SlideShare une entreprise Scribd logo
1  sur  22
Pengaruh Modifikasi Media Dalam Proses Pembelajaran Pendidikan
Jasmani Di Tingkat SLTP
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Suatu realita sehari-hari di dalam Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) bidang
studi Pendidikan Jasmani berlangsung, masih banyak guru belum memberdayakan
seluruh potensinya dalam mengelola pembelajaran baik dalam menguasai materi
maupun dalam menggunakan media pembelajaran melainkan hanya menggunakan
talk and chalk (berbicara dan kapur tulis), sementara materi-materi dalam Pendidikan
Jasamani (Penjas) dilakukan tidak hanya di dalam ruangan saja/kelas yang dalam arti
teori melainkan praktek di lapangan. Dalam praktek di lapangan sering sekali didapati
pembelajaran Penjas yang kurang efektif dan efisien. Dalam pengajaran materi,
kebanyakan guru tidak menggunakan media atau alat bantu. Padahal jika dikaji lebih
mendalam, dengan menggunakan alat bantu informasi/pesan yang akan disampaikan
akan lebih mudah ditangkap dan dicerna oleh siswa sehingga proses pembelajaran
lebih efektif dan efisien. Hal ini disinyalir karena tidak tersedianya alat bantu
tersebut dan kurangnya kreativitas para guru. Tidak tersedianya media
pembelajaran/alat bantu di sekolah menjadi salah satu faktor penyebab guru malas
dan kurang kreatif dalam mengelola pembelajaran sehingga hanya bermodalkan talk
and chalk.
Hal ini sering kita jumpai dalam KBM bidang studi Penjas yang efeknya
dapat mengkondisikan siswa dalam situasi Duduk Diam Catat Hafal (DDCH). Hal ini
tentu bertentangan dengan tujuan pengajaran Penjas yang sangat kompleks yang
seharusnya bertujuan untuk meningkatkan aspek kognitif, afektif, psikomotorik, dan
sosial, melainkan hanya aspek kognitifnya. Di samping itu, hal ini tentu bertentangan
dengan harapan masyarakat (orang tua anak) yang menginginkan anak–anaknya
tumbuh lebih kreatif, dapat menggunakan dan menerapkan ilmu pengetahuan yang
diperolehnya secara efektif dalam pemecahan masalah–masalah sehari-hari yang
kontekstual.
Hal ini sesuai dengan tuntutan dari UU RI No: 20/tahun 2003, tentang Sistem
Pendidikan Nasional Pasal 40 ayat 2a: “ Pendidikan dan tenaga kependidikan
berkewajiban menciptakan suasana pendidikan yang bermakna, menyenangkan,
kreatif, dinamis dan dialogis”.
Alat bantu ini sangat penting peranannya demi kelancaran proses belajar
mengajar. Dari hasil pengalaman Penulis selama kurang lebih lima (5) bulan dalam
Program Pengalaman Lapangan Terpadu (PPL-T) di SMP Negeri 8 Binjai, Sumatera
Utara, masih mendapati kendala dalam pembelajaran materi–materi dikarenakan tidak
adanya alat bantu, seperti alat bantu untuk materi tolak peluru dan renang dasar yang
standar sehingga seringkali didapati masalah dalam pengajaran materi ini. Tambahan
juga dari pengalaman penulis ketika berenang di kolam renang Sejahtera Club Chain
(SCC) Unimed, sering mendapati suatu proses pembelajaran renang yang menurut
penulis kurang efektif dan efisien (gambar terlampir dalam Lampiran). Guru dalam
mengajarkan teknik dasar renang masih secara personal, sementara jumlah siswa
lebih dari 30 orang. Secara logika tidak akan mungkin guru tersebut dapat melayani
siswanya satu per satu. Di samping itu juga, dengan luas kolam yang tidak terlalu luas
dan pengunjung yang banyak sungguh tidak memungkinkan si guru dapat mengajari
murid–muridnya dengan efektif. Dampak dari hal ini adalah banyak siswa yang tidak
berenang, duduk manis dan tinggal mengisi absen, dan yang lebih mengherankan,
siswa justru lebih suka dengan hal yang demikian. Namun dalam hal ini, menurut
Penulis perlu adanya suatu pemikiran yang inovatif dan kreatif dari guru Penjas. Alat
bantu tidak harus standar, tetapi dapat dimodifikasi atau direkayasa sedemikian rupa
yang menyerupai aslinya. Karena tujuan dari pembelajarannya adalah sekedar tahu
apa itu tolak peluru, apa itu renang dasar dan dapat melakukan teknik–teknik dasar
dengan benar.
Tidak adanya suatu usaha dalam pengadaan alat bantu ini dipercaya akan
berdampak buruk bagi siswa, karena gurunya tidak akan mengajarkan materi ini.
Secara otomatis siswa tidak akan pernah tahu apa itu tolak peluru dan cara
melakukannya. Gejala yang terjadi di lapangan adalah pada saat pengajaran materi
ini, siswa hanya dapat membayangkan saja, tahu secara tertulis namun tidak pernah
merasakannya secara nyata. Sementara jika dilihat dalam silabus materi ini jelas–jelas
dimasukkan menjadi salah satu materi yang harus diterima siswa baik dalam bentuk
teori maupun dalam praktek.
Jadi, hal ini sangat perlu dikaji dan benar–benar diperhatikan karena sangat
besar manfaatnya baik bagi kelancaran proses KBM, maupun pengembangan
pengetahuan siswa mengenai materi-materi dalam Pendidikan Jasmani secara
menyeluruh. Oleh sebab itu, penulis yang juga seorang mahasiswa jurusan
Pendidikan Kepelatihan Olahraga (PKO) Fakultas Ilmu Keolahragaan (FIK) Unimed
tertarik dan berniat untuk berkreasi dalam melancarkan proses pembelajaran
pendidikan jasmani yang efektif dan efisien dengan memanfaatkan barang–barang
bekas/limbah masyarakat. Sebagai gagasan, untuk membatu proses pembelajaran
materi tolak peluru dapat diusahakan dengan modifikasi peluru menggunakan bola
plastik bekas, semen, pasir kasar, air, yang diatur sedemikian rupa. Untuk
pembelajaran renang dapat diusahakan dengan modifikasi pelampung menggunakan
botol akua bekas yang ukurannya disesuaikan dan didesain sedemikian rupa.
B. Rumusan Masalah
Dari uraian latar belakang di atas, maka dapat ditarik kesimpulan yang menjadi
masalah dalam hal ini adalah :
1. Apakah penggunaan media (alat bantu) dapat membantu kelancaran proses
pembelajaran Pendidikan Jasmani di sekolah yang lebih efektif dan efisien?
2. Bagaimana caranya memodifikasi alat bantu peluru dan pelampung dengan
memanfaatkan limbah masyarakat?
C. Tujuan dan Manfaat
1. Tujuan
Adapun tujuan dari penulisan karya tulis ini adalah untuk membuka wawasan bagi
para guru Pendidikan Jasmani untuk lebih kratif dan inovatif dalam menjalankan
tugas dan tanggungjawabnya.
2. Manfaat
Dengan dibuatnya karya tulis ini diharapkan para guru pendidikan jasmani
termotivasi untuk lebih kreatif dan inovatif dalam mendesain media/alat bantu
pembelajaran materi yang efektif dan efisien.
BAB II
A. Hakekat Media
Dr. Soepartono dalam bukunya, “Media Pembelajaran” (2000: 3) menyatakan
bahwa media adalah kata jamak dari medium, berasal dari bahasa Latin yang berarti
perantara atau pengantar. Pengertian secara harfiah ini selanjutnya menurunkan
berbagai definisi media seirama dengan perkembangan teknologi dalam pendidikan
seperti yang dikatakan dosen Program D2 PGSD Pendidikan Jasmani (1991),
Association for Education and Communication Technology (AECT) mendefinisikan
media sebagai segala bentuk yang dipergunakan untuk memproses penyaluran
informasi. Sedang National Education Association (NEA) mendefinisikan bahwa
media adalah segala hal yang dapat dimanipulasi, dilihat, didengar, dibaca atau
dibicarakan beserta perantinya untuk kegiatan tersebut. Media sering juga disebut
sebagai perangkat lunak yang bukan saja memuat pesan atau bahan ajar untuk
disalurkan melalui alat tertentu tetapi juga dapat merangsang pikiran, perasaan dan
kemauan sehingga dapat mendorong terjadinya proses belajar pada dirinya.
Kata media berasal dari bahasa latin dan merupakan bentuk jamak dari kata
medium yang secara harfiah berarti perantara atau pengantar. Media adalah segala
sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan dari pengirim ke penerima
sehingga dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian, dan minat serta perhatian
siswa sedemikian rupa sehingga proses belajar terjadi (Sadiman,2002:6).
Latuheru(1988:14), menyatakan bahwa media pembelajaran adalah bahan,
alat, atau teknik yang digunakan dalam kegiatan belajar mengajar dengan maksud
agar proses interaksi komunikasi edukasi antara guru dan siswa dapat berlangsung
secara tepat guna dan berdaya guna.
Berdasarkan definisi tersebut, media pembelajaran memiliki manfaat yang besar
dalam memudahkan siswa mempelajari materi pelajaran. Media pembelajaran yang
digunakan harus dapat menarik perhatian siswa pada kegiatan belajar mengajar dan
lebih merangsang kegiatan belajar siswa.
B. Pengertian Pembelajaran
Pembelajaran adalah berasal dari kata belajar. Sebelum kita mengartikan apa
itu pembelajaran, terlebih dahulu kita harus mengetahui apa arti belajar. Drs.
Husdarta dan Drs. Yudha M. Saputra, M. Ed menyatakan dalam bukunya “Belajar
dan Pembelajaran” (2000: 2) bahwa belajar itu dimaknai sebagai proses perubahan
tingkahlaku sebagai akibat adanya interaksi antara individu dengan lingkungannya.
Tingkahlaku itu menyangkut aspek pengetahuan, keterampilan, dan sikap.
Tingkahlaku dapat dibagi menjadi dua kelompok, yaitu yang dapat diamati dan yang
tidak. Tingkahlaku yang dapat diamati disebut dengan behavioral performance,
sedangkan yang tidak dapat diamati disebut behavioral tendency.
Muhibbin Syah, M. Ed dalam bukunya “Psikologi Pendidikan Dengan
Pendekatan Baru” (1995: 89) menyatakan bahwa belajar adalah kegiatan yang
berproses dan merupakan unsur yang sangat fundamental dalam setiap
penyelenggaraan jenis dan jenjang pendidikan. Ini berarti bahwa berhasil atau
gagalnya pencapaian tujuan pendidikan itu amat bergantung pada proses belajar yang
dialami siswa, baik ketika ia berada di sekolah maupun di lingkungan rumah atau
keluarganya sendiri. Beberapa pendapat dari para pakar tentang belajar yang dikutip
dari buku “Psikologi Pendidikan Dengan Pendekatan Baru” (1995: 90) karangan
Muhibbin Syah, M. Ed adalah sebagai berikut :
Skinner, seperti yang dikutip Barlow (1985) dalam bukunya Educational
Psychology :The Teaching-Learning Proces, berpendapat bahwa belajar adalah suatu
proses adaptasi atau penyesuaian tingkahlaku yang berlangsung secara progesif.
Pendapat ini diungkapkan dalam pernyataan ringkasnya, bahwa belajar adalah . . . a
process of progressive behavior adaptation. Berdasarkan eksperimennya, B.F.
Skinner percaya bahwa proses adaptasi tersebut akan mendatangkan hasil yang
optimal apabila ia diberi penguatan (reinforcer).
Skinner, seperti juga Pavlov dan Guthrie, adalah seorang pakar teori belajar
berdasarkan proses conditioning yang pada prinsipnya memperkuat dugaan bahwa
timbulnya tingkah laku itu lantaran adanya hubungan antara stimulus (rangsangan)
dengan respons. Namun, patut dicatat bahwa definisi yang bersifat behavioristik ini
dibuat berdasarkan hasil eksperimen dengan menggunakan hewan, sehingga tidak
sedikit pakar yang menentangnya.
Chaplin dalam Dictionary of Psychology membatasi belajar dengan dua
macam rumusan. Rumusan pertama berbunyi : . . . . acquisition of any relatively
permanent change in behavior as a result of practice and experience. Belajar adalah
perolehan perubahan tingkah laku yang relatif menetap sebagai akibat latihan dan
pengalaman. Rumusan keduanya Process of acquiring responses as a result of
special practice, belajar adalah proses memperoleh respons–respons sebagai akibat
adanya latihan khusus.
Hintzman dalam bukunya The Psychology of Learning and Memory
berpendapat Learning is a change in organism due to experience which can affect the
organism’s behavior. Artinya, belajar adalah suatu perubahan yang terjadi dalam diri
organisme (manusia atau hewan) disebabkan oleh pengalaman yang dapat
mempengaruhi tingkah laku organisme tersebut. Jadi dalam pandangan Hintzman,
perubahan yang ditimbulkan oleh pengalaman tersebut baru dapat dikatakan belajar
apabila mempengaruhi organisme.
Dalam penjelasan lanjutannya, pakar psikologi belajar itu menambahkan
bahwa pengalaman pengalaman hidup sehari-hari dalam bentuk apapun sangat
memungkinkan untuk diartikan sebagai belajar. Sebab, sampai batas tertentu
pengalaman hidup juga berpengaruh besar terhadap pembentukan kepribadian
organisme yang bersangkutan. Mungkin, inilah dasar pemikiran yang mengilhami
gagasan everyday learning (belajar sehari–hari) yang dipopulerkan oleh Prof. John B.
Biggs.
Witting dalam bukunya Psychology of Learning mendefinisikan belajar
sebagai : any relatively permanent change in an organism’s behavioral repertoire
that occurs as a result of experience. Belajar adalah perubahan yang relatif menetap
yang terjadi dalam segala macam/keseluruhan tingkahlaku suatu organisme sebagai
hasil pengalaman.
Bertolak dari berbagai definisi yang telah diutarakan tadi, secara umum belajar dapat
dipahami sebagai tahapan perubahan seluruh tingkahlaku individu yang relatif
menetap sebagai hasil pengalaman dan interaksi dengan lingkungan yang melibatkan
proses kognitif. Sehubungan dengan pengertian itu perlu diutarakan sekali lagi bahwa
perubahan tingkahlaku yang timbul akibat proses kematangan, keadaan gila, mabuk,
lelah dan jenuh, tidak dapat dipandang sebagai proses belajar.
Banyak sekali jenis media yang sudah dikenal dan digunakan dalam
penyampaian informasi dan pesan – pesan pembelajaran. Setiap jenis atau bagian
dapat pula dikelompokkan sesuai dengan karakteristik dan sifat – sifat media tersebut.
Sampai saat ini belum ada kesepakatan yang baku dalam mengelompokkan media.
Jadi banyak tenaga ahli mengelompokkan atau membuat klasifikasi media akan
tergantung dari sudut mana mereka memandang dan menilai media tersebut.
Penggolongan media pembelajaran menurut Gerlach dan Ely yang dikutip oleh
Rohani (1997 : 16) yaitu :
a) Gambar diam, baik dalam bentuk teks, bulletin, papan display, slide, film
strip, atau overhead proyektor.
b) Gambar gerak, baik hitam putih, berwarna, baik yang bersuara maupun yang
tidak bersuara.
c) Rekaman bersuara baik dalam kaset maupun piringan hitam.
d) Televisi
e) Benda – benda hidup, simulasi maupun model.
f) Instruksional berprograma ataupun CAI (Computer Assisten Instruction).
Penggolongan media yang lain, jika dilihat dari berbagai sudut pandang adalah
sebagai berikut :
1. Dilihat dari jenisnya media dapat digolongkan menjadi media Audio, media
Visual dan media Audio Visual.
2. Dilihat dari daya liputnya media dapat digolongkan menjadi media dengan
daya liput luas dan serentak, media dengan daya liput yang terbatas dengan
ruang dan tempat dan media pengajaran individual.
3. Dilihat dari bahan pembuatannya media dapat digolongkan menjadi media
sederhana (murah dan mudah memperolehnya) dan media komplek.
4. Dilihat dari bentuknya media dapat digolongkan menjadi media grafis (dua
dimensi), media tiga dimensi, dan media elektronik.
C. Peranan Media dan Manfaatnya Dalam Proses Pembelajaran
Proses Pembelajaran pada hakekatnya adalah proses komunikasi. Pengalaman
menunjukkan bahwa dalam komunikasi ini sering terjadi penyimpangan–
penyimpangan sehingga komunikasi tersebut tidak efektif dan efisien. Penyebab
penyimpangan dalam komunikasi pembelajaran antara lain adanya kecenderungan
verbalisme dalam proses pembelajaran, ketidak siapan siswa, kurangnya minat,
kegairahan siswa dan lain–lain.
Salah satu upaya untuk mengatasi hal–hal tersebut di atas ialah penggunaan media
dalam proses pembelajaran. Ini disebabkan karena fungsi media dalam proses
pembelajaran adalah sebagai penyaji stimulus (informasi, dan lain–lain) dan untuk
meningkatkan keserasian dalam penerimaan informasi. Juga dalam hal–hal tertentu
media mempunyai nilai–nilai praktis yang sangat bermanfaat baik bagi siswa maupun
guru.
Bagi siswa media yang dipersiapkan dengan baik, didesain dan digambarkan
dengan warna–warni yang serasi dapat menarik perhatian untuk berkonsentrasi pada
materi yang sedang disajikan sehingga membangkitkan keinginan dan minat baru
untuk belajar. Dengan media guru juga dapat mengatur kelas sehingga waktu belajar
dapat dimanfaatkan dengan efisien. Manfaat yang lain adalah media dapat dirancang
sedemikian rupa sehingga proses pembelajaran dapat terjadi kapan saja dan dimana
saja tanpa tergantung kepada keberadaan seorang guru.
Manfaat media dalam proses pembelajaran secara umum adalah memperlancar
proses interaksi antara guru dan siswa untuk membantu siswa belajar secara optimal.
Lebih khusus manfaat media diidentifikasikan oleh Kemp dan Dayton (1985) sebagai
berikut :
1. Penyampaian materi dapat diseragamkan
2. Proses instruksional menjadi lebih menarik
3. Proses belajar siswa menjadi lebih interaktif
4. Jumlah waktu belajar-mengajar dapat dikurangi
5. Kualitas belajar siswa dapat ditingkatkan
6. Proses belajar dapat terjadi dimana saja dan kapan saja
7. Sikap positif siswa terhadap meteri belajar maupun tehadap proses belajar itu
sendiri dapat ditingkatkan
8. Peran guru dapat berubah ke arah yang lebih positif dan produktif.
Berkaitan dengan penyeragaman materi, guru mungkin mempunyai penafsiran yang
beranekaragam tentang sesuatu hal. Melalui media, penafsiran yang beragam ini
dapat direduksi dan disampaikan kepada siswa secara seragam. Setiap siswa yang
melihat atau mendengar uraian melalui media yang sama akan menerima informasi
persis sama dengan yang diterima oleh teman–temannya.
Proses pembelajaran menjadi lebih menarik karena media dapat
menyampaikan informasi yang dapat didengar (audio) dan dapat dilihat (visual)
sehingga dapat mendeskripsikan suatu masalah, suatu konsep, suatu proses atau suatu
prosedur yang bersifat abstrak dan tidak lengkap menjadi lengkap dan jelas.
Keingintahuan dapat bangkit melalui media. Untuk menghidupkan suasana kelas,
media merangsang siswa bereaksi terhadap penjelasan guru, membuat siswa ikut
tertawa atau ikut sedih. Media memungkinkan siswa menyentuh objek kajian
pelajaran, membantu siswa mengkongkritkan sesuatu yang abstrak dan membantu
guru menghindarkan suasana monoton.
Media memungkinkan proses pembelajaran lebih interaktif karena adanya
interaksi langsung antara siswa dengan lingkungan. Tanpa media guru akan
cenderung berbicara satu arah, namun dengan media guru dapat mengatur kelas
sehingga siswa ikut pula menjadi aktif.
Dengan menggunakan media, waktu lebih efisien. Seringkali seorang guru
terpaksa menghabiskan waktu yang cukup panjang untuk menjelaskan suatu konsep
atau teori baru karena tidak menggunakan media, misalnya menerangkan teknik
tangan renang gaya bebas pasti memerlukan banyak waktu jika guru hanya
menggunakan metode ceramah tanpa alat bantu lain. Pada hal jika memanfaatkan
media dengan baik, waktu yang dihabiskan pasti tidak sebanyak itu.
Penggunaan media tidak hanya membuat proses pembelajaran lebih efisien,
tetapi materi pelajaran dapat diserap lebih mendalam. Siswa mungkin sudah
memahami permasalahan melalui penjelasan guru. Pemahaman itu akan lebih baik
lagi jika diperkaya dengan kegiatan melihat, menyentuh, merasakan atau mengalami
melalui media. Di samping itu, media dapat memperkuat kecintaan dan apresiasi
siswa terhadap ilmu pengetahuan dan proses mencari ilmu itu sendiri.
Dengan penggunaan media dalam proses pembelajaran peranan guru lebih positif
karena; (1) guru tidak banyak mengulang–ulang penjelasannya, (2) dengan
mengurangi waktu untuk menjelaskan maka guru dapat memberikan perhatiaanya
kepada aspek–aspek pembelajaran yang lain dan (3) peran guru meningkat bukan
hanya sebagai pengajar, tetapi berperan juga sebagai penasehat, konsultan dan
manager.
Manfaat media pembelajaran
Media pembelajaran sebagai alat bantu dalam proses belajar dan pembelajaran adalah
suatu kenyataan yang tidak bisa kita pungkiri keberadaannya. Karena memang
gurulah yang menghendaki untuk memudahkan tugasnya dalam menyampaikan pesan
– pesan atau materi pembelajaran kepada siswanya. Guru sadar bahwa tanpa bantuan
media, maka materi pembelajaran sukar untuk dicerna dan dipahami oleh siswa,
terutama materi pembelajaran yang rumit dan komplek.
Setiap materi pembelajaran mempunyai tingkat kesukaran yang bervariasi. Pada satu
sisi ada bahan pembelajaran yang tidak memerlukan media pembelajaran, tetapi
dilain sisi ada bahan pembelajaran yang memerlukan media pembelajaran. Materi
pembelajaran yang mempunyai tingkat kesukaran tinggi tentu sukar dipahami oleh
siswa, apalagi oleh siswa yang kurang menyukai materi pembelajaran yang
disampaikan.
Secara umum manfaat media pembelajaran menurut Harjanto (1997 : 245) adalah :
Memperjelas penyajian pesan agar tidak terlalu verbalistis ( tahu kata –
katanya, tetapi tidak tahu maksudnya)
Mengatasi keterbatasan ruang, waktu dan daya indera.
3) Dengan menggunakan media pembelajaran yang tepat dan bervariasi dapat
diatasi sikap pasif siswa.
4) Dapat menimbulkan persepsi yang sama terhadap suatu masalah.
Selanjutnya menurut Purnamawati dan Eldarni (2001 : 4) yaitu :
Membuat konkrit konsep yang abstrak, misalnya untuk menjelaskan
peredaran darah.
Membawa obyek yang berbahaya atau sukar didapat di dalam lingkungan
belajar.
Manampilkan obyek yang terlalu besar, misalnya pasar, candi.
Menampilkan obyek yang tidak dapat diamati dengan mata telanjang.
Memperlihatkan gerakan yang terlalu cepat.
Memungkinkan siswa dapat berinteraksi langsung dengan lingkungannya.
Membangkitkan motivasi belajar
Memberi kesan perhatian individu untuk seluruh anggota kelompok belajar.
Menyajikan informasi belajar secara konsisten dan dapat diulang maupun
disimpan menurut kebutuhan.
Menyajikan informasi belajar secara serempak (mengatasi waktu dan ruang)
Mengontrol arah maupun kecepatan belajar siswa.
Prinsip – prinsip memilih media pembelajaran
Setiap media pembelajaran memiliki keunggulan masing – masing, maka dari itulah
guru diharapkan dapat memilih media yang sesuai dengan kebutuhan atau tujuan
pembelajaran. Dengan harapan bahwa penggunaan media akan mempercepat dan
mempermudah pencapaian tujuan pembelajaran.
Ada beberapa prinsip yang perlu diperhatikan dalam pemilihan media pembelajaran,
yaitu :
1. Harus adanya kejelasan tentang maksud dan tujuan pemilihan media
pembelajaran. Apakah pemilihan media itu untuk pembelajaran, untuk informasi yang
bersifat umum, ataukah sekedar hiburan saja mengisi waktu kosong. Lebih khusus
lagi, apakah untuk pembelajaran kelompok atau individu, apakah sasarannya siswa
TK, SD, SLTP, SMU, atau siswa pada Sekolah Dasar Luar Biasa, masyarakat
pedesaan ataukah masyarakat perkotaan. Dapat pula tujuan tersebut akan menyangkut
perbedaan warna, gerak atau suara. Misalnya proses kimia (farmasi), atau
pembelajaran pembedahan (kedokteran).
2. Karakteristik Media Pembelajaran. Setiap media pembelajaran mempunyai
karakteristik tertentu, baik dilihat dari keunggulannya, cara pembuatan maupun cara
penggunaannya. Memahami karakteristik media pembelajaran merupakan
kemampuan dasar yang harus dimiliki guru dalam kaitannya pemilihan media
pembelajaran. Disamping itu memberikan kemungkinan pada guru untuk
menggunakan berbagai media pembelajaran secara bervariasi
3. Alternatif Pilihan, yaitu adanya sejumlah media yang dapat dibandingkan atau
dikompetisikan. Dengan demikian guru bisa menentukan pilihan media pembelajaran
mana yang akan dipilih, jika terdapat beberapa media yang dapat dibandingkan.
1. Apakah proses pembelajaran akan lebih efektif dan efisien dengan
menggunakan media atau alat bantu?
Dengan menggunakan media atau alat bantu dalam pembelajaran Pendidikan
Jasmani di SLTP diyakini akan membantu proses pembelajaran yang lebih efektif dan
efisien. Mengapa? Karena dengan pemikiran secara logika untuk mengajari jumlah
siswa kurang lebih 30 orang tanpa menggunakan media atau alat bantu, sangat kecil
kemungkinannya semua siswanya dapat menangkap apa yang diajarkan guru. Dari
kenyataan yang diamati Penulis terhadap pembelajaran Pendidikan Jasmani tanpa
menggunakan media, kebanyakan siswanya komplain dan sebagai dampaknya adalah
siswa lebing senang bermain–main dan bahkan sama sekali tidak ikut dalam proses
pembelajaran.
Dr. Soepartono dalam bukunya “Media Pembelajaran” (2000: 14) menyatakan
bahwa penggunaan media atau alat bantu dalam proses pembelajaran sangat
bermanfaat bukan hanya untuk siswa saja melainkan bermanfaat juga bagi guru.
Kemp dan Dayton (1985) dalam buku karangan Dr. Soepartono “Media
Pembelajaran (2000: 15) juga mengatakan bahwa media itu sangat bermanfaat dalam
proses pembelajaran, yaitu sebagai berikut:
1. Penyampaian materi dapat diseragamkan
2. Proses instruksional menjadi lebih menarik
3. Proses belajar siswa menjadi lebih interaktif
4. Jumlah waktu belajar mengajar dapat dikurangi
5. Kualitas belajar siswa dapat ditingkatkan
6. Proses belajar dapat terjadi dimana saja dan kapan saja
7. Sikap positif siswa terhadap meteri belajar maupun tehadap proses belajar itu
sendiri dapat ditingkatkan
8. Peran guru dapat berubah ke arah yang lebih positif dan produktif.
2. Bagaimana memodifikasi media atau alat bantu pembelajaran Pendidikan
Jasmani di tingkat SLTP.
Dalam pengadaan media atau alat bantu pembelajaran Pendidikan Jasmani di
tingkat SLTP dapat dibuat dengan memanfaatkan bahan-bahan bekas masyarakat.
Dalam hal ini penulis membatasi cara pengadaan media pembelajaran yaitu
pengadaan media atau alat bantu pembelajaran tolak puluru dan renang.
1. Pengadaan peluru
Peluru dapat dibuat dengan bahan–bahan sebagai berikut: bola pelastik, pasir,
semen, air, timbangan. Proses pembuatannya adalah semen, pasir, dan air dicampur
dan diaduk dengan merata sesuai dengan porsinya. Setelah agak kering dan merata,
dimasukkan ke dalam bola plastik berukuran sedang kira – kira berdiametr 10 cm
yang sudah dibuat lobang kecil dan diisi penuh kemudian dikeringkan. Setelah
kering, bola yang berisi campuran itu ditimbang dan diujicobakan.
2. Pengadaan pelampung
Pelampung adalah salah satu media atau alat bantu yang dapat digunakan
dalam pembelajaran teknik dasar renang. Dalam hal ini pelampung dapat dibuat
dengan menggunakan botol akua berukuran sedang, benang pancing (nilon), lem
setan, tali pelastik, yang dirancang dan didesain sedemikian rupa.
KONSEP MODIFIKASI
Modifikasi merupakan salah satu upaya yang dapat dilakukan oleh para guru
agar proses pembelajaran dapat mencerminkan DAP. Esensi modifikasi adalah
menganalisis sekaligus mengembangkan materi pelajaran dengan cara
meruntunkannya dalam bentuk aktivitas belajar yang potensial sehingga dapat
memperlancar siswa dalam belajarnya.
Cara ini dimaksudkan untuk menuntun, mengarahkan, dan membelajarkan
siswa yang tadinya tidak bisa menjadi bisa, yang tadinya kurang terampil menjadi
lebih terampil. Cara-cara guru memodifikasi pembelajaran akan tercermin dari
aktivitas pembelajarannya yang diberikan guru mulai awal hingga akhir pelajaran.
Selanjutnya guru-guru pendidikan jasmani juga harus mengetahui apa saja yang bisa
dan harus dimodifikasi serta tahu bagaimana cara memodifikasinya. Oleh karena itu,
pertanyaan-pertanyaan berikut harus dipahami dengan sebaik-baiknya.
a. Apa yang dimodifikasi ?
Beberapa aspek analisis modifikasi ini tidak terlepas dari pengetahuan guru tentang
tujuan,karakteristik materi, kondisi lingkungan, dan evaluasinya.
Disamping pengetahuan dan pemahaman yang baik tentang tujuan,
karakteristik, materi, kondisi lingkungan, dan evaluasi, keadaan sarana, prasarana dan
media pengajaran pendidikan jasmani yang dimiliki oleh sekolah akan mewarnai
kegiatan pembelajaran itu sendiri. Dalam melaksanakan tugasnya sehari-hari yang
paling dirasakan oleh para guru pendidikan jasmani adalah hal-hal yang berkaitan
dengan sarana serta prasarana pendidikan jasmani yang merupakan media
pembelajaran pendidikan jasmani sangat diperlukan.
Minimnya sarana dan prasarana pendidikan jasmani yang dimiliki sekolah-
sekolah, menuntut seorang guru pendidikan jasmani untuk lebih kreatif dalam
memberdayakan dan mengoptimalkan penggunaan sarana dan prasarana yang ada.
Seorang guru pendidikan jasmani yang kreatif akan mampu menciptakan sesuatu
yang baru, atau memodifikasi yang sudah ada tetapi disajikan dengan cara yang
semenarik mungkin, sehingga anak didik akan merasa senang mengikuti pelajaran
penjas yang diberikan. Banyak hal-hal sederhana yang dapat dilakukan oleh guru
pendidikan jasmani untuk kelancaran jalannya pendidikan jasmani.
Guru pendidikan jasmani di lapangan tahu dan sadar akan kemampuannya. Namun
apakah mereka memiliki keberanian untuk melakukan perubahan atau pengembangan
– pengembangan kea rah itu dengan melakukan modifikasi ?
Seperti halnya halaman sekolah, taman, ruangan kosong, parit, selokan dan
sebagainya yang ada dilingkungan sekolah, sebenarnya dapat direkayasa dan
dimanfaatkan untuk kegiatan pembelajaran pendidikan jasmani.
Dengan melakukan modifikasi sarana maupun prasarana, tidak akan mengurangi
aktivitas siswa dalam melaksanakan pelajaran pendidikan jasmani. Bahkan
sebaliknya, karena siswa bisa difasilitasi untuk lebih banyak bergerak, melalui
pendekatan bermain dalam suasana riang gembira. Jangan lupa bahwa kata kunci
pendidikan jasmani adalah “Bermain – bergerak – ceria”.
b. Mengapa Dimodifikasi ?
Lutan (1988) menyatakan : modifikasi dalam mata pelajaran pendidikan jasmani
diperlukan, dengan tujuan agar :
a) Siswa memperoleh kepuasan dalam mengikuti pelajaran
b) Meningkatkan kemungkinan keberhasilan dalam berpartisipasi
c) Siswa dapat melakukan pola gerak secara benar.
Pendekatan modifikasi ini dimaksudkan agar materi yang ada dalam kurikulum dapat
disajikan sesuai dengan tahap-tahap perkembangan kognitif, afektif dan psikomotorik
anak.
Menurut Aussie (1996), pengembangan modifikasi di Australia dilakukan dengan
pertimbangan :
1. Anak-anak belum memiliki kematangan fisik dan emosional seperti orang dewasa
2. Berolahraga dengan peralatan dan peraturan yang dimodifikasi akan mengurangi
cedera pada anak
3. Olahraga yang dimodifikasi akan mampu mengembangkan keterampilan anak
lebih cepat
dibanding dengan peralatan standar untuk orang dewasa, dan
4. Olahraga yang dimodifikasi menumbuhkan kegembiraan dan kesenangan pada
anak-anak
dalam situasi kompetitif.
Dari pendapat tersebut dapat diartikan bahwa pendekatan modifikasi dapat digunakan
sebagai suatu alternatif dalam pembelajaran pendidikan jasmani, oleh karenanya
pendekatan ini mempertimbangkan tahap-tahap perkembangan dan karakteristik
anak, sehingga anak akan mengikuti pelajaran pendidikan jasmani dengan senang dan
gembira.
BAB III
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Jadi, dari pembahasan di atas dapat disimpulkan bahwa media atau alat bantu itu
sangat bermanfaat bagi keefektifan dan keefisienan proses pembelajaran Pendidikan
Jasmani dan juga bermanfaat bagi guru. Dalam pengadaannya juga tidak terlalu sulit,
hanya butuh kemauan dan kreatifitas dari guru.
B. Saran
Oleh karena itu, penulis menyarankan kepada semua guru Pendidikan Jasmani agar
tidak mudah putus asa dalam mengajarkan materi-materi dalam mata pelajaran
Penjas, dan sekaligus mengajak para guru untuk berkreasi menyalurkan ide–ide yang
mereka miliki yang mungkin selama ini terpendam dalam pengadaan media atau alat
bantu pembelajaran Pendidikan Jasmani di tingkat SLTP. Semoga karya tulis ini
bermanfaat bagi setiap pembacanya.

Contenu connexe

Tendances

Keberkesanan Penggunaan Google Slides Sebagai Alat Bantu Mengajar (ABM) dala...
 Keberkesanan Penggunaan Google Slides Sebagai Alat Bantu Mengajar (ABM) dala... Keberkesanan Penggunaan Google Slides Sebagai Alat Bantu Mengajar (ABM) dala...
Keberkesanan Penggunaan Google Slides Sebagai Alat Bantu Mengajar (ABM) dala...Amna Omar
 
MEDIA PEMBELAJARAN TIK "ASYURE"
MEDIA PEMBELAJARAN TIK "ASYURE"MEDIA PEMBELAJARAN TIK "ASYURE"
MEDIA PEMBELAJARAN TIK "ASYURE"suciherna
 
Hafsa shabrina 1172020092
Hafsa shabrina 1172020092Hafsa shabrina 1172020092
Hafsa shabrina 1172020092HafsaShabrina
 
BBM dalam pengajaran
BBM dalam pengajaranBBM dalam pengajaran
BBM dalam pengajaranZanari Zainon
 
Mengenal media pembelajaran
Mengenal media pembelajaranMengenal media pembelajaran
Mengenal media pembelajaranhenga002
 
Hubungan penggunaan abm dgn minat pljr mate
Hubungan penggunaan abm dgn minat pljr mateHubungan penggunaan abm dgn minat pljr mate
Hubungan penggunaan abm dgn minat pljr matehuda hamdan
 
1. kontrak silabus dan sap perkembangan anak 1
1. kontrak silabus dan sap perkembangan anak 11. kontrak silabus dan sap perkembangan anak 1
1. kontrak silabus dan sap perkembangan anak 1Masriqon Masriqon
 
Sumber Media dan Pembelajaran SD Kelompok 3
Sumber Media dan Pembelajaran SD Kelompok 3Sumber Media dan Pembelajaran SD Kelompok 3
Sumber Media dan Pembelajaran SD Kelompok 3Mahasiswa
 
hakikat media pembelajaran
hakikat media pembelajaranhakikat media pembelajaran
hakikat media pembelajaranRomi Dwi Syahri
 
Unit 1 konsep abm pdf
Unit 1 konsep abm pdfUnit 1 konsep abm pdf
Unit 1 konsep abm pdfLiching Ching
 
Proposal penelitian penggunaan media gambar untuk membaca permulaan di taman...
Proposal penelitian  penggunaan media gambar untuk membaca permulaan di taman...Proposal penelitian  penggunaan media gambar untuk membaca permulaan di taman...
Proposal penelitian penggunaan media gambar untuk membaca permulaan di taman...Boedi Santosa,
 
25146893 konsep-bahan-bantuan-mengajar-dan-ciri baru
25146893 konsep-bahan-bantuan-mengajar-dan-ciri baru25146893 konsep-bahan-bantuan-mengajar-dan-ciri baru
25146893 konsep-bahan-bantuan-mengajar-dan-ciri baruRozita Ismail
 
Bahan dan sumber pengajaran
Bahan dan sumber pengajaranBahan dan sumber pengajaran
Bahan dan sumber pengajaranNadwah Khalid
 
Peran dan Urgensi Media Pembelajaran dalam Kegiatan Belajar Mengajar
Peran dan Urgensi Media Pembelajaran dalam Kegiatan Belajar MengajarPeran dan Urgensi Media Pembelajaran dalam Kegiatan Belajar Mengajar
Peran dan Urgensi Media Pembelajaran dalam Kegiatan Belajar Mengajaryazidramdhani1
 
Pengertian media, sumber belajar dan alat peraga
Pengertian media, sumber belajar dan alat peragaPengertian media, sumber belajar dan alat peraga
Pengertian media, sumber belajar dan alat peragaambarlestari
 

Tendances (20)

Keberkesanan Penggunaan Google Slides Sebagai Alat Bantu Mengajar (ABM) dala...
 Keberkesanan Penggunaan Google Slides Sebagai Alat Bantu Mengajar (ABM) dala... Keberkesanan Penggunaan Google Slides Sebagai Alat Bantu Mengajar (ABM) dala...
Keberkesanan Penggunaan Google Slides Sebagai Alat Bantu Mengajar (ABM) dala...
 
MEDIA PEMBELAJARAN TIK "ASYURE"
MEDIA PEMBELAJARAN TIK "ASYURE"MEDIA PEMBELAJARAN TIK "ASYURE"
MEDIA PEMBELAJARAN TIK "ASYURE"
 
Hafsa shabrina 1172020092
Hafsa shabrina 1172020092Hafsa shabrina 1172020092
Hafsa shabrina 1172020092
 
BBM dalam pengajaran
BBM dalam pengajaranBBM dalam pengajaran
BBM dalam pengajaran
 
Mengenal media pembelajaran
Mengenal media pembelajaranMengenal media pembelajaran
Mengenal media pembelajaran
 
Hubungan penggunaan abm dgn minat pljr mate
Hubungan penggunaan abm dgn minat pljr mateHubungan penggunaan abm dgn minat pljr mate
Hubungan penggunaan abm dgn minat pljr mate
 
1. kontrak silabus dan sap perkembangan anak 1
1. kontrak silabus dan sap perkembangan anak 11. kontrak silabus dan sap perkembangan anak 1
1. kontrak silabus dan sap perkembangan anak 1
 
Sumber Media dan Pembelajaran SD Kelompok 3
Sumber Media dan Pembelajaran SD Kelompok 3Sumber Media dan Pembelajaran SD Kelompok 3
Sumber Media dan Pembelajaran SD Kelompok 3
 
hakikat media pembelajaran
hakikat media pembelajaranhakikat media pembelajaran
hakikat media pembelajaran
 
Isl minggu 2
Isl minggu 2Isl minggu 2
Isl minggu 2
 
LkTi Nursiah FKIP UNtan
LkTi Nursiah FKIP UNtanLkTi Nursiah FKIP UNtan
LkTi Nursiah FKIP UNtan
 
Unit 1 konsep abm pdf
Unit 1 konsep abm pdfUnit 1 konsep abm pdf
Unit 1 konsep abm pdf
 
Proposal penelitian penggunaan media gambar untuk membaca permulaan di taman...
Proposal penelitian  penggunaan media gambar untuk membaca permulaan di taman...Proposal penelitian  penggunaan media gambar untuk membaca permulaan di taman...
Proposal penelitian penggunaan media gambar untuk membaca permulaan di taman...
 
25146893 konsep-bahan-bantuan-mengajar-dan-ciri baru
25146893 konsep-bahan-bantuan-mengajar-dan-ciri baru25146893 konsep-bahan-bantuan-mengajar-dan-ciri baru
25146893 konsep-bahan-bantuan-mengajar-dan-ciri baru
 
Bahan dan sumber pengajaran
Bahan dan sumber pengajaranBahan dan sumber pengajaran
Bahan dan sumber pengajaran
 
Proposal deddy
Proposal deddyProposal deddy
Proposal deddy
 
Peran dan Urgensi Media Pembelajaran dalam Kegiatan Belajar Mengajar
Peran dan Urgensi Media Pembelajaran dalam Kegiatan Belajar MengajarPeran dan Urgensi Media Pembelajaran dalam Kegiatan Belajar Mengajar
Peran dan Urgensi Media Pembelajaran dalam Kegiatan Belajar Mengajar
 
Modul media pembelajaran
Modul media pembelajaranModul media pembelajaran
Modul media pembelajaran
 
Pengertian media, sumber belajar dan alat peraga
Pengertian media, sumber belajar dan alat peragaPengertian media, sumber belajar dan alat peraga
Pengertian media, sumber belajar dan alat peraga
 
Proposal ptk.1
Proposal ptk.1Proposal ptk.1
Proposal ptk.1
 

En vedette

Instructional Design: Identifying Instructional Goals
Instructional Design: Identifying Instructional Goals Instructional Design: Identifying Instructional Goals
Instructional Design: Identifying Instructional Goals kjayb16
 
Perkembangan peserta didik modul 3 unit 3 baru
Perkembangan peserta didik modul 3 unit 3 baruPerkembangan peserta didik modul 3 unit 3 baru
Perkembangan peserta didik modul 3 unit 3 baruistana walet
 
Perkembangan peserta didik 5
Perkembangan peserta didik 5Perkembangan peserta didik 5
Perkembangan peserta didik 5istana walet
 
스토리텔링 그곳에 그들이있다 2.0 ver.
스토리텔링 그곳에 그들이있다 2.0 ver.스토리텔링 그곳에 그들이있다 2.0 ver.
스토리텔링 그곳에 그들이있다 2.0 ver.Jiheon Jeong
 
Konsep pengambilan keputusan dalam manajemen
Konsep pengambilan keputusan dalam manajemenKonsep pengambilan keputusan dalam manajemen
Konsep pengambilan keputusan dalam manajemenAndrew Hutabarat
 
penerapan model pembelajaran kooperatif tipe tgt pada pembelajaran matemat…
penerapan model pembelajaran kooperatif tipe tgt pada pembelajaran matemat…penerapan model pembelajaran kooperatif tipe tgt pada pembelajaran matemat…
penerapan model pembelajaran kooperatif tipe tgt pada pembelajaran matemat…Kim Hye Rin
 
254457344 proposal-sepeda-santai
254457344 proposal-sepeda-santai254457344 proposal-sepeda-santai
254457344 proposal-sepeda-santaiBucex Loading
 
Bahan ajar kewirausahaan Bp. Dwijono
Bahan ajar kewirausahaan Bp. DwijonoBahan ajar kewirausahaan Bp. Dwijono
Bahan ajar kewirausahaan Bp. DwijonoAndrew Hutabarat
 
4.2 identifikasi tujuan pembelajaran
4.2 identifikasi tujuan pembelajaran4.2 identifikasi tujuan pembelajaran
4.2 identifikasi tujuan pembelajaranErwin Abdillah
 

En vedette (10)

Instructional Design: Identifying Instructional Goals
Instructional Design: Identifying Instructional Goals Instructional Design: Identifying Instructional Goals
Instructional Design: Identifying Instructional Goals
 
Perkembangan peserta didik modul 3 unit 3 baru
Perkembangan peserta didik modul 3 unit 3 baruPerkembangan peserta didik modul 3 unit 3 baru
Perkembangan peserta didik modul 3 unit 3 baru
 
Perkembangan peserta didik 5
Perkembangan peserta didik 5Perkembangan peserta didik 5
Perkembangan peserta didik 5
 
스토리텔링 그곳에 그들이있다 2.0 ver.
스토리텔링 그곳에 그들이있다 2.0 ver.스토리텔링 그곳에 그들이있다 2.0 ver.
스토리텔링 그곳에 그들이있다 2.0 ver.
 
Konsep pengambilan keputusan dalam manajemen
Konsep pengambilan keputusan dalam manajemenKonsep pengambilan keputusan dalam manajemen
Konsep pengambilan keputusan dalam manajemen
 
penerapan model pembelajaran kooperatif tipe tgt pada pembelajaran matemat…
penerapan model pembelajaran kooperatif tipe tgt pada pembelajaran matemat…penerapan model pembelajaran kooperatif tipe tgt pada pembelajaran matemat…
penerapan model pembelajaran kooperatif tipe tgt pada pembelajaran matemat…
 
Pleurisy
PleurisyPleurisy
Pleurisy
 
254457344 proposal-sepeda-santai
254457344 proposal-sepeda-santai254457344 proposal-sepeda-santai
254457344 proposal-sepeda-santai
 
Bahan ajar kewirausahaan Bp. Dwijono
Bahan ajar kewirausahaan Bp. DwijonoBahan ajar kewirausahaan Bp. Dwijono
Bahan ajar kewirausahaan Bp. Dwijono
 
4.2 identifikasi tujuan pembelajaran
4.2 identifikasi tujuan pembelajaran4.2 identifikasi tujuan pembelajaran
4.2 identifikasi tujuan pembelajaran
 

Similaire à Pembelajaran

Pembelajaran penjas
Pembelajaran penjasPembelajaran penjas
Pembelajaran penjasistana walet
 
Perubahan media pembelajaran
Perubahan media pembelajaranPerubahan media pembelajaran
Perubahan media pembelajaranistana walet
 
TUGAS MEDIA PEMBELAJARAN "MEDIA ASSURE"
TUGAS MEDIA PEMBELAJARAN "MEDIA ASSURE"TUGAS MEDIA PEMBELAJARAN "MEDIA ASSURE"
TUGAS MEDIA PEMBELAJARAN "MEDIA ASSURE"yuniasih331
 
Ilmupendidikan
IlmupendidikanIlmupendidikan
Ilmupendidikansemua17an
 
Meningkatnya prestasi belajar ips (sumber daya alam) melalui penerapan metode...
Meningkatnya prestasi belajar ips (sumber daya alam) melalui penerapan metode...Meningkatnya prestasi belajar ips (sumber daya alam) melalui penerapan metode...
Meningkatnya prestasi belajar ips (sumber daya alam) melalui penerapan metode...Operator Warnet Vast Raha
 
Meningkatnya prestasi belajar ips (sumber daya alam) melalui penerapan metode...
Meningkatnya prestasi belajar ips (sumber daya alam) melalui penerapan metode...Meningkatnya prestasi belajar ips (sumber daya alam) melalui penerapan metode...
Meningkatnya prestasi belajar ips (sumber daya alam) melalui penerapan metode...Operator Warnet Vast Raha
 
Penggunaan Media Tik Dalam Pengajaran Pendidikan Kewarganegaraan
Penggunaan Media Tik Dalam Pengajaran Pendidikan KewarganegaraanPenggunaan Media Tik Dalam Pengajaran Pendidikan Kewarganegaraan
Penggunaan Media Tik Dalam Pengajaran Pendidikan KewarganegaraanSMP Negeri 5 Lahat
 
Makalah seminar
Makalah seminarMakalah seminar
Makalah seminarFKIP UHO
 
Pembelajaran berbantuan komputer
Pembelajaran berbantuan komputerPembelajaran berbantuan komputer
Pembelajaran berbantuan komputerFKIP UHO
 
Media dan pemanfaatan sumber belajar ips kelas 5 dan 6
Media dan pemanfaatan sumber belajar ips kelas 5 dan 6Media dan pemanfaatan sumber belajar ips kelas 5 dan 6
Media dan pemanfaatan sumber belajar ips kelas 5 dan 6Yanwar Sudartono
 
Ptk jual-beli
Ptk jual-beliPtk jual-beli
Ptk jual-beliMelly PMI
 
Tesis Problem Based Learning
Tesis Problem Based LearningTesis Problem Based Learning
Tesis Problem Based Learningguestf6b63af
 

Similaire à Pembelajaran (20)

Pembelajaran penjas
Pembelajaran penjasPembelajaran penjas
Pembelajaran penjas
 
Perubahan media pembelajaran
Perubahan media pembelajaranPerubahan media pembelajaran
Perubahan media pembelajaran
 
TUGAS MEDIA PEMBELAJARAN "MEDIA ASSURE"
TUGAS MEDIA PEMBELAJARAN "MEDIA ASSURE"TUGAS MEDIA PEMBELAJARAN "MEDIA ASSURE"
TUGAS MEDIA PEMBELAJARAN "MEDIA ASSURE"
 
Media pembelajaran leli lestari
Media pembelajaran leli lestariMedia pembelajaran leli lestari
Media pembelajaran leli lestari
 
1
11
1
 
Makalah
MakalahMakalah
Makalah
 
Media dalam proses pembelajaran
Media dalam proses pembelajaranMedia dalam proses pembelajaran
Media dalam proses pembelajaran
 
Ilmupendidikan
IlmupendidikanIlmupendidikan
Ilmupendidikan
 
Meningkatnya prestasi belajar ips (sumber daya alam) melalui penerapan metode...
Meningkatnya prestasi belajar ips (sumber daya alam) melalui penerapan metode...Meningkatnya prestasi belajar ips (sumber daya alam) melalui penerapan metode...
Meningkatnya prestasi belajar ips (sumber daya alam) melalui penerapan metode...
 
Meningkatnya prestasi belajar ips (sumber daya alam) melalui penerapan metode...
Meningkatnya prestasi belajar ips (sumber daya alam) melalui penerapan metode...Meningkatnya prestasi belajar ips (sumber daya alam) melalui penerapan metode...
Meningkatnya prestasi belajar ips (sumber daya alam) melalui penerapan metode...
 
Penggunaan Media Tik Dalam Pengajaran Pendidikan Kewarganegaraan
Penggunaan Media Tik Dalam Pengajaran Pendidikan KewarganegaraanPenggunaan Media Tik Dalam Pengajaran Pendidikan Kewarganegaraan
Penggunaan Media Tik Dalam Pengajaran Pendidikan Kewarganegaraan
 
Tugas PTK
Tugas PTKTugas PTK
Tugas PTK
 
Makalah seminar
Makalah seminarMakalah seminar
Makalah seminar
 
Pembelajaran berbantuan komputer
Pembelajaran berbantuan komputerPembelajaran berbantuan komputer
Pembelajaran berbantuan komputer
 
Media dan pemanfaatan sumber belajar ips kelas 5 dan 6
Media dan pemanfaatan sumber belajar ips kelas 5 dan 6Media dan pemanfaatan sumber belajar ips kelas 5 dan 6
Media dan pemanfaatan sumber belajar ips kelas 5 dan 6
 
Ptk jual-beli
Ptk jual-beliPtk jual-beli
Ptk jual-beli
 
Media Pembelajaran
Media PembelajaranMedia Pembelajaran
Media Pembelajaran
 
Makalah ainah
Makalah ainahMakalah ainah
Makalah ainah
 
Ptkipaklas4
Ptkipaklas4Ptkipaklas4
Ptkipaklas4
 
Tesis Problem Based Learning
Tesis Problem Based LearningTesis Problem Based Learning
Tesis Problem Based Learning
 

Plus de istana walet

Permendikbud tahun 2016 nomor 020
Permendikbud tahun 2016 nomor 020Permendikbud tahun 2016 nomor 020
Permendikbud tahun 2016 nomor 020istana walet
 
Pergub sp3 or jawa barat tahun 2017
Pergub sp3 or jawa barat tahun 2017Pergub sp3 or jawa barat tahun 2017
Pergub sp3 or jawa barat tahun 2017istana walet
 
Program Guru Indukisi
Program Guru IndukisiProgram Guru Indukisi
Program Guru Indukisiistana walet
 
Uts psikologi upi pjkr fpok
Uts psikologi upi pjkr fpokUts psikologi upi pjkr fpok
Uts psikologi upi pjkr fpokistana walet
 
Sejarah dan filsafat, filsafat pendidikan
Sejarah dan filsafat, filsafat pendidikanSejarah dan filsafat, filsafat pendidikan
Sejarah dan filsafat, filsafat pendidikanistana walet
 
Perkembangan peserta didik unit3 modul 2 news
Perkembangan peserta didik unit3 modul 2 newsPerkembangan peserta didik unit3 modul 2 news
Perkembangan peserta didik unit3 modul 2 newsistana walet
 
Perkembangan peserta didik modul 3 unit4
Perkembangan peserta didik modul 3 unit4Perkembangan peserta didik modul 3 unit4
Perkembangan peserta didik modul 3 unit4istana walet
 
Perkembangan peserta didik modul 3 unit3
Perkembangan peserta didik modul 3 unit3Perkembangan peserta didik modul 3 unit3
Perkembangan peserta didik modul 3 unit3istana walet
 
Perkembangan peserta didik modul 3 unit 3
Perkembangan peserta didik modul 3 unit 3Perkembangan peserta didik modul 3 unit 3
Perkembangan peserta didik modul 3 unit 3istana walet
 
Perkembangan peserta didik mdl 3 unt 1 arizal
Perkembangan peserta didik  mdl 3 unt 1 arizalPerkembangan peserta didik  mdl 3 unt 1 arizal
Perkembangan peserta didik mdl 3 unt 1 arizalistana walet
 
Perkembangan peserta didik 4
Perkembangan peserta didik 4Perkembangan peserta didik 4
Perkembangan peserta didik 4istana walet
 
Perkembangan peserta didik 2
Perkembangan peserta didik 2Perkembangan peserta didik 2
Perkembangan peserta didik 2istana walet
 
Perkembangan peserta didik 1
Perkembangan peserta didik 1Perkembangan peserta didik 1
Perkembangan peserta didik 1istana walet
 
Perkembangan peserta didik (modul)
Perkembangan peserta didik (modul)Perkembangan peserta didik (modul)
Perkembangan peserta didik (modul)istana walet
 
Cover perkembangan peserta didik
Cover perkembangan peserta didikCover perkembangan peserta didik
Cover perkembangan peserta didikistana walet
 
Coper perkembangan peserta didik
Coper perkembangan peserta didikCoper perkembangan peserta didik
Coper perkembangan peserta didikistana walet
 
Tabel perkembangan peserta didik
Tabel perkembangan peserta didikTabel perkembangan peserta didik
Tabel perkembangan peserta didikistana walet
 
Rangkuman penjas adaptif
Rangkuman penjas adaptifRangkuman penjas adaptif
Rangkuman penjas adaptifistana walet
 
Media pembelajaran penjas
Media pembelajaran penjasMedia pembelajaran penjas
Media pembelajaran penjasistana walet
 

Plus de istana walet (20)

Permendikbud tahun 2016 nomor 020
Permendikbud tahun 2016 nomor 020Permendikbud tahun 2016 nomor 020
Permendikbud tahun 2016 nomor 020
 
Pergub sp3 or jawa barat tahun 2017
Pergub sp3 or jawa barat tahun 2017Pergub sp3 or jawa barat tahun 2017
Pergub sp3 or jawa barat tahun 2017
 
Program Guru Indukisi
Program Guru IndukisiProgram Guru Indukisi
Program Guru Indukisi
 
Uts psikologi upi pjkr fpok
Uts psikologi upi pjkr fpokUts psikologi upi pjkr fpok
Uts psikologi upi pjkr fpok
 
Sejarah dan filsafat, filsafat pendidikan
Sejarah dan filsafat, filsafat pendidikanSejarah dan filsafat, filsafat pendidikan
Sejarah dan filsafat, filsafat pendidikan
 
Perkembangan peserta didik unit3 modul 2 news
Perkembangan peserta didik unit3 modul 2 newsPerkembangan peserta didik unit3 modul 2 news
Perkembangan peserta didik unit3 modul 2 news
 
Perkembangan peserta didik modul 3 unit4
Perkembangan peserta didik modul 3 unit4Perkembangan peserta didik modul 3 unit4
Perkembangan peserta didik modul 3 unit4
 
Perkembangan peserta didik modul 3 unit3
Perkembangan peserta didik modul 3 unit3Perkembangan peserta didik modul 3 unit3
Perkembangan peserta didik modul 3 unit3
 
Perkembangan peserta didik modul 3 unit 3
Perkembangan peserta didik modul 3 unit 3Perkembangan peserta didik modul 3 unit 3
Perkembangan peserta didik modul 3 unit 3
 
Perkembangan peserta didik mdl 3 unt 1 arizal
Perkembangan peserta didik  mdl 3 unt 1 arizalPerkembangan peserta didik  mdl 3 unt 1 arizal
Perkembangan peserta didik mdl 3 unt 1 arizal
 
Perkembangan peserta didik 4
Perkembangan peserta didik 4Perkembangan peserta didik 4
Perkembangan peserta didik 4
 
Perkembangan peserta didik 2
Perkembangan peserta didik 2Perkembangan peserta didik 2
Perkembangan peserta didik 2
 
Perkembangan peserta didik 1
Perkembangan peserta didik 1Perkembangan peserta didik 1
Perkembangan peserta didik 1
 
Perkembangan peserta didik (modul)
Perkembangan peserta didik (modul)Perkembangan peserta didik (modul)
Perkembangan peserta didik (modul)
 
Cover perkembangan peserta didik
Cover perkembangan peserta didikCover perkembangan peserta didik
Cover perkembangan peserta didik
 
Coper perkembangan peserta didik
Coper perkembangan peserta didikCoper perkembangan peserta didik
Coper perkembangan peserta didik
 
Tabel perkembangan peserta didik
Tabel perkembangan peserta didikTabel perkembangan peserta didik
Tabel perkembangan peserta didik
 
Rangkuman penjas adaptif
Rangkuman penjas adaptifRangkuman penjas adaptif
Rangkuman penjas adaptif
 
Penjas adaptif
Penjas adaptifPenjas adaptif
Penjas adaptif
 
Media pembelajaran penjas
Media pembelajaran penjasMedia pembelajaran penjas
Media pembelajaran penjas
 

Dernier

MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptx
MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptxMODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptx
MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptxSlasiWidasmara1
 
PPT Penjumlahan Bersusun Kelas 1 Sekolah Dasar
PPT Penjumlahan Bersusun Kelas 1 Sekolah DasarPPT Penjumlahan Bersusun Kelas 1 Sekolah Dasar
PPT Penjumlahan Bersusun Kelas 1 Sekolah Dasarrenihartanti
 
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase CModul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase CAbdiera
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...
PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...
PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...Kanaidi ken
 
Materi Sosiologi Kelas X Bab 1. Ragam Gejala Sosial dalam Masyarakat (Kurikul...
Materi Sosiologi Kelas X Bab 1. Ragam Gejala Sosial dalam Masyarakat (Kurikul...Materi Sosiologi Kelas X Bab 1. Ragam Gejala Sosial dalam Masyarakat (Kurikul...
Materi Sosiologi Kelas X Bab 1. Ragam Gejala Sosial dalam Masyarakat (Kurikul...asepsaefudin2009
 
MAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdf
MAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdfMAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdf
MAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdfChananMfd
 
PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING...
PELAKSANAAN  + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY &  WAREHOUSING...PELAKSANAAN  + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY &  WAREHOUSING...
PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING...Kanaidi ken
 
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdf
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdfSalinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdf
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdfWidyastutyCoyy
 
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptxPPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptxdpp11tya
 
1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...
1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...
1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...MetalinaSimanjuntak1
 
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdfsdn3jatiblora
 
Hiperlipidemiaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa
HiperlipidemiaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaHiperlipidemiaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa
Hiperlipidemiaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaafarmasipejatentimur
 
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfREFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfirwanabidin08
 
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)MustahalMustahal
 
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfContoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfCandraMegawati
 
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) &...
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) &...RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) &...
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) &...Kanaidi ken
 
MATEMATIKA EKONOMI MATERI ANUITAS DAN NILAI ANUITAS
MATEMATIKA EKONOMI MATERI ANUITAS DAN NILAI ANUITASMATEMATIKA EKONOMI MATERI ANUITAS DAN NILAI ANUITAS
MATEMATIKA EKONOMI MATERI ANUITAS DAN NILAI ANUITASbilqisizzati
 
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptxPerumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptxadimulianta1
 
ppt-akhlak-tercela-foya-foya-riya-sumah-takabur-hasad asli.ppt
ppt-akhlak-tercela-foya-foya-riya-sumah-takabur-hasad asli.pptppt-akhlak-tercela-foya-foya-riya-sumah-takabur-hasad asli.ppt
ppt-akhlak-tercela-foya-foya-riya-sumah-takabur-hasad asli.pptAgusRahmat39
 
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SDPPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SDNurainiNuraini25
 

Dernier (20)

MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptx
MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptxMODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptx
MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptx
 
PPT Penjumlahan Bersusun Kelas 1 Sekolah Dasar
PPT Penjumlahan Bersusun Kelas 1 Sekolah DasarPPT Penjumlahan Bersusun Kelas 1 Sekolah Dasar
PPT Penjumlahan Bersusun Kelas 1 Sekolah Dasar
 
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase CModul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...
PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...
PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...
 
Materi Sosiologi Kelas X Bab 1. Ragam Gejala Sosial dalam Masyarakat (Kurikul...
Materi Sosiologi Kelas X Bab 1. Ragam Gejala Sosial dalam Masyarakat (Kurikul...Materi Sosiologi Kelas X Bab 1. Ragam Gejala Sosial dalam Masyarakat (Kurikul...
Materi Sosiologi Kelas X Bab 1. Ragam Gejala Sosial dalam Masyarakat (Kurikul...
 
MAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdf
MAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdfMAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdf
MAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdf
 
PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING...
PELAKSANAAN  + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY &  WAREHOUSING...PELAKSANAAN  + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY &  WAREHOUSING...
PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING...
 
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdf
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdfSalinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdf
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdf
 
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptxPPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
 
1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...
1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...
1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...
 
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
 
Hiperlipidemiaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa
HiperlipidemiaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaHiperlipidemiaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa
Hiperlipidemiaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa
 
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfREFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
 
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)
 
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfContoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
 
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) &...
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) &...RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) &...
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) &...
 
MATEMATIKA EKONOMI MATERI ANUITAS DAN NILAI ANUITAS
MATEMATIKA EKONOMI MATERI ANUITAS DAN NILAI ANUITASMATEMATIKA EKONOMI MATERI ANUITAS DAN NILAI ANUITAS
MATEMATIKA EKONOMI MATERI ANUITAS DAN NILAI ANUITAS
 
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptxPerumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
 
ppt-akhlak-tercela-foya-foya-riya-sumah-takabur-hasad asli.ppt
ppt-akhlak-tercela-foya-foya-riya-sumah-takabur-hasad asli.pptppt-akhlak-tercela-foya-foya-riya-sumah-takabur-hasad asli.ppt
ppt-akhlak-tercela-foya-foya-riya-sumah-takabur-hasad asli.ppt
 
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SDPPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
 

Pembelajaran

  • 1. Pengaruh Modifikasi Media Dalam Proses Pembelajaran Pendidikan Jasmani Di Tingkat SLTP BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Suatu realita sehari-hari di dalam Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) bidang studi Pendidikan Jasmani berlangsung, masih banyak guru belum memberdayakan seluruh potensinya dalam mengelola pembelajaran baik dalam menguasai materi maupun dalam menggunakan media pembelajaran melainkan hanya menggunakan talk and chalk (berbicara dan kapur tulis), sementara materi-materi dalam Pendidikan Jasamani (Penjas) dilakukan tidak hanya di dalam ruangan saja/kelas yang dalam arti teori melainkan praktek di lapangan. Dalam praktek di lapangan sering sekali didapati pembelajaran Penjas yang kurang efektif dan efisien. Dalam pengajaran materi, kebanyakan guru tidak menggunakan media atau alat bantu. Padahal jika dikaji lebih mendalam, dengan menggunakan alat bantu informasi/pesan yang akan disampaikan akan lebih mudah ditangkap dan dicerna oleh siswa sehingga proses pembelajaran lebih efektif dan efisien. Hal ini disinyalir karena tidak tersedianya alat bantu tersebut dan kurangnya kreativitas para guru. Tidak tersedianya media pembelajaran/alat bantu di sekolah menjadi salah satu faktor penyebab guru malas dan kurang kreatif dalam mengelola pembelajaran sehingga hanya bermodalkan talk and chalk. Hal ini sering kita jumpai dalam KBM bidang studi Penjas yang efeknya dapat mengkondisikan siswa dalam situasi Duduk Diam Catat Hafal (DDCH). Hal ini tentu bertentangan dengan tujuan pengajaran Penjas yang sangat kompleks yang seharusnya bertujuan untuk meningkatkan aspek kognitif, afektif, psikomotorik, dan sosial, melainkan hanya aspek kognitifnya. Di samping itu, hal ini tentu bertentangan dengan harapan masyarakat (orang tua anak) yang menginginkan anak–anaknya
  • 2. tumbuh lebih kreatif, dapat menggunakan dan menerapkan ilmu pengetahuan yang diperolehnya secara efektif dalam pemecahan masalah–masalah sehari-hari yang kontekstual. Hal ini sesuai dengan tuntutan dari UU RI No: 20/tahun 2003, tentang Sistem Pendidikan Nasional Pasal 40 ayat 2a: “ Pendidikan dan tenaga kependidikan berkewajiban menciptakan suasana pendidikan yang bermakna, menyenangkan, kreatif, dinamis dan dialogis”. Alat bantu ini sangat penting peranannya demi kelancaran proses belajar mengajar. Dari hasil pengalaman Penulis selama kurang lebih lima (5) bulan dalam Program Pengalaman Lapangan Terpadu (PPL-T) di SMP Negeri 8 Binjai, Sumatera Utara, masih mendapati kendala dalam pembelajaran materi–materi dikarenakan tidak adanya alat bantu, seperti alat bantu untuk materi tolak peluru dan renang dasar yang standar sehingga seringkali didapati masalah dalam pengajaran materi ini. Tambahan juga dari pengalaman penulis ketika berenang di kolam renang Sejahtera Club Chain (SCC) Unimed, sering mendapati suatu proses pembelajaran renang yang menurut penulis kurang efektif dan efisien (gambar terlampir dalam Lampiran). Guru dalam mengajarkan teknik dasar renang masih secara personal, sementara jumlah siswa lebih dari 30 orang. Secara logika tidak akan mungkin guru tersebut dapat melayani siswanya satu per satu. Di samping itu juga, dengan luas kolam yang tidak terlalu luas dan pengunjung yang banyak sungguh tidak memungkinkan si guru dapat mengajari murid–muridnya dengan efektif. Dampak dari hal ini adalah banyak siswa yang tidak berenang, duduk manis dan tinggal mengisi absen, dan yang lebih mengherankan, siswa justru lebih suka dengan hal yang demikian. Namun dalam hal ini, menurut Penulis perlu adanya suatu pemikiran yang inovatif dan kreatif dari guru Penjas. Alat bantu tidak harus standar, tetapi dapat dimodifikasi atau direkayasa sedemikian rupa yang menyerupai aslinya. Karena tujuan dari pembelajarannya adalah sekedar tahu
  • 3. apa itu tolak peluru, apa itu renang dasar dan dapat melakukan teknik–teknik dasar dengan benar. Tidak adanya suatu usaha dalam pengadaan alat bantu ini dipercaya akan berdampak buruk bagi siswa, karena gurunya tidak akan mengajarkan materi ini. Secara otomatis siswa tidak akan pernah tahu apa itu tolak peluru dan cara melakukannya. Gejala yang terjadi di lapangan adalah pada saat pengajaran materi ini, siswa hanya dapat membayangkan saja, tahu secara tertulis namun tidak pernah merasakannya secara nyata. Sementara jika dilihat dalam silabus materi ini jelas–jelas dimasukkan menjadi salah satu materi yang harus diterima siswa baik dalam bentuk teori maupun dalam praktek. Jadi, hal ini sangat perlu dikaji dan benar–benar diperhatikan karena sangat besar manfaatnya baik bagi kelancaran proses KBM, maupun pengembangan pengetahuan siswa mengenai materi-materi dalam Pendidikan Jasmani secara menyeluruh. Oleh sebab itu, penulis yang juga seorang mahasiswa jurusan Pendidikan Kepelatihan Olahraga (PKO) Fakultas Ilmu Keolahragaan (FIK) Unimed tertarik dan berniat untuk berkreasi dalam melancarkan proses pembelajaran pendidikan jasmani yang efektif dan efisien dengan memanfaatkan barang–barang bekas/limbah masyarakat. Sebagai gagasan, untuk membatu proses pembelajaran materi tolak peluru dapat diusahakan dengan modifikasi peluru menggunakan bola plastik bekas, semen, pasir kasar, air, yang diatur sedemikian rupa. Untuk pembelajaran renang dapat diusahakan dengan modifikasi pelampung menggunakan botol akua bekas yang ukurannya disesuaikan dan didesain sedemikian rupa.
  • 4. B. Rumusan Masalah Dari uraian latar belakang di atas, maka dapat ditarik kesimpulan yang menjadi masalah dalam hal ini adalah : 1. Apakah penggunaan media (alat bantu) dapat membantu kelancaran proses pembelajaran Pendidikan Jasmani di sekolah yang lebih efektif dan efisien? 2. Bagaimana caranya memodifikasi alat bantu peluru dan pelampung dengan memanfaatkan limbah masyarakat?
  • 5. C. Tujuan dan Manfaat 1. Tujuan Adapun tujuan dari penulisan karya tulis ini adalah untuk membuka wawasan bagi para guru Pendidikan Jasmani untuk lebih kratif dan inovatif dalam menjalankan tugas dan tanggungjawabnya. 2. Manfaat
  • 6. Dengan dibuatnya karya tulis ini diharapkan para guru pendidikan jasmani termotivasi untuk lebih kreatif dan inovatif dalam mendesain media/alat bantu pembelajaran materi yang efektif dan efisien. BAB II A. Hakekat Media Dr. Soepartono dalam bukunya, “Media Pembelajaran” (2000: 3) menyatakan bahwa media adalah kata jamak dari medium, berasal dari bahasa Latin yang berarti perantara atau pengantar. Pengertian secara harfiah ini selanjutnya menurunkan
  • 7. berbagai definisi media seirama dengan perkembangan teknologi dalam pendidikan seperti yang dikatakan dosen Program D2 PGSD Pendidikan Jasmani (1991), Association for Education and Communication Technology (AECT) mendefinisikan media sebagai segala bentuk yang dipergunakan untuk memproses penyaluran informasi. Sedang National Education Association (NEA) mendefinisikan bahwa media adalah segala hal yang dapat dimanipulasi, dilihat, didengar, dibaca atau dibicarakan beserta perantinya untuk kegiatan tersebut. Media sering juga disebut sebagai perangkat lunak yang bukan saja memuat pesan atau bahan ajar untuk disalurkan melalui alat tertentu tetapi juga dapat merangsang pikiran, perasaan dan kemauan sehingga dapat mendorong terjadinya proses belajar pada dirinya. Kata media berasal dari bahasa latin dan merupakan bentuk jamak dari kata medium yang secara harfiah berarti perantara atau pengantar. Media adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan dari pengirim ke penerima sehingga dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian, dan minat serta perhatian siswa sedemikian rupa sehingga proses belajar terjadi (Sadiman,2002:6). Latuheru(1988:14), menyatakan bahwa media pembelajaran adalah bahan, alat, atau teknik yang digunakan dalam kegiatan belajar mengajar dengan maksud agar proses interaksi komunikasi edukasi antara guru dan siswa dapat berlangsung secara tepat guna dan berdaya guna. Berdasarkan definisi tersebut, media pembelajaran memiliki manfaat yang besar dalam memudahkan siswa mempelajari materi pelajaran. Media pembelajaran yang digunakan harus dapat menarik perhatian siswa pada kegiatan belajar mengajar dan lebih merangsang kegiatan belajar siswa. B. Pengertian Pembelajaran
  • 8. Pembelajaran adalah berasal dari kata belajar. Sebelum kita mengartikan apa itu pembelajaran, terlebih dahulu kita harus mengetahui apa arti belajar. Drs. Husdarta dan Drs. Yudha M. Saputra, M. Ed menyatakan dalam bukunya “Belajar dan Pembelajaran” (2000: 2) bahwa belajar itu dimaknai sebagai proses perubahan tingkahlaku sebagai akibat adanya interaksi antara individu dengan lingkungannya. Tingkahlaku itu menyangkut aspek pengetahuan, keterampilan, dan sikap. Tingkahlaku dapat dibagi menjadi dua kelompok, yaitu yang dapat diamati dan yang tidak. Tingkahlaku yang dapat diamati disebut dengan behavioral performance, sedangkan yang tidak dapat diamati disebut behavioral tendency. Muhibbin Syah, M. Ed dalam bukunya “Psikologi Pendidikan Dengan Pendekatan Baru” (1995: 89) menyatakan bahwa belajar adalah kegiatan yang berproses dan merupakan unsur yang sangat fundamental dalam setiap penyelenggaraan jenis dan jenjang pendidikan. Ini berarti bahwa berhasil atau gagalnya pencapaian tujuan pendidikan itu amat bergantung pada proses belajar yang dialami siswa, baik ketika ia berada di sekolah maupun di lingkungan rumah atau keluarganya sendiri. Beberapa pendapat dari para pakar tentang belajar yang dikutip dari buku “Psikologi Pendidikan Dengan Pendekatan Baru” (1995: 90) karangan Muhibbin Syah, M. Ed adalah sebagai berikut : Skinner, seperti yang dikutip Barlow (1985) dalam bukunya Educational Psychology :The Teaching-Learning Proces, berpendapat bahwa belajar adalah suatu proses adaptasi atau penyesuaian tingkahlaku yang berlangsung secara progesif. Pendapat ini diungkapkan dalam pernyataan ringkasnya, bahwa belajar adalah . . . a process of progressive behavior adaptation. Berdasarkan eksperimennya, B.F. Skinner percaya bahwa proses adaptasi tersebut akan mendatangkan hasil yang optimal apabila ia diberi penguatan (reinforcer).
  • 9. Skinner, seperti juga Pavlov dan Guthrie, adalah seorang pakar teori belajar berdasarkan proses conditioning yang pada prinsipnya memperkuat dugaan bahwa timbulnya tingkah laku itu lantaran adanya hubungan antara stimulus (rangsangan) dengan respons. Namun, patut dicatat bahwa definisi yang bersifat behavioristik ini dibuat berdasarkan hasil eksperimen dengan menggunakan hewan, sehingga tidak sedikit pakar yang menentangnya. Chaplin dalam Dictionary of Psychology membatasi belajar dengan dua macam rumusan. Rumusan pertama berbunyi : . . . . acquisition of any relatively permanent change in behavior as a result of practice and experience. Belajar adalah perolehan perubahan tingkah laku yang relatif menetap sebagai akibat latihan dan pengalaman. Rumusan keduanya Process of acquiring responses as a result of special practice, belajar adalah proses memperoleh respons–respons sebagai akibat adanya latihan khusus. Hintzman dalam bukunya The Psychology of Learning and Memory berpendapat Learning is a change in organism due to experience which can affect the organism’s behavior. Artinya, belajar adalah suatu perubahan yang terjadi dalam diri organisme (manusia atau hewan) disebabkan oleh pengalaman yang dapat mempengaruhi tingkah laku organisme tersebut. Jadi dalam pandangan Hintzman, perubahan yang ditimbulkan oleh pengalaman tersebut baru dapat dikatakan belajar apabila mempengaruhi organisme. Dalam penjelasan lanjutannya, pakar psikologi belajar itu menambahkan bahwa pengalaman pengalaman hidup sehari-hari dalam bentuk apapun sangat memungkinkan untuk diartikan sebagai belajar. Sebab, sampai batas tertentu pengalaman hidup juga berpengaruh besar terhadap pembentukan kepribadian organisme yang bersangkutan. Mungkin, inilah dasar pemikiran yang mengilhami
  • 10. gagasan everyday learning (belajar sehari–hari) yang dipopulerkan oleh Prof. John B. Biggs. Witting dalam bukunya Psychology of Learning mendefinisikan belajar sebagai : any relatively permanent change in an organism’s behavioral repertoire that occurs as a result of experience. Belajar adalah perubahan yang relatif menetap yang terjadi dalam segala macam/keseluruhan tingkahlaku suatu organisme sebagai hasil pengalaman. Bertolak dari berbagai definisi yang telah diutarakan tadi, secara umum belajar dapat dipahami sebagai tahapan perubahan seluruh tingkahlaku individu yang relatif menetap sebagai hasil pengalaman dan interaksi dengan lingkungan yang melibatkan proses kognitif. Sehubungan dengan pengertian itu perlu diutarakan sekali lagi bahwa perubahan tingkahlaku yang timbul akibat proses kematangan, keadaan gila, mabuk, lelah dan jenuh, tidak dapat dipandang sebagai proses belajar. Banyak sekali jenis media yang sudah dikenal dan digunakan dalam penyampaian informasi dan pesan – pesan pembelajaran. Setiap jenis atau bagian dapat pula dikelompokkan sesuai dengan karakteristik dan sifat – sifat media tersebut. Sampai saat ini belum ada kesepakatan yang baku dalam mengelompokkan media. Jadi banyak tenaga ahli mengelompokkan atau membuat klasifikasi media akan tergantung dari sudut mana mereka memandang dan menilai media tersebut. Penggolongan media pembelajaran menurut Gerlach dan Ely yang dikutip oleh Rohani (1997 : 16) yaitu : a) Gambar diam, baik dalam bentuk teks, bulletin, papan display, slide, film strip, atau overhead proyektor. b) Gambar gerak, baik hitam putih, berwarna, baik yang bersuara maupun yang tidak bersuara.
  • 11. c) Rekaman bersuara baik dalam kaset maupun piringan hitam. d) Televisi e) Benda – benda hidup, simulasi maupun model. f) Instruksional berprograma ataupun CAI (Computer Assisten Instruction). Penggolongan media yang lain, jika dilihat dari berbagai sudut pandang adalah sebagai berikut : 1. Dilihat dari jenisnya media dapat digolongkan menjadi media Audio, media Visual dan media Audio Visual. 2. Dilihat dari daya liputnya media dapat digolongkan menjadi media dengan daya liput luas dan serentak, media dengan daya liput yang terbatas dengan ruang dan tempat dan media pengajaran individual. 3. Dilihat dari bahan pembuatannya media dapat digolongkan menjadi media sederhana (murah dan mudah memperolehnya) dan media komplek. 4. Dilihat dari bentuknya media dapat digolongkan menjadi media grafis (dua dimensi), media tiga dimensi, dan media elektronik. C. Peranan Media dan Manfaatnya Dalam Proses Pembelajaran Proses Pembelajaran pada hakekatnya adalah proses komunikasi. Pengalaman menunjukkan bahwa dalam komunikasi ini sering terjadi penyimpangan– penyimpangan sehingga komunikasi tersebut tidak efektif dan efisien. Penyebab penyimpangan dalam komunikasi pembelajaran antara lain adanya kecenderungan verbalisme dalam proses pembelajaran, ketidak siapan siswa, kurangnya minat, kegairahan siswa dan lain–lain. Salah satu upaya untuk mengatasi hal–hal tersebut di atas ialah penggunaan media dalam proses pembelajaran. Ini disebabkan karena fungsi media dalam proses pembelajaran adalah sebagai penyaji stimulus (informasi, dan lain–lain) dan untuk
  • 12. meningkatkan keserasian dalam penerimaan informasi. Juga dalam hal–hal tertentu media mempunyai nilai–nilai praktis yang sangat bermanfaat baik bagi siswa maupun guru. Bagi siswa media yang dipersiapkan dengan baik, didesain dan digambarkan dengan warna–warni yang serasi dapat menarik perhatian untuk berkonsentrasi pada materi yang sedang disajikan sehingga membangkitkan keinginan dan minat baru untuk belajar. Dengan media guru juga dapat mengatur kelas sehingga waktu belajar dapat dimanfaatkan dengan efisien. Manfaat yang lain adalah media dapat dirancang sedemikian rupa sehingga proses pembelajaran dapat terjadi kapan saja dan dimana saja tanpa tergantung kepada keberadaan seorang guru. Manfaat media dalam proses pembelajaran secara umum adalah memperlancar proses interaksi antara guru dan siswa untuk membantu siswa belajar secara optimal. Lebih khusus manfaat media diidentifikasikan oleh Kemp dan Dayton (1985) sebagai berikut : 1. Penyampaian materi dapat diseragamkan 2. Proses instruksional menjadi lebih menarik 3. Proses belajar siswa menjadi lebih interaktif 4. Jumlah waktu belajar-mengajar dapat dikurangi 5. Kualitas belajar siswa dapat ditingkatkan 6. Proses belajar dapat terjadi dimana saja dan kapan saja 7. Sikap positif siswa terhadap meteri belajar maupun tehadap proses belajar itu sendiri dapat ditingkatkan 8. Peran guru dapat berubah ke arah yang lebih positif dan produktif. Berkaitan dengan penyeragaman materi, guru mungkin mempunyai penafsiran yang beranekaragam tentang sesuatu hal. Melalui media, penafsiran yang beragam ini dapat direduksi dan disampaikan kepada siswa secara seragam. Setiap siswa yang
  • 13. melihat atau mendengar uraian melalui media yang sama akan menerima informasi persis sama dengan yang diterima oleh teman–temannya. Proses pembelajaran menjadi lebih menarik karena media dapat menyampaikan informasi yang dapat didengar (audio) dan dapat dilihat (visual) sehingga dapat mendeskripsikan suatu masalah, suatu konsep, suatu proses atau suatu prosedur yang bersifat abstrak dan tidak lengkap menjadi lengkap dan jelas. Keingintahuan dapat bangkit melalui media. Untuk menghidupkan suasana kelas, media merangsang siswa bereaksi terhadap penjelasan guru, membuat siswa ikut tertawa atau ikut sedih. Media memungkinkan siswa menyentuh objek kajian pelajaran, membantu siswa mengkongkritkan sesuatu yang abstrak dan membantu guru menghindarkan suasana monoton. Media memungkinkan proses pembelajaran lebih interaktif karena adanya interaksi langsung antara siswa dengan lingkungan. Tanpa media guru akan cenderung berbicara satu arah, namun dengan media guru dapat mengatur kelas sehingga siswa ikut pula menjadi aktif. Dengan menggunakan media, waktu lebih efisien. Seringkali seorang guru terpaksa menghabiskan waktu yang cukup panjang untuk menjelaskan suatu konsep atau teori baru karena tidak menggunakan media, misalnya menerangkan teknik tangan renang gaya bebas pasti memerlukan banyak waktu jika guru hanya menggunakan metode ceramah tanpa alat bantu lain. Pada hal jika memanfaatkan media dengan baik, waktu yang dihabiskan pasti tidak sebanyak itu. Penggunaan media tidak hanya membuat proses pembelajaran lebih efisien, tetapi materi pelajaran dapat diserap lebih mendalam. Siswa mungkin sudah memahami permasalahan melalui penjelasan guru. Pemahaman itu akan lebih baik lagi jika diperkaya dengan kegiatan melihat, menyentuh, merasakan atau mengalami
  • 14. melalui media. Di samping itu, media dapat memperkuat kecintaan dan apresiasi siswa terhadap ilmu pengetahuan dan proses mencari ilmu itu sendiri. Dengan penggunaan media dalam proses pembelajaran peranan guru lebih positif karena; (1) guru tidak banyak mengulang–ulang penjelasannya, (2) dengan mengurangi waktu untuk menjelaskan maka guru dapat memberikan perhatiaanya kepada aspek–aspek pembelajaran yang lain dan (3) peran guru meningkat bukan hanya sebagai pengajar, tetapi berperan juga sebagai penasehat, konsultan dan manager. Manfaat media pembelajaran Media pembelajaran sebagai alat bantu dalam proses belajar dan pembelajaran adalah suatu kenyataan yang tidak bisa kita pungkiri keberadaannya. Karena memang gurulah yang menghendaki untuk memudahkan tugasnya dalam menyampaikan pesan – pesan atau materi pembelajaran kepada siswanya. Guru sadar bahwa tanpa bantuan media, maka materi pembelajaran sukar untuk dicerna dan dipahami oleh siswa, terutama materi pembelajaran yang rumit dan komplek. Setiap materi pembelajaran mempunyai tingkat kesukaran yang bervariasi. Pada satu sisi ada bahan pembelajaran yang tidak memerlukan media pembelajaran, tetapi dilain sisi ada bahan pembelajaran yang memerlukan media pembelajaran. Materi pembelajaran yang mempunyai tingkat kesukaran tinggi tentu sukar dipahami oleh siswa, apalagi oleh siswa yang kurang menyukai materi pembelajaran yang disampaikan. Secara umum manfaat media pembelajaran menurut Harjanto (1997 : 245) adalah : Memperjelas penyajian pesan agar tidak terlalu verbalistis ( tahu kata – katanya, tetapi tidak tahu maksudnya)
  • 15. Mengatasi keterbatasan ruang, waktu dan daya indera. 3) Dengan menggunakan media pembelajaran yang tepat dan bervariasi dapat diatasi sikap pasif siswa. 4) Dapat menimbulkan persepsi yang sama terhadap suatu masalah. Selanjutnya menurut Purnamawati dan Eldarni (2001 : 4) yaitu : Membuat konkrit konsep yang abstrak, misalnya untuk menjelaskan peredaran darah. Membawa obyek yang berbahaya atau sukar didapat di dalam lingkungan belajar. Manampilkan obyek yang terlalu besar, misalnya pasar, candi. Menampilkan obyek yang tidak dapat diamati dengan mata telanjang. Memperlihatkan gerakan yang terlalu cepat. Memungkinkan siswa dapat berinteraksi langsung dengan lingkungannya. Membangkitkan motivasi belajar Memberi kesan perhatian individu untuk seluruh anggota kelompok belajar. Menyajikan informasi belajar secara konsisten dan dapat diulang maupun disimpan menurut kebutuhan. Menyajikan informasi belajar secara serempak (mengatasi waktu dan ruang) Mengontrol arah maupun kecepatan belajar siswa. Prinsip – prinsip memilih media pembelajaran Setiap media pembelajaran memiliki keunggulan masing – masing, maka dari itulah guru diharapkan dapat memilih media yang sesuai dengan kebutuhan atau tujuan pembelajaran. Dengan harapan bahwa penggunaan media akan mempercepat dan mempermudah pencapaian tujuan pembelajaran.
  • 16. Ada beberapa prinsip yang perlu diperhatikan dalam pemilihan media pembelajaran, yaitu : 1. Harus adanya kejelasan tentang maksud dan tujuan pemilihan media pembelajaran. Apakah pemilihan media itu untuk pembelajaran, untuk informasi yang bersifat umum, ataukah sekedar hiburan saja mengisi waktu kosong. Lebih khusus lagi, apakah untuk pembelajaran kelompok atau individu, apakah sasarannya siswa TK, SD, SLTP, SMU, atau siswa pada Sekolah Dasar Luar Biasa, masyarakat pedesaan ataukah masyarakat perkotaan. Dapat pula tujuan tersebut akan menyangkut perbedaan warna, gerak atau suara. Misalnya proses kimia (farmasi), atau pembelajaran pembedahan (kedokteran). 2. Karakteristik Media Pembelajaran. Setiap media pembelajaran mempunyai karakteristik tertentu, baik dilihat dari keunggulannya, cara pembuatan maupun cara penggunaannya. Memahami karakteristik media pembelajaran merupakan kemampuan dasar yang harus dimiliki guru dalam kaitannya pemilihan media pembelajaran. Disamping itu memberikan kemungkinan pada guru untuk menggunakan berbagai media pembelajaran secara bervariasi 3. Alternatif Pilihan, yaitu adanya sejumlah media yang dapat dibandingkan atau dikompetisikan. Dengan demikian guru bisa menentukan pilihan media pembelajaran mana yang akan dipilih, jika terdapat beberapa media yang dapat dibandingkan. 1. Apakah proses pembelajaran akan lebih efektif dan efisien dengan menggunakan media atau alat bantu?
  • 17. Dengan menggunakan media atau alat bantu dalam pembelajaran Pendidikan Jasmani di SLTP diyakini akan membantu proses pembelajaran yang lebih efektif dan efisien. Mengapa? Karena dengan pemikiran secara logika untuk mengajari jumlah siswa kurang lebih 30 orang tanpa menggunakan media atau alat bantu, sangat kecil kemungkinannya semua siswanya dapat menangkap apa yang diajarkan guru. Dari kenyataan yang diamati Penulis terhadap pembelajaran Pendidikan Jasmani tanpa menggunakan media, kebanyakan siswanya komplain dan sebagai dampaknya adalah siswa lebing senang bermain–main dan bahkan sama sekali tidak ikut dalam proses pembelajaran. Dr. Soepartono dalam bukunya “Media Pembelajaran” (2000: 14) menyatakan bahwa penggunaan media atau alat bantu dalam proses pembelajaran sangat bermanfaat bukan hanya untuk siswa saja melainkan bermanfaat juga bagi guru. Kemp dan Dayton (1985) dalam buku karangan Dr. Soepartono “Media Pembelajaran (2000: 15) juga mengatakan bahwa media itu sangat bermanfaat dalam proses pembelajaran, yaitu sebagai berikut: 1. Penyampaian materi dapat diseragamkan 2. Proses instruksional menjadi lebih menarik 3. Proses belajar siswa menjadi lebih interaktif 4. Jumlah waktu belajar mengajar dapat dikurangi 5. Kualitas belajar siswa dapat ditingkatkan 6. Proses belajar dapat terjadi dimana saja dan kapan saja 7. Sikap positif siswa terhadap meteri belajar maupun tehadap proses belajar itu sendiri dapat ditingkatkan 8. Peran guru dapat berubah ke arah yang lebih positif dan produktif.
  • 18. 2. Bagaimana memodifikasi media atau alat bantu pembelajaran Pendidikan Jasmani di tingkat SLTP. Dalam pengadaan media atau alat bantu pembelajaran Pendidikan Jasmani di tingkat SLTP dapat dibuat dengan memanfaatkan bahan-bahan bekas masyarakat. Dalam hal ini penulis membatasi cara pengadaan media pembelajaran yaitu pengadaan media atau alat bantu pembelajaran tolak puluru dan renang. 1. Pengadaan peluru Peluru dapat dibuat dengan bahan–bahan sebagai berikut: bola pelastik, pasir, semen, air, timbangan. Proses pembuatannya adalah semen, pasir, dan air dicampur dan diaduk dengan merata sesuai dengan porsinya. Setelah agak kering dan merata, dimasukkan ke dalam bola plastik berukuran sedang kira – kira berdiametr 10 cm yang sudah dibuat lobang kecil dan diisi penuh kemudian dikeringkan. Setelah kering, bola yang berisi campuran itu ditimbang dan diujicobakan. 2. Pengadaan pelampung Pelampung adalah salah satu media atau alat bantu yang dapat digunakan dalam pembelajaran teknik dasar renang. Dalam hal ini pelampung dapat dibuat dengan menggunakan botol akua berukuran sedang, benang pancing (nilon), lem setan, tali pelastik, yang dirancang dan didesain sedemikian rupa. KONSEP MODIFIKASI Modifikasi merupakan salah satu upaya yang dapat dilakukan oleh para guru agar proses pembelajaran dapat mencerminkan DAP. Esensi modifikasi adalah menganalisis sekaligus mengembangkan materi pelajaran dengan cara meruntunkannya dalam bentuk aktivitas belajar yang potensial sehingga dapat memperlancar siswa dalam belajarnya.
  • 19. Cara ini dimaksudkan untuk menuntun, mengarahkan, dan membelajarkan siswa yang tadinya tidak bisa menjadi bisa, yang tadinya kurang terampil menjadi lebih terampil. Cara-cara guru memodifikasi pembelajaran akan tercermin dari aktivitas pembelajarannya yang diberikan guru mulai awal hingga akhir pelajaran. Selanjutnya guru-guru pendidikan jasmani juga harus mengetahui apa saja yang bisa dan harus dimodifikasi serta tahu bagaimana cara memodifikasinya. Oleh karena itu, pertanyaan-pertanyaan berikut harus dipahami dengan sebaik-baiknya. a. Apa yang dimodifikasi ? Beberapa aspek analisis modifikasi ini tidak terlepas dari pengetahuan guru tentang tujuan,karakteristik materi, kondisi lingkungan, dan evaluasinya. Disamping pengetahuan dan pemahaman yang baik tentang tujuan, karakteristik, materi, kondisi lingkungan, dan evaluasi, keadaan sarana, prasarana dan media pengajaran pendidikan jasmani yang dimiliki oleh sekolah akan mewarnai kegiatan pembelajaran itu sendiri. Dalam melaksanakan tugasnya sehari-hari yang paling dirasakan oleh para guru pendidikan jasmani adalah hal-hal yang berkaitan dengan sarana serta prasarana pendidikan jasmani yang merupakan media pembelajaran pendidikan jasmani sangat diperlukan. Minimnya sarana dan prasarana pendidikan jasmani yang dimiliki sekolah- sekolah, menuntut seorang guru pendidikan jasmani untuk lebih kreatif dalam memberdayakan dan mengoptimalkan penggunaan sarana dan prasarana yang ada. Seorang guru pendidikan jasmani yang kreatif akan mampu menciptakan sesuatu yang baru, atau memodifikasi yang sudah ada tetapi disajikan dengan cara yang semenarik mungkin, sehingga anak didik akan merasa senang mengikuti pelajaran penjas yang diberikan. Banyak hal-hal sederhana yang dapat dilakukan oleh guru pendidikan jasmani untuk kelancaran jalannya pendidikan jasmani.
  • 20. Guru pendidikan jasmani di lapangan tahu dan sadar akan kemampuannya. Namun apakah mereka memiliki keberanian untuk melakukan perubahan atau pengembangan – pengembangan kea rah itu dengan melakukan modifikasi ? Seperti halnya halaman sekolah, taman, ruangan kosong, parit, selokan dan sebagainya yang ada dilingkungan sekolah, sebenarnya dapat direkayasa dan dimanfaatkan untuk kegiatan pembelajaran pendidikan jasmani. Dengan melakukan modifikasi sarana maupun prasarana, tidak akan mengurangi aktivitas siswa dalam melaksanakan pelajaran pendidikan jasmani. Bahkan sebaliknya, karena siswa bisa difasilitasi untuk lebih banyak bergerak, melalui pendekatan bermain dalam suasana riang gembira. Jangan lupa bahwa kata kunci pendidikan jasmani adalah “Bermain – bergerak – ceria”. b. Mengapa Dimodifikasi ? Lutan (1988) menyatakan : modifikasi dalam mata pelajaran pendidikan jasmani diperlukan, dengan tujuan agar : a) Siswa memperoleh kepuasan dalam mengikuti pelajaran b) Meningkatkan kemungkinan keberhasilan dalam berpartisipasi c) Siswa dapat melakukan pola gerak secara benar. Pendekatan modifikasi ini dimaksudkan agar materi yang ada dalam kurikulum dapat disajikan sesuai dengan tahap-tahap perkembangan kognitif, afektif dan psikomotorik anak. Menurut Aussie (1996), pengembangan modifikasi di Australia dilakukan dengan pertimbangan : 1. Anak-anak belum memiliki kematangan fisik dan emosional seperti orang dewasa 2. Berolahraga dengan peralatan dan peraturan yang dimodifikasi akan mengurangi cedera pada anak 3. Olahraga yang dimodifikasi akan mampu mengembangkan keterampilan anak lebih cepat dibanding dengan peralatan standar untuk orang dewasa, dan
  • 21. 4. Olahraga yang dimodifikasi menumbuhkan kegembiraan dan kesenangan pada anak-anak dalam situasi kompetitif. Dari pendapat tersebut dapat diartikan bahwa pendekatan modifikasi dapat digunakan sebagai suatu alternatif dalam pembelajaran pendidikan jasmani, oleh karenanya pendekatan ini mempertimbangkan tahap-tahap perkembangan dan karakteristik anak, sehingga anak akan mengikuti pelajaran pendidikan jasmani dengan senang dan gembira. BAB III KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Jadi, dari pembahasan di atas dapat disimpulkan bahwa media atau alat bantu itu sangat bermanfaat bagi keefektifan dan keefisienan proses pembelajaran Pendidikan Jasmani dan juga bermanfaat bagi guru. Dalam pengadaannya juga tidak terlalu sulit, hanya butuh kemauan dan kreatifitas dari guru. B. Saran
  • 22. Oleh karena itu, penulis menyarankan kepada semua guru Pendidikan Jasmani agar tidak mudah putus asa dalam mengajarkan materi-materi dalam mata pelajaran Penjas, dan sekaligus mengajak para guru untuk berkreasi menyalurkan ide–ide yang mereka miliki yang mungkin selama ini terpendam dalam pengadaan media atau alat bantu pembelajaran Pendidikan Jasmani di tingkat SLTP. Semoga karya tulis ini bermanfaat bagi setiap pembacanya.