Dokumen tersebut membahas tentang sosialisasi peraturan Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Bappenas No. 1 Tahun 2011 mengenai tata cara penyusunan inisiatif baru. Ringkasnya, dokumen tersebut menjelaskan definisi inisiatif baru, kategori-kategorinya, dan sumber pendanaannya seperti tambahan anggaran, realokasi anggaran tahun berjalan, dan realokasi antar tahun.
1. SOSIALISASI PERATURAN MENTERI PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/KEPALA BAPPENAS NO. 1 TAHUN 2011 TENTANG TATA CARA PENYUSUNAN INISIATIF BARU Jakarta , 28 Maret 201 1
5. KONSEP DASAR INISIATIF BARU DEFINISI TUJUAN SYARAT PENGAJUAN INISIATIF BARU LANDASAN KONSEPTUAL
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
15.
16.
17. PENYESUAIAN: PARAMETER EKONOMI PROGRAM A, KEGIATAN B OUTPUT ANGGARAN Anggaran 2011 PM 1 2012 PM 2 2013 PM 3 2014 OUTPUT 1 1. Komponen A 2. Komponen B (Baseline 2011, Inflasi 10%) 200 100 300 220 110 330 242 121 363 256 133 389 OUTPUT ANGGARAN Realisasi 2011 Anggaran 2012 PM 1 2013 PM 2 2014 PM 3 2015 OUTPUT 1 1. Komponen A 2. Komponen B (Baseline 2012, Inflasi 15%) 200 100 300 230 115 345 265 132 397 304 152 456 350 175 525 KEMENTERIAN/ LEMBAGA PROGRAM KEGIATAN KOMPONEN OUTPUT
18. PENYESUAIAN: PARAMETER NON-EKONOMI SBU untuk Komponen A & B = 50 SBU untuk Komponen A & B = 75 OUTPUT ANGGARAN Anggaran 2011 PM 1 2012 PM 2 2013 PM 3 2014 OUTPUT 1 1. Komponen A 2. Komponen B (Baseline 2011) 200 100 300 250 100 350 300 150 450 350 200 550 OUTPUT ANGGARAN Realisasi 2011 Anggaran 2012 PM 1 2013 PM 2 2014 PM 3 2015 OUTPUT 1 1. Komponen A 2. Komponen B (Baseline 2012) 200 100 300 375 150 525 450 225 675 525 300 825 600 150 750 KEMENTERIAN/ LEMBAGA PROGRAM KEGIATAN KOMPONEN OUTPUT
19.
20.
21.
22. ARAH KEBIJAKAN PADA TINGKAT K/L ARAH KEBIJAKAN DAN PRIORITAS PEMBANGUNAN NASIONAL ARAH KEBIJAKAN BARU PERUBAHAN KEBIJAKAN EKSISTING KEBIJAKAN EKSISTING INISIATIF BARU PROGRAM BASELINE ARAH KEBIJAKAN BARU PERUBAHAN KEBIJAKAN EKSISTING KEBIJAKAN EKSISTING INISIATIF BARU PROGRAM BASELINE NASIONAL K / L X K / L Y
33. ILUSTRASI PERANGKINGAN PROPOSAL YANG MEMBUTUHKAN TAMBAHAN ANGGARAN Misal: Pagu anggaran tersedia (ruang gerak Inisiatif Baru) = 1000 M Daftar proposal yang akan diajukan = 1000 + (20%)1000 = 1200 M Kategori proposal LAYAK adalah A-F, yaitu proposal dengan nilai > 70 dan masuk dalam pagu anggaran tersedia + 20%. Proposal ini akan didanai. Kategori proposal DIPERTIMBANGKAN adalah G-M, yaitu proposal dengan nilai > 50 tapi tidak bisa didanai dengan anggaran tersedia. Proposal ini akan diikutkan pada Pengusulan selanjutnya. Kategori proposal TIDAK LAYAK adalah N – O, yaitu proposal dengan nilai < 50.
34.
35. ILUSTRASI DAFTAR PROPOSAL YANG TIDAK MEMBUTUHKAN TAMBAHAN ANGGARAN (REALOKASI TAHUN DIRENCANAKAN) Kategori proposal LAYAK adalah A-J, yaitu proposal dengan nilai > 70. Proposal ini disetujui sebagai Inisiatif Baru. Kategori proposal TIDAK LAYAK adalah K - N , yaitu proposal dengan nilai <70. Proposal ini tidak disetujui sebagai Inisiatif Baru.
54. FORMULIR PENILAIAN USULAN INISIATIF BARU No Aspek Penilaian Sub-Aspek Penilaian Sangat Tinggi Tinggi Sedang Rendah 1 TUJUAN 1 Tujuan jelas dan rasional Tujuan usulan dirumuskan dengan sangat jelas dan rasional, dan menunjukkan keterkaitan erat dengan Arah kebijakan dan Prioritas Pembangunan Nasional. Tujuan usulan dirumuskan cukup jelas dan bisa dimengerti, dan menunjukkan keterkaitan cukup erat dengan Arah kebijakan dan Prioritas Pembangunan Nasional. Perumusan tujuan usulan kurang jelas dan tetapi bisa dimengerti, dan kurang menunjukkan keterkaitan dengan Arah kebijakan dan Prioritas Pembangunan Nasional. Perumusan tujuan usulan sangat tidak jelas dan atau tidak rasional, dan tidak menunjukkan keterkaitan dengan Arah kebijakan dan Prioritas Pembangunan Nasional. 2 Hasil yang ingin dicapai jelas dan terkait Arah Kebijakan dan Prioritas Pembangunan Nasional Hasil yang ingin dicapai telah dicantumkan dengan sangat jelas, dan menunjukkan keterkaitan erat dengan Arah Kebijakan dan Prioritas Pembangunan Nasional. Hasil yang ingin dicapai telah dicantumkan dengan cukup jelas, dan menunjukkan keterkaitan cukup erat dengan Arah kebijakan dan Prioritas Pembangunan Nasional. Hasil yang ingin dicapai tidak dicantumkan, atau dicantumkan tetapi kurang jelas, dan tidak menunjukkan keterkaitan dengan Arah kebijakan dan Prioritas Pembangunan Nasional. Tidak ada rumusan hasil yang ingin dicapai, atau dicantumkan tetapi tidak jelas, dan tidak menunjukkan keterkaitan erat dengan Arah kebijakan dan Prioritas Pembangunan Nasional.
55. Lanjutan . . . No Aspek Penilaian Sub-Aspek Penilaian Sangat Tinggi Tinggi Sedang Rendah 2 MASALAH 3 Definisi masalah jelas Masalah yang akan dipecahkan oleh inisiatif baru telah didefinisikan dengan sangat baik dan dapat dipahami, disertai dengan data-data yang lengkap akurat. Masalah yang akan dipecahkan oleh inisiatif baru telah didefinisikan dengan cukup baik, disertai dengan data-data yang cukup lengkap dan akurat. Masalah yang akan dipecahkan oleh inisiatif baru kurang terdefinisikan, dan kurang disertai dengan data-data yang akurat. Masalah yang akan dipecahkan oleh inisiatif baru tidak didefinisikan dengan jelas, dan tidak disertai dengan data-data yang akurat. 4 Tidak dapat diselesaikan dengan program yang ada Proposal telah menjelaskan dengan sangat jelas bagaimana masalah yang menjadi latar belakang inisiatif baru belum di intervensi oleh program yang ada, dan tidak dapat diselesaikan dengan program yang ada, sehingga perlu diajukan inisiatif baru Proposal memberi penjelasan cukup mengenai bagaimana masalah yang menjadi latar belakang inisiatif baru belum di intervensi oleh program yang ada, dan tidak dapat diselesaikan dengan program yang ada, sehingga perlu diajukan inisiatif baru Proposal tidak cukup menjelaskan bagaimana masalah yang menjadi latar belakang inisiatif baru belum di intervensi oleh program yang ada, dan tidak dapat diselesaikan dengan program yang ada, sehingga mengundang pertanyaan apakah perlu diajukan inisiatif baru Tidak ada penjelasan bagaimana masalah yang menjadi latar belakang inisiatif baru sudah atau belum di intervensi oleh program yang ada, atau ternyata penjelasan menunjukkan masalah tersebut bisa diintervensi oleh program yang ada, sehingga tidak perlu mengajukan inisiatif baru.
56. Lanjutan . . . No Aspek Penilaian Sub-Aspek Penilaian Sangat Tinggi Tinggi Sedang Rendah 3 CAKUPAN 5 Cakupan usulan nasional atau daerah tertentu Proposal menyebutkan dengan sangat jelas mengenai penerapan inisiatif baru yang sifatnya nasional atau hanya dilaksanakan di beberapa daerah tertentu. Jika hanya di beberapa daerah tertentu, proposal dengan jelas telah menyebutkan cakupan didaerah mana saja usulan akan diimplementasikan. Proposal menyebutkan cukup jelas mengenai penerapan inisiatif baru yang sifatnya nasional atau hanya dilaksanakan di beberapa daerah tertentu. Jika hanya di beberapa daerah tertentu, proposal cukup jelas menyebutkan cakupan didaerah mana saja usulan akan diimplementasikan. Proposal kurang jelas menyebutkan apakah penerapan inisiatif baru bersifat nasional atau hanya dilaksanakan di beberapa daerah tertentu. Bila hanya di beberapa daerah, proposal juga kurang jelas menyebutkan didaerah mana saja usulan akan diimplementasikan. Proposal tidak menyebutkan dengan jelas mengenai penerapan inisiatif baru yang sifatnya nasional atau hanya dilaksanakan di beberapa daerah tertentu, dan atau proposal tidak menyebutkan didaerah mana saja usulan akan diimplementasikan. 6 Alasan pemilihan cakupan/daerah jelas Proposal menguraikan dengan sangat jelas alasan cakupan yang sifatnya nasional atau hanya dilaksanakan di beberapa daerah tertentu tersebut. Jika proposal bertujuan mengakomodir suatu usulan tertentu dalam Musrenbang, proposal telah menjelaskan kaitan proposal dengan usulan (Musrenbang) tersebut. Proposal menguraikan cukup jelas alasan cakupan yang sifatnya nasional atau hanya dilaksanakan di beberapa daerah tertentu tersebut. Jika proposal bertujuan mengakomodir suatu usulan tertentu dalam Musrenbang, proposal telah cukup jelas menjelaskan kaitan proposal dengan usulan (Musrenbang) tersebut. Proposal kurang jelas menguraikan alasan cakupan yang sifatnya nasional atau hanya dilaksanakan di beberapa daerah tertentu tersebut. Jika proposal bertujuan mengakomodir suatu usulan tertentu dalam Musrenbang, proposal kurang bisa menjelaskan kaitan proposal dengan usulan (Musrenbang) tersebut. Proposal tidak menguraikan alasan cakupan yang sifatnya nasional atau hanya dilaksanakan di beberapa daerah tertentu tersebut. Jika proposal bertujuan mengakomodir suatu usulan tertentu dalam Musrenbang, proposal tidak telah menjelaskan kaitan proposal dengan usulan (Musrenbang) tersebut.
Notes de l'éditeur
So why are we tackling this now? As Indonesia emerges as a middle income country, donor funding is going to decrease and form less and less of the national budget. Even now, donor funding makes up a very small part of the APBN, as Indonesia strengthens. What this means is that there is an increasing need for Indonesia to make smart decisions about budget allocations and setting its own development strategy. Government decision makers need to be well-informed about the issues affecting public policy. Growing number of intellectuals – post-Soeharto era. Investment in scholarships: over 7250 have been given to Indonesians in the last 5 years. More public scrutiny of policy choices – advocacy needs to be backed up by strong analysis With decentralisation, a large part of Government decision-making has of course been transferred to the provincial and district level. Money is being spent a decisions made in areas relatively isolated from knowledge institutions, or universities. Provincial governments are needing to make decisions, with an increasing budget, about whether to invest in health care or education, understanding the trade-offs or why food security is linked to seasonal budgeting. These arms of government need well-informed analysis, based on evidence to ensure they make the best decisions.