesson01
_activity1
POLUSI
3. GEOLOGI TATA LINGKUNGAN KAWASAN RESAPAN-IMBUHAN
Model aliran air tanah akan dimulai pada daerah resapan airtanah (recharge zone). Air yang
berada di permukaan tanah baik air hujan ataupun air permukaan mengalami proses
penyusupan (infiltrasi) secara gravitasi melalui lubang pori tanah/batuan atau celah/rekahan
pada tanah/batuan. (Lubis, 2006)
Daerah resapan airtanah (Freeze & Cherry dalam Lubis, 2006) :
1) Masuknya air ke zona jenuh air membentuk muka airtanah (water table) dan kearah luahan.
2) Jejaring aliran airtanah (flow net) bergerak menjauhi muka airtanah.
3) Komposisi garam/mineral lebih sedikit dibandingkan daerah luahan
4) Distribusi tumbuh-tumbuhan.
5) Penurunan tekanan air berlawanan dengan daerah luahan mengalami kenaikan tekanan air
Toth, 1963
HIDROGEOLOGI ALIRAN AIR TANAH
4. Fungsi dan Peran
Geologi Tata Lingkungan
Penataan ruang didasarkan pada konservasi air tanah yang diselenggarakan
berlandaskan pada kebijakan strategi pengelolaan air tanah pada kondisi
hidrogeologi setempat.
Kebijakan Geologi Tata Lingkungan dalam penataan ruang
1. Kebijakan Geologi Tata Lingkungan dalam penataan ruang ditujukan sebagai
arahan penerapan konservasi air tanah, pendayagunaan air tanah, yang disusun
dengan memperhatikan kondisi hidrogeologinya.
2. Kebijakan pengelolaan geologi tata lingkungan dalam penataan ruang disusun
dan ditetapkan secara terintegrasi dalam kebijakan pengelolaan sumber daya air.
5. NERACA AIR : UU N0. 26 Thn 2007 Tentang Penataan ruang Psl 33
penetapan neraca penatagunaan sumber daya air, dan neraca penatagunaan sumber daya alam lain.
Neraca air : Input = Output
P = E + R + G + S + I
Q = 0,278 . C . I . A (Metode Rasional)
Q : debit puncak limpasan permukaan (L3/T).
C : angka pengaliran (tanpa dimensi).
A : luas daerah pengaliran (L2).
I : intensitas curah hujan (L/T).
Q = T. I. L
Q= debit airtanah (L3/T)
T= transmisibilitas (L2/T) = K x D
D= tebal akuifer (L)
K= permeabilitas akuifer (L/T)
I= dh/dI = gradient hidraulik
http://water.engr.psu.edu/shen/PAWS/theory.html
BADAN GEOLOGI
K E S D M
SIKLUS HIDROLOGI
ATR/BPN
PUPR
KLHK
6. DIAGRAM ALIR
Data, Informasi, Peta:
- Peta Rupabumi/Citra
- Data, Peta Hidrogeologi
- Data lokasi penyebaran
titik bor air tanah
- Peta potensi air tanah
- Geologi bawah
permukaan
- Data kuantitas
pengambilan air tanah
- Data perubahan muka
air tanah
- Data kualitas air aanah
Data dan
Info
Peta
Cekungan Air
Tanah
Rencana Pola
Ruang
Indikasi program
struktural dan non
struktural konservasi AT
Peta Zona
Konservasi
Air Tanah
Daerah Imbuhan
sbg fungsi lindung
Daerah Lepasan
fungsi budidaya
- Neraca Air
- Banjir
- Air Permukaan
- Kebutuhan Air
(supply – demand)
- Tata Lahan
- Teknologi SPAM
- Sumur Resapan
- Pencemaran
Sintesa
Geologi
Tata
Lingkungan
Ketentuan Pemanfaatan
Air Tanah dlm
Pemanfaatan Ruang
Ketentuan
Pemanfaatan air
Tanah dlm Peraturan
Zonasi
Arahan program
pengelolaan CAT dlm
pemanfaatan ruang
UU26/2007 Tata Ruang
PP26/2008 Tentang RTRWN
UU23/2014 Pemda
UU17/2019 SDA
7. Peraturan Pasal ISI RINGKAS
UU Dasar 1945 Pasal 33 Air
UU23/2014 Tentang
Pemda
Lampiran
HAL.122
a. Penetapan cekungan air tanah.
b. Penetapan zona konservasi air tanah
c. Penetapan kawasan lindung geologi
UU26/ 2007 Tentang
Penataan ruang
Pasal 33
Neraca penatagunaan sumber daya air
UU32/2009 Tentang
Perlindungan dan
Pengelolaan LH
Pasal 14 Tata ruang sbg pencegah
Pasal 20
Baku mutu air
UU17/ 2019
Sumber Daya Air
Pasal 11 menetapkan zona konservasi Air Tanah pada Cekungan Air
Tanah di Wilayah Sungai lintas negara, provinsi,&nasional;
Pasal 26
Konservasi Sumber Daya Air dilaksanakan pada mata Air,
daerah imbuhan Air Tanah, Cekungan Air Tanah, daerah
tangkapan Air,
Permen LH01/2010
pencemaran air
tanah
Pasal 28 larangan air limbah ke tanah dan air tanah
PP18/1999 tentang
pengelolaan Limbah
B3
Pasal 29 Bukan Kawasan lindung
Pasal 34 Kawasan industry
Pasal 36 Harga K=10-7 cm/dt, bukan resapan air
DASAR PERATURAN
8. DASAR PERATURAN
Peraturan Pasal ISI RINGKAS
Pasal 48 Cekungan Air Tanah
PP.26/ 2008
Tentang
RTRWN
Pasal 52
(1) Kawasan yang memberikan perlindungan terhadap kawasan
bawahannya terdiri atas: c. kawasan resapan air
(5) Kawasan lindung geologi terdiri atas: c. kawasan yang memberikan
perlindungan terhadap air tanah
Pasal 53
(3) Kawasan yang memberikan perlindungan terhadap air tanah terdiri atas: a.
kawasan imbuhan air tanah; dan b. sempadan mata air.
Pasal 55
(3) Kawasan resapan air, ditetapkan mempunyai kemampuan tinggi untuk
meresapkan air hujan dan sebagai pengontrol tata air permukaan
Pasal 62
(1) Kawasan imbuhan air tanah :
meluluskan air; lapisan penutup pasir sampai lanau; hidrogeologis menerus
dengan lepasan; MAT tidak tertekan > MAT tertekan.
Pasal 99
(3) Peraturan zonasi kawasan resapan air batas kemampuan menahan limpasan
air hujan; sumur resapan dan/atau waduk pada lahan terbangun, zero delta Q
policy diajukan izinnya.
Pasal 106
(1) zonasi untuk kawasan imbuhan air tanah :
pemanfaatan ruang terbatas, menahan limpasan air hujan; sumur resapan /waduk
pada lahan terbangun, zero delta Q policy .
(2) Peraturan zonasi untuk kawasan sempadan mata air memperhatikan:
a. ruang untuk ruang terbuka hijau; dan b. pelarangan pencemaran mata air
10. Kondisi lainnya dimana pergerakan
airtanah dikendalikan tidak hanya
oleh gravitasi tetapi juga oleh kondisi
topografi dan geologi dapat dilihat
pada wilayah yang berundulasi di
gambar.
POLA RUANG DAN PETA KONSERVASI AIR TANAH
KAWASAN LINDUNG DAN LEPASAN
a. Kawasan resapan/imbuhan air
tanah (recharge areas )
b. Kawasan lindung geologi/air tanah
(protected areas)
c. Kawasan lepasan (discharge
areas)
d. Kawasan mata air (Water spring
areas)
POLA RUANG DAN
HIDROGEOLOGI JAKARTA
POLA RUANG :
HIDROSTRATIGRAFI
11. PENATAAN RUANG
PENAMPANG HIDROGEOLOGI
GEOLOGI TATA LINGKUNGAN KAWASAN RESAPAN-IMBUHAN
DALAM PENATAAN RUANG BERDASARKAN
PETA KONSERVASI AIR TANAH
K o t a
D e s a
Industri
Sumber : Modifikasi dari Wahyu dan PAG
<<< TDS, DHL, Suhu,
HCO3, SO4, Ca,
Na, K, Cl. Isotop H2,O2
>>> TDS, DHL, Suhu, HCO3,
SO4, Ca, Na, K, Cl
Isotop H2,O2
Aliran air tanah dalam
Aliran air
tanah dangkal
Sumur
dangkal
Sumur
dalam
Konstruksi
Sumur dalam
❑ Uji Pompa
❑ Debit
❑ MAT
❑ Dalam
❑ Diameter
❑ Screen
Pemisah Air
DAS 1
DAS 2
HIDROSTRATIGRAFI
Qr =0,278.C.I.A
Q = T. I. L
debit airtanah
(L3/T)
Intrusi
air asin
Non Akuifer
K= Konduktivitas
Hidraulik (L/T)
UU26/2007 Penataan ruang ps. 33 Neraca air : Input = Output
P = E + R + G + S + I
Infiltrasi
Perkolasi
Zona Konservasi Air Tanah
PP.26/ 2008 Tentang RTRWN Ps, 99 & 106 Zonasi
12. PERENCANAAN PENATAAN RUANG
PENENTUAN TIPOLOGI (berdasarkan zona konservasi air tanah)
* Tipe A. Zona perlindungan air tanah (daerah imbuhan)
* Tipe B. Zona Pemanfaatan air tanah (daerah lepasan)
Sub Tipe B1 ; Zona Aman
Sub Tipe B2 ; Zona Rawan
Sub Tipe B3 ; Zona Kritis
Sub Tipe B4 ; Zona Rusak
* Tipe C. Bentang Alam Karst
13. Peruntukan
ruang
Daerah
Imbuhan
(Tipe A)
Zona
Aman
(Tipe B1)
Zona
Rawan
(Tipe B2)
Zona
Kritis
(Tipe B3)
Zona
Rusak
(Tipe B4)
Bentang
Alam
Karst
(Tipe C)
Hutan
Permukiman
Pertanian
Perkebunan
Perikanan
Industri
Pertambangan
Pariwisata
Perdagangan
dan
perkantoran
Contoh Arahan Peruntukkan Ruang Pada Cekungan Air Tanah
(berubah sesuai sikon)
Dibolehkan
Dibolehkan dengan syarat
Tidak dibolehkan
14. Unsur
pembetuk
struktur ruang
Daerah
Imbuhan
(Tipe A)
Zona Aman
(Tipe B1)
Zona Rawan
(Tipe B2)
Zona Kritis
(Tipe B3)
Zona
Rusak
(Tipe B4)
Bentang
Alam
Karst
(Tipe C
Pusat hunian
Jaringan air
bersih
Drainase
Sewerage
Sistem
pembuangan
sampah
Jaringan
transportasi
lokal
Jaringan
telekomunikasi
Jaringan listrik
Jaringan energi
Contoh Arahan Struktur Ruang Pada Cekungan Air Tanah
(berubah sesuai sikon)
Dapat dibangun
Dapat dibangun dengan syarat
Tidak dapat dibangun
15. Tipologi
PERENCANA
AN
CONTOH PEMANFAATAN
RUANG
CONTOH ACUAN PERATURAN ZONASI
A
IMBUHAN Mempertah
ankan
fungsi
lindung air
tanah
• kawasan budidaya
dan infrastruktur
terbatas dengan
mempertahankan
fungsi imbuhan air
tanah
• kawasan perkotaan :
perumahan, tempat
ibadah, pendidikan,
pertahanan dan
keamanan,
perdagangan dan
perkantoran
• Kawasan perdesaan :
perumahan, tempat
ibadah, pendidikan,
pusat desa,
pertanian,
perkebunan,
kehutanan,
perikanan, dan
pariwisata
1) kawasan budidaya dan infrastruktur
penunjangnya dibatasi
2) Tidak diijinkan TPA sampah
3) Diijinkan untuk kegiatan perumahan, baik di
perdesaan maupun perkotaan, serta pusat desa
dengan syarat:
a) (KDB <30, KLB<100)
b) pemukiman dapat mengelompok atau
menyebar
4) pertanian lahan basah, lahan kering, perikanan,
perkebunan, vegetasi yang sesuai lingkungan
5) wisata geo-sosio-kultural-agro-ekokultural
6) Tidak diijinkan industry besar dan pertambangan
7) kawasan kritis dikembalikan pada kondisi dan
fungsi semula secara bertahap
8) air tanah untuk pemenuhan kebutuhan pokok
sehari-hari dengan besaran maksimal
150L/org/hari.
9) membuat sumur resapan/imbuhan untuk
memulihkan kerusakan air tanah dan sesuai
dengan kajian hidrogeologi setempat.
10)Pajak Air Tanah Tinggi utk Industri
11) Dan lain-lain…
ZONASI KAWASAN SENSITIF
16. Tipologi
PERENCAN
AAN
PEMANFA
ATAN
RUANG
CONTOH ACUAN PERATURAN ZONASI
B3
KRITIS
kawasan
budi
Daya
indsutri
Kawasan
budidaya
dan
infrastru
ktur
terbatas
1) Permukiman, perdagangan dan perkantoran (KDB 50 - 70; KLB 100 - 200)
hingga rendah (KDB <50 ; KLB < 100)
2) Industri skala sedang / kecil, supply dengan air permukaan/PDAM
3) Pertanian lahan basah, kering, perikanan, perkebunan wawasan lingkungan.
4) Dewatering basement Gedung tidak boleh
5) Untuk pariwisata tidak boros air, Kolam renang 3R
6) Pertambangan rakyat terbatas menjaga kelestarian lingkungan
7) Air tanah untuk kawasan budidaya bukan industry boros air diijinkan jika
tidak ada sumber air lainnya dan besarannya sesuai rekomendasi teknis
8) Air tanah untuk kebutuhan sehari-hari, maksimal 150L/org/hari.
9) Kawasan kritis, akan dikembalikan pada kondisi dan fungsi semula
10) Dan lain-lain…
B4
RUSAK
Memperta
hankan
fungsi
lindung air
tanah dan
fungsi
pemulihan
air tanah
Kawasan
budidaya
dan
infrastru
ktur
terbatas
1) Kawasan budidaya dan infrastruktur penunjangnya tertentu
2) Industri skala sedang / kecil, supply dengan air permukaan/PDAM
3) Air tanah Tidak Dijinkan untuk kegiatan industri
4) Dewatering basement Gedung tidak boleh
5) Diijinkan untuk kegiatan perumahan, baik di perdesaan maupun perkotaan,
(KDB <30, KLB<100 pemukiman dapat mengelompok atau menyebar
6) Pertanian lahan basah, kering, perikanan, perkebunan, konsep lingkungan
7) Wisata sosio-kultural dan wisata agro-kultural
8) Kawasan kritis dikembalikan pada kondisi dan fungsi semula secara bertahap
9) Air tanah untuk kebutuhan sehari-hari maksimal 150 L/org/hari.
10)Membuat sumur resapan untuk sesuai dengan kajian hidrogeologi setempat.
11)Pajak Air Tanah Tinggi
12) Dan lain-lain…
ZONASI KAWASAN SENSITIF
17. Tipologi
PERENCA
NAAN
CONTOH PEMANFAATAN RUANG CONTOH ACUAN PERATURAN ZONASI
C
KARST
fungsi
kawasan
karst
sebagai
kawasan
lindung
geologi yang
berfungsi
sebagai
pengatur
tata air alami
• Kawasan Bentang Alam
Karst
• kawasan budidaya dan
berbagai infrastruktur
fungsi imbuhan air tanah
• kawasan perkotaan :
perumahan, tempat ibadah,
pendidikan, pertahanan dan
keamanan, perdagangan dan
perkantoran
• Kawasan perdesaan :
perumahan, tempat ibadah,
pendidikan, pusat desa,
pertanian, perkebunan,
kehutanan, perikanan, dan
pariwisata
1) kawasan budidaya dan infrastruktur
tertentu
2) Tidak diijinkan pembangunan Tempat
Pembuangan Akhir (TPA) sampah
3) perumahan, baik di perdesaan maupun
perkotaan, serta pusat desa dengan
syarat tertentu
4) lahan pertanian lahan basah, lahan
kering, perikanan, perkebunan, dengan
kelestarian lingkungan
5) wisata geo - sosio-eko kultural
6) Tidak diijinkan industri dan
pertambangan
7) kawasan tidak konsisten dikembalikan
pada kondisi dan fungsi semula secara
bertahap
8) Dan lain-lain…
ZONASI KAWASAN SENSITIF
18. Bisnis
Indonesia
Sabtu ,
6 Okt 2012
PENUTUP
a) Penerbitan Permen KESDM tentang Resapan/Imbuhan
b) Penerapan zonasi imbuhan-resapan pada penataan ruang
c) Pemetaan kawasan resapan/imbuhan
d) Pembatasan pembangunan di kawasan resapan air/imbuhan air tanah
e) Pembatasan pembangunan di zona rusak, kritis dan rawan air tanah
f) Penerapan Building Coverage Ratio (BCR) yang tepat
g) Pengendalian dan pemantauan sistem aliran air tanah
h) Penerapan imbuhan/resapan buatan
i) Pajak air tanah
j) Gerakan Penghijauan, Hemat air, dan 3 R