SlideShare une entreprise Scribd logo
1  sur  34
DISTRIBUSI Obat
PERTEMUAN ke 8
Dra Ratih Dyah Pertiwi,M.Farm,Apt
NAMA PRODI : Kesehatan Masyarakat
Fakultas Ilmu Ilmu Kesehatan
KEMAMPUAN AKHIR YANG DIHARAPKAN
• Mahasiswa mampu memahami managemen
distribusi logistik pelayanan kesehatan
• Mahasiswa mampu memahami perbedaan
distribusi sentralisasi dan desentralisasi
logistik pelayanan kesehatan
• Mahasiswa mampu memahami berbagai alur
sistem distribusi logistik pelayanan kesehatan
SISTEM DISTRIBUSI OBAT
Definisidanharapan
 Sistemdistribusi obat adalah suatuproses
penyerahan obat sejak setelah sediaan disiapkan
oleh IFRS,dihantarkan kepada perawat, dokter
atau profesional pelayanan kesehatanlain untuk
diberikan kepada penderita.
 Harapan SDO:
1.Tepat Penderita
2.Tepat Obat
3.TepatJadwal pemberian
4.Tepat pemberian
5.Informasi Obat penderita, tepat personel
pemberi ke penderita
Sistemtranspor obat dari IFRSke
penderita harusmemenuhisyarat-syarat
1. Produkobat harusterlindung dari kerusakandan
pencurian selamaproses transportasi.
2. Sistemtranspor tidak merusakatau memperlambat
penyampaian obat ke penderita.
3. Dalamsistemtranspor, pengecekanobat dilakukan
sebelumobat dibawa dari IFRS,periksa kecocokanjenis
obat dan kuantitasnya dengan resep.
4. Lakukan pemeriksaan ulang saat obat tiba dan
diterima di unit perawat.
5. Prosedurdari IFRSkedaerah penderita harus
terdokumentasi.
PembagianSistemDistribusiObat
A. Berdasarkan ada atau tidaknya satelit farmasi
1.Sentralisasi (apoteker tidak ada di ruang
perawatan)
2.Desentralisasi (apoteker ada di ruang
perawatan)
B. Berdasarkan Penghantaran kependerita
1. SDOresep individual
2. SDOPerlengkapan di ruangan
3. SDOkombinasi R/individu dan lengkap di
ruangan
4. SDOdosisunit
SISTEM OBATSENTRALISASI
Metode DistribusiObat Berdasarkan
Ada atau TidaknyaSatelit Farmasi
1. SistemPelayananTerpusat(Sentralisasi)
 Sentralisasi adalah sistem pendistribusian perbekalan farmasi
yangdipusatkanpada satutempatyaitu instalasi farmasi.
 Pada sentralisasi, seluruh kebutuhan perbekalan farmasi setiap
unit pemakai baik untuk kebutuhan individu maupun kebutuhan
barang dasar ruangan disuplai langsung dari pusat pelayanan
farmasi tersebut.
 Resep orisinil oleh perawat dikirim ke IFRS, kemudian resep itu
diprosessesuaidengankaidah ”cara dispensingyang baik danobat
disiapkanuntukdidistribusikankepada penderita tertentu.”
KeuntunganSentralisasi
1. Semuaresep dikaji langsungoleh apoteker, yang
juga dapat memberiinformasi kepada perawat
berkaitan dengan obat pasien,
2. Memberi kesempataninteraksi
profesional antara apoteker-dokter-
perawat-pasien,
3. Memungkinkanpengendalian yang lebih
dekat atas persediaan,
4. Mempermudahpenagihan biaya pasien.
PermasalahanSentralisasi
1. Terjadinya delay time dalam prosespenyiapan
obat permintaan dan distribusi obat kepasien
yang cukup tinggi,
2. Jumlahkebutuhanpersonel di Instalasi
Farmasi RumahSakit meningkat,
3. Farmasiskurang dapat melihat data
riwayat pasien(patient records) dengan
cepat,
4. Terjadinya kesalahan obat karena kurangnya
pemeriksaan pada waktu penyiapan
komunikasi.
PenggunaanSistemSentralisasi
 Sistemini kurang sesuaiuntukrumahsakit yang
besar,misalnyakelasAdan Bkarena memiliki
daerah pasienyang menyebar sehingga jarak
antara Instalasi FarmasiRumahSakit dengan
perawatan pasiensangat jauh.
SISTEM PELAYANAN TERBAGI
(DESENTRALISASI)
Desentralisasi
 Desentralisasi adalah sistempendistribusian
perbekalan farmasi yang mempunyaicabang di
dekat unit perawatan/pelayanan.
 Cabang ini dikenal dengan istilah depo
farmasi/satelit farmasi.
 Pada desentralisasi, penyimpanan dan
pendistribusian perbekalan farmasi ruangan tidak
lagi dilayani oleh pusat pelayanan farmasi.
 Instalasi farmasi dalam hal ini bertanggung jawab
terhadap efektivitas dan keamanan perbekalan
farmasi yang ada di depo farmasi.
Keuntungan
1.Obat dapat segeratersedia untukdiberikan kepada pasien
2.Pengendalianobat dan akuntabilitas semua baik
3.Apoteker dapat berkomunikasilangsungdengan dokter dan perawat
4. Sistemdistribusi obat berorientasi pasiensangat berpeluang
diterapkan untukpenyerahan obat kepada pasienmelaluiperawat
5. Apoteker dapat mengkaji kartu pengobatan pasiendan dapat
berbicara dengan penderita secaraefisien
6. Informasiobat dari apoteker segeratersedia bagi dokter dan
perawat
7.Waktu kerja perawat dalam distribusi dan penyiapan obat untuk
digunakan pasienberkurang, karena tugasini telah diambil alih oleh
personelIFRSdesentralisasi
8. Spesialisasi terapi obat bagi apoteker dalam
bidang perawatan pasien lebih efektif sebagai
hasilpengalaman klinik terfokus
9. Pelayanan klinik apoteker yang terspesialisasi
dapat dikembangkan dan diberikan secara
efisien, misalnya pengaturan suatu terapi obat
penderita khusus yang diminta dokter, heparin
dan antikoagulan oral, digoksin, aminofilin,
aminoglikosida dan dukungan nutrisiI
10. Apoteker lebih mudah melakukan penelitian
klinik dan studiusemenmututerapi obat pasien
Keterbatasan
1.Semuaapoteker klinik harus cakap sebagai penyedia untukbekerja
secara efektif dengan asistenapoteker dan teknisi lain
2.Apoteker biasanya bertanggungjawab untukpelayanan, distribusi
dan pelayanan klinik. Waktu yang mereka gunakan dalam kegiatan
yang bukan distribusi obat tergantung pada ketersediaan asisten
apoteker yang bermutu dan kemampuanteknisi tersebut untuksecara
efektif mengorganisasikan waktu guna memenuhitanggungjawab
mereka
3.Pengendalian inventarisasi obat dalam IFRSkeseluruhan lebih sulit
karena likasi IFRScabang yang banyak untukobat yang sama,
terutama untukobat yang jarang ditulis.
4.Komunikasilangsungdalam IFRSkeseluruhan lebih sulit
karena anggota staf berpraktek dalam lokasi fisik
yang banyak
5.Lebih banyak alat yang diperlukan, misalnya acuan
(pustaka) informasi obat, laminar air flow, lemari
pendingin, rak obat, dan alat untukmeracik
6.Jumlahdan keakutan pasien menyebabkan beban
kerja distribusi obat dapat melebihi kapasitas
ruangan dan personal dalam unit IFRSdesentralisasi
yang kecil
SDOBERDASARKAN PENGHANTARAN
KEPENDERITA
SDOR/Individual
 Sistemdistribusi obat resep individual merupakan sistem
penyampaian obat kepada penderita secara individu sesuai
dengan resep yang ditulis oleh dokter, setiap resep dikaji dan
disiapkan oleh instalasi farmasi
Dokter menuliskan resep,
Perawat menuliskanresep ini kedalam profil pemberian obat
dan menyampaikanpermintaan obat keintalasi farmasi.
Instalasi farmasi meracikkan obat tersebut untukdua sampai
lima hari atau sesuaidengan waktu yang tertera dalam resep.
Perawat menyimpannya dan memberikan obat tersebut
kepada penderita setiap kali waktu pemberian obat
Alur sistem distribusi obat resep individual
Keuntungan dan Kerugian
1.
2.
3.
4.
Semuaresep dikaji langsung
olehApt
Memberi kesempatan
berinterakasi antara dr.
perawat, penderita
Memungkinkan pengendalian
yangdekat pada perbekalan
di IFRS
Mempermudah
penagihanbiaya ke pnderita
1. Kemungkinan keterlambatan
sediaan obat
2. Jumlahkebutuhanpersonel IFRS
meningkat
3. Memerlukanjumlag perawat
dan waktuperawat banyak
untukmenyiapkanobat untuk
penderita
4. Terjadi kesalahanpenyiapan
obat karena kurang
pemeriksaan
Keuntungan R/individu Kekurangan R/ Individu
SDOPerlengkapandi Ruang(Floor stock)
 Sistemdistribusi obat persediaan lengkap di ruang merupakan
sistempenyampaian obat kepada penderita sesuaidengan
order dokter yang obatnya disiapkan dan diambil oleh
perawat dari persediaan obat yang disimpan di ruang
dokter menuliskan resep,
perawat menginterpretasikan resep tersebut dan mencatatnya ke
bukuprofil pengobatan penderita.
Apoteker hanya menerima permintaan obat dari perawat,
menyiapkan obat dalam bentuk dosis berganda, kemudian
menyampaikan persediaan ruahan obat ke unit pelayanan
penderita.
Perawat menyiapkan semuadosispengobatan untukdiberikan
kepada penderita termasukpencampuran sediaan intravena.
Persediaan
Pengendalian
oleh apoteker
Persediaan diruang
Resep
Keret aobat
Interpretasi
oleh perawat
Pengendalian
oleh perawat
Penyiapan
oleh perawat
Pemberian
oleh perawat
Dokter
Penderita
Alur sistem distribusi obat persediaan lengkap di ruang
Keuntungan dan Kerugian
1. Obat yang diperlukan
segera tersedia di ruang
perawatan
2. Tidak ada pengembalian
obat yang terpakai,
karena obat langsung
diberikan ke penderita
3. Penguranganpenyalinan
kembali order obat
4. Penguranganjumlah
personel IFRS
1. Kesalahanpenggunaan obat
meningkat
2. Perseidaanmutuobat tidak terkendali
krn ditempatkana di ruang perawat
3. Pencurianobatmeningkat
4. Kerusakanobat bertambah
5. Penambahanmodal untuk penyiapan
ruang penyimpanan obat
6. Diperlukan waktuyanng banyak
untukperawat dalam penanganan
obat
7. Meningkatkankerugian karena
obat sering rusak
Keuntungan Floor stock Kerugian Floor stock
SDOkombinasiR/individual danFloor
stock
 Sistemdistribusi obat kombinasiresep individual dan
persediaan di ruang merupakan sistempenyampaian obat
kepada penderita berdasarkan permintaan dokter yang
obatnya sebagian disiapkan instalasi farmasi dan sebagian
lagi disiapkan dari persediaan obat yang terdapat di ruang
dokter menuliskan resep,
interpretasi dilakukan baik oleh apoteker maupun perawat.
Apoteker menyiapkan obat dalam bentuk ruahan dan
diserahkan keunit pelayanan penderita, tetapi ada pula obat-
obat yang disiapkan oleh instalasi farmasi untukselanjutnya
diserahkan kepada perawat.
Untukobat yang terdapat di unit pelayanan penderita,
perawat akan menyiapkan semuadosispengobatan untuk
penderita
Interpretasi
oleh apoteker
Pengendalian
apoteker
Pengendalian
oleh perawat
Resep
Interpretasi
oleh perawat
Pengendalian
oleh perawat
Pengendalian
oleh apoteker
Peracikan
Lemari obat
di ruang
Persediaan di
ruang
Kereta Obat
Penderita
Penyiapan
oleh perawat
Pemberian
oleh perawat
Persediaan
Dokter
 Keuntungan Kombinasi
1. R/ order dikaji oleh
apoteker, juga ada
kesempatan untukinteraksi
dari perawat dan
penderita
2. Obat-obat penggunaan
umumdapat langsung
tersedia di Ruangan
3. BebanIFRs berkurang,
karena hanya melayani R/
 Kerugian Kombinasi
1. Kemungkinan
keterlambatan sediaan
obat untuksampai ke
penderita
2. Kesalahan obat dapat
terjadi di persediaan
ruangan
SDOUnitDosis
 Sistemditribusi obat unit dosismerupakan sistempenyampaian obat
kepada penderita, obat disiapkan dalam bentuk kemasanyang siap
pakai, mengandungsejumlahdosistertentu yang cukupuntuk
penggunaan pada suatuwaktu tertentu
 Sistemini mulai diperkenalkan sejak 20 tahunyang lalu, namun
penerapannya masihlambat karena memerlukanbiaya awal yang
besar dan juga memerlukan peningkatan jumlahapoteker yang besar.
Padahal ada dua kegunaan utama dari sistemini, yaitu mengurangi
kesalahan obat dan mengurangi keterlibatan perawat dalam
penyiapan obat.
 SDOunit dosis,yaitu
1. Obat dikemasdalam unittunggal
2. Dispensingdalam bentuk siap dikonsumsi
3. Kebanyakan obat disediakan tidak lebih dari 24 jam
4. Dihantarkan keruang penderita setiap waktu konsumsi
Alur sistemdistribusi ini yaitu
dokter menuliskan resep,
kemudianperawat menuliskanresep ini kedalam profil
pengobatan penderita.
Apoteker dapat mendatangi ruang perawatan untukmelihat
resep asli dan mencatat resep baru
Pada saat pemberian obat, perawat membawakereta obat ke
ruang perawatan, memeriksaidentitas penderita dan
mengambil obat yang diperlukan dari laci yang sesuai,
membandingkan etiket dan yang tertulis pada resep sebelum
membukakemasannyadan memberikannya kepadapenderita
Interpretasi olehapoteker
Pembaharuanoleh
apoteker
Penderita
Pemeriksaan oleh
apoteker danperawat
Pemberian oleh perawat
Resep
Profil Pengobatan
Penderita
KeretaObat
Dokter
Alur sistem distribusi unit dosis
KeuntunganSDOUnit Dosis
1. 1.Penderita menerima pelayanan IFRS24 jamsehari dan penderita membayar hanya obat
yang dikonsumsi saja
2.Semuadosisyang diperlukan pada pada unitperawat telah disiapkan oleh IFRS.Jadi
perawat mempunyaiwaktu lebih banyak untukperawatan langsung penderita.
3.Adanya sistempemeriksaan ganda dengan menginterpretasikan resep/ dokter dan
membuatprofil pengobatan penderita (p3) oleh apoteker dan perawat memeriksaobat
yang disiapkan IFRSsebelumdikonsumsi.Dengankata lain, sistemini mengurangikesalahan
obat
4. Peniadaanduplikasi order obat yang berlebihan dan pengurangan pekerjaan menulis di
unitperawatan dan IFRS
5. Pengurangan kerugian biaya obat yang tidak terbayar oleh penderita
6.Penyiapan sediaan intravena dan rekonstitusi obat oleh IFRS
7. Meningkatkan penggunaan personal professional dan nonprofessional yang lebih efisien
8.Mengurangi kehilangan pendapatan
KeuntunganSDOUnit Dosis
9. Menghematruangan di unitperawatan dengan meniadakanpersediaan ruah
obat-obatan
9. Meniadakan pencuriandan pemborosanobat
10. Memerlukancakupandan pengendalian IFRSdi rumahsakit secara keseluruhan
sejakdari dokter menulisresep / order sampaipenderita menerimadosis unit
11. Kemasandosisunitsecaratersendiri-sendiri diberi etiket dengan namaobat,
kekuatan,nomorkendali dan kemasantetap utuhsampaiobat siap dikonsumsi
pada penderita. Hal ini mengurangikesempatansalahobat juga membantu
dalam penelusurankembali kemasanapabila terjadi penarikan obat
12. Sistemkomunikasipengorderan dan penghantaran obat bertambahbaik
13. Apoteker dapat datang keunitperawat/ ruang penderita untukmelakukan
konsultasiobat, membantumemberikanmasukankepada tim,sebagai upaya
yang diperlukan untukperawatan yang lebih baik lagi.
KeuntunganSDOUnit Dosis
15.Penguranganbiaya total kegiatan yang berkaitan
dengan obat
16.peningkatanpengendalian obat dan pemantauan
penggunaanobat menyeluruh
17.pengendalian yang lebih besarolehapoteker atas
pola beban kerja IFRSdan penjadwalan staf
18.penyesuaianyang lebih besaruntukprosedur
komputerisasidan otomastisasi
PPT-UEU-Manajemen-Logistik-Pelayanan-Kesehatan-Pertemuan-8.pptx

Contenu connexe

Tendances

Pelayanan Kesehatan pada Kondisi Bencana
Pelayanan Kesehatan pada Kondisi BencanaPelayanan Kesehatan pada Kondisi Bencana
Pelayanan Kesehatan pada Kondisi Bencana
Dhenok Citra Panyuluh
 
Kegiatan pokok surveilans
Kegiatan pokok surveilansKegiatan pokok surveilans
Kegiatan pokok surveilans
raysa hasdi
 
Pengukuran tinggi badan,berat badan dan lemak
Pengukuran tinggi badan,berat badan dan lemakPengukuran tinggi badan,berat badan dan lemak
Pengukuran tinggi badan,berat badan dan lemak
mikikihg
 
Epidemiologi Lanjut : Penelitian Case Control
Epidemiologi Lanjut : Penelitian Case ControlEpidemiologi Lanjut : Penelitian Case Control
Epidemiologi Lanjut : Penelitian Case Control
Fachri Latif
 
Makalah penyakit menular dan tidak menular
Makalah penyakit menular dan tidak menularMakalah penyakit menular dan tidak menular
Makalah penyakit menular dan tidak menular
Mansurudin Rafa
 
Makalah tb paru
Makalah tb paruMakalah tb paru
Makalah tb paru
KANDA IZUL
 

Tendances (20)

PHBS DI SEKOLAH DASAR
PHBS DI SEKOLAH DASARPHBS DI SEKOLAH DASAR
PHBS DI SEKOLAH DASAR
 
Konsep penyelidikan KLB
Konsep penyelidikan KLBKonsep penyelidikan KLB
Konsep penyelidikan KLB
 
BAB 6 EPIDEMIOLOGI PENYAKIT MENULAR Tuberkulosis (tb)
BAB 6 EPIDEMIOLOGI PENYAKIT MENULAR Tuberkulosis (tb)BAB 6 EPIDEMIOLOGI PENYAKIT MENULAR Tuberkulosis (tb)
BAB 6 EPIDEMIOLOGI PENYAKIT MENULAR Tuberkulosis (tb)
 
Mpi.3 pokok bahasan 2
Mpi.3 pokok bahasan 2Mpi.3 pokok bahasan 2
Mpi.3 pokok bahasan 2
 
Pelayanan Kesehatan pada Kondisi Bencana
Pelayanan Kesehatan pada Kondisi BencanaPelayanan Kesehatan pada Kondisi Bencana
Pelayanan Kesehatan pada Kondisi Bencana
 
Teori perubahan perilaku
Teori perubahan perilakuTeori perubahan perilaku
Teori perubahan perilaku
 
Kegiatan pokok surveilans
Kegiatan pokok surveilansKegiatan pokok surveilans
Kegiatan pokok surveilans
 
Pengukuran tinggi badan,berat badan dan lemak
Pengukuran tinggi badan,berat badan dan lemakPengukuran tinggi badan,berat badan dan lemak
Pengukuran tinggi badan,berat badan dan lemak
 
08. ukuran ukuran dasar dalam epidemiologi
08. ukuran ukuran dasar dalam epidemiologi08. ukuran ukuran dasar dalam epidemiologi
08. ukuran ukuran dasar dalam epidemiologi
 
Epidemiologi Lanjut : Penelitian Case Control
Epidemiologi Lanjut : Penelitian Case ControlEpidemiologi Lanjut : Penelitian Case Control
Epidemiologi Lanjut : Penelitian Case Control
 
Diseminasi data surveilans epiemiologi
Diseminasi data surveilans epiemiologiDiseminasi data surveilans epiemiologi
Diseminasi data surveilans epiemiologi
 
Makalah penyakit menular dan tidak menular
Makalah penyakit menular dan tidak menularMakalah penyakit menular dan tidak menular
Makalah penyakit menular dan tidak menular
 
Ppt surveilans malaria tugas kelompok (2)
Ppt surveilans malaria tugas kelompok (2)Ppt surveilans malaria tugas kelompok (2)
Ppt surveilans malaria tugas kelompok (2)
 
Pokok bahasan SKD KLB
Pokok bahasan SKD KLBPokok bahasan SKD KLB
Pokok bahasan SKD KLB
 
Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat
Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan MasyarakatPromosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat
Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat
 
Makalah tb paru
Makalah tb paruMakalah tb paru
Makalah tb paru
 
PPT 1. Epidemiologi Deskriptif.pptx
PPT 1. Epidemiologi Deskriptif.pptxPPT 1. Epidemiologi Deskriptif.pptx
PPT 1. Epidemiologi Deskriptif.pptx
 
ukuran epidemiologi
ukuran epidemiologiukuran epidemiologi
ukuran epidemiologi
 
Screening epidemiologi 1
Screening epidemiologi 1Screening epidemiologi 1
Screening epidemiologi 1
 
Homecare lansia
Homecare lansiaHomecare lansia
Homecare lansia
 

Similaire à PPT-UEU-Manajemen-Logistik-Pelayanan-Kesehatan-Pertemuan-8.pptx

3 draft keputusan direktur mengenai kebijakan pelayanan farmasi
3 draft keputusan direktur mengenai kebijakan pelayanan farmasi3 draft keputusan direktur mengenai kebijakan pelayanan farmasi
3 draft keputusan direktur mengenai kebijakan pelayanan farmasi
Sisca Yoliza
 

Similaire à PPT-UEU-Manajemen-Logistik-Pelayanan-Kesehatan-Pertemuan-8.pptx (20)

SISTEM DISTRIBUSI OBAT.pptx
SISTEM DISTRIBUSI OBAT.pptxSISTEM DISTRIBUSI OBAT.pptx
SISTEM DISTRIBUSI OBAT.pptx
 
Distribusi Obat di Rumah Sakit.pptx
Distribusi Obat di Rumah Sakit.pptxDistribusi Obat di Rumah Sakit.pptx
Distribusi Obat di Rumah Sakit.pptx
 
Pengelolaan Perbekalan Farmasi
Pengelolaan Perbekalan FarmasiPengelolaan Perbekalan Farmasi
Pengelolaan Perbekalan Farmasi
 
Farmasi Rumah Sakit - Sistem Distribusi Obat di Rumah Sakit
Farmasi Rumah Sakit - Sistem Distribusi Obat di Rumah SakitFarmasi Rumah Sakit - Sistem Distribusi Obat di Rumah Sakit
Farmasi Rumah Sakit - Sistem Distribusi Obat di Rumah Sakit
 
Materi PKPO dan Medication Error.pdf
Materi PKPO dan Medication Error.pdfMateri PKPO dan Medication Error.pdf
Materi PKPO dan Medication Error.pdf
 
Pharmacy ideal
Pharmacy idealPharmacy ideal
Pharmacy ideal
 
3 draft keputusan direktur mengenai kebijakan pelayanan farmasi
3 draft keputusan direktur mengenai kebijakan pelayanan farmasi3 draft keputusan direktur mengenai kebijakan pelayanan farmasi
3 draft keputusan direktur mengenai kebijakan pelayanan farmasi
 
Ifrs
IfrsIfrs
Ifrs
 
Persiapan RS dalam Telusur Obat.pptx
Persiapan RS dalam Telusur Obat.pptxPersiapan RS dalam Telusur Obat.pptx
Persiapan RS dalam Telusur Obat.pptx
 
SK PELAYANAN KEFARMASIAN.docx
SK PELAYANAN KEFARMASIAN.docxSK PELAYANAN KEFARMASIAN.docx
SK PELAYANAN KEFARMASIAN.docx
 
Stase farmasi klinik.pptx
Stase farmasi klinik.pptxStase farmasi klinik.pptx
Stase farmasi klinik.pptx
 
manajemen penggunaan obat
manajemen penggunaan obatmanajemen penggunaan obat
manajemen penggunaan obat
 
Materi Kuliah Pengantar Farmasi Klinik..
Materi Kuliah Pengantar Farmasi Klinik..Materi Kuliah Pengantar Farmasi Klinik..
Materi Kuliah Pengantar Farmasi Klinik..
 
Farmasi
FarmasiFarmasi
Farmasi
 
bmc4-prinsip keselamatan.pptx
bmc4-prinsip keselamatan.pptxbmc4-prinsip keselamatan.pptx
bmc4-prinsip keselamatan.pptx
 
Pedoman penyusunan formularium rs
Pedoman penyusunan formularium rsPedoman penyusunan formularium rs
Pedoman penyusunan formularium rs
 
Power point ikm 11
Power point   ikm 11Power point   ikm 11
Power point ikm 11
 
Pelayanan Informasi Obat (PIO)
Pelayanan Informasi Obat (PIO)Pelayanan Informasi Obat (PIO)
Pelayanan Informasi Obat (PIO)
 
Materi 3-Manajemen RS-D3 Farmasi-POLKESBA.pdf
Materi 3-Manajemen RS-D3 Farmasi-POLKESBA.pdfMateri 3-Manajemen RS-D3 Farmasi-POLKESBA.pdf
Materi 3-Manajemen RS-D3 Farmasi-POLKESBA.pdf
 
Pedoman organisasi instalasi farmasi rs
Pedoman organisasi instalasi farmasi rsPedoman organisasi instalasi farmasi rs
Pedoman organisasi instalasi farmasi rs
 

Dernier

Asuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh Diri
Asuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh DiriAsuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh Diri
Asuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh Diri
andi861789
 
Materi 5.1 ASKEP pada pasien dengan HEPATITIS.pptx
Materi 5.1 ASKEP pada pasien dengan HEPATITIS.pptxMateri 5.1 ASKEP pada pasien dengan HEPATITIS.pptx
Materi 5.1 ASKEP pada pasien dengan HEPATITIS.pptx
Yudiatma1
 
Anatomi pada perineum serta anorektal.pdf
Anatomi pada perineum serta anorektal.pdfAnatomi pada perineum serta anorektal.pdf
Anatomi pada perineum serta anorektal.pdf
srirezeki99
 
SISTEM KONDUKSI / KELISTRIKAN JANTUNG.ppt
SISTEM KONDUKSI / KELISTRIKAN JANTUNG.pptSISTEM KONDUKSI / KELISTRIKAN JANTUNG.ppt
SISTEM KONDUKSI / KELISTRIKAN JANTUNG.ppt
Acephasan2
 
PPT.Materi-Pembelajaran-genetika.dasarpptx
PPT.Materi-Pembelajaran-genetika.dasarpptxPPT.Materi-Pembelajaran-genetika.dasarpptx
PPT.Materi-Pembelajaran-genetika.dasarpptx
Acephasan2
 
LOKAKARYA MINI tingkat puskesmas bulanan ppt
LOKAKARYA MINI tingkat puskesmas bulanan pptLOKAKARYA MINI tingkat puskesmas bulanan ppt
LOKAKARYA MINI tingkat puskesmas bulanan ppt
UserTank2
 

Dernier (20)

Asuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh Diri
Asuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh DiriAsuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh Diri
Asuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh Diri
 
Materi 5.1 ASKEP pada pasien dengan HEPATITIS.pptx
Materi 5.1 ASKEP pada pasien dengan HEPATITIS.pptxMateri 5.1 ASKEP pada pasien dengan HEPATITIS.pptx
Materi 5.1 ASKEP pada pasien dengan HEPATITIS.pptx
 
FRAKTUR presentasion patah tulang paripurna OK.pptx
FRAKTUR presentasion patah tulang paripurna OK.pptxFRAKTUR presentasion patah tulang paripurna OK.pptx
FRAKTUR presentasion patah tulang paripurna OK.pptx
 
PPT KONSEP TUMBUH KEMBANG ANAK DINI 1 - 5 TAHUN
PPT KONSEP TUMBUH KEMBANG ANAK DINI 1 -  5 TAHUNPPT KONSEP TUMBUH KEMBANG ANAK DINI 1 -  5 TAHUN
PPT KONSEP TUMBUH KEMBANG ANAK DINI 1 - 5 TAHUN
 
Referat Penurunan Kesadaran_Stase Neurologi
Referat Penurunan Kesadaran_Stase NeurologiReferat Penurunan Kesadaran_Stase Neurologi
Referat Penurunan Kesadaran_Stase Neurologi
 
Asuhan Keperawatan Jiwa Perkembangan Psikososial Remaja
Asuhan Keperawatan Jiwa Perkembangan Psikososial RemajaAsuhan Keperawatan Jiwa Perkembangan Psikososial Remaja
Asuhan Keperawatan Jiwa Perkembangan Psikososial Remaja
 
Anatomi pada perineum serta anorektal.pdf
Anatomi pada perineum serta anorektal.pdfAnatomi pada perineum serta anorektal.pdf
Anatomi pada perineum serta anorektal.pdf
 
SISTEM KONDUKSI / KELISTRIKAN JANTUNG.ppt
SISTEM KONDUKSI / KELISTRIKAN JANTUNG.pptSISTEM KONDUKSI / KELISTRIKAN JANTUNG.ppt
SISTEM KONDUKSI / KELISTRIKAN JANTUNG.ppt
 
asuhan keperawatan jiwa dengan diagnosa keperawatan resiko perilaku kekerasan
asuhan keperawatan jiwa dengan diagnosa keperawatan resiko perilaku kekerasanasuhan keperawatan jiwa dengan diagnosa keperawatan resiko perilaku kekerasan
asuhan keperawatan jiwa dengan diagnosa keperawatan resiko perilaku kekerasan
 
PAPARAN TENTANG PENYAKIT TUBERKULOSIS.ppt
PAPARAN TENTANG PENYAKIT TUBERKULOSIS.pptPAPARAN TENTANG PENYAKIT TUBERKULOSIS.ppt
PAPARAN TENTANG PENYAKIT TUBERKULOSIS.ppt
 
PPT.Materi-Pembelajaran-genetika.dasarpptx
PPT.Materi-Pembelajaran-genetika.dasarpptxPPT.Materi-Pembelajaran-genetika.dasarpptx
PPT.Materi-Pembelajaran-genetika.dasarpptx
 
Farmakologi_Pengelolaan Obat pada Anak.pptx
Farmakologi_Pengelolaan Obat pada Anak.pptxFarmakologi_Pengelolaan Obat pada Anak.pptx
Farmakologi_Pengelolaan Obat pada Anak.pptx
 
Dbd analisis SOAP, tugas Farmakoterapi klinis dan komunitas
Dbd analisis SOAP, tugas Farmakoterapi klinis dan komunitasDbd analisis SOAP, tugas Farmakoterapi klinis dan komunitas
Dbd analisis SOAP, tugas Farmakoterapi klinis dan komunitas
 
4. Pengelolaan rantai Vaksin di puskesmas .pdf
4. Pengelolaan rantai Vaksin di puskesmas .pdf4. Pengelolaan rantai Vaksin di puskesmas .pdf
4. Pengelolaan rantai Vaksin di puskesmas .pdf
 
LOKAKARYA MINI tingkat puskesmas bulanan ppt
LOKAKARYA MINI tingkat puskesmas bulanan pptLOKAKARYA MINI tingkat puskesmas bulanan ppt
LOKAKARYA MINI tingkat puskesmas bulanan ppt
 
Logic Model perencanaan dan evaluasi kesehatan
Logic Model perencanaan dan evaluasi kesehatanLogic Model perencanaan dan evaluasi kesehatan
Logic Model perencanaan dan evaluasi kesehatan
 
Pentingnya-Service-Excellent-di-Rumah-Sakit.pdf
Pentingnya-Service-Excellent-di-Rumah-Sakit.pdfPentingnya-Service-Excellent-di-Rumah-Sakit.pdf
Pentingnya-Service-Excellent-di-Rumah-Sakit.pdf
 
CATATAN PSIKIATRI TANDA DAN GEJALA , KOAS
CATATAN PSIKIATRI TANDA DAN GEJALA , KOASCATATAN PSIKIATRI TANDA DAN GEJALA , KOAS
CATATAN PSIKIATRI TANDA DAN GEJALA , KOAS
 
MODUL Keperawatan Keluarga pny riyani.pdf
MODUL Keperawatan Keluarga pny riyani.pdfMODUL Keperawatan Keluarga pny riyani.pdf
MODUL Keperawatan Keluarga pny riyani.pdf
 
MEMBERIKAN OBAT INJEKSI (KEPERAWATAN DASAR).ppt
MEMBERIKAN OBAT INJEKSI (KEPERAWATAN DASAR).pptMEMBERIKAN OBAT INJEKSI (KEPERAWATAN DASAR).ppt
MEMBERIKAN OBAT INJEKSI (KEPERAWATAN DASAR).ppt
 

PPT-UEU-Manajemen-Logistik-Pelayanan-Kesehatan-Pertemuan-8.pptx

  • 1. DISTRIBUSI Obat PERTEMUAN ke 8 Dra Ratih Dyah Pertiwi,M.Farm,Apt NAMA PRODI : Kesehatan Masyarakat Fakultas Ilmu Ilmu Kesehatan
  • 2. KEMAMPUAN AKHIR YANG DIHARAPKAN • Mahasiswa mampu memahami managemen distribusi logistik pelayanan kesehatan • Mahasiswa mampu memahami perbedaan distribusi sentralisasi dan desentralisasi logistik pelayanan kesehatan • Mahasiswa mampu memahami berbagai alur sistem distribusi logistik pelayanan kesehatan
  • 4. Definisidanharapan  Sistemdistribusi obat adalah suatuproses penyerahan obat sejak setelah sediaan disiapkan oleh IFRS,dihantarkan kepada perawat, dokter atau profesional pelayanan kesehatanlain untuk diberikan kepada penderita.  Harapan SDO: 1.Tepat Penderita 2.Tepat Obat 3.TepatJadwal pemberian 4.Tepat pemberian 5.Informasi Obat penderita, tepat personel pemberi ke penderita
  • 5. Sistemtranspor obat dari IFRSke penderita harusmemenuhisyarat-syarat 1. Produkobat harusterlindung dari kerusakandan pencurian selamaproses transportasi. 2. Sistemtranspor tidak merusakatau memperlambat penyampaian obat ke penderita. 3. Dalamsistemtranspor, pengecekanobat dilakukan sebelumobat dibawa dari IFRS,periksa kecocokanjenis obat dan kuantitasnya dengan resep. 4. Lakukan pemeriksaan ulang saat obat tiba dan diterima di unit perawat. 5. Prosedurdari IFRSkedaerah penderita harus terdokumentasi.
  • 6. PembagianSistemDistribusiObat A. Berdasarkan ada atau tidaknya satelit farmasi 1.Sentralisasi (apoteker tidak ada di ruang perawatan) 2.Desentralisasi (apoteker ada di ruang perawatan) B. Berdasarkan Penghantaran kependerita 1. SDOresep individual 2. SDOPerlengkapan di ruangan 3. SDOkombinasi R/individu dan lengkap di ruangan 4. SDOdosisunit
  • 8. Metode DistribusiObat Berdasarkan Ada atau TidaknyaSatelit Farmasi 1. SistemPelayananTerpusat(Sentralisasi)  Sentralisasi adalah sistem pendistribusian perbekalan farmasi yangdipusatkanpada satutempatyaitu instalasi farmasi.  Pada sentralisasi, seluruh kebutuhan perbekalan farmasi setiap unit pemakai baik untuk kebutuhan individu maupun kebutuhan barang dasar ruangan disuplai langsung dari pusat pelayanan farmasi tersebut.  Resep orisinil oleh perawat dikirim ke IFRS, kemudian resep itu diprosessesuaidengankaidah ”cara dispensingyang baik danobat disiapkanuntukdidistribusikankepada penderita tertentu.”
  • 9. KeuntunganSentralisasi 1. Semuaresep dikaji langsungoleh apoteker, yang juga dapat memberiinformasi kepada perawat berkaitan dengan obat pasien, 2. Memberi kesempataninteraksi profesional antara apoteker-dokter- perawat-pasien, 3. Memungkinkanpengendalian yang lebih dekat atas persediaan, 4. Mempermudahpenagihan biaya pasien.
  • 10. PermasalahanSentralisasi 1. Terjadinya delay time dalam prosespenyiapan obat permintaan dan distribusi obat kepasien yang cukup tinggi, 2. Jumlahkebutuhanpersonel di Instalasi Farmasi RumahSakit meningkat, 3. Farmasiskurang dapat melihat data riwayat pasien(patient records) dengan cepat, 4. Terjadinya kesalahan obat karena kurangnya pemeriksaan pada waktu penyiapan komunikasi.
  • 11. PenggunaanSistemSentralisasi  Sistemini kurang sesuaiuntukrumahsakit yang besar,misalnyakelasAdan Bkarena memiliki daerah pasienyang menyebar sehingga jarak antara Instalasi FarmasiRumahSakit dengan perawatan pasiensangat jauh.
  • 13. Desentralisasi  Desentralisasi adalah sistempendistribusian perbekalan farmasi yang mempunyaicabang di dekat unit perawatan/pelayanan.  Cabang ini dikenal dengan istilah depo farmasi/satelit farmasi.  Pada desentralisasi, penyimpanan dan pendistribusian perbekalan farmasi ruangan tidak lagi dilayani oleh pusat pelayanan farmasi.  Instalasi farmasi dalam hal ini bertanggung jawab terhadap efektivitas dan keamanan perbekalan farmasi yang ada di depo farmasi.
  • 14. Keuntungan 1.Obat dapat segeratersedia untukdiberikan kepada pasien 2.Pengendalianobat dan akuntabilitas semua baik 3.Apoteker dapat berkomunikasilangsungdengan dokter dan perawat 4. Sistemdistribusi obat berorientasi pasiensangat berpeluang diterapkan untukpenyerahan obat kepada pasienmelaluiperawat 5. Apoteker dapat mengkaji kartu pengobatan pasiendan dapat berbicara dengan penderita secaraefisien 6. Informasiobat dari apoteker segeratersedia bagi dokter dan perawat 7.Waktu kerja perawat dalam distribusi dan penyiapan obat untuk digunakan pasienberkurang, karena tugasini telah diambil alih oleh personelIFRSdesentralisasi
  • 15. 8. Spesialisasi terapi obat bagi apoteker dalam bidang perawatan pasien lebih efektif sebagai hasilpengalaman klinik terfokus 9. Pelayanan klinik apoteker yang terspesialisasi dapat dikembangkan dan diberikan secara efisien, misalnya pengaturan suatu terapi obat penderita khusus yang diminta dokter, heparin dan antikoagulan oral, digoksin, aminofilin, aminoglikosida dan dukungan nutrisiI 10. Apoteker lebih mudah melakukan penelitian klinik dan studiusemenmututerapi obat pasien
  • 16. Keterbatasan 1.Semuaapoteker klinik harus cakap sebagai penyedia untukbekerja secara efektif dengan asistenapoteker dan teknisi lain 2.Apoteker biasanya bertanggungjawab untukpelayanan, distribusi dan pelayanan klinik. Waktu yang mereka gunakan dalam kegiatan yang bukan distribusi obat tergantung pada ketersediaan asisten apoteker yang bermutu dan kemampuanteknisi tersebut untuksecara efektif mengorganisasikan waktu guna memenuhitanggungjawab mereka 3.Pengendalian inventarisasi obat dalam IFRSkeseluruhan lebih sulit karena likasi IFRScabang yang banyak untukobat yang sama, terutama untukobat yang jarang ditulis.
  • 17. 4.Komunikasilangsungdalam IFRSkeseluruhan lebih sulit karena anggota staf berpraktek dalam lokasi fisik yang banyak 5.Lebih banyak alat yang diperlukan, misalnya acuan (pustaka) informasi obat, laminar air flow, lemari pendingin, rak obat, dan alat untukmeracik 6.Jumlahdan keakutan pasien menyebabkan beban kerja distribusi obat dapat melebihi kapasitas ruangan dan personal dalam unit IFRSdesentralisasi yang kecil
  • 19. SDOR/Individual  Sistemdistribusi obat resep individual merupakan sistem penyampaian obat kepada penderita secara individu sesuai dengan resep yang ditulis oleh dokter, setiap resep dikaji dan disiapkan oleh instalasi farmasi Dokter menuliskan resep, Perawat menuliskanresep ini kedalam profil pemberian obat dan menyampaikanpermintaan obat keintalasi farmasi. Instalasi farmasi meracikkan obat tersebut untukdua sampai lima hari atau sesuaidengan waktu yang tertera dalam resep. Perawat menyimpannya dan memberikan obat tersebut kepada penderita setiap kali waktu pemberian obat
  • 20. Alur sistem distribusi obat resep individual
  • 21. Keuntungan dan Kerugian 1. 2. 3. 4. Semuaresep dikaji langsung olehApt Memberi kesempatan berinterakasi antara dr. perawat, penderita Memungkinkan pengendalian yangdekat pada perbekalan di IFRS Mempermudah penagihanbiaya ke pnderita 1. Kemungkinan keterlambatan sediaan obat 2. Jumlahkebutuhanpersonel IFRS meningkat 3. Memerlukanjumlag perawat dan waktuperawat banyak untukmenyiapkanobat untuk penderita 4. Terjadi kesalahanpenyiapan obat karena kurang pemeriksaan Keuntungan R/individu Kekurangan R/ Individu
  • 22. SDOPerlengkapandi Ruang(Floor stock)  Sistemdistribusi obat persediaan lengkap di ruang merupakan sistempenyampaian obat kepada penderita sesuaidengan order dokter yang obatnya disiapkan dan diambil oleh perawat dari persediaan obat yang disimpan di ruang dokter menuliskan resep, perawat menginterpretasikan resep tersebut dan mencatatnya ke bukuprofil pengobatan penderita. Apoteker hanya menerima permintaan obat dari perawat, menyiapkan obat dalam bentuk dosis berganda, kemudian menyampaikan persediaan ruahan obat ke unit pelayanan penderita. Perawat menyiapkan semuadosispengobatan untukdiberikan kepada penderita termasukpencampuran sediaan intravena.
  • 23. Persediaan Pengendalian oleh apoteker Persediaan diruang Resep Keret aobat Interpretasi oleh perawat Pengendalian oleh perawat Penyiapan oleh perawat Pemberian oleh perawat Dokter Penderita Alur sistem distribusi obat persediaan lengkap di ruang
  • 24. Keuntungan dan Kerugian 1. Obat yang diperlukan segera tersedia di ruang perawatan 2. Tidak ada pengembalian obat yang terpakai, karena obat langsung diberikan ke penderita 3. Penguranganpenyalinan kembali order obat 4. Penguranganjumlah personel IFRS 1. Kesalahanpenggunaan obat meningkat 2. Perseidaanmutuobat tidak terkendali krn ditempatkana di ruang perawat 3. Pencurianobatmeningkat 4. Kerusakanobat bertambah 5. Penambahanmodal untuk penyiapan ruang penyimpanan obat 6. Diperlukan waktuyanng banyak untukperawat dalam penanganan obat 7. Meningkatkankerugian karena obat sering rusak Keuntungan Floor stock Kerugian Floor stock
  • 25. SDOkombinasiR/individual danFloor stock  Sistemdistribusi obat kombinasiresep individual dan persediaan di ruang merupakan sistempenyampaian obat kepada penderita berdasarkan permintaan dokter yang obatnya sebagian disiapkan instalasi farmasi dan sebagian lagi disiapkan dari persediaan obat yang terdapat di ruang dokter menuliskan resep, interpretasi dilakukan baik oleh apoteker maupun perawat. Apoteker menyiapkan obat dalam bentuk ruahan dan diserahkan keunit pelayanan penderita, tetapi ada pula obat- obat yang disiapkan oleh instalasi farmasi untukselanjutnya diserahkan kepada perawat. Untukobat yang terdapat di unit pelayanan penderita, perawat akan menyiapkan semuadosispengobatan untuk penderita
  • 26. Interpretasi oleh apoteker Pengendalian apoteker Pengendalian oleh perawat Resep Interpretasi oleh perawat Pengendalian oleh perawat Pengendalian oleh apoteker Peracikan Lemari obat di ruang Persediaan di ruang Kereta Obat Penderita Penyiapan oleh perawat Pemberian oleh perawat Persediaan Dokter
  • 27.  Keuntungan Kombinasi 1. R/ order dikaji oleh apoteker, juga ada kesempatan untukinteraksi dari perawat dan penderita 2. Obat-obat penggunaan umumdapat langsung tersedia di Ruangan 3. BebanIFRs berkurang, karena hanya melayani R/  Kerugian Kombinasi 1. Kemungkinan keterlambatan sediaan obat untuksampai ke penderita 2. Kesalahan obat dapat terjadi di persediaan ruangan
  • 28. SDOUnitDosis  Sistemditribusi obat unit dosismerupakan sistempenyampaian obat kepada penderita, obat disiapkan dalam bentuk kemasanyang siap pakai, mengandungsejumlahdosistertentu yang cukupuntuk penggunaan pada suatuwaktu tertentu  Sistemini mulai diperkenalkan sejak 20 tahunyang lalu, namun penerapannya masihlambat karena memerlukanbiaya awal yang besar dan juga memerlukan peningkatan jumlahapoteker yang besar. Padahal ada dua kegunaan utama dari sistemini, yaitu mengurangi kesalahan obat dan mengurangi keterlibatan perawat dalam penyiapan obat.  SDOunit dosis,yaitu 1. Obat dikemasdalam unittunggal 2. Dispensingdalam bentuk siap dikonsumsi 3. Kebanyakan obat disediakan tidak lebih dari 24 jam 4. Dihantarkan keruang penderita setiap waktu konsumsi
  • 29. Alur sistemdistribusi ini yaitu dokter menuliskan resep, kemudianperawat menuliskanresep ini kedalam profil pengobatan penderita. Apoteker dapat mendatangi ruang perawatan untukmelihat resep asli dan mencatat resep baru Pada saat pemberian obat, perawat membawakereta obat ke ruang perawatan, memeriksaidentitas penderita dan mengambil obat yang diperlukan dari laci yang sesuai, membandingkan etiket dan yang tertulis pada resep sebelum membukakemasannyadan memberikannya kepadapenderita
  • 30. Interpretasi olehapoteker Pembaharuanoleh apoteker Penderita Pemeriksaan oleh apoteker danperawat Pemberian oleh perawat Resep Profil Pengobatan Penderita KeretaObat Dokter Alur sistem distribusi unit dosis
  • 31. KeuntunganSDOUnit Dosis 1. 1.Penderita menerima pelayanan IFRS24 jamsehari dan penderita membayar hanya obat yang dikonsumsi saja 2.Semuadosisyang diperlukan pada pada unitperawat telah disiapkan oleh IFRS.Jadi perawat mempunyaiwaktu lebih banyak untukperawatan langsung penderita. 3.Adanya sistempemeriksaan ganda dengan menginterpretasikan resep/ dokter dan membuatprofil pengobatan penderita (p3) oleh apoteker dan perawat memeriksaobat yang disiapkan IFRSsebelumdikonsumsi.Dengankata lain, sistemini mengurangikesalahan obat 4. Peniadaanduplikasi order obat yang berlebihan dan pengurangan pekerjaan menulis di unitperawatan dan IFRS 5. Pengurangan kerugian biaya obat yang tidak terbayar oleh penderita 6.Penyiapan sediaan intravena dan rekonstitusi obat oleh IFRS 7. Meningkatkan penggunaan personal professional dan nonprofessional yang lebih efisien 8.Mengurangi kehilangan pendapatan
  • 32. KeuntunganSDOUnit Dosis 9. Menghematruangan di unitperawatan dengan meniadakanpersediaan ruah obat-obatan 9. Meniadakan pencuriandan pemborosanobat 10. Memerlukancakupandan pengendalian IFRSdi rumahsakit secara keseluruhan sejakdari dokter menulisresep / order sampaipenderita menerimadosis unit 11. Kemasandosisunitsecaratersendiri-sendiri diberi etiket dengan namaobat, kekuatan,nomorkendali dan kemasantetap utuhsampaiobat siap dikonsumsi pada penderita. Hal ini mengurangikesempatansalahobat juga membantu dalam penelusurankembali kemasanapabila terjadi penarikan obat 12. Sistemkomunikasipengorderan dan penghantaran obat bertambahbaik 13. Apoteker dapat datang keunitperawat/ ruang penderita untukmelakukan konsultasiobat, membantumemberikanmasukankepada tim,sebagai upaya yang diperlukan untukperawatan yang lebih baik lagi.
  • 33. KeuntunganSDOUnit Dosis 15.Penguranganbiaya total kegiatan yang berkaitan dengan obat 16.peningkatanpengendalian obat dan pemantauan penggunaanobat menyeluruh 17.pengendalian yang lebih besarolehapoteker atas pola beban kerja IFRSdan penjadwalan staf 18.penyesuaianyang lebih besaruntukprosedur komputerisasidan otomastisasi