Konsinyering bogor kebijakan dan sasaran kinerja - 8 mei 2014
1. Penyempurnaan Naskah Teknokratik RPJMN III Sektor Transportasi dan
Background Study Renstra Kementerian Perhubungan Tahun 2015-2019
Konsinyering
Bogor, 8-10 Mei 2014
Arah Kebijakan dan Sasaran Kinerja
Sektor Transportasi 2015-2019
2. 2
PERTIMBANGAN PENYUSUNAN SASARAN PEMBANGUNAN SEKTOR
TRANSPORTASI
1. Terpenuhinya ketersediaan infrastruktur yang didukung oleh
mantapnya kerja sama pemerintah dan dunia usaha
2. Ketersediaan infrastruktur yang sesuai dengan rencana tata ruang
ditandai oleh berkembangnya jaringan infrastruktur transportasi
Mandat
RPJPN
terhadap
RPJMN III
1. MP3EI: (1) pengembangan 6 koridor ekonomi, (2) Memperkuat
konektivitas nasional, (3) Memperkuat SDM dan teknologi
nasional
2. SISLOGNAS: locally integrated, globally connected for national
competitiveness and social welfare
Dokumen
perencanaan
1. Transportasi dan Globalisasi
2. Teknologi Transportasi dan Informasi
3. Transportasi dan Kelembagaan Ekonomi
4. Transportasi dan Kependudukan
5. Transportasi dan Urbanisasi
6. Kesenjangan Wilayah
7. Transportasi Pedesaan
8. Paradoks Besar Pulau Jawa
Perkembangan
Lingkungan
Strategis
1. Belum tuntasnya reformasi regulasi dan kelembagaan
2. Lemahnya integrasi antarmoda (transportasi multimoda)
3. Konektivitas jaringan transportasi yang belum menyeluruh
4. Rendahnya kinerja logistik dan tingginya biaya transportasi
5. Kinerja sistem transportasi perkotaan yang memburuk
6. Dampak sosial dan lingkungan yang meningkat
Kondisi
Eksisting dan
Isu Strategis
3. 3
KONDISI SEKTOR TRANSPORTASI YANG DIHARAPKAN DI TAHUN 2019
DAN PERSYARATAN PERWUJUDANNYA
Globalisasi ekonomi yang berdampak
kepada daya saing produk nasional
dan daya saing industri transportasi
nasional
• Pertumbuhan jumlah kelas
ekonomi menengah
• Perkembangan teknologi informasi
yang cepat
• Transformasi ekonomi dunia:
# information technology
# dominasi barat timur
• Kesenjangan ekonomi semakin
melebar (index gini)
• Kesenjangan antar wilayah tetap
ada
Tingkat urbanisasi tetap tinggi,
sementara kinerja transportasi
perkotaan terus menurun
• Isu kelangkaan energi
• Isu dampak lingkungan semakin
relevan
Kondisi
Eksisting/
Isu Strategis
Dokumen
perencanaan
Lingkungan
Strategis
Mandat
RPJPN ke
RPJMN III
PERTIMBANGAN KONDISI/SITUASI
YANG AKAN MUNCUL 2015-2019
KONDISI TRANSPORTASI YANG
DIHARAPKAN 2019
Efisiensi kinerja layanan
transportasi yg ditandai oleh
penurunan biaya transportasi dan
biaya logistik
Penyediaan layanan transportasi
yang lebih tepat sasaran (user
oriented), cepat dan handal, dan
berkualitas prima
Peningkatan konektivitas nasional
sesuai dengan arah
pengembangan koridor ekonomi
dan tata ruang
Revitalisasi transportasi
perkotaan melalui pengem-
bangan angkutan massal
Konservasi energi dan
pengembangan teknologi
transportasi ramah lingkungan
PERSYARATAN
PERWUJUDAN
Berlanjutnya
proses reformasi
regulasi dan
transformasi
kelembagaan di
sektor transportasi
skala investasi
di sektor transportasi
yang sangat besar:
-Creative financing
-Kapasitas delivery
Peningkatan
kapabilitas industri
jasa dan industri
pendukung sektor
transportasi
Pengembangan
transportasi
antarmoda/
multimoda
1
2
3
4
4. 4
SASARAN MAKRO
PEMBANGUNAN NASIONAL SEKTOR TRANSPORTASI 2015-2019
1
Terselesaikannya agenda reformasi regulasi serta restrukturisasi dan perkuatan
kelembagaan di sektor transportasi sebagai landasan bagi penyelenggaraan sektor
transportasi nasional yang modern, terbuka, dan akuntabel
2
Terwujudnya pertumbuhan sektor transportasi hingga minimal dua kali pertumbuhan
ekonomi nasional dalam rangka memberikan sumbangan terhadap kesinambungan
pertumbuhan ekonomi nasional (sustainable growth) dan perluasan lapangan kerja
melalui peningkatan investasi pemerintah maupun hasil kerjasama pemerintah dengan
swasta serta upaya penguatan industri transportasi nasional
3
Terpenuhinya ketersediaan infrastruktur transportasi sesuai dengan rencana tata ruang
wilayah melalui perwujudan konektivitas jaringan transportasi nasional secara
intermoda/antar moda
4
Terjaminnya keandalan penyediaan pelayanan jasa transportasi ke seluruh pelosok tanah
air untuk meningkatkan kelancaran distribusi barang, jasa dan mobilitas penumpang
dalam rangka mendukung percepatan dan perluasan pembangunan nasional di seluruh
wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia
5
Membaiknya kinerja sistem transportasi perkotaan melalui upaya revitalisasi untuk
menjaga keberlanjutan peran kota sebagai pusat aktivitas masyarakat
6
Meningkatnya kontribusi positif sektor transportasi terhadap berbagai sektor
pembangunan lainnya
5. 5
SASARAN RINCI DAN TARGET KINERJA
PEMBANGUNAN NASIONAL SEKTOR TRANSPORTASI 2015-2019 (1)
Sasaran Makro Sasaran Rinci Target Kinerja di Tahun 2019
1. Terselesaikannya agenda reformasi
regulasi serta restrukturisasi dan
perkuatan kelembagaan di sektor
transportasi sebagai landasan bagi
penyelenggaraan sektor transportasi
nasional yang modern dan akuntabel
1.a. Ditetapkannya seluruh peraturan
perundangan di sektor transportasi
sesuai mandat yang ditetapkan dalam
Undang-Undang sektor Transportasi
1) Ditetapkannya seluruh (100%) Peraturan Pemerintah yang
dimandatkan oleh UU di sektor transportasi
2) Ditetapkannya seluruh (100%) Peraturan Menteri yang
dimandatkan oleh UU/PP di sektor transportasi
1.b. Tuntasnya seluruh agenda
restrukturisasi dan perkuatan
kelembagaan di sektor transportasi
3) Tuntasnya 100% pembentukan kelembagaan untuk
pemisahan fungsi regulator dan operator sektor transportasi
4) Meningkatnya kinerja regulatory-body di sektor transportasi
1.c. Kemajuan reformasi birokrasi instansi
penyelenggara sektor transportasi
5) Nilai AKIP K/Ldi sektor transportasi menjadi A
6) Opini BPK atas Laporan Keuangan Kementerian/Lembaga di
sektor transportasi menjadi WTP
2. Terwujudnya pertumbuhan sektor
transportasi hingga minimal dua kali
pertumbuhan ekonomi nasional dalam
rangka memberikan sumbangan terha-
dap kesinambungan pertumbuhan
ekonomi nasional (sustainable growth)
dan perluasan lapangan kerja melalui
peningkatan investasi pemerintah
maupun hasil kerjasama pemerintah
dengan swasta serta upaya penguatan
industri transportasi nasional
2.a. Meningkatnya investasi di sektor
transportasi
7) Total nilai investasi melalui creative financing (investasi
swasta/BUMN, KPS, off-balance sheet) minimal 1250 Trilyun
2.b. Meningkatnya daya saing dan
kapabilitas industri jasa sektor
transportasi nasional
8) Pangsa muatan luar negeri yang diangkut oleh kapal nasional
minimal 20%
9) Jumlah penumpang yang diangkut maskapai penerbangan
nasional menjadi 210 juta/penumpang/tahun
10) Pangsa muatan angkutan kereta api minimal 5% untuk
barang dan 7,5% untuk penumpang
3. Terpenuhinya ketersediaan
infrastruktur transportasi sesuai
dengan rencana tata ruang wilayah
melalui perwujudan konektivitas
jaringan transponasional secara
intermoda/antar moda
3.a. Meningkatnya aksesibilitas jaringan
transportasi dalam mendukung
konektivitas nasional
11) Kemantapan jalan dapat mencapai 100% untuk jalan
Nasional, 75% jalan provinsi, dan 60% jalan kabupaten/kota
12) Liner Shipping Connectivity Index (LSCI) menjadi 20
13) Flight Connectivity Index (FCI) menjadi 30
14) Terhubungkannya 100% sabuk lintas penyeberangan
15) Terbangunnya jalur rel baru sepanjang 3000 km
3.b. Berkembangnya sistem transportasi
antarmoda/multimoda nasional
16) Pengembangan fasilitas antarmoda transportasi penumpang
dan barang di 20 lokasi (pelabuhan, terminal, stasiun,
bandara, logistics center, dry port)
17) Jumlah Badan Usaha Angkutan Multimoda (BUAM) Nasional
sebanyak 50 perusahaan
4. Terjaminnya keandalan penyediaan
pelayanan jasa transportasi ke seluruh
pelosok tanah air untuk meningkatkan
kelancaran distribusi barang, jasa dan
mobilitas penumpang dalam rangka
mendukung percepatan dan perluasan
pembangunan nasional di seluruh
wilayah NKRI
4.a. Meningkatnya keselamatan sektor
transportasi
18) Rasio kecelakaan transportasi udara pada AOC 121 dan AOC
135 turun kurang dari 3 kejadian/1 juta flight cycle
19) Menurunnya jumlah kejadian kecelakaan transportasi laut
menjadi kurang dari 50 kejadian/tahun
20) Menurunnya jumlah kejadian kecelakaan transportasi jalan
sebanyak 50% dari kondisi base-line
21) Menurunnya rate-of-accident kereta api menjadi < 0,25%
6. 6
SASARAN RINCI DAN TARGET KINERJA
PEMBANGUNAN NASIONAL SEKTOR TRANSPORTASI 2015-2019 (2)
Sasaran Makro Sasaran Rinci Target Kinerja di Tahun 2019
4. Terjaminnya keandalan penyediaan
pelayanan jasa transportasi ke seluruh
pelosok tanah air untuk meningkatkan
kelancaran distribusi barang, jasa dan
mobilitas penumpang dalam rangka
mendukung percepatan dan perluasan
pembangunan nasional di seluruh
wilayah NKRI
4.b. Meningkatnya kinerja pelayanan
transportasi
22) Waktu tempuh rata-rata perkoridor (jam) untuk koridor
Sumatera dapat dicapai dalam waktu 25 jam, dan koridor
Jawa dalam waktu 10 jam
23) On-time performance (OTP) transportasi udara > 95%
24) Ketepatan keberangkatan/kedatangan KA menjadi > 75%
25) Jumlah pelabuhan mempunyai pencapaian WT, AT, dan ET
sesuai standar kinerja sebanyak 114 Pelabuhan
26) Prosentase terpenuhinya frekuensi pelayanan pada lintas
penyeberangan utama menjadi 100%
4.c. Meningkatnya penyediaan kapasitas
jaringan transportasi
27) Total panjang jalan tol menjadi 5000 km
28) Jumlah bandara dengan kapasitas sesuai kebutuhan jaringan
dan kategori dalam TKN (Tatanan Kebandarudaraan
Nasional) sebanyak 151 bandara
29) Jumlah pelabuhan yang memiliki fasilitas sesuai yang hirarki
yang ditetapkan dalam RIPN (Rencana Induk Pelabuhan
Nasional) sebanyak 60 pelabuhan strategis
30) Prosentase jalan rel ganda mencapai + 40% (+ 2000 km)
5. Membaiknya kinerja sistem
transportasi perkotaan melalui upaya
revitalisasi untuk menjaga
keberlanjutan peran kota sebagai
pusat aktivitas masyarakat
5.a. Meningkatnya peran angkutan umum
perkotaan
31) Jumlah kota yang menerapkan angkutan massal berbasis
jalan/KA minimal 34 lokasi
32) Modal share angkutan umum perkotaan di Kota
Megapolitan/Metropolitan/Besar minimal 30%
5.b. Meningkatnya kinerja lalulintas jalan
perkotaan
33) Kecepatan lalu lintas di kota Megapolitan/
Metropolitan/Besar minimal 20 km/jam
5.c. Meningkatnya aplikasi skema
manajemen transportasi perkotaan
34) Jumlah kota yang menerapkan ATCS/ jenis ITS lainnya
minimal sebanyak 50 kota
35) Jumlah kota Megapolitan/Metropolitan yang menerapkan
kebijakan pembatasan penggunaan kendaraan pribadi
minimal 26 kota
6. Meningkatnya kontribusi positif sektor
transportasi terhadap berbagai sektor
pembangunan lainnya
6.a. Meningkatnya kontribusi sektor
transportasi terhadap perekonomian
36) Penurunan biaya logistik menjadi < 20% dari PDB
37) Penurunan biaya transportasi menjadi < 9% dari PDB
6.b. Menurunnya dampak sektor
transportasi terhadap lingkungan
38) Menurunnya konsumsi BBM bersubsidi dari sektor
transportasi 20% dari kondisi base-line
39) Menurunnya emisi gas rumah kaca (CO2) dari sektor
transportasi 26% dari kondisi base-line
7. 7
PROGRAM/KEGIATAN DAN KEBIJAKAN STRATEGIS SEKTOR TRANSPORTASI
UNTUK MENDUKUNG PENCAPAIAN TARGET KINERJA 2019 (1)
Sasaran Rinci Program/kegiatan dan kebijakan strategis terkait
1.a.Ditetapkannya seluruh peraturan
perundangan di sektor
transportasi sesuai mandat yang
ditetapkan dalam Undang-Undang
sektor Transportasi
• Revisi UU Jalan NO 38 Tahun 2004
• Penetapan PP tentang Angkutan Jalan
• Penetapan PP sebagai pelaksanaan UU 1/2009 tentang Penerbangan
• Penetapan PP tentang Sea and Coast Guard
1.b.Tuntasnya seluruh agenda
restrukturisasi dan perkuatan
kelembagaan di sektor
transportasi
• Transformasi PT. KAI menjadi BUP prasarana/BUP sarana
• Penguatan Kelembagan Otoritas Pelabuhan dan Syahbandar
• Penguatan Kelembagaan LPPNPI
• Pembentukan Kelembagaan Sea and Coast Guard
1.c. Kemajuan reformasi birokrasi
instansi penyelenggara sektor
transportasi
• Pelaksanaan agenda yang tercantum dari Road Map Reformasi Birokrasi
• Peningkatan akuntabilitas dan sistem manajemen kinerja
• Program pengawasan internal
2.a.Meningkatnya investasi di sektor
transportasi
• Revitalisasi KKPPI
• Penguatan simpul KPS di K/L terkait
• Kajian Kelayakan dan Persiapan Proyek KPS
2.b.Meningkatnya daya saing dan
kapabilitas industri jasa sektor
transportasi nasional
• Pemberdayaan industri pelayaran nasional
• Pemberdayaan industri penerbangan nasional menuju ASEAN Open Sky
• Pemberdayaan industri jasa konstruksi nasionak
• Kebijakan pemanfaatan teknologi hasil industri nasional
3.a.Meningkatnya aksesibilitas
jaringan transportasi dalam
mendukung konektivitas nasional
• Penataan dan pengembangan jaringan trayek angkutan laut tetap dan teratur
/liner baik untuk penumpang, barang, peti kemas (termasuk keperintisan)
• Pengembangan jaringan penerbangan nasional hingga coverage area
jangkauan layanan mencapai 100% (komersil maupun perintis)
• Penuntasan pengembangan sabuk lintas penyeberangan
• Penataan jaringan trayek angkutan jalan
• Pembangunan jaringan jalur kereta api antar kota dan dalam kota sesuai
agenda RIPNas
• Pembangunan jaringan jalan bebas hambatan nasional
8. 8
PROGRAM/KEGIATAN DAN KEBIJAKAN STRATEGIS SEKTOR TRANSPORTASI
UNTUK MENDUKUNG PENCAPAIAN TARGET KINERJA 2019 (2)
Sasaran Rinci Program/kegiatan dan kebijakan strategis terkait
3.b.Berkembangnya sistem
transportasi
antarmoda/multimoda nasional
• Pembangunan dan pengoperasian akses KA ke pelabuhan utama (Belawan/Kuala
Tanjung, Dumai, Padang, Panjang, Bakauheni, Tj Priok, Semarang, Tj Perak) dan
bandara utama (Medan, Padang, Jakarta, Makassar)
• Reviltalisasi dan pengembangan dry-port
• Pengembangan logistics center di sentra UKM Nasional (Padang, Bandung,
Yogyakarta, Surabaya, Denpasar)
• Kebijakan Insentif bagi pengembangan BUAM
4.a.Meningkatnya keselamatan sektor
transportasi
• Peningkatan coverage, kapasitas, performance, dan reliabilitas dari CNS/ATM
penerbangan
• Peningkatan kecukupan dan keandalan SBNP, telkompel, dan kapal negara
• Pemenuhan agenda RUNK Jalan, terutama terkait Manajemen Keselamatan
Jalan, Kendaraan yang Berkeselamatan, dan Kampanye Keselamatan Jalan
• Penyelesaian black-spot pada jaringan jalan nasional
• Penuntasan backlog pemeliharaan prasarana dan sarana, peningkatan sistem
sinyal, dan penyelesaian permasalahan perlintasan sebidang
• Pengembangan SDM perhubungan (diklat serta sertifikasi aparatur dan
operator, dan penyuluhan/kampanye kepada publik)
4.b.Meningkatnya kinerja pelayanan
transportasi
• Peningkatan kapasitas bandara pengumpul, terutama: Jakarta, Semarang,
Yogyakarta, Surabaya, Balikpapan
• Peningkatan manajemen kinerja seluruh pelabuhan yang diusahakan
• Peningkatan kinerja persinyalan kereta api
• Penurunan waktu tempuh via jalan antar pusat kegiatan nasional
• Peningkatan regularitas lintas penyeberangan, peningkatan kapasitas
pelabuhan Merak-Bakauheni
4.c. Meningkatnya penyediaan
kapasitas jaringan transportasi
• Pembangunan dan peningkatan kelas bandara sesuai agenda TKN
• Peningkatan kapasitas 60 pelabuhan strategis sesuai agenda RIPN
• Pembangunan rel ganda (Lintas Selatan Jawa, Lintas Sumbagsel, Jabodetabek)
• Pelaksanaan MRLL di seluruh jaringan jalan nasional
• Pelebaran jaringan jalan nasional
9. 9
PROGRAM/KEGIATAN DAN KEBIJAKAN STRATEGIS SEKTOR TRANSPORTASI
UNTUK MENDUKUNG PENCAPAIAN TARGET KINERJA 2019 (3)
Sasaran Rinci Program/kegiatan dan kebijakan strategis terkait
5.a.Meningkatnya peran angkutan
umum perkotaan
• Penetapan masterplan pengembangan sistem transportasi perkotaan
nasional
• Pengembangan angkutan massal berbasis rel di 12 kota sesuai Agenda
RIPNas (Medan, Padang, Palembang, Lampung, Batam, Jakarta, Bandung,
Semarang, Yogyakarta, Malang, Denpasar, Makassar)
• Pengembangan angkutan massal berbasis jalan di setiap ibukota Provinsi
5.b.Meningkatnya kinerja lalulintas
jalan perkotaan
• Pembangunan jaringan jalan perkotaan serta fly over, serta jalan lingkar
sesuai kebutuhan
• Aplikasi skema MRLL di jaringan jalan perkotaan sesuai hirarki fungsi jalan
5.c. Meningkatnya aplikasi skema
manajemen transportasi
perkotaan
• Pengaplikasian ATCS di kota Metropolitan, Kota Besar, dan Kota Besar
• Aplikasi ITS untuk integrasi layanan dan route-guidance
• Aplikasi ERP di kota Metropolitan dan Kota Besar
6.a.Meningkatnya kontribusi sektor
transportasi terhadap
perekonomian
• Kebijakan modal share nasional (antar kota dan perkotaan, penumpang dan
barang)
• Peningkatan kinerja transportasi laut nasional (pelabuhan dan liner)
• Aplikasi teknologi pada sistem logistik nasional
6.b.Menurunnya dampak sektor
transportasi terhadap lingkungan
• Kebijakan modal share nasional
• Konversi energi transpoortasi
• Aplikasi teknologi sarana
• Pengembangan eco-airport dan eco-port