SlideShare une entreprise Scribd logo
1  sur  20
MAKALAH
ASBABUL WURUD
Disusun untuk memenuhi tugas kelompok mata kuliah ulumul hadits di UIN
Sunan Gunung Djati Bandung
Dosen : Dr.H. Maslani, M.Ag
Disusun oleh :
Amelia Mutmainnah Yusup (1152100007)
Eva Khusnul.K (1152100017)
Hafidzotul Millah (1152100024)
JURUSAN PENDIDIKAN GURU RAUDHATUL ATHFAL
FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGRI SUNAN GUDUNG DJATI
BANDUNG
2015/2016
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT, atas berkat
rahmat petunjuk dan karunianya sehingga kami dapat menyelesaikan pembuatan
makalah dengan judul “Asbabul Wurud” tepat pada waktunya. Shalawat beserta
salam semoga selalu tercurah limpahkan kepada Nabi Muhammad SAW yang
merupakan inspirator terbesar dalam segala keteladanannya beserta keluarganya,
sahabat, dan para pengikutnya yang setia sampai akhir zaman.
Makalah ini disusun untuk memenuhi salah satu tugas terstruktur mata
kuliah Ulumul Hadits yang mana merupakan salah satu mata kuliah utama yang
sangat penting untuk disampaikan kepada mahasiswa karena ini merupakan tolak
ukur di fakultas Tarbiyah dan Keguruan khususnya jurusan PGRA khususnya
penanaman norma dan bertujuan agar pesan moral yang ingin di sampaikan guru
dapat benar-benar sampai dan di pahami oleh anak-anak untuk bekal
kehidupannya di masa depan.
Kami menyadari bahwa makalah yang sederhana ini jauh dari
kesempurnaan. Karena itu, dengan segala kerendahan hati kami memohon kritik
dan saran yang membangun dari semua pihak, terutama Bapak Dosen selaku
pembimbing mata kuliah ini. Dan penulis berharap semoga makalah ini dapat
bermanfaat bagi kami dan khususnya menambah wawasan bagi para pembaca.
Bandung, 09 Mei 2016
Penyusun
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR............................................................................................ii
DAFTAR ISI.........................................................................................................iii
BAB I.......................................................................................................................1
PENDAHULUAN...................................................................................................1
BAB II.....................................................................................................................3
BAB III..................................................................................................................10
A.Simpulan...................................................................................................................10
B.Saran.........................................................................................................................10
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................11
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sebagai diketahui hadis merupakan sumber utama hukum Islam setelah
Al-Qur'an. Pada hakikatnya ada dua fungsi hadis, pertama hadis berfungsi sebagai
sumber hukum Islam. kedua, hadis juga berfungsi sebagai penjelas (bayyin)
terhadap ayat-ayat al-Qur’an yang bersifat ‘am (umum) ataupun mujmal (global).
Dari ayat Al-qur’an Allah sendiri telah menyuruh kepada Nabi untuk menjelaskan
kepada umatnya mengenai Al-qur’an itu sendiri, yaitu termaktub dalam surat An-
Nahl: 44
“Dan kami turunkan al-Qur’an kepadamu (Muhammad) agar kamu
menjelaskan kapada umat manusia apa yang telah diturunkan untuk mereka, dan
supaya mereka memikirkan.”.
Dari ayat ini dapat kita pahami bahwa penjelas nabi baik itu perkataan,
perbuatan, atau taqrirnya dapat kita fahami sebagai hadist.Apa yang menjadi
pendapat Imam al-Auza’i yang mempunyai kesimpulan bahwa Al-Qur’an
sesungguhnya lebih membutuhkan kepada al-Hadis daripada sebaliknya, saya kira
juga tidak bisa disalahkan, sebab secara tafshili (rinci) Al-Qur’an masih perlu
dijelaskan dengan hadist. 1
Justru pemahaman yang demikian membuat kita lebih memahami akan
fungsi hadis. Untuk memahami hadis secara baik, diperlukan suatu perangkat atau
metodologi. Salah satu alat bantu atau perangkatnya yaitu dengan memahami
asbabul wurud suatu hadis. Dengan mengetahui asbabul wurud suatu hadis, maka
akan timbul pemahaman yang baik terhadap hadis dan tidak terjebak pada
pemahaman yang saklek atau tekstual. Karena itu, dengan memahami ilmu ini
maka akan sangat membantu dalam mengetahui kondisi sosio-historis sebuah
hadis.
1
Said Agil Husin Munawwar dan Abdul Mustaqin.Asbabul Wurud Study Kritis Hadits Nabi.
Yogyakarta: PT. Pustaka Pelajar.2001. Hlm.05
1
Ketika kita mencoba memahami suatu hadis, tidak cukup hanya melihat
teks hadisnya saja, khususnya ketika hadis itu mempunyai asbabul wurud,
melainkan kita harus melihat konteksnya. Dengan lain ungkapan, ketika kita ingin
menggali pesan moral dari suatu hadis, perlu memperhatikan konteks
historitasnya, kepada siapa hadis itu disampaikan Nabi, dalam kondisi sosio-
kultural yang bagaimana Nabi waktu itu menyampaikannya. Tanpa
memperhatikan konteks historisitasnya (sbabul wurud) seseorang akan mengalami
kesulitan dalam menangkap dan memahami makna suatu Hadis, bahkan ia dapat
terperosok ke dalam pemahaman yang keliru. 2
Meskipun demikian, perlu dicatat bahwa tidak semua Hadis mempunyai
asbabul wurud. Sebagian Hadis mempunyai asbabul wurud khusus, tegas dan
jelas, namun sebagian yang lain tidak. Untuk hadist yang tidak mempunyai asbab
tentu pendekatan-pendekatan lain dapat kita gunakan untuk memahami hadist
tersebut. Misal melalui pendekatan sosial, historis, atau bahkan pendekatan secara
psikologi waktu hadist tersebut turun. Makalah ini akan sedikit menjelaskan
tentang ilmu asbabul wurud, mulai dari pengertian, cara mengetahui sebab
munculnya, urgensinya, dan nanti juga akan diberikan sedikit contoh hadis yang
ada asbabul wurudnya.
2
Ibid, hlm. 6
2
B. Rumusan masalah
1. Apa pengertian asbabul wurud ?
2. Mengapa asbabul wurud sangat penting?
3. Bagaimana cara mengetahui asbabul wurud?
C. Maksud dan tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian asbabul wurud.
2. Untuk memahami pentingnya asbabul wurud.
3. Untuk mengetahui sebab munculnya hadist.
.
3
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Asbabul Wurud.
Secara etimologis, “asbabul wurud” merupakan susunan idhafah yang
berasal dari kata asbab dan al-wurud. Kata “asbab” adalah bentuk jamak dari kata
“sabab”. Menurut ahli bahasa diartikan dengan “al-habl” (tali), saluran yang
artinya dijelaskan sebagai segala yang menghubungakan satu benda dengan benda
lainnya.
Sedangkan menurut istilah adalah “Segala sesuatu yang mengantarkan
pada tujuan”. Dan ada juga yang mendifinisikan dengan : suatu jalan menuju
terbentuknya suatu hukum tanpa ada pengaruh apapun dalam hukum itu.
Sedangkan kata Wurud merupakan bentuk isim masdar (kata benda abstrak) dari
warada-yaridu yang berarti datang atau sampai pada sesuatu, atau bisa berarti
sampai, muncul, dan mengalir.3
Dengan demikian, secara sederhana asbabul wurud dapat diartikan sebagai
sebab-sebab datangnya sesuatu. Karena istilah tersebut biasa dipakai dalam
diskursus ilmu hadis, maka asbabul wurud dapat diartikan sebagai sebab-sebab
atau latar belakang (background) munculnya suatu hadis. 4
Sedangkan ilmu
asbabul wurud yaitu ilmu yang menerangkan sebab-sebab Nabi saw menuturkan
sabdanya dan masa-masanya Nabi menuturkan5
.
Dari beberapa pengertian tersebut dapat kita definisikan asbabul wurud
sebagai berikut: “ilmu yang menerangkan sebab-sebab dan masa Nabi Saw
menuturkan sabdanya, atau ilmu yang mengkaji tentang hal-hal yang terjadi di
saat hadits disampaikan, berupa peristiwa atau pertanyaan yang hal ini dapat
membantu untuk menentukan maksud hadits yang bersifat umum atau khusus,
muthlaq atau muqoyyad atau untuk menentukan ada tidaknya nashkh
3
Munzier Suparta.Ilmu Hadits.Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.2008.hlm. 38-.39
4
Said Agil Husin Munawwar dan Abdul Mustaqin. Asbabul Wurud Study Kritis Hadits
Nabi.Yogyakarta: PT. Pustaka Pelajar.2001. hlm. 7
5
Muhammad Ahmad dan M.Mudzakir.Ulumul Hadis.Bandung: CV Pustaka Setia.2000. hlm. 63
3
(penghapusan) dalam suatu hadits atau yang semisal dengan itu” sebenarnya
pengetahuan tentang asbabul wurud bukanlah ghayah (tujuan) namun sebagi
sarana (washilah) untuk memperoleh ketepatan makna dalam memahami pesan
atau maksud suatu hadis.
Ilmu asbab wurud Al Hadis berkaitan erat sekali dengan ilmu Tawarikh al
Matn. Akan tetapi, titik berat pembahasan asbab wurud pada latar belakang dan
sebab munculnya hadis. Sedangkan tawarikh al Matn menitik beratkan pada
kapan atau di waktu apa hadis tersebut diwurudkan.
4
B. Urgensi Asbabul wurud Hadis
Asbabul wurud mempunyai peranan yang sangat penting dalam rangka
memahami suatu hadis. Sebab biasanya hadis yang disampaikan oleh Nabi
bersifat kasuistik, kultural, bahkan temporal. Oleh karenanya, memperhatikan
konteks historisitas munculnya hadis sangat penting, karena paling tidak akan
menghindarkan kesalah pahaman dalam menangkap maksud suatu hadis
sedemikian rupa, sehingga kita tidak terjebak pada teksnya saja, sementara
konteksnya kita abaikan atau kita ketepikan sama sekali. Urgensi mengetahui
asbabul Wurud antara lain :
1. Untuk menolong memahami dan menafsirkan al Hadis
2. Untuk mengetahui hikmah-hikmah ketetapan syariat (hukum)
3. Untuk menentukan adanya takhsish terhadap suatu hadis yang ‘am6
.
Berikut ini adalah beberapa fungsi dari asbab al-wurud yang ada contoh
hadisnya, yaitu:
1. Menentukan adanya takhshish hadits yang bersifat umum.
Contoh dari fungsi asbab al-wurud sebagai takhsis terhadap sesuatu yang
masih bersifat umum dan juga menjelaskan ‘illah (sebab-sebab) ditetapkannya
suatu hukum, misalnya hadits:
Artinya: Sholat orang yang sambil duduk setengah pahalanya dari orang
yang yang sholatnya berdiri. (HR. Ahmad).
Asbab al-wurud dari hadits di atas adalah ketika penduduk Mandinah
sedang terjangkit suatu wabah penyakit. Kebanyakan para sahabat melakukan
shalat sunnah sambil duduk. Ketika itu Rasulullah datang menjenguk dan
mengetahui bahwa para sahabat suka melakukan shalat sunnah sambil duduk
walaupun dalam keadaan sehat. Kemudian Rasulullah bersabda sebagaimana
hadits di atas. Mendengarkan sabda Rasulullah para sahabat yang tidak sakit
kemudian shalat sunnah dalam berdiri. Dari asbab al-wurud tersebut maka dapat
dipahami bahwa kata “shalat” (yang masih bersifat umum pada hadis tersebut)
adalah sahalat sunnah (khusus).
6
Fatchur Rahman.Ikhtishar Mushthalahul Hadis.Bandung : Al Ma’arif.1974. hlm. 327.
5
Dan dari penjelasan tersebut dapat dipahami pula bahwa boleh melakukan
shalat sunnah dalam keadaan duduk namun hanya akan mendapatkan pahala
setengah apabila dalam keadaan sehat. Tetapi apabila dalam keadaan sakit dan
melakukan shalat dalam keadaan duduk maka akan mendapatkan pahala penuh.
Hal ini merupakan penjelasan dari sebab-sebab ditetapkannya suatu hukum shalat
sunnah sambil sambil duduk. 7
Dengan demikian, apabila seseorang memang tidak mampu melakukan
shalat sambil berdiri -mungkin karena sakit, baik shalat fardhu atau shalat sunnat,
lalu ia memilih shalat dengan duduk, maka ia tidak termasuk orang yang disebut-
sebut dalam hadis tersebut. Maka pahala orang itu tetap penuh bukan separoh,
sebab ia termasuk golongan orang yang memang boleh melakukan rukhshah atau
keringanan syari’at.
2. Membatasi pengertian hadits yang masih mutlaq.
Contoh dari asbab al-wurud yang berfungsi sebagai pembatasan terhadap
pengertian mutlaq sebagaimana hadits berikut:
Artinya: Rasulullah bersabda: barang siapa melakukan suatu sunnah
hasanah (tradisi atau prilaku yang baik) dalam Islam, lalu sunnah itu diamalkan
oleh orang-orang sesudahnya, maka ia akan mendapatkan pahalanya seperti
pahala yang mereka lakukan, tanpa mengurangi pahala mereka sedikit pun.
Demikian pula sebaliknya, barang siapa yang melakukan suatu sunnah
sayyi’ah (tradisi atau perilaku yang buruk) lalu diikuti orang-orang sesudahnya,
maka ia akan ikut mendapatkan dosa mereka, tanpa mengurangi sedikit pun dosa
yang mereka peroleh. Asbab al-wurud hadits tersebut adalah ketika Rasulullah
bersama-sama sahabat, tiba-tiba datanglah sekelompok orang yang kelihatan
sangat susah dan kumuh.
Ternyata mereka adalah orang-orang miskin, meliahat hal demikian
Rasulullah merasa iba kepada mereka. Setelah shalat berjama’ah Rasulullah
berpidato yang menganjurkan untuk berinfak. Mendengar hal tersebut seorang
sahabat keluar dan membawa sekantong makanan untuk orang-orang miskin
7
Mudasir.Ilmu Hadis. Bandung :Pustaka Setia.2010.hlm 55-56
6
tersebut. Melihat hal tersebut maka Rasulullah bersabda sebagaimana hadits di
atas. Dari asbabul wurud tersebut, as-Suyuthi menyimpulkan bahwa yang
dimaksud sunnah dalam hadis tersebut adalah sunnah yang baik. 8
3. Mentafshil (merinci) hadits yang masih bersifat global (umum).
Contohnya adalah hadist berikut ini:
Artinya:“Sesungguhnya Allah SWT memiliki para malaikat di bumi, yang
dapat berbicara melalui mulut manusia mengenai kebaikan dan keburukan
seseorang.” (HR. Hakim). Dalam memahami Hadits tersebut, ternyata para
sahabat merasa kesulitan, maka mereka bertanya: Ya Rasul !, Bagaimana hal itu
dapat terjadi? Maka Nabi SAW menjelaskan lewat sabdanya yang lain
sebagaimana Hadits yang diriwayatkan oleh Anas bin Malik.
Suatu ketika Nabi SAW bertemu dengan rombongan yang membawa
jenazah. Para sahabat kemudian memberikan pujian terhadap jenazah tersebut,
seraya berkata: “Jenazah itu baik”. Mendengar pujian tersebut, maka Nabi
berkata: “wajabat” (pasti masuk surga) tiga kali. Kemudian Nabi SAW bertemu
lagi dengan rombongan yang membawa jenazah lain. Ternyata para sahabat
mencelanya, seraya berkata: “Dia itu orang jahat”. Mendengar pernyataan itu,
maka Nabi berkata: “wajabat”. (pasti masuk neraka).
Ketika mendengar komentar Nabi SAW yang demikian, maka para
sahabat bertanya: “Ya rasul !, mengapa terhadap jenazah pertama engkau ikut
memuji, sedangkan terhadap jenazah kedua tuan ikut mencelanya. Engkau
katakan kepada kedua jenazah tersebut: “wajabat” sampai tiga kali. Nabi
menjawab: ia benar. Lalu Nabi berkata kepada Abu Bakar, wahai Abu Bakar
sesungguhnya Allah SWT memiliki para malaikat di bumi. Melalui mulut
merekalah, malaikat akan menyatakan tentang kebaikan dan keburukan seseorang.
(HR. Al-Hakim dan AlBaihaqi).
8
Said Agil Husin Munawwar dan Abdul Mustaqin.Asbabul Wurud Study Kritis Hadits
Nabi.Yogyakarta: PT. Pustaka Pelajar.2001. hlm. 13-16
7
Dengan demikian, yang dimaksud dengan para malaikat Allah di bumi
yang menceritakan tentang kebaikan keburukan seseorang adalah para sahabat
atau orang-orang yang mengatakan bahwa jenazah ini baik dan jenzah itu jahat.9
4. Menentukan ada atau tidaknya nasikh-mansukh dalam suatu hadits.
Contoh asbab al-wurud yang berfungsi untuk menentukan adanya suatu nasikh
mansukh sebagaimana hadits berikut:
Hadis pertama:
Artinya: Batal puasa bagi orang yang membekam dan yang dibekam
Hadits kedua:
Artinya: Rasulullah bersabda: Tidak batal puasa orang yang muntah, orang
yang bermimpi kemudian keluar sperma dan orang yang berbekam.
Kedua hadits tersebut tampak saling bertentangan, yang pertama menyatakan
bahwa orang yang membekam dan dibekam sama-sama batal puasanya.
Sedangkan hadits kedua menyatakan sebaliknya. Menurut Imam Syafi’i dan Imam
Ibn Hazm, hadits pertama sudah di-nasikh (dihapus) dengan hadits kedua. Karena
hadits pertama lebih awal datangnya dari hadits kedua. 10
5. Menjelaskan ‘illah (sebab-sebab) ditetapkannya suatu hukum
Contoh hadis tentang khomr yang awalnya boleh untuk di minum, kemudian
datang lagi hadist yang menjelaskan bahwa minum khomer tidak dianjurkan.
Setelah itu datang lagi hadis yang menjelaskan bahwa minum khomer itu haram.
Asbabul wurud nya karena ada seorang imam yang mabuk saat berjamaah,
sehingga menyebabkan semua bacaannya salah dan sholatnya jadi tidak sah.
6. Menjelaskan maksud suatu hadis yang masih musykil. (sulit dipahami atau
janggal).
9
M. Hasbi Ash-Shiddieqy. Sejarah dan Pengantar Ilmu Hadis. Semarang: Pustaka Rizki Putra.
2013.hlm.121
10
Ibid.,hlm.122
8
Contoh asbab al-wurud yang menjelaskan maksud hadits yang masih musykil
(sulit dipahami atau janggal) adalah sebagaimana hadits berikut:
Artinya: Barang siapa yang menyerupai suatu kaum maka termasuk
golongan mereka.
Asbab al-wurud dari hadits ini adalah ketika dalam peperangan umat Islam
dengan kaum kafir, Rasulullah kesulitan membedakan mereka mana yang teman
dan mana yang lawan. Kemudian Rasulullah menginstruksikan kepada pasukan
umat Islam agar memakai kode tertentu agar berbeda dengan musuh. Dan yang
masih menggunakan kode seperti musuh akan kena panah kaum pasukan Islam.
9
C. Macam-macam dan Cara Mengetahui Asbabul Wurud Hadis
Cara mengetahui sebab-sebab lahirnya suatu hadis itu hanya dengan jalan
riwayat saja. Karena tidak ada jalan bagi logika. 11
Artinya, untuk memahami hadis
atau untuk mengetahui sebab munculnya tidak bisa dengan logika apalagi
mengirangira. Jadi seseorang harus menelusuri sejarah munculnya hadis tersebut,
peristiwa apa yang melatarbelakangi, sebab munculnya hadis tersebut. Cara
mengetahui asbab dari suatu hadis adalah :
1. Asbab sudah tercantum dalam rangkaian hadis tersebut.
2. Asbab dari suatu hadis tersebut terdapat dalam hadis yang lain.
3. Asbab dari suatu hadis itu adalah informasi atau ahwal dari para sahabat
yang mengetahui munculnya hadis tersebut.
Menurut imam As-Suyuthi asbabul wurud itu dapat dikategorikan menjadi
tiga macam, yaitu:
1) Sebab yang berupa ayat al-Qur’an.
Artinya di sini ayat al-Qur’an itu menjadi penyebab Nabi SAW.
Mengeluarkan sabdanya. Contohnya antara lain :
“orang-orang yang beriman, dan mereka tidak mencampur adukkan iman
mereka dengan kedzaliman, mereka itulah orang-orang yang mendapat keamanan
dan mereka itu orang-orang yang mendapatkan petunjuk” (Q.S. Al-An’am: 82)
Ketika itu sebagian sahabat memahami kata “azh-zhulmu” dengan
pengertian al jaur yang berarti berbuat aniaya atau melanggar aturan. Nabi SAW.
Kemudian memberikan penjelasan bahwa yang dimaksud “azh-zhulmu” dalam
firman tersebut adalah asy-syirku yakni perbuatan syirik, sebagaimana yan g
disebutkan dalam surat al-Luqman: 13
“sesungguhnya syirik itu merupakan kezhaliman yang besar.”
11
Fatchur Rahman.Ikhtisar Mushthalahul Hadits.Bandung: Al Ma’arif.1974.hlm. 327.
10
2) Sebab yang berupa Hadis
Artinya pada waktu itu terdapat suatu Hadis, namun sebagian sahabat
merasa kesulitan memahaminya, maka kemudian muncul Hadis lain yang
memberikan penjelasan terhadap Hadis tersebut. Contoh adalah Hadis yang
berbunyi:
“sesungguhnya Allah SWT memiliki para malaikat di bumi, yang dapat
berbicara melalui mulut manusia mengenai kebaikan dan keburukan seseorang.”
(HR. Hakim)12
Dalam memahami Hadis tersebut, ternyata para sahabat merasa kesulitan,
maka mereka bertanya: Ya rasul !, bagaimana hal itu dapat terjadi? Maka Nabi
SAW menjelaskan lewat sabdanya yang lain sebagaimana Hadis yang
diriwayatkan oleh Anas bin Malik. Suatu ketika Nabi SAW bertemu dengan
rombongan yang membawa jenazah. Para sahabat kemudian memberikan pujian
terhadap jenazah tersebut, seraya berkata: “Jenazah itu baik”. Mendengar pujian
tersebut, maka Nabi berkata: “wajabat” (pasti masuk surga) tiga kali. Kemudian
Nabi SAW bertemu lagi dengan rombongan yang membawa jenazah lain.
Ternyata para sahabat mencelanya, seraya berkata: “Dia itu orang jahat”.
Mendengar pernyataan itu, maka Nabi berkata: “wajabat”. (pasti masuk neraka).
Ketika mendengar komentar Nabi SAW yang demikian, maka para sahabat
bertanya: “Ya rasul !, mengapa terhadap jenazah pertama engkau ikut memuji,
sedangkan terhadap jenazah kedua tuan ikut mencelanya. Engkau katakan kepada
kedua jenazah tersebut: “wajabat” sampai tiga kali. Nabi menjawab: ia benar.
Lalu Nabi berkata kepada Abu Bakar, wahai Abu Bakar sesungguhnya
Allah SWT memiliki para malaikat di bumi. Melalui mulut merekalah, malaikat
akan menyatakan tentang kebaikan dan keburukan seseorang. (HR. al-Hakim dan
alBaihaqi).13
12
M.Agus Solahudin dan Agus Suyadi. Ulumul Hadis. Bandung : Pustaka Setia. 2013.hlm.121
13
Endang Soetari. Ilmu Hadits Kajian Riwayah dan Dirayah. Bandung: Mimbar
Pustaka.2005.hlm.212
11
Dengan demikian, yang dimaksud dengan para malaikat Allah di bumi
yang menceritakan tentang kebaikan keburukan seseorang adalah para sahabat
atau orang-orang yang mengatakan bahwa jenazah ini baik dan jenzah itu jahat.
3) Sebab yang berupa perkaitan
Yang berkaitan dengan para pendengar dikalangan sahabat sebagai contoh
adalah persoalan yang berkaitan dengan sahabat Syuraid Bin Suwaid ats-Tsaqafi.
Pada waktu Fath makkah (pembukaan kota makkah) beliau pernah datang kepada
nabi SAW seraya berkata: “Saya Bernazar Akan Shalat Dibaitul Maqdis”.
Mendengar pernyataan sahabat tersebut, lalu Nabi berssabda: “Shalat Di Sini,
yakni masjidil haram itu lebih utama”. Nabi SAW lalu bersabda: “Demi Dzat
yang Jiwaku Berada dalam kekuasaan-Nya, seandainya kamu shalat disini (Masjid
Al-Haram Makkah), maka sudah mencukupi bagimu untuk memnuhi nazarmu”.
Kemudian Nabi SAW, bersabda lagi: “Shalat Dimasjid Ini, Yaitu Masjid Al-
Haram Itu Lebih Lebih Utama Dari Pada 100.000 Kali Shalat Di Selain Masjid
Al-Haram”. (H.R. Abdurrazzaq Dalam Kitab Al-Mushannafnya)14
Contoh-contoh Hadis yang Memiliki Asbabul wurud Sebagaimana telah
kita pahami bahwa sebagian hadis Nabi dikemukakan oleh Nabi tanpa didahului
oleh sebab tertentu dan sebagian lagi didahului oleh sebab tertentu. Bentuk sebab
tertentu yang menjadi latar belakang terjadinya hadis itu dapat berupa peristiwa
secara khusus dan dapat pula berupa suasana atau keadaan yang bersifat umum. 15
Selain sedikit contoh yang telah dipaparkn di atas, di bawah ini akan
diberikan beberapa contoh lagi mengenai hadis dan sebab wurudnya.
Hadits 1:
“ Kalian lebih tahu urusan dunia kalian” ( HR. Muslim )
Sebagian orang menjadikan hadits ini sebagai alasan untuk lari dari hukum
– hukum syariat yang berkaiatan dengan masalah ekonomi, hukum politik dan
yang semisalnya dengan alasan ( sebagaimana anggapan mereka yang salah ),
14
Said Agil Husin Munawwar dan Abdul Mustaqin.Asbabul Wurud Study Kritis Hadits Nabi
.Yogyakarta: PT. Pustaka Pelajar.2001.hlm.9-12
15
Syuhudi Ismail.Hadis Nabi yang Tekstual dan Kontekstual.Jakarta: PT. Bulan
Bintang.1994.hlm. 49
12
bahwa itu adalah urusan dunia, dan untuk urusan dunia ini Rasulullah telah
menyerahkan kepada kami, apakah betul ini yang dimaksud oleh hadis tersebut?
sama sekali tidak, dalam nash Al-Qur’an dan As-Sunnah terdapat hal-hal yang
mengatur urusan muamalah seperti jual-beli, serikat dagang, sewa menyewa,
hutang piutang, pegadaian dan lain sebagainya.16
Hadits 2:
Sebagai ilustrasi mengenai fungsi asbabul wurud hadis untuk menentukan
adanya takhsish terhadap suatu hadis yang ‘am, misalnya hadis yang berbunyi:
“shalat orang yang sambil duduk pahalanya separoh dari orang yang sholat
sambil berdiri.” (H.R. Ahmad)
Pengertian “shalat” dalam hadis tersebut masih bersifat umum. Artinya
dapat berarti shalat fardhu dan sunnat. Jika ditelusuri melalui asbabul wurudnya,
maka akan dapat dipahami bahwa yang dimaksud “shalat” dalam hadis itu adalah
shalat sunnat, bukan shalat fardhu. Inilah yang dimaksud dengan takhshish, yaitu
menentukan kekhususan suatu hadis yang bersifat umum, dengan memperhatikan
konteks asbabul wurud.
Asbabul wurud hadis tersebut adalah bahwa ketika itu dimadinah dan
penduduknya sedang terjangkit suatu wabah penyakit. Maka kebanyakan para
sahabat lalu melakukan shalat sunnah sambil duduk. Pada waktu itu, nabi
kebetulan datang dan tahu bahwa mereka suka melakukan shalat sunnat tersebut
sambil duduk. Maka nabi kemudian bersabda :” shalat orang yang sambil duduk
pahalanya separuh dari orang yang shalat dengan berdiri”. 17
Mendengar pernyataan nabi tersebut, akhirnya para sahabat yang tidak
sakit memilih shalat sunnat sambil berdiri. Dari penjelasan asbabul wurud
tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud dengan “shalat” dalam
hadis itu adalah shalat sunnat. Pengertiannya adalah bahwa bagi orang yang
16
Muhammad ahmad dan M.Mudzakir.Ulumul Hadis. Bandung : Pustaka
setia.2000.hlm.63-64
17
Munzier suparta.Ilmu Hadis. Jakarta : Raja Grafindo Persada.2006.hlm. 40
13
sesungguhnya mampu melakukan shalat sunnah sambil duduk, maka ia akan
mendapat pahala separoh dari orang shalat sunnat dengan beridiri.
Dengan demikian, apabila seseorang memang tidak mampu melakukan
shalat sambil berdiri -mungkin karena sakit-, baik shalat fardhu atau shalat sunnat,
lalu ia memilih shalat dengan duduk, maka ia tidak termasuk orang yang disebut-
sebut dalam hadis tersebut. Maka pahala orang itu tetap penuh bukan separoh,
sebab ia termasuk golongan orang yang memang boleh melakukan rukhshah atau
keringanan syari’at.
14
BAB III
PENUTUP
A. Simpulan
Berdasarkan pembahasan tentang kajian Asbabul Wurud, maka dapat
disimpulakan bahwa :
1) Asbabul warud al-hadis merupakan konteks historisitas yang melatar
belakangi munculnya suatu hadis. Ia dapat berupa peristiwa atau
pertanyaan yang terjadi pada saat hadis itu di sampaikan nabi SAW.
Dengan lain ungkapan, asbabul wurud adalah faktor-faktor yang melatar
belakangi munculnya suatu hadis.
2) Urgensi mengetahui asbabul Wurud antara lain :
Untuk menolong memahami dan menafsirkan al Hadis,Untuk mengetahui
hikmah-hikmah ketetapan syariat (hukum),Untuk menentukan adanya
takhsish terhadap suatu hadis yang ‘am
3) Cara mengetahui asbab dari suatu hadis adalah :
Asbab sudah tercantum dalam rangkaian hadis tersebut,asbab dari suatu
hadis tersebut terdapat dalam hadis yang lain,asbab dari suatu hadis itu
adalah informasi atau ahwal dari para sahabat yang mengetahui munculnya
hadis tersebut.
B. Saran
Untuk memahami suatu hadist diperlukan cara atau alat untuk memahami
nya yaitu dengan Asbabul wurud. Sebagai salah satu disiplin ilmu dalam studi
hadis, asbabul wurud mempunyai peranan yang sangat signifikan dalam rangka
memahami maksud suatu hadis secara lebih baik. Pemahaman yang mengabaikan
asbabul wurud, cenderung dapat terjebak kepada arti tekstual saja dan bahkan
dapat membawa pemahaman yang keliru.dengan Asbabul wurud kita dapat
mengasah pemikiran kita,agar mampu berfikir secara ilmiah.
10
DAFTAR PUSTAKA
Ahmad, Muhammad .2000. Ulumul Hadis. Bandung : Pustaka Setia.
Ash-shiddieqy, M. Hasbi. 2013. Sejarah dan Pengantar Ilmu Hadits.
Semarang: Pustaka Rizki Putra.
Ismail , Syuhudi.1994. Hadis Nabi yang Tekstual dan Kontekstual: Telaah
Ma'ani alHadits Tentang Ajaran Islam yang Universal, Temporal, dan Lokal .
Jakarta: PT. Bulan Bintang.
Mudasir.2010.Ilmu Hadis.Bandung: CV.Pustaka Setia
Munawwar, Said Agil Husin dan Abdul Mustaqim. 2001.Asbabul wurud
Studi kritis Hadis Nabi Pendekatan Sosio-Historis-Kontekstual. Yogyakarta:
Pustaka Pelajar.
Rahman, Fatchur. 1974.Ikhtishar Mushthalahul Hadis. Bandung : Al
Ma’arif.
Sahrani, Sohari.2010.Ulumul Hadits.Bogor : Ghalia Indonesia
Soetari, Endang.2005. Ilmu Hadits: Kajian Riwayah dan
Dirayah.Bandung: Mimbar Pustaka.
Solahudin,Agus & agus suyadi.2013.Ulumul Hadis.Bandung: CV. Pustaka
Setia
Suparta, Munzier. 2008.Ilmu Hadis. Jakarta: Raja Grafindo.
Wijaya , Suwarta, dkk.2006. Asbabul Wurud. Jakarta: Kalam Mulia
11

Contenu connexe

Tendances

Tugas pembuatan makalah studi al qur’an
Tugas pembuatan makalah studi al qur’anTugas pembuatan makalah studi al qur’an
Tugas pembuatan makalah studi al qur’anNur Alfiyatur Rochmah
 
Makalah Muhkam Mutasyabih
Makalah Muhkam MutasyabihMakalah Muhkam Mutasyabih
Makalah Muhkam Mutasyabihazzaazza50746
 
TAFSIR BIL MA’TSUR, TAFSIR BIR RA’YI DAN TAFSIR ISYARI
TAFSIR BIL MA’TSUR, TAFSIR BIR RA’YI DAN TAFSIR ISYARITAFSIR BIL MA’TSUR, TAFSIR BIR RA’YI DAN TAFSIR ISYARI
TAFSIR BIL MA’TSUR, TAFSIR BIR RA’YI DAN TAFSIR ISYARIarfian kurniawan
 
Makalah hadist dan ulumul hadist
Makalah hadist dan ulumul hadistMakalah hadist dan ulumul hadist
Makalah hadist dan ulumul hadistNur Afifah
 
Tafsir ayat shalat jum’at
Tafsir ayat shalat jum’atTafsir ayat shalat jum’at
Tafsir ayat shalat jum’atMuhammad Jamhuri
 
Perbedaan antara Al-Qur'an, Hadis Qudsi, dan Hadis Nabawi
Perbedaan antara Al-Qur'an, Hadis Qudsi, dan Hadis NabawiPerbedaan antara Al-Qur'an, Hadis Qudsi, dan Hadis Nabawi
Perbedaan antara Al-Qur'an, Hadis Qudsi, dan Hadis NabawiFaatihah Abwabarrizqi
 
MATERI QUR'AN HADITS KELAS X MADRASAH ALIYAH
MATERI QUR'AN HADITS KELAS X MADRASAH ALIYAHMATERI QUR'AN HADITS KELAS X MADRASAH ALIYAH
MATERI QUR'AN HADITS KELAS X MADRASAH ALIYAHMahrum Assyafa'ah
 
Kedudukan dan Fungsi Hadits
Kedudukan dan Fungsi HaditsKedudukan dan Fungsi Hadits
Kedudukan dan Fungsi HaditsFakhri Cool
 
Ulumul Qur'an (2)
Ulumul Qur'an (2)Ulumul Qur'an (2)
Ulumul Qur'an (2)Ibnu Ahmad
 
Makalah pengertian hadits sunah.khabar dan atsar serta unsurnya
Makalah pengertian hadits sunah.khabar dan atsar serta unsurnyaMakalah pengertian hadits sunah.khabar dan atsar serta unsurnya
Makalah pengertian hadits sunah.khabar dan atsar serta unsurnyaRobet Saputra
 
PPT Manthuq dan Mafhum
PPT Manthuq dan MafhumPPT Manthuq dan Mafhum
PPT Manthuq dan Mafhumrismariszki
 
Hadits Dhoif (kriteria & macam-macam)
Hadits Dhoif (kriteria & macam-macam)Hadits Dhoif (kriteria & macam-macam)
Hadits Dhoif (kriteria & macam-macam)Rian Ramdani
 
Kerusakan Dunia: Penyebab dan Solusinya
Kerusakan Dunia: Penyebab dan SolusinyaKerusakan Dunia: Penyebab dan Solusinya
Kerusakan Dunia: Penyebab dan SolusinyaErwin Wahyu
 

Tendances (20)

Tugas pembuatan makalah studi al qur’an
Tugas pembuatan makalah studi al qur’anTugas pembuatan makalah studi al qur’an
Tugas pembuatan makalah studi al qur’an
 
Makalah Muhkam Mutasyabih
Makalah Muhkam MutasyabihMakalah Muhkam Mutasyabih
Makalah Muhkam Mutasyabih
 
TAFSIR BIL MA’TSUR, TAFSIR BIR RA’YI DAN TAFSIR ISYARI
TAFSIR BIL MA’TSUR, TAFSIR BIR RA’YI DAN TAFSIR ISYARITAFSIR BIL MA’TSUR, TAFSIR BIR RA’YI DAN TAFSIR ISYARI
TAFSIR BIL MA’TSUR, TAFSIR BIR RA’YI DAN TAFSIR ISYARI
 
Ppt ulumul qur'an
Ppt ulumul qur'anPpt ulumul qur'an
Ppt ulumul qur'an
 
Makalah hadist dan ulumul hadist
Makalah hadist dan ulumul hadistMakalah hadist dan ulumul hadist
Makalah hadist dan ulumul hadist
 
Tafsir ayat shalat jum’at
Tafsir ayat shalat jum’atTafsir ayat shalat jum’at
Tafsir ayat shalat jum’at
 
Metodologi tafsir
Metodologi tafsirMetodologi tafsir
Metodologi tafsir
 
Perbedaan antara Al-Qur'an, Hadis Qudsi, dan Hadis Nabawi
Perbedaan antara Al-Qur'an, Hadis Qudsi, dan Hadis NabawiPerbedaan antara Al-Qur'an, Hadis Qudsi, dan Hadis Nabawi
Perbedaan antara Al-Qur'an, Hadis Qudsi, dan Hadis Nabawi
 
Keotentikan al qur'an
Keotentikan al qur'anKeotentikan al qur'an
Keotentikan al qur'an
 
MATERI QUR'AN HADITS KELAS X MADRASAH ALIYAH
MATERI QUR'AN HADITS KELAS X MADRASAH ALIYAHMATERI QUR'AN HADITS KELAS X MADRASAH ALIYAH
MATERI QUR'AN HADITS KELAS X MADRASAH ALIYAH
 
Asbabun nuzul
Asbabun nuzulAsbabun nuzul
Asbabun nuzul
 
Kedudukan dan Fungsi Hadits
Kedudukan dan Fungsi HaditsKedudukan dan Fungsi Hadits
Kedudukan dan Fungsi Hadits
 
PPT Sholat Sunnah
PPT Sholat SunnahPPT Sholat Sunnah
PPT Sholat Sunnah
 
Ulumul Qur'an (2)
Ulumul Qur'an (2)Ulumul Qur'an (2)
Ulumul Qur'an (2)
 
Studi al qur'an
Studi al qur'anStudi al qur'an
Studi al qur'an
 
Makalah pengertian hadits sunah.khabar dan atsar serta unsurnya
Makalah pengertian hadits sunah.khabar dan atsar serta unsurnyaMakalah pengertian hadits sunah.khabar dan atsar serta unsurnya
Makalah pengertian hadits sunah.khabar dan atsar serta unsurnya
 
PPT Manthuq dan Mafhum
PPT Manthuq dan MafhumPPT Manthuq dan Mafhum
PPT Manthuq dan Mafhum
 
Ppt ulumul quran
Ppt ulumul quranPpt ulumul quran
Ppt ulumul quran
 
Hadits Dhoif (kriteria & macam-macam)
Hadits Dhoif (kriteria & macam-macam)Hadits Dhoif (kriteria & macam-macam)
Hadits Dhoif (kriteria & macam-macam)
 
Kerusakan Dunia: Penyebab dan Solusinya
Kerusakan Dunia: Penyebab dan SolusinyaKerusakan Dunia: Penyebab dan Solusinya
Kerusakan Dunia: Penyebab dan Solusinya
 

Similaire à Asbabul wurud

Metode Memahami Hadits
Metode Memahami Hadits Metode Memahami Hadits
Metode Memahami Hadits arfa07
 
Contoh modul pai, sk,kd,id dan lks
Contoh modul pai, sk,kd,id dan lksContoh modul pai, sk,kd,id dan lks
Contoh modul pai, sk,kd,id dan lksAkram Atjeh
 
MAKALAH ILMU HADIS KEL.1.Asmida Namoradocx
MAKALAH ILMU HADIS KEL.1.Asmida NamoradocxMAKALAH ILMU HADIS KEL.1.Asmida Namoradocx
MAKALAH ILMU HADIS KEL.1.Asmida NamoradocxAsmidaNamora
 
Fungsi Hadits dan Hubungannya Dengan Al-Qur'an
Fungsi Hadits dan Hubungannya Dengan Al-Qur'anFungsi Hadits dan Hubungannya Dengan Al-Qur'an
Fungsi Hadits dan Hubungannya Dengan Al-Qur'anJimatul Arrobi
 
Makalah Sanad, Matan dan Rawi Hadist.docx
Makalah Sanad, Matan dan Rawi Hadist.docxMakalah Sanad, Matan dan Rawi Hadist.docx
Makalah Sanad, Matan dan Rawi Hadist.docxZuketCreationOfficia
 
MAKALAH_SUMBER_HUKUM_ISLAM.docx
MAKALAH_SUMBER_HUKUM_ISLAM.docxMAKALAH_SUMBER_HUKUM_ISLAM.docx
MAKALAH_SUMBER_HUKUM_ISLAM.docxFachriMufti
 
Ijtihad Ushul Fiqh dan Kaidah.pdf
Ijtihad Ushul Fiqh dan Kaidah.pdfIjtihad Ushul Fiqh dan Kaidah.pdf
Ijtihad Ushul Fiqh dan Kaidah.pdfZukét Printing
 
Ijtihad Ushul Fiqh dan Kaidah.docx
Ijtihad Ushul Fiqh dan Kaidah.docxIjtihad Ushul Fiqh dan Kaidah.docx
Ijtihad Ushul Fiqh dan Kaidah.docxZukét Printing
 
PRESENTASI DASAR PENDIDIKAN (SEMESTER 3)
PRESENTASI DASAR PENDIDIKAN (SEMESTER 3)PRESENTASI DASAR PENDIDIKAN (SEMESTER 3)
PRESENTASI DASAR PENDIDIKAN (SEMESTER 3)Mahrum Assyafa'ah
 
Tugasan ulum al hadith absh 2103 mohd jabidi bin abdul kadir
Tugasan ulum al hadith absh 2103 mohd jabidi bin abdul kadirTugasan ulum al hadith absh 2103 mohd jabidi bin abdul kadir
Tugasan ulum al hadith absh 2103 mohd jabidi bin abdul kadirNorafsah Awang Kati
 
Ulum Al-Qur'an dan Perkembangannya.pdf
Ulum Al-Qur'an dan Perkembangannya.pdfUlum Al-Qur'an dan Perkembangannya.pdf
Ulum Al-Qur'an dan Perkembangannya.pdfZukét Printing
 
Ijtihad dan Madzhab .pdf
Ijtihad dan Madzhab .pdfIjtihad dan Madzhab .pdf
Ijtihad dan Madzhab .pdfZukét Printing
 

Similaire à Asbabul wurud (20)

Metode Memahami Hadits
Metode Memahami Hadits Metode Memahami Hadits
Metode Memahami Hadits
 
Contoh modul pai, sk,kd,id dan lks
Contoh modul pai, sk,kd,id dan lksContoh modul pai, sk,kd,id dan lks
Contoh modul pai, sk,kd,id dan lks
 
TUGAS HADIS TEMATIK SALWA. SM V MD-E FDK UINSU 2019
TUGAS HADIS TEMATIK SALWA. SM V MD-E FDK UINSU 2019TUGAS HADIS TEMATIK SALWA. SM V MD-E FDK UINSU 2019
TUGAS HADIS TEMATIK SALWA. SM V MD-E FDK UINSU 2019
 
makalah-Ta'wil dan nasakh
makalah-Ta'wil dan nasakhmakalah-Ta'wil dan nasakh
makalah-Ta'wil dan nasakh
 
Pengertian ulumul qur
Pengertian ulumul  qurPengertian ulumul  qur
Pengertian ulumul qur
 
ulumul qur'an
ulumul qur'anulumul qur'an
ulumul qur'an
 
Hadits musalsal
Hadits musalsalHadits musalsal
Hadits musalsal
 
MAKALAH ILMU HADIS KEL.1.Asmida Namoradocx
MAKALAH ILMU HADIS KEL.1.Asmida NamoradocxMAKALAH ILMU HADIS KEL.1.Asmida Namoradocx
MAKALAH ILMU HADIS KEL.1.Asmida Namoradocx
 
Fungsi Hadits dan Hubungannya Dengan Al-Qur'an
Fungsi Hadits dan Hubungannya Dengan Al-Qur'anFungsi Hadits dan Hubungannya Dengan Al-Qur'an
Fungsi Hadits dan Hubungannya Dengan Al-Qur'an
 
Makalah Sanad, Matan dan Rawi Hadist.docx
Makalah Sanad, Matan dan Rawi Hadist.docxMakalah Sanad, Matan dan Rawi Hadist.docx
Makalah Sanad, Matan dan Rawi Hadist.docx
 
Tugas makalah agama
Tugas makalah agamaTugas makalah agama
Tugas makalah agama
 
MAKALAH_SUMBER_HUKUM_ISLAM.docx
MAKALAH_SUMBER_HUKUM_ISLAM.docxMAKALAH_SUMBER_HUKUM_ISLAM.docx
MAKALAH_SUMBER_HUKUM_ISLAM.docx
 
Ijtihad Ushul Fiqh dan Kaidah.pdf
Ijtihad Ushul Fiqh dan Kaidah.pdfIjtihad Ushul Fiqh dan Kaidah.pdf
Ijtihad Ushul Fiqh dan Kaidah.pdf
 
Ijtihad Ushul Fiqh dan Kaidah.docx
Ijtihad Ushul Fiqh dan Kaidah.docxIjtihad Ushul Fiqh dan Kaidah.docx
Ijtihad Ushul Fiqh dan Kaidah.docx
 
PRESENTASI DASAR PENDIDIKAN (SEMESTER 3)
PRESENTASI DASAR PENDIDIKAN (SEMESTER 3)PRESENTASI DASAR PENDIDIKAN (SEMESTER 3)
PRESENTASI DASAR PENDIDIKAN (SEMESTER 3)
 
Tugasan ulum al hadith absh 2103 mohd jabidi bin abdul kadir
Tugasan ulum al hadith absh 2103 mohd jabidi bin abdul kadirTugasan ulum al hadith absh 2103 mohd jabidi bin abdul kadir
Tugasan ulum al hadith absh 2103 mohd jabidi bin abdul kadir
 
1 makalah studi islam
1 makalah studi islam1 makalah studi islam
1 makalah studi islam
 
Ulum Al-Qur'an dan Perkembangannya.pdf
Ulum Al-Qur'an dan Perkembangannya.pdfUlum Al-Qur'an dan Perkembangannya.pdf
Ulum Al-Qur'an dan Perkembangannya.pdf
 
Kelompok 1 -- ulumul hadits
Kelompok 1  -- ulumul haditsKelompok 1  -- ulumul hadits
Kelompok 1 -- ulumul hadits
 
Ijtihad dan Madzhab .pdf
Ijtihad dan Madzhab .pdfIjtihad dan Madzhab .pdf
Ijtihad dan Madzhab .pdf
 

Plus de Hafidzotul Millah

Plus de Hafidzotul Millah (20)

Jurnal-Metode demonstrasi untuk anak
Jurnal-Metode demonstrasi untuk anakJurnal-Metode demonstrasi untuk anak
Jurnal-Metode demonstrasi untuk anak
 
makalah Strategi dan tahapan mengajar
makalah Strategi dan tahapan mengajarmakalah Strategi dan tahapan mengajar
makalah Strategi dan tahapan mengajar
 
kepemimpinan dalam pendidikan
kepemimpinan dalam pendidikankepemimpinan dalam pendidikan
kepemimpinan dalam pendidikan
 
Makalah muluk al thawaif
Makalah muluk al thawaifMakalah muluk al thawaif
Makalah muluk al thawaif
 
Rpph tarian tradisional
Rpph tarian tradisionalRpph tarian tradisional
Rpph tarian tradisional
 
Rpph tarian tradisional
Rpph tarian tradisionalRpph tarian tradisional
Rpph tarian tradisional
 
Rpph tarian modern
Rpph tarian modernRpph tarian modern
Rpph tarian modern
 
Rpph tarian modern
Rpph tarian modernRpph tarian modern
Rpph tarian modern
 
Rpph tarian modern
Rpph tarian modern Rpph tarian modern
Rpph tarian modern
 
Metode pengembangan rasa beragama
Metode pengembangan rasa beragama Metode pengembangan rasa beragama
Metode pengembangan rasa beragama
 
Rpph TK/RA/PAUD
Rpph TK/RA/PAUDRpph TK/RA/PAUD
Rpph TK/RA/PAUD
 
buku ayat tematik pdf
buku ayat tematik pdfbuku ayat tematik pdf
buku ayat tematik pdf
 
makalah al barqy
makalah al barqy makalah al barqy
makalah al barqy
 
al barqy
al barqy al barqy
al barqy
 
Resensi buku ilmu kalam
Resensi buku ilmu kalamResensi buku ilmu kalam
Resensi buku ilmu kalam
 
makalah-tahapan berfikir kreatif
makalah-tahapan berfikir kreatifmakalah-tahapan berfikir kreatif
makalah-tahapan berfikir kreatif
 
tahapan berfikir dan astetik pp 58 dalam kurikulum AUD
tahapan berfikir dan astetik pp 58 dalam kurikulum AUDtahapan berfikir dan astetik pp 58 dalam kurikulum AUD
tahapan berfikir dan astetik pp 58 dalam kurikulum AUD
 
Ta'wil dan nasakh
Ta'wil dan nasakh Ta'wil dan nasakh
Ta'wil dan nasakh
 
makalah hasil observasi model pendidikan akhlak
makalah hasil observasi model pendidikan akhlakmakalah hasil observasi model pendidikan akhlak
makalah hasil observasi model pendidikan akhlak
 
Makalah akhlak mahmudah dan madzmumah
Makalah akhlak mahmudah dan madzmumahMakalah akhlak mahmudah dan madzmumah
Makalah akhlak mahmudah dan madzmumah
 

Dernier

Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptxPerumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptxadimulianta1
 
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SDPPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SDNurainiNuraini25
 
PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING M...
PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING M...PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING M...
PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING M...Kanaidi ken
 
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptxPPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptxdpp11tya
 
PPT Penjumlahan Bersusun Kelas 1 Sekolah Dasar
PPT Penjumlahan Bersusun Kelas 1 Sekolah DasarPPT Penjumlahan Bersusun Kelas 1 Sekolah Dasar
PPT Penjumlahan Bersusun Kelas 1 Sekolah Dasarrenihartanti
 
Hiperlipidemiaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa
HiperlipidemiaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaHiperlipidemiaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa
Hiperlipidemiaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaafarmasipejatentimur
 
aksi nyata sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
aksi nyata sosialisasi  Profil Pelajar Pancasila.pdfaksi nyata sosialisasi  Profil Pelajar Pancasila.pdf
aksi nyata sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdfsdn3jatiblora
 
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase CModul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase CAbdiera
 
Membuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docx
Membuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docxMembuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docx
Membuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docxNurindahSetyawati1
 
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfContoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfCandraMegawati
 
AKSI NYATA BERBAGI PRAKTIK BAIK MELALUI PMM
AKSI NYATA BERBAGI PRAKTIK BAIK MELALUI PMMAKSI NYATA BERBAGI PRAKTIK BAIK MELALUI PMM
AKSI NYATA BERBAGI PRAKTIK BAIK MELALUI PMMIGustiBagusGending
 
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptArkhaRega1
 
Modul Projek - Batik Ecoprint - Fase B.pdf
Modul Projek  - Batik Ecoprint - Fase B.pdfModul Projek  - Batik Ecoprint - Fase B.pdf
Modul Projek - Batik Ecoprint - Fase B.pdfanitanurhidayah51
 
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptxBab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptxssuser35630b
 
UT PGSD PDGK4103 MODUL 2 STRUKTUR TUBUH Pada Makhluk Hidup
UT PGSD PDGK4103 MODUL 2 STRUKTUR TUBUH Pada Makhluk HidupUT PGSD PDGK4103 MODUL 2 STRUKTUR TUBUH Pada Makhluk Hidup
UT PGSD PDGK4103 MODUL 2 STRUKTUR TUBUH Pada Makhluk Hidupfamela161
 
POWER POINT MODUL 1 PEBI4223 (PENDIDIKAN LINGKUNGAN HIDUP)
POWER POINT MODUL 1 PEBI4223 (PENDIDIKAN LINGKUNGAN HIDUP)POWER POINT MODUL 1 PEBI4223 (PENDIDIKAN LINGKUNGAN HIDUP)
POWER POINT MODUL 1 PEBI4223 (PENDIDIKAN LINGKUNGAN HIDUP)PUNGKYBUDIPANGESTU1
 
Materi Sosiologi Kelas X Bab 1. Ragam Gejala Sosial dalam Masyarakat (Kurikul...
Materi Sosiologi Kelas X Bab 1. Ragam Gejala Sosial dalam Masyarakat (Kurikul...Materi Sosiologi Kelas X Bab 1. Ragam Gejala Sosial dalam Masyarakat (Kurikul...
Materi Sosiologi Kelas X Bab 1. Ragam Gejala Sosial dalam Masyarakat (Kurikul...asepsaefudin2009
 
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdf
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdfMODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdf
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdfNurulHikmah50658
 
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UTKeterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UTIndraAdm
 
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfREFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfirwanabidin08
 

Dernier (20)

Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptxPerumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
 
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SDPPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
 
PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING M...
PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING M...PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING M...
PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING M...
 
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptxPPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
 
PPT Penjumlahan Bersusun Kelas 1 Sekolah Dasar
PPT Penjumlahan Bersusun Kelas 1 Sekolah DasarPPT Penjumlahan Bersusun Kelas 1 Sekolah Dasar
PPT Penjumlahan Bersusun Kelas 1 Sekolah Dasar
 
Hiperlipidemiaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa
HiperlipidemiaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaHiperlipidemiaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa
Hiperlipidemiaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa
 
aksi nyata sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
aksi nyata sosialisasi  Profil Pelajar Pancasila.pdfaksi nyata sosialisasi  Profil Pelajar Pancasila.pdf
aksi nyata sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
 
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase CModul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
 
Membuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docx
Membuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docxMembuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docx
Membuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docx
 
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfContoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
 
AKSI NYATA BERBAGI PRAKTIK BAIK MELALUI PMM
AKSI NYATA BERBAGI PRAKTIK BAIK MELALUI PMMAKSI NYATA BERBAGI PRAKTIK BAIK MELALUI PMM
AKSI NYATA BERBAGI PRAKTIK BAIK MELALUI PMM
 
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
 
Modul Projek - Batik Ecoprint - Fase B.pdf
Modul Projek  - Batik Ecoprint - Fase B.pdfModul Projek  - Batik Ecoprint - Fase B.pdf
Modul Projek - Batik Ecoprint - Fase B.pdf
 
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptxBab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
 
UT PGSD PDGK4103 MODUL 2 STRUKTUR TUBUH Pada Makhluk Hidup
UT PGSD PDGK4103 MODUL 2 STRUKTUR TUBUH Pada Makhluk HidupUT PGSD PDGK4103 MODUL 2 STRUKTUR TUBUH Pada Makhluk Hidup
UT PGSD PDGK4103 MODUL 2 STRUKTUR TUBUH Pada Makhluk Hidup
 
POWER POINT MODUL 1 PEBI4223 (PENDIDIKAN LINGKUNGAN HIDUP)
POWER POINT MODUL 1 PEBI4223 (PENDIDIKAN LINGKUNGAN HIDUP)POWER POINT MODUL 1 PEBI4223 (PENDIDIKAN LINGKUNGAN HIDUP)
POWER POINT MODUL 1 PEBI4223 (PENDIDIKAN LINGKUNGAN HIDUP)
 
Materi Sosiologi Kelas X Bab 1. Ragam Gejala Sosial dalam Masyarakat (Kurikul...
Materi Sosiologi Kelas X Bab 1. Ragam Gejala Sosial dalam Masyarakat (Kurikul...Materi Sosiologi Kelas X Bab 1. Ragam Gejala Sosial dalam Masyarakat (Kurikul...
Materi Sosiologi Kelas X Bab 1. Ragam Gejala Sosial dalam Masyarakat (Kurikul...
 
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdf
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdfMODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdf
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdf
 
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UTKeterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
 
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfREFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
 

Asbabul wurud

  • 1. MAKALAH ASBABUL WURUD Disusun untuk memenuhi tugas kelompok mata kuliah ulumul hadits di UIN Sunan Gunung Djati Bandung Dosen : Dr.H. Maslani, M.Ag Disusun oleh : Amelia Mutmainnah Yusup (1152100007) Eva Khusnul.K (1152100017) Hafidzotul Millah (1152100024) JURUSAN PENDIDIKAN GURU RAUDHATUL ATHFAL FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGRI SUNAN GUDUNG DJATI BANDUNG 2015/2016
  • 2. KATA PENGANTAR Alhamdulillah puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT, atas berkat rahmat petunjuk dan karunianya sehingga kami dapat menyelesaikan pembuatan makalah dengan judul “Asbabul Wurud” tepat pada waktunya. Shalawat beserta salam semoga selalu tercurah limpahkan kepada Nabi Muhammad SAW yang merupakan inspirator terbesar dalam segala keteladanannya beserta keluarganya, sahabat, dan para pengikutnya yang setia sampai akhir zaman. Makalah ini disusun untuk memenuhi salah satu tugas terstruktur mata kuliah Ulumul Hadits yang mana merupakan salah satu mata kuliah utama yang sangat penting untuk disampaikan kepada mahasiswa karena ini merupakan tolak ukur di fakultas Tarbiyah dan Keguruan khususnya jurusan PGRA khususnya penanaman norma dan bertujuan agar pesan moral yang ingin di sampaikan guru dapat benar-benar sampai dan di pahami oleh anak-anak untuk bekal kehidupannya di masa depan. Kami menyadari bahwa makalah yang sederhana ini jauh dari kesempurnaan. Karena itu, dengan segala kerendahan hati kami memohon kritik dan saran yang membangun dari semua pihak, terutama Bapak Dosen selaku pembimbing mata kuliah ini. Dan penulis berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kami dan khususnya menambah wawasan bagi para pembaca. Bandung, 09 Mei 2016 Penyusun ii
  • 3. DAFTAR ISI KATA PENGANTAR............................................................................................ii DAFTAR ISI.........................................................................................................iii BAB I.......................................................................................................................1 PENDAHULUAN...................................................................................................1 BAB II.....................................................................................................................3 BAB III..................................................................................................................10 A.Simpulan...................................................................................................................10 B.Saran.........................................................................................................................10 DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................11 iii
  • 4. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sebagai diketahui hadis merupakan sumber utama hukum Islam setelah Al-Qur'an. Pada hakikatnya ada dua fungsi hadis, pertama hadis berfungsi sebagai sumber hukum Islam. kedua, hadis juga berfungsi sebagai penjelas (bayyin) terhadap ayat-ayat al-Qur’an yang bersifat ‘am (umum) ataupun mujmal (global). Dari ayat Al-qur’an Allah sendiri telah menyuruh kepada Nabi untuk menjelaskan kepada umatnya mengenai Al-qur’an itu sendiri, yaitu termaktub dalam surat An- Nahl: 44 “Dan kami turunkan al-Qur’an kepadamu (Muhammad) agar kamu menjelaskan kapada umat manusia apa yang telah diturunkan untuk mereka, dan supaya mereka memikirkan.”. Dari ayat ini dapat kita pahami bahwa penjelas nabi baik itu perkataan, perbuatan, atau taqrirnya dapat kita fahami sebagai hadist.Apa yang menjadi pendapat Imam al-Auza’i yang mempunyai kesimpulan bahwa Al-Qur’an sesungguhnya lebih membutuhkan kepada al-Hadis daripada sebaliknya, saya kira juga tidak bisa disalahkan, sebab secara tafshili (rinci) Al-Qur’an masih perlu dijelaskan dengan hadist. 1 Justru pemahaman yang demikian membuat kita lebih memahami akan fungsi hadis. Untuk memahami hadis secara baik, diperlukan suatu perangkat atau metodologi. Salah satu alat bantu atau perangkatnya yaitu dengan memahami asbabul wurud suatu hadis. Dengan mengetahui asbabul wurud suatu hadis, maka akan timbul pemahaman yang baik terhadap hadis dan tidak terjebak pada pemahaman yang saklek atau tekstual. Karena itu, dengan memahami ilmu ini maka akan sangat membantu dalam mengetahui kondisi sosio-historis sebuah hadis. 1 Said Agil Husin Munawwar dan Abdul Mustaqin.Asbabul Wurud Study Kritis Hadits Nabi. Yogyakarta: PT. Pustaka Pelajar.2001. Hlm.05 1
  • 5. Ketika kita mencoba memahami suatu hadis, tidak cukup hanya melihat teks hadisnya saja, khususnya ketika hadis itu mempunyai asbabul wurud, melainkan kita harus melihat konteksnya. Dengan lain ungkapan, ketika kita ingin menggali pesan moral dari suatu hadis, perlu memperhatikan konteks historitasnya, kepada siapa hadis itu disampaikan Nabi, dalam kondisi sosio- kultural yang bagaimana Nabi waktu itu menyampaikannya. Tanpa memperhatikan konteks historisitasnya (sbabul wurud) seseorang akan mengalami kesulitan dalam menangkap dan memahami makna suatu Hadis, bahkan ia dapat terperosok ke dalam pemahaman yang keliru. 2 Meskipun demikian, perlu dicatat bahwa tidak semua Hadis mempunyai asbabul wurud. Sebagian Hadis mempunyai asbabul wurud khusus, tegas dan jelas, namun sebagian yang lain tidak. Untuk hadist yang tidak mempunyai asbab tentu pendekatan-pendekatan lain dapat kita gunakan untuk memahami hadist tersebut. Misal melalui pendekatan sosial, historis, atau bahkan pendekatan secara psikologi waktu hadist tersebut turun. Makalah ini akan sedikit menjelaskan tentang ilmu asbabul wurud, mulai dari pengertian, cara mengetahui sebab munculnya, urgensinya, dan nanti juga akan diberikan sedikit contoh hadis yang ada asbabul wurudnya. 2 Ibid, hlm. 6 2
  • 6. B. Rumusan masalah 1. Apa pengertian asbabul wurud ? 2. Mengapa asbabul wurud sangat penting? 3. Bagaimana cara mengetahui asbabul wurud? C. Maksud dan tujuan 1. Untuk mengetahui pengertian asbabul wurud. 2. Untuk memahami pentingnya asbabul wurud. 3. Untuk mengetahui sebab munculnya hadist. . 3
  • 7. BAB II PEMBAHASAN A. Pengertian Asbabul Wurud. Secara etimologis, “asbabul wurud” merupakan susunan idhafah yang berasal dari kata asbab dan al-wurud. Kata “asbab” adalah bentuk jamak dari kata “sabab”. Menurut ahli bahasa diartikan dengan “al-habl” (tali), saluran yang artinya dijelaskan sebagai segala yang menghubungakan satu benda dengan benda lainnya. Sedangkan menurut istilah adalah “Segala sesuatu yang mengantarkan pada tujuan”. Dan ada juga yang mendifinisikan dengan : suatu jalan menuju terbentuknya suatu hukum tanpa ada pengaruh apapun dalam hukum itu. Sedangkan kata Wurud merupakan bentuk isim masdar (kata benda abstrak) dari warada-yaridu yang berarti datang atau sampai pada sesuatu, atau bisa berarti sampai, muncul, dan mengalir.3 Dengan demikian, secara sederhana asbabul wurud dapat diartikan sebagai sebab-sebab datangnya sesuatu. Karena istilah tersebut biasa dipakai dalam diskursus ilmu hadis, maka asbabul wurud dapat diartikan sebagai sebab-sebab atau latar belakang (background) munculnya suatu hadis. 4 Sedangkan ilmu asbabul wurud yaitu ilmu yang menerangkan sebab-sebab Nabi saw menuturkan sabdanya dan masa-masanya Nabi menuturkan5 . Dari beberapa pengertian tersebut dapat kita definisikan asbabul wurud sebagai berikut: “ilmu yang menerangkan sebab-sebab dan masa Nabi Saw menuturkan sabdanya, atau ilmu yang mengkaji tentang hal-hal yang terjadi di saat hadits disampaikan, berupa peristiwa atau pertanyaan yang hal ini dapat membantu untuk menentukan maksud hadits yang bersifat umum atau khusus, muthlaq atau muqoyyad atau untuk menentukan ada tidaknya nashkh 3 Munzier Suparta.Ilmu Hadits.Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.2008.hlm. 38-.39 4 Said Agil Husin Munawwar dan Abdul Mustaqin. Asbabul Wurud Study Kritis Hadits Nabi.Yogyakarta: PT. Pustaka Pelajar.2001. hlm. 7 5 Muhammad Ahmad dan M.Mudzakir.Ulumul Hadis.Bandung: CV Pustaka Setia.2000. hlm. 63 3
  • 8. (penghapusan) dalam suatu hadits atau yang semisal dengan itu” sebenarnya pengetahuan tentang asbabul wurud bukanlah ghayah (tujuan) namun sebagi sarana (washilah) untuk memperoleh ketepatan makna dalam memahami pesan atau maksud suatu hadis. Ilmu asbab wurud Al Hadis berkaitan erat sekali dengan ilmu Tawarikh al Matn. Akan tetapi, titik berat pembahasan asbab wurud pada latar belakang dan sebab munculnya hadis. Sedangkan tawarikh al Matn menitik beratkan pada kapan atau di waktu apa hadis tersebut diwurudkan. 4
  • 9. B. Urgensi Asbabul wurud Hadis Asbabul wurud mempunyai peranan yang sangat penting dalam rangka memahami suatu hadis. Sebab biasanya hadis yang disampaikan oleh Nabi bersifat kasuistik, kultural, bahkan temporal. Oleh karenanya, memperhatikan konteks historisitas munculnya hadis sangat penting, karena paling tidak akan menghindarkan kesalah pahaman dalam menangkap maksud suatu hadis sedemikian rupa, sehingga kita tidak terjebak pada teksnya saja, sementara konteksnya kita abaikan atau kita ketepikan sama sekali. Urgensi mengetahui asbabul Wurud antara lain : 1. Untuk menolong memahami dan menafsirkan al Hadis 2. Untuk mengetahui hikmah-hikmah ketetapan syariat (hukum) 3. Untuk menentukan adanya takhsish terhadap suatu hadis yang ‘am6 . Berikut ini adalah beberapa fungsi dari asbab al-wurud yang ada contoh hadisnya, yaitu: 1. Menentukan adanya takhshish hadits yang bersifat umum. Contoh dari fungsi asbab al-wurud sebagai takhsis terhadap sesuatu yang masih bersifat umum dan juga menjelaskan ‘illah (sebab-sebab) ditetapkannya suatu hukum, misalnya hadits: Artinya: Sholat orang yang sambil duduk setengah pahalanya dari orang yang yang sholatnya berdiri. (HR. Ahmad). Asbab al-wurud dari hadits di atas adalah ketika penduduk Mandinah sedang terjangkit suatu wabah penyakit. Kebanyakan para sahabat melakukan shalat sunnah sambil duduk. Ketika itu Rasulullah datang menjenguk dan mengetahui bahwa para sahabat suka melakukan shalat sunnah sambil duduk walaupun dalam keadaan sehat. Kemudian Rasulullah bersabda sebagaimana hadits di atas. Mendengarkan sabda Rasulullah para sahabat yang tidak sakit kemudian shalat sunnah dalam berdiri. Dari asbab al-wurud tersebut maka dapat dipahami bahwa kata “shalat” (yang masih bersifat umum pada hadis tersebut) adalah sahalat sunnah (khusus). 6 Fatchur Rahman.Ikhtishar Mushthalahul Hadis.Bandung : Al Ma’arif.1974. hlm. 327. 5
  • 10. Dan dari penjelasan tersebut dapat dipahami pula bahwa boleh melakukan shalat sunnah dalam keadaan duduk namun hanya akan mendapatkan pahala setengah apabila dalam keadaan sehat. Tetapi apabila dalam keadaan sakit dan melakukan shalat dalam keadaan duduk maka akan mendapatkan pahala penuh. Hal ini merupakan penjelasan dari sebab-sebab ditetapkannya suatu hukum shalat sunnah sambil sambil duduk. 7 Dengan demikian, apabila seseorang memang tidak mampu melakukan shalat sambil berdiri -mungkin karena sakit, baik shalat fardhu atau shalat sunnat, lalu ia memilih shalat dengan duduk, maka ia tidak termasuk orang yang disebut- sebut dalam hadis tersebut. Maka pahala orang itu tetap penuh bukan separoh, sebab ia termasuk golongan orang yang memang boleh melakukan rukhshah atau keringanan syari’at. 2. Membatasi pengertian hadits yang masih mutlaq. Contoh dari asbab al-wurud yang berfungsi sebagai pembatasan terhadap pengertian mutlaq sebagaimana hadits berikut: Artinya: Rasulullah bersabda: barang siapa melakukan suatu sunnah hasanah (tradisi atau prilaku yang baik) dalam Islam, lalu sunnah itu diamalkan oleh orang-orang sesudahnya, maka ia akan mendapatkan pahalanya seperti pahala yang mereka lakukan, tanpa mengurangi pahala mereka sedikit pun. Demikian pula sebaliknya, barang siapa yang melakukan suatu sunnah sayyi’ah (tradisi atau perilaku yang buruk) lalu diikuti orang-orang sesudahnya, maka ia akan ikut mendapatkan dosa mereka, tanpa mengurangi sedikit pun dosa yang mereka peroleh. Asbab al-wurud hadits tersebut adalah ketika Rasulullah bersama-sama sahabat, tiba-tiba datanglah sekelompok orang yang kelihatan sangat susah dan kumuh. Ternyata mereka adalah orang-orang miskin, meliahat hal demikian Rasulullah merasa iba kepada mereka. Setelah shalat berjama’ah Rasulullah berpidato yang menganjurkan untuk berinfak. Mendengar hal tersebut seorang sahabat keluar dan membawa sekantong makanan untuk orang-orang miskin 7 Mudasir.Ilmu Hadis. Bandung :Pustaka Setia.2010.hlm 55-56 6
  • 11. tersebut. Melihat hal tersebut maka Rasulullah bersabda sebagaimana hadits di atas. Dari asbabul wurud tersebut, as-Suyuthi menyimpulkan bahwa yang dimaksud sunnah dalam hadis tersebut adalah sunnah yang baik. 8 3. Mentafshil (merinci) hadits yang masih bersifat global (umum). Contohnya adalah hadist berikut ini: Artinya:“Sesungguhnya Allah SWT memiliki para malaikat di bumi, yang dapat berbicara melalui mulut manusia mengenai kebaikan dan keburukan seseorang.” (HR. Hakim). Dalam memahami Hadits tersebut, ternyata para sahabat merasa kesulitan, maka mereka bertanya: Ya Rasul !, Bagaimana hal itu dapat terjadi? Maka Nabi SAW menjelaskan lewat sabdanya yang lain sebagaimana Hadits yang diriwayatkan oleh Anas bin Malik. Suatu ketika Nabi SAW bertemu dengan rombongan yang membawa jenazah. Para sahabat kemudian memberikan pujian terhadap jenazah tersebut, seraya berkata: “Jenazah itu baik”. Mendengar pujian tersebut, maka Nabi berkata: “wajabat” (pasti masuk surga) tiga kali. Kemudian Nabi SAW bertemu lagi dengan rombongan yang membawa jenazah lain. Ternyata para sahabat mencelanya, seraya berkata: “Dia itu orang jahat”. Mendengar pernyataan itu, maka Nabi berkata: “wajabat”. (pasti masuk neraka). Ketika mendengar komentar Nabi SAW yang demikian, maka para sahabat bertanya: “Ya rasul !, mengapa terhadap jenazah pertama engkau ikut memuji, sedangkan terhadap jenazah kedua tuan ikut mencelanya. Engkau katakan kepada kedua jenazah tersebut: “wajabat” sampai tiga kali. Nabi menjawab: ia benar. Lalu Nabi berkata kepada Abu Bakar, wahai Abu Bakar sesungguhnya Allah SWT memiliki para malaikat di bumi. Melalui mulut merekalah, malaikat akan menyatakan tentang kebaikan dan keburukan seseorang. (HR. Al-Hakim dan AlBaihaqi). 8 Said Agil Husin Munawwar dan Abdul Mustaqin.Asbabul Wurud Study Kritis Hadits Nabi.Yogyakarta: PT. Pustaka Pelajar.2001. hlm. 13-16 7
  • 12. Dengan demikian, yang dimaksud dengan para malaikat Allah di bumi yang menceritakan tentang kebaikan keburukan seseorang adalah para sahabat atau orang-orang yang mengatakan bahwa jenazah ini baik dan jenzah itu jahat.9 4. Menentukan ada atau tidaknya nasikh-mansukh dalam suatu hadits. Contoh asbab al-wurud yang berfungsi untuk menentukan adanya suatu nasikh mansukh sebagaimana hadits berikut: Hadis pertama: Artinya: Batal puasa bagi orang yang membekam dan yang dibekam Hadits kedua: Artinya: Rasulullah bersabda: Tidak batal puasa orang yang muntah, orang yang bermimpi kemudian keluar sperma dan orang yang berbekam. Kedua hadits tersebut tampak saling bertentangan, yang pertama menyatakan bahwa orang yang membekam dan dibekam sama-sama batal puasanya. Sedangkan hadits kedua menyatakan sebaliknya. Menurut Imam Syafi’i dan Imam Ibn Hazm, hadits pertama sudah di-nasikh (dihapus) dengan hadits kedua. Karena hadits pertama lebih awal datangnya dari hadits kedua. 10 5. Menjelaskan ‘illah (sebab-sebab) ditetapkannya suatu hukum Contoh hadis tentang khomr yang awalnya boleh untuk di minum, kemudian datang lagi hadist yang menjelaskan bahwa minum khomer tidak dianjurkan. Setelah itu datang lagi hadis yang menjelaskan bahwa minum khomer itu haram. Asbabul wurud nya karena ada seorang imam yang mabuk saat berjamaah, sehingga menyebabkan semua bacaannya salah dan sholatnya jadi tidak sah. 6. Menjelaskan maksud suatu hadis yang masih musykil. (sulit dipahami atau janggal). 9 M. Hasbi Ash-Shiddieqy. Sejarah dan Pengantar Ilmu Hadis. Semarang: Pustaka Rizki Putra. 2013.hlm.121 10 Ibid.,hlm.122 8
  • 13. Contoh asbab al-wurud yang menjelaskan maksud hadits yang masih musykil (sulit dipahami atau janggal) adalah sebagaimana hadits berikut: Artinya: Barang siapa yang menyerupai suatu kaum maka termasuk golongan mereka. Asbab al-wurud dari hadits ini adalah ketika dalam peperangan umat Islam dengan kaum kafir, Rasulullah kesulitan membedakan mereka mana yang teman dan mana yang lawan. Kemudian Rasulullah menginstruksikan kepada pasukan umat Islam agar memakai kode tertentu agar berbeda dengan musuh. Dan yang masih menggunakan kode seperti musuh akan kena panah kaum pasukan Islam. 9
  • 14. C. Macam-macam dan Cara Mengetahui Asbabul Wurud Hadis Cara mengetahui sebab-sebab lahirnya suatu hadis itu hanya dengan jalan riwayat saja. Karena tidak ada jalan bagi logika. 11 Artinya, untuk memahami hadis atau untuk mengetahui sebab munculnya tidak bisa dengan logika apalagi mengirangira. Jadi seseorang harus menelusuri sejarah munculnya hadis tersebut, peristiwa apa yang melatarbelakangi, sebab munculnya hadis tersebut. Cara mengetahui asbab dari suatu hadis adalah : 1. Asbab sudah tercantum dalam rangkaian hadis tersebut. 2. Asbab dari suatu hadis tersebut terdapat dalam hadis yang lain. 3. Asbab dari suatu hadis itu adalah informasi atau ahwal dari para sahabat yang mengetahui munculnya hadis tersebut. Menurut imam As-Suyuthi asbabul wurud itu dapat dikategorikan menjadi tiga macam, yaitu: 1) Sebab yang berupa ayat al-Qur’an. Artinya di sini ayat al-Qur’an itu menjadi penyebab Nabi SAW. Mengeluarkan sabdanya. Contohnya antara lain : “orang-orang yang beriman, dan mereka tidak mencampur adukkan iman mereka dengan kedzaliman, mereka itulah orang-orang yang mendapat keamanan dan mereka itu orang-orang yang mendapatkan petunjuk” (Q.S. Al-An’am: 82) Ketika itu sebagian sahabat memahami kata “azh-zhulmu” dengan pengertian al jaur yang berarti berbuat aniaya atau melanggar aturan. Nabi SAW. Kemudian memberikan penjelasan bahwa yang dimaksud “azh-zhulmu” dalam firman tersebut adalah asy-syirku yakni perbuatan syirik, sebagaimana yan g disebutkan dalam surat al-Luqman: 13 “sesungguhnya syirik itu merupakan kezhaliman yang besar.” 11 Fatchur Rahman.Ikhtisar Mushthalahul Hadits.Bandung: Al Ma’arif.1974.hlm. 327. 10
  • 15. 2) Sebab yang berupa Hadis Artinya pada waktu itu terdapat suatu Hadis, namun sebagian sahabat merasa kesulitan memahaminya, maka kemudian muncul Hadis lain yang memberikan penjelasan terhadap Hadis tersebut. Contoh adalah Hadis yang berbunyi: “sesungguhnya Allah SWT memiliki para malaikat di bumi, yang dapat berbicara melalui mulut manusia mengenai kebaikan dan keburukan seseorang.” (HR. Hakim)12 Dalam memahami Hadis tersebut, ternyata para sahabat merasa kesulitan, maka mereka bertanya: Ya rasul !, bagaimana hal itu dapat terjadi? Maka Nabi SAW menjelaskan lewat sabdanya yang lain sebagaimana Hadis yang diriwayatkan oleh Anas bin Malik. Suatu ketika Nabi SAW bertemu dengan rombongan yang membawa jenazah. Para sahabat kemudian memberikan pujian terhadap jenazah tersebut, seraya berkata: “Jenazah itu baik”. Mendengar pujian tersebut, maka Nabi berkata: “wajabat” (pasti masuk surga) tiga kali. Kemudian Nabi SAW bertemu lagi dengan rombongan yang membawa jenazah lain. Ternyata para sahabat mencelanya, seraya berkata: “Dia itu orang jahat”. Mendengar pernyataan itu, maka Nabi berkata: “wajabat”. (pasti masuk neraka). Ketika mendengar komentar Nabi SAW yang demikian, maka para sahabat bertanya: “Ya rasul !, mengapa terhadap jenazah pertama engkau ikut memuji, sedangkan terhadap jenazah kedua tuan ikut mencelanya. Engkau katakan kepada kedua jenazah tersebut: “wajabat” sampai tiga kali. Nabi menjawab: ia benar. Lalu Nabi berkata kepada Abu Bakar, wahai Abu Bakar sesungguhnya Allah SWT memiliki para malaikat di bumi. Melalui mulut merekalah, malaikat akan menyatakan tentang kebaikan dan keburukan seseorang. (HR. al-Hakim dan alBaihaqi).13 12 M.Agus Solahudin dan Agus Suyadi. Ulumul Hadis. Bandung : Pustaka Setia. 2013.hlm.121 13 Endang Soetari. Ilmu Hadits Kajian Riwayah dan Dirayah. Bandung: Mimbar Pustaka.2005.hlm.212 11
  • 16. Dengan demikian, yang dimaksud dengan para malaikat Allah di bumi yang menceritakan tentang kebaikan keburukan seseorang adalah para sahabat atau orang-orang yang mengatakan bahwa jenazah ini baik dan jenzah itu jahat. 3) Sebab yang berupa perkaitan Yang berkaitan dengan para pendengar dikalangan sahabat sebagai contoh adalah persoalan yang berkaitan dengan sahabat Syuraid Bin Suwaid ats-Tsaqafi. Pada waktu Fath makkah (pembukaan kota makkah) beliau pernah datang kepada nabi SAW seraya berkata: “Saya Bernazar Akan Shalat Dibaitul Maqdis”. Mendengar pernyataan sahabat tersebut, lalu Nabi berssabda: “Shalat Di Sini, yakni masjidil haram itu lebih utama”. Nabi SAW lalu bersabda: “Demi Dzat yang Jiwaku Berada dalam kekuasaan-Nya, seandainya kamu shalat disini (Masjid Al-Haram Makkah), maka sudah mencukupi bagimu untuk memnuhi nazarmu”. Kemudian Nabi SAW, bersabda lagi: “Shalat Dimasjid Ini, Yaitu Masjid Al- Haram Itu Lebih Lebih Utama Dari Pada 100.000 Kali Shalat Di Selain Masjid Al-Haram”. (H.R. Abdurrazzaq Dalam Kitab Al-Mushannafnya)14 Contoh-contoh Hadis yang Memiliki Asbabul wurud Sebagaimana telah kita pahami bahwa sebagian hadis Nabi dikemukakan oleh Nabi tanpa didahului oleh sebab tertentu dan sebagian lagi didahului oleh sebab tertentu. Bentuk sebab tertentu yang menjadi latar belakang terjadinya hadis itu dapat berupa peristiwa secara khusus dan dapat pula berupa suasana atau keadaan yang bersifat umum. 15 Selain sedikit contoh yang telah dipaparkn di atas, di bawah ini akan diberikan beberapa contoh lagi mengenai hadis dan sebab wurudnya. Hadits 1: “ Kalian lebih tahu urusan dunia kalian” ( HR. Muslim ) Sebagian orang menjadikan hadits ini sebagai alasan untuk lari dari hukum – hukum syariat yang berkaiatan dengan masalah ekonomi, hukum politik dan yang semisalnya dengan alasan ( sebagaimana anggapan mereka yang salah ), 14 Said Agil Husin Munawwar dan Abdul Mustaqin.Asbabul Wurud Study Kritis Hadits Nabi .Yogyakarta: PT. Pustaka Pelajar.2001.hlm.9-12 15 Syuhudi Ismail.Hadis Nabi yang Tekstual dan Kontekstual.Jakarta: PT. Bulan Bintang.1994.hlm. 49 12
  • 17. bahwa itu adalah urusan dunia, dan untuk urusan dunia ini Rasulullah telah menyerahkan kepada kami, apakah betul ini yang dimaksud oleh hadis tersebut? sama sekali tidak, dalam nash Al-Qur’an dan As-Sunnah terdapat hal-hal yang mengatur urusan muamalah seperti jual-beli, serikat dagang, sewa menyewa, hutang piutang, pegadaian dan lain sebagainya.16 Hadits 2: Sebagai ilustrasi mengenai fungsi asbabul wurud hadis untuk menentukan adanya takhsish terhadap suatu hadis yang ‘am, misalnya hadis yang berbunyi: “shalat orang yang sambil duduk pahalanya separoh dari orang yang sholat sambil berdiri.” (H.R. Ahmad) Pengertian “shalat” dalam hadis tersebut masih bersifat umum. Artinya dapat berarti shalat fardhu dan sunnat. Jika ditelusuri melalui asbabul wurudnya, maka akan dapat dipahami bahwa yang dimaksud “shalat” dalam hadis itu adalah shalat sunnat, bukan shalat fardhu. Inilah yang dimaksud dengan takhshish, yaitu menentukan kekhususan suatu hadis yang bersifat umum, dengan memperhatikan konteks asbabul wurud. Asbabul wurud hadis tersebut adalah bahwa ketika itu dimadinah dan penduduknya sedang terjangkit suatu wabah penyakit. Maka kebanyakan para sahabat lalu melakukan shalat sunnah sambil duduk. Pada waktu itu, nabi kebetulan datang dan tahu bahwa mereka suka melakukan shalat sunnat tersebut sambil duduk. Maka nabi kemudian bersabda :” shalat orang yang sambil duduk pahalanya separuh dari orang yang shalat dengan berdiri”. 17 Mendengar pernyataan nabi tersebut, akhirnya para sahabat yang tidak sakit memilih shalat sunnat sambil berdiri. Dari penjelasan asbabul wurud tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud dengan “shalat” dalam hadis itu adalah shalat sunnat. Pengertiannya adalah bahwa bagi orang yang 16 Muhammad ahmad dan M.Mudzakir.Ulumul Hadis. Bandung : Pustaka setia.2000.hlm.63-64 17 Munzier suparta.Ilmu Hadis. Jakarta : Raja Grafindo Persada.2006.hlm. 40 13
  • 18. sesungguhnya mampu melakukan shalat sunnah sambil duduk, maka ia akan mendapat pahala separoh dari orang shalat sunnat dengan beridiri. Dengan demikian, apabila seseorang memang tidak mampu melakukan shalat sambil berdiri -mungkin karena sakit-, baik shalat fardhu atau shalat sunnat, lalu ia memilih shalat dengan duduk, maka ia tidak termasuk orang yang disebut- sebut dalam hadis tersebut. Maka pahala orang itu tetap penuh bukan separoh, sebab ia termasuk golongan orang yang memang boleh melakukan rukhshah atau keringanan syari’at. 14
  • 19. BAB III PENUTUP A. Simpulan Berdasarkan pembahasan tentang kajian Asbabul Wurud, maka dapat disimpulakan bahwa : 1) Asbabul warud al-hadis merupakan konteks historisitas yang melatar belakangi munculnya suatu hadis. Ia dapat berupa peristiwa atau pertanyaan yang terjadi pada saat hadis itu di sampaikan nabi SAW. Dengan lain ungkapan, asbabul wurud adalah faktor-faktor yang melatar belakangi munculnya suatu hadis. 2) Urgensi mengetahui asbabul Wurud antara lain : Untuk menolong memahami dan menafsirkan al Hadis,Untuk mengetahui hikmah-hikmah ketetapan syariat (hukum),Untuk menentukan adanya takhsish terhadap suatu hadis yang ‘am 3) Cara mengetahui asbab dari suatu hadis adalah : Asbab sudah tercantum dalam rangkaian hadis tersebut,asbab dari suatu hadis tersebut terdapat dalam hadis yang lain,asbab dari suatu hadis itu adalah informasi atau ahwal dari para sahabat yang mengetahui munculnya hadis tersebut. B. Saran Untuk memahami suatu hadist diperlukan cara atau alat untuk memahami nya yaitu dengan Asbabul wurud. Sebagai salah satu disiplin ilmu dalam studi hadis, asbabul wurud mempunyai peranan yang sangat signifikan dalam rangka memahami maksud suatu hadis secara lebih baik. Pemahaman yang mengabaikan asbabul wurud, cenderung dapat terjebak kepada arti tekstual saja dan bahkan dapat membawa pemahaman yang keliru.dengan Asbabul wurud kita dapat mengasah pemikiran kita,agar mampu berfikir secara ilmiah. 10
  • 20. DAFTAR PUSTAKA Ahmad, Muhammad .2000. Ulumul Hadis. Bandung : Pustaka Setia. Ash-shiddieqy, M. Hasbi. 2013. Sejarah dan Pengantar Ilmu Hadits. Semarang: Pustaka Rizki Putra. Ismail , Syuhudi.1994. Hadis Nabi yang Tekstual dan Kontekstual: Telaah Ma'ani alHadits Tentang Ajaran Islam yang Universal, Temporal, dan Lokal . Jakarta: PT. Bulan Bintang. Mudasir.2010.Ilmu Hadis.Bandung: CV.Pustaka Setia Munawwar, Said Agil Husin dan Abdul Mustaqim. 2001.Asbabul wurud Studi kritis Hadis Nabi Pendekatan Sosio-Historis-Kontekstual. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Rahman, Fatchur. 1974.Ikhtishar Mushthalahul Hadis. Bandung : Al Ma’arif. Sahrani, Sohari.2010.Ulumul Hadits.Bogor : Ghalia Indonesia Soetari, Endang.2005. Ilmu Hadits: Kajian Riwayah dan Dirayah.Bandung: Mimbar Pustaka. Solahudin,Agus & agus suyadi.2013.Ulumul Hadis.Bandung: CV. Pustaka Setia Suparta, Munzier. 2008.Ilmu Hadis. Jakarta: Raja Grafindo. Wijaya , Suwarta, dkk.2006. Asbabul Wurud. Jakarta: Kalam Mulia 11