1. Kata Pengantar
Puji syukur penulis haturkan kehadirat Allah SWT,karena atas limpahan rahmat dan
hidayahnya penulis dapat menyelesaikan dan dapat menyusun makalah yang membahas
Sistem Koloid.
Makalah ini diharapkan mampu membantui penulis dalam mengetahui segala tentang Sistem
Koloid.Selain itu,makalah ini diharapkan agar dapat menjadi pengetahuan bagi para pembaca
agar dapat menambah wawasan siswa dalam belajar mengenai koloid.
Makalah ini penulis akui masih banyak kekurangan karena pengalaman yang penulis miliki
sangat kurang,oleh karena itu penulis harapkan kepada para pembaca untuk memberikan
masukan-masukan yang bersifat membangun untuk kesempurnaan makalah ini.
Akhir kata penulis mengucapkan terima kasih dan semoga makalah ini dapat bermanfaat
untuk semua pihak yang membaca.
Pauh Kambar,13 April 2019
Penulis
2. BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Sistem Koloid merupakan suatu bentuk campuran dua atau lebih zat yang bersifat
homogen,namun memiliki ukuran partikel terdispersi yang cukup besar,sehingga terkena
efek Tyndall.Sistem koloid berhubungan dengan proses-proses dialam yang mencakup
berbagai bidang,hal itu dapat kita perhatikan didalam tubuh makhluk hidup.
Sistem koloid banyak dijumpai dalam kehidupan sehari-hari,seperti di
alam,industri,kedokteran,sistem hidup,dan pertanian.Udara juga mengandung sistem
koloid,misalnya polutan padat yang terdispersi dalam udara,yaitu asap dan debu.
Koloid merupakan suatu sistem dispersi yang ukuran partikelnya lebih besar dari
larutan,tetapi lebih kecil dari suspensi.Koloid mudah dijumpai dimana-mana seperti
susu,agar-agar,tinta,shampo,dan awan.Sitoplasma dalam sel juga merupakan sistem
koloid.
Mineral-mineral yang terdispersi dalam tanah,yang dibutuhkan oleh tumbuh-
tumbuhan merupakan koloid.Campuran logam selenium dengan kaca lampu belakang
mobil yang menghasilkan cahaya warna merah juga merupakan koloid.Dan air yang
terdispersi dalam udara yang disebut kabut juga merupakan koloid.
1.2 Rumusan Masalah
a.Apakah yang dimaksud dengan koloid?
b.Apa sajakah jenis-jenis dari koloid?
c.Apa sajakah sifat-sifat yang ada pada koloid?
d.Bagaimana cara pembuatan koloid?
e.Apa saja peran koloid dalam kehidupan sehari-hari?
1.3 Tujuan Penulisan
a.Untuk mengetahui pengertian dari koloid
b.Untuk mengetahui jenis-jenis dari koloid
c.Untuk mengetahui sifat-sifat yang ada pada koloid
d.Untuk mengetahui cara pembuatan koloid
e.Untuk mengetahui peran koloid dalam kehidupan sehari-hari
1.4 Manfaat Penulisan
Manfaat penulis makalah ini adalah agar pembaca dapat mengetahui semua materi
yang menyangkut tentang sistem koloid.
3. BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Koloid
Istilah koloid berasal dari kata “kolia” dalam bahasa Yunani berarti “lem”.Koloid sendiri
diperkenalkan pada tahun 1861 oleh Thomas Graham.
Koloid adalah campuran heterogen dari dua zat atau lebih dimana partikel-partikel zat
berukuran antara 1 hingga 1000 nm terdispersi (tersebar) merata dalam medium zat
lain.Secara makroskopis,koloid terlihat seperti larutan,dimana terbentuk campuran homogen
dari zat terlarut dan pelarut.
Sistem koloid merupakan campuran heterogen antara dua atau lebih zat partikel berukuran zat
koloid tersebar merata dalam zat lain (Ostwald 1907)
2.2 Jenis-jenis koloid
Berdasarkan fase zat terdispersi,sistem koloid terbagi atas 3 bagian yaitu:
a.Sol
Sol adalah jenis koloid yang memiliki fase terdispersi padat.Sol dibedakan menjadi 3
jenis,yaitu:
>>Sol Padat,ditandai dengan adanya fase pendispersi padat.Contoh koloid sol padat yaitu
intan,paduan logam,dan gelas berwarna.
>>Sol Cair,ditandai dengan adanya fase pendispersi cair.Contoh koloid sol cair yaitu
tinta,tanah liat,cat,dan tepung dalam air.
>>Sol gas atau aeresol,ditandai dengan adanya fase pendispersi gas.Contoh koloid sol gas
atau aeresol yaitu asap dan debu di udara.
b.Emulsi
Emulsi adalah jenis koloid yang memiliki fase terdispersi cair.Emulsi dibedakan menjadi 3
jenis,yaitu:
>>Emulsi padat atau gel,ditandai dengan adanya fase pendispersi padat.Contoh emulsi padat
yaitu,mentega,keju,dam agar-agar.
>>Emulsi cair,ditandai dengan adanya fase pendispersi cair.Contoh koloid cair
yaitu,mayones,susu,dan krim tangan.
4. >>Emulsi gas atau aeresol cair,ditandai dengan adanya fase pendispersi gas.Contoh koloid
emulsi gas yaitu,kabut,hairspray,dan awan.
c.Buih
Buih adalah jenis koloid yang memiliki fase terdispersi cair.Buih dibedakan menjadi 2 jenis
yaitu:
>>Buih cair,yang memiliki fase pendispersi cair.Contoh koloid buih cair yaitu putih telur dan
buih sabun.
>>Buih padat,yang memiliki fase pendispersi padat.Contoh koloid buih padat yaitu karet
busa,batu apung,dan styrofoam.
Tabel tipe-tipe koloid
Nama koloid Medium
pendispersi
Fase terdispersi Contoh
1.Buih atau busa cair gas Buih sabun/detergen/sampo,krim
kocok,dan limum
2.Buih
padat/busa padat
padat gas Batu apung,lava,dan biskuit
3.Aerosol cair gas cair Kabut,awan, parfum semprot,dan
pengeras rambut
4.Aeresol padat gas padat Asap,debu diudara,dan buangan
knalpot
5.Emulsi cair cair cair Susu,santan,dan es krim
6.Emulsi padat padat cair Keju,mentega,dan mutiara
7.Sol(gel) cair padat Sol emas,cat,dan tinta
2.3 Sifat-sifat koloid
a.Efek Tyndall
Efek tyndall adalah peristiwa penghamburan cahaya oleh partikel koloid.Peristiwa ini
dikemukakan oleh John Tyndall (1820-1893),fisikawan berkebangsaan Inggris,setelah
mengamati seberkas cahaya putih yang dilewatkan pada sistem dispersi koloid.
Efek tyndall terjadi karena partikel koloid yang berupa molekul atau ion dengan ukuran
cukup besar mampu menghamburkan cahaya yang diterimanya ke segala arah,meskipun
partikel koloinya tidak nampak.
b.Gerak brown
Gerak brown adalah gerak acak partikel koloid dalam medium pendispersinya.Gerak brown
pertama kali ditemukan oleh Robert Brown (1827),seorang ahli biologi dan inggris.
5. Gerak brown ini terjadi karena adanya tumbukan yang tidak seimbang antara partikel-partikel
koloid dengan madium pendispersi secara terus-menerus.
c.Muatan listrik pada Partikel koloid
>>Elektroforesis,adalah pergerakan partikel-partikel koloid di bawah pengaruh medan
listrik.Sifat ini digunakan untuk menentukan muatan yang dimiliki oleh suatu partikel koloid.
>>Adsorpsi dan kestabilan koloid,merupakan proses penyerapan suatu zat dipermukaan zat
lain.Adanya sifat ini mengakibatkan koloid menjadi stabil.
>>Koagulasi adalah peristiwa pengendapan partikel-partikel koloid sehingga fase terdispersi
terpisah dari medium pendispersinya.
>>Koloid pelindung adalah koloid yang bersifat melindungi koloid lain agar tidak
mengalami koagulasi.
>>Dialisis,kestabilan suatu koloid dapat dipertahankan dengan menambahkan sedikit
elektrolit dengan konsentrasi yang tepat ke dalam koloid tersebut.
>>Koloid liofil dan liofob,dibedakan menjadi 2 jenis yaitu:Koloid liofil dan koloid
liofob.Koloid liofil adalah koloid yang fase terdispersinya dapat menarik medium pendispersi
yang berupa cairan.Sedangkan koloid liofob adalah koloid yang fase terdispersinya tidak
dapat mengikat atau menarik medium pendispersinya.
2.4 Cara pembuatan koloid
Cara pembuatan koloid ada dengan dua metode yaitu:
a.Cara kondensasi
Partikel-partikel fase terdispersi dalam larutan sejati yang berupa atom atau ion dapat diubah
menjadi partikel-partikel berukuran koloid dengan cara kondensasi.
Pembuatan koloid dengan cara ini dapat dilakukan dengan 2 cara,yaitu:
1)Cara kimia
Cara kimia adalah pembuatan partikel koloid dari partikel larutan sejati melalui reaksi
kimia.Secara kimia sistem koloid dapat dibuat melalui reaksi hidrolisis,pemindahan,dan
reduksi-oksidasi(redoks).
Reaksi hidrolisis adalah reaksi yang terjadi antara garam dengan air.Reaksi ini
digunakan pada pembuatan sol Fe(OH)3.Sol Fe(OH)3 dibuat dengan menambahkan
larutan FeCl3 kedalam air mendidih.Reaksi yang terjadi sebagai berikut:
FeCl3(aq)+3H2O(l)→ Fe(OH)3(s)+3HCl(aq)
Reaksi pemindahan
Beberapa contoh koloid yang dibuat melalui reaksi substitusi antara lain sol AgCl,sol
belerang,dan sol As2S3.
6. a)Pembuatan sol AgCl
Sol AgCl dibuat dengan mereaksikan larutan perak nitrat dengan larutan natrium
klorida.Reaksi yang terjadi:
AgNO3(aq)+NaCl(aq)→AgCl(s)+NaNO3(aq)
b)Pembuatan sol belerang
Sol belerang dapat dibuat dengan menambahkan HCl ke dalam larutan
Na2S2O3.Reaksinya sebagai berikut:
Na2S2O3(aq)+2HCl(aq)→S(s)+2NaCl(aq)+H2SO3(aq)
c)Pembuatan sol As2S3
Sol As2S3 diperoleh dengan mengalirkan gas kedalam larutan asam arsenit (H3AsO3)
melalui reaksi substitusi.Reaksi yang terjadi sebagai berikut:
2H3AsO3(aq)+3H2S(g)→ As2S3(s)+6H2O(l)
Reaksi redoks
Pembuatan koloid melalui reaksi redoks diterapkan dalam pembuatan sol belerang
dan sol emas.
a)Pembuatan sol belerang
Pembuatan sol belerang melalui reaksi redoks dilakukan dengan cara mengalirkan gas
H2S kedalam larutan SO2 sehingga diperoleh larutan jenuh.Reaksi yang terjadi
debagai berikut:
2H2S(aq)+S02(aq)→ 3S(s)+2H2O(l)
b)Pembuatan sol emas
Sol emas dibuat dengan mereduksi larutan garamnya melalui reduktor
nonelektrolit.Reaksinya sebagai berikut:
2AuCl3(aq)+3HCHO(aq)+3H2O(l)→2Au(s)+6HCl(aq)+3HCOOH(aq)
2)Cara Fisika
Pembuatan koloid dengan cara fisika dilakukan dengan mengkondensasikan partikel
sebagai berikut:
Penggantian pelarut
Pembuatan koloid dengan cara penggantian pelarut antara lain digunakan dalam
membuat sol belerang,gal kalsium astetat,dan sol damar.
a)Sol belerang
Sol belerang dalam air dapat dibuat dengan melarutkan belerang ke dalam alkohol
hingga larutan menjadi jenuh.
b)Gel kalsium astetat
Ini dibuat dengan memasukkan larutan kalsium astetat jenuh ke dalam alkohol hingga
berbentuk gel.
c)Sol damar
7. Pembuatan sol damar dilakukan dengan cara melarutkan damar dalam alkohol hingga
diperoleh larutan jenuh,lalu menambahkan air kedalam larutan tersebut.
Pengembangan Uap
Sol raksa dapat dibuat dengan menguapkan raksa.Setelah itu,uap raksa ini dialirkan
melalui air dingin hingga akhirnya diperoleh sol raksa.
b.Cara Dispersi
Ada 4 cara yang akan dilakukan:
1)Cara mekanik
Dengan cara ini,sistem koloid dapat dibuat dengan cara penggerusan partikel-partikel
kasar menjadi partikel halus.Setelah itu,didispersikan ke dalam medium pendispersi.
2)Cara busur bredig
Pembuatan melalui busur ini adalah cara membuat partikel-partikel fase terdispersi
berukuran partikel koloid menggunakan loncatan bunga api listrik.
3)Cara peptisasi
Pembuatan koloid dengan cara ini dapat dilakukan dengan memecah molekul-molekul
besar dari sistem suspensi kasar menjadi partikel-partikel koloid dengan menambahkan
larutan elektrolit.
4)Cara homogenisasi
Homogenisasi adalah suatu cara yang digunakan untuk membuat suatu zat menjadi
homogen dan berukuran partikel koloid.
2.5 Peran koloid dalam kehidupan sehari-hari
Peranan koloid dalam kehidupan sehari-hari yaitu:
a.Mengurangi polusi udara
Gas buangan pabrik yang mengandung asap dan partikel berbahaya dapat diatasi dengan
menggunakan alat yang disebut pengendap cottrel.Prinsip kerja alat ini memanfaatkan sifat
muatan dan penggumpalan koloid sehingga gas yang dikeluarkan ke udara telah bebas dari
asap dan partikel berbahaya.
b.Penggumpalan darah
Darah mengandung sejumlah koloid protein yang bermuatan negatif.Jika terdapat luka
kecil,maka luka tersebut dapat diobati dengan pensil stiptik yang mengandung ion-ion Al+3
dan Fe+3,dimana ion-ion tersebut akan membantu menetralkan muatan-muatan partikel
koloid protein dan membantu penggumpalan darah.
c.Pembentukan delta di muara sungai
Air sungai mengandung partikel-partikel koloid paasir dan tanah liat yang bermuatan
negatif.Sedangkan air laut mengandung ion-ion Na+, dan Ca2+ yang bermuatan positif.Ketika
air sungai bertemu dengan air laut,maka ion-ion positif dari air laut akan menetralkan muatan
pasir dan tanah liat.Akibatnya,terjadi koagulasi yang membentuk suatu delta.
d.pemutihan gula
Dengan melarutkan gula kedalam air,kemudian larutan dialirkan malalui sistem koloid tanah
diatomae atau karbon,partikel-partikel koloid kemudian akan mengadsorbsi zat warna
tersebut.Sehingga gula tebu yang masih berwarna dapat diputihkan.
e.Cat
8. Cat merupakan koloid jenis sol.Partikel-partikel padat zat warna,oksida logam,bahan
penstabil,bahan pengawet,zat pencemerlang,zat preduksi dihaluskan hingga berukuran
partikel koloid.Partikel koloid didispersikan dalam suatu cairan agar sol tetap terjaga
kestabilannya dan bahan-bahan didispersikan tidak mengendap ditambahkan emuglator atau
zat pelindung yang tergantung pada jenis medium pendispersinya.
f.Sebagi bahan pencuci
Prinsip koloid juga digunakan dalam proses pencucian dengan sabun dan detergen.Dalam
pencucian dengan sabun atar detergen,sabun/detergen berfungsi sebagai kotoran-kotoran
berupa lemak atau minyak dapat dihilangkan dengan cara pembilasan dengan air.
g.Obat-obatan
Koloid dimanfaatkan dalam membuat obat-obatan untuk anak-anak.Sebagian besar obat-
obatan berbentuk cair karena anak-anak belum mampu mengonsumsi obat-obatan dalam
bentuk padat.
h.Makanan
Makanan yang kita konsumsi sehari-hari banyak yang merupakan sistem koloid.Hal ini
karena koloid memiliki sifat yang stabil dan tidak mudah rusak.
i.Kosmetik
Sebagian besar kosmetik dalam bentuk koloid.Hal ini dikarenakan beberapa keunggulan
pemanfaatan bentuk koloid dalam industri kosmetik yaitu mudah dibersihkan.
j.Sebagai deodoran
Deodoran mengandung aluminium klorida yang dapat mengkoagulasi atau mengendapkan
protein dalam keringat.Endapan protein ini dapat menghalangi kerja kelenjer keringat
sehingga keringat dan protein yang dihasilkan berkurang.
9. BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Koloid dapat mengadsorpsi ion atau zat lain pada permukaanya dan oleh karena luas
permukaannya yang relatif besar,maka koloid mempunyai daya adsorpsi yang besar.Adsorpsi
ion-ion oleh partikel koloid menjadi bermuatan listrik.Muatan koloid menyebabkan gaya
tolak-menolak diantara partikel koloid,sehingga menjadi stabil.
DAFTAR PUSTAKA
Erna Tri Wulandari,Anis Dyah Rufaida,Waldjinati dan Erfan Priyambodo.2016.Buku Siswa
Kimia Untuk SMA/MA Kelas XI.Jakarta:PT.Intan Pariwara.
http://www.sahabatkimia.com/2015/penerapan-koloid-dalam-kehidupan-sehari-hari.html