1. PSIKOLOGI BELAJAR
EDWARD LEE THORNDIKE
Aan Hilmawan
Besse Fatimah Almirah
andi Muskerina
Zakiyyatul imamah
Andi Febry Komalasari
Nurmiyanti
Ika Merdekawaty. S
Hasri Isrami A. Syamsu
Wahyuni Auliana
Haryandi
2. BIOGRAFI
• Edward lee thorndike lahir tanggal 31
Agustus 1874 di Williamsburg, dan Meninggal
tanggal 10 Agustus 1949 di Montrose, New
York.
• Ia adalah seorang psikolog Amerika yang
menghabiskan hampir seluruh karirnya di
Teachers College, Columbia University.
• Masa kanak-kanak dan Pendidikannya
adalah sebagai anak seorang pendeta
Metodis di Lowell, Massachusetts.
• Thorndike lulus dari The Roxbury Sekolah
Latin (1891), di West Roxbury,
Massachusetts, Wesleyan University (BS
1895), Harvard University (MA 1897), dan
Columbia University (PhD. 1898).
3. Menurut Thorndike belajar merupakan
peristiwa terbentuknya asosiasi-asosiasi
antara peristiwa yang disebut stimulus-respon.
Stimulus adalah suatu perubahan dari
lingkungan yang eksternal yang menjadi tanda
untuk mengaktifkan organisme untuk bereaksi.
Respon adalah tingkah laku yang dimunculkan
karena adanya stimulus.
4. Ciri-ciri teori belajar
1.Ada motive pendorong aktivitas
2.Ada berbagai respon terhadap sesuatu
3.Ada aliminasi respon-respon yang gagal atau
salah
4.Ada kemajuan reaksi-reaksi yang mencapai
tujuan dari penelitiannya.
5. Hukum-hukum belajar
Hukum kesiapan (Law of readiness)
Hukum latihan (law of exercise)
Hukum akibat (law of effect)
6. Hukum kesiapan (Law of readiness)
• Jika suatu organismen didukung oleh kesiapan yang
kuat untuk memperoleh stimulus, maka pelaksanaan
tingkah laku akan menimbulkan kepuasan individu,
sehingga asosiasi cenderung diperkuat.
• Hukum ini menyatakan bahwa, belajar akan berhasil
apabila peserta didik benar benar telah siap untuk
belajar. Dengan kata lain, apabila materi diajarkan
kepada anak yang belum siap untuk memeplajari materi
tersebut, maka tidak akan ada hasilnya.
7. Hukum latihan (law of exercise)
• Hukum latihan membuat hubungan antara S – R menjadi
semakin kuat.
• Semakin sering tingkah laku dilatih atau digunakan,
maka asosiasi terse ut akan semiakin kuat.
• Hukum ini menunjukkan prinsip utama dalam belajar
adalah pengulangan. Semakin sering pelajaran tersebut
diulangi, maka semakin kuat pelajaran tersebut
tersimpan dalam ingatan.
8. Hukum akibat (law of effect)
• Hubungan stimulus dan respon cenderung diperkuat bila
akibat menyenangkan dan cenderung diperlemah
apabila akibatnya tidak memuaskan.
• Misalnya seorang siswa diminta untuk mengerjakan soal
matematika, setelah ia kerjakan, ternyata hasinya benar
dan ia merasa puas. Akibatnya soal dan jawaban yang
benar itu akan kuat tersimpan dalam ingatan.
9. Hukum tambahan Thorndike
1. Hukum reaksi bervariasi (Multiple response)
• Hukum ini mengatakan bahwa pada individu diawali oleh
proses trial and error yang menunjukkan adanya
bermacam macam respon sebelum memperoleh respon
yang tepat dalam memecahkan masalah yang dihadapi.
2. Hukum Sikap (Set/Attitude)
• Hikum ini menjelaskan bahwa perilaku belajar
seseorang tidak hanya ditentukan oleh hubungan
stimulus dan respon, tetapi juga ditentukan oleh
keadaan yang ada dalam diri individu baik kognitif,
emosi, sosial, maupun psikomotoriknya.
10. 3. Hukum aktivitas berat sebelah (Prepotency of element)
• Hukum ini mengatakan bahwa individu dalam proses
belajar memberikan respon hanya pada stimulus tertentu
saja sesuai dengan persepsinya terhadap keseluruhan
situasi (respon selektif).
4.Hukum respon by analogy
• Hukum ini mengatakan bahwa individu dapat melakukan
respon pada situasi yang belum pernah dialami, karena
sesungguhnya individu dapat menghubungkan situasi
yang belum pernah dialami dengan situasi lamayang
pernah dialami sehingga terjadi transfer atau
perpindahan unsur-unsur yang telah dikenal kesituasi
baru. Makin banyak unsur yang sama/identik maka
transfer semakin mudah.
11. 5. Hukum perpindahan asosiasi
• Hukum ini mengatakan bahwa proses peralihan dari
situasi yang dikenal ke situasi yang belum secara
tertahap dengan cara menambahkan sedikit demi sedikit
unsur baru dan membuang sedikit demi sedikit unsur
lama.
12. Revisi hukum belajar Thorndike
• Hukum latihan ditinggalkan karena ditemukan pengulangan saja
tidak cukup untuk memperkuat hubungan stimulus – respon.
Sebaliknya, tanpa pengulangan hubungan stimulus – respon belum
tentu diperlemah.
• Hukum akibat direvisi. Thorndike menjelaskan bahwa yang
berakibat positif untuk perubahan tingkah laku adalah hadiah,
sedangkan hukuman tidak berakibat apa apa.
• Syarat utama terjadinya hubungan stimulus respon bukan
kedekatan, tetapi adanya salin sesuai antara stimulus dan rspon.
• Akibat suatu perubahan dapat menular baik pada bidang lain
maupun pada individu lain.
13. Contoh kasus
Seorang guru yang berinisial K menginginkan peserta
didiknya bersemangat mengikuti pelajaran menggambar
dikelasnya. Tindakan pertama yang dilakukan gurunya
yaitu dengan memberikan pujian dan tepuk tangan
kepada peserta didik yang dianggap cantik gambarnya.
Namun suatu hari ibu guru mencoba memberikan hadiah
pensil warna kepada peserta didik yang dianggap paling
bagus gambarnya, hal hasil dipertemuan berikutnya
peserta didik lebih bersemangat menggambar dan
berharap menjadi yang terbaik untuk mendapatkan
pensil warna dibanding ketika peserta didik hanya diberi
pujian dan tepuk tangan.
14. Kelebihan & Kelemahan
• anak didik akan memiliki pengalaman yang berharga
dengan adanya pengulangan dalam pemecahan suatu
permasalahan yang sering di berikan. Selain itu dengan
adanya reward (hadiah), akan membantu anak didik
menjadi lebih memiliki kemauan dalam memecahkan
permasalahan yang dihadapinya.
• Memandang manusia sebagai mekanismus dan
otomatisme dapat disamakan dengan hewan. Walaupun
banyak tingkah laku manusia yang refleks, tapi tidak
selalu tingkah laku manusia itu dapat dipengaruhi secara
trial and error. Trial and error tidak berlaku mutlak untuk
manusia.
15. Thank You
Kingsoft Office
Make Presentation much more fun