SlideShare une entreprise Scribd logo
1  sur  42
Relationship    Relationship; kata “ship” menunjukkan adanya kualitas hubungan,  yakni adanya keakraban, keeratan - relasi dibentuk oleh komunikasi atau produk komunikasi    Komunikasi tidak hanya sekedar penyampaian pesan sebagai level  pertama yg disebut  content , tetapi juga mempunyai level kedua yang  disebut  relationship , yang menunjukkan bagaimana komunikator  memandang dirinya sendiri dan orang lain yang ditujunya       Komunikasi mengandung aspek  retorika  (kemengertian thd pesan2  yg disampaikan) dan aspek  ekspresif  (keterlibatan perasaan dan  sikap). Dg demikian, relasi merupakan interaksi perasaan dan sikap    Perkembangan relasi dipengaruhi oleh komunikasi, dan pada gilirannya (secara serentak) perkembangan relasi mempengaruhi  sifat komunikasi antara pihak2 yg terlibat dalam relasi
[object Object],[object Object],[object Object],[object Object],[object Object],[object Object],[object Object],[object Object],[object Object],[object Object],[object Object],[object Object],[object Object],[object Object],Peranan Relasi
[object Object],[object Object],[object Object],Dimensi Relasi Depth Breadth
[object Object],[object Object],[object Object],[object Object],[object Object],[object Object],[object Object],[object Object],[object Object],[object Object],[object Object],[object Object],[object Object],[object Object],[object Object],Apakah Relationship itu ? Sarah Trenholm (2000)
[object Object],[object Object],[object Object],[object Object],[object Object],[object Object],[object Object],[object Object],[object Object],[object Object],[object Object],[object Object],[object Object],[object Object],[object Object],[object Object],Karakteristik Relationship
4 . Relasi dipengaruhi oleh kekuatan dari luar : ,[object Object],[object Object],[object Object],5.  Relasi dapat mengontrol kita, sebanyak kita mengontrol    mereka ,[object Object],[object Object],6. Relasi dibangun dan dipelihara melalui komunikasi ,[object Object]
[object Object],[object Object],[object Object],[object Object],[object Object],[object Object],[object Object],[object Object],[object Object],[object Object],[object Object],[object Object],[object Object],[object Object],Faktor-faktor Penentu Relasi
Karakteristik Relasi Pertolongan ,[object Object],[object Object],[object Object],[object Object],[object Object],[object Object],[object Object],[object Object],[object Object],[object Object],[object Object],[object Object],[object Object],[object Object]
[object Object],[object Object],[object Object],[object Object],[object Object],[object Object],[object Object],[object Object],[object Object],[object Object],[object Object],[object Object],[object Object],[object Object]
Menciptakan Relasi Pertolongan yang Efektif (Bradford W Sheafor & Charles R Horejsi : 2003) Apologi : penerapan metode dan teknik dalam praktek pertolongan sangat  dibutuhkan, tetapi tanpa adanya relasi y an g positif antara pekerja  sosial dengan klien, perubahan pada diri klien tidak akan terjadi  Beberapa kondisi dasar dalam relasi pertolongan : 1. Empathy ;  menunjuk pada  kemampuan pekerja sosial utk memahami  dg tepat perasaan dan pengalaman subjektif yg dialami klien    Mendengarkan secara aktif apa yg dikatakan klien, merupakan teknik  untuk memunculkan empati terhadap klien 2. Positive Regard   ;  keyakinan bahwa klien adalah orang yang berharga dan memperlakukan mereka secara hormat, dengan mengabaikan ; penampilan mereka, perilaku, keadaan hidupnya atau memberikan alasan mengapa mereka menjadi klien.  Positive regard  diperlukan bagi pekerja sosial u n t u k menangkis kecenderungan memberikan penilaian bahwa klien adalah orang yang telah berbuat kesalahan.
3. Personal Warmth ;   pekerja sosial harus menampilkan diri sebagai pribadi yang ramah/hangat 4.  Genuineness ;  Pekerja sosial harus memperlihatkan keaslian yang  muncul secara spontan (tidak dibuat-buat) ,  dan tidak bersikap bertahan, apa yg dikatakan harus sesuai dengan apa yg dilakukan, berbicara benar-benar keluar dari hati . Guna mendemontrasikan perasaan  empathy, positive regard, personal warmth , dan  genuine ,  maka beberapa hal penting bagi pekerja sosial  dalam men c iptakan relasi pertolongan yang efektif, juga harus :     C oncreteness  ; mampu berkomunikasi dengan menyampaikan  gagasan dan pemikiran yang jelas dan spesifik    C ompetence  ; berkompeten dalam melaksanakan tugas dan aktivitas  profesional    O bjectivity  ; tidak bias dan mampu menghargai adanya pandangan  yang berbeda
Initiating   Differentiating   Circumscribing   Stagnating   Avoiding   Termination   Experimenting   Intensifyin g Integrating   Bonding   menuju kebersamaan   menuju perpisahan   Tahap-tahap Perkembangan Relasi
[object Object],[object Object],[object Object],[object Object],[object Object],[object Object],[object Object],[object Object],[object Object],[object Object],[object Object],[object Object],[object Object],Tahap-tahap Perkembangan Relasi
[object Object],[object Object],[object Object],[object Object],[object Object],[object Object],[object Object],[object Object],[object Object],[object Object],[object Object],[object Object],[object Object],[object Object],[object Object]
[object Object],[object Object],[object Object],[object Object],[object Object],[object Object],[object Object],[object Object],[object Object],[object Object],[object Object],[object Object]
[object Object],[object Object],[object Object],[object Object],[object Object],[object Object],[object Object],[object Object],[object Object],[object Object],[object Object],[object Object],[object Object],Tahap-tahap Proses Pertolongan
[object Object],[object Object],[object Object],[object Object],[object Object],[object Object],[object Object],[object Object],[object Object],[object Object],[object Object],[object Object]
[object Object],[object Object],[object Object],[object Object],[object Object],[object Object],[object Object],[object Object],[object Object],[object Object],[object Object],[object Object],[object Object],[object Object]
[object Object],[object Object],[object Object],[object Object],[object Object],[object Object],[object Object],[object Object],[object Object],[object Object],[object Object],[object Object],[object Object],[object Object],[object Object],[object Object],[object Object],[object Object],[object Object]
[object Object],[object Object],[object Object],[object Object],[object Object],[object Object],[object Object],[object Object],[object Object],[object Object],[object Object],[object Object],[object Object],[object Object],[object Object],[object Object],[object Object]
Core Communication and Relationship Skills (Karent K Ashman & Grafton H Hull,Jr : 1993) Permulaan Relasi Pekerja Sosial dengan Klien 1.  Verbal and nonverbal behavior (perilaku verbal dan nonverbal ) 2. Eye contact (kontak mata) 3. Attentive listening (mendengarkan dg penuh perhatian) 4. Facial expression (ekspresi wajah) 5. Body positioning (posisi tubuh) 6. Warmth, Empathy, and Genuineness (ramah, empati, keaslian) 7. Gestures of greeting (isyarat tangan ,  jabat tangan) 8. Personal space (ruang personal) 9. Arm and hand movements (gerak lengan dan tangan) 10. Tone of voice (nada suara) 11. Dress and appearance (pakaian dan penampilan)
Wawancara    Wawancara (interview) merupakan kegiatan manusia yang paling  universal    Suatu wawancara terjadi antara dua orang, sering kali lebih, yg sedang  berusaha mencapai tujuan bersama     Di dalam wawancara terjadi relasi timbal-balik  (two way   relationship)  antara dua orang, yg bertindak mewawancarai (interviewer) dg orang yg  diwawancarai (interviewee )    Interviewer mengambil tanggung jawab untuk mengarahkan atau  mengembangkan percakapan ke arah tujuan yang hendak dicapai    Pada hakekatnya bentuk-bentuk wawancara dapat dikategorikan ke dalam  3 golongan besar, yaitu : - wawancara yg ditujukan utk mengumpulkan fakta-fakta  (fact-finding) - wawancara yg ditujukan utk memberikan informasi  (informing) - wawancara yg ditujukan utk memotivasi  (motivating)
   Tahap Permulaan   (The Start) -   Menuntut interviewer utk merumuskan tujuan wawancara, shg jelas bagi  interviewee pada saat yang sedini mungkin.   - pembicaraan awal (small talk) - mengatasi “critical events” (perasaan canggung,  ketidakmenentuan, ketidakenakan yang dialami pada tahap  permulaan    Tahap Pertengahan (The Middle) -  Isi/inti wawancara ; suatu wawancara dapat tercapai bilamana diskusi  antara interviewer dan interviewee secara langsung dapat sampai pada  tujuan pokok wawancara  - saat-saat kritis pada tahap ini bisa terjadi, yakni apa yg disebut sbg  “ psychological blocks” di dalam diri interviewee maupun interviewer yg  mengganggu jalannya wawancara  Struktur   Wawancara
   Tahap Akhir (The Ending) -   Suatu wawancara dapat berakhir ketika sampai pada saat atau waktu yg  telah ditetapkan sebelumnya, atau pada saat interviewee maupun  interviewer menganggap bahwa tujuan wawancara telah tercapai. -  adakalanya wawancara berakhir atau diakhiri karena terjadi hambatan- hambatan yg serius, sehingga benar-benar telah menjadi suatu krisis  yang tidak memungkinkan wawancara dilanjutkan.   -  peristiwa kritis yg terjadi pada tahap akhir akan berbeda sifat dan  bentuknya dengan peristiwa-peristiwa kritis yg terjadi pada tahap  permulaan dan tahap pertengahan wawancara
Starting the Interview 1.   The interview setting (menyiapkan seting wawancara)  2. How to dress for the interview (bagaimana cara berpakaian  ketika melakukan wawancara.  3. Thinking ahead about an interview with a client (memikirkan  terlebih dulu tentang apa yang akan dibicarakan dengan  klien)   4.  Initial introduction (pengantar awal)  5. Alleviating the client anxiety (meredakan kecemasan klien) 6. Portraying confidence and competence (menggambarkan  diri sebagai orang yang dapat dipercaya dan memiliki  kemampuan) 7. Beginning statement of purpose and role (mulai menyatakan  tentang tujuan wawancara dan peran)  8. Conducting the interview (mengarahkan wawancara)
Verbal Responses to the Client 1.   Simple encouragement (dorongan sederhana)  2. Rephrasing (pernyataan/apa yang dikatakan klien)  3. Reflective responding (respon  yang  reflektif)   4.  Clarification (mengklarifikasi pesan yang disampaikan klien) 5. Interpretation (menginterpretasi informasi yang diperoleh  dari klien) 6. Providing information (memberikan informasi balikan)  7. Emphasizing client’s strengths (bertumpu pada kekuatan  yang dimiliki klien) 8. Self-Disclosure (pengungkapan diri) 9. Summarization (membuat ikhtisar) 10.Eliciting information (memperoleh informasi)
[object Object],[object Object],[object Object],[object Object],[object Object],[object Object],[object Object],[object Object],[object Object],[object Object],[object Object],[object Object],[object Object],[object Object],Skills in Interview
[object Object],[object Object],[object Object],[object Object],[object Object],[object Object],[object Object],[object Object],[object Object],[object Object],[object Object],[object Object],[object Object],[object Object],[object Object],[object Object],[object Object],[object Object]
[object Object],[object Object],[object Object],[object Object],[object Object],[object Object],[object Object],[object Object],[object Object],[object Object],[object Object],[object Object],[object Object],[object Object],[object Object],[object Object],[object Object]
[object Object],[object Object],[object Object],[object Object],[object Object],[object Object],[object Object],5.  Nonjudgemental attitude  ; untuk menjawab kebutuhan klien untuk  tidak dihakimi dan tidak dituduh sehubungan dengan kegagalan atau  kesulitan yang dialaminya 6.   Client self-determination  ; untuk menjawab kebutuhan klien akan  kebebasan untuk memilih cara-cara dan mengambil keputusan  mengenai kehidupannya sendiri.  7.  Confidentiality  ; untuk menjawab kebutuhan klien agar kerahasiaan  mengenai dirinya dijaga sebaik-baiknya
[object Object],[object Object],[object Object],[object Object],[object Object],[object Object],[object Object],[object Object],[object Object],[object Object],[object Object],[object Object],[object Object],[object Object],[object Object],[object Object],[object Object],[object Object]
[object Object],[object Object],[object Object],[object Object],[object Object],[object Object],[object Object],[object Object],[object Object],[object Object],[object Object],[object Object],[object Object],[object Object],[object Object],[object Object],[object Object]
[object Object],[object Object],[object Object],[object Object],[object Object],[object Object],[object Object],[object Object]
[object Object],   Wawancara Baku  : Terdiri dari seperangkat pertanyaan yg dipegang teguh pewawancara  dan tidak boleh menyimpang dari pertanyaan-pertanyaan itu Keuntungan : jawaban seragam yg dapat ditangani sejumlah besar pewawancara    Wawancara Tidak Baku  : Memungkinkan pewawancara dan juga responden memperoleh  keleluasaan. Pewawancara boleh menyimpang dari sejumlah  pertanyaan yg telah disiapkan, boleh menambahkan pertanyaan yg  telah dibakukan dg pertanyaan sendiri utk memperoleh jawaban yg  lebih lengkap. Pewawancara juga boleh membatalkan suatu  pertanyaan yg tampak tidak sesuai atau yg dapat membuat responden  defensif.     Wawancara yg baku dan yg tidak baku tsb bersifat ekstrem. Sebenarnya, wawancara baku juga membolehkan sedikit kebebasan  untuk bertanya, dan sebagian wawancara tidak baku juga tidak  memberikan kebebasan mutlak untuk bertanya
Bentuk-Bentuk Pertanyaan Wawancara 1.  Pertanyaan Terbuka dan Pertanyaan Tertutup    Pertanyaan Terbuka  :  M enyerupai pertanyaan esei dalam ujian; ia   tidak membatasi  panjangnya jawaban responden, dan memberikan keleluasaan bagi  responden utk menafsirkan topik yg akan   dibicarakan  Contoh : “Bagaimanakah perasaan anda mengenai perkawinan anda ?   Keuntungan  pertanyaan terbuka : -  memungkinkan responden menyampaikan informasi yg ia anggap  penting  -  memungkinkan pewawancara mengetahui kekurangpahaman  responden dalam suatu bidang  -  memungkinkan responden menyatakan perasaannya  Kerugian  pertanyaan terbuka : - memerlukan banyak waktu  - mungkin membatasi kemajuan wawancara -  mengurangi jumlah topik yg bisa dibahas
Pertanyaan Tertutup  :  Bersifat lebih spesifik dan biasanya membutuhkan jawaban yg lebih  pendek dan lebih langsung. Pertanyaan tertutup dapat membatasi  responden lebih jauh dg memintanya menjawab “ya atau tidak” Contoh : “ Berapa tahun anda bekerja dalam bidang ini ?”   ,[object Object],[object Object],[object Object],[object Object],[object Object],[object Object],[object Object],[object Object],[object Object],[object Object]
2. Pertanyaan Primer dan Menyelidik    Pertanyaan Primer  :  memperkenalkan sebuah topik baru dalam  wawancara. Contoh dalam pertanyaan terbuka dan pertanyaan  tertutup adalah  contoh - contoh dari pertanyaan primer    Pertanyaan Menyelidik atau Sekunder :  merupakan pertanyaan utk menyusul pertanyaan primer, dan dimaksudkan utk meminta  penjabaran dari responden . Contoh :  “ Dapatkah anda menceritakan lebih jauh lagi ?” Keuntungan  p ertanyaan menyelidik : - menambah jumlah informasi yg diperoleh dari responden   - memungkinkan responden menambah penjelasan lebih banyak ,[object Object],[object Object],[object Object],[object Object],[object Object]
3 . Pertanyaan Menggiring versus Pertanyaan Netral    Pertanyaan Netral  :  pertanyaan yg tidak secara eksplisit atau implisit  menyarankan jawaban yg diinginkan, sementara  pertanyaan Menggiring   adalah sebaliknya Contoh :  -  pertanyaan Netral  : “Apakah anda menyukai pekerjaan ini ? ”   -  pertanyaan Menggiring  : “Anda menyukai pekerjaan ini, kan ?” 4 . Pertanyaan Membebani      Suatu bentuk pertanyaan menggiring yg sering menjengkelkan adalah  pertanyaan yg membebani  (loaded question),  yg direkayasa dengan  mengisyaratkan jawaban yg diinginkan.    Bentuk pertanyaan tertutup terkadang digunakan utk menyudutkan  responden, akibatnya pewawancara menjawab pertanyaannya sendiri.  misal : kepada seorang militan sayap kiri (responden), pewawancara  bertanya : “ Bukankah benar bahwa kekerasan dapat memperburuk k eadaan ? ”    Pertanyaan yg membebani tidak memiliki keuntungan, kecuali tujuannya  adalah utk mengetahui apakah responden dapat mengatasi suatu situasi yg  mengancam dan memusuhi
Playback Theatre Sutradara Pemusik   ( 2  orang   ) Pelaku  (   3 orang   ) K  h  a  l  a  y  a  k Pencerita
Kelompok Pendukung (Support Group  Theraphy )
 Esensi dari  playback theatre  terletak pada bagaimana penceritera menyampaikan hal-hal yang ia rasakan berkaitan dengan kejadian hidupnya di masa lalu     Kelompok Pendukung Kelompok pendukung merupakan materi yang mengantarkan para peserta agar mampu melakukan terapi individu melalui media kelompok. Kelompok ini bertujuan untuk membuat sebuah forum kepada peserta untuk berbagi cerita (tentang masalah atau pengalaman buruk), dan berbagi solusi untuk pemecahan masalah Playback Theatre ,[object Object],[object Object],[object Object]
Komunikasi Kelompok (kerjasama kelompok) masing-masing kelompok sesuai identitasnya untuk membuat gambar dan mendiskusikan tentang filosofi dari buah (nama jenis buah sebagai identitas kelompok), meliputi manfaat dan kelebihan dari buah tersebut. Selanjutnya setiap kelompok mempresentasikan hasil diskusi kepada kelompok lainnya, dan kelompok yang lain memberikan tanggapan. Jangan lupa, buat yel-yel di kelompok

Contenu connexe

Tendances

1. pengertian dan definisi public relations
1. pengertian dan definisi public relations1. pengertian dan definisi public relations
1. pengertian dan definisi public relations
blade_net
 
Pengantar Sosiologi
Pengantar SosiologiPengantar Sosiologi
Pengantar Sosiologi
Muhamad Yogi
 
Modal sosial dalam pemberdayaan masyarakat
Modal sosial dalam pemberdayaan masyarakatModal sosial dalam pemberdayaan masyarakat
Modal sosial dalam pemberdayaan masyarakat
vanyaluph
 
komunikasi interpersonal (persepsi interpersonal dan konsep diri)
komunikasi interpersonal (persepsi interpersonal dan konsep diri)komunikasi interpersonal (persepsi interpersonal dan konsep diri)
komunikasi interpersonal (persepsi interpersonal dan konsep diri)
University of Andalas
 
Praktik pekerja sosial dengan klien
Praktik pekerja sosial dengan klienPraktik pekerja sosial dengan klien
Praktik pekerja sosial dengan klien
HIMA KS FISIP UNPAD
 
Pemberdayaan masyarakat
Pemberdayaan masyarakatPemberdayaan masyarakat
Pemberdayaan masyarakat
samiaji
 
psikologi sosial - pengaruh sosial
psikologi sosial - pengaruh sosialpsikologi sosial - pengaruh sosial
psikologi sosial - pengaruh sosial
Munna Hab
 
IMPLEMENTASI KOMUNIKASI DALAM KEHIDUPAN
IMPLEMENTASI KOMUNIKASI DALAM KEHIDUPANIMPLEMENTASI KOMUNIKASI DALAM KEHIDUPAN
IMPLEMENTASI KOMUNIKASI DALAM KEHIDUPAN
Nur Arifaizal Basri
 
Kekuasaan dan wewenang
Kekuasaan dan wewenangKekuasaan dan wewenang
Kekuasaan dan wewenang
abd3llah
 

Tendances (20)

Kesetaraan Gender
Kesetaraan GenderKesetaraan Gender
Kesetaraan Gender
 
Korban Tindak Kekerasan
Korban Tindak KekerasanKorban Tindak Kekerasan
Korban Tindak Kekerasan
 
1. pengertian dan definisi public relations
1. pengertian dan definisi public relations1. pengertian dan definisi public relations
1. pengertian dan definisi public relations
 
Pengantar Sosiologi
Pengantar SosiologiPengantar Sosiologi
Pengantar Sosiologi
 
Teori interaksi simbolik
Teori interaksi simbolikTeori interaksi simbolik
Teori interaksi simbolik
 
Ppt 11 postmodernisme
Ppt 11 postmodernismePpt 11 postmodernisme
Ppt 11 postmodernisme
 
Teori Psikologi Komunitas
Teori Psikologi KomunitasTeori Psikologi Komunitas
Teori Psikologi Komunitas
 
Modal sosial dalam pemberdayaan masyarakat
Modal sosial dalam pemberdayaan masyarakatModal sosial dalam pemberdayaan masyarakat
Modal sosial dalam pemberdayaan masyarakat
 
Relasi pertolongan
Relasi pertolonganRelasi pertolongan
Relasi pertolongan
 
komunikasi interpersonal (persepsi interpersonal dan konsep diri)
komunikasi interpersonal (persepsi interpersonal dan konsep diri)komunikasi interpersonal (persepsi interpersonal dan konsep diri)
komunikasi interpersonal (persepsi interpersonal dan konsep diri)
 
Praktik pekerja sosial dengan klien
Praktik pekerja sosial dengan klienPraktik pekerja sosial dengan klien
Praktik pekerja sosial dengan klien
 
Psikologi sosial - intimate relationship
Psikologi sosial -  intimate relationshipPsikologi sosial -  intimate relationship
Psikologi sosial - intimate relationship
 
Pemberdayaan masyarakat
Pemberdayaan masyarakatPemberdayaan masyarakat
Pemberdayaan masyarakat
 
7 Tradisi Komunikasi
7 Tradisi Komunikasi7 Tradisi Komunikasi
7 Tradisi Komunikasi
 
Tahap tahap terapi keluarga
Tahap tahap terapi keluargaTahap tahap terapi keluarga
Tahap tahap terapi keluarga
 
Pertemuan ke-9 Erich Fromm
Pertemuan ke-9 Erich FrommPertemuan ke-9 Erich Fromm
Pertemuan ke-9 Erich Fromm
 
psikologi sosial - pengaruh sosial
psikologi sosial - pengaruh sosialpsikologi sosial - pengaruh sosial
psikologi sosial - pengaruh sosial
 
Pelaku komunikasi
Pelaku komunikasiPelaku komunikasi
Pelaku komunikasi
 
IMPLEMENTASI KOMUNIKASI DALAM KEHIDUPAN
IMPLEMENTASI KOMUNIKASI DALAM KEHIDUPANIMPLEMENTASI KOMUNIKASI DALAM KEHIDUPAN
IMPLEMENTASI KOMUNIKASI DALAM KEHIDUPAN
 
Kekuasaan dan wewenang
Kekuasaan dan wewenangKekuasaan dan wewenang
Kekuasaan dan wewenang
 

Similaire à Relationship

Definisi komunikasi
Definisi komunikasiDefinisi komunikasi
Definisi komunikasi
firo HAR
 
EFEKTIVITAS_KOMUNIKASI_INTERPERSONAL(2).ppt
EFEKTIVITAS_KOMUNIKASI_INTERPERSONAL(2).pptEFEKTIVITAS_KOMUNIKASI_INTERPERSONAL(2).ppt
EFEKTIVITAS_KOMUNIKASI_INTERPERSONAL(2).ppt
LastriMarga
 
Makalah interaksi sosial
Makalah interaksi sosialMakalah interaksi sosial
Makalah interaksi sosial
Yadhi Muqsith
 
Kb 1 komunikasi modul 3
Kb 1 komunikasi modul 3Kb 1 komunikasi modul 3
Kb 1 komunikasi modul 3
Uwes Chaeruman
 
Komunikasi interpersonal
Komunikasi interpersonalKomunikasi interpersonal
Komunikasi interpersonal
Mifta Nech
 
Hubungan interpersonal
Hubungan interpersonalHubungan interpersonal
Hubungan interpersonal
IAIN Walisongo
 
Hubungan terapeutik carl rogers konseling person centered
Hubungan terapeutik carl rogers konseling person centeredHubungan terapeutik carl rogers konseling person centered
Hubungan terapeutik carl rogers konseling person centered
Nailiamani Aman
 
Social penetration theory
Social penetration theorySocial penetration theory
Social penetration theory
Ronzzy Kevin
 

Similaire à Relationship (20)

Komunikasi Interpersonal
Komunikasi InterpersonalKomunikasi Interpersonal
Komunikasi Interpersonal
 
Hubungan antar manusia
Hubungan antar manusiaHubungan antar manusia
Hubungan antar manusia
 
KONSEP DIRI
KONSEP DIRIKONSEP DIRI
KONSEP DIRI
 
Definisi komunikasi
Definisi komunikasiDefinisi komunikasi
Definisi komunikasi
 
EFEKTIVITAS_KOMUNIKASI_INTERPERSONAL(2).ppt
EFEKTIVITAS_KOMUNIKASI_INTERPERSONAL(2).pptEFEKTIVITAS_KOMUNIKASI_INTERPERSONAL(2).ppt
EFEKTIVITAS_KOMUNIKASI_INTERPERSONAL(2).ppt
 
Bentuk Bentuk Komunikasi Dalam kehidupan sehari - hari
Bentuk Bentuk Komunikasi Dalam kehidupan sehari - hariBentuk Bentuk Komunikasi Dalam kehidupan sehari - hari
Bentuk Bentuk Komunikasi Dalam kehidupan sehari - hari
 
Makalah interaksi sosial
Makalah interaksi sosialMakalah interaksi sosial
Makalah interaksi sosial
 
POLA HUBUNGAN
POLA HUBUNGANPOLA HUBUNGAN
POLA HUBUNGAN
 
Tugas 2 interpersonal skill b
Tugas 2 interpersonal skill bTugas 2 interpersonal skill b
Tugas 2 interpersonal skill b
 
Sosiologi interaksi sosial
Sosiologi  interaksi sosialSosiologi  interaksi sosial
Sosiologi interaksi sosial
 
3. Psikologi Komunikasi_Komunikasi Interpersonal.pdf
3. Psikologi Komunikasi_Komunikasi Interpersonal.pdf3. Psikologi Komunikasi_Komunikasi Interpersonal.pdf
3. Psikologi Komunikasi_Komunikasi Interpersonal.pdf
 
Hubungan Antar Pribadi Kelompok 15 Universitas Mercu Buana
Hubungan Antar Pribadi Kelompok 15 Universitas Mercu BuanaHubungan Antar Pribadi Kelompok 15 Universitas Mercu Buana
Hubungan Antar Pribadi Kelompok 15 Universitas Mercu Buana
 
Kb 1 komunikasi modul 3
Kb 1 komunikasi modul 3Kb 1 komunikasi modul 3
Kb 1 komunikasi modul 3
 
Day 6 Psikologi Komunikasi
Day 6 Psikologi KomunikasiDay 6 Psikologi Komunikasi
Day 6 Psikologi Komunikasi
 
Psikologi Komunikasi - Sistem Komunikasi Interpersonal
Psikologi Komunikasi - Sistem Komunikasi InterpersonalPsikologi Komunikasi - Sistem Komunikasi Interpersonal
Psikologi Komunikasi - Sistem Komunikasi Interpersonal
 
Hubungan Antar Manusia
Hubungan Antar ManusiaHubungan Antar Manusia
Hubungan Antar Manusia
 
Komunikasi interpersonal
Komunikasi interpersonalKomunikasi interpersonal
Komunikasi interpersonal
 
Hubungan interpersonal
Hubungan interpersonalHubungan interpersonal
Hubungan interpersonal
 
Hubungan terapeutik carl rogers konseling person centered
Hubungan terapeutik carl rogers konseling person centeredHubungan terapeutik carl rogers konseling person centered
Hubungan terapeutik carl rogers konseling person centered
 
Social penetration theory
Social penetration theorySocial penetration theory
Social penetration theory
 

Dernier

ppt-akhlak-tercela-foya-foya-riya-sumah-takabur-hasad asli.ppt
ppt-akhlak-tercela-foya-foya-riya-sumah-takabur-hasad asli.pptppt-akhlak-tercela-foya-foya-riya-sumah-takabur-hasad asli.ppt
ppt-akhlak-tercela-foya-foya-riya-sumah-takabur-hasad asli.ppt
AgusRahmat39
 
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptxPPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
dpp11tya
 

Dernier (20)

CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
 
MATEMATIKA EKONOMI MATERI ANUITAS DAN NILAI ANUITAS
MATEMATIKA EKONOMI MATERI ANUITAS DAN NILAI ANUITASMATEMATIKA EKONOMI MATERI ANUITAS DAN NILAI ANUITAS
MATEMATIKA EKONOMI MATERI ANUITAS DAN NILAI ANUITAS
 
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfContoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
 
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsxvIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
 
PPT AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH DUA.pptx
PPT AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH DUA.pptxPPT AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH DUA.pptx
PPT AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH DUA.pptx
 
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptxSesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
 
ppt-akhlak-tercela-foya-foya-riya-sumah-takabur-hasad asli.ppt
ppt-akhlak-tercela-foya-foya-riya-sumah-takabur-hasad asli.pptppt-akhlak-tercela-foya-foya-riya-sumah-takabur-hasad asli.ppt
ppt-akhlak-tercela-foya-foya-riya-sumah-takabur-hasad asli.ppt
 
Materi Sosiologi Kelas X Bab 1. Ragam Gejala Sosial dalam Masyarakat (Kurikul...
Materi Sosiologi Kelas X Bab 1. Ragam Gejala Sosial dalam Masyarakat (Kurikul...Materi Sosiologi Kelas X Bab 1. Ragam Gejala Sosial dalam Masyarakat (Kurikul...
Materi Sosiologi Kelas X Bab 1. Ragam Gejala Sosial dalam Masyarakat (Kurikul...
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BModul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
 
presentasi lembaga negara yang ada di indonesia
presentasi lembaga negara yang ada di indonesiapresentasi lembaga negara yang ada di indonesia
presentasi lembaga negara yang ada di indonesia
 
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdf
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdfSalinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdf
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdf
 
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptxKontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
 
MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptx
MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptxMODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptx
MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptx
 
PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING M...
PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING M...PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING M...
PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING M...
 
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptxPEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
 
LATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.ppt
LATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.pptLATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.ppt
LATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.ppt
 
Modul Projek - Batik Ecoprint - Fase B.pdf
Modul Projek  - Batik Ecoprint - Fase B.pdfModul Projek  - Batik Ecoprint - Fase B.pdf
Modul Projek - Batik Ecoprint - Fase B.pdf
 
POWER POINT MODUL 1 PEBI4223 (PENDIDIKAN LINGKUNGAN HIDUP)
POWER POINT MODUL 1 PEBI4223 (PENDIDIKAN LINGKUNGAN HIDUP)POWER POINT MODUL 1 PEBI4223 (PENDIDIKAN LINGKUNGAN HIDUP)
POWER POINT MODUL 1 PEBI4223 (PENDIDIKAN LINGKUNGAN HIDUP)
 
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi SelatanSosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
 
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptxPPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
 

Relationship

  • 1. Relationship  Relationship; kata “ship” menunjukkan adanya kualitas hubungan, yakni adanya keakraban, keeratan - relasi dibentuk oleh komunikasi atau produk komunikasi  Komunikasi tidak hanya sekedar penyampaian pesan sebagai level pertama yg disebut content , tetapi juga mempunyai level kedua yang disebut relationship , yang menunjukkan bagaimana komunikator memandang dirinya sendiri dan orang lain yang ditujunya  Komunikasi mengandung aspek retorika (kemengertian thd pesan2 yg disampaikan) dan aspek ekspresif (keterlibatan perasaan dan sikap). Dg demikian, relasi merupakan interaksi perasaan dan sikap  Perkembangan relasi dipengaruhi oleh komunikasi, dan pada gilirannya (secara serentak) perkembangan relasi mempengaruhi sifat komunikasi antara pihak2 yg terlibat dalam relasi
  • 2.
  • 3.
  • 4.
  • 5.
  • 6.
  • 7.
  • 8.
  • 9.
  • 10. Menciptakan Relasi Pertolongan yang Efektif (Bradford W Sheafor & Charles R Horejsi : 2003) Apologi : penerapan metode dan teknik dalam praktek pertolongan sangat dibutuhkan, tetapi tanpa adanya relasi y an g positif antara pekerja sosial dengan klien, perubahan pada diri klien tidak akan terjadi Beberapa kondisi dasar dalam relasi pertolongan : 1. Empathy ; menunjuk pada kemampuan pekerja sosial utk memahami dg tepat perasaan dan pengalaman subjektif yg dialami klien  Mendengarkan secara aktif apa yg dikatakan klien, merupakan teknik untuk memunculkan empati terhadap klien 2. Positive Regard ; keyakinan bahwa klien adalah orang yang berharga dan memperlakukan mereka secara hormat, dengan mengabaikan ; penampilan mereka, perilaku, keadaan hidupnya atau memberikan alasan mengapa mereka menjadi klien. Positive regard diperlukan bagi pekerja sosial u n t u k menangkis kecenderungan memberikan penilaian bahwa klien adalah orang yang telah berbuat kesalahan.
  • 11. 3. Personal Warmth ; pekerja sosial harus menampilkan diri sebagai pribadi yang ramah/hangat 4. Genuineness ; Pekerja sosial harus memperlihatkan keaslian yang muncul secara spontan (tidak dibuat-buat) , dan tidak bersikap bertahan, apa yg dikatakan harus sesuai dengan apa yg dilakukan, berbicara benar-benar keluar dari hati . Guna mendemontrasikan perasaan empathy, positive regard, personal warmth , dan genuine , maka beberapa hal penting bagi pekerja sosial dalam men c iptakan relasi pertolongan yang efektif, juga harus :  C oncreteness ; mampu berkomunikasi dengan menyampaikan gagasan dan pemikiran yang jelas dan spesifik  C ompetence ; berkompeten dalam melaksanakan tugas dan aktivitas profesional  O bjectivity ; tidak bias dan mampu menghargai adanya pandangan yang berbeda
  • 12. Initiating Differentiating Circumscribing Stagnating Avoiding Termination Experimenting Intensifyin g Integrating Bonding menuju kebersamaan menuju perpisahan Tahap-tahap Perkembangan Relasi
  • 13.
  • 14.
  • 15.
  • 16.
  • 17.
  • 18.
  • 19.
  • 20.
  • 21. Core Communication and Relationship Skills (Karent K Ashman & Grafton H Hull,Jr : 1993) Permulaan Relasi Pekerja Sosial dengan Klien 1. Verbal and nonverbal behavior (perilaku verbal dan nonverbal ) 2. Eye contact (kontak mata) 3. Attentive listening (mendengarkan dg penuh perhatian) 4. Facial expression (ekspresi wajah) 5. Body positioning (posisi tubuh) 6. Warmth, Empathy, and Genuineness (ramah, empati, keaslian) 7. Gestures of greeting (isyarat tangan , jabat tangan) 8. Personal space (ruang personal) 9. Arm and hand movements (gerak lengan dan tangan) 10. Tone of voice (nada suara) 11. Dress and appearance (pakaian dan penampilan)
  • 22. Wawancara  Wawancara (interview) merupakan kegiatan manusia yang paling universal  Suatu wawancara terjadi antara dua orang, sering kali lebih, yg sedang berusaha mencapai tujuan bersama  Di dalam wawancara terjadi relasi timbal-balik (two way relationship) antara dua orang, yg bertindak mewawancarai (interviewer) dg orang yg diwawancarai (interviewee )  Interviewer mengambil tanggung jawab untuk mengarahkan atau mengembangkan percakapan ke arah tujuan yang hendak dicapai  Pada hakekatnya bentuk-bentuk wawancara dapat dikategorikan ke dalam 3 golongan besar, yaitu : - wawancara yg ditujukan utk mengumpulkan fakta-fakta (fact-finding) - wawancara yg ditujukan utk memberikan informasi (informing) - wawancara yg ditujukan utk memotivasi (motivating)
  • 23. Tahap Permulaan (The Start) - Menuntut interviewer utk merumuskan tujuan wawancara, shg jelas bagi interviewee pada saat yang sedini mungkin. - pembicaraan awal (small talk) - mengatasi “critical events” (perasaan canggung, ketidakmenentuan, ketidakenakan yang dialami pada tahap permulaan  Tahap Pertengahan (The Middle) - Isi/inti wawancara ; suatu wawancara dapat tercapai bilamana diskusi antara interviewer dan interviewee secara langsung dapat sampai pada tujuan pokok wawancara - saat-saat kritis pada tahap ini bisa terjadi, yakni apa yg disebut sbg “ psychological blocks” di dalam diri interviewee maupun interviewer yg mengganggu jalannya wawancara Struktur Wawancara
  • 24. Tahap Akhir (The Ending) - Suatu wawancara dapat berakhir ketika sampai pada saat atau waktu yg telah ditetapkan sebelumnya, atau pada saat interviewee maupun interviewer menganggap bahwa tujuan wawancara telah tercapai. - adakalanya wawancara berakhir atau diakhiri karena terjadi hambatan- hambatan yg serius, sehingga benar-benar telah menjadi suatu krisis yang tidak memungkinkan wawancara dilanjutkan. - peristiwa kritis yg terjadi pada tahap akhir akan berbeda sifat dan bentuknya dengan peristiwa-peristiwa kritis yg terjadi pada tahap permulaan dan tahap pertengahan wawancara
  • 25. Starting the Interview 1. The interview setting (menyiapkan seting wawancara) 2. How to dress for the interview (bagaimana cara berpakaian ketika melakukan wawancara. 3. Thinking ahead about an interview with a client (memikirkan terlebih dulu tentang apa yang akan dibicarakan dengan klien) 4. Initial introduction (pengantar awal) 5. Alleviating the client anxiety (meredakan kecemasan klien) 6. Portraying confidence and competence (menggambarkan diri sebagai orang yang dapat dipercaya dan memiliki kemampuan) 7. Beginning statement of purpose and role (mulai menyatakan tentang tujuan wawancara dan peran) 8. Conducting the interview (mengarahkan wawancara)
  • 26. Verbal Responses to the Client 1. Simple encouragement (dorongan sederhana) 2. Rephrasing (pernyataan/apa yang dikatakan klien) 3. Reflective responding (respon yang reflektif) 4. Clarification (mengklarifikasi pesan yang disampaikan klien) 5. Interpretation (menginterpretasi informasi yang diperoleh dari klien) 6. Providing information (memberikan informasi balikan) 7. Emphasizing client’s strengths (bertumpu pada kekuatan yang dimiliki klien) 8. Self-Disclosure (pengungkapan diri) 9. Summarization (membuat ikhtisar) 10.Eliciting information (memperoleh informasi)
  • 27.
  • 28.
  • 29.
  • 30.
  • 31.
  • 32.
  • 33.
  • 34.
  • 35. Bentuk-Bentuk Pertanyaan Wawancara 1. Pertanyaan Terbuka dan Pertanyaan Tertutup  Pertanyaan Terbuka : M enyerupai pertanyaan esei dalam ujian; ia tidak membatasi panjangnya jawaban responden, dan memberikan keleluasaan bagi responden utk menafsirkan topik yg akan dibicarakan Contoh : “Bagaimanakah perasaan anda mengenai perkawinan anda ? Keuntungan pertanyaan terbuka : - memungkinkan responden menyampaikan informasi yg ia anggap penting - memungkinkan pewawancara mengetahui kekurangpahaman responden dalam suatu bidang - memungkinkan responden menyatakan perasaannya Kerugian pertanyaan terbuka : - memerlukan banyak waktu - mungkin membatasi kemajuan wawancara - mengurangi jumlah topik yg bisa dibahas
  • 36.
  • 37.
  • 38. 3 . Pertanyaan Menggiring versus Pertanyaan Netral  Pertanyaan Netral : pertanyaan yg tidak secara eksplisit atau implisit menyarankan jawaban yg diinginkan, sementara pertanyaan Menggiring adalah sebaliknya Contoh : - pertanyaan Netral : “Apakah anda menyukai pekerjaan ini ? ” - pertanyaan Menggiring : “Anda menyukai pekerjaan ini, kan ?” 4 . Pertanyaan Membebani  Suatu bentuk pertanyaan menggiring yg sering menjengkelkan adalah pertanyaan yg membebani (loaded question), yg direkayasa dengan mengisyaratkan jawaban yg diinginkan.  Bentuk pertanyaan tertutup terkadang digunakan utk menyudutkan responden, akibatnya pewawancara menjawab pertanyaannya sendiri. misal : kepada seorang militan sayap kiri (responden), pewawancara bertanya : “ Bukankah benar bahwa kekerasan dapat memperburuk k eadaan ? ”  Pertanyaan yg membebani tidak memiliki keuntungan, kecuali tujuannya adalah utk mengetahui apakah responden dapat mengatasi suatu situasi yg mengancam dan memusuhi
  • 39. Playback Theatre Sutradara Pemusik ( 2 orang ) Pelaku ( 3 orang ) K h a l a y a k Pencerita
  • 40. Kelompok Pendukung (Support Group Theraphy )
  • 41.
  • 42. Komunikasi Kelompok (kerjasama kelompok) masing-masing kelompok sesuai identitasnya untuk membuat gambar dan mendiskusikan tentang filosofi dari buah (nama jenis buah sebagai identitas kelompok), meliputi manfaat dan kelebihan dari buah tersebut. Selanjutnya setiap kelompok mempresentasikan hasil diskusi kepada kelompok lainnya, dan kelompok yang lain memberikan tanggapan. Jangan lupa, buat yel-yel di kelompok

Notes de l'éditeur

  1. Breadth
  2. Sarah Trenholm (2000)