SlideShare une entreprise Scribd logo
1  sur  21
Keterampilan Bahasa dan Sastra Indonesia/Kelompok1/4A | 1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Manusia adalah makhluk individu dan makhluk social yang tidak bisa
terlepas dari manusia lainnya. Dalam kehidupan semacam inilah terjadi
interaksi dan komunikasi baik dengan alam lingkungan dengan sesamanya
maupun dengan Tuhannya. Dalam proses interaksi dan komunikasi diperlukan
keterampilan berbahasa aktif, kreatif, produktif dan apresiatif yang mana salah
satu unsurnya adalah keterampilan menyimak yang bertujuan untuk
menangkap dan memahami pesan ide serta gagasan yang terdapat pada materi
atau bahasa simakan.
Menyimak merupakan salah satu keterampilan berbahasa yang penting
dalam kehidupan sehari-hari. Setiap hari kita mendengar orang berbicara, baik
langsung maupun melalui media elektronik. Dalam pengertian sempit berarti
kita melakukan kegiatan menyimak yang mengacu pada proses mental
pendengar menerima rangsang bunyi dari pembicara, kemudian menyusun
penafsirannya. Dalam pengertian yang lebih luas, penyimak tidak hanya
mengerti dan membuat penafsiran tentang pesan/materi yang disimaknya,
lebih dari itu ia berusaha melakukan isi pesan yang disimaknya.
Meskipun menyimak itu penting dalam kehidupan sehari-hari, tetapi
kurang mendapat perhatian di sekolah-sekolah di negara kita, bahkan di
negara-negara yang telah maju. Penelitian yang telah dilakukan oleh Paul T.
Rankin (1929 dalam Tarigan, 1980) terhadap 68 orang dari berbagai pekerjaan
dan jabatan di Detroit sampai pada suatu kesimpulan bahwa mereka
mempergunakan waktu untuk berkomunikasi: 9% menulis, 16% membaca,
30% berbicara, dan 45% menyimak. Pada waktu yang berbeda, Water Loban
(dalam Tompkins & Kenneth, 1991) dalam penelitiannya terhadap anak-anak
dan orang dewasa menyimpulkan adanya perbandingan bahwa mereka setiap
hari menyimak satu buku, berbicara satu buku satu tahun, membaca satu buku
satu bulan, dan menulis satu buku dalam satu tahun.
Keterampilan Bahasa dan Sastra Indonesia/Kelompok1/4A | 2
Untuk itu perlu dikembangangkan keterampilan dalam menyimak agar
kemampuan menyimak seseorang baik dan ideal. Kegiatan menyimak
beragam macamnya dan berbeda- beda tujuannya. Kita tidak bisa hanya
menerapkan satu teori atau strategi saja untuk berbagai macam kegiatan
menyimak yang mana tampilan atau gaya penyampaiannya juga bermacam-
macam. Untuk bisa menjadi penyimak yang baik, kita harus tahu tujuan kita
dalam menyimak dan macam- macam strategi dalam beragam kegiatan
menyimak.
B. Rumusan Masalah
Dari latar belakang di atas, maka dapat diambil rumusan masalah sebagai
berikut :
1. Hakikat Menyimak
2. Pengertian Menyimak
3. Menyimak Berdasarkan Tujuan.
4. Faktor Yang Mempengaruhi Proses Menyimak
5. Penyimak Yang Ideal
6. Hubungan Antara Keempat Keterampilan Berbahasa
C. Tujuan
Tujuan penulisan makalah ini adalah :
1. Menjelaskan Hakikat Menyimak
2. Menjelaskan Pengertian Menyimak
3. Menjelaskan Menyimak Berdasarkan Tujuan
4. Menjelaskan Faktor Yang Mempengaruhi Proses Menyimak
5. Menjelaskan Penyimak Yang Ideal
6. Menjelaskan Hubungan Antara Keempat Ketrampilan Berbahasa
Keterampilan Bahasa dan Sastra Indonesia/Kelompok1/4A | 3
BAB II
PEMBAHASAN
A. Hakikat Menyimak
Menyimak adalah suatu proses kegiatan menyimak lambang-lambang lisan
dengan penuh perhatian, pemahaman, apresiasi, serta interprestasi untuk
memperoleh informasi, menangkap isi atau pesan serta memahami makna
komunikasi yang telah disampaikan oleh pembicara melalui ujaran atau
bahasa lisan.
Dengan menyimak seseorang dapat menyerap informasi atau pengetahuan
yang disimaknya. Menyimak juga mempelancar keterampilan berbicara dan
menulis. Semakin baik daya simak seseorang maka akan semakin baik pula
daya serap informasi atau pengetahuan yang disimaknya.
Hakikat menyimak berhubungan dengan mendengar dan mendengarkan,
Subyantoro dan Hartono (2003:1–2) menyatakan bahwa mendengar adalah
peristiwa tertangkapnya rangsangan bunyi oleh panca indera pendengaran
yang terjadi pada waktu kita dalam keadaan sadar akan adanya rangsangan
tersebut, sedangkan mendengarkan adalah kegiatan mendengar yang
dilakukan dengan sengaja, penuh perhatian terhadap apa yang didengar,
sementara itu menyimak pengertiannya sama dengan mendengarkan tetapi
dalam menyimak intensitas perhatian terhadap apa yang disimak lebih
ditekankan lagi.
1. Mendengar
Mendengar adalah adanya proses mendengarkan tetapi tidak sengaja
dan tidak ada maksud untuk mencerna makna apa yang didengarkan.
Prosesnya tidak selalu dilakukan dengan penuh kesadaran dan belum tentu
mempunyai maksud untuk memahami apa yang didengar.Mendengar juga
cenderung hanya menikmati suara yang di dengar, biasanya keindahan
suara yang jadi tujuan, dan bukan kandungan yang di dengarkan.
Keterampilan Bahasa dan Sastra Indonesia/Kelompok1/4A | 4
2. Mendengarkan
Mendengarkan adalah suatu proses menangkap, memahami, dan
mengingat dengan sebaik- baiknya apa yang didengarnya atau sesuatu yang
dikatakan oleh orang lain kepadanya.
Pada kegiatan mendengarkan sudah ada unsur kesengajaan, tetapi
belum diikuti unsur pemahaman karena itu belum menjadi tujuan. Dalam
konsep tersebut terdapat tiga tahapan proses mendengarkan, yaitu :
a. Tahap menangkap dengan sebaik-baiknya apa yang didengarnya
atau sesuatu yang dikatakan oleh orang lain kepadanya.
b. Tahap memahami dengan sebaik-baiknya apa yang didengarnya
atau sesuatu yang dikatakan oleh orang lain kepadanya.
c. Tahap mengingat dengan sebaik-baiknya apa yang didengarnya
atau sesuatu yang dikatakan oleh orang lain kepadanya. Tahap
menangkap dengan sebaik-baiknya apa yang didengarnya
merupakan tahapan awal.
3. Menyimak
Menyimak adalah suatu proses kegiatan mendengarkan lambang lisan-
lisan dengan penuh perhatian, pemahaman, apresiasi, serta interprestasi
untuk memperoleh informasi, menangkap isi, serta memahami makna
komunikasi yang tidak disampaikan oleh si pembicara melalui ujaran atau
bahasa lisan.
Kegiatan menyimak mencakup mendengar, mendengarkan, dan disertai
usaha untuk memahami bahan simakan. Oleh karena itu dalam kegiatan
menyimak ada unsur kesengajaan, perhatian dan pemahaman, yang
merupakan unsur utama dalam setiap peristiwa menyimak. Penilaiannya
pun selalu terdapat dalam peristiwa menyimak, bahkan melebihi unsur
perhatian.
Keterampilan Bahasa dan Sastra Indonesia/Kelompok1/4A | 5
B. Menyimak Berdasarkan Tujuan
Tujuan utama dari menyimak yaitu menangkap, memahami, atau
menghayati pesan, ide, gagasan yang tersirat dalam bahan simakan.
1) Mendapatkan Fakta
Pengumpulan fakta dapat dilakukan dengan berbagai cara. Kegiatan
pengumpulan fakta atau informasi melalui menyimak dapat berwujud
dalam berbagai variasi. Misalnya mendengarkan radio, televisi,
penyampaian makalah dalam seminar, pidato ilmiah, percakapan dalam
keluarga, percakapan dengan tetangga, percakapan dengan teman sekerja,
sekelas dsb. Kegiatan pengumpulan fakta atau informasi ini di kalangan
pelajar dan mahasiswa banyak sekali dilakukan melalui menyimak. Fakta
yang diperoleh melalui kegiatan menyimak ini kemudian dilengkapi
dengan kegiatan membaca atau mengadakan eksperimen.
2) Menganalisis Fakta
Fakta atau informasi yang telah terkumpul perlu dianalisis. Harus
jelas kaitan antar unsur fakta, sebab dan akibat apa yang terkandung di
dalamnya. Apa yang disampaikan pembicara harus dikaitkan dengan
pengetahuan atau pengalaman menyimak dalam bidang yang relevan.
3) Mengevaluasi Fakta
Tujuan ketiga dalam suatu proses menyimak adalah mengevaluasi
fakta-fakta yang disampaikan pembicara. Dalam situasi ini penyimak
sering mengajukan sejumlah pertanyaan seperti antara lain :
a. Benarkah fakta yang diajukan?
b. Relevankah fakta yang diajukan?
c. Akuratkah fakta yang disampaikan?
Apabila fakta yang disampaikan pembicara sesuai dengan kenyataan,
pengalaman dan pengetahuan penyimak maka fakta itu dapat diterima.
4) Mendapatkan Inspirasi
Adakalanya orang menghadiri suatu konvensi, pertemuan ilmiah atau
jamuan tertentu, bukan untuk mencari atau mendapatkan fakta. Mereka
menyimak pembicaraan orang lain semata-mata untuk tujuan mencari
Keterampilan Bahasa dan Sastra Indonesia/Kelompok1/4A | 6
ilham. Penyimak seperti ini biasanya orang yang tidak memerlukan fakta
baru. Yang mereka perlukan adalah sugesti, dorongan, suntikan
semangat, atau inspirasi guna pemecahan masalah yang sedang mereka
hadapi. Mereka ini sangat mengharapkan pembicara yang inspiratif,
sugestif dan penuh gagasan orisinal. Pembicaraan yang semacam ini
dapat muncul dari tokoh-tokoh yang disegani, dari direktur perusahaan,
orator ulung, tokoh periklanan, salesman dsb.
5) Menghibur Diri
Sejumlah penyimak datang menghadiri pertunjukan seperti bioskop,
sandiwara, atau percakapan untuk menghibur diri. Mereka ini adalah
orang-orang yang sudah lelah letih dan jenuh. Mereka perlu penyegaran
fisik dan mental agar kondisinya pulih. Karena itulah mereka menyimak
untuk tujuan menghibur diri. Sasaran yang mereka pilih pun tertentu,
misalnya menyimak pembicaraan cerita-cerita lucu, banyolan percakapan
pelawak, menonton pertunjukan yang kocak seperti yang dibawakan Grup
Srimulat.
6) Meningkatkan Kemampuan Berbicara
Tujuan menyimak yang lain yaitu untuk meningkatkan keterampilan
berbicara. Dalam hal ini penyimak memperhatikan seseorang pembicara
pada segi :
a. Cara mengorganisasikan bahan pembicaraan
b. Cara penyampaian bahan pembicaraan
c. Cara memikat perhatian pendengar
d. Cara mengarahkan perhatian pendengar
e. Cara menggunakan alat-alat bantu seperti mikrofon, alat
peraga dsb.
f. Cara memulai dan mengakhiri pembicaraan
Semua hal tersebut diperhatikan oleh penyimak dan kemudian
dipraktikkan. Menyimak yang seperti inilah yang disebut menyimak
untuk tujuan peningkatan kemampuan berbicara.
Keterampilan Bahasa dan Sastra Indonesia/Kelompok1/4A | 7
Menurut Logan (dalam Tarigan 1994:56) tujuan menyimak beraneka
ragam antara lain sebagai berikut :
1) Menyimak untuk belajar, yaitu menyimak dengan tujuan utama agar
dia dapat memperoleh pengetahuan dari bahan ujaran sang pembicara.
2) Menyimak untuk memperoleh keindahan audial, yaitu menyimak
dengan penekanan pada penikmatan terhadap sesuatu dari materi yang
diujarkan atau yang diperdengarkan atau dipagelarkan (terutama
dalam bidang seni).
3) Menyimak untuk mengevaluasi, yaitu menyimak dengan maksud agar
si penyimak dapat menilai apa-apa yang disimak itu (baik-buruk,
indah-jelek, tepat-ngawur, logis-tak logis, dan lain-lain).
4) Menyimak untuk mengapresiasi simakan, yaitu menyimak dengan
maksud agar si penyimak dapat menikmati serta menghargai apa-apa
yang disimaknya itu (pembacaan cerita, pembacaan puisi, musik dan
lagu, dialog, diskusi panel, dan perdebatan).
5) Menyimak untuk mengkomunikasikan ide-idenya sendiri, yaitu
menyimak dengan maksud agar si penyimak dapat
mengkomunikasikan ide-ide, gagasan-gagasan, maupun perasaan-
perasaannya kepada orang lain dengan lancar dan tepat.
6) Menyimak untuk membedakan bunyi-bunyi, yaitu menyimak dengan
maksud dan tujuan agar si penyimak dapat membedakan bunyi-bunyi
dengan tepat mana bunyi yang membedakan arti (distingtif) dan mana
bunyi yang tidak membedakan arti. Biasanya ini terlihat nyata pada
seseorang yang sedang belajar bahasa asing yang asyik mendengarkan
ujaran pembicara asli (native speaker).
7) Menyimak untuk memecahkan masalah secara kreatif dan analisis,
sebab dari sang pembicara dia mungkin memperoleh banyak masukan
berharga.
8) Menyimak untuk meyakinkan, yaitu menyimak untuk meyakinkan
dirinya terhadap suatu masalah atau pendapat yang selama ini
Keterampilan Bahasa dan Sastra Indonesia/Kelompok1/4A | 8
diragukan oleh si penyimak ragukan; dengan perkataan lain, dia
menyimak secara persuasif.
Tarigan (dalam Sutari, dkk. 1997:117–118) mengemukakan beberapa
alasan yang menyebabkan pembelajaran menyimak belum terlaksana
dengan baik, yaitu:
1) Pelajaran menyimak relatif baru dinyatakan dalam kurikulum sekolah.
2) Teori, prinsip, dan generalisasi mengenai menyimak belum banyak
diungkapkan.
3) Pemahaman terhadap apa dan bagaimana menyimak itu masih minim.
4) Buku teks dan buku pegangan guru dalam pembelajaran menyimak
sangat langka.
5) Guru-guru bahasa Indonesia kurang berpengalaman dalam
melaksanakan pengajaran menyimak.
6) Bahan pengajaran menyimak sangat kurang.
7) Guru-guru bahasa Indonesia belum terampil menyusun bahan
pengajaran menyimak.
8) Jumlah murid per kelas terlalu besar
C. Faktor Yang Mempengaruhi Proses Menyimak
Menurut tiga pakar (Hunt; 1981 : 19-20), (Webb, 1975: 137-9), (logan,
1972: 49-50), faktor-faktor pemengaruh menyimak dapat disimpulkan menjadi
delapan. Yaitu :
1. Faktor Fisik
Kondisi fisik seorang penyimak merupakan faktor penting yang turut
menentukan keefektifan serta kualitas keaktifannya dalam menyimak.
Misalnya, ada orang yang sukar sekali mendengar, dalam keadaan yang
serupa itu, dia mungkin saja terganggu serta dibingungkan oleh upaya
yang dilakukannya untuk mendengar, atau dia mungkin kehilangan ide-ide
pokok seluruhnya.
Kondisi fisik yang menentukan dalam menyimak, yaitu :
a. Kondisi fisiknya jauh di bawah gizi normal
Keterampilan Bahasa dan Sastra Indonesia/Kelompok1/4A | 9
b. Sangat lelah
c. Mengidap suatu penyakit fisik sehingga perhatiannya dangkal
Lingkungan fisik yang juga menentukan dalam menyimak, yaitu :
a. Ruangan yang terlalu panas, lembab ataupun terlalu dingin
b. Suara atau bunyi bising yang menganggu dari jalan dan ruangan
sebelah
c. Para hadirin yang bergerak atau berjalan kian kemari seenaknya
sehingga mengganggu orang yang sedang menyimak.
d. Siswa yang membawa atau memegang benda yang berisik dan
mengganggu, seperti kelereng di dalam saku, handphone yang
berbunyi, dan lain-lain.
Faktor fisik pembicara :
a. Pembicara membuat gerak-gerik yang canggung di ruangan.
b. Suara pembicara yang membisankan atau intonasi yang mendatar
apalagi melengking.
c. Pengajian pembicara yang tidak menarik.
Walau nampaknya faktor-faktor fisik tersebut bersifat sepele namun
pembicara atau pengajar haruslah bijaksana dan banyak pengalaman agar
selalu memperhatikan hal-hal tersebut agar proses kegiatan belajar
mengajar mencapai tujuan yang telah ditentukan, karena faktor fisik yang
prima merupakan modal utama bagi penyimak.
2. Faktor Psikologis
Selain faktor fisik, faktor yang melibatkan sikap-sikap dan sifat-sifat
pribadi atau faktor psikologis juga mempengaruhi dalam kegiatan
menyimak, yaitu sebagai berikut :
a. Prasangka dan kurangnya simpati terhadap para pembicara dengan
aneka sebab dan alasan
b. Keegosentrisan (mementingkan diri sendiri), yaitu sikap penyimak
yang hanya mementingkan diri sendiri sehingga pembicara dan apa
yang disampaika oleh pembicara tidak di tanggapi dengan serius.
Keterampilan Bahasa dan Sastra Indonesia/Kelompok1/4A | 10
c. Kepicikan atau pandangan tidak luas. Yaitu keterbatasan pandangan
atau wawasan penyimak terhadap bahan simakan yang menimbulkan
salah makna atau salah paham terhadap apa yang disampaikan oleh
pembicara.
d. Bosan dan jenuh, yaitu kondisi penyimak yang sudah bosan atau jenuh
terhadap bahan simakan yang mungkin terlalu panjang atau terlalu
monoton sehingga penyimak menjadi bosan, kemudian enggan untuk
melanjutkan simakan.
e. Sikap tidak sopan, yaitu sikap dan kesopanan sangat mempengaruhi
proses menyimak , jika kita menyimak dengan sikap yang sopan maka
kita akan nyaman dalam menyimak, begitu pula jika pembicara
menyampaikan pembicaraan dengan sikap yang sopan kita akan
menganggap baik kepada pembicara dan kita akan lebih mudah
melakukan simakan.
Dari faktor psikologis di atas, dapat kita simpulkan bahwa ada dua
faktor psikologis yang mempengaruhi menyimak, yaitu :
a. Psikologis positif, maksudnya latar belakang hidup yang
menyenangkan, yaitu proses menyimak akan berjalan dengan baik
jika suasana hati dan pikiran penyimak dalam keadaan tenang dan
menyenangkan. Juga Penentuan minat dan pilihan. Yaitu proses
menyimak akan berjalan dengan baik jika bahan yang akan disimak
oleh penyimak sesuai dengan minat dan pilihannya, jika bahan yang
disimak sesuai dengan pilihan maka penyimak akan dengan penuh
kesungguhan dalam menyimak, namun sebaliknya jika bahan simakan
tidak sesuai atau bahkan bertentangan dengan minat dan pilihan
penyimak maka penyimak akan setengah-setengah dan tidak serius
dalam menyimak.
Kecerdasan emosional, yaitu kemampuan yang baik pada penyimak
untuk cepat dalam menanggapi, memahami, dan merespon simakan.
Faktor ini akan mempengaruhi apakah penyimak tangkas atau
tidaknya dalam menyimak.
Keterampilan Bahasa dan Sastra Indonesia/Kelompok1/4A | 11
b. Psikologis negatif, maksudnya memberi pengaruh yang buruk
terhadap kegiatan menyimak seperti yang telah dijelaskan di atas.
3. Faktor Pengalaman
Sikap-sikap kita merupakan hasil pertumbuhan, perkembangan serta
pengalaman kita sendiri, maka dari itu pengalaman dari seorang pendidik
sangat menentukan dalam menyimak, seperti :
a. Pertumbuhan dan perkembangan sikap mempengaruhi minat
menyimak, yaitu jika kita mempunyai minat terhadap sesuatu dan saat
menyimak membahas tentang minat yang kita gemari maka kita akan
merasa senang untuk menyimaknya, misal hobby atau minat terhadap
sesuatu.
b. Sikap-sikap yang antagonistik, sikap-sikap yang menentang, serta
bermusuhan timbul dari pengalaman yang tidak menyenangkan.
c. Kosa kata simak juga turut mempengaruhi kualitas menyimak.
d. Makna yang dipancarkan oleh kata-kata asing cenderung untuk
mengurangi serta menyingkirkan perhatian para siswa, karena ide-ide
yang berada di luar jangkauan pengertian serta pemahaman mereka.
4. Faktor Sikap
Banyak faktor sikap yang mempengaruhi kegiatan menyimak yaitu
sebagai berikut :
a. Pokok-pokok pembicaraan yang kita setujui cenderung akan kita simak
secara seksama dan penuh perhatian.
b. Pembicara harus memilih topik yang disenangi oleh para penyimak.
c. Pembicara harus memahami sikap penyimak karena merupakan modal
penting bagi pembicara untuk menarik minat atau perhatian menyimak.
d. Penampilan pembicara yang mengasyikkan dan mengagumkan,
sehingga membentuk sikap positif para siswa.
5. Faktor Motivasi
Motivasi merupakan salah satu faktor yang menentukan dalam
kegiatan menyimak, berikut faktor motivasi yang menentukan tersebut ;
Keterampilan Bahasa dan Sastra Indonesia/Kelompok1/4A | 12
a. Memiliki motivasi yang kuat dalam mengerjakan sesuatu terutama
menyimak
b. Melibatkan system penilaian kita sendiri sehingga kita dapat
memperoleh sesuatu yang berharga dari isi pembicaraan itu dengan
sendirinya kita akan bersemangat untuk menyimaknya.
c. Penyimak mengajukan pertanyaan “Apa dan apalagi yang dapat saya
petik dari ceramah sang pakar ini?” karena pertanyaan tersebut adalah
pertanyaan yang tepat dan sahih.
d. Penyimak tidak yakin akan memperoleh sesuatu yang berharga dan
berguna dari pembicaraan.
e. Penyimak harus percaya bahwa penyimak mempunyai sifat kooperatif
tenggang hati, dan analitis sehingga kita menjadi penyimak yang baik
dan unggul.
6. Faktor Jenis Kelamin
G
a
m
b
a
r
:
P
e
r
bedaan gaya menyimak berdasarkan perbedaan jenis kelamin (Silverman,
1970; Webb, 1975: 139).
7. Faktor Lingkungan
Perbedaan Gaya Menyimak
Pria Wanita
Objektif Subjektif
Aktif Pasif
Keras hati Simpatik
Analisis Difusif
Rasional Sensitif
Tidak mau mundur Mudah terpengaruh
Netral Cenderung memihak
Intrusif Mudah mengalah
Berdikari Reseptif
Swasembada Bergantung
Menguasai emosi Emosional
Keterampilan Bahasa dan Sastra Indonesia/Kelompok1/4A | 13
a. Lingkungan Fisik
1) Di dalam ruangan guru harus dapat mengatur dan menata letak
meja dan kursi sedemikian rupa sehingga setiap siswa mendapat
kesempatan yang sama untuk menyimak dan disimak.
2) Sarana kerja harus ditempatkan berdekatan satu dan lainnya
sehingga para siswa dapat berkomunikasi dengan baik bahkan
harus dapat meningkatkan penyimakan yang baik.
3) Guru harus berbicara dengan suara yang menyenangkan,
memberikan pengarahan yang jelas dan tepat lagi tegas.
4) Guru harus menampilkan kegiatan yang dapat memotivasi atau
mendorong anak didik untuk dapat dengan mudah mengganti
peranan mereka sebagai penyimak dan pembicara. Seperti, ikut
dalam diskusi panel, symposium, dan seminar.
b. Lingkungan Sosial
Guru menciptakan suasana yang mendorong anak-anak untuk
mengalami, mengekspresikan, serta mengevaluasi ide-ide memang
penting sekali diterapkan kalau keterampilan berkomunikasi dan seni
berbahasa dikembangkan dan berkembang, jadi nyatalah suasana saat
guru merencanakan pengalaman-pengalaman yang memungkinkan
anak-anak dapat memanfaatkan situasi ruangan kelas untuk
meningkatkan keterampilan berkomunikasi mereka memang sesuai
dan sejalan dalam perencanaan kurikulum secara keseluruhan.
8. Peranan dalam Masyarakat
Contoh faktor peranan dalam menyimak :
a. Peranan sebagai guru dan pendidik
Ingin sekali menyimak ceramah, kuliah atau siaran-siaran radio dan
televise yang berhubungan dengan masalah pendidikan dan
pengajaran baik di tanah air maupun luar negeri.
b. Sebagai seorang berpendidikan (mahasiswa)
Keterampilan Bahasa dan Sastra Indonesia/Kelompok1/4A | 14
Mahasiswa harus dapat menyimak lebih seksama dan penuh
perhatian dibandingkan dengan karyawan harian sebuah
perusahaan.
c. Sebagai spesialis dan pakar dari berbagai profesi seperti hakim,
psikolog, antropolog, sosiolog, apoteker dan lainnya.
Pasti akan haus menyimak hal-hal yang ada kaitannya dengan
mereka dengan profesi dan keahlian mereka, yang dapat
memperluas cakrawala pengetahuan mereka.
D. Penyimak Yang Ideal
1. Penyimak Yang Ideal
Ciri-ciri penyimak ideal biasanya diterapkan kepada orang lain.
Artinya, bila seseorang menilai apakah orang lain penyimak ideal atau
tidak, maka penilai memeriksa karakteristik penyimak yang dinilainya.
Patokan penilaian adalah ciri penyimak yang ideal.Penyimak yang baik
ialah penyimak yang memiliki pengetahuan dan pengalaman yang banyak
dan luas. Jika penyimak memiliki pengetahuan dan pengalaman yang
banyak dan luas, ia dapat melakukan kegiatan menyimak dengan baik.
Selain itu, penyimak yang baik ialah penyimak yang dapat melakukan
kegiatan menyimak dengan intensif. Penyimak seperti itu akan selalu
mendapatkan pesan pembicara secara tepat. Hal itu akan lebih sempurna
jika ia ditunjang oleh, pengetahuan dan pengalamannya.
Ada lima belas ciri penyimak ideal. Berikut ini akan disajikan ciri-ciri
tersebut beserta penjelasannya.
a. Siap fisik dan mental
Penyimak yang baik adalah penyimak yang benar-benar bersiap
untuk menyimak. Fisiknya segar, sehat, atau dalam kondisi prima.
Mentalnya stabil, pikiran jernih.
b. Berkonsentrasi
Keterampilan Bahasa dan Sastra Indonesia/Kelompok1/4A | 15
Penyimak yang baik adalah penyimak yang dapat memusatkan
perhatiannya kepada bahan simakan.Yang bersangkutan harus dapat
menyingkirkan hal-hal lain selain materi simakan.
c. Bermotivasi
Penyimak yang baik selalu mempunyai motivasi yang kuat dalam
menyimak.Yang bersangkutan mungkin mempunyai tujuan menambah
pengetahuan, mau belajar tentang sesuatu, mau menguji tentang
sesuatu dan sebagainya.Hal itulah yang dijadikannya sebagai motivasi
atau pemacu, pendorong, penggerak dalam menyimak.
d. Objektif
Penyimak yang baik adalah penyimak yang berprasangka, tidak
berat sebelah. Yang bersangkutan bukan melihat siapa yang berbicara
tetapi apa yang dikatakannya. Bila yang dikatakan itu memang benar,
ia terima, bila salah, ia menolak siapapun yang mengatakannya.
e. Menyeluruh
Penyimak yang baik ialah penyimak yang menyimak bahan
simakan secara lengkap, utuh, atau menyeluruh.Ia tidak menyimak
meloncat-loncat ataupun terputus-putus, atau hanya menyimak yang
disenangi saja.
f. Menghargai pembicara
Penyimak yang baik ialah penyimak yang menghargai
pembicara.Ia tidak menganggap enteng, menyepelakan apa yang
disampaikan oleh pembicara. Ia pun tidak mengaggap diri tahu
segalanya dan pengetahuannya melebihi pembicara. Penyimak yang
baik selalu menghargai pendapat pembicara, walaupun mungkin
pendapat itu berbeda dengan pendapatnya.
g. Selektif
Penyimak yang baik tahu memilih bagian-bagian penting dari
bahan simakan yang perlu diperhatikan dan diingat.Tidak semua bahan
yang diterima ditelan mentah-mentah, tetapi dipilihnya bagian–bagian
yang bersifat inti.
Keterampilan Bahasa dan Sastra Indonesia/Kelompok1/4A | 16
h. Sungguh-sungguh
Penyimak yang baik selalu menyimak bahan simakan dengan
sesungguh hatinya.Ia tidak akan berpura-pura menyimak padahal
hatinya dan perhatiannya ke tempat lain. Yang bersangkutan benar-
benar menyimak pesan pembicara walau pesan itu kurang menarik
baginya.
i. Tak mudah terganggu
Penyimak yang baik tak mudah diganggu oleh hal-hal lain di luar
bahan simakan.Yang bersangkutan dapat membentengi diri dari
berbagai gangguan kecil seperti kebisingan. Kalaupun sekali waktu ia
mendapat gangguan yang tak terelakan, ia dengan cepat kembali
kepada tugas semula, yakni menyimak.
j. Cepat menyesuaikan diri
Penyimak yang baik ialah penyimak yang tanggap terhadap
situasi.Ia cepat menghayati dan menyesuaikan diri dengan inti
pembicaraan, irama pembicaraan, dan gaya pembicara.
k. Kenal arah pembicaraan
Penyimak yang baik selalu mengenal arah pembicaraan, bahkan
sudah dapat menduga ke arah mana pembicaraan
berlangsung.Biasanya, pada menit-menit pertama awal pembicaraan,
penyimak yang baik sudah mengetahui arah pembicaraan dan
barangkali sudah dapat menduga isi pembicaraan.
l. Kontak dengan pembicara
Penyimak yang baik selalu mengadakan kontak dengan pembicara.
Misalnya dengan cara memperhatikan pembicara, memberikan
dukungan atau dorongan kepada pembicara melalui ucapan singkat, ya,
ya; benar, saya setuju, atau saya sependapat, dan sebagainya. Hal yang
sama dapat pula disampaikan melalui gerak-gerik tubuh seperti
mengagguk-angguk, mengacungkan jempol dan sebagainya.
m. Merangkum
Keterampilan Bahasa dan Sastra Indonesia/Kelompok1/4A | 17
Penyimak yang selalu dapat menangkap sebagian besar isi bahan
simakan. Hal itu terbukti dari hasil rangkuman penyimak yang
disampaikan secara lisan atau tertulis setelah proses menyimak selesai.
n. Menilai
Penyimak yang baik selalu menilai, menguji, mengkaji, atau
menelaah isi bahan simakan yang diterimanya.Fakta yang diterima
dikaitkan atau dibandingkan dengan pengetahuan dan pengalamannya.
o. Merespons
Sebagai tindak lanjut dari kegiatan penilaian hasil simakan,
penyimak menyatakan pendapat terhadap isi pembicaraan
tersebut.Yang bersangkutan mungkin setuju atau tidak setuju,
sependapat atau tidak sependapat dengan si pembicara.Reaksi atau
tanggapan penyimak itu dapat berwujud dalam bentuk mengangguk-
angguk, menggeleng-geleng, mengerjakan sesuatu, dan sebagainya.
Penyimak yang baik adalah penyimak yang memiliki tiga sikap
berikut ini (Suyono dan Kamijan 2002:17).
1) Bersikap objektif terhadap bahan simakan. Penyimak sebaiknya
tidak mudah terpengaruh oleh hal-hal di luar kegiatan menyimak,
seperti pembicara, ruang, suasana, sarana, dan prasarana.
2) Bersikap kooperatif, penyimak harus bersia untuk bekerja sama
dengan pembicara untuk keberhasilan komunikasi.
3) Bahan simakan harus komunikatif, berupa konsep, gagasan, dan
informasi yang jelas.
E. Hubungan Antara Keempat Ketrampilan Berbahasa
Empat keterampilan berbahasa yaitu menyimak, berbicara, membaca,
menulis memiliki hubungan yang sangat erat meskipun masing – masing
memiliki ciri tertentu. Karena ada hubungan yang sangat erat ini,
pembelajaran dalam satu jenis keterampilan sering meningkatkan
keterampilan yang lain. Misalnya pembelajaran membaca, di samping
meningkatkan keterampilan membaca dapat juga meningkatkan keterampilan
Keterampilan Bahasa dan Sastra Indonesia/Kelompok1/4A | 18
menulis. Contoh lain belajar menemukan ide – ide pokok dalam menyimak
juga meningkatkan kemampuan menemukan ide – ide pokok dalam membaca,
karena kegiatan berpikir baik dalam memahami bahasa lisan maupun bahasa
tertulis pada dasarnya sama
Dalam proses komunikasi, semua aspek keterampilan berbahasa, baik lisan
maupun tertulis penting. Pengalaman merupakan dasar bagi semua makna
yang disampaikan dan yang dipahami dalam bahasa tertentu. Anak yang
memiliki pengalaman berbahasa yang cukup luas akan dapat mengungkapkan
maksudnya dan memahami maksud orang lain dengan mudah.
Kemampuan menyimak, berbicara, membaca, dan menulis semua
bergantung pada kekayaan kosa kata yang diperlukan untuk berkomunikasi
yang dimiliki oleh seseorang. Selain itu kemampuan berbahasa juga
memerlukan kemampuan menggunakan kaidah bahasa.
1. Hubungan antara Menyimak dan Berbicara
Menyimak dan berbicara merupakan keterampilan yang saling
melengkapi, keduanya saling bergantung. Tidak ada yang perlu dikatakan
jika tidak ada seorang pun yang mendengarkan, dan meskipun mungkin
kita dapat menyimak nyanyian atau doa, komunikasi yang diucapkan
merupakan hal utama yang perlu disimak. Menyimak dan berbicara,
merupakan keterampilan berbahasa lisan. Keduanya membutuhkan
penyandian dan penyandian kembali simbol – simbol lisan.
Pada dasarnya bahasa yang digunakan dalam percakapan dipelajari
lewat menyimak dan menirukan pembicaraan. Anak – anak tidak hanya
menirukan pembicaraan yang mereka pahami, tetapi juga mencoba
menirukan hal – hal yang tidak mereka pahami. Kenyataan ini
mengharuskan orang tua dan guru menjadi model berbahasa yang baik,
supaya anak – anak tidak menirukan pembicaraan yang memalukan atau
tidak benar (Ross dan Roe, 1990: 11).
2. Hubungan antara Menyimak dan Membaca
Menyimak dan membaca merupakan keterampilan reseptif. Keduanya
memungkinkan seseorang menerima informasi dari orang lain. Baik dalam
Keterampilan Bahasa dan Sastra Indonesia/Kelompok1/4A | 19
menyimak maupun dalam membaca dibutuhkan penyandian simbol –
simbol ; menyimak bersifat lisan sedangkan membaca bersifat tertulis.
Penyandian kembali simbol – simbol lisan (menyimak) hanya
melibatkan satu tingkat pemindahan, yaitu dari bunyi ke pengalaman yang
menjadi sumbernya. Misalnya ketika seorang anak menyimak kalimat
“Nanti Ibu belikan bola”, anak mengubungkan dengan alat permainan
yang digunakan untuk bermain sepak bola, sehingga dapat memahami arti
kata bola yang disimaknya. Penyandian kembali simbol – simbol tertulis
(membaca) melibatkan dua tingkat pemindahan, yaitu dari simbol tertulis
ke simbol lisan, selanjutnya ke pengalaman yang menjadi sumbernya.
Ketika membaca bola, anak mengucapkan atau mengucapkan dalam hati
kata tersebut. Selain itu menghungkannya dengan benda yang digunakan
untuk bermain sepak bola. Oleh karena itu keterampilan menyimak bagus
untuk mengembangkan kesiapan membaca, karena menyimak memerlukan
proses mental yang sama dengan membaca, kecuali pada tingkat
penyandiannya.
Mengajar anak – anak menangkap ide – ide pokok, detail, urutan,
hubungan sebab akibat, mengevaluasi secara kritis, dan menangkap
elemen – elemen lain dari pesan – pesan secara lisan dapat mempengaruhi
kemampuan anak – anak membaca guna menangkap elemen – elemen
yang sama seperti ketika mereka menyimak. Penambahan sebuah kata
dalam kosa kata yang disimak anak – anak meningkatkan kemungkinan
mereka dapat menafsirkan arti kata tersebut jika mereka membacanya
(Ross dan Roe, 1990: 12). Contoh, seorang anak yang dapat memahami
kata “bermain” ketika menyimak cerita gurunya, juga dapat memahami
ketika menjumpai kata tersebut dalam bacaan.
3. Hubungan antara Berbicara dan Menulis
Berbicara dan menulis merupakan keterampilan ekspresif atau
produktif. Keduanya digunakan untuk menyampaikan informasi. Dalam
berbicara dan menulis dibutuhkan kemampuan menyandikan simbol –
simbol, simbol lisan dalam berbicara dan simbol tertulis dalam menulis.
Keterampilan Bahasa dan Sastra Indonesia/Kelompok1/4A | 20
Baik dalam kegiatan berbicara maupun menulis pengorganisasian pikiran
sangat penting. Pengorganisasian pikiran ini lebih mudah dalam menulis,
karena informasi dapat disusun kembali secara mudah setelah ditulis
sebelum disampaikan kepaa orang lain untuk dibaca.Sebaliknya setelah
suatu pesan yang tidak teratur dikatakan kepada orang lain, meskipun telah
dibetulkan oleh pembicara, kesan yang tidak baik sering kali masih tetap
ada dalam diri pendengar. Itulah sebabnya banyak pembicara yang
merencanakan apa yang akan dikatakan dalam bentuk tertulis dahulu
sebelum disajikan secara lisan.
Namun, kegiatan berbicara dapat juga merupakan kegiatan untuk
mencapai kesiapan menulis. Bahasa lisan dipelajari lebih dahulu oleh anak
– anak dan pada umumnya mereka tidak mengutarakan secara tertulis hal –
hal yang tidak mereka kuasai secara lisan.
4. Hubungan antara Membaca dan Menulis
Membaca dan menulis merupakan keterampilan yang saling
melengkapi. Tidak ada yang perlu ditulis kalau tidak ada yang
membacanya, dan tidak ada yang dapat dibaca kalau belum ada yang
ditulis. Keduanya merupakan keterampilan bahasa yang tertulis, dan
menggunakan simbol – simbol yang dapat dilihat yang mewakili kata –
kata yang diucapkan serta pengalaman dibalik kata – kata tersebut. Dalam
menulis, orang lebih suka menggunakan kata – kata yang dikenal dan yang
dirasakan sudah dipahami dengan baik dalam bahasa bacaan yang telah
dibacanya. Namun, banyak materi yang telah dibaca dan dikuasai oleh
seseorang yang tidak pernah muncul dalam tulisan (karangan). Hal itu
terjadi karena untuk menggunakan suatu kata dalam tulisan diperlukan
pengetahuan yang lebih mendalam dalam hal penerapan kata tersebut
daripada sekedar memahami ketika membaca.
Keterampilan Bahasa dan Sastra Indonesia/Kelompok1/4A | 21
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Menyimak adalah suatu proses kegiatan menyimak lambang-lambang
lisan dengan penuh perhatian, pemahaman, apresiasi, serta interprestasi
untuk memperoleh informasi, menangkap isi atau pesan serta memahami
makna komunikasi yang telah disampaikan oleh pembicara melalui ujaran
atau bahasa lisan.
Tujuan utama dari menyimak yaitu Menangkap, memahami, atau
menghayati pesan, ide, gagasan yang tersirat dalam bahan simakan.
Menyimak dipengaruhi oleh faktor- factor yaitu factor fisik, Faktor
Psikologis, Faktor Pengalaman, Faktor Sikap, Faktor Motivasi, Faktor
Jenis Kelamin, Faktor Lingkungan, dan Peranan dalam masyarakat.
B. Saran
Dalam menyimak kita harus mempunyai maksud dan tujuan kita
menyimak karena kegiatan menyimak itu bermacam- macam. Saat kita
melakukan kegiatan menyimak, kita harus memperhatikan factor- factor
dalam menyimak. Kita harus memperhatikan penyampaiaan seperti apa
yang digunakan oleh pembicara dalam menyimak sehingga kita tahu
strategi yang harus kita gunakan.

Contenu connexe

Tendances

Pembelajaran Mastery Learning
Pembelajaran Mastery LearningPembelajaran Mastery Learning
Pembelajaran Mastery Learning
ELce PurWandarie
 
Kurikulum & pembelajaran (ppt)
Kurikulum & pembelajaran (ppt)Kurikulum & pembelajaran (ppt)
Kurikulum & pembelajaran (ppt)
Dewi Kurnia
 
Perkembangan pendidikan indonesia
Perkembangan pendidikan indonesiaPerkembangan pendidikan indonesia
Perkembangan pendidikan indonesia
Ady Setiawan
 
Rpp berbasis pendidikan karakter
Rpp berbasis pendidikan karakterRpp berbasis pendidikan karakter
Rpp berbasis pendidikan karakter
M Agphin Ramadhan
 
Ptk meningkatkan kemampuan menulis siswa
Ptk meningkatkan kemampuan menulis siswaPtk meningkatkan kemampuan menulis siswa
Ptk meningkatkan kemampuan menulis siswa
Eika Matari
 
Pemerolehan bahasa pertama dan bahasa kedua
Pemerolehan bahasa pertama dan bahasa keduaPemerolehan bahasa pertama dan bahasa kedua
Pemerolehan bahasa pertama dan bahasa kedua
Rasmitadila Mita
 
Teori teori perkembangan moral (piaget & kohlberg)
Teori teori perkembangan moral (piaget & kohlberg)Teori teori perkembangan moral (piaget & kohlberg)
Teori teori perkembangan moral (piaget & kohlberg)
Rima Trianingsih
 

Tendances (20)

Modul 2. Pengembangan Tes Hasil Belajar
Modul 2. Pengembangan Tes Hasil BelajarModul 2. Pengembangan Tes Hasil Belajar
Modul 2. Pengembangan Tes Hasil Belajar
 
Konsep Dasar Retorika
Konsep Dasar RetorikaKonsep Dasar Retorika
Konsep Dasar Retorika
 
Pemerolehan dan Perkembangan Bahasa Anak
Pemerolehan dan Perkembangan Bahasa AnakPemerolehan dan Perkembangan Bahasa Anak
Pemerolehan dan Perkembangan Bahasa Anak
 
7. rpp power point
7. rpp power point7. rpp power point
7. rpp power point
 
Pembelajaran Mastery Learning
Pembelajaran Mastery LearningPembelajaran Mastery Learning
Pembelajaran Mastery Learning
 
Kurikulum & pembelajaran (ppt)
Kurikulum & pembelajaran (ppt)Kurikulum & pembelajaran (ppt)
Kurikulum & pembelajaran (ppt)
 
PPT Media Pembelajaran
PPT Media Pembelajaran PPT Media Pembelajaran
PPT Media Pembelajaran
 
Ppt discovery learning
Ppt discovery learning Ppt discovery learning
Ppt discovery learning
 
Pedoman penskoran
Pedoman penskoranPedoman penskoran
Pedoman penskoran
 
Rpp bahasa indramayu
Rpp bahasa indramayuRpp bahasa indramayu
Rpp bahasa indramayu
 
Perkembangan pendidikan indonesia
Perkembangan pendidikan indonesiaPerkembangan pendidikan indonesia
Perkembangan pendidikan indonesia
 
PENILAIAN KOGNITIF, AFEKTIF. DAN PSIKOMOTORIK
PENILAIAN KOGNITIF, AFEKTIF. DAN PSIKOMOTORIKPENILAIAN KOGNITIF, AFEKTIF. DAN PSIKOMOTORIK
PENILAIAN KOGNITIF, AFEKTIF. DAN PSIKOMOTORIK
 
Rpp berbasis pendidikan karakter
Rpp berbasis pendidikan karakterRpp berbasis pendidikan karakter
Rpp berbasis pendidikan karakter
 
Mengenal Anates
Mengenal AnatesMengenal Anates
Mengenal Anates
 
RPP TEMATIK KHUSUS BAHASA INDONESIA KELAS V
RPP TEMATIK KHUSUS BAHASA INDONESIA KELAS VRPP TEMATIK KHUSUS BAHASA INDONESIA KELAS V
RPP TEMATIK KHUSUS BAHASA INDONESIA KELAS V
 
instrumen penilaian sikap pengetahuan dan ketrampilan
instrumen penilaian sikap pengetahuan dan ketrampilaninstrumen penilaian sikap pengetahuan dan ketrampilan
instrumen penilaian sikap pengetahuan dan ketrampilan
 
Ptk meningkatkan kemampuan menulis siswa
Ptk meningkatkan kemampuan menulis siswaPtk meningkatkan kemampuan menulis siswa
Ptk meningkatkan kemampuan menulis siswa
 
Pemerolehan bahasa pertama dan bahasa kedua
Pemerolehan bahasa pertama dan bahasa keduaPemerolehan bahasa pertama dan bahasa kedua
Pemerolehan bahasa pertama dan bahasa kedua
 
Teori teori perkembangan moral (piaget & kohlberg)
Teori teori perkembangan moral (piaget & kohlberg)Teori teori perkembangan moral (piaget & kohlberg)
Teori teori perkembangan moral (piaget & kohlberg)
 
Penilaian formatif sumatif
Penilaian formatif sumatifPenilaian formatif sumatif
Penilaian formatif sumatif
 

Similaire à Menyimak

Kelompok 1 bab i 3 menyimak
Kelompok 1 bab i 3 menyimak Kelompok 1 bab i 3 menyimak
Kelompok 1 bab i 3 menyimak
Mitha Ye Es
 
Keterampilan berbahasa indonesia 1
Keterampilan berbahasa indonesia 1Keterampilan berbahasa indonesia 1
Keterampilan berbahasa indonesia 1
fara dillah
 
Pengertian berbicara menurut para ahli bahasa
Pengertian berbicara menurut para ahli bahasaPengertian berbicara menurut para ahli bahasa
Pengertian berbicara menurut para ahli bahasa
Nando A-stlye
 
Keterampilan menyimak
Keterampilan menyimakKeterampilan menyimak
Keterampilan menyimak
Pak Bos
 
Kelompok 4 berbicara sebagai keterampilan berbahasa indonesia
Kelompok 4 berbicara sebagai keterampilan berbahasa indonesia Kelompok 4 berbicara sebagai keterampilan berbahasa indonesia
Kelompok 4 berbicara sebagai keterampilan berbahasa indonesia
Mitha Ye Es
 
komunikasi antarpribadi dan keterampilan komunikasi
komunikasi antarpribadi dan keterampilan komunikasikomunikasi antarpribadi dan keterampilan komunikasi
komunikasi antarpribadi dan keterampilan komunikasi
iimand
 
Proposal ptk
Proposal ptkProposal ptk
Proposal ptk
zhiendar
 

Similaire à Menyimak (20)

Kelompok 1 bab i 3 menyimak
Kelompok 1 bab i 3 menyimak Kelompok 1 bab i 3 menyimak
Kelompok 1 bab i 3 menyimak
 
Keterampilan berbahasa indonesia 1
Keterampilan berbahasa indonesia 1Keterampilan berbahasa indonesia 1
Keterampilan berbahasa indonesia 1
 
Pengertian berbicara menurut para ahli bahasa
Pengertian berbicara menurut para ahli bahasaPengertian berbicara menurut para ahli bahasa
Pengertian berbicara menurut para ahli bahasa
 
Keterampilan Berbahasa
Keterampilan BerbahasaKeterampilan Berbahasa
Keterampilan Berbahasa
 
presentasi menyimak kritis
presentasi menyimak kritispresentasi menyimak kritis
presentasi menyimak kritis
 
Keterampilan menyimak
Keterampilan menyimakKeterampilan menyimak
Keterampilan menyimak
 
Kelompok 7
Kelompok 7Kelompok 7
Kelompok 7
 
Keterampilan Menyimak dan Berbicara Bahasa Bali
Keterampilan Menyimak dan Berbicara Bahasa BaliKeterampilan Menyimak dan Berbicara Bahasa Bali
Keterampilan Menyimak dan Berbicara Bahasa Bali
 
Ery noviyani
Ery noviyaniEry noviyani
Ery noviyani
 
Keterampilan Berbahasa
Keterampilan BerbahasaKeterampilan Berbahasa
Keterampilan Berbahasa
 
Kelompok 4 berbicara sebagai keterampilan berbahasa indonesia
Kelompok 4 berbicara sebagai keterampilan berbahasa indonesia Kelompok 4 berbicara sebagai keterampilan berbahasa indonesia
Kelompok 4 berbicara sebagai keterampilan berbahasa indonesia
 
keterampilan berbahasa indonesia reseptif
keterampilan berbahasa indonesia reseptifketerampilan berbahasa indonesia reseptif
keterampilan berbahasa indonesia reseptif
 
komunikasi antarpribadi dan keterampilan komunikasi
komunikasi antarpribadi dan keterampilan komunikasikomunikasi antarpribadi dan keterampilan komunikasi
komunikasi antarpribadi dan keterampilan komunikasi
 
Keterampilan menyimak
Keterampilan menyimakKeterampilan menyimak
Keterampilan menyimak
 
Proposal ptk
Proposal ptkProposal ptk
Proposal ptk
 
Rangkuman Modul 15.pptx
Rangkuman Modul 15.pptxRangkuman Modul 15.pptx
Rangkuman Modul 15.pptx
 
Kuliah 1
Kuliah 1Kuliah 1
Kuliah 1
 
KETERAMPILAN BERBICARA
KETERAMPILAN BERBICARAKETERAMPILAN BERBICARA
KETERAMPILAN BERBICARA
 
Karya ilmiah pak kiyat
Karya ilmiah pak kiyatKarya ilmiah pak kiyat
Karya ilmiah pak kiyat
 
Keterampilan Berbahasa
Keterampilan BerbahasaKeterampilan Berbahasa
Keterampilan Berbahasa
 

Plus de Hariyatunnisa Ahmad

Plus de Hariyatunnisa Ahmad (20)

Model Lesson Study di Jepang
Model Lesson Study di JepangModel Lesson Study di Jepang
Model Lesson Study di Jepang
 
Media Ajar 3 Dimensi
Media Ajar 3 DimensiMedia Ajar 3 Dimensi
Media Ajar 3 Dimensi
 
Mini Riset: Pembelajaran Sebagai Sarana Mencapai Tujuan Manajemen Pendidikan
Mini Riset: Pembelajaran Sebagai Sarana Mencapai Tujuan Manajemen PendidikanMini Riset: Pembelajaran Sebagai Sarana Mencapai Tujuan Manajemen Pendidikan
Mini Riset: Pembelajaran Sebagai Sarana Mencapai Tujuan Manajemen Pendidikan
 
Hakikat Evaluasi Pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia
Hakikat Evaluasi Pembelajaran Bahasa dan Sastra IndonesiaHakikat Evaluasi Pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia
Hakikat Evaluasi Pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia
 
Analisis Wacana
Analisis WacanaAnalisis Wacana
Analisis Wacana
 
Sastra Anak
Sastra AnakSastra Anak
Sastra Anak
 
Perangkat Pembelajaran Sebagai Suatu SIstem
Perangkat Pembelajaran Sebagai Suatu SIstemPerangkat Pembelajaran Sebagai Suatu SIstem
Perangkat Pembelajaran Sebagai Suatu SIstem
 
Pembuktian Fonem
Pembuktian FonemPembuktian Fonem
Pembuktian Fonem
 
Pemikiran Ki Hajar Dewantara
Pemikiran Ki Hajar DewantaraPemikiran Ki Hajar Dewantara
Pemikiran Ki Hajar Dewantara
 
Filsafat Pendidikan Pancasila
Filsafat Pendidikan PancasilaFilsafat Pendidikan Pancasila
Filsafat Pendidikan Pancasila
 
Filsafat Pendidikan Esensialisme
Filsafat Pendidikan EsensialismeFilsafat Pendidikan Esensialisme
Filsafat Pendidikan Esensialisme
 
Filsafat Pendidikan
Filsafat PendidikanFilsafat Pendidikan
Filsafat Pendidikan
 
Membaca
MembacaMembaca
Membaca
 
Duga Daya Simak Diri
Duga Daya Simak DiriDuga Daya Simak Diri
Duga Daya Simak Diri
 
Penyimpangan Semu Hukum Mendel 1
Penyimpangan Semu Hukum Mendel 1Penyimpangan Semu Hukum Mendel 1
Penyimpangan Semu Hukum Mendel 1
 
Konsep Dasar Evaluasi Pembelajaran
Konsep Dasar Evaluasi PembelajaranKonsep Dasar Evaluasi Pembelajaran
Konsep Dasar Evaluasi Pembelajaran
 
Imbuhan bebarengan Bahasa Daerah (Jawa)
Imbuhan bebarengan Bahasa Daerah (Jawa)Imbuhan bebarengan Bahasa Daerah (Jawa)
Imbuhan bebarengan Bahasa Daerah (Jawa)
 
Konsep Dasar Manajemen Kelas
Konsep Dasar Manajemen KelasKonsep Dasar Manajemen Kelas
Konsep Dasar Manajemen Kelas
 
Analisis Butir Soal
Analisis Butir SoalAnalisis Butir Soal
Analisis Butir Soal
 
Analisis Pengembangan Kurikulum PKn
Analisis Pengembangan Kurikulum PKnAnalisis Pengembangan Kurikulum PKn
Analisis Pengembangan Kurikulum PKn
 

Dernier

Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptx
Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptxContoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptx
Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptx
IvvatulAini
 
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptxBab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
ssuser35630b
 
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.pptHAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
nabilafarahdiba95
 
Modul Projek Bangunlah Jiwa dan Raganya - Damai Belajar Bersama - Fase C.pptx
Modul Projek Bangunlah Jiwa dan Raganya - Damai Belajar Bersama - Fase C.pptxModul Projek Bangunlah Jiwa dan Raganya - Damai Belajar Bersama - Fase C.pptx
Modul Projek Bangunlah Jiwa dan Raganya - Damai Belajar Bersama - Fase C.pptx
RIMA685626
 

Dernier (20)

OPTIMALISASI KOMUNITAS BELAJAR DI SEKOLAH.pptx
OPTIMALISASI KOMUNITAS BELAJAR DI SEKOLAH.pptxOPTIMALISASI KOMUNITAS BELAJAR DI SEKOLAH.pptx
OPTIMALISASI KOMUNITAS BELAJAR DI SEKOLAH.pptx
 
Prov.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdf
Prov.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdfProv.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdf
Prov.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdf
 
Aksi Nyata PMM Topik Refleksi Diri (1).pdf
Aksi Nyata PMM Topik Refleksi Diri (1).pdfAksi Nyata PMM Topik Refleksi Diri (1).pdf
Aksi Nyata PMM Topik Refleksi Diri (1).pdf
 
Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptx
Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptxContoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptx
Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptx
 
power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"
power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"
power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"
 
PPT Mean Median Modus data tunggal .pptx
PPT Mean Median Modus data tunggal .pptxPPT Mean Median Modus data tunggal .pptx
PPT Mean Median Modus data tunggal .pptx
 
AKSI NYATA Numerasi Meningkatkan Kompetensi Murid_compressed (1) (1).pptx
AKSI NYATA  Numerasi  Meningkatkan Kompetensi Murid_compressed (1) (1).pptxAKSI NYATA  Numerasi  Meningkatkan Kompetensi Murid_compressed (1) (1).pptx
AKSI NYATA Numerasi Meningkatkan Kompetensi Murid_compressed (1) (1).pptx
 
Pengenalan Figma, Figma Indtroduction, Figma
Pengenalan Figma, Figma Indtroduction, FigmaPengenalan Figma, Figma Indtroduction, Figma
Pengenalan Figma, Figma Indtroduction, Figma
 
Materi Sosialisasi US 2024 Sekolah Dasar pptx
Materi Sosialisasi US 2024 Sekolah Dasar pptxMateri Sosialisasi US 2024 Sekolah Dasar pptx
Materi Sosialisasi US 2024 Sekolah Dasar pptx
 
BAHAN PAPARAN UU DESA NOMOR 3 TAHUN 2024
BAHAN PAPARAN UU DESA NOMOR 3 TAHUN 2024BAHAN PAPARAN UU DESA NOMOR 3 TAHUN 2024
BAHAN PAPARAN UU DESA NOMOR 3 TAHUN 2024
 
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
 
Kanvas BAGJA prakarsa perubahan Ahyar.pdf
Kanvas BAGJA prakarsa perubahan Ahyar.pdfKanvas BAGJA prakarsa perubahan Ahyar.pdf
Kanvas BAGJA prakarsa perubahan Ahyar.pdf
 
Membaca dengan Metode Fonik - Membuat Rancangan Pembelajaran dengan Metode Fo...
Membaca dengan Metode Fonik - Membuat Rancangan Pembelajaran dengan Metode Fo...Membaca dengan Metode Fonik - Membuat Rancangan Pembelajaran dengan Metode Fo...
Membaca dengan Metode Fonik - Membuat Rancangan Pembelajaran dengan Metode Fo...
 
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsxvIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
 
Intellectual Discourse Business in Islamic Perspective - Mej Dr Mohd Adib Abd...
Intellectual Discourse Business in Islamic Perspective - Mej Dr Mohd Adib Abd...Intellectual Discourse Business in Islamic Perspective - Mej Dr Mohd Adib Abd...
Intellectual Discourse Business in Islamic Perspective - Mej Dr Mohd Adib Abd...
 
Program Kerja Public Relations - Perencanaan
Program Kerja Public Relations - PerencanaanProgram Kerja Public Relations - Perencanaan
Program Kerja Public Relations - Perencanaan
 
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptxBab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
 
TUGAS RUANG KOLABORASI 1.3 PRAKARSA PERUBAHAN
TUGAS RUANG KOLABORASI 1.3 PRAKARSA PERUBAHANTUGAS RUANG KOLABORASI 1.3 PRAKARSA PERUBAHAN
TUGAS RUANG KOLABORASI 1.3 PRAKARSA PERUBAHAN
 
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.pptHAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
 
Modul Projek Bangunlah Jiwa dan Raganya - Damai Belajar Bersama - Fase C.pptx
Modul Projek Bangunlah Jiwa dan Raganya - Damai Belajar Bersama - Fase C.pptxModul Projek Bangunlah Jiwa dan Raganya - Damai Belajar Bersama - Fase C.pptx
Modul Projek Bangunlah Jiwa dan Raganya - Damai Belajar Bersama - Fase C.pptx
 

Menyimak

  • 1. Keterampilan Bahasa dan Sastra Indonesia/Kelompok1/4A | 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Manusia adalah makhluk individu dan makhluk social yang tidak bisa terlepas dari manusia lainnya. Dalam kehidupan semacam inilah terjadi interaksi dan komunikasi baik dengan alam lingkungan dengan sesamanya maupun dengan Tuhannya. Dalam proses interaksi dan komunikasi diperlukan keterampilan berbahasa aktif, kreatif, produktif dan apresiatif yang mana salah satu unsurnya adalah keterampilan menyimak yang bertujuan untuk menangkap dan memahami pesan ide serta gagasan yang terdapat pada materi atau bahasa simakan. Menyimak merupakan salah satu keterampilan berbahasa yang penting dalam kehidupan sehari-hari. Setiap hari kita mendengar orang berbicara, baik langsung maupun melalui media elektronik. Dalam pengertian sempit berarti kita melakukan kegiatan menyimak yang mengacu pada proses mental pendengar menerima rangsang bunyi dari pembicara, kemudian menyusun penafsirannya. Dalam pengertian yang lebih luas, penyimak tidak hanya mengerti dan membuat penafsiran tentang pesan/materi yang disimaknya, lebih dari itu ia berusaha melakukan isi pesan yang disimaknya. Meskipun menyimak itu penting dalam kehidupan sehari-hari, tetapi kurang mendapat perhatian di sekolah-sekolah di negara kita, bahkan di negara-negara yang telah maju. Penelitian yang telah dilakukan oleh Paul T. Rankin (1929 dalam Tarigan, 1980) terhadap 68 orang dari berbagai pekerjaan dan jabatan di Detroit sampai pada suatu kesimpulan bahwa mereka mempergunakan waktu untuk berkomunikasi: 9% menulis, 16% membaca, 30% berbicara, dan 45% menyimak. Pada waktu yang berbeda, Water Loban (dalam Tompkins & Kenneth, 1991) dalam penelitiannya terhadap anak-anak dan orang dewasa menyimpulkan adanya perbandingan bahwa mereka setiap hari menyimak satu buku, berbicara satu buku satu tahun, membaca satu buku satu bulan, dan menulis satu buku dalam satu tahun.
  • 2. Keterampilan Bahasa dan Sastra Indonesia/Kelompok1/4A | 2 Untuk itu perlu dikembangangkan keterampilan dalam menyimak agar kemampuan menyimak seseorang baik dan ideal. Kegiatan menyimak beragam macamnya dan berbeda- beda tujuannya. Kita tidak bisa hanya menerapkan satu teori atau strategi saja untuk berbagai macam kegiatan menyimak yang mana tampilan atau gaya penyampaiannya juga bermacam- macam. Untuk bisa menjadi penyimak yang baik, kita harus tahu tujuan kita dalam menyimak dan macam- macam strategi dalam beragam kegiatan menyimak. B. Rumusan Masalah Dari latar belakang di atas, maka dapat diambil rumusan masalah sebagai berikut : 1. Hakikat Menyimak 2. Pengertian Menyimak 3. Menyimak Berdasarkan Tujuan. 4. Faktor Yang Mempengaruhi Proses Menyimak 5. Penyimak Yang Ideal 6. Hubungan Antara Keempat Keterampilan Berbahasa C. Tujuan Tujuan penulisan makalah ini adalah : 1. Menjelaskan Hakikat Menyimak 2. Menjelaskan Pengertian Menyimak 3. Menjelaskan Menyimak Berdasarkan Tujuan 4. Menjelaskan Faktor Yang Mempengaruhi Proses Menyimak 5. Menjelaskan Penyimak Yang Ideal 6. Menjelaskan Hubungan Antara Keempat Ketrampilan Berbahasa
  • 3. Keterampilan Bahasa dan Sastra Indonesia/Kelompok1/4A | 3 BAB II PEMBAHASAN A. Hakikat Menyimak Menyimak adalah suatu proses kegiatan menyimak lambang-lambang lisan dengan penuh perhatian, pemahaman, apresiasi, serta interprestasi untuk memperoleh informasi, menangkap isi atau pesan serta memahami makna komunikasi yang telah disampaikan oleh pembicara melalui ujaran atau bahasa lisan. Dengan menyimak seseorang dapat menyerap informasi atau pengetahuan yang disimaknya. Menyimak juga mempelancar keterampilan berbicara dan menulis. Semakin baik daya simak seseorang maka akan semakin baik pula daya serap informasi atau pengetahuan yang disimaknya. Hakikat menyimak berhubungan dengan mendengar dan mendengarkan, Subyantoro dan Hartono (2003:1–2) menyatakan bahwa mendengar adalah peristiwa tertangkapnya rangsangan bunyi oleh panca indera pendengaran yang terjadi pada waktu kita dalam keadaan sadar akan adanya rangsangan tersebut, sedangkan mendengarkan adalah kegiatan mendengar yang dilakukan dengan sengaja, penuh perhatian terhadap apa yang didengar, sementara itu menyimak pengertiannya sama dengan mendengarkan tetapi dalam menyimak intensitas perhatian terhadap apa yang disimak lebih ditekankan lagi. 1. Mendengar Mendengar adalah adanya proses mendengarkan tetapi tidak sengaja dan tidak ada maksud untuk mencerna makna apa yang didengarkan. Prosesnya tidak selalu dilakukan dengan penuh kesadaran dan belum tentu mempunyai maksud untuk memahami apa yang didengar.Mendengar juga cenderung hanya menikmati suara yang di dengar, biasanya keindahan suara yang jadi tujuan, dan bukan kandungan yang di dengarkan.
  • 4. Keterampilan Bahasa dan Sastra Indonesia/Kelompok1/4A | 4 2. Mendengarkan Mendengarkan adalah suatu proses menangkap, memahami, dan mengingat dengan sebaik- baiknya apa yang didengarnya atau sesuatu yang dikatakan oleh orang lain kepadanya. Pada kegiatan mendengarkan sudah ada unsur kesengajaan, tetapi belum diikuti unsur pemahaman karena itu belum menjadi tujuan. Dalam konsep tersebut terdapat tiga tahapan proses mendengarkan, yaitu : a. Tahap menangkap dengan sebaik-baiknya apa yang didengarnya atau sesuatu yang dikatakan oleh orang lain kepadanya. b. Tahap memahami dengan sebaik-baiknya apa yang didengarnya atau sesuatu yang dikatakan oleh orang lain kepadanya. c. Tahap mengingat dengan sebaik-baiknya apa yang didengarnya atau sesuatu yang dikatakan oleh orang lain kepadanya. Tahap menangkap dengan sebaik-baiknya apa yang didengarnya merupakan tahapan awal. 3. Menyimak Menyimak adalah suatu proses kegiatan mendengarkan lambang lisan- lisan dengan penuh perhatian, pemahaman, apresiasi, serta interprestasi untuk memperoleh informasi, menangkap isi, serta memahami makna komunikasi yang tidak disampaikan oleh si pembicara melalui ujaran atau bahasa lisan. Kegiatan menyimak mencakup mendengar, mendengarkan, dan disertai usaha untuk memahami bahan simakan. Oleh karena itu dalam kegiatan menyimak ada unsur kesengajaan, perhatian dan pemahaman, yang merupakan unsur utama dalam setiap peristiwa menyimak. Penilaiannya pun selalu terdapat dalam peristiwa menyimak, bahkan melebihi unsur perhatian.
  • 5. Keterampilan Bahasa dan Sastra Indonesia/Kelompok1/4A | 5 B. Menyimak Berdasarkan Tujuan Tujuan utama dari menyimak yaitu menangkap, memahami, atau menghayati pesan, ide, gagasan yang tersirat dalam bahan simakan. 1) Mendapatkan Fakta Pengumpulan fakta dapat dilakukan dengan berbagai cara. Kegiatan pengumpulan fakta atau informasi melalui menyimak dapat berwujud dalam berbagai variasi. Misalnya mendengarkan radio, televisi, penyampaian makalah dalam seminar, pidato ilmiah, percakapan dalam keluarga, percakapan dengan tetangga, percakapan dengan teman sekerja, sekelas dsb. Kegiatan pengumpulan fakta atau informasi ini di kalangan pelajar dan mahasiswa banyak sekali dilakukan melalui menyimak. Fakta yang diperoleh melalui kegiatan menyimak ini kemudian dilengkapi dengan kegiatan membaca atau mengadakan eksperimen. 2) Menganalisis Fakta Fakta atau informasi yang telah terkumpul perlu dianalisis. Harus jelas kaitan antar unsur fakta, sebab dan akibat apa yang terkandung di dalamnya. Apa yang disampaikan pembicara harus dikaitkan dengan pengetahuan atau pengalaman menyimak dalam bidang yang relevan. 3) Mengevaluasi Fakta Tujuan ketiga dalam suatu proses menyimak adalah mengevaluasi fakta-fakta yang disampaikan pembicara. Dalam situasi ini penyimak sering mengajukan sejumlah pertanyaan seperti antara lain : a. Benarkah fakta yang diajukan? b. Relevankah fakta yang diajukan? c. Akuratkah fakta yang disampaikan? Apabila fakta yang disampaikan pembicara sesuai dengan kenyataan, pengalaman dan pengetahuan penyimak maka fakta itu dapat diterima. 4) Mendapatkan Inspirasi Adakalanya orang menghadiri suatu konvensi, pertemuan ilmiah atau jamuan tertentu, bukan untuk mencari atau mendapatkan fakta. Mereka menyimak pembicaraan orang lain semata-mata untuk tujuan mencari
  • 6. Keterampilan Bahasa dan Sastra Indonesia/Kelompok1/4A | 6 ilham. Penyimak seperti ini biasanya orang yang tidak memerlukan fakta baru. Yang mereka perlukan adalah sugesti, dorongan, suntikan semangat, atau inspirasi guna pemecahan masalah yang sedang mereka hadapi. Mereka ini sangat mengharapkan pembicara yang inspiratif, sugestif dan penuh gagasan orisinal. Pembicaraan yang semacam ini dapat muncul dari tokoh-tokoh yang disegani, dari direktur perusahaan, orator ulung, tokoh periklanan, salesman dsb. 5) Menghibur Diri Sejumlah penyimak datang menghadiri pertunjukan seperti bioskop, sandiwara, atau percakapan untuk menghibur diri. Mereka ini adalah orang-orang yang sudah lelah letih dan jenuh. Mereka perlu penyegaran fisik dan mental agar kondisinya pulih. Karena itulah mereka menyimak untuk tujuan menghibur diri. Sasaran yang mereka pilih pun tertentu, misalnya menyimak pembicaraan cerita-cerita lucu, banyolan percakapan pelawak, menonton pertunjukan yang kocak seperti yang dibawakan Grup Srimulat. 6) Meningkatkan Kemampuan Berbicara Tujuan menyimak yang lain yaitu untuk meningkatkan keterampilan berbicara. Dalam hal ini penyimak memperhatikan seseorang pembicara pada segi : a. Cara mengorganisasikan bahan pembicaraan b. Cara penyampaian bahan pembicaraan c. Cara memikat perhatian pendengar d. Cara mengarahkan perhatian pendengar e. Cara menggunakan alat-alat bantu seperti mikrofon, alat peraga dsb. f. Cara memulai dan mengakhiri pembicaraan Semua hal tersebut diperhatikan oleh penyimak dan kemudian dipraktikkan. Menyimak yang seperti inilah yang disebut menyimak untuk tujuan peningkatan kemampuan berbicara.
  • 7. Keterampilan Bahasa dan Sastra Indonesia/Kelompok1/4A | 7 Menurut Logan (dalam Tarigan 1994:56) tujuan menyimak beraneka ragam antara lain sebagai berikut : 1) Menyimak untuk belajar, yaitu menyimak dengan tujuan utama agar dia dapat memperoleh pengetahuan dari bahan ujaran sang pembicara. 2) Menyimak untuk memperoleh keindahan audial, yaitu menyimak dengan penekanan pada penikmatan terhadap sesuatu dari materi yang diujarkan atau yang diperdengarkan atau dipagelarkan (terutama dalam bidang seni). 3) Menyimak untuk mengevaluasi, yaitu menyimak dengan maksud agar si penyimak dapat menilai apa-apa yang disimak itu (baik-buruk, indah-jelek, tepat-ngawur, logis-tak logis, dan lain-lain). 4) Menyimak untuk mengapresiasi simakan, yaitu menyimak dengan maksud agar si penyimak dapat menikmati serta menghargai apa-apa yang disimaknya itu (pembacaan cerita, pembacaan puisi, musik dan lagu, dialog, diskusi panel, dan perdebatan). 5) Menyimak untuk mengkomunikasikan ide-idenya sendiri, yaitu menyimak dengan maksud agar si penyimak dapat mengkomunikasikan ide-ide, gagasan-gagasan, maupun perasaan- perasaannya kepada orang lain dengan lancar dan tepat. 6) Menyimak untuk membedakan bunyi-bunyi, yaitu menyimak dengan maksud dan tujuan agar si penyimak dapat membedakan bunyi-bunyi dengan tepat mana bunyi yang membedakan arti (distingtif) dan mana bunyi yang tidak membedakan arti. Biasanya ini terlihat nyata pada seseorang yang sedang belajar bahasa asing yang asyik mendengarkan ujaran pembicara asli (native speaker). 7) Menyimak untuk memecahkan masalah secara kreatif dan analisis, sebab dari sang pembicara dia mungkin memperoleh banyak masukan berharga. 8) Menyimak untuk meyakinkan, yaitu menyimak untuk meyakinkan dirinya terhadap suatu masalah atau pendapat yang selama ini
  • 8. Keterampilan Bahasa dan Sastra Indonesia/Kelompok1/4A | 8 diragukan oleh si penyimak ragukan; dengan perkataan lain, dia menyimak secara persuasif. Tarigan (dalam Sutari, dkk. 1997:117–118) mengemukakan beberapa alasan yang menyebabkan pembelajaran menyimak belum terlaksana dengan baik, yaitu: 1) Pelajaran menyimak relatif baru dinyatakan dalam kurikulum sekolah. 2) Teori, prinsip, dan generalisasi mengenai menyimak belum banyak diungkapkan. 3) Pemahaman terhadap apa dan bagaimana menyimak itu masih minim. 4) Buku teks dan buku pegangan guru dalam pembelajaran menyimak sangat langka. 5) Guru-guru bahasa Indonesia kurang berpengalaman dalam melaksanakan pengajaran menyimak. 6) Bahan pengajaran menyimak sangat kurang. 7) Guru-guru bahasa Indonesia belum terampil menyusun bahan pengajaran menyimak. 8) Jumlah murid per kelas terlalu besar C. Faktor Yang Mempengaruhi Proses Menyimak Menurut tiga pakar (Hunt; 1981 : 19-20), (Webb, 1975: 137-9), (logan, 1972: 49-50), faktor-faktor pemengaruh menyimak dapat disimpulkan menjadi delapan. Yaitu : 1. Faktor Fisik Kondisi fisik seorang penyimak merupakan faktor penting yang turut menentukan keefektifan serta kualitas keaktifannya dalam menyimak. Misalnya, ada orang yang sukar sekali mendengar, dalam keadaan yang serupa itu, dia mungkin saja terganggu serta dibingungkan oleh upaya yang dilakukannya untuk mendengar, atau dia mungkin kehilangan ide-ide pokok seluruhnya. Kondisi fisik yang menentukan dalam menyimak, yaitu : a. Kondisi fisiknya jauh di bawah gizi normal
  • 9. Keterampilan Bahasa dan Sastra Indonesia/Kelompok1/4A | 9 b. Sangat lelah c. Mengidap suatu penyakit fisik sehingga perhatiannya dangkal Lingkungan fisik yang juga menentukan dalam menyimak, yaitu : a. Ruangan yang terlalu panas, lembab ataupun terlalu dingin b. Suara atau bunyi bising yang menganggu dari jalan dan ruangan sebelah c. Para hadirin yang bergerak atau berjalan kian kemari seenaknya sehingga mengganggu orang yang sedang menyimak. d. Siswa yang membawa atau memegang benda yang berisik dan mengganggu, seperti kelereng di dalam saku, handphone yang berbunyi, dan lain-lain. Faktor fisik pembicara : a. Pembicara membuat gerak-gerik yang canggung di ruangan. b. Suara pembicara yang membisankan atau intonasi yang mendatar apalagi melengking. c. Pengajian pembicara yang tidak menarik. Walau nampaknya faktor-faktor fisik tersebut bersifat sepele namun pembicara atau pengajar haruslah bijaksana dan banyak pengalaman agar selalu memperhatikan hal-hal tersebut agar proses kegiatan belajar mengajar mencapai tujuan yang telah ditentukan, karena faktor fisik yang prima merupakan modal utama bagi penyimak. 2. Faktor Psikologis Selain faktor fisik, faktor yang melibatkan sikap-sikap dan sifat-sifat pribadi atau faktor psikologis juga mempengaruhi dalam kegiatan menyimak, yaitu sebagai berikut : a. Prasangka dan kurangnya simpati terhadap para pembicara dengan aneka sebab dan alasan b. Keegosentrisan (mementingkan diri sendiri), yaitu sikap penyimak yang hanya mementingkan diri sendiri sehingga pembicara dan apa yang disampaika oleh pembicara tidak di tanggapi dengan serius.
  • 10. Keterampilan Bahasa dan Sastra Indonesia/Kelompok1/4A | 10 c. Kepicikan atau pandangan tidak luas. Yaitu keterbatasan pandangan atau wawasan penyimak terhadap bahan simakan yang menimbulkan salah makna atau salah paham terhadap apa yang disampaikan oleh pembicara. d. Bosan dan jenuh, yaitu kondisi penyimak yang sudah bosan atau jenuh terhadap bahan simakan yang mungkin terlalu panjang atau terlalu monoton sehingga penyimak menjadi bosan, kemudian enggan untuk melanjutkan simakan. e. Sikap tidak sopan, yaitu sikap dan kesopanan sangat mempengaruhi proses menyimak , jika kita menyimak dengan sikap yang sopan maka kita akan nyaman dalam menyimak, begitu pula jika pembicara menyampaikan pembicaraan dengan sikap yang sopan kita akan menganggap baik kepada pembicara dan kita akan lebih mudah melakukan simakan. Dari faktor psikologis di atas, dapat kita simpulkan bahwa ada dua faktor psikologis yang mempengaruhi menyimak, yaitu : a. Psikologis positif, maksudnya latar belakang hidup yang menyenangkan, yaitu proses menyimak akan berjalan dengan baik jika suasana hati dan pikiran penyimak dalam keadaan tenang dan menyenangkan. Juga Penentuan minat dan pilihan. Yaitu proses menyimak akan berjalan dengan baik jika bahan yang akan disimak oleh penyimak sesuai dengan minat dan pilihannya, jika bahan yang disimak sesuai dengan pilihan maka penyimak akan dengan penuh kesungguhan dalam menyimak, namun sebaliknya jika bahan simakan tidak sesuai atau bahkan bertentangan dengan minat dan pilihan penyimak maka penyimak akan setengah-setengah dan tidak serius dalam menyimak. Kecerdasan emosional, yaitu kemampuan yang baik pada penyimak untuk cepat dalam menanggapi, memahami, dan merespon simakan. Faktor ini akan mempengaruhi apakah penyimak tangkas atau tidaknya dalam menyimak.
  • 11. Keterampilan Bahasa dan Sastra Indonesia/Kelompok1/4A | 11 b. Psikologis negatif, maksudnya memberi pengaruh yang buruk terhadap kegiatan menyimak seperti yang telah dijelaskan di atas. 3. Faktor Pengalaman Sikap-sikap kita merupakan hasil pertumbuhan, perkembangan serta pengalaman kita sendiri, maka dari itu pengalaman dari seorang pendidik sangat menentukan dalam menyimak, seperti : a. Pertumbuhan dan perkembangan sikap mempengaruhi minat menyimak, yaitu jika kita mempunyai minat terhadap sesuatu dan saat menyimak membahas tentang minat yang kita gemari maka kita akan merasa senang untuk menyimaknya, misal hobby atau minat terhadap sesuatu. b. Sikap-sikap yang antagonistik, sikap-sikap yang menentang, serta bermusuhan timbul dari pengalaman yang tidak menyenangkan. c. Kosa kata simak juga turut mempengaruhi kualitas menyimak. d. Makna yang dipancarkan oleh kata-kata asing cenderung untuk mengurangi serta menyingkirkan perhatian para siswa, karena ide-ide yang berada di luar jangkauan pengertian serta pemahaman mereka. 4. Faktor Sikap Banyak faktor sikap yang mempengaruhi kegiatan menyimak yaitu sebagai berikut : a. Pokok-pokok pembicaraan yang kita setujui cenderung akan kita simak secara seksama dan penuh perhatian. b. Pembicara harus memilih topik yang disenangi oleh para penyimak. c. Pembicara harus memahami sikap penyimak karena merupakan modal penting bagi pembicara untuk menarik minat atau perhatian menyimak. d. Penampilan pembicara yang mengasyikkan dan mengagumkan, sehingga membentuk sikap positif para siswa. 5. Faktor Motivasi Motivasi merupakan salah satu faktor yang menentukan dalam kegiatan menyimak, berikut faktor motivasi yang menentukan tersebut ;
  • 12. Keterampilan Bahasa dan Sastra Indonesia/Kelompok1/4A | 12 a. Memiliki motivasi yang kuat dalam mengerjakan sesuatu terutama menyimak b. Melibatkan system penilaian kita sendiri sehingga kita dapat memperoleh sesuatu yang berharga dari isi pembicaraan itu dengan sendirinya kita akan bersemangat untuk menyimaknya. c. Penyimak mengajukan pertanyaan “Apa dan apalagi yang dapat saya petik dari ceramah sang pakar ini?” karena pertanyaan tersebut adalah pertanyaan yang tepat dan sahih. d. Penyimak tidak yakin akan memperoleh sesuatu yang berharga dan berguna dari pembicaraan. e. Penyimak harus percaya bahwa penyimak mempunyai sifat kooperatif tenggang hati, dan analitis sehingga kita menjadi penyimak yang baik dan unggul. 6. Faktor Jenis Kelamin G a m b a r : P e r bedaan gaya menyimak berdasarkan perbedaan jenis kelamin (Silverman, 1970; Webb, 1975: 139). 7. Faktor Lingkungan Perbedaan Gaya Menyimak Pria Wanita Objektif Subjektif Aktif Pasif Keras hati Simpatik Analisis Difusif Rasional Sensitif Tidak mau mundur Mudah terpengaruh Netral Cenderung memihak Intrusif Mudah mengalah Berdikari Reseptif Swasembada Bergantung Menguasai emosi Emosional
  • 13. Keterampilan Bahasa dan Sastra Indonesia/Kelompok1/4A | 13 a. Lingkungan Fisik 1) Di dalam ruangan guru harus dapat mengatur dan menata letak meja dan kursi sedemikian rupa sehingga setiap siswa mendapat kesempatan yang sama untuk menyimak dan disimak. 2) Sarana kerja harus ditempatkan berdekatan satu dan lainnya sehingga para siswa dapat berkomunikasi dengan baik bahkan harus dapat meningkatkan penyimakan yang baik. 3) Guru harus berbicara dengan suara yang menyenangkan, memberikan pengarahan yang jelas dan tepat lagi tegas. 4) Guru harus menampilkan kegiatan yang dapat memotivasi atau mendorong anak didik untuk dapat dengan mudah mengganti peranan mereka sebagai penyimak dan pembicara. Seperti, ikut dalam diskusi panel, symposium, dan seminar. b. Lingkungan Sosial Guru menciptakan suasana yang mendorong anak-anak untuk mengalami, mengekspresikan, serta mengevaluasi ide-ide memang penting sekali diterapkan kalau keterampilan berkomunikasi dan seni berbahasa dikembangkan dan berkembang, jadi nyatalah suasana saat guru merencanakan pengalaman-pengalaman yang memungkinkan anak-anak dapat memanfaatkan situasi ruangan kelas untuk meningkatkan keterampilan berkomunikasi mereka memang sesuai dan sejalan dalam perencanaan kurikulum secara keseluruhan. 8. Peranan dalam Masyarakat Contoh faktor peranan dalam menyimak : a. Peranan sebagai guru dan pendidik Ingin sekali menyimak ceramah, kuliah atau siaran-siaran radio dan televise yang berhubungan dengan masalah pendidikan dan pengajaran baik di tanah air maupun luar negeri. b. Sebagai seorang berpendidikan (mahasiswa)
  • 14. Keterampilan Bahasa dan Sastra Indonesia/Kelompok1/4A | 14 Mahasiswa harus dapat menyimak lebih seksama dan penuh perhatian dibandingkan dengan karyawan harian sebuah perusahaan. c. Sebagai spesialis dan pakar dari berbagai profesi seperti hakim, psikolog, antropolog, sosiolog, apoteker dan lainnya. Pasti akan haus menyimak hal-hal yang ada kaitannya dengan mereka dengan profesi dan keahlian mereka, yang dapat memperluas cakrawala pengetahuan mereka. D. Penyimak Yang Ideal 1. Penyimak Yang Ideal Ciri-ciri penyimak ideal biasanya diterapkan kepada orang lain. Artinya, bila seseorang menilai apakah orang lain penyimak ideal atau tidak, maka penilai memeriksa karakteristik penyimak yang dinilainya. Patokan penilaian adalah ciri penyimak yang ideal.Penyimak yang baik ialah penyimak yang memiliki pengetahuan dan pengalaman yang banyak dan luas. Jika penyimak memiliki pengetahuan dan pengalaman yang banyak dan luas, ia dapat melakukan kegiatan menyimak dengan baik. Selain itu, penyimak yang baik ialah penyimak yang dapat melakukan kegiatan menyimak dengan intensif. Penyimak seperti itu akan selalu mendapatkan pesan pembicara secara tepat. Hal itu akan lebih sempurna jika ia ditunjang oleh, pengetahuan dan pengalamannya. Ada lima belas ciri penyimak ideal. Berikut ini akan disajikan ciri-ciri tersebut beserta penjelasannya. a. Siap fisik dan mental Penyimak yang baik adalah penyimak yang benar-benar bersiap untuk menyimak. Fisiknya segar, sehat, atau dalam kondisi prima. Mentalnya stabil, pikiran jernih. b. Berkonsentrasi
  • 15. Keterampilan Bahasa dan Sastra Indonesia/Kelompok1/4A | 15 Penyimak yang baik adalah penyimak yang dapat memusatkan perhatiannya kepada bahan simakan.Yang bersangkutan harus dapat menyingkirkan hal-hal lain selain materi simakan. c. Bermotivasi Penyimak yang baik selalu mempunyai motivasi yang kuat dalam menyimak.Yang bersangkutan mungkin mempunyai tujuan menambah pengetahuan, mau belajar tentang sesuatu, mau menguji tentang sesuatu dan sebagainya.Hal itulah yang dijadikannya sebagai motivasi atau pemacu, pendorong, penggerak dalam menyimak. d. Objektif Penyimak yang baik adalah penyimak yang berprasangka, tidak berat sebelah. Yang bersangkutan bukan melihat siapa yang berbicara tetapi apa yang dikatakannya. Bila yang dikatakan itu memang benar, ia terima, bila salah, ia menolak siapapun yang mengatakannya. e. Menyeluruh Penyimak yang baik ialah penyimak yang menyimak bahan simakan secara lengkap, utuh, atau menyeluruh.Ia tidak menyimak meloncat-loncat ataupun terputus-putus, atau hanya menyimak yang disenangi saja. f. Menghargai pembicara Penyimak yang baik ialah penyimak yang menghargai pembicara.Ia tidak menganggap enteng, menyepelakan apa yang disampaikan oleh pembicara. Ia pun tidak mengaggap diri tahu segalanya dan pengetahuannya melebihi pembicara. Penyimak yang baik selalu menghargai pendapat pembicara, walaupun mungkin pendapat itu berbeda dengan pendapatnya. g. Selektif Penyimak yang baik tahu memilih bagian-bagian penting dari bahan simakan yang perlu diperhatikan dan diingat.Tidak semua bahan yang diterima ditelan mentah-mentah, tetapi dipilihnya bagian–bagian yang bersifat inti.
  • 16. Keterampilan Bahasa dan Sastra Indonesia/Kelompok1/4A | 16 h. Sungguh-sungguh Penyimak yang baik selalu menyimak bahan simakan dengan sesungguh hatinya.Ia tidak akan berpura-pura menyimak padahal hatinya dan perhatiannya ke tempat lain. Yang bersangkutan benar- benar menyimak pesan pembicara walau pesan itu kurang menarik baginya. i. Tak mudah terganggu Penyimak yang baik tak mudah diganggu oleh hal-hal lain di luar bahan simakan.Yang bersangkutan dapat membentengi diri dari berbagai gangguan kecil seperti kebisingan. Kalaupun sekali waktu ia mendapat gangguan yang tak terelakan, ia dengan cepat kembali kepada tugas semula, yakni menyimak. j. Cepat menyesuaikan diri Penyimak yang baik ialah penyimak yang tanggap terhadap situasi.Ia cepat menghayati dan menyesuaikan diri dengan inti pembicaraan, irama pembicaraan, dan gaya pembicara. k. Kenal arah pembicaraan Penyimak yang baik selalu mengenal arah pembicaraan, bahkan sudah dapat menduga ke arah mana pembicaraan berlangsung.Biasanya, pada menit-menit pertama awal pembicaraan, penyimak yang baik sudah mengetahui arah pembicaraan dan barangkali sudah dapat menduga isi pembicaraan. l. Kontak dengan pembicara Penyimak yang baik selalu mengadakan kontak dengan pembicara. Misalnya dengan cara memperhatikan pembicara, memberikan dukungan atau dorongan kepada pembicara melalui ucapan singkat, ya, ya; benar, saya setuju, atau saya sependapat, dan sebagainya. Hal yang sama dapat pula disampaikan melalui gerak-gerik tubuh seperti mengagguk-angguk, mengacungkan jempol dan sebagainya. m. Merangkum
  • 17. Keterampilan Bahasa dan Sastra Indonesia/Kelompok1/4A | 17 Penyimak yang selalu dapat menangkap sebagian besar isi bahan simakan. Hal itu terbukti dari hasil rangkuman penyimak yang disampaikan secara lisan atau tertulis setelah proses menyimak selesai. n. Menilai Penyimak yang baik selalu menilai, menguji, mengkaji, atau menelaah isi bahan simakan yang diterimanya.Fakta yang diterima dikaitkan atau dibandingkan dengan pengetahuan dan pengalamannya. o. Merespons Sebagai tindak lanjut dari kegiatan penilaian hasil simakan, penyimak menyatakan pendapat terhadap isi pembicaraan tersebut.Yang bersangkutan mungkin setuju atau tidak setuju, sependapat atau tidak sependapat dengan si pembicara.Reaksi atau tanggapan penyimak itu dapat berwujud dalam bentuk mengangguk- angguk, menggeleng-geleng, mengerjakan sesuatu, dan sebagainya. Penyimak yang baik adalah penyimak yang memiliki tiga sikap berikut ini (Suyono dan Kamijan 2002:17). 1) Bersikap objektif terhadap bahan simakan. Penyimak sebaiknya tidak mudah terpengaruh oleh hal-hal di luar kegiatan menyimak, seperti pembicara, ruang, suasana, sarana, dan prasarana. 2) Bersikap kooperatif, penyimak harus bersia untuk bekerja sama dengan pembicara untuk keberhasilan komunikasi. 3) Bahan simakan harus komunikatif, berupa konsep, gagasan, dan informasi yang jelas. E. Hubungan Antara Keempat Ketrampilan Berbahasa Empat keterampilan berbahasa yaitu menyimak, berbicara, membaca, menulis memiliki hubungan yang sangat erat meskipun masing – masing memiliki ciri tertentu. Karena ada hubungan yang sangat erat ini, pembelajaran dalam satu jenis keterampilan sering meningkatkan keterampilan yang lain. Misalnya pembelajaran membaca, di samping meningkatkan keterampilan membaca dapat juga meningkatkan keterampilan
  • 18. Keterampilan Bahasa dan Sastra Indonesia/Kelompok1/4A | 18 menulis. Contoh lain belajar menemukan ide – ide pokok dalam menyimak juga meningkatkan kemampuan menemukan ide – ide pokok dalam membaca, karena kegiatan berpikir baik dalam memahami bahasa lisan maupun bahasa tertulis pada dasarnya sama Dalam proses komunikasi, semua aspek keterampilan berbahasa, baik lisan maupun tertulis penting. Pengalaman merupakan dasar bagi semua makna yang disampaikan dan yang dipahami dalam bahasa tertentu. Anak yang memiliki pengalaman berbahasa yang cukup luas akan dapat mengungkapkan maksudnya dan memahami maksud orang lain dengan mudah. Kemampuan menyimak, berbicara, membaca, dan menulis semua bergantung pada kekayaan kosa kata yang diperlukan untuk berkomunikasi yang dimiliki oleh seseorang. Selain itu kemampuan berbahasa juga memerlukan kemampuan menggunakan kaidah bahasa. 1. Hubungan antara Menyimak dan Berbicara Menyimak dan berbicara merupakan keterampilan yang saling melengkapi, keduanya saling bergantung. Tidak ada yang perlu dikatakan jika tidak ada seorang pun yang mendengarkan, dan meskipun mungkin kita dapat menyimak nyanyian atau doa, komunikasi yang diucapkan merupakan hal utama yang perlu disimak. Menyimak dan berbicara, merupakan keterampilan berbahasa lisan. Keduanya membutuhkan penyandian dan penyandian kembali simbol – simbol lisan. Pada dasarnya bahasa yang digunakan dalam percakapan dipelajari lewat menyimak dan menirukan pembicaraan. Anak – anak tidak hanya menirukan pembicaraan yang mereka pahami, tetapi juga mencoba menirukan hal – hal yang tidak mereka pahami. Kenyataan ini mengharuskan orang tua dan guru menjadi model berbahasa yang baik, supaya anak – anak tidak menirukan pembicaraan yang memalukan atau tidak benar (Ross dan Roe, 1990: 11). 2. Hubungan antara Menyimak dan Membaca Menyimak dan membaca merupakan keterampilan reseptif. Keduanya memungkinkan seseorang menerima informasi dari orang lain. Baik dalam
  • 19. Keterampilan Bahasa dan Sastra Indonesia/Kelompok1/4A | 19 menyimak maupun dalam membaca dibutuhkan penyandian simbol – simbol ; menyimak bersifat lisan sedangkan membaca bersifat tertulis. Penyandian kembali simbol – simbol lisan (menyimak) hanya melibatkan satu tingkat pemindahan, yaitu dari bunyi ke pengalaman yang menjadi sumbernya. Misalnya ketika seorang anak menyimak kalimat “Nanti Ibu belikan bola”, anak mengubungkan dengan alat permainan yang digunakan untuk bermain sepak bola, sehingga dapat memahami arti kata bola yang disimaknya. Penyandian kembali simbol – simbol tertulis (membaca) melibatkan dua tingkat pemindahan, yaitu dari simbol tertulis ke simbol lisan, selanjutnya ke pengalaman yang menjadi sumbernya. Ketika membaca bola, anak mengucapkan atau mengucapkan dalam hati kata tersebut. Selain itu menghungkannya dengan benda yang digunakan untuk bermain sepak bola. Oleh karena itu keterampilan menyimak bagus untuk mengembangkan kesiapan membaca, karena menyimak memerlukan proses mental yang sama dengan membaca, kecuali pada tingkat penyandiannya. Mengajar anak – anak menangkap ide – ide pokok, detail, urutan, hubungan sebab akibat, mengevaluasi secara kritis, dan menangkap elemen – elemen lain dari pesan – pesan secara lisan dapat mempengaruhi kemampuan anak – anak membaca guna menangkap elemen – elemen yang sama seperti ketika mereka menyimak. Penambahan sebuah kata dalam kosa kata yang disimak anak – anak meningkatkan kemungkinan mereka dapat menafsirkan arti kata tersebut jika mereka membacanya (Ross dan Roe, 1990: 12). Contoh, seorang anak yang dapat memahami kata “bermain” ketika menyimak cerita gurunya, juga dapat memahami ketika menjumpai kata tersebut dalam bacaan. 3. Hubungan antara Berbicara dan Menulis Berbicara dan menulis merupakan keterampilan ekspresif atau produktif. Keduanya digunakan untuk menyampaikan informasi. Dalam berbicara dan menulis dibutuhkan kemampuan menyandikan simbol – simbol, simbol lisan dalam berbicara dan simbol tertulis dalam menulis.
  • 20. Keterampilan Bahasa dan Sastra Indonesia/Kelompok1/4A | 20 Baik dalam kegiatan berbicara maupun menulis pengorganisasian pikiran sangat penting. Pengorganisasian pikiran ini lebih mudah dalam menulis, karena informasi dapat disusun kembali secara mudah setelah ditulis sebelum disampaikan kepaa orang lain untuk dibaca.Sebaliknya setelah suatu pesan yang tidak teratur dikatakan kepada orang lain, meskipun telah dibetulkan oleh pembicara, kesan yang tidak baik sering kali masih tetap ada dalam diri pendengar. Itulah sebabnya banyak pembicara yang merencanakan apa yang akan dikatakan dalam bentuk tertulis dahulu sebelum disajikan secara lisan. Namun, kegiatan berbicara dapat juga merupakan kegiatan untuk mencapai kesiapan menulis. Bahasa lisan dipelajari lebih dahulu oleh anak – anak dan pada umumnya mereka tidak mengutarakan secara tertulis hal – hal yang tidak mereka kuasai secara lisan. 4. Hubungan antara Membaca dan Menulis Membaca dan menulis merupakan keterampilan yang saling melengkapi. Tidak ada yang perlu ditulis kalau tidak ada yang membacanya, dan tidak ada yang dapat dibaca kalau belum ada yang ditulis. Keduanya merupakan keterampilan bahasa yang tertulis, dan menggunakan simbol – simbol yang dapat dilihat yang mewakili kata – kata yang diucapkan serta pengalaman dibalik kata – kata tersebut. Dalam menulis, orang lebih suka menggunakan kata – kata yang dikenal dan yang dirasakan sudah dipahami dengan baik dalam bahasa bacaan yang telah dibacanya. Namun, banyak materi yang telah dibaca dan dikuasai oleh seseorang yang tidak pernah muncul dalam tulisan (karangan). Hal itu terjadi karena untuk menggunakan suatu kata dalam tulisan diperlukan pengetahuan yang lebih mendalam dalam hal penerapan kata tersebut daripada sekedar memahami ketika membaca.
  • 21. Keterampilan Bahasa dan Sastra Indonesia/Kelompok1/4A | 21 BAB III PENUTUP A. Kesimpulan Menyimak adalah suatu proses kegiatan menyimak lambang-lambang lisan dengan penuh perhatian, pemahaman, apresiasi, serta interprestasi untuk memperoleh informasi, menangkap isi atau pesan serta memahami makna komunikasi yang telah disampaikan oleh pembicara melalui ujaran atau bahasa lisan. Tujuan utama dari menyimak yaitu Menangkap, memahami, atau menghayati pesan, ide, gagasan yang tersirat dalam bahan simakan. Menyimak dipengaruhi oleh faktor- factor yaitu factor fisik, Faktor Psikologis, Faktor Pengalaman, Faktor Sikap, Faktor Motivasi, Faktor Jenis Kelamin, Faktor Lingkungan, dan Peranan dalam masyarakat. B. Saran Dalam menyimak kita harus mempunyai maksud dan tujuan kita menyimak karena kegiatan menyimak itu bermacam- macam. Saat kita melakukan kegiatan menyimak, kita harus memperhatikan factor- factor dalam menyimak. Kita harus memperhatikan penyampaiaan seperti apa yang digunakan oleh pembicara dalam menyimak sehingga kita tahu strategi yang harus kita gunakan.