"[Ringkasan] Dokumen tersebut membahas strategi dan program Kementerian Kesehatan untuk menurunkan Angka Kematian Ibu dan Bayi serta stunting melalui peningkatan layanan kesehatan ibu dan anak, edukasi masyarakat, pencegahan penyakit, dan perbaikan sistem kesehatan."
4. AKI dan AKB Indonesia masih jauh dari target RPJMN & SDGs
4
Sumber: SDKI, SP, SUPAS
Catatan: Tahun 2018-2020 hanya tersedia data rutin jumlah kematian absolut bukan rasio
1. Laporan AKI AKB masih tidak lengkap
2. Tidak ada data riil kelahiran hidup
AKI per 100.000 Kelahiran Hidup
AKB per 1.000 Kelahiran Hidup
57
46
35 34 32
24
16
12
1995 1999 2003 2007 2012 2017 2024 2030
390
334
307
228
359
360
259
305
183
70
1994 1997 2000 2003 2007 2010 2012 2015 2024 2030
Target RPJMN Target SDGs
Target RPJMN Target SDGs
5. AKI Indonesia tertinggi ke-2 & AKB tertinggi ke-5 di antara negara ASEAN
5
Sumber : ASEAN Statistical Report on Millennium Development Goals
2017 Jakarta, ASEAN Secretariat, August 2017
57
39
27
23 22
15
9
6 7
2
Lao PDR Myanmar Cambodia Philipines Indonesia Vietnam Brunei Thailand Malaysia Singapore
AKB di ASEAN (2015)
357
305
221
197 180 170
69 60
25 24
7
Lao PDR Indonesia Philiphine ASEAN Myanmar Cambodia Vietnam Brunei Thailand Malaysia Singapore
AKI di ASEAN (2015)
6. Jumlah & persentase kematian maternal neonatal di Indonesia
6
Sumber: Maternal Perinatal Death Notification (MPDN) s/d 21 September 2022
417
319
210
132115105
78 73 68 67 65 64 63 59 54 52 49 45 45 39 38 35 32 30 27 25 23 21 20 14 13 13 8 2
JAWA
BARAT
JAWA
TIMUR
JAWA
TENGAH
BANTEN
SULAWESI
SELATAN
NUSA
TENGGARA
TIMUR
RIAU
DKI
JAKARTA
NUSA
TENGGARA
BARAT
ACEH
SUMATERA
UTARA
LAMPUNG
KALIMANTAN
BARAT
KALIMANTAN
TIMUR
SUMATERA
BARAT
KALIMANTAN
SELATAN
BALI
SULAWESI
TENGGARA
SUMATERA
SELATAN
SULAWESI
TENGAH
JAMBI
D
I
YOGYAKARTA
SULAWESI
BARAT
KALIMANTAN
TENGAH
PAPUA
KEP.
BANGKA
BELITUNG
KEP.
RIAU
MALUKU
UTARA
BENGKULU
MALUKU
KALIMANTAN
UTARA
PAPUA
BARAT
GORONTALO
SULAWESI
UTARA
Jumlah Kematian Maternal
5 provinsi menyumbang 50%
kematian ibu dan bayi
1. Jawa Barat
2. Jawa Timur
3. Jawa Tengah
4. Banten
5. Sulawesi Selatan
provinsi dengan persentase
kematian ibu dan bayi tertinggi
1. Aceh
2. Papua
3. Sulawesi Barat
4. Kep. Bangka Belitung
5. Kalimantan Utara
6. Kalimantan Timur
7. Kalimantan Selatan
8. Kalimantan Tengah
9. Sulawesi Selatan
10. NTT
SULAWESI
SELATAN
KALIMANTAN
SELATAN
NUSA
TENGGARA
TIMUR
ACEH
KALIMANTAN
TENGAH
BALI
SULAWESI
BARAT
KEP.
BANGKA
BELITUNG
PAPUA
D
I
YOGYAKARTA
JAMBI
NUSA
TENGGARA
BARAT
MALUKU
UTARA
JAWA
TIMUR
KALIMANTAN
TIMUR
JAWA
BARAT
TOTAL
DKI
JAKARTA
BENGKULU
RIAU
BANTEN
LAMPUNG
SUMATERA
BARAT
JAWA
TENGAH
KALIMANTAN
UTARA
KALIMANTAN
BARAT
SULAWESI
TENGGARA
KEP.
RIAU
GORONTALO
PAPUA
BARAT
SUMATERA
UTARA
SUMATERA
SELATAN
SULAWESI
TENGAH
MALUKU
SULAWESI
UTARA
Persentase Kematian Bayi
2158
1607
1012
773
508
495
437
348
316
313
307
304
302
272
222
206
197
184
163
162
148
11292 85 82 77 73 72 65 37 25 24 13 1
JAWA
BARAT
JAWA
TIMUR
JAWA
TENGAH
SULAWESI
SELATAN
BANTEN
NUSA
TENGGARA
TIMUR
ACEH
DKI
JAKARTA
LAMPUNG
NUSA
TENGGARA
BARAT
KALIMANTAN
SELATAN
SUMATERA
UTARA
RIAU
BALI
SUMATERA
BARAT
JAMBI
D
I
YOGYAKARTA
KALIMANTAN
TENGAH
KALIMANTAN
TIMUR
SUMATERA
SELATAN
KALIMANTAN
BARAT
SULAWESI
BARAT
KEP.
BANGKA
BELITUNG
BENGKULU
SULAWESI
TENGGARA
MALUKU
UTARA
PAPUA
BARAT
PAPUA
KEP.
RIAU
SULAWESI
TENGAH
GORONTALO
KALIMANTAN
UTARA
MALUKU
SULAWESI
UTARA
Jumlah Kematian Bayi
PAPUA
SULAWESI
BARAT
KEP.
BANGKA
BELITUNG
KALIMANTAN
UTARA
KALIMANTAN
TIMUR
NUSA
TENGGARA
TIMUR
MALUKU
UTARA
SULAWESI
TENGGARA
SULAWESI
SELATAN
BALI
KALIMANTAN
SELATAN
NUSA
TENGGARA
BARAT
KALIMANTAN
BARAT
KALIMANTAN
TENGAH
SULAWESI
TENGAH
ACEH
JAMBI
D
I
YOGYAKARTA
RIAU
JAWA
TIMUR
BANTEN
BENGKULU
SUMATERA
BARAT
JAWA
BARAT
KEP.
RIAU
DKI
JAKARTA
LAMPUNG
JAWA
TENGAH
MALUKU
GORONTALO
SUMATERA
SELATAN
SUMATERA
UTARA
PAPUA
BARAT
SULAWESI
UTARA
Persentase Kematian Maternal
9. 9
Sumber: Survei Google Sheet Hasil Kajian AMPSR di 159 Kab/Kota, 2022
Distribusi modifiable factors medis dan nonmedis
data kasus kematian maternal tahun 2021
Kematian maternal
tahun 2021
7.389
Kajian Nasional
Kematian dikaji= 492
Modifiable factors = 563
Medis = 345
Non medis = 218
Pulau Jawa
Kematian dikaji= 108
Modifiable factors = 113
Medis = 74
Non medis = 39
74
345
39
218
Pulau Jawa
Nasional
Non Medis
Medis
(39%)
(61%)
(35%)
(65%)
Faktor medis
Kendala Standar
Pelayanan RS
• Logistic,
• Ketrampilan SDM,
• Kepatuhan standar
pelayanan,
• Kedisiplinan jadwal
jaga tenaga medis)
Faktor non medis
Kendala di tingkat
masyarakat
• Terlambat mencari
pertolongan,
• Menolak
pengobatan,
• Biaya,
• Geografis, kapasitas
• Kapasitas r
Perawatan
10. 10
Distribusi modifiable factors medis dan nonmedis
data kasus kematian perinatal tahun 2021
Kematian perinatal
tahun 2021
20.153
Nasional
kematian dikaji= 680
modifiable factor = 735
Medis = 362
Non medis = 373
Pulau Jawa
kematian dikaji = 206
modifiable factor = 259
Medis = 133
Non medis = 126
133
362
126
373
Pulau Jawa
Nasional
Non Medis Medis
(51%)
(49%)
(48%)
(51%)
Sumber: Survei Google Sheet Hasil Kajian AMPSR di 159 Kab/Kota, 2022
Faktor medis
Kendala Standar
Pelayanan RS
• Logistic,
• Ketrampilan SDM,
• Kepatuhan standar
pelayanan,
• Kedisiplinan jadwal
jaga tenaga medis
Faktor non medis
Kendala di tingkat
masyarakat
• Terlambat mencari
pertolongan,
• Menolak pengobatan,
• Kendala biaya,
• Geografis,
• kapasitas r Perawatan
11. 11
TOPIK
Analisis Masalah Kesehatan Ibu dan Anak
Program Percepatan Penurunan AKI, AKB
Sistematika Rujukan Lebih Dini
Program
12. Kemenkes berkomitmen untuk melakukan transformasi sistem kesehatan
12
Visi
Sejalan dengan visi Presiden untuk mewujudkan masyarakat yang sehat, produktif, mandiri dan berkeadilan
Meningkatkan kesehatan
ibu, anak, keluarga
berencana dan kesehatan
reproduksi
Mempercepat perbaikan
gizi masyarakat
Memperbaiki
pengendalian penyakit
Gerakan Masyarakat
Hidup Sehat
(GERMAS)
Memperkuat sistem
kesehatan &
pengendalian obat dan
makanan
6
kategori
utama
Outcome
RPJMN
bidang
kesehatan
Edukasi
penduduk
7 kampanye utama:
imunisasi, gizi
seimbang, olah raga,
anti rokok, sanitasi &
kebersihan
lingkungan, skrining
penyakit, kepatuhan
pengobatan
Pencegahan
primer
Penambahan
imunisasi rutin
menjadi 14 antigen
dan perluasan
cakupan di seluruh
Indonesia.
Pencegahan
sekunder
Skrining 14 penyakit
penyebab kematian
tertinggi di tiap
sasaran usia, skrining
stunting, &
peningkatan ANC
untuk kesehatan ibu &
bayi.
Meningkatkan
kapasitas dan
kapabilitas
layanan primer
Pembangunan
Puskesmas di 171
kec., penyediaan 40
obat esensial,
pemenuhan SDM
kesehatan primer
Transformasi layanan
rujukan
Meningkatkan
akses dan mutu
layanan
sekunder & tersier
Pembangunan RS di
Kawasan Timur,
jejaring pengampuan
6 layanan unggulan,
kemitraan dengan
world’s top healthcare
centers.
Memperkuat
ketahanan
tanggap darurat
Jejaring nasional
surveilans berbasis
lab, tenaga cadangan
tanggap darurat,
table top exercise
kesiapsiagaan krisis.
Regulasi pembiayaan kesehatan
dengan 3 tujuan: tersedia, cukup, dan
berkelanjutan; alokasi yang adil; dan
pemanfaatan yang efektif dan efisien.
Transformasi sistem
pembiayaan kesehatan
Penambahan kuota mahasiswa,
beasiswa dalam & luar negeri,
kemudahan penyetaraan nakes
lulusan luar negeri.
Transformasi SDM
Kesehatan
Pengembangan dan pemanfaatan teknologi,
digitalisasi, dan bioteknologi di sektor kesehatan.
Transformasi teknologi
kesehatan
1 Transformasi layanan primer 2 3 Transformasi sistem ketahanan
kesehatan
4
Meningkatkan
ketahanan sektor
farmasi & alat
kesehatan
Produksi dalam
negeri 14 vaksin rutin,
top 10 obat, top 10
alkes by volume & by
value.
5 6
a b c d a b
13. LOKUS AKI AKB TAHUN 2023 PRIORITAS PEMENUHAN 194 KAB/KOTA
14. Siklus Audit Maternal dan Perinatal Surveilans Respon (AMPSR)
“Response” membuat Upaya Penurunan AKI AKB lebih terarah
• Penemuan kasus kematian
• Notifikasi kematian
Identifikasi
1x24 jam
Pelaporan
3x24 jam
Pengkajian
Respon
1 2 3 4
• Laporan terverifikasi
• Laporan rekapitulasi
• Pengkajian, penyusunan
rekomendasi
• Analisis data agregat
• Respon yang SMART (Spesific
Meassureable Achieveable
Relevan Time bound)
• Evaluasi progres implementasi
respon
• Pemantauan dan evaluasi
pelaksanaan AMPSR
NO NAME, NO BLAME,
NO SHAME
Berkesinambungan
INSTRUMEN APLIKASI MPDN (MATERNAL PERINATAL DEATH NOTIFICATION)
BERBASIS NIK, DATA INDIVIDU,
DI INPUT OLEH TENAGA KESEHATAN
DIGUNAKAN OLEH FASILITAS KESEHATAN PEMERINTAH MAUPUN SWASTA
Seluruh RS, Dinkes Kab/Kota diwajibkan melakukan AMPSR
15. Intervensi program penurunan AKI dan AKB
berdasarkan hasil audit maternal dan perinatal tingkat nasional
15
Kematian ibu dan bayi
baru lahir
Penyebab
kematian
Status kematian
yang dapat dicegah
Faktor yang dapat diperbaiki
untuk kematian yang dapat
dicegah
Rekomendasi
Ibu
• Eklampsia
• Perdarahan
• Infeksi
Bayi Baru
Lahir
• BBLR
• Asfiksia
• Kel
kongenita
l
Kematian yang dapat
dicegah 70%
Faktor risiko:
• Ibu hamil dalam usia terlalu
tua > 35 tahun/ hamil > 4
kali/ obese/ riwayat retensio
plasenta/ anemia/ bayi
kembar/ hipertensi/ ketuban
pecah dini/ diabetes/ infeksi
rubella, TORCH, zikka/perilaku
merokok, alkohol
• Persalinan lama
• Bayi lahir premature
• Penyiapan kondisi Ibu Layak Hamil
• Peningkatan kualitas ANC
• Pemenuhan PONED, PONEK
• Pemenuhan kebutuhan obat
• Pemenuhan BDRS
• Pemenuhan NICU
• Pemenuhan dokter di FKTP dan
Sp.OG, Sp.A di RS
• Review kematian tingkat pusat
• Interoperabilitas aplikasi di tingkat
Kemenkes
• Sistem rujukan maternal neonatal
tidak berjenjang
• Pembentukan Pokja AKI AKB level
Prov dan Kab/Kota
• Pemberdayaan masyarakat,
penerapan program P4K
Faktor penyedia layanan
• Kendala logistik RS (obat, BHP,
dll), alkes dan sarpras yang
berfungsi baik
• Kendala kompetensi
keterampilan klinis
Faktor keluarga atau pasien
terlambat mencari pertolongan
Kampanye Gerakan sayangi ibu hamil
Skrining Skrining Catin dan PUS Perempuan
Skrining Ibu Hamil dengan USG
Skrining Bayi Baru Lahir
Tatalaksana Tatalaksana faktor risiko catin dan PUS
Perempuan
Tatalaksana komplikasi ibu hamil,
bersalin, nifas dan bayi baru lahir
Rujukan Penyediaan PONED
Penyediaan PONEK
Program bantu rujuk
Identifikasi Laporan, Kajian Response
Dashboard AKI AKB
Data kematian (MPDN) Cakupan Intervensi (Komdat kesmas, BPJS Kes) Kesiapan Faskes (ASPAK, SISDM)
Kasus kematian ibu
yang dikaji 492
Kasus kematian bayi
680
16. Program Prioritas penurunan AKI AKB
16
Level Program Sasaran
Masyarakat 1
Gerakan masyarakat ibu hamil sehat
Strategi komunikasi perubahan prilaku sayangi ibu hamil, Media kelas ibu hamil, Penyebarluasan informasi
media edukasi, Jambore kader.
Ibu hamil – bersalin – nifas – bayi
baru lahir
FKTP
2
Skrining layak hamil
Catin dan Pasangan Usia Subur Perempuan melakukan skrining layak hamil
Catin dan PUS Perempuan
3
Tatalaksana Catin dan PUS Perempuan Tidak Layak Hamil
Pelayanan KB, penanganan masalah kesehatan (anemia, hipertensi, obsesitas)
Catin dan PUS Perempuan
4
Skrining kehamilan
Pelaksanaan antenatal care dengan dokter, termasuk skrining preeclampsia, IMT dan penggunaan USG
Ibu hamil
5
Tatalaksana ibu hamil komplikasi medis
Rujukan ibu hamil dengan komplikasi termasuk preeklampsia, obesitas dan diabetes
Ibu hamil
6
Skrining bayi baru lahir
Pelayanan Manajemen Terpadu Bayi Muda (MTBM), Skrining Penyakit Jantung Bawaan (PJB) kritis
Bayi baru lahir
7
Pelayanan Obstetri Neonatal Emergensi Dasar (PONED)
Persalinan normal (*persalinan dengan penyulit untuk daerah terpencil), manajemen BBLR ≥ 2.000 gram –
2.500 gram
Ibu hamil – bersalin – nifas – bayi
baru lahir
FKRTL 8
Pelayanan Obstetri Neonatal Emergensi Komprehensi (PONEK)
Persalinan dengan penyulit, manajemen BBLR < 2.000 gram
Ibu hamil – bersalin – nifas – bayi
baru lahir
9
Program Bantu Rujuk
Sistem Informasi Rujukan pelayanan maternal neonatal (termasuk Sisrute), penyediaan Tempat Tunggu
Kelahiran
Ibu hamil – bersalin – nifas – bayi
baru lahir
16
Dashboard AKI AKB
Data kematian (MPDN) Cakupan Intervensi (Komdat kesmas, BPJS Kes) Kesiapan Faskes (ASPAK, SISDM)
17. Peran Lintas Program dan Lintas Sektor
Dalam Upaya Penurunan AKI dan AKB
Akses ke Fasyankes Pelayanan Kesehatan berkualitas
Determinan Sosial
• Pendidikan & lapangan kerja untuk
meningkatkan status ekonomi
• Mencegah perkawinan & kehamilan pada anak
• Pengetahuan & praktik baik kesehatan ibu hamil
dan bayi termasuk pemenuhan gizi 1000 HPK
• Kesetaran Gender untuk pengambilan
keputusan KB, Fasilitas Pelayanan Kesehatan,
perlakuan istimewa bagi bumil, bu susui dan
bayi balita
• Adat kultur budaya untuk mendukung perawatan
ibu dan bayi di faskes atau rumah sakit
Tahap 1:
Keputusan mencari pelayanan
kesehatan
• Meningkatkan demand ke
fasyankes
• Bantuan akses ke fasiltas
kesehatan akibat kondisi
geografis, jarak, iklim, kondisi
jalan, dalam bentuk transportasi
atau rumah tunggu kelahiran
• Iklim untuk diantisipasi khususnya
terpencil kepulauan, endemis
• Komunikasi untuk difasilitasi antar
faskes, FKTP - FKTL
Tahap 2:
Identifikasi dan mendatangi
fasyankes
• Kepastian kesinambungan ketersediaan
SDM, sarana, prasarana, alkes, obat & alat
habis pakai serta biaya operasional sesuai
dengan level fasilitas pelayanan kesehatan
• Puskesmas dengan tempat tidur mampu
PONED
• Minimal 1 RS mampu PONEK setiap kab/kota
• KIA antar FKTP-FKTL
• Rujukan terencana serta sisrute berjalan
dengan optimal
• Laporan dan audit kematian melalui MPDN
dan AMPSR
Tahap 3:
Mendapatkan pelayanan kesehatan
yang adekuat
Intervensi sensitif Intervensi spesifik
18. 18
TOPIK
Analisis Masalah Kesehatan Ibu dan Anak
Program Percepatan Penurunan AKI, AKB
Sistematika Rujukan Lebih Dini
Program
19. RUMAH, POSYANDU
•Keluarga
•Kader
PUSKESMAS, FKTP
•Dokter
•Bidan
RUMAH, PUSKESMAS
• Mandiri
• Nakes
Surveilans Ibu Hamil,
Nifas, Bayi Baru Lahir
Skrining Ibu Hamil
Skrining Ibu Nifas,
Bayi Baru Lahir
Skrining Layak
Hamil bagi Catin,
PUS Perempuan
- Pemeriksaan 10T :
• T1: TB dan BB
• T2: TD
• T3: LiLa
• T4: TFU
• T5: DJJ Janin
• T6: Status TT
• T7: Tablet Fe
• T8: Tes Lab (Gol darah, Hb,
GDS, Sifilis, HIV, HepB,
Malaria, Proteinuri, Sputum
BTA)
• T9: Tatalaksana Kasus
• T10: Temu wicara konseling
KF1 KF2 KF3 KF4
Bagan Tata Laksana Terpadu Nifas
K1 K2 K3 K4 K5 K6
Pemeriksaan 10 T, USG
H1 H2 H3 H4 H5 Dst
Tanda bahaya
Rujukan Lebih Dini
Layak hamil
• Usia antara 20 – 35 tahun
• IMT 18,5 – 25,0
• Tinggi badan ≥ 145 cm
• Tidak KEK / LiLA ≥ 23,5 cm
• Tidak Anemia/ Hb ≥ 11 g/dL
• Jumlah anak ≤ 2 orang
• Jarak antar kehamilan ≥ 2
tahun
• Tidak riwayat obstetri buruk
• penyakit dalam kondisi
terkontrol, seperti darah
tinggi, diabetes, kanker,
masalah kejiwaan dll
Catin 3 bulan sebelum menikah
PUS Perempuan 1x dalam setahun
20. 20
Pemantauan Keluarga Ibu dan Bayi melalui Buku KIA Tahun 2022
Kolom merah, rujuk petugas:
• Demam
• Sakit kepala berat
• Cemas berlebih
• Jantung berdebar
• Batuk > 2 mgg
• Gerak janin kurang
• Nyeri perut hebat
• Keluar cairan dari jalan lahir
• Sakit saat kencing
• Diare berulang
Kolom merah, rujuk petugas:
• Rasa bersalah berlebih, mudah
menangis
• Demam
• Sakit kepala
• Mata kabur
• Nyeri ulu hati
• Jantung berdebar
• Cairan jalan lahir
• Napas pendek
• Payudara bengkak mengkilap
• Tidak bisa BAK atau sedikit
• Area kelamin bengkak
• Darah nifas berbau
• Darah nifas > 1 pembalut
• Keputihan berbau
Kolom merah, rujuk petugas:
• Napas sesak
• Tampak lemah
• Kulit tampak biru/pucat
• Hisapan bayi lemah
• Kejang
• Demam
• BAB belum > 2 hari
• Tali pusat kemerahan
• Mata merah, bernanah
• Kulit bintil isi air
• Imunisasi belum lengkap
21. PASCA
SALIN
Kolom merah, rujuk petugas:
• Rasa bersalah berlebih, mudah menangis
• Demam
• Sakit kepala
• Mata kabur
• Nyeri ulu hati
• Jantung berdebar
• Cairan jalan lahir
• Napas pendek
• Payudara bengkak mengkilap
• Tidak bisa BAK atau sedikit
• Area kelamin bengkak
• Darah nifas berbau
• Darah nifas > 1 pembalut
• Keputihan berbau
• Hipertensi dgn pemberatan
• Anemia berat hb <8 g/dl
• Perdarahan Pasca Persainan
• Infeksi Rahim
• ISK
• Kemungkinan infeksi cairan medulla spinalis
(Meningitis, ensefalitis, tetanus)
• Trauma perineum berat
• Depresi pasca persalinan
• Terduga pneumonia
• Terduga oedema paru
• Hipertensi ≥140mmHg – 160mmHg
• Anemia sedang Hb 8-11 g/dl
• HIV
• ISK bagian bawah
• Malaria
• Inkontinensia urine
• Retensio Urine
• Trauma perineum ringan
• Robekan perineum ringan
• Post partum blues
• Kemungkinan GO atau infeksi chlamydia
• Kemungkinan infeksi candida
• Kemungkinan bakteri atau infeksi trikomonas
• Bendungan payudara
• Mastitis
• Abses payudara
• Terduga penyakit paru kronis (TB/ paru kronis lain)
• Tuberkulosis
PERSALINAN
Persalinan tanpa komplikasi • Usia kehamilan <37 minggu atau >40 minggu
• Hipertensi/PEB
• Perdarahan per vaginam
• Presentasi bukan kepala
• Gemelli
• Riwayat SC
MASA
HAMIL
Kolom merah, rujuk petugas:
• Demam
• Sakit kepala berat
• Cemas berlebih
• Jantung berdebar
• Batuk > 2 mgg
• Gerak janin kurang
• Nyeri perut hebat
• Keluar cairan dari jalan lahir
• Sakit saat kencing
• Diare berulang
• Kehamilan normal
• Hipertensi kronis
• Bumil KEK
• Bumil obesitas
• Bumil dengan sifilis (kemudian rujuk)
• Bumil dengan HIV
• Anemia ringan
• Bumil malaria
• Tuberkulosis
• Anemia sedang dan berat
• Preeklampsia/eclampsia
• Perdarahan per vaginam: abortus, kehamilan ektopik,
plasenta previa, solusio plasenta, rupture uteri
• Infeksi antepartum, abortus infeksiosa
• Bumil dengan diabetes
• Infeksi HIV berat
• Bumil dengan Hep B
• TB MDR
• Bumil dengan suspek gangguan jiwa
Keluarga Puskesmas/ FKTP Rumah Sakit
Rujukan Lebih Dini Tk Keluarga – Puskesmas - RS
22. 22
TOPIK
Analisis Masalah Kesehatan Ibu dan Anak
Program Percepatan Penurunan AKI, AKB
Sistematika Rujukan Lebih Dini
Program
23. PERMENKES
21/2021
‘Penyelenggaraan
Pelayanan Kesehatan
Masa Sebelum Hamil,
Masa Hamil, Persalinan,
dan Masa Sesudah
Melahirkan, Pelayanan
Kontrasepsi, dan
Pelayanan Kesehatan
Seksual’
Pelayanan Kesehatan Masa Sebelum Hamil
Pelayanan Kesehatan Masa Hamil
Pelayanan Kesehatan Persalinan
Pelayanan Kesehatan Masa Sesudah Melahirkan
Pelayanan Kontrasepsi
Pelayanan Kesehatan Seksual
Standar pelayanan mengacu pada Permenkes nomor 21/ tahun 2021
24. Skrining layak hamil dalam persiapan untuk dipantau tahun 2023
24
Pelayanan
Kesehatan
Masa Sebelum
Hamil
Bila dari hasil pemeriksaan ditemukan 4T atau masalah kesehatan atau tidak berencana
hamil maka dilakukan penundaan kehamilan dengan menggunakan kontrasepsi dan
pengobatan/tatalaksana sampai kondisi ideal untuk hamil sehat.
SASARAN CALON PENGANTIN
1. KIE Kesehatan Reproduksi : Diberikan
di KUA/Lembaga Agama dan di
Puskesmas atau aplikasi Kescatin.
2. Pemeriksaan Kesehatan di
Puskesmas :
a. Anamnesis : 4T, factor risiko
b. Pemeriksaan fisik : pemeriksaan
tanda vital, pemeriksaan status
gizi, tanda anemia; pemeriksaan
fisik sesuai indikasi medis
c. Pemeriksaan penunjang : minimal
pemeriksaan Hb. Untuk
pemeriksaan lain berdasarkan
indikasi medis dan/atau kebutuhan
program kesehatan.
SASARAN PUS PEREMPUAN
1. Edukasi dan skrining secara mandiri
menggunakan aplikasi kescatin.
2. Tindak lanjut pemeriksaan di
puskesmas, bagi yang berencana
hamil dan atau hasil tidak layak
hamil melalui:
a. Anamnesis : 4T, factor risiko
b. Pemeriksaan fisik : pemeriksaan
tanda vital, pemeriksaan status
gizi, tanda anemia; pemeriksaan
fisik sesuai indikasi medis
c. Pemeriksaan penunjang :
dilakukan berdasarkan indikasi
medis dan/atau kebutuhan
program kesehatan.
25. Pelayanan antenatal sesuai standar, terpadu agar rujukan terencana
25
Pelayanan
Kesehatan
Masa Hamil
a. pengukuran berat badan dan tinggi badan;
b. pengukuran tekanan darah;
c. pengukuran lingkar lengan atas (LiLA);
d. pengukuran tinggi puncak rahim (fundus uteri);
e. penentuan presentasi janin dan denyut jantung janin;
f. pemberian imunisasi sesuai dengan status imunisasi;
g. pemberian tablet tambah darah minimal 90 (sembilan puluh) tablet;
h. tes laboratorium; dan pemeriksaan USG
i. tata laksana/penanganan kasus; dan
j. temu wicara (konseling) dan penilaian kesehatan jiwa.
Pelayanan Kesehatan Masa Hamil dilakukan paling sedikit 6 (enam) kali selama
masa kehamilan meliputi:
a. 1 (satu) kali pada trimester pertama;
b. 2 (dua) kali pada trimester kedua; dan
c. 3 (tiga) kali pada trimester ketiga.
26. RUJUKAN TERENCANA dengan algoritma antenatal care
Konsultan; Dr. Achmad Zani Agusfar, SpOG(K)
Pemantauan di rumah
(dalam batas normal)
Pemantauan FKTP
(pengobatan kompetensi FKTP)
Rujuk ke FKRTL
Algoritma Pre Eklamsia
Algoritma Perdarahan
Algoritma Infeksi
Algoritma Ibu Hamil dgn Covid19
Algoritma penilaian USG
Algoritma penilaian status gizi pada Ibu Hamil
Algoritma penilaian anemia Ibu Hamil
Algoritma Penilaian Diabetes pd Ibu hamil
Algoritma Penilaian HIV, Sifilis, Hepatitis pd Ibu Hamil
Algoritma Penilaian Malaria, TB pd Ibu Hamil
Algoritma Penilaian kesehatan jiwa pd Ibu Hamil
27. 52
Ibu hamil Kurang Energi Kronis (KEK)
diberikan makanan tambahan pangan local
Jika KEK saja: diberi MT1 disertai
konseling gizi
Jika KEK + Anemia: diberi MT1
sesuai usia kehamilan, konseling
gizi dan tatalaksana anemia (MT1
tidak menggantikan kebutuhan
dasar makanan bergizi seimbang
sesuai kebutuhan ibu hamil)
Jika KEK + penyakit: diberi MT1
sesuai usia hamil, konseling gizi,
tatalaksana penyakit penyerta
Jika ditemukan kadar Hb <10 gr/dl
atau kenaikan BB di bawah 1
kg/bulan (T1) atau di bawah 2
kg/bulan (T2, T3), maka harus dirujuk
Pemberian MT terus dilakukan
hingga 90 hari terlepas dari indikator
penentu rujukan
1. MT = makanan tambahan
Penjelasan algoritme
Deteksi ibu hamil KEK melalui ANC:
1
2
3
Tahun 2022 Pilot di 31 Kab/Kota
Ibu hamil
ANC terpadu
Normal
ANC rutin
Konseling gizi
Anemia
ANC Rutin
Tatalaksana
anemia
Konseling gizi
KEK + Anemia
ANC rutin
Tatalaksana
anemia
Konseling gizi
KEK
ANC rutin
Konseling gizi
1 2
KEK + Penyakit
3
ANC rutin
Tatalaksana
penyakit
Konseling gizi
Pemberian Makanan Tambahan sekurangkurangnya 90 hari
(Lihat panduan makanan tambahan di buku ini)
Dirujuk ke RS bila:
Hb di bawah 10 gr/dl
Bila tidak sesuai dengan tabel target penambahan BB selama kehamilan
28. 28
Pemenuhan USG dan Pelatihan dokter dilaksanakan hingga tahun 2024
Blended learning dokter Gelombang 1
(Sumut, Jatim, Kalbar, Kalsel) dengan
peserta 52 org telah dilaksanakan.
Blended learning dokter Gelombang 2
(Jatim, Jabar, Jateng, Aceh, NTB, Sultra)
dengan peserta 135 orang telah
dilaksanakan.
INPUT TAHUN 2022 OUTPUT OUTCOME
Puskesmas mempunyai USG
Puskesmas dengan dokter
terlatih USG
Ibu hamil kunjungan ke-6 (ANC) Kematian Ibu
∑ Puskesmas
dengan dokter
Capaian
Agustus
∑ Puskesmas
dengan dokter
Capaian
Agustus
∑ Ibu hamil Capaian Agustus
% ANC
Agustus
% Kematian
Agustus
9.903 5.825 9.903 1.122 4.897.988 1.458.174 29.8 0.06
Sumber: Data Komdat Kesmas, MPDN, SISDMK
CAPAIAN
Monitoring kepemilikan USG di
Puskesmas belum dipantau secara
berkala
HAMBATAN
Blended learning dokter Gelombang III
th 2022 (Aceh 5 Kab/Kota, NTT 10
Kab/Kota, Kaltim 1 Kab/Kota, Sulteng 7
Kab/kota, Sulsel 4 Kab/Kota, Gorontalo 3
kab/kota, Sulbar 1 kab/kota, Maluku 2
kab/kota, Maluku Utara 3 kab/kota,
Papua barat 1 kab/kota, Papua 3
Kab/kota ) akan dilaksanakan bulan
Oktober 2022 (W1 Oktober 2022)
RTL DAN ESTIMASI WAKTU
PUSKESMAS 2021 2022 2023 2024
TOTAL
PUNYA
LISTRIK
PKM
MEMILIKI
USG 2021
PUSKESMAS
DOKTER
USG 2021
ALOKASI
DAK
USG 2022
PELATIHAN
DOKTER
USG 2022
ALOKASI
DAK
USG
Pelatihan
USG
PUSKES
BELUM
TERPENUHI
USG 2024
10292 9886 2158 799 3355 4505 1943 4606 2430
29. 1-49 pasien
62%
50-99 pasien
20%
100-199 pasien
11%
≥ 200 pasien
1%
tidak menjawab
6%
• 32% dokter puskesmas telah memiliki jam terbang yang cukup
baik, karena telah memeriksa pasien >50 orang per 3 bulan
Jumlah Pasien ANC Yang Dilakukan USG
Dalam 3 Bulan Terakhir oleh Dokter Terlatih USG di Puskesmas
JAN-MARET
2022
APRIL-JUNI
2022
Tidak menjawab
10%
1-49 pasien
67%
50-99 pasien
16%
100-199 pasien
6%
≥200 pasien
1%
• 23% dokter puskesmas telah memiliki jam terbang yang cukup
baik, karena telah memeriksa pasien >50 orang per 3 bulan
30. • Variasi kasus yang dirujuk saat survei pertama dan kedua hampir sama,, pemanfaatan USG memiliki daya ungkit untuk
pencegahan komplikasi
Oligo,
polihidramnion
8%
PEB
15%
Malpresentasi
janin
28%
Gemelli
6%
Abortus, IUFD
12%
Kelainan letak
plasenta
14%
Serotinus
7%
IUGR
3%
Lain2
7%
Kasus ANC USG Yang Dirujuk
Dalam 3 Bulan Terakhir Oleh Dokter Terlatih USG di Puskesmas
*) Lain-lain : KET,
Mioma uteri,
makrosomia,
microcephali,
plasenta kalsifikasi,
mola, gawat janin
JAN-MARET
2022
APRIL-JUNI
2022
Abortus/IUFD
16%
IUGR
7%
Kelainan letak
plasenta
17%
Malpresentasi
janin
29%
Oligo/polihidramn
ion
9%
Gawat janin/fetal
distress
9%
Kehamilan
ektopik
2%
Kehamilan
multiple
8%
Lain-lain
3%
*) Lain-lain : KET, Anemia,
KEK, Blighted ovum, BSC,
Hiperemesis, Hipertensi,
Sungsang, Preeklamsia,
Post death, SC berulang,
Mioma, Hiperemesis, PEB,
Gemeli, Serotinus
31. Dalam penguatan ANC, diperlukan kolaborasi pelayanan dengan memfasilitasi jejaring antar
fasyankes pemerintah dan swasta
Puskesmas
ANC + Skrining
Kesehatan + USG + INC +
NIFAS
Klinik Pratama
SKRINING KESEHATAN
+ USG + INC + NIFAS
Bidan Praktik
Mandiri
ANC – INC - NIFAS
Dinkes Kab/Kota
KS
• Regulasi
• Pembiayaan
• Integrasi
layanan
Rujuk
Rujuk
Rujukan
KONSULTASI
Rujukan
BALIK
Dokter Praktik
Mandiri
SKRINING KESEHATAN
+ USG +NIFAS
Rujukan
BALIK
Rujukan
KONSULTASI
Rujukan
KONSULTASI
LAYAK
Hamil
RSUD
ANC + Skrining
Kesehatan + USG + INC
+ NIFAS
RS
SWASTA/TNI/POLRI
ANC + Skrining Kesehatan
+ USG + INC + NIFAS
Rujukan
BALIK
Rujukan
BALIK
Rujukan
BALIK
Rujukan
BALIK
Rujukan
BALIK
Rujukan HORIZONTAL
Rujukan VERTIKAL
Pembinaan
Pendampingan
Piloting Jejaring ANC didukung USAID MPHD
32. Kemampuan PONED dan PONEK dalam pemenuhan sampai tahun 2024
Konsutan PONED: dr M. Hud Suhargono, Sp.OG(K)
Level 1 Level 2
Level 3 Level 4 Level 5
Puskesmas
non-PONED
Puskesmas
PONED
RS Kab/Kot RS Provinsi RS Vertikal
Pelayanan dasar & tanpa penyulit
*Tidak ada
PONED
Pelayanan 24/7 & persalinan tanpa
penyulit & BBLR >2.000 g
*DTPK: +penyulit ringan
Pelayanan spesialistik
Pelayanan Subspesialistik
Pelayanan Kasus Kompleksitas Tinggi
TARGET 2022 2023 2024
PONED PER TAHUN 1.740 1.455 1006
PONEK PER TAHUN 16 244 330
33. Pelayanan Kesehatan Masa Sesudah Melahirkan
pemantauan kesehatan sesuai standar pelayanan
33
Pelayanan
Kesehatan
Masa Sesudah
Melahirkan
Pelayanan Kesehatan bagi ibu dilakukan paling sedikit 4 kali:
a. 1 kali pada periode 6 jam s.d. 2 hari pascapersalinan;
b. 1 kali pada periode 3 hari s.d. 7 hari pascapersalinan;
c. 1 kali pada periode 8 hari s.d. 28 hari pascapersalinan; dan
d. 1 kali pada periode 29 hari s.d. 42 (empat puluh dua) hari pascapersalinan.
Pemantauan di rumah
(dalam batas normal)
Pemantauan FKTP
(pengobatan kompetensi FKTP)
Rujuk ke FKRTL
Algoritma Ibu Nifas Hipertensi
Algoritma Ibu Nifas Anemia
Algoritma Ibu Nifas Risiko HIV
Algoritma Ibu Nifas Perdarahan
Algoritma Ibu Nifas Demam atau Keluar Cairan Berbau Busuk
Algoritma Ibu Nifas Masalah Buang Air Kecil
Algoritma Ibu Nifas Sedih atau Mudah Menangis
Algoritma Ibu Nifas Keputihan
Algoritma Ibu Nifas Nyeri Payudara atau Puting
Algoritma Ibu Nifas Batuk atau Sulit Bernafas
Algoritma Ibu Nifas Merokok, Menggunakan Alkohol dan Obat Terlarang
34. Program Bantu Rujuk
34
Roadmap Sisrute KEGIATAN IMPLEMENTASI SISRUTE
• Sosialisasi daring penggunaan
SISRUTE bagi FKTP dan FKTL
• Simulasi registrasi new user
SISRUTE
• Simulasi pemanfaatan SISRUTE
Konsultan Sisrute Maternal: dr Manggala,SpOG(K)
Jumlah
Seluruh FKTP
Jumlah
Seluruh FKTL
FKTP
Menggunakan
SISRUTE Tahun
2022
FKTL
Menggunakan
SISRUTE Tahun
2022
FKTP
Menggunakan
SISRUTE Tahun
2023
FKTL
Menggunakan
SISRUTE Tahun
2023
FKTP
Menggunakan
SISRUTE Tahun
2024
FKTL
Menggunakan
SISRUTE Tahun
2024
10260 3112 1271 1723 4104 2440 7182 3112
Untuk mengatasi kendala akses dan pembiayaan, telah disediakan tempat tunggu kelahiran, transportasi
rujukan dan program Jaminan Persalinan (Jampersal)
35. 35
#SemarakKelasIbuHamil
● Tempat Pelaksanaan: Posyandu/ Puskesmas / FKTP/ FKTL
● Sumber Daya Manusia (SDM): Tenaga Kesehatan, Kader Posyandu
● Potensi Kemitraan:
● Orientasi Nakes dan Kader [transport, akomodasi, materi/media edukasi
fasilitator]
● Penyediaan porsi makanan ibu hamil [peralatan memasak, bahan pangan
lokal untuk menu makan ibu hamil sesuai kebutuhan]
● Sasaran: Ibu hamil, suami
● Objektif: Meningkatkan pengetahuan dan keterampilan ibu hamil
dalam merawat dan menjaga kehamilan tetap sehat
● Aktivitas: Edukasi ibu hamil tentang konsumsi gizi seimbang
selama kehamilan hingga menyusui; Praktik menyusun dan
menyiapkan menu gizi seimbang sesuai usia kehamilan; dan Makan
bersama, Pendampingan Perawatan rujukan bagi ibu hamil anemia,
hipertensi, KEK, obese, BBLR
Sangat penting untuk meningkatkan demand pelayanan, semua pihak berpartisipasi menyelenggarakan
kampanye, edukasi bagi ibu dan keluarganya