Dokumen tersebut membahas tentang konflik dalam kepemimpinan. Terdapat beberapa teori dan sumber konflik dalam organisasi, yaitu perbedaan pendapat, alokasi sumber daya yang tidak seimbang, masalah status, dan persepsi yang berbeda. Pemimpin harus mampu menerapkan teknik penyelesaian konflik seperti kompetisi, kolaborasi, kompromi, pengelakan, dan akomodasi sesuai dengan karakteristik masal
1. Pertemuan ke 11
KONFLIK DALAM KEPEMIMPINAN
1. PENGERTIAN
Pada intinya situasi konflik terjadi karena adanya
“ Perbedaan pendapat dan atau perbedaan persepsi
diantara dua orang atau lebih , atau antar bagian, dimana
perbedaan persepsi tersebut diekspresikan secara terbuka
dan mengakibatkan rasa frustrasi dan ketidaknyamanan “
2. TEORI KONFLIK
Kegagalan pemimpin dalam menjalankan salah satu
fungsinya dapat dipastikan akan menumbuhkan konflik di
dalam organisasi, dan tidak ada satupun pemimpin yang
organisasinya terjebak dalam suasana konflik yang
berlebihan. 1
2. Peran pemimpin dalam mengendalikan koflik
Pemimpin adalah pemegang keberhasilan sebuah
lembaga yang dipimpinnya. Baik buruknya,ju mundurnya
lembaga tersebut tergantung bagaimana seorang
dihormati. Dan Profesionalisme adalah kunci dari
keberhasilan peran itu, pemimpin yang sukses adalah
pemimpin yang mampu mempengaruhi perilaku
induvidu-induvidu, untuk menunaikan tugasnya dalam
rangka memberikan arahan dan petunjuk, mewujudkan
target kebersamaan , memegang teguh dan menjaga
kekuatan bangunannya. Di satu sisi, prestasi
kepemimpinan seseorang sangat dipengaruhi oloeh
harapan-harapan dari anggota kelompok yang di
pimpinnya. 2
3. Secara konseptual ada empat
sumber konflik pada organisasi
1. Suatu situasi yang tidak menunjukkan
keseimbangan tujuan-tujuan yang ingin
dicapai
2. Terdapatnya saran-saran yang tidak
seimbang, atau timbulnya proses alokasi
sumber-sumber yang tidak seimbang
3. Terdapatnya suatu persoalan status
yang tidak selaras
4. Timbulnya persepsi yang berbeda 3
4. Alat-alat untuk mengatasi konflik-konflik yang
terjadi dalam organisasi
1. memecahkan masalah melalui sikap kooperatip
2. Mempersatukan tujuan
3. Menghindari konflik
4. Ekspansi dari sumber energi
5. Memperhalus konflik
6. Kompromi
4
5. Secara ilmiah terdapat tiga pandangan tentang konflik :
1, pandangan tradisional
pandangan kelompok ini menyatakan semua bentuk
konflik tidak baik
Dikatakan tradisional karena merupakan pandangan paling
lama mendomisili pemikiran tentang konflik dan kehidupan
organisasional
Adanya situasi konflik dalam organisasi dipandang secara
negatif karena dapat berakibat tindak kekerasan,
pengrusakan, dan berbagai bentuk tindakan yang tidak
rasional.
Faktor yang dapat menjadi sumber konflik dlm organisasi :
- komunikasi di dalam organisasi tidak berjalan efektif
- tidak adanya transparansi satu sama lain ( antar satuan
kerja atau antar personil ) 5
6. - tidak adanya saling percaya mempercayai satu sama lain
- kelompok pimpinan tidak responsif terhadap keluhan dan
kebutuhan atau aspirasi yang berkembang pada arus bawah
2, pandangan keperilakuan
kelompok ini mengatakan bahwa konflik merupakan hal
yang alami dan normal
Konflik selalu akan terjadi dalam interaksi antara manusia
sebagai individu dengan individu lain, dan antara satu
kelompok dengan kelompok lainnya
Munculnya konflik merupakan suatu hal yang tidak mungkin
dicegah, sikap terbaik adalah menerima konflik sebagai
suatu kenyataan.
- tidak berarti membiarkan konflik terus berlangsung
tanpa upaya apa-apa untuk mengatasinya
- upaya mencari solusi untuk mengatasi konflik harus di
tempuh.
6
7. - setidaknya harus diupayakan agar dampak negatif dari
konflik tidak terlalu besar bagi kehidupan organisasi
- suatu konflik dapat diatasi dengan baik, maka
penyelesaian tersebut dapat berakibat pada meningkatnya
dinamika individu dan dinamika kelompok dalam organisasi
bersangkutan
3, pandangan interaksional
kelompok ini berpendapat bahwa konflik merupakan hal
yang baik
Karena dianggap baik, maka timbulnya konflik justru perlu
didorong, sebab tanpa adanya konflik kehidupan organisasi
akan diwarnai oleh berbagai sikap:
- apatis - anti terhadap perubahan
- daya fikir inovatif n kreatif mati - rasa aman berlebihan
- rasa puas berlebihan - cara bertindak terlalu kompromistis7
8. 3, TEKNIK MENGATASI KONFLIK
Konflik merupakan situasi yang sulit dihindarkan
Apabila terjadi dalam satuan waktu lama dan berakibat
negatif dalam kehidupan organisasional
Maka konflik harus dikelola, diatasi bahkan kalau memang
tidak membawa manfaat ditutup cela kemungkinannya
muncul dalam kehidupan organisasional
Cara dan teknik yang dipakai pemimpin mengatasi konflik:
1, Kompetisi
Persaingan sehat antara individu dlm satu kelompok kerja
dan antar kelompok dlm satuan kerja merupakan daya
dorong yang kuat untuk meningkatkan prestasi kerja,
produktivitas dan inovasi bagi pekerja tertentu.
8
9. Satu-satunya alasan untuk mendorong persaingan
berlangsung adalah kepentingan organisasi, bukan
kepentingan pribadi.
kompetisi harus diartikan sebagai usaha berlomba-lomba
untuk memberikan yang terbaik bagi organisasi.
Berlomba menghindari perbuatan negatif bagi organisasi.
Teknik kompetisi dapat efektif mengatasi masalah jika :
1, organisasi menghadapi keadaan darurat, oleh karena itu
diperlukan tindakan cepat, misal perlu ada keputusan yang
sifatnya segera
2, terdapat hal-hal genting dan menuntut diambilnya tindakan
tidak populer ( pengurangan dana, penegakkan disiplin
secara ketat )
3, ada masalah sensitive menyangkut kelangsungan hdp orgns9
10. Pemanfaatan teknik kompetisi dalam bentuk dorongan
persaingan dianggap tepat jika organisasi berada dalam
kondisi kritis, para anggota organisasi diharapkan dapat
berbuat segala sesuatu yang memungkinkan teratasinya
situasi krisis tersebut.
2,Kolaborasi
Kolaborasi antara individu dan antara kelompok dalam
organisasi dapat bermanfaat dan efektif, jika situasi yang
dihadapi sbb:
- memerlukan ditemukannya jalan keluar dalam hal terdapat
dua kepentingan yang terlalu penting untuk dikompromikan
- sasaran yang ingin dicapai menumbuhkan keinginan pihak
yang terlibat
- konflik yang dihadapi menuntut penggabungan berbagai
pandangan yg berawal dari persepsi yg berbeda.
10
11. - situasi menuntut adanya komitmen berbagai pihak sehingg
berbagai kepentingan menjadi kebersamaan
- hubungan kerja terganggu karena adanya persepsi yang
berbeda-beda.
Teknik kolaborasi dianggap efektif jika penyebab utama
munculnya konflik adalah adanya persepsi yang tidak tepat
diantara anggota organisasi, terutama dalam memahami
mana kepentingan kelompok dan mana kepentingan
individu.
Dengan meluruskan persepsi yang berbeda-beda , kesamaan
pendapat tentang kebersamaan dan kepentingan
organisasional dapat diwujudkan, yang menghasilkan
kolaborasi antara berbagai pihak yang terlibat
3, Kompromi
Pimpinan dapat mengkondisikan pihak-pihak berkonflik
untuk setiap pihak bersedia menempuh jalan kompromi. 11
12. Mengatasi konflik melalui metode kompromi dapat efektif jika
situasi konflik bersangkutan mempunyai sifat sbb:
- pencapaian sasaran tertentu memang penting, akan tetapi
tdk sebegitu pentingnya shg sikap tegas dan keras
diperlukan
- kekuatan lawan sama dengan kekuatan yg dimiliki sendiri
sudah terikat pada tujuan tertentu
- pemecahan yg ingin dicapai bersifat sementara terhadap
permasalahan yang sesungguhnya kompleks
- pemecahan harus ditemukan dengan segera, asal
pemecahan itu memadai, pihak-pihak yang berkepentingan
dapat menerimanya
- yang diperlukan adalah tindakan pengamanan, mungkin
bersifat sementara .
12
13. Setiap pemimpin selalu cepat ingin mengetahui hasil usahanya
dalam menyelesaikan situasi konflik, dan dikatakan berhasil
mengatasi konflik apabila,:
- adanya stimulus bagi para bawahan untuk semakin kreatif
dan inovatif
- meningkatnya perhatian dan rasa ingin tahu di kalangan
para bawahan
- meningkatnya kemampuan para bawahan dalam hal
merumuskan dan mengemukakan pendapat mereka lebih
baik
- terjadinya penyaluran ketegangan secara lebih santun dan
lebih baik
- terjadi perubahan persepsi, kemampuan dan sikap
perilaku pada masa yang akan datang
13
14. Pemimpin dapat berhasil memainkan peranannya selaku
mediator apabila dalam mengatasi situasi konflik sbb:
- tidak berkembangnya komunikasi multiarah yang
berpotensi mempertajam konflik
- bertindak ekstra hati-hati dan selalu mengedepankan sikap
rasional, netral dan obyektif.
4, Pengelakan
Dapat efektif apabila situasi konflik memiliki sifat sbb:
- Permasalahan yg menimbulkan situasi konflik tidak penting,
jika dipandang ada permasalahan lain yg dianggap lebih
penting dan memerlukan penanganan segera
- Pihak yg terlibat memerlukan waktu untuk menenangkan
diri dan perlu kesempatan berfikir dengan tenang guna
memperoleh perspektif yg tepat 14
15. - Kebutuhan informasi tambahan lebih penting daripada
adanya tindakan segera
- Ada orang lain yang dapat menyelesaikan konflik itu dengan
efektif diluar pihak yang sekarang terlibat
- Konflik yang sesungguhnya belum menampakkan diri secara
jelas
Jadi teknik pengelakan adalah kondisi yang memperlihatkan
adanya jenis-jenis konflik tertentu yang tidak
membahayakan kelangsungan hidup organisasi dan tidak
pula terlalu mempengaruhi iklim kerja dalam organisasi
apabila pimpinan selaku mediator mengambil konflik
tersebut.
15
16. 5, Akomodasi
Teknik ini dipandang akan efektif jika sbb:
- pimpinan selaku mediator melihat bahwa salah satu pihak
memang salah dan perlu mendengar dan belajar dari orang
lain
- pihak-pihak yang terlibat terdapat perasaan bahwa ada
hal-hal tertentu yang lebih penting bagi pihak lain
ketimbang pihak sendiri, berarti mendahulukan kepuasan
pihak lain harus menjadi pertimbangan utama
- membina iklim yang memungkinkan pihak lain menerima
pandangan pihak sendiri jauh lebih penting dari tindakan
segera
- terdapat perasaan bahwa sangat penting memperkecil
kerugian bagi diri sendiri karena ternyata pihak lain lebih
kuat
16
17. - keserasian dan stabilitas dipandang sangat penting bagi
kehidupan organisasional
- pimpinan merasa perlu memberikan kesempatan kepada
para bawahan untuk belajar dari pengalaman dan kesalahan
yang diperbuatnya yang menimbulkan situasi konflik
tersebut
Jadi jelas bahwa penyelesaian konflik dengan teknik
akomodatif mendorong pemimpin untuk lebih
mengedepankan sikap mengalah kepada pihak- pihak yang
terlibat dalam situasi konflik tersebut.
17
18. Seseorang akan menjadi pemimpin yang efektif bila :
1. Hubungan atasan dan bawahan dikategorikan baik
2. Tugas yang harus dilaksanakan/dikerjakan bawahan
disusun pada tingkat struktur yg tinggi.
3. Posisi kewenanganpemimpin tergolong kuat.
Dalam kaitan dengan kekuasaan, para pemimpin
membutuhkan kekuasaan tertentu agar efektif,
keberhasilan pemimpin sangat tergantung pada cara
penggunaan kekuasaan. Pemimpin yg efektif kemungkinan
akan menggunakan kekuasaan dg cara yang halus, hati-
hati meminimalisasi perbedaan statusdan menghindari
ancaman-ancaman terhadap rasa harga diri para
pengikutnya/bawahannya.
18
19. Pemimpin yang efektif tidak hanya cukup memiliki kekuasaan,
tetapi perlu pula mengkaji proses-proses mempengaruhi
timbal balik yang terjadi antara pemimpin dan yang
dipimpinnya.
Konplik dapat didefinisikan sebagai suatu proses dimana
sebuah usaha dibuat dengan sengaja oleh seseorang atau
unit-unit kerja untuk menghadapi pihak lain yang
menghasilkan kegagalan tujuan pihaklain atau meneruskan
kepentingannya.
19
20. Cara mengatasi konflik
1. Ciptakan sistem dan laksanakan komunikasi yang efektif.
2. Cegahlah knflik yang distruktif sebelum terjadi
3. Tetapkan peraturan dan prosedur yg berlaku terutama
yang menyangkut hak karyawan.
4. Atasan mempunyai peran penting dalam menyelesaikan
konflik yang muncul
5. Ciptakan iklim dan suasana kerja yang harmonis.
6. Bentuklah team untuk kerjasama yang baik antar kelompok
atau unit-unit kerja
7. Semua pihak hendaknya sadar bahwa semua unit
kerja/eselon mengharapkan mata rantai organisasi yang
saling mendukung, jangan ada yang merasa paling kuat.
8. Bina dan ciptakan rasa solidaritas, toleransi, dan saling
antar unit-unit kerja/departemen/eselon. 20
21. Cara – cara mengendalikan
konflik
1. Memberikan kesempatan kepada kedua belah pihak
untuk menyampaikan pendapatnya.
2. Salah satu pihak menempatkan pada posisi
memberikan argumentasinya
3. Pimpinan kelompok sebagai sumber untuk mengambil
keputusan
4. Bersabar, sikapnya mengabaikan konflik
5. Penghindaran, menghindari dg cara meninggalkannya
6. Kekerasan/paksaan, tindakan tsb bila membahayakan.
7. Konsolidasi, semua yg berkonflik ke meja perundingan
21
22. 8. Mediasi, penyelesaiannya ke pihak ke 3.
9. Arbitrase kedua belah pihak yang berkonflik setuju
pada keterlibatannya yg memiliki otoritas hukum, dan
harus setuju menerima keputusannya.
10. Peradilan, tindakan yg merujuk pada intervensi
pihak ke tiga yg berwenang untuk ikut campur tangan
dlm penyelesaian konflik, apakah yg berkonflik itu
menginginkan atau tidak.
PENANGANAN KONFLIK ADA 3 YAITU
1. Dilakukan dg sendiri sendiri 2. Dengan perwakilan
3. dengan kehadiran pihak ke tiga.
22
23. Proses terjadinya konflik
1. Ketidak puasan kedua belah pihak
2. Adanya tujuan dan berbagai sistem nilai
nilai yang berbeda
3. Berbagai hambatan komunikasi
4. Struktur Organisasi.
23