SlideShare une entreprise Scribd logo
1  sur  18
1



                                   BAB I
                               PENDAHULUAN




   A. Latar Belakang


       Dalam agama Islam iman mempunyai peran dan pengaruh yang besar

terhadap penghidupan manusia dialam semesta ini, baik dalam segi hubungannya

dengan Tuhan dan dan sesama manusia maupun hubungannay dengan alam fisika

dan metafisika. Wilian James seorang filosof kelahiran New York dengan teori

dogmatisnya telah membahas masalah-masalah agama, khususnya tentang iman

kepada Allah. James tidak mempersoalkan tentang kebenaran kepercayaan-

kepercayaan dalam agama, tetapi yang dipersoalkan adalah hasil menjadikan

agama sebagai pedoman hidup. Baginya kalau kepercayaan atau ide-ide agama itu

memperkaya hidup maka itu adalah benar. Kalau ada anggapan yang dapat

menjadi dasar suatu hidup yang baik, maka sebaiknya percaya terhadap anggapan

itu. Kalau harus memilih antara anggapan yang berbeda maka harus berfikir dari

titik akhir. Perspektif tentang manusia dan dunia dengan Allah menggambarakan

masa depan yang lebih baik dan sesuai dengan keinginan kita dari pada perspektif

tanpa Allah.


       Jadi kenyataan isi dari iman itu yang mengakui ide-ide agama, khususnya

Islam jauh berbeda, sehingga konsekuensinya dalam pembentukan kepribadian

luhur dan pola pikir dalam mengarungi kehidupan ditengah-tengah masyarakat

akan terjadi perbedaan juga.
2



      .Taqwa itu pada prinsipnya adalah amal batin atau lahir, baik yang bersifat

mengikuti perintah Tuhan maupun amal yang berbentuk menjauhi larangan

Tuhan. Yang menjadi problema apakah unsur amal itu menjadi syarat iman,

dengan pengertian, bahwa apakah tanpa amal seseoran tidak dianggap beriman.

Dari sisi ini maka perlu dibahas pengaruh iman dan takwa terhadap kahidupan

manusia.




   B. Rumusan Masalah

     1. Apa pengertian dari iman dan taqwa?

     2. Bagaimana pengaruh kekuatan iman dan takwa dalam kehidupan anak

          muda?

     3. Apa faktor pendukung dan penghambat iman dan taqwa dalam kehidupan

          anak muda di era globalisasi?

     4. Bagaimana solusi atau jalan keluarnya?



    C. Tujuan

     1.    Mengetahui pengertian iman dan taqwa.

     2.    Mengetahui pengaruh kekuatan iman dan takwa dalam kehidupan anak

           muda di era globalisasi.

     3.    Mengetahui fakror pendukung dan penghambat iman dan taqwa dalam

           kehidupan anak muda di era globalisasi.

     4.    Mengetahui solusi atau jalan keluarnya.
3



                                     BAB II


                                PEMBAHASAN




    A. Pengertian Iman Dan Taqwa

    1. Pengertian Iman

       Pengertian Iman menurut Ahlus Sunnah wal Jama‟ah adalah ; ikrar dalam

hati, diucapkan dengan lisan dan diamalkan dengan anggota badan. Jadi, Iman itu

mencakup tiga hal :

       1. Ikrar dengan hati.

       2.   Pengucapan dengan lisan.

       3.   Pengamalan dengan anggota badan.


       Jika keadaannya demikian, maka iman itu akan bisa bertambah atau bisa

saja berkurang. Lagi pula nilai ikrar itu tidak selalu sama. Ikrar atau pernyataan

karena memperoleh satu berita, tidak sama dengan jika langsung melihat

persoalan dengan kepala mata sendiri. Pernyataan karena memperoleh berita dari

satu orang tentu berbeda dari pernyataan dengan memperoleh berita dari dua

orang. Demikian seterusnya. Oleh karena itu, Ibrahim „Alaihis Sallam pernah

berkata seperti yang dicantumkan oleh Allah dalam Al-Qur‟an.




“Ya Rabbku, perlihatkanlah kepadaku bagaimana Engkau menghidupkan orang-

orang yang mati. Allah berfirman : „Apakah kamu belum percaya‟. Ibrahim
4



menjawab : „Saya telah percaya, akan tetapi agar bertambah tetap hati saya”. (Al-

Baqarah : 260)


       Iman akan bertambah tergantung pada pengikraran hati, ketenangan dan

kemantapannya. Manusia akan mendapatkan hal itu dari dirinya sendiri, maka

ketika menghadiri majlis dzikir dan mendengarkan nasehat didalamnya,

disebutkan pula perihal surga dan neraka ; maka imannya akan bertambah

sehingga seakan-akan ia menyaksikannya dengan mata kepala. Namun ketika ia

lengah dan meninggalkan majlis itu, maka bisa jadi keyakinan dalam hatinya akan

berkurang.


       Iman juga akan bertambah tergantung pada pengucapan, maka orang

berdzikir sepuluh kali tentu berbeda dengan yang berdzikir seratus kali. Yang

kedua tentu lebih banyak tambahannya.Demikian halnya dengan orang yang

beribadah secara sempurna tentunya akan lebih bertambah imannya ketimbang

orang yang ibadahnya kurang.Dalam hal amal perbuatan pun juga demikian,

orang yang amalan dengan anggota badannya jauh lebih banyak daripada orang

lain, maka ia akan lebih bertambah imannya daripada orang yang tidak melakukan

perbuatan seperti dia.


       Tentang bertambah atau berkurangnya iman, ini telah disebutkan di dalam

Al-Qur‟an maupun As-Sunnah. Allah Ta‟ala berfirman.




“Dan tidaklah Kami menjadikan bilangan mereka itu melainkan untuk jadi cobaan

bagi orang-orang kafir, supaya orang-orang yang diberi Al-Kitab yakin dan

supaya orang-orang yang beriman bertambah imannya”. (Al-Mudatstsir : 31)
5




“Dan apabila diturunkan suatu surat, maka diantara mereka (orang-orang

munafik) ada yang berkata : „Siapa di antara kamu yang bertambah imannya

dengan (turunnya) surat ini ?‟ Adapun orang yang beriman, maka surat ini

menambah imannya, sedang mereka merasa gembira. Dan adapun orang-orang

yang di dalam hati mereka ada penyakit, maka dengan surat itu bertambah

kekafiran mereka, di samping kekafirannya (yang telah ada) dan mereka mati

dalam keadaan kafir”. (At-Taubah : 124-125)


       Dalam sebuah hadits shahih disebutkan bahwa Rasulullah Shallallahu

„alaihi wa sallam, pernah bersabda bahwa kaum wanita itu memiliki kekurangan

dalam soal akal dan agamanya. Dengan demikian, maka jelaslah kiranya bahwa

iman itu bisa bertambah dan bisa berkurang.


       Mengenal Allah (Ma‟rifatullah) dengan nama-nama (asma‟) dan sifat-

sifat-Nya. Setiap kali marifatullahnya seseorang itu bertambah, maka tak

diragukan lagi imannya akan bertambah pula. Oleh karena itu para ahli ilmu yang

mengetahui benar-benar tentang asma‟ Allah dan sifat-sifat-Nya lebih kuat

imannya daripada yang lain.


       Memperhatikan ayat-ayat (tanda-tanda kekuasaan) Allah yang berupa

ayat-ayat kauniyah maupun syar‟iyah. Seseorang jika mau memperhatikan dan

merenungkan ayat-ayat kauniyah Allah, yaitu seluruh ciptaan-Nya, maka imannya

akan bertambah. Allah Ta‟ala berfirman.
6




“Dan di bumi itu terdapat tanda-tanda (kekuasaan Allah) bagi orang-orang yang

yakin, dan (juga) pada dirimu sendiri. Maka apakah kamu tiada memperhatikan”

(Adz-Dzariyat : 20-21).


       Ayat-ayat   lain     yang   menunjukkan   bahwa    jika   manusia   mau

memperhatikan dan merenungkan alam ini, maka imannya akan semakin

bertambah. Banyak melaksanakan ketaatan. Seseorang yang mau menambah

ketaatannya, maka akan bertambah pula imannya, apakah ketaatan itu berupa

qauliyah maupun fi‟liyah. Berdzikir -umpamanya- akan menambah keimanan

secara kuantitas dan kualitas. Demikian juga shalat, puasa dan haji akan

menambah keimanan secara kuantitas maupun kualitas.


       Adapun penyebab berkurangnya iman adalah kebalikan daripada penyebab

bertambahnya iman, yaitu:


       Jahil terhadap asma‟ Allah dan sifat-sifat-Nya. Ini akan menyebabkan

berkurangnya iman. Karena, apabila mari‟fatullah seseorang tentang asma‟ dan

sifat-sifat-Nya itu berkurang, tentu akan berkurang juga imannya. Berpaling dari

tafakkur mengenai ayat-ayat Allah yang kauniyah maupun syar‟iyah. Hal ini akan

menyebabkan berkurangnya iman, atau paling tidak membuat keimanan seseorang

menjadi statis tidak pernah berkembang.


       Berbuat maksiat. Kemaksiatan memiliki pengaruh yang besar terhadap

hati dan keimanan seseorang. Oleh karena itu Rasulullah Shallallahu „alaihi wa

sallam pernah bersabda : “Tidaklah seseorang itu berbuat zina ketika

melakukannnya sedang ia dalam keadaan beriman”. (Al-Hadits)
7



       Meninggalkan ketaatan. Meninggalkan keta‟atan akan menyebabkan

berkurangnya keimanan. Jika ketaatan itu berupa kewajiban lalu ditinggalkannya

tanpa udzur, maka ini merupakan kekurangan yang dicela dan dikenai

sanksi.Namun jika ketaatan itu bukan merupakan kewajiban, atau berupa

kewajiban namun ditinggalkannya dengan udzur (alasan), maka ini juga

merupakan kekurangan, namun tidak dicela. Karena itulah Rasulullah Shallallahu

„alaihi wa sallam menilai kaum wanita sebagai manusia yang kurang akal dan

kurang agamanya. Alasan kurang agamanya adalah karena jika ia sedang haid

tidak melakukan shalat dan puasa. Namun ia tidak dicela karena meninggalkan

shalat dan puasa itu ketika sedang haid, bahkan memang diperintahkan

meninggalkannya. Akan tetapi jika hal ini dilakukan oleh kaum laki-laki, maka

jelas akan mengurangi keimanannya dari sisi yang satu ini.


       2.Pengertian Taqwa


       Pengertian taqwa itu merujuk kepada bahasa Arab, taqwa itu berasal dari

perkataan waqa. Atau lebih tepat lagi ia adalah dari rangkaian kalimah waqa-yaqi-

wiqoyah. Waqa ini terjemahannya adalah memelihara. Jadi bila dikatakan

ittaqullah itu bererti hendaklah kamu ambil Allah itu sebagai pemelihara. Atau

dapatkanlah pemeliharaan dari Allah. Dalam makna yang sama, hendaklah kamu

jadikan Allah sebagai benteng. Jadikan Allah sebagai pelindung atau pendinding

kamu. Bila Allah sudah jadi pemelihara, atau Allah sudah jadi benteng, maka

benda luar yang jahat tidak akan dapat masuk atau menembusi kamu. Kamu

seolah-olah sudah dipakaikan baju besi oleh Allah sehingga tidak lut kejahatan

menembusi kamu.
8



       Timbul pula persoalan bagaimana menjadikan Allah itu sebagai

pemelihara atau pendinding. Itulah dia merujuk kepada Iman, Islam dan Ihsan.

Jadi, bila kita hendak menjadikan Allah sebagai pemelihara, wajiblah kita

mengenali Allah itu dahulu. Tuhan tidak sekadar memberi arahan supaya

bertaqwa kepadaNya, tetapi Tuhan bagi satu pakej berupa panduan dan amalan

caramana hamba-hambaNya dapat bertaqwa kepadaNya. Itulah dia Iman, Islam

dan Ihsan. Dengan pakej ini, maka barulah dapat hamba-hambaNya menjadikan

Allah sebagai pemelihara atau pendinding.


       Bilamana hamba-hambaNya dapat melakukan sedemikian, sampai satu

tahap, Allah akan membuat perisytiharan, seolah-olah Tuhan berkata begini:

“Orang-orang ini sudah menjadi orang-orang Aku, maka layaklah mereka

mendapat pembelaan dari Aku.” Maka, orang-orang yang mengusahkan taqwa

sehingga bertaqwa, di waktu itu, mereka akan mendapat pemeliharaan dan

pertolongan Tuhan. Ini telah dijanjikan Tuhan dalam Al-Quran. Banyak ayat-ayat

menerangkannya dan di antaranya adalah:


“Dan Allah akan menjadi pembela kepada orang-orang bertaqwa” (Al-Jasiyah:19)

“Barangsiapa yang bertaqwa kepada Allah, akan dipermudahkan urusannya” (At-

Thalaq:3)

“Bertaqwalah kamu kepada Allah dan Allah akan ajar (beri ilmu) kamu” (Al-

Baqarah:282)
9



    B. Pengaruh Kekuatan Iman Dan Taqwa Dalam Kehidupan Anak

        Muda Di Era Globalisasi.


       Sebagaimana peranan iman yang jumlahnya sulit dihitung demikian juga

pengaruhnya, dimana yang tidak diketahui lebih banyak. Lebih sulit lagi apabila

dianalisis pengaruh iman terhadap hal-hal bersifat metafisik.


       William James, seorang guru besar dalam ilmu filsafat di Harvard

University berpendapat, bahwa pengaruh keimanan menumbuhkan keberanian,

semangat, berpengharapan, menghilangkan perasaan takut serta keluh kesah,

memberikan perbekalan hidup yang berupa cita-cita dan tujuan hidup,

menimbulkan dihadapannya lapangan kebahagiaan dan alam subur ditengah-

tengah gurun kehidupan.


       Dr. Paul Erneet Adolf seorang guru besar pada Universitas Saint Jones dan

anggota himpunan ahli bedah Amerika berpendapat bahwa ilmu kedokterran dan

ilmu kepercayaaan kepada Allah SWT keduanya patut menjadi landasan untuk

membangun filsafat modern.


       Sebenarnya banyak sekali filosof-filosof dan cendekiawan yang mengakui

adanya pengaruh positif dari iman, misalnya Max Scheler, filosof Jerman, Karl

filosof Jerman, Karl ospers seorang filosof eksistensialisme, J. Kant filosof dari

Rusia yang terkenal dengan teorinya kopernikan ke subyek dan filosof-filosof lain

yang terkenal. Pemikiran para filosof dan cendekiawan tersebut pada umumnya

tidak secara jelas diterangkan proses terjadinya pengaruh tersebut, sehingga sulit

untuk diterima oleh ahli-ahli pikir lainnya.
10



       Misalnya watak dasar manusia adalah egoisme. Watak inilah yang sering

menimbulkan permusuhan, perampasan hak orang lain, penguasaan dan lain

sebagainya. Namun iman yang mengandung ajaran social dan susila mampu

menumbuhkan perdamaian dan kedamaian di tengah-tengah kehidupan yang

saling bermusuhan.


       Dalam wahyu ditetapkan, bahwa manusia itu mempunyai kecenderungan

akeduniaan tanpa suatu pedoman dan batas merupakan biang pokok timbulnya

kerusakan masyarakat. Namun disamping itu keimanan mampu mengendalikan

dan menolak kecenderungan itu, karena iman mengandung ajaran tentang batas

diperbolehkannya mencintai keduniaan, yaitu selama tidak menimbulkan

kerusakan dan bahaya bagi kehidupan masyarakat.


       Sejak dahulu kala sampai sekarang, khususnya dalam era globalisasi

banyak sekali kegiatan-kegiatan negative yang tejadi di suatu Negara. Pemerintah

dengan undang-undangnya dan hukuman terpaksa mundur dan tidak mampu

menyelesaikan kebiaaan negative tersebut. Ternyat kekuatan iman yang memilki

pengaruh melumpuhka kebiasaan yang tidak dapat dihadapi oleh kekuasaan dan

kekuatan lahir.


       Pegaruh kekuatan iman dan takwa melahirkan akhlak dan moral yang

luhur dalam kehidupan manusia, seperti jujur, adil dala segala situasi, diucapkan

kebenaran walaupun terasa sangat berat, ditegakkan kebenaran sekalipun

berakibat merugikan dirinya dan keluarganya, bersikap adil terhadap lawan

sebagaimana bersikap adil di tengah-tengah kawan, masih banyak lagi norma-

norma luhu yang dicetuskan oleh kekuatan iman. Oleh karena sangat patut sekali
11



apabila dinyatakan bahawa iman dan taqwa adalah kunci pengalaman nilai-nilai

luhur.


         Dengan kunci iman yang menentukan damai atau perang, aman atau

kacau, hidup atau mati, tentram atau gelisah, mujur atau malang, kuat atau lemah,

halal atau haram, dan sebagainya. Oleh karena itu kepercayaan tentang keesaan

Tuhan tidak saja merupakan akibat dai terutusnya nabi Muhammad saw, tapi juga

menjadi akibat pokok dan dasar terutusnya nabi-nabi semuanya.


         Perubahan jiwa seseorang aau masyarakat merupakan suatu reformasi dala

pandang filsafat. Setiap pembangunan dan kebangkitan umat dalam situasi apapun

harus sejalan dengan reformasi jiwa tersebut. Apabla tidak sejalan maka usaha

pembangunan dan kebangkitan ummat itu hanya berupa rencana atau program

semata-mata.


         Reformasi jiwa bukanlah suatu hal yang rinagn dilakukan, tetapi

merupakan suatu hal yang berat dan sulit, sebab manusia merupakan makhluk

yang dalam dirinya bertemu secara integral semua sifat-sifat, baik positif maupun

negative yang memerlukan media yang mampu sebagai mekanisme spiritual yang

menormalisir sifat-sifat yang paradok itu. Oleh karena itu wajar perubahan jiwa

manusia termasuk usaha yang sangat berat, membendung aliran air yang dahsyat

dan mengubah arah aliarannya, membuat terowongan tanah dibawah laut

merupakan pekerjaan yang lebih ringan daripada usaha mengubah jiwa dan

pandangan hidup.


         Tetapi ternyata dalam pengalaman sejarah pengaruh kekuatan iman yang

mampu menciptakan perubahan jiwa manusia dan menjadikan manusia dalam
12



bentuk baru, sehingga berubah juga pandangan hidupnya didua masa, yaitu masa

di dalam keadaan kafir dan masa didalam keaadaan beriman, maka jelaslah bahwa

dalam masa kedua itu bukan lagi seperti dalam masa pertama, sekalipun nama dan

bentuk tubuhnya berubah.


        Kadang pengaruh iman terhadap seseorang terjadi secara drastic, tanpa

memandang umur dan tingkat penghidupan. Sering pengaruh               tersebut

bertentangan dengan teori para psikolog, dimana mereka menetapka teorinya,

bahwa keberhasilan pendidikan terikat oleh masa-masa tertentu. Hal ini berbeda

dengan pengaruh iman, apabila iman telah tertanam dalam jiwa seseorang, maka

iman tersebut mampu mengubah jiwa dan pandangan hidup. Semuanya itu tidak

terbatas pada masa-masa tertentu, baik masa remaja, dan masa dewasa maupun

tua.


       Pengaruh iman terhadap jiwa bukan suatu hal yang diragukan sebagaimana

dapat disaksikan pada fakta sejarah bangsa arab. Pengaruh iman terhadap

perubahan jiwa tidak hanya terjadi pada kehidupan masyarakat dan bangsa,

namun juga terjadi terhadap individu, baik pria maupun wanita, seperti terjadi

pada seorang laki-laki bernama Umar bin Khattab dan seorang wanita bernama

Khansa`. Ternyata pribadi keduanya sebelum dan sesudah beriman jauh berbeda.

Berkat pengaruh iman keduanya menjadi hamba Allah yang penuh taqwa dalam

segala situasi dan kondisi.
13



C. Faktor Pendukung Dan Penghambat Iman Dan Taqwa Dalam

   Kehidupan Anak Muda Di Era Globalisasi.


Faktor Pendukung:


1. Mudahnya mengakses informasi tentang agama melalui internet

2. Adanya Layanan Qur‟an Elektrik yang sekarang bisa di akses melalui

   handphone atau internet

3. Pelayanan Pendidikan tentang Keagamaan yang diberikan di sekolah-

   sekolah

4. Pengajaran tentang Keagamaan yang dibuat semenarik mungkin agar tidak

   membosankan

5. Dengan berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi masyarakat

   menjadi lebih mudah dalam beraktivitas dan mendorong untuk berpikir

   lebih maju.

6. Tingkat   Kehidupan    yang    lebih   Baik.   Dibukanya   industri   yang

   memproduksi alat-alat komunikasi dan transportasi yang canggih

   merupakan     salah   satu    usaha    mengurangi   penggangguran     dan

   meningkatkan taraf hidup masyarakat.


Faktor Penghambat:


1. Pola Hidup Konsumtif

       Perkembangan industri yang pesat membuat penyediaan barang

   kebutuhan masyarakat melimpah. Dengan begitu masyarakat mudah

   tertarik untuk mengonsumsi barang dengan banyak pilihan yang ada.
14



2. Sikap Individualistik

          Anak muda merasa dimudahkan dengan teknologi maju membuat

   mereka merasa tidak lagi membutuhkan orang lain dalam beraktivitasnya.

   Kadang mereka lupa bahwa mereka adalah makhluk sosial.

3. Gaya Hidup Kebarat-baratan

          Tidak semua budaya Barat baik dan cocok diterapkan di Indonesia.

   Budaya negatif yang mulai menggeser budaya asli adalah anak tidak lagi

   hormat kepada orang tua, kehidupan bebas remaja, dan lain-lain.

4. Kesenjangan Sosial

          Apabila dalam suatu komunitas anak muda hanya ada beberapa

   individu yang dapat mengikuti arus modernisasi dan globalisasi maka akan

   memperdalam jurang pemisah antara individu dengan individu lain yang

   stagnan. Hal ini menimbulkan kesenjangan sosial.




  D. Solusi Atau Jalan Keluarnya


          Agama     tidak   digunakan   sebagai   pelindung   utama   untuk

   kebaikan,kenyamanan, dan kedamaian antar sesama umat manusia. Karena

   itulah, kehidupan beragama kita mesti dirubah. Dengan cara sebagai

   berikut:


   a. Melenyapkan kepercayaan pada kekuasaan benda

   b. Menanamkan semangat berani menghadapi maut

   c. Menanamkan sikap self help dalam kehidupan.

   d. Memberikan ketentraman jiwa
15



       e. Mewujudkan kehidupan yang baik (hayatan tayyibah)

       f. Melahirkan sikap ikhlas dan konseku

       g. Memberikan keberuntungan

       h. Mencegah penyakit.


     Sebagai umat muslim dan hamba Allah swt, ada baiknya kita bersungguh-

sungguh dalam melaksanakan perintah Allah swt dan meninggalkan segala

perbuatan dosa dan maksiat, baik yang kecil maupun yang besar. Mentaati dan

mematuhi perintah Allah adalah kewajiban setiap muslim. Dan juga, seorang

muslim yang bertakwa itu membersihkan dirinya dengan segala hal yang halal

karena takut terperosok kepada hal yang haram.
16



                                    BAB III

                                  PENUTUP



  A. Kesimpulan

      Terkait dengan pembahasan di atas maka dapat disimpulkan bahwa Iman

yaitu ikrar dalam hati, diucapkan dengan lisan dan diamalkan dengan anggota

badan. Taqwa itu pada prinsipnya adalah amal batin atau lahir, baik yang bersifat

mengikuti perintah Tuhan maupun amal yang berbentuk menjauhi larangan

Tuhan. Pengaruh kekuatan iman dan takwa melahirkan akhlak dan moral yang

luhur dalam kehidupan manusia, seperti jujur, adil dala segala situasi, diucapkan

kebenaran walaupun terasa sangat berat, ditegakkan kebenaran sekalipun

berakibat merugikan dirinya dan keluarganya, bersikap adil terhadap lawan

sebagaimana bersikap adil di tengah-tengah kawan, masih banyak lagi norma-

norma luhu yang dicetuskan oleh kekuatan iman dan takwa. Banyak terdapat

factor pendukung dan penghambat iman dan takwa dalam kehidupan anak muda

di era globalisasi sekarang. Agama tidak digunakan sebagai pelindung utama

untuk kebaikan,kenyamanan, dan kedamaian antar sesama umat manusia. Karena

itulah, kehidupan beragama kita mesti dirubah dengan solusi atau jalan keluar

yang benar.



  B. Saran

       Manusia adalah makhluk yang membutuhkan keselamatan, bukan untuk

sekedar beberapa tahun, namun untuk selama-lamanya. Bukan keselamatan fisik

berupa kesehatan saja, namun juga keselamatan rohani berupa ketenangan jiwa.
17



Disini iman berperan untuk melenyapkan semua gangguan jiwa. Lebih dari pada

itu ia juga membutuhkan keselamatan dalam arti yang tinggi. Oleh karena itu kita

membutuhkan iman yang sebenarnya berperan menumbuhkan sifat tawakkal.

Baik berhasil maupun gagal tetap bersyukur sebab iman yang sesungguhnya

menumbuhkan rasa cinta dan bahagia dalam situasi apapun.
18




                            DAFTAR RUJUKAN




www.google.com/pengertian iman dan takwa

www.google.com/implementasi iman dan takwa dalam kehidupan

Contenu connexe

Tendances

7648650 kesesatan-aqidah-ruububiyah-uluhiyah-asmawa-shifat-wahaby-salafy
7648650 kesesatan-aqidah-ruububiyah-uluhiyah-asmawa-shifat-wahaby-salafy7648650 kesesatan-aqidah-ruububiyah-uluhiyah-asmawa-shifat-wahaby-salafy
7648650 kesesatan-aqidah-ruububiyah-uluhiyah-asmawa-shifat-wahaby-salafyAlFakir Fikri AlTakiri
 
7648650 kesesatan-aqidah-ruububiyah-uluhiyah-asmawa-shifat-wahaby-salafy
7648650 kesesatan-aqidah-ruububiyah-uluhiyah-asmawa-shifat-wahaby-salafy7648650 kesesatan-aqidah-ruububiyah-uluhiyah-asmawa-shifat-wahaby-salafy
7648650 kesesatan-aqidah-ruububiyah-uluhiyah-asmawa-shifat-wahaby-salafyAlFakir Fikri AlTakiri
 
Keikhlasan dalam paparan al qur`an. indonesian. bahasa indonesia
Keikhlasan dalam paparan al qur`an. indonesian. bahasa indonesiaKeikhlasan dalam paparan al qur`an. indonesian. bahasa indonesia
Keikhlasan dalam paparan al qur`an. indonesian. bahasa indonesiaHarunyahyaBahasaIndonesia
 
Iman dan Pengaruhnya Bagi Kehidupan
Iman dan Pengaruhnya Bagi KehidupanIman dan Pengaruhnya Bagi Kehidupan
Iman dan Pengaruhnya Bagi Kehidupanananovia99
 
Akhlaqul Karimah (Mujahadah,Husnuzan,Ukhuwah)
Akhlaqul Karimah (Mujahadah,Husnuzan,Ukhuwah)Akhlaqul Karimah (Mujahadah,Husnuzan,Ukhuwah)
Akhlaqul Karimah (Mujahadah,Husnuzan,Ukhuwah)Tyo Maulana
 
Iman dan Taqwa - Agama islam
Iman dan Taqwa - Agama islamIman dan Taqwa - Agama islam
Iman dan Taqwa - Agama islammarwahhh
 
keimanan dan ketakwaan
keimanan dan ketakwaankeimanan dan ketakwaan
keimanan dan ketakwaanzara larasati
 
Iman dan taqwa
Iman dan taqwaIman dan taqwa
Iman dan taqwaRahma0207
 
Syarifudin, metode komunikasi al quran
Syarifudin, metode komunikasi al quranSyarifudin, metode komunikasi al quran
Syarifudin, metode komunikasi al quranSyarifudin Amq
 
Peranan Akidah-Usuluddin
Peranan Akidah-UsuluddinPeranan Akidah-Usuluddin
Peranan Akidah-UsuluddinQaseh Nur Husna
 

Tendances (19)

7648650 kesesatan-aqidah-ruububiyah-uluhiyah-asmawa-shifat-wahaby-salafy
7648650 kesesatan-aqidah-ruububiyah-uluhiyah-asmawa-shifat-wahaby-salafy7648650 kesesatan-aqidah-ruububiyah-uluhiyah-asmawa-shifat-wahaby-salafy
7648650 kesesatan-aqidah-ruububiyah-uluhiyah-asmawa-shifat-wahaby-salafy
 
7648650 kesesatan-aqidah-ruububiyah-uluhiyah-asmawa-shifat-wahaby-salafy
7648650 kesesatan-aqidah-ruububiyah-uluhiyah-asmawa-shifat-wahaby-salafy7648650 kesesatan-aqidah-ruububiyah-uluhiyah-asmawa-shifat-wahaby-salafy
7648650 kesesatan-aqidah-ruububiyah-uluhiyah-asmawa-shifat-wahaby-salafy
 
Keikhlasan dalam paparan al qur`an. indonesian. bahasa indonesia
Keikhlasan dalam paparan al qur`an. indonesian. bahasa indonesiaKeikhlasan dalam paparan al qur`an. indonesian. bahasa indonesia
Keikhlasan dalam paparan al qur`an. indonesian. bahasa indonesia
 
Iman dan Pengaruhnya Bagi Kehidupan
Iman dan Pengaruhnya Bagi KehidupanIman dan Pengaruhnya Bagi Kehidupan
Iman dan Pengaruhnya Bagi Kehidupan
 
Kesan iman
Kesan imanKesan iman
Kesan iman
 
Iman yang Sempurna
Iman yang SempurnaIman yang Sempurna
Iman yang Sempurna
 
Hakikat iman
Hakikat imanHakikat iman
Hakikat iman
 
19245815 perkara-yang-merosakkan-aqidah (1)
19245815 perkara-yang-merosakkan-aqidah (1)19245815 perkara-yang-merosakkan-aqidah (1)
19245815 perkara-yang-merosakkan-aqidah (1)
 
Akhlaqul Karimah (Mujahadah,Husnuzan,Ukhuwah)
Akhlaqul Karimah (Mujahadah,Husnuzan,Ukhuwah)Akhlaqul Karimah (Mujahadah,Husnuzan,Ukhuwah)
Akhlaqul Karimah (Mujahadah,Husnuzan,Ukhuwah)
 
Aqidah
AqidahAqidah
Aqidah
 
Iman dan Taqwa - Agama islam
Iman dan Taqwa - Agama islamIman dan Taqwa - Agama islam
Iman dan Taqwa - Agama islam
 
TUGAS FIDA.docx
TUGAS FIDA.docxTUGAS FIDA.docx
TUGAS FIDA.docx
 
Perkara yang Merosakkan Akidah
Perkara yang Merosakkan AkidahPerkara yang Merosakkan Akidah
Perkara yang Merosakkan Akidah
 
keimanan dan ketakwaan
keimanan dan ketakwaankeimanan dan ketakwaan
keimanan dan ketakwaan
 
Iman dan taqwa
Iman dan taqwaIman dan taqwa
Iman dan taqwa
 
Bab ii 2
Bab ii 2Bab ii 2
Bab ii 2
 
Syarifudin, metode komunikasi al quran
Syarifudin, metode komunikasi al quranSyarifudin, metode komunikasi al quran
Syarifudin, metode komunikasi al quran
 
Peranan Akidah-Usuluddin
Peranan Akidah-UsuluddinPeranan Akidah-Usuluddin
Peranan Akidah-Usuluddin
 
Lks aqidah akhlak
Lks aqidah akhlakLks aqidah akhlak
Lks aqidah akhlak
 

Similaire à 86452785 makalah-pai

Pokok pokok ajaran islam
Pokok pokok ajaran islamPokok pokok ajaran islam
Pokok pokok ajaran islamHanaMZ
 
TUGAS PERBAIKAN NILAI IDRUS.pptx
TUGAS PERBAIKAN NILAI IDRUS.pptxTUGAS PERBAIKAN NILAI IDRUS.pptx
TUGAS PERBAIKAN NILAI IDRUS.pptxArdiansyahSyafaat1
 
Makalah konsep iman takdir dan hari kiamat
Makalah konsep iman takdir dan hari kiamatMakalah konsep iman takdir dan hari kiamat
Makalah konsep iman takdir dan hari kiamatWarnet Raha
 
Makalah tentang aqidah
Makalah tentang aqidahMakalah tentang aqidah
Makalah tentang aqidahWarnet Raha
 
Penjelasan konsep ketuhanan yang maha esa.pptx
Penjelasan konsep ketuhanan yang maha esa.pptxPenjelasan konsep ketuhanan yang maha esa.pptx
Penjelasan konsep ketuhanan yang maha esa.pptxMasJay06
 
perkara membatalkan iman dan cara mengatasinya
perkara membatalkan iman dan cara mengatasinyaperkara membatalkan iman dan cara mengatasinya
perkara membatalkan iman dan cara mengatasinyaKamariah Sahalihudin
 
keimanan dan implikasi tauhid dalam islam.pptx
keimanan dan implikasi tauhid dalam islam.pptxkeimanan dan implikasi tauhid dalam islam.pptx
keimanan dan implikasi tauhid dalam islam.pptxBestFriend35
 
PRESENTASI AGAMA KEL 3 revisi.pptx
PRESENTASI AGAMA KEL 3 revisi.pptxPRESENTASI AGAMA KEL 3 revisi.pptx
PRESENTASI AGAMA KEL 3 revisi.pptxAnggitaMurnisetyaput
 
Iman yang sempurna. indonesian. bahasa indonesia
Iman yang sempurna. indonesian. bahasa indonesiaIman yang sempurna. indonesian. bahasa indonesia
Iman yang sempurna. indonesian. bahasa indonesiaHarunyahyaBahasaIndonesia
 
Iman khufur dan syirik
Iman khufur dan syirikIman khufur dan syirik
Iman khufur dan syirikImay Alfisyie
 
Corak aqidah-dalam-kehidupan-1
Corak aqidah-dalam-kehidupan-1Corak aqidah-dalam-kehidupan-1
Corak aqidah-dalam-kehidupan-1Yuli Yanti
 

Similaire à 86452785 makalah-pai (20)

Pokok pokok ajaran islam
Pokok pokok ajaran islamPokok pokok ajaran islam
Pokok pokok ajaran islam
 
TUGAS PERBAIKAN NILAI IDRUS.pptx
TUGAS PERBAIKAN NILAI IDRUS.pptxTUGAS PERBAIKAN NILAI IDRUS.pptx
TUGAS PERBAIKAN NILAI IDRUS.pptx
 
Makalah konsep iman takdir dan hari kiamat
Makalah konsep iman takdir dan hari kiamatMakalah konsep iman takdir dan hari kiamat
Makalah konsep iman takdir dan hari kiamat
 
Esaimen agama
Esaimen agamaEsaimen agama
Esaimen agama
 
Tugas tik(makalah)
Tugas tik(makalah)Tugas tik(makalah)
Tugas tik(makalah)
 
Makalah tentang aqidah
Makalah tentang aqidahMakalah tentang aqidah
Makalah tentang aqidah
 
Penjelasan konsep ketuhanan yang maha esa.pptx
Penjelasan konsep ketuhanan yang maha esa.pptxPenjelasan konsep ketuhanan yang maha esa.pptx
Penjelasan konsep ketuhanan yang maha esa.pptx
 
Bab i mw
Bab i mwBab i mw
Bab i mw
 
perkara membatalkan iman dan cara mengatasinya
perkara membatalkan iman dan cara mengatasinyaperkara membatalkan iman dan cara mengatasinya
perkara membatalkan iman dan cara mengatasinya
 
keimanan dan implikasi tauhid dalam islam.pptx
keimanan dan implikasi tauhid dalam islam.pptxkeimanan dan implikasi tauhid dalam islam.pptx
keimanan dan implikasi tauhid dalam islam.pptx
 
pendidikan islam
pendidikan islampendidikan islam
pendidikan islam
 
PRESENTASI AGAMA KEL 3 revisi.pptx
PRESENTASI AGAMA KEL 3 revisi.pptxPRESENTASI AGAMA KEL 3 revisi.pptx
PRESENTASI AGAMA KEL 3 revisi.pptx
 
Makalah "Konsep Aqidah Islamiyah"
Makalah "Konsep Aqidah Islamiyah"Makalah "Konsep Aqidah Islamiyah"
Makalah "Konsep Aqidah Islamiyah"
 
Iman yang sempurna. indonesian. bahasa indonesia
Iman yang sempurna. indonesian. bahasa indonesiaIman yang sempurna. indonesian. bahasa indonesia
Iman yang sempurna. indonesian. bahasa indonesia
 
Aqidah islam
Aqidah islamAqidah islam
Aqidah islam
 
KELOMPOK 4 AIK.pptx
KELOMPOK 4 AIK.pptxKELOMPOK 4 AIK.pptx
KELOMPOK 4 AIK.pptx
 
Iman khufur dan syirik
Iman khufur dan syirikIman khufur dan syirik
Iman khufur dan syirik
 
Manusia dan agama
Manusia dan agamaManusia dan agama
Manusia dan agama
 
Manusia dan harapan
Manusia dan harapanManusia dan harapan
Manusia dan harapan
 
Corak aqidah-dalam-kehidupan-1
Corak aqidah-dalam-kehidupan-1Corak aqidah-dalam-kehidupan-1
Corak aqidah-dalam-kehidupan-1
 

86452785 makalah-pai

  • 1. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam agama Islam iman mempunyai peran dan pengaruh yang besar terhadap penghidupan manusia dialam semesta ini, baik dalam segi hubungannya dengan Tuhan dan dan sesama manusia maupun hubungannay dengan alam fisika dan metafisika. Wilian James seorang filosof kelahiran New York dengan teori dogmatisnya telah membahas masalah-masalah agama, khususnya tentang iman kepada Allah. James tidak mempersoalkan tentang kebenaran kepercayaan- kepercayaan dalam agama, tetapi yang dipersoalkan adalah hasil menjadikan agama sebagai pedoman hidup. Baginya kalau kepercayaan atau ide-ide agama itu memperkaya hidup maka itu adalah benar. Kalau ada anggapan yang dapat menjadi dasar suatu hidup yang baik, maka sebaiknya percaya terhadap anggapan itu. Kalau harus memilih antara anggapan yang berbeda maka harus berfikir dari titik akhir. Perspektif tentang manusia dan dunia dengan Allah menggambarakan masa depan yang lebih baik dan sesuai dengan keinginan kita dari pada perspektif tanpa Allah. Jadi kenyataan isi dari iman itu yang mengakui ide-ide agama, khususnya Islam jauh berbeda, sehingga konsekuensinya dalam pembentukan kepribadian luhur dan pola pikir dalam mengarungi kehidupan ditengah-tengah masyarakat akan terjadi perbedaan juga.
  • 2. 2 .Taqwa itu pada prinsipnya adalah amal batin atau lahir, baik yang bersifat mengikuti perintah Tuhan maupun amal yang berbentuk menjauhi larangan Tuhan. Yang menjadi problema apakah unsur amal itu menjadi syarat iman, dengan pengertian, bahwa apakah tanpa amal seseoran tidak dianggap beriman. Dari sisi ini maka perlu dibahas pengaruh iman dan takwa terhadap kahidupan manusia. B. Rumusan Masalah 1. Apa pengertian dari iman dan taqwa? 2. Bagaimana pengaruh kekuatan iman dan takwa dalam kehidupan anak muda? 3. Apa faktor pendukung dan penghambat iman dan taqwa dalam kehidupan anak muda di era globalisasi? 4. Bagaimana solusi atau jalan keluarnya? C. Tujuan 1. Mengetahui pengertian iman dan taqwa. 2. Mengetahui pengaruh kekuatan iman dan takwa dalam kehidupan anak muda di era globalisasi. 3. Mengetahui fakror pendukung dan penghambat iman dan taqwa dalam kehidupan anak muda di era globalisasi. 4. Mengetahui solusi atau jalan keluarnya.
  • 3. 3 BAB II PEMBAHASAN A. Pengertian Iman Dan Taqwa 1. Pengertian Iman Pengertian Iman menurut Ahlus Sunnah wal Jama‟ah adalah ; ikrar dalam hati, diucapkan dengan lisan dan diamalkan dengan anggota badan. Jadi, Iman itu mencakup tiga hal : 1. Ikrar dengan hati. 2. Pengucapan dengan lisan. 3. Pengamalan dengan anggota badan. Jika keadaannya demikian, maka iman itu akan bisa bertambah atau bisa saja berkurang. Lagi pula nilai ikrar itu tidak selalu sama. Ikrar atau pernyataan karena memperoleh satu berita, tidak sama dengan jika langsung melihat persoalan dengan kepala mata sendiri. Pernyataan karena memperoleh berita dari satu orang tentu berbeda dari pernyataan dengan memperoleh berita dari dua orang. Demikian seterusnya. Oleh karena itu, Ibrahim „Alaihis Sallam pernah berkata seperti yang dicantumkan oleh Allah dalam Al-Qur‟an. “Ya Rabbku, perlihatkanlah kepadaku bagaimana Engkau menghidupkan orang- orang yang mati. Allah berfirman : „Apakah kamu belum percaya‟. Ibrahim
  • 4. 4 menjawab : „Saya telah percaya, akan tetapi agar bertambah tetap hati saya”. (Al- Baqarah : 260) Iman akan bertambah tergantung pada pengikraran hati, ketenangan dan kemantapannya. Manusia akan mendapatkan hal itu dari dirinya sendiri, maka ketika menghadiri majlis dzikir dan mendengarkan nasehat didalamnya, disebutkan pula perihal surga dan neraka ; maka imannya akan bertambah sehingga seakan-akan ia menyaksikannya dengan mata kepala. Namun ketika ia lengah dan meninggalkan majlis itu, maka bisa jadi keyakinan dalam hatinya akan berkurang. Iman juga akan bertambah tergantung pada pengucapan, maka orang berdzikir sepuluh kali tentu berbeda dengan yang berdzikir seratus kali. Yang kedua tentu lebih banyak tambahannya.Demikian halnya dengan orang yang beribadah secara sempurna tentunya akan lebih bertambah imannya ketimbang orang yang ibadahnya kurang.Dalam hal amal perbuatan pun juga demikian, orang yang amalan dengan anggota badannya jauh lebih banyak daripada orang lain, maka ia akan lebih bertambah imannya daripada orang yang tidak melakukan perbuatan seperti dia. Tentang bertambah atau berkurangnya iman, ini telah disebutkan di dalam Al-Qur‟an maupun As-Sunnah. Allah Ta‟ala berfirman. “Dan tidaklah Kami menjadikan bilangan mereka itu melainkan untuk jadi cobaan bagi orang-orang kafir, supaya orang-orang yang diberi Al-Kitab yakin dan supaya orang-orang yang beriman bertambah imannya”. (Al-Mudatstsir : 31)
  • 5. 5 “Dan apabila diturunkan suatu surat, maka diantara mereka (orang-orang munafik) ada yang berkata : „Siapa di antara kamu yang bertambah imannya dengan (turunnya) surat ini ?‟ Adapun orang yang beriman, maka surat ini menambah imannya, sedang mereka merasa gembira. Dan adapun orang-orang yang di dalam hati mereka ada penyakit, maka dengan surat itu bertambah kekafiran mereka, di samping kekafirannya (yang telah ada) dan mereka mati dalam keadaan kafir”. (At-Taubah : 124-125) Dalam sebuah hadits shahih disebutkan bahwa Rasulullah Shallallahu „alaihi wa sallam, pernah bersabda bahwa kaum wanita itu memiliki kekurangan dalam soal akal dan agamanya. Dengan demikian, maka jelaslah kiranya bahwa iman itu bisa bertambah dan bisa berkurang. Mengenal Allah (Ma‟rifatullah) dengan nama-nama (asma‟) dan sifat- sifat-Nya. Setiap kali marifatullahnya seseorang itu bertambah, maka tak diragukan lagi imannya akan bertambah pula. Oleh karena itu para ahli ilmu yang mengetahui benar-benar tentang asma‟ Allah dan sifat-sifat-Nya lebih kuat imannya daripada yang lain. Memperhatikan ayat-ayat (tanda-tanda kekuasaan) Allah yang berupa ayat-ayat kauniyah maupun syar‟iyah. Seseorang jika mau memperhatikan dan merenungkan ayat-ayat kauniyah Allah, yaitu seluruh ciptaan-Nya, maka imannya akan bertambah. Allah Ta‟ala berfirman.
  • 6. 6 “Dan di bumi itu terdapat tanda-tanda (kekuasaan Allah) bagi orang-orang yang yakin, dan (juga) pada dirimu sendiri. Maka apakah kamu tiada memperhatikan” (Adz-Dzariyat : 20-21). Ayat-ayat lain yang menunjukkan bahwa jika manusia mau memperhatikan dan merenungkan alam ini, maka imannya akan semakin bertambah. Banyak melaksanakan ketaatan. Seseorang yang mau menambah ketaatannya, maka akan bertambah pula imannya, apakah ketaatan itu berupa qauliyah maupun fi‟liyah. Berdzikir -umpamanya- akan menambah keimanan secara kuantitas dan kualitas. Demikian juga shalat, puasa dan haji akan menambah keimanan secara kuantitas maupun kualitas. Adapun penyebab berkurangnya iman adalah kebalikan daripada penyebab bertambahnya iman, yaitu: Jahil terhadap asma‟ Allah dan sifat-sifat-Nya. Ini akan menyebabkan berkurangnya iman. Karena, apabila mari‟fatullah seseorang tentang asma‟ dan sifat-sifat-Nya itu berkurang, tentu akan berkurang juga imannya. Berpaling dari tafakkur mengenai ayat-ayat Allah yang kauniyah maupun syar‟iyah. Hal ini akan menyebabkan berkurangnya iman, atau paling tidak membuat keimanan seseorang menjadi statis tidak pernah berkembang. Berbuat maksiat. Kemaksiatan memiliki pengaruh yang besar terhadap hati dan keimanan seseorang. Oleh karena itu Rasulullah Shallallahu „alaihi wa sallam pernah bersabda : “Tidaklah seseorang itu berbuat zina ketika melakukannnya sedang ia dalam keadaan beriman”. (Al-Hadits)
  • 7. 7 Meninggalkan ketaatan. Meninggalkan keta‟atan akan menyebabkan berkurangnya keimanan. Jika ketaatan itu berupa kewajiban lalu ditinggalkannya tanpa udzur, maka ini merupakan kekurangan yang dicela dan dikenai sanksi.Namun jika ketaatan itu bukan merupakan kewajiban, atau berupa kewajiban namun ditinggalkannya dengan udzur (alasan), maka ini juga merupakan kekurangan, namun tidak dicela. Karena itulah Rasulullah Shallallahu „alaihi wa sallam menilai kaum wanita sebagai manusia yang kurang akal dan kurang agamanya. Alasan kurang agamanya adalah karena jika ia sedang haid tidak melakukan shalat dan puasa. Namun ia tidak dicela karena meninggalkan shalat dan puasa itu ketika sedang haid, bahkan memang diperintahkan meninggalkannya. Akan tetapi jika hal ini dilakukan oleh kaum laki-laki, maka jelas akan mengurangi keimanannya dari sisi yang satu ini. 2.Pengertian Taqwa Pengertian taqwa itu merujuk kepada bahasa Arab, taqwa itu berasal dari perkataan waqa. Atau lebih tepat lagi ia adalah dari rangkaian kalimah waqa-yaqi- wiqoyah. Waqa ini terjemahannya adalah memelihara. Jadi bila dikatakan ittaqullah itu bererti hendaklah kamu ambil Allah itu sebagai pemelihara. Atau dapatkanlah pemeliharaan dari Allah. Dalam makna yang sama, hendaklah kamu jadikan Allah sebagai benteng. Jadikan Allah sebagai pelindung atau pendinding kamu. Bila Allah sudah jadi pemelihara, atau Allah sudah jadi benteng, maka benda luar yang jahat tidak akan dapat masuk atau menembusi kamu. Kamu seolah-olah sudah dipakaikan baju besi oleh Allah sehingga tidak lut kejahatan menembusi kamu.
  • 8. 8 Timbul pula persoalan bagaimana menjadikan Allah itu sebagai pemelihara atau pendinding. Itulah dia merujuk kepada Iman, Islam dan Ihsan. Jadi, bila kita hendak menjadikan Allah sebagai pemelihara, wajiblah kita mengenali Allah itu dahulu. Tuhan tidak sekadar memberi arahan supaya bertaqwa kepadaNya, tetapi Tuhan bagi satu pakej berupa panduan dan amalan caramana hamba-hambaNya dapat bertaqwa kepadaNya. Itulah dia Iman, Islam dan Ihsan. Dengan pakej ini, maka barulah dapat hamba-hambaNya menjadikan Allah sebagai pemelihara atau pendinding. Bilamana hamba-hambaNya dapat melakukan sedemikian, sampai satu tahap, Allah akan membuat perisytiharan, seolah-olah Tuhan berkata begini: “Orang-orang ini sudah menjadi orang-orang Aku, maka layaklah mereka mendapat pembelaan dari Aku.” Maka, orang-orang yang mengusahkan taqwa sehingga bertaqwa, di waktu itu, mereka akan mendapat pemeliharaan dan pertolongan Tuhan. Ini telah dijanjikan Tuhan dalam Al-Quran. Banyak ayat-ayat menerangkannya dan di antaranya adalah: “Dan Allah akan menjadi pembela kepada orang-orang bertaqwa” (Al-Jasiyah:19) “Barangsiapa yang bertaqwa kepada Allah, akan dipermudahkan urusannya” (At- Thalaq:3) “Bertaqwalah kamu kepada Allah dan Allah akan ajar (beri ilmu) kamu” (Al- Baqarah:282)
  • 9. 9 B. Pengaruh Kekuatan Iman Dan Taqwa Dalam Kehidupan Anak Muda Di Era Globalisasi. Sebagaimana peranan iman yang jumlahnya sulit dihitung demikian juga pengaruhnya, dimana yang tidak diketahui lebih banyak. Lebih sulit lagi apabila dianalisis pengaruh iman terhadap hal-hal bersifat metafisik. William James, seorang guru besar dalam ilmu filsafat di Harvard University berpendapat, bahwa pengaruh keimanan menumbuhkan keberanian, semangat, berpengharapan, menghilangkan perasaan takut serta keluh kesah, memberikan perbekalan hidup yang berupa cita-cita dan tujuan hidup, menimbulkan dihadapannya lapangan kebahagiaan dan alam subur ditengah- tengah gurun kehidupan. Dr. Paul Erneet Adolf seorang guru besar pada Universitas Saint Jones dan anggota himpunan ahli bedah Amerika berpendapat bahwa ilmu kedokterran dan ilmu kepercayaaan kepada Allah SWT keduanya patut menjadi landasan untuk membangun filsafat modern. Sebenarnya banyak sekali filosof-filosof dan cendekiawan yang mengakui adanya pengaruh positif dari iman, misalnya Max Scheler, filosof Jerman, Karl filosof Jerman, Karl ospers seorang filosof eksistensialisme, J. Kant filosof dari Rusia yang terkenal dengan teorinya kopernikan ke subyek dan filosof-filosof lain yang terkenal. Pemikiran para filosof dan cendekiawan tersebut pada umumnya tidak secara jelas diterangkan proses terjadinya pengaruh tersebut, sehingga sulit untuk diterima oleh ahli-ahli pikir lainnya.
  • 10. 10 Misalnya watak dasar manusia adalah egoisme. Watak inilah yang sering menimbulkan permusuhan, perampasan hak orang lain, penguasaan dan lain sebagainya. Namun iman yang mengandung ajaran social dan susila mampu menumbuhkan perdamaian dan kedamaian di tengah-tengah kehidupan yang saling bermusuhan. Dalam wahyu ditetapkan, bahwa manusia itu mempunyai kecenderungan akeduniaan tanpa suatu pedoman dan batas merupakan biang pokok timbulnya kerusakan masyarakat. Namun disamping itu keimanan mampu mengendalikan dan menolak kecenderungan itu, karena iman mengandung ajaran tentang batas diperbolehkannya mencintai keduniaan, yaitu selama tidak menimbulkan kerusakan dan bahaya bagi kehidupan masyarakat. Sejak dahulu kala sampai sekarang, khususnya dalam era globalisasi banyak sekali kegiatan-kegiatan negative yang tejadi di suatu Negara. Pemerintah dengan undang-undangnya dan hukuman terpaksa mundur dan tidak mampu menyelesaikan kebiaaan negative tersebut. Ternyat kekuatan iman yang memilki pengaruh melumpuhka kebiasaan yang tidak dapat dihadapi oleh kekuasaan dan kekuatan lahir. Pegaruh kekuatan iman dan takwa melahirkan akhlak dan moral yang luhur dalam kehidupan manusia, seperti jujur, adil dala segala situasi, diucapkan kebenaran walaupun terasa sangat berat, ditegakkan kebenaran sekalipun berakibat merugikan dirinya dan keluarganya, bersikap adil terhadap lawan sebagaimana bersikap adil di tengah-tengah kawan, masih banyak lagi norma- norma luhu yang dicetuskan oleh kekuatan iman. Oleh karena sangat patut sekali
  • 11. 11 apabila dinyatakan bahawa iman dan taqwa adalah kunci pengalaman nilai-nilai luhur. Dengan kunci iman yang menentukan damai atau perang, aman atau kacau, hidup atau mati, tentram atau gelisah, mujur atau malang, kuat atau lemah, halal atau haram, dan sebagainya. Oleh karena itu kepercayaan tentang keesaan Tuhan tidak saja merupakan akibat dai terutusnya nabi Muhammad saw, tapi juga menjadi akibat pokok dan dasar terutusnya nabi-nabi semuanya. Perubahan jiwa seseorang aau masyarakat merupakan suatu reformasi dala pandang filsafat. Setiap pembangunan dan kebangkitan umat dalam situasi apapun harus sejalan dengan reformasi jiwa tersebut. Apabla tidak sejalan maka usaha pembangunan dan kebangkitan ummat itu hanya berupa rencana atau program semata-mata. Reformasi jiwa bukanlah suatu hal yang rinagn dilakukan, tetapi merupakan suatu hal yang berat dan sulit, sebab manusia merupakan makhluk yang dalam dirinya bertemu secara integral semua sifat-sifat, baik positif maupun negative yang memerlukan media yang mampu sebagai mekanisme spiritual yang menormalisir sifat-sifat yang paradok itu. Oleh karena itu wajar perubahan jiwa manusia termasuk usaha yang sangat berat, membendung aliran air yang dahsyat dan mengubah arah aliarannya, membuat terowongan tanah dibawah laut merupakan pekerjaan yang lebih ringan daripada usaha mengubah jiwa dan pandangan hidup. Tetapi ternyata dalam pengalaman sejarah pengaruh kekuatan iman yang mampu menciptakan perubahan jiwa manusia dan menjadikan manusia dalam
  • 12. 12 bentuk baru, sehingga berubah juga pandangan hidupnya didua masa, yaitu masa di dalam keadaan kafir dan masa didalam keaadaan beriman, maka jelaslah bahwa dalam masa kedua itu bukan lagi seperti dalam masa pertama, sekalipun nama dan bentuk tubuhnya berubah. Kadang pengaruh iman terhadap seseorang terjadi secara drastic, tanpa memandang umur dan tingkat penghidupan. Sering pengaruh tersebut bertentangan dengan teori para psikolog, dimana mereka menetapka teorinya, bahwa keberhasilan pendidikan terikat oleh masa-masa tertentu. Hal ini berbeda dengan pengaruh iman, apabila iman telah tertanam dalam jiwa seseorang, maka iman tersebut mampu mengubah jiwa dan pandangan hidup. Semuanya itu tidak terbatas pada masa-masa tertentu, baik masa remaja, dan masa dewasa maupun tua. Pengaruh iman terhadap jiwa bukan suatu hal yang diragukan sebagaimana dapat disaksikan pada fakta sejarah bangsa arab. Pengaruh iman terhadap perubahan jiwa tidak hanya terjadi pada kehidupan masyarakat dan bangsa, namun juga terjadi terhadap individu, baik pria maupun wanita, seperti terjadi pada seorang laki-laki bernama Umar bin Khattab dan seorang wanita bernama Khansa`. Ternyata pribadi keduanya sebelum dan sesudah beriman jauh berbeda. Berkat pengaruh iman keduanya menjadi hamba Allah yang penuh taqwa dalam segala situasi dan kondisi.
  • 13. 13 C. Faktor Pendukung Dan Penghambat Iman Dan Taqwa Dalam Kehidupan Anak Muda Di Era Globalisasi. Faktor Pendukung: 1. Mudahnya mengakses informasi tentang agama melalui internet 2. Adanya Layanan Qur‟an Elektrik yang sekarang bisa di akses melalui handphone atau internet 3. Pelayanan Pendidikan tentang Keagamaan yang diberikan di sekolah- sekolah 4. Pengajaran tentang Keagamaan yang dibuat semenarik mungkin agar tidak membosankan 5. Dengan berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi masyarakat menjadi lebih mudah dalam beraktivitas dan mendorong untuk berpikir lebih maju. 6. Tingkat Kehidupan yang lebih Baik. Dibukanya industri yang memproduksi alat-alat komunikasi dan transportasi yang canggih merupakan salah satu usaha mengurangi penggangguran dan meningkatkan taraf hidup masyarakat. Faktor Penghambat: 1. Pola Hidup Konsumtif Perkembangan industri yang pesat membuat penyediaan barang kebutuhan masyarakat melimpah. Dengan begitu masyarakat mudah tertarik untuk mengonsumsi barang dengan banyak pilihan yang ada.
  • 14. 14 2. Sikap Individualistik Anak muda merasa dimudahkan dengan teknologi maju membuat mereka merasa tidak lagi membutuhkan orang lain dalam beraktivitasnya. Kadang mereka lupa bahwa mereka adalah makhluk sosial. 3. Gaya Hidup Kebarat-baratan Tidak semua budaya Barat baik dan cocok diterapkan di Indonesia. Budaya negatif yang mulai menggeser budaya asli adalah anak tidak lagi hormat kepada orang tua, kehidupan bebas remaja, dan lain-lain. 4. Kesenjangan Sosial Apabila dalam suatu komunitas anak muda hanya ada beberapa individu yang dapat mengikuti arus modernisasi dan globalisasi maka akan memperdalam jurang pemisah antara individu dengan individu lain yang stagnan. Hal ini menimbulkan kesenjangan sosial. D. Solusi Atau Jalan Keluarnya Agama tidak digunakan sebagai pelindung utama untuk kebaikan,kenyamanan, dan kedamaian antar sesama umat manusia. Karena itulah, kehidupan beragama kita mesti dirubah. Dengan cara sebagai berikut: a. Melenyapkan kepercayaan pada kekuasaan benda b. Menanamkan semangat berani menghadapi maut c. Menanamkan sikap self help dalam kehidupan. d. Memberikan ketentraman jiwa
  • 15. 15 e. Mewujudkan kehidupan yang baik (hayatan tayyibah) f. Melahirkan sikap ikhlas dan konseku g. Memberikan keberuntungan h. Mencegah penyakit. Sebagai umat muslim dan hamba Allah swt, ada baiknya kita bersungguh- sungguh dalam melaksanakan perintah Allah swt dan meninggalkan segala perbuatan dosa dan maksiat, baik yang kecil maupun yang besar. Mentaati dan mematuhi perintah Allah adalah kewajiban setiap muslim. Dan juga, seorang muslim yang bertakwa itu membersihkan dirinya dengan segala hal yang halal karena takut terperosok kepada hal yang haram.
  • 16. 16 BAB III PENUTUP A. Kesimpulan Terkait dengan pembahasan di atas maka dapat disimpulkan bahwa Iman yaitu ikrar dalam hati, diucapkan dengan lisan dan diamalkan dengan anggota badan. Taqwa itu pada prinsipnya adalah amal batin atau lahir, baik yang bersifat mengikuti perintah Tuhan maupun amal yang berbentuk menjauhi larangan Tuhan. Pengaruh kekuatan iman dan takwa melahirkan akhlak dan moral yang luhur dalam kehidupan manusia, seperti jujur, adil dala segala situasi, diucapkan kebenaran walaupun terasa sangat berat, ditegakkan kebenaran sekalipun berakibat merugikan dirinya dan keluarganya, bersikap adil terhadap lawan sebagaimana bersikap adil di tengah-tengah kawan, masih banyak lagi norma- norma luhu yang dicetuskan oleh kekuatan iman dan takwa. Banyak terdapat factor pendukung dan penghambat iman dan takwa dalam kehidupan anak muda di era globalisasi sekarang. Agama tidak digunakan sebagai pelindung utama untuk kebaikan,kenyamanan, dan kedamaian antar sesama umat manusia. Karena itulah, kehidupan beragama kita mesti dirubah dengan solusi atau jalan keluar yang benar. B. Saran Manusia adalah makhluk yang membutuhkan keselamatan, bukan untuk sekedar beberapa tahun, namun untuk selama-lamanya. Bukan keselamatan fisik berupa kesehatan saja, namun juga keselamatan rohani berupa ketenangan jiwa.
  • 17. 17 Disini iman berperan untuk melenyapkan semua gangguan jiwa. Lebih dari pada itu ia juga membutuhkan keselamatan dalam arti yang tinggi. Oleh karena itu kita membutuhkan iman yang sebenarnya berperan menumbuhkan sifat tawakkal. Baik berhasil maupun gagal tetap bersyukur sebab iman yang sesungguhnya menumbuhkan rasa cinta dan bahagia dalam situasi apapun.
  • 18. 18 DAFTAR RUJUKAN www.google.com/pengertian iman dan takwa www.google.com/implementasi iman dan takwa dalam kehidupan