SlideShare une entreprise Scribd logo
1  sur  4
MENAGIH JANJI NAWACITA JOKOWI DALAM PENYELESAIN KASUS
PELANGGARAN HAM MASA LALU.
(MOHAMAD HIDAYAT MUHTAR)
FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO
Penyelengaraan pemilu 2 tahun lalu menghadirkan sebuah isu yang sangat menarik
yang menyerang salah satu kandidiat calon presiden dengan berbagai isu pelanggaran HAM
dan menjadi aktor serta pelaku utama dalam pelanggaran masa lampau. Isu ini di hembuskan
dengan begitu derasnya dan menjadi perhatian banyak pihak, ada sebuah luka yang
mendalam serta kesedihan tiada tanding akan sebuah nestapa tak berujung bagi korban dan
keluarga Korban.
Terlepas dari itu isu HAM masa lalu masih belum padam dan apinya tetap menyala
terang. Pelantikan Jokowi dan Jusuf Kalla sebagai Presiden dan wakil presiden indonesia
menjadi sebuah nafas baru, harapan baru dalam penyelesain pelanggaran HAM Masa lampau
dengan slogan "Nawacita" yang salah satunya menjanjikan penyelesain pelanggaran HAM
masa lalu. Mimpi itu makin nyata ketika Nawacita di rumuskan dalam dokumen resmi yaitu
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMP) tahun 2014-2019 yang di
sahkan lewat Kepres Nomor 2 tahun 2015. Akan tetapi janji nawacita tentang penuntasan
kasus pelanggaran HAM masa lalu seolah hanya sebagai retorika pengantar tidur yang indah
di dengar yang nadanya menenangkan jiwa tetapi tumpul di lapangan, pelaksanaan nawacita
yang pada prinsipya menjadi salah satu instrumen untuk menuntaskan pelanggaran HAM
masa lalu menjadi tumpul sebagai akibat kekuataan politik terhadap orang-orang yang
bertanggung jawab pada saat itu.
Indonesia sendiri telah banyak mengalami pelanggaran HAM yang tetap
menimbulkan polemik berkepanjangan. Sebut saja pembantaian sesama anak bangsa yang
terjadi sebelum dan sesudah pecahnya peristiwa Gerakan 30 September 1965 (G30S) dengan
jumlah korban sekitar 75 ribu – 1,5 juta orang, penembakan misterius “Petrus” 1982-1985
dengan jumlah korban sekitar 1.678 orang, kasus di Timor Timur pasca Referendum 1999
dengan korban 97 orang, juga kasus-kasus di Aceh pra DOM 1976-1989 dengan korban
ribuan orang. Selain itu, masih ada pula Kasus Tanjung Priok 1984 dengan korban 74 orang,
kasus-kasus di Papua 1966-2007 dengan korban ribuan orang, kasus Dukun Santet
Banyuwangi 1998 dengan korban puluhan orang, kasus Marsinah 1995, kasus hilangnya Wiji
Thukul, kasus Bulukumba 2003 dengan 2 korban tewas dan puluhan luka-luka, Talangsari
Lampung, 1989, dengan korban 803 orang, kasus 27 Juli 1996 dengan jumlah korban 1.317
orang, Penembakan Mahasiswa Trisakti 1998 dengan korban 31 orang, Kerusuhan Mei 1998
dengan jumlah korban 1.308, kasus Semanggi I 1998 dengan korban 473 orang, Semanggi II
1999 dengan korban 231 orang, serta Penculikan Aktivis 1998 dengan korban 23 orang.1
Apakah data di atas tidak menjadi perhatian pemerintah yang mengelitik sanubari
hati kita sebagai bangsa yang berbudi pekerti, apakah nyawa seorang manusia begitu
murahnya dan dengan gampangnya para penguasa itu mengampar kesucian hukum,
mengampar kedigdayaan hukum, dan mengampar supermasi hukum serta melanggengkan
impunitas di Indonesia dimana letak kemanfaatan hukum, dimana letak kepastian hukum dan
dimana letak keadilan hukum jikalau pemerintah tetap tutup mata tentang hal ini
Jalur Rekonsiliasi yang di gagas pemerintah seolah-olah menjadi satu-satunya jalan
dalam penyelesain kasus pelanggaran HAM . Padahal instrumen hukum indonesia telah
memberikan jalan dalam penyelesain lewat UU Nomor 26 tahun 2000 tentang pengadilan
HAM, dalam perkembanganya pelanggaran HAM yang terjadi di Indonesia merupakan
Kejahatan terhadap kemanusian yang di lakukan secara sitematik dan terencana, kejahatan
terhadap kemanusia sendiri dapat di artikan sebagai suatu kejahatan yang menyerang
1 Asvi Warman Adam, Dalam Artikel, Berkisah dengan Hati Nurani Wacana HAM Penantian Panjang Korban
Pelanggaran HAM, Jurnal Wacana HAM, Edisi 1-31 Juli 2008. Hal. 5-6.
Populasi sipil secara meluas yang di dalamnya terdapat perencanaan dan kesengajaan.
Adapun pasal 9 uu no 26 tahun 2000 tentang pengadilan HAM menyatakan:2
“Kejahatan terhadap kemanusiaan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 huruf b
adalah salah satu perbuatan yang dilakukan sebagai bagian dari serangan yang meluas
atau sistematlk yang diketahuinya bahwa serangan tersebut ditujukan secara langsung
terhadap penduduk sipil, berupa :
a. pembunuhan
b. pemusnahan
c. perbudakan
d. pengusiran atau pemindahan penduduk secara paksa
e. perampasan kemerdekaan atau perampasan kebebasan fisik lain secara
sewenangwenang yang melanggar (asas-asa) ketentuan pokok hukum
intemasional
f. penyiksaan;
g. perkosaan, perbudakan seksual, pelacuran secara paksa, pemaksaan kehamilan,
pemandulan atau sterilisasi secara paksa atau bentuk-bentuk kekerasaan seksual
lain yang setara
h. penganiayaan terhadap suatu kelompok tertentu atau perkumpulan yang didasari
persamaan paham politik, ras, kebangsaan, efnls, budaya, agama, jenis kelamin
atau alasan lain yang telah di,akui secara universal sebagai hal yang dilarang
menurut hukum internasional
i. penghilangan orang secara paksa; atau
j. kejahatan apartheid
Pelaku Kejahatan terhadap Kemanusian dapat di tuntut dengan Pasal 37 s/d pasl 41 uu
no 26 tahun 2000 tentang pengadilan HAM yang berbunyi:
“Pasal 37 Setiap orang yang melakukan perbuatan sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 9 huruf a, b, d, e, dan j dipidana dengan pidana mati atau pidana penjara seumur
hidup atau pidana penjara paling lama 25 (dua puluh lima) tahun dan paling singkat
10 (sepuluh) tahun.”
“Pasal 38 Setiap orang yang melakukan perbuatan sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 9 huruf c, dipidana dengan pidana penjara paling lama 15 (lima belas) tahun dan
paling singkat 5 (lima) tahun.”
“Pasal 39 Setiap orang yang melakukan perbuatan sebagaimana, dimaksud dalam
Pasal 9 huruf f, dipidana dengan pidana penjara paling lama 15 (lima belas) tahun dan
paling singkat 5 (lima) tahun.”
“Pasal 40 Setiap orang yang melakukan perbuatan sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 9 huruf g, h, atau i dipidana dengan pidana penjara paling lama 20 (dua puluh)
tahun dan paling singkat 10 (sepuluh) tahun.”
“ Pasal 41 Percobaan, permufakatan jahat, atau pembantuan untuk melakukan
pelanggaran sebagaimana dimaksud dalam Pasal13 atau Pasal 9 dipidana dengan
2 Lihat Pasal 9 UU No. 26 tahun 2000 tentang Pengadilan HAM.
pidana yang sama dengan ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 36, Pasal 37,
Pasal 38, Pasal 39, dan Pasal 40.”
Sudah sangat jelas bahwa pasal-pasal di atas mengakomodir para pelaku
pelanggaran HAM untuk di bawah di pengadilan untuk mempertanggungjawabkan
perbuatan mereka akan tetapi lagi-lagi inisiatif dari pemerintah dalam hal ini masih
sangatlah kurang dan telah menjadi pertanyaan banyak pihak mengapa hal ini dapat
terjadi apakah karena adanya pertimbangan politik atau pertimbangan lain tetapi
terlebih dari pertimbangan itu para pelaku harus di bawah di pengadilan HAM untuk
menegakan supermasi hukum.
Pelanggaran HAM merupakan kejahatan yang luar biasa yang menyangkut hajat
hidup orang banyak selain itu pelanggaran HAM di lakukan secara sadar dan sistematik tidak
ada suatu alasan apapun yang logis dalam menyelesaikan kasus ini dengan rekonsiliasi hal ini
menjadi bukti ketidakmampuan pemerintah menindak secara hukum orang yang bertanggung
jawab saat itu yang turut menyuburkan praktek impunitas di Indonesia.
ada apa dengan tokoh-tokoh besar tersebut?
ada apa dengan mereka yang kuat secara politik?
dalam hal ini Lord Acton dalam teorinya Abuse of Power pernah mengatakan:
"Seseorang yang memiliki Kekuasaan cenderung untuk menyalahi kekusaanya akan
tetapi seseorang yang mempunyai kekuasaan yang tak terbatas sudah pasti menyalahi
kekuasaanya"
Tokoh-tokoh nasional yang memiliki kekuasan kuat sangatlah sulit untuk di sentuh
oleh hukum, harus butuh kerja keras serta keberanian yang luar biasa untuk dapat menindak
mereka. Janji Nawacita sebenarnya telah memberikan harapan baru, asah baru serta mimpi
baru, tetapi janji itu tak kunjung di realisasikan. Indonesia yang katanya sebagai bangsa yang
beradab tetapi membiarkan perbuatan BARBAR menjadi duri dalam daging yang pedihnya
tidak hilang sebelum DURI ITU DI HILANGKAN....!!!!

Contenu connexe

Tendances

Menyibak kasus pelanggaran hak dan kewajiban
Menyibak kasus pelanggaran hak dan kewajibanMenyibak kasus pelanggaran hak dan kewajiban
Menyibak kasus pelanggaran hak dan kewajibanPutri Shafira
 
tanya jawab pkn ham dan kewajiban warga negara
tanya jawab pkn ham dan kewajiban warga negaratanya jawab pkn ham dan kewajiban warga negara
tanya jawab pkn ham dan kewajiban warga negaraAisyah Salsabilla Rositha
 
Pengertian dan jenis jenis ham
Pengertian dan jenis jenis hamPengertian dan jenis jenis ham
Pengertian dan jenis jenis hamaabgmf
 
MENYIBAK KASUS PELANGGARAN HAK DAN PENGINGKARAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA
MENYIBAK KASUS PELANGGARAN HAK DAN PENGINGKARAN KEWAJIBAN WARGA NEGARAMENYIBAK KASUS PELANGGARAN HAK DAN PENGINGKARAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA
MENYIBAK KASUS PELANGGARAN HAK DAN PENGINGKARAN KEWAJIBAN WARGA NEGARARindi Gilang
 
Gereja dan Pemberantasan Korupsi
Gereja dan Pemberantasan KorupsiGereja dan Pemberantasan Korupsi
Gereja dan Pemberantasan KorupsiGiovanni Promesso
 
Pelanggaran hak-dan-pengingkaran-kewajiban-sebagai-warganegara
Pelanggaran hak-dan-pengingkaran-kewajiban-sebagai-warganegaraPelanggaran hak-dan-pengingkaran-kewajiban-sebagai-warganegara
Pelanggaran hak-dan-pengingkaran-kewajiban-sebagai-warganegarakhairul akbary
 
Identifikasi Pelanggaran Hak Asasi Manusia dan Nilai Pancasila Pada Tragedi T...
Identifikasi Pelanggaran Hak Asasi Manusia dan Nilai Pancasila Pada Tragedi T...Identifikasi Pelanggaran Hak Asasi Manusia dan Nilai Pancasila Pada Tragedi T...
Identifikasi Pelanggaran Hak Asasi Manusia dan Nilai Pancasila Pada Tragedi T...viviokta3
 
Ppkn-kasus pelanggaran hak dan pengingkaran kewajiban warga negara
Ppkn-kasus pelanggaran hak dan pengingkaran kewajiban warga negaraPpkn-kasus pelanggaran hak dan pengingkaran kewajiban warga negara
Ppkn-kasus pelanggaran hak dan pengingkaran kewajiban warga negaraAndi Risal
 
Makalah hukum dan HAM studi kasus trisakti UIN SUKA
Makalah hukum dan HAM studi kasus trisakti UIN SUKAMakalah hukum dan HAM studi kasus trisakti UIN SUKA
Makalah hukum dan HAM studi kasus trisakti UIN SUKARatika Mueslim
 
Makalah Wacana hukuman mati bagi koruptor
Makalah Wacana hukuman mati bagi koruptorMakalah Wacana hukuman mati bagi koruptor
Makalah Wacana hukuman mati bagi koruptorIka Nurrohmah
 
Pidana adat tinjauan kasus adat di bali
Pidana adat tinjauan kasus adat di baliPidana adat tinjauan kasus adat di bali
Pidana adat tinjauan kasus adat di baliMar Tunis
 
Sistem peradilan pidana
Sistem peradilan pidanaSistem peradilan pidana
Sistem peradilan pidanayudikrismen1
 
Pancasila sebagai paradigma pengembangan HAM
Pancasila  sebagai  paradigma  pengembangan  HAMPancasila  sebagai  paradigma  pengembangan  HAM
Pancasila sebagai paradigma pengembangan HAMchienmario
 

Tendances (20)

Menyibak kasus pelanggaran hak dan kewajiban
Menyibak kasus pelanggaran hak dan kewajibanMenyibak kasus pelanggaran hak dan kewajiban
Menyibak kasus pelanggaran hak dan kewajiban
 
Uu no 21_2007
Uu no 21_2007Uu no 21_2007
Uu no 21_2007
 
RUU TPKS
RUU TPKSRUU TPKS
RUU TPKS
 
tanya jawab pkn ham dan kewajiban warga negara
tanya jawab pkn ham dan kewajiban warga negaratanya jawab pkn ham dan kewajiban warga negara
tanya jawab pkn ham dan kewajiban warga negara
 
Pengertian dan jenis jenis ham
Pengertian dan jenis jenis hamPengertian dan jenis jenis ham
Pengertian dan jenis jenis ham
 
Kelompok 3
Kelompok 3Kelompok 3
Kelompok 3
 
MENYIBAK KASUS PELANGGARAN HAK DAN PENGINGKARAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA
MENYIBAK KASUS PELANGGARAN HAK DAN PENGINGKARAN KEWAJIBAN WARGA NEGARAMENYIBAK KASUS PELANGGARAN HAK DAN PENGINGKARAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA
MENYIBAK KASUS PELANGGARAN HAK DAN PENGINGKARAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA
 
Gereja dan Pemberantasan Korupsi
Gereja dan Pemberantasan KorupsiGereja dan Pemberantasan Korupsi
Gereja dan Pemberantasan Korupsi
 
Pelanggaran hak-dan-pengingkaran-kewajiban-sebagai-warganegara
Pelanggaran hak-dan-pengingkaran-kewajiban-sebagai-warganegaraPelanggaran hak-dan-pengingkaran-kewajiban-sebagai-warganegara
Pelanggaran hak-dan-pengingkaran-kewajiban-sebagai-warganegara
 
Ham pkn-x
Ham pkn-xHam pkn-x
Ham pkn-x
 
Identifikasi Pelanggaran Hak Asasi Manusia dan Nilai Pancasila Pada Tragedi T...
Identifikasi Pelanggaran Hak Asasi Manusia dan Nilai Pancasila Pada Tragedi T...Identifikasi Pelanggaran Hak Asasi Manusia dan Nilai Pancasila Pada Tragedi T...
Identifikasi Pelanggaran Hak Asasi Manusia dan Nilai Pancasila Pada Tragedi T...
 
HAM
HAMHAM
HAM
 
Ppkn-kasus pelanggaran hak dan pengingkaran kewajiban warga negara
Ppkn-kasus pelanggaran hak dan pengingkaran kewajiban warga negaraPpkn-kasus pelanggaran hak dan pengingkaran kewajiban warga negara
Ppkn-kasus pelanggaran hak dan pengingkaran kewajiban warga negara
 
Tugas pkn
Tugas pknTugas pkn
Tugas pkn
 
Makalah hukum dan HAM studi kasus trisakti UIN SUKA
Makalah hukum dan HAM studi kasus trisakti UIN SUKAMakalah hukum dan HAM studi kasus trisakti UIN SUKA
Makalah hukum dan HAM studi kasus trisakti UIN SUKA
 
Ppkn
PpknPpkn
Ppkn
 
Makalah Wacana hukuman mati bagi koruptor
Makalah Wacana hukuman mati bagi koruptorMakalah Wacana hukuman mati bagi koruptor
Makalah Wacana hukuman mati bagi koruptor
 
Pidana adat tinjauan kasus adat di bali
Pidana adat tinjauan kasus adat di baliPidana adat tinjauan kasus adat di bali
Pidana adat tinjauan kasus adat di bali
 
Sistem peradilan pidana
Sistem peradilan pidanaSistem peradilan pidana
Sistem peradilan pidana
 
Pancasila sebagai paradigma pengembangan HAM
Pancasila  sebagai  paradigma  pengembangan  HAMPancasila  sebagai  paradigma  pengembangan  HAM
Pancasila sebagai paradigma pengembangan HAM
 

En vedette

Kepadatan Penduduk di Indonesia
Kepadatan Penduduk di IndonesiaKepadatan Penduduk di Indonesia
Kepadatan Penduduk di Indonesiayuliohuman
 
251485395 kliping-kasus-pelanggaran-ham-di-indonesia
251485395 kliping-kasus-pelanggaran-ham-di-indonesia251485395 kliping-kasus-pelanggaran-ham-di-indonesia
251485395 kliping-kasus-pelanggaran-ham-di-indonesiaOperator Warnet Vast Raha
 
Kasus-Kasus Pelanggaran Ham
Kasus-Kasus Pelanggaran HamKasus-Kasus Pelanggaran Ham
Kasus-Kasus Pelanggaran HamHanifah Azizah
 
Realitas Penegakan Hukum
Realitas Penegakan HukumRealitas Penegakan Hukum
Realitas Penegakan HukumIr. Soekarno
 
Makalah (Kepadatan penduduk di Indonesia)
Makalah (Kepadatan penduduk di Indonesia)Makalah (Kepadatan penduduk di Indonesia)
Makalah (Kepadatan penduduk di Indonesia)yuliohuman
 
Proposal bantuan kapal motor
Proposal bantuan kapal motorProposal bantuan kapal motor
Proposal bantuan kapal motorcibenk langsa
 
Kasus Pelanggaran HAM di Indonesia dan Internasional
Kasus Pelanggaran HAM di Indonesia dan InternasionalKasus Pelanggaran HAM di Indonesia dan Internasional
Kasus Pelanggaran HAM di Indonesia dan InternasionalMuslimatur Rohmah
 
Jenis pelanggaran ham dan kasus pelanggaran ham di Indonesia
Jenis pelanggaran ham dan kasus pelanggaran ham di IndonesiaJenis pelanggaran ham dan kasus pelanggaran ham di Indonesia
Jenis pelanggaran ham dan kasus pelanggaran ham di IndonesiaAisyah Salsabilla Rositha
 
Bab isi Makalah "Hak Asasi Manusia" Mata Kuliah PKN
Bab isi Makalah "Hak Asasi Manusia" Mata Kuliah PKNBab isi Makalah "Hak Asasi Manusia" Mata Kuliah PKN
Bab isi Makalah "Hak Asasi Manusia" Mata Kuliah PKNIchsan Maulana
 
Kasus kasus pelanggaran ham dalam perspektif pancasila - 2016 - nafis s ilmi ayu
Kasus kasus pelanggaran ham dalam perspektif pancasila - 2016 - nafis s ilmi ayuKasus kasus pelanggaran ham dalam perspektif pancasila - 2016 - nafis s ilmi ayu
Kasus kasus pelanggaran ham dalam perspektif pancasila - 2016 - nafis s ilmi ayuNafis Fathur Rizki
 
Proposal bantuan boat
Proposal bantuan boatProposal bantuan boat
Proposal bantuan boatabdi Rahman
 
Contoh proposal pengajuan alat
Contoh proposal pengajuan alatContoh proposal pengajuan alat
Contoh proposal pengajuan alatAwu LupVa
 
Tugas Powerpoint tentang HAK ASASI MANUSIA
Tugas Powerpoint tentang HAK ASASI MANUSIATugas Powerpoint tentang HAK ASASI MANUSIA
Tugas Powerpoint tentang HAK ASASI MANUSIAmeikaa
 

En vedette (20)

MEMBACA KRITIS
MEMBACA KRITISMEMBACA KRITIS
MEMBACA KRITIS
 
Permohonan alat tangkap ikan
Permohonan alat tangkap ikanPermohonan alat tangkap ikan
Permohonan alat tangkap ikan
 
Kepadatan Penduduk di Indonesia
Kepadatan Penduduk di IndonesiaKepadatan Penduduk di Indonesia
Kepadatan Penduduk di Indonesia
 
251485395 kliping-kasus-pelanggaran-ham-di-indonesia
251485395 kliping-kasus-pelanggaran-ham-di-indonesia251485395 kliping-kasus-pelanggaran-ham-di-indonesia
251485395 kliping-kasus-pelanggaran-ham-di-indonesia
 
Kasus-Kasus Pelanggaran Ham
Kasus-Kasus Pelanggaran HamKasus-Kasus Pelanggaran Ham
Kasus-Kasus Pelanggaran Ham
 
Realitas Penegakan Hukum
Realitas Penegakan HukumRealitas Penegakan Hukum
Realitas Penegakan Hukum
 
Makalah (Kepadatan penduduk di Indonesia)
Makalah (Kepadatan penduduk di Indonesia)Makalah (Kepadatan penduduk di Indonesia)
Makalah (Kepadatan penduduk di Indonesia)
 
Proposal bantuan kapal motor
Proposal bantuan kapal motorProposal bantuan kapal motor
Proposal bantuan kapal motor
 
Kasus Pelanggaran HAM di Indonesia dan Internasional
Kasus Pelanggaran HAM di Indonesia dan InternasionalKasus Pelanggaran HAM di Indonesia dan Internasional
Kasus Pelanggaran HAM di Indonesia dan Internasional
 
Ham makalah
Ham makalahHam makalah
Ham makalah
 
Jenis pelanggaran ham dan kasus pelanggaran ham di Indonesia
Jenis pelanggaran ham dan kasus pelanggaran ham di IndonesiaJenis pelanggaran ham dan kasus pelanggaran ham di Indonesia
Jenis pelanggaran ham dan kasus pelanggaran ham di Indonesia
 
Proposal nelayan
Proposal nelayanProposal nelayan
Proposal nelayan
 
Bab isi Makalah "Hak Asasi Manusia" Mata Kuliah PKN
Bab isi Makalah "Hak Asasi Manusia" Mata Kuliah PKNBab isi Makalah "Hak Asasi Manusia" Mata Kuliah PKN
Bab isi Makalah "Hak Asasi Manusia" Mata Kuliah PKN
 
Proposal kelompok nelayan
Proposal kelompok nelayanProposal kelompok nelayan
Proposal kelompok nelayan
 
Permohonan alat tangkap ikan
Permohonan alat tangkap ikanPermohonan alat tangkap ikan
Permohonan alat tangkap ikan
 
Contoh Surat Somasi
Contoh Surat SomasiContoh Surat Somasi
Contoh Surat Somasi
 
Kasus kasus pelanggaran ham dalam perspektif pancasila - 2016 - nafis s ilmi ayu
Kasus kasus pelanggaran ham dalam perspektif pancasila - 2016 - nafis s ilmi ayuKasus kasus pelanggaran ham dalam perspektif pancasila - 2016 - nafis s ilmi ayu
Kasus kasus pelanggaran ham dalam perspektif pancasila - 2016 - nafis s ilmi ayu
 
Proposal bantuan boat
Proposal bantuan boatProposal bantuan boat
Proposal bantuan boat
 
Contoh proposal pengajuan alat
Contoh proposal pengajuan alatContoh proposal pengajuan alat
Contoh proposal pengajuan alat
 
Tugas Powerpoint tentang HAK ASASI MANUSIA
Tugas Powerpoint tentang HAK ASASI MANUSIATugas Powerpoint tentang HAK ASASI MANUSIA
Tugas Powerpoint tentang HAK ASASI MANUSIA
 

Similaire à Moh. hidayat muhtar ham

Revisi UU ITE dan Masa Depan Demokrasi di Indonesia
Revisi UU ITE dan Masa Depan Demokrasi di Indonesia Revisi UU ITE dan Masa Depan Demokrasi di Indonesia
Revisi UU ITE dan Masa Depan Demokrasi di Indonesia Damar Juniarto
 
Hak Asasi Manusia Kelas 11 SMA
Hak Asasi Manusia Kelas 11 SMAHak Asasi Manusia Kelas 11 SMA
Hak Asasi Manusia Kelas 11 SMAVanya Angellista
 
materi_265_4. Jaminan Hak Konstitusional Warga Negara_Dr. Khairul Fahmi.pdf
materi_265_4.  Jaminan Hak Konstitusional Warga Negara_Dr. Khairul Fahmi.pdfmateri_265_4.  Jaminan Hak Konstitusional Warga Negara_Dr. Khairul Fahmi.pdf
materi_265_4. Jaminan Hak Konstitusional Warga Negara_Dr. Khairul Fahmi.pdfreinhardsinaga1jr
 
Bab 1 kasus kasus pelanggaran hak asasi manusia dalam perspektif pancasila
Bab 1 kasus kasus pelanggaran hak asasi manusia dalam perspektif pancasilaBab 1 kasus kasus pelanggaran hak asasi manusia dalam perspektif pancasila
Bab 1 kasus kasus pelanggaran hak asasi manusia dalam perspektif pancasilaWATI SRIWAHYUNINGSIH
 
Bab 1 kasus kasus pelanggaran hak asasi manusia dalam perspektif pancasila
Bab 1 kasus kasus pelanggaran hak asasi manusia dalam perspektif pancasilaBab 1 kasus kasus pelanggaran hak asasi manusia dalam perspektif pancasila
Bab 1 kasus kasus pelanggaran hak asasi manusia dalam perspektif pancasilaWATI SRIWAHYUNINGSIH
 
Upaya penegakan hak asasi manusia di indonesia
Upaya penegakan hak asasi manusia di indonesiaUpaya penegakan hak asasi manusia di indonesia
Upaya penegakan hak asasi manusia di indonesiaHanson Siagian
 
1368-2896-1-SM.pdf
1368-2896-1-SM.pdf1368-2896-1-SM.pdf
1368-2896-1-SM.pdfssuser9ff834
 
BUNGA RHAMASTA F-B1A018305- KELAS F.pdf
BUNGA RHAMASTA F-B1A018305- KELAS F.pdfBUNGA RHAMASTA F-B1A018305- KELAS F.pdf
BUNGA RHAMASTA F-B1A018305- KELAS F.pdfbungarhamasta
 
Perlindungan hak asasi manusia
Perlindungan hak asasi manusiaPerlindungan hak asasi manusia
Perlindungan hak asasi manusiaboscobahy1
 

Similaire à Moh. hidayat muhtar ham (20)

Makalah pelanggaran ham
Makalah pelanggaran hamMakalah pelanggaran ham
Makalah pelanggaran ham
 
Sam 1
Sam 1Sam 1
Sam 1
 
Revisi UU ITE dan Masa Depan Demokrasi di Indonesia
Revisi UU ITE dan Masa Depan Demokrasi di Indonesia Revisi UU ITE dan Masa Depan Demokrasi di Indonesia
Revisi UU ITE dan Masa Depan Demokrasi di Indonesia
 
presentasi pkn Kel.yulia.
presentasi pkn Kel.yulia.presentasi pkn Kel.yulia.
presentasi pkn Kel.yulia.
 
Makalah pelanggaran ham
Makalah pelanggaran hamMakalah pelanggaran ham
Makalah pelanggaran ham
 
Makalah pelanggaran ham
Makalah pelanggaran hamMakalah pelanggaran ham
Makalah pelanggaran ham
 
Makalah pelanggaran ham
Makalah pelanggaran hamMakalah pelanggaran ham
Makalah pelanggaran ham
 
Hak Asasi Manusia Kelas 11 SMA
Hak Asasi Manusia Kelas 11 SMAHak Asasi Manusia Kelas 11 SMA
Hak Asasi Manusia Kelas 11 SMA
 
Jenis pelanggaran hak asasi manusia
Jenis pelanggaran hak asasi manusiaJenis pelanggaran hak asasi manusia
Jenis pelanggaran hak asasi manusia
 
materi_265_4. Jaminan Hak Konstitusional Warga Negara_Dr. Khairul Fahmi.pdf
materi_265_4.  Jaminan Hak Konstitusional Warga Negara_Dr. Khairul Fahmi.pdfmateri_265_4.  Jaminan Hak Konstitusional Warga Negara_Dr. Khairul Fahmi.pdf
materi_265_4. Jaminan Hak Konstitusional Warga Negara_Dr. Khairul Fahmi.pdf
 
Tugas ppkn workshop edit
Tugas ppkn workshop editTugas ppkn workshop edit
Tugas ppkn workshop edit
 
Tugas ppkn workshop edit
Tugas ppkn workshop editTugas ppkn workshop edit
Tugas ppkn workshop edit
 
Bab 1 kasus kasus pelanggaran hak asasi manusia dalam perspektif pancasila
Bab 1 kasus kasus pelanggaran hak asasi manusia dalam perspektif pancasilaBab 1 kasus kasus pelanggaran hak asasi manusia dalam perspektif pancasila
Bab 1 kasus kasus pelanggaran hak asasi manusia dalam perspektif pancasila
 
Bab 1 kasus kasus pelanggaran hak asasi manusia dalam perspektif pancasila
Bab 1 kasus kasus pelanggaran hak asasi manusia dalam perspektif pancasilaBab 1 kasus kasus pelanggaran hak asasi manusia dalam perspektif pancasila
Bab 1 kasus kasus pelanggaran hak asasi manusia dalam perspektif pancasila
 
Upaya penegakan hak asasi manusia di indonesia
Upaya penegakan hak asasi manusia di indonesiaUpaya penegakan hak asasi manusia di indonesia
Upaya penegakan hak asasi manusia di indonesia
 
HAK ASASI MANUSIA
HAK ASASI MANUSIAHAK ASASI MANUSIA
HAK ASASI MANUSIA
 
1368-2896-1-SM.pdf
1368-2896-1-SM.pdf1368-2896-1-SM.pdf
1368-2896-1-SM.pdf
 
BUNGA RHAMASTA F-B1A018305- KELAS F.pdf
BUNGA RHAMASTA F-B1A018305- KELAS F.pdfBUNGA RHAMASTA F-B1A018305- KELAS F.pdf
BUNGA RHAMASTA F-B1A018305- KELAS F.pdf
 
Perlindungan hak asasi manusia
Perlindungan hak asasi manusiaPerlindungan hak asasi manusia
Perlindungan hak asasi manusia
 
Materi bab 1
Materi bab 1Materi bab 1
Materi bab 1
 

Plus de Ir. Soekarno

Laporan Magang kabau.docx
Laporan Magang kabau.docxLaporan Magang kabau.docx
Laporan Magang kabau.docxIr. Soekarno
 
Urusan-urusan pemerintahan pusat dan daerah.pptx
Urusan-urusan pemerintahan pusat dan daerah.pptxUrusan-urusan pemerintahan pusat dan daerah.pptx
Urusan-urusan pemerintahan pusat dan daerah.pptxIr. Soekarno
 
Pertanyaan dan Jawaban.docx
Pertanyaan dan Jawaban.docxPertanyaan dan Jawaban.docx
Pertanyaan dan Jawaban.docxIr. Soekarno
 
POKOK2 PIKIRAN SPM.docx
POKOK2 PIKIRAN SPM.docxPOKOK2 PIKIRAN SPM.docx
POKOK2 PIKIRAN SPM.docxIr. Soekarno
 
POKOK perlindugan guru.docx
POKOK perlindugan guru.docxPOKOK perlindugan guru.docx
POKOK perlindugan guru.docxIr. Soekarno
 
Kajian Yuridis terhadap Asas Pertanggungjawaban Komando (Suatu Tinjaun Kritis...
Kajian Yuridis terhadap Asas Pertanggungjawaban Komando (Suatu Tinjaun Kritis...Kajian Yuridis terhadap Asas Pertanggungjawaban Komando (Suatu Tinjaun Kritis...
Kajian Yuridis terhadap Asas Pertanggungjawaban Komando (Suatu Tinjaun Kritis...Ir. Soekarno
 
IUS CONSTITUENDUM KEWENANGAN DAN FUNGSI DPD MELALUI AMANDEMEN KE V UNDANG-UND...
IUS CONSTITUENDUM KEWENANGAN DAN FUNGSI DPD MELALUI AMANDEMEN KE V UNDANG-UND...IUS CONSTITUENDUM KEWENANGAN DAN FUNGSI DPD MELALUI AMANDEMEN KE V UNDANG-UND...
IUS CONSTITUENDUM KEWENANGAN DAN FUNGSI DPD MELALUI AMANDEMEN KE V UNDANG-UND...Ir. Soekarno
 
Menghapuskan berbagai praktek impunitas
Menghapuskan berbagai praktek impunitasMenghapuskan berbagai praktek impunitas
Menghapuskan berbagai praktek impunitasIr. Soekarno
 
Laporan KKN KEBANGSAAN 2016 KEP.RIAU
Laporan KKN KEBANGSAAN 2016 KEP.RIAULaporan KKN KEBANGSAAN 2016 KEP.RIAU
Laporan KKN KEBANGSAAN 2016 KEP.RIAUIr. Soekarno
 
Ratifikasi Statuta Roma dalam Perspektif Hukum Nasiona
Ratifikasi Statuta Roma dalam Perspektif Hukum NasionaRatifikasi Statuta Roma dalam Perspektif Hukum Nasiona
Ratifikasi Statuta Roma dalam Perspektif Hukum NasionaIr. Soekarno
 
Globalisasi dan pt._freeport_indonesia
Globalisasi dan pt._freeport_indonesiaGlobalisasi dan pt._freeport_indonesia
Globalisasi dan pt._freeport_indonesiaIr. Soekarno
 
Ratifikasi statuta roma_1998_oleh_indonesia
Ratifikasi statuta roma_1998_oleh_indonesiaRatifikasi statuta roma_1998_oleh_indonesia
Ratifikasi statuta roma_1998_oleh_indonesiaIr. Soekarno
 
Materi Hukum International
Materi Hukum International Materi Hukum International
Materi Hukum International Ir. Soekarno
 
Pembentukan polisi adat di provinsi gorontalo
Pembentukan polisi adat di provinsi gorontaloPembentukan polisi adat di provinsi gorontalo
Pembentukan polisi adat di provinsi gorontaloIr. Soekarno
 
remisi bagi koruptor
remisi bagi koruptorremisi bagi koruptor
remisi bagi koruptorIr. Soekarno
 
peradilan khusus pemilu
peradilan khusus pemiluperadilan khusus pemilu
peradilan khusus pemiluIr. Soekarno
 
Makalah Kejahatan Terhadap Harta Benda
Makalah Kejahatan Terhadap Harta BendaMakalah Kejahatan Terhadap Harta Benda
Makalah Kejahatan Terhadap Harta BendaIr. Soekarno
 

Plus de Ir. Soekarno (20)

Laporan Magang kabau.docx
Laporan Magang kabau.docxLaporan Magang kabau.docx
Laporan Magang kabau.docx
 
Urusan-urusan pemerintahan pusat dan daerah.pptx
Urusan-urusan pemerintahan pusat dan daerah.pptxUrusan-urusan pemerintahan pusat dan daerah.pptx
Urusan-urusan pemerintahan pusat dan daerah.pptx
 
Pertanyaan dan Jawaban.docx
Pertanyaan dan Jawaban.docxPertanyaan dan Jawaban.docx
Pertanyaan dan Jawaban.docx
 
POKOK2 PIKIRAN SPM.docx
POKOK2 PIKIRAN SPM.docxPOKOK2 PIKIRAN SPM.docx
POKOK2 PIKIRAN SPM.docx
 
POKOK perlindugan guru.docx
POKOK perlindugan guru.docxPOKOK perlindugan guru.docx
POKOK perlindugan guru.docx
 
POKOK.docx
POKOK.docxPOKOK.docx
POKOK.docx
 
Kajian Yuridis terhadap Asas Pertanggungjawaban Komando (Suatu Tinjaun Kritis...
Kajian Yuridis terhadap Asas Pertanggungjawaban Komando (Suatu Tinjaun Kritis...Kajian Yuridis terhadap Asas Pertanggungjawaban Komando (Suatu Tinjaun Kritis...
Kajian Yuridis terhadap Asas Pertanggungjawaban Komando (Suatu Tinjaun Kritis...
 
IUS CONSTITUENDUM KEWENANGAN DAN FUNGSI DPD MELALUI AMANDEMEN KE V UNDANG-UND...
IUS CONSTITUENDUM KEWENANGAN DAN FUNGSI DPD MELALUI AMANDEMEN KE V UNDANG-UND...IUS CONSTITUENDUM KEWENANGAN DAN FUNGSI DPD MELALUI AMANDEMEN KE V UNDANG-UND...
IUS CONSTITUENDUM KEWENANGAN DAN FUNGSI DPD MELALUI AMANDEMEN KE V UNDANG-UND...
 
Menghapuskan berbagai praktek impunitas
Menghapuskan berbagai praktek impunitasMenghapuskan berbagai praktek impunitas
Menghapuskan berbagai praktek impunitas
 
Laporan KKN KEBANGSAAN 2016 KEP.RIAU
Laporan KKN KEBANGSAAN 2016 KEP.RIAULaporan KKN KEBANGSAAN 2016 KEP.RIAU
Laporan KKN KEBANGSAAN 2016 KEP.RIAU
 
Ratifikasi Statuta Roma dalam Perspektif Hukum Nasiona
Ratifikasi Statuta Roma dalam Perspektif Hukum NasionaRatifikasi Statuta Roma dalam Perspektif Hukum Nasiona
Ratifikasi Statuta Roma dalam Perspektif Hukum Nasiona
 
Globalisasi dan pt._freeport_indonesia
Globalisasi dan pt._freeport_indonesiaGlobalisasi dan pt._freeport_indonesia
Globalisasi dan pt._freeport_indonesia
 
Ratifikasi statuta roma_1998_oleh_indonesia
Ratifikasi statuta roma_1998_oleh_indonesiaRatifikasi statuta roma_1998_oleh_indonesia
Ratifikasi statuta roma_1998_oleh_indonesia
 
Materi Hukum International
Materi Hukum International Materi Hukum International
Materi Hukum International
 
Pembentukan polisi adat di provinsi gorontalo
Pembentukan polisi adat di provinsi gorontaloPembentukan polisi adat di provinsi gorontalo
Pembentukan polisi adat di provinsi gorontalo
 
remisi bagi koruptor
remisi bagi koruptorremisi bagi koruptor
remisi bagi koruptor
 
praperadilan
 praperadilan praperadilan
praperadilan
 
peradilan khusus pemilu
peradilan khusus pemiluperadilan khusus pemilu
peradilan khusus pemilu
 
Skripsi
SkripsiSkripsi
Skripsi
 
Makalah Kejahatan Terhadap Harta Benda
Makalah Kejahatan Terhadap Harta BendaMakalah Kejahatan Terhadap Harta Benda
Makalah Kejahatan Terhadap Harta Benda
 

Dernier

materi hukum bisnis hukum persaingan usaha
materi hukum bisnis hukum persaingan usahamateri hukum bisnis hukum persaingan usaha
materi hukum bisnis hukum persaingan usahayunitahatmayantihafi
 
Permendagri No 15 Tahun 2023 Pedoman Penyusunan APBD
Permendagri No 15 Tahun 2023 Pedoman Penyusunan APBDPermendagri No 15 Tahun 2023 Pedoman Penyusunan APBD
Permendagri No 15 Tahun 2023 Pedoman Penyusunan APBDSumardi Arahbani
 
pilihan hukum dan perjanjian internasional dan pilihan forum
pilihan hukum dan perjanjian internasional dan pilihan forumpilihan hukum dan perjanjian internasional dan pilihan forum
pilihan hukum dan perjanjian internasional dan pilihan forumekahariansyah96
 
Naskah Akademik Tentang Desa Adat Tahun 2023
Naskah Akademik Tentang Desa Adat Tahun 2023Naskah Akademik Tentang Desa Adat Tahun 2023
Naskah Akademik Tentang Desa Adat Tahun 2023Sumardi Arahbani
 
PPT-UEU-Manajemen-Logistik-Pelayanan-Kesehatan-Pertemuan-5.pptx
PPT-UEU-Manajemen-Logistik-Pelayanan-Kesehatan-Pertemuan-5.pptxPPT-UEU-Manajemen-Logistik-Pelayanan-Kesehatan-Pertemuan-5.pptx
PPT-UEU-Manajemen-Logistik-Pelayanan-Kesehatan-Pertemuan-5.pptxmuhammadrezza14
 
UU-HKPD-Bahan-Sosialisasi-UU-No-1-tahun-2022-HKPD.pdf
UU-HKPD-Bahan-Sosialisasi-UU-No-1-tahun-2022-HKPD.pdfUU-HKPD-Bahan-Sosialisasi-UU-No-1-tahun-2022-HKPD.pdf
UU-HKPD-Bahan-Sosialisasi-UU-No-1-tahun-2022-HKPD.pdfSumardi Arahbani
 
interpretasi literal and purposive .pptx
interpretasi literal and purposive .pptxinterpretasi literal and purposive .pptx
interpretasi literal and purposive .pptxekahariansyah96
 
aspek hukum ttg kepailitan, pkpu, pengadilan niaga
aspek hukum ttg kepailitan, pkpu, pengadilan niagaaspek hukum ttg kepailitan, pkpu, pengadilan niaga
aspek hukum ttg kepailitan, pkpu, pengadilan niagaastrinovianti699
 
Potensi Pelanggaran pemilu 2024 kesiapan
Potensi Pelanggaran pemilu 2024 kesiapanPotensi Pelanggaran pemilu 2024 kesiapan
Potensi Pelanggaran pemilu 2024 kesiapanDIVISIPENCEGAHAN
 

Dernier (9)

materi hukum bisnis hukum persaingan usaha
materi hukum bisnis hukum persaingan usahamateri hukum bisnis hukum persaingan usaha
materi hukum bisnis hukum persaingan usaha
 
Permendagri No 15 Tahun 2023 Pedoman Penyusunan APBD
Permendagri No 15 Tahun 2023 Pedoman Penyusunan APBDPermendagri No 15 Tahun 2023 Pedoman Penyusunan APBD
Permendagri No 15 Tahun 2023 Pedoman Penyusunan APBD
 
pilihan hukum dan perjanjian internasional dan pilihan forum
pilihan hukum dan perjanjian internasional dan pilihan forumpilihan hukum dan perjanjian internasional dan pilihan forum
pilihan hukum dan perjanjian internasional dan pilihan forum
 
Naskah Akademik Tentang Desa Adat Tahun 2023
Naskah Akademik Tentang Desa Adat Tahun 2023Naskah Akademik Tentang Desa Adat Tahun 2023
Naskah Akademik Tentang Desa Adat Tahun 2023
 
PPT-UEU-Manajemen-Logistik-Pelayanan-Kesehatan-Pertemuan-5.pptx
PPT-UEU-Manajemen-Logistik-Pelayanan-Kesehatan-Pertemuan-5.pptxPPT-UEU-Manajemen-Logistik-Pelayanan-Kesehatan-Pertemuan-5.pptx
PPT-UEU-Manajemen-Logistik-Pelayanan-Kesehatan-Pertemuan-5.pptx
 
UU-HKPD-Bahan-Sosialisasi-UU-No-1-tahun-2022-HKPD.pdf
UU-HKPD-Bahan-Sosialisasi-UU-No-1-tahun-2022-HKPD.pdfUU-HKPD-Bahan-Sosialisasi-UU-No-1-tahun-2022-HKPD.pdf
UU-HKPD-Bahan-Sosialisasi-UU-No-1-tahun-2022-HKPD.pdf
 
interpretasi literal and purposive .pptx
interpretasi literal and purposive .pptxinterpretasi literal and purposive .pptx
interpretasi literal and purposive .pptx
 
aspek hukum ttg kepailitan, pkpu, pengadilan niaga
aspek hukum ttg kepailitan, pkpu, pengadilan niagaaspek hukum ttg kepailitan, pkpu, pengadilan niaga
aspek hukum ttg kepailitan, pkpu, pengadilan niaga
 
Potensi Pelanggaran pemilu 2024 kesiapan
Potensi Pelanggaran pemilu 2024 kesiapanPotensi Pelanggaran pemilu 2024 kesiapan
Potensi Pelanggaran pemilu 2024 kesiapan
 

Moh. hidayat muhtar ham

  • 1. MENAGIH JANJI NAWACITA JOKOWI DALAM PENYELESAIN KASUS PELANGGARAN HAM MASA LALU. (MOHAMAD HIDAYAT MUHTAR) FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO Penyelengaraan pemilu 2 tahun lalu menghadirkan sebuah isu yang sangat menarik yang menyerang salah satu kandidiat calon presiden dengan berbagai isu pelanggaran HAM dan menjadi aktor serta pelaku utama dalam pelanggaran masa lampau. Isu ini di hembuskan dengan begitu derasnya dan menjadi perhatian banyak pihak, ada sebuah luka yang mendalam serta kesedihan tiada tanding akan sebuah nestapa tak berujung bagi korban dan keluarga Korban. Terlepas dari itu isu HAM masa lalu masih belum padam dan apinya tetap menyala terang. Pelantikan Jokowi dan Jusuf Kalla sebagai Presiden dan wakil presiden indonesia menjadi sebuah nafas baru, harapan baru dalam penyelesain pelanggaran HAM Masa lampau dengan slogan "Nawacita" yang salah satunya menjanjikan penyelesain pelanggaran HAM masa lalu. Mimpi itu makin nyata ketika Nawacita di rumuskan dalam dokumen resmi yaitu Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMP) tahun 2014-2019 yang di sahkan lewat Kepres Nomor 2 tahun 2015. Akan tetapi janji nawacita tentang penuntasan kasus pelanggaran HAM masa lalu seolah hanya sebagai retorika pengantar tidur yang indah di dengar yang nadanya menenangkan jiwa tetapi tumpul di lapangan, pelaksanaan nawacita yang pada prinsipya menjadi salah satu instrumen untuk menuntaskan pelanggaran HAM masa lalu menjadi tumpul sebagai akibat kekuataan politik terhadap orang-orang yang bertanggung jawab pada saat itu. Indonesia sendiri telah banyak mengalami pelanggaran HAM yang tetap menimbulkan polemik berkepanjangan. Sebut saja pembantaian sesama anak bangsa yang
  • 2. terjadi sebelum dan sesudah pecahnya peristiwa Gerakan 30 September 1965 (G30S) dengan jumlah korban sekitar 75 ribu – 1,5 juta orang, penembakan misterius “Petrus” 1982-1985 dengan jumlah korban sekitar 1.678 orang, kasus di Timor Timur pasca Referendum 1999 dengan korban 97 orang, juga kasus-kasus di Aceh pra DOM 1976-1989 dengan korban ribuan orang. Selain itu, masih ada pula Kasus Tanjung Priok 1984 dengan korban 74 orang, kasus-kasus di Papua 1966-2007 dengan korban ribuan orang, kasus Dukun Santet Banyuwangi 1998 dengan korban puluhan orang, kasus Marsinah 1995, kasus hilangnya Wiji Thukul, kasus Bulukumba 2003 dengan 2 korban tewas dan puluhan luka-luka, Talangsari Lampung, 1989, dengan korban 803 orang, kasus 27 Juli 1996 dengan jumlah korban 1.317 orang, Penembakan Mahasiswa Trisakti 1998 dengan korban 31 orang, Kerusuhan Mei 1998 dengan jumlah korban 1.308, kasus Semanggi I 1998 dengan korban 473 orang, Semanggi II 1999 dengan korban 231 orang, serta Penculikan Aktivis 1998 dengan korban 23 orang.1 Apakah data di atas tidak menjadi perhatian pemerintah yang mengelitik sanubari hati kita sebagai bangsa yang berbudi pekerti, apakah nyawa seorang manusia begitu murahnya dan dengan gampangnya para penguasa itu mengampar kesucian hukum, mengampar kedigdayaan hukum, dan mengampar supermasi hukum serta melanggengkan impunitas di Indonesia dimana letak kemanfaatan hukum, dimana letak kepastian hukum dan dimana letak keadilan hukum jikalau pemerintah tetap tutup mata tentang hal ini Jalur Rekonsiliasi yang di gagas pemerintah seolah-olah menjadi satu-satunya jalan dalam penyelesain kasus pelanggaran HAM . Padahal instrumen hukum indonesia telah memberikan jalan dalam penyelesain lewat UU Nomor 26 tahun 2000 tentang pengadilan HAM, dalam perkembanganya pelanggaran HAM yang terjadi di Indonesia merupakan Kejahatan terhadap kemanusian yang di lakukan secara sitematik dan terencana, kejahatan terhadap kemanusia sendiri dapat di artikan sebagai suatu kejahatan yang menyerang 1 Asvi Warman Adam, Dalam Artikel, Berkisah dengan Hati Nurani Wacana HAM Penantian Panjang Korban Pelanggaran HAM, Jurnal Wacana HAM, Edisi 1-31 Juli 2008. Hal. 5-6.
  • 3. Populasi sipil secara meluas yang di dalamnya terdapat perencanaan dan kesengajaan. Adapun pasal 9 uu no 26 tahun 2000 tentang pengadilan HAM menyatakan:2 “Kejahatan terhadap kemanusiaan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 huruf b adalah salah satu perbuatan yang dilakukan sebagai bagian dari serangan yang meluas atau sistematlk yang diketahuinya bahwa serangan tersebut ditujukan secara langsung terhadap penduduk sipil, berupa : a. pembunuhan b. pemusnahan c. perbudakan d. pengusiran atau pemindahan penduduk secara paksa e. perampasan kemerdekaan atau perampasan kebebasan fisik lain secara sewenangwenang yang melanggar (asas-asa) ketentuan pokok hukum intemasional f. penyiksaan; g. perkosaan, perbudakan seksual, pelacuran secara paksa, pemaksaan kehamilan, pemandulan atau sterilisasi secara paksa atau bentuk-bentuk kekerasaan seksual lain yang setara h. penganiayaan terhadap suatu kelompok tertentu atau perkumpulan yang didasari persamaan paham politik, ras, kebangsaan, efnls, budaya, agama, jenis kelamin atau alasan lain yang telah di,akui secara universal sebagai hal yang dilarang menurut hukum internasional i. penghilangan orang secara paksa; atau j. kejahatan apartheid Pelaku Kejahatan terhadap Kemanusian dapat di tuntut dengan Pasal 37 s/d pasl 41 uu no 26 tahun 2000 tentang pengadilan HAM yang berbunyi: “Pasal 37 Setiap orang yang melakukan perbuatan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 huruf a, b, d, e, dan j dipidana dengan pidana mati atau pidana penjara seumur hidup atau pidana penjara paling lama 25 (dua puluh lima) tahun dan paling singkat 10 (sepuluh) tahun.” “Pasal 38 Setiap orang yang melakukan perbuatan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 huruf c, dipidana dengan pidana penjara paling lama 15 (lima belas) tahun dan paling singkat 5 (lima) tahun.” “Pasal 39 Setiap orang yang melakukan perbuatan sebagaimana, dimaksud dalam Pasal 9 huruf f, dipidana dengan pidana penjara paling lama 15 (lima belas) tahun dan paling singkat 5 (lima) tahun.” “Pasal 40 Setiap orang yang melakukan perbuatan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 huruf g, h, atau i dipidana dengan pidana penjara paling lama 20 (dua puluh) tahun dan paling singkat 10 (sepuluh) tahun.” “ Pasal 41 Percobaan, permufakatan jahat, atau pembantuan untuk melakukan pelanggaran sebagaimana dimaksud dalam Pasal13 atau Pasal 9 dipidana dengan 2 Lihat Pasal 9 UU No. 26 tahun 2000 tentang Pengadilan HAM.
  • 4. pidana yang sama dengan ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 36, Pasal 37, Pasal 38, Pasal 39, dan Pasal 40.” Sudah sangat jelas bahwa pasal-pasal di atas mengakomodir para pelaku pelanggaran HAM untuk di bawah di pengadilan untuk mempertanggungjawabkan perbuatan mereka akan tetapi lagi-lagi inisiatif dari pemerintah dalam hal ini masih sangatlah kurang dan telah menjadi pertanyaan banyak pihak mengapa hal ini dapat terjadi apakah karena adanya pertimbangan politik atau pertimbangan lain tetapi terlebih dari pertimbangan itu para pelaku harus di bawah di pengadilan HAM untuk menegakan supermasi hukum. Pelanggaran HAM merupakan kejahatan yang luar biasa yang menyangkut hajat hidup orang banyak selain itu pelanggaran HAM di lakukan secara sadar dan sistematik tidak ada suatu alasan apapun yang logis dalam menyelesaikan kasus ini dengan rekonsiliasi hal ini menjadi bukti ketidakmampuan pemerintah menindak secara hukum orang yang bertanggung jawab saat itu yang turut menyuburkan praktek impunitas di Indonesia. ada apa dengan tokoh-tokoh besar tersebut? ada apa dengan mereka yang kuat secara politik? dalam hal ini Lord Acton dalam teorinya Abuse of Power pernah mengatakan: "Seseorang yang memiliki Kekuasaan cenderung untuk menyalahi kekusaanya akan tetapi seseorang yang mempunyai kekuasaan yang tak terbatas sudah pasti menyalahi kekuasaanya" Tokoh-tokoh nasional yang memiliki kekuasan kuat sangatlah sulit untuk di sentuh oleh hukum, harus butuh kerja keras serta keberanian yang luar biasa untuk dapat menindak mereka. Janji Nawacita sebenarnya telah memberikan harapan baru, asah baru serta mimpi baru, tetapi janji itu tak kunjung di realisasikan. Indonesia yang katanya sebagai bangsa yang beradab tetapi membiarkan perbuatan BARBAR menjadi duri dalam daging yang pedihnya tidak hilang sebelum DURI ITU DI HILANGKAN....!!!!