SlideShare une entreprise Scribd logo
1  sur  11
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sumber daya manusia yang berkualitas merupakan hal yang
penting bagi suatu negara untuk menjadi negara maju, kuat, makmur dan
sejahtera. Upaya peningkatan kualitas sumber daya manusia tidak bisa
terpisah dengan masalah pendidikan bangsa. Setidaknya terdapat tiga syarat
utama yang harus diperhatikan dalam pembangunan pendidikan agar dapat
berkontribusi terhadap peningkatan kualitas sumber daya manusia yakni
sarana gedung, buku yang berkualitas, guru dan tenaga kependidikan yang
professional.
Guru memiliki andil yang sangat besar terhadap keberhasilan
pembelajaran di sekolah dan membantu perkembangan peserta didik untuk
mewujudkan tujuan hidupnya secara optimal. Guru melaksanakan dua
kegiatan pokok, yaitu kegiatan mengajar dan kegiatan mengelola kelas.
Kegiatan mengajar pada hakikatnya adalah proses mengatur,
mengorganisasi lingkungan yang ada di sekitar siswa. Semua komponen
pembelajaran yang meliputi tujuan, bahan, kegiatan belajar-mengajar,
metode, alat, sumber, dan evaluasi, diperankan secara optimal untuk
mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan.
Guru yang profesional merupakan guru yang mempunyai empat
aspek kecakapan yaitu pedagogis, profesi, kepribadian, dan sosial. Namun,
hal ini tidak akan mampu dikuasai tanpa adanya proses pendidikan yang
mendukungnya. Oleh karena itu, kemampuan untuk menjadi seorang guru
profesional akan tercapai jika kemampuan dasar sebagai guru yang
profesional dikembangkan berdasarkan kebutuhan masyarakat dan
kemajuan iptek.
Namun, banyak guru yang belum dapat memahami dengan baik
tentang makna profesional, khususnya guru pemula. Fenomena guru
pemula yang belum mampu menguasai kemampuan sebagai guru
profesional inilah yang menjadi kendala dalam pendidikan di Indonesia.
2
Perlu banyak pemahaman terhadap makna pendidik yang luas dan
signifikan. Maka dari itu, perlu adanya peningkatan kualitas pendidikan
yang harus dimulai dari kualitas standar mutu guru pemulanya terlebih
dahulu.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana fenomena guru pemula?
2. Bagaimana manajemen kelas bagi guru pemula?
3. Bagaimana peran guru kelas?
C. Prosedur Pemecahan Masalah
Dalam menjawab rumusan masalah di atas, penulis menggunakan
buku dan internet sebagai sumber data dan informasi. Penulis juga
mendengar masukan dari berbagai pihak demi terwujudnya makalah ini.
D. Tujuan
1. Mengetahui dan memahami fenomena guru pemula.
2. Mengetahui dan memahami manajemen kelas bagi guru pemula.
3. Mengetahui dan memahami peran guru kelas.
E. Manfaat Penulisan
Makalah ini disusun untuk memenuhi salah satu tugas Mata Kuliah
Manajemen Kelas, serta dapat dijadikan sebagai tambahan pengetahuan
bagi pembaca mengenai Konsep Dasar Manajemen Kelas.
F. Sistematika Penulisan
Sistematika uraian makalah ini terdiri dari tiga bagian, yaitu
pertama, pendahuluan yang meliputi latar belakang masalah, rumusan
masalah, prosedur pemecahan masalah, tujuan, manfaat, dan sistematika
penulisan. Kedua, isi atau kajian teori, dan pembahasan. Ketiga, penutup
yang berisi kesimpulan dan saran serta dilengkapi dengan daftar pustaka
dan lampiran.
3
BAB II
PEMBAHASAN
A. Fenomena Guru Pemula
Guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama mendidik,
mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi
peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal,
pendidikan dasar, dan pendidikan menengah (UU No 14 tahun 2005 ayat 1).
Mengingat peran guru yang sangat strategis dalam pembangunan pendidikan,
maka seorang guru harus dipersiapkan dengan matang. Persiapan tersebut
haruslah berkesinambungan mulai dari pre-service dan pendidikan profesi
guru di LPTK sampai menjadi guru pemula di satuan pendidikan.
Secara formal, guru profesional harus memenuhi kualifikasi akademik
minimum dan bersertifikat pendidik sesuai dengan peraturan perundang-
undangan. Guru-guru yang memenuhi kriteria profesional inilah yang akan
mampu menjalankan fungsi utamanya secara efektif dan efisien untuk
mewujudkan proses pendidikan dan pembelajaran sejalan dengan tujuan
pendidikan nasional, yakni mengembangkan potensi peserta didik agar
menjadi manusia yang beriman dan bertakwa, berakhlak mulia, sehat,
berilmu, cakap, kreatif, mandiri, serta menjadi warga negara yang demokratis
dan bertanggung jawab.
Guru pemula ialah guru yang baru memulai proses pengajaran setelah
menempuh jenjang pendidikan yang sesuai dengan standar mutu pendidikan
di Indonesia. Secara lebih khusus yang disebut guru pemula yaitu:
1. Guru tetap dengan status CPNS oleh pemerintah daerah,
2. Guru kontrak/sementara atau guru paruh waktu dimana tugas
tersebut merupakan tahun pertama mengajar,
3. Guru yang mendapatkan status tetap yang mungkin telah memiliki
pengalaman sebagai guru kontrak,
4. Guru paruh waktu sebelum penetapan status permanen mereka, dan guru
yang memiliki kualifikasi akademik sekurang-kurangnya S1 atau D-IV
dan bersertifikat pendidik. Guru pemula tentu harus mampu melakukan
4
yang terbaik dalam proses mengajar. Hal ini sesuai dengan syarat
ketentuan sebagai guru profesional. Guru profesional adalah hasil ciptaan
manusia (teacher is made) yang berkecimpung pada institusi, seperti
lembaga pendidikan prajabatan dan dalam jabatan. Di Indonesia, institusi
tersebut dinamakan Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan (LPTK)
atau balai penataran dan pusat pelatihan yang relevan. Adanya faktor
pembangun guru profesional yang dibawa sejak lahir (teacher is born),
seperti seni dan motivasi mengajar, kapasitas verbal, kewibawaan, dan
sejenisnya sudah diterima dalam kesadaran sejarah, adalah realitas. Bukti
bahwa teacher is made telah teruji secara empirik meskipun pembuktian
itu sering disadari atas kajian ex post facto, observasi, atau keluhan dari
mulut ke mulut yang dikemukakan oleh masyarakat seprofesi. Di
Amerika, misalnya, muncul keluhan bahwa guru-guru baru umumnya
jauh untuk disebut sebagai guru profesional.
Dalam laporan yang di tulis oleh The Association of teacher
Educator’s Commission on the education of teacher (1991),
direkomendasikan secara spesifik empat substansi utama restrukturisasi
pendidikan guru (restructuring the education of teacher), yaitu:
1. College-based teacher educator,
2. School- based teacher educator,
3. State-agency- based teacher educator,
4. National, state and local organization of proffesional educator.
Rekomendasi ini dimuarakan pada seluruh fase dan aspek pendidikan guru,
mulai dari rekrutmen dan seleksi, persiapan dikprajab, penempatan sebagai
guru, penempatan lebih lanjut, dan riset dan akuntabilitas yang diperlukan.
Rekomendasi ini disusun oleh komisi itu setelah selama sekitar 18 bulan
mengkaji intensif mengenai faktor kompleks yang mempengaruhi kualitas
pendidikan guru, seperti mutu pendidikan persiapan yang tidak memadai,
terbatasnya bantuan para veteran guru, keterbatasan sumber di kelas yang
dapat diakses, dan pemahaman budaya setempat sangat minimal.
5
Di Indonesia, pengadaan guru berbasis pada university-based,
sedangkan pengalaman yang bersifat school-based dijamin oleh calon guru
selama praktik pengalaman lapangan atau PPL. Dengan demikian, calon guru
yang dihasilkan lebih banyak memiliki pengalaman teoritis daripada
pengalaman praktis. Gagasan school-based ini memang pernah berkembang
di Indonesia, berupa keinginan untuk merekomposisi kurikulum sekitar 60%
praktik dan 40% teori. Lalu, apakah mahasiswa jenjang strata 1 di LPTK akan
diarahkan untuk menjalani pendidikan profesional atau pendidikan akademik?
Gambar II.1
6
Terlepas dari itu, substansi manajemen kelas seharusnya menjadi
muatan yang esensial untuk menentukan kinerja guru dalam menjalankan
proses pendidikan.
B. Manajemen Kelas bagi Guru Pemula
Menurut Sudarwan Danim (2010: 132) menyatakan bahwa, pada bulan
Maret 1083, dipimpin oleh Ernest L. Boyer, Presiden Yayasan Carnigie untuk
Peningkatan Pembelajaran (Carnigie Foundation for Advancement of
Teaching) 10 orang anggota Panel on the Perparation of beginning teacher
menyajikan laporan mengenai tiga area isu krusial dari keahlian yang perlu
dimiliki oleh guru pemula, yaitu:
1. Pengetahuan tentang cara mengelola kelas. Pengetahuan ini tidak hanya
sekadar tahu tentang apa (know what) mengenai pengelolaan kelas,
melainkan yang lebih utama adalah tahu bagaimana (know how) mengenai
pengelolaan kelas, dalam makna, classroom management in acation.
2. Pengetahuan dalam bidang mata pelajaran atau penguasaan bahan ajar.
Pengetahuan yang dimaksudkan di sini tidak hanya berkaitan dengan
subject matter semata melainkan juga pengetahuan dan penguasaan
bidang metodologi pembelajaran, seperti strategi pembelajaran, evaluasi
pendidikan, pengembangan diri dan inovasi kurikulum, dasar-dasar
kepandidikan, etika profesi keguruan, dll.
3. Pembelajaran tentang latar belakang sosiologikal dari para siswa yang
dididik atau diajarnya. Latar belakang sosiologikal yang dimaksud
meliputi kondisi sosial ekonomi, agama, budaya anak didik itu berasal,
pekerjaan orang tua, dsb.
Kemampuan dalam bidang manajemen ini, terutama manajemen
kelas, memang sangat esensial bagi guru-guru, juga bagi calon guru. Squire,
Huitt dan Segars (1983) mengemukakan bahwa guru yang efektif, guru yang
mampu menciptakan wahana bagi siswa untuk mendemonstrasikan secara
konsisten prestasi level tinggi (high level of achievement), dituntut memiliki
tiga area keahlian, yaitu:
7
1. Perencanaan, yaitu penciptaan kondisi kesiapan bagi aktivitas kelas.
Perencanaan dimaksud mencakup satuan acara pembelajaran, media dan
sumber pembelajaran dan pengorganisasian lingkungan belajar.
2. Manajemen, berupa kemampuan guru dalam mengendalikan perilaku
siswa. Semakin besar jumlah rombongan belajar, semakin banyak sumber
daya yang digunakan. Semakin berat materi atau bahan ajar, semakin
dituntut pula kemampuan manajemen kelas dari kalangan guru.
3. Pengajaran, yaitu kemampuan guru dalam menciptakan kondisi dan
membimbing siswa dalam belajar. Prakarsa ini amat terasa pada proses
pembelajaran yang diindividualisasikan dan beragamnya latar belakang
sosiologikal siswa.
C. Peran Guru Kelas dalam Manajemen Kelas
Terminologi guru kelas di sini bukanlah lawan dari guru bidang studi,
seperti sering kita dengar dalam frasa sistem guru kelas atau sistem guru
bidang studi. Guru kelas yang dimaksudkan di sini adalah guru yang
mengajar di kelas, baik dia mengajar dalam format sistem guru kelas atau
sistem guru bidang studi. Menurut Doyle (1986), ada dua peran utama guru
kelas (classroom teacher’s role), yaitu: menciptakan keteraturan (establishing
order) dan memfasilitasi proses belajar (facilitating learning). Keteraturan
yang dimaksudkan di sini mencakup hal-hal terkait langsung atau tidak
langsung dengan proses pembelajaran, seperti:
1. Tata letak tempat duduk
2. Disiplin siswa di dalam kelas
3. Interaksi siswa dengan sesamanya
4. Interaksi siswa dengan guru
5. Jam masuk dan keluar untuk setiap sesi mata pelajaran
6. Pengelolaan sumber belajar
7. Pengelolaan bahan ajar
8. Prosedur dan sistem yang mendukung proses pembelajaran
9. Lingkungan belajar, dan lainnya.
8
Urgensi kemampuan memfasilitasi proses belajar siswa seperti di atas
sejalan dengan spirit paradigma pendidikan modern, yaitu perilaku guru harus
bergeser dari dispenser ilmu pengetahuan (teacher as dispenser) kepada anak
didik menjadi fungsi guru sebagai direktur atau fasilitator belajar. Fungsi
fasilitatif yang diperankan guru mengandung makna bahwa yang paling
dipentingkan guru adalah menyediakan wahana seluas dan seakurat mungkin
bagi siswa untuk belajar. Penciptaan wahana itu dapat bersifat pengayaan
materi, penyediaan bahan ajar pemberian peta jalan bagi anak didik untuk
mengakses sumber dan bahan ajar, merangsang siswa untuk belajar,
menciptakan suasana untuk “bermain” dalam keseriusan bertindak,
membangun kepercayaan diri anak didik, menggali potensi anak, dll. Intinya,
guru harus menciptakan kondisi untuk memudahkan siswa belajar, bukan
hanya untuk memudahkan guru dalam mengajar.
9
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama mendidik,
mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan
mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalur
pendidikan formal, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah (UU No
14 tahun 2005 ayat 1). Guru pemula juga harus mampu menguasai
kompetensi-kompetensi yang sesuai dengan kompetensi guru profesional.
guru pemula yaitu pada saat awal mulai mengajar dan mengenal
lingkungan sekolah mereka menghadapi beberapa hambatan antara lain:
pengenalan karakteristik peserta didik, budaya sekolah, beradaptasi dan
berkomunikasi dengan warga sekolah.
Manajemen kelas sangat diperlukan terutama bagi para guru pemula.
Ketika mengajar adalah hal yang kompleks dan karena murid-murid itu
bervariasi, maka tidak ada cara tunggal untuk mengajar yang efektif untuk
semua hal. Guru harus menguasai beragam perspektif dan strategi, dan
harus bisa mengaplikasikannya secara fleksibel. Ada tiga area isu krusial
dari keahlian yang perlu dimiliki oleh guru pemula, yaitu: pengetahuan
tentang cara mengelola kelas, pengetahuan di bidang mata pelajaran,
pembelajaran tentang latar belakang sosiologikal dari para siswa yang
didiknya.
Ada dua peran utama guru kelas dalam manajemen kelas
(classroom teacher’s role), yaitu: menciptakan keteraturan (establishing
order) dan memfasilitasi proses belajar (facilitating learning).
B. Saran
Sebagai calon guru, kita diharapkan bisa menguasai materi dan hal-
hal yang berhubungan dengan profesionalitas guru. Tugas-tugas mengenai
administrasi guru terutama dalam mengelola pembelajaran dan mengelola
10
kelas dengan berbagai komponennya juga harus dikuasai. Sehingga saat
nanti kita sudah terjun langsung di sekolah sudah memiliki dasar keilmuan
mendidik tersebut.
11
DAFTAR PUSTAKA
Sudarwan Danim dan Yunan Danim. 2011. Administrasi Sekolah dan Manajemen
Kelas. Cetakan I. Bandung: CV Pustaka Setia.
Marlina.2011. Esensi Manajemen Kelas bagi Guru Pemula. Diunduh dari:
http://marlina2.wordpress.com/2011/08/02/esensi-manajemen-kelas-bagi-
guru-pemula/. Pada tanggal 02 Desember 2014

Contenu connexe

Tendances

Rpp tematik kelas 3 tema 1 subtema 3 pbl 5
Rpp tematik kelas 3 tema 1 subtema 3 pbl 5Rpp tematik kelas 3 tema 1 subtema 3 pbl 5
Rpp tematik kelas 3 tema 1 subtema 3 pbl 5Azizah Iis
 
Permendikbud no 111 tahun 2014 tentang bimbingan dan konseling
Permendikbud no 111 tahun 2014 tentang bimbingan dan konselingPermendikbud no 111 tahun 2014 tentang bimbingan dan konseling
Permendikbud no 111 tahun 2014 tentang bimbingan dan konselingNur Arifaizal Basri
 
Keterkaitan Antar Lingkungan Pendidikan
Keterkaitan Antar Lingkungan PendidikanKeterkaitan Antar Lingkungan Pendidikan
Keterkaitan Antar Lingkungan PendidikanRatri nia
 
Makalah profesionalisme guru
Makalah profesionalisme guruMakalah profesionalisme guru
Makalah profesionalisme guruemy mila
 
Standar isi,standar proses, dan standar kompetensi lulusan pada jenjang smp
Standar isi,standar proses, dan standar kompetensi lulusan pada jenjang smpStandar isi,standar proses, dan standar kompetensi lulusan pada jenjang smp
Standar isi,standar proses, dan standar kompetensi lulusan pada jenjang smpNYAK MAULANA
 
Buku Teks Dalam Pembelajaran
Buku Teks Dalam PembelajaranBuku Teks Dalam Pembelajaran
Buku Teks Dalam Pembelajaranmuhammadali2647
 
Dasar Teori dan Konsep Pendidikan
Dasar Teori dan Konsep PendidikanDasar Teori dan Konsep Pendidikan
Dasar Teori dan Konsep PendidikanRizki Lia Ismawati
 
Sistem pendidikan nasional
Sistem pendidikan nasionalSistem pendidikan nasional
Sistem pendidikan nasionalPujiati Puu
 
Makalah strategi, metode, media pkn di sd
Makalah strategi, metode, media pkn di sdMakalah strategi, metode, media pkn di sd
Makalah strategi, metode, media pkn di sdhanazawa Herozui
 
Prinsip-Prinsip Manajemen Pendidikan
Prinsip-Prinsip Manajemen PendidikanPrinsip-Prinsip Manajemen Pendidikan
Prinsip-Prinsip Manajemen PendidikanYuyun Indrianingsih
 
Analisis Materi Pembelajaran
Analisis Materi Pembelajaran Analisis Materi Pembelajaran
Analisis Materi Pembelajaran yuni dwinovika
 
Perkembangan alam pikiran manusia (bab 1)
Perkembangan alam pikiran manusia (bab 1)Perkembangan alam pikiran manusia (bab 1)
Perkembangan alam pikiran manusia (bab 1)Ayi Suwandi
 
Telaah Kurikulum PAI MI, MTS dan MA.pptx
Telaah Kurikulum PAI MI, MTS dan MA.pptxTelaah Kurikulum PAI MI, MTS dan MA.pptx
Telaah Kurikulum PAI MI, MTS dan MA.pptxAhmadyassin33
 
Laporan pengaruh alelopati terhadap perkecambahan
Laporan pengaruh alelopati terhadap perkecambahanLaporan pengaruh alelopati terhadap perkecambahan
Laporan pengaruh alelopati terhadap perkecambahanFirlita Nurul Kharisma
 

Tendances (20)

Rpp tematik kelas 3 tema 1 subtema 3 pbl 5
Rpp tematik kelas 3 tema 1 subtema 3 pbl 5Rpp tematik kelas 3 tema 1 subtema 3 pbl 5
Rpp tematik kelas 3 tema 1 subtema 3 pbl 5
 
Teori belajar Gagne
Teori belajar GagneTeori belajar Gagne
Teori belajar Gagne
 
Permendikbud no 111 tahun 2014 tentang bimbingan dan konseling
Permendikbud no 111 tahun 2014 tentang bimbingan dan konselingPermendikbud no 111 tahun 2014 tentang bimbingan dan konseling
Permendikbud no 111 tahun 2014 tentang bimbingan dan konseling
 
Keterkaitan Antar Lingkungan Pendidikan
Keterkaitan Antar Lingkungan PendidikanKeterkaitan Antar Lingkungan Pendidikan
Keterkaitan Antar Lingkungan Pendidikan
 
Makalah profesionalisme guru
Makalah profesionalisme guruMakalah profesionalisme guru
Makalah profesionalisme guru
 
Standar isi,standar proses, dan standar kompetensi lulusan pada jenjang smp
Standar isi,standar proses, dan standar kompetensi lulusan pada jenjang smpStandar isi,standar proses, dan standar kompetensi lulusan pada jenjang smp
Standar isi,standar proses, dan standar kompetensi lulusan pada jenjang smp
 
Buku Teks Dalam Pembelajaran
Buku Teks Dalam PembelajaranBuku Teks Dalam Pembelajaran
Buku Teks Dalam Pembelajaran
 
Dasar Teori dan Konsep Pendidikan
Dasar Teori dan Konsep PendidikanDasar Teori dan Konsep Pendidikan
Dasar Teori dan Konsep Pendidikan
 
Sistem pendidikan nasional
Sistem pendidikan nasionalSistem pendidikan nasional
Sistem pendidikan nasional
 
Aktivitas guru-ii
Aktivitas guru-iiAktivitas guru-ii
Aktivitas guru-ii
 
Makalah strategi, metode, media pkn di sd
Makalah strategi, metode, media pkn di sdMakalah strategi, metode, media pkn di sd
Makalah strategi, metode, media pkn di sd
 
Powerpoint strategi pembelajaran
Powerpoint strategi pembelajaranPowerpoint strategi pembelajaran
Powerpoint strategi pembelajaran
 
Modul 2 PKR.pptx
Modul 2 PKR.pptxModul 2 PKR.pptx
Modul 2 PKR.pptx
 
Prinsip-Prinsip Manajemen Pendidikan
Prinsip-Prinsip Manajemen PendidikanPrinsip-Prinsip Manajemen Pendidikan
Prinsip-Prinsip Manajemen Pendidikan
 
Analisis Materi Pembelajaran
Analisis Materi Pembelajaran Analisis Materi Pembelajaran
Analisis Materi Pembelajaran
 
Perkembangan alam pikiran manusia (bab 1)
Perkembangan alam pikiran manusia (bab 1)Perkembangan alam pikiran manusia (bab 1)
Perkembangan alam pikiran manusia (bab 1)
 
Telaah Kurikulum PAI MI, MTS dan MA.pptx
Telaah Kurikulum PAI MI, MTS dan MA.pptxTelaah Kurikulum PAI MI, MTS dan MA.pptx
Telaah Kurikulum PAI MI, MTS dan MA.pptx
 
Makalah anatomi kurikulum
Makalah anatomi kurikulum Makalah anatomi kurikulum
Makalah anatomi kurikulum
 
Laporan pengaruh alelopati terhadap perkecambahan
Laporan pengaruh alelopati terhadap perkecambahanLaporan pengaruh alelopati terhadap perkecambahan
Laporan pengaruh alelopati terhadap perkecambahan
 
Aliran essensialisme
Aliran  essensialismeAliran  essensialisme
Aliran essensialisme
 

Similaire à Esensi Manajemen Kelas Bagi Guru Pemula

Jabatan profesional dan tantangan guru dalam pembelajaran
Jabatan profesional dan tantangan guru dalam pembelajaranJabatan profesional dan tantangan guru dalam pembelajaran
Jabatan profesional dan tantangan guru dalam pembelajaranRizki septa wiratna
 
Makalah-Etika profesional keguruan
Makalah-Etika profesional keguruanMakalah-Etika profesional keguruan
Makalah-Etika profesional keguruanDewintha Susanti
 
Pembahasan Profesi Pendidikan
Pembahasan Profesi PendidikanPembahasan Profesi Pendidikan
Pembahasan Profesi PendidikanRiris Purbosari
 
Funsi dan tugas guru agama
Funsi dan tugas guru agamaFunsi dan tugas guru agama
Funsi dan tugas guru agamaMJM Networks
 
Nina marliana
Nina marlianaNina marliana
Nina marliananina
 
Presentation1
Presentation1Presentation1
Presentation1nina
 
Presentation1 100323060313 Phpapp01
Presentation1 100323060313 Phpapp01Presentation1 100323060313 Phpapp01
Presentation1 100323060313 Phpapp01HiMa TPM
 
Presentation1
Presentation1Presentation1
Presentation1nina
 
Nina Marliana
Nina MarlianaNina Marliana
Nina Marliananina
 
Makalah kompetensi guru SMA 1 RAHA KABUPATEN MUNA
Makalah kompetensi guru SMA 1 RAHA KABUPATEN MUNA Makalah kompetensi guru SMA 1 RAHA KABUPATEN MUNA
Makalah kompetensi guru SMA 1 RAHA KABUPATEN MUNA Operator Warnet Vast Raha
 
Makalah kompetensi guru
Makalah kompetensi guruMakalah kompetensi guru
Makalah kompetensi guruWarnet Raha
 
Pemikiran-pemikiran Baru dalam Manajemen Kelas
Pemikiran-pemikiran Baru dalam Manajemen KelasPemikiran-pemikiran Baru dalam Manajemen Kelas
Pemikiran-pemikiran Baru dalam Manajemen KelasHariyatunnisa Ahmad
 
Pemikiran-pemikiran Baru Manajemen Kelas
Pemikiran-pemikiran Baru Manajemen KelasPemikiran-pemikiran Baru Manajemen Kelas
Pemikiran-pemikiran Baru Manajemen KelasHariyatunnisa Ahmad
 
Mengenal metode dan teknik mengajar dosen masa kini
Mengenal metode dan teknik mengajar dosen masa kiniMengenal metode dan teknik mengajar dosen masa kini
Mengenal metode dan teknik mengajar dosen masa kiniLSP3I
 
Guru Sebagai Agen Pembelajaran
Guru Sebagai Agen PembelajaranGuru Sebagai Agen Pembelajaran
Guru Sebagai Agen Pembelajaranangayank
 

Similaire à Esensi Manajemen Kelas Bagi Guru Pemula (20)

Jabatan profesional dan tantangan guru dalam pembelajaran
Jabatan profesional dan tantangan guru dalam pembelajaranJabatan profesional dan tantangan guru dalam pembelajaran
Jabatan profesional dan tantangan guru dalam pembelajaran
 
Makalah profesi keguruan 2
Makalah profesi keguruan 2Makalah profesi keguruan 2
Makalah profesi keguruan 2
 
Makalah profesi keguruan 2
Makalah profesi keguruan 2Makalah profesi keguruan 2
Makalah profesi keguruan 2
 
Makalah-Etika profesional keguruan
Makalah-Etika profesional keguruanMakalah-Etika profesional keguruan
Makalah-Etika profesional keguruan
 
Pembahasan Profesi Pendidikan
Pembahasan Profesi PendidikanPembahasan Profesi Pendidikan
Pembahasan Profesi Pendidikan
 
Laporan pts
Laporan ptsLaporan pts
Laporan pts
 
Tugas dan tanggung jawab guru
Tugas dan tanggung jawab guruTugas dan tanggung jawab guru
Tugas dan tanggung jawab guru
 
Funsi dan tugas guru agama
Funsi dan tugas guru agamaFunsi dan tugas guru agama
Funsi dan tugas guru agama
 
Makalah kompetensi guru
Makalah kompetensi guruMakalah kompetensi guru
Makalah kompetensi guru
 
Nina marliana
Nina marlianaNina marliana
Nina marliana
 
Presentation1
Presentation1Presentation1
Presentation1
 
Presentation1 100323060313 Phpapp01
Presentation1 100323060313 Phpapp01Presentation1 100323060313 Phpapp01
Presentation1 100323060313 Phpapp01
 
Presentation1
Presentation1Presentation1
Presentation1
 
Nina Marliana
Nina MarlianaNina Marliana
Nina Marliana
 
Makalah kompetensi guru SMA 1 RAHA KABUPATEN MUNA
Makalah kompetensi guru SMA 1 RAHA KABUPATEN MUNA Makalah kompetensi guru SMA 1 RAHA KABUPATEN MUNA
Makalah kompetensi guru SMA 1 RAHA KABUPATEN MUNA
 
Makalah kompetensi guru
Makalah kompetensi guruMakalah kompetensi guru
Makalah kompetensi guru
 
Pemikiran-pemikiran Baru dalam Manajemen Kelas
Pemikiran-pemikiran Baru dalam Manajemen KelasPemikiran-pemikiran Baru dalam Manajemen Kelas
Pemikiran-pemikiran Baru dalam Manajemen Kelas
 
Pemikiran-pemikiran Baru Manajemen Kelas
Pemikiran-pemikiran Baru Manajemen KelasPemikiran-pemikiran Baru Manajemen Kelas
Pemikiran-pemikiran Baru Manajemen Kelas
 
Mengenal metode dan teknik mengajar dosen masa kini
Mengenal metode dan teknik mengajar dosen masa kiniMengenal metode dan teknik mengajar dosen masa kini
Mengenal metode dan teknik mengajar dosen masa kini
 
Guru Sebagai Agen Pembelajaran
Guru Sebagai Agen PembelajaranGuru Sebagai Agen Pembelajaran
Guru Sebagai Agen Pembelajaran
 

Plus de Hariyatunnisa Ahmad

Mini Riset: Pembelajaran Sebagai Sarana Mencapai Tujuan Manajemen Pendidikan
Mini Riset: Pembelajaran Sebagai Sarana Mencapai Tujuan Manajemen PendidikanMini Riset: Pembelajaran Sebagai Sarana Mencapai Tujuan Manajemen Pendidikan
Mini Riset: Pembelajaran Sebagai Sarana Mencapai Tujuan Manajemen PendidikanHariyatunnisa Ahmad
 
Hakikat Evaluasi Pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia
Hakikat Evaluasi Pembelajaran Bahasa dan Sastra IndonesiaHakikat Evaluasi Pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia
Hakikat Evaluasi Pembelajaran Bahasa dan Sastra IndonesiaHariyatunnisa Ahmad
 
Perangkat Pembelajaran Sebagai Suatu SIstem
Perangkat Pembelajaran Sebagai Suatu SIstemPerangkat Pembelajaran Sebagai Suatu SIstem
Perangkat Pembelajaran Sebagai Suatu SIstemHariyatunnisa Ahmad
 
Filsafat Pendidikan Esensialisme
Filsafat Pendidikan EsensialismeFilsafat Pendidikan Esensialisme
Filsafat Pendidikan EsensialismeHariyatunnisa Ahmad
 
Penyimpangan Semu Hukum Mendel 1
Penyimpangan Semu Hukum Mendel 1Penyimpangan Semu Hukum Mendel 1
Penyimpangan Semu Hukum Mendel 1Hariyatunnisa Ahmad
 
Konsep Dasar Evaluasi Pembelajaran
Konsep Dasar Evaluasi PembelajaranKonsep Dasar Evaluasi Pembelajaran
Konsep Dasar Evaluasi PembelajaranHariyatunnisa Ahmad
 
Imbuhan bebarengan Bahasa Daerah (Jawa)
Imbuhan bebarengan Bahasa Daerah (Jawa)Imbuhan bebarengan Bahasa Daerah (Jawa)
Imbuhan bebarengan Bahasa Daerah (Jawa)Hariyatunnisa Ahmad
 

Plus de Hariyatunnisa Ahmad (20)

Model Lesson Study di Jepang
Model Lesson Study di JepangModel Lesson Study di Jepang
Model Lesson Study di Jepang
 
Media Ajar 3 Dimensi
Media Ajar 3 DimensiMedia Ajar 3 Dimensi
Media Ajar 3 Dimensi
 
Mini Riset: Pembelajaran Sebagai Sarana Mencapai Tujuan Manajemen Pendidikan
Mini Riset: Pembelajaran Sebagai Sarana Mencapai Tujuan Manajemen PendidikanMini Riset: Pembelajaran Sebagai Sarana Mencapai Tujuan Manajemen Pendidikan
Mini Riset: Pembelajaran Sebagai Sarana Mencapai Tujuan Manajemen Pendidikan
 
Hakikat Evaluasi Pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia
Hakikat Evaluasi Pembelajaran Bahasa dan Sastra IndonesiaHakikat Evaluasi Pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia
Hakikat Evaluasi Pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia
 
Analisis Wacana
Analisis WacanaAnalisis Wacana
Analisis Wacana
 
Sastra Anak
Sastra AnakSastra Anak
Sastra Anak
 
Perangkat Pembelajaran Sebagai Suatu SIstem
Perangkat Pembelajaran Sebagai Suatu SIstemPerangkat Pembelajaran Sebagai Suatu SIstem
Perangkat Pembelajaran Sebagai Suatu SIstem
 
Pembuktian Fonem
Pembuktian FonemPembuktian Fonem
Pembuktian Fonem
 
Pemikiran Ki Hajar Dewantara
Pemikiran Ki Hajar DewantaraPemikiran Ki Hajar Dewantara
Pemikiran Ki Hajar Dewantara
 
Filsafat Pendidikan Pancasila
Filsafat Pendidikan PancasilaFilsafat Pendidikan Pancasila
Filsafat Pendidikan Pancasila
 
Filsafat Pendidikan Esensialisme
Filsafat Pendidikan EsensialismeFilsafat Pendidikan Esensialisme
Filsafat Pendidikan Esensialisme
 
Filsafat Pendidikan
Filsafat PendidikanFilsafat Pendidikan
Filsafat Pendidikan
 
Membaca
MembacaMembaca
Membaca
 
Duga Daya Simak Diri
Duga Daya Simak DiriDuga Daya Simak Diri
Duga Daya Simak Diri
 
Menyimak
MenyimakMenyimak
Menyimak
 
Penyimpangan Semu Hukum Mendel 1
Penyimpangan Semu Hukum Mendel 1Penyimpangan Semu Hukum Mendel 1
Penyimpangan Semu Hukum Mendel 1
 
Konsep Dasar Evaluasi Pembelajaran
Konsep Dasar Evaluasi PembelajaranKonsep Dasar Evaluasi Pembelajaran
Konsep Dasar Evaluasi Pembelajaran
 
Imbuhan bebarengan Bahasa Daerah (Jawa)
Imbuhan bebarengan Bahasa Daerah (Jawa)Imbuhan bebarengan Bahasa Daerah (Jawa)
Imbuhan bebarengan Bahasa Daerah (Jawa)
 
Konsep Dasar Manajemen Kelas
Konsep Dasar Manajemen KelasKonsep Dasar Manajemen Kelas
Konsep Dasar Manajemen Kelas
 
Analisis Butir Soal
Analisis Butir SoalAnalisis Butir Soal
Analisis Butir Soal
 

Dernier

Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila Aku Sayang Bumi
Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila Aku Sayang BumiProjek Penguatan Profil Pelajar Pancasila Aku Sayang Bumi
Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila Aku Sayang BumiJsitBanjarnegara
 
PPT PEMBELAJARAN KELAS 3 TEMATIK TEMA 3 SUBTEMA SUBTEMA 1 PEMBELAJARAN 1
PPT PEMBELAJARAN KELAS 3 TEMATIK TEMA 3 SUBTEMA SUBTEMA 1 PEMBELAJARAN 1PPT PEMBELAJARAN KELAS 3 TEMATIK TEMA 3 SUBTEMA SUBTEMA 1 PEMBELAJARAN 1
PPT PEMBELAJARAN KELAS 3 TEMATIK TEMA 3 SUBTEMA SUBTEMA 1 PEMBELAJARAN 1AdiKurniawan24529
 
Lokakarya Kepemimpinan Sekolah 1_Mei 2024.pptx
Lokakarya Kepemimpinan Sekolah 1_Mei 2024.pptxLokakarya Kepemimpinan Sekolah 1_Mei 2024.pptx
Lokakarya Kepemimpinan Sekolah 1_Mei 2024.pptxHermawati Dwi Susari
 
1.4.a.4.3. Keyakinan Kelas tuga mandiri calon guru penggerak.pdf
1.4.a.4.3. Keyakinan Kelas tuga mandiri calon guru penggerak.pdf1.4.a.4.3. Keyakinan Kelas tuga mandiri calon guru penggerak.pdf
1.4.a.4.3. Keyakinan Kelas tuga mandiri calon guru penggerak.pdfindahningsih541
 
Modul Pembentukan Disiplin Rohani (PDR) 2024
Modul Pembentukan Disiplin Rohani (PDR) 2024Modul Pembentukan Disiplin Rohani (PDR) 2024
Modul Pembentukan Disiplin Rohani (PDR) 2024SABDA
 
Aksi Nyata Pendidikan inklusi-Kompres.pdf
Aksi Nyata Pendidikan inklusi-Kompres.pdfAksi Nyata Pendidikan inklusi-Kompres.pdf
Aksi Nyata Pendidikan inklusi-Kompres.pdfRahayanaDjaila2
 
KISI KISI SAS GENAP-PAI 7- KUMER-2023.doc
KISI KISI SAS GENAP-PAI 7- KUMER-2023.docKISI KISI SAS GENAP-PAI 7- KUMER-2023.doc
KISI KISI SAS GENAP-PAI 7- KUMER-2023.docriska190321
 
MODUL AJAR SENI MUSIK KELAS 4 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR SENI MUSIK KELAS 4 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR SENI MUSIK KELAS 4 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR SENI MUSIK KELAS 4 KURIKULUM MERDEKA.pdfAndiCoc
 
Aksi Nyata Modul 1.3 Visi Guru penggerak
Aksi Nyata Modul 1.3 Visi Guru penggerakAksi Nyata Modul 1.3 Visi Guru penggerak
Aksi Nyata Modul 1.3 Visi Guru penggerakDianPermana63
 
SOALAN PEPERIKSAAN AKHIR TAHUN MATEMATIK TAHUN 2
SOALAN PEPERIKSAAN AKHIR TAHUN MATEMATIK TAHUN 2SOALAN PEPERIKSAAN AKHIR TAHUN MATEMATIK TAHUN 2
SOALAN PEPERIKSAAN AKHIR TAHUN MATEMATIK TAHUN 2ZARINA KHAMIS
 
MODUL AJAR SENI RUPA KELAS 2 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR SENI RUPA KELAS 2 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR SENI RUPA KELAS 2 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR SENI RUPA KELAS 2 KURIKULUM MERDEKA.pdfAndiCoc
 
Soal BAB 6 IPAS KELAS 4.doc tentang kebudayaan
Soal BAB 6 IPAS KELAS 4.doc tentang kebudayaanSoal BAB 6 IPAS KELAS 4.doc tentang kebudayaan
Soal BAB 6 IPAS KELAS 4.doc tentang kebudayaanressyefrina15
 
Materi: Mengapa tidak memanfaatkan Media ?
Materi: Mengapa tidak memanfaatkan Media ?Materi: Mengapa tidak memanfaatkan Media ?
Materi: Mengapa tidak memanfaatkan Media ?AdePutraTunggali
 
Materi Penggolongan Obat Undang-Undang Kesehatan
Materi Penggolongan Obat Undang-Undang KesehatanMateri Penggolongan Obat Undang-Undang Kesehatan
Materi Penggolongan Obat Undang-Undang KesehatanTitaniaUtami
 
Aksi Nyata Cegah Perundungan Mulai dari Kelas [Guru].pptx
Aksi Nyata Cegah Perundungan Mulai dari Kelas [Guru].pptxAksi Nyata Cegah Perundungan Mulai dari Kelas [Guru].pptx
Aksi Nyata Cegah Perundungan Mulai dari Kelas [Guru].pptxAgusSuarno2
 
Modul Ajar Sosiologi - Lembaga Sosial - Fase E.pdf
Modul Ajar Sosiologi - Lembaga Sosial - Fase E.pdfModul Ajar Sosiologi - Lembaga Sosial - Fase E.pdf
Modul Ajar Sosiologi - Lembaga Sosial - Fase E.pdfDianaRuswandari1
 
form Tindak Lanjut Observasi Penilaian Kinerja PMM
form Tindak Lanjut Observasi Penilaian Kinerja PMMform Tindak Lanjut Observasi Penilaian Kinerja PMM
form Tindak Lanjut Observasi Penilaian Kinerja PMMAgungJakaNugraha1
 
Presentasi-ruang-kolaborasi-modul-1.4.doc
Presentasi-ruang-kolaborasi-modul-1.4.docPresentasi-ruang-kolaborasi-modul-1.4.doc
Presentasi-ruang-kolaborasi-modul-1.4.docLeoRahmanBoyanese
 
MODUL 7 MANAJEMEN KUALITAS (11) (2).pptx
MODUL 7 MANAJEMEN KUALITAS (11) (2).pptxMODUL 7 MANAJEMEN KUALITAS (11) (2).pptx
MODUL 7 MANAJEMEN KUALITAS (11) (2).pptxbubblegaming431
 
AKSI NYATA fASILITATOR pEMBELAJARAN (.pptx
AKSI NYATA fASILITATOR pEMBELAJARAN (.pptxAKSI NYATA fASILITATOR pEMBELAJARAN (.pptx
AKSI NYATA fASILITATOR pEMBELAJARAN (.pptxAkhyar33
 

Dernier (20)

Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila Aku Sayang Bumi
Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila Aku Sayang BumiProjek Penguatan Profil Pelajar Pancasila Aku Sayang Bumi
Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila Aku Sayang Bumi
 
PPT PEMBELAJARAN KELAS 3 TEMATIK TEMA 3 SUBTEMA SUBTEMA 1 PEMBELAJARAN 1
PPT PEMBELAJARAN KELAS 3 TEMATIK TEMA 3 SUBTEMA SUBTEMA 1 PEMBELAJARAN 1PPT PEMBELAJARAN KELAS 3 TEMATIK TEMA 3 SUBTEMA SUBTEMA 1 PEMBELAJARAN 1
PPT PEMBELAJARAN KELAS 3 TEMATIK TEMA 3 SUBTEMA SUBTEMA 1 PEMBELAJARAN 1
 
Lokakarya Kepemimpinan Sekolah 1_Mei 2024.pptx
Lokakarya Kepemimpinan Sekolah 1_Mei 2024.pptxLokakarya Kepemimpinan Sekolah 1_Mei 2024.pptx
Lokakarya Kepemimpinan Sekolah 1_Mei 2024.pptx
 
1.4.a.4.3. Keyakinan Kelas tuga mandiri calon guru penggerak.pdf
1.4.a.4.3. Keyakinan Kelas tuga mandiri calon guru penggerak.pdf1.4.a.4.3. Keyakinan Kelas tuga mandiri calon guru penggerak.pdf
1.4.a.4.3. Keyakinan Kelas tuga mandiri calon guru penggerak.pdf
 
Modul Pembentukan Disiplin Rohani (PDR) 2024
Modul Pembentukan Disiplin Rohani (PDR) 2024Modul Pembentukan Disiplin Rohani (PDR) 2024
Modul Pembentukan Disiplin Rohani (PDR) 2024
 
Aksi Nyata Pendidikan inklusi-Kompres.pdf
Aksi Nyata Pendidikan inklusi-Kompres.pdfAksi Nyata Pendidikan inklusi-Kompres.pdf
Aksi Nyata Pendidikan inklusi-Kompres.pdf
 
KISI KISI SAS GENAP-PAI 7- KUMER-2023.doc
KISI KISI SAS GENAP-PAI 7- KUMER-2023.docKISI KISI SAS GENAP-PAI 7- KUMER-2023.doc
KISI KISI SAS GENAP-PAI 7- KUMER-2023.doc
 
MODUL AJAR SENI MUSIK KELAS 4 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR SENI MUSIK KELAS 4 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR SENI MUSIK KELAS 4 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR SENI MUSIK KELAS 4 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
Aksi Nyata Modul 1.3 Visi Guru penggerak
Aksi Nyata Modul 1.3 Visi Guru penggerakAksi Nyata Modul 1.3 Visi Guru penggerak
Aksi Nyata Modul 1.3 Visi Guru penggerak
 
SOALAN PEPERIKSAAN AKHIR TAHUN MATEMATIK TAHUN 2
SOALAN PEPERIKSAAN AKHIR TAHUN MATEMATIK TAHUN 2SOALAN PEPERIKSAAN AKHIR TAHUN MATEMATIK TAHUN 2
SOALAN PEPERIKSAAN AKHIR TAHUN MATEMATIK TAHUN 2
 
MODUL AJAR SENI RUPA KELAS 2 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR SENI RUPA KELAS 2 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR SENI RUPA KELAS 2 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR SENI RUPA KELAS 2 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
Soal BAB 6 IPAS KELAS 4.doc tentang kebudayaan
Soal BAB 6 IPAS KELAS 4.doc tentang kebudayaanSoal BAB 6 IPAS KELAS 4.doc tentang kebudayaan
Soal BAB 6 IPAS KELAS 4.doc tentang kebudayaan
 
Materi: Mengapa tidak memanfaatkan Media ?
Materi: Mengapa tidak memanfaatkan Media ?Materi: Mengapa tidak memanfaatkan Media ?
Materi: Mengapa tidak memanfaatkan Media ?
 
Materi Penggolongan Obat Undang-Undang Kesehatan
Materi Penggolongan Obat Undang-Undang KesehatanMateri Penggolongan Obat Undang-Undang Kesehatan
Materi Penggolongan Obat Undang-Undang Kesehatan
 
Aksi Nyata Cegah Perundungan Mulai dari Kelas [Guru].pptx
Aksi Nyata Cegah Perundungan Mulai dari Kelas [Guru].pptxAksi Nyata Cegah Perundungan Mulai dari Kelas [Guru].pptx
Aksi Nyata Cegah Perundungan Mulai dari Kelas [Guru].pptx
 
Modul Ajar Sosiologi - Lembaga Sosial - Fase E.pdf
Modul Ajar Sosiologi - Lembaga Sosial - Fase E.pdfModul Ajar Sosiologi - Lembaga Sosial - Fase E.pdf
Modul Ajar Sosiologi - Lembaga Sosial - Fase E.pdf
 
form Tindak Lanjut Observasi Penilaian Kinerja PMM
form Tindak Lanjut Observasi Penilaian Kinerja PMMform Tindak Lanjut Observasi Penilaian Kinerja PMM
form Tindak Lanjut Observasi Penilaian Kinerja PMM
 
Presentasi-ruang-kolaborasi-modul-1.4.doc
Presentasi-ruang-kolaborasi-modul-1.4.docPresentasi-ruang-kolaborasi-modul-1.4.doc
Presentasi-ruang-kolaborasi-modul-1.4.doc
 
MODUL 7 MANAJEMEN KUALITAS (11) (2).pptx
MODUL 7 MANAJEMEN KUALITAS (11) (2).pptxMODUL 7 MANAJEMEN KUALITAS (11) (2).pptx
MODUL 7 MANAJEMEN KUALITAS (11) (2).pptx
 
AKSI NYATA fASILITATOR pEMBELAJARAN (.pptx
AKSI NYATA fASILITATOR pEMBELAJARAN (.pptxAKSI NYATA fASILITATOR pEMBELAJARAN (.pptx
AKSI NYATA fASILITATOR pEMBELAJARAN (.pptx
 

Esensi Manajemen Kelas Bagi Guru Pemula

  • 1. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sumber daya manusia yang berkualitas merupakan hal yang penting bagi suatu negara untuk menjadi negara maju, kuat, makmur dan sejahtera. Upaya peningkatan kualitas sumber daya manusia tidak bisa terpisah dengan masalah pendidikan bangsa. Setidaknya terdapat tiga syarat utama yang harus diperhatikan dalam pembangunan pendidikan agar dapat berkontribusi terhadap peningkatan kualitas sumber daya manusia yakni sarana gedung, buku yang berkualitas, guru dan tenaga kependidikan yang professional. Guru memiliki andil yang sangat besar terhadap keberhasilan pembelajaran di sekolah dan membantu perkembangan peserta didik untuk mewujudkan tujuan hidupnya secara optimal. Guru melaksanakan dua kegiatan pokok, yaitu kegiatan mengajar dan kegiatan mengelola kelas. Kegiatan mengajar pada hakikatnya adalah proses mengatur, mengorganisasi lingkungan yang ada di sekitar siswa. Semua komponen pembelajaran yang meliputi tujuan, bahan, kegiatan belajar-mengajar, metode, alat, sumber, dan evaluasi, diperankan secara optimal untuk mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan. Guru yang profesional merupakan guru yang mempunyai empat aspek kecakapan yaitu pedagogis, profesi, kepribadian, dan sosial. Namun, hal ini tidak akan mampu dikuasai tanpa adanya proses pendidikan yang mendukungnya. Oleh karena itu, kemampuan untuk menjadi seorang guru profesional akan tercapai jika kemampuan dasar sebagai guru yang profesional dikembangkan berdasarkan kebutuhan masyarakat dan kemajuan iptek. Namun, banyak guru yang belum dapat memahami dengan baik tentang makna profesional, khususnya guru pemula. Fenomena guru pemula yang belum mampu menguasai kemampuan sebagai guru profesional inilah yang menjadi kendala dalam pendidikan di Indonesia.
  • 2. 2 Perlu banyak pemahaman terhadap makna pendidik yang luas dan signifikan. Maka dari itu, perlu adanya peningkatan kualitas pendidikan yang harus dimulai dari kualitas standar mutu guru pemulanya terlebih dahulu. B. Rumusan Masalah 1. Bagaimana fenomena guru pemula? 2. Bagaimana manajemen kelas bagi guru pemula? 3. Bagaimana peran guru kelas? C. Prosedur Pemecahan Masalah Dalam menjawab rumusan masalah di atas, penulis menggunakan buku dan internet sebagai sumber data dan informasi. Penulis juga mendengar masukan dari berbagai pihak demi terwujudnya makalah ini. D. Tujuan 1. Mengetahui dan memahami fenomena guru pemula. 2. Mengetahui dan memahami manajemen kelas bagi guru pemula. 3. Mengetahui dan memahami peran guru kelas. E. Manfaat Penulisan Makalah ini disusun untuk memenuhi salah satu tugas Mata Kuliah Manajemen Kelas, serta dapat dijadikan sebagai tambahan pengetahuan bagi pembaca mengenai Konsep Dasar Manajemen Kelas. F. Sistematika Penulisan Sistematika uraian makalah ini terdiri dari tiga bagian, yaitu pertama, pendahuluan yang meliputi latar belakang masalah, rumusan masalah, prosedur pemecahan masalah, tujuan, manfaat, dan sistematika penulisan. Kedua, isi atau kajian teori, dan pembahasan. Ketiga, penutup yang berisi kesimpulan dan saran serta dilengkapi dengan daftar pustaka dan lampiran.
  • 3. 3 BAB II PEMBAHASAN A. Fenomena Guru Pemula Guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah (UU No 14 tahun 2005 ayat 1). Mengingat peran guru yang sangat strategis dalam pembangunan pendidikan, maka seorang guru harus dipersiapkan dengan matang. Persiapan tersebut haruslah berkesinambungan mulai dari pre-service dan pendidikan profesi guru di LPTK sampai menjadi guru pemula di satuan pendidikan. Secara formal, guru profesional harus memenuhi kualifikasi akademik minimum dan bersertifikat pendidik sesuai dengan peraturan perundang- undangan. Guru-guru yang memenuhi kriteria profesional inilah yang akan mampu menjalankan fungsi utamanya secara efektif dan efisien untuk mewujudkan proses pendidikan dan pembelajaran sejalan dengan tujuan pendidikan nasional, yakni mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, serta menjadi warga negara yang demokratis dan bertanggung jawab. Guru pemula ialah guru yang baru memulai proses pengajaran setelah menempuh jenjang pendidikan yang sesuai dengan standar mutu pendidikan di Indonesia. Secara lebih khusus yang disebut guru pemula yaitu: 1. Guru tetap dengan status CPNS oleh pemerintah daerah, 2. Guru kontrak/sementara atau guru paruh waktu dimana tugas tersebut merupakan tahun pertama mengajar, 3. Guru yang mendapatkan status tetap yang mungkin telah memiliki pengalaman sebagai guru kontrak, 4. Guru paruh waktu sebelum penetapan status permanen mereka, dan guru yang memiliki kualifikasi akademik sekurang-kurangnya S1 atau D-IV dan bersertifikat pendidik. Guru pemula tentu harus mampu melakukan
  • 4. 4 yang terbaik dalam proses mengajar. Hal ini sesuai dengan syarat ketentuan sebagai guru profesional. Guru profesional adalah hasil ciptaan manusia (teacher is made) yang berkecimpung pada institusi, seperti lembaga pendidikan prajabatan dan dalam jabatan. Di Indonesia, institusi tersebut dinamakan Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan (LPTK) atau balai penataran dan pusat pelatihan yang relevan. Adanya faktor pembangun guru profesional yang dibawa sejak lahir (teacher is born), seperti seni dan motivasi mengajar, kapasitas verbal, kewibawaan, dan sejenisnya sudah diterima dalam kesadaran sejarah, adalah realitas. Bukti bahwa teacher is made telah teruji secara empirik meskipun pembuktian itu sering disadari atas kajian ex post facto, observasi, atau keluhan dari mulut ke mulut yang dikemukakan oleh masyarakat seprofesi. Di Amerika, misalnya, muncul keluhan bahwa guru-guru baru umumnya jauh untuk disebut sebagai guru profesional. Dalam laporan yang di tulis oleh The Association of teacher Educator’s Commission on the education of teacher (1991), direkomendasikan secara spesifik empat substansi utama restrukturisasi pendidikan guru (restructuring the education of teacher), yaitu: 1. College-based teacher educator, 2. School- based teacher educator, 3. State-agency- based teacher educator, 4. National, state and local organization of proffesional educator. Rekomendasi ini dimuarakan pada seluruh fase dan aspek pendidikan guru, mulai dari rekrutmen dan seleksi, persiapan dikprajab, penempatan sebagai guru, penempatan lebih lanjut, dan riset dan akuntabilitas yang diperlukan. Rekomendasi ini disusun oleh komisi itu setelah selama sekitar 18 bulan mengkaji intensif mengenai faktor kompleks yang mempengaruhi kualitas pendidikan guru, seperti mutu pendidikan persiapan yang tidak memadai, terbatasnya bantuan para veteran guru, keterbatasan sumber di kelas yang dapat diakses, dan pemahaman budaya setempat sangat minimal.
  • 5. 5 Di Indonesia, pengadaan guru berbasis pada university-based, sedangkan pengalaman yang bersifat school-based dijamin oleh calon guru selama praktik pengalaman lapangan atau PPL. Dengan demikian, calon guru yang dihasilkan lebih banyak memiliki pengalaman teoritis daripada pengalaman praktis. Gagasan school-based ini memang pernah berkembang di Indonesia, berupa keinginan untuk merekomposisi kurikulum sekitar 60% praktik dan 40% teori. Lalu, apakah mahasiswa jenjang strata 1 di LPTK akan diarahkan untuk menjalani pendidikan profesional atau pendidikan akademik? Gambar II.1
  • 6. 6 Terlepas dari itu, substansi manajemen kelas seharusnya menjadi muatan yang esensial untuk menentukan kinerja guru dalam menjalankan proses pendidikan. B. Manajemen Kelas bagi Guru Pemula Menurut Sudarwan Danim (2010: 132) menyatakan bahwa, pada bulan Maret 1083, dipimpin oleh Ernest L. Boyer, Presiden Yayasan Carnigie untuk Peningkatan Pembelajaran (Carnigie Foundation for Advancement of Teaching) 10 orang anggota Panel on the Perparation of beginning teacher menyajikan laporan mengenai tiga area isu krusial dari keahlian yang perlu dimiliki oleh guru pemula, yaitu: 1. Pengetahuan tentang cara mengelola kelas. Pengetahuan ini tidak hanya sekadar tahu tentang apa (know what) mengenai pengelolaan kelas, melainkan yang lebih utama adalah tahu bagaimana (know how) mengenai pengelolaan kelas, dalam makna, classroom management in acation. 2. Pengetahuan dalam bidang mata pelajaran atau penguasaan bahan ajar. Pengetahuan yang dimaksudkan di sini tidak hanya berkaitan dengan subject matter semata melainkan juga pengetahuan dan penguasaan bidang metodologi pembelajaran, seperti strategi pembelajaran, evaluasi pendidikan, pengembangan diri dan inovasi kurikulum, dasar-dasar kepandidikan, etika profesi keguruan, dll. 3. Pembelajaran tentang latar belakang sosiologikal dari para siswa yang dididik atau diajarnya. Latar belakang sosiologikal yang dimaksud meliputi kondisi sosial ekonomi, agama, budaya anak didik itu berasal, pekerjaan orang tua, dsb. Kemampuan dalam bidang manajemen ini, terutama manajemen kelas, memang sangat esensial bagi guru-guru, juga bagi calon guru. Squire, Huitt dan Segars (1983) mengemukakan bahwa guru yang efektif, guru yang mampu menciptakan wahana bagi siswa untuk mendemonstrasikan secara konsisten prestasi level tinggi (high level of achievement), dituntut memiliki tiga area keahlian, yaitu:
  • 7. 7 1. Perencanaan, yaitu penciptaan kondisi kesiapan bagi aktivitas kelas. Perencanaan dimaksud mencakup satuan acara pembelajaran, media dan sumber pembelajaran dan pengorganisasian lingkungan belajar. 2. Manajemen, berupa kemampuan guru dalam mengendalikan perilaku siswa. Semakin besar jumlah rombongan belajar, semakin banyak sumber daya yang digunakan. Semakin berat materi atau bahan ajar, semakin dituntut pula kemampuan manajemen kelas dari kalangan guru. 3. Pengajaran, yaitu kemampuan guru dalam menciptakan kondisi dan membimbing siswa dalam belajar. Prakarsa ini amat terasa pada proses pembelajaran yang diindividualisasikan dan beragamnya latar belakang sosiologikal siswa. C. Peran Guru Kelas dalam Manajemen Kelas Terminologi guru kelas di sini bukanlah lawan dari guru bidang studi, seperti sering kita dengar dalam frasa sistem guru kelas atau sistem guru bidang studi. Guru kelas yang dimaksudkan di sini adalah guru yang mengajar di kelas, baik dia mengajar dalam format sistem guru kelas atau sistem guru bidang studi. Menurut Doyle (1986), ada dua peran utama guru kelas (classroom teacher’s role), yaitu: menciptakan keteraturan (establishing order) dan memfasilitasi proses belajar (facilitating learning). Keteraturan yang dimaksudkan di sini mencakup hal-hal terkait langsung atau tidak langsung dengan proses pembelajaran, seperti: 1. Tata letak tempat duduk 2. Disiplin siswa di dalam kelas 3. Interaksi siswa dengan sesamanya 4. Interaksi siswa dengan guru 5. Jam masuk dan keluar untuk setiap sesi mata pelajaran 6. Pengelolaan sumber belajar 7. Pengelolaan bahan ajar 8. Prosedur dan sistem yang mendukung proses pembelajaran 9. Lingkungan belajar, dan lainnya.
  • 8. 8 Urgensi kemampuan memfasilitasi proses belajar siswa seperti di atas sejalan dengan spirit paradigma pendidikan modern, yaitu perilaku guru harus bergeser dari dispenser ilmu pengetahuan (teacher as dispenser) kepada anak didik menjadi fungsi guru sebagai direktur atau fasilitator belajar. Fungsi fasilitatif yang diperankan guru mengandung makna bahwa yang paling dipentingkan guru adalah menyediakan wahana seluas dan seakurat mungkin bagi siswa untuk belajar. Penciptaan wahana itu dapat bersifat pengayaan materi, penyediaan bahan ajar pemberian peta jalan bagi anak didik untuk mengakses sumber dan bahan ajar, merangsang siswa untuk belajar, menciptakan suasana untuk “bermain” dalam keseriusan bertindak, membangun kepercayaan diri anak didik, menggali potensi anak, dll. Intinya, guru harus menciptakan kondisi untuk memudahkan siswa belajar, bukan hanya untuk memudahkan guru dalam mengajar.
  • 9. 9 BAB III PENUTUP A. Kesimpulan Guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah (UU No 14 tahun 2005 ayat 1). Guru pemula juga harus mampu menguasai kompetensi-kompetensi yang sesuai dengan kompetensi guru profesional. guru pemula yaitu pada saat awal mulai mengajar dan mengenal lingkungan sekolah mereka menghadapi beberapa hambatan antara lain: pengenalan karakteristik peserta didik, budaya sekolah, beradaptasi dan berkomunikasi dengan warga sekolah. Manajemen kelas sangat diperlukan terutama bagi para guru pemula. Ketika mengajar adalah hal yang kompleks dan karena murid-murid itu bervariasi, maka tidak ada cara tunggal untuk mengajar yang efektif untuk semua hal. Guru harus menguasai beragam perspektif dan strategi, dan harus bisa mengaplikasikannya secara fleksibel. Ada tiga area isu krusial dari keahlian yang perlu dimiliki oleh guru pemula, yaitu: pengetahuan tentang cara mengelola kelas, pengetahuan di bidang mata pelajaran, pembelajaran tentang latar belakang sosiologikal dari para siswa yang didiknya. Ada dua peran utama guru kelas dalam manajemen kelas (classroom teacher’s role), yaitu: menciptakan keteraturan (establishing order) dan memfasilitasi proses belajar (facilitating learning). B. Saran Sebagai calon guru, kita diharapkan bisa menguasai materi dan hal- hal yang berhubungan dengan profesionalitas guru. Tugas-tugas mengenai administrasi guru terutama dalam mengelola pembelajaran dan mengelola
  • 10. 10 kelas dengan berbagai komponennya juga harus dikuasai. Sehingga saat nanti kita sudah terjun langsung di sekolah sudah memiliki dasar keilmuan mendidik tersebut.
  • 11. 11 DAFTAR PUSTAKA Sudarwan Danim dan Yunan Danim. 2011. Administrasi Sekolah dan Manajemen Kelas. Cetakan I. Bandung: CV Pustaka Setia. Marlina.2011. Esensi Manajemen Kelas bagi Guru Pemula. Diunduh dari: http://marlina2.wordpress.com/2011/08/02/esensi-manajemen-kelas-bagi- guru-pemula/. Pada tanggal 02 Desember 2014