SlideShare une entreprise Scribd logo
1  sur  56
INSERT THE TITLE
OF YOUR PRESENTATION HERE
FREE
PPT TEMPLATES
ALLPPT.com _ Free PowerPoint Templates, Diagrams and Charts
PROPOSAL PENELITIAN
HUBUNGAN KADAR SERUM PLEIOTROPHIN DENGAN
GRADING HISTOPATOLOGI DAN KEJADIAN METASTASIS
PADA PENDERITA KANKER PAYUDARA
dr. Muhamad Ikhlas, Sp.B
Pembimbing :
dr. Djonny Ferianto, Sp.B., Subsp Onk (K)
dr. Salman Ardi Syamsu, Sp.B., Subsp Onk (K)
PROGRAM PENDIDIKAN DOKTER SPESIALIS-2
KONSULTAN BEDAH ONKOLOGI
DEPARTEMEN ILMU BEDAH FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2023
PENDAHULUAN
Kanker payudara (KPD)  masalah kesehatan wanita di seluruh dunia.
Di AS, KPD  kanker terbanyak pada wanita & penyebab kematian terbanyak No. 2 (Devita, 2015)
Globocan (2018)  +18,1 juta kasus baru kanker secara keseluruhan, dengan urutan terbanyak :
Kanker paru  2,09 juta (11,55%) (Sung et al., 2021)
Globocan (2020)  Pada akhir tahun 2020 didapatkan 7,8 juta wanita hidup yang
terdiagnosis kanker payudara lebih dari 5 tahun kemudian sehingga dinyatakan kanker ini
merupakan kanker yang paling sering di dunia. Tiap tahun jumlahnya semakin meningkat.
(Sung et al., 2021)
Mortalitas KPD  urutan ke-5 penyebab kematian akibat kanker (626.679 kematian; 6,6%)
setelah kanker paru, kolorektal, lambung dan hati.
Khusus wanita  mortalitas KPD terbanyak (15,0%) (Bray et al., 2018)
KPD : > Di negara berkembang  penyebab kematian terbanyak
> Di negara maju  penyebab kematian peringkat 2 setelah kanker paru. (Ferlay et al, 2014)
2004
5.207 kasus
2005
7.850 kasus
2006
8.328 kasus
2007
8.277 kasus
2008
8.082 kasus
2009
12.014 kasus
(DEPKES, 2016)
RSUP
Dr. Wahidin Sudirohusodo Makassar
• Penderita KPD tahun 2005-2009 = 768 pasien,
• Rata-rata + 153 pasien/thn
• Puncak frekuensi usia 40-49 (39,4%)
• Peningkatan insiden KPD = 136 pasien tahun 2005
 165 pasien tahun 2009 (Sampepajung D, 2010)
• Data antara Januari 2002 dan Desember 2019
tercatat pasien KPD  1008 pasien (Prihantono et al, 2023)
• Data terakhir prevalensi pasien KPD 930 pasien
tahun 2021
Metastasis  kejadian akhir progresifitas karsinogenesis  mutasi genetik
 sel kanker keluar dari tumor primer menyebar ke organ jauh
Sel tumor dalam darah  indikator metastasis dan prognosis yang
buruk. (Allan A. L. 2010)
Biomarker molekular cairan tubuh dapat menjadi alat menjanjikan
sebagai deteksi awal & monitoring KPD
PA  aktivitas & gambaran agresifitas sel-sel KPD (Desen, 2008. Abigall, et al.,
2005)
Pleiotrophin (PTN)  terlibat dalam banyak malignansi manusia 
terkait terjadinya tumor-tumor ganas(kolorektal, glioblastoma, melanoma,
pankreas, payudara & paru) (Jiupeng, et al., 2018)
Pentingnya biomarker prognosis KPD  korelasi
kadar Pleiotrophin serum dengan grading
histopatologis dan kejadian metastasis di Makassar
Dasar pertimbangan:
•Kasus KPD di Makassar cukup banyak,
•Teknik pemeriksaan Enzyme-linked immunosorbent
assay (ELISA) bisa dilakukan di Makassar,
•Tersedianya Reagen Pleiotrophin di Makassar,
•Penelitian ini belum pernah dilakukan di Indonesia
khususnya di kota Makassar.
•Adakah hubungan kadar pleiotrophin dalam
serum penderita KPD dengan grading
histopatologisnya?
•Adakah hubungan kadar pleiotrophin dalam
serum penderita KPD dengan kejadian metastasis?
RUMUSAN MASALAH
Tujuan Umum :
Mengetahui hubungan antara kadar serum pleiotrophin dengan grading
histopatologis dan kejadian metastasis
Tujuan Khusus :
• Mengetahui kadar pleiotrophin dalam serum penderita kanker payudara
• Mengetahui grading histopatologi pada penderita kanker payudara
• Mengetahui kejadian metastasis pada penderita kanker payudara
• Mengetahui hubungan antara kadar serum pleiotrophin dengan grading
histopatologis dan kejadian metastasis pasien kanker payudara
• Mengetahui korelasi kadar pleiotrophin dalam serum penderita kanker
payudara dengan grading histopatologinya
• Mengetahui korelasi kadar pleiotrophin dalam serum penderita kanker
payudara dengan kejadian metastasis
TUJUAN PENELITIAN
Manfaat Akademik
 Menambah pengetahuan tentang korelasi kadar pleiotrophin pada
serum kanker payudara.
 Menambah pengetahuan tentang korelasi kadar pleiotrophin dalam
serum penderita kanker payudara dengan grading histopatologinya.
 Menambah pengetahuan tentang korelasi kadar pleiotrophin dalam
serum penderita kanker payudara dengan kejadian metastasis
Manfaat Klinis
Pleiotrophin dapat dijadikan pertimbangan sebagai biomarker
prognosis penderita kanker payudara
MANFAAT PENELITIAN
Globocan (2020) : Pada akhir tahun 2020 didapatkan 7,8
juta wanita hidup yang terdiagnosis kanker payudara le
bih dari 5 tahun kemudian sehingga dinyatakan kanker i
ni merupakan kanker yang paling sering di dunia. Ti
ap tahun jumlahnya semakin meningkat. (Sung et al., 2021)
TINJAUAN PUSTAKA
LOKASI PTN
Ekskresi PTN (pleiotrophin) pada manusia :
• PTN diproduksi pada tingkat yang dapat dideteksi oleh berbagai organ manusia
dewasa, dengan tingkat tertinggi ditemukan dalam sistem saraf pusat (CNS)
selama masa embrio dan neonatal.
• Ekskresi ptn sangat tinggi dalam 12 hari pertama setelah kelahiran tetapi
menurun drastis pada hari ke-21.
• Ekskresi ptn dapat meningkat sebagai respons terhadap kondisi seperti hipoksia,
iskemia, dan pemicu inflamasi seperti hidrogen peroksida.
• Berbagai faktor pertumbuhan, protein sinyal, dan hormon diketahui
mempengaruhi ekskresi ptn.
• Pemuatan gaya mekanik pada sistem rangka juga dapat meningkatkan ekskresi
ptn.
• Beberapa obat, termasuk doxorubicin, dapat meningkatkan level ptn.
REGULASI PTN
Potensi onkogenik PTN :
• Ekspresi PTN meningkat pada berbagai jenis kanker, termasuk kanker
payudara, prostat, pankreas, lambung, paru-paru, usus besar, dan
indung telur.
• Peningkatan paling signifikan terjadi pada glioblastoma, yang
membuat ptn menjadi target potensial untuk terapi kanker.
• Analisis ekspresi ptn dalam berbagai tumor dan jaringan normal
menunjukkan peningkatan konsisten pada glioblastoma multiforme
dan glioma derajat rendah.
Ini adalah ringkasan poin-poin utama dari hasil terjemahan teks
tersebut.
REGULASI PTN
• Mekanisme penentuan organ yang dijajah oleh kanker payudara sangat
kompleks dan dipengaruhi oleh banyak faktor.
• Tumor primer pada payudara mengatur dan mempersiapkan paru-paru untuk
metastasis melalui pelepasan eksosom yang berasal dari tumor (tdes) dan faktor
yang dikeluarkan oleh tumor (tdsfs).
• Tdes dan tdsfs ini bertujuan untuk merekrut sel yang berasal dari sumsum
tulang (bmdcs) ke paru-paru, yang pada gilirannya menyebabkan perubahan
dalam matriks ekstraseluler (ecm) yang mendukung metastasis.
• Pelepasan tdsfs dari tumor primer sering diatur oleh sel stroma yang ada dalam
mikro lingkungan tumor, seperti fibroblas terkait kanker (cafs), atau dipicu oleh
faktor lingkungan seperti hipoksia.
HUBUNGAN ANTARA PTN DAN KEJADIAN KANK
ER PAYUDARA
Perkembangan kanker payudara dari tumor primer ke tah
ap metastasis
KPD Unit Lobular
Karsinoma In-Situ
Gangguan lapisan sel mioepit
el
& degradasi membrane basali
s
Metastatik
PATOFISIOLOGI KPD
Nottingham Grading System
(a) Tumor diferensiasi baik (grade 1) homolog yang tinggi pada unit lobular duktus terminal
payudara normal, tubule formation (>75%), nuclear pleomorphism yang ringan, dan mitoti
c count yang rendah.
(b) Tumor diferensiasi sedang (grade 2).
(c) Tumor diferensiasi jelek (grade 3) tumor dengan derajat pleomorfisme seluler yang nyata d
an mitosis yang sering serta tidak ada pembentukan tubulus (<10%)
GRADING HISTOPATOLOGI KPD
Nottingham Modification of Bloom Richardson
System
Formasi tubular
Nilai 1 bila formasi tubular ≥ 75% dari tumor
Nilai 2 bila formasi tubular 10-75% dari tumor
Nilai 3 bila formasi tubular ≤ 10% dari tumor
Bentuk nukleus
Nilai 1 bila ukuran/bentuk nucleus variasi minimal
Nilai 2 bila ukuran /bentuk nucleus variasi sedang
Nilai 3 bila ukuran/bentuk variasi nucleus sangat bervariasi
Jumlah mitosis
Dihitung berdasar pada 10 lapangan pandang besar (10x40)
pada yg representative
Nilai 1: 0-9/LPB
Nilai 2: 10-19/LPB
Nilai 3: ≥20/LPB
Penilaian :
Nilai 3-5: Diferensiasi baik (low grade)
Nilai 6-7: Diferensiasi sedang (moderate grade)
Nilai 8-9: Diferensiasi buruk (high grade)
WHO
Kanker Payudara Metastasis
Penyebaran tumor melewati payudara, dinding dada dan K
GB regional ipsilateral. Tulang, paru-paru, hati, KGB dan
otak merupakan lokasi tersering untuk penyebaran KPD.
KPD metastasis Pemeriksaan fisik yang sering didapatkan yakni nyeri tu
lang, limfadenopati, batuk atau sesak napas, lekas lela
h.
Biopsi dilakukan, diperiksakan lagi ER, PR dan HER-2
Kanker Payudara Metastasis
Sel kanker harus melepaskan diri (detach) dari sel tetangganya dan dari
matriks disekitarnya
Degradasi lokal membran basalis dan jaringan interstisial yang
melibatkan sejumlah enzim proteolitik seperti MMP, cathepsin D
dan Urokinase Plasminogen Activator (UPA).
Perubahan adhesi sel tumor pada ECM akibat meningkatnya
aktivitas kolagenase tipe IV.
Invasi adalah locomotion. Pada tahap ini sel tumor memperoleh daya
gerak melewati membran basalis dan matriks yang mengalami
proteolisis
1
2
3
4
Kaskade metastasis sel tumor melalui pembuluh darah
Faktor pertumbuhan multifungsi yang mengatur berbagai fungsi
seluler, termasuk proliferasi sel, migrasi, dan angiogenesis dalam
sel endotel, dan merupakan anggota keluarga gen manusia yang
sangat terkonservasi.
PLEIOTROPHI
N
PTN dikodekan oleh gen ptn, yang berukuran sekitar 116 kb dan
terletak pada kromosom tujuh dalam genom manusia (pita 7q33).
PTN diproduksi tingkat ekspresi tertinggi ditemukan di sistem sa
raf pusat (SSP) selama periode embrionik dan neonatal.
Konsentrasi tinggi dalam 12 hari pertama setelah lahir tetapi tur
un secara dramatis pada hari ke 21
PTN juga meningkat sebagai respons terhadap hipoksia,
iskemia, dan pemicu inflamasi seperti hidrogen peroksida
.
PLEIOTROPHIN
PTN juga dianggap memiliki potensi onkogenik. Ekspresi
PTN telah terbukti meningkat pada banyak sel kanker ya
ng berbeda, termasuk kanker payudara, prostat, pankrea
s, perut , paru-paru, kolon, dan ovarium.
Penelitian Ganguly didapatkan PTN berhubungan erat
dengan metastasis yang banyak terekspresi pada KPD ya
ng agresif. Pada penelitian ini juga disimpulkan dengan
menekan PTN secara farmakologi atau genetik,
menurunkan akumulasi tumor associated neutrophils da
n mengembalikan imunitas yang meningkatkan aktifasi
sel T dan melemahkan metastasis
KERANGKA TEORI
1. Terdapat hubungan
antara kadar serum
pleiotrophin dengan
grading histopatologi
2. Terdapat hubungan
antara kadar serum
pleiotrophin dengan
kejadian metastasis jauh
pada KPD.
HIPOTESIS
METODE PENELITIAN
METODE PENELITIAN
Prosedur pemeriksaan ELISA Pleiotrophin:
ALUR PENELITIAN
HASIL PENELITIAN
1. Jumlah Sampel
Selama jangka waktu penelitian mulai bulan februari
2023 sampai bulan juli 2023 diperoleh sampel
penelitian sebanyak 64 subjek yang memenuhi kriteria
inklusi:
• 26 (41%) subjek kanker payudara metastasis
• 38 (59%) subjek kanker payudara tidak metastasis.
HASIL PENELITIAN
2. Karakteristik Sampel
No. Karakteristik Penelitian Sampel (N) Persen (%)
1 Umur
≤ 50 thn 40 63 %
> 50 thn 24 37 %
2 Metastasis
Metastasis 26 41 %
Tidak Metastasis 38 59 %
3 Lokasi Metastasis
Paru 13 50.00 %
Tulang 5 19.23 %
Hati 3 11.54 %
Paru dan Tulang 2 7.69 %
Paru, Tulang, dan Otak 1 3.85 %
Paru, Tulang, dan Hati 1 3.85 %
Paru, dan Hati 1 3.85 %
4 Grade Histopatologi
Low Grade 15 23.4 %
Moderate Grade 22 34.4 %
High Grade 27 42.2 %
5 Pleiotrophin
≥ 2,47 ng/dl 30 47 %
< 2,47 ng/dl 34 53 %
HASIL PENELITIAN
3. Sebaran Nilai Pleiotrophin
Nilai Pleiotrophin N %
Meningkat 30 47%
Rendah 34 53%
Total 64 100%
Terdapat dua kategori untuk mengklasifikasikan kadar nilai pleiotrphin, yait
u meningkat (> 2,47 ng/dl) dan rendah (< 2,47 ng/dl), berdasarkan tabel 4.2,
terdapat 30 (47%) sampel yang terjadi peningkatan kadar nilai pleiotrophin,
sedangkan terdapat 34 (53%) sampel yang rendah.
4. Analisa Hubungan Kadar Pleiotrophin
Dapat dilihat pada tabel bahwa kadar Pleiotrophin rata-rata pada pasien
yang mengalami metastasis adalah 4,311, sedangkan pada pasien yang
tidak metastasis rata rata kadar Pleiotrophin adalah 1,253, sehingga dari
tabel tersebut dapat dilihat kadar Pleiotrophin pada pasien yang
bermetastasis pada pasien kanker payudara lebih tinggi dari pada pasien
yang tidak bermetastasis.
Kadar Pleiotrophin Kanker Payudara p Mean Difference
(95% CI)
Metastasis Tidak Metastasis
Mean
(SD)
4,311
(1,553)
1,253
(0,935)
0,000 3,058
(2,436-3,680)
Median
(Min-Max)
4,030
(1,225-7,141)
1,153
(0,009-2,.958)
HASIL PENELITIAN
5. Penentuan Nilai Cut-off Pleiotrophin
Terlihat kurva ROC Pleiotrophin mempunyai nilai AU
C (area under curve) = 2,47 ng/dl yang signifikan
(p<0,000). Hal ini menunjukkan bahwa nilai cut-off
pleiotrohin bisa digunakan untuk memprediksi adany
a metastasis jauh.
Berdasarkan hasil ini, maka pada penelitian digunak
an nilai cut-off 2,47 ng/dl di mana nilai Pleiotrophin ≥
2,47ng/dl dianggap overekspresi, sedangkan nilai
Pleiotrohin < 2,47ng/dl dianggap tidak overekspresi.
HASIL PENELITIAN
6. Menilai Kekuatan Hubungan Kadar Pleiotrophin dengan
Stastus Metastasis Berdasarkan Uji Korelasi Spearman
Kriteria Tingkat Kekuatan Korelasi
Dalam menentukan tingkat kekuatan hubungan antar variable, dapat
berpedoman pada nilai koefisien korelasi yang merupakan hasil dari
output SPSS, dengan ketentuan:
a. Nilai koefisien korelasi sebesar 0,00 – 0,25 = hubungan sangat lemah
b. Nilai koefisien korelasi sebesar 0,26 – 0,50 = hubungan cukup
c. Nilai koefisien korelasi sebesar 0,51 – 0,75 = hubungan kuat
d. Nilai koefisien korelasi sebesar 0,76 – 0,99 = hubungan sangat kuat
e. Nilai koefisien korelasi sebesar 1,00 = hubungan sempurna
Kriteria Arah Korelasi
Arah korelasi dilihat pada angka koefisien korelasi sebagaimana tingkat
kekuatan korelasi. Besarnya nilai koefisien korelasi tersebut terletak
antara + 1 sampai dengan – 1. Jika koefisien korelasi bernilai postif,
maka hubungan kedua variable dikatakan searah
Tabel 4.6 Uji Korelasi Spearman antara kadar Pleiotrophin
dengan Metastasis
Pleiotrophin metastasis
Spearman's
rho
pleiotrophin Correlation Coefficient 1.000 .791**
Sig. (2-tailed) . .000
N 64 64
metastasis Correlation Coefficient .791** 1.000
Sig. (2-tailed) .000 .
N 64 64
*Sumber data SPSS 26 **. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
HASIL PENELITIAN
1. Pemilihan desain penelitian
• Jenis penelitian : studi observasional cross-sectional.
• Tujuan : menganalisis hubungan antara kadar
pleiotrophin dan metastasis jauh pada kanker payudara.
• Sampel : 64 pasien kanker payudara.
• Periode penelitian : februari-juli 2023.
• Variabel : hubungan antara pleiotrophin dan metastasis
diamati.
• Tidak ada intervensi : tidak ada tindakan yang dilakukan
terhadap variabel penelitian.
PEMBAHASAN
2. Karakteristik responden
a. Usia subjek berkisar 32-73 tahun.
b. Pleiotrophin (ptn) adalah protein yang dihasilkan oleh gen ptn di
kromosom 7.
c. Metastasis melibatkan pertumbuhan pembuluh darah baru yang
memungkinkan sel tumor masuk ke aliran darah.
d. Kadar pleiotrophin pada 64 pasien kpd berkisar 0,009-7,14 ng/dl.
e. Studi menggunakan uji independent t test untuk hubungan antara
kadar pleiotrophin dan metastasis.
PEMBAHASAN
2. Karakteristik responden
f. Keterbatasan penelitian :
• Pengukuran variabel tergantung dalam hal ini adanya metastasis jauh
dilakukan dengan menggunakan foto thoraks, USG abdomen dan
pemeriksaan yang sesuai dengan keluhan, sehingga tidak terlalu adekuat.
Idealnya pengukuran dilakukan dengan menggunakan pet-scan.
• Penelitian menggunakan desain cross sectional sehingga tidak dapat
menilai apakah overekspresi pleiotrophin pada stadium dini kemudian
akan menyebabkan subjek dikemudian hari mengalami metastasis
jauh.
g. Kekuatan penelitian : banyaknya penderita kpd dan dapat dilakukannya
pemeriksaan elisa di makassar merupakan kekuatan dari penelitian ini
sehingga ini bisa menjadi penelitian pilot untuk penelitian-penelitian lain
mengenai pleiotrophin di makassar.
PEMBAHASAN
3. Hubungan kadar pleiotrophin dengan metastasis jauh
Pemeriksaan pleiotrophin terhadap 64 penderita KPD menunjukkan nilai
pleiotrophin berada diantara 0,009-7,14 ng/dl. Pada penelitian ini dilakukan uji
hubungan kadar pleiotrophin dengan status metastasis berdasarkan uji independent
T test
Untuk menilai korelasi kadar pleiotrophin dengan stastus metastasis
berdasarkan uji korelasi spearmann, berdasarkan data penelitian nilai sig. (2-tailed)
0,00 yang yang berarti dibawah nilai alfa, sehingga menunjukkan terdapat hubungan
yang signifikan (berarti) antara variabel kadar pleiotrophin dengan metastasis.
Berdasarkan data penelitian ini, nilai koefisien korelasi yaitu 0,791, sehingga
menunjukkan hubungan kedua variable ini sangat kuat. Dengan demikian dapat
diartikan bahwa semakin tinggi kadar pleiotrophin pasien kanker payudara, semakin
tinggi kemungkinan terjadinya metastasis.
PEMBAHASAN
Pembahasan
PTN dilaporkan memainkan peran penting dalam pengaturan beberapa proses seluler.
Kadar pleiotropin yang lebih tinggi dalam serum disebabkan oleh pelepasan protein dari sel
tumor, sehingga kadar pleiotropin meningkat bersamaan dengan stadium kanker.
Ptn juga dianggap memiliki potensi onkogenik. Ekspresi PTN telah terbukti
meningkat pada banyak sel kanker yang berbeda, termasuk kanker payudara, prostat,
pankreas, perut, paru-paru, kolon, dan ovarium
Pada sebuah penelitian didapatkan PTN berhubungan erat dengan metastasis yang
banyak terekspresi pada KPD yang agresif. Pada penelitian ini juga disimpulkan dengan
menekan PTN secara farmakologi atau genetik, menurunkan akumulasi tumor associated
neutrophils dan mengembalikan imunitas yang meningkatkan aktifasi sell T dan
melemahkan metastasis.(Ganguly D, et. Al, 2022
PEMBAHASAN
Pembahasan
3. Ringkasan penelitian
Penelitian ini mengukur kadar serum pleiotrophin pada subjek penelitian. Hasi
menunjukkan :
• Kadar pleiotrophin berkisar antara 0,009-7,14 ng/dl.
• Populasi subjek kanker payudara (kpd) dengan overekspresi pleiotrophin sebesar 46,8%.
• Subjek kpd metastasis memiliki overekspresi pleiotrophin sebanyak 80%.
• Ada hubungan signifikan antara kadar pleiotrophin dan metastasis jauh.
• Terdapat korelasi positif yang kuat antara pleiotrophin dan metastasis.
• Pleiotrophin berperan dalam tumor invasif dan metastasis pada kpd.
• Pemeriksaan serum elisa pleiotrophin dianggap sebagai pilihan non-invasif sebelum operasi
PEMBAHASAN
Penutup
A. Kesimpulan
Terdapat korelasi positif yang kuat antara kadar pleiotrophin dengan
kejadian metastasis jauh. Hal ini menunjukkan, semakin tinggi kadar
pleiotrophin, semakin tinggi kecenderungan untuk terjadi metastasis
jauh. Dengan demikian, pasien KPD dengan metastasis jauh
cenderung memiliki overekspresi pleiotrophin
PENUTUP
PENUTUP
B. Saran
1. Diperlukan penelitian lebih lanjut untuk melihat hubungan antar
a kadar Pleiotrophin intraselular dan ekstraselulaer.
2. Diperlukan penelitian lebih lanjut mengenai korelasi kadar
Pleiotrophin dengan Disease Free Survival (DFS) dan Overall Sur
vical pada KPD stadium dini
TERIMA KASIH

Contenu connexe

Similaire à proposal pleurotropin. EDIT pptx (3).pptx

camammae-170831035110.pdf
camammae-170831035110.pdfcamammae-170831035110.pdf
camammae-170831035110.pdfRian Alfajri
 
Patologi veteriner blok 10
Patologi veteriner blok 10Patologi veteriner blok 10
Patologi veteriner blok 10ardhie_phylami
 
1. Kebijakan DD Kanker ANP.docx
1. Kebijakan DD Kanker ANP.docx1. Kebijakan DD Kanker ANP.docx
1. Kebijakan DD Kanker ANP.docxUsepYuliana1
 
TUGAS BENCHMARKING KANKER PAYUDARA DAN KANKER LUHER RAHIM DI EROPA.ppt
TUGAS BENCHMARKING KANKER PAYUDARA DAN KANKER LUHER RAHIM DI EROPA.pptTUGAS BENCHMARKING KANKER PAYUDARA DAN KANKER LUHER RAHIM DI EROPA.ppt
TUGAS BENCHMARKING KANKER PAYUDARA DAN KANKER LUHER RAHIM DI EROPA.pptssusera869631
 
Carcinoma mammae (1).pptx
Carcinoma mammae (1).pptxCarcinoma mammae (1).pptx
Carcinoma mammae (1).pptxUmmuNadhifa1
 
K. 5 Kanker Kolorektal.pptx
K. 5 Kanker Kolorektal.pptxK. 5 Kanker Kolorektal.pptx
K. 5 Kanker Kolorektal.pptxNhini3
 
Genetika manusia corry 1106007842_level of her2 on breast cancer
Genetika manusia corry 1106007842_level of her2 on breast cancerGenetika manusia corry 1106007842_level of her2 on breast cancer
Genetika manusia corry 1106007842_level of her2 on breast cancerCorry Oktaviani S
 
BAB II KAJIAN TEORI CA MAMMAE.pdf
BAB II KAJIAN TEORI CA MAMMAE.pdfBAB II KAJIAN TEORI CA MAMMAE.pdf
BAB II KAJIAN TEORI CA MAMMAE.pdfedisoneta
 
Presentasi kasus Fitriardi Sejati melanoma 2
Presentasi kasus Fitriardi Sejati melanoma 2Presentasi kasus Fitriardi Sejati melanoma 2
Presentasi kasus Fitriardi Sejati melanoma 2Fitriardi Sejati
 

Similaire à proposal pleurotropin. EDIT pptx (3).pptx (20)

Kanker payudara
Kanker payudaraKanker payudara
Kanker payudara
 
camammae-170831035110.pdf
camammae-170831035110.pdfcamammae-170831035110.pdf
camammae-170831035110.pdf
 
Ca mammae
Ca mammaeCa mammae
Ca mammae
 
Patologi veteriner blok 10
Patologi veteriner blok 10Patologi veteriner blok 10
Patologi veteriner blok 10
 
ppt ca rekti.pptx
ppt ca rekti.pptxppt ca rekti.pptx
ppt ca rekti.pptx
 
1. Kebijakan DD Kanker ANP.docx
1. Kebijakan DD Kanker ANP.docx1. Kebijakan DD Kanker ANP.docx
1. Kebijakan DD Kanker ANP.docx
 
Kanker payudara p. bedah
Kanker payudara p. bedahKanker payudara p. bedah
Kanker payudara p. bedah
 
marker tumor elisa kit
marker tumor elisa kitmarker tumor elisa kit
marker tumor elisa kit
 
TUGAS BENCHMARKING KANKER PAYUDARA DAN KANKER LUHER RAHIM DI EROPA.ppt
TUGAS BENCHMARKING KANKER PAYUDARA DAN KANKER LUHER RAHIM DI EROPA.pptTUGAS BENCHMARKING KANKER PAYUDARA DAN KANKER LUHER RAHIM DI EROPA.ppt
TUGAS BENCHMARKING KANKER PAYUDARA DAN KANKER LUHER RAHIM DI EROPA.ppt
 
Bab 2
Bab 2Bab 2
Bab 2
 
Ppt kelompok iii
Ppt kelompok iiiPpt kelompok iii
Ppt kelompok iii
 
Carcinoma mammae (1).pptx
Carcinoma mammae (1).pptxCarcinoma mammae (1).pptx
Carcinoma mammae (1).pptx
 
Askep pada klien dengan ca AKPER PEMKAB MUNA
Askep pada klien dengan ca AKPER PEMKAB MUNA Askep pada klien dengan ca AKPER PEMKAB MUNA
Askep pada klien dengan ca AKPER PEMKAB MUNA
 
K. 5 Kanker Kolorektal.pptx
K. 5 Kanker Kolorektal.pptxK. 5 Kanker Kolorektal.pptx
K. 5 Kanker Kolorektal.pptx
 
Askep pada klien dengan ca AKPER PEMKAB MUNA
Askep pada klien dengan ca AKPER PEMKAB MUNA Askep pada klien dengan ca AKPER PEMKAB MUNA
Askep pada klien dengan ca AKPER PEMKAB MUNA
 
Genetika manusia corry 1106007842_level of her2 on breast cancer
Genetika manusia corry 1106007842_level of her2 on breast cancerGenetika manusia corry 1106007842_level of her2 on breast cancer
Genetika manusia corry 1106007842_level of her2 on breast cancer
 
BAB II KAJIAN TEORI CA MAMMAE.pdf
BAB II KAJIAN TEORI CA MAMMAE.pdfBAB II KAJIAN TEORI CA MAMMAE.pdf
BAB II KAJIAN TEORI CA MAMMAE.pdf
 
CA Mammae.pptx
CA Mammae.pptxCA Mammae.pptx
CA Mammae.pptx
 
Modul 1 kb 3
Modul 1 kb 3Modul 1 kb 3
Modul 1 kb 3
 
Presentasi kasus Fitriardi Sejati melanoma 2
Presentasi kasus Fitriardi Sejati melanoma 2Presentasi kasus Fitriardi Sejati melanoma 2
Presentasi kasus Fitriardi Sejati melanoma 2
 

Dernier

jenis patogen bakteri jamur kapang dan mikroorganisme.ppt
jenis patogen bakteri jamur kapang dan mikroorganisme.pptjenis patogen bakteri jamur kapang dan mikroorganisme.ppt
jenis patogen bakteri jamur kapang dan mikroorganisme.pptPutriIndrastianingru
 
Chest Meeting Presentasi divisi pulmo Ny.K
Chest Meeting  Presentasi divisi pulmo Ny.KChest Meeting  Presentasi divisi pulmo Ny.K
Chest Meeting Presentasi divisi pulmo Ny.Kdanangandi
 
Case Report Peritonitis Generalisata ec App Perforasi
Case Report Peritonitis Generalisata ec App PerforasiCase Report Peritonitis Generalisata ec App Perforasi
Case Report Peritonitis Generalisata ec App PerforasiAbigailMadeline1
 
pelayanan ILP DI POSYANDU dan IMUNISASI.pptx
pelayanan  ILP DI POSYANDU dan IMUNISASI.pptxpelayanan  ILP DI POSYANDU dan IMUNISASI.pptx
pelayanan ILP DI POSYANDU dan IMUNISASI.pptxRUANGANIBUDANKB
 
Jual Kondom Sambung Jumbo Di Jogja - Alat Bantu Sex Pria Sleman - Bantul
Jual Kondom Sambung Jumbo Di Jogja - Alat Bantu Sex Pria Sleman -  BantulJual Kondom Sambung Jumbo Di Jogja - Alat Bantu Sex Pria Sleman -  Bantul
Jual Kondom Sambung Jumbo Di Jogja - Alat Bantu Sex Pria Sleman - Bantulviagrajogja
 
NARKOBA-Narkotika-dan-obat-obatan-terlarang-NAPZA.ppt
NARKOBA-Narkotika-dan-obat-obatan-terlarang-NAPZA.pptNARKOBA-Narkotika-dan-obat-obatan-terlarang-NAPZA.ppt
NARKOBA-Narkotika-dan-obat-obatan-terlarang-NAPZA.pptRezaoktoni
 
PPT Integrasi Layanan Primer PLANTUNGAN.pptx
PPT Integrasi Layanan Primer PLANTUNGAN.pptxPPT Integrasi Layanan Primer PLANTUNGAN.pptx
PPT Integrasi Layanan Primer PLANTUNGAN.pptxgunadarmabarra
 
Konsep Dasar keperawatan Jiwa Iskandar -Tarakan.pptx
Konsep Dasar keperawatan Jiwa Iskandar -Tarakan.pptxKonsep Dasar keperawatan Jiwa Iskandar -Tarakan.pptx
Konsep Dasar keperawatan Jiwa Iskandar -Tarakan.pptxiskandar764994
 
IKP akreditasi klinik pratama rawat inap
IKP akreditasi klinik pratama rawat inapIKP akreditasi klinik pratama rawat inap
IKP akreditasi klinik pratama rawat inapklinikrizkymedika173
 
PPT preaentasi PROKER IGD tahun 2023 - 2024
PPT preaentasi PROKER IGD tahun 2023 - 2024PPT preaentasi PROKER IGD tahun 2023 - 2024
PPT preaentasi PROKER IGD tahun 2023 - 2024zakaria54825
 

Dernier (11)

jenis patogen bakteri jamur kapang dan mikroorganisme.ppt
jenis patogen bakteri jamur kapang dan mikroorganisme.pptjenis patogen bakteri jamur kapang dan mikroorganisme.ppt
jenis patogen bakteri jamur kapang dan mikroorganisme.ppt
 
Chest Meeting Presentasi divisi pulmo Ny.K
Chest Meeting  Presentasi divisi pulmo Ny.KChest Meeting  Presentasi divisi pulmo Ny.K
Chest Meeting Presentasi divisi pulmo Ny.K
 
Case Report Peritonitis Generalisata ec App Perforasi
Case Report Peritonitis Generalisata ec App PerforasiCase Report Peritonitis Generalisata ec App Perforasi
Case Report Peritonitis Generalisata ec App Perforasi
 
pelayanan ILP DI POSYANDU dan IMUNISASI.pptx
pelayanan  ILP DI POSYANDU dan IMUNISASI.pptxpelayanan  ILP DI POSYANDU dan IMUNISASI.pptx
pelayanan ILP DI POSYANDU dan IMUNISASI.pptx
 
Jual Kondom Sambung Jumbo Di Jogja - Alat Bantu Sex Pria Sleman - Bantul
Jual Kondom Sambung Jumbo Di Jogja - Alat Bantu Sex Pria Sleman -  BantulJual Kondom Sambung Jumbo Di Jogja - Alat Bantu Sex Pria Sleman -  Bantul
Jual Kondom Sambung Jumbo Di Jogja - Alat Bantu Sex Pria Sleman - Bantul
 
NARKOBA-Narkotika-dan-obat-obatan-terlarang-NAPZA.ppt
NARKOBA-Narkotika-dan-obat-obatan-terlarang-NAPZA.pptNARKOBA-Narkotika-dan-obat-obatan-terlarang-NAPZA.ppt
NARKOBA-Narkotika-dan-obat-obatan-terlarang-NAPZA.ppt
 
PPT Integrasi Layanan Primer PLANTUNGAN.pptx
PPT Integrasi Layanan Primer PLANTUNGAN.pptxPPT Integrasi Layanan Primer PLANTUNGAN.pptx
PPT Integrasi Layanan Primer PLANTUNGAN.pptx
 
Konsep Dasar keperawatan Jiwa Iskandar -Tarakan.pptx
Konsep Dasar keperawatan Jiwa Iskandar -Tarakan.pptxKonsep Dasar keperawatan Jiwa Iskandar -Tarakan.pptx
Konsep Dasar keperawatan Jiwa Iskandar -Tarakan.pptx
 
Cara Menggugurkan Kandungan Jual Obat Penggugur Bandung 08561234742
Cara Menggugurkan Kandungan Jual Obat Penggugur Bandung 08561234742Cara Menggugurkan Kandungan Jual Obat Penggugur Bandung 08561234742
Cara Menggugurkan Kandungan Jual Obat Penggugur Bandung 08561234742
 
IKP akreditasi klinik pratama rawat inap
IKP akreditasi klinik pratama rawat inapIKP akreditasi klinik pratama rawat inap
IKP akreditasi klinik pratama rawat inap
 
PPT preaentasi PROKER IGD tahun 2023 - 2024
PPT preaentasi PROKER IGD tahun 2023 - 2024PPT preaentasi PROKER IGD tahun 2023 - 2024
PPT preaentasi PROKER IGD tahun 2023 - 2024
 

proposal pleurotropin. EDIT pptx (3).pptx

  • 1. INSERT THE TITLE OF YOUR PRESENTATION HERE FREE PPT TEMPLATES ALLPPT.com _ Free PowerPoint Templates, Diagrams and Charts PROPOSAL PENELITIAN HUBUNGAN KADAR SERUM PLEIOTROPHIN DENGAN GRADING HISTOPATOLOGI DAN KEJADIAN METASTASIS PADA PENDERITA KANKER PAYUDARA dr. Muhamad Ikhlas, Sp.B Pembimbing : dr. Djonny Ferianto, Sp.B., Subsp Onk (K) dr. Salman Ardi Syamsu, Sp.B., Subsp Onk (K) PROGRAM PENDIDIKAN DOKTER SPESIALIS-2 KONSULTAN BEDAH ONKOLOGI DEPARTEMEN ILMU BEDAH FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS HASANUDDIN MAKASSAR 2023
  • 2. PENDAHULUAN Kanker payudara (KPD)  masalah kesehatan wanita di seluruh dunia. Di AS, KPD  kanker terbanyak pada wanita & penyebab kematian terbanyak No. 2 (Devita, 2015) Globocan (2018)  +18,1 juta kasus baru kanker secara keseluruhan, dengan urutan terbanyak : Kanker paru  2,09 juta (11,55%) (Sung et al., 2021) Globocan (2020)  Pada akhir tahun 2020 didapatkan 7,8 juta wanita hidup yang terdiagnosis kanker payudara lebih dari 5 tahun kemudian sehingga dinyatakan kanker ini merupakan kanker yang paling sering di dunia. Tiap tahun jumlahnya semakin meningkat. (Sung et al., 2021) Mortalitas KPD  urutan ke-5 penyebab kematian akibat kanker (626.679 kematian; 6,6%) setelah kanker paru, kolorektal, lambung dan hati. Khusus wanita  mortalitas KPD terbanyak (15,0%) (Bray et al., 2018) KPD : > Di negara berkembang  penyebab kematian terbanyak > Di negara maju  penyebab kematian peringkat 2 setelah kanker paru. (Ferlay et al, 2014)
  • 3. 2004 5.207 kasus 2005 7.850 kasus 2006 8.328 kasus 2007 8.277 kasus 2008 8.082 kasus 2009 12.014 kasus (DEPKES, 2016)
  • 4. RSUP Dr. Wahidin Sudirohusodo Makassar • Penderita KPD tahun 2005-2009 = 768 pasien, • Rata-rata + 153 pasien/thn • Puncak frekuensi usia 40-49 (39,4%) • Peningkatan insiden KPD = 136 pasien tahun 2005  165 pasien tahun 2009 (Sampepajung D, 2010) • Data antara Januari 2002 dan Desember 2019 tercatat pasien KPD  1008 pasien (Prihantono et al, 2023) • Data terakhir prevalensi pasien KPD 930 pasien tahun 2021
  • 5. Metastasis  kejadian akhir progresifitas karsinogenesis  mutasi genetik  sel kanker keluar dari tumor primer menyebar ke organ jauh Sel tumor dalam darah  indikator metastasis dan prognosis yang buruk. (Allan A. L. 2010) Biomarker molekular cairan tubuh dapat menjadi alat menjanjikan sebagai deteksi awal & monitoring KPD PA  aktivitas & gambaran agresifitas sel-sel KPD (Desen, 2008. Abigall, et al., 2005) Pleiotrophin (PTN)  terlibat dalam banyak malignansi manusia  terkait terjadinya tumor-tumor ganas(kolorektal, glioblastoma, melanoma, pankreas, payudara & paru) (Jiupeng, et al., 2018)
  • 6. Pentingnya biomarker prognosis KPD  korelasi kadar Pleiotrophin serum dengan grading histopatologis dan kejadian metastasis di Makassar Dasar pertimbangan: •Kasus KPD di Makassar cukup banyak, •Teknik pemeriksaan Enzyme-linked immunosorbent assay (ELISA) bisa dilakukan di Makassar, •Tersedianya Reagen Pleiotrophin di Makassar, •Penelitian ini belum pernah dilakukan di Indonesia khususnya di kota Makassar.
  • 7. •Adakah hubungan kadar pleiotrophin dalam serum penderita KPD dengan grading histopatologisnya? •Adakah hubungan kadar pleiotrophin dalam serum penderita KPD dengan kejadian metastasis? RUMUSAN MASALAH
  • 8. Tujuan Umum : Mengetahui hubungan antara kadar serum pleiotrophin dengan grading histopatologis dan kejadian metastasis Tujuan Khusus : • Mengetahui kadar pleiotrophin dalam serum penderita kanker payudara • Mengetahui grading histopatologi pada penderita kanker payudara • Mengetahui kejadian metastasis pada penderita kanker payudara • Mengetahui hubungan antara kadar serum pleiotrophin dengan grading histopatologis dan kejadian metastasis pasien kanker payudara • Mengetahui korelasi kadar pleiotrophin dalam serum penderita kanker payudara dengan grading histopatologinya • Mengetahui korelasi kadar pleiotrophin dalam serum penderita kanker payudara dengan kejadian metastasis TUJUAN PENELITIAN
  • 9. Manfaat Akademik  Menambah pengetahuan tentang korelasi kadar pleiotrophin pada serum kanker payudara.  Menambah pengetahuan tentang korelasi kadar pleiotrophin dalam serum penderita kanker payudara dengan grading histopatologinya.  Menambah pengetahuan tentang korelasi kadar pleiotrophin dalam serum penderita kanker payudara dengan kejadian metastasis Manfaat Klinis Pleiotrophin dapat dijadikan pertimbangan sebagai biomarker prognosis penderita kanker payudara MANFAAT PENELITIAN
  • 10. Globocan (2020) : Pada akhir tahun 2020 didapatkan 7,8 juta wanita hidup yang terdiagnosis kanker payudara le bih dari 5 tahun kemudian sehingga dinyatakan kanker i ni merupakan kanker yang paling sering di dunia. Ti ap tahun jumlahnya semakin meningkat. (Sung et al., 2021) TINJAUAN PUSTAKA
  • 12. Ekskresi PTN (pleiotrophin) pada manusia : • PTN diproduksi pada tingkat yang dapat dideteksi oleh berbagai organ manusia dewasa, dengan tingkat tertinggi ditemukan dalam sistem saraf pusat (CNS) selama masa embrio dan neonatal. • Ekskresi ptn sangat tinggi dalam 12 hari pertama setelah kelahiran tetapi menurun drastis pada hari ke-21. • Ekskresi ptn dapat meningkat sebagai respons terhadap kondisi seperti hipoksia, iskemia, dan pemicu inflamasi seperti hidrogen peroksida. • Berbagai faktor pertumbuhan, protein sinyal, dan hormon diketahui mempengaruhi ekskresi ptn. • Pemuatan gaya mekanik pada sistem rangka juga dapat meningkatkan ekskresi ptn. • Beberapa obat, termasuk doxorubicin, dapat meningkatkan level ptn. REGULASI PTN
  • 13. Potensi onkogenik PTN : • Ekspresi PTN meningkat pada berbagai jenis kanker, termasuk kanker payudara, prostat, pankreas, lambung, paru-paru, usus besar, dan indung telur. • Peningkatan paling signifikan terjadi pada glioblastoma, yang membuat ptn menjadi target potensial untuk terapi kanker. • Analisis ekspresi ptn dalam berbagai tumor dan jaringan normal menunjukkan peningkatan konsisten pada glioblastoma multiforme dan glioma derajat rendah. Ini adalah ringkasan poin-poin utama dari hasil terjemahan teks tersebut. REGULASI PTN
  • 14. • Mekanisme penentuan organ yang dijajah oleh kanker payudara sangat kompleks dan dipengaruhi oleh banyak faktor. • Tumor primer pada payudara mengatur dan mempersiapkan paru-paru untuk metastasis melalui pelepasan eksosom yang berasal dari tumor (tdes) dan faktor yang dikeluarkan oleh tumor (tdsfs). • Tdes dan tdsfs ini bertujuan untuk merekrut sel yang berasal dari sumsum tulang (bmdcs) ke paru-paru, yang pada gilirannya menyebabkan perubahan dalam matriks ekstraseluler (ecm) yang mendukung metastasis. • Pelepasan tdsfs dari tumor primer sering diatur oleh sel stroma yang ada dalam mikro lingkungan tumor, seperti fibroblas terkait kanker (cafs), atau dipicu oleh faktor lingkungan seperti hipoksia. HUBUNGAN ANTARA PTN DAN KEJADIAN KANK ER PAYUDARA
  • 15.
  • 16. Perkembangan kanker payudara dari tumor primer ke tah ap metastasis KPD Unit Lobular Karsinoma In-Situ Gangguan lapisan sel mioepit el & degradasi membrane basali s Metastatik PATOFISIOLOGI KPD
  • 17. Nottingham Grading System (a) Tumor diferensiasi baik (grade 1) homolog yang tinggi pada unit lobular duktus terminal payudara normal, tubule formation (>75%), nuclear pleomorphism yang ringan, dan mitoti c count yang rendah. (b) Tumor diferensiasi sedang (grade 2). (c) Tumor diferensiasi jelek (grade 3) tumor dengan derajat pleomorfisme seluler yang nyata d an mitosis yang sering serta tidak ada pembentukan tubulus (<10%) GRADING HISTOPATOLOGI KPD
  • 18. Nottingham Modification of Bloom Richardson System Formasi tubular Nilai 1 bila formasi tubular ≥ 75% dari tumor Nilai 2 bila formasi tubular 10-75% dari tumor Nilai 3 bila formasi tubular ≤ 10% dari tumor Bentuk nukleus Nilai 1 bila ukuran/bentuk nucleus variasi minimal Nilai 2 bila ukuran /bentuk nucleus variasi sedang Nilai 3 bila ukuran/bentuk variasi nucleus sangat bervariasi Jumlah mitosis Dihitung berdasar pada 10 lapangan pandang besar (10x40) pada yg representative Nilai 1: 0-9/LPB Nilai 2: 10-19/LPB Nilai 3: ≥20/LPB Penilaian : Nilai 3-5: Diferensiasi baik (low grade) Nilai 6-7: Diferensiasi sedang (moderate grade) Nilai 8-9: Diferensiasi buruk (high grade)
  • 19. WHO
  • 20. Kanker Payudara Metastasis Penyebaran tumor melewati payudara, dinding dada dan K GB regional ipsilateral. Tulang, paru-paru, hati, KGB dan otak merupakan lokasi tersering untuk penyebaran KPD. KPD metastasis Pemeriksaan fisik yang sering didapatkan yakni nyeri tu lang, limfadenopati, batuk atau sesak napas, lekas lela h. Biopsi dilakukan, diperiksakan lagi ER, PR dan HER-2
  • 21. Kanker Payudara Metastasis Sel kanker harus melepaskan diri (detach) dari sel tetangganya dan dari matriks disekitarnya Degradasi lokal membran basalis dan jaringan interstisial yang melibatkan sejumlah enzim proteolitik seperti MMP, cathepsin D dan Urokinase Plasminogen Activator (UPA). Perubahan adhesi sel tumor pada ECM akibat meningkatnya aktivitas kolagenase tipe IV. Invasi adalah locomotion. Pada tahap ini sel tumor memperoleh daya gerak melewati membran basalis dan matriks yang mengalami proteolisis 1 2 3 4
  • 22. Kaskade metastasis sel tumor melalui pembuluh darah
  • 23. Faktor pertumbuhan multifungsi yang mengatur berbagai fungsi seluler, termasuk proliferasi sel, migrasi, dan angiogenesis dalam sel endotel, dan merupakan anggota keluarga gen manusia yang sangat terkonservasi. PLEIOTROPHI N PTN dikodekan oleh gen ptn, yang berukuran sekitar 116 kb dan terletak pada kromosom tujuh dalam genom manusia (pita 7q33). PTN diproduksi tingkat ekspresi tertinggi ditemukan di sistem sa raf pusat (SSP) selama periode embrionik dan neonatal. Konsentrasi tinggi dalam 12 hari pertama setelah lahir tetapi tur un secara dramatis pada hari ke 21
  • 24. PTN juga meningkat sebagai respons terhadap hipoksia, iskemia, dan pemicu inflamasi seperti hidrogen peroksida . PLEIOTROPHIN PTN juga dianggap memiliki potensi onkogenik. Ekspresi PTN telah terbukti meningkat pada banyak sel kanker ya ng berbeda, termasuk kanker payudara, prostat, pankrea s, perut , paru-paru, kolon, dan ovarium. Penelitian Ganguly didapatkan PTN berhubungan erat dengan metastasis yang banyak terekspresi pada KPD ya ng agresif. Pada penelitian ini juga disimpulkan dengan menekan PTN secara farmakologi atau genetik, menurunkan akumulasi tumor associated neutrophils da n mengembalikan imunitas yang meningkatkan aktifasi sel T dan melemahkan metastasis
  • 25.
  • 27.
  • 28.
  • 29. 1. Terdapat hubungan antara kadar serum pleiotrophin dengan grading histopatologi 2. Terdapat hubungan antara kadar serum pleiotrophin dengan kejadian metastasis jauh pada KPD. HIPOTESIS
  • 30.
  • 33.
  • 34.
  • 35.
  • 36. Prosedur pemeriksaan ELISA Pleiotrophin:
  • 37.
  • 38.
  • 39.
  • 41.
  • 42. HASIL PENELITIAN 1. Jumlah Sampel Selama jangka waktu penelitian mulai bulan februari 2023 sampai bulan juli 2023 diperoleh sampel penelitian sebanyak 64 subjek yang memenuhi kriteria inklusi: • 26 (41%) subjek kanker payudara metastasis • 38 (59%) subjek kanker payudara tidak metastasis.
  • 43. HASIL PENELITIAN 2. Karakteristik Sampel No. Karakteristik Penelitian Sampel (N) Persen (%) 1 Umur ≤ 50 thn 40 63 % > 50 thn 24 37 % 2 Metastasis Metastasis 26 41 % Tidak Metastasis 38 59 % 3 Lokasi Metastasis Paru 13 50.00 % Tulang 5 19.23 % Hati 3 11.54 % Paru dan Tulang 2 7.69 % Paru, Tulang, dan Otak 1 3.85 % Paru, Tulang, dan Hati 1 3.85 % Paru, dan Hati 1 3.85 % 4 Grade Histopatologi Low Grade 15 23.4 % Moderate Grade 22 34.4 % High Grade 27 42.2 % 5 Pleiotrophin ≥ 2,47 ng/dl 30 47 % < 2,47 ng/dl 34 53 %
  • 44. HASIL PENELITIAN 3. Sebaran Nilai Pleiotrophin Nilai Pleiotrophin N % Meningkat 30 47% Rendah 34 53% Total 64 100% Terdapat dua kategori untuk mengklasifikasikan kadar nilai pleiotrphin, yait u meningkat (> 2,47 ng/dl) dan rendah (< 2,47 ng/dl), berdasarkan tabel 4.2, terdapat 30 (47%) sampel yang terjadi peningkatan kadar nilai pleiotrophin, sedangkan terdapat 34 (53%) sampel yang rendah.
  • 45. 4. Analisa Hubungan Kadar Pleiotrophin Dapat dilihat pada tabel bahwa kadar Pleiotrophin rata-rata pada pasien yang mengalami metastasis adalah 4,311, sedangkan pada pasien yang tidak metastasis rata rata kadar Pleiotrophin adalah 1,253, sehingga dari tabel tersebut dapat dilihat kadar Pleiotrophin pada pasien yang bermetastasis pada pasien kanker payudara lebih tinggi dari pada pasien yang tidak bermetastasis. Kadar Pleiotrophin Kanker Payudara p Mean Difference (95% CI) Metastasis Tidak Metastasis Mean (SD) 4,311 (1,553) 1,253 (0,935) 0,000 3,058 (2,436-3,680) Median (Min-Max) 4,030 (1,225-7,141) 1,153 (0,009-2,.958) HASIL PENELITIAN
  • 46. 5. Penentuan Nilai Cut-off Pleiotrophin Terlihat kurva ROC Pleiotrophin mempunyai nilai AU C (area under curve) = 2,47 ng/dl yang signifikan (p<0,000). Hal ini menunjukkan bahwa nilai cut-off pleiotrohin bisa digunakan untuk memprediksi adany a metastasis jauh. Berdasarkan hasil ini, maka pada penelitian digunak an nilai cut-off 2,47 ng/dl di mana nilai Pleiotrophin ≥ 2,47ng/dl dianggap overekspresi, sedangkan nilai Pleiotrohin < 2,47ng/dl dianggap tidak overekspresi. HASIL PENELITIAN
  • 47. 6. Menilai Kekuatan Hubungan Kadar Pleiotrophin dengan Stastus Metastasis Berdasarkan Uji Korelasi Spearman Kriteria Tingkat Kekuatan Korelasi Dalam menentukan tingkat kekuatan hubungan antar variable, dapat berpedoman pada nilai koefisien korelasi yang merupakan hasil dari output SPSS, dengan ketentuan: a. Nilai koefisien korelasi sebesar 0,00 – 0,25 = hubungan sangat lemah b. Nilai koefisien korelasi sebesar 0,26 – 0,50 = hubungan cukup c. Nilai koefisien korelasi sebesar 0,51 – 0,75 = hubungan kuat d. Nilai koefisien korelasi sebesar 0,76 – 0,99 = hubungan sangat kuat e. Nilai koefisien korelasi sebesar 1,00 = hubungan sempurna Kriteria Arah Korelasi Arah korelasi dilihat pada angka koefisien korelasi sebagaimana tingkat kekuatan korelasi. Besarnya nilai koefisien korelasi tersebut terletak antara + 1 sampai dengan – 1. Jika koefisien korelasi bernilai postif, maka hubungan kedua variable dikatakan searah Tabel 4.6 Uji Korelasi Spearman antara kadar Pleiotrophin dengan Metastasis Pleiotrophin metastasis Spearman's rho pleiotrophin Correlation Coefficient 1.000 .791** Sig. (2-tailed) . .000 N 64 64 metastasis Correlation Coefficient .791** 1.000 Sig. (2-tailed) .000 . N 64 64 *Sumber data SPSS 26 **. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed). HASIL PENELITIAN
  • 48. 1. Pemilihan desain penelitian • Jenis penelitian : studi observasional cross-sectional. • Tujuan : menganalisis hubungan antara kadar pleiotrophin dan metastasis jauh pada kanker payudara. • Sampel : 64 pasien kanker payudara. • Periode penelitian : februari-juli 2023. • Variabel : hubungan antara pleiotrophin dan metastasis diamati. • Tidak ada intervensi : tidak ada tindakan yang dilakukan terhadap variabel penelitian. PEMBAHASAN
  • 49. 2. Karakteristik responden a. Usia subjek berkisar 32-73 tahun. b. Pleiotrophin (ptn) adalah protein yang dihasilkan oleh gen ptn di kromosom 7. c. Metastasis melibatkan pertumbuhan pembuluh darah baru yang memungkinkan sel tumor masuk ke aliran darah. d. Kadar pleiotrophin pada 64 pasien kpd berkisar 0,009-7,14 ng/dl. e. Studi menggunakan uji independent t test untuk hubungan antara kadar pleiotrophin dan metastasis. PEMBAHASAN
  • 50. 2. Karakteristik responden f. Keterbatasan penelitian : • Pengukuran variabel tergantung dalam hal ini adanya metastasis jauh dilakukan dengan menggunakan foto thoraks, USG abdomen dan pemeriksaan yang sesuai dengan keluhan, sehingga tidak terlalu adekuat. Idealnya pengukuran dilakukan dengan menggunakan pet-scan. • Penelitian menggunakan desain cross sectional sehingga tidak dapat menilai apakah overekspresi pleiotrophin pada stadium dini kemudian akan menyebabkan subjek dikemudian hari mengalami metastasis jauh. g. Kekuatan penelitian : banyaknya penderita kpd dan dapat dilakukannya pemeriksaan elisa di makassar merupakan kekuatan dari penelitian ini sehingga ini bisa menjadi penelitian pilot untuk penelitian-penelitian lain mengenai pleiotrophin di makassar. PEMBAHASAN
  • 51. 3. Hubungan kadar pleiotrophin dengan metastasis jauh Pemeriksaan pleiotrophin terhadap 64 penderita KPD menunjukkan nilai pleiotrophin berada diantara 0,009-7,14 ng/dl. Pada penelitian ini dilakukan uji hubungan kadar pleiotrophin dengan status metastasis berdasarkan uji independent T test Untuk menilai korelasi kadar pleiotrophin dengan stastus metastasis berdasarkan uji korelasi spearmann, berdasarkan data penelitian nilai sig. (2-tailed) 0,00 yang yang berarti dibawah nilai alfa, sehingga menunjukkan terdapat hubungan yang signifikan (berarti) antara variabel kadar pleiotrophin dengan metastasis. Berdasarkan data penelitian ini, nilai koefisien korelasi yaitu 0,791, sehingga menunjukkan hubungan kedua variable ini sangat kuat. Dengan demikian dapat diartikan bahwa semakin tinggi kadar pleiotrophin pasien kanker payudara, semakin tinggi kemungkinan terjadinya metastasis. PEMBAHASAN
  • 52. Pembahasan PTN dilaporkan memainkan peran penting dalam pengaturan beberapa proses seluler. Kadar pleiotropin yang lebih tinggi dalam serum disebabkan oleh pelepasan protein dari sel tumor, sehingga kadar pleiotropin meningkat bersamaan dengan stadium kanker. Ptn juga dianggap memiliki potensi onkogenik. Ekspresi PTN telah terbukti meningkat pada banyak sel kanker yang berbeda, termasuk kanker payudara, prostat, pankreas, perut, paru-paru, kolon, dan ovarium Pada sebuah penelitian didapatkan PTN berhubungan erat dengan metastasis yang banyak terekspresi pada KPD yang agresif. Pada penelitian ini juga disimpulkan dengan menekan PTN secara farmakologi atau genetik, menurunkan akumulasi tumor associated neutrophils dan mengembalikan imunitas yang meningkatkan aktifasi sell T dan melemahkan metastasis.(Ganguly D, et. Al, 2022 PEMBAHASAN
  • 53. Pembahasan 3. Ringkasan penelitian Penelitian ini mengukur kadar serum pleiotrophin pada subjek penelitian. Hasi menunjukkan : • Kadar pleiotrophin berkisar antara 0,009-7,14 ng/dl. • Populasi subjek kanker payudara (kpd) dengan overekspresi pleiotrophin sebesar 46,8%. • Subjek kpd metastasis memiliki overekspresi pleiotrophin sebanyak 80%. • Ada hubungan signifikan antara kadar pleiotrophin dan metastasis jauh. • Terdapat korelasi positif yang kuat antara pleiotrophin dan metastasis. • Pleiotrophin berperan dalam tumor invasif dan metastasis pada kpd. • Pemeriksaan serum elisa pleiotrophin dianggap sebagai pilihan non-invasif sebelum operasi PEMBAHASAN
  • 54. Penutup A. Kesimpulan Terdapat korelasi positif yang kuat antara kadar pleiotrophin dengan kejadian metastasis jauh. Hal ini menunjukkan, semakin tinggi kadar pleiotrophin, semakin tinggi kecenderungan untuk terjadi metastasis jauh. Dengan demikian, pasien KPD dengan metastasis jauh cenderung memiliki overekspresi pleiotrophin PENUTUP
  • 55. PENUTUP B. Saran 1. Diperlukan penelitian lebih lanjut untuk melihat hubungan antar a kadar Pleiotrophin intraselular dan ekstraselulaer. 2. Diperlukan penelitian lebih lanjut mengenai korelasi kadar Pleiotrophin dengan Disease Free Survival (DFS) dan Overall Sur vical pada KPD stadium dini