SlideShare une entreprise Scribd logo
1  sur  37
Télécharger pour lire hors ligne
Cara Pandang Kehidupan.
Alangkah bijaksananya apabila kita menyediakan waktu yang cukup untuk mencari jawaban
tentang cara pandang kehidupan yang didasarkan pada alasan-alasan yang kuat dan benar
yang memberikan penjelasan secara lengkap akan makna keberadaan kehidupan ini.
Sehingga saat kita melanjutkan perjalanan kehidupan, kita akan tahu dengan pasti, dari mana
kita berasal dan untuk apa kita disini, serta bagaimana cara kita menjalani kehidupan ini agar
pada akhirnya nanti kita akan memperoleh hasil yang terbaik.
Betapa pentingnya mengetahui akan apa yang sudah terjadi, sedang terjadi dan apa yang
akan terjadi. Sehingga kita akan melakukan tindakan yang sangat akurat terhadap kejadian-
kejadian yang akan kita hadapi sepanjang perjalanan hidup. Kita tidak takut, tidak khawatir
tetapi optimis dan yakin serta berani menghadapi serta siap terhadap segala kemungkinan
yang ada. Mata kita selalu tertuju bukan saja terhadap apa yang ada saat ini, tetapi juga
tertuju pada apa yang ada setelah keadaan saat ini berlalu. Kita akan selalu menjadi manusia
yang siap dalam saat, keadaan maupun peluang yang melintasi hidup kita. Demikian juga kita
akan selalu siap untuk menghasilkan kemenangan-kemenangan dalam setiap tantangan yang
diijinkan Tuhan kita alami.
Jika kita memiliki cara pandang yang lengkap tentang kehidupan, pemaknaan kehidupan serta
pemahaman yang benar terhadap apapun yang terjadi di jagad raya ini, serta tujuan dan
target yang akan kita capai disini. Kita akan menjadi manusia yang ‘ora kagetan, ora gumunan’
(tidak mudah terkejut dan tidak mudah diombang-ambingkan oleh keadaan). Inilah saat
manusia menemukan ‘cara pandang kehidupan’ yang utuh.
Semua pertanyaan mendasar dalam kehidupan akan saudara terima jawaban didalam ‘cara
pandang kehidupan’ itu. Mengapa semua ada disini ? Bagaimana cara kita mengetahuinya
dengan benar ? Bagaimana kita bisa ada disini ? Untuk apa ? Mengapa banyak kejahatan dan
orang-orang yang begitu jahat disini ? Penderitaan ? Kesedihan ? Apakah ada cara
memperbaikinya ? Apa yang harus saya lakukan untuk memperbaikinya ? Adakah harapan ?
Bagaimana sikap saya dalam menghadapi semua keadaan ini ? Bagaimana akhir dari semua
ini ? Dimana saya akan mengakhiri perjalanan kehidupan ini ? Apakah ada potensi yang
terbaik yang saya miliki ? Bagaimana mengembangkan dan mewujudkan dalam kehidupan
saya, potensi itu ? Apakah saya bisa sukses ? Apakah saya bisa mencapai puncak tertinggi
pencapaian kehidupan manusia ? Bagaimana caranya ?
Pentingnya cara pandang kehidupan dalam hidup manusia.
Cara pandang kehidupan yang benar dan tajam akan mempengaruhi seluruh perilaku
manusia, karena hidupnya akan sangat terarah, fokus, tidak mudah terguncang serta selalu
memiliki energi yang kuat dan besar dalam pencapaian-pencapaian hasil. Sementara yang
tidak memiliki cara padang kehidupan yang benar, terlihat rapuh, terombang-ambingkan
keadaan serta memiliki daya juang yang rendah dalam menghadapi tantangan. Hidupnya
hanya berputar-putar, menjalani dari hari kesehari untuk hal-hal yang rutin tanpa disadari
mereka menjadi tua dan mati. Betapa penting dan sentral memiliki cara pandang kehidupan
yang benar, karena ia akan memberikan arahan dan kekuatan untuk pencapaian hasil
maksimal dalam kehidupan.
Cara yang paling tepat untuk memperbaiki dan meningkatkan kehidupan adalah memperbaiki
cara pandang kehidupan orang. Dan cara pandang kehidupan yang akan kita pelajari disini
adalah bagaimana Tuhan membuat rencana bagi setiap ciptaanNya, dan bagaimana
ciptaanNya mengikuti rencanaNya itu sampai manusia bisa meraih puncak ‘destiny’
kehidupan yang hanya sekali ia jalani ini.
Cara pandang kehidupan Kristen.
Prinsip dari cara pandang kehidupan Kristen adalah berdasarkan pada keinginan Allah untuk
menyatakan Diri dan karyaNya melalui kehidupan manusia. Allah ingin mengalirkan kuasa dan
kekayaan serta kemuliaanNya melalui manusia pada diri manusia itu, dalam pergaulannya
dengan manusia lain serta dalam interaksinya dengan alam sekitarnya. Ada empat bagian
penting yang perlu kita pelajari yaitu :
1. Bagaimana Allah menciptakan manusia, tujuan dan rencanaNya ?
2. Bagaimana manusia jatuh dan akibat-akibatnya ?
3. Bagaimana Allah memulihkan keadaan ?
4. Bagaimana manusia merespon anugerah keselamatan Allah ?
Disadari atau tidak, pada dasarnya setiap orang terikat oleh suatu cara pandang kehidupan
tertentu yang mempengaruhi seluruh perilaku kehidupannya. Itu semua kita peroleh baik dari
didikan keluarga, sekolah ataupun lingkungan pergaulan kita, yang akan membentuk sebuah
pola perilaku yang tetap dan sudah kita yakini kebenarannya menyatu dengan diri. Cara
pandang kehidupan ini demikian kuat mengarahkan hampir seluruh perilaku kita. Cara
pandang itu ibarat kaca mata yang kita kenakan, sehingga kemanapun dan apapun yang kita
lihat, kita selalu melewati segala tata cara dan aturan dan pertimbangannya. Itulah yang akan
menjadi jalan hidup kita. Betapa pentingnya cara pandang kehidupan yang benar dimiliki oleh
setiap orang.
Manusia akan menyerahkan seluruh kehidupannya pada suatu cara pandang kehidupan yang
diterima dan dipercayainya. Ini adalah sebuah komitmen, kepercayaan bahkan iman pada
sesuatu yang dianggap paling benar. Pusat kehidupan dan kemanusiaan adalah cara pandang
kehidupan ini. Bahkan orang yang tidak percaya pada Tuhan sekalipun akan memilikinya. Kita
dapat melihatnya melalui, bagaimana ia menggunakan uangnya, menggunakan waktunya,
menggunakan kekuasaan dan kesempatan serta peluang yang dimilikinya. Dalam Amsal 23 :
7 dikatakan, manusia membuat perhitungan dalam dirinya (hati). Manusia seringkali melihat
bukan saja dari apa yang dimiliki secara fisik oleh sesamanya, tetapi suatu cara pandang
kehidupan yang dimilikinya.
Begitu mutlak, penting bagi orang Kristen untuk memiliki cara pandang kehidupan menurut
kebenaran Firman Tuhan. Karena melaluinya kita akan memiliki kaca mata yang sama
sebagaimana Tuhan memandang segala sesuatu yang akan kita temukan dalam kehidupan
kita. Apakah kita sudah dipengaruhi oleh cara pandang yang lain, sehingga hidup kita tidak
lagi cocok dengan rancangan Allah semula, sehingga tidak maksimal lagi.
Melalui cara pandang kehidupan yang benar, kita akan masuk dalam kerangka rancangan
Allah. Ia akan mengajarkan tentang identitas diri yang benar sesuai dengan rancangan Allah.
Kita juga akan menemukan seluruh potensi serta kapasitas yang akan mewujud dalam
kehidupan kemanusiaan kita. Semua kapasitas, otoritas, kuasa dari Allah akan kita miliki dan
menjadi jaminan masa depan terbaik bagi setiap orang yang berkomitmen menghidupi cara
pandang kehidupan Allah ini.
Postmodern memegang prinsip relatifitas, yang melihat segala sesuatu bisa menjadi
kebenaran, atau tidak dikenal sebuah kebenaran yang mutlak. Bagi Alkitab hal ini sangat tidak
benar, karena kalau Allah adalah Sang Pencipta, maka hanya satu kebenaran yaitu yang sesuai
dengan kehendak Allah. Demikian juga yang melihat bahwa hidup ini bertujuan melakukan
kebaikan, hal ini tidak bisa berhenti sampai pada kebaikan saja, karena menurut Alkitab ada
standar kebaikan yaitu kehidupan yang sesuai dengan rancangan Allah saja.
Kita akan bersama-sama mempelajari, menggumuli serta mengaplikasikan secara lengkap
akan rencana dan kehendak Allah bagi manusia. Kita juga akan belajar bagaimana merespon
dengan benar anugerah yang dikaruniakan Allah didalam Tuhan Yesus, sehingga kita akan
sanggup bersikap secara tepat, yaitu menyukakan hati Bapa dalam segala keadaan yang akan
kita hadapi.
Empat penjelasan diatas akan dapat kita aplikasikan dalam hidup kita secara menyeluruh.
Sehingga kita dapat menempatkan segala sesuatunya pada kedudukan yang semestinya
(Penciptaan), bagaimana manusia telah jatuh (Kejatuhan), bagaimana kita mulai memperoleh
pemulihan didalam Kristus (Anugerah), dan bagaimana kita menjadikan diri kita pada akhirnya
(Kemuliaan).
Jujur saja dapat kita katakan bahwa kebanyakan orang Kristen tidak memiliki cara pandang
kehidupan ini secara benar. Dapat kita amati kehidupan sehari-hari orang percaya yang
hampir-hampir sama dengan cara hidup orang dunia, hal ini menunjukkan kaca mata yang
dipakainya adalah cara pandang kehidupan yang sama dengan dunia. Bagaimana mungkin ini
bisa terjadi ? Perceraian, perselingkuhan, korupsi, bohong, kehidupan tidak kudus, dan lain-
lain masih kita temukan meluas didalam kalangan orang-orang percaya.
Kebanyakan kehidupan orang percaya tidak mengalami kelahiran kembali secara rohani,
bahkan lebih sedikit lagi yang berkomitmen melakukan kehidupannya sesuai dengan kaca
mata Allah. Bahkan kebanyakan orang Kristen tidak mengetahui cara pandang kehidupan
yang benar menurut Allah, apalagi menerapkan dalam kehidupan sehari-harinya. Alasan
paling mendasar kegagalan orang-orang percaya melakukan transformasi pada masyarakat
adalah tidak memiliki hidup yang berpusat pada Kristus dan pada kebenaran Alkitab, tidak
hidup dalam Kuasa-Roh, serta tidak menghidupi cara pandang kehidupan sesuai dengan
kehendak Allah dalam anugerahNya.
1. Rancangan Allah (Penciptaan).
Alkitab membuka karya-Nya dengan Kejadian 1 : 1, pada mulanya Allah…….. Allah ada dan
adalah awal dan permulaan kehidupan. Kita akan menggumuli cara pandang kehidupan yang
dimulai dari Allah dan semua hal, ide, apapun yang terintegrasi didalamnya, termasuk
bagaimana Allah yang adalah awal itu sedang dan terus bekerja sampai saat ini hingga
kekekalan. Pusat dari cara pandang kehidupan Kristen adalah Allah, karakter Allah dan karya
Allah. Allah bukan sekedar alasan yang terpaksa kita ambil ketika kita terbentur pada hal-hal
misteri yang tidak terjawab. Allah bukan pula ujung dari sebuah lapisan-lapisan logika yang
kita sambung-sambung untuk memahami fenomena kehidupan. Tetapi Allah adalah awal dan
sumber dari segala yang ada di jagad raya ini.
Allah adalah pusat segala sesuatu.
Tuhan akan menjadi dasar referensi realita dan kejadian-kejadian yang kita hadapi dan
bagaimana itu akan berakhir. Kita tidak memulai itu dari diri sendiri, atau pencarian diri,
penelusuran jati diri manusia. Apalagi cara berpikir yang menghilangkan kehadiran dan realita
Tuhan. Cara pandang kehidupan Kristen meletakkan pondasinya pada keberadaan Tuhan
yang menjadi pusat dari seluruh kejadian di alam raya ini. Ini jelas bertentangan dengan
pandangaan relatifitas, yang memandang segala sesuatu tidak ada yang mutlak.
Cara pandang kehidupan Kristen bukan pula berdasarkan pengalaman spiritual pribadi yang
kemudian diterapkan secara universal. Cara ini akan sangat berbahaya karena menyesatkan
dan berbalut pada pusat diri manusia sendiri bukan Allah. Karena pada dasarnya manusia
yang terbatas ini tidak akan sanggup mengungkapkan kebenaran di dalam diri Allah yang tidak
terbatas. Manusia hanya bisa menerima pernyataan-pernyataan Allah yang disampaikan
Allah sendiri melalui FirmanNya di dalam Alkitab.
Semuanya berawal dan berasal dari Allah, melalui pewahyuanNya kita bisa mengerti segala
rancanganNya. Karena semua dimulai dari Tuhan yang memang ada dan yang telah berkenan
menyatakan DiriNya sampai dengan saat ini. Semuanya adalah tentang Allah dan bukan
tentang diri manusia.
Allah yang menyatakan Diri-Nya.
Tuhan menyatakan DiriNya dalam Keluaran 34 :6-7, Allah adalah Allah yang tidak terbatas,
kekal, tidak berubah dalam kebijaksanaan, kuasa, kekudusan, keadilan, kebenaran dan
kasihNya. Yang turun menyatakan dihadapan Musa, “Allah penyayang, pengasih dan panjang
sabar, berlimpah kasih setia-Nya, yang meneguhkan kasih setia-Nya pada beribu-ribu orang,
yang mengampuni kesalahan, pelanggaran dan dosa; tetapi tidaklah sekali-kali membebaskan
orang yang bersalah dari hukuman, yang membalaskan kesalahan bapa kepada anak-anaknya
dan cucunya, kepada keturunan yang ketiga dan keempat.”
Allah yang juga mengerjakan segala sesuatu menurut rancangan-Nya (Efesus 1 : 11). Allah
yang maha mutlak dan berdaulat, yang mengendalikan segala sesuatu di segala waktu dan
segala keadaan. Demikian pula Allah yang maha Kudus, yang menghukum dosa dengan
keadilan kasih-Nya. Allah yang menyatakan kasih, melalui keselamatan didalam Tuhan Yesus.
Dialah Allah yang kekal, Raja segala zaman, yang tidak nampak serta yang Esa (1 Timotius 1 :
17), kepada-Nya segala hormat dan kemuliaan. Allah yang menyatakan kemuliaan-Nya
dengan kehendak-Nya sendiri, ini berarti keagungan dan kemuliaan nampak nyata melalui
karya yang dilakukan-Nya.
Inilah Allah Tritunggal, Bapa, Putra dan Roh Kudus. Inilah yang sejak awal sudah ada dan akan
ada selamanya melalui Tiga Pribadi-Nya. Allah yang didalam Dia kita hidup dan bergerak,
bahkan kita adalah keturunan-Nya juga (Kisah Rasul 17 : 28).
Allah Tritunggal juga bukan illah yang diam, tetapi yang terus menyatakan Diri-Nya, berbicara
kepada manusia menyatakan kehendak-Nya. Dari Firman yang diucapkan dan kehendak yang
dinyatakan itulah kita dapat mengenali Allah. Tuhan yang menyatakan pewahyuan umum
kepada segala umat manusia melalui karya dan ciptaan-Nya, maupun melalui pewahyuan
khusus, yaitu melalui umat-Nya. Langit menceritakan kemuliaan Allah, dan cakrawala
memberitakan pekerjaan tangan-Nya (Mazmur 19 : 1). Tetapi bukan saja Allah menyatakan
Diri-Nya melalui ciptaan-Nya, tetapi juga Firman-Nya. Taurat TUHAN itu sempurna,
menyegarkan jiwa; peraturan TUHAN itu teguh, memberikan hikmat (Mazmur 19 : 7). Allah
menulis Firman-Nya (Kejadian 31 : 18; Kejadian 32: 16; Daniel 5 : 5; Daniel 5 : 24-26).
Allah berbicara secara langsung dan didengar oleh banyak orang. Allah berbicara setelah
Yesus dibaptis (Matius 3 : 17). Allah berbicara saat Yesus ada diatas gunung (Matius 17 : 5 ;
Yohanes 12 : 27-29).
Selain itu Allah juga menyatakan Diri-Nya melalui pribadi Yesus Kristus yaitu Allah yang
berinkarnasi menjadi manusia (Yohanes 1 : 1-3 ; Yohanes 1 : 14 ; 1 Timotius 3 : 16 ; Ibrani 1 :
2 ; Yohanes 12 : 45). Tuhan Yesus berfirman dan langsung dituliskan dalam kitab Matius dan
Yohanes yang terdiri dari 49 bab, 1950 ayat, kata-kata langsung Tuhan Yesus ada 1140 ayat
atau 3/5 bagian. Yesus berbicara bukan dari Diri-Nya tetapi dari Allah Bapa yang mengutus-
Nya (Yohanes 12 : 49-50).
Melalui pernyataan dari Allah Sendiri kita bisa memperoleh cara pandang kehidupan ini
menurut-Nya. Dasarnya adalah hanya Firman Tuhan, lepas dari prespektif manusia. Sehingga
cara pandang kehidupan ini menghilangkan pengertian kebenaran relatif, karena hanya ada
sebuah kebenaran yaitu apa yang dinyatakan Allah dalam Firman-Nya. Cara pandang yang
meletakkan Allah sebagai sumbernya dan Kristus sebagai pusatnya. Ini memberikan
kelengkapan cara pandang kehidupan yang dimulai dari kekal, Allah Tritunggal yang ada
disana dan yang tidak diam yang berbicara dengan kasih sebelum segala sesuatu ada. Segala
sesuatu terhubung dengan Allah, keberadaan-Nya dan kehendak-Nya sebagai bagian yang
terpenting dari seluruh alam raya ini.
Penciptaan.
Berbicara tentang pekerjaan Allah, dimulai dari penciptaan (Kejadian 1 : 1). Kita mengikuti
logika di dalam Alkitab, dengan kuasa Firman-Nya Allah menciptakan jagad raya dari
ketiadaan. Ibrani 11 : 3, menyatakan bahwa tidak ada yang tidak diciptakan-Nya. Dan Allah
menciptakan semuanya itu untuk kemuliaan-Nya. Semua berasal dari Allah dan oleh Allah
serta bagi Allah.
Allah merindukan menyalurkan kasih, kemuliaan dan kekayaan-Nya pada manusia ciptaan-
Nya agar manusia bisa menikmati kasih Allah dan memuliakan Allah. Kita harus membedakan
dengan jelas antara Sang Pencipta dan ciptaan, terpisah keduanya. Itulah sebabnya mencari
Tuhan didalam diri kita adalah sebuah konsep yang salah. Demikian juga ketika kita mencari
Allah dari ciptaannya yang lain juga merupakan kesalahan.
Kejadian 1 : 2 secara jelas menyatakan karya dari Allah Tritunggal itu sudah terjadi sejak
semula, bukan saja Bapa tetapi juga Putra dan Roh Kudus. Penciptaan tidak dapat dipisahkan
dari Pribadi Kristus (1 Korintus 8 : 6 ; Kolose 1 : 16 ; Yohanes 1 : 1-3). Dalam cara pandang
kehidupan Kristen, Kristus selalu menjadi yang awal dan yang akhir, Kristus bukan saja Sang
Hakim, tetapi Sang Penebus dan juga Sang Pencipta.
Dalam Ibrani 1 : 3, dinyatakan bahwa Kristus adalah cahaya kemuliaan Allah, gambar wujud
Allah dan menopang segala yang ada dengan Firman-Nya. Sehingga melalui Kristus kita bisa
dengan jelas melihat gambar serta kemuliaan Allah. Demikian juga dinyatakan dalam Roma 1
: 19-20, bahwa melalui segala ciptaan-Nya manusia bisa melihat kemuliaan Allah.
Melalui pemahaman penciptaan akan memberikan pengertian untuk apa kita diciptakan,
sehingga akan bisa menjawab pertanyaan siapa saya ? dan mengapa saya ? Pemikiran evolusi
yang menyatakan bahwa kita hanyalah hasil sebuah produk alamiah, sebuah rangkaian
perubahan tanpa tujuan ataupun ketentuan akhir, jelas bukan pemahaman yang sesuai
dengan pengertian penciptaan. Karena menurut pemikiran evolusi berarti kita bisa memilih
pemaknaan sendiri lepas dari Sang Pencipta.
Identitas manusia.
Dalam Kejadian 1 : 6, Alkitab menjelaskan puncak penciptaan terjadi saat Allah menciptakan
manusia. Melalui tangan-Nya Sendiri Allah membentuk manusia dari debu tanah dan
meniupkan nafas Allah menjadikan manusia itu hidup. Sehingga Allah yang memberikan
makna dan tujuan atas kehidupan manusia. Kita bukan menjadikan diri kita sendiri, tetapi
Allah yang menciptakan kita. Kita tidak dapat menentukan identitas diri kita sendiri. Siapa diri
kita dan apakah kita ditetapkan Sang Pencipta, yang telah merancangkan sebelumnya.
Eksistensi tertinggi kita ada dalam rancangan Sang Pencipta.
Tetapi sejak semula manusia berusaha untuk meninggalkan ketentuan ini, lepas dari
ketergantungan dan identitas diri yang tertinggi yang dimilikinya. Manusia lebih suka
menentukan langkah kehidupannya sendiri, mencari identitas diri diluar Sang Penciptanya,
alangkah menyedihkannya.
Dalam Kejadian 2 : 7, meski manusia diciptakan dari debu tanah tetapi Allah meniupkan nafas
hidup dari Diri-Nya kepada manusia sehingga ia hidup. Allah menciptakan manusia segambar
dengan Dirinya Sendiri. Manusia menjadi seperti sarung tangan yang dibuat agar hanya pas
untuk dipergunakan oleh tangan penciptanya, demikian manusia diciptakan menjadi wadah
yang hanya akan terisi penuh dan sempurna oleh kehadiran Sang Penciptanya.
Sebagai gambar Allah, adalah suatu keadaan yang sangat penting, sehingga dinyatakan
sampai 3 x dalam Kejadian 1 : 26-27. Segambar bermakna meniru, serupa dengan gambar
aslinya. Kesegambaran dengan Allah tentu bukan masalah fisiknya tetapi pada kepribadian,
rasionalitas, spiritualitas, kreatifitas, komunikasi, moralitas serta otoritas yang dimiliki
manusia.
Ketentuan kekal inilah yang menjadi sumber identitas manusia dan tujuan manusia
diciptakan. Manusia menjadi sempurna pada saat merefleksikan gambar Allah dalam
kehidupannya. Melalui manusia maka kemuliaan Allah akan dapat dirasakan, melalui kasih
manusia pada sesama dan alam, maka kasih Allah bisa dinikmati oleh jagad raya. Ketika
manusia menggunakan otoritasnya, maka kebijaksanaan dan keadilan Allah akan terwujud
ditengah-tengah alam raya ini.
Manusia juga diciptakan sebagai satu-satunya ciptaan yang dapat terhubung dengan Allah,
mengenal dan sanggup bersekutu dengan Allah melalui hubungan pribadi yang penuh dengan
kasih dalam penyembahan dan persekutuan. Manusialah yang bisa melayani Allah, menjadi
wakil dan mandataris Allah bagi seluruh ciptaan-Nya. Manusialah yang menjadi penghulu,
pemimpin seluruh isi jagad raya yang kepadanya Allah menyerahkan mandat untuk mengelola
dan mengatur. Keberadaan manusia dan seluruh kehidupan manusia bertujuan untuk
memuliakan Allahnya.
Semua bertujuan hanya untuk kemuliaan Allah.
Mazmur 115 : 1, kemuliaan itu bagi Allah bukan bagi manusia. Tidak ada tujuan yang lain
kecuali mendatangkan kemuliaan bagi Allah. Puncak sukacita terjadi saat manusia
menjalankan alasan dan tujuan diciptakan yaitu menikmati kemuliaan didalam Allah. Kejadian
1 : 31, menyatakan bahwa segala sesuatu sangat baik. Tidak ada yang jahat sedikitpun dari
ciptaan-Nya. Hal ini juga bertentangan dengan keyakinan saudara muslim karena mereka
menganggap bahwa yang baik dan jahat itu diciptakan oleh Tuhan sejajar antara yang satu
dengan yang lain. Sedangkan dalam Alkitab, kesempurnaan dari ciptaan Allah itulah yang
menjadi dasar pujian, hormat dan kemuliaan bagi Sang Pencipta. Kesempurnaan itu juga yang
menjadikan Allah tidak memisahkan Diri-Nya dari ciptaan. Cara pandang kehidupan Kristen
tidak memisahkan hal jasmani dengan rohani, sekulerisme tidak dikenal dalam Alkitab.
Ciptaan yang baik itu juga yang menjadikan alasan bahwa segala sesuatu dapat kita terima
dengan ucapan syukur (1 Timotius 4 : 4). Demikian pula, apa yang kamu makan dan minum
lakukan bagi kemuliaan Tuhan (1 Korintus 10 : 31). Sehingga secara sederhana : siapa yang
menciptakan dirimu ? Allah. Apa lagi yang ALLah ciptakan ? Seluruh isi jagad raya. Mengapa
Allah menciptakan dirimu dan jagad raya ? Untuk memuliakan nama-Nya.
Apa saja yang kita lakukan haruslah bagi kemuliaan Allah saja, karena sejak awal penciptaan,
kita dibuat sebagai wadah Allah untuk menyatakan kasih, kuasa dan kemuliaan-Nya di alam
raya ini. Dengan melakukan tepat seperti rancangan Allah, manusia akan menikmati
persekutuan dan kesempurnaan hidup serta menikmati kasih, kuasa dan kekayaan Allah
secara sempurna. Sebagaimana Bapa Agustinus yang menyatakan bahwa manusia akan selalu
gelisah tidak menemukan peristirahatan, kecuali saat kita diam dalam kasih dan kemuliaan
Allah. Kemuliaan Allah itu bisa kita nikmati saat masuk dalam hadirat-Nya dalam pujian,
penyembahan, persekutuan secara pribadi dengan-Nya. Ini pula hal yang paling dirindukan
Allah lebih dari apapun dari ciptaan-Nya.
Tata kelola Kerajaan Allah.
Allah sendirilah yang melaksanakan segala kasih, kuasa dan kemuliaan-Nya. Inilah cara kerja
dan tata kelola Kerajaan Allah dimana Allah menyalurkan dan melakukan sendiri seluruh
karya-Nya. Manusia hanyalah alat yang tidak memiliki kekuatan dari dalam dirinya sendiri.
Dalam 2 Korintus 4 : 7, Rasul Paulus menekankan bahwa kita ini hanyalah bejana tanah liat
dan segala kekuatan yang berlimpah-limpah itu berasal dari Allah bukan dari manusia. Justru
manusia harus mematikan dirinya sendiri seperti yang Tuhan Yesus sendiri katakan dalam
Markus 8 : 34 ; Matius 10 : 38 ; Lukas 14 : 27. Karena ketika kemanusiaan kita hidup justru
akan menutup dan menggangggu rencana Allah, saat kita mematikan seluruh jiwa kita maka
Allah akan melakukan karya-Nya dengan sempurna melalui tubuh manusia. Sehingga kelak
kita akan bersujud penuh syukur dan berkata segala kemuliaan berasal dan bagi Allah, kami
ini hanyalah hamba-hamba yang tidak berguna; kami hanya melakukan apa yang kami harus
lakukan (Lukas 17 : 10).
Memuliakan Allah melalui keberadaan kehidupan manusia.
Hal ini juga berlaku terhadap tubuh kita yang juga adalah ciptaan Allah yang baik. Melalui
tubuh kitapun bisa memuliakan Allah. Bahkan sebagaimana dalam Efesus 5 : 25-32,
digambarkan keintiman hubungan suami-istri adalah gambaran hubungan antara Kristus dan
Jemaat-Nya. Sehingga dalam cara pandang kehidupan Kristen tidak dikenal pemisahan antara
jiwa dengan tubuh yang dianggap sumber dosa.
Kita juga harus menggunakan karier dan pekerjaan sebagai sarana untuk memuliakan Allah.
Pekerjaan adalah kepercayaan Tuhan kepada kita (Kejadian 2 : 15). Kita harus bisa menikmati
hasil jerih lelah dari pekerjaan kita (Pengkotbah 2 : 24). Namun Allahpun mengajarkan pola
istirahat pada manusia (Kejadian 2 : 2 – 3). Setelah selesai melakukan pekerjaan-Nya, Allah
kemudian beristirahat. Pola ini juga harus kita ikuti dengan baik.
Kejadian 1 : 26, manusia juga mendapat perintah untuk bertanggungjawab terhadap
lingkungan. Manusia mendapatkan mandat terhadap ciptaan Allah untuk mewakili dalam
mengatur dan mengelola isi dunia ini. Mazmur 8 : 5-8, manusia mendapat karunia kemuliaan
Allah, semua ciptaan dibawah otoritas manusia. Karena seluruh bumi dan isinya adalah
ciptaan dan milik Allah, sehingga kita wajib menggunakannya bagi kemuliaan Allah bukan
merusak atau menyakiti ciptaan-Nya.
Manusia diberikan perintah untuk mengeksplorasi seluruh ciptaan Allah dengan perintah
untuk memberikan nama (Kejadian 2 : 19-20), ini adalah dasar dari ilmu pengetahuan.
Ketertarikan dalam mengamati dan mengekplorasi alam sekitar untuk dikuasai dan dikelola.
Hal ini juga menjadi bagian dari cara memuliakan Allah. Demikian pula hal-hal yang
mengekpresikan suatu seni, hasil olah pikir dan olah rasa manusia adalah juga cara
memuliakan Allah (Filipi 4 : 8). Segala aspek kehidupan yang harus dikelola adalah mandat
budaya dari Allah, politik, seni, ilmu pengetahuan, olahraga, film, musik dan lain-lain.
Makhluk rohani.
Kejadian 2 : 17 “and the LORD God formed man of the dust of the ground, and breathed into
his nostrils the breath of life; and man become a living soul”. Manusia diciptakan Allah
memiliki 3 unsur yaitu : tubuhnya dari debu tanah, rohnya dari nafas Allah sendiri, jiwanya
yang muncul karena pertemuan roh dan tubuh. Allah memberikan nafas-Nya yaitu sesuatu
yang keluar dari Diri-Nya kepada manusia hingga manusia tercipta menjadi citra Allah dan
satu-satunya ciptaan Allah yang memiliki kapasitas rohani. Roh manusia yang memungkinkan
manusia untuk bersekutu dengan Allah.
Gambar 1 : Nafas Allah (Roh) yang bertemu dengan tubuh (debu tanah) menciptakan jiwa.
Gambar 2 : Manusia terdiri dari Roh, Jiwa dan Tubuh.
Roh Allah yang menjadi pusat dari kehidupan manusia. Allah berada didalam diri manusia (in),
Allah hidup bersama (with) dan Allah menaungi (on). Saat terjadi kesempurnaan hubungan
antara manusia dengan Allah Sang Penciptanya. Kesempurnaan terjadi sebelum manusia
jatuh dalam dosa.
Sejak semula Allah tidak menciptakan manusia menjadi autorobot, tetapi menjadi makhluk
yang memiliki kehendak bebas melalui jiwa yang dimilikinya. Jiwa yang adalah hasil dari
pertemuan nafas kekekalan Allah dengan debu tanah yang mati itu menjadi penghubung
antara Roh Allah didalam roh manusia dengan tubuh manusia. Jiwa-lah yang mengambil
keputusan bebas itu. Karena manusia tidak memiliki dosa didalam dirinya, maka manusia
hanya mengetahui Roh Allah sebagai sumber dari kehidupannya. Manusia hanya patuh dan
taat pada seluruh kehendak Allah, dan keberadaan hidupnya hanya untuk mengikuti rencana
Allah saja.
Urutan dalam diri manusia sempurna, roh yang memegang otoritas, jiwa yang berisi
kepribadian manusia menghubungkan kehendak Roh kepada tubuhnya. Tubuh menjadi
bagian yang terendah berfungsi melakukan apa yang menjadi kehendak Roh, yaitu kehendak
Allah sendiri. Manusia yang melalui jiwanya hanyalah mengisi dengan warna pribadinya.
Keteraturan terjadi karena otoritas mengalir dari yang bersifat kekal yaitu Roh, diwarnai oleh
kepribadian jiwa, dilakukan oleh tubuh yang berasal dari debu tanah.
Kesempurnaan itu selalu dimulai dari otoritas Allah yang diberlakukan dalam hidup manusia.
Kemudian kepribadian manusia mewarnainya melalui pikiran, perasaan dan kehendak sesuai
dengan otoritas yang diberikan oleh Allah. Kasih dan persekutuan pribadi dengan Allah yang
menjadi dasar dari munculnya kepribadian manusia. Manusia menjadi pribadi yang bebas
mengekpresikan seluruh warna dari pikiran, perasaan dan kehendaknya membuat hidupnya
tidak membosankan dan monoton. Manusia dinamis, penuh warna, kreatif dan penuh karya
tetapi tetap berada dalam ororitas Allah. Sedangkan tubuhnya sebagai eksekutor, bertindak
secara sempurna, tidak merusak diri dan tidak merusak orang lain atau pihak lain saat
berinteraksi. Tubuh menjadi ideal karena tidak ada yang masuk yang buruk, tidak ada yang
didalamnya yang buruk serta tidak ada yang keluar dari tubuh yang buruk. Semuanya teratur
dan tertib serta terbaik yang pernah ada. Melalui hidup manusia mengalir kesempurnaan
kasih Allah didalam diri manusia yang menghasilkan damai sejahtera, mengalir saat
berhubungan dengan sesamanya mendatangkan komunitas yang penuh kasih, mengalir
kepada lingkungan dan sesama ciptaan Allah yang lain mendatangkan keharmonisan. Semua
berujung pada kemuliaan Allah dan kasih yang melingkupi seluruh jagad raya.
Fungsi Roh, Jiwa dan Tubuh.
Roh berguna untuk memampukan manusia berhubungan dengan Allah melalui persekutuan
adalah sumber kesadaran akan Tuhan. Jiwa yang lahir dari perpaduan Roh dan tubuh adalah
alat untuk melaksanakan kehendak bebas manusia karena didalamnya melekat kepribadian
manusia yang membedakan antara manusia yang satu dengan yang lainnya. Disinilah muncul
kesadaran akan diri sendiri. Tubuh adalah bagian yang paling rendah dari manusia karena
berasal dari debu tanah yang mati, tubuh menjadi alat untuk berinteraksi dengan lingkungan
sekitarnya melalui indera yang dimilikinya. Urutannya selalu dimulai dari Roh baru kepada
jiwa lihat Lukas 1 : 46, 47, “My soul does magnify the Lord, and my spirit has rejoiced in God
my Savior”. Roh (spirit) bergembira terlebih dahulu, baru kemudian jiwa (soul) memuliakan
Tuhan.
Kehendak bebas manusia selalu tetap dan terjaga, bahkan Tuhan tidak pernah memaksa
manusia melakukan kehendak-Nya, tetapi dengan penuh kesadaran melakukan bukan karena
paksaan. Inilah ciri manusia sebagai ciptaan yang segambar dengan Allah. Jiwalah yang akan
mengambil keputusan apakah akan mengikuti kemauan roh atau mengikuti keinginan tubuh.
Gambar 3 : Fungsi jiwa sebagai pemegang kehendak bebas.
Kita dapat menggambarkan kesempurnaan keharmonisan interaksi antara Roh, Jiwa dan
Tubuh pada saat penciptaan. Manusia hidup sebagai citra Allah, gambar Allah, anak Allah yang
memiliki interaksi secara sempurna karena yang dilakukan oleh tubuhnya adalah kehendak
Roh yang diwarnai oleh kepribadian manusia. Manusia menjalankan hidupnya dalam
kapasitas maksimalnya karena menghidupi cara hidup, pola hidup dan perilaku hidup sesuai
dengan rancangan dari Sang Penciptanya.
Allah yang bertahta dalam roh manusia memberikan inspirasinya pada jiwa manusia untuk
membentuk perilaku yang sesuai dengan kekudusan Allah. Sementara Allah yang menaungi
mengalirkan kuasa dan otoritas-Nya untuk melaksanakan segala mandat yang diberikan.
Sedang Allah yang hidup bersama manusia memberikan inspirasinya menciptakan
keteraturan pada ciptaan dan lingkungan yang kemudian membangun hubungan yang
harmonis dengan manusia. Semua ciptaan memadu hubungan saling mengasihi dan
memuliakan Sang Pencipta.
Gambar 4 : Keharmonisan antara Roh, Jiwa dan Tubuh.
1. Allah ada didalam (in), Bersama (with) dan menudungi (on) roh manusia, Kejadian 2 :
7, Debu (dust )+ nafas Allah (breath of life) --- Jiwa (living soul).
2. Kesempurnaan hubungan, harmoni Allah === manusia.
3. Interaksi antara jagad raya === manusia === Allah, (Kejadian 2).
4. Roh (Spirit) + Tubuh (Body) ---- Jiwa (Soul).
5. Jiwa adalah jalan bagi komunikasi antara Roh (Spirit) dengan Tubuh (Body).
6. Tidak ada komunikasi dari Tubuh (Body) ---- Roh (Spirit) sejak semula, selalu melalui
Jiwa (Soul).
7. Urutan yang pertama : kekal Roh (Spirit) ; kedua : kombinasi kekal dan debu (Soul) ;
ketiga : Debu (Body).
8. Keteraturan otoritas, dari Kekal (Spirit), perpaduan kekal-Debu (Soul) terakhir Debu
(Body).
9. Roh ---- berinteraksi dengan Allah - Kesadaran akan Allah (God consciousness).
10. Jiwa ---- berinteraksi dengan manusia - Kesadaran akan diri sendiri (self
consciousness).
11. Tubuh ---- berinteraksi dengan lingkungan – Kesadaran akan dunia/lingkungan (world
consciousness).
12. Lukas 1 : 46, 47 – Jiwa adalah representasi otoritas kehendak bebas (free will) manusia,
dapat meneruskan apa yang dikendaki oleh Roh tetapi dapat pula menolaknya
sehingga melawan dan menekan Roh.
Manusia adalah Bait Allah.
1 Korintus 3 : 16, Rasul Paulus mengingatkan bahwa tubuh kita adalah Bait Roh Kudus. Bait
Roh Kudus disini tentu saja merujuk pada Bait Allah di Yerusalem. Sehingga kita bisa meneliti
bagian-bagian dari Bait Allah yang akan kita cari titik persamaannya dengan bagian-bagian
dari manusia. Sebagaimana Allah berkenan tinggal dalam Bait Allah, demikian Roh Kudus
berkenan tinggal dalam tubuh manusia.
Gambar 5 : Bait Allah.
Kita mengetahui bahwa Bait Allah terbagi menjadi 3 bagian. Bagian pertama adalah halaman
yang bisa dilihat dan dimasuki oleh setiap umat Israel, terdapat mesbah persembahan
bakaran dan air pencucian tubuh. Bagian yang lebih dalam lagi adalah Ruang Kudus, bagian
dimana hanya para Imam yang diperbolehkan masuk kedalam, dimana terdapat minyak untuk
menyalakan pelita, roti dan mesbah dupa/ukupan. Tempat ini yang sudah dekat dengan Allah,
tetapi bukan tempat yang terdekat, sebab ruang ini masih ada diluar tabir sehingga tidak bisa
berdiri dalam kehadiran-Nya. Allah tinggal di tempat paling dalam dan tersembunyi, yaitu
Ruang Maha Kudus, tempat dimana gelap yang hanya diterangi oleh cahaya Illahi dan tidak
seorangpun dapat memasukinya. Hanya satu kali dalam satu tahun, imam besar memasuki
ruangan ini. Jadi sebelum tirai itu terbuka, tidak ada manusia yang dapat memasuki Ruang
Maha Kudus ini.
Gambar 6 : Keterkaitan manusia dan Bait Allah.
Manusia sebagai bait Allah juga memiliki 3 bagian. Tubuh adalah bagian halaman bait,
memperlihatkan keadaan paling luar dalam hidup yang dapat dilihat oleh semua orang. Disini
manusia harus menunjukkan ketaatannya pada perintah Tuhan. Disini juga Tuhan Yesus mati
untuk menjadi korban penebusan bagi manusia. Kita bisa melihat fungsi mesbah bakaran
simbol kematian Kristus, dan air pencucian adalah simbol penyucian darah Yesus. Bagian yang
lebih dalam dari manusia adalah Jiwa yang terdiri dari pikiran, kehendak dan perasaan.
Sebagaimana Ruang Kudus terdapat roti, cahaya pelita dan dupa maka didalam Jiwa, Roh
Kudus akan menghidupkan kasih, kehendak dan pikiran yang dicerahkan sehingga dapat
melayani kehendak Tuhan sebagaimana para Imam di ruang kudus. Selanjutnya tempat
terdalam tertutup oleh tirai, Ruang Maha Kudus, dimana tidak ada cahaya manusia yang
masuk kedalamnya, mata telanjang tidak akan bisa melihat didalamnya. Ini adalah tempat
“ruang khusus dimana kemuliaan Allah tinggal”, tempat dimana Allah berdiam. Tempat yang
tidak dapat diraih manusia kecuali Allah berkenan menerimanya dengan membuka tirai. Ini
adalah bagian Roh dari manusia. Roh ini berada lebih dalam dari sekedar kesadaran diri
manusia serta diatas segala kemampuan manusia merasakan. Disini manusia menyatu dan
berkomunikasi langsung dengan Allah.
Tidak ada cahaya didalam Ruang Maha Kudus sebab Allah tinggal disana. Di Ruang Kudus ada
cahaya berasal dari lampu dengan tujuh dian. Sedang di halaman dengan cahaya sinar
matahari. Ini semua menggambarkan karya sempurna Allah didalam diri manusia yang
diciptakan menjadi Tempat kediaman Allah Sendiri. Rohnya sama seperti Ruang Maha Kudus
dimana Allah berkenan tinggal, dimana segala sesuatu terjadi hanya karena iman, lebih dalam
dari yang hanya sekedar terlihat mata, perasaan dan pengertian tetapi lebih pada keyakinan
kuasa Tuhan. Jiwa sebagai penyambung di Ruang Kudus akan memancarkan melalui
pencerahan pikiran dan persepsi rasional, lebih banyak pengetahuan dan pemahaman akan
segala sesuatu berasal dari dunia nyata. Sedangkan Tubuh yang sama dengan halaman bait,
jelas terlihat oleh semua orang. Apapun yang dilakukan tubuh kita akan terlihat.
Penatalayanan dalam Bait Allah dalam diri manusia.
Dalam 1 Tesalonika 5 : 23, urutan yang diberikan adalah Roh, Jiwa dan Tubuh. Roh disebut
paling dahulu, sebagai tempat yang paling utama. Karena Roh berasal dari nafas Allah, adalah
bagian yang paling tinggi. Sedangkan Tubuh disebutkan yang terakhir, karena berasal dari
debu tanah, menjadi bagian yang terendah. Sedangkan Jiwa ada ditengahnya, merupakan
bagian yang terbentuk ketika nafas Allah bertemu dengan debu tanah membentuk jiwa pada
manusia. Kita bisa melihat disini, kesempurnaan antara manusia dengan bait Allah sebagai
gambaran yang serupa.
Pelayanan di bait Allah digerakkan oleh pewahyuan yang terjadi didalam Ruang Maha Kudus.
Semua aktifitas di Ruang Kudus maupun di halaman bait diatur oleh kehadiran Tuhan di Ruang
Maha Kudus. Sebagai titik yang paling sakral, ruang dimana keempat sudut bangunan
tertutup, tenang, diam, teduh dan beristirahat. Meskipun mungkin tidak terlihat aktifitas
didalam gelapnya Ruang Maha Kudus, tetapi sesungguhnya semua aktifitas di Ruang Kudus
dan di halaman bait merupakan hasil dari pewahyuan yang terjadi di Ruang Maha Kudus ini.
Tidak sulit memaknainya dalam kerohanian kita. Jiwa yang merupakan fungsi kesadaran
pribadi yang terdiri pikiran, kehendak dan perasaan. Terlihat bahwa Jiwa yang mengatur
semua kegiatan tubuh. Saat manusia belum jatuh dalam dosa, seluruh aktifitas Jiwa berasal
dari pewahyuan dan perintah dari Roh. Dan ini merupakan kesempurnaan kehendak dan
rencana Tuhan bagi manusia. Karena Allah menyatakan kehendak dan rencana-Nya, manusia
melaksanakannya dan memperoleh segala kekayaan, kemuliaan dan kelengkapan berkat
yang dimiliki Allah bagi manusia. Semua kegiatan yang terjadi di bait Allah ini menggambarkan
apa yang terjadi pada diri manusia pada saat belum jatuh kedalam dosa.
Namun yang sempurna, yang terbaik, terindah yang disediakan Tuhan bukanlah menjadi
pilihan manusia. Pilihan manusia dari keputusan Jiwanya adalah meninggalkan segala
kemuliaan Allah yang ada pada dirinya untuk masuk ke era baru yaitu kejatuhan manusia.
Kesempatan dan kepercayaan Tuhan dijawab dengan pemberontakan manusia. Kita akan
meneruskan kejatuhan manusia dalam bab berikutnya.
2. Kejatuhan manusia, hilangnya kehidupan sorgawi.
Semua terjadi begitu cepat dan mendadak, dalam satu pasal saja dalam Kejadian pasal 3
manusia jatuh kedalam dosa dan merubah semua keadaan secara mendasar dan drastis.
Manusia yang seharusnya tetap berada dalam rancangan Allah yaitu mengikuti aturan/hukum
yang ditetapkan Allah, melanggar dan keluar dari perjanjian Allah.
Kejadian 2 : 16-17, inilah komitmen, perjanjian yang menjadi standar moral yang diberikan
Allah pada manusia. Kehidupan akan terus dialami, dan kematian akan datang apabila
dilanggar. Jika Adam sanggup menjaga sebuah komitmen ketaatan, maka kehidupan kekal
akan terus dijalaninya, memenuhi mandat ciptaan dan mandat budaya, mengelola bumi
dengan pertolongan Allah sendiri. Dalam keadaan ini maka manusia akan sanggup
mengembangkan penuh potensi dirinya dan seluruh kehidupan alam semesta dalam sebuah
bingkai perjanjian abadi dengan Allah.
Kehendak manusia untuk meninggalkan ketergantungan pada Allah memuju kehidupan
menurut kehendak diri sendiri.
Kejadian 3 : 6, Adamlah yang harus berjuang menjaga komitmen dan keputusannya memilih,
apakah hidup bagi Tuhan ataukah hidup bagi kemuliaan sendiri. Dan Adam dalam sejarah dan
fakta memilih untuk melanggar perjanjian itu. Inilah awal masuknya dosa dalam kehidupan
manusia. Sejak titik itu, semua berjalan salah. Kejadian 3 : 7, mereka mengetahui kalau
mereka dalam keadaan telanjang. Dosa membawa sebuah perasaan bersalah. Manusia mulai
masuk dalam kehidupan yang penuh dengan tuduhan-tuduhan dan hukuman.
Gambar 7 : Manusia memutuskan dari Jiwanya sendiri menutup komunikasi dengan Roh.
Adam adalah perwakilan manusia dalam perjanjian dengan Allah, sehingga kegagalan Adam
memegang teguh perjanjian itu berarti telah menggagalkan semua perjanjian antara Allah
dengan umat manusia. Kita, setelah Adam jatuh dalam dosa, terlahir dalam dosa bahkan sejak
dalam kandungan. Kejatuhan Adam memasukkan benih dosa kedalam kehidupan manusia,
menyebabkan dosa menjadi bagian yang tidak terpisahkan dalam hidup manusia selanjutnya.
Inilah yang menyebabkan jatuhnya Adam telah merubah seluruh keberadaan manusia,
hubungan antar manusia, hubungan manusia dengan ciptaan Allah yang lain dirusak oleh
keberadaan dosa.
Akibat masuknya benih/biang dosa.
Dosa menggiring manusia untuk menjauh dan bersembunyi dari hadirat Allah (Kejadian 3 : 8).
Menghindar dari konfrontasi dengan Tuhan, disatu sisi sadar akan ketidak layakan berada
dihadapan Tuhan. Disi lain, manusia menghindar dan tidak mau mengakui kesalahan dan dosa
yang telah dilakukannya (Kolose 1 : 21). Hubungan antar manusia menjadi rusak akibat dosa
(horizontal), juga rusak hubungan dengan Allah (vertikal). Kejadian 3 : 12, menggambarnya
hubungan yang rusak antara Adam dengan Hawa istrinya. Manusia berusaha menutupi
kesalahannya dengan menyalahkan orang lain. Kita bisa membayangkan pertikaian Adam dan
Hawa dalam tahun-tahun berikutnya ketika mereka dalam keadaan susah dan menderita di
bumi yang terkutuk tidak seperti saat masih di taman Firdaus dahulu.
Konflik yang terjadi akibat dosa ini terus menjalar dalam hubungan antar manusia, dalam
keluarga, dalam masyarakat menjadi semakin buruk. Mencoba mengatasinya dengan cara
saling menyalahkan dan saling menjajah membuat hubungan itu justru semakin rusak.
Ekplorasi antar manusia menuju ketidakadilan dan saling menguasai yang berlanjut pada
permusuhan dan peperangan. Roma 3 : 23, menjelaskan bahwa semua manusia telah jatuh
dalam dosa dan kehilangan kemuliaan Allah. Cara pandang kehidupan Kristen ini menjelaskan
dengan gamblang manusia telah tidak lagi hidup dalam kondisi maksimal didalam rancangan
Allah yang sempurna dan mulia, tetapi jatuh dalam kehidupan yang semakin merosot karena
mengikuti dosa. Dosa begitu merusak, keadaan manusia merosot semakin jatuh dan jauh dari
kesempurnaan. Penderitaan, penindasan, ketidakadilan, saling mengekplorasi, peperangan,
pembunuhan, perebutan kekuasan menjadi bagian yang lumrah ditemukan dalam kehidupan.
Seluruh bagian kehidupan telah dirusak, diturunkan derajadnya oleh dosa, tidak nampak lagi
kemuliaan Allah dalam kehidupan manusia. Cahaya kemuliaan Allah terhalang oleh tubuh,
pikiran dan perasaan yang kotor. Cermin itu sudah terlalu kotor untuk memancarkan cahaya
kemuliaan-Nya. Dosa juga merusak hati yang berujung pada keinginannya yag terus salah dan
menghancurkan. Perasaan yang telah rusak juga mengakibatkan mudah tersulut emosi,
kemarahan, kebencian dan kepahitan. Apabila ada keinginan berbuat baik, maka yang
diinginkan berbeda dengan yang dilakukan tubuhnya. Ini membawa kehidupan manusia
semakin dalam terperosok dalam kehidupan dosa.
Roh mati manusia hidup dari Jiwa dan Tubuh saja.
Terpisahnya persekutuan dengan Tuhan membuat manusia berpikir sesuai dengan apa yang
dekat dengan dirinya yaitu pikiran-pikiran berdosa. Manusia tidak dapat lagi terisi oleh
pikiran-pikiran Illahi yang kudus, ini yang mewujud dalam kehidupan manusia juga tidak bisa
lagi perkara-perkara yang kudus. Cara berpikir manusia salah, cara menggunakan perasaan
juga salah, sehingga cara menganalisa dan menyimpulkan juga salah sehingga cara pandang
kehidupannya juga salah. Sehingga seluruh perilakunya menjadi salah pada akhirnya. Cara
pandang kehidupan Illahi diganti dengan cara pandang kehidupan duniawi sesuai dengan
keinginan manusia sendiri.
Gambar 8 : Roh Allah terpisah dari kehidupan Jiwa dan Tubuh manusia.
Manusia Duniawi yang dipimpin oleh Jiwa.
1 Korintus 2 : 14, menggambarkan bahwa manusia duniawi tidak bisa menerima hal-hal yang
rohani. Karena iblis telah membutakan mata rohani manusia (2 Korintus 4 : 4). Kedegilan,
kegelapan dan kekerasan hati manusia yang memimpin kehidupan mereka. Sehingga kita
dapat melihat dengan jelas akibat dari semuanya ini. Semua aspek kehidupan telah rusak,
demikian rusak gambar Allah dalam segala aspek juga. Tidak lagi dapat ditemukan kemuliaan
Allah dalam ciptaan dan perilaku ciptaan-Nya lagi. Manusia dan seluruh alam raya tidak lagi
menghormati Allah lagi, dalam setiap perilakunya, semakin menjauh dari Allah.
Manusia jatuh hanya mengurus dirinya saja serta kepentingan diri. Manusia mengejar
kemuliaan diri, menggunakan segala daya dan memperdaya sesamanya dan ciptaan yang lain
untuk mencapai tujuannya itu. Allah yang seharusnya menjadi sumber inspirasi kehidupan,
digantikan dengan mencari kenikmatan dan kesenangan diri saja. Menghargai lingkungan dan
ciptaan Allah yang lain diganti dengan mengekplorasi dan merusaknya.
Manusia meninggalkan persekutuan dengan Allahnya digantikan dengan menyembah
ciptaan-Nya saja. Karena manusia tahu bahwa itu semua sekedar memuaskan keinginan
hatinya saja, yang tetap berujung pada keinginan terhadap kemuliaan dirinya saja. Inilah yang
menjadi esensi dari munculnya agama dan penyembahan pada benda ciptaan Tuhan, bukan
pada Allah. Manusia berusaha memuaskan keinginan kehidupan rohani palsu yang
diciptakannya sendiri, sekedar mengisi kekosongan jiwanya saja. Kehidupan keagamawian
dipakai untuk meninggikan diri dan merendahkan sesama, bahkan sampai muncul
pembenaran untuk membunuh sesamanya atas nama kebenaran palsu itu. Semua berujung
pada memuaskan nafsu dan keinginan untuk meninggikan diri dan menguasai orang lain.
Meski manusia mengenal Allah yang benar, tetapi manusia tidak menjadikannya sumber
inspirasi kehidupan. Mereka menggantikan kebenaran dengan kebohongan yang bisa
memuaskan segala keinginannya, meski dibalut dengan kata-kata sorgawi dalam agama yang
mereka ciptakan sendiri. Mereka bahkan membuat aturan dan hukum yang sangat terlihat
rohani, tetapi hanya kedok memuaskan keinginan memuliakan dirinya saja (Roma 1 : 21,25).
Manusia menjadi sangat licik dalam beribadah, karena peribadahan mereka bukan tunduk
pada kehendak Tuhan yang mewujud dengan memuliakan Tuhan melalui mengelola dan
menghargai serta membangun ciptaan-Nya di jagad raya ini menjadi semakin baik, seperti di
dalam Firdaus dahulu. Tetapi justru berkedokkan mentaati illah yang palsu dengan merusak
hubungan antar manusia dan merusak ciptaan-ciptaan Allah yang lain. Bumi menjadi semakin
rusak, penuh permusuhan dan peperangan.
Manusia tidak juga memuliakan Allah dengan tubuhnya. Oleh karena dosa, maka bagian-
bagian tubuh dipakai oleh dosa untuk merusak kehidupan baik dirinya sendiri maupun waktu
berinteraksi dengan sesama dan alam lingkungan. Manusia juga tidak memuliakan Allah
dengan pekerjaannya. Dalam Kejadian 3 : 17-19, manusia yang semula melakukan pekerjaan
sebagai kemuliaannya, sekarang melakukan pekerjaan sebagai beban hukuman dan kutukan.
Tanah hanya akan memberikan hasil kepadanya dengan curahan keringat dan air mata. Inilah
akibat dari dosa manusia Roma 8 : 20. Bila semula manusia tinggal didalam Firdaus, sekarang
manusia tinggal di padang gurun berjuang untuk membangunnya menjadi sebuah taman.
Dulu manusia tinggal menikmati, mengelola dan memanfaat hasilnya.
Tetapi sekarang manusia harus berjuang mewujudkan dan menerima hasilnya dengan
bersusah-payah. Untuk apakah manusia bersusah payah di bumi ini ? (Pengkotbah 2 : 22).
Seluruh hidupnya penuh kesedihan dan pekerjaannya penuh kesusahan hati, bahkan pada
malam hari hatinya tidak tenteram. Ini pun sia-sia (Pengkotbah 2 : 23). Demikian juga yang
ditulis didalam Ayub 5 : 7 dan Ayub 14 : 1, manusia yang lahir itu singkat umurnya dan penuh
kegelisahan dan kesusahan.
Kutuk itu juga mengenai keluarga (Kejadian 3 : 16), wanita akan mengalami kesakitan dan
kesulitan saat melahirkan dan ia akan bergantung pada suaminya. Wanita akan merasakan
kesusahan itu sepanjang perjalanan membesarkan setiap anak-anaknya, melalui
penderitaanlah ia akan melewati itu semua. Demikian pula kaum lelaki (Kejadian 3 : 17-19),
bumi akan menghasilkan semak dan rumput duri. Pekerjaan bukan lagi menjadi bagian
sukacita tetapi berpeluh kesah, menjadi beban serta menimbulkan berbagai-bagai kesulitan.
Lingkungan yang telah rusak menjadi semakin rusak karena pekerjaan manusia, pengetahuan
yang dimilikinya juga bukan untuk memperbaiki keadaan tetapi menimbulkan masalah-
masalah yang baru dan menekan kehidupan manusia. Manusia juga memperlakukan
sesamanya seolah hanya sebuah mesin produksi saja, kehilangan kemuliaannya sebagai
manusia. Sebagai contoh, munculnya zat-zat perangsang dalam bidang olah raga, munculnya
berbagai-bagai alat produksi yang memaksa manusia bekerja tanpa berhenti sepanjang
waktu, dan lain sebagainya.
Semua karena Dosa.
Kita dapat melihat urutan peristiwanya, pertama biang dosa diijinkan masuk oleh manusia
didalam kehidupan. Dan kejatuhan itu memiliki konsekuensi rusaknya diri manusia dari dalam
yang keluar dalam interaksi dengan sesama manusia dan berlanjut kerusakan dalam
berhubungan dengan ciptaan-ciptaan Allah yang lain. Penderitaan yang mengiringi perjalanan
kehidupan dalam dosa selanjutnya, membawa manusia semakin jahat, semakin sukar dan
semakin rusak. Dan seluruh jagad raya mengalami kemerosotan kehidupan yang semakin hari
semakin dalam.
Gambar 9 : Kehidupan manusia, Jiwa dan Tubuh. Roh Allah meninggalkan manusia.
1. Iblis memasukkan benih Dosa kedalam tubuh manusia.
2. Tubuh yang sudah ditanami benih Dosa menghasilkan perbuatan-perbuatan dosa
yang melawan kehendak Allah.
3. Tubuh + benih Dosa ------- Daging (Kejadian 3 : 19 b).
4. Perkawinan Dosa dengan Jiwa menghasilkan --- SELF (kepentingan diri), lepas dari
ketergantungan dengan Allah, hidup untuk diri sendiri.
5. Daging melahirkan kehendak daging (Yohanes 3 : 6).
6. Daging bertentangan dengan keinginan Roh (Galatia 5 : 7).
7. Tubuh menjadi tuan yang tidak syah- merusak kesempurnaan (Roma 7 : 13 – 25).
8. Aliran Tubuh/Daging = Jiwa x Roh.
9. Jiwa + Dosa – SELF.
10. Allah meninggalkan manusia (Kejadian 3 : 6).
11. Manusia terpisah dari Allah (Kejadian 3 : 9).
12. Tubuh yang runtuh dan rusak mendominasi jiwa. Jiwa tidak berdaya karena tidak akan
menang dari kuasa iblis.
13. Manusia sudah rusak, runtuh dan hancur karena dimasuki unsur dosa didalam dirinya.
14. Melalui tubuh, semua rencana setan mewujud merusak rencana sempurna Allah.
15. Manusia menjadi pusat kerajaan setan di dalam dirinya.
16. Iblis tinggal didalam daging, mengikat jiwa, mematikan roh.
Pekerjaan setan dari luar kedalam, dari tubuh ke Jiwa mematikan roh.
Cara pandang kehidupan Kristen terhadap dosa ini akan memberikan pemahaman bagaimana
proses kerusakan itu dimulai dan berkembang sampai keadaan seperti sekarang ini. Bahkan
kita bisa memperkirakan apa yang akan terjadi pada kehidupan manusia pada masa
depannya. Roma 6 : 23, ujung dari perjalanan ini adalah kematian atau maut. Perpisahan
abadi dengan Allah, Allah tetap dalam kemuliaan dan kekayaan-Nya demikian manusia tetap
dalam dosa dan hukumannya. Ini mengingatkan kita pada Kejadian 2: 17, yaitu perjanjian yang
dilanggar manusia yang akan membawa pada kematian, ‘kalau engkau memakannya maka
engkau akan mati’.
Manusia akan menjadi makhluk yang tidak kekal (1 Korintus 15 : 21-22). Keadaan manusia
setelah peristiwa kejatuhan adalah mati secara rohani, meskipun masih hidup kelihatannya
(Efesus 2 : 1). Pada waktunya setiap manusia akan sampai pada batas dimana Allah akan
menyatakan akibat dosa itu terjadi yaitu kematian. Yang dari tanah akan kembali kepada
tanah (Kejadian 3 : 19). Perlu digarisbawahi ketentuan kematian pertama ini berlaku untuk
semua manusia termasuk yang percaya kepada Tuhan Yesus. Tetapi manusia yang tidak
percaya akan mengalami kematian yang kedua (Wahyu 20 : 14-1
Roh, Jiwa dan Tubuh manusia setelah kejatuhan.
Adam hidup karena nafas Allah yang kemudian menjadi roh manusia didalam dirinya. Dengan
roh itu, dia bisa menikmati persekutuan dengan Tuhan, mengenal suara Tuhan, dan
berhubungan erat dengan Tuhan. Adam memiliki kepekaan yang sangat dalam dengan Tuhan.
Tetapi setelah jatuh dalam dosa, roh itu mati.
Walaupun dalam Kejadian 2 : 17 dikatakan bahwa saat kamu makan buah itu maka kamu akan
mati. Tetapi ternyata Adam dan Hawa masih hidup bahkan ratusan tahun kemudian. Ini
menjelaskan bahwa konsep kematian yang dinyatakan bukan kematian jasmaninya. Adam
langsung mengalami kematian saat itu secara rohani.
Kematian sering didefinisikan sebagai putusnya kemampuan berkomunikasi dengan
lingkungan. Kematian rohani dapat juga diartikan putusnya kemampuan komunikasi dengan
Allah. Kematian rohani memutus hubungan antara Allah dengan roh, jiwa dan tubuh manusia.
Ketika kita katakan roh telah mati, ini tidak berarti bahwa roh telah hilang, tetapi roh yang
telah kehilangan kepekaannya terhadap Allah. Roh telah kehilangan kapasitasnya
berhubungan dengan Tuhan.
Sebagai contoh, orang yang bisu tuli, meskipun memiliki lidah dan mulut tetapi kehilangan
kemampuan untuk berbicara. Seperti Adam yang masih memiliki roh juga standar moral,
pengetahuan tentang Allah, agama, kebijaksanaan, kemampuan untuk belajar, tetapi telah
kehilangan sensitifitasnya terhadap Allahnya. Bahkan manusia masih mungkin berbicara
tentang Allah, bahkan menyampaikan Firman Allah, dan dia bisa masih dalam keadaan mati.
Manusia telah kehilangan kepekaan akan suara Tuhan dalam rohnya.
Kematian yang berawal dari kematian roh ini menjalar kedalam kehidupan Jiwa dan Tubuhnya
yang akhirnya mati juga. Jiwanya akan terputus dengan Allah, yang hanya akan memikirkan,
merasakan dan menginginkan apa yang menyenangkan diri sendiri saja. Jiwa menjadi satu
keinginan dengan Tubuh, memuaskan semua keinginan kedagingannya. Ujungnya adalah
tubuhnya akan mati dan hancur kembali pada asalnya yaitu tanah. Manusia rohaninya rusak
demikian pula tubuh luarnya juga akan mati dan rusak.
Roh manusia yang menyatu dengan Jiwanya.
Roh yang telah mati itu dibawah otoritas Jiwa sampai pada titik dimana roh dan jiwa ini
hampir-hampir menjadi satu. Dalam kitab Ibrani 4 : 12, hanya Firman Tuhan yang tajam yang
sanggup memisahkan antara roh dengan jiwa. Pemisahan keduanya sangat penting karena
telah terjadi penyatuan yang kuat. Kesatuan ini yang membawa manusia hanya hidup
berdasarkan pertimbangan fisik, realita manusiawi saja. Semua diputuskan berdasarkan
pikiran dan perasaannya. Roh kehilangan kuasanya, lumpuh dan koma, atau tertidur dalam
waktu yang sangat lama. Yudas 19, orang jiwani tidak memiliki Roh. Ini tidak berarti Roh
menghilang (Bilangan 16 : 22), Allah adalah Allah bagi Roh dan Tubuh. Sehingga roh manusia
dalam keadaan digelapkan oleh dosa hingga hilang kemampuan untuk berkomunikasi dengan
Allahnya.
Dalam Kejadian 6 : 3, karena manusia telah hidup menurut kedagingannya saja, maka Roh
Allah meninggalkannya. Keadaan ini menjelaskan, sekali manusia hidup dalam dominasi
keinginan dagingnya, manusia tidak akan bisa membebaskan dirinya sendiri lagi. Jiwa telah
merebut otoritas Roh. Semua diputuskan secara bebas sesuai dengan olah pikirnya saja.
Keputusan dari Jiwa ini sesungguhnya dikendalikan oleh semua keinginan dagingnya. Setiap
manusia pada dasarnya adalah makhluk dari debu tanah (1 Korintus 15 : 47). Manusia yang
telah jatuh dalam dosa diperintah penuh oleh keinginan dagingnya, hidup memenuhi
keinginan jiwa dan fisiknya saja. Meskipun sering kelihatan kemampuan keilmuannya,
kebijaksanaannya tetapi semua tidak bisa lepas dari keinginan daging.
Hal ini digambarkan dalam Yudas 18,19, orang yang hidup menuruti hawa nafsu kedagingan
mereka, pemecah belah dan dikuasai hanya oleh keinginan-keinginan dunia dan yang hidup
tanpa Roh Kudus. Menjadi manusia jiwani selalu bertentangan dengan Roh, karena jiwa yang
muncul dari sebagian debu menyatu dengan debu sehingga yang diinginkannya hanyalah
duniawi saja, apa yang terlihat dan dapat dirasakan di dunia.
Gambar 10 : Mekanisme dalam tubuh, jiwa, roh manusia yang telah jatuh dalam dosa.
1. Tubuh yang berinteraksi dengan lingkungan + dosa ---- keingingan Daging.
2. Jiwa yang berinteraksi dengan sesama + Dosa ------ keinginan memuaskan Diri.
3. Roh yang seharusnya berinteraksi dengan Allah ---- Mati.
4. Jiwa dan pilihan kehendak bebasnya memilih untuk bersatu dengan iblis.
5. Tubuh sudah dimasuki benih Dosa, dan iblis tinggal di dalam tubuh fana menimbulkan
keinginan-keinginan Daging yang selalu bertentangan dengan Roh.
6. Jiwa yang memilih terikat dengan Dosa dan iblis, menyatu menimbulkan nafsu
memuliakan diri sendiri. Ini juga yang diinginkan iblis untuk menjadi sama dengan
Allah, sekarang mewujud dalam diri manusia.
7. Roh Allah telah meninggalkan tubuh manusia, perkawinan antara nafsu diri dan
Dosa/iblis menjadi permanen.
8. Apapun yang menjadi keinginan tubuh (Daging) dikuatkan dan disetujui Jiwa menjadi
SELF CENTRE, semua diukur dari pemenuhan kepentingan diri sendiri.
9. Apa yang baik dari Jiwa selalu dikalahkan oleh SELF CENTRE (hasil perkawinan dari Jiwa
dan Dosa), sehingga akan tertindas dan mati diganti dengan keinginan-keinginan
Daging, Roma 7 : 13 – 25.
10. Kebaikan akan selalu kalah karena hanya bersumber dari kekuatan manusia, yang
dilawan adalah kesatuan SELF dengan iblis yang sangat kuat dan berada didalam diri
manusia sendiri.
11. Self Center menjadi alat yang paling sempurna bagi iblis menjalankan kehendaknya
untuk menyamai Allah.
12. Persatuan iblis penghulu malaikat dan manusia penghulu dari seluruh ciptaan yang
lain, menjadi pemberontakan yang sangat kuat tidak akan bisa dikalahkan kekuatan
apapun dari dalam diri manusia atau dari ciptaan Allah lainnya.
Dalam 1 Korintus 2 : 14, manusia duniawi yang hidup dari jiwanya tidak dapat menerima apa
yang berasal dari Roh Allah, ini terjadi karena rohnya telah mati. Hidupnya hanya didasarkan
pada pikiran dan hikmat manusia, tidak bisa menerima hikmat dan kebenaran Allah. Seluruh
pemikirannya adalah buah pikiran manusia bukan dari pewahyuan Roh Kudus. Mungkin
manusia merasa telah memiliki pikiran dan hikmat yang terbaik di dunia, tetapi hikmat Allah
melampaui itu semuanya.
Manusia mencoba membangun hal-hal rohani dari dirinya.
Manusia dalam kehidupan jiwani inipun seringkali terbentur oleh kegelisahan-kegelisahan
tentang masa depan kehidupannya, terutama yang berkaitan dengan alam setelah kematian.
Usaha manusia duniawi untuk mendapatkan kehidupan kekal sekalipun juga akan didasarkan
pada kemampuan olah pikirnya sendiri bukan dari pewahyuan Allah. Mereka membangun
teori-teori kebenaran menurutnya sendiri, padahal banyak teori yang saling bertentangan,
bahkan saling menghilangkan dengan berjalannya waktu.
Demikian pula munculnya teori-teori keagamaan yang sebenarnya didasarkan oleh Jiwanya
yang gelisah. Tetapi karena rohnya telah mati, keagamaan yang dilakukannya juga hanya
sekedar pemuas nafsu duniawi, yang terlihat dari keinginannya untuk memuaskan diri mereka
sendiri. Baik yang secara ekstrim menguasai segala yang diluar dirinya ataupun yang
meninggalkan semua yang ada diluar dirinya. Kedua ekstrim yang sama-sama salah. Yang satu
menjadi doktrin ekspansif yang mengkafirkan dan menghalalkan pertumpahan darah demi
perluasan wilayah agamanya. Yang lain adalah meninggalkan seluruh keadaan dunia, menyepi
dan hidup menyendiri.
Tanpa pimpinan Roh Kudus, pikiran manusia menjadi sangat berbahaya, sebab sangat sulit
untuk mengetahui batas-batas benar atau salah. Pikiran yang gelap bahkan bisa membawa
manusia pada jurang kehancuran peradaban bahkan kematian kekal.
Kedagingan menguasai Jiwa manusia.
Dalam kehidupan kedagingan, maka manusia jatuh dalam kehidupan yang lebih rendah lagi
yaitu dikuasai oleh keinginan tubuhnya bukan saja pikiran atau perasaan. Karena tubuh
berdosa telah menyatu dengan segala keinginan dan hasrat terdalamnya, seringkali mampu
menyembunyikan kesalahan dan dosa sangat rapat. Sering kali yang nampak di permukaan
adalah hal-hal yang terlihat baik, tetapi kemudian pada akhirnya muncul keadaan yang
sebenarnya begitu merusak dan menghancurkan. Semua keinginan tubuh itu tersembunyi
dan dikelola oleh Jiwa untuk diwujudkan dalam kehidupannya. Ujungnya Jiwa kita pada
akhirnya menjadi budak dari semua keinginan tubuh.
Terlihat bahwa dari rencana Allah semula, manusia harus hidup dengan kendali roh, merosot
menjadi manusia yang dibawah kendali Jiwa. Lebih merosot lagi kemudian manusia hidup
dalam kendali tubuh yang hanya memuaskan keinginan dagingnya. Keadaan ini membuat
manusia jauh lebih jahat dari binatang, karena kalaulah binatang mencari makan, itu sekedar
untuk memenuhi kebutuhan perutnya. Tetapi kalau manusia lapar, ia tidak hanya memenuhi
kebutuhan perutnya tetapi juga keinginan untuk berkuasa bukan saja satu hari tetapi kalau
mungkin selama-lamanya. Ini jelas akan merusak dan menghancurkan banyak hal di jagad
raya ini.
Dosa telah mengalahkan Roh dengan cara licik melalui Tubuh dan Jiwa manusia. Kematian
rohani telah menjadi bagian realita manusia, semua telah mati secara rohani dan kehilangan
kemuliaan Allah. Dosa telah memberikan Jiwa kebebasan tanpa batas ; dan kehidupan yang
dipimpin jiwa berubah menjadi kehidupan yang mencari keuntungan diri sendiri semata. Dosa
akhirnya mendorong keinginan tubuh, menjadi penentu dari seluruh keputusan dan
kehidupan manusia berdosa.
12 hal yang melekat pada manusia berdosa.
Kehidupan manusia yang semula demikian sempurna dalam pimpinan dan rancangan Allah
Sang Pencipta, harus mengalami kehancuran bahkan kerusakan yang terus menerus menjalar
pada seluruh kehidupan di jagad raya. Bukan saja seluruh manusia, tetapi seluruh ciptaan
Allah itu menjadi rusak. Kerusakan itu dimulai dari kerusakan Adam, kemudian menjalar ke
seluruh alam raya. Adam yang menjadi mahkota ciptaan Allah yang seharusnya membuat
seluruh alam semesta menjadi tempat yang mulia dan memuliakan Allah, tetapi justru
menjadi sumber kehancuran. Dari manusia, oleh manusia dosa itu menjalar dan menguasai
jagad raya. Kita akan melihat secara rinci apa saja yang melekat pada diri manusia sebagai
pusat dari pemberontakan ini.
Semua unsur dosa berpusat pada manusia.
Pertama, setan masuk kedalam manusia dan menjadi satu dengan manusia. Bersama dengan
setan masuk pula kerajaan setan. Karena setan ada didalam manusia maka kerajaan setan
juga masuk kedalam manusia. Karena setan adalah penguasa kerajaan dunia, maka kerajaan
dunia juga masuk dalam diri manusia. Tentu didalam manusia juga akan masuk benih dosa
dan perbuatan-perbuatan dosa, yang akan menghasilkan kematian. Berarti kematian juga
masuk dalam diri manusia. Keinginan daging, manusia lama, dan keinginan kesenangan diri
juga masuk dalam manusia.
Sedangkan manusia adalah kepala segala ciptaan (Kejadian 1), manusia berkaitan dengan
seluruh ciptaan. Sehingga seluruh ciptaan juga ada didalam diri manusia. Manusia menjadi
pusat dari segalanya, baik setan dan segala kuasa yang dimilikinya, bersama dengan segala
kuasa yang dimiliki manusia. Didalam manusia terletak segala hal secara sempurna tetapi
bukan dalam makna yang baik tentunya.
Apabila ingin bertemu setan, tidak perlu mencari jauh-jauh, karena dengan bertemu manusia,
setan ada disana. Ingin melihat kerajaan setan, itu juga ada dalam diri manusia. Demikian juga
kerajaan dunia, benih Dosa, perbuatan dosa, kematian, keinginan daging, manusia lama.
Manusia bukan lagi makhluk yang kecil tetapi penuh dengan kekuasaan, tetapi semuanya
dalam makna yang buruk. Semua ciptaan sekarang ada dalam diri manusia.
12 hal kejahatan.
12 hal yang melawan Allah itu dapat dijelaskan sebagai berikut. Hal pertama dari kejahatan
adalah Setan (lucifer), penghulu malaikat yang memberontak pada Allah. Lucifer tidak hanya
melakukan pemberotakan sendiri tetapi menjadi pemimpin pemberontakan terhadap Allah
(Wahyu 12). Yang melekat pada manusia yang kedua adalah manusia yang menjalani hidup
lepas dari Allah, kemudian hidup hanya berdasarkan kemampuannya sebagai manusia saja.
Manusia yang tidak hidup dalam pimpinan Roh Allah, ini menjadi bagian dari kejahatan karena
melawan Allah, hidup meleset dari standar yang Allah tetapkan. Ketiga, pemberontakan
lucifer telah menghasilkan sepertiga jumlah malaikat yang ikut memberontak pada Allah
tertulis di Wahyu 12 : 4, membentuk pasukan setan yang berasal dari malaikat pemberontak,
terdiri dari penguasa kerajaan angkasa, roh yang bekerja diantara orang durhaka (Efesus 1, 2
dan 6).
Yang keempat, dengan pengaruhnya lucifer dan malaikat yang jatuh dalam dosa membangun
kerajaannya menguasai roh-roh manusia yang memberontak membangun kerajaan setan.
Yang kelima, saat manusia dimasukkan benih dosa oleh iblis dan manusia menerimanya,
sehingga manusia memiliki pemberontakan pada Allah. Inilah kecenderungan perbuatan dosa
yang ditanam iblis dalam diri manusia. Sebuah hasrat berdosa dari iblis sudah ada didalam
diri manusia. Dosa ini tidak diciptakan Allah tetapi disebarkan oleh lucifer dan kerajaan
setannya pada seluruh manusia. Yang keenam, biang dosa itu kemudian berkembang dalam
diri manusia mewujud dalam perbuatan-perbuatan dosa. Ini semua diproduksi oleh biang
dosa.
Yang ketujuh, Allah tidak menciptakan kerajaan dunia, Allah menciptakan bumi tetapi setan
merubahnya menjadi sebuah kerajaan dunia setelah dosa masuk kedalam dunia (Kejadian 3).
Kemudian setan membangun kerajaan dunia di Kejadian 4. Kerajaan dunia adalah sebuah
sistem kerajaan dari semua manusia dibawah otoritas Setan. Dalam Bahasa Yunani ‘dunia’
adalah ‘kosmos’ yang berarti sebuah sistem. Allah menciptakan manusia bagi kemuliaan-Nya,
tetapi setan telah merubahnya menjadi sebuah sistem kemanusiaan dibawah kendali setan.
Manusia tidak lagi hidup bagi Allah, tetapi masuk kedalam sistem dunia yang dikuasai oleh
setan dan untuk kepentingan setan.
Yang kedelapan, adalah kematian. Kematian ada merupakan konsekuensi dari dosa dan
perbuatan-perbuatan dosa. Yang kesembilan, adalah keinginan-keinginan daging. Tubuh yang
telah dimasuki benih dosa dan menjadi tempat iblis bercokol telah merubah sifatnya,
meracuninya dan merusaknya. Tubuh berubah menjadi dikuasai oleh keinginan-keinginan
daging, haus dan lapar untuk memuaskan keinginan-keinginannya. Kesepuluh, keseluruhan
manusia yang telah berubah sama sekali dari kedudukannya semula yang secitra dan
segambar dengan Allah, berubah menjadi manusia yang seluruh keberadaannya telah
dipenuhi kuasa iblis, kerajaan iblis, biang dosa, perbuatan-perbuatan dosa dan sebagainya
berubah menjadi manusia lama. Manusia lepas dari Allah dan masuk dalam cengkeraman iblis
itulah manusia lama.
Kesebelas, jiwa yang semula diciptakan Allah berasal dari perpaduan nafas Allah dan tubuh,
semula untuk mewujudkan kehendak bebas yang menghubungkan Roh Allah dengan tubuh
manusia telah berubah oleh dosa menjadi kepentingan diri. Sebagaimana tubuh yang
diciptakan dengan tujuan baik untuk menyatakan kasih dan kemuliaan Tuhan berubah
menjadi keinginan-keinginan daging, demikian pula jiwa berubah oleh dosa menjadi
keinginan-keinginan untuk memuliakan diri sendiri. Tubuh yang berubah menjadi keinginan
daging, masuk dan menguasai jiwa menjadikan keinginan diri yang ada dalam jiwa manusia.
Apa saja yang dipikirkan, dirasakan dan dikehendaki semata-mata untuk dirinya sendiri yang
didorong keinginan kedagingan.
Yang keduabelas, seluruh ciptaan Allah telah dirusak dan diruntuhkan oleh pemberontakan
setan dan pelanggaran manusia. Ini membawa seluruh makhluk mengeluh merasakan
kesakitan akibat dari ikatan dosa ini (Roma 8 : 22). Jadi seluruh ciptaan adalah bagian terakhir
yang melekat pada manusia yang berdosa.
Gambar 11 : Pusat dari segala ciptaan adalah manusia.
1. lucifer.
2. Manusia.
3. Malaikat.
4. Kerajaan setan.
5. Biang dosa.
6. Perbuatan dosa.
7. Kerajaan dunia.
8. Kematian.
9. Keinginan daging.
10. Manusia lama.
11. Keinginan diri.
12. Seluruh ciptaan.
Anugerah Allah saja yang sanggup menyelamatkan manusia.
Dosa dan kematian masuk ke dunia melalui kejatuhan manusia, kematian rohani itu telah
memisahkan manusia dari Allah. Sejak awal, dosalah yang membawa kematian dan
berlangsung seterusnya sampai saat ini. Perhatikan yang tertulis dalam Roma 5 : 12, dosa
masuk ke dunia melalui satu orang manusia. Dosa Adam dan benih dosa masuk kedalam
dunia. Kedua, bahwa kematian masuk ke dunia melalui dosa. Kematian adalah buah dari dosa
yang tidak dapat diubah lagi. Ketiga, kematian masuk kedalam seluruh manusia, karena
semua manusia telah berdosa. Kematian telah menyebar keseluruh bagian Roh, Jiwa dan
Tubuh seluruh manusia, tidak lagi ditemukan bagian dari manusia yang tidak terkontaminasi
kematian ini.
Sementara rancangan Allah adalah manusia tidak boleh tidak, harus menerima Kehidupan
Kekal dari Allah. Jalan keselamatan (kehidupan kekal) tidak bisa melalui perbaikan manusia,
sebab kematian adalah sesuatu yang tidak bisa diperbaiki lagi. Keselamatan (kehidupan kekal)
harus diberikan kepada manusia sebagai pemberian atau anugerah dari Allah, karena manusia
tidak bisa keluar dari jebakan dosa dan kematian untuk bisa memperjuangkan kehidupan
kekal itu. Dosa harus memperoleh penghakiman dan hukuman sebelum manusia
diselamatkan dari kematian. Inilah yang dilakukan dan disediakan dalam karya keselamatan
Yesus.
Manusia yang berdosa harus tetap mati. Ini dinyatakan dengan sangat jelas dalam Firman-
Nya (Kejadian 2 : 17). Tidak ada korban binatang, malaikat atau apapun yang bisa
menggantikan hukuman atas dosa didalam manusia kecuali manusia sendiri. Seluruh
kelengkapan manusia yaitu Roh, Jiwa dan Tubuhnya telah berdosa, sehingga manusialah yang
harus menanggung konsekuensi hukuman dosanya yaitu kematian. Hanya manusia yang bisa
menebus manusia. Syukur kepada Allah, karena inkarnasi Kristus menjadi manusia sehingga
Yesus menjadi korban pengganti bagi manusia. Yesus yang bersih dari dosa, Kesucian-Nya
sanggup melewati kematian saat menebus dosa manusia masuk dalam lubang kematian. Dia
mati sebagai korban pengganti, menderita atas hukuman dosa, dan menyerahkan hidup-Nya
bagi keselamatan dunia, karena Yesus menang dan bangkit dari kematian. Sehingga siapa
yang percaya pada-Nya tidak akan mendapat penghukuman lagi (Yohanes 5 : 24).
Anugerah inilah yang menjadi satu-satunya harapan manusia untuk bisa lepas dari kematian
dan kuasa dosa dalam dirinya. Puji Tuhan, semua itu telah disediakan bagi kita yang percaya
pada Tuhan Yesus. Kita akan mendalaminya dalam bab selanjutnya.
3. Anugerah Keselamatan, dan prosesinya.
Masalah utama yang menjadi penyebab dari segala kerusakan baik dalam diri manusia dan
seluruh jagad raya terletak pada adanya dosa. Kita akan melihat bagaimana rancangan Allah
untuk menyelesaikannya. Tentu saja pekerjaan Allah ini merupakan sebuah pekerjaan yang
tuntas, dan menyeluruh untuk menyelesaikan dari akar permasalahan, keadaan dan
perkembangannya saat ini bahkan sampai pada akhirnya nanti. Tentu saja penyelesaian
masalah dosa ini dalam keadilan Kasih Allah, artinya setiap pihak akan memperoleh hukuman
dari kesalahannya, dan setiap pihak harus juga bertanggungjawab terhadap apa yang menjadi
kewajibannya sendiri sesuai dengan Kasih Allah.
Didalam diri manusia terdapat kesadaran untuk mencari jalan keluar terhadap persoalan dosa
ini (Kisah Rasul 16 : 30). Manusia tidak pernah menemukan sebuah perhentian dalam
pencariaannya, karena yang mereka nanti-nantikan adalah sebuah pertolongan yang hanya
bisa datang dari Allah sendiri (Mazmur 3 : 8 ; Yunus 2 : 9).
Keselamatan didalam Tuhan Yesus.
Hanya ada didalam Alkitab pernyataan yang begitu lugas dan jelas tentang keselamatan, siapa
yang percaya pada Yesus engkau akan selamat dan keluargamu (Kisah Rasul 16 : 31). Alam
dan sejarah bisa ditelusuri untuk mencari tahu bagaimana penciptaan dan kejatuhan manusia
tetapi tidak untuk menemukan penebusan.
Dasar keselamatan didalam Alkitab sangat bertentangan dengan hukum agama yang
bersumber dan mendasarkan keselamatan pada segala upaya manusia. Perbuatan baik, amal
ibadah yang diklaim dalam takaran tertentu menjadi prasyarat memperoleh keselamatan itu.
Keselamatan dalam Kristus berbeda sama sekali, karena keselamatan itu datang dari karya
Allah Tritunggal sendiri, dan manusia hanyalah menerima atau menolaknya saja. Semua
perbuatan baik dan amal ibadah sama sekali tidak menentukan keselamatan, bahkan tidak
ada sangkut pautnya dengan keselamatan yang dianugerahkan Allah ini. Semuanya murni dari
Allah oleh Allah dan bagi Allah saja.
Sebagaimana penciptaan dilaksanakan oleh Allah Tritunggal, keselamatan juga dilaksanakan
oleh Allah Tritunggal. Keselamatan dinyatakan, dirancangkan oleh Bapa, digenapi dan
diselesaikan oleh Tuhan Yesus, diaplikasikan oleh Roh Kudus. Dalam Alkitab peristiwa
penciptaan terjadi di Kejadian pasal 1 dan 2. Sedangkan kejatuhan manusia terjadi di Kejadian
pasal 3. Sisa dari keseluruhan Alkitab berbicara tentang kasih dan anugerah Allah kepada
manusia berdosa.
Yohanes 3 : 16-17, menyatakan dengan jelas keselamatan berasal dari Allah. Untuk
melakukannya , pertama Kristus masuk kedalam dunia yang adalah ciptaan-Nya sendiri.
Kedua, Yesus menanggung semua akibat dari kejatuhan manusia didalam Diri-Nya dalam
keadaan manusia. Putra Allah yang mencipta dan menjadikan jagad raya ini secara utuh dan
nyata menyatu dengan apa yang diciptakan-Nya untuk menyelamatkan. Dalam inkarnasi-Nya
itulah Sang Putra ikut serta dalam setiap proses perjalanan kemanusiaan, merasakan akibat
dari kejatuhan manusia sejak didalam kandungan, bayi, bertumbuh, dewasa hingga
penderitaan dan kematian.
Tuhan Yesus dalam kemanusiaan-Nya melakukan segala tuntutan Allah dalam hukum-hukum-
Nya, sempurna tanpa cela dan menghidupi penjanjian yang telah dihancurkan oleh Adam,
Kristus sebagai Adam yang kedua yang memberikan kehidupan pada manusia (1 Korintus 15
: 22). Meskipun Yesus sendiri tidak berdosa, tetapi Ia merasakan segala akibat dosa. Ia
mengalami penderitaan manusia dari kesakitan, kesusahan, kemiskinan, kejahatan, ketidak
adilan, pengkhianatan, penyiksaan, kesewenang-wenangan, bahkan pembunuhan sampai
pada kematian-Nya. Kita memiliki Allah yang ikut merasakan semua penderitaan manusia
berdosa (Ibrani 4 : 15-16).
Melalui kematian-Nya diatas kayu salib, Kristus mengambil alih hukuman dosa kita. Segala
penderitaan yang dialami dalam kekudusan-Nya menjadi sebuah piutang terhadap tuntutan
iblis, yang menjadikan posisi manusia terbayar seluruh hutang dosanya. Iblis tidak dapat lagi
menuntut manusia untuk menerima akibat dari dosanya lagi. Kemenangan itu dibuktikan
Yesus melalui kebangkitan-Nya dari antara orang mati. Melalui kuasa kebangkitan-Nya juga
maka kemenangan Kristus menjadi kemenangan yang bisa diberikan kepada siapa saja yang
percaya pada kasih, anugerah karya keselamatan yang dilakukan-Nya ini. Kristus mati untuk
membayar tuntutan/hukuman dosa, tetapi Kristus bangkit membawa kemenangan bagi
seluruh ciptaan-Nya.
Pemulihan melalui Salib.
Peristiwa salib dan kebangkitan Kristus adalah proses penghancuran dan pemusnahan segala
kerusakan, pemulihan kembali dan pembaharuan kembali yang telah hilang dari manusia dan
seluruh jagad raya akibat dosa. Seluruh ciptaan telah diperdamaikan dengan Allah oleh Tuhan
Yesus (2 Korintus 5 : 18-19). Karya keselamatan telah membawa seluruh ciptaan Allah pada
kedudukan semula sebelum kejatuhan manusia. Hanya jalan yang ditempuh Allah adalah
sebuah proses panjang yang harus dilanjutkan oleh manusia sebagai penghulu dari seluruh
ciptaan Allah melaksanakan pembaharuan itu.
Manusia tidak lagi hidup dalam hukum dosa tetapi telah masuk kedalam hukum anugerah.
Persekutuan dengan Allah telah dipulihkan dari permusuhan menjadi rekonsiliasi dari
kematian berpindah menjadi hidup. Akses pada pribadi Allah, kekayaan, kemuliaan dan kasih
dengan segala kesempurnaan -Nya telah dibuka kembali bagi manusia yang percaya dan
menerima karya keselamatan Kristus (Markus 15 : 38). Mereka tidak lagi hidup dalam kutuk
dan hukuman tetapi hidup dalam anugerah dan hukum kasih.
Cara menerima anugerah keselamatan itu dengan mengimani dan percaya apa yang
dilakukan Tuhan Yesus bagi dirinya. Manusia yang menerima Tuhan Yesus sebagai Tuhan dan
Juru Selamat pribadinya, menyatu didalam Kristus, maka seluruh karya Kristus akan menjadi
bagian dari dirinya. Saat kita masih berdosa, Kristus telah mati untuk kita (Roma 5 : 10).
Rekonsiliasi yang dimulai dengan Allah akan terus berlanjut pada diri kita, mengalir dalam
hubungan dengan sesama manusia dan seluruh ciptaan Allah yang lain. Kasih yang mengalir
dari Allah itu akan memperbaharui pola hubungan didalam Kristus. Kita juga akan menerima
kemenangan dari kuasa maut (1 Korintus 15 : 55-56). Karena Tuhan tidak menghendaki kita
ditimpa murka Allah tetapi untuk memperoleh keselamatan.
Proses pembaharuan di dalam Kristus melalui perubahan cara pandang kehidupan.
Seringkali orang Kristen berpikir bahwa anugerah keselamatan itu hanya bersifat pribadi yaitu
diangkat menjadi anak-anak Allah. Awalnya memang harus diterima secara pribadi, kemudian
akan terjadi proses pembaharuan/transformasi pikiran-pikiran (Roma 12 : 2). Sehingga kita
dapat menerima dan memberlakukan pikiran-pikiran Kristus dalam kehidupan sehari-hari (2
Korintus 10 : 5). Sehingga akan membuat cara pandang kehidupan pun berubah dengan cara
pandang kehidupan sebagaimana Allah memandangnya. Kacamata kita diganti dengan
kacamata sorgawi, sehingga segala sesuatunya terlihat dengan perpektif yang sama sekali
baru. Cara pandang dan cara hidup baru inilah yang harus kita perjuangkan untuk diwujudkan
dalam kehidupan keseharian kita.
Roh Kudus yang akan menuntun kita dalam proses pembaharuan pikiran ini baik tentang
Allah, diri sendiri, sesama, dan tentang hubungan dengan ciptaan Allah yang lain. Proses
transformasi ini akan membawa manusia kembali pada rancangan awal penciptaan manusia
di Taman Firdaus. Dari diri kita akan berkembang pada komunitas orang-orang percaya dalam
lingkungan kita. Terus berkembang di lingkungan pekerjaan, masyarakat dan bangsa hingga
pada seluruh jagad raya. Inilah Kerajaan Allah di bumi, sebuah komunitas dengan hukum baru
yaitu kasih.
Mewujudkan keselamatan di bumi.
Harus selalu kita ingat bahwa karya keselamatan Allah bertujuan untuk menyelamatkan
seluruh jagad raya. Meskipun saat ini seluruh makhluk akan merasakan penderitaan, tetapi
itu semua hanya bersifat sementara (Roma 8 : 19 – 21). Tujuan Allah melalui karya Kristus
adalah meski kehancuran bumi lama ini akan terjadi tetapi kemudian akan muncul bumi baru
dan langit baru (2 Petrus 3 : 11-13). Karena didalam Kristus segala sesuatu terikat (Kolose 1 :
17). Dan Kristus telah merekonsiliasi segala sesuatu dengan Allah (Kolose 1 : 12). Maka Yesus
dalam kemuliaan dan kuasa kebangkitan-Nya telah memegang otoritas atas seluruh jagad
raya bagi kemuliaan Allah kembali.
Sehingga saat kita menerima karya keselamatan Kristus, yang didalamnya terdapat segala
kekayaan Allah maka kita akan memiliki kekayaan Allah dalam diri kita. Hidup kita harus selalu
memegang janji ini yaitu segala sesuatu yang Kristus miliki, otoritas atas segala ciptaan-Nya
menjadi bagian dari milik kita. Dengan mempersembahkan seluruh hidup kita untuk
mewujudkan pemerintahan Kristus di jagad raya ini, maka keselamatan seluruh bangsa di
bumi akan terwujud. Melalui karya-karya manusia yang telah diselamatkan maka kemuliaan
Allah itu akan nampak kembali, meskipun ini tidak mendatangkan keselamatan secara
pribadi. Tetapi mendatangkan suasana sorgawi yang dapat dirasakan di dunia ini. Inilah
anugerah umum dari Allah melalui kesaksian buah pertobatan yang berupa perbuatan kasih,
karya seni, ilmu pengetahuan, politik, bisnis dan lain-lain.
Sedangkan anugerah khusus yang diberikan hanya pada orang percaya adalah amanat agung
Kristus dalam Matius 28 : 18 – 20, memberitakan kabar sukacita akan karya kematian dan
kebangkitan Kristus yang berujung pada keselamatan jiwa secara pribadi. Keselamatan
bekerja didalam kita, melalui hidup kita orang percaya masuk kedalam dunia. Datanglah
Kerajaan-Mu, jadilah kehendak-Mu di bumi seperti didalam sorga (Matius 6 : 10).
Prinsip Salib.
Semua orang Kristen mengetahui tentang salib, tetapi sangat sedikit yang mamahami tentang
prinsip salib. Apakah prinsip salib itu ? Allah telah menciptakan dua jenis ciptaan, yaitu ciptaan
lama dan ciptaan baru di jagad raya ini. Ciptaan baru ini akan muncul apabila manusia lama
telah dimatikan. Inilah prinsip kerja salib Kristus, dengan karya salib ciptaan lama disalibkan
untuk diakhiri dan mati, kemudian melewati salib ciptaan baru akan dibangkitkan. Inilah
prinsip salib.
Gambar 12 : Prinsip Salib
Allah memilih jalan salib karena merupakan satu-satunya jalan yang sempurna agar seluruh
tujuan Allah dapat digenapi. Apakah tujuan Allah ? Allah ingin meletakkan seluruh rancangan-
Nya kembali sebagaimana sebelum kejatuhan manusia dalam dosa. Pemulihan manusia
menjadi anak-anak Allah untuk mewujudkan kemuliaan Allah dalam setiap manusia dan
seluruh ciptaan-Nya. Citra dan gambar Allah yang hilang itu agar bisa muncul kembali dalam
diri manusia.
Namun karena keselamatan itu tidak langsung membawa manusia berpindah dari bumi ke
sorga, tetapi manusia harus meneruskan kembali hidupnya di dunia yang telah dikuasai dosa.
Sehingga manusia harus memiliki sebuah cara dan sistematika untuk bisa menjalankan
kehidupannya di bumi seperti di dalam sorga. Keterbatasan manusia yang hidup dalam
keterbatasan dunia, tetapi menghadirkan ketidakterbatasan Allah.
Disisi yang lain, dalam diri manusia yaitu tubuh dan jiwanya juga telah terikat oleh kuasa dosa
bahkan iblis tinggal dalam tubuh manusia berupa benih dosa. Sehingga manusia harus hidup
bersama dengan jiwa dan tubuh berdosa yang akan mendapat hukuman berupa kematian itu
dalam kesehariannya.
Sepanjang perjalanan hidupnya manusia yang sudah diselamatkan juga masih harus terus
berjalan dengan tubuh yang telah berubah menjadi keinginan daging, dan jiwa yang telah
berubah menjadi keinginan diri. Keinginan daging adalah keinginan untuk memuaskan apa
yang dingini tubuh untuk kesenangan hidup. Sedangkan keinginan diri adalah segala
pertimbangan dalam mengambil keputusan berpusat pada keinginan untuk memuliakan diri
sendiri.
Lebih jauh lagi, dalam diri manusia terdapat 12 kekuatan pemberontakan, dimotori Setan
yang menyatu dengan dirinya yang adalah ciptaan lama yang harus dimatikan agar muncul
ciptaan yang baru. Sehingga kunci memperbaharui dan mengembalikan ciptaan Allah adalah
dengan menebus dengan menimpakan hukuman dosa agar ciptaan lama mati berganti
menjadi ciptaan baru yang tidak dikuasai dosa lagi.
Inkarnasi Kristus menjadi daging.
Allah Sendiri yang berinkarnasi dalam tubuh manusia ! Ini berarti bahwa Allah meletakkan
semua ciptaan-Nya didalam Diri-Nya. Ketika Allah meletakkan manusia kedalam Diri-Nya, itu
berarti Allah sedang meletakkan semua ciptaan lama yang melekat pada manusia dalam
tubuh-Nya. Sebagai contoh, dalam 2 Korintus 5 : 21, bahwa Allah telah membuat Yesus
menjadi ‘dosa’ (Sin)- bukan ‘sins’ plural tetapi ‘sin’ tunggal. Ini berbicara tetang benih dosa
bukan perbuatan-perbuatan dosa, karena Yesus tidak pernah berbuat dosa. Allah juga
menimpakan segala kejahatan kita pada Yesus (Yesaya 53 : 6). Ia yang menanggung doa-dosa
kita diatas kayu salib (1 Petrus 2 : 24). Dia menjadi serupa dengan daging yang dikuasai dosa
(Roma 8 : 3). Keserupaan adalah menjadi serupa dengan daging, dan kedagingan manusia ini
adalah daging dalam dosa. Yohanes 1 : 14 mengatakan bahwa Firman menjadi daging, yang
maksudnya adalah Yesus menjadi seorang manusia. Saat Dia menjadi manusia dalam
kedagingan, Dia berada dalam keserupaan sebuah daging yang penuh dosa, karena pada saat
itu dosa berada didalam daging manusia.
Tetapi kita harus melihat dengan sangat berhati-hati, karena kalau kita berpikiran bahwa
Yesus menjadi daging sama persis dengan kita, kalau kita berpikiran tentang kecenderungan
kita dalam daging yang ditanami iblis benih dosa untuk berbuat dosa, kita berpikiran salah.
Kita perhatikan lagi dalam Roma 8 : 3 menyatakan dengan jelas bahwa Yesus menjadi hanya
“serupa’ dengan daging yang penuh dosa, jadi bukanlah menjadi daging yang didalamnya
terdapat biang dosa yaitu daging yang dikuasai oleh kuasa dosa. Dalam tubuh Yesus tidak
ditemukan dosa, tetapi membawa seluruh kuasa dosa didalam tubuh-Nya. Dan Yesus tidak
pernah berbuat dosa dan dikuasai dosa.
Lebih jelas lagi apa yang Tuhan Yesus sampaikan dalam Yohanes 3 : 14, Yesus sama dengan
ular dipadang gurun yang ditinggikan, demikian Yesus harus ditinggikan diatas salib. Yang
ditinggikan diatas kayu oleh Musa apakah ular sesungguhnya ? Bukan ! Yang ditinggikan oleh
Musa diatas kayu adalah sebuah ular tembaga (Bilangan 21 : 9). Kehidupan Yesus yang dimulai
dari dilahirkan oleh perawan Maria memiliki keadaan yang serupa dengan manusia yang
hidup dalam daging yang penuh dosa, tetapi jelas Yesus tidak pernah berbuat dosa. Sehingga
Yesus hanya serupa dengan manusia dalam daging yang berdosa, tetapi Yesus tidak pernah
sama dalam hal daging yang penuh dosa. Kita harus sangat berhati-hati dalam hal ini. Pada
saat Allah membuat Yesus menjadi dosa (2 Korintus 5 : 21), yang dimaksud disini adalah
menjadikan Yesus menjadi “serupa” dengan dosa.
Keadaan Yesus yang telah menjadi manusia telah meletakkan keadaan manusia sepenuhnya
dalam daging-Nya, Iapun berarti meletakkan seluruh kepenuhan manusia lengkap dalam
paket keberdosaannya. Jadi Yesus membawa juga dalam tubuh-Nya, Setan, Dosa, perbuatan
dosa, daging dan semuanya lengkap. Disini kita juga harus menjadi sangat berhati-hati. Tuhan
sudah berinkarnasi menjadi manusia, bukan menjadi ular (dosa) ; tetapi pada saat Yesus
disalibkan, Yesus disalib sebagai manusia dalam wujud ular. Mengapa ? Sebab memang dalam
kenyataannya manusia telah menjadi satu dengan Setan, si ular. Sehingga Tuhan Yesus dan
bahkan Yohanes Pembaptis menyebut orang Parisi sebagai keturunan ular. Mereka adalah
anak-anak si ular, sebab mereka memiliki kehidupan si ular didalam dagingnya ; racun
mematikan yang dimiliki ular itu ada didalam daging mereka. Sehingga dalam pandangan
Allah, mereka sebagai orang berdosa, telah berubah menjadi ular. Bedakan dengan Tuhan
Yesus, yang telah berinkarnasi menjadi manusia, yang hanya memiliki keserupaan dengan
daging yang berdosa, bukan memiliki kuasa dosa dan biang dosa dalam diri-Nya sebagaimana
yang dimiliki manusia lain. Sebagaimana ular tembaga Musa, Yesus hanya memiliki
keserupaan dengan ular, bukan keberdosaan dan racun dari ular.
Akhir dari ciptaan lama.
Sehingga diatas salib itulah : pertama, Yesus membawa tubuh manusia itu, yang didalamnya
tergantung seluruh kelengkapan 12 hal manusia lama, naik keatas salib. Dan kedua, di atas
salib itulah seluruh kelengkapan manusia lama, daging, setan, dosa dan seluruh turunannya
disalibkan, diakhiri dan mati. Ini berarti bahwa semua keberadaan kemanusiaan lama yang
penuh dosa telah berakhir. Ini adalah prinsip kerja salib. Dengan cara kematian inilah, Yesus
membawa dalam Diri-Nya manusia lama itu diatas salib dan mengakhirinya dengan
sempurna. Sehingga bukan hanya diri Yesus saja yang disalib dan mati, tetapi juga manusia
lama, kerajaan dunia, setan dan kerajaan setan, dosa dan perbuatan-perbuatan dosa, lengkap
semua tanpa kecuali. Segala yang ada dalam ciptaan lama Allah dibawa dan berakhir melalui
salib Kristus. Sehingga kita semua harus secara pribadi mengalami prosesi kematian yang
sempurna ini.
Berikut ayat-ayat yang menjelaskan prinsip kerja salib berlaku bagi seluruh kelengkapan
manusia lama yang terpaku di salib dan mati, selesai disana :
1. Setan/Lucifer : Kolose 1 : 20.
2. Hidup manusia : Galatian 2 : 20.
3. Setan : Ibrani 2 : 14 dan Yohanes 12 : 31.
4. Kerajaan Setan : Kolose 2 : 15 dan Yohanes 12 : 31.
5. Dosa : 2 Korintus 5 : 21 dan Roma 8 : 3.
6. Perbuatan dosa ; 1 Petrus 2 : 24 dan Yesaya 53 : 6.
7. Kerajaan Dunia : Galatia 6 : 14 dan Yohanes 12 : 31.
8. Kematian : Ibrani 2 : 14.
9. Kedagingan : Galatian 5 : 24.
10. Manusia lama : Roma 6 : 6.
11. Mementingkan diri sendiri : Galatai 2 : 20.
12. Segala sesuatu atau segala ciptaan : Kolose 1 : 20.
Dalam Yohanes 12 : 31 dikatakan bahwa penghakiman atas dunia dan penguasa dunia akan
dilemparkan keluar. Kapan ini akan terjadi ? Kalau kita perhatikan dalam kontek perikopnya
di ayat 24, ini akan terjadi pada saat Yesus mati disalib. Dengan kematiannya, kerajaan dunia
dihakimi dan penguasa dunia dilempar keluar. Ibrani 2 : 14 menyatakan bahwa Kristus
mengambil bagian dalam darah dan daging, dan dengan kematian-Nya Yesus akan
menghancurkan atau membatalkan iblis yang berkuasa atas maut. Ayat ini menegaskan
bahwa Yesus, melalui kematian dalam darah dan daging, menghancurkan atau membatalkan
Setan, yang memiliki kuasa atas maut. Kolose 1 : 20 mengatakan bahwa Yesus
memperdamaikan segala sesuatu dengan Diri-Nya. Hal ini menjelaskan bahwa bukan saja
manusia yang salah dihadapan Allah, tetapi segala sesuatu telah menjadi salah. Dan ayat ini
juga menyatakan bahwa segala sesuatu harus mengalami pendamaian melalui darah salib
Kristus.
Gambar 13 : Perjalanan Karya Kristus.
1. Roh Kekal (Roh Kudus) ada sejak dalam kandungan Maria, menjadi pusat 12 hal
ciptaan lama.
2. Roh Kekal (Roh Kudus) mengalami semua proses, pergumulan manusia kecuali dosa.
3. Seluruh proses sengsara hingga turun dalam kematian dialami oleh Roh Kekal,
sehingga dalam Roh ini terdapat kelengkapan seluruh proses hidup, sengsara, salib
dan kematian serta kebangkitan Kristus.
4. Kristus berinkarnasi menjadi manusia menjadi pusat seluruh kejahatan jagad raya baik
masa lalu, masa kini maupun masa yang akan datang, masuk didalam tubuh-Nya.
5. Saat Kristus membawa semua dalam diri-Nya di salib, Kristus melakukan didalam Roh
Kekal (Ibrani 9 : 14).
6. Seluruh ciptaan lama mati di salib kecuali Roh Kekal. Kematian Kristus mengakhiri
semua kuasa dosa dalam ciptaan lama di seluruh alam semesta ini, kecuali Roh Kekal
yang tetap hidup.
7. Mengakhiri semua diatas salib, semua terhenti disana kecuali Roh Kekal yang bisa
melewatinya.
8. Roh Kekal tetap hidup, yang membangkitkan Kristus.
9. Roma 1 : 4 – menurut Roh Kekudusan dinyatakan oleh kebangkitan-Nya. Kekudusan
berarti pemisah, Roh Kekal masuk dalam kematian tetapi tetap menjadi Roh pemisah
dari kematian.
10. Barang dibuang ke tong sampah akan diam, tetapi kalau manusia hidup dibuang ke
tong sampah ia akan melompat keluar.
11. Melalui salib, Roh Kekal mengakhiri semua yang jahat di alam semesta ini akibat
ciptaan lama.
12. Roh Kekal mempersembahkan Diri-Nya kepada Allah.
13. Ketika semua proses sudah selesai sempurna, para murid tinggal menerima secara
“transcendence” seluruh kuasa salib dan kebangkitan itu di dalam Roh Kudus yang
diam didalam hati mereka.
14. Dimana ada Kristus disitu akan selalu ada kuasa kebangkitan.
15. Roh Kudus dihembuskan para murid agar menerima Roh itu dengan kepenuhan kuasa
dan berkat-Nya.
Setiap orang harus mengalami prosesi salib.
Prinsip kerja salib ini seharusnya menggetarkan hati kita, dan membawa kesadaran betapa
pentingnya kita mengalami secara pribadi prosesinya. Salib adalah sebuah prosesi kematian
yang sangat luar biasa, semuanya dalam satu paket diselesaikan secara sempurna, sehingga
kita harus menjadi bagian dari prosesi kematian di atas salib ini. Apa saja yang kita miliki, apa
saja yang kita lakukan, dan segala hal yang berkaitan dengan kita baik saat ini, bahkan masa
lalu, yang kita mengerti dan ingat bahkan yang tidak kita ketahui sekalipun harus kita bawa
kepada salib itu. Salib itu akan mengakhiri segala sesuatu yang berhubungan dengan kita yang
lama. Semua akan diselesaikan dan dimatikan disana. Kitapun harus membawa segala hal ke
atas salib ; pikiran, pengetahuan, kebijaksanaan, kemampuan kita, dll. Inilah prinsip salib tidak
ada cara lain.
Mungkin kita berpikir kita adalah manusia yang cukup baik, atau orang muda yang berpikiran
bahwa hidup mereka masih jauh lebih baik dari anak-anak muda lain. Tidak demikian, sebagus
apapun penilaian terhadap diri kita, kita harus datang pada salib itu. Kita harus ikut disalibkan
dan menyelesaikan tuntas semua manusia lama disana. Jangan bangga menjadi baik atau
lebih baik, karena salib tersedia hanya untuk mereka yang mau datang dan menyerahkan
hidupnya mati bersama Kristus. Jangan sampai kita melewatkan kesempatan ini.
Semua manusia terkait dengan ciptaan lama.
Dari 12 hal yang melekat pada manusia lama terdapat bekas penghulu malaikat yaitu Setan
(lucifer). Kita mengerti bahwa tidak semua malaikat masuk menjadi bagian dari kerajaan
setan. Meski semula malaikat dibawah pimpinan lucifer, tetapi saat lucifer memberontak,
tidak semua malaikat mengikuti dia. Malaikat yang tidak jatuh ini tidak termasuk dalam
ciptaan lama. Malaikat yang jatuh inilah yang menjadi penguasa-penguasa kerajaan angkasa
(Efesus 1, 2 dan 6 ; Kolose 2).
Berbeda dengan kondisi manusia yang tidak ada pengecualian, karena semua manusia
mengikuti pemberontakan lucifer. Pemberontakan itu dimulai oleh manusia pertama yaitu
Adam, dan termasuk seluruh keturunannya. Hanya ada satu kelompok manusia, yaitu
dibawah pimpinan Adam. Sehingga semua manusia melalui Adam masuk kedalam kejatuhan
menjadi bagian dari ciptaan lama.
Setan sebagai pemimpin malaikat yang memberontak jelas termasuk dalam ciptaan lama.
Setan menyalahgunakan otoritas yang diberikan padanya dan memanfaatkannya untuk
membangun kerajaannya sendiri (Matius 12 : 26). Menurut Yesaya 14 : 12 – 14 ; Yehezkiel 28
: 13, 14 dan Lukas 4 : 5 – 7, Setan ditunjuk Allah menjadi penghulu dari para malaikat, sehingga
dia memiliki otoritas tertentu dari Allah. Pada saat Tuhan Yesus dicobai di padang gurun,
Yesus memahami benar adanya otoritas yang dimiliki setan ini. Dengan aturannya, setan
membangun sebuah kerajaan bersama sekumpulan malaikat yang juga menyalahgunakan
kuasa dan otoritasnya.
Setelah manusia diciptakan Allah, setan datang untuk memasukkan benih dosa, dan dengan
dosa didalam diri manusia, banyak sekali buah-buah dosa itu yang dihasilkan oleh manusia.
Langkah selanjutnya setelah kejatuhan, setan memperalat segala hal yang berhubungan
dengan eksistensi manusia, mulai dari makanan, pakaian, keluarga, kebutuhan rumah,
keuangan dll. Seluruh kebutuhan itu ada dan tersedia bagi keberlangsungan kehidupan
manusia, tetapi setan telah memperalatnya untuk membangun sistem tata kelola yang sesuai
dengan nilai dosa yang dimiliki setan dan ditanamkan pada diri manusia. Sistem yang berpusat
pada setan inilah yang dimaksud dengan kerajaan dunia.
Setelah dosa, perbuatan dosa dan kerajaan dunia, kematian juga masuk kedalam kehidupan
manusia, melalui kejatuhan manusia. Setan memasukkan tabiat dosa yang dimilikinya
kedalam diri manusia yang masuk melalui tubuh manusia bertujuan untuk merusaknya, yang
kemudian berubah menjadi keinginan daging. Hasil lainnya dari kejatuhan manusia adalah
seluruh manusia telah berubah menjadi ciptaan lama. Jiwa manusia yang semula tercipta
untuk memuliakan Tuhan, juga berubah dipakai hanya untuk kemuliaan diri manusia saja.
Setan yang adalah penghulu malaikat dan manusia yang adalah penghulu ciptaan Allah yang
lain, bergabung memberontak. Akibatnya adalah, seluruh ciptaan Allah telah tertular dan
terpengaruh serta terkontaminasi (Roma 8 : 20 – 22 dan Kolose 1 : 20) dan membutuhkan
rekonsiliasi melalui penebusan Kristus.
Prinsip kebangkitan.
Kita sudah meneliti 12 unsur kejatuhan manusia yang semuanya melekat pada diri manusia.
Segala hal yang buruk dalam jagad raya ini berkumpul bersama dan berpusat didalam
manusia. Segala dari ciptaan lama itu, termasuk segala hal buruk dari alam raya ini menyatu
didalam manusia yang telah berdosa ini.
Saat Kristus berinkarnasi menjadi manusia, segala hal negatif yang menyatu dalam diri
manusia itu dimasukkan dalam Diri-Nya. Bukanlah manusia yang kecil dan biasa, tetapi
kelengkapan dari seluruh ciptaan lama. Inilah yang menjadi alasan kenapa harus Kristus
berinkarnasi menjadi manusia. Karena membutuhkan kuasa yang sangat besar untuk
membawa seluruh kejahatan yang telah ada, sedang ada dan yang akan ada didalam jagad
raya ini kedalam satu tubuh manusia. Hanya Kristus sendirilah yang bisa melakukan itu.
Kristus sebagai manusia haruslah pula seperti ular tembaga yang dinaikkan diatas tongkat
Musa, seorang manusia tanpa dosa yang seperti manusia penuh dosa, seperti ular tetapi
bukan ular. Juga yang harus menjadi dosa walaupun tidak berdosa diatas salib (2 Korintus 5 :
21). Karena diatas salib itu Yesus bukan saja membawa seluruh dosa semesta, tetapi juga
membuat Yesus menjadi dosa. Hanya melalui itu maka keserupaan dengan ular itu terjadi,
sehingga yang dilihat Allah Bapa dan yang menerima hukuman dosa adalah ular yaitu manusia
yang berdosa itu. Sehingga sempurnalah prosesi penyaliban, 12 unsur kejahatan, seluruh dosa
dunia telah dibawa keatas salib untuk diselesaikan disana. Inilah akhir dari seluruh ciptaan
lama, semua berakhir sempurna dalam kematian sempurna Kristus. Jika kita bisa memandang
peristiwa ini dari cara pandang surgawi, manusia seharusnya tersungkur menangis penuh
sukacita dan berteriak “Halleluya”.
Analogi sederhana adalah tubuh manusia adalah sebuah tempat yang menjadi sasaran yang
dimasuki oleh Setan dan seluruh kuasa kegelapannya. Ini mirip dengan sebuah jebakan tikus,
dimana tikus akan sangat senang terhadap umpan yang ada didalam jebakan itu. Karena
tubuh manusia ini adalah tubuh Tuhan Yesus sendiri yang adalah Allah, maka yang masuk
kedalam jebakannya adalah seluruh kekuatan dosa masa lalu, masa kini dan masa yang akan
datang. Ingat dengan perumpamaan penggarap kebun anggur di Matius 21 : 37-39, ketika
Tuan itu mengutus anaknya. Penggarap itu begitu antusias untuk membunuhnya, karena
mengharapkan warisannya akan jatuh kepada mereka. Ketika semua sudah masuk dan
terperangkap, Yesus membawa tubuh manusianya keatas salib, yang berujung pada kematian
dari semua kuasa dosa itu untuk selama-lamanya. Penghakiman atas dosa itu sudah
dijatuhkan dan lengkap, sempurna terjadi diatas salib. Puji Tuhan ! Kita wajib menerima kuasa
salib hanya melalui iman kepada Tuhan Yesus, Halleluyah !
Prinsip Kebangkitan.
Yang kemudian harus kita pahami adalah, bahwa seluruh peristiwa prosesi kematian
sempurna diatas salib itu dilakukan Kristus bersama dengan Roh Kekekalan yaitu Roh Kudus
yang ada didalam Kristus. Kita membaca dalam Ibrani 9 : 14, betapa lebihnya darah Kristus,
yang oleh Roh yang kekal mempersembahkan Diri-Nya sendiri kepada Allah sebagai
persembahan yang tak bercacat. Prosesi kematian sempurna Kristus diatas salib terjadi pada
Roh kekekalan. Saat Kristus berinkarnasi menjadi manusia, Kristus menjadi pusat dari segala
ciptaan, yang termasuk segala hal negatif dari seluruh semesta ; kemudian Kristus membawa
manusia yang telah jatuh dalam dosa itu keatas salib untuk diakhiri disana, Kristus melakukan
itu semua didalam Roh Kekekalan. Kristus menyelesaikan segala kelengkapan ciptaan lama
itu didalam Roh Kekekalan, yang tidak memiliki awal dan juga tidak memiliki akhir itu.
Sehingga seluruh kelengkapan kejahatan dunia berakhir diatas kayu salib, kecuali Roh
Kekekalan. Seluruh hal negatif telah selesai, tetapi Kristus tetap hidup, tetap sama sebab
Kristus didalam Roh Kekekalan. Dengan Roh Kekekalan inilah Yesus bangkit. Prinsip
kebangkitan adalah Kristus sebagai manusia membawa segala kejahatan dunia dan
mengakhiri semuanya itu diatas salib ; hanya Roh Kekekalan bisa melewati kematian dan
tetap. Dan didalam dan oleh Roh ini Kristus bangkit membawa ciptaan baru.
Kita bisa membayangkan betapa terkejutnya Setan melihat kejadian ini. Anak Allah yang
diseret disiksa dan dibunuh serta dibawanya masuk dalam lubang kematian, yang dipikirnya
adalah kemenangan Setan, ternyata adalah sebuah kekalahan mutlak. Setan dan 12
kejahataan telah masuk kedalam tubuh Kristus, dengan segala kejahatannya tubuh itu disiksa
hingga mati diatas salib. Sebuah kematian yang paling hina dan terkutuk. Tetapi disanalah
kemenangan gemilang karya keselamatan bagi manusia, Kristus yang dipandang Allah sebagai
dosa dan kutuk, itu berubah menjadi ular tembaga, yang dari-Nya muncul keselamatan bagi
seluruh dunia.
Roh Kudus mengimpartasikan kuasa salib dan kebangkitan kepada umat-Nya.
Dalam Roma 1 : 4 dikatakan bahwa Anak-Nya yang menurut Roh kekudusan dinyatakan oleh
kebangkitan-Nya dari antara orang mati. Apa yang dimaksud dengan kekudusan disini ?
Kekudusan memiliki makna dikhususkan atau dipisahkan. Meskipun Roh Kekekalan ini masuk
kedalam kematian, Dia tetap kudus dan terpisah. Kematian sanggup mengakhiri segala hal
yang lain, tetapi kematian tidak dapat mengakhiri Roh Kekekalan ; karena Roh ini berbeda
dan terpisah dengan hal yang lain.
Kemudian Roh Kekudusan, Roh Kekekalan yaitu Roh Kudus inilah yang membawa keseluruhan
kuasa prosesi salib dan kebangkitan itu kepada seluruh umat manusia yang percaya. Sehingga
melalui iman, seluruh kematian manusia lama akan terjadi, kebangkitan manusia baru akan
seketika dialami. Karena seluruh karya kepenuhan Allah dilakukan sendiri oleh Allah, manusia
hanya bisa menerima dan mensyukuri dengan penuh kekaguman akan kasih-Nya.
Cara pandang kehidupan Allah (World View)
Cara pandang kehidupan Allah (World View)

Contenu connexe

Tendances

Person centred theory
Person centred theoryPerson centred theory
Person centred theoryIqaa Safura
 
Self & self esteem kelompok 11 psikologi sosial
Self & self esteem kelompok 11 psikologi sosialSelf & self esteem kelompok 11 psikologi sosial
Self & self esteem kelompok 11 psikologi sosialismailirhasanie
 
Self & self esteem kelompok 11 psikologi sosial, univ mercu buana jakarta
Self & self esteem kelompok 11 psikologi sosial, univ mercu buana jakartaSelf & self esteem kelompok 11 psikologi sosial, univ mercu buana jakarta
Self & self esteem kelompok 11 psikologi sosial, univ mercu buana jakartaismailirhasanie
 
Konsep diri bahan baca
Konsep diri   bahan bacaKonsep diri   bahan baca
Konsep diri bahan bacaAmir Khan
 
terapi adlerian/ psikologi individu
terapi adlerian/ psikologi individuterapi adlerian/ psikologi individu
terapi adlerian/ psikologi individuzakwan azhar
 
Faktor faktor yang mempengaruhi konsep diri
Faktor faktor yang mempengaruhi konsep diriFaktor faktor yang mempengaruhi konsep diri
Faktor faktor yang mempengaruhi konsep diriTama Ariyanti
 
Watak dan konsep diri negatif (agama Kristen)
Watak dan konsep diri negatif (agama Kristen)Watak dan konsep diri negatif (agama Kristen)
Watak dan konsep diri negatif (agama Kristen)Andre Vano
 
SELF dari Sudut Pandang Psikologi Sosial
SELF dari Sudut Pandang Psikologi SosialSELF dari Sudut Pandang Psikologi Sosial
SELF dari Sudut Pandang Psikologi Sosialajengseptiana
 
Identitas sosial
Identitas sosialIdentitas sosial
Identitas sosialiin70
 
terapi realiti / WILLIAM GLASSER M.D
terapi realiti / WILLIAM GLASSER M.Dterapi realiti / WILLIAM GLASSER M.D
terapi realiti / WILLIAM GLASSER M.Dzakwan azhar
 
Psikologi maslow
Psikologi maslowPsikologi maslow
Psikologi maslowelmakrufi
 

Tendances (20)

Teori kewujudan
Teori kewujudanTeori kewujudan
Teori kewujudan
 
Person centred theory
Person centred theoryPerson centred theory
Person centred theory
 
Self & self esteem kelompok 11 psikologi sosial
Self & self esteem kelompok 11 psikologi sosialSelf & self esteem kelompok 11 psikologi sosial
Self & self esteem kelompok 11 psikologi sosial
 
Self & self esteem kelompok 11 psikologi sosial, univ mercu buana jakarta
Self & self esteem kelompok 11 psikologi sosial, univ mercu buana jakartaSelf & self esteem kelompok 11 psikologi sosial, univ mercu buana jakarta
Self & self esteem kelompok 11 psikologi sosial, univ mercu buana jakarta
 
Konsep diri bahan baca
Konsep diri   bahan bacaKonsep diri   bahan baca
Konsep diri bahan baca
 
terapi adlerian/ psikologi individu
terapi adlerian/ psikologi individuterapi adlerian/ psikologi individu
terapi adlerian/ psikologi individu
 
Konsep diri
Konsep diriKonsep diri
Konsep diri
 
Diri sosial
Diri sosialDiri sosial
Diri sosial
 
Harga diri (Self-Esteem) presentation from PsikologiHore.com
Harga diri (Self-Esteem) presentation from PsikologiHore.comHarga diri (Self-Esteem) presentation from PsikologiHore.com
Harga diri (Self-Esteem) presentation from PsikologiHore.com
 
Konsep diri
Konsep diriKonsep diri
Konsep diri
 
Faktor faktor yang mempengaruhi konsep diri
Faktor faktor yang mempengaruhi konsep diriFaktor faktor yang mempengaruhi konsep diri
Faktor faktor yang mempengaruhi konsep diri
 
Self & self esteem
Self & self esteemSelf & self esteem
Self & self esteem
 
Watak dan konsep diri negatif (agama Kristen)
Watak dan konsep diri negatif (agama Kristen)Watak dan konsep diri negatif (agama Kristen)
Watak dan konsep diri negatif (agama Kristen)
 
SELF dari Sudut Pandang Psikologi Sosial
SELF dari Sudut Pandang Psikologi SosialSELF dari Sudut Pandang Psikologi Sosial
SELF dari Sudut Pandang Psikologi Sosial
 
Konsep diri
Konsep  diriKonsep  diri
Konsep diri
 
Identitas sosial
Identitas sosialIdentitas sosial
Identitas sosial
 
Psikologi Sosial - "Diri"
Psikologi Sosial - "Diri"Psikologi Sosial - "Diri"
Psikologi Sosial - "Diri"
 
terapi realiti / WILLIAM GLASSER M.D
terapi realiti / WILLIAM GLASSER M.Dterapi realiti / WILLIAM GLASSER M.D
terapi realiti / WILLIAM GLASSER M.D
 
Psikologi maslow
Psikologi maslowPsikologi maslow
Psikologi maslow
 
Teori personaliti
Teori personalitiTeori personaliti
Teori personaliti
 

Similaire à Cara pandang kehidupan Allah (World View)

1573823442919 ilmu budaya dasar (1)
1573823442919 ilmu budaya dasar (1)1573823442919 ilmu budaya dasar (1)
1573823442919 ilmu budaya dasar (1)aryapanji123
 
Membangun diri sendiri kelas x
Membangun diri sendiri kelas xMembangun diri sendiri kelas x
Membangun diri sendiri kelas xSabam Sitinjak
 
Proposal The Moment.pdf
Proposal The Moment.pdfProposal The Moment.pdf
Proposal The Moment.pdfssuserbd055c1
 
Ptt Memilih untuk Tidak Berputus Asa
Ptt Memilih untuk Tidak Berputus Asa Ptt Memilih untuk Tidak Berputus Asa
Ptt Memilih untuk Tidak Berputus Asa RuangguruKristen
 
Kamis, 18 Agustus 2022 (VIII).pptx
Kamis, 18 Agustus 2022 (VIII).pptxKamis, 18 Agustus 2022 (VIII).pptx
Kamis, 18 Agustus 2022 (VIII).pptxTheodorusMortaman
 
BAB-I_Allah-Memperbarui-Hidup-Manusia.pdf
BAB-I_Allah-Memperbarui-Hidup-Manusia.pdfBAB-I_Allah-Memperbarui-Hidup-Manusia.pdf
BAB-I_Allah-Memperbarui-Hidup-Manusia.pdfNahorPadamai
 
Makalah etik UMB Perkembangan Diri
Makalah etik UMB Perkembangan DiriMakalah etik UMB Perkembangan Diri
Makalah etik UMB Perkembangan DiriMuchammad Fahmi Arif
 
Manusia dan Pandangan Hidup
Manusia dan Pandangan HidupManusia dan Pandangan Hidup
Manusia dan Pandangan HidupVinda Syakira
 
Manusiadanpandanganhidup 160502220122
Manusiadanpandanganhidup 160502220122Manusiadanpandanganhidup 160502220122
Manusiadanpandanganhidup 160502220122Must Hmpc
 
Psikoma ok
Psikoma okPsikoma ok
Psikoma okwindah6
 
Corak aqidah-dalam-kehidupan-1
Corak aqidah-dalam-kehidupan-1Corak aqidah-dalam-kehidupan-1
Corak aqidah-dalam-kehidupan-1Yuli Yanti
 
Kunci Meraih Sukses
Kunci Meraih SuksesKunci Meraih Sukses
Kunci Meraih SuksesAyah Abeeb
 
Kesehatan mental
Kesehatan mentalKesehatan mental
Kesehatan mentalFoenk Aji
 
KONSEP KETUHANAN DALAM ISLAM DAN ALIRAN - ALIRAN TEOLOGI
KONSEP KETUHANAN DALAM ISLAM DAN ALIRAN - ALIRAN TEOLOGIKONSEP KETUHANAN DALAM ISLAM DAN ALIRAN - ALIRAN TEOLOGI
KONSEP KETUHANAN DALAM ISLAM DAN ALIRAN - ALIRAN TEOLOGIfiqifazriana
 

Similaire à Cara pandang kehidupan Allah (World View) (20)

1573823442919 ilmu budaya dasar (1)
1573823442919 ilmu budaya dasar (1)1573823442919 ilmu budaya dasar (1)
1573823442919 ilmu budaya dasar (1)
 
Membangun diri sendiri kelas x
Membangun diri sendiri kelas xMembangun diri sendiri kelas x
Membangun diri sendiri kelas x
 
Jati diri siswa
Jati diri siswaJati diri siswa
Jati diri siswa
 
Makalahku
MakalahkuMakalahku
Makalahku
 
Meaning of life
Meaning of lifeMeaning of life
Meaning of life
 
Proposal The Moment.pdf
Proposal The Moment.pdfProposal The Moment.pdf
Proposal The Moment.pdf
 
Kenapa harus belajar (2)
Kenapa harus belajar (2)Kenapa harus belajar (2)
Kenapa harus belajar (2)
 
Kamis, 18 Agustus 2022.pdf
Kamis, 18 Agustus 2022.pdfKamis, 18 Agustus 2022.pdf
Kamis, 18 Agustus 2022.pdf
 
Ptt Memilih untuk Tidak Berputus Asa
Ptt Memilih untuk Tidak Berputus Asa Ptt Memilih untuk Tidak Berputus Asa
Ptt Memilih untuk Tidak Berputus Asa
 
Kamis, 18 Agustus 2022 (VIII).pptx
Kamis, 18 Agustus 2022 (VIII).pptxKamis, 18 Agustus 2022 (VIII).pptx
Kamis, 18 Agustus 2022 (VIII).pptx
 
BAB-I_Allah-Memperbarui-Hidup-Manusia.pdf
BAB-I_Allah-Memperbarui-Hidup-Manusia.pdfBAB-I_Allah-Memperbarui-Hidup-Manusia.pdf
BAB-I_Allah-Memperbarui-Hidup-Manusia.pdf
 
Makalah etik UMB Perkembangan Diri
Makalah etik UMB Perkembangan DiriMakalah etik UMB Perkembangan Diri
Makalah etik UMB Perkembangan Diri
 
Makalahku
MakalahkuMakalahku
Makalahku
 
Manusia dan Pandangan Hidup
Manusia dan Pandangan HidupManusia dan Pandangan Hidup
Manusia dan Pandangan Hidup
 
Manusiadanpandanganhidup 160502220122
Manusiadanpandanganhidup 160502220122Manusiadanpandanganhidup 160502220122
Manusiadanpandanganhidup 160502220122
 
Psikoma ok
Psikoma okPsikoma ok
Psikoma ok
 
Corak aqidah-dalam-kehidupan-1
Corak aqidah-dalam-kehidupan-1Corak aqidah-dalam-kehidupan-1
Corak aqidah-dalam-kehidupan-1
 
Kunci Meraih Sukses
Kunci Meraih SuksesKunci Meraih Sukses
Kunci Meraih Sukses
 
Kesehatan mental
Kesehatan mentalKesehatan mental
Kesehatan mental
 
KONSEP KETUHANAN DALAM ISLAM DAN ALIRAN - ALIRAN TEOLOGI
KONSEP KETUHANAN DALAM ISLAM DAN ALIRAN - ALIRAN TEOLOGIKONSEP KETUHANAN DALAM ISLAM DAN ALIRAN - ALIRAN TEOLOGI
KONSEP KETUHANAN DALAM ISLAM DAN ALIRAN - ALIRAN TEOLOGI
 

Dernier

Sekolah Sabat - Triwulan 2 2024 - Pelajaran 7
Sekolah Sabat - Triwulan 2 2024 - Pelajaran 7Sekolah Sabat - Triwulan 2 2024 - Pelajaran 7
Sekolah Sabat - Triwulan 2 2024 - Pelajaran 7Adam Hiola
 
ALIRAN ALIRAN ILMU KALAMyang ada di indonesia .pptx
ALIRAN ALIRAN ILMU KALAMyang ada di indonesia .pptxALIRAN ALIRAN ILMU KALAMyang ada di indonesia .pptx
ALIRAN ALIRAN ILMU KALAMyang ada di indonesia .pptxPutrielza1
 
APA YANG TERJADI SEKARANG NEW.pptx BULAN MEI 2024
APA YANG TERJADI SEKARANG NEW.pptx BULAN MEI 2024APA YANG TERJADI SEKARANG NEW.pptx BULAN MEI 2024
APA YANG TERJADI SEKARANG NEW.pptx BULAN MEI 2024GilbertFibriyantAdan
 
Hadits Arbain 35 tentang Sesama Muslim Bersaudara.pptx
Hadits Arbain 35 tentang Sesama Muslim Bersaudara.pptxHadits Arbain 35 tentang Sesama Muslim Bersaudara.pptx
Hadits Arbain 35 tentang Sesama Muslim Bersaudara.pptxHerman022
 
SIAPAKAH KITA DI DALAM KRISTUS.pptx BULAN MEI
SIAPAKAH KITA DI DALAM KRISTUS.pptx BULAN MEISIAPAKAH KITA DI DALAM KRISTUS.pptx BULAN MEI
SIAPAKAH KITA DI DALAM KRISTUS.pptx BULAN MEIGilbertFibriyantAdan
 
Sekolah Sabat - Triwulan 2 2024 - Pelajaran 6
Sekolah Sabat - Triwulan 2 2024 - Pelajaran 6Sekolah Sabat - Triwulan 2 2024 - Pelajaran 6
Sekolah Sabat - Triwulan 2 2024 - Pelajaran 6Adam Hiola
 

Dernier (6)

Sekolah Sabat - Triwulan 2 2024 - Pelajaran 7
Sekolah Sabat - Triwulan 2 2024 - Pelajaran 7Sekolah Sabat - Triwulan 2 2024 - Pelajaran 7
Sekolah Sabat - Triwulan 2 2024 - Pelajaran 7
 
ALIRAN ALIRAN ILMU KALAMyang ada di indonesia .pptx
ALIRAN ALIRAN ILMU KALAMyang ada di indonesia .pptxALIRAN ALIRAN ILMU KALAMyang ada di indonesia .pptx
ALIRAN ALIRAN ILMU KALAMyang ada di indonesia .pptx
 
APA YANG TERJADI SEKARANG NEW.pptx BULAN MEI 2024
APA YANG TERJADI SEKARANG NEW.pptx BULAN MEI 2024APA YANG TERJADI SEKARANG NEW.pptx BULAN MEI 2024
APA YANG TERJADI SEKARANG NEW.pptx BULAN MEI 2024
 
Hadits Arbain 35 tentang Sesama Muslim Bersaudara.pptx
Hadits Arbain 35 tentang Sesama Muslim Bersaudara.pptxHadits Arbain 35 tentang Sesama Muslim Bersaudara.pptx
Hadits Arbain 35 tentang Sesama Muslim Bersaudara.pptx
 
SIAPAKAH KITA DI DALAM KRISTUS.pptx BULAN MEI
SIAPAKAH KITA DI DALAM KRISTUS.pptx BULAN MEISIAPAKAH KITA DI DALAM KRISTUS.pptx BULAN MEI
SIAPAKAH KITA DI DALAM KRISTUS.pptx BULAN MEI
 
Sekolah Sabat - Triwulan 2 2024 - Pelajaran 6
Sekolah Sabat - Triwulan 2 2024 - Pelajaran 6Sekolah Sabat - Triwulan 2 2024 - Pelajaran 6
Sekolah Sabat - Triwulan 2 2024 - Pelajaran 6
 

Cara pandang kehidupan Allah (World View)

  • 1. Cara Pandang Kehidupan. Alangkah bijaksananya apabila kita menyediakan waktu yang cukup untuk mencari jawaban tentang cara pandang kehidupan yang didasarkan pada alasan-alasan yang kuat dan benar yang memberikan penjelasan secara lengkap akan makna keberadaan kehidupan ini. Sehingga saat kita melanjutkan perjalanan kehidupan, kita akan tahu dengan pasti, dari mana kita berasal dan untuk apa kita disini, serta bagaimana cara kita menjalani kehidupan ini agar pada akhirnya nanti kita akan memperoleh hasil yang terbaik. Betapa pentingnya mengetahui akan apa yang sudah terjadi, sedang terjadi dan apa yang akan terjadi. Sehingga kita akan melakukan tindakan yang sangat akurat terhadap kejadian- kejadian yang akan kita hadapi sepanjang perjalanan hidup. Kita tidak takut, tidak khawatir tetapi optimis dan yakin serta berani menghadapi serta siap terhadap segala kemungkinan yang ada. Mata kita selalu tertuju bukan saja terhadap apa yang ada saat ini, tetapi juga tertuju pada apa yang ada setelah keadaan saat ini berlalu. Kita akan selalu menjadi manusia yang siap dalam saat, keadaan maupun peluang yang melintasi hidup kita. Demikian juga kita akan selalu siap untuk menghasilkan kemenangan-kemenangan dalam setiap tantangan yang diijinkan Tuhan kita alami. Jika kita memiliki cara pandang yang lengkap tentang kehidupan, pemaknaan kehidupan serta pemahaman yang benar terhadap apapun yang terjadi di jagad raya ini, serta tujuan dan target yang akan kita capai disini. Kita akan menjadi manusia yang ‘ora kagetan, ora gumunan’ (tidak mudah terkejut dan tidak mudah diombang-ambingkan oleh keadaan). Inilah saat manusia menemukan ‘cara pandang kehidupan’ yang utuh. Semua pertanyaan mendasar dalam kehidupan akan saudara terima jawaban didalam ‘cara pandang kehidupan’ itu. Mengapa semua ada disini ? Bagaimana cara kita mengetahuinya dengan benar ? Bagaimana kita bisa ada disini ? Untuk apa ? Mengapa banyak kejahatan dan orang-orang yang begitu jahat disini ? Penderitaan ? Kesedihan ? Apakah ada cara memperbaikinya ? Apa yang harus saya lakukan untuk memperbaikinya ? Adakah harapan ? Bagaimana sikap saya dalam menghadapi semua keadaan ini ? Bagaimana akhir dari semua ini ? Dimana saya akan mengakhiri perjalanan kehidupan ini ? Apakah ada potensi yang terbaik yang saya miliki ? Bagaimana mengembangkan dan mewujudkan dalam kehidupan saya, potensi itu ? Apakah saya bisa sukses ? Apakah saya bisa mencapai puncak tertinggi pencapaian kehidupan manusia ? Bagaimana caranya ? Pentingnya cara pandang kehidupan dalam hidup manusia. Cara pandang kehidupan yang benar dan tajam akan mempengaruhi seluruh perilaku manusia, karena hidupnya akan sangat terarah, fokus, tidak mudah terguncang serta selalu memiliki energi yang kuat dan besar dalam pencapaian-pencapaian hasil. Sementara yang tidak memiliki cara padang kehidupan yang benar, terlihat rapuh, terombang-ambingkan keadaan serta memiliki daya juang yang rendah dalam menghadapi tantangan. Hidupnya hanya berputar-putar, menjalani dari hari kesehari untuk hal-hal yang rutin tanpa disadari mereka menjadi tua dan mati. Betapa penting dan sentral memiliki cara pandang kehidupan yang benar, karena ia akan memberikan arahan dan kekuatan untuk pencapaian hasil maksimal dalam kehidupan.
  • 2. Cara yang paling tepat untuk memperbaiki dan meningkatkan kehidupan adalah memperbaiki cara pandang kehidupan orang. Dan cara pandang kehidupan yang akan kita pelajari disini adalah bagaimana Tuhan membuat rencana bagi setiap ciptaanNya, dan bagaimana ciptaanNya mengikuti rencanaNya itu sampai manusia bisa meraih puncak ‘destiny’ kehidupan yang hanya sekali ia jalani ini. Cara pandang kehidupan Kristen. Prinsip dari cara pandang kehidupan Kristen adalah berdasarkan pada keinginan Allah untuk menyatakan Diri dan karyaNya melalui kehidupan manusia. Allah ingin mengalirkan kuasa dan kekayaan serta kemuliaanNya melalui manusia pada diri manusia itu, dalam pergaulannya dengan manusia lain serta dalam interaksinya dengan alam sekitarnya. Ada empat bagian penting yang perlu kita pelajari yaitu : 1. Bagaimana Allah menciptakan manusia, tujuan dan rencanaNya ? 2. Bagaimana manusia jatuh dan akibat-akibatnya ? 3. Bagaimana Allah memulihkan keadaan ? 4. Bagaimana manusia merespon anugerah keselamatan Allah ? Disadari atau tidak, pada dasarnya setiap orang terikat oleh suatu cara pandang kehidupan tertentu yang mempengaruhi seluruh perilaku kehidupannya. Itu semua kita peroleh baik dari didikan keluarga, sekolah ataupun lingkungan pergaulan kita, yang akan membentuk sebuah pola perilaku yang tetap dan sudah kita yakini kebenarannya menyatu dengan diri. Cara pandang kehidupan ini demikian kuat mengarahkan hampir seluruh perilaku kita. Cara pandang itu ibarat kaca mata yang kita kenakan, sehingga kemanapun dan apapun yang kita lihat, kita selalu melewati segala tata cara dan aturan dan pertimbangannya. Itulah yang akan menjadi jalan hidup kita. Betapa pentingnya cara pandang kehidupan yang benar dimiliki oleh setiap orang. Manusia akan menyerahkan seluruh kehidupannya pada suatu cara pandang kehidupan yang diterima dan dipercayainya. Ini adalah sebuah komitmen, kepercayaan bahkan iman pada sesuatu yang dianggap paling benar. Pusat kehidupan dan kemanusiaan adalah cara pandang kehidupan ini. Bahkan orang yang tidak percaya pada Tuhan sekalipun akan memilikinya. Kita dapat melihatnya melalui, bagaimana ia menggunakan uangnya, menggunakan waktunya, menggunakan kekuasaan dan kesempatan serta peluang yang dimilikinya. Dalam Amsal 23 : 7 dikatakan, manusia membuat perhitungan dalam dirinya (hati). Manusia seringkali melihat bukan saja dari apa yang dimiliki secara fisik oleh sesamanya, tetapi suatu cara pandang kehidupan yang dimilikinya. Begitu mutlak, penting bagi orang Kristen untuk memiliki cara pandang kehidupan menurut kebenaran Firman Tuhan. Karena melaluinya kita akan memiliki kaca mata yang sama sebagaimana Tuhan memandang segala sesuatu yang akan kita temukan dalam kehidupan kita. Apakah kita sudah dipengaruhi oleh cara pandang yang lain, sehingga hidup kita tidak lagi cocok dengan rancangan Allah semula, sehingga tidak maksimal lagi. Melalui cara pandang kehidupan yang benar, kita akan masuk dalam kerangka rancangan Allah. Ia akan mengajarkan tentang identitas diri yang benar sesuai dengan rancangan Allah.
  • 3. Kita juga akan menemukan seluruh potensi serta kapasitas yang akan mewujud dalam kehidupan kemanusiaan kita. Semua kapasitas, otoritas, kuasa dari Allah akan kita miliki dan menjadi jaminan masa depan terbaik bagi setiap orang yang berkomitmen menghidupi cara pandang kehidupan Allah ini. Postmodern memegang prinsip relatifitas, yang melihat segala sesuatu bisa menjadi kebenaran, atau tidak dikenal sebuah kebenaran yang mutlak. Bagi Alkitab hal ini sangat tidak benar, karena kalau Allah adalah Sang Pencipta, maka hanya satu kebenaran yaitu yang sesuai dengan kehendak Allah. Demikian juga yang melihat bahwa hidup ini bertujuan melakukan kebaikan, hal ini tidak bisa berhenti sampai pada kebaikan saja, karena menurut Alkitab ada standar kebaikan yaitu kehidupan yang sesuai dengan rancangan Allah saja. Kita akan bersama-sama mempelajari, menggumuli serta mengaplikasikan secara lengkap akan rencana dan kehendak Allah bagi manusia. Kita juga akan belajar bagaimana merespon dengan benar anugerah yang dikaruniakan Allah didalam Tuhan Yesus, sehingga kita akan sanggup bersikap secara tepat, yaitu menyukakan hati Bapa dalam segala keadaan yang akan kita hadapi. Empat penjelasan diatas akan dapat kita aplikasikan dalam hidup kita secara menyeluruh. Sehingga kita dapat menempatkan segala sesuatunya pada kedudukan yang semestinya (Penciptaan), bagaimana manusia telah jatuh (Kejatuhan), bagaimana kita mulai memperoleh pemulihan didalam Kristus (Anugerah), dan bagaimana kita menjadikan diri kita pada akhirnya (Kemuliaan). Jujur saja dapat kita katakan bahwa kebanyakan orang Kristen tidak memiliki cara pandang kehidupan ini secara benar. Dapat kita amati kehidupan sehari-hari orang percaya yang hampir-hampir sama dengan cara hidup orang dunia, hal ini menunjukkan kaca mata yang dipakainya adalah cara pandang kehidupan yang sama dengan dunia. Bagaimana mungkin ini bisa terjadi ? Perceraian, perselingkuhan, korupsi, bohong, kehidupan tidak kudus, dan lain- lain masih kita temukan meluas didalam kalangan orang-orang percaya. Kebanyakan kehidupan orang percaya tidak mengalami kelahiran kembali secara rohani, bahkan lebih sedikit lagi yang berkomitmen melakukan kehidupannya sesuai dengan kaca mata Allah. Bahkan kebanyakan orang Kristen tidak mengetahui cara pandang kehidupan yang benar menurut Allah, apalagi menerapkan dalam kehidupan sehari-harinya. Alasan paling mendasar kegagalan orang-orang percaya melakukan transformasi pada masyarakat adalah tidak memiliki hidup yang berpusat pada Kristus dan pada kebenaran Alkitab, tidak hidup dalam Kuasa-Roh, serta tidak menghidupi cara pandang kehidupan sesuai dengan kehendak Allah dalam anugerahNya. 1. Rancangan Allah (Penciptaan). Alkitab membuka karya-Nya dengan Kejadian 1 : 1, pada mulanya Allah…….. Allah ada dan adalah awal dan permulaan kehidupan. Kita akan menggumuli cara pandang kehidupan yang dimulai dari Allah dan semua hal, ide, apapun yang terintegrasi didalamnya, termasuk bagaimana Allah yang adalah awal itu sedang dan terus bekerja sampai saat ini hingga
  • 4. kekekalan. Pusat dari cara pandang kehidupan Kristen adalah Allah, karakter Allah dan karya Allah. Allah bukan sekedar alasan yang terpaksa kita ambil ketika kita terbentur pada hal-hal misteri yang tidak terjawab. Allah bukan pula ujung dari sebuah lapisan-lapisan logika yang kita sambung-sambung untuk memahami fenomena kehidupan. Tetapi Allah adalah awal dan sumber dari segala yang ada di jagad raya ini. Allah adalah pusat segala sesuatu. Tuhan akan menjadi dasar referensi realita dan kejadian-kejadian yang kita hadapi dan bagaimana itu akan berakhir. Kita tidak memulai itu dari diri sendiri, atau pencarian diri, penelusuran jati diri manusia. Apalagi cara berpikir yang menghilangkan kehadiran dan realita Tuhan. Cara pandang kehidupan Kristen meletakkan pondasinya pada keberadaan Tuhan yang menjadi pusat dari seluruh kejadian di alam raya ini. Ini jelas bertentangan dengan pandangaan relatifitas, yang memandang segala sesuatu tidak ada yang mutlak. Cara pandang kehidupan Kristen bukan pula berdasarkan pengalaman spiritual pribadi yang kemudian diterapkan secara universal. Cara ini akan sangat berbahaya karena menyesatkan dan berbalut pada pusat diri manusia sendiri bukan Allah. Karena pada dasarnya manusia yang terbatas ini tidak akan sanggup mengungkapkan kebenaran di dalam diri Allah yang tidak terbatas. Manusia hanya bisa menerima pernyataan-pernyataan Allah yang disampaikan Allah sendiri melalui FirmanNya di dalam Alkitab. Semuanya berawal dan berasal dari Allah, melalui pewahyuanNya kita bisa mengerti segala rancanganNya. Karena semua dimulai dari Tuhan yang memang ada dan yang telah berkenan menyatakan DiriNya sampai dengan saat ini. Semuanya adalah tentang Allah dan bukan tentang diri manusia. Allah yang menyatakan Diri-Nya. Tuhan menyatakan DiriNya dalam Keluaran 34 :6-7, Allah adalah Allah yang tidak terbatas, kekal, tidak berubah dalam kebijaksanaan, kuasa, kekudusan, keadilan, kebenaran dan kasihNya. Yang turun menyatakan dihadapan Musa, “Allah penyayang, pengasih dan panjang sabar, berlimpah kasih setia-Nya, yang meneguhkan kasih setia-Nya pada beribu-ribu orang, yang mengampuni kesalahan, pelanggaran dan dosa; tetapi tidaklah sekali-kali membebaskan orang yang bersalah dari hukuman, yang membalaskan kesalahan bapa kepada anak-anaknya dan cucunya, kepada keturunan yang ketiga dan keempat.” Allah yang juga mengerjakan segala sesuatu menurut rancangan-Nya (Efesus 1 : 11). Allah yang maha mutlak dan berdaulat, yang mengendalikan segala sesuatu di segala waktu dan segala keadaan. Demikian pula Allah yang maha Kudus, yang menghukum dosa dengan keadilan kasih-Nya. Allah yang menyatakan kasih, melalui keselamatan didalam Tuhan Yesus. Dialah Allah yang kekal, Raja segala zaman, yang tidak nampak serta yang Esa (1 Timotius 1 : 17), kepada-Nya segala hormat dan kemuliaan. Allah yang menyatakan kemuliaan-Nya dengan kehendak-Nya sendiri, ini berarti keagungan dan kemuliaan nampak nyata melalui karya yang dilakukan-Nya.
  • 5. Inilah Allah Tritunggal, Bapa, Putra dan Roh Kudus. Inilah yang sejak awal sudah ada dan akan ada selamanya melalui Tiga Pribadi-Nya. Allah yang didalam Dia kita hidup dan bergerak, bahkan kita adalah keturunan-Nya juga (Kisah Rasul 17 : 28). Allah Tritunggal juga bukan illah yang diam, tetapi yang terus menyatakan Diri-Nya, berbicara kepada manusia menyatakan kehendak-Nya. Dari Firman yang diucapkan dan kehendak yang dinyatakan itulah kita dapat mengenali Allah. Tuhan yang menyatakan pewahyuan umum kepada segala umat manusia melalui karya dan ciptaan-Nya, maupun melalui pewahyuan khusus, yaitu melalui umat-Nya. Langit menceritakan kemuliaan Allah, dan cakrawala memberitakan pekerjaan tangan-Nya (Mazmur 19 : 1). Tetapi bukan saja Allah menyatakan Diri-Nya melalui ciptaan-Nya, tetapi juga Firman-Nya. Taurat TUHAN itu sempurna, menyegarkan jiwa; peraturan TUHAN itu teguh, memberikan hikmat (Mazmur 19 : 7). Allah menulis Firman-Nya (Kejadian 31 : 18; Kejadian 32: 16; Daniel 5 : 5; Daniel 5 : 24-26). Allah berbicara secara langsung dan didengar oleh banyak orang. Allah berbicara setelah Yesus dibaptis (Matius 3 : 17). Allah berbicara saat Yesus ada diatas gunung (Matius 17 : 5 ; Yohanes 12 : 27-29). Selain itu Allah juga menyatakan Diri-Nya melalui pribadi Yesus Kristus yaitu Allah yang berinkarnasi menjadi manusia (Yohanes 1 : 1-3 ; Yohanes 1 : 14 ; 1 Timotius 3 : 16 ; Ibrani 1 : 2 ; Yohanes 12 : 45). Tuhan Yesus berfirman dan langsung dituliskan dalam kitab Matius dan Yohanes yang terdiri dari 49 bab, 1950 ayat, kata-kata langsung Tuhan Yesus ada 1140 ayat atau 3/5 bagian. Yesus berbicara bukan dari Diri-Nya tetapi dari Allah Bapa yang mengutus- Nya (Yohanes 12 : 49-50). Melalui pernyataan dari Allah Sendiri kita bisa memperoleh cara pandang kehidupan ini menurut-Nya. Dasarnya adalah hanya Firman Tuhan, lepas dari prespektif manusia. Sehingga cara pandang kehidupan ini menghilangkan pengertian kebenaran relatif, karena hanya ada sebuah kebenaran yaitu apa yang dinyatakan Allah dalam Firman-Nya. Cara pandang yang meletakkan Allah sebagai sumbernya dan Kristus sebagai pusatnya. Ini memberikan kelengkapan cara pandang kehidupan yang dimulai dari kekal, Allah Tritunggal yang ada disana dan yang tidak diam yang berbicara dengan kasih sebelum segala sesuatu ada. Segala sesuatu terhubung dengan Allah, keberadaan-Nya dan kehendak-Nya sebagai bagian yang terpenting dari seluruh alam raya ini. Penciptaan. Berbicara tentang pekerjaan Allah, dimulai dari penciptaan (Kejadian 1 : 1). Kita mengikuti logika di dalam Alkitab, dengan kuasa Firman-Nya Allah menciptakan jagad raya dari ketiadaan. Ibrani 11 : 3, menyatakan bahwa tidak ada yang tidak diciptakan-Nya. Dan Allah menciptakan semuanya itu untuk kemuliaan-Nya. Semua berasal dari Allah dan oleh Allah serta bagi Allah. Allah merindukan menyalurkan kasih, kemuliaan dan kekayaan-Nya pada manusia ciptaan- Nya agar manusia bisa menikmati kasih Allah dan memuliakan Allah. Kita harus membedakan dengan jelas antara Sang Pencipta dan ciptaan, terpisah keduanya. Itulah sebabnya mencari
  • 6. Tuhan didalam diri kita adalah sebuah konsep yang salah. Demikian juga ketika kita mencari Allah dari ciptaannya yang lain juga merupakan kesalahan. Kejadian 1 : 2 secara jelas menyatakan karya dari Allah Tritunggal itu sudah terjadi sejak semula, bukan saja Bapa tetapi juga Putra dan Roh Kudus. Penciptaan tidak dapat dipisahkan dari Pribadi Kristus (1 Korintus 8 : 6 ; Kolose 1 : 16 ; Yohanes 1 : 1-3). Dalam cara pandang kehidupan Kristen, Kristus selalu menjadi yang awal dan yang akhir, Kristus bukan saja Sang Hakim, tetapi Sang Penebus dan juga Sang Pencipta. Dalam Ibrani 1 : 3, dinyatakan bahwa Kristus adalah cahaya kemuliaan Allah, gambar wujud Allah dan menopang segala yang ada dengan Firman-Nya. Sehingga melalui Kristus kita bisa dengan jelas melihat gambar serta kemuliaan Allah. Demikian juga dinyatakan dalam Roma 1 : 19-20, bahwa melalui segala ciptaan-Nya manusia bisa melihat kemuliaan Allah. Melalui pemahaman penciptaan akan memberikan pengertian untuk apa kita diciptakan, sehingga akan bisa menjawab pertanyaan siapa saya ? dan mengapa saya ? Pemikiran evolusi yang menyatakan bahwa kita hanyalah hasil sebuah produk alamiah, sebuah rangkaian perubahan tanpa tujuan ataupun ketentuan akhir, jelas bukan pemahaman yang sesuai dengan pengertian penciptaan. Karena menurut pemikiran evolusi berarti kita bisa memilih pemaknaan sendiri lepas dari Sang Pencipta. Identitas manusia. Dalam Kejadian 1 : 6, Alkitab menjelaskan puncak penciptaan terjadi saat Allah menciptakan manusia. Melalui tangan-Nya Sendiri Allah membentuk manusia dari debu tanah dan meniupkan nafas Allah menjadikan manusia itu hidup. Sehingga Allah yang memberikan makna dan tujuan atas kehidupan manusia. Kita bukan menjadikan diri kita sendiri, tetapi Allah yang menciptakan kita. Kita tidak dapat menentukan identitas diri kita sendiri. Siapa diri kita dan apakah kita ditetapkan Sang Pencipta, yang telah merancangkan sebelumnya. Eksistensi tertinggi kita ada dalam rancangan Sang Pencipta. Tetapi sejak semula manusia berusaha untuk meninggalkan ketentuan ini, lepas dari ketergantungan dan identitas diri yang tertinggi yang dimilikinya. Manusia lebih suka menentukan langkah kehidupannya sendiri, mencari identitas diri diluar Sang Penciptanya, alangkah menyedihkannya. Dalam Kejadian 2 : 7, meski manusia diciptakan dari debu tanah tetapi Allah meniupkan nafas hidup dari Diri-Nya kepada manusia sehingga ia hidup. Allah menciptakan manusia segambar dengan Dirinya Sendiri. Manusia menjadi seperti sarung tangan yang dibuat agar hanya pas untuk dipergunakan oleh tangan penciptanya, demikian manusia diciptakan menjadi wadah yang hanya akan terisi penuh dan sempurna oleh kehadiran Sang Penciptanya. Sebagai gambar Allah, adalah suatu keadaan yang sangat penting, sehingga dinyatakan sampai 3 x dalam Kejadian 1 : 26-27. Segambar bermakna meniru, serupa dengan gambar aslinya. Kesegambaran dengan Allah tentu bukan masalah fisiknya tetapi pada kepribadian, rasionalitas, spiritualitas, kreatifitas, komunikasi, moralitas serta otoritas yang dimiliki manusia.
  • 7. Ketentuan kekal inilah yang menjadi sumber identitas manusia dan tujuan manusia diciptakan. Manusia menjadi sempurna pada saat merefleksikan gambar Allah dalam kehidupannya. Melalui manusia maka kemuliaan Allah akan dapat dirasakan, melalui kasih manusia pada sesama dan alam, maka kasih Allah bisa dinikmati oleh jagad raya. Ketika manusia menggunakan otoritasnya, maka kebijaksanaan dan keadilan Allah akan terwujud ditengah-tengah alam raya ini. Manusia juga diciptakan sebagai satu-satunya ciptaan yang dapat terhubung dengan Allah, mengenal dan sanggup bersekutu dengan Allah melalui hubungan pribadi yang penuh dengan kasih dalam penyembahan dan persekutuan. Manusialah yang bisa melayani Allah, menjadi wakil dan mandataris Allah bagi seluruh ciptaan-Nya. Manusialah yang menjadi penghulu, pemimpin seluruh isi jagad raya yang kepadanya Allah menyerahkan mandat untuk mengelola dan mengatur. Keberadaan manusia dan seluruh kehidupan manusia bertujuan untuk memuliakan Allahnya. Semua bertujuan hanya untuk kemuliaan Allah. Mazmur 115 : 1, kemuliaan itu bagi Allah bukan bagi manusia. Tidak ada tujuan yang lain kecuali mendatangkan kemuliaan bagi Allah. Puncak sukacita terjadi saat manusia menjalankan alasan dan tujuan diciptakan yaitu menikmati kemuliaan didalam Allah. Kejadian 1 : 31, menyatakan bahwa segala sesuatu sangat baik. Tidak ada yang jahat sedikitpun dari ciptaan-Nya. Hal ini juga bertentangan dengan keyakinan saudara muslim karena mereka menganggap bahwa yang baik dan jahat itu diciptakan oleh Tuhan sejajar antara yang satu dengan yang lain. Sedangkan dalam Alkitab, kesempurnaan dari ciptaan Allah itulah yang menjadi dasar pujian, hormat dan kemuliaan bagi Sang Pencipta. Kesempurnaan itu juga yang menjadikan Allah tidak memisahkan Diri-Nya dari ciptaan. Cara pandang kehidupan Kristen tidak memisahkan hal jasmani dengan rohani, sekulerisme tidak dikenal dalam Alkitab. Ciptaan yang baik itu juga yang menjadikan alasan bahwa segala sesuatu dapat kita terima dengan ucapan syukur (1 Timotius 4 : 4). Demikian pula, apa yang kamu makan dan minum lakukan bagi kemuliaan Tuhan (1 Korintus 10 : 31). Sehingga secara sederhana : siapa yang menciptakan dirimu ? Allah. Apa lagi yang ALLah ciptakan ? Seluruh isi jagad raya. Mengapa Allah menciptakan dirimu dan jagad raya ? Untuk memuliakan nama-Nya. Apa saja yang kita lakukan haruslah bagi kemuliaan Allah saja, karena sejak awal penciptaan, kita dibuat sebagai wadah Allah untuk menyatakan kasih, kuasa dan kemuliaan-Nya di alam raya ini. Dengan melakukan tepat seperti rancangan Allah, manusia akan menikmati persekutuan dan kesempurnaan hidup serta menikmati kasih, kuasa dan kekayaan Allah secara sempurna. Sebagaimana Bapa Agustinus yang menyatakan bahwa manusia akan selalu gelisah tidak menemukan peristirahatan, kecuali saat kita diam dalam kasih dan kemuliaan Allah. Kemuliaan Allah itu bisa kita nikmati saat masuk dalam hadirat-Nya dalam pujian, penyembahan, persekutuan secara pribadi dengan-Nya. Ini pula hal yang paling dirindukan Allah lebih dari apapun dari ciptaan-Nya. Tata kelola Kerajaan Allah.
  • 8. Allah sendirilah yang melaksanakan segala kasih, kuasa dan kemuliaan-Nya. Inilah cara kerja dan tata kelola Kerajaan Allah dimana Allah menyalurkan dan melakukan sendiri seluruh karya-Nya. Manusia hanyalah alat yang tidak memiliki kekuatan dari dalam dirinya sendiri. Dalam 2 Korintus 4 : 7, Rasul Paulus menekankan bahwa kita ini hanyalah bejana tanah liat dan segala kekuatan yang berlimpah-limpah itu berasal dari Allah bukan dari manusia. Justru manusia harus mematikan dirinya sendiri seperti yang Tuhan Yesus sendiri katakan dalam Markus 8 : 34 ; Matius 10 : 38 ; Lukas 14 : 27. Karena ketika kemanusiaan kita hidup justru akan menutup dan menggangggu rencana Allah, saat kita mematikan seluruh jiwa kita maka Allah akan melakukan karya-Nya dengan sempurna melalui tubuh manusia. Sehingga kelak kita akan bersujud penuh syukur dan berkata segala kemuliaan berasal dan bagi Allah, kami ini hanyalah hamba-hamba yang tidak berguna; kami hanya melakukan apa yang kami harus lakukan (Lukas 17 : 10). Memuliakan Allah melalui keberadaan kehidupan manusia. Hal ini juga berlaku terhadap tubuh kita yang juga adalah ciptaan Allah yang baik. Melalui tubuh kitapun bisa memuliakan Allah. Bahkan sebagaimana dalam Efesus 5 : 25-32, digambarkan keintiman hubungan suami-istri adalah gambaran hubungan antara Kristus dan Jemaat-Nya. Sehingga dalam cara pandang kehidupan Kristen tidak dikenal pemisahan antara jiwa dengan tubuh yang dianggap sumber dosa. Kita juga harus menggunakan karier dan pekerjaan sebagai sarana untuk memuliakan Allah. Pekerjaan adalah kepercayaan Tuhan kepada kita (Kejadian 2 : 15). Kita harus bisa menikmati hasil jerih lelah dari pekerjaan kita (Pengkotbah 2 : 24). Namun Allahpun mengajarkan pola istirahat pada manusia (Kejadian 2 : 2 – 3). Setelah selesai melakukan pekerjaan-Nya, Allah kemudian beristirahat. Pola ini juga harus kita ikuti dengan baik. Kejadian 1 : 26, manusia juga mendapat perintah untuk bertanggungjawab terhadap lingkungan. Manusia mendapatkan mandat terhadap ciptaan Allah untuk mewakili dalam mengatur dan mengelola isi dunia ini. Mazmur 8 : 5-8, manusia mendapat karunia kemuliaan Allah, semua ciptaan dibawah otoritas manusia. Karena seluruh bumi dan isinya adalah ciptaan dan milik Allah, sehingga kita wajib menggunakannya bagi kemuliaan Allah bukan merusak atau menyakiti ciptaan-Nya. Manusia diberikan perintah untuk mengeksplorasi seluruh ciptaan Allah dengan perintah untuk memberikan nama (Kejadian 2 : 19-20), ini adalah dasar dari ilmu pengetahuan. Ketertarikan dalam mengamati dan mengekplorasi alam sekitar untuk dikuasai dan dikelola. Hal ini juga menjadi bagian dari cara memuliakan Allah. Demikian pula hal-hal yang mengekpresikan suatu seni, hasil olah pikir dan olah rasa manusia adalah juga cara memuliakan Allah (Filipi 4 : 8). Segala aspek kehidupan yang harus dikelola adalah mandat budaya dari Allah, politik, seni, ilmu pengetahuan, olahraga, film, musik dan lain-lain. Makhluk rohani. Kejadian 2 : 17 “and the LORD God formed man of the dust of the ground, and breathed into his nostrils the breath of life; and man become a living soul”. Manusia diciptakan Allah memiliki 3 unsur yaitu : tubuhnya dari debu tanah, rohnya dari nafas Allah sendiri, jiwanya
  • 9. yang muncul karena pertemuan roh dan tubuh. Allah memberikan nafas-Nya yaitu sesuatu yang keluar dari Diri-Nya kepada manusia hingga manusia tercipta menjadi citra Allah dan satu-satunya ciptaan Allah yang memiliki kapasitas rohani. Roh manusia yang memungkinkan manusia untuk bersekutu dengan Allah. Gambar 1 : Nafas Allah (Roh) yang bertemu dengan tubuh (debu tanah) menciptakan jiwa. Gambar 2 : Manusia terdiri dari Roh, Jiwa dan Tubuh. Roh Allah yang menjadi pusat dari kehidupan manusia. Allah berada didalam diri manusia (in), Allah hidup bersama (with) dan Allah menaungi (on). Saat terjadi kesempurnaan hubungan antara manusia dengan Allah Sang Penciptanya. Kesempurnaan terjadi sebelum manusia jatuh dalam dosa. Sejak semula Allah tidak menciptakan manusia menjadi autorobot, tetapi menjadi makhluk yang memiliki kehendak bebas melalui jiwa yang dimilikinya. Jiwa yang adalah hasil dari pertemuan nafas kekekalan Allah dengan debu tanah yang mati itu menjadi penghubung antara Roh Allah didalam roh manusia dengan tubuh manusia. Jiwa-lah yang mengambil keputusan bebas itu. Karena manusia tidak memiliki dosa didalam dirinya, maka manusia hanya mengetahui Roh Allah sebagai sumber dari kehidupannya. Manusia hanya patuh dan taat pada seluruh kehendak Allah, dan keberadaan hidupnya hanya untuk mengikuti rencana Allah saja. Urutan dalam diri manusia sempurna, roh yang memegang otoritas, jiwa yang berisi kepribadian manusia menghubungkan kehendak Roh kepada tubuhnya. Tubuh menjadi bagian yang terendah berfungsi melakukan apa yang menjadi kehendak Roh, yaitu kehendak Allah sendiri. Manusia yang melalui jiwanya hanyalah mengisi dengan warna pribadinya.
  • 10. Keteraturan terjadi karena otoritas mengalir dari yang bersifat kekal yaitu Roh, diwarnai oleh kepribadian jiwa, dilakukan oleh tubuh yang berasal dari debu tanah. Kesempurnaan itu selalu dimulai dari otoritas Allah yang diberlakukan dalam hidup manusia. Kemudian kepribadian manusia mewarnainya melalui pikiran, perasaan dan kehendak sesuai dengan otoritas yang diberikan oleh Allah. Kasih dan persekutuan pribadi dengan Allah yang menjadi dasar dari munculnya kepribadian manusia. Manusia menjadi pribadi yang bebas mengekpresikan seluruh warna dari pikiran, perasaan dan kehendaknya membuat hidupnya tidak membosankan dan monoton. Manusia dinamis, penuh warna, kreatif dan penuh karya tetapi tetap berada dalam ororitas Allah. Sedangkan tubuhnya sebagai eksekutor, bertindak secara sempurna, tidak merusak diri dan tidak merusak orang lain atau pihak lain saat berinteraksi. Tubuh menjadi ideal karena tidak ada yang masuk yang buruk, tidak ada yang didalamnya yang buruk serta tidak ada yang keluar dari tubuh yang buruk. Semuanya teratur dan tertib serta terbaik yang pernah ada. Melalui hidup manusia mengalir kesempurnaan kasih Allah didalam diri manusia yang menghasilkan damai sejahtera, mengalir saat berhubungan dengan sesamanya mendatangkan komunitas yang penuh kasih, mengalir kepada lingkungan dan sesama ciptaan Allah yang lain mendatangkan keharmonisan. Semua berujung pada kemuliaan Allah dan kasih yang melingkupi seluruh jagad raya. Fungsi Roh, Jiwa dan Tubuh. Roh berguna untuk memampukan manusia berhubungan dengan Allah melalui persekutuan adalah sumber kesadaran akan Tuhan. Jiwa yang lahir dari perpaduan Roh dan tubuh adalah alat untuk melaksanakan kehendak bebas manusia karena didalamnya melekat kepribadian manusia yang membedakan antara manusia yang satu dengan yang lainnya. Disinilah muncul kesadaran akan diri sendiri. Tubuh adalah bagian yang paling rendah dari manusia karena berasal dari debu tanah yang mati, tubuh menjadi alat untuk berinteraksi dengan lingkungan sekitarnya melalui indera yang dimilikinya. Urutannya selalu dimulai dari Roh baru kepada jiwa lihat Lukas 1 : 46, 47, “My soul does magnify the Lord, and my spirit has rejoiced in God my Savior”. Roh (spirit) bergembira terlebih dahulu, baru kemudian jiwa (soul) memuliakan Tuhan. Kehendak bebas manusia selalu tetap dan terjaga, bahkan Tuhan tidak pernah memaksa manusia melakukan kehendak-Nya, tetapi dengan penuh kesadaran melakukan bukan karena paksaan. Inilah ciri manusia sebagai ciptaan yang segambar dengan Allah. Jiwalah yang akan mengambil keputusan apakah akan mengikuti kemauan roh atau mengikuti keinginan tubuh. Gambar 3 : Fungsi jiwa sebagai pemegang kehendak bebas.
  • 11. Kita dapat menggambarkan kesempurnaan keharmonisan interaksi antara Roh, Jiwa dan Tubuh pada saat penciptaan. Manusia hidup sebagai citra Allah, gambar Allah, anak Allah yang memiliki interaksi secara sempurna karena yang dilakukan oleh tubuhnya adalah kehendak Roh yang diwarnai oleh kepribadian manusia. Manusia menjalankan hidupnya dalam kapasitas maksimalnya karena menghidupi cara hidup, pola hidup dan perilaku hidup sesuai dengan rancangan dari Sang Penciptanya. Allah yang bertahta dalam roh manusia memberikan inspirasinya pada jiwa manusia untuk membentuk perilaku yang sesuai dengan kekudusan Allah. Sementara Allah yang menaungi mengalirkan kuasa dan otoritas-Nya untuk melaksanakan segala mandat yang diberikan. Sedang Allah yang hidup bersama manusia memberikan inspirasinya menciptakan keteraturan pada ciptaan dan lingkungan yang kemudian membangun hubungan yang harmonis dengan manusia. Semua ciptaan memadu hubungan saling mengasihi dan memuliakan Sang Pencipta. Gambar 4 : Keharmonisan antara Roh, Jiwa dan Tubuh. 1. Allah ada didalam (in), Bersama (with) dan menudungi (on) roh manusia, Kejadian 2 : 7, Debu (dust )+ nafas Allah (breath of life) --- Jiwa (living soul). 2. Kesempurnaan hubungan, harmoni Allah === manusia. 3. Interaksi antara jagad raya === manusia === Allah, (Kejadian 2). 4. Roh (Spirit) + Tubuh (Body) ---- Jiwa (Soul). 5. Jiwa adalah jalan bagi komunikasi antara Roh (Spirit) dengan Tubuh (Body). 6. Tidak ada komunikasi dari Tubuh (Body) ---- Roh (Spirit) sejak semula, selalu melalui Jiwa (Soul). 7. Urutan yang pertama : kekal Roh (Spirit) ; kedua : kombinasi kekal dan debu (Soul) ; ketiga : Debu (Body). 8. Keteraturan otoritas, dari Kekal (Spirit), perpaduan kekal-Debu (Soul) terakhir Debu (Body).
  • 12. 9. Roh ---- berinteraksi dengan Allah - Kesadaran akan Allah (God consciousness). 10. Jiwa ---- berinteraksi dengan manusia - Kesadaran akan diri sendiri (self consciousness). 11. Tubuh ---- berinteraksi dengan lingkungan – Kesadaran akan dunia/lingkungan (world consciousness). 12. Lukas 1 : 46, 47 – Jiwa adalah representasi otoritas kehendak bebas (free will) manusia, dapat meneruskan apa yang dikendaki oleh Roh tetapi dapat pula menolaknya sehingga melawan dan menekan Roh. Manusia adalah Bait Allah. 1 Korintus 3 : 16, Rasul Paulus mengingatkan bahwa tubuh kita adalah Bait Roh Kudus. Bait Roh Kudus disini tentu saja merujuk pada Bait Allah di Yerusalem. Sehingga kita bisa meneliti bagian-bagian dari Bait Allah yang akan kita cari titik persamaannya dengan bagian-bagian dari manusia. Sebagaimana Allah berkenan tinggal dalam Bait Allah, demikian Roh Kudus berkenan tinggal dalam tubuh manusia. Gambar 5 : Bait Allah. Kita mengetahui bahwa Bait Allah terbagi menjadi 3 bagian. Bagian pertama adalah halaman yang bisa dilihat dan dimasuki oleh setiap umat Israel, terdapat mesbah persembahan bakaran dan air pencucian tubuh. Bagian yang lebih dalam lagi adalah Ruang Kudus, bagian dimana hanya para Imam yang diperbolehkan masuk kedalam, dimana terdapat minyak untuk menyalakan pelita, roti dan mesbah dupa/ukupan. Tempat ini yang sudah dekat dengan Allah, tetapi bukan tempat yang terdekat, sebab ruang ini masih ada diluar tabir sehingga tidak bisa berdiri dalam kehadiran-Nya. Allah tinggal di tempat paling dalam dan tersembunyi, yaitu Ruang Maha Kudus, tempat dimana gelap yang hanya diterangi oleh cahaya Illahi dan tidak seorangpun dapat memasukinya. Hanya satu kali dalam satu tahun, imam besar memasuki ruangan ini. Jadi sebelum tirai itu terbuka, tidak ada manusia yang dapat memasuki Ruang Maha Kudus ini. Gambar 6 : Keterkaitan manusia dan Bait Allah.
  • 13. Manusia sebagai bait Allah juga memiliki 3 bagian. Tubuh adalah bagian halaman bait, memperlihatkan keadaan paling luar dalam hidup yang dapat dilihat oleh semua orang. Disini manusia harus menunjukkan ketaatannya pada perintah Tuhan. Disini juga Tuhan Yesus mati untuk menjadi korban penebusan bagi manusia. Kita bisa melihat fungsi mesbah bakaran simbol kematian Kristus, dan air pencucian adalah simbol penyucian darah Yesus. Bagian yang lebih dalam dari manusia adalah Jiwa yang terdiri dari pikiran, kehendak dan perasaan. Sebagaimana Ruang Kudus terdapat roti, cahaya pelita dan dupa maka didalam Jiwa, Roh Kudus akan menghidupkan kasih, kehendak dan pikiran yang dicerahkan sehingga dapat melayani kehendak Tuhan sebagaimana para Imam di ruang kudus. Selanjutnya tempat terdalam tertutup oleh tirai, Ruang Maha Kudus, dimana tidak ada cahaya manusia yang masuk kedalamnya, mata telanjang tidak akan bisa melihat didalamnya. Ini adalah tempat “ruang khusus dimana kemuliaan Allah tinggal”, tempat dimana Allah berdiam. Tempat yang tidak dapat diraih manusia kecuali Allah berkenan menerimanya dengan membuka tirai. Ini adalah bagian Roh dari manusia. Roh ini berada lebih dalam dari sekedar kesadaran diri manusia serta diatas segala kemampuan manusia merasakan. Disini manusia menyatu dan berkomunikasi langsung dengan Allah. Tidak ada cahaya didalam Ruang Maha Kudus sebab Allah tinggal disana. Di Ruang Kudus ada cahaya berasal dari lampu dengan tujuh dian. Sedang di halaman dengan cahaya sinar matahari. Ini semua menggambarkan karya sempurna Allah didalam diri manusia yang diciptakan menjadi Tempat kediaman Allah Sendiri. Rohnya sama seperti Ruang Maha Kudus dimana Allah berkenan tinggal, dimana segala sesuatu terjadi hanya karena iman, lebih dalam dari yang hanya sekedar terlihat mata, perasaan dan pengertian tetapi lebih pada keyakinan kuasa Tuhan. Jiwa sebagai penyambung di Ruang Kudus akan memancarkan melalui pencerahan pikiran dan persepsi rasional, lebih banyak pengetahuan dan pemahaman akan segala sesuatu berasal dari dunia nyata. Sedangkan Tubuh yang sama dengan halaman bait, jelas terlihat oleh semua orang. Apapun yang dilakukan tubuh kita akan terlihat. Penatalayanan dalam Bait Allah dalam diri manusia. Dalam 1 Tesalonika 5 : 23, urutan yang diberikan adalah Roh, Jiwa dan Tubuh. Roh disebut paling dahulu, sebagai tempat yang paling utama. Karena Roh berasal dari nafas Allah, adalah bagian yang paling tinggi. Sedangkan Tubuh disebutkan yang terakhir, karena berasal dari debu tanah, menjadi bagian yang terendah. Sedangkan Jiwa ada ditengahnya, merupakan bagian yang terbentuk ketika nafas Allah bertemu dengan debu tanah membentuk jiwa pada manusia. Kita bisa melihat disini, kesempurnaan antara manusia dengan bait Allah sebagai gambaran yang serupa. Pelayanan di bait Allah digerakkan oleh pewahyuan yang terjadi didalam Ruang Maha Kudus. Semua aktifitas di Ruang Kudus maupun di halaman bait diatur oleh kehadiran Tuhan di Ruang Maha Kudus. Sebagai titik yang paling sakral, ruang dimana keempat sudut bangunan tertutup, tenang, diam, teduh dan beristirahat. Meskipun mungkin tidak terlihat aktifitas didalam gelapnya Ruang Maha Kudus, tetapi sesungguhnya semua aktifitas di Ruang Kudus dan di halaman bait merupakan hasil dari pewahyuan yang terjadi di Ruang Maha Kudus ini.
  • 14. Tidak sulit memaknainya dalam kerohanian kita. Jiwa yang merupakan fungsi kesadaran pribadi yang terdiri pikiran, kehendak dan perasaan. Terlihat bahwa Jiwa yang mengatur semua kegiatan tubuh. Saat manusia belum jatuh dalam dosa, seluruh aktifitas Jiwa berasal dari pewahyuan dan perintah dari Roh. Dan ini merupakan kesempurnaan kehendak dan rencana Tuhan bagi manusia. Karena Allah menyatakan kehendak dan rencana-Nya, manusia melaksanakannya dan memperoleh segala kekayaan, kemuliaan dan kelengkapan berkat yang dimiliki Allah bagi manusia. Semua kegiatan yang terjadi di bait Allah ini menggambarkan apa yang terjadi pada diri manusia pada saat belum jatuh kedalam dosa. Namun yang sempurna, yang terbaik, terindah yang disediakan Tuhan bukanlah menjadi pilihan manusia. Pilihan manusia dari keputusan Jiwanya adalah meninggalkan segala kemuliaan Allah yang ada pada dirinya untuk masuk ke era baru yaitu kejatuhan manusia. Kesempatan dan kepercayaan Tuhan dijawab dengan pemberontakan manusia. Kita akan meneruskan kejatuhan manusia dalam bab berikutnya. 2. Kejatuhan manusia, hilangnya kehidupan sorgawi. Semua terjadi begitu cepat dan mendadak, dalam satu pasal saja dalam Kejadian pasal 3 manusia jatuh kedalam dosa dan merubah semua keadaan secara mendasar dan drastis. Manusia yang seharusnya tetap berada dalam rancangan Allah yaitu mengikuti aturan/hukum yang ditetapkan Allah, melanggar dan keluar dari perjanjian Allah. Kejadian 2 : 16-17, inilah komitmen, perjanjian yang menjadi standar moral yang diberikan Allah pada manusia. Kehidupan akan terus dialami, dan kematian akan datang apabila dilanggar. Jika Adam sanggup menjaga sebuah komitmen ketaatan, maka kehidupan kekal akan terus dijalaninya, memenuhi mandat ciptaan dan mandat budaya, mengelola bumi dengan pertolongan Allah sendiri. Dalam keadaan ini maka manusia akan sanggup mengembangkan penuh potensi dirinya dan seluruh kehidupan alam semesta dalam sebuah bingkai perjanjian abadi dengan Allah. Kehendak manusia untuk meninggalkan ketergantungan pada Allah memuju kehidupan menurut kehendak diri sendiri. Kejadian 3 : 6, Adamlah yang harus berjuang menjaga komitmen dan keputusannya memilih, apakah hidup bagi Tuhan ataukah hidup bagi kemuliaan sendiri. Dan Adam dalam sejarah dan fakta memilih untuk melanggar perjanjian itu. Inilah awal masuknya dosa dalam kehidupan manusia. Sejak titik itu, semua berjalan salah. Kejadian 3 : 7, mereka mengetahui kalau mereka dalam keadaan telanjang. Dosa membawa sebuah perasaan bersalah. Manusia mulai masuk dalam kehidupan yang penuh dengan tuduhan-tuduhan dan hukuman. Gambar 7 : Manusia memutuskan dari Jiwanya sendiri menutup komunikasi dengan Roh.
  • 15. Adam adalah perwakilan manusia dalam perjanjian dengan Allah, sehingga kegagalan Adam memegang teguh perjanjian itu berarti telah menggagalkan semua perjanjian antara Allah dengan umat manusia. Kita, setelah Adam jatuh dalam dosa, terlahir dalam dosa bahkan sejak dalam kandungan. Kejatuhan Adam memasukkan benih dosa kedalam kehidupan manusia, menyebabkan dosa menjadi bagian yang tidak terpisahkan dalam hidup manusia selanjutnya. Inilah yang menyebabkan jatuhnya Adam telah merubah seluruh keberadaan manusia, hubungan antar manusia, hubungan manusia dengan ciptaan Allah yang lain dirusak oleh keberadaan dosa. Akibat masuknya benih/biang dosa. Dosa menggiring manusia untuk menjauh dan bersembunyi dari hadirat Allah (Kejadian 3 : 8). Menghindar dari konfrontasi dengan Tuhan, disatu sisi sadar akan ketidak layakan berada dihadapan Tuhan. Disi lain, manusia menghindar dan tidak mau mengakui kesalahan dan dosa yang telah dilakukannya (Kolose 1 : 21). Hubungan antar manusia menjadi rusak akibat dosa (horizontal), juga rusak hubungan dengan Allah (vertikal). Kejadian 3 : 12, menggambarnya hubungan yang rusak antara Adam dengan Hawa istrinya. Manusia berusaha menutupi kesalahannya dengan menyalahkan orang lain. Kita bisa membayangkan pertikaian Adam dan Hawa dalam tahun-tahun berikutnya ketika mereka dalam keadaan susah dan menderita di bumi yang terkutuk tidak seperti saat masih di taman Firdaus dahulu. Konflik yang terjadi akibat dosa ini terus menjalar dalam hubungan antar manusia, dalam keluarga, dalam masyarakat menjadi semakin buruk. Mencoba mengatasinya dengan cara saling menyalahkan dan saling menjajah membuat hubungan itu justru semakin rusak. Ekplorasi antar manusia menuju ketidakadilan dan saling menguasai yang berlanjut pada permusuhan dan peperangan. Roma 3 : 23, menjelaskan bahwa semua manusia telah jatuh dalam dosa dan kehilangan kemuliaan Allah. Cara pandang kehidupan Kristen ini menjelaskan dengan gamblang manusia telah tidak lagi hidup dalam kondisi maksimal didalam rancangan Allah yang sempurna dan mulia, tetapi jatuh dalam kehidupan yang semakin merosot karena mengikuti dosa. Dosa begitu merusak, keadaan manusia merosot semakin jatuh dan jauh dari kesempurnaan. Penderitaan, penindasan, ketidakadilan, saling mengekplorasi, peperangan, pembunuhan, perebutan kekuasan menjadi bagian yang lumrah ditemukan dalam kehidupan. Seluruh bagian kehidupan telah dirusak, diturunkan derajadnya oleh dosa, tidak nampak lagi kemuliaan Allah dalam kehidupan manusia. Cahaya kemuliaan Allah terhalang oleh tubuh, pikiran dan perasaan yang kotor. Cermin itu sudah terlalu kotor untuk memancarkan cahaya kemuliaan-Nya. Dosa juga merusak hati yang berujung pada keinginannya yag terus salah dan menghancurkan. Perasaan yang telah rusak juga mengakibatkan mudah tersulut emosi, kemarahan, kebencian dan kepahitan. Apabila ada keinginan berbuat baik, maka yang diinginkan berbeda dengan yang dilakukan tubuhnya. Ini membawa kehidupan manusia semakin dalam terperosok dalam kehidupan dosa. Roh mati manusia hidup dari Jiwa dan Tubuh saja. Terpisahnya persekutuan dengan Tuhan membuat manusia berpikir sesuai dengan apa yang dekat dengan dirinya yaitu pikiran-pikiran berdosa. Manusia tidak dapat lagi terisi oleh pikiran-pikiran Illahi yang kudus, ini yang mewujud dalam kehidupan manusia juga tidak bisa
  • 16. lagi perkara-perkara yang kudus. Cara berpikir manusia salah, cara menggunakan perasaan juga salah, sehingga cara menganalisa dan menyimpulkan juga salah sehingga cara pandang kehidupannya juga salah. Sehingga seluruh perilakunya menjadi salah pada akhirnya. Cara pandang kehidupan Illahi diganti dengan cara pandang kehidupan duniawi sesuai dengan keinginan manusia sendiri. Gambar 8 : Roh Allah terpisah dari kehidupan Jiwa dan Tubuh manusia. Manusia Duniawi yang dipimpin oleh Jiwa. 1 Korintus 2 : 14, menggambarkan bahwa manusia duniawi tidak bisa menerima hal-hal yang rohani. Karena iblis telah membutakan mata rohani manusia (2 Korintus 4 : 4). Kedegilan, kegelapan dan kekerasan hati manusia yang memimpin kehidupan mereka. Sehingga kita dapat melihat dengan jelas akibat dari semuanya ini. Semua aspek kehidupan telah rusak, demikian rusak gambar Allah dalam segala aspek juga. Tidak lagi dapat ditemukan kemuliaan Allah dalam ciptaan dan perilaku ciptaan-Nya lagi. Manusia dan seluruh alam raya tidak lagi menghormati Allah lagi, dalam setiap perilakunya, semakin menjauh dari Allah. Manusia jatuh hanya mengurus dirinya saja serta kepentingan diri. Manusia mengejar kemuliaan diri, menggunakan segala daya dan memperdaya sesamanya dan ciptaan yang lain untuk mencapai tujuannya itu. Allah yang seharusnya menjadi sumber inspirasi kehidupan, digantikan dengan mencari kenikmatan dan kesenangan diri saja. Menghargai lingkungan dan ciptaan Allah yang lain diganti dengan mengekplorasi dan merusaknya. Manusia meninggalkan persekutuan dengan Allahnya digantikan dengan menyembah ciptaan-Nya saja. Karena manusia tahu bahwa itu semua sekedar memuaskan keinginan hatinya saja, yang tetap berujung pada keinginan terhadap kemuliaan dirinya saja. Inilah yang menjadi esensi dari munculnya agama dan penyembahan pada benda ciptaan Tuhan, bukan pada Allah. Manusia berusaha memuaskan keinginan kehidupan rohani palsu yang diciptakannya sendiri, sekedar mengisi kekosongan jiwanya saja. Kehidupan keagamawian dipakai untuk meninggikan diri dan merendahkan sesama, bahkan sampai muncul pembenaran untuk membunuh sesamanya atas nama kebenaran palsu itu. Semua berujung pada memuaskan nafsu dan keinginan untuk meninggikan diri dan menguasai orang lain. Meski manusia mengenal Allah yang benar, tetapi manusia tidak menjadikannya sumber inspirasi kehidupan. Mereka menggantikan kebenaran dengan kebohongan yang bisa memuaskan segala keinginannya, meski dibalut dengan kata-kata sorgawi dalam agama yang mereka ciptakan sendiri. Mereka bahkan membuat aturan dan hukum yang sangat terlihat rohani, tetapi hanya kedok memuaskan keinginan memuliakan dirinya saja (Roma 1 : 21,25).
  • 17. Manusia menjadi sangat licik dalam beribadah, karena peribadahan mereka bukan tunduk pada kehendak Tuhan yang mewujud dengan memuliakan Tuhan melalui mengelola dan menghargai serta membangun ciptaan-Nya di jagad raya ini menjadi semakin baik, seperti di dalam Firdaus dahulu. Tetapi justru berkedokkan mentaati illah yang palsu dengan merusak hubungan antar manusia dan merusak ciptaan-ciptaan Allah yang lain. Bumi menjadi semakin rusak, penuh permusuhan dan peperangan. Manusia tidak juga memuliakan Allah dengan tubuhnya. Oleh karena dosa, maka bagian- bagian tubuh dipakai oleh dosa untuk merusak kehidupan baik dirinya sendiri maupun waktu berinteraksi dengan sesama dan alam lingkungan. Manusia juga tidak memuliakan Allah dengan pekerjaannya. Dalam Kejadian 3 : 17-19, manusia yang semula melakukan pekerjaan sebagai kemuliaannya, sekarang melakukan pekerjaan sebagai beban hukuman dan kutukan. Tanah hanya akan memberikan hasil kepadanya dengan curahan keringat dan air mata. Inilah akibat dari dosa manusia Roma 8 : 20. Bila semula manusia tinggal didalam Firdaus, sekarang manusia tinggal di padang gurun berjuang untuk membangunnya menjadi sebuah taman. Dulu manusia tinggal menikmati, mengelola dan memanfaat hasilnya. Tetapi sekarang manusia harus berjuang mewujudkan dan menerima hasilnya dengan bersusah-payah. Untuk apakah manusia bersusah payah di bumi ini ? (Pengkotbah 2 : 22). Seluruh hidupnya penuh kesedihan dan pekerjaannya penuh kesusahan hati, bahkan pada malam hari hatinya tidak tenteram. Ini pun sia-sia (Pengkotbah 2 : 23). Demikian juga yang ditulis didalam Ayub 5 : 7 dan Ayub 14 : 1, manusia yang lahir itu singkat umurnya dan penuh kegelisahan dan kesusahan. Kutuk itu juga mengenai keluarga (Kejadian 3 : 16), wanita akan mengalami kesakitan dan kesulitan saat melahirkan dan ia akan bergantung pada suaminya. Wanita akan merasakan kesusahan itu sepanjang perjalanan membesarkan setiap anak-anaknya, melalui penderitaanlah ia akan melewati itu semua. Demikian pula kaum lelaki (Kejadian 3 : 17-19), bumi akan menghasilkan semak dan rumput duri. Pekerjaan bukan lagi menjadi bagian sukacita tetapi berpeluh kesah, menjadi beban serta menimbulkan berbagai-bagai kesulitan. Lingkungan yang telah rusak menjadi semakin rusak karena pekerjaan manusia, pengetahuan yang dimilikinya juga bukan untuk memperbaiki keadaan tetapi menimbulkan masalah- masalah yang baru dan menekan kehidupan manusia. Manusia juga memperlakukan sesamanya seolah hanya sebuah mesin produksi saja, kehilangan kemuliaannya sebagai manusia. Sebagai contoh, munculnya zat-zat perangsang dalam bidang olah raga, munculnya berbagai-bagai alat produksi yang memaksa manusia bekerja tanpa berhenti sepanjang waktu, dan lain sebagainya. Semua karena Dosa. Kita dapat melihat urutan peristiwanya, pertama biang dosa diijinkan masuk oleh manusia didalam kehidupan. Dan kejatuhan itu memiliki konsekuensi rusaknya diri manusia dari dalam yang keluar dalam interaksi dengan sesama manusia dan berlanjut kerusakan dalam berhubungan dengan ciptaan-ciptaan Allah yang lain. Penderitaan yang mengiringi perjalanan kehidupan dalam dosa selanjutnya, membawa manusia semakin jahat, semakin sukar dan
  • 18. semakin rusak. Dan seluruh jagad raya mengalami kemerosotan kehidupan yang semakin hari semakin dalam. Gambar 9 : Kehidupan manusia, Jiwa dan Tubuh. Roh Allah meninggalkan manusia. 1. Iblis memasukkan benih Dosa kedalam tubuh manusia. 2. Tubuh yang sudah ditanami benih Dosa menghasilkan perbuatan-perbuatan dosa yang melawan kehendak Allah. 3. Tubuh + benih Dosa ------- Daging (Kejadian 3 : 19 b). 4. Perkawinan Dosa dengan Jiwa menghasilkan --- SELF (kepentingan diri), lepas dari ketergantungan dengan Allah, hidup untuk diri sendiri. 5. Daging melahirkan kehendak daging (Yohanes 3 : 6). 6. Daging bertentangan dengan keinginan Roh (Galatia 5 : 7). 7. Tubuh menjadi tuan yang tidak syah- merusak kesempurnaan (Roma 7 : 13 – 25). 8. Aliran Tubuh/Daging = Jiwa x Roh. 9. Jiwa + Dosa – SELF. 10. Allah meninggalkan manusia (Kejadian 3 : 6). 11. Manusia terpisah dari Allah (Kejadian 3 : 9). 12. Tubuh yang runtuh dan rusak mendominasi jiwa. Jiwa tidak berdaya karena tidak akan menang dari kuasa iblis. 13. Manusia sudah rusak, runtuh dan hancur karena dimasuki unsur dosa didalam dirinya. 14. Melalui tubuh, semua rencana setan mewujud merusak rencana sempurna Allah. 15. Manusia menjadi pusat kerajaan setan di dalam dirinya. 16. Iblis tinggal didalam daging, mengikat jiwa, mematikan roh. Pekerjaan setan dari luar kedalam, dari tubuh ke Jiwa mematikan roh. Cara pandang kehidupan Kristen terhadap dosa ini akan memberikan pemahaman bagaimana proses kerusakan itu dimulai dan berkembang sampai keadaan seperti sekarang ini. Bahkan kita bisa memperkirakan apa yang akan terjadi pada kehidupan manusia pada masa depannya. Roma 6 : 23, ujung dari perjalanan ini adalah kematian atau maut. Perpisahan abadi dengan Allah, Allah tetap dalam kemuliaan dan kekayaan-Nya demikian manusia tetap dalam dosa dan hukumannya. Ini mengingatkan kita pada Kejadian 2: 17, yaitu perjanjian yang dilanggar manusia yang akan membawa pada kematian, ‘kalau engkau memakannya maka engkau akan mati’.
  • 19. Manusia akan menjadi makhluk yang tidak kekal (1 Korintus 15 : 21-22). Keadaan manusia setelah peristiwa kejatuhan adalah mati secara rohani, meskipun masih hidup kelihatannya (Efesus 2 : 1). Pada waktunya setiap manusia akan sampai pada batas dimana Allah akan menyatakan akibat dosa itu terjadi yaitu kematian. Yang dari tanah akan kembali kepada tanah (Kejadian 3 : 19). Perlu digarisbawahi ketentuan kematian pertama ini berlaku untuk semua manusia termasuk yang percaya kepada Tuhan Yesus. Tetapi manusia yang tidak percaya akan mengalami kematian yang kedua (Wahyu 20 : 14-1 Roh, Jiwa dan Tubuh manusia setelah kejatuhan. Adam hidup karena nafas Allah yang kemudian menjadi roh manusia didalam dirinya. Dengan roh itu, dia bisa menikmati persekutuan dengan Tuhan, mengenal suara Tuhan, dan berhubungan erat dengan Tuhan. Adam memiliki kepekaan yang sangat dalam dengan Tuhan. Tetapi setelah jatuh dalam dosa, roh itu mati. Walaupun dalam Kejadian 2 : 17 dikatakan bahwa saat kamu makan buah itu maka kamu akan mati. Tetapi ternyata Adam dan Hawa masih hidup bahkan ratusan tahun kemudian. Ini menjelaskan bahwa konsep kematian yang dinyatakan bukan kematian jasmaninya. Adam langsung mengalami kematian saat itu secara rohani. Kematian sering didefinisikan sebagai putusnya kemampuan berkomunikasi dengan lingkungan. Kematian rohani dapat juga diartikan putusnya kemampuan komunikasi dengan Allah. Kematian rohani memutus hubungan antara Allah dengan roh, jiwa dan tubuh manusia. Ketika kita katakan roh telah mati, ini tidak berarti bahwa roh telah hilang, tetapi roh yang telah kehilangan kepekaannya terhadap Allah. Roh telah kehilangan kapasitasnya berhubungan dengan Tuhan. Sebagai contoh, orang yang bisu tuli, meskipun memiliki lidah dan mulut tetapi kehilangan kemampuan untuk berbicara. Seperti Adam yang masih memiliki roh juga standar moral, pengetahuan tentang Allah, agama, kebijaksanaan, kemampuan untuk belajar, tetapi telah kehilangan sensitifitasnya terhadap Allahnya. Bahkan manusia masih mungkin berbicara tentang Allah, bahkan menyampaikan Firman Allah, dan dia bisa masih dalam keadaan mati. Manusia telah kehilangan kepekaan akan suara Tuhan dalam rohnya. Kematian yang berawal dari kematian roh ini menjalar kedalam kehidupan Jiwa dan Tubuhnya yang akhirnya mati juga. Jiwanya akan terputus dengan Allah, yang hanya akan memikirkan, merasakan dan menginginkan apa yang menyenangkan diri sendiri saja. Jiwa menjadi satu keinginan dengan Tubuh, memuaskan semua keinginan kedagingannya. Ujungnya adalah tubuhnya akan mati dan hancur kembali pada asalnya yaitu tanah. Manusia rohaninya rusak demikian pula tubuh luarnya juga akan mati dan rusak. Roh manusia yang menyatu dengan Jiwanya. Roh yang telah mati itu dibawah otoritas Jiwa sampai pada titik dimana roh dan jiwa ini hampir-hampir menjadi satu. Dalam kitab Ibrani 4 : 12, hanya Firman Tuhan yang tajam yang sanggup memisahkan antara roh dengan jiwa. Pemisahan keduanya sangat penting karena telah terjadi penyatuan yang kuat. Kesatuan ini yang membawa manusia hanya hidup berdasarkan pertimbangan fisik, realita manusiawi saja. Semua diputuskan berdasarkan
  • 20. pikiran dan perasaannya. Roh kehilangan kuasanya, lumpuh dan koma, atau tertidur dalam waktu yang sangat lama. Yudas 19, orang jiwani tidak memiliki Roh. Ini tidak berarti Roh menghilang (Bilangan 16 : 22), Allah adalah Allah bagi Roh dan Tubuh. Sehingga roh manusia dalam keadaan digelapkan oleh dosa hingga hilang kemampuan untuk berkomunikasi dengan Allahnya. Dalam Kejadian 6 : 3, karena manusia telah hidup menurut kedagingannya saja, maka Roh Allah meninggalkannya. Keadaan ini menjelaskan, sekali manusia hidup dalam dominasi keinginan dagingnya, manusia tidak akan bisa membebaskan dirinya sendiri lagi. Jiwa telah merebut otoritas Roh. Semua diputuskan secara bebas sesuai dengan olah pikirnya saja. Keputusan dari Jiwa ini sesungguhnya dikendalikan oleh semua keinginan dagingnya. Setiap manusia pada dasarnya adalah makhluk dari debu tanah (1 Korintus 15 : 47). Manusia yang telah jatuh dalam dosa diperintah penuh oleh keinginan dagingnya, hidup memenuhi keinginan jiwa dan fisiknya saja. Meskipun sering kelihatan kemampuan keilmuannya, kebijaksanaannya tetapi semua tidak bisa lepas dari keinginan daging. Hal ini digambarkan dalam Yudas 18,19, orang yang hidup menuruti hawa nafsu kedagingan mereka, pemecah belah dan dikuasai hanya oleh keinginan-keinginan dunia dan yang hidup tanpa Roh Kudus. Menjadi manusia jiwani selalu bertentangan dengan Roh, karena jiwa yang muncul dari sebagian debu menyatu dengan debu sehingga yang diinginkannya hanyalah duniawi saja, apa yang terlihat dan dapat dirasakan di dunia. Gambar 10 : Mekanisme dalam tubuh, jiwa, roh manusia yang telah jatuh dalam dosa. 1. Tubuh yang berinteraksi dengan lingkungan + dosa ---- keingingan Daging. 2. Jiwa yang berinteraksi dengan sesama + Dosa ------ keinginan memuaskan Diri. 3. Roh yang seharusnya berinteraksi dengan Allah ---- Mati. 4. Jiwa dan pilihan kehendak bebasnya memilih untuk bersatu dengan iblis. 5. Tubuh sudah dimasuki benih Dosa, dan iblis tinggal di dalam tubuh fana menimbulkan keinginan-keinginan Daging yang selalu bertentangan dengan Roh. 6. Jiwa yang memilih terikat dengan Dosa dan iblis, menyatu menimbulkan nafsu memuliakan diri sendiri. Ini juga yang diinginkan iblis untuk menjadi sama dengan Allah, sekarang mewujud dalam diri manusia. 7. Roh Allah telah meninggalkan tubuh manusia, perkawinan antara nafsu diri dan Dosa/iblis menjadi permanen. 8. Apapun yang menjadi keinginan tubuh (Daging) dikuatkan dan disetujui Jiwa menjadi SELF CENTRE, semua diukur dari pemenuhan kepentingan diri sendiri.
  • 21. 9. Apa yang baik dari Jiwa selalu dikalahkan oleh SELF CENTRE (hasil perkawinan dari Jiwa dan Dosa), sehingga akan tertindas dan mati diganti dengan keinginan-keinginan Daging, Roma 7 : 13 – 25. 10. Kebaikan akan selalu kalah karena hanya bersumber dari kekuatan manusia, yang dilawan adalah kesatuan SELF dengan iblis yang sangat kuat dan berada didalam diri manusia sendiri. 11. Self Center menjadi alat yang paling sempurna bagi iblis menjalankan kehendaknya untuk menyamai Allah. 12. Persatuan iblis penghulu malaikat dan manusia penghulu dari seluruh ciptaan yang lain, menjadi pemberontakan yang sangat kuat tidak akan bisa dikalahkan kekuatan apapun dari dalam diri manusia atau dari ciptaan Allah lainnya. Dalam 1 Korintus 2 : 14, manusia duniawi yang hidup dari jiwanya tidak dapat menerima apa yang berasal dari Roh Allah, ini terjadi karena rohnya telah mati. Hidupnya hanya didasarkan pada pikiran dan hikmat manusia, tidak bisa menerima hikmat dan kebenaran Allah. Seluruh pemikirannya adalah buah pikiran manusia bukan dari pewahyuan Roh Kudus. Mungkin manusia merasa telah memiliki pikiran dan hikmat yang terbaik di dunia, tetapi hikmat Allah melampaui itu semuanya. Manusia mencoba membangun hal-hal rohani dari dirinya. Manusia dalam kehidupan jiwani inipun seringkali terbentur oleh kegelisahan-kegelisahan tentang masa depan kehidupannya, terutama yang berkaitan dengan alam setelah kematian. Usaha manusia duniawi untuk mendapatkan kehidupan kekal sekalipun juga akan didasarkan pada kemampuan olah pikirnya sendiri bukan dari pewahyuan Allah. Mereka membangun teori-teori kebenaran menurutnya sendiri, padahal banyak teori yang saling bertentangan, bahkan saling menghilangkan dengan berjalannya waktu. Demikian pula munculnya teori-teori keagamaan yang sebenarnya didasarkan oleh Jiwanya yang gelisah. Tetapi karena rohnya telah mati, keagamaan yang dilakukannya juga hanya sekedar pemuas nafsu duniawi, yang terlihat dari keinginannya untuk memuaskan diri mereka sendiri. Baik yang secara ekstrim menguasai segala yang diluar dirinya ataupun yang meninggalkan semua yang ada diluar dirinya. Kedua ekstrim yang sama-sama salah. Yang satu menjadi doktrin ekspansif yang mengkafirkan dan menghalalkan pertumpahan darah demi perluasan wilayah agamanya. Yang lain adalah meninggalkan seluruh keadaan dunia, menyepi dan hidup menyendiri. Tanpa pimpinan Roh Kudus, pikiran manusia menjadi sangat berbahaya, sebab sangat sulit untuk mengetahui batas-batas benar atau salah. Pikiran yang gelap bahkan bisa membawa manusia pada jurang kehancuran peradaban bahkan kematian kekal. Kedagingan menguasai Jiwa manusia. Dalam kehidupan kedagingan, maka manusia jatuh dalam kehidupan yang lebih rendah lagi yaitu dikuasai oleh keinginan tubuhnya bukan saja pikiran atau perasaan. Karena tubuh berdosa telah menyatu dengan segala keinginan dan hasrat terdalamnya, seringkali mampu menyembunyikan kesalahan dan dosa sangat rapat. Sering kali yang nampak di permukaan
  • 22. adalah hal-hal yang terlihat baik, tetapi kemudian pada akhirnya muncul keadaan yang sebenarnya begitu merusak dan menghancurkan. Semua keinginan tubuh itu tersembunyi dan dikelola oleh Jiwa untuk diwujudkan dalam kehidupannya. Ujungnya Jiwa kita pada akhirnya menjadi budak dari semua keinginan tubuh. Terlihat bahwa dari rencana Allah semula, manusia harus hidup dengan kendali roh, merosot menjadi manusia yang dibawah kendali Jiwa. Lebih merosot lagi kemudian manusia hidup dalam kendali tubuh yang hanya memuaskan keinginan dagingnya. Keadaan ini membuat manusia jauh lebih jahat dari binatang, karena kalaulah binatang mencari makan, itu sekedar untuk memenuhi kebutuhan perutnya. Tetapi kalau manusia lapar, ia tidak hanya memenuhi kebutuhan perutnya tetapi juga keinginan untuk berkuasa bukan saja satu hari tetapi kalau mungkin selama-lamanya. Ini jelas akan merusak dan menghancurkan banyak hal di jagad raya ini. Dosa telah mengalahkan Roh dengan cara licik melalui Tubuh dan Jiwa manusia. Kematian rohani telah menjadi bagian realita manusia, semua telah mati secara rohani dan kehilangan kemuliaan Allah. Dosa telah memberikan Jiwa kebebasan tanpa batas ; dan kehidupan yang dipimpin jiwa berubah menjadi kehidupan yang mencari keuntungan diri sendiri semata. Dosa akhirnya mendorong keinginan tubuh, menjadi penentu dari seluruh keputusan dan kehidupan manusia berdosa. 12 hal yang melekat pada manusia berdosa. Kehidupan manusia yang semula demikian sempurna dalam pimpinan dan rancangan Allah Sang Pencipta, harus mengalami kehancuran bahkan kerusakan yang terus menerus menjalar pada seluruh kehidupan di jagad raya. Bukan saja seluruh manusia, tetapi seluruh ciptaan Allah itu menjadi rusak. Kerusakan itu dimulai dari kerusakan Adam, kemudian menjalar ke seluruh alam raya. Adam yang menjadi mahkota ciptaan Allah yang seharusnya membuat seluruh alam semesta menjadi tempat yang mulia dan memuliakan Allah, tetapi justru menjadi sumber kehancuran. Dari manusia, oleh manusia dosa itu menjalar dan menguasai jagad raya. Kita akan melihat secara rinci apa saja yang melekat pada diri manusia sebagai pusat dari pemberontakan ini. Semua unsur dosa berpusat pada manusia. Pertama, setan masuk kedalam manusia dan menjadi satu dengan manusia. Bersama dengan setan masuk pula kerajaan setan. Karena setan ada didalam manusia maka kerajaan setan juga masuk kedalam manusia. Karena setan adalah penguasa kerajaan dunia, maka kerajaan dunia juga masuk dalam diri manusia. Tentu didalam manusia juga akan masuk benih dosa dan perbuatan-perbuatan dosa, yang akan menghasilkan kematian. Berarti kematian juga masuk dalam diri manusia. Keinginan daging, manusia lama, dan keinginan kesenangan diri juga masuk dalam manusia. Sedangkan manusia adalah kepala segala ciptaan (Kejadian 1), manusia berkaitan dengan seluruh ciptaan. Sehingga seluruh ciptaan juga ada didalam diri manusia. Manusia menjadi pusat dari segalanya, baik setan dan segala kuasa yang dimilikinya, bersama dengan segala
  • 23. kuasa yang dimiliki manusia. Didalam manusia terletak segala hal secara sempurna tetapi bukan dalam makna yang baik tentunya. Apabila ingin bertemu setan, tidak perlu mencari jauh-jauh, karena dengan bertemu manusia, setan ada disana. Ingin melihat kerajaan setan, itu juga ada dalam diri manusia. Demikian juga kerajaan dunia, benih Dosa, perbuatan dosa, kematian, keinginan daging, manusia lama. Manusia bukan lagi makhluk yang kecil tetapi penuh dengan kekuasaan, tetapi semuanya dalam makna yang buruk. Semua ciptaan sekarang ada dalam diri manusia. 12 hal kejahatan. 12 hal yang melawan Allah itu dapat dijelaskan sebagai berikut. Hal pertama dari kejahatan adalah Setan (lucifer), penghulu malaikat yang memberontak pada Allah. Lucifer tidak hanya melakukan pemberotakan sendiri tetapi menjadi pemimpin pemberontakan terhadap Allah (Wahyu 12). Yang melekat pada manusia yang kedua adalah manusia yang menjalani hidup lepas dari Allah, kemudian hidup hanya berdasarkan kemampuannya sebagai manusia saja. Manusia yang tidak hidup dalam pimpinan Roh Allah, ini menjadi bagian dari kejahatan karena melawan Allah, hidup meleset dari standar yang Allah tetapkan. Ketiga, pemberontakan lucifer telah menghasilkan sepertiga jumlah malaikat yang ikut memberontak pada Allah tertulis di Wahyu 12 : 4, membentuk pasukan setan yang berasal dari malaikat pemberontak, terdiri dari penguasa kerajaan angkasa, roh yang bekerja diantara orang durhaka (Efesus 1, 2 dan 6). Yang keempat, dengan pengaruhnya lucifer dan malaikat yang jatuh dalam dosa membangun kerajaannya menguasai roh-roh manusia yang memberontak membangun kerajaan setan. Yang kelima, saat manusia dimasukkan benih dosa oleh iblis dan manusia menerimanya, sehingga manusia memiliki pemberontakan pada Allah. Inilah kecenderungan perbuatan dosa yang ditanam iblis dalam diri manusia. Sebuah hasrat berdosa dari iblis sudah ada didalam diri manusia. Dosa ini tidak diciptakan Allah tetapi disebarkan oleh lucifer dan kerajaan setannya pada seluruh manusia. Yang keenam, biang dosa itu kemudian berkembang dalam diri manusia mewujud dalam perbuatan-perbuatan dosa. Ini semua diproduksi oleh biang dosa. Yang ketujuh, Allah tidak menciptakan kerajaan dunia, Allah menciptakan bumi tetapi setan merubahnya menjadi sebuah kerajaan dunia setelah dosa masuk kedalam dunia (Kejadian 3). Kemudian setan membangun kerajaan dunia di Kejadian 4. Kerajaan dunia adalah sebuah sistem kerajaan dari semua manusia dibawah otoritas Setan. Dalam Bahasa Yunani ‘dunia’ adalah ‘kosmos’ yang berarti sebuah sistem. Allah menciptakan manusia bagi kemuliaan-Nya, tetapi setan telah merubahnya menjadi sebuah sistem kemanusiaan dibawah kendali setan. Manusia tidak lagi hidup bagi Allah, tetapi masuk kedalam sistem dunia yang dikuasai oleh setan dan untuk kepentingan setan. Yang kedelapan, adalah kematian. Kematian ada merupakan konsekuensi dari dosa dan perbuatan-perbuatan dosa. Yang kesembilan, adalah keinginan-keinginan daging. Tubuh yang telah dimasuki benih dosa dan menjadi tempat iblis bercokol telah merubah sifatnya, meracuninya dan merusaknya. Tubuh berubah menjadi dikuasai oleh keinginan-keinginan daging, haus dan lapar untuk memuaskan keinginan-keinginannya. Kesepuluh, keseluruhan
  • 24. manusia yang telah berubah sama sekali dari kedudukannya semula yang secitra dan segambar dengan Allah, berubah menjadi manusia yang seluruh keberadaannya telah dipenuhi kuasa iblis, kerajaan iblis, biang dosa, perbuatan-perbuatan dosa dan sebagainya berubah menjadi manusia lama. Manusia lepas dari Allah dan masuk dalam cengkeraman iblis itulah manusia lama. Kesebelas, jiwa yang semula diciptakan Allah berasal dari perpaduan nafas Allah dan tubuh, semula untuk mewujudkan kehendak bebas yang menghubungkan Roh Allah dengan tubuh manusia telah berubah oleh dosa menjadi kepentingan diri. Sebagaimana tubuh yang diciptakan dengan tujuan baik untuk menyatakan kasih dan kemuliaan Tuhan berubah menjadi keinginan-keinginan daging, demikian pula jiwa berubah oleh dosa menjadi keinginan-keinginan untuk memuliakan diri sendiri. Tubuh yang berubah menjadi keinginan daging, masuk dan menguasai jiwa menjadikan keinginan diri yang ada dalam jiwa manusia. Apa saja yang dipikirkan, dirasakan dan dikehendaki semata-mata untuk dirinya sendiri yang didorong keinginan kedagingan. Yang keduabelas, seluruh ciptaan Allah telah dirusak dan diruntuhkan oleh pemberontakan setan dan pelanggaran manusia. Ini membawa seluruh makhluk mengeluh merasakan kesakitan akibat dari ikatan dosa ini (Roma 8 : 22). Jadi seluruh ciptaan adalah bagian terakhir yang melekat pada manusia yang berdosa. Gambar 11 : Pusat dari segala ciptaan adalah manusia. 1. lucifer. 2. Manusia. 3. Malaikat. 4. Kerajaan setan. 5. Biang dosa. 6. Perbuatan dosa. 7. Kerajaan dunia. 8. Kematian. 9. Keinginan daging. 10. Manusia lama. 11. Keinginan diri. 12. Seluruh ciptaan.
  • 25. Anugerah Allah saja yang sanggup menyelamatkan manusia. Dosa dan kematian masuk ke dunia melalui kejatuhan manusia, kematian rohani itu telah memisahkan manusia dari Allah. Sejak awal, dosalah yang membawa kematian dan berlangsung seterusnya sampai saat ini. Perhatikan yang tertulis dalam Roma 5 : 12, dosa masuk ke dunia melalui satu orang manusia. Dosa Adam dan benih dosa masuk kedalam dunia. Kedua, bahwa kematian masuk ke dunia melalui dosa. Kematian adalah buah dari dosa yang tidak dapat diubah lagi. Ketiga, kematian masuk kedalam seluruh manusia, karena semua manusia telah berdosa. Kematian telah menyebar keseluruh bagian Roh, Jiwa dan Tubuh seluruh manusia, tidak lagi ditemukan bagian dari manusia yang tidak terkontaminasi kematian ini. Sementara rancangan Allah adalah manusia tidak boleh tidak, harus menerima Kehidupan Kekal dari Allah. Jalan keselamatan (kehidupan kekal) tidak bisa melalui perbaikan manusia, sebab kematian adalah sesuatu yang tidak bisa diperbaiki lagi. Keselamatan (kehidupan kekal) harus diberikan kepada manusia sebagai pemberian atau anugerah dari Allah, karena manusia tidak bisa keluar dari jebakan dosa dan kematian untuk bisa memperjuangkan kehidupan kekal itu. Dosa harus memperoleh penghakiman dan hukuman sebelum manusia diselamatkan dari kematian. Inilah yang dilakukan dan disediakan dalam karya keselamatan Yesus. Manusia yang berdosa harus tetap mati. Ini dinyatakan dengan sangat jelas dalam Firman- Nya (Kejadian 2 : 17). Tidak ada korban binatang, malaikat atau apapun yang bisa menggantikan hukuman atas dosa didalam manusia kecuali manusia sendiri. Seluruh kelengkapan manusia yaitu Roh, Jiwa dan Tubuhnya telah berdosa, sehingga manusialah yang harus menanggung konsekuensi hukuman dosanya yaitu kematian. Hanya manusia yang bisa menebus manusia. Syukur kepada Allah, karena inkarnasi Kristus menjadi manusia sehingga Yesus menjadi korban pengganti bagi manusia. Yesus yang bersih dari dosa, Kesucian-Nya sanggup melewati kematian saat menebus dosa manusia masuk dalam lubang kematian. Dia mati sebagai korban pengganti, menderita atas hukuman dosa, dan menyerahkan hidup-Nya bagi keselamatan dunia, karena Yesus menang dan bangkit dari kematian. Sehingga siapa yang percaya pada-Nya tidak akan mendapat penghukuman lagi (Yohanes 5 : 24). Anugerah inilah yang menjadi satu-satunya harapan manusia untuk bisa lepas dari kematian dan kuasa dosa dalam dirinya. Puji Tuhan, semua itu telah disediakan bagi kita yang percaya pada Tuhan Yesus. Kita akan mendalaminya dalam bab selanjutnya. 3. Anugerah Keselamatan, dan prosesinya. Masalah utama yang menjadi penyebab dari segala kerusakan baik dalam diri manusia dan seluruh jagad raya terletak pada adanya dosa. Kita akan melihat bagaimana rancangan Allah untuk menyelesaikannya. Tentu saja pekerjaan Allah ini merupakan sebuah pekerjaan yang tuntas, dan menyeluruh untuk menyelesaikan dari akar permasalahan, keadaan dan perkembangannya saat ini bahkan sampai pada akhirnya nanti. Tentu saja penyelesaian masalah dosa ini dalam keadilan Kasih Allah, artinya setiap pihak akan memperoleh hukuman
  • 26. dari kesalahannya, dan setiap pihak harus juga bertanggungjawab terhadap apa yang menjadi kewajibannya sendiri sesuai dengan Kasih Allah. Didalam diri manusia terdapat kesadaran untuk mencari jalan keluar terhadap persoalan dosa ini (Kisah Rasul 16 : 30). Manusia tidak pernah menemukan sebuah perhentian dalam pencariaannya, karena yang mereka nanti-nantikan adalah sebuah pertolongan yang hanya bisa datang dari Allah sendiri (Mazmur 3 : 8 ; Yunus 2 : 9). Keselamatan didalam Tuhan Yesus. Hanya ada didalam Alkitab pernyataan yang begitu lugas dan jelas tentang keselamatan, siapa yang percaya pada Yesus engkau akan selamat dan keluargamu (Kisah Rasul 16 : 31). Alam dan sejarah bisa ditelusuri untuk mencari tahu bagaimana penciptaan dan kejatuhan manusia tetapi tidak untuk menemukan penebusan. Dasar keselamatan didalam Alkitab sangat bertentangan dengan hukum agama yang bersumber dan mendasarkan keselamatan pada segala upaya manusia. Perbuatan baik, amal ibadah yang diklaim dalam takaran tertentu menjadi prasyarat memperoleh keselamatan itu. Keselamatan dalam Kristus berbeda sama sekali, karena keselamatan itu datang dari karya Allah Tritunggal sendiri, dan manusia hanyalah menerima atau menolaknya saja. Semua perbuatan baik dan amal ibadah sama sekali tidak menentukan keselamatan, bahkan tidak ada sangkut pautnya dengan keselamatan yang dianugerahkan Allah ini. Semuanya murni dari Allah oleh Allah dan bagi Allah saja. Sebagaimana penciptaan dilaksanakan oleh Allah Tritunggal, keselamatan juga dilaksanakan oleh Allah Tritunggal. Keselamatan dinyatakan, dirancangkan oleh Bapa, digenapi dan diselesaikan oleh Tuhan Yesus, diaplikasikan oleh Roh Kudus. Dalam Alkitab peristiwa penciptaan terjadi di Kejadian pasal 1 dan 2. Sedangkan kejatuhan manusia terjadi di Kejadian pasal 3. Sisa dari keseluruhan Alkitab berbicara tentang kasih dan anugerah Allah kepada manusia berdosa. Yohanes 3 : 16-17, menyatakan dengan jelas keselamatan berasal dari Allah. Untuk melakukannya , pertama Kristus masuk kedalam dunia yang adalah ciptaan-Nya sendiri. Kedua, Yesus menanggung semua akibat dari kejatuhan manusia didalam Diri-Nya dalam keadaan manusia. Putra Allah yang mencipta dan menjadikan jagad raya ini secara utuh dan nyata menyatu dengan apa yang diciptakan-Nya untuk menyelamatkan. Dalam inkarnasi-Nya itulah Sang Putra ikut serta dalam setiap proses perjalanan kemanusiaan, merasakan akibat dari kejatuhan manusia sejak didalam kandungan, bayi, bertumbuh, dewasa hingga penderitaan dan kematian. Tuhan Yesus dalam kemanusiaan-Nya melakukan segala tuntutan Allah dalam hukum-hukum- Nya, sempurna tanpa cela dan menghidupi penjanjian yang telah dihancurkan oleh Adam, Kristus sebagai Adam yang kedua yang memberikan kehidupan pada manusia (1 Korintus 15 : 22). Meskipun Yesus sendiri tidak berdosa, tetapi Ia merasakan segala akibat dosa. Ia mengalami penderitaan manusia dari kesakitan, kesusahan, kemiskinan, kejahatan, ketidak adilan, pengkhianatan, penyiksaan, kesewenang-wenangan, bahkan pembunuhan sampai
  • 27. pada kematian-Nya. Kita memiliki Allah yang ikut merasakan semua penderitaan manusia berdosa (Ibrani 4 : 15-16). Melalui kematian-Nya diatas kayu salib, Kristus mengambil alih hukuman dosa kita. Segala penderitaan yang dialami dalam kekudusan-Nya menjadi sebuah piutang terhadap tuntutan iblis, yang menjadikan posisi manusia terbayar seluruh hutang dosanya. Iblis tidak dapat lagi menuntut manusia untuk menerima akibat dari dosanya lagi. Kemenangan itu dibuktikan Yesus melalui kebangkitan-Nya dari antara orang mati. Melalui kuasa kebangkitan-Nya juga maka kemenangan Kristus menjadi kemenangan yang bisa diberikan kepada siapa saja yang percaya pada kasih, anugerah karya keselamatan yang dilakukan-Nya ini. Kristus mati untuk membayar tuntutan/hukuman dosa, tetapi Kristus bangkit membawa kemenangan bagi seluruh ciptaan-Nya. Pemulihan melalui Salib. Peristiwa salib dan kebangkitan Kristus adalah proses penghancuran dan pemusnahan segala kerusakan, pemulihan kembali dan pembaharuan kembali yang telah hilang dari manusia dan seluruh jagad raya akibat dosa. Seluruh ciptaan telah diperdamaikan dengan Allah oleh Tuhan Yesus (2 Korintus 5 : 18-19). Karya keselamatan telah membawa seluruh ciptaan Allah pada kedudukan semula sebelum kejatuhan manusia. Hanya jalan yang ditempuh Allah adalah sebuah proses panjang yang harus dilanjutkan oleh manusia sebagai penghulu dari seluruh ciptaan Allah melaksanakan pembaharuan itu. Manusia tidak lagi hidup dalam hukum dosa tetapi telah masuk kedalam hukum anugerah. Persekutuan dengan Allah telah dipulihkan dari permusuhan menjadi rekonsiliasi dari kematian berpindah menjadi hidup. Akses pada pribadi Allah, kekayaan, kemuliaan dan kasih dengan segala kesempurnaan -Nya telah dibuka kembali bagi manusia yang percaya dan menerima karya keselamatan Kristus (Markus 15 : 38). Mereka tidak lagi hidup dalam kutuk dan hukuman tetapi hidup dalam anugerah dan hukum kasih. Cara menerima anugerah keselamatan itu dengan mengimani dan percaya apa yang dilakukan Tuhan Yesus bagi dirinya. Manusia yang menerima Tuhan Yesus sebagai Tuhan dan Juru Selamat pribadinya, menyatu didalam Kristus, maka seluruh karya Kristus akan menjadi bagian dari dirinya. Saat kita masih berdosa, Kristus telah mati untuk kita (Roma 5 : 10). Rekonsiliasi yang dimulai dengan Allah akan terus berlanjut pada diri kita, mengalir dalam hubungan dengan sesama manusia dan seluruh ciptaan Allah yang lain. Kasih yang mengalir dari Allah itu akan memperbaharui pola hubungan didalam Kristus. Kita juga akan menerima kemenangan dari kuasa maut (1 Korintus 15 : 55-56). Karena Tuhan tidak menghendaki kita ditimpa murka Allah tetapi untuk memperoleh keselamatan. Proses pembaharuan di dalam Kristus melalui perubahan cara pandang kehidupan. Seringkali orang Kristen berpikir bahwa anugerah keselamatan itu hanya bersifat pribadi yaitu diangkat menjadi anak-anak Allah. Awalnya memang harus diterima secara pribadi, kemudian akan terjadi proses pembaharuan/transformasi pikiran-pikiran (Roma 12 : 2). Sehingga kita dapat menerima dan memberlakukan pikiran-pikiran Kristus dalam kehidupan sehari-hari (2 Korintus 10 : 5). Sehingga akan membuat cara pandang kehidupan pun berubah dengan cara
  • 28. pandang kehidupan sebagaimana Allah memandangnya. Kacamata kita diganti dengan kacamata sorgawi, sehingga segala sesuatunya terlihat dengan perpektif yang sama sekali baru. Cara pandang dan cara hidup baru inilah yang harus kita perjuangkan untuk diwujudkan dalam kehidupan keseharian kita. Roh Kudus yang akan menuntun kita dalam proses pembaharuan pikiran ini baik tentang Allah, diri sendiri, sesama, dan tentang hubungan dengan ciptaan Allah yang lain. Proses transformasi ini akan membawa manusia kembali pada rancangan awal penciptaan manusia di Taman Firdaus. Dari diri kita akan berkembang pada komunitas orang-orang percaya dalam lingkungan kita. Terus berkembang di lingkungan pekerjaan, masyarakat dan bangsa hingga pada seluruh jagad raya. Inilah Kerajaan Allah di bumi, sebuah komunitas dengan hukum baru yaitu kasih. Mewujudkan keselamatan di bumi. Harus selalu kita ingat bahwa karya keselamatan Allah bertujuan untuk menyelamatkan seluruh jagad raya. Meskipun saat ini seluruh makhluk akan merasakan penderitaan, tetapi itu semua hanya bersifat sementara (Roma 8 : 19 – 21). Tujuan Allah melalui karya Kristus adalah meski kehancuran bumi lama ini akan terjadi tetapi kemudian akan muncul bumi baru dan langit baru (2 Petrus 3 : 11-13). Karena didalam Kristus segala sesuatu terikat (Kolose 1 : 17). Dan Kristus telah merekonsiliasi segala sesuatu dengan Allah (Kolose 1 : 12). Maka Yesus dalam kemuliaan dan kuasa kebangkitan-Nya telah memegang otoritas atas seluruh jagad raya bagi kemuliaan Allah kembali. Sehingga saat kita menerima karya keselamatan Kristus, yang didalamnya terdapat segala kekayaan Allah maka kita akan memiliki kekayaan Allah dalam diri kita. Hidup kita harus selalu memegang janji ini yaitu segala sesuatu yang Kristus miliki, otoritas atas segala ciptaan-Nya menjadi bagian dari milik kita. Dengan mempersembahkan seluruh hidup kita untuk mewujudkan pemerintahan Kristus di jagad raya ini, maka keselamatan seluruh bangsa di bumi akan terwujud. Melalui karya-karya manusia yang telah diselamatkan maka kemuliaan Allah itu akan nampak kembali, meskipun ini tidak mendatangkan keselamatan secara pribadi. Tetapi mendatangkan suasana sorgawi yang dapat dirasakan di dunia ini. Inilah anugerah umum dari Allah melalui kesaksian buah pertobatan yang berupa perbuatan kasih, karya seni, ilmu pengetahuan, politik, bisnis dan lain-lain. Sedangkan anugerah khusus yang diberikan hanya pada orang percaya adalah amanat agung Kristus dalam Matius 28 : 18 – 20, memberitakan kabar sukacita akan karya kematian dan kebangkitan Kristus yang berujung pada keselamatan jiwa secara pribadi. Keselamatan bekerja didalam kita, melalui hidup kita orang percaya masuk kedalam dunia. Datanglah Kerajaan-Mu, jadilah kehendak-Mu di bumi seperti didalam sorga (Matius 6 : 10). Prinsip Salib. Semua orang Kristen mengetahui tentang salib, tetapi sangat sedikit yang mamahami tentang prinsip salib. Apakah prinsip salib itu ? Allah telah menciptakan dua jenis ciptaan, yaitu ciptaan lama dan ciptaan baru di jagad raya ini. Ciptaan baru ini akan muncul apabila manusia lama telah dimatikan. Inilah prinsip kerja salib Kristus, dengan karya salib ciptaan lama disalibkan
  • 29. untuk diakhiri dan mati, kemudian melewati salib ciptaan baru akan dibangkitkan. Inilah prinsip salib. Gambar 12 : Prinsip Salib Allah memilih jalan salib karena merupakan satu-satunya jalan yang sempurna agar seluruh tujuan Allah dapat digenapi. Apakah tujuan Allah ? Allah ingin meletakkan seluruh rancangan- Nya kembali sebagaimana sebelum kejatuhan manusia dalam dosa. Pemulihan manusia menjadi anak-anak Allah untuk mewujudkan kemuliaan Allah dalam setiap manusia dan seluruh ciptaan-Nya. Citra dan gambar Allah yang hilang itu agar bisa muncul kembali dalam diri manusia. Namun karena keselamatan itu tidak langsung membawa manusia berpindah dari bumi ke sorga, tetapi manusia harus meneruskan kembali hidupnya di dunia yang telah dikuasai dosa. Sehingga manusia harus memiliki sebuah cara dan sistematika untuk bisa menjalankan kehidupannya di bumi seperti di dalam sorga. Keterbatasan manusia yang hidup dalam keterbatasan dunia, tetapi menghadirkan ketidakterbatasan Allah. Disisi yang lain, dalam diri manusia yaitu tubuh dan jiwanya juga telah terikat oleh kuasa dosa bahkan iblis tinggal dalam tubuh manusia berupa benih dosa. Sehingga manusia harus hidup bersama dengan jiwa dan tubuh berdosa yang akan mendapat hukuman berupa kematian itu dalam kesehariannya. Sepanjang perjalanan hidupnya manusia yang sudah diselamatkan juga masih harus terus berjalan dengan tubuh yang telah berubah menjadi keinginan daging, dan jiwa yang telah berubah menjadi keinginan diri. Keinginan daging adalah keinginan untuk memuaskan apa yang dingini tubuh untuk kesenangan hidup. Sedangkan keinginan diri adalah segala pertimbangan dalam mengambil keputusan berpusat pada keinginan untuk memuliakan diri sendiri. Lebih jauh lagi, dalam diri manusia terdapat 12 kekuatan pemberontakan, dimotori Setan yang menyatu dengan dirinya yang adalah ciptaan lama yang harus dimatikan agar muncul ciptaan yang baru. Sehingga kunci memperbaharui dan mengembalikan ciptaan Allah adalah dengan menebus dengan menimpakan hukuman dosa agar ciptaan lama mati berganti menjadi ciptaan baru yang tidak dikuasai dosa lagi. Inkarnasi Kristus menjadi daging. Allah Sendiri yang berinkarnasi dalam tubuh manusia ! Ini berarti bahwa Allah meletakkan semua ciptaan-Nya didalam Diri-Nya. Ketika Allah meletakkan manusia kedalam Diri-Nya, itu
  • 30. berarti Allah sedang meletakkan semua ciptaan lama yang melekat pada manusia dalam tubuh-Nya. Sebagai contoh, dalam 2 Korintus 5 : 21, bahwa Allah telah membuat Yesus menjadi ‘dosa’ (Sin)- bukan ‘sins’ plural tetapi ‘sin’ tunggal. Ini berbicara tetang benih dosa bukan perbuatan-perbuatan dosa, karena Yesus tidak pernah berbuat dosa. Allah juga menimpakan segala kejahatan kita pada Yesus (Yesaya 53 : 6). Ia yang menanggung doa-dosa kita diatas kayu salib (1 Petrus 2 : 24). Dia menjadi serupa dengan daging yang dikuasai dosa (Roma 8 : 3). Keserupaan adalah menjadi serupa dengan daging, dan kedagingan manusia ini adalah daging dalam dosa. Yohanes 1 : 14 mengatakan bahwa Firman menjadi daging, yang maksudnya adalah Yesus menjadi seorang manusia. Saat Dia menjadi manusia dalam kedagingan, Dia berada dalam keserupaan sebuah daging yang penuh dosa, karena pada saat itu dosa berada didalam daging manusia. Tetapi kita harus melihat dengan sangat berhati-hati, karena kalau kita berpikiran bahwa Yesus menjadi daging sama persis dengan kita, kalau kita berpikiran tentang kecenderungan kita dalam daging yang ditanami iblis benih dosa untuk berbuat dosa, kita berpikiran salah. Kita perhatikan lagi dalam Roma 8 : 3 menyatakan dengan jelas bahwa Yesus menjadi hanya “serupa’ dengan daging yang penuh dosa, jadi bukanlah menjadi daging yang didalamnya terdapat biang dosa yaitu daging yang dikuasai oleh kuasa dosa. Dalam tubuh Yesus tidak ditemukan dosa, tetapi membawa seluruh kuasa dosa didalam tubuh-Nya. Dan Yesus tidak pernah berbuat dosa dan dikuasai dosa. Lebih jelas lagi apa yang Tuhan Yesus sampaikan dalam Yohanes 3 : 14, Yesus sama dengan ular dipadang gurun yang ditinggikan, demikian Yesus harus ditinggikan diatas salib. Yang ditinggikan diatas kayu oleh Musa apakah ular sesungguhnya ? Bukan ! Yang ditinggikan oleh Musa diatas kayu adalah sebuah ular tembaga (Bilangan 21 : 9). Kehidupan Yesus yang dimulai dari dilahirkan oleh perawan Maria memiliki keadaan yang serupa dengan manusia yang hidup dalam daging yang penuh dosa, tetapi jelas Yesus tidak pernah berbuat dosa. Sehingga Yesus hanya serupa dengan manusia dalam daging yang berdosa, tetapi Yesus tidak pernah sama dalam hal daging yang penuh dosa. Kita harus sangat berhati-hati dalam hal ini. Pada saat Allah membuat Yesus menjadi dosa (2 Korintus 5 : 21), yang dimaksud disini adalah menjadikan Yesus menjadi “serupa” dengan dosa. Keadaan Yesus yang telah menjadi manusia telah meletakkan keadaan manusia sepenuhnya dalam daging-Nya, Iapun berarti meletakkan seluruh kepenuhan manusia lengkap dalam paket keberdosaannya. Jadi Yesus membawa juga dalam tubuh-Nya, Setan, Dosa, perbuatan dosa, daging dan semuanya lengkap. Disini kita juga harus menjadi sangat berhati-hati. Tuhan sudah berinkarnasi menjadi manusia, bukan menjadi ular (dosa) ; tetapi pada saat Yesus disalibkan, Yesus disalib sebagai manusia dalam wujud ular. Mengapa ? Sebab memang dalam kenyataannya manusia telah menjadi satu dengan Setan, si ular. Sehingga Tuhan Yesus dan bahkan Yohanes Pembaptis menyebut orang Parisi sebagai keturunan ular. Mereka adalah anak-anak si ular, sebab mereka memiliki kehidupan si ular didalam dagingnya ; racun mematikan yang dimiliki ular itu ada didalam daging mereka. Sehingga dalam pandangan Allah, mereka sebagai orang berdosa, telah berubah menjadi ular. Bedakan dengan Tuhan Yesus, yang telah berinkarnasi menjadi manusia, yang hanya memiliki keserupaan dengan daging yang berdosa, bukan memiliki kuasa dosa dan biang dosa dalam diri-Nya sebagaimana
  • 31. yang dimiliki manusia lain. Sebagaimana ular tembaga Musa, Yesus hanya memiliki keserupaan dengan ular, bukan keberdosaan dan racun dari ular. Akhir dari ciptaan lama. Sehingga diatas salib itulah : pertama, Yesus membawa tubuh manusia itu, yang didalamnya tergantung seluruh kelengkapan 12 hal manusia lama, naik keatas salib. Dan kedua, di atas salib itulah seluruh kelengkapan manusia lama, daging, setan, dosa dan seluruh turunannya disalibkan, diakhiri dan mati. Ini berarti bahwa semua keberadaan kemanusiaan lama yang penuh dosa telah berakhir. Ini adalah prinsip kerja salib. Dengan cara kematian inilah, Yesus membawa dalam Diri-Nya manusia lama itu diatas salib dan mengakhirinya dengan sempurna. Sehingga bukan hanya diri Yesus saja yang disalib dan mati, tetapi juga manusia lama, kerajaan dunia, setan dan kerajaan setan, dosa dan perbuatan-perbuatan dosa, lengkap semua tanpa kecuali. Segala yang ada dalam ciptaan lama Allah dibawa dan berakhir melalui salib Kristus. Sehingga kita semua harus secara pribadi mengalami prosesi kematian yang sempurna ini. Berikut ayat-ayat yang menjelaskan prinsip kerja salib berlaku bagi seluruh kelengkapan manusia lama yang terpaku di salib dan mati, selesai disana : 1. Setan/Lucifer : Kolose 1 : 20. 2. Hidup manusia : Galatian 2 : 20. 3. Setan : Ibrani 2 : 14 dan Yohanes 12 : 31. 4. Kerajaan Setan : Kolose 2 : 15 dan Yohanes 12 : 31. 5. Dosa : 2 Korintus 5 : 21 dan Roma 8 : 3. 6. Perbuatan dosa ; 1 Petrus 2 : 24 dan Yesaya 53 : 6. 7. Kerajaan Dunia : Galatia 6 : 14 dan Yohanes 12 : 31. 8. Kematian : Ibrani 2 : 14. 9. Kedagingan : Galatian 5 : 24. 10. Manusia lama : Roma 6 : 6. 11. Mementingkan diri sendiri : Galatai 2 : 20. 12. Segala sesuatu atau segala ciptaan : Kolose 1 : 20. Dalam Yohanes 12 : 31 dikatakan bahwa penghakiman atas dunia dan penguasa dunia akan dilemparkan keluar. Kapan ini akan terjadi ? Kalau kita perhatikan dalam kontek perikopnya di ayat 24, ini akan terjadi pada saat Yesus mati disalib. Dengan kematiannya, kerajaan dunia dihakimi dan penguasa dunia dilempar keluar. Ibrani 2 : 14 menyatakan bahwa Kristus mengambil bagian dalam darah dan daging, dan dengan kematian-Nya Yesus akan menghancurkan atau membatalkan iblis yang berkuasa atas maut. Ayat ini menegaskan bahwa Yesus, melalui kematian dalam darah dan daging, menghancurkan atau membatalkan Setan, yang memiliki kuasa atas maut. Kolose 1 : 20 mengatakan bahwa Yesus memperdamaikan segala sesuatu dengan Diri-Nya. Hal ini menjelaskan bahwa bukan saja manusia yang salah dihadapan Allah, tetapi segala sesuatu telah menjadi salah. Dan ayat ini juga menyatakan bahwa segala sesuatu harus mengalami pendamaian melalui darah salib Kristus. Gambar 13 : Perjalanan Karya Kristus.
  • 32. 1. Roh Kekal (Roh Kudus) ada sejak dalam kandungan Maria, menjadi pusat 12 hal ciptaan lama. 2. Roh Kekal (Roh Kudus) mengalami semua proses, pergumulan manusia kecuali dosa. 3. Seluruh proses sengsara hingga turun dalam kematian dialami oleh Roh Kekal, sehingga dalam Roh ini terdapat kelengkapan seluruh proses hidup, sengsara, salib dan kematian serta kebangkitan Kristus. 4. Kristus berinkarnasi menjadi manusia menjadi pusat seluruh kejahatan jagad raya baik masa lalu, masa kini maupun masa yang akan datang, masuk didalam tubuh-Nya. 5. Saat Kristus membawa semua dalam diri-Nya di salib, Kristus melakukan didalam Roh Kekal (Ibrani 9 : 14). 6. Seluruh ciptaan lama mati di salib kecuali Roh Kekal. Kematian Kristus mengakhiri semua kuasa dosa dalam ciptaan lama di seluruh alam semesta ini, kecuali Roh Kekal yang tetap hidup. 7. Mengakhiri semua diatas salib, semua terhenti disana kecuali Roh Kekal yang bisa melewatinya. 8. Roh Kekal tetap hidup, yang membangkitkan Kristus. 9. Roma 1 : 4 – menurut Roh Kekudusan dinyatakan oleh kebangkitan-Nya. Kekudusan berarti pemisah, Roh Kekal masuk dalam kematian tetapi tetap menjadi Roh pemisah dari kematian. 10. Barang dibuang ke tong sampah akan diam, tetapi kalau manusia hidup dibuang ke tong sampah ia akan melompat keluar. 11. Melalui salib, Roh Kekal mengakhiri semua yang jahat di alam semesta ini akibat ciptaan lama. 12. Roh Kekal mempersembahkan Diri-Nya kepada Allah. 13. Ketika semua proses sudah selesai sempurna, para murid tinggal menerima secara “transcendence” seluruh kuasa salib dan kebangkitan itu di dalam Roh Kudus yang diam didalam hati mereka. 14. Dimana ada Kristus disitu akan selalu ada kuasa kebangkitan. 15. Roh Kudus dihembuskan para murid agar menerima Roh itu dengan kepenuhan kuasa dan berkat-Nya. Setiap orang harus mengalami prosesi salib. Prinsip kerja salib ini seharusnya menggetarkan hati kita, dan membawa kesadaran betapa pentingnya kita mengalami secara pribadi prosesinya. Salib adalah sebuah prosesi kematian yang sangat luar biasa, semuanya dalam satu paket diselesaikan secara sempurna, sehingga
  • 33. kita harus menjadi bagian dari prosesi kematian di atas salib ini. Apa saja yang kita miliki, apa saja yang kita lakukan, dan segala hal yang berkaitan dengan kita baik saat ini, bahkan masa lalu, yang kita mengerti dan ingat bahkan yang tidak kita ketahui sekalipun harus kita bawa kepada salib itu. Salib itu akan mengakhiri segala sesuatu yang berhubungan dengan kita yang lama. Semua akan diselesaikan dan dimatikan disana. Kitapun harus membawa segala hal ke atas salib ; pikiran, pengetahuan, kebijaksanaan, kemampuan kita, dll. Inilah prinsip salib tidak ada cara lain. Mungkin kita berpikir kita adalah manusia yang cukup baik, atau orang muda yang berpikiran bahwa hidup mereka masih jauh lebih baik dari anak-anak muda lain. Tidak demikian, sebagus apapun penilaian terhadap diri kita, kita harus datang pada salib itu. Kita harus ikut disalibkan dan menyelesaikan tuntas semua manusia lama disana. Jangan bangga menjadi baik atau lebih baik, karena salib tersedia hanya untuk mereka yang mau datang dan menyerahkan hidupnya mati bersama Kristus. Jangan sampai kita melewatkan kesempatan ini. Semua manusia terkait dengan ciptaan lama. Dari 12 hal yang melekat pada manusia lama terdapat bekas penghulu malaikat yaitu Setan (lucifer). Kita mengerti bahwa tidak semua malaikat masuk menjadi bagian dari kerajaan setan. Meski semula malaikat dibawah pimpinan lucifer, tetapi saat lucifer memberontak, tidak semua malaikat mengikuti dia. Malaikat yang tidak jatuh ini tidak termasuk dalam ciptaan lama. Malaikat yang jatuh inilah yang menjadi penguasa-penguasa kerajaan angkasa (Efesus 1, 2 dan 6 ; Kolose 2). Berbeda dengan kondisi manusia yang tidak ada pengecualian, karena semua manusia mengikuti pemberontakan lucifer. Pemberontakan itu dimulai oleh manusia pertama yaitu Adam, dan termasuk seluruh keturunannya. Hanya ada satu kelompok manusia, yaitu dibawah pimpinan Adam. Sehingga semua manusia melalui Adam masuk kedalam kejatuhan menjadi bagian dari ciptaan lama. Setan sebagai pemimpin malaikat yang memberontak jelas termasuk dalam ciptaan lama. Setan menyalahgunakan otoritas yang diberikan padanya dan memanfaatkannya untuk membangun kerajaannya sendiri (Matius 12 : 26). Menurut Yesaya 14 : 12 – 14 ; Yehezkiel 28 : 13, 14 dan Lukas 4 : 5 – 7, Setan ditunjuk Allah menjadi penghulu dari para malaikat, sehingga dia memiliki otoritas tertentu dari Allah. Pada saat Tuhan Yesus dicobai di padang gurun, Yesus memahami benar adanya otoritas yang dimiliki setan ini. Dengan aturannya, setan membangun sebuah kerajaan bersama sekumpulan malaikat yang juga menyalahgunakan kuasa dan otoritasnya. Setelah manusia diciptakan Allah, setan datang untuk memasukkan benih dosa, dan dengan dosa didalam diri manusia, banyak sekali buah-buah dosa itu yang dihasilkan oleh manusia. Langkah selanjutnya setelah kejatuhan, setan memperalat segala hal yang berhubungan dengan eksistensi manusia, mulai dari makanan, pakaian, keluarga, kebutuhan rumah, keuangan dll. Seluruh kebutuhan itu ada dan tersedia bagi keberlangsungan kehidupan manusia, tetapi setan telah memperalatnya untuk membangun sistem tata kelola yang sesuai dengan nilai dosa yang dimiliki setan dan ditanamkan pada diri manusia. Sistem yang berpusat pada setan inilah yang dimaksud dengan kerajaan dunia.
  • 34. Setelah dosa, perbuatan dosa dan kerajaan dunia, kematian juga masuk kedalam kehidupan manusia, melalui kejatuhan manusia. Setan memasukkan tabiat dosa yang dimilikinya kedalam diri manusia yang masuk melalui tubuh manusia bertujuan untuk merusaknya, yang kemudian berubah menjadi keinginan daging. Hasil lainnya dari kejatuhan manusia adalah seluruh manusia telah berubah menjadi ciptaan lama. Jiwa manusia yang semula tercipta untuk memuliakan Tuhan, juga berubah dipakai hanya untuk kemuliaan diri manusia saja. Setan yang adalah penghulu malaikat dan manusia yang adalah penghulu ciptaan Allah yang lain, bergabung memberontak. Akibatnya adalah, seluruh ciptaan Allah telah tertular dan terpengaruh serta terkontaminasi (Roma 8 : 20 – 22 dan Kolose 1 : 20) dan membutuhkan rekonsiliasi melalui penebusan Kristus. Prinsip kebangkitan. Kita sudah meneliti 12 unsur kejatuhan manusia yang semuanya melekat pada diri manusia. Segala hal yang buruk dalam jagad raya ini berkumpul bersama dan berpusat didalam manusia. Segala dari ciptaan lama itu, termasuk segala hal buruk dari alam raya ini menyatu didalam manusia yang telah berdosa ini. Saat Kristus berinkarnasi menjadi manusia, segala hal negatif yang menyatu dalam diri manusia itu dimasukkan dalam Diri-Nya. Bukanlah manusia yang kecil dan biasa, tetapi kelengkapan dari seluruh ciptaan lama. Inilah yang menjadi alasan kenapa harus Kristus berinkarnasi menjadi manusia. Karena membutuhkan kuasa yang sangat besar untuk membawa seluruh kejahatan yang telah ada, sedang ada dan yang akan ada didalam jagad raya ini kedalam satu tubuh manusia. Hanya Kristus sendirilah yang bisa melakukan itu. Kristus sebagai manusia haruslah pula seperti ular tembaga yang dinaikkan diatas tongkat Musa, seorang manusia tanpa dosa yang seperti manusia penuh dosa, seperti ular tetapi bukan ular. Juga yang harus menjadi dosa walaupun tidak berdosa diatas salib (2 Korintus 5 : 21). Karena diatas salib itu Yesus bukan saja membawa seluruh dosa semesta, tetapi juga membuat Yesus menjadi dosa. Hanya melalui itu maka keserupaan dengan ular itu terjadi, sehingga yang dilihat Allah Bapa dan yang menerima hukuman dosa adalah ular yaitu manusia yang berdosa itu. Sehingga sempurnalah prosesi penyaliban, 12 unsur kejahatan, seluruh dosa dunia telah dibawa keatas salib untuk diselesaikan disana. Inilah akhir dari seluruh ciptaan lama, semua berakhir sempurna dalam kematian sempurna Kristus. Jika kita bisa memandang peristiwa ini dari cara pandang surgawi, manusia seharusnya tersungkur menangis penuh sukacita dan berteriak “Halleluya”. Analogi sederhana adalah tubuh manusia adalah sebuah tempat yang menjadi sasaran yang dimasuki oleh Setan dan seluruh kuasa kegelapannya. Ini mirip dengan sebuah jebakan tikus, dimana tikus akan sangat senang terhadap umpan yang ada didalam jebakan itu. Karena tubuh manusia ini adalah tubuh Tuhan Yesus sendiri yang adalah Allah, maka yang masuk kedalam jebakannya adalah seluruh kekuatan dosa masa lalu, masa kini dan masa yang akan datang. Ingat dengan perumpamaan penggarap kebun anggur di Matius 21 : 37-39, ketika Tuan itu mengutus anaknya. Penggarap itu begitu antusias untuk membunuhnya, karena mengharapkan warisannya akan jatuh kepada mereka. Ketika semua sudah masuk dan terperangkap, Yesus membawa tubuh manusianya keatas salib, yang berujung pada kematian
  • 35. dari semua kuasa dosa itu untuk selama-lamanya. Penghakiman atas dosa itu sudah dijatuhkan dan lengkap, sempurna terjadi diatas salib. Puji Tuhan ! Kita wajib menerima kuasa salib hanya melalui iman kepada Tuhan Yesus, Halleluyah ! Prinsip Kebangkitan. Yang kemudian harus kita pahami adalah, bahwa seluruh peristiwa prosesi kematian sempurna diatas salib itu dilakukan Kristus bersama dengan Roh Kekekalan yaitu Roh Kudus yang ada didalam Kristus. Kita membaca dalam Ibrani 9 : 14, betapa lebihnya darah Kristus, yang oleh Roh yang kekal mempersembahkan Diri-Nya sendiri kepada Allah sebagai persembahan yang tak bercacat. Prosesi kematian sempurna Kristus diatas salib terjadi pada Roh kekekalan. Saat Kristus berinkarnasi menjadi manusia, Kristus menjadi pusat dari segala ciptaan, yang termasuk segala hal negatif dari seluruh semesta ; kemudian Kristus membawa manusia yang telah jatuh dalam dosa itu keatas salib untuk diakhiri disana, Kristus melakukan itu semua didalam Roh Kekekalan. Kristus menyelesaikan segala kelengkapan ciptaan lama itu didalam Roh Kekekalan, yang tidak memiliki awal dan juga tidak memiliki akhir itu. Sehingga seluruh kelengkapan kejahatan dunia berakhir diatas kayu salib, kecuali Roh Kekekalan. Seluruh hal negatif telah selesai, tetapi Kristus tetap hidup, tetap sama sebab Kristus didalam Roh Kekekalan. Dengan Roh Kekekalan inilah Yesus bangkit. Prinsip kebangkitan adalah Kristus sebagai manusia membawa segala kejahatan dunia dan mengakhiri semuanya itu diatas salib ; hanya Roh Kekekalan bisa melewati kematian dan tetap. Dan didalam dan oleh Roh ini Kristus bangkit membawa ciptaan baru. Kita bisa membayangkan betapa terkejutnya Setan melihat kejadian ini. Anak Allah yang diseret disiksa dan dibunuh serta dibawanya masuk dalam lubang kematian, yang dipikirnya adalah kemenangan Setan, ternyata adalah sebuah kekalahan mutlak. Setan dan 12 kejahataan telah masuk kedalam tubuh Kristus, dengan segala kejahatannya tubuh itu disiksa hingga mati diatas salib. Sebuah kematian yang paling hina dan terkutuk. Tetapi disanalah kemenangan gemilang karya keselamatan bagi manusia, Kristus yang dipandang Allah sebagai dosa dan kutuk, itu berubah menjadi ular tembaga, yang dari-Nya muncul keselamatan bagi seluruh dunia. Roh Kudus mengimpartasikan kuasa salib dan kebangkitan kepada umat-Nya. Dalam Roma 1 : 4 dikatakan bahwa Anak-Nya yang menurut Roh kekudusan dinyatakan oleh kebangkitan-Nya dari antara orang mati. Apa yang dimaksud dengan kekudusan disini ? Kekudusan memiliki makna dikhususkan atau dipisahkan. Meskipun Roh Kekekalan ini masuk kedalam kematian, Dia tetap kudus dan terpisah. Kematian sanggup mengakhiri segala hal yang lain, tetapi kematian tidak dapat mengakhiri Roh Kekekalan ; karena Roh ini berbeda dan terpisah dengan hal yang lain. Kemudian Roh Kekudusan, Roh Kekekalan yaitu Roh Kudus inilah yang membawa keseluruhan kuasa prosesi salib dan kebangkitan itu kepada seluruh umat manusia yang percaya. Sehingga melalui iman, seluruh kematian manusia lama akan terjadi, kebangkitan manusia baru akan seketika dialami. Karena seluruh karya kepenuhan Allah dilakukan sendiri oleh Allah, manusia hanya bisa menerima dan mensyukuri dengan penuh kekaguman akan kasih-Nya.