SlideShare une entreprise Scribd logo
1  sur  19
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Setiap manusia dilahirkan dengan sejumlah potensi. Salah satu potensi
pembawaan sejak lahir itu adalah potensi mampu menyimak.Selain itu, di dalam
ketrampilan berbahasa terdapat empat komponen yaitu ketrampilan menyimak,
berbicara, membaca, dan menulis. Setiap ketrampilan mempunyai tahapan-
tahapan tersendiri dan keempat ketrampilan tersebut saling melengkapi dalam
terwujudnya masyarakat komunikasi yang baik. Kertampilan tersebut erat
berhubungan dengan proses berpikir yang mendasari bahasa. Melatih ketrampilan
berbahasa berarti pula melatih ketrampilan berpikir.
Ketrampilan menyimak merupakan ketrampilan paling dasar dalam
berbahasa dan menyimak juga sangat fungsional dalam kehidupan manusia..
Ketrampilan ini merupakan tahap masuknya informasi dua arah yang langsung.
Melalui menyimak seseorang memperoleh kemungkinan besar untuk
mendapatkan informasi.Suatu sumber menyatakan bahwa menyimak merupakan
komunikasi tatap muka.
Namun, seiring dengan berkembangnya teknologi modern saat ini,
menyimak dapat menggunakan media yang menyebabkan komunikasi tidak
langsung bertatap muka antar pemberi dan penerima informasi melalui simakan.
Misalnya saja dengan adanya teknologi telivisi menyebabkan antara pemberi dan
penerima simakan tidak bertatap muka langsung tetapi keduanya tetap dapat
melalukan kegiatan menyimak.Para ahli berpendapat bahwa sebagian besar dari
pengetahuan seseorang dan nilai-nilai yang diyakininya diperoleh melalui
kegiatan menyimak. Karena itu sangatlah beralasan bila setiap orang dituntut
terampil menyimak.
Dalam setiap pembelajaran selalu ada evaluasi bertujuan untuk mengukur
hasil yang telah dicapai selama proses pembelajaran. Karena itu evaluasi tidak
boleh lepas dari tujuan apa yang ingin dicapai dalam pembelajaran yang sedang
1
2
berlangsung. Berkaitan dengan pentingnya ketrampilan menyimak dalam
berbahasa sebagai dasar ketrampilan bahasa dengan evaluasi yang harus ada
dalam suatu pembelajaran, maka diperlukan adanya evaluasi menyimak yang
disesuaikan dengan tujuan yang ingin dicapai dalam proses pembelajaran.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas maka penulis merumuskan masalah
sebagai berikut :
1. Bagaimana cara menduga daya simak diri?
2. Bagaimana cara meningkatkan daya simak diri?
3. Bagaimanakah cara melakukan evaluasi menyimak?
4. Apayang dimaksud dengan menyimak berita?
5. Apa yang dimaksud dengan menyimak cerpen?
C. Tujuan Penulisan
Berdasarkan rumusan masalah di atas maka tujuan penulisan makalah ini
adalah sebagai berikut :
1. Dapat menjelaskan cara duga daya simak diri.
2. Dapat menjelaskan cara meningkatkan kemampuan menyimak.
3. Menjelaskan cara melakukan evaluasi menyimak.
4. Dapat menjelaskan caramenyimak berita.
5. Dapat menjelaskan caramenyimak cerpen.
D. Manfaat Penulisan
Manfaat yang dapat diperoleh dari penulisan makalah ini mencakup
beberapa yang terkait diantaranya sebagai berikut :
 Bagi Mahasiswa
Makalah ini dapat digunakan sebagai bahan referensi atau masukan
tentang hakikat menyimak.
3
 Bagi Masyarakat umum
Sebagai bahan bacaan yang bermanfaat untuk menambah pengetahuan
tentang hakikat menyimak, serta untuk menambahkan peran aktif
masyarakat dalam pendidikan.
E. Sistematika Penulisan
Makalah ini tersusun dari bab 1 Pendahuluan, bab 2 Pembahasan, dan bab
3 Penutup. Bab 1 Pendahuluan berisi latar belakang, perumusan masalah, tujuan,
dan sitematika penulisan. Bab 2 Pembahasan. Bab 3 Penutup berisi kesimpulan,
saran, dan daftar pustaka.
4
BAB II
PEMBAHASAN
A. Duga Daya Simak Diri
Menyimak adalah proses mendengar secara sadar dalam rangka
mengidentifikasi, menginterpretasikan, dan mereaksi atas makna yang terkandung
di dalam simakan yang didengar. Menyimak pernah dianggap dan diperlakukan
oleh para ahli, guru bahasa, dan orang awam sebagai suatu hal yang akan dikuasai
oleh manusia normal pada waktunya. Perlakuan demikian didasari oleh asumsi
bahwa keterampilan menyimak akan dikuasai secara otomatis. Sebagai mana
orang dapat bernafas tanpa mempelajari cara bernafas, begitu pula menyimak
tidak perlu dipelajari karena pada saatnya orang akan dapat menyimak. Penelitian
mengenai menyimak jarang dilakukan. Buku teks jarang ditulis. Pada gilirannya
pengajaran menyimak diabaikan.
Lama-kelamaan para ahli menyadari bahwa asumsi yang dipegang selama
ini mengenai menyimak, ternyata keliru. Manusia memang dilahirkan dengan
potensi dapat menyimak. Namun, potensi itu perlu dikembangkan melalui latihan
sistematis, terarah, dan berkesinambungan supaya menjadi kenyataan. Potensi itu
akan tetap merupakan potensi bila tidak dipupuk, dikembangkan, atau dibina.
Mulai tahun lima puluhan, menyimak mulai banyak diperhatikan.
Menyimak dengan segala aspeknya diteliti. Buku teks menyimak bermunculan.
Pengajaran menyimak mulai diperhatikan. Bahkan lebih dari itu, menyimak
diperlakukan sebagai mata pelajaran yang mandiri. Sebagai mata pelajaran yang
mandiri, menyimak dilaksanakan tersendiri. Tujuan, bahan, metode, media, dan
penilaian menyimak direncanakan, dilaksanakan, dan dinilai tersendiri pula. Cara
menduga tingkat kemampuan kita dalam menyimak yaitu dengan mengukur
seberapa besar pemahaman yang kita dapatkan dari kegiatan menyimak.
4
5
Dalam pokok bahasan faktor penentu keberhasilan menyimak, dapat
dijelaskan faktor-faktor penentu keberhasilan menyimak itu mencakup:
1. pembicara
2. pembicaraan
3. situasi
4. penyimak
Faktor penyimak ini akan dibicarakan sekali lagi. Fokus pembicaraan
mengenai ciri-ciri atau karakteristiknya.
Pengenalan, pemahaman, dan penghayatan ciri-ciri penyimak yang baik
atau ideal sangat berguna bagi setiap penyimak. Bagi penyimak yang belum
berpengalaman, pengetahuan tentang ciri penyimak ideal itu dapat digunakan
sebagai pedoman dalam melatih diri menjadi penyimak yang ideal. Bagi
penyimak yang sudah berpengalaman, pengetahuan tersebut dapat digunakan
sebagai bahan perbandingan. Yang bersangkutaan dapat menggunakan hal yang
dianggap perlu dan membuang hal yang dianggap tak perlu.
Ada kalanya seseorang ingin pula menilai, mengetahui, dan mendapat
gambaran kemampuan menyimaknya. Tentang hal itu dia tidak ingin dicampuri
atau diketahui orang lain. Keinginan seperti itu dapat dipenuhi melalui “Checking
up on my listening”, yang disadur secara bebas menjadi duga daya simak diri.
Duga daya simak diri berisi sebelas pertanyaan pada diri sendiri yang
dapat dijawab dengan ya atau tidak. Bila semua pertanyaan itu dapat dijawab
dengan ya, artinya Anda mempunyai daya simak tinggi. Sebaliknya bila
pertanyaan itu dijawab tidak, Anda mempunyai daya simak yang rendah.
Pertanyaan-pertanyaan tersebut ialah sebagai berikut:
1. Siapkah saya untuk menyimak?
a. Sudahkah saya duduk di tempat yang nyaman dan strategis sehingga saya
dapat melihat dan mendengarkan si pembicara
6
b. Terarahkah pandangan saya kepada pembicara?
2. Berkonsentrasilah saya terhadap pembicaraan yang akan disampaikan?
a. Dapatkah menyingkirkan pikiran lain pada saat ini?
b. Siapkah saya memikirkan topik pembicaran dan menghubungkannya
dengan pengetahuan siap saya mengenai hal itu?
c. Bersiapkah saya belajar lebih lanjut mengenai topik yang akan
disampaikan?
3. Siapkah saya memulai menyimak?
a. Pada menit-menit pertama, sadarkah saya ke mana dibawa oleh
pembicara?
b. Dapatkah saya temukan ide pusat sehingga saya dapat mengikutinya
sepanjang pembicaraan?
4. Dapatkah saya temukan ide penunjang ide pusat atau pokok?
Saya manfaatkankah petunjuk-petunjuk pembicara (seperti yang pertama,
yang terpenting dan sebagainya) guna membantu menyusun ide-ide dalam
pikiran saya?
5. Setalah pembicaraan selesai, sudahkah saya evaluasi pembicaraan pembicara?
a. Sesuaikah pengetahuan baru itu (hasil simakan) dengan pengetahuan siap
saya?
b. Saya pertimbangkan setiap ide yang disampaikan pembicara sehingga saya
dapat mengatakan setuju atau tidak setuju dengan pembicara?
B. Meningkatkan Daya Simak Diri
Setiap manusia dilahirkan dengan sejumlah potensi. Salah satu potensi
pembawaan sejak lahir itu adalah potensi mampu menyimak. Potensi harus dibina
dan dikembangkan. Melalui latihan menyimak yang terarah dan
berkesinambungan, potensi tadi dapat berwujud menjadi kemampuan menyimak
7
yang nyata. Tanpa pembinaan dan pengembangan, potensi tersebut tetap berupa
potensi tertutup. Tidak timbuhataumati.
Walaupun manusia berlatih menyimak, kemampuan menyimaknya
terbatas. Keterbatasan itu disebabkan oleh daya tangkapnya yang terbatas dan
daya ingatannya terbatas pula. Para ahli memperkirakan orang yang cukup
mendapat latihan menyimak, dalam kondisi fisik yang segar dan mental yang
stabil, hanya dpat menangkap isi bahan simakan 50%. Dalam dua bulan
berikutnya yang diingat hanya setengahnya. Mungkin dalam dua bulan berikutnya
sisanya sudah menghilang pula.
Menyimak sangat fungsional dalam kehidupan manusia. Melalui
menyimak seseorang memperoleh kemungkinan besar mendapatkan informasi.
Para ahli berpendapat bahwa sebagian besar dari pengetahuan seseorang dan nilai-
nilai yang diyakininya diperoleh melalui kegiatan menyimak. Karena itu sangatlah
beralasan bila setiap orang dituntut terampil menyimak.
Kawolda, seorang ahli, menawarkan lima cara untuk mempertajam daya
simak. Kelima cara tersebut adalah:
1. simak-ulang ucap
2. identifikasi kata kunci
3. parafrase
4. merangkum
5. menjawab pertanyaan.
C. Evaluasi Menyimak
Aspek-aspek yang diukur dalam tes menyimak adalah hal-hal yang
menjadi indikator keberhasilan menyimak adalah faktor keberhasilan berupa:
bunyi-bunyi bahasa, makna kata, pemahaman kalimat. Faktor nonkebahasaan
berupa pemahaman terhadap pesan yang disampaikan oleh pembicara. Di dalam
isi pesan terdapat unsur sosial budaya yang harus dipahami oleh para penyimak.
8
Sasaran utama tes kemampuan menyimak adalah kemampuan peserta tes
untuk memahami isi wacana yang dikomunikasikan secara lisan langsung oleh
pembicara, atau sekedar rekaman audio atau video. Pemahaman itu dapat
mengacu pada pemahaman secara umum seperti topik yang dibahas atau sekedar
garis besar isinya, atau bagian–bagian yang lebih terinci termasuk pelaku, lokasi,
waktu, dan beberapa aspek yang menonjol. Pemahaman lewat menyimak dapat
pula berkaitan dengan hal–hal yang lebih mendalam sifatnya, yang tidak terbatas
pada hal–hal yang secara tegas dan langsung terungkapkan. Pemahaman semacam
itu hanya dapat diperoleh dengan menghubung-hubungkan bagian wacana
tertentu, atau mengambil kesimpulan dan implikasi berdasarkan pemahaman
terhadap bagian-bagian wacananya. Semua itu merupakan penjabaran dari apa
yang seharusnya dipahami seseorang ketika menyimak suatu wacana yang
dikomunikasikan secara lisan untuk didengarkan.
1. Persiapan Tes Kemampuan Menyimak
Sesuai dengan namanya tes kemampaun menyimak, bahan tes yang diajukan
disampaikan secara lisan dan diterima siswa melalui sarana
pendengaran. Masalah yang segera muncul adalah sarana apa yang harus
dipergunakan, perlukah kita mempergunakan media rekaman atau langsung
disampaikan (dibacakan) secara lisan oleh guru sewaktu tes itu berlangsung.
2. Bahan Kebahasaan Tes Kemampuan Menyimak
Kemampuan menyimak dapat diartikan sebagai kemampuan menangkap
dan memahami bahasa lain. Oleh karena itu, bahan kebahasaan yang sesuai
tentulah berupa wacana, berhubung sebuah wacana pastilah memuat informasi.
Untuk tes kemampuan menyimak, pemilihan bahasan tes lebih ditekankan pada
keadaan wacana, baik dilihat dari segi tingkat kesulitan, isi dan cakupan maupun
jenis–jenis wacana.
a. Tingkat kesulitan wacana
Tingkat kesulitan wacana terutama ditinjau dari faktor kosa kata dan
struktur yang dipergunakan. Jika kosa kata yang dipergunakan sulit, bermakna
ganda dan abstrak, jarang dipergunakan, ditambah lagi struktur kalimatnya
9
yang kompleks, wacana tersebut termasuk wacana yang tinggi tingkat
kesulitannya. Wacana yang baik untuk dipergunakan dalam tes kemampuan
menyimak adalah wacana yang tidak terlalu sulit, atau sebaliknya terlalu
mudah.
b. Isi dan cakupan wacana
Isi dan cakupan wacana biasanya juga mempengaruhi tingkat kesulitan
wacana, jika isi wacana itu tidak sesuai dengan minat dan kebutuhan, atau tidak
sesuai pula dengan bidang yang dipelajari siswa, ia akan menambah tingkat
kesulitan wacana yang bersangkutan.
Wacana yang akan diteskan hendaknya yang berisi hal-hal yang bersifat
netral sehingga sangat dimungkinkan adanya kesamaan pandangan terhadap isi
masalah itu. Sebaliknya, hendaklah menghindari wacana yang berisi suatu
pandangan atau keyakinan golongan tertentu karena akan menimbulkan adanya
perbedaan pendapat atau paling tidak lebih dari satu jawaban yang benar.
c. Jenis-jenis wacana
Adapun jenis–jenis dan atau bentuk wacana yang sering digunakan dalam
tes kemampuan menyimak adalah sebagai berikut:
1) Pertanyaan atau pernyataan yang singkat
Contoh:
Rangsang yang diperdengarkan Jawaban dalam lembar tugas
Mengapa Anda datang terlambat 1.(a) Tadi pagi
hari ini? (b) Tidak ada masalah
(c) Ibuku datang
(d) Beberapa jam lagi
2) Dialog
Contoh:
Rangsang yang diperdengarkan
1. Suara pertama (suara laki-laki)
Tin, saya dengar ibumu sakit. Maaf, ya, saya tidak dapat menengok.
Tapi bagaimana keadaannya sekarang?
10
2. Suara kedua (suara perempuan)
Sudah baik! Kemarin waktu pulang sekolah, saya cemas, jangan-jangan
ibu mengigau lagi. Eee, tak tahunya ibu sudah berhadapan dengan
jahitannya lagi.
3. Suara ketiga (perempuan)
Apakah pekerjaan ibu sehari-hari?
(a) Berdagang
(b) Memasak
(c) Menjahit
(d) Mengasuh adik
(e) Mengigau
3) Ceramah
Rangsangan yang diperdengarkan berupa ceramah selam lima sampai
delapan menit. Selama mendengarkan ceramah siswa diperbolehkan
membuat catatan-catatan yang dianggap penting. Setelah mendengarkan
ceramah, siswa diminta untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan yang
disajikan secara tertulis dalam lembar tugas yang sengaja disediakan.
3. Tingkat Tes Kemampuan Menyimak
Penyusunan tes kemapuan menyimak dicontohkan dalam tingkatan–
tingkatan tes seperti:
a. Tes kemampuan menyimak tingkat ingatan
b. Tes kemampuan menyimak tingkat pemahaman
c. Tes kemampuan menyimak tingkat penerapan, dan
d. Tes kemampuan menyimak tingkat analisis
4. Penelaahan Butir Soal Alat Ukur Menyimak
Format penelaahan soal ditentukan oleh badan Penelitian dan
Pengembangan Sistem Pengujian Pendidikan dan Kebudayaan pada tahun 1988.
Adapun rincian aspek-aspek yang ditelaah sebagai berikut (Suryata: 57)
11
Penelaahan Soal
No. Aspek yang Ditelaah Ya Tidak
I.
1.
2.
3.
4.
5.
Materi:
Soal sesuai tujuan
Soal sesuai lingkup materi
Kunci jawaban tepat
Pengeco logis
Sesuai dengan jenjang pendidikan
II.
6.
7.
8.
9.
10.
Konstruksi Soal:
Item
Singkat, jelas dan logis
Tidak mengarah ke kunci jawaban
Bebas ganda negative
Alternatif jawaban homogeny dari:
Segi materi
Struktur kalimat
III.
11.
12.
13.
Bahasa:
Baik dan benar
Mudah dipahami
Bebas pengulangan kata yang sama pada alternative
jawaban
D. Menyimak Berita
1. Pengertian Berita
J.B.Wahjudi : Berita ialah laporan tentang peristiwa atau pendapat yang
memiliki nilai yang penting,menarik bagi sebagian besar khalayak,masih baru dan
dipublikasikan secara luas melalui media massa periodik. Media massa misalnya
surat kabar, radio, televisi, atau media on-line internet.
Selanjutnya pendapat Nancy Nasution, yakni: Laporan tentang peristiwa-
peristiwa yang terjadi, yang ingin diketahui oleh umum, dengan sifat-sifat aktual,
12
terjadi di lingkungan pembaca, mengenai tokoh terkemuka, akibat peristiwa
tersebut berpengaruh terhadap pembaca.
Neil McNeil (pembantu utama redaktur malam New York Times). Berita
adalah gabungan fakta dan peristiwa-peristiwa yang menimbulkan perhatian atau
kepentingan bagi para pembaca surat kabar yang memuatnya.
Charles A. Dana ( editor New York Sun). Berita adalah laporan setiap saat
atau sesuatu yang menarik bagi pembacanya dan berita terbaik dinilai
kemenarikannya bagi para pembaca.
Gerarld W. Johnson (The Battimore Evening Sun). Berita adalah penyebab
dari macam-macam peristiwa yang dijadikan pertimbangan utama oleh orang
surat kabar untuk menulis dan mengumumkannya demi memperoleh kepuasan
hatinya.
Berdasarkan penjelasan para ahli bahasa atau komunikasi tersebut, dapat
diambil kesimpulan bahwa sesuatu dikatakan sebagai berita apabila berupa:
a. Laporan fakta atau opini melalui media.
Laporan fakta berupa rangkaian peristiwa yang telah terjadi dengan
disertai dengan berbagai opini atau gagasan-gagasan seseorang yang membuat
laporan tersebut bertambah nilai kebermaknaannya. Penyaluran laporan
tersebut melalui media yang merupakan alat atau sarana penyampai pesan.
Penerima berita hendaknya bertindak evaluatif dan bersikap objektif
terhadap informasi aktual yang diterima. Bertindak evaluatif yaitu melakukan
analisis, apakah berita yang dibaca itu berupa fakta atau pendapat, serta isi
berita yang disampaikan itu benar atau salah. Artinya, terlebih dahulu kita
melakukan analisis atas kebenaran isi berita tersebut. Adapun bersikap
objektif maksudnya menghadapi berita itu secara apa adanya.
Selain itu penerima berita juga hendaknya berpikir kritis dan tidak
terlalu reaktif atas berita tersebut. Berpikir secara luas dan mendalam tentang
berita yang diterima sehingga dapat menanggapi secara bijak.
Keadaan atau peristiwa yang merupakan kenyataan dinamakanfakta.
Fakta mengungkapkan sesuatu yang benar-benar terjadi. Faktadiungkapkan
dengan kata-kata yang seobjektif mungkin. Dalamfakta biasanya terdapat
13
benda, orang, waktu, tempat, peristiwa,jumlah, dan dapat menjawab
pertanyaan dengan kata tanyaapa,siapa, di mana, atau berapa. Pendapat atau
opini merupakan pikiranatau tanggapan seseorang tentang suatu hal.Untuk
membedakan pernyataan yang berupa fakta dan pendapat, dapat dilakukan
sebagai berikut:
1) Pernyataan yang di dalamnya terdapat istilah, angka, dan kata-kataadalah
serta pasti merupakan pernyataan fakta.
2) Pernyataan yang di dalamnya terdapat kata menurut dan berdasarkan
pendapat merupakan pernyataan pendapat atauopini.
b. Bersifat menarik, penting, dan aktual.
Berita meupakan peristiwa kekinian yang dapat menarik banyak orang untuk
mengetahuinya. Selain itu nilai kebermanfaatan juga menjadi dasar
pertimbangan orang dalam menerima berita sehingga menjadi bersifat penting
untuk diketahui.
2. Jenis Berita
a. Berita langsung (Straight News)
Berita langsung yaitu informasi/pemaparan tentang suatu fakta yang
diperoleh langsung dari narasumber/sumber berita (kejadian/peristiwa/orang).
Penyajiannya mengutamakan aktualitas (hangat, baru, sedang berlangsung),
langsung, sederhana, lugas/apa adanya, singkat, padat, lancar, jelas, tidak
berbelit-belit, menarik, dan kaya akan data. Sebagian besar halaman depan
surat kabar berisi jenis berita ini.Jenis berita Straight Newsterdiri dari dua
macam:
1) Hard News: yakni berita yang memiliki nilai lebih dari segi aktualitas dan
kepentingan atau amat penting segera diketahui pembaca. Berisi informasi
peristiwa khusus (special event) yang terjadi secara tiba-tiba.Contohnya:
1998-2007 Bersama PKS Melayani Bangsa
2) Soft News, nilai beritanya di bawah Hard News dan lebih merupakan berita
pendukung.Contohnya:Posko Banjir PKS Petogokan, Dua Kali
Tenggelam, Empat Kali Pindah Tempat
14
b. Berita tidak langsung
Berita tidak langsung merupakan kebalikan berita langsung.
Informasi/pemaparan suatu fakta telah melalui proses terlebih dahulu sebelum
akhirnya berita tersebut disampaikan kepada khalayak/ pembaca.
Berita tidak langsung memiliki empat jenis berita, yang terdiri atas:
1) Investigative News (Berita Penggalian). Bahan-bahan berita
(mentah/minim data) yang diperoleh, selanjutnya dilengkapi melalui
penggalian data/informasi/fakta dari berbagai sumber untuk kemudian
diolah dan disajikan menjadi berita. Bahan-bahan berita dapat diperoleh
dari press release, liputan acara, dan penyelidikan/ penelitian (investigasi).
Contoh: Berita kasus korupsi oleh Nazarudin
2) Explanatory News(Berita Pengungkapan). Berita yang bersifat
mengungkapkan/ menguraikan secara rinci dengan memadukan fakta dan
opini. Fakta yang diperoleh dijelaskan secara rinci dan panjang lebar
disertai argumentasi. Dapat disajikan secara bersambung. Untuk itu
diperlukan banyak data/informasi dari sumber (narasumber/peristiwa) lain.
3) Interpretative News (Berita Penafsiran/Penjelasan). Berita yang
dikembangkan melalui penafsiran/penilaian/komentar karena
kekurangjelasan atau kekuranglengkapan suatu
data/informasi/narasumber/peristiwa. Disajikan dengan memadukan fakta
dan interpretasi.Contohnya:KH. Ali, Pimpinan Madina Al Ikhlas: "Masih
Adakah PKS di Hati Warga Jakarta?"
4) Depth News (Berita Pengembangan). Hampir sama dengan investigative
news, merupakan pengembangan berita yang belum selesai
pengungkapannya, kemudian dilanjutkan kembali. Hal ini disebabkan
terlalu banyak data, tetapi data tersebut tidak terkait satu sama lain.
Apabila disajikan secara langsung atau investigasi, berita dirasa terlalu
dangkal karena dapat berdiri sendiri-sendiri. Untuk itu, berita
dikembangkan lagi sesuai dengan klasifikasinya.
15
Berdasarkan sifat kejadian. Terdapat empat jenis berita, yaitu:
 Berita yang sudah diduga akan terjadi. Misalnya: wawancara seorang
wartawan dengan Goenawan Mohamad yang tampil dalam sebuah
seminar.
 Berita tentang peristiwa yang terjadi mendadak sontak. Misalnya:
peristiwa kebakaran kantor sentral telepon.
 Berita tentang gabungan peristiwa terduga dan tidak terduga. Misalnya:
peristiwa percobaan pembunuhan kepala negara pada acara peringatan
Maulid Nabi Muhammad SAW.
3. Menyimak dan Memahami Isi Berita
Untuk menentukan pokok-pokok isi berita, kita dapat dilakukan dengan
mengajukan pertanyaan suatu 5W+1H, yaitu what (apa), who (siapa), where (di
mana), when (kapan), why (mengapa), dan how (bagaimana). Dalam bentuk
kalimat, kata-kata tanya tersebut dapat berupa kalimat sebagai berikut:
a. Apa yang diberitakan?
b. Siapa yang menjadi objek berita?
c. Di mana peristiwa itu terjadi?
d. Kapan peristiwa itu terjadi?
e. Mengapa peristiwa dalam berita itu terjadi?
f. Bagaimana akhir atau kelanjutan berita tersebut?
Memahami isi berita dilakukan dengan cara mencari tahu pokok-pokok isi
berita atau gagasan utama berita. Selanjutnya mencari tahu gagasan-gagasan
pendukung yang dapat memberikan penambahan pemahaman kita tentang berita
yang ada. Hal tersebut dapat diibaratkan seperti pohon. Gagasan utamanya adalah
batang-batang sedangkan gagasan pendukung adalah ranting-rantingnya.
16
E. Menyimak Cerpen
Kegiatan menyimak cerpen bertujuan agar pneyimak dapat mengetahui isi
cerpen yang ada secara lengkap. Dapat dikatakan lengkap apabila penyimak
mampu mengetahui unsur intrinsik dan ekstrinsik cerpen.
Peningkatan kemampuan menyimak pada kegiatan pembelajaran dapat
dilakukan melalui metode Team Investigasi (berdasarkan hasil Penilitian
Tindakan Kelas oleh Fina Ristanti, 2010, Universitas Negeri Malang). Metode
Tim Investigasi dapat membantusiswa untuk bekerja secara kelompok dengan
tetap ada tanggung jawab masing-masing anggota kelompok" Metode ini
melatihsiswa untuk lebih efektif dalam bekerja secara kelompok, menemukan
hasil gagasan dan kemudian mengorganisasikanmenjadi skemata yang utuh"
Selain itu, metode ini juga melatih kemampuan siswa dalam mengungkapkan isi
simakan secaralisan melalui presentasi individu dan pemberian kuis adu cepat.
17
BAB III
PENUTUP
A.Kesimpulan
Menyimak adalah proses mendengar secara sadar dalam rangka
mengidentifikasi, menginterpretasikan, dan mereaksi atas makna yang terkandung
di dalam simakan yang didengar.Cara menduga tingkat kemampuan kita dalam
menyimak yaitu dengan mengukur seberapa besar pemahaman yang kita dapatkan
dari kegiatan menyimak.
Aspek-aspek yang diukur dalam evaluasi menyimak adalah hal-hal yang
menjadi indikator keberhasilan menyimak yaitu faktor kebahasaan dan
nonkebahasaan. Sasaran utama evaluasi menyimak adalah kemampuan peserta
evaluasi untuk memahami isi wacana yang dikomunikasikan secara lisan langsung
oleh pembicara, atau sekedar rekaman audio atau video.
Menurut Kawolda ada lima cara untuk mempertajam daya simak antara
lain simak ulang ucap; identifikasi kata kunci; parafrase; merangkum; dan
menjawab pertanyaan.
Dalam melaksanakan evaluasi kemampuan menyimak, guru perlu
mempersiapkan secara khusus alat ukur yang akan digunakan, menyiapkan bahan
kebahasaan tes kemampuan menyimak, dan mengidentifikasi tingkat tes
kemampuan menyimak. Setelah melakukan hal-hal tersebut di atas, guru
menelaah butir soal alat ukur menyimak untuk mengevaluasi ketepatan tes
kemampuan menyimak tersebut.
Kegiatan menyimak berita menghasilkan informasi tentang apa, kapan,
bagaimana, mengapa, dan siapa tentang berita yang disimak. Adapun kegiatan
menyimak cerpen menghasilkan informaasi tentang unsur instrinsik dan ekstrinsik
cerpen yang disimak.
17
7
18
B. Saran
Makalah yang berisi tentang daya duga simak, cara meningkatakan
kemampuan menyimak dan evaluasi kemampuan menyimak ini tentunya memberi
suatu informasi bagi guru sebagai bahan pengetahuan tentang daya duga simak
diri, cara meningkatkan kemampuan menyimak dan dalam melaksanakan tes
kemampuan menyimak siswa untuk meningkatkan pengajaran Bahasa dan Sastra
Indonesia di sekolah khususnya di Sekolah Dasar.
19
DAFTAR PUSTAKA
Agus Bagyo.2007. Diunduh dari
http://gumawangcity.blogspot.com/2007/04/hakikat-menyimak.html
diunduh pada tanggal 22 Februari 2015.
Aldon Samosir. 2008. Diunduh dari
http://aldonsamosir.wordpress.com/menyimak/ pada tanggal 22 Februari
2015.
Aristha Serenade. 2011. Diunduh dari
http://aristhaserenade.blogspot.com/p/keterampilan-menyimak.html pada
tanggal 22 Februari 2015.
Dedey Samantha.2012. Diunduh dari
http://dededeoy.blogspot.com/2012/09/pengertian-dan-jenis-jenis-
berita.html pada tanggal 22 Februari 2015.
Ristanti, Fina.2010. Skripsi Peningkatan kemampuan menyimak cerpen dengan
metode tim investigasi siswa kelas XI SMA Kertanegara Malang
(digital).Perpustakaan Digital Universitas Negeri Malang
http://library.um.ac.id.
Sabri Wahab. 2012. Diunduh dari
http://guruoemarsabri.blogspot.com/2012/06/evaluasi-kemampuan-
menyimak.html pada tanggal 22 Februari 2015.
Pumpkin squad.2009. Diunduh dari
http://pumpkinsquad.blogspot.com/2009/02/pengertian-berita_16.html
pada tanggal 22 Februari 2015.

Contenu connexe

Tendances

Pengertian, Peran, dan Tantangan Pengembangan Ilmu
Pengertian, Peran, dan Tantangan Pengembangan IlmuPengertian, Peran, dan Tantangan Pengembangan Ilmu
Pengertian, Peran, dan Tantangan Pengembangan IlmuND Arisanti
 
Identitas bangsa kewarganegaraan
Identitas bangsa kewarganegaraanIdentitas bangsa kewarganegaraan
Identitas bangsa kewarganegaraanDwi Anita
 
JURNAL BEHAVIORISTIK (REFERENSI)
JURNAL BEHAVIORISTIK (REFERENSI)JURNAL BEHAVIORISTIK (REFERENSI)
JURNAL BEHAVIORISTIK (REFERENSI)Nur Arifaizal Basri
 
gerakan 30 september 1965 PKI
gerakan 30 september 1965 PKIgerakan 30 september 1965 PKI
gerakan 30 september 1965 PKIDicko Agustian
 
Big 5 Personality : Learn How to know yourself
Big 5 Personality : Learn How to know yourselfBig 5 Personality : Learn How to know yourself
Big 5 Personality : Learn How to know yourselfSeta Wicaksana
 
Perbandingan Filsafat Ilmu Modern dan Postmodern
Perbandingan Filsafat Ilmu Modern dan PostmodernPerbandingan Filsafat Ilmu Modern dan Postmodern
Perbandingan Filsafat Ilmu Modern dan PostmodernYulia Eolia
 
Pertemuan 1 Dasar-dasar Pendidikan Pancasila secara historis, filosofis,
Pertemuan 1 Dasar-dasar Pendidikan Pancasila secara historis, filosofis,Pertemuan 1 Dasar-dasar Pendidikan Pancasila secara historis, filosofis,
Pertemuan 1 Dasar-dasar Pendidikan Pancasila secara historis, filosofis,Eka Zay
 
PPT Perkembangan psikologi di indonesia
PPT Perkembangan psikologi di indonesiaPPT Perkembangan psikologi di indonesia
PPT Perkembangan psikologi di indonesiapinkanalice
 
Pancasila Sebagai Ideologi
Pancasila Sebagai IdeologiPancasila Sebagai Ideologi
Pancasila Sebagai IdeologiMuhammad Ridwan
 
Bhinneka Tunggal Ika.ppt
Bhinneka Tunggal Ika.pptBhinneka Tunggal Ika.ppt
Bhinneka Tunggal Ika.pptSeptiaRini14
 
BAB 1 Perumusan dan Penetapan Pancasila Sebagai Dasar Negara
BAB 1 Perumusan dan Penetapan Pancasila Sebagai Dasar NegaraBAB 1 Perumusan dan Penetapan Pancasila Sebagai Dasar Negara
BAB 1 Perumusan dan Penetapan Pancasila Sebagai Dasar NegaraRisdiana Hidayat
 
Sejarah Lahirnya Pancasila
Sejarah Lahirnya PancasilaSejarah Lahirnya Pancasila
Sejarah Lahirnya PancasilaDwi Ayu
 
Populasi dan Sampel Penelitian Kualitatif dan Kuantitatif (Anantyo Bimosuseno...
Populasi dan Sampel Penelitian Kualitatif dan Kuantitatif (Anantyo Bimosuseno...Populasi dan Sampel Penelitian Kualitatif dan Kuantitatif (Anantyo Bimosuseno...
Populasi dan Sampel Penelitian Kualitatif dan Kuantitatif (Anantyo Bimosuseno...Maulana Husada
 

Tendances (20)

Pengertian, Peran, dan Tantangan Pengembangan Ilmu
Pengertian, Peran, dan Tantangan Pengembangan IlmuPengertian, Peran, dan Tantangan Pengembangan Ilmu
Pengertian, Peran, dan Tantangan Pengembangan Ilmu
 
Identitas bangsa kewarganegaraan
Identitas bangsa kewarganegaraanIdentitas bangsa kewarganegaraan
Identitas bangsa kewarganegaraan
 
ppt nilai - nilai pancasila masa kini
ppt nilai - nilai pancasila masa kinippt nilai - nilai pancasila masa kini
ppt nilai - nilai pancasila masa kini
 
JURNAL BEHAVIORISTIK (REFERENSI)
JURNAL BEHAVIORISTIK (REFERENSI)JURNAL BEHAVIORISTIK (REFERENSI)
JURNAL BEHAVIORISTIK (REFERENSI)
 
gerakan 30 september 1965 PKI
gerakan 30 september 1965 PKIgerakan 30 september 1965 PKI
gerakan 30 september 1965 PKI
 
Big 5 Personality : Learn How to know yourself
Big 5 Personality : Learn How to know yourselfBig 5 Personality : Learn How to know yourself
Big 5 Personality : Learn How to know yourself
 
Pancasila sebagai ideologi terbuka
Pancasila sebagai ideologi terbuka Pancasila sebagai ideologi terbuka
Pancasila sebagai ideologi terbuka
 
Perbandingan Filsafat Ilmu Modern dan Postmodern
Perbandingan Filsafat Ilmu Modern dan PostmodernPerbandingan Filsafat Ilmu Modern dan Postmodern
Perbandingan Filsafat Ilmu Modern dan Postmodern
 
Pertemuan 1 Dasar-dasar Pendidikan Pancasila secara historis, filosofis,
Pertemuan 1 Dasar-dasar Pendidikan Pancasila secara historis, filosofis,Pertemuan 1 Dasar-dasar Pendidikan Pancasila secara historis, filosofis,
Pertemuan 1 Dasar-dasar Pendidikan Pancasila secara historis, filosofis,
 
Nasionalisme
Nasionalisme Nasionalisme
Nasionalisme
 
Perilaku Beragama Menurut pendekatan Humanistik
Perilaku Beragama Menurut pendekatan HumanistikPerilaku Beragama Menurut pendekatan Humanistik
Perilaku Beragama Menurut pendekatan Humanistik
 
PPT Perkembangan psikologi di indonesia
PPT Perkembangan psikologi di indonesiaPPT Perkembangan psikologi di indonesia
PPT Perkembangan psikologi di indonesia
 
Pancasila Sebagai Ideologi
Pancasila Sebagai IdeologiPancasila Sebagai Ideologi
Pancasila Sebagai Ideologi
 
Tes ist
Tes istTes ist
Tes ist
 
Bhinneka Tunggal Ika.ppt
Bhinneka Tunggal Ika.pptBhinneka Tunggal Ika.ppt
Bhinneka Tunggal Ika.ppt
 
BAB 1 Perumusan dan Penetapan Pancasila Sebagai Dasar Negara
BAB 1 Perumusan dan Penetapan Pancasila Sebagai Dasar NegaraBAB 1 Perumusan dan Penetapan Pancasila Sebagai Dasar Negara
BAB 1 Perumusan dan Penetapan Pancasila Sebagai Dasar Negara
 
Sejarah Lahirnya Pancasila
Sejarah Lahirnya PancasilaSejarah Lahirnya Pancasila
Sejarah Lahirnya Pancasila
 
pendekatan humanistik
pendekatan humanistikpendekatan humanistik
pendekatan humanistik
 
Populasi dan Sampel Penelitian Kualitatif dan Kuantitatif (Anantyo Bimosuseno...
Populasi dan Sampel Penelitian Kualitatif dan Kuantitatif (Anantyo Bimosuseno...Populasi dan Sampel Penelitian Kualitatif dan Kuantitatif (Anantyo Bimosuseno...
Populasi dan Sampel Penelitian Kualitatif dan Kuantitatif (Anantyo Bimosuseno...
 
Ideologi dan Macam-macamnya
Ideologi dan Macam-macamnyaIdeologi dan Macam-macamnya
Ideologi dan Macam-macamnya
 

En vedette

Kunci keberhasilan menyimak
Kunci keberhasilan menyimakKunci keberhasilan menyimak
Kunci keberhasilan menyimakImam Suwandi
 
Pengukuran Skala, Realibilitas, dan Validitas
Pengukuran  Skala, Realibilitas, dan ValiditasPengukuran  Skala, Realibilitas, dan Validitas
Pengukuran Skala, Realibilitas, dan ValiditasJesica Grace
 
Power point pengelolaan kelas
Power point pengelolaan kelasPower point pengelolaan kelas
Power point pengelolaan kelasremintha
 

En vedette (7)

Kunci keberhasilan menyimak
Kunci keberhasilan menyimakKunci keberhasilan menyimak
Kunci keberhasilan menyimak
 
Jadual upkk 2014
Jadual upkk 2014Jadual upkk 2014
Jadual upkk 2014
 
Makalah Tes dan Nontes
Makalah Tes dan NontesMakalah Tes dan Nontes
Makalah Tes dan Nontes
 
Pengukuran Skala, Realibilitas, dan Validitas
Pengukuran  Skala, Realibilitas, dan ValiditasPengukuran  Skala, Realibilitas, dan Validitas
Pengukuran Skala, Realibilitas, dan Validitas
 
Power point pengelolaan kelas
Power point pengelolaan kelasPower point pengelolaan kelas
Power point pengelolaan kelas
 
Pengelolaan Kelas
Pengelolaan KelasPengelolaan Kelas
Pengelolaan Kelas
 
Konsep Dasar Manajemen Kelas
Konsep Dasar Manajemen KelasKonsep Dasar Manajemen Kelas
Konsep Dasar Manajemen Kelas
 

Similaire à Duga Daya Simak Diri

Bab, i, ii, iii, iv, v copy
Bab, i, ii, iii, iv, v copyBab, i, ii, iii, iv, v copy
Bab, i, ii, iii, iv, v copyNona Mere
 
Proposal penelitian
Proposal penelitianProposal penelitian
Proposal penelitianDHEluvELI
 
Afi Parnawi. Psikologi belajar. STAI IBNU SINA
Afi Parnawi. Psikologi belajar. STAI IBNU SINAAfi Parnawi. Psikologi belajar. STAI IBNU SINA
Afi Parnawi. Psikologi belajar. STAI IBNU SINADr. Afi Parnawi, M.Pd
 
Tugas word agtri niranty
Tugas word agtri nirantyTugas word agtri niranty
Tugas word agtri nirantyagtriniranty
 
Paparan Lokakarya Penguatan Literasi.pptx
Paparan Lokakarya Penguatan Literasi.pptxPaparan Lokakarya Penguatan Literasi.pptx
Paparan Lokakarya Penguatan Literasi.pptxfadli283033
 
Pemahaman pribadi siswa
Pemahaman pribadi siswaPemahaman pribadi siswa
Pemahaman pribadi siswaHani Pebri
 
Karya ilmiah pak kiyat
Karya ilmiah pak kiyatKarya ilmiah pak kiyat
Karya ilmiah pak kiyatTum-tum Rizla
 
Ranah Kognitif, Afektif, dan Psikomotor
Ranah Kognitif, Afektif, dan PsikomotorRanah Kognitif, Afektif, dan Psikomotor
Ranah Kognitif, Afektif, dan PsikomotorSyaifOer
 
Proposal ptk bab i ii iii
Proposal ptk bab i ii iiiProposal ptk bab i ii iii
Proposal ptk bab i ii iiiZelda Gates
 
PUM1 - 2KognitifBehavioristikSociallearning
PUM1 - 2KognitifBehavioristikSociallearningPUM1 - 2KognitifBehavioristikSociallearning
PUM1 - 2KognitifBehavioristikSociallearningmfrids
 
Paparan Lokakarya Penguatan Literasi.pptx
Paparan Lokakarya Penguatan Literasi.pptxPaparan Lokakarya Penguatan Literasi.pptx
Paparan Lokakarya Penguatan Literasi.pptxUsep Saefuddin
 
Proposal ptk
Proposal ptkProposal ptk
Proposal ptkzhiendar
 
RENDAHNYA MINAT BACA SISWA
RENDAHNYA MINAT BACA SISWARENDAHNYA MINAT BACA SISWA
RENDAHNYA MINAT BACA SISWANopiputri
 
RANGKUMAN DIKTAT Andragogi UNIVERSITAS PALAGKARAYA
RANGKUMAN DIKTAT Andragogi UNIVERSITAS PALAGKARAYA RANGKUMAN DIKTAT Andragogi UNIVERSITAS PALAGKARAYA
RANGKUMAN DIKTAT Andragogi UNIVERSITAS PALAGKARAYA UNIVERSITAS PALANGKARAYA
 

Similaire à Duga Daya Simak Diri (20)

Bab, i, ii, iii, iv, v copy
Bab, i, ii, iii, iv, v copyBab, i, ii, iii, iv, v copy
Bab, i, ii, iii, iv, v copy
 
Menyimak
MenyimakMenyimak
Menyimak
 
Proposal penelitian
Proposal penelitianProposal penelitian
Proposal penelitian
 
Afi Parnawi. Psikologi belajar. STAI IBNU SINA
Afi Parnawi. Psikologi belajar. STAI IBNU SINAAfi Parnawi. Psikologi belajar. STAI IBNU SINA
Afi Parnawi. Psikologi belajar. STAI IBNU SINA
 
Tugas word agtri niranty
Tugas word agtri nirantyTugas word agtri niranty
Tugas word agtri niranty
 
Presentase potensi diri
Presentase potensi diriPresentase potensi diri
Presentase potensi diri
 
Paparan Lokakarya Penguatan Literasi.pptx
Paparan Lokakarya Penguatan Literasi.pptxPaparan Lokakarya Penguatan Literasi.pptx
Paparan Lokakarya Penguatan Literasi.pptx
 
Pemahaman pribadi siswa
Pemahaman pribadi siswaPemahaman pribadi siswa
Pemahaman pribadi siswa
 
Proses menghuraikan isi
Proses menghuraikan isiProses menghuraikan isi
Proses menghuraikan isi
 
Keterampilan Berbahasa
Keterampilan BerbahasaKeterampilan Berbahasa
Keterampilan Berbahasa
 
Karya ilmiah pak kiyat
Karya ilmiah pak kiyatKarya ilmiah pak kiyat
Karya ilmiah pak kiyat
 
Ranah Kognitif, Afektif, dan Psikomotor
Ranah Kognitif, Afektif, dan PsikomotorRanah Kognitif, Afektif, dan Psikomotor
Ranah Kognitif, Afektif, dan Psikomotor
 
Proposal ptk bab i ii iii
Proposal ptk bab i ii iiiProposal ptk bab i ii iii
Proposal ptk bab i ii iii
 
Soal baru
Soal baruSoal baru
Soal baru
 
PUM1 - 2KognitifBehavioristikSociallearning
PUM1 - 2KognitifBehavioristikSociallearningPUM1 - 2KognitifBehavioristikSociallearning
PUM1 - 2KognitifBehavioristikSociallearning
 
Paparan Lokakarya Penguatan Literasi.pptx
Paparan Lokakarya Penguatan Literasi.pptxPaparan Lokakarya Penguatan Literasi.pptx
Paparan Lokakarya Penguatan Literasi.pptx
 
Proposal ptk
Proposal ptkProposal ptk
Proposal ptk
 
RENDAHNYA MINAT BACA SISWA
RENDAHNYA MINAT BACA SISWARENDAHNYA MINAT BACA SISWA
RENDAHNYA MINAT BACA SISWA
 
RANGKUMAN DIKTAT Andragogi UNIVERSITAS PALAGKARAYA
RANGKUMAN DIKTAT Andragogi UNIVERSITAS PALAGKARAYA RANGKUMAN DIKTAT Andragogi UNIVERSITAS PALAGKARAYA
RANGKUMAN DIKTAT Andragogi UNIVERSITAS PALAGKARAYA
 
Ddm
DdmDdm
Ddm
 

Plus de Hariyatunnisa Ahmad

Mini Riset: Pembelajaran Sebagai Sarana Mencapai Tujuan Manajemen Pendidikan
Mini Riset: Pembelajaran Sebagai Sarana Mencapai Tujuan Manajemen PendidikanMini Riset: Pembelajaran Sebagai Sarana Mencapai Tujuan Manajemen Pendidikan
Mini Riset: Pembelajaran Sebagai Sarana Mencapai Tujuan Manajemen PendidikanHariyatunnisa Ahmad
 
Hakikat Evaluasi Pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia
Hakikat Evaluasi Pembelajaran Bahasa dan Sastra IndonesiaHakikat Evaluasi Pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia
Hakikat Evaluasi Pembelajaran Bahasa dan Sastra IndonesiaHariyatunnisa Ahmad
 
Perangkat Pembelajaran Sebagai Suatu SIstem
Perangkat Pembelajaran Sebagai Suatu SIstemPerangkat Pembelajaran Sebagai Suatu SIstem
Perangkat Pembelajaran Sebagai Suatu SIstemHariyatunnisa Ahmad
 
Filsafat Pendidikan Esensialisme
Filsafat Pendidikan EsensialismeFilsafat Pendidikan Esensialisme
Filsafat Pendidikan EsensialismeHariyatunnisa Ahmad
 
Penyimpangan Semu Hukum Mendel 1
Penyimpangan Semu Hukum Mendel 1Penyimpangan Semu Hukum Mendel 1
Penyimpangan Semu Hukum Mendel 1Hariyatunnisa Ahmad
 
Konsep Dasar Evaluasi Pembelajaran
Konsep Dasar Evaluasi PembelajaranKonsep Dasar Evaluasi Pembelajaran
Konsep Dasar Evaluasi PembelajaranHariyatunnisa Ahmad
 
Imbuhan bebarengan Bahasa Daerah (Jawa)
Imbuhan bebarengan Bahasa Daerah (Jawa)Imbuhan bebarengan Bahasa Daerah (Jawa)
Imbuhan bebarengan Bahasa Daerah (Jawa)Hariyatunnisa Ahmad
 
Analisis Pengembangan Kurikulum PKn
Analisis Pengembangan Kurikulum PKnAnalisis Pengembangan Kurikulum PKn
Analisis Pengembangan Kurikulum PKnHariyatunnisa Ahmad
 
Praktikum Sel Jaringan Hewan dan Tumbuhan
Praktikum Sel Jaringan Hewan dan TumbuhanPraktikum Sel Jaringan Hewan dan Tumbuhan
Praktikum Sel Jaringan Hewan dan TumbuhanHariyatunnisa Ahmad
 

Plus de Hariyatunnisa Ahmad (20)

Model Lesson Study di Jepang
Model Lesson Study di JepangModel Lesson Study di Jepang
Model Lesson Study di Jepang
 
Media Ajar 3 Dimensi
Media Ajar 3 DimensiMedia Ajar 3 Dimensi
Media Ajar 3 Dimensi
 
Mini Riset: Pembelajaran Sebagai Sarana Mencapai Tujuan Manajemen Pendidikan
Mini Riset: Pembelajaran Sebagai Sarana Mencapai Tujuan Manajemen PendidikanMini Riset: Pembelajaran Sebagai Sarana Mencapai Tujuan Manajemen Pendidikan
Mini Riset: Pembelajaran Sebagai Sarana Mencapai Tujuan Manajemen Pendidikan
 
Hakikat Evaluasi Pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia
Hakikat Evaluasi Pembelajaran Bahasa dan Sastra IndonesiaHakikat Evaluasi Pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia
Hakikat Evaluasi Pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia
 
Analisis Wacana
Analisis WacanaAnalisis Wacana
Analisis Wacana
 
Sastra Anak
Sastra AnakSastra Anak
Sastra Anak
 
Perangkat Pembelajaran Sebagai Suatu SIstem
Perangkat Pembelajaran Sebagai Suatu SIstemPerangkat Pembelajaran Sebagai Suatu SIstem
Perangkat Pembelajaran Sebagai Suatu SIstem
 
Pembuktian Fonem
Pembuktian FonemPembuktian Fonem
Pembuktian Fonem
 
Pemikiran Ki Hajar Dewantara
Pemikiran Ki Hajar DewantaraPemikiran Ki Hajar Dewantara
Pemikiran Ki Hajar Dewantara
 
Filsafat Pendidikan Pancasila
Filsafat Pendidikan PancasilaFilsafat Pendidikan Pancasila
Filsafat Pendidikan Pancasila
 
Filsafat Pendidikan Esensialisme
Filsafat Pendidikan EsensialismeFilsafat Pendidikan Esensialisme
Filsafat Pendidikan Esensialisme
 
Filsafat Pendidikan
Filsafat PendidikanFilsafat Pendidikan
Filsafat Pendidikan
 
Membaca
MembacaMembaca
Membaca
 
Penyimpangan Semu Hukum Mendel 1
Penyimpangan Semu Hukum Mendel 1Penyimpangan Semu Hukum Mendel 1
Penyimpangan Semu Hukum Mendel 1
 
Konsep Dasar Evaluasi Pembelajaran
Konsep Dasar Evaluasi PembelajaranKonsep Dasar Evaluasi Pembelajaran
Konsep Dasar Evaluasi Pembelajaran
 
Imbuhan bebarengan Bahasa Daerah (Jawa)
Imbuhan bebarengan Bahasa Daerah (Jawa)Imbuhan bebarengan Bahasa Daerah (Jawa)
Imbuhan bebarengan Bahasa Daerah (Jawa)
 
Konsep Dasar Manajemen Kelas
Konsep Dasar Manajemen KelasKonsep Dasar Manajemen Kelas
Konsep Dasar Manajemen Kelas
 
Analisis Butir Soal
Analisis Butir SoalAnalisis Butir Soal
Analisis Butir Soal
 
Analisis Pengembangan Kurikulum PKn
Analisis Pengembangan Kurikulum PKnAnalisis Pengembangan Kurikulum PKn
Analisis Pengembangan Kurikulum PKn
 
Praktikum Sel Jaringan Hewan dan Tumbuhan
Praktikum Sel Jaringan Hewan dan TumbuhanPraktikum Sel Jaringan Hewan dan Tumbuhan
Praktikum Sel Jaringan Hewan dan Tumbuhan
 

Dernier

Kisi kisi Ujian sekolah mata pelajaran IPA 2024.docx
Kisi kisi Ujian sekolah mata pelajaran IPA 2024.docxKisi kisi Ujian sekolah mata pelajaran IPA 2024.docx
Kisi kisi Ujian sekolah mata pelajaran IPA 2024.docxFitriaSarmida1
 
RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...
RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...
RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...Kanaidi ken
 
Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).ppt
Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).pptKenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).ppt
Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).pptnovibernadina
 
Program Kerja Public Relations - Perencanaan
Program Kerja Public Relations - PerencanaanProgram Kerja Public Relations - Perencanaan
Program Kerja Public Relations - PerencanaanAdePutraTunggali
 
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfAndiCoc
 
Aksi Nyata PMM Topik Refleksi Diri (1).pdf
Aksi Nyata PMM Topik Refleksi Diri (1).pdfAksi Nyata PMM Topik Refleksi Diri (1).pdf
Aksi Nyata PMM Topik Refleksi Diri (1).pdfEniNuraeni29
 
Penyebaran Pemahaman Merdeka Belajar Aksi Nyata PMM
Penyebaran Pemahaman Merdeka Belajar Aksi Nyata PMMPenyebaran Pemahaman Merdeka Belajar Aksi Nyata PMM
Penyebaran Pemahaman Merdeka Belajar Aksi Nyata PMMRiniGela
 
Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptx
Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptxContoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptx
Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptxIvvatulAini
 
Pengenalan Figma, Figma Indtroduction, Figma
Pengenalan Figma, Figma Indtroduction, FigmaPengenalan Figma, Figma Indtroduction, Figma
Pengenalan Figma, Figma Indtroduction, FigmaAndreRangga1
 
BAHAN PAPARAN UU DESA NOMOR 3 TAHUN 2024
BAHAN PAPARAN UU DESA NOMOR 3 TAHUN 2024BAHAN PAPARAN UU DESA NOMOR 3 TAHUN 2024
BAHAN PAPARAN UU DESA NOMOR 3 TAHUN 2024ssuser0bf64e
 
Aksi Nyata Menyebarkan (Pemahaman Mengapa Kurikulum Perlu Berubah) Oleh Nur A...
Aksi Nyata Menyebarkan (Pemahaman Mengapa Kurikulum Perlu Berubah) Oleh Nur A...Aksi Nyata Menyebarkan (Pemahaman Mengapa Kurikulum Perlu Berubah) Oleh Nur A...
Aksi Nyata Menyebarkan (Pemahaman Mengapa Kurikulum Perlu Berubah) Oleh Nur A...nuraji51
 
RENCANA + Link2 MATERI Training _"SISTEM MANAJEMEN MUTU (ISO 9001_2015)".
RENCANA + Link2 MATERI Training _"SISTEM MANAJEMEN MUTU (ISO 9001_2015)".RENCANA + Link2 MATERI Training _"SISTEM MANAJEMEN MUTU (ISO 9001_2015)".
RENCANA + Link2 MATERI Training _"SISTEM MANAJEMEN MUTU (ISO 9001_2015)".Kanaidi ken
 
PPT SOSIALISASI PENGELOLAAN KINERJA GURU DAN KS 2024.pptx
PPT SOSIALISASI PENGELOLAAN KINERJA GURU DAN KS 2024.pptxPPT SOSIALISASI PENGELOLAAN KINERJA GURU DAN KS 2024.pptx
PPT SOSIALISASI PENGELOLAAN KINERJA GURU DAN KS 2024.pptxMaskuratulMunawaroh
 
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptx
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptxDEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptx
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptxwawan479953
 
Konseptual Model Keperawatan Jiwa pada manusia
Konseptual Model Keperawatan Jiwa pada manusiaKonseptual Model Keperawatan Jiwa pada manusia
Konseptual Model Keperawatan Jiwa pada manusiaharnosuharno5
 
PELAKSANAAN (dgn PT SBI) + Link2 Materi Pelatihan _"Teknik Perhitungan TKDN, ...
PELAKSANAAN (dgn PT SBI) + Link2 Materi Pelatihan _"Teknik Perhitungan TKDN, ...PELAKSANAAN (dgn PT SBI) + Link2 Materi Pelatihan _"Teknik Perhitungan TKDN, ...
PELAKSANAAN (dgn PT SBI) + Link2 Materi Pelatihan _"Teknik Perhitungan TKDN, ...Kanaidi ken
 
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfAndiCoc
 
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.pptHAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.pptnabilafarahdiba95
 
MODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfAndiCoc
 
Prakarsa Perubahan dan kanvas ATAP (1).pptx
Prakarsa Perubahan dan kanvas ATAP (1).pptxPrakarsa Perubahan dan kanvas ATAP (1).pptx
Prakarsa Perubahan dan kanvas ATAP (1).pptxHaryKharismaSuhud
 

Dernier (20)

Kisi kisi Ujian sekolah mata pelajaran IPA 2024.docx
Kisi kisi Ujian sekolah mata pelajaran IPA 2024.docxKisi kisi Ujian sekolah mata pelajaran IPA 2024.docx
Kisi kisi Ujian sekolah mata pelajaran IPA 2024.docx
 
RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...
RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...
RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...
 
Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).ppt
Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).pptKenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).ppt
Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).ppt
 
Program Kerja Public Relations - Perencanaan
Program Kerja Public Relations - PerencanaanProgram Kerja Public Relations - Perencanaan
Program Kerja Public Relations - Perencanaan
 
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
Aksi Nyata PMM Topik Refleksi Diri (1).pdf
Aksi Nyata PMM Topik Refleksi Diri (1).pdfAksi Nyata PMM Topik Refleksi Diri (1).pdf
Aksi Nyata PMM Topik Refleksi Diri (1).pdf
 
Penyebaran Pemahaman Merdeka Belajar Aksi Nyata PMM
Penyebaran Pemahaman Merdeka Belajar Aksi Nyata PMMPenyebaran Pemahaman Merdeka Belajar Aksi Nyata PMM
Penyebaran Pemahaman Merdeka Belajar Aksi Nyata PMM
 
Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptx
Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptxContoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptx
Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptx
 
Pengenalan Figma, Figma Indtroduction, Figma
Pengenalan Figma, Figma Indtroduction, FigmaPengenalan Figma, Figma Indtroduction, Figma
Pengenalan Figma, Figma Indtroduction, Figma
 
BAHAN PAPARAN UU DESA NOMOR 3 TAHUN 2024
BAHAN PAPARAN UU DESA NOMOR 3 TAHUN 2024BAHAN PAPARAN UU DESA NOMOR 3 TAHUN 2024
BAHAN PAPARAN UU DESA NOMOR 3 TAHUN 2024
 
Aksi Nyata Menyebarkan (Pemahaman Mengapa Kurikulum Perlu Berubah) Oleh Nur A...
Aksi Nyata Menyebarkan (Pemahaman Mengapa Kurikulum Perlu Berubah) Oleh Nur A...Aksi Nyata Menyebarkan (Pemahaman Mengapa Kurikulum Perlu Berubah) Oleh Nur A...
Aksi Nyata Menyebarkan (Pemahaman Mengapa Kurikulum Perlu Berubah) Oleh Nur A...
 
RENCANA + Link2 MATERI Training _"SISTEM MANAJEMEN MUTU (ISO 9001_2015)".
RENCANA + Link2 MATERI Training _"SISTEM MANAJEMEN MUTU (ISO 9001_2015)".RENCANA + Link2 MATERI Training _"SISTEM MANAJEMEN MUTU (ISO 9001_2015)".
RENCANA + Link2 MATERI Training _"SISTEM MANAJEMEN MUTU (ISO 9001_2015)".
 
PPT SOSIALISASI PENGELOLAAN KINERJA GURU DAN KS 2024.pptx
PPT SOSIALISASI PENGELOLAAN KINERJA GURU DAN KS 2024.pptxPPT SOSIALISASI PENGELOLAAN KINERJA GURU DAN KS 2024.pptx
PPT SOSIALISASI PENGELOLAAN KINERJA GURU DAN KS 2024.pptx
 
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptx
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptxDEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptx
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptx
 
Konseptual Model Keperawatan Jiwa pada manusia
Konseptual Model Keperawatan Jiwa pada manusiaKonseptual Model Keperawatan Jiwa pada manusia
Konseptual Model Keperawatan Jiwa pada manusia
 
PELAKSANAAN (dgn PT SBI) + Link2 Materi Pelatihan _"Teknik Perhitungan TKDN, ...
PELAKSANAAN (dgn PT SBI) + Link2 Materi Pelatihan _"Teknik Perhitungan TKDN, ...PELAKSANAAN (dgn PT SBI) + Link2 Materi Pelatihan _"Teknik Perhitungan TKDN, ...
PELAKSANAAN (dgn PT SBI) + Link2 Materi Pelatihan _"Teknik Perhitungan TKDN, ...
 
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.pptHAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
 
MODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
Prakarsa Perubahan dan kanvas ATAP (1).pptx
Prakarsa Perubahan dan kanvas ATAP (1).pptxPrakarsa Perubahan dan kanvas ATAP (1).pptx
Prakarsa Perubahan dan kanvas ATAP (1).pptx
 

Duga Daya Simak Diri

  • 1. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Setiap manusia dilahirkan dengan sejumlah potensi. Salah satu potensi pembawaan sejak lahir itu adalah potensi mampu menyimak.Selain itu, di dalam ketrampilan berbahasa terdapat empat komponen yaitu ketrampilan menyimak, berbicara, membaca, dan menulis. Setiap ketrampilan mempunyai tahapan- tahapan tersendiri dan keempat ketrampilan tersebut saling melengkapi dalam terwujudnya masyarakat komunikasi yang baik. Kertampilan tersebut erat berhubungan dengan proses berpikir yang mendasari bahasa. Melatih ketrampilan berbahasa berarti pula melatih ketrampilan berpikir. Ketrampilan menyimak merupakan ketrampilan paling dasar dalam berbahasa dan menyimak juga sangat fungsional dalam kehidupan manusia.. Ketrampilan ini merupakan tahap masuknya informasi dua arah yang langsung. Melalui menyimak seseorang memperoleh kemungkinan besar untuk mendapatkan informasi.Suatu sumber menyatakan bahwa menyimak merupakan komunikasi tatap muka. Namun, seiring dengan berkembangnya teknologi modern saat ini, menyimak dapat menggunakan media yang menyebabkan komunikasi tidak langsung bertatap muka antar pemberi dan penerima informasi melalui simakan. Misalnya saja dengan adanya teknologi telivisi menyebabkan antara pemberi dan penerima simakan tidak bertatap muka langsung tetapi keduanya tetap dapat melalukan kegiatan menyimak.Para ahli berpendapat bahwa sebagian besar dari pengetahuan seseorang dan nilai-nilai yang diyakininya diperoleh melalui kegiatan menyimak. Karena itu sangatlah beralasan bila setiap orang dituntut terampil menyimak. Dalam setiap pembelajaran selalu ada evaluasi bertujuan untuk mengukur hasil yang telah dicapai selama proses pembelajaran. Karena itu evaluasi tidak boleh lepas dari tujuan apa yang ingin dicapai dalam pembelajaran yang sedang 1
  • 2. 2 berlangsung. Berkaitan dengan pentingnya ketrampilan menyimak dalam berbahasa sebagai dasar ketrampilan bahasa dengan evaluasi yang harus ada dalam suatu pembelajaran, maka diperlukan adanya evaluasi menyimak yang disesuaikan dengan tujuan yang ingin dicapai dalam proses pembelajaran. B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang di atas maka penulis merumuskan masalah sebagai berikut : 1. Bagaimana cara menduga daya simak diri? 2. Bagaimana cara meningkatkan daya simak diri? 3. Bagaimanakah cara melakukan evaluasi menyimak? 4. Apayang dimaksud dengan menyimak berita? 5. Apa yang dimaksud dengan menyimak cerpen? C. Tujuan Penulisan Berdasarkan rumusan masalah di atas maka tujuan penulisan makalah ini adalah sebagai berikut : 1. Dapat menjelaskan cara duga daya simak diri. 2. Dapat menjelaskan cara meningkatkan kemampuan menyimak. 3. Menjelaskan cara melakukan evaluasi menyimak. 4. Dapat menjelaskan caramenyimak berita. 5. Dapat menjelaskan caramenyimak cerpen. D. Manfaat Penulisan Manfaat yang dapat diperoleh dari penulisan makalah ini mencakup beberapa yang terkait diantaranya sebagai berikut :  Bagi Mahasiswa Makalah ini dapat digunakan sebagai bahan referensi atau masukan tentang hakikat menyimak.
  • 3. 3  Bagi Masyarakat umum Sebagai bahan bacaan yang bermanfaat untuk menambah pengetahuan tentang hakikat menyimak, serta untuk menambahkan peran aktif masyarakat dalam pendidikan. E. Sistematika Penulisan Makalah ini tersusun dari bab 1 Pendahuluan, bab 2 Pembahasan, dan bab 3 Penutup. Bab 1 Pendahuluan berisi latar belakang, perumusan masalah, tujuan, dan sitematika penulisan. Bab 2 Pembahasan. Bab 3 Penutup berisi kesimpulan, saran, dan daftar pustaka.
  • 4. 4 BAB II PEMBAHASAN A. Duga Daya Simak Diri Menyimak adalah proses mendengar secara sadar dalam rangka mengidentifikasi, menginterpretasikan, dan mereaksi atas makna yang terkandung di dalam simakan yang didengar. Menyimak pernah dianggap dan diperlakukan oleh para ahli, guru bahasa, dan orang awam sebagai suatu hal yang akan dikuasai oleh manusia normal pada waktunya. Perlakuan demikian didasari oleh asumsi bahwa keterampilan menyimak akan dikuasai secara otomatis. Sebagai mana orang dapat bernafas tanpa mempelajari cara bernafas, begitu pula menyimak tidak perlu dipelajari karena pada saatnya orang akan dapat menyimak. Penelitian mengenai menyimak jarang dilakukan. Buku teks jarang ditulis. Pada gilirannya pengajaran menyimak diabaikan. Lama-kelamaan para ahli menyadari bahwa asumsi yang dipegang selama ini mengenai menyimak, ternyata keliru. Manusia memang dilahirkan dengan potensi dapat menyimak. Namun, potensi itu perlu dikembangkan melalui latihan sistematis, terarah, dan berkesinambungan supaya menjadi kenyataan. Potensi itu akan tetap merupakan potensi bila tidak dipupuk, dikembangkan, atau dibina. Mulai tahun lima puluhan, menyimak mulai banyak diperhatikan. Menyimak dengan segala aspeknya diteliti. Buku teks menyimak bermunculan. Pengajaran menyimak mulai diperhatikan. Bahkan lebih dari itu, menyimak diperlakukan sebagai mata pelajaran yang mandiri. Sebagai mata pelajaran yang mandiri, menyimak dilaksanakan tersendiri. Tujuan, bahan, metode, media, dan penilaian menyimak direncanakan, dilaksanakan, dan dinilai tersendiri pula. Cara menduga tingkat kemampuan kita dalam menyimak yaitu dengan mengukur seberapa besar pemahaman yang kita dapatkan dari kegiatan menyimak. 4
  • 5. 5 Dalam pokok bahasan faktor penentu keberhasilan menyimak, dapat dijelaskan faktor-faktor penentu keberhasilan menyimak itu mencakup: 1. pembicara 2. pembicaraan 3. situasi 4. penyimak Faktor penyimak ini akan dibicarakan sekali lagi. Fokus pembicaraan mengenai ciri-ciri atau karakteristiknya. Pengenalan, pemahaman, dan penghayatan ciri-ciri penyimak yang baik atau ideal sangat berguna bagi setiap penyimak. Bagi penyimak yang belum berpengalaman, pengetahuan tentang ciri penyimak ideal itu dapat digunakan sebagai pedoman dalam melatih diri menjadi penyimak yang ideal. Bagi penyimak yang sudah berpengalaman, pengetahuan tersebut dapat digunakan sebagai bahan perbandingan. Yang bersangkutaan dapat menggunakan hal yang dianggap perlu dan membuang hal yang dianggap tak perlu. Ada kalanya seseorang ingin pula menilai, mengetahui, dan mendapat gambaran kemampuan menyimaknya. Tentang hal itu dia tidak ingin dicampuri atau diketahui orang lain. Keinginan seperti itu dapat dipenuhi melalui “Checking up on my listening”, yang disadur secara bebas menjadi duga daya simak diri. Duga daya simak diri berisi sebelas pertanyaan pada diri sendiri yang dapat dijawab dengan ya atau tidak. Bila semua pertanyaan itu dapat dijawab dengan ya, artinya Anda mempunyai daya simak tinggi. Sebaliknya bila pertanyaan itu dijawab tidak, Anda mempunyai daya simak yang rendah. Pertanyaan-pertanyaan tersebut ialah sebagai berikut: 1. Siapkah saya untuk menyimak? a. Sudahkah saya duduk di tempat yang nyaman dan strategis sehingga saya dapat melihat dan mendengarkan si pembicara
  • 6. 6 b. Terarahkah pandangan saya kepada pembicara? 2. Berkonsentrasilah saya terhadap pembicaraan yang akan disampaikan? a. Dapatkah menyingkirkan pikiran lain pada saat ini? b. Siapkah saya memikirkan topik pembicaran dan menghubungkannya dengan pengetahuan siap saya mengenai hal itu? c. Bersiapkah saya belajar lebih lanjut mengenai topik yang akan disampaikan? 3. Siapkah saya memulai menyimak? a. Pada menit-menit pertama, sadarkah saya ke mana dibawa oleh pembicara? b. Dapatkah saya temukan ide pusat sehingga saya dapat mengikutinya sepanjang pembicaraan? 4. Dapatkah saya temukan ide penunjang ide pusat atau pokok? Saya manfaatkankah petunjuk-petunjuk pembicara (seperti yang pertama, yang terpenting dan sebagainya) guna membantu menyusun ide-ide dalam pikiran saya? 5. Setalah pembicaraan selesai, sudahkah saya evaluasi pembicaraan pembicara? a. Sesuaikah pengetahuan baru itu (hasil simakan) dengan pengetahuan siap saya? b. Saya pertimbangkan setiap ide yang disampaikan pembicara sehingga saya dapat mengatakan setuju atau tidak setuju dengan pembicara? B. Meningkatkan Daya Simak Diri Setiap manusia dilahirkan dengan sejumlah potensi. Salah satu potensi pembawaan sejak lahir itu adalah potensi mampu menyimak. Potensi harus dibina dan dikembangkan. Melalui latihan menyimak yang terarah dan berkesinambungan, potensi tadi dapat berwujud menjadi kemampuan menyimak
  • 7. 7 yang nyata. Tanpa pembinaan dan pengembangan, potensi tersebut tetap berupa potensi tertutup. Tidak timbuhataumati. Walaupun manusia berlatih menyimak, kemampuan menyimaknya terbatas. Keterbatasan itu disebabkan oleh daya tangkapnya yang terbatas dan daya ingatannya terbatas pula. Para ahli memperkirakan orang yang cukup mendapat latihan menyimak, dalam kondisi fisik yang segar dan mental yang stabil, hanya dpat menangkap isi bahan simakan 50%. Dalam dua bulan berikutnya yang diingat hanya setengahnya. Mungkin dalam dua bulan berikutnya sisanya sudah menghilang pula. Menyimak sangat fungsional dalam kehidupan manusia. Melalui menyimak seseorang memperoleh kemungkinan besar mendapatkan informasi. Para ahli berpendapat bahwa sebagian besar dari pengetahuan seseorang dan nilai- nilai yang diyakininya diperoleh melalui kegiatan menyimak. Karena itu sangatlah beralasan bila setiap orang dituntut terampil menyimak. Kawolda, seorang ahli, menawarkan lima cara untuk mempertajam daya simak. Kelima cara tersebut adalah: 1. simak-ulang ucap 2. identifikasi kata kunci 3. parafrase 4. merangkum 5. menjawab pertanyaan. C. Evaluasi Menyimak Aspek-aspek yang diukur dalam tes menyimak adalah hal-hal yang menjadi indikator keberhasilan menyimak adalah faktor keberhasilan berupa: bunyi-bunyi bahasa, makna kata, pemahaman kalimat. Faktor nonkebahasaan berupa pemahaman terhadap pesan yang disampaikan oleh pembicara. Di dalam isi pesan terdapat unsur sosial budaya yang harus dipahami oleh para penyimak.
  • 8. 8 Sasaran utama tes kemampuan menyimak adalah kemampuan peserta tes untuk memahami isi wacana yang dikomunikasikan secara lisan langsung oleh pembicara, atau sekedar rekaman audio atau video. Pemahaman itu dapat mengacu pada pemahaman secara umum seperti topik yang dibahas atau sekedar garis besar isinya, atau bagian–bagian yang lebih terinci termasuk pelaku, lokasi, waktu, dan beberapa aspek yang menonjol. Pemahaman lewat menyimak dapat pula berkaitan dengan hal–hal yang lebih mendalam sifatnya, yang tidak terbatas pada hal–hal yang secara tegas dan langsung terungkapkan. Pemahaman semacam itu hanya dapat diperoleh dengan menghubung-hubungkan bagian wacana tertentu, atau mengambil kesimpulan dan implikasi berdasarkan pemahaman terhadap bagian-bagian wacananya. Semua itu merupakan penjabaran dari apa yang seharusnya dipahami seseorang ketika menyimak suatu wacana yang dikomunikasikan secara lisan untuk didengarkan. 1. Persiapan Tes Kemampuan Menyimak Sesuai dengan namanya tes kemampaun menyimak, bahan tes yang diajukan disampaikan secara lisan dan diterima siswa melalui sarana pendengaran. Masalah yang segera muncul adalah sarana apa yang harus dipergunakan, perlukah kita mempergunakan media rekaman atau langsung disampaikan (dibacakan) secara lisan oleh guru sewaktu tes itu berlangsung. 2. Bahan Kebahasaan Tes Kemampuan Menyimak Kemampuan menyimak dapat diartikan sebagai kemampuan menangkap dan memahami bahasa lain. Oleh karena itu, bahan kebahasaan yang sesuai tentulah berupa wacana, berhubung sebuah wacana pastilah memuat informasi. Untuk tes kemampuan menyimak, pemilihan bahasan tes lebih ditekankan pada keadaan wacana, baik dilihat dari segi tingkat kesulitan, isi dan cakupan maupun jenis–jenis wacana. a. Tingkat kesulitan wacana Tingkat kesulitan wacana terutama ditinjau dari faktor kosa kata dan struktur yang dipergunakan. Jika kosa kata yang dipergunakan sulit, bermakna ganda dan abstrak, jarang dipergunakan, ditambah lagi struktur kalimatnya
  • 9. 9 yang kompleks, wacana tersebut termasuk wacana yang tinggi tingkat kesulitannya. Wacana yang baik untuk dipergunakan dalam tes kemampuan menyimak adalah wacana yang tidak terlalu sulit, atau sebaliknya terlalu mudah. b. Isi dan cakupan wacana Isi dan cakupan wacana biasanya juga mempengaruhi tingkat kesulitan wacana, jika isi wacana itu tidak sesuai dengan minat dan kebutuhan, atau tidak sesuai pula dengan bidang yang dipelajari siswa, ia akan menambah tingkat kesulitan wacana yang bersangkutan. Wacana yang akan diteskan hendaknya yang berisi hal-hal yang bersifat netral sehingga sangat dimungkinkan adanya kesamaan pandangan terhadap isi masalah itu. Sebaliknya, hendaklah menghindari wacana yang berisi suatu pandangan atau keyakinan golongan tertentu karena akan menimbulkan adanya perbedaan pendapat atau paling tidak lebih dari satu jawaban yang benar. c. Jenis-jenis wacana Adapun jenis–jenis dan atau bentuk wacana yang sering digunakan dalam tes kemampuan menyimak adalah sebagai berikut: 1) Pertanyaan atau pernyataan yang singkat Contoh: Rangsang yang diperdengarkan Jawaban dalam lembar tugas Mengapa Anda datang terlambat 1.(a) Tadi pagi hari ini? (b) Tidak ada masalah (c) Ibuku datang (d) Beberapa jam lagi 2) Dialog Contoh: Rangsang yang diperdengarkan 1. Suara pertama (suara laki-laki) Tin, saya dengar ibumu sakit. Maaf, ya, saya tidak dapat menengok. Tapi bagaimana keadaannya sekarang?
  • 10. 10 2. Suara kedua (suara perempuan) Sudah baik! Kemarin waktu pulang sekolah, saya cemas, jangan-jangan ibu mengigau lagi. Eee, tak tahunya ibu sudah berhadapan dengan jahitannya lagi. 3. Suara ketiga (perempuan) Apakah pekerjaan ibu sehari-hari? (a) Berdagang (b) Memasak (c) Menjahit (d) Mengasuh adik (e) Mengigau 3) Ceramah Rangsangan yang diperdengarkan berupa ceramah selam lima sampai delapan menit. Selama mendengarkan ceramah siswa diperbolehkan membuat catatan-catatan yang dianggap penting. Setelah mendengarkan ceramah, siswa diminta untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan yang disajikan secara tertulis dalam lembar tugas yang sengaja disediakan. 3. Tingkat Tes Kemampuan Menyimak Penyusunan tes kemapuan menyimak dicontohkan dalam tingkatan– tingkatan tes seperti: a. Tes kemampuan menyimak tingkat ingatan b. Tes kemampuan menyimak tingkat pemahaman c. Tes kemampuan menyimak tingkat penerapan, dan d. Tes kemampuan menyimak tingkat analisis 4. Penelaahan Butir Soal Alat Ukur Menyimak Format penelaahan soal ditentukan oleh badan Penelitian dan Pengembangan Sistem Pengujian Pendidikan dan Kebudayaan pada tahun 1988. Adapun rincian aspek-aspek yang ditelaah sebagai berikut (Suryata: 57)
  • 11. 11 Penelaahan Soal No. Aspek yang Ditelaah Ya Tidak I. 1. 2. 3. 4. 5. Materi: Soal sesuai tujuan Soal sesuai lingkup materi Kunci jawaban tepat Pengeco logis Sesuai dengan jenjang pendidikan II. 6. 7. 8. 9. 10. Konstruksi Soal: Item Singkat, jelas dan logis Tidak mengarah ke kunci jawaban Bebas ganda negative Alternatif jawaban homogeny dari: Segi materi Struktur kalimat III. 11. 12. 13. Bahasa: Baik dan benar Mudah dipahami Bebas pengulangan kata yang sama pada alternative jawaban D. Menyimak Berita 1. Pengertian Berita J.B.Wahjudi : Berita ialah laporan tentang peristiwa atau pendapat yang memiliki nilai yang penting,menarik bagi sebagian besar khalayak,masih baru dan dipublikasikan secara luas melalui media massa periodik. Media massa misalnya surat kabar, radio, televisi, atau media on-line internet. Selanjutnya pendapat Nancy Nasution, yakni: Laporan tentang peristiwa- peristiwa yang terjadi, yang ingin diketahui oleh umum, dengan sifat-sifat aktual,
  • 12. 12 terjadi di lingkungan pembaca, mengenai tokoh terkemuka, akibat peristiwa tersebut berpengaruh terhadap pembaca. Neil McNeil (pembantu utama redaktur malam New York Times). Berita adalah gabungan fakta dan peristiwa-peristiwa yang menimbulkan perhatian atau kepentingan bagi para pembaca surat kabar yang memuatnya. Charles A. Dana ( editor New York Sun). Berita adalah laporan setiap saat atau sesuatu yang menarik bagi pembacanya dan berita terbaik dinilai kemenarikannya bagi para pembaca. Gerarld W. Johnson (The Battimore Evening Sun). Berita adalah penyebab dari macam-macam peristiwa yang dijadikan pertimbangan utama oleh orang surat kabar untuk menulis dan mengumumkannya demi memperoleh kepuasan hatinya. Berdasarkan penjelasan para ahli bahasa atau komunikasi tersebut, dapat diambil kesimpulan bahwa sesuatu dikatakan sebagai berita apabila berupa: a. Laporan fakta atau opini melalui media. Laporan fakta berupa rangkaian peristiwa yang telah terjadi dengan disertai dengan berbagai opini atau gagasan-gagasan seseorang yang membuat laporan tersebut bertambah nilai kebermaknaannya. Penyaluran laporan tersebut melalui media yang merupakan alat atau sarana penyampai pesan. Penerima berita hendaknya bertindak evaluatif dan bersikap objektif terhadap informasi aktual yang diterima. Bertindak evaluatif yaitu melakukan analisis, apakah berita yang dibaca itu berupa fakta atau pendapat, serta isi berita yang disampaikan itu benar atau salah. Artinya, terlebih dahulu kita melakukan analisis atas kebenaran isi berita tersebut. Adapun bersikap objektif maksudnya menghadapi berita itu secara apa adanya. Selain itu penerima berita juga hendaknya berpikir kritis dan tidak terlalu reaktif atas berita tersebut. Berpikir secara luas dan mendalam tentang berita yang diterima sehingga dapat menanggapi secara bijak. Keadaan atau peristiwa yang merupakan kenyataan dinamakanfakta. Fakta mengungkapkan sesuatu yang benar-benar terjadi. Faktadiungkapkan dengan kata-kata yang seobjektif mungkin. Dalamfakta biasanya terdapat
  • 13. 13 benda, orang, waktu, tempat, peristiwa,jumlah, dan dapat menjawab pertanyaan dengan kata tanyaapa,siapa, di mana, atau berapa. Pendapat atau opini merupakan pikiranatau tanggapan seseorang tentang suatu hal.Untuk membedakan pernyataan yang berupa fakta dan pendapat, dapat dilakukan sebagai berikut: 1) Pernyataan yang di dalamnya terdapat istilah, angka, dan kata-kataadalah serta pasti merupakan pernyataan fakta. 2) Pernyataan yang di dalamnya terdapat kata menurut dan berdasarkan pendapat merupakan pernyataan pendapat atauopini. b. Bersifat menarik, penting, dan aktual. Berita meupakan peristiwa kekinian yang dapat menarik banyak orang untuk mengetahuinya. Selain itu nilai kebermanfaatan juga menjadi dasar pertimbangan orang dalam menerima berita sehingga menjadi bersifat penting untuk diketahui. 2. Jenis Berita a. Berita langsung (Straight News) Berita langsung yaitu informasi/pemaparan tentang suatu fakta yang diperoleh langsung dari narasumber/sumber berita (kejadian/peristiwa/orang). Penyajiannya mengutamakan aktualitas (hangat, baru, sedang berlangsung), langsung, sederhana, lugas/apa adanya, singkat, padat, lancar, jelas, tidak berbelit-belit, menarik, dan kaya akan data. Sebagian besar halaman depan surat kabar berisi jenis berita ini.Jenis berita Straight Newsterdiri dari dua macam: 1) Hard News: yakni berita yang memiliki nilai lebih dari segi aktualitas dan kepentingan atau amat penting segera diketahui pembaca. Berisi informasi peristiwa khusus (special event) yang terjadi secara tiba-tiba.Contohnya: 1998-2007 Bersama PKS Melayani Bangsa 2) Soft News, nilai beritanya di bawah Hard News dan lebih merupakan berita pendukung.Contohnya:Posko Banjir PKS Petogokan, Dua Kali Tenggelam, Empat Kali Pindah Tempat
  • 14. 14 b. Berita tidak langsung Berita tidak langsung merupakan kebalikan berita langsung. Informasi/pemaparan suatu fakta telah melalui proses terlebih dahulu sebelum akhirnya berita tersebut disampaikan kepada khalayak/ pembaca. Berita tidak langsung memiliki empat jenis berita, yang terdiri atas: 1) Investigative News (Berita Penggalian). Bahan-bahan berita (mentah/minim data) yang diperoleh, selanjutnya dilengkapi melalui penggalian data/informasi/fakta dari berbagai sumber untuk kemudian diolah dan disajikan menjadi berita. Bahan-bahan berita dapat diperoleh dari press release, liputan acara, dan penyelidikan/ penelitian (investigasi). Contoh: Berita kasus korupsi oleh Nazarudin 2) Explanatory News(Berita Pengungkapan). Berita yang bersifat mengungkapkan/ menguraikan secara rinci dengan memadukan fakta dan opini. Fakta yang diperoleh dijelaskan secara rinci dan panjang lebar disertai argumentasi. Dapat disajikan secara bersambung. Untuk itu diperlukan banyak data/informasi dari sumber (narasumber/peristiwa) lain. 3) Interpretative News (Berita Penafsiran/Penjelasan). Berita yang dikembangkan melalui penafsiran/penilaian/komentar karena kekurangjelasan atau kekuranglengkapan suatu data/informasi/narasumber/peristiwa. Disajikan dengan memadukan fakta dan interpretasi.Contohnya:KH. Ali, Pimpinan Madina Al Ikhlas: "Masih Adakah PKS di Hati Warga Jakarta?" 4) Depth News (Berita Pengembangan). Hampir sama dengan investigative news, merupakan pengembangan berita yang belum selesai pengungkapannya, kemudian dilanjutkan kembali. Hal ini disebabkan terlalu banyak data, tetapi data tersebut tidak terkait satu sama lain. Apabila disajikan secara langsung atau investigasi, berita dirasa terlalu dangkal karena dapat berdiri sendiri-sendiri. Untuk itu, berita dikembangkan lagi sesuai dengan klasifikasinya.
  • 15. 15 Berdasarkan sifat kejadian. Terdapat empat jenis berita, yaitu:  Berita yang sudah diduga akan terjadi. Misalnya: wawancara seorang wartawan dengan Goenawan Mohamad yang tampil dalam sebuah seminar.  Berita tentang peristiwa yang terjadi mendadak sontak. Misalnya: peristiwa kebakaran kantor sentral telepon.  Berita tentang gabungan peristiwa terduga dan tidak terduga. Misalnya: peristiwa percobaan pembunuhan kepala negara pada acara peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW. 3. Menyimak dan Memahami Isi Berita Untuk menentukan pokok-pokok isi berita, kita dapat dilakukan dengan mengajukan pertanyaan suatu 5W+1H, yaitu what (apa), who (siapa), where (di mana), when (kapan), why (mengapa), dan how (bagaimana). Dalam bentuk kalimat, kata-kata tanya tersebut dapat berupa kalimat sebagai berikut: a. Apa yang diberitakan? b. Siapa yang menjadi objek berita? c. Di mana peristiwa itu terjadi? d. Kapan peristiwa itu terjadi? e. Mengapa peristiwa dalam berita itu terjadi? f. Bagaimana akhir atau kelanjutan berita tersebut? Memahami isi berita dilakukan dengan cara mencari tahu pokok-pokok isi berita atau gagasan utama berita. Selanjutnya mencari tahu gagasan-gagasan pendukung yang dapat memberikan penambahan pemahaman kita tentang berita yang ada. Hal tersebut dapat diibaratkan seperti pohon. Gagasan utamanya adalah batang-batang sedangkan gagasan pendukung adalah ranting-rantingnya.
  • 16. 16 E. Menyimak Cerpen Kegiatan menyimak cerpen bertujuan agar pneyimak dapat mengetahui isi cerpen yang ada secara lengkap. Dapat dikatakan lengkap apabila penyimak mampu mengetahui unsur intrinsik dan ekstrinsik cerpen. Peningkatan kemampuan menyimak pada kegiatan pembelajaran dapat dilakukan melalui metode Team Investigasi (berdasarkan hasil Penilitian Tindakan Kelas oleh Fina Ristanti, 2010, Universitas Negeri Malang). Metode Tim Investigasi dapat membantusiswa untuk bekerja secara kelompok dengan tetap ada tanggung jawab masing-masing anggota kelompok" Metode ini melatihsiswa untuk lebih efektif dalam bekerja secara kelompok, menemukan hasil gagasan dan kemudian mengorganisasikanmenjadi skemata yang utuh" Selain itu, metode ini juga melatih kemampuan siswa dalam mengungkapkan isi simakan secaralisan melalui presentasi individu dan pemberian kuis adu cepat.
  • 17. 17 BAB III PENUTUP A.Kesimpulan Menyimak adalah proses mendengar secara sadar dalam rangka mengidentifikasi, menginterpretasikan, dan mereaksi atas makna yang terkandung di dalam simakan yang didengar.Cara menduga tingkat kemampuan kita dalam menyimak yaitu dengan mengukur seberapa besar pemahaman yang kita dapatkan dari kegiatan menyimak. Aspek-aspek yang diukur dalam evaluasi menyimak adalah hal-hal yang menjadi indikator keberhasilan menyimak yaitu faktor kebahasaan dan nonkebahasaan. Sasaran utama evaluasi menyimak adalah kemampuan peserta evaluasi untuk memahami isi wacana yang dikomunikasikan secara lisan langsung oleh pembicara, atau sekedar rekaman audio atau video. Menurut Kawolda ada lima cara untuk mempertajam daya simak antara lain simak ulang ucap; identifikasi kata kunci; parafrase; merangkum; dan menjawab pertanyaan. Dalam melaksanakan evaluasi kemampuan menyimak, guru perlu mempersiapkan secara khusus alat ukur yang akan digunakan, menyiapkan bahan kebahasaan tes kemampuan menyimak, dan mengidentifikasi tingkat tes kemampuan menyimak. Setelah melakukan hal-hal tersebut di atas, guru menelaah butir soal alat ukur menyimak untuk mengevaluasi ketepatan tes kemampuan menyimak tersebut. Kegiatan menyimak berita menghasilkan informasi tentang apa, kapan, bagaimana, mengapa, dan siapa tentang berita yang disimak. Adapun kegiatan menyimak cerpen menghasilkan informaasi tentang unsur instrinsik dan ekstrinsik cerpen yang disimak. 17 7
  • 18. 18 B. Saran Makalah yang berisi tentang daya duga simak, cara meningkatakan kemampuan menyimak dan evaluasi kemampuan menyimak ini tentunya memberi suatu informasi bagi guru sebagai bahan pengetahuan tentang daya duga simak diri, cara meningkatkan kemampuan menyimak dan dalam melaksanakan tes kemampuan menyimak siswa untuk meningkatkan pengajaran Bahasa dan Sastra Indonesia di sekolah khususnya di Sekolah Dasar.
  • 19. 19 DAFTAR PUSTAKA Agus Bagyo.2007. Diunduh dari http://gumawangcity.blogspot.com/2007/04/hakikat-menyimak.html diunduh pada tanggal 22 Februari 2015. Aldon Samosir. 2008. Diunduh dari http://aldonsamosir.wordpress.com/menyimak/ pada tanggal 22 Februari 2015. Aristha Serenade. 2011. Diunduh dari http://aristhaserenade.blogspot.com/p/keterampilan-menyimak.html pada tanggal 22 Februari 2015. Dedey Samantha.2012. Diunduh dari http://dededeoy.blogspot.com/2012/09/pengertian-dan-jenis-jenis- berita.html pada tanggal 22 Februari 2015. Ristanti, Fina.2010. Skripsi Peningkatan kemampuan menyimak cerpen dengan metode tim investigasi siswa kelas XI SMA Kertanegara Malang (digital).Perpustakaan Digital Universitas Negeri Malang http://library.um.ac.id. Sabri Wahab. 2012. Diunduh dari http://guruoemarsabri.blogspot.com/2012/06/evaluasi-kemampuan- menyimak.html pada tanggal 22 Februari 2015. Pumpkin squad.2009. Diunduh dari http://pumpkinsquad.blogspot.com/2009/02/pengertian-berita_16.html pada tanggal 22 Februari 2015.