SlideShare une entreprise Scribd logo
1  sur  50
Télécharger pour lire hors ligne
Pemeriksaan Radiologi & Laboratorium untuk Fisioterapi    by Ishak, S.Ft.,Physio


                                                 BAB 1

                        PENGANTAR PADA PEMERIKSAAN RADIOLOGI
                              DAN PEMERIKSAAN LABORATORIUM




P
           engetahuan mengenai pemeriksaan radiologi dan laboratorium bagi Fisioterapis
           adalah suatu hal yang sangat penting dalam rangka menegakkan diagnosis dan
           menghindari kesalahan-kesalahan yang mungkin terjadi dalam menangani suatu
kondisi penyakit. Hal ini terutama sangat diperlukan bagi Fisioterapis yang bekerja di
Rumah Sakit Daerah ataupun puskesmas yang belum mempunyai dokter spesialis radiologi
maupun spesialis patologi klinik. Hal ini tidak berarti bahwa Fisioterapis yang bekerja pada
rumah sakit maupun puskesmas yang sudah mempunyai ahli radiologi maupun spesialis
patologi klinik tidak memerlukan pengetahuan mengenai pemeriksaan radiologi maupun
laboratorium karena keputusan untuk meminta pemeriksaan foto radiologi maupun
laboratorium juga sangat bergantung pada pemahaman dan pengetahuan mengenai
radiologi dan laboratorium.
          Pengetahuan seorang Fisioterapis tentang interpretasi hasil foto radiologi maupun
Laboratorium akan sangat bermanfaat dalam memilih modalitas yang digunakan dalam
therapy, serta bisa berhati-hati agar tidak menggunakan alat fisioterapi yang kontra indikasi
dengan penyakit pasien misalnya adanya spondylolistesis, infeksi akut ataupun tumor.
          Secara umum pada setiap Rumah Sakit yang besar misalnya RS Wahidin
Sudirohusodo Makassar Instalasi Radiologi secara umum mempunyai 2 unit kerja yaitu
Radiodiagnostik dan Radioterapi. Radiodiagnostik           dalam       menjalankan   kegiatannya
mempunyai beberapa bagian yaitu: Foto Polos X ray, CT scan, MRI, Ultrasonografi,
sedangkan Radioterapi digunakan untuk pengobatan baik sebagai upaya kuratif misalnya
tumor maupun kanker, paliatif maupun yang sifatnya emergensi misalnya untuk
menghentikan perdarahan hebat.
          Pemeriksaan laboratorium merupakan cabang ilmu patologi dalam hal ini patologi
klinik. Pemeriksaan laboratorium merupakan pemeriksaan spesimen dari pasien berupa
darah, urin, dan cairan tubuh lainnya. Pemeriksaan laboratorium dimaksudkan untuk
menentukan atau membantu menentukan diagnosis penyakit serta prognosis dengan tes
penunjang lainnya, anamnesis dan pemeriksaan fisik.
        Bagian/jenis pemeriksaan laboratorium terdiri atas:
    -   Hematologi                        - Imunologi/Serologi
    -   Kimia Klinik                      - Infeksi
    -   Urinalisis
                                              -ooo0ooo-
                                                                                              1
Pemeriksaan Radiologi & Laboratorium untuk Fisioterapi   by Ishak, S.Ft.,Physio


                                                 BAB 2
                     JENIS-JENIS RADIODIAGNOSTIK & MEDIA KONTRAS


A. Radiografi Konvensional


          Sinar X merupakan bagian dari spektrum elektomagnetik, dipancarkan akibat
   pengeboman anoda wolfram oleh elektron-elektron bebas dari suatu katoda. Film polos
   dihasilkan oleh pergerakan elektron-elektron tersebut melintasi pasien dan menampilkan
   film radiografik.
          Tulang dapat menyerap sebagian besar radiasi, menyebabkan pajanan pada film
   paling sedikit, sehingga film yang dihasilkan tampak berwarna putih. Udara paling
   sedikit menyerap radiasi, menyebabkan pajanan pada film maksimal, sehingga film
   tampak berwarna hitam. Diantara kedua keadaan ekstrem ini, penyerapan jaringan
   sangat berbeda-beda menghasilkan citra dalam skala abu-abu (grey scale). Film polos
   bermanfaat untuk: Dada, abdomen, sistem tulang: trauma, tulang belakang, sendi,
   penyakit degeneratif, metabolik dan metastatik (tumor).
   Terminologi yang digunakan dalam Radiografi Sinar X :
      a. Hiperradiolusen : udara bebas
      b. Radiolusen : Paru normal, lemak
      c. Intermediate : Soft tissue/ cairan, jantung,hepar, ginjal, ascites, urine, darah, dan
          sebagainya.
      d. Radiopak : Ca-density / Bone density, tulang, perkapuran.
      e. Hyperradiopak : Metal density, logam
   Contoh gambar Foto X- Ray :




                                                                                            2
Pemeriksaan Radiologi & Laboratorium untuk Fisioterapi        by Ishak, S.Ft.,Physio


 B. CT Scan
              Pemeriksaan dengan menggunakan CT Scan                   dapat mendeteksi kelainan –
     kelainan seperti perdarahan otak, tumor otak, kelainan – kelainan tulang, kelainan di
     rongga dada & rongga perut dan khususnya mendeteksi kelainan pembuluh darah
     jantung (koroner) dan pembuluh darah umumnya (seperti penyempitan pembuluh
     darah ginjal, dll) Lama pemeriksaan mulai dari beberapa detik sampai 2 jam.




              CT Scan menggunakan sinar X tetapi saat ekspos sinar tidak langsung mengenai
     film tetapi ditangkap oleh detektor diteruskan ke komputer monitor lalu ke printer.
     Ukuran gambar (piksel) yang didapat pada CT Scan adalah Radiodensitas ukuran
     tersebut menggunakan skala Houndsfield Unit (HU), Hounsfield nama orang yang
     menemukan dan memperkenalkan CT-scan. Nilai HU sendiri adalah merupakan
     pengukuran densitas jaringan.


                Jaringan                 HU                    Warna
        Udara                   -1000                    Hitam ↓↓↓
        Lemak                   -100                     Hitam ↓↓
        LCS                     0                        Hitam ↓
        Otak                    30                       Abu-abu (-)
        Darah                   +100                     Putih ↑↑
        Tulang                  +1000                    Putih ↑↑↑


   Terminologi yang digunakan :
   a. Isodens : Jaringan Otak Normal
   b. Hipodens : Abses otak, infark
   c. Hiperdens : perdarahan Otak

                                                                                                3
Pemeriksaan Radiologi & Laboratorium untuk Fisioterapi   by Ishak, S.Ft.,Physio


C. MRI (Magnetik Resonansi Imaging)


           MRI atau Magnetic Resonance Imaging menggunakan medan magnit dan
   frekuensi radio, jadi tidak mengionisasi jaringan, tidak ada efek biologik.    Memakai
   istilah isointens, hipointens, hiperintens, kekuatan magnit disebut dengan satuan TESLA
   (1 Tesla= 10.000 Gauss). MRI adalah suatu alat diagnostik teknologi tinggi yang
   digunakan untuk membuat visualisasi dari penampang tubuh manusia.
           Pemeriksaan MRI memakai prinsip magnetik, tidak menggunakan sinar X (tidak
   ada radiasi). Melalui pemeriksaan ini dapat mendeteksi kelainan – kelainan saraf &
   jaringan lunak seperti pada keluhan: sakit/nyeri kepala, sakit daerah punggung,
   pinggang, nyeri/bengkak daerah persendian, kelainan payudara, kelainan pembuluh
   darah, kelainan pada abdomen (perut), dan lain lain. Lama pemeriksaan 20 menit – 1.5
   jam
           MRI memberikan hasil yang diperlukan oleh dokter untuk menegakkan diagnosa
   atas penyakit yang diderita oleh pasien dan juga menentukan rencana pengobatan yang
   tepat sesuai dengan indikasi penyakit yang diderita oleh pasien.


   a. Keuntungan menggunakan MRI :
      - Tidak menggunakan sinar X,
      - Tidak Merusak Kesehatan pada penggunaan yang tepat,
      - Banyak pemeriksaan tanpa memerlukan zat kontras,
      - Detail anatomis yang sangat baik terutama pada jaringan lunak,
      - Dapat memperlihatkan pembuluh darah tanpa kontras : Magnetic resonansi
         angiography (MRA).


   b. Kerugian menggunakan MRI
      - Biaya operasional mahal,
      - Citra yang kurang baik pada lapangan paru,
      - MRI lebih sulit ditoleransi dengan waktu pemeriksaan yang lebih lama
         dibandingkan CT scan,
      - Kontra indikasi pada pasien yang mengunakan pacemaker, benda asing logam pada
         mata dan penggunaan protesa logam.




                                                                                        4
Pemeriksaan Radiologi & Laboratorium untuk Fisioterapi   by Ishak, S.Ft.,Physio




D. USG (Ultrasonografi)
            Pemeriksaan menggunakan gelombang suara/ultrasound untuk mendeteksi
   kelainan – kelainan di organ perut (hati, kandung empedu, limpa, ginjal, dll), payudara,
   kandungan, kehamilan, pembuluh darah, dll. Khususnya pada kehamilan, USG 3D/4D
   dapat melihat rupa janin seperti sebuah foto dan dapat melihat gerakan bayi yang dapat
   direkam dalam CD. Untuk payudara, USG biasanya dipakai untuk skrinning
   benjolan/keluhan pada wanita – wanita usia < 35 tahun atau sebagai pemeriksaan
   pelengkap dan atau lanjutan setelah dilakukan mammografi pada wanita usia > 35
   tahun.




   Contoh Foto USG pada ginjal (tanda panah : batu ginjal)




                                                                                         5
Pemeriksaan Radiologi & Laboratorium untuk Fisioterapi          by Ishak, S.Ft.,Physio


   Terminology yang sering digunakan pada ultrasonografi antara lain:
    Isoechoic atau normoechoic, misalnya untuk hepar, lien, atau ginjal yang normal.
    Hypoechoic atau echopoor atau echoluscent, misalnya abses hepar dan tumor uterus.
    Hyperechoic atau echorich atau echodens, misalnya batu ginjal dan adanya kalsifikasi
      di suatu jaringan.
    Unechoic atau echofree (hitam), misalnya urine, ascites dan darah.

      Pemeriksaan ultrasonografi biasanya ditujukan untuk kepala bayi, tiroid, mammae,
      jantung, organ abdomen, kebidanan dan kandungan serta pada tulang.


E. Media Kontras
           Media kontras merupakan zat yang membantu visualisasi beberapa struktur
   selama melakukan beberapa teknik pemeriksaan radiodiagnostik, bekerja berdasarkan
   prinsip penyerapan sinar X, sehingga mencegah pengiriman sinar tersebut pada pasien.
   Zat kontras yang paling sering digunakan adalah barium sulfat yang dapat
   memperlihatkan bentuk saluran pencernaan dan sediaan iodine organic yang banyak
   digunakan secara intravena pada CT untuk memperjelas gambaran vaskuler dan
   berbagai organ. Agen-agen kontras juga dapat digunakan pada lokasi tertentu, misalnya:


                                                                Arteriografi pada sistem arterial
                                                                Venografi pada sistem vena
                                                                Mielografi pada teka spinalis
                                                                Kolangiografi pada sistem bilier
                                                                Artrografi pada persendian
                                                                Histerosalpingografi pada uterus dan
                                                                Sialografi pada kelenjar saliva.


                                                         Contoh foto yang menggunakan media kontras pada
                                                         foto BNO setelah 10 menit.




   Contoh dibawah adalah pemakaian kontras pada foto CT scan (atas) dan foto MRI
   (bawah) pada pasien yang menderita tumor pada otak gambar (-) adalah gambar non
   kontras sedangkan gambar (+) adalah gambar dengan kontras. Gambar tanda panah



                                                                                                      6
Pemeriksaan Radiologi & Laboratorium untuk Fisioterapi       by Ishak, S.Ft.,Physio


   kuning memperlihatkan gambar pembuluh darah bagian luar tumor sedangkan tanda
   panah merah adalah pembuluh darah yang normal.




           Pemakaian media kontras seringkali digunakan untuk melihat adanya tumor
   diotak dengan menggunakan CT-scan ataupun MRI dan hasil foto dengan media kontras
   ini bisa digunakan untuk memprediksi apakah tumornya jinak atau ganas dengan
   melihat    banyak     tidaknya     pembuluh      darah    disekitar    tumor,      walaupun   untuk
   memastikannya dilakukan dengan biopsi dan pemeriksaan PA/Patologi Anatomi. Saluran
   pencernaan ataupun saluran sistem eksresi seperti pada foto BNO diatas juga sering
   menggunakan media kontras.




                                               --ooo0ooo--

                                                                                                    7
Pemeriksaan Radiologi & Laboratorium untuk Fisioterapi     by Ishak, S.Ft.,Physio


                                                   BAB 3
                        ANATOMI DASAR DENGAN GAMBAR RADIOLOGI




M
                  odal dasar yang harus dimiliki oleh seorang fisioterapis dalam memahami
                  hasil foto x-ray adalah mengenal dan mengetahui anatomi dan gambaran
                  radiologi secara normal sehingga nantinya bisa menilai gambar apabila
tidak sama atau tidak sesuai gambar anatomi normalnya.
      Secara sederhana dapat dikatakan bahwa pengaruh sinar x (x-ray) pada film adalah
dengan menghitamkan film, apabila ada yang menghalangi maka warna hitamnya
kemudian akan berkurang berubah kearah warna putih dan semakin kuat penghalangnya
maka gambar atau bayangan yang dihasilkannya juga akan semakin putih, misalnya tulang
akan menghasilkan gambar x-ray yang putih tetapi akan lebih putih jika misalnya ada
logam didalam tubuh misalnya pada pasien yang mengalami fraktur dan dipasangi fiksasi
internal atau pada pasien yang memakai protesa misalnya pada fraktur collum femoris yang
menggunakan austin moore prothesa (lihat terminologi yang sering digunakan).
      Beberapa gambar anatomi dengan x-ray yang akan dibahas dibawah ini hanya yang
berhubungan secara langsung dengan pekerjaan Fisioterapis. Adapun gambar anatomi dan
penjelasan yang tidak berhubungan secara langsung dengan pekerjaan sebagai Fisioterapis
dimaksudkan untuk tambahan informasi.


A. Thorax
            Organ yang ada dalam thorax adalah paru-paru dan jantung berikut adalah
   gambaran anatomi dengan foto x-ray foto thorax, foto thorax yang rutin adalah foto
   PA (posterior anterior).




                                                                                       8
Pemeriksaan Radiologi & Laboratorium untuk Fisioterapi           by Ishak, S.Ft.,Physio


        Keterangan gambar:
        1.       Clavicula                            6. trakea
        2.       Aorta                                7. Costa (tulang iga ke 4)
        3.       Jantung                              8. Bronchovasculer
        4.       Diafragma kiri                       9. Paru-paru
        5.       Gas dalam lambung                    10.Diafragma kanan
                                                      11. Sudut costofrenikus


       Hal yang harus diperhatikan pada setiap foto thorax maupun foto ekstremitas
       adalah:
       1. Alignment yaitu, susunan tulang atau keteraturan tulang serta persendian yang
             ada dalam foto.
       2. Bone yaitu, perhatikan pada tulang yang ada dalam foto apakah ada fraktur atau
             ada bayangan yang mencurigakan misalnya bayangan yang berwarna hitam atau
             lebih putih dari tulang.
       3. Soft tissue atau jaringan lunak yang ada dalam foto, perhatikan apakah ada
             massa atau tumor.
                Dalam menangani pasien yang mengalami gangguan pernapasan misalnya
       pasien yanng sesak napas maupun juga pasien yang batuk Fisioterapis harus berhati-
       hati dalam mengobatinya ada dua hal yang harus jadi perhatian khusus yaitu adanya
       infeksi misalnya tuberculosis ataupun adanya tumor. Pada pasien yang dicurigai
       menderita TB (tuberculosa) harus dikonfirmasi dengan hasil pemeriksaan apakah
       dengan pemeriksaan darah ataupun pemeriksaan dahak (sputum), khusus untuk
       pemilihan alat pada kondisi jantung perhatikan foto jangan sampai pasien memakai
       pacemaker implant (alat yang ditanam di thorax bagian atas sebelah kiri). Pada
       pasien seperti ini tentunya kontra indikasi dengan penggunaan alat dari jenis electro
       therapy (lihat gambar dibawah) pada bagian dada dan punggung serta Short Wave
       Diathermy (HFC 27 MHz).




      Gambar pacemaker implant pada pasien penyakit jantung yang mengalami AV blok.

                                                                                          9
Pemeriksaan Radiologi & Laboratorium untuk Fisioterapi   by Ishak, S.Ft.,Physio


   Hal lain yang harus diperhatikan pada foto thorax adalah:
   1. Perhatikan sudut costofrenikus, normalnya lancip apabila tumpul berarti ada
       kemungkinan terjadinya efusi pleura. Pada pasien wanita terdapat bayangan
       payudara pada diafragma.
   2. Perhatikan broncovasculer, apabila corakan berlebih ada kemungkinan bronchitis.
   3. Perhatikan apakah ada gambaran spesifik misalnya KP/TB ataupun tumor.
   4. Diafragma kanan biasanya lebih tinggi karena adanya liver.


   5. Perhatikan apakah ada pembesaran jantung atau cardiomegali, atau pembesaran
       jantung.


B. EKSTREMITAS
   1. Ekstremitas Atas:
       a. Shoulder joint X ray AP dan L:




            Keterangan gambar:
            1, Clavicula. 2, Acromion. 3, tuberculum mayus. 4, tuberculum minus. 5, collum
            Humerus. 6, Humerus. 7, Processus Coracoideus. 8, Axillary border of scapula. 9,
            Rib/costa.


                                                                                         10
Pemeriksaan Radiologi & Laboratorium untuk Fisioterapi       by Ishak, S.Ft.,Physio




           Keterangan gambar:

           1,Processus Coracoideus.                2. Clavicula
           3, Acromion.                            4. Caput humeri
           5. Humerus                              6. Pinggir lateral dari scapula


       b. Elbow joint AP dan L




                                                                                      11
Pemeriksaan Radiologi & Laboratorium untuk Fisioterapi         by Ishak, S.Ft.,Physio

       Keterangan gambar:
       1, Humerus.                         6, Radius
       2, epicondylus medial.              7,Caput Radial
       3, epicondylus Lateral.             8, Ulna
       4, fossa Olecranon.                 9, processus Olecranon
       5, capitellum.                    10, process Coronoid
                                       11, Anterior fat pad.


       c. Wrist Joint AP




       1, Processus styloideus ulna.
       2, Lunatum.
       3, Radius.
       4, Navicular.
       5, Trapezium (multangulum mayus).
       6, Metacarpal pertama (Ibu jari).
       7, Trapezoid (multangulum minus).
       8, Capitatum.
       9, Hamatum.
       10, Triquetrum.
       11, Pisiform. .



                                                                                        12
Pemeriksaan Radiologi & Laboratorium untuk Fisioterapi   by Ishak, S.Ft.,Physio


   2. Ekstremitas Bawah
        a. Pelvic dan Hip joint AP:




             Keterangan gambar:
             1 Ramus Superior dari Pubis Dextra
             2 Symphysis Pubis
             3 Ramus Inferior dari Pubis sinistra
             4 foramen obturatorium
             5 Trochanter minor
             6 Trochanter mayor
             7 Iliaca wing/sayap
             8 Crista iliaca
             9 Pedikel Vertebra Lumbar Spine
             10 Sacro-iliaca joint dextra
             11 Caput femur dextra/kanan
             12 Fossa acetabulum
             13 aput femur sinistra/kiri


        b. Knee joint AP dan L


                    Knee joint atau sendi lutut dibentuk oleh 4 buah tulang yaitu femur, tibia,
           fibula dan patella oleh karena banyaknya tulang yang membentuk sendi maka
           sendi lutut dikategarikan sebagai sendi yang besar, sendi lutut juga merupakan
                                                                                            13
Pemeriksaan Radiologi & Laboratorium untuk Fisioterapi   by Ishak, S.Ft.,Physio


           sendi yang paling banyak menerima beban tubuh sehingga paling sering
           mengalami osteo arthritis.
                    Knee joint dapat dikatakan sebagai sendi yang paling lengkap struktur
           yang membangunnya, pada sendi lutut terdapat banyak bursa, serta meniscus
           yang berfungsi sebagai shock absorber dan juga terdapat dua ligamen besar yaitu
           ligamen crusiatum anterior dan crusiatum posterior. Pada seorang atlet misalnya
           sepak bola cedera pada meniscus dan ligamen crusiatum adalah merupakan
           malapetaka besar bagi perkembangan karirnya dalam bermain bola.
                    Cedera pada meniscus dan ligamen hanya bisa dideteksi dengan
           menggunakan MRI (Magnetic Resonansi Imaging).




                                                                                       14
Pemeriksaan Radiologi & Laboratorium untuk Fisioterapi     by Ishak, S.Ft.,Physio




             Keterangan gambar:
             1. Condilus lateral femur.
             2. Femur.
             3. Patella.
             4. Condilus Medial femur.
            5. Tuberculum Medial intercondylar of tibia.
             6. Tibia.
             7. Fibula.



                                                                                    15
Pemeriksaan Radiologi & Laboratorium untuk Fisioterapi        by Ishak, S.Ft.,Physio



        c. Ankle joint AP/L




        Keterangan gambar:
        1, Tibia.                            1. cuneiform
        2, Malleolus medial.                 2. navicular
        3, Fibula.                           3. Talus
        4, Malleolus Lateral.                4. Tibia
        5, Talus.                            5. Fibula
        6, Metatarsal Pertama.               6. Calcaneus 7. cuboid


C. COLUMNA VERTEBRA
   1. CERVICAL
       a. Cervical AP


          Keterangan gambar:
          1,   Clavicula.   2,   costa/rib   pertama.
          3, Trachea. 4, Processus Spinosus Vert.
          C7. 5, corpus Vertebra C5. 6, processus
          Uncinatus.




                                                                                       16
Pemeriksaan Radiologi & Laboratorium untuk Fisioterapi     by Ishak, S.Ft.,Physio


       b. CERVICAL Lateral :




   Keterangan gambar:
   1, Corpus Vertebral (TH1). 2, Processus Spinosus C7. 3, Lamina. 4, Processus articular inferior. 5,
   Processus articular superior. 6, Processus Spinosus C2. 7, Processus Odontoid. 8, Permukaan
   anterior C1 (Atlas). 9, Trachea.



   2. THORACAL
       a. Thoracal AP




                                                                                                   17
Pemeriksaan Radiologi & Laboratorium untuk Fisioterapi        by Ishak, S.Ft.,Physio


   Keterangan gambar:
   1, Ventrikel kiri jantung.                      1. Gas dalam colon
   2, Gas dalam lambung.                           2. Gas dalam lambung
   3, hemidiaphragma kanan.                        3. Hemidiafragma kiri
   4, Costa/rib Posterior .                        4. Costa/rib posterior
   5, Clavicula.                                   5. Pedikel, 6. Proc. Spinosus
                                                   7.Processus transpersus


        b. Thoracal Lateral




        Keterangan gambar:
        1,Costa/rib Posterior.
        2, Corpus Vertebra.
        3, Discus Intervertebral.




                                                                                       18
Pemeriksaan Radiologi & Laboratorium untuk Fisioterapi        by Ishak, S.Ft.,Physio


   3. LUMBOSACRUM AP dan Lateral:




       Keterangan gambar:
       1, Costa/rib (tlng iga).        1, Sacrum.
       2,Processus Transversus.       2, Spinous Process.
       3, Pedikel.                    3, Vertebral body.
       4, Processus Spinosus.         4, Discus Intervertebral.
       5, Sacrum.                     5, foramina Intervertebral.
       6, Sacroiliac joint.            6, Pedicle.
                                       7, Articulation facet Inferior.
                                      8, Articulation Facet Superior.
                                      9, Rib .


D. OTAK/BRAIN



           Gambaran radiologi otak dibawah ini adalah dengan menggunakan MRI, pada
   foto MRI ataupun CT-scan beberapa potongan gambar secara umum diambil dengan 3
   potongan yaitu sagital (membagi kepala kiri dan kanan), koronal (membagi kepala
   depan dan belakang) serta axial (membagi kepala atas dan bawah).



                                                                                       19
Pemeriksaan Radiologi & Laboratorium untuk Fisioterapi      by Ishak, S.Ft.,Physio


   1. Potongan otak dengan sagital:




Keterangan gambar dibawah ini gunakan untuk potongan otak dengan foto MRI pada
potongan sagital, koronal dan potongan axial.
Keterangan gambar:

1. Sinus Sagital superior                          16. Corpus Callosum
3. Lobus Frontal                                   17. Arteri Serebri Media
4. Lobus Parietal                                  20. Foramen Monro
13. Ventrikel Lateral                              22. Ventrikel ketiga
23. Sinus Frontal                                  52. Medulla
31. Aqueduct Serebri                               55. Sinus Sigmoid
43. Arteri Basiler                                 63. Lidah
45. Cerebellum                                     67. Fornix
48. Pons                                           72. Thalamus
50. Sinus Sphenoid                                 73. A. Meningeal




                                                                                     20
Pemeriksaan Radiologi & Laboratorium untuk Fisioterapi    by Ishak, S.Ft.,Physio


   2. Potongan otak dengan Koronal




   3. Potongan otak dengan Axial




                                                -oo0oo-



                                                                                   21
Pemeriksaan Radiologi & Laboratorium untuk Fisioterapi   by Ishak, S.Ft.,Physio


                                                 BAB 4
                     GAMBARAN RADIOLOGI KONDISI FISOTERAPI




G          ambaran radiologi yang akan dibahas dibawah ini adalah merupakan gangguan
           atau kondisi yang berhubungan dengan Fisioterapi dalam menjalankan
           profesinya. Kondisi yang akan dibahas adalah kondisi yang dipilih karena sering
didapatkan dilapangan ataupun tempat kerja.


A. THORAX:
   1. Tuberculosis/TB
               Tuberculosis adalah merupakan salah satu penyakit infeksi, penyakit
       disebabkan oleh mycobacterium tuberculosa menyerang terutama pada paru-paru
       dan tulang vertebra, penyakit ini termasuk gampang menular sehingga Fisioterapis
       harus berhati-hati dalam menangani pasien yang menderita TB. Hampir semua alat
       fisioterapi dari golongan electrotherapy dan juga actino therapy serta Diathermy
       kontra indikasi pada pasien yang mengalami TB, hal ini disebabkan oleh mekanisme
       kerja alat yang meningkatkan sirkulasi darah dan metabolisme.
               Pemeriksaan TB tidak cukup hanya dengan pemeriksaan Radiologi tetapi juga
       harus dan lebih utama pemeriksaan laboratorium, pemeriksaan laboratorium yang
       paling sering digunakan adalah pemeriksaan sputum untuk melacak keberadaan
       bakteri mycobacterium tuberculosa.




       Gambar radiologi diatas hanya merupakan salah satu gambaran penderita TB.

                                                                                       22
Pemeriksaan Radiologi & Laboratorium untuk Fisioterapi   by Ishak, S.Ft.,Physio


       Gejala utama TB:
       Batuk terus menerus dan berdahak selama 2 minggu atau lebih.
       Gejala lainnya:
               Batuk bercampur darah,
               Sesak nafas dan nyeri dada,
               Badan Lemah,
               Nafsu makan berkurang,
               Berat badan turun,
               Rasa kurang enak badan (lemas)
               Demam meriang berkepanjangan
               Berkeringat di malam hari walaupun tidak melakukan kegiatan.


   2. BRONCHITIS
                 Bronchitis adalah merupakan peradangan atau inflamasi pada bronchus
        paru.




       Gambaran radiologi pada penderita Bronchitis, perhatikan lingkaran!.


   3. CARDIOMEGALY
                Cardiomegaly adalah suatu kondisi dimana jantung mengalami pembesaran,
       keadaan ini sering terjadi pasien yang mengalami gagal jantung (heart failure). Cara

                                                                                        23
Pemeriksaan Radiologi & Laboratorium untuk Fisioterapi   by Ishak, S.Ft.,Physio


       mengukur pembesaran jantung adalah dengan mengukur lebarnya jantung juga lebar
       thorax keseluruhan, hasil lebar jantung kemudian dibagi dengan lebar thorax
       normalnya adalah 0,5 cm, apabila lebih dari 0,5 cm berarti ada pembesaran pada
       jantung kecuali pasien di foto dengan posisi berbaring dapat ditoleransi   0,58 cm.
      Perhatikan gambar dan cara mengukur cardiomegali sebagai berikut.




   Buat garis lurus pada garis tengah tubuh kemudian cari bagian jantung yang lebar pada
   sisi kanan (A) dan juga bagian jantung sebelah kira (B), kemudian cari thorax yang lebar
   (C) kemudian ukur.
   Hasil Ukur A + B dibagi dengan C
   Contoh: 19,2 cm / 30 cm = 0,64 cm
           Dalam menangani           pasien yang mengalami cardiomegaly Fisioterapi harus
   berhati-hati dalam memberikan suatu jenis latihan dengan memperhatikan Freqwensi,
   Intensitas, Technique dan Time (waktu), serta memperhatikan riwayat perjalanan
   penyakit pasien.


B. EKSTREMITAS


           Pada foto ekstremitas atau foto musculoscletal ada beberapa hal yang harus
   menjadi fokus seorang Fisioterapis dalam melihat atau menilai foto x-ray atau CT-scan
   yaitu: adanya fraktur, dislokasi, tumor, osteoporosis dan kondisi persendian apakah ada
   penyempitan celah persendian, adanya kalsifikasi atau osteofit.
           Penjelasan mengenai foto musculoscletal dibawah ini akan lebih difokuskan pada
   kondisi persendian pada lutut, hip dan columna vertebra, mengingat kedua kondisi ini
                                                                                        24
Pemeriksaan Radiologi & Laboratorium untuk Fisioterapi   by Ishak, S.Ft.,Physio


   sangat banyak dijumpai ditempat kerja seorang Fisioterapis. Mengenai foto x-ray
   ataupun ct-scan pada kondisi fraktur atau dislokasi cukup dengan mempelajari dan
   mengamati dengan seksama foto x-ray yang normal.


    1. OSTEO ARTHRITIS


                  Kelompok penyakit yang mempunyai etiologi berbeda namun dengan
        keluaran biologik, morfologik dan klinis serupa. Proses penyakit mengenai tulang
        rawan sendi, tulang subkondral, ligament, kapsul, membrane sinovium, otot
        periartikuler, akhirnya tulang rawan sendi mengalami degenerasi dengan fibrilasi,
        fisura, ulserasi dan seluruh ketebalan permukaan sendi hilang.




   Pada gambar diatas ada dua hal yang tampak pada gambar radiologi yaitu terjadinya
   penyempitan celah sendi dan timbulnya osteofit (terbentuknya tulang baru/pengapuran) pada
   aspek medial knee joint.


                 Knee joint atau sendi lutut merupakan sendi yang paling sering mengalami
        OA terutama usia diatas 40 tahun keatas. Selain karena faktor usia OA juga dapat
        dipicu oleh cedera, kegemukan penyakit serta keturunan.


                                                                                         25
Pemeriksaan Radiologi & Laboratorium untuk Fisioterapi         by Ishak, S.Ft.,Physio


   Pembagian kategori/derajat OA:


                   Berat OA                    Tanda Radiografik

   Grade 0         Tidak ada   Tak ada tanda OA

   Grade I         Ragu        Osteofit kecil, makna diragukan

   Grade II        Minimal     Osteofit jelas, celah sendi tak rusak

   Grade III       Sedang      Celah sendi berkurang

   Grade IV        Berat       Celah sendi rusak / sempit, sclerosis tulang sub
                               kondral


        DIAGNOSIS :
        OA LUTUT
        Klinik :
        1.         Nyeri sendi hampir sepanjang bulan sebelumnya
        2.         Krepitasi (bunyi pada persendian) pada gerak aktif sendi
        3.         Kaku pagi lama 30 menit
        4.         Usia 38 tahun
        5.          Pembesaran tulang lutut (pada pemeriksaan)


        OA ada, apabila ditemukan no. 1, 2, 3, dan 4 atau no. 1, 2, dan 5 atau no. 1 dan 5,
        Sensivitas 89%, Spesifisitas 88%
        Klinik, Laboratorik dan Radiografi :
              1. Nyeri lutut hampir sepanjang bulan sebelumnya
              2. Osteofit pada tepi sendi
              3. Analisis cairan sendi khas OA
              4. Usia 40 tahun
              5. Kaku pagi lama : 5 = 30 menit
              6. Krepitus pada gerak aktif sendi
        OA ada, apabila ditemukan no. 1 dan 2 atau no. 1,3,5, dan 6 atau no. 1,4,5, dan 6,
        Sensivitas 94%, Spesifisitas 88%


        OA TANGAN


        Klinik :
        1.     Nyeri tangan, sakit atau kaku hampir sepanjang bulan sebelumnya.

                                                                                        26
Pemeriksaan Radiologi & Laboratorium untuk Fisioterapi   by Ishak, S.Ft.,Physio


        2.   Pembesaran jaringan keras dari  2 atau 10 sendi tangan terpilih
        3.   Kurang dari 3 sendi MCP bengkak
        4.   Pembesaran jaringan keras 2 atau lebih sendi DIP
        5.   Deformitas 2 atau lebih dari 10 sendi tangan terpilih
        OA ada, apabila ditemukan no. 1, 2, 3, dan 4 atau no. 1, 2, 3, dan 5 Sensivitas
        92%, Spesifitas 98%


        OA PANGGUL
        Klinik :
        1. Nyeri panggul hampir sepanjang bulan sebelumnya
        2. Osteofit femoral dan atau asetabular pada radiografi
        3. Laju Endap Darah 20 mm/jam
        OA ada, apabila ditemukan no. 1 dan 2 atau no. 1, 2, dan 3 Sensitivitas 91%,
        Spesifisitas 89%.




    2. FRAKTUR DENGAN PROTESA


                   Fraktur atau patah tulang yang terjadi pada persendian terutama pada orang
        tua diatas 60 tahun biasanya dipasangi protesa atau alat pengganti, misalnya pada
        fraktur collum femoris yang dipasangi dengan austin moore protesa seperti gambar
        dibawah ini.




                                                                                          27
Pemeriksaan Radiologi & Laboratorium untuk Fisioterapi   by Ishak, S.Ft.,Physio




                 Mengetahui mengenai terdapatnya protesa           ataupun fiksasi internal pada
        pasien yang pernah mengalami fraktur menjadi sesuatu yang sangat penting untuk
        seorang Fisioterapis karena menjadi kontra indikasi bagi pemakaian alat fisioterapi
        yang berupa SWD (short wave diathermy) maupun MWD (micro wave diathermy).


    3. TRAUMA PADA JARINGAN LUNAK


                 Pemeriksaan radiologi pada trauma atau injury pada jaringan lunak atau soft
        tissue pada ekstremitas hanya bisa dilihat dengan menggunakan CT scan atau MRI.
        Dibawah ini adalah hasil gambar dengan MRI pada injury hamstring.




   Keterangan gambar:
   Tanda kepala panah: Edema pada long head biceps femoris,

                                                                                             28
Pemeriksaan Radiologi & Laboratorium untuk Fisioterapi    by Ishak, S.Ft.,Physio

   Tanda panah panjang: Cairan antara otot dan tendon intramuscular,
   Tanda asterik: Signal normal pada short head biceps femoris.


C. COLUMNA VERTEBRALIS


   1. HNP (HERNIA NUKLEUS PULPOSUS)
                 Hernia Nukleus Pulposus ataupun Prolapsus Intervertebral Disc (PID)
       maupun sering juga disebut dengan (Disc Bulging) adalah suatu kondisi dimana
       terjadi gangguan pada diskus intervertebral dengan jebolnya nukleus pulposus
       keluar. Seperti diketahui bahwa pada setiap korpus vertebra dengan vertebra lainnya
       diantarai diskus intervertebral yang terdiri atas dua bagian yaitu bagian luar adalah
       annulus fibrosus dan bagian dalamnya adalah nukleus pulposus. Nukleus pulposus
       bisa keluar dan menembus annulus fibrosus dan menekan saraf yang keluar dari
       foramen intervertebral dan kondisi inilah yang dikenal dengan Hernia Nukleus
       pulposus.




                                                                                         29
Pemeriksaan Radiologi & Laboratorium untuk Fisioterapi   by Ishak, S.Ft.,Physio


       Gambar diatas adalah gambar MRI dengan Proton Density pada lumbal dengan
       potongan axial. Perhatian utama pada gambar diatas adalah pada diskus
       intervertebral dimana harusnya berwarna putih karena berupa cairan, pada
       ketinggian antara L5 dan sacrum diskus berwarna hitam karena jebol keluar dan
       menjadi kering. Gambar dengan tanda bintang (bintang 5) adalah thecal sac (cauda
       equina) yang berisi banyak serabut saraf yang mengapung dalam Liquor
       Cerebrospinal.       Gambar dengan tanda panah adalah Ligamen Longitudional
       Posterior dan gambar dengan tanda bintang 8 adalah Ligamentum Plavum.




   2. SPONDYLOSIS
                 Dalam beberapa buku spondylosis sering kali diartikan sama dengan
       spondiloarthrosis dan OA Vertebra, kondisi ini merujuk pada degenerasi dari discus
       intervertebral dan korpus vertebra. Kondisi ini menyebabkan terjadinya penipisan
       atau berkurangnya tinggi diskus serta terbentuknya osteofit atau taji pada korpus
       vertebra.




       Ketinggian diskus pada tiap tingkatan vertebra berbeda-beda:
       Vertebra cervical tingginya 5 mm, Thoracal 7 mm dan lumbal 10 mm atau sama
       dengan 1 cm.


                                                                                      30
Pemeriksaan Radiologi & Laboratorium untuk Fisioterapi   by Ishak, S.Ft.,Physio


   3. SPONDYLOLISTHESIS
                 Spondylolisthesis     adalah suatu kondisi dimana corpus vertebra bergeser
       kedepan terhadap vertebra yang lainnya, apabila bergeser ke beakang dikenal
       dengan nama retrolisthesis.




               Untuk memudahkan dalam memahami dan                      menganalisa   foto x-ray
       spondylolistesis mengenai derajat atau grade berikut ini adalah gambar sketsa dari
       lumbosacrum.Dalam menangani pasien dengan spondylolisthesis harus hati-hati
       dalam memberikan exercise therapy dan kontra indikasi dengan manipulasi vertebra.
       Sehingga pemahaman mengenai kondisi ini sangat penting bagi seorang Fisioterapis.




                                                                                             31
Pemeriksaan Radiologi & Laboratorium untuk Fisioterapi   by Ishak, S.Ft.,Physio




   4. SCOLIOSIS

               Scoliosis adalah merupakan suatu kondisi dimana terjadi pembengkokan pada
        tulang vertebra berbentuk huruf C atau huruf C terbalik maupun huruf S, scoliosis
        paling sering terjadi pada vertebra thoracal dan lumbal.




    •   Sinar X ditujukan untuk membuat konfirmasi diagnosis skoliosis
         dan memeriksa besarnya kurva tulang belakang.
    •   Sinar X memberikan beberapa indikasi jika terjadi gangguan pada sistema skleleton.
                                                                                        32
Pemeriksaan Radiologi & Laboratorium untuk Fisioterapi        by Ishak, S.Ft.,Physio


    •    Terkadang dibutuhkan juga pemeriksaan MRI jika diperoleh pembengkokan pada
         daerah tulang belakang thoracalis dan cervicalis dan timbulnya gejala neurological
         yang menunjukkan terjadinya penekanan pada medulla spinalis atau anak masih
         sangat muda ( 8 – 11 tahun).
                 Pengukuran kurvatura scoliosis atau derajat scoliosis sering diukur dengan
         teknik cobb’s adapun cara pengukurannya adalah dengan menentukan vertebra
         bagian atas yang mengalami pembengkokan dan bagian bawah yang mengalami
         pembengkokan, untuk lebih jelasnya perhatikan gambar berikut!, sudut 430 adalah
         sudut derajat pembengkokan scoliosis dikenal dengan istilah sudut cobb’s.




         Pengukuran     besarnya     sudut    cobb       digunakan    untuk     menentukan   tindakan
         pengobatan yang akan dipilih, dalam beberapa buku dan beberapa website
         mengenai scoliosis dijelaskan bahwa pemberian latihan/exercise plus bracing pada
         thoraco lumbal hanya akan efektif jika sudut cobb kurang 450 dan diatas 450 bisa
         dipertimbangkan untuk dilakukan operasi untuk memperbaiki pembengkokan
         tulang belakang.


D. OTAK/ BRAIN


   1. STROKE

               Stroke menurut WHO, 1995 adalah suatu gangguan fungsional otak yang
        terjadi secara mendadak dengan tanda dan gejala klinis baik fokal maupun global
        yang berlangsung lebih dari 24 jam, atau dapat menimbulkan kematian, disebabkan
        oleh gangguan peredaran darah otak. Stroke secara umum terdiri atas dua jenis yaitu:
                                                                                                  33
Pemeriksaan Radiologi & Laboratorium untuk Fisioterapi       by Ishak, S.Ft.,Physio


      a.   Ischemik atau infark otak
                85% kasus stroke
                Paling banyak terjadi pada arteri cerebralis medialis
                Faktor penyebab paling lazim: proses atherosclerosis, thrombosis dan emboli
                 yg terjadi pd pembuluh otak atau berasal dari luar otak (paling sering
                 cardiac emboli)
      b.   Haemorrhage atau perdarahan otak (15%)
                Intracerebral haemorrhage 10%, dimana awal serangan sering fatal.
                Subarachnoid haemorrhage 5%.
                Faktor penyebab paling lazim: hipertensi atau aneurisma & arteriovenous
                 malformation (AVM)
                Perdarahan menyebabkan brain shift & distortion; dapat juga menyebabkan
                 ischemik bila hematoma menekan arteri di otak.


           Pada stroke iskemik gambaran radiologi dengan ct-scan akan menampakkan
           gambar ct-scan pada area yang mengalami infark dengan warna yang lebih gelap
           dari pada daerah sekitarnya seperti pada gambar dibawah ini:




                  Sedangkan       pada    stroke    dengan     haemoragik        pada   ct-scan   akan
           memperlihatkan gambar dengan warna putih pada area yang mengalami
           perdarahan. Secara umum haemoragik stroke terdapat dua jenis yaitu perdarahan
           intracranial dan perdarahan sub arachnoid. Perdarahan intracranial seperti pada
           gambar berikut:




                                                                                                   34
Pemeriksaan Radiologi & Laboratorium untuk Fisioterapi   by Ishak, S.Ft.,Physio




           Sedangkan perdarahan yang terjadi pada sub arachnoid seperti gambar berikut:
           darah yang berasal dari ruang sub arachnoid masuk kedalam otak lewat sulcus-
           sulcus yang ada di otak dan mengisi sisterna (cistern).




                                                                                    35
Pemeriksaan Radiologi & Laboratorium untuk Fisioterapi   by Ishak, S.Ft.,Physio


           Perdarahan juga dapat terjadi karena AVM (arterousvenous malformation) yang
           merupakan suatu kelainan pada arteri dan vena diotak.




                    Penyebab yang juga sering menyebabkan haemoragik adalah terjadinya
           aneurisma pada pembuluh darah diotak yaitu suatu kondisi dimana pembuluh
           darah terjadi “balloning” (pembuluh darah menyerupai balon). Seperti
           diperlihatkan pada gambar dibawah, gambar ini diambil dengan MRA (Magnetik
           Resonansi Angiography) suatu program MRI yang khusus untuk melihat kelainan
           pada pembuluh darah.




                                                                                   36
Pemeriksaan Radiologi & Laboratorium untuk Fisioterapi   by Ishak, S.Ft.,Physio


           Gambar diatas adalah gambar pada pembuluh darah bagian dasar otak yang
           dikenal dengan “sirkulus willis”.
           Perbedaan hasil foto ct-scan dengan MRI pada pasien stroke diperlihatkan pada
           gambar dibawah ini:




               Pada gambar diatas foto ct-scan dan MRI diambil pada pasien yang sama
      gambar ct-scan terlihat abnormalitas sangat tipis atau kurang nampak (lingkaran)
      sedangkan pada foto MRI abnormalitas yang terlihat sangat jelas (asterik).


   2. HYDROCEPHALUS
               Hydrocephalus atau terdapatnya cairan yang berlebihan didalam otak terjadi
      karena adanya gangguan peredaran dari LCS (Liquor Cerebro Spinal). dimana LCS
      diproduksi di ventrikel (ruang didalam otak) lalu dialirkan ke Medulla spinalis
      ditulang belakang dan juga seluruh otak, kemudian diserap ke pembuluh darah vena
      dan kembali ke jantung.
               Hydrocephalus jika terjadi pada bayi maka akan meyebabkan kepalanya
      membesar akibat dari tulang tengkorak yang belum kuat tetapi apabila terjadi pada
      orang dewasa, kepalanya tidak lagi akan membesar akan tetapi menyebabkan
      kesadarannya terganggu sampai koma.
      Terdapat dua jenis Hydrocephalus:

       1. Hidrosefalus internus/ hidrosefalus oklusif/ hidrosefalus non komunikans,
           keadaan ini dapat terjadi oleh karena penyumbatan di salah satu bagian
           susunan ventrikel. Misalnya suatu oklusi foramen interventriculare pada
           satu sisi dapat menimbulkan pelebaran lumen ventrikel lateral pada sisi
           yang sama dengan akibat penekanan pada jaringan otak setempat.


                                                                                      37
Pemeriksaan Radiologi & Laboratorium untuk Fisioterapi   by Ishak, S.Ft.,Physio




      2. Hidrosefalus externus/ hidrosefalus malresorptif/ hidro-sefalus komunikans,
          keadaan ini dapat terjadi oleh hambatan aliran LCS didalam cavitas
          subarachnoidalis, yang dapat disebabkan misalnya oleh karena peradangan
          pada selaput otak (meningitis).

   3. TRAUMA PADA MENINGES

               Meninges atau selaput otak terdiri atas 3 lapisan yaitu dari luar kedalam
      duramater, arachnoid dan piamater . Diantara menings terdapat ruang yaitu: yang
      berada diantara tengkorak kepala dan duramater disebut dengan epidural, ruang
      antara duramater dan arachnoid disebut subdural, dan ruang antara arachnoid dan
      piamater disebut sub arachnoid. Ruang-ruang tersebut dapat mengalami perdarahan
      akibat kecelakaan lalu lintas ataupun trauma langsung.
      a. Perdarahan epidural




                                                                                     38
Pemeriksaan Radiologi & Laboratorium untuk Fisioterapi        by Ishak, S.Ft.,Physio


      b. Perdarahan sub dural




      c. Perdarahan sub arachnoid




               Untuk membedakan gambar diatas apakah yang mengalami perdarahan
       adalah epidural, sub dural atau sub arachnoid maka harus diperhatikan model
       perdarahannya (warna putih) apabila gambar putih didalam otak cembung maka
       perdarahan tersebut terjadi pada epidural, dan apabila gambar perdarahannya
       cembung dan juga ada yang konkaf maka perdarahan yang terjadi adalah pada sub
       dural, sedangkan perdarahan yang terjadi pada sub arachnoid ditandai dengan darah
       yang masuk kedalam sulcus diotak terjadi perubahan warna menjadi putih.




                                                    -oo0oo-

                                                                                       39
Pemeriksaan Radiologi & Laboratorium untuk Fisioterapi       by Ishak, S.Ft.,Physio


                                                 BAB 5
                                 PEMERIKSAAN LABORATORIUM




P
            engetahuan mengenai pemeriksaan laboratorium bagi seorang Fisioterapis
            dimaksudkan untuk lebih memahami mengenai penyakit yang ditangani serta
            untuk menghindari hal-hal yang bisa merugikan bahkan membahayakan pasien.
        Penjelasan mengenai pemeriksaan laboratorium dibawah ini akan lebih difokuskan
pada pemeriksaan yang berhubungan dengan penyakit infeksi, tumor, cardiovaskuler,
musculoskeletal, neuro-muscular serta penyakit endokrin.


A. PEMERIKSAAN INFEKSI
   1.   Leukosit.
                 Pemeriksaan yang paling sering dilakukan untuk mengetahui apakah ada
        infeksi atau radang adalah pemeriksaan leukosit. Leukosit adalah sel darah putih
        yang      diproduksi       oleh    jaringan      hemopoetik       untuk       jenis   bergranula
        (polimorfonuklear) dan jaringan limfatik untuk jenis tak bergranula (mononuklear),
        berfungsi dalam sistem pertahanan tubuh terhadap infeksi.
                 Nilai normal:
                 Dewasa                   : 4000-10.000/mm3
                 Bayi / anak              : 9.000-12.000/mm3
                 Bayi baru lahir          : 9.000-30.000/mm3


        Peningkatan jumlah leukosit (lekositosis)
        Menunjukkan adanya proses infeksi atau radang akut, misalnya pneumonia,
        meningitis, apendiksitis, tuberkulosis, tonsilitis, dll. Dapat juga terjadi pada miokard
        infark, sirosis hepatis, luka bakar, kanker, leukemia, penyakit kolagen, anemia
        hemolitik, anemia sel sabit, penyakit parasit, dan stress karena pembedahan maupun
        gangguan emosi. Peningkatan lekosit juga dapat disebabkan karena obat-obatan,
        misalnya: aspirin, prokainamid, alopurinol, kalium yodida, sulfonamida, heparin,
        digitalis, epinefrin, litium dan antibiotika terutama ampicillin, eritromisin,
        kanamisin, tetracycline, vankomisin, dan streptomicyn.


        Peningkatan jumlah leukosit (lekopeni)
        Dapat terjadi pada penderita infeksi tertentu, terutama virus, malaria, alkoholik,
        reumatoid arthritis, dan penyakit hemopoetik, (anemia aplastik, anemia pernisiosa).
        Lekopenia dapat juga disebabkan penggunaan obat terutama asetaminofen,
                                                                                                     40
Pemeriksaan Radiologi & Laboratorium untuk Fisioterapi   by Ishak, S.Ft.,Physio


        sulfonamide, profiltioraciyl (PTU), barbiturate, kemoterapi kanker, diazepam,
        diuretika, antidiabetika oral, indometasin, metildopa, fenotiazin, dan antibiotika
        (penicillin, cefalosporin, dan kloramfenikol).


     2. LED (Laju Endap Darah)


                 LED dapat dipakai sebagai sarana pemantauan keberhasilan terapi,
        perjalanan penyakit terutama penyakit kronis misal: arthritis reumatoid, TBC.
        Peninggian LED biasanya terjadi biasanya terjadi akibat peningkatan kadar globulin
        dan fibrinogen karena infeksi akut lokal maupun sistemis aatau trauma atau trauma,
        kehamilan, infeksi kronis dan infeksi terselubung yang berubah menjadi akut.
                 Penurunan LED dapat terjadi pada gagal jantung kongesti, anemia sel sabit,
        infeksi mononukleus, defisiensi faktor V pembekuan,             arthritis degeneratif, dan
        angina pektoris. Dapat juga karena penggunaan obat etambutol, quinine, aspirin
        dan kortison.
                 Peningkatan LED terjadi pada arthritis reumatoid, infark miokard akut,
        kanker (lambung, colon, payudara hepar dan ginjal), penyakit Hodkin’s, mieloma
        multiple, limfosarkoma, infeksi bakteri, gout, eritrobalstosis foetalis, kehamilan
        timester II dan III, operasi dan luka bakar.


        Nilai LED normal:
        Pada pria        : 0-8 mm/jam
        Pada wanita      : 0-15 mm/jam (westergren atau wintrobe).


     3. HbsAg (Hepatitis B surface Antigen)


                 Adalah material permukaan/kulit virus hepatitis B berisi protein yang dibuat
        oleh sitoplasma sel hati yang terkena infeksi dan beredar dalam darah sebelum dan
        selama infeksi akut, karier dan hepatitis kronik. HbsAg tidak infeksius tetapi justru
        merangsang tubuh untuk membentuk antibodi.
                 Apabila ditemukan + (positif) pada darah berarti pasien mengidap HVB
        (Hepatitis virus B). HbsAg muncul/menjadi positif setelah 6 minggu dari infeksi dan
        menghilang dalam 3 bulan. Apabila HbsAg tetap ada lebih dari 6 bulan berarti
        menjadi kronis atau karier.



                                                                                               41
Pemeriksaan Radiologi & Laboratorium untuk Fisioterapi   by Ishak, S.Ft.,Physio


     4. Tes TBC
                 Tes yang dapat dilakukan untuk identifikasi TBC, antara lain adalah:
        a. Pulasan Ziehl Nielson:
            Sedian apus dari pus/sputum/cairan pleura, dengan pewarnaan Ziehl Neelson
            bersifat tahan asam. Pemeriksaan ini sering dilakukan di Puskesmas untuk
            pemberantasan TB.
        b. Dapat juga denngan biakan media Lowenstein Jensen
        c. Pemeriksaan serologis dengan mendeteksi antibodi terutama IgG dan IgM
            terhadap TBC.


B. PEMERIKSAAN TUMOR


   1. Pemeriksaan CEA (Carsinoma Embrionik Antigen)
               Pemeriksaan ini sering kali digunakan untuk skrining untuk petanda tumor,
      walaupun tes ini sebenarnya dikhususkan untuk karsinoma kolon dan pankreas. Oleh
      karena itu untuk menegakkan karsinoma pada kolon dan pankreas sebaiknya
      dilengkapi dengan pemeriksaan lain karena peningkatan CEA juga terjadi pada kanker
      oesofagus, lambung, hepar, usus halus, rektum, paru-paru, mammae, serviks, prostat,
      kandung kemih, testis, ginjal, dan leukemia. CEA juga meningkat pada penyakit
      radang usus, perokok sigaret kronis, kolitis ulseratif, sirosis hati, pneumonia bakteri,
      emfisema paru, pankreatitis akut, gagal ginjal akut, dan penyakit jantung iskemik.
      Nilai normal:
      Tidak merokok : <2,5 ng/ml
      Perokok            : <3,5 ng/ml
      Pada inflamasi akut 10 ng/ml, neoplasma 12 ng/ml.

   2. Pemeriksaan CA (Carsinoma Antigen)

      Pemeriksaan dengan bahan darah untuk mengidentifikasi keberadaan                  antigen
      Pemeriksaan ini digunakan sebagai panel
      penanda tumor (tumor marker) pada organ tertentu.


      Nilai normal : Negatif
      Jenis antigen karsinoma :
      CA 19-9 penanda tumor pada pancreas, kolorectal.
      CA 15-3 penanda tumor untuk payudara,
      CA 125 penanda tumor ovarium,
                                                                                            42
Pemeriksaan Radiologi & Laboratorium untuk Fisioterapi   by Ishak, S.Ft.,Physio


      CA 72-74 penanda tumor pada ovarium dan lambung,
      Penanda tumor lain:
      AFV, PIVKA-II untuk tumor hati,
      Tiroglobulin, kalsitonin untuk tumor tyroid,
      Pap smear, SCC untuk tumor serviks,
      PSA, free PSA untuk tumor prostat,
      CEA, SCC, NSE untuk tumor paru-paru,
      Anti EBV VCA IgA, Anti EBV EA IgA untuk tumor nasopharing.


C. PEMERIKSAAN CARDIOVASCULER


   1. CK/CPK (Creatin Posfo Kinase)
       Enzim berkonsentrasi tinggi dalam jantung dan otot rangka, konsentrasi rendah pada
       jaringan otak, berupa senyawa nitrogen yang terfosforisasi dan menjadi katalisator
       dalam transfer fosfat ke ADP (energi).
       Kadarnya meningkat dalam serum 6 jam setelah infark dan mencapai puncak dalam
       16-24 jam, dan kembali normal setelah 72 jam (3 hari).
       Peningkatan CPK merupakan indikator penting adanya kerusakan miokardium.


       Nilai Normal:
       Dewasa pria                : 5-35 Ug/ml atau 30-180 IU/L
       Wanita                     : 5-25 Ug/ml atau 25-150 IU/L
       Anak laki-laki             : 0-70 IU/L
       Anak wanita                : 0-50 IU/L
       Bayi baru lahir            : 65-580 IU/L


   2. CKMB (Creatinkinase label M dan B)
               Jenis enzim yang terdapat banyak pada jaringan terutama otot, miocardium,
        dan otak. Terdapat 3 jenis isoenzim kreatin kinase dan diberi label M (musculus)
        dan B (brain), yaitu:
        Isoenzim BB      : banyak terdapat diotak
        Isoenzim MM : banyak terdapat pada otot skeletal
        Isoenzim MB : banyak terdapat pada miokardium bersama MM.
        Nilai normal kurang dari 10 U/L
        Nilai 10-13 U/L atau >5% total CK menunjukkan peningkatan aktifitas produksi
        enzim.
                                                                                      43
Pemeriksaan Radiologi & Laboratorium untuk Fisioterapi     by Ishak, S.Ft.,Physio


                 Peningkatan kadar CPK dapat terjadi pada
        Penderita Akut Miokard          Infark,   angina pektoris, penyakit otot rangka, cedera
        cerebrovasculer, kanker otak.


   3. SGOT (Serum Glutamik Oksaloasetik Transaminase)
                Merupakan enzim transaminase sering juga disebut AST (Aspartat Amino
       Transaminase). Enzim ini berada pada serum dan jarngan terutama hati dan jantung.
       Pelepasan enzim yang tinggi ke dalam serum menunjukkan adanya kerusakan
       terutama pada jaringan jantung dan hati.
                Pada penderita infark jantung, SGOT akan meningkat setelah 12 jam dan
       mencapai puncak setelah 24-36 jam kemudian, dan akan kembali normal pada hari
       ke sampai hari ke lima.
                Nilai normal:
                Laki-laki         : sampai dengan 37 U/L
                Wanita            : sampai 31 U/L


   4. SGPT (Serum Glutamik Pyruvik Transaminase)


       Merupakan enzim transaminase yang dalam keadaan normal berada dalam jaringan
       tubuh terutama hati. Sering disebut juga ALT (Alanin Aminotransferase).
       Peningkatan dalam serum darah mengindikasikan adanya trauma atau kerusakan
       pada hati.
        Nilai normal :
        Laki-laki s/d 42 U/L
        Wanita s/d 32 U/L


   5. PEMERIKSAAN LEMAK DARAH
       Pemeriksaan lemak darah yang akan dibahas dibawah ini adalah pemeriksaan yang
       sering dilakukan di Rumah Sakit maupun Puskesmas yaitu kolesterol, trigliserida,
       LDL, HDL dan VLDL. Untuk memudahkan memahami pemeriksaan ini berikut akan
       diberikan uraian singkat mengenai kolesterol, trigliserida, LDL, HDL dan VLDL.
       Didalam darah kita ada tiga bentuk lemak dasar yaitu kolesterol, trigliserida dan
       fosfolipid, oleh karena ketiganya adalah lemak maka ketiga lemak ini membutuhkan
       pelarut supaya bisa beredar dan larut dalam darah, ketiganya kemudian bergabung
       dengan salah satu jenis protein yaitu apoprotein sering disebut dengan apo saja.
       Ketiga     lemak ini     kemudian      bersama-sama dengan          apoprotein   membentuk
                                                                                               44
Pemeriksaan Radiologi & Laboratorium untuk Fisioterapi   by Ishak, S.Ft.,Physio


       Lipoprotein (LP) (gabungan lipid/lemak dengan protein). Jadi lipoprotein adalah
       gabungan antara kolesterol + trigliserida + fosfolipid + dan apoprotein.
       Ukuran, densitas, komposisi lemak dan komposisi apo berbeda-beda dalam
       Lipoprotein, hal inilah yang menyebabkan sehingga dikenal beberapa jenis
       Lipoprotein diantaranya adalah HDL, LDL dan VLDL.


       HDL (High Density Lipoprotein) adalah bentuk LP yang memiliki kolesterol paling
       sedikit dibentuk di usus dan hati, HDL ini akan menyerap kolesterol bebas dari
       pembuluh darah, atau bagian tubuh lain seperti sel makrofag, kemudian
       membawanya ke hati, hal inilah yang membuat HDL dijuluki kolesterol baik
       walaupun istilah ini sebenarnya kurang tepat karena seperti dijelaskan diatas HDL
       adalah gabungan dari kolesterol, trigliserida dan fosfolipid serta apoprotein.
       VLDL (Very Low Density Lipoprotein) merupakan Lipoprotein yang mengandung
       trigliserida (TG) tinggi, fosfolipid dan kolesterol sedang serta protein rendah. VLDL
       dibentuk dihati yang kemudian akan diubah dipembuluh darah menjadi LDL (low
       density lipoprotein).
       LDL (Low Density Lpioprotein) adalah LP dalam plasma yang mengandung sedikit
       trigliserida, fosfolipid dan kolesterol tinggi.
       LDL akan membawa kolesterol keluar dari hati dan membawa
       ke dinding pembuluh darah sehingga dikenal sebagai kolesterol jahat.
       KLINIS: Apabila kolesterol tinggi akan menyebabkan terbentuknya endapan/kristal
       lempengan yang akan mempersempit atau meyumbat pembuluh darah. Pada
       keadaan yang berat dimana terjadi sumbatan yang total dari pembuluh darah maka
       akan terjadi kerusakan organ, misalkan bila pembuluh koroner yang tertutup, maka
       terjadi serangan jantung, dan apabila pembuluh darah diotak yang tersumbat maka
       akan menyebabkan stroke.
       HDL akan membawa kolesterol bebas dari pembuluh darah ke hati sehingga
       diameter pembuluh darah akan melebar, sedangkan jika VLDL dan LDL yang tinggi
       maka akan terjadi hal yang sebaliknya dimana pembuluh darah menjadi menyempit.


       TRIGLISERIDA, trigliserida merupakan salah satu bentuk dari 3 lemak dasar dalam
       darah yang disintesis dari karbohidrat dan disimpan dalam bentuk lemak hewani.
       Berbeda dengan kolesterol yang disimpan dalam jaringan hati dan dinding
       pembuluh darah, Trigliserida (TG) akan disimpan dalam sel lemak dibawah kulit (hal
       ini merupakan penyebab sulitnya terbentu six pack pada otot-otot perut). Apabila
       kadar TG tinggi maka akan merubah metabolisme VLDL menjadi suatu bentuk large
                                                                                         45
Pemeriksaan Radiologi & Laboratorium untuk Fisioterapi      by Ishak, S.Ft.,Physio


       VLDL (L-VLDL). Bentul L-VLDL ini akan merubah LDL yang sangat mudah teroksidasi
       dan merusak HDL yang pada akhirnya akan memperberat kandungan kolesterol
       pembuluh darah.


       Kolesterol :
       Nilai normal :
       Orang Dewasa                       : <200 mg/dl
       Orang dewasa resiko sedang : 200-240 mg/dl
       Orang dewasa resiko tinggi         : >240 mg/dl
       Bayi                               : 90-130 mg/dl
       Anak                               : 130-170 mg/dl
       Bayi/anak resiko tinggi            : >185 mg/dl


       Trigliserida :
       Nilai normal:
       Dewasa muda                        : s/d 150 mg/dl
       Dewasa >50 tahun                   : s/d 190 mg/dl
       Bayi                               : 5,0-40 mg/dl
       Anak                               : 10-135 mg/dl


       HDL (High Density Lipoprotein):
       Nilai normal:
       Pria dewasa                                 : > 55 mg/dl
       Wanita dewasa                               : >65 mg/dl
       Resiko tinggi jantung koroner               : <35 mg/dl
       Resiko sedang jantung koroner               : 35-45 mg/dl
       Resiko rendah jantung rendah                : >60 mg/dl


       LDL (Low Density Lipoprotein) :
       Nilai normal:
       Normal Orang Dewasa                         : <150 mg/dl
       Resiko tinggi jantung koroner               : >160 mg/dl
       Resiko sedang jantung koroner               : 130-159 mg/dl
       Resiko rendah jantung koroner               : <130 mg/dl



                                                                                     46
Pemeriksaan Radiologi & Laboratorium untuk Fisioterapi     by Ishak, S.Ft.,Physio


D. PEMERIKSAAN          YANG       BERHUBUNGAN           DENGAN        MUSCULOSCLETAL    DAN
   NEUMUSCULAR.


   1. CRP (PROTEIN C REAKTIF)
       Adalah alfa globulin yang timbul dalam serum apabila terjadi inflamasi.
       CRP positif (+) (selalu ada): terdapat pada demam rematik, arthritis rheumatoid,
       infeksi bakterial akut, dan hepatitis virus.
       CRP positif (+) (sering ada): terdapat pada TBC aktif, gout, tumor ganas stadium
       lanjut, lepra, sirosis aktif, luka bakar, dan peritonitis.
       CRP positif (+) (kadang ada): terdapat pada varicella, pasca bedah, dan penggunaan
       alat KB intra uterin.


   2. RF (Rheumatoid Factor)
       Adalah imunoglobulin yang bereaksi dengan IgG.
       RF + biasanya biasanya terdapat pada 80 % penderita arthritis
       rheumatoid dan kelainan sendi dengan komplikasi sistemik yang prognosisnya buruk.


   3. ASTO (Anti Streptolisin O)
       Pemeriksaan untuk mengidentifikasi keberadaan antigen streptolisin O, yang
       dibentuk oleh Streptococus beta hemoliticus grup A               yang dapat menyebabkan
       hemolisis. Delapan puluh persen (80%) penderita yang terinfeksi streptokokus beta
       hemolitikus grup A akan terjadi peningkatan ASTO dalam darah. Infeksi ini
       merupakan penyulit yang merangsang terjadinya respon imunitas dan menimbulkan
       kerusakan organ.
       Peningkatan ASTO >200 IU terdapat pada penderita reumatik, kelainan katup
       jantung karena streptokokus, dan eritema nodusum (biasanya mencapai 350 IU).


   4. Rheumatoid Arthritis (RA)
       Merupakan pemeriksaan skrening untuk mendeteksi keberadaan antibodi (IgW, IgA,
       IgG) terhadap penykit reumatoid arthritis (radang sendi rematik), melalui
       pemeriksaan darah. Pada penderita RA, 53-54% hasilnya positip.
       Normal pada orang dewasa:
       Titer <1          : 20
       Titer 1           : 201: 80 = reumatoid atau kondisi lain.
       Titer >1          : 80 positif reumatoid


                                                                                           47
Pemeriksaan Radiologi & Laboratorium untuk Fisioterapi        by Ishak, S.Ft.,Physio


   5. ASAM URAT
        Merupakan produk akhir metabolisme purin (bagian penting dari asam nukleat).
        Pergantian purin dalam tubuh berlangsung kontinyu dan menghasilkan banyak asam
        urat walaupun tidak adanya input makanan yang mengandung asam urat. Asam urat
        sebagian besar disintesis dalam hati, diangkut sirkulasi ke ginjal. Intake purin normal
        melalui makanan akan menghasilkan                0,5-1 gr/hari. Peningkatan asam urat dalam
        serum urine tergantung dari fungsi ginjal, metabolisme purin dan intake makanan
        yang mengandaung purin. Asam urat dalam urine akan membentuk kristal/batu
        dalam saluran kencing. Hiperuricemia akan menyebabkan tertimbunnya asam urat
        dalam jaringan lunak dan sendi-sendi sehingga muncul sindrom klinis yang disebut
        sebagai penyakit gout.


        Nilai normal dalam darah:
        Laki-laki                 : 2-7 mg/dl
        Perempuan                 : 1-6 mg/dl


E. PEMERIKSAAN PADA SISTEM ENDOKRIN


   1.   Pemeriksaan Gula Darah
                 Pemeriksaan terhadap kadar gula dalam darah vena pada saat pasien puasa
        12 jam sebelum pemeriksaan (GDP /Gula darah puasa / nuchter) atau 2 jam setelah
        makan (post prandial).


        Nilai normal:
        Dewasa                    : 70-110 mg/dl
        Whole blood               : 60-100 mg/dl
        Bayi baru lahir           : 30-80 mg/dl
        Anak                      : 60-100 mg/dl


        Nilai normal kadar gula darah 2 jam setelah makan:
        Dewasa                    :<140 mg/dl/2 jam
        Whole blood               :<120 mg/dl 2 jam


        Hasil pemeriksaan berulang diatas nilai normal kemungkinan menderita Diabetes
        Mellitus. Pemeriksaan glukosa darah toleransi adalah pemeriksaan kadar gula dalam
        darah puasa (sebelum diberi glukosa 75 gram oral), 1 jam setelah diberi glukosa dan
                                                                                                48
Pemeriksaan Radiologi & Laboratorium untuk Fisioterapi   by Ishak, S.Ft.,Physio


        2 jam setelah diberi glukosa. Pemeriksaan ini bertujuan untuk melihat toleransi
        tubuh terutama insulin terhadap pemberian glukosa dari waktu ke waktu.


     2. Hb A1C (Hemoglobin Glikosilasi)


                 Pemeriksaan dengan menggunakan darah bahan darah, untuk memperoleh
        informasi kadar gula yang sesungguhnya, waktu 2-3 bulan. Glikosilasi adalah
        masuknya gula kedalam sel darah merah dan terikat. Maka tes ini berguna tingkat
        ikatan gula pada hemoglobin A (A1C) sepanjang umur sel darah merah (120 hari).
        A1C menunjukkan kadar hemoglobin terglikosilasi yang pada orang normal antara
        4-6 %.
                 Semakin tinggi nilai A1C pada penderita DM semakin potensial       berisiko
        terkena komplikasi. Pada penderita DM tipe II akan menunjukkan penurunan risiko
        komplikasi apabila A1C dapat dibawah 8 % (hasil studi United Kingdom
        Prospective Diabetes). Setiap penurunan 1% saja akan menurunkanrisiko gangguan
        pembuluh darah (mikro-vaskuler) sebanyak 35%, komplikasi DM lain 21% dan
        menurunnnya risiko kematian 21%. Kenormalan A1C dapat diupayakan dengan
        mempertahankan kadar gula darah tetap normal sepanjang waktu, tidak hanya
        pada saat diperiksa kadar gulanya saja yang sudah dipersiakan sebelumnya (kadar
        gula rekayasa penderita). Olah raga teratur, diet dan taat obat adalah kuncinya.


     3. PEMERIKSAAN FUNGSI TIROID


                 Hormon yang dihasilkan kelenjar tiroid secara umum mengatur produksi
        energi dan sintesa protein yang berkontribusi untuk pertumbuhan tubuh serta
        menjalankan fungsi tubuh sepanjang hidup manusia. Gangguan pada kelenjar tiroid
        yang berhubungan dengan Fisioterapis adalah hipertiroidisme, penyakit ini bisa
        membingungkan seorang Fisioterapi apabila mendapatkan pasien yang mengalami
        kelemahan otot, terjadi tremor halus, berkeringat, tekanan darah selalu tinggi.
        Kelemahan otot terjadi pada hipertiroidisme akibat perombakan protein otot yang
        merupakan simpanan energi yang paling terakhir setelah karbohidrat dan lemak,
        sedangkan tremor terjadi akibat bertambahnya sensitivitas saraf yang mengontrol
        tonus otot.




                                                                                           49
Pemeriksaan Radiologi & Laboratorium untuk Fisioterapi                by Ishak, S.Ft.,Physio


        a. T4 (Thiroksin)
               Pemeriksaan untuk mengetahui konsentrasi hormon tiroksin dalam plasma
               darah, sebagai cara untuk mengidentifikasi fungsi dan gangguan kelenjar tiroid.
               Hormon tiroksin dihasilkan oleh kelenjar tiroid, mempunyai kepekatan 25 kali
               dibanding hormon triiodotironin (T3).
               Nilai normal:
               Dewasa                 : 4,5-13 ug/dl (TD:T4 displasmen)
               T4 bebas               : 1,0-2,3 ng/dl
               Peningkatan T4 menunjukkan adanya hipertiroidisme, tiroiditis akut, myastenia
               gravis, kehamilan, hepatitis virus dan preekslamsia. Peningkatan T4 dapat juga
               disebabkan oleh penggunaan obat: perfenasin, klofibrat, dan pil KB.
               Penurunan T4 menunjukkan adanya hipotiroidisme (kretisnisme, miksedema),
               malnutrisi protein, hipofungsi adenohipofisis, gagal ginjal dan akibat latihan
               berat.


        b. T3 (Triiodotironin)
              Pemeriksaan untuk mengetahui kadar triiodotironin yang diproduksi oleh
              kelenjar tiroid fungsinya sama dengan T4 tetapi lebih pendek. Pemeriksaan ini
              digunakan untuk mendeteksi adanya tirotoksikosis T3 karena hipertiroid.
              Normal:
              T3 lebih rendah daripada T4. T3 : 1:2% dari konsentrasi T4
              Dewasa                  : 80-200 ng/dl
              Bayi baru lahir         : 90-170 ng/dl
              6-12 tahun              : 114-190 ng/dl


              Penurunan kadar T3 dapat terjadi pada taruma, penyakit berat, malnutrisi dan
              obat-obatan propiltiourasil (PTU), metimasol, metiltiourasil, litium, fenitoin,
              propanolol, reserpin, aspirin dosis besar, steroid, dan sulfonamide.
              Peningkatan kadar T3 menunjukkan adanya hipertiroidisme, tirotoksikosis T3,
              tiroiditis    hashimoto.        Obat-obat        yang      mempengaruhi          peningkatan    T3,
              Oestrogen, progesteron, liotironin dan metadon.
Catatan :
            Nilai rujukan yang dipakai pada setiap pelayanan kesehatan bisa saja berbeda-beda dikarenakan perbedaan
            reagen yang digunakan juga mempunyai nilai rujukan yang tidak sama.
                                                            --00O00--



                                                                                                               50

Contenu connexe

Tendances

Laporan kolelitiasis
Laporan kolelitiasisLaporan kolelitiasis
Laporan kolelitiasisHerlan Boga
 
Trauma Buli-Buli (Vesika Urinaria)
Trauma Buli-Buli (Vesika Urinaria)Trauma Buli-Buli (Vesika Urinaria)
Trauma Buli-Buli (Vesika Urinaria)dr. Bobby Ahmad
 
USG dasar dalam kehamilan
USG dasar dalam kehamilanUSG dasar dalam kehamilan
USG dasar dalam kehamilanHendrik Sutopo
 
Pemeriksaan fisik thorax, pulmonalis, jantung
Pemeriksaan fisik thorax, pulmonalis, jantungPemeriksaan fisik thorax, pulmonalis, jantung
Pemeriksaan fisik thorax, pulmonalis, jantungVerar Oka
 
225881539 appendisitis-akut-laporan-kasus
225881539 appendisitis-akut-laporan-kasus225881539 appendisitis-akut-laporan-kasus
225881539 appendisitis-akut-laporan-kasusaauyahilda
 
Kolelitiasis,kolestasis,kolesistitis
Kolelitiasis,kolestasis,kolesistitisKolelitiasis,kolestasis,kolesistitis
Kolelitiasis,kolestasis,kolesistitisyudhasetya01
 
193897174 case-bedah-hemoroid
193897174 case-bedah-hemoroid193897174 case-bedah-hemoroid
193897174 case-bedah-hemoroidhomeworkping3
 
Head ct scan yusriandi ramadhan
Head ct scan yusriandi ramadhan Head ct scan yusriandi ramadhan
Head ct scan yusriandi ramadhan Yusriandi Ramadhan
 
FAST (Focused Assessment Sonography for Trauma)
FAST (Focused Assessment Sonography for Trauma)FAST (Focused Assessment Sonography for Trauma)
FAST (Focused Assessment Sonography for Trauma)Seascape Surveys
 
Laporan Kasus Bedah Anak : Hernia Inguinalis Lateralis Dekstra Reponibilis
Laporan Kasus Bedah Anak : Hernia Inguinalis Lateralis Dekstra ReponibilisLaporan Kasus Bedah Anak : Hernia Inguinalis Lateralis Dekstra Reponibilis
Laporan Kasus Bedah Anak : Hernia Inguinalis Lateralis Dekstra ReponibilisTenri Ashari Wanahari
 
Pemeriksaan Jantung Pada Anak
Pemeriksaan Jantung Pada AnakPemeriksaan Jantung Pada Anak
Pemeriksaan Jantung Pada AnakSyscha Lumempouw
 
Frozen shoulder
Frozen shoulderFrozen shoulder
Frozen shoulderciputchan
 
Laporan Kasus Stroke Hemoragik
Laporan Kasus Stroke HemoragikLaporan Kasus Stroke Hemoragik
Laporan Kasus Stroke HemoragikAulia Amani
 
Apendisitis akut & kronik
Apendisitis akut & kronikApendisitis akut & kronik
Apendisitis akut & kronikAnna Lestari
 

Tendances (20)

Laporan kolelitiasis
Laporan kolelitiasisLaporan kolelitiasis
Laporan kolelitiasis
 
Trauma Buli-Buli (Vesika Urinaria)
Trauma Buli-Buli (Vesika Urinaria)Trauma Buli-Buli (Vesika Urinaria)
Trauma Buli-Buli (Vesika Urinaria)
 
USG dasar dalam kehamilan
USG dasar dalam kehamilanUSG dasar dalam kehamilan
USG dasar dalam kehamilan
 
Pemeriksaan fisik thorax, pulmonalis, jantung
Pemeriksaan fisik thorax, pulmonalis, jantungPemeriksaan fisik thorax, pulmonalis, jantung
Pemeriksaan fisik thorax, pulmonalis, jantung
 
225881539 appendisitis-akut-laporan-kasus
225881539 appendisitis-akut-laporan-kasus225881539 appendisitis-akut-laporan-kasus
225881539 appendisitis-akut-laporan-kasus
 
Pemeriksaan fisik abdomen anang
Pemeriksaan fisik abdomen anangPemeriksaan fisik abdomen anang
Pemeriksaan fisik abdomen anang
 
Kolelitiasis,kolestasis,kolesistitis
Kolelitiasis,kolestasis,kolesistitisKolelitiasis,kolestasis,kolesistitis
Kolelitiasis,kolestasis,kolesistitis
 
Baca ct scan
Baca ct scanBaca ct scan
Baca ct scan
 
193897174 case-bedah-hemoroid
193897174 case-bedah-hemoroid193897174 case-bedah-hemoroid
193897174 case-bedah-hemoroid
 
Head ct scan yusriandi ramadhan
Head ct scan yusriandi ramadhan Head ct scan yusriandi ramadhan
Head ct scan yusriandi ramadhan
 
FAST (Focused Assessment Sonography for Trauma)
FAST (Focused Assessment Sonography for Trauma)FAST (Focused Assessment Sonography for Trauma)
FAST (Focused Assessment Sonography for Trauma)
 
Radioanatomi (presentasi)
Radioanatomi (presentasi)Radioanatomi (presentasi)
Radioanatomi (presentasi)
 
Case hernia putri
Case hernia putriCase hernia putri
Case hernia putri
 
Ivp
Ivp Ivp
Ivp
 
Laporan Kasus Bedah Anak : Hernia Inguinalis Lateralis Dekstra Reponibilis
Laporan Kasus Bedah Anak : Hernia Inguinalis Lateralis Dekstra ReponibilisLaporan Kasus Bedah Anak : Hernia Inguinalis Lateralis Dekstra Reponibilis
Laporan Kasus Bedah Anak : Hernia Inguinalis Lateralis Dekstra Reponibilis
 
Pemeriksaan Jantung Pada Anak
Pemeriksaan Jantung Pada AnakPemeriksaan Jantung Pada Anak
Pemeriksaan Jantung Pada Anak
 
Frozen shoulder
Frozen shoulderFrozen shoulder
Frozen shoulder
 
Laporan Kasus Stroke Hemoragik
Laporan Kasus Stroke HemoragikLaporan Kasus Stroke Hemoragik
Laporan Kasus Stroke Hemoragik
 
Apendisitis akut & kronik
Apendisitis akut & kronikApendisitis akut & kronik
Apendisitis akut & kronik
 
Laporan kasus ppok
Laporan kasus ppokLaporan kasus ppok
Laporan kasus ppok
 

En vedette

Pemeriksaan radiologi dan laboratorium untuk fisioterapi
Pemeriksaan radiologi dan laboratorium untuk fisioterapiPemeriksaan radiologi dan laboratorium untuk fisioterapi
Pemeriksaan radiologi dan laboratorium untuk fisioterapiIshak Majid
 
Ppt toksikologi
Ppt toksikologiPpt toksikologi
Ppt toksikologiEfaMuniar
 
Kepmenkes no-129-tahun-2008-standar-pelayanan-minimal-rs
Kepmenkes no-129-tahun-2008-standar-pelayanan-minimal-rsKepmenkes no-129-tahun-2008-standar-pelayanan-minimal-rs
Kepmenkes no-129-tahun-2008-standar-pelayanan-minimal-rsWira Kusuma
 
Tumor tumor di-kepala_dan_leher
Tumor tumor di-kepala_dan_leherTumor tumor di-kepala_dan_leher
Tumor tumor di-kepala_dan_leherHelmon Chan
 
TB Paru dan Gagal Ginjal
TB Paru dan Gagal GinjalTB Paru dan Gagal Ginjal
TB Paru dan Gagal GinjalNur Fadillah
 
Penanganan terkini tuberkulosis atau tb
Penanganan terkini tuberkulosis atau tbPenanganan terkini tuberkulosis atau tb
Penanganan terkini tuberkulosis atau tbsimantak
 
Pemeriksaan darah ( protozoa : parasit malaria)
Pemeriksaan darah ( protozoa : parasit malaria)Pemeriksaan darah ( protozoa : parasit malaria)
Pemeriksaan darah ( protozoa : parasit malaria)pjj_kemenkes
 
STANDAR PELAYANAN RADIOLOGI DIAGNOSTIK DI SARANA PELAYANAN KESEHATAN
STANDAR PELAYANAN RADIOLOGI DIAGNOSTIK DI SARANA PELAYANAN KESEHATANSTANDAR PELAYANAN RADIOLOGI DIAGNOSTIK DI SARANA PELAYANAN KESEHATAN
STANDAR PELAYANAN RADIOLOGI DIAGNOSTIK DI SARANA PELAYANAN KESEHATANMartindra K
 
Efek samping obat
Efek samping obat Efek samping obat
Efek samping obat Dedi Kun
 
Alat lab beserta fungsinya kimia
Alat lab beserta fungsinya kimiaAlat lab beserta fungsinya kimia
Alat lab beserta fungsinya kimiaRada Kusnadi
 
Pemeriksaan Lab dan Diagnostik
Pemeriksaan Lab dan DiagnostikPemeriksaan Lab dan Diagnostik
Pemeriksaan Lab dan DiagnostikSulistia Rini
 

En vedette (14)

Pemeriksaan radiologi dan laboratorium untuk fisioterapi
Pemeriksaan radiologi dan laboratorium untuk fisioterapiPemeriksaan radiologi dan laboratorium untuk fisioterapi
Pemeriksaan radiologi dan laboratorium untuk fisioterapi
 
Ppt toksikologi
Ppt toksikologiPpt toksikologi
Ppt toksikologi
 
Kepmenkes no-129-tahun-2008-standar-pelayanan-minimal-rs
Kepmenkes no-129-tahun-2008-standar-pelayanan-minimal-rsKepmenkes no-129-tahun-2008-standar-pelayanan-minimal-rs
Kepmenkes no-129-tahun-2008-standar-pelayanan-minimal-rs
 
Tumor tumor di-kepala_dan_leher
Tumor tumor di-kepala_dan_leherTumor tumor di-kepala_dan_leher
Tumor tumor di-kepala_dan_leher
 
TB Paru dan Gagal Ginjal
TB Paru dan Gagal GinjalTB Paru dan Gagal Ginjal
TB Paru dan Gagal Ginjal
 
Penanganan terkini tuberkulosis atau tb
Penanganan terkini tuberkulosis atau tbPenanganan terkini tuberkulosis atau tb
Penanganan terkini tuberkulosis atau tb
 
Askep vulnus luka
Askep vulnus lukaAskep vulnus luka
Askep vulnus luka
 
STRUKTUR & FISIOLOGI - SENDI
STRUKTUR & FISIOLOGI - SENDISTRUKTUR & FISIOLOGI - SENDI
STRUKTUR & FISIOLOGI - SENDI
 
Pemeriksaan darah ( protozoa : parasit malaria)
Pemeriksaan darah ( protozoa : parasit malaria)Pemeriksaan darah ( protozoa : parasit malaria)
Pemeriksaan darah ( protozoa : parasit malaria)
 
Vitamin larut air
Vitamin larut airVitamin larut air
Vitamin larut air
 
STANDAR PELAYANAN RADIOLOGI DIAGNOSTIK DI SARANA PELAYANAN KESEHATAN
STANDAR PELAYANAN RADIOLOGI DIAGNOSTIK DI SARANA PELAYANAN KESEHATANSTANDAR PELAYANAN RADIOLOGI DIAGNOSTIK DI SARANA PELAYANAN KESEHATAN
STANDAR PELAYANAN RADIOLOGI DIAGNOSTIK DI SARANA PELAYANAN KESEHATAN
 
Efek samping obat
Efek samping obat Efek samping obat
Efek samping obat
 
Alat lab beserta fungsinya kimia
Alat lab beserta fungsinya kimiaAlat lab beserta fungsinya kimia
Alat lab beserta fungsinya kimia
 
Pemeriksaan Lab dan Diagnostik
Pemeriksaan Lab dan DiagnostikPemeriksaan Lab dan Diagnostik
Pemeriksaan Lab dan Diagnostik
 

Similaire à Radiologi & laboratorium a4

Hubungan antara panas, bunyi, cahaya dalam kesehatan
Hubungan antara panas, bunyi, cahaya dalam kesehatanHubungan antara panas, bunyi, cahaya dalam kesehatan
Hubungan antara panas, bunyi, cahaya dalam kesehatanOperator Warnet Vast Raha
 
ATN utk Kedokteran
ATN utk KedokteranATN utk Kedokteran
ATN utk KedokteranPak Zaenal
 
ILMU PENYAKIT DAN PENUNJANG DIAGNOSTIK XII.pptx
ILMU PENYAKIT DAN PENUNJANG DIAGNOSTIK XII.pptxILMU PENYAKIT DAN PENUNJANG DIAGNOSTIK XII.pptx
ILMU PENYAKIT DAN PENUNJANG DIAGNOSTIK XII.pptxHasniDinniya2
 
Memahami ultrasonik (ade welni, naning)
Memahami ultrasonik (ade welni, naning)Memahami ultrasonik (ade welni, naning)
Memahami ultrasonik (ade welni, naning)stikesby kebidanan
 
Materi peran perawat (rontgen dan USG).pptx
Materi peran perawat (rontgen dan USG).pptxMateri peran perawat (rontgen dan USG).pptx
Materi peran perawat (rontgen dan USG).pptxjehandra1
 
Ct scan kimnal presentation
Ct scan kimnal presentationCt scan kimnal presentation
Ct scan kimnal presentationKoko Ekayana
 
PENGANTAR USG DASAR_RAD POLTEKMU_DWI AJENG RISQY HASANAH SYAM.pptx
PENGANTAR USG DASAR_RAD POLTEKMU_DWI AJENG RISQY HASANAH SYAM.pptxPENGANTAR USG DASAR_RAD POLTEKMU_DWI AJENG RISQY HASANAH SYAM.pptx
PENGANTAR USG DASAR_RAD POLTEKMU_DWI AJENG RISQY HASANAH SYAM.pptxajeng155930
 
dr. Adnan (Referat) Gambaran MRI Kanker Prostat.pdf
dr. Adnan (Referat)  Gambaran MRI Kanker Prostat.pdfdr. Adnan (Referat)  Gambaran MRI Kanker Prostat.pdf
dr. Adnan (Referat) Gambaran MRI Kanker Prostat.pdfssuser86266b
 
Kanker paru pit 2014
Kanker paru pit 2014Kanker paru pit 2014
Kanker paru pit 2014fadlyrambe
 

Similaire à Radiologi & laboratorium a4 (20)

Radioaktif
RadioaktifRadioaktif
Radioaktif
 
Fisika kesehatan.pptx
Fisika kesehatan.pptxFisika kesehatan.pptx
Fisika kesehatan.pptx
 
Hubungan antara panas, bunyi, cahaya dalam kesehatan
Hubungan antara panas, bunyi, cahaya dalam kesehatanHubungan antara panas, bunyi, cahaya dalam kesehatan
Hubungan antara panas, bunyi, cahaya dalam kesehatan
 
ATN utk Kedokteran
ATN utk KedokteranATN utk Kedokteran
ATN utk Kedokteran
 
ILMU PENYAKIT DAN PENUNJANG DIAGNOSTIK XII.pptx
ILMU PENYAKIT DAN PENUNJANG DIAGNOSTIK XII.pptxILMU PENYAKIT DAN PENUNJANG DIAGNOSTIK XII.pptx
ILMU PENYAKIT DAN PENUNJANG DIAGNOSTIK XII.pptx
 
Nuklir
NuklirNuklir
Nuklir
 
Memahami ultrasonik (ade welni, naning)
Memahami ultrasonik (ade welni, naning)Memahami ultrasonik (ade welni, naning)
Memahami ultrasonik (ade welni, naning)
 
Materi peran perawat (rontgen dan USG).pptx
Materi peran perawat (rontgen dan USG).pptxMateri peran perawat (rontgen dan USG).pptx
Materi peran perawat (rontgen dan USG).pptx
 
Sprs radiologi
Sprs radiologiSprs radiologi
Sprs radiologi
 
Ct scan kimnal presentation
Ct scan kimnal presentationCt scan kimnal presentation
Ct scan kimnal presentation
 
PENGANTAR USG DASAR_RAD POLTEKMU_DWI AJENG RISQY HASANAH SYAM.pptx
PENGANTAR USG DASAR_RAD POLTEKMU_DWI AJENG RISQY HASANAH SYAM.pptxPENGANTAR USG DASAR_RAD POLTEKMU_DWI AJENG RISQY HASANAH SYAM.pptx
PENGANTAR USG DASAR_RAD POLTEKMU_DWI AJENG RISQY HASANAH SYAM.pptx
 
Nure makalah
Nure makalahNure makalah
Nure makalah
 
Kedokteran Nuklir
Kedokteran NuklirKedokteran Nuklir
Kedokteran Nuklir
 
dr. Adnan (Referat) Gambaran MRI Kanker Prostat.pdf
dr. Adnan (Referat)  Gambaran MRI Kanker Prostat.pdfdr. Adnan (Referat)  Gambaran MRI Kanker Prostat.pdf
dr. Adnan (Referat) Gambaran MRI Kanker Prostat.pdf
 
Kanker paru pit 2014
Kanker paru pit 2014Kanker paru pit 2014
Kanker paru pit 2014
 
Ultrasonografi
UltrasonografiUltrasonografi
Ultrasonografi
 
STT dr Pramudyo SpB.pdf
STT dr Pramudyo SpB.pdfSTT dr Pramudyo SpB.pdf
STT dr Pramudyo SpB.pdf
 
Ca. Tiroid (2) (1).pptx
Ca. Tiroid (2) (1).pptxCa. Tiroid (2) (1).pptx
Ca. Tiroid (2) (1).pptx
 
Ti 1
Ti 1Ti 1
Ti 1
 
Makalah Aplikasi Fiber Optic
Makalah Aplikasi Fiber OpticMakalah Aplikasi Fiber Optic
Makalah Aplikasi Fiber Optic
 

Radiologi & laboratorium a4

  • 1. Pemeriksaan Radiologi & Laboratorium untuk Fisioterapi by Ishak, S.Ft.,Physio BAB 1 PENGANTAR PADA PEMERIKSAAN RADIOLOGI DAN PEMERIKSAAN LABORATORIUM P engetahuan mengenai pemeriksaan radiologi dan laboratorium bagi Fisioterapis adalah suatu hal yang sangat penting dalam rangka menegakkan diagnosis dan menghindari kesalahan-kesalahan yang mungkin terjadi dalam menangani suatu kondisi penyakit. Hal ini terutama sangat diperlukan bagi Fisioterapis yang bekerja di Rumah Sakit Daerah ataupun puskesmas yang belum mempunyai dokter spesialis radiologi maupun spesialis patologi klinik. Hal ini tidak berarti bahwa Fisioterapis yang bekerja pada rumah sakit maupun puskesmas yang sudah mempunyai ahli radiologi maupun spesialis patologi klinik tidak memerlukan pengetahuan mengenai pemeriksaan radiologi maupun laboratorium karena keputusan untuk meminta pemeriksaan foto radiologi maupun laboratorium juga sangat bergantung pada pemahaman dan pengetahuan mengenai radiologi dan laboratorium. Pengetahuan seorang Fisioterapis tentang interpretasi hasil foto radiologi maupun Laboratorium akan sangat bermanfaat dalam memilih modalitas yang digunakan dalam therapy, serta bisa berhati-hati agar tidak menggunakan alat fisioterapi yang kontra indikasi dengan penyakit pasien misalnya adanya spondylolistesis, infeksi akut ataupun tumor. Secara umum pada setiap Rumah Sakit yang besar misalnya RS Wahidin Sudirohusodo Makassar Instalasi Radiologi secara umum mempunyai 2 unit kerja yaitu Radiodiagnostik dan Radioterapi. Radiodiagnostik dalam menjalankan kegiatannya mempunyai beberapa bagian yaitu: Foto Polos X ray, CT scan, MRI, Ultrasonografi, sedangkan Radioterapi digunakan untuk pengobatan baik sebagai upaya kuratif misalnya tumor maupun kanker, paliatif maupun yang sifatnya emergensi misalnya untuk menghentikan perdarahan hebat. Pemeriksaan laboratorium merupakan cabang ilmu patologi dalam hal ini patologi klinik. Pemeriksaan laboratorium merupakan pemeriksaan spesimen dari pasien berupa darah, urin, dan cairan tubuh lainnya. Pemeriksaan laboratorium dimaksudkan untuk menentukan atau membantu menentukan diagnosis penyakit serta prognosis dengan tes penunjang lainnya, anamnesis dan pemeriksaan fisik. Bagian/jenis pemeriksaan laboratorium terdiri atas: - Hematologi - Imunologi/Serologi - Kimia Klinik - Infeksi - Urinalisis -ooo0ooo- 1
  • 2. Pemeriksaan Radiologi & Laboratorium untuk Fisioterapi by Ishak, S.Ft.,Physio BAB 2 JENIS-JENIS RADIODIAGNOSTIK & MEDIA KONTRAS A. Radiografi Konvensional Sinar X merupakan bagian dari spektrum elektomagnetik, dipancarkan akibat pengeboman anoda wolfram oleh elektron-elektron bebas dari suatu katoda. Film polos dihasilkan oleh pergerakan elektron-elektron tersebut melintasi pasien dan menampilkan film radiografik. Tulang dapat menyerap sebagian besar radiasi, menyebabkan pajanan pada film paling sedikit, sehingga film yang dihasilkan tampak berwarna putih. Udara paling sedikit menyerap radiasi, menyebabkan pajanan pada film maksimal, sehingga film tampak berwarna hitam. Diantara kedua keadaan ekstrem ini, penyerapan jaringan sangat berbeda-beda menghasilkan citra dalam skala abu-abu (grey scale). Film polos bermanfaat untuk: Dada, abdomen, sistem tulang: trauma, tulang belakang, sendi, penyakit degeneratif, metabolik dan metastatik (tumor). Terminologi yang digunakan dalam Radiografi Sinar X : a. Hiperradiolusen : udara bebas b. Radiolusen : Paru normal, lemak c. Intermediate : Soft tissue/ cairan, jantung,hepar, ginjal, ascites, urine, darah, dan sebagainya. d. Radiopak : Ca-density / Bone density, tulang, perkapuran. e. Hyperradiopak : Metal density, logam Contoh gambar Foto X- Ray : 2
  • 3. Pemeriksaan Radiologi & Laboratorium untuk Fisioterapi by Ishak, S.Ft.,Physio B. CT Scan Pemeriksaan dengan menggunakan CT Scan dapat mendeteksi kelainan – kelainan seperti perdarahan otak, tumor otak, kelainan – kelainan tulang, kelainan di rongga dada & rongga perut dan khususnya mendeteksi kelainan pembuluh darah jantung (koroner) dan pembuluh darah umumnya (seperti penyempitan pembuluh darah ginjal, dll) Lama pemeriksaan mulai dari beberapa detik sampai 2 jam. CT Scan menggunakan sinar X tetapi saat ekspos sinar tidak langsung mengenai film tetapi ditangkap oleh detektor diteruskan ke komputer monitor lalu ke printer. Ukuran gambar (piksel) yang didapat pada CT Scan adalah Radiodensitas ukuran tersebut menggunakan skala Houndsfield Unit (HU), Hounsfield nama orang yang menemukan dan memperkenalkan CT-scan. Nilai HU sendiri adalah merupakan pengukuran densitas jaringan. Jaringan HU Warna Udara -1000 Hitam ↓↓↓ Lemak -100 Hitam ↓↓ LCS 0 Hitam ↓ Otak 30 Abu-abu (-) Darah +100 Putih ↑↑ Tulang +1000 Putih ↑↑↑ Terminologi yang digunakan : a. Isodens : Jaringan Otak Normal b. Hipodens : Abses otak, infark c. Hiperdens : perdarahan Otak 3
  • 4. Pemeriksaan Radiologi & Laboratorium untuk Fisioterapi by Ishak, S.Ft.,Physio C. MRI (Magnetik Resonansi Imaging) MRI atau Magnetic Resonance Imaging menggunakan medan magnit dan frekuensi radio, jadi tidak mengionisasi jaringan, tidak ada efek biologik. Memakai istilah isointens, hipointens, hiperintens, kekuatan magnit disebut dengan satuan TESLA (1 Tesla= 10.000 Gauss). MRI adalah suatu alat diagnostik teknologi tinggi yang digunakan untuk membuat visualisasi dari penampang tubuh manusia. Pemeriksaan MRI memakai prinsip magnetik, tidak menggunakan sinar X (tidak ada radiasi). Melalui pemeriksaan ini dapat mendeteksi kelainan – kelainan saraf & jaringan lunak seperti pada keluhan: sakit/nyeri kepala, sakit daerah punggung, pinggang, nyeri/bengkak daerah persendian, kelainan payudara, kelainan pembuluh darah, kelainan pada abdomen (perut), dan lain lain. Lama pemeriksaan 20 menit – 1.5 jam MRI memberikan hasil yang diperlukan oleh dokter untuk menegakkan diagnosa atas penyakit yang diderita oleh pasien dan juga menentukan rencana pengobatan yang tepat sesuai dengan indikasi penyakit yang diderita oleh pasien. a. Keuntungan menggunakan MRI : - Tidak menggunakan sinar X, - Tidak Merusak Kesehatan pada penggunaan yang tepat, - Banyak pemeriksaan tanpa memerlukan zat kontras, - Detail anatomis yang sangat baik terutama pada jaringan lunak, - Dapat memperlihatkan pembuluh darah tanpa kontras : Magnetic resonansi angiography (MRA). b. Kerugian menggunakan MRI - Biaya operasional mahal, - Citra yang kurang baik pada lapangan paru, - MRI lebih sulit ditoleransi dengan waktu pemeriksaan yang lebih lama dibandingkan CT scan, - Kontra indikasi pada pasien yang mengunakan pacemaker, benda asing logam pada mata dan penggunaan protesa logam. 4
  • 5. Pemeriksaan Radiologi & Laboratorium untuk Fisioterapi by Ishak, S.Ft.,Physio D. USG (Ultrasonografi) Pemeriksaan menggunakan gelombang suara/ultrasound untuk mendeteksi kelainan – kelainan di organ perut (hati, kandung empedu, limpa, ginjal, dll), payudara, kandungan, kehamilan, pembuluh darah, dll. Khususnya pada kehamilan, USG 3D/4D dapat melihat rupa janin seperti sebuah foto dan dapat melihat gerakan bayi yang dapat direkam dalam CD. Untuk payudara, USG biasanya dipakai untuk skrinning benjolan/keluhan pada wanita – wanita usia < 35 tahun atau sebagai pemeriksaan pelengkap dan atau lanjutan setelah dilakukan mammografi pada wanita usia > 35 tahun. Contoh Foto USG pada ginjal (tanda panah : batu ginjal) 5
  • 6. Pemeriksaan Radiologi & Laboratorium untuk Fisioterapi by Ishak, S.Ft.,Physio Terminology yang sering digunakan pada ultrasonografi antara lain:  Isoechoic atau normoechoic, misalnya untuk hepar, lien, atau ginjal yang normal.  Hypoechoic atau echopoor atau echoluscent, misalnya abses hepar dan tumor uterus.  Hyperechoic atau echorich atau echodens, misalnya batu ginjal dan adanya kalsifikasi di suatu jaringan.  Unechoic atau echofree (hitam), misalnya urine, ascites dan darah. Pemeriksaan ultrasonografi biasanya ditujukan untuk kepala bayi, tiroid, mammae, jantung, organ abdomen, kebidanan dan kandungan serta pada tulang. E. Media Kontras Media kontras merupakan zat yang membantu visualisasi beberapa struktur selama melakukan beberapa teknik pemeriksaan radiodiagnostik, bekerja berdasarkan prinsip penyerapan sinar X, sehingga mencegah pengiriman sinar tersebut pada pasien. Zat kontras yang paling sering digunakan adalah barium sulfat yang dapat memperlihatkan bentuk saluran pencernaan dan sediaan iodine organic yang banyak digunakan secara intravena pada CT untuk memperjelas gambaran vaskuler dan berbagai organ. Agen-agen kontras juga dapat digunakan pada lokasi tertentu, misalnya:  Arteriografi pada sistem arterial  Venografi pada sistem vena  Mielografi pada teka spinalis  Kolangiografi pada sistem bilier  Artrografi pada persendian  Histerosalpingografi pada uterus dan  Sialografi pada kelenjar saliva. Contoh foto yang menggunakan media kontras pada foto BNO setelah 10 menit. Contoh dibawah adalah pemakaian kontras pada foto CT scan (atas) dan foto MRI (bawah) pada pasien yang menderita tumor pada otak gambar (-) adalah gambar non kontras sedangkan gambar (+) adalah gambar dengan kontras. Gambar tanda panah 6
  • 7. Pemeriksaan Radiologi & Laboratorium untuk Fisioterapi by Ishak, S.Ft.,Physio kuning memperlihatkan gambar pembuluh darah bagian luar tumor sedangkan tanda panah merah adalah pembuluh darah yang normal. Pemakaian media kontras seringkali digunakan untuk melihat adanya tumor diotak dengan menggunakan CT-scan ataupun MRI dan hasil foto dengan media kontras ini bisa digunakan untuk memprediksi apakah tumornya jinak atau ganas dengan melihat banyak tidaknya pembuluh darah disekitar tumor, walaupun untuk memastikannya dilakukan dengan biopsi dan pemeriksaan PA/Patologi Anatomi. Saluran pencernaan ataupun saluran sistem eksresi seperti pada foto BNO diatas juga sering menggunakan media kontras. --ooo0ooo-- 7
  • 8. Pemeriksaan Radiologi & Laboratorium untuk Fisioterapi by Ishak, S.Ft.,Physio BAB 3 ANATOMI DASAR DENGAN GAMBAR RADIOLOGI M odal dasar yang harus dimiliki oleh seorang fisioterapis dalam memahami hasil foto x-ray adalah mengenal dan mengetahui anatomi dan gambaran radiologi secara normal sehingga nantinya bisa menilai gambar apabila tidak sama atau tidak sesuai gambar anatomi normalnya. Secara sederhana dapat dikatakan bahwa pengaruh sinar x (x-ray) pada film adalah dengan menghitamkan film, apabila ada yang menghalangi maka warna hitamnya kemudian akan berkurang berubah kearah warna putih dan semakin kuat penghalangnya maka gambar atau bayangan yang dihasilkannya juga akan semakin putih, misalnya tulang akan menghasilkan gambar x-ray yang putih tetapi akan lebih putih jika misalnya ada logam didalam tubuh misalnya pada pasien yang mengalami fraktur dan dipasangi fiksasi internal atau pada pasien yang memakai protesa misalnya pada fraktur collum femoris yang menggunakan austin moore prothesa (lihat terminologi yang sering digunakan). Beberapa gambar anatomi dengan x-ray yang akan dibahas dibawah ini hanya yang berhubungan secara langsung dengan pekerjaan Fisioterapis. Adapun gambar anatomi dan penjelasan yang tidak berhubungan secara langsung dengan pekerjaan sebagai Fisioterapis dimaksudkan untuk tambahan informasi. A. Thorax Organ yang ada dalam thorax adalah paru-paru dan jantung berikut adalah gambaran anatomi dengan foto x-ray foto thorax, foto thorax yang rutin adalah foto PA (posterior anterior). 8
  • 9. Pemeriksaan Radiologi & Laboratorium untuk Fisioterapi by Ishak, S.Ft.,Physio Keterangan gambar: 1. Clavicula 6. trakea 2. Aorta 7. Costa (tulang iga ke 4) 3. Jantung 8. Bronchovasculer 4. Diafragma kiri 9. Paru-paru 5. Gas dalam lambung 10.Diafragma kanan 11. Sudut costofrenikus Hal yang harus diperhatikan pada setiap foto thorax maupun foto ekstremitas adalah: 1. Alignment yaitu, susunan tulang atau keteraturan tulang serta persendian yang ada dalam foto. 2. Bone yaitu, perhatikan pada tulang yang ada dalam foto apakah ada fraktur atau ada bayangan yang mencurigakan misalnya bayangan yang berwarna hitam atau lebih putih dari tulang. 3. Soft tissue atau jaringan lunak yang ada dalam foto, perhatikan apakah ada massa atau tumor. Dalam menangani pasien yang mengalami gangguan pernapasan misalnya pasien yanng sesak napas maupun juga pasien yang batuk Fisioterapis harus berhati- hati dalam mengobatinya ada dua hal yang harus jadi perhatian khusus yaitu adanya infeksi misalnya tuberculosis ataupun adanya tumor. Pada pasien yang dicurigai menderita TB (tuberculosa) harus dikonfirmasi dengan hasil pemeriksaan apakah dengan pemeriksaan darah ataupun pemeriksaan dahak (sputum), khusus untuk pemilihan alat pada kondisi jantung perhatikan foto jangan sampai pasien memakai pacemaker implant (alat yang ditanam di thorax bagian atas sebelah kiri). Pada pasien seperti ini tentunya kontra indikasi dengan penggunaan alat dari jenis electro therapy (lihat gambar dibawah) pada bagian dada dan punggung serta Short Wave Diathermy (HFC 27 MHz). Gambar pacemaker implant pada pasien penyakit jantung yang mengalami AV blok. 9
  • 10. Pemeriksaan Radiologi & Laboratorium untuk Fisioterapi by Ishak, S.Ft.,Physio Hal lain yang harus diperhatikan pada foto thorax adalah: 1. Perhatikan sudut costofrenikus, normalnya lancip apabila tumpul berarti ada kemungkinan terjadinya efusi pleura. Pada pasien wanita terdapat bayangan payudara pada diafragma. 2. Perhatikan broncovasculer, apabila corakan berlebih ada kemungkinan bronchitis. 3. Perhatikan apakah ada gambaran spesifik misalnya KP/TB ataupun tumor. 4. Diafragma kanan biasanya lebih tinggi karena adanya liver. 5. Perhatikan apakah ada pembesaran jantung atau cardiomegali, atau pembesaran jantung. B. EKSTREMITAS 1. Ekstremitas Atas: a. Shoulder joint X ray AP dan L: Keterangan gambar: 1, Clavicula. 2, Acromion. 3, tuberculum mayus. 4, tuberculum minus. 5, collum Humerus. 6, Humerus. 7, Processus Coracoideus. 8, Axillary border of scapula. 9, Rib/costa. 10
  • 11. Pemeriksaan Radiologi & Laboratorium untuk Fisioterapi by Ishak, S.Ft.,Physio Keterangan gambar: 1,Processus Coracoideus. 2. Clavicula 3, Acromion. 4. Caput humeri 5. Humerus 6. Pinggir lateral dari scapula b. Elbow joint AP dan L 11
  • 12. Pemeriksaan Radiologi & Laboratorium untuk Fisioterapi by Ishak, S.Ft.,Physio Keterangan gambar: 1, Humerus. 6, Radius 2, epicondylus medial. 7,Caput Radial 3, epicondylus Lateral. 8, Ulna 4, fossa Olecranon. 9, processus Olecranon 5, capitellum. 10, process Coronoid 11, Anterior fat pad. c. Wrist Joint AP 1, Processus styloideus ulna. 2, Lunatum. 3, Radius. 4, Navicular. 5, Trapezium (multangulum mayus). 6, Metacarpal pertama (Ibu jari). 7, Trapezoid (multangulum minus). 8, Capitatum. 9, Hamatum. 10, Triquetrum. 11, Pisiform. . 12
  • 13. Pemeriksaan Radiologi & Laboratorium untuk Fisioterapi by Ishak, S.Ft.,Physio 2. Ekstremitas Bawah a. Pelvic dan Hip joint AP: Keterangan gambar: 1 Ramus Superior dari Pubis Dextra 2 Symphysis Pubis 3 Ramus Inferior dari Pubis sinistra 4 foramen obturatorium 5 Trochanter minor 6 Trochanter mayor 7 Iliaca wing/sayap 8 Crista iliaca 9 Pedikel Vertebra Lumbar Spine 10 Sacro-iliaca joint dextra 11 Caput femur dextra/kanan 12 Fossa acetabulum 13 aput femur sinistra/kiri b. Knee joint AP dan L Knee joint atau sendi lutut dibentuk oleh 4 buah tulang yaitu femur, tibia, fibula dan patella oleh karena banyaknya tulang yang membentuk sendi maka sendi lutut dikategarikan sebagai sendi yang besar, sendi lutut juga merupakan 13
  • 14. Pemeriksaan Radiologi & Laboratorium untuk Fisioterapi by Ishak, S.Ft.,Physio sendi yang paling banyak menerima beban tubuh sehingga paling sering mengalami osteo arthritis. Knee joint dapat dikatakan sebagai sendi yang paling lengkap struktur yang membangunnya, pada sendi lutut terdapat banyak bursa, serta meniscus yang berfungsi sebagai shock absorber dan juga terdapat dua ligamen besar yaitu ligamen crusiatum anterior dan crusiatum posterior. Pada seorang atlet misalnya sepak bola cedera pada meniscus dan ligamen crusiatum adalah merupakan malapetaka besar bagi perkembangan karirnya dalam bermain bola. Cedera pada meniscus dan ligamen hanya bisa dideteksi dengan menggunakan MRI (Magnetic Resonansi Imaging). 14
  • 15. Pemeriksaan Radiologi & Laboratorium untuk Fisioterapi by Ishak, S.Ft.,Physio Keterangan gambar: 1. Condilus lateral femur. 2. Femur. 3. Patella. 4. Condilus Medial femur. 5. Tuberculum Medial intercondylar of tibia. 6. Tibia. 7. Fibula. 15
  • 16. Pemeriksaan Radiologi & Laboratorium untuk Fisioterapi by Ishak, S.Ft.,Physio c. Ankle joint AP/L Keterangan gambar: 1, Tibia. 1. cuneiform 2, Malleolus medial. 2. navicular 3, Fibula. 3. Talus 4, Malleolus Lateral. 4. Tibia 5, Talus. 5. Fibula 6, Metatarsal Pertama. 6. Calcaneus 7. cuboid C. COLUMNA VERTEBRA 1. CERVICAL a. Cervical AP Keterangan gambar: 1, Clavicula. 2, costa/rib pertama. 3, Trachea. 4, Processus Spinosus Vert. C7. 5, corpus Vertebra C5. 6, processus Uncinatus. 16
  • 17. Pemeriksaan Radiologi & Laboratorium untuk Fisioterapi by Ishak, S.Ft.,Physio b. CERVICAL Lateral : Keterangan gambar: 1, Corpus Vertebral (TH1). 2, Processus Spinosus C7. 3, Lamina. 4, Processus articular inferior. 5, Processus articular superior. 6, Processus Spinosus C2. 7, Processus Odontoid. 8, Permukaan anterior C1 (Atlas). 9, Trachea. 2. THORACAL a. Thoracal AP 17
  • 18. Pemeriksaan Radiologi & Laboratorium untuk Fisioterapi by Ishak, S.Ft.,Physio Keterangan gambar: 1, Ventrikel kiri jantung. 1. Gas dalam colon 2, Gas dalam lambung. 2. Gas dalam lambung 3, hemidiaphragma kanan. 3. Hemidiafragma kiri 4, Costa/rib Posterior . 4. Costa/rib posterior 5, Clavicula. 5. Pedikel, 6. Proc. Spinosus 7.Processus transpersus b. Thoracal Lateral Keterangan gambar: 1,Costa/rib Posterior. 2, Corpus Vertebra. 3, Discus Intervertebral. 18
  • 19. Pemeriksaan Radiologi & Laboratorium untuk Fisioterapi by Ishak, S.Ft.,Physio 3. LUMBOSACRUM AP dan Lateral: Keterangan gambar: 1, Costa/rib (tlng iga). 1, Sacrum. 2,Processus Transversus. 2, Spinous Process. 3, Pedikel. 3, Vertebral body. 4, Processus Spinosus. 4, Discus Intervertebral. 5, Sacrum. 5, foramina Intervertebral. 6, Sacroiliac joint. 6, Pedicle. 7, Articulation facet Inferior. 8, Articulation Facet Superior. 9, Rib . D. OTAK/BRAIN Gambaran radiologi otak dibawah ini adalah dengan menggunakan MRI, pada foto MRI ataupun CT-scan beberapa potongan gambar secara umum diambil dengan 3 potongan yaitu sagital (membagi kepala kiri dan kanan), koronal (membagi kepala depan dan belakang) serta axial (membagi kepala atas dan bawah). 19
  • 20. Pemeriksaan Radiologi & Laboratorium untuk Fisioterapi by Ishak, S.Ft.,Physio 1. Potongan otak dengan sagital: Keterangan gambar dibawah ini gunakan untuk potongan otak dengan foto MRI pada potongan sagital, koronal dan potongan axial. Keterangan gambar: 1. Sinus Sagital superior 16. Corpus Callosum 3. Lobus Frontal 17. Arteri Serebri Media 4. Lobus Parietal 20. Foramen Monro 13. Ventrikel Lateral 22. Ventrikel ketiga 23. Sinus Frontal 52. Medulla 31. Aqueduct Serebri 55. Sinus Sigmoid 43. Arteri Basiler 63. Lidah 45. Cerebellum 67. Fornix 48. Pons 72. Thalamus 50. Sinus Sphenoid 73. A. Meningeal 20
  • 21. Pemeriksaan Radiologi & Laboratorium untuk Fisioterapi by Ishak, S.Ft.,Physio 2. Potongan otak dengan Koronal 3. Potongan otak dengan Axial -oo0oo- 21
  • 22. Pemeriksaan Radiologi & Laboratorium untuk Fisioterapi by Ishak, S.Ft.,Physio BAB 4 GAMBARAN RADIOLOGI KONDISI FISOTERAPI G ambaran radiologi yang akan dibahas dibawah ini adalah merupakan gangguan atau kondisi yang berhubungan dengan Fisioterapi dalam menjalankan profesinya. Kondisi yang akan dibahas adalah kondisi yang dipilih karena sering didapatkan dilapangan ataupun tempat kerja. A. THORAX: 1. Tuberculosis/TB Tuberculosis adalah merupakan salah satu penyakit infeksi, penyakit disebabkan oleh mycobacterium tuberculosa menyerang terutama pada paru-paru dan tulang vertebra, penyakit ini termasuk gampang menular sehingga Fisioterapis harus berhati-hati dalam menangani pasien yang menderita TB. Hampir semua alat fisioterapi dari golongan electrotherapy dan juga actino therapy serta Diathermy kontra indikasi pada pasien yang mengalami TB, hal ini disebabkan oleh mekanisme kerja alat yang meningkatkan sirkulasi darah dan metabolisme. Pemeriksaan TB tidak cukup hanya dengan pemeriksaan Radiologi tetapi juga harus dan lebih utama pemeriksaan laboratorium, pemeriksaan laboratorium yang paling sering digunakan adalah pemeriksaan sputum untuk melacak keberadaan bakteri mycobacterium tuberculosa. Gambar radiologi diatas hanya merupakan salah satu gambaran penderita TB. 22
  • 23. Pemeriksaan Radiologi & Laboratorium untuk Fisioterapi by Ishak, S.Ft.,Physio Gejala utama TB: Batuk terus menerus dan berdahak selama 2 minggu atau lebih. Gejala lainnya:  Batuk bercampur darah,  Sesak nafas dan nyeri dada,  Badan Lemah,  Nafsu makan berkurang,  Berat badan turun,  Rasa kurang enak badan (lemas)  Demam meriang berkepanjangan  Berkeringat di malam hari walaupun tidak melakukan kegiatan. 2. BRONCHITIS Bronchitis adalah merupakan peradangan atau inflamasi pada bronchus paru. Gambaran radiologi pada penderita Bronchitis, perhatikan lingkaran!. 3. CARDIOMEGALY Cardiomegaly adalah suatu kondisi dimana jantung mengalami pembesaran, keadaan ini sering terjadi pasien yang mengalami gagal jantung (heart failure). Cara 23
  • 24. Pemeriksaan Radiologi & Laboratorium untuk Fisioterapi by Ishak, S.Ft.,Physio mengukur pembesaran jantung adalah dengan mengukur lebarnya jantung juga lebar thorax keseluruhan, hasil lebar jantung kemudian dibagi dengan lebar thorax normalnya adalah 0,5 cm, apabila lebih dari 0,5 cm berarti ada pembesaran pada jantung kecuali pasien di foto dengan posisi berbaring dapat ditoleransi 0,58 cm. Perhatikan gambar dan cara mengukur cardiomegali sebagai berikut. Buat garis lurus pada garis tengah tubuh kemudian cari bagian jantung yang lebar pada sisi kanan (A) dan juga bagian jantung sebelah kira (B), kemudian cari thorax yang lebar (C) kemudian ukur. Hasil Ukur A + B dibagi dengan C Contoh: 19,2 cm / 30 cm = 0,64 cm Dalam menangani pasien yang mengalami cardiomegaly Fisioterapi harus berhati-hati dalam memberikan suatu jenis latihan dengan memperhatikan Freqwensi, Intensitas, Technique dan Time (waktu), serta memperhatikan riwayat perjalanan penyakit pasien. B. EKSTREMITAS Pada foto ekstremitas atau foto musculoscletal ada beberapa hal yang harus menjadi fokus seorang Fisioterapis dalam melihat atau menilai foto x-ray atau CT-scan yaitu: adanya fraktur, dislokasi, tumor, osteoporosis dan kondisi persendian apakah ada penyempitan celah persendian, adanya kalsifikasi atau osteofit. Penjelasan mengenai foto musculoscletal dibawah ini akan lebih difokuskan pada kondisi persendian pada lutut, hip dan columna vertebra, mengingat kedua kondisi ini 24
  • 25. Pemeriksaan Radiologi & Laboratorium untuk Fisioterapi by Ishak, S.Ft.,Physio sangat banyak dijumpai ditempat kerja seorang Fisioterapis. Mengenai foto x-ray ataupun ct-scan pada kondisi fraktur atau dislokasi cukup dengan mempelajari dan mengamati dengan seksama foto x-ray yang normal. 1. OSTEO ARTHRITIS Kelompok penyakit yang mempunyai etiologi berbeda namun dengan keluaran biologik, morfologik dan klinis serupa. Proses penyakit mengenai tulang rawan sendi, tulang subkondral, ligament, kapsul, membrane sinovium, otot periartikuler, akhirnya tulang rawan sendi mengalami degenerasi dengan fibrilasi, fisura, ulserasi dan seluruh ketebalan permukaan sendi hilang. Pada gambar diatas ada dua hal yang tampak pada gambar radiologi yaitu terjadinya penyempitan celah sendi dan timbulnya osteofit (terbentuknya tulang baru/pengapuran) pada aspek medial knee joint. Knee joint atau sendi lutut merupakan sendi yang paling sering mengalami OA terutama usia diatas 40 tahun keatas. Selain karena faktor usia OA juga dapat dipicu oleh cedera, kegemukan penyakit serta keturunan. 25
  • 26. Pemeriksaan Radiologi & Laboratorium untuk Fisioterapi by Ishak, S.Ft.,Physio Pembagian kategori/derajat OA: Berat OA Tanda Radiografik Grade 0 Tidak ada Tak ada tanda OA Grade I Ragu Osteofit kecil, makna diragukan Grade II Minimal Osteofit jelas, celah sendi tak rusak Grade III Sedang Celah sendi berkurang Grade IV Berat Celah sendi rusak / sempit, sclerosis tulang sub kondral DIAGNOSIS : OA LUTUT Klinik : 1. Nyeri sendi hampir sepanjang bulan sebelumnya 2. Krepitasi (bunyi pada persendian) pada gerak aktif sendi 3. Kaku pagi lama 30 menit 4. Usia 38 tahun 5. Pembesaran tulang lutut (pada pemeriksaan) OA ada, apabila ditemukan no. 1, 2, 3, dan 4 atau no. 1, 2, dan 5 atau no. 1 dan 5, Sensivitas 89%, Spesifisitas 88% Klinik, Laboratorik dan Radiografi : 1. Nyeri lutut hampir sepanjang bulan sebelumnya 2. Osteofit pada tepi sendi 3. Analisis cairan sendi khas OA 4. Usia 40 tahun 5. Kaku pagi lama : 5 = 30 menit 6. Krepitus pada gerak aktif sendi OA ada, apabila ditemukan no. 1 dan 2 atau no. 1,3,5, dan 6 atau no. 1,4,5, dan 6, Sensivitas 94%, Spesifisitas 88% OA TANGAN Klinik : 1. Nyeri tangan, sakit atau kaku hampir sepanjang bulan sebelumnya. 26
  • 27. Pemeriksaan Radiologi & Laboratorium untuk Fisioterapi by Ishak, S.Ft.,Physio 2. Pembesaran jaringan keras dari  2 atau 10 sendi tangan terpilih 3. Kurang dari 3 sendi MCP bengkak 4. Pembesaran jaringan keras 2 atau lebih sendi DIP 5. Deformitas 2 atau lebih dari 10 sendi tangan terpilih OA ada, apabila ditemukan no. 1, 2, 3, dan 4 atau no. 1, 2, 3, dan 5 Sensivitas 92%, Spesifitas 98% OA PANGGUL Klinik : 1. Nyeri panggul hampir sepanjang bulan sebelumnya 2. Osteofit femoral dan atau asetabular pada radiografi 3. Laju Endap Darah 20 mm/jam OA ada, apabila ditemukan no. 1 dan 2 atau no. 1, 2, dan 3 Sensitivitas 91%, Spesifisitas 89%. 2. FRAKTUR DENGAN PROTESA Fraktur atau patah tulang yang terjadi pada persendian terutama pada orang tua diatas 60 tahun biasanya dipasangi protesa atau alat pengganti, misalnya pada fraktur collum femoris yang dipasangi dengan austin moore protesa seperti gambar dibawah ini. 27
  • 28. Pemeriksaan Radiologi & Laboratorium untuk Fisioterapi by Ishak, S.Ft.,Physio Mengetahui mengenai terdapatnya protesa ataupun fiksasi internal pada pasien yang pernah mengalami fraktur menjadi sesuatu yang sangat penting untuk seorang Fisioterapis karena menjadi kontra indikasi bagi pemakaian alat fisioterapi yang berupa SWD (short wave diathermy) maupun MWD (micro wave diathermy). 3. TRAUMA PADA JARINGAN LUNAK Pemeriksaan radiologi pada trauma atau injury pada jaringan lunak atau soft tissue pada ekstremitas hanya bisa dilihat dengan menggunakan CT scan atau MRI. Dibawah ini adalah hasil gambar dengan MRI pada injury hamstring. Keterangan gambar: Tanda kepala panah: Edema pada long head biceps femoris, 28
  • 29. Pemeriksaan Radiologi & Laboratorium untuk Fisioterapi by Ishak, S.Ft.,Physio Tanda panah panjang: Cairan antara otot dan tendon intramuscular, Tanda asterik: Signal normal pada short head biceps femoris. C. COLUMNA VERTEBRALIS 1. HNP (HERNIA NUKLEUS PULPOSUS) Hernia Nukleus Pulposus ataupun Prolapsus Intervertebral Disc (PID) maupun sering juga disebut dengan (Disc Bulging) adalah suatu kondisi dimana terjadi gangguan pada diskus intervertebral dengan jebolnya nukleus pulposus keluar. Seperti diketahui bahwa pada setiap korpus vertebra dengan vertebra lainnya diantarai diskus intervertebral yang terdiri atas dua bagian yaitu bagian luar adalah annulus fibrosus dan bagian dalamnya adalah nukleus pulposus. Nukleus pulposus bisa keluar dan menembus annulus fibrosus dan menekan saraf yang keluar dari foramen intervertebral dan kondisi inilah yang dikenal dengan Hernia Nukleus pulposus. 29
  • 30. Pemeriksaan Radiologi & Laboratorium untuk Fisioterapi by Ishak, S.Ft.,Physio Gambar diatas adalah gambar MRI dengan Proton Density pada lumbal dengan potongan axial. Perhatian utama pada gambar diatas adalah pada diskus intervertebral dimana harusnya berwarna putih karena berupa cairan, pada ketinggian antara L5 dan sacrum diskus berwarna hitam karena jebol keluar dan menjadi kering. Gambar dengan tanda bintang (bintang 5) adalah thecal sac (cauda equina) yang berisi banyak serabut saraf yang mengapung dalam Liquor Cerebrospinal. Gambar dengan tanda panah adalah Ligamen Longitudional Posterior dan gambar dengan tanda bintang 8 adalah Ligamentum Plavum. 2. SPONDYLOSIS Dalam beberapa buku spondylosis sering kali diartikan sama dengan spondiloarthrosis dan OA Vertebra, kondisi ini merujuk pada degenerasi dari discus intervertebral dan korpus vertebra. Kondisi ini menyebabkan terjadinya penipisan atau berkurangnya tinggi diskus serta terbentuknya osteofit atau taji pada korpus vertebra. Ketinggian diskus pada tiap tingkatan vertebra berbeda-beda: Vertebra cervical tingginya 5 mm, Thoracal 7 mm dan lumbal 10 mm atau sama dengan 1 cm. 30
  • 31. Pemeriksaan Radiologi & Laboratorium untuk Fisioterapi by Ishak, S.Ft.,Physio 3. SPONDYLOLISTHESIS Spondylolisthesis adalah suatu kondisi dimana corpus vertebra bergeser kedepan terhadap vertebra yang lainnya, apabila bergeser ke beakang dikenal dengan nama retrolisthesis. Untuk memudahkan dalam memahami dan menganalisa foto x-ray spondylolistesis mengenai derajat atau grade berikut ini adalah gambar sketsa dari lumbosacrum.Dalam menangani pasien dengan spondylolisthesis harus hati-hati dalam memberikan exercise therapy dan kontra indikasi dengan manipulasi vertebra. Sehingga pemahaman mengenai kondisi ini sangat penting bagi seorang Fisioterapis. 31
  • 32. Pemeriksaan Radiologi & Laboratorium untuk Fisioterapi by Ishak, S.Ft.,Physio 4. SCOLIOSIS Scoliosis adalah merupakan suatu kondisi dimana terjadi pembengkokan pada tulang vertebra berbentuk huruf C atau huruf C terbalik maupun huruf S, scoliosis paling sering terjadi pada vertebra thoracal dan lumbal. • Sinar X ditujukan untuk membuat konfirmasi diagnosis skoliosis dan memeriksa besarnya kurva tulang belakang. • Sinar X memberikan beberapa indikasi jika terjadi gangguan pada sistema skleleton. 32
  • 33. Pemeriksaan Radiologi & Laboratorium untuk Fisioterapi by Ishak, S.Ft.,Physio • Terkadang dibutuhkan juga pemeriksaan MRI jika diperoleh pembengkokan pada daerah tulang belakang thoracalis dan cervicalis dan timbulnya gejala neurological yang menunjukkan terjadinya penekanan pada medulla spinalis atau anak masih sangat muda ( 8 – 11 tahun). Pengukuran kurvatura scoliosis atau derajat scoliosis sering diukur dengan teknik cobb’s adapun cara pengukurannya adalah dengan menentukan vertebra bagian atas yang mengalami pembengkokan dan bagian bawah yang mengalami pembengkokan, untuk lebih jelasnya perhatikan gambar berikut!, sudut 430 adalah sudut derajat pembengkokan scoliosis dikenal dengan istilah sudut cobb’s. Pengukuran besarnya sudut cobb digunakan untuk menentukan tindakan pengobatan yang akan dipilih, dalam beberapa buku dan beberapa website mengenai scoliosis dijelaskan bahwa pemberian latihan/exercise plus bracing pada thoraco lumbal hanya akan efektif jika sudut cobb kurang 450 dan diatas 450 bisa dipertimbangkan untuk dilakukan operasi untuk memperbaiki pembengkokan tulang belakang. D. OTAK/ BRAIN 1. STROKE Stroke menurut WHO, 1995 adalah suatu gangguan fungsional otak yang terjadi secara mendadak dengan tanda dan gejala klinis baik fokal maupun global yang berlangsung lebih dari 24 jam, atau dapat menimbulkan kematian, disebabkan oleh gangguan peredaran darah otak. Stroke secara umum terdiri atas dua jenis yaitu: 33
  • 34. Pemeriksaan Radiologi & Laboratorium untuk Fisioterapi by Ishak, S.Ft.,Physio a. Ischemik atau infark otak  85% kasus stroke  Paling banyak terjadi pada arteri cerebralis medialis  Faktor penyebab paling lazim: proses atherosclerosis, thrombosis dan emboli yg terjadi pd pembuluh otak atau berasal dari luar otak (paling sering cardiac emboli) b. Haemorrhage atau perdarahan otak (15%)  Intracerebral haemorrhage 10%, dimana awal serangan sering fatal.  Subarachnoid haemorrhage 5%.  Faktor penyebab paling lazim: hipertensi atau aneurisma & arteriovenous malformation (AVM)  Perdarahan menyebabkan brain shift & distortion; dapat juga menyebabkan ischemik bila hematoma menekan arteri di otak. Pada stroke iskemik gambaran radiologi dengan ct-scan akan menampakkan gambar ct-scan pada area yang mengalami infark dengan warna yang lebih gelap dari pada daerah sekitarnya seperti pada gambar dibawah ini: Sedangkan pada stroke dengan haemoragik pada ct-scan akan memperlihatkan gambar dengan warna putih pada area yang mengalami perdarahan. Secara umum haemoragik stroke terdapat dua jenis yaitu perdarahan intracranial dan perdarahan sub arachnoid. Perdarahan intracranial seperti pada gambar berikut: 34
  • 35. Pemeriksaan Radiologi & Laboratorium untuk Fisioterapi by Ishak, S.Ft.,Physio Sedangkan perdarahan yang terjadi pada sub arachnoid seperti gambar berikut: darah yang berasal dari ruang sub arachnoid masuk kedalam otak lewat sulcus- sulcus yang ada di otak dan mengisi sisterna (cistern). 35
  • 36. Pemeriksaan Radiologi & Laboratorium untuk Fisioterapi by Ishak, S.Ft.,Physio Perdarahan juga dapat terjadi karena AVM (arterousvenous malformation) yang merupakan suatu kelainan pada arteri dan vena diotak. Penyebab yang juga sering menyebabkan haemoragik adalah terjadinya aneurisma pada pembuluh darah diotak yaitu suatu kondisi dimana pembuluh darah terjadi “balloning” (pembuluh darah menyerupai balon). Seperti diperlihatkan pada gambar dibawah, gambar ini diambil dengan MRA (Magnetik Resonansi Angiography) suatu program MRI yang khusus untuk melihat kelainan pada pembuluh darah. 36
  • 37. Pemeriksaan Radiologi & Laboratorium untuk Fisioterapi by Ishak, S.Ft.,Physio Gambar diatas adalah gambar pada pembuluh darah bagian dasar otak yang dikenal dengan “sirkulus willis”. Perbedaan hasil foto ct-scan dengan MRI pada pasien stroke diperlihatkan pada gambar dibawah ini: Pada gambar diatas foto ct-scan dan MRI diambil pada pasien yang sama gambar ct-scan terlihat abnormalitas sangat tipis atau kurang nampak (lingkaran) sedangkan pada foto MRI abnormalitas yang terlihat sangat jelas (asterik). 2. HYDROCEPHALUS Hydrocephalus atau terdapatnya cairan yang berlebihan didalam otak terjadi karena adanya gangguan peredaran dari LCS (Liquor Cerebro Spinal). dimana LCS diproduksi di ventrikel (ruang didalam otak) lalu dialirkan ke Medulla spinalis ditulang belakang dan juga seluruh otak, kemudian diserap ke pembuluh darah vena dan kembali ke jantung. Hydrocephalus jika terjadi pada bayi maka akan meyebabkan kepalanya membesar akibat dari tulang tengkorak yang belum kuat tetapi apabila terjadi pada orang dewasa, kepalanya tidak lagi akan membesar akan tetapi menyebabkan kesadarannya terganggu sampai koma. Terdapat dua jenis Hydrocephalus: 1. Hidrosefalus internus/ hidrosefalus oklusif/ hidrosefalus non komunikans, keadaan ini dapat terjadi oleh karena penyumbatan di salah satu bagian susunan ventrikel. Misalnya suatu oklusi foramen interventriculare pada satu sisi dapat menimbulkan pelebaran lumen ventrikel lateral pada sisi yang sama dengan akibat penekanan pada jaringan otak setempat. 37
  • 38. Pemeriksaan Radiologi & Laboratorium untuk Fisioterapi by Ishak, S.Ft.,Physio 2. Hidrosefalus externus/ hidrosefalus malresorptif/ hidro-sefalus komunikans, keadaan ini dapat terjadi oleh hambatan aliran LCS didalam cavitas subarachnoidalis, yang dapat disebabkan misalnya oleh karena peradangan pada selaput otak (meningitis). 3. TRAUMA PADA MENINGES Meninges atau selaput otak terdiri atas 3 lapisan yaitu dari luar kedalam duramater, arachnoid dan piamater . Diantara menings terdapat ruang yaitu: yang berada diantara tengkorak kepala dan duramater disebut dengan epidural, ruang antara duramater dan arachnoid disebut subdural, dan ruang antara arachnoid dan piamater disebut sub arachnoid. Ruang-ruang tersebut dapat mengalami perdarahan akibat kecelakaan lalu lintas ataupun trauma langsung. a. Perdarahan epidural 38
  • 39. Pemeriksaan Radiologi & Laboratorium untuk Fisioterapi by Ishak, S.Ft.,Physio b. Perdarahan sub dural c. Perdarahan sub arachnoid Untuk membedakan gambar diatas apakah yang mengalami perdarahan adalah epidural, sub dural atau sub arachnoid maka harus diperhatikan model perdarahannya (warna putih) apabila gambar putih didalam otak cembung maka perdarahan tersebut terjadi pada epidural, dan apabila gambar perdarahannya cembung dan juga ada yang konkaf maka perdarahan yang terjadi adalah pada sub dural, sedangkan perdarahan yang terjadi pada sub arachnoid ditandai dengan darah yang masuk kedalam sulcus diotak terjadi perubahan warna menjadi putih. -oo0oo- 39
  • 40. Pemeriksaan Radiologi & Laboratorium untuk Fisioterapi by Ishak, S.Ft.,Physio BAB 5 PEMERIKSAAN LABORATORIUM P engetahuan mengenai pemeriksaan laboratorium bagi seorang Fisioterapis dimaksudkan untuk lebih memahami mengenai penyakit yang ditangani serta untuk menghindari hal-hal yang bisa merugikan bahkan membahayakan pasien. Penjelasan mengenai pemeriksaan laboratorium dibawah ini akan lebih difokuskan pada pemeriksaan yang berhubungan dengan penyakit infeksi, tumor, cardiovaskuler, musculoskeletal, neuro-muscular serta penyakit endokrin. A. PEMERIKSAAN INFEKSI 1. Leukosit. Pemeriksaan yang paling sering dilakukan untuk mengetahui apakah ada infeksi atau radang adalah pemeriksaan leukosit. Leukosit adalah sel darah putih yang diproduksi oleh jaringan hemopoetik untuk jenis bergranula (polimorfonuklear) dan jaringan limfatik untuk jenis tak bergranula (mononuklear), berfungsi dalam sistem pertahanan tubuh terhadap infeksi. Nilai normal: Dewasa : 4000-10.000/mm3 Bayi / anak : 9.000-12.000/mm3 Bayi baru lahir : 9.000-30.000/mm3 Peningkatan jumlah leukosit (lekositosis) Menunjukkan adanya proses infeksi atau radang akut, misalnya pneumonia, meningitis, apendiksitis, tuberkulosis, tonsilitis, dll. Dapat juga terjadi pada miokard infark, sirosis hepatis, luka bakar, kanker, leukemia, penyakit kolagen, anemia hemolitik, anemia sel sabit, penyakit parasit, dan stress karena pembedahan maupun gangguan emosi. Peningkatan lekosit juga dapat disebabkan karena obat-obatan, misalnya: aspirin, prokainamid, alopurinol, kalium yodida, sulfonamida, heparin, digitalis, epinefrin, litium dan antibiotika terutama ampicillin, eritromisin, kanamisin, tetracycline, vankomisin, dan streptomicyn. Peningkatan jumlah leukosit (lekopeni) Dapat terjadi pada penderita infeksi tertentu, terutama virus, malaria, alkoholik, reumatoid arthritis, dan penyakit hemopoetik, (anemia aplastik, anemia pernisiosa). Lekopenia dapat juga disebabkan penggunaan obat terutama asetaminofen, 40
  • 41. Pemeriksaan Radiologi & Laboratorium untuk Fisioterapi by Ishak, S.Ft.,Physio sulfonamide, profiltioraciyl (PTU), barbiturate, kemoterapi kanker, diazepam, diuretika, antidiabetika oral, indometasin, metildopa, fenotiazin, dan antibiotika (penicillin, cefalosporin, dan kloramfenikol). 2. LED (Laju Endap Darah) LED dapat dipakai sebagai sarana pemantauan keberhasilan terapi, perjalanan penyakit terutama penyakit kronis misal: arthritis reumatoid, TBC. Peninggian LED biasanya terjadi biasanya terjadi akibat peningkatan kadar globulin dan fibrinogen karena infeksi akut lokal maupun sistemis aatau trauma atau trauma, kehamilan, infeksi kronis dan infeksi terselubung yang berubah menjadi akut. Penurunan LED dapat terjadi pada gagal jantung kongesti, anemia sel sabit, infeksi mononukleus, defisiensi faktor V pembekuan, arthritis degeneratif, dan angina pektoris. Dapat juga karena penggunaan obat etambutol, quinine, aspirin dan kortison. Peningkatan LED terjadi pada arthritis reumatoid, infark miokard akut, kanker (lambung, colon, payudara hepar dan ginjal), penyakit Hodkin’s, mieloma multiple, limfosarkoma, infeksi bakteri, gout, eritrobalstosis foetalis, kehamilan timester II dan III, operasi dan luka bakar. Nilai LED normal: Pada pria : 0-8 mm/jam Pada wanita : 0-15 mm/jam (westergren atau wintrobe). 3. HbsAg (Hepatitis B surface Antigen) Adalah material permukaan/kulit virus hepatitis B berisi protein yang dibuat oleh sitoplasma sel hati yang terkena infeksi dan beredar dalam darah sebelum dan selama infeksi akut, karier dan hepatitis kronik. HbsAg tidak infeksius tetapi justru merangsang tubuh untuk membentuk antibodi. Apabila ditemukan + (positif) pada darah berarti pasien mengidap HVB (Hepatitis virus B). HbsAg muncul/menjadi positif setelah 6 minggu dari infeksi dan menghilang dalam 3 bulan. Apabila HbsAg tetap ada lebih dari 6 bulan berarti menjadi kronis atau karier. 41
  • 42. Pemeriksaan Radiologi & Laboratorium untuk Fisioterapi by Ishak, S.Ft.,Physio 4. Tes TBC Tes yang dapat dilakukan untuk identifikasi TBC, antara lain adalah: a. Pulasan Ziehl Nielson: Sedian apus dari pus/sputum/cairan pleura, dengan pewarnaan Ziehl Neelson bersifat tahan asam. Pemeriksaan ini sering dilakukan di Puskesmas untuk pemberantasan TB. b. Dapat juga denngan biakan media Lowenstein Jensen c. Pemeriksaan serologis dengan mendeteksi antibodi terutama IgG dan IgM terhadap TBC. B. PEMERIKSAAN TUMOR 1. Pemeriksaan CEA (Carsinoma Embrionik Antigen) Pemeriksaan ini sering kali digunakan untuk skrining untuk petanda tumor, walaupun tes ini sebenarnya dikhususkan untuk karsinoma kolon dan pankreas. Oleh karena itu untuk menegakkan karsinoma pada kolon dan pankreas sebaiknya dilengkapi dengan pemeriksaan lain karena peningkatan CEA juga terjadi pada kanker oesofagus, lambung, hepar, usus halus, rektum, paru-paru, mammae, serviks, prostat, kandung kemih, testis, ginjal, dan leukemia. CEA juga meningkat pada penyakit radang usus, perokok sigaret kronis, kolitis ulseratif, sirosis hati, pneumonia bakteri, emfisema paru, pankreatitis akut, gagal ginjal akut, dan penyakit jantung iskemik. Nilai normal: Tidak merokok : <2,5 ng/ml Perokok : <3,5 ng/ml Pada inflamasi akut 10 ng/ml, neoplasma 12 ng/ml. 2. Pemeriksaan CA (Carsinoma Antigen) Pemeriksaan dengan bahan darah untuk mengidentifikasi keberadaan antigen Pemeriksaan ini digunakan sebagai panel penanda tumor (tumor marker) pada organ tertentu. Nilai normal : Negatif Jenis antigen karsinoma : CA 19-9 penanda tumor pada pancreas, kolorectal. CA 15-3 penanda tumor untuk payudara, CA 125 penanda tumor ovarium, 42
  • 43. Pemeriksaan Radiologi & Laboratorium untuk Fisioterapi by Ishak, S.Ft.,Physio CA 72-74 penanda tumor pada ovarium dan lambung, Penanda tumor lain: AFV, PIVKA-II untuk tumor hati, Tiroglobulin, kalsitonin untuk tumor tyroid, Pap smear, SCC untuk tumor serviks, PSA, free PSA untuk tumor prostat, CEA, SCC, NSE untuk tumor paru-paru, Anti EBV VCA IgA, Anti EBV EA IgA untuk tumor nasopharing. C. PEMERIKSAAN CARDIOVASCULER 1. CK/CPK (Creatin Posfo Kinase) Enzim berkonsentrasi tinggi dalam jantung dan otot rangka, konsentrasi rendah pada jaringan otak, berupa senyawa nitrogen yang terfosforisasi dan menjadi katalisator dalam transfer fosfat ke ADP (energi). Kadarnya meningkat dalam serum 6 jam setelah infark dan mencapai puncak dalam 16-24 jam, dan kembali normal setelah 72 jam (3 hari). Peningkatan CPK merupakan indikator penting adanya kerusakan miokardium. Nilai Normal: Dewasa pria : 5-35 Ug/ml atau 30-180 IU/L Wanita : 5-25 Ug/ml atau 25-150 IU/L Anak laki-laki : 0-70 IU/L Anak wanita : 0-50 IU/L Bayi baru lahir : 65-580 IU/L 2. CKMB (Creatinkinase label M dan B) Jenis enzim yang terdapat banyak pada jaringan terutama otot, miocardium, dan otak. Terdapat 3 jenis isoenzim kreatin kinase dan diberi label M (musculus) dan B (brain), yaitu: Isoenzim BB : banyak terdapat diotak Isoenzim MM : banyak terdapat pada otot skeletal Isoenzim MB : banyak terdapat pada miokardium bersama MM. Nilai normal kurang dari 10 U/L Nilai 10-13 U/L atau >5% total CK menunjukkan peningkatan aktifitas produksi enzim. 43
  • 44. Pemeriksaan Radiologi & Laboratorium untuk Fisioterapi by Ishak, S.Ft.,Physio Peningkatan kadar CPK dapat terjadi pada Penderita Akut Miokard Infark, angina pektoris, penyakit otot rangka, cedera cerebrovasculer, kanker otak. 3. SGOT (Serum Glutamik Oksaloasetik Transaminase) Merupakan enzim transaminase sering juga disebut AST (Aspartat Amino Transaminase). Enzim ini berada pada serum dan jarngan terutama hati dan jantung. Pelepasan enzim yang tinggi ke dalam serum menunjukkan adanya kerusakan terutama pada jaringan jantung dan hati. Pada penderita infark jantung, SGOT akan meningkat setelah 12 jam dan mencapai puncak setelah 24-36 jam kemudian, dan akan kembali normal pada hari ke sampai hari ke lima. Nilai normal: Laki-laki : sampai dengan 37 U/L Wanita : sampai 31 U/L 4. SGPT (Serum Glutamik Pyruvik Transaminase) Merupakan enzim transaminase yang dalam keadaan normal berada dalam jaringan tubuh terutama hati. Sering disebut juga ALT (Alanin Aminotransferase). Peningkatan dalam serum darah mengindikasikan adanya trauma atau kerusakan pada hati. Nilai normal : Laki-laki s/d 42 U/L Wanita s/d 32 U/L 5. PEMERIKSAAN LEMAK DARAH Pemeriksaan lemak darah yang akan dibahas dibawah ini adalah pemeriksaan yang sering dilakukan di Rumah Sakit maupun Puskesmas yaitu kolesterol, trigliserida, LDL, HDL dan VLDL. Untuk memudahkan memahami pemeriksaan ini berikut akan diberikan uraian singkat mengenai kolesterol, trigliserida, LDL, HDL dan VLDL. Didalam darah kita ada tiga bentuk lemak dasar yaitu kolesterol, trigliserida dan fosfolipid, oleh karena ketiganya adalah lemak maka ketiga lemak ini membutuhkan pelarut supaya bisa beredar dan larut dalam darah, ketiganya kemudian bergabung dengan salah satu jenis protein yaitu apoprotein sering disebut dengan apo saja. Ketiga lemak ini kemudian bersama-sama dengan apoprotein membentuk 44
  • 45. Pemeriksaan Radiologi & Laboratorium untuk Fisioterapi by Ishak, S.Ft.,Physio Lipoprotein (LP) (gabungan lipid/lemak dengan protein). Jadi lipoprotein adalah gabungan antara kolesterol + trigliserida + fosfolipid + dan apoprotein. Ukuran, densitas, komposisi lemak dan komposisi apo berbeda-beda dalam Lipoprotein, hal inilah yang menyebabkan sehingga dikenal beberapa jenis Lipoprotein diantaranya adalah HDL, LDL dan VLDL. HDL (High Density Lipoprotein) adalah bentuk LP yang memiliki kolesterol paling sedikit dibentuk di usus dan hati, HDL ini akan menyerap kolesterol bebas dari pembuluh darah, atau bagian tubuh lain seperti sel makrofag, kemudian membawanya ke hati, hal inilah yang membuat HDL dijuluki kolesterol baik walaupun istilah ini sebenarnya kurang tepat karena seperti dijelaskan diatas HDL adalah gabungan dari kolesterol, trigliserida dan fosfolipid serta apoprotein. VLDL (Very Low Density Lipoprotein) merupakan Lipoprotein yang mengandung trigliserida (TG) tinggi, fosfolipid dan kolesterol sedang serta protein rendah. VLDL dibentuk dihati yang kemudian akan diubah dipembuluh darah menjadi LDL (low density lipoprotein). LDL (Low Density Lpioprotein) adalah LP dalam plasma yang mengandung sedikit trigliserida, fosfolipid dan kolesterol tinggi. LDL akan membawa kolesterol keluar dari hati dan membawa ke dinding pembuluh darah sehingga dikenal sebagai kolesterol jahat. KLINIS: Apabila kolesterol tinggi akan menyebabkan terbentuknya endapan/kristal lempengan yang akan mempersempit atau meyumbat pembuluh darah. Pada keadaan yang berat dimana terjadi sumbatan yang total dari pembuluh darah maka akan terjadi kerusakan organ, misalkan bila pembuluh koroner yang tertutup, maka terjadi serangan jantung, dan apabila pembuluh darah diotak yang tersumbat maka akan menyebabkan stroke. HDL akan membawa kolesterol bebas dari pembuluh darah ke hati sehingga diameter pembuluh darah akan melebar, sedangkan jika VLDL dan LDL yang tinggi maka akan terjadi hal yang sebaliknya dimana pembuluh darah menjadi menyempit. TRIGLISERIDA, trigliserida merupakan salah satu bentuk dari 3 lemak dasar dalam darah yang disintesis dari karbohidrat dan disimpan dalam bentuk lemak hewani. Berbeda dengan kolesterol yang disimpan dalam jaringan hati dan dinding pembuluh darah, Trigliserida (TG) akan disimpan dalam sel lemak dibawah kulit (hal ini merupakan penyebab sulitnya terbentu six pack pada otot-otot perut). Apabila kadar TG tinggi maka akan merubah metabolisme VLDL menjadi suatu bentuk large 45
  • 46. Pemeriksaan Radiologi & Laboratorium untuk Fisioterapi by Ishak, S.Ft.,Physio VLDL (L-VLDL). Bentul L-VLDL ini akan merubah LDL yang sangat mudah teroksidasi dan merusak HDL yang pada akhirnya akan memperberat kandungan kolesterol pembuluh darah. Kolesterol : Nilai normal : Orang Dewasa : <200 mg/dl Orang dewasa resiko sedang : 200-240 mg/dl Orang dewasa resiko tinggi : >240 mg/dl Bayi : 90-130 mg/dl Anak : 130-170 mg/dl Bayi/anak resiko tinggi : >185 mg/dl Trigliserida : Nilai normal: Dewasa muda : s/d 150 mg/dl Dewasa >50 tahun : s/d 190 mg/dl Bayi : 5,0-40 mg/dl Anak : 10-135 mg/dl HDL (High Density Lipoprotein): Nilai normal: Pria dewasa : > 55 mg/dl Wanita dewasa : >65 mg/dl Resiko tinggi jantung koroner : <35 mg/dl Resiko sedang jantung koroner : 35-45 mg/dl Resiko rendah jantung rendah : >60 mg/dl LDL (Low Density Lipoprotein) : Nilai normal: Normal Orang Dewasa : <150 mg/dl Resiko tinggi jantung koroner : >160 mg/dl Resiko sedang jantung koroner : 130-159 mg/dl Resiko rendah jantung koroner : <130 mg/dl 46
  • 47. Pemeriksaan Radiologi & Laboratorium untuk Fisioterapi by Ishak, S.Ft.,Physio D. PEMERIKSAAN YANG BERHUBUNGAN DENGAN MUSCULOSCLETAL DAN NEUMUSCULAR. 1. CRP (PROTEIN C REAKTIF) Adalah alfa globulin yang timbul dalam serum apabila terjadi inflamasi. CRP positif (+) (selalu ada): terdapat pada demam rematik, arthritis rheumatoid, infeksi bakterial akut, dan hepatitis virus. CRP positif (+) (sering ada): terdapat pada TBC aktif, gout, tumor ganas stadium lanjut, lepra, sirosis aktif, luka bakar, dan peritonitis. CRP positif (+) (kadang ada): terdapat pada varicella, pasca bedah, dan penggunaan alat KB intra uterin. 2. RF (Rheumatoid Factor) Adalah imunoglobulin yang bereaksi dengan IgG. RF + biasanya biasanya terdapat pada 80 % penderita arthritis rheumatoid dan kelainan sendi dengan komplikasi sistemik yang prognosisnya buruk. 3. ASTO (Anti Streptolisin O) Pemeriksaan untuk mengidentifikasi keberadaan antigen streptolisin O, yang dibentuk oleh Streptococus beta hemoliticus grup A yang dapat menyebabkan hemolisis. Delapan puluh persen (80%) penderita yang terinfeksi streptokokus beta hemolitikus grup A akan terjadi peningkatan ASTO dalam darah. Infeksi ini merupakan penyulit yang merangsang terjadinya respon imunitas dan menimbulkan kerusakan organ. Peningkatan ASTO >200 IU terdapat pada penderita reumatik, kelainan katup jantung karena streptokokus, dan eritema nodusum (biasanya mencapai 350 IU). 4. Rheumatoid Arthritis (RA) Merupakan pemeriksaan skrening untuk mendeteksi keberadaan antibodi (IgW, IgA, IgG) terhadap penykit reumatoid arthritis (radang sendi rematik), melalui pemeriksaan darah. Pada penderita RA, 53-54% hasilnya positip. Normal pada orang dewasa: Titer <1 : 20 Titer 1 : 201: 80 = reumatoid atau kondisi lain. Titer >1 : 80 positif reumatoid 47
  • 48. Pemeriksaan Radiologi & Laboratorium untuk Fisioterapi by Ishak, S.Ft.,Physio 5. ASAM URAT Merupakan produk akhir metabolisme purin (bagian penting dari asam nukleat). Pergantian purin dalam tubuh berlangsung kontinyu dan menghasilkan banyak asam urat walaupun tidak adanya input makanan yang mengandung asam urat. Asam urat sebagian besar disintesis dalam hati, diangkut sirkulasi ke ginjal. Intake purin normal melalui makanan akan menghasilkan 0,5-1 gr/hari. Peningkatan asam urat dalam serum urine tergantung dari fungsi ginjal, metabolisme purin dan intake makanan yang mengandaung purin. Asam urat dalam urine akan membentuk kristal/batu dalam saluran kencing. Hiperuricemia akan menyebabkan tertimbunnya asam urat dalam jaringan lunak dan sendi-sendi sehingga muncul sindrom klinis yang disebut sebagai penyakit gout. Nilai normal dalam darah: Laki-laki : 2-7 mg/dl Perempuan : 1-6 mg/dl E. PEMERIKSAAN PADA SISTEM ENDOKRIN 1. Pemeriksaan Gula Darah Pemeriksaan terhadap kadar gula dalam darah vena pada saat pasien puasa 12 jam sebelum pemeriksaan (GDP /Gula darah puasa / nuchter) atau 2 jam setelah makan (post prandial). Nilai normal: Dewasa : 70-110 mg/dl Whole blood : 60-100 mg/dl Bayi baru lahir : 30-80 mg/dl Anak : 60-100 mg/dl Nilai normal kadar gula darah 2 jam setelah makan: Dewasa :<140 mg/dl/2 jam Whole blood :<120 mg/dl 2 jam Hasil pemeriksaan berulang diatas nilai normal kemungkinan menderita Diabetes Mellitus. Pemeriksaan glukosa darah toleransi adalah pemeriksaan kadar gula dalam darah puasa (sebelum diberi glukosa 75 gram oral), 1 jam setelah diberi glukosa dan 48
  • 49. Pemeriksaan Radiologi & Laboratorium untuk Fisioterapi by Ishak, S.Ft.,Physio 2 jam setelah diberi glukosa. Pemeriksaan ini bertujuan untuk melihat toleransi tubuh terutama insulin terhadap pemberian glukosa dari waktu ke waktu. 2. Hb A1C (Hemoglobin Glikosilasi) Pemeriksaan dengan menggunakan darah bahan darah, untuk memperoleh informasi kadar gula yang sesungguhnya, waktu 2-3 bulan. Glikosilasi adalah masuknya gula kedalam sel darah merah dan terikat. Maka tes ini berguna tingkat ikatan gula pada hemoglobin A (A1C) sepanjang umur sel darah merah (120 hari). A1C menunjukkan kadar hemoglobin terglikosilasi yang pada orang normal antara 4-6 %. Semakin tinggi nilai A1C pada penderita DM semakin potensial berisiko terkena komplikasi. Pada penderita DM tipe II akan menunjukkan penurunan risiko komplikasi apabila A1C dapat dibawah 8 % (hasil studi United Kingdom Prospective Diabetes). Setiap penurunan 1% saja akan menurunkanrisiko gangguan pembuluh darah (mikro-vaskuler) sebanyak 35%, komplikasi DM lain 21% dan menurunnnya risiko kematian 21%. Kenormalan A1C dapat diupayakan dengan mempertahankan kadar gula darah tetap normal sepanjang waktu, tidak hanya pada saat diperiksa kadar gulanya saja yang sudah dipersiakan sebelumnya (kadar gula rekayasa penderita). Olah raga teratur, diet dan taat obat adalah kuncinya. 3. PEMERIKSAAN FUNGSI TIROID Hormon yang dihasilkan kelenjar tiroid secara umum mengatur produksi energi dan sintesa protein yang berkontribusi untuk pertumbuhan tubuh serta menjalankan fungsi tubuh sepanjang hidup manusia. Gangguan pada kelenjar tiroid yang berhubungan dengan Fisioterapis adalah hipertiroidisme, penyakit ini bisa membingungkan seorang Fisioterapi apabila mendapatkan pasien yang mengalami kelemahan otot, terjadi tremor halus, berkeringat, tekanan darah selalu tinggi. Kelemahan otot terjadi pada hipertiroidisme akibat perombakan protein otot yang merupakan simpanan energi yang paling terakhir setelah karbohidrat dan lemak, sedangkan tremor terjadi akibat bertambahnya sensitivitas saraf yang mengontrol tonus otot. 49
  • 50. Pemeriksaan Radiologi & Laboratorium untuk Fisioterapi by Ishak, S.Ft.,Physio a. T4 (Thiroksin) Pemeriksaan untuk mengetahui konsentrasi hormon tiroksin dalam plasma darah, sebagai cara untuk mengidentifikasi fungsi dan gangguan kelenjar tiroid. Hormon tiroksin dihasilkan oleh kelenjar tiroid, mempunyai kepekatan 25 kali dibanding hormon triiodotironin (T3). Nilai normal: Dewasa : 4,5-13 ug/dl (TD:T4 displasmen) T4 bebas : 1,0-2,3 ng/dl Peningkatan T4 menunjukkan adanya hipertiroidisme, tiroiditis akut, myastenia gravis, kehamilan, hepatitis virus dan preekslamsia. Peningkatan T4 dapat juga disebabkan oleh penggunaan obat: perfenasin, klofibrat, dan pil KB. Penurunan T4 menunjukkan adanya hipotiroidisme (kretisnisme, miksedema), malnutrisi protein, hipofungsi adenohipofisis, gagal ginjal dan akibat latihan berat. b. T3 (Triiodotironin) Pemeriksaan untuk mengetahui kadar triiodotironin yang diproduksi oleh kelenjar tiroid fungsinya sama dengan T4 tetapi lebih pendek. Pemeriksaan ini digunakan untuk mendeteksi adanya tirotoksikosis T3 karena hipertiroid. Normal: T3 lebih rendah daripada T4. T3 : 1:2% dari konsentrasi T4 Dewasa : 80-200 ng/dl Bayi baru lahir : 90-170 ng/dl 6-12 tahun : 114-190 ng/dl Penurunan kadar T3 dapat terjadi pada taruma, penyakit berat, malnutrisi dan obat-obatan propiltiourasil (PTU), metimasol, metiltiourasil, litium, fenitoin, propanolol, reserpin, aspirin dosis besar, steroid, dan sulfonamide. Peningkatan kadar T3 menunjukkan adanya hipertiroidisme, tirotoksikosis T3, tiroiditis hashimoto. Obat-obat yang mempengaruhi peningkatan T3, Oestrogen, progesteron, liotironin dan metadon. Catatan : Nilai rujukan yang dipakai pada setiap pelayanan kesehatan bisa saja berbeda-beda dikarenakan perbedaan reagen yang digunakan juga mempunyai nilai rujukan yang tidak sama. --00O00-- 50