Ringkasan dokumen tersebut adalah:
Modul ini bertujuan untuk menganalisa Line of Sight dan Link Budget untuk merancang infrastruktur jaringan nirkabel. Mahasiswa menggunakan Google Earth dan Pathloss untuk menganalisa ketinggian tanah, penghalang, dan menentukan tinggi menara optimal. Analisa Link Budget dilakukan untuk memeriksa kualitas komunikasi berdasarkan gain, loss, dan margin sistem.
1. PRAKTIKUM JARINGAN KOMPUTER LANJUT
ANALISA LOS DAN LINK BUDGET
CINDY RIYANTI (425 15 035)
HASBULLAH MARWAN (425 15 044)
TEKNIK ELEKTRO
PROGRAM STUDI
TEKNIK KOMPUTER DAN JARINGAN
2016
2. TUJUAN
Setelah menyelesaikan modul ini, mahasiswa diharapkan dapat :
1. Menganalisa dan merancang Line of Sight komunikasi wireless.
2. Menganalisa kualitas komunikasi dengan analisa Link Bugdet.
3. Membuat desain perancangan infrastruktur wireless MAN.
ALAT DAN BAHAN
- Laptop
- Microsoft Excel
- Notepad
- Google Earth
- Pathloss
LANGKAH KERJA
Menggunakan Google Earth
- Buka aplikasi google earth
- Tandai ke- 2 titik yang akan dipasangkan perangkat jaringan yaitu access point agar dapat
bertukar informasi menggunakan “Add placemark” yang terdapat pada google earth
3. - Setelah itu hitung jarak antara ke-2 titik menggunakan “Show Ruler” dengan cara meng-
klik ke-2 titik tersebut. Gunakan satuan meter
- Show elevation profile untuk melihat elevasi tanah antara kedua titik yang telah ditandai
- Catat elevasi tanah dan skala setiap 200 meter pada Microsoft Excel
4. - Simpan data tersebut dengan format .txt
Menggunakan Pathloss
- Carilah perangkat access point dan antenna untuk dipasangkan di posisi transmitter
(pengirim) dan receiver (penerima). Pada praktikum kali ini kami menggunakan produk
dari EnGenius yaitu ENSTATION5
- Buka aplikasi pathloss
- Pilih menu Module – Terrain Data
- Pilih menu Convert – Files – Open. Pilih file .txt yang berisi data yang telah dicatat
sebelumnya, lalu Convert
- Tentukan titik mana yang terdapat penghalang diantara ke-2 titik tersebut seperti pohon
dan bangunan tinggi
5. - Klik Structure – Single Structure – Building. Masukkan tinggi dari bangunan tersebut
- Pindah ke menu Module – Antenna Height
- Klik “Optimize” yang ditandai dengan gambar kalkulator
.
- Secara otomatis akan terbentuk garis yang menunjukkan berapa tinggi menara untuk
Transmitter (Cin) dan Receiver (Hasbullah). Pada gambar dibawah tinggi Transmitter 29
meter dan Receiver 45,9 meter
6. - Selanjutnya pilih menu Module – Summary. Isikan Site Name, Lattitude dan Longtitude.
Untuk angka yang lainnya, otomatis akan terisi setelah mengisikan beberapa kolom
- Latitude dan longtitude didapatkan dengan cara klik kanan properties pada titik yang ada
pada google earth
- Isikan juga Radio model, TX Power dan Frequency. Data tersebut didapatkan dari
datasheet produk ENSTATION5
- Selanjutnya, pilih menu Module – Worksheets
7. - Klik antenna maka akan muncul window baru. Adapun yang perlu diisikan adalah :
o Antenna Model : ENSTATION5
o Antenna Gain : 19 dBi
Data tersebut didapatkan dari datasheets produk ENSTATION5 yang disediakan oleh
official website EnGenius
8. - Setelah itu, klik tiang maka akan muncul windows baru. Adapun data yang perlu diisikan
adalah :
o TX line type
o TX line length
o TX line loss (dB)
Data tersebut kami dapatkan dari website yang menyediakan spesifikasi kabel antenna
- Klik TR lalu isikan threshold danTX power. Data tersebut didapatkan dari datasheet
ENSTATION5
9. HASIL PENGAMATAN MENGGUNAKAN GOOGLE EARTH DAN PATHLOSS
Antenna Specification Cable Specification
Merk ENSTATION5 Merk
Type Type RG6/U
Polarization Horizontal Loss Cable/m
Frequency Band 5825 MHz Length Cable
Transmiter
Receiver
Gain 19.00 dBi
Transmitter Receiver
Tx Power (dBm) 26 Rx Threshold -95 dBm
Antenna Gain 19 dBi Antenna Gain 19 dBi
Cable Length 5 m Cable Length 5 m
Cable Loss 0.11 dB Cable Loss 0.11 dB
Nama Lintang/Bujur
Elevation
(m)
Jari2
Fresnel
(R)
(m)
Clearence
(FZC)
(m)
Tinggi
Obstacle
(m)
Jarak
Obstacle
(m)
Tinggi
Antena
Minimum
(m)d1 d2
Site 1
05 06 24.10 S /
119 32 14.51 E
11 m
5 m 6 m
20 m
20 m
5800
m
4000
m
29.63 mObstacle
05 08 05.12 S /
119 29 35.66 E
15 m
Site 2
05 09 16.26 S /
119 27 44.44 E
8 m
10. ANALISA LINK BUDGET
Komponen Data Pathloss Perhitungan Manual
Effective Isotropic Received
Power (EIRP)
44.89 dBm
EIRP = PTx + GTx – LTx
= 26 + 19 – 0.11
= 44.89 dBm
Free Space Loss (FSL) 127.60 dB
FSL = 92.45 + 20 logD + 20 logF
= 92.45 + 20 log9.8 + 20 log5.825
= 127.579 dB
Receive Signal Level (RSL) -63.90 dBm
RSL = PTx – LTx + GTx – FSL + GRx – LRx
= 26 – 0.11 + 19 – 127.570 + 19 – 0.11
= -63.799 dBm
System Operating Margin
(SOM)
-
SOM = RSL – RX sensitifity/threshold
= -63.799-(-95)
= 31.201
11. ANALISA
- Elevasi tanah dan ketinggian penghalang dapat mempengaruhi tinggi menara yang akan
dibangun. Maka dari itu kami menggunakan pathloss untuk merancang tinggi menara dan
antenna yang ideal
- Dengan menggunakan pathloss, kami dapat mengetahui Fresnel zone dan Clearance zone
yang merupakan area yang dapat dilewati sinyal antara pengirim dan penerima. Area
tersebut tidak boleh dihalangi oleh gedung tinggi atau apapun benda yang dapat
menghalangi sinyal
- System Operating Margin adalah nilai yang menunjukkan seberapa bagus hasil
perancangan kami menggunakan pathloss apakah itu dari tinggi tanah, menara, antenna
gain, frequency, threshold dan lain sebagainya. Menurut teori, semakin kecil SOM maka
semakin bagus hasil yang telah dirancang
- Spesifikasi perangkat juga berpengaruh pada perancangan kami, jadi kami memilih
perangkat yang memiliki spesifikasi yang bagus
KESIMPULAN
Perancangan jaringan merupakan hal yang sangat penting untuk dilakukan. Ada beberapa
tahap yang dilakukan dalam perancangan jaringan, yaitu analisa LOS yang mencakup kontur
bumi, penghalang, fresnelzone & cleareance, dan menentukan tinggi antenna, serta analisa link
budget yang merupakan perhitungan dari keseluruhan gain dan loss dari pemancar melalui media
seperti udara dan kabel.
Setelah mendapatkan data-data yang dibutuhkan seperti diatas, kita bisa mengetahui
kualitas komunikasi yang akan didapatkan jika kita membangun jaringan tersebut