SlideShare une entreprise Scribd logo
1  sur  31
Penguatan Kapasitas
Organisasi PPNI
By: Iwan SKep Ns
RUMUSKAPASITAS
PERSON TIME PLACE
it
THE RIGHT
VISI MISI PPNI
VISI
 Menjadi organisasi profesi yang handal, yang disayangi
anggota, dicintai pemerintah dan disegani organisasi lain.
MISI
1. Penguatan kepengurusan pada setiap level dan badan
kelengkapan
2. Mengupayakan dan mengutamakan kepentingan anggota dalam
pelaksanaan praktik yang aman, profesional, beretika dan
bermartabat selayaknya profesi
3. Membangun jejaring yang luas dan efektif dalam melaksanakan
peran
4. Bekerjasama dan berkoordinasi dengan pemerintah dalam
kebijakan keperawatan
HANDAL
DICINTAI ANGGOTA
DISAYANGI PEMERINTAH
DISEGANI ORGANISASI LAIN
ORGANISASI PROFESI
UU No. 36 tahun 2014 tentang Tenaga Kesehatan
Pasal 50
(1)Tenaga Kesehatan harus membentuk Organisasi Profesi sebagai
wadah untuk meningkatkan dan/atau mengembangkan
pengetahuan dan keterampilan, martabat, dan etika profesi Tenaga
Kesehatan.
(2)Setiap jenis Tenaga Kesehatan hanya dapat membentuk 1 (satu)
Organisasi Profesi.
(3)Pembentukan Organisasi Profesi sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) dilaksanakan
sesuai dengan ketentuan Peraturan Perundang-undangan.
ORGANISASI PROFESI
UU No. 36 tahun 2014 tentang Tenaga Kesehatan
Pasal 51
(1)Untuk mengembangkan cabang disiplin ilmu dan standar
pendidikan Tenaga Kesehatan, setiap Organisasi Profesi dapat
membentuk Kolegium masing-masing Tenaga Kesehatan.
(2)Kolegium masing-masing Tenaga Kesehatan sebagaimana
dimaksud pada
ayat (1) merupakan badan otonom di dalam Organisasi Profesi.
(3)Kolegium masing-masing Tenaga Kesehatan sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) bertanggung jawab kepada Organisasi
Profesi.
ORGANISASI PROFESI PERAWAT
UU No. 38 tahun 2014 tentang Keperawatan
Wadah yang menghimpun Perawat secara Nasional dan berbadan hukum
sesuai dengan Peraturan perundang-undang yangberlaku
OP PERAWAT BERTUJUAN
1. Meningkatkan dan/atau mengembangkan pengetahuan dan
keterampilan, martabat dan etika profesi perawat
2. Mempersatukan dan memberdayakan perawat dalam rangka
menunjang pembangunan nasional
FUNGSI OP PERAWAT
DALAM PENGEMBANGAN PROFESI
PEMBINA
PEMERSATU
PENGEMBANG
PENGAWAS
AKUNTABILITAS
PROFESI
KOMPETENSI &
KEWENANGAN
STANDAR PROFESI
ETIKA PROFESI
DUTY OF CARE
PENGATUR
PRAKTIK YG
AMAN &
BERMUTU
PENDIDIKAN YG
BERKUALITAS
KEHIDUPAN
PROFESI YG
KONDUSIF
Mars dan Hymne PPNI
Pasal 8
(1)Mars PPNI wajib dikumandangkan dalam setiap pembukaan acara resmi
PPNI, Kolegium, Badan Kelengkapan dan Badan-Badan Lain.
(1)Hymne PPNI wajib dikumandangkan dalam setiap penutupan acara
resmi PPNI, Kolegium, Badan Kelengkapan dan Badan-Badan Lain.
(1)Jas PPNI wajib dikenakan pada musyawarah, rapal kerja, audiensi kepada institusi di
luar PPNI, dan saat mewakili PPNI dalam menghadiri undangan resmi.
(2)RompiPPNI digunakandaJam kegiatan pengabdian masyarakat
yang mengatasnamakan PPNI.
(1)Batik PPNI wajib dikenakan pada kegiatan ilmiah yang diselenggarakan oleh Dewan
Pengurus PPNI dan atau Kolegium, Badan Kelengkapan dan Badan- Badan Lain.
Penggunaan batik PPNI tidak dikenakan secara bersamaan dengan jas PPNI.
(2)Jas, rompi, dan batik PPNI berwarna dasar merah marun.
(3)Jas. rompi dan batik PPNI sesuai ayat (4) hanya boleh dikenakan oleh anggota PPNI.
(4)Lencana/Pin PPNI hanya dikenakan pada saat mengenakan jas PPNI dengan posisi di
dada sebelah kiri atas.
Jas, Rompi, Batik, Lencana/Pin PPNI
Pasal 10
(1)mengajukan pendapat, usul atau pertanyaan baik lisan maupun tertulis kRpada
pengurus PPNI, mengikuti seluruh kegiatan organisasi, memilih dan dipilih sesuai jenjang
kepengurusan organisasi.
(2)mendapatkan kesempatan menambah atau mengembangkan ilmu dan kelerampilan
keperawatan yang diselenggarakan organisasi profesi sesuai dengan program kerja yang
telah ditetapkan.
(3)mendapatkan perlindungan dan pembelaan dalam melaksanakan tugas organisasi dan
profesi, apabila memenuhi.
a. AD/ART.
b. Kode Etik Perawat Indonesia ;
c. Standar Kompetensi;
d. Standar Praktik:
e. Peraturan dan perundang-undangan yang berlaku; dan
f. Ketentuan organisasi.
(4)mendapatkan pembelaan terhadap kasus yang terkait dengan masalah hukum dalam
ruang !ingkup praktik keperawatan, apabila anggota tersebut telah memenuhi kewajiban
sebagai anggota.
(5)Anggota Khusus dan Anggota Kehormatan tidak dapat memilih dan dipilih.
Hak Anggota
Pasal 20
Anggota berhenti keanggotaannya karena.
(1)meninggal dunia:
(2)permintaan sendiri secara tertulis;
(3)diberhentikan oleh DPP PPNI dikarenakan:
a)melakukan pelanggaran distpln berat yang merugikan organisasi;
b)melakukan tindak pidana kriminal yan9 memiliki kekuatan hukum tetap;;
atau
c) atas rekamendasi Majelis Kehormatan Etik Keperawatan;
(4)berakhir masa tugas dan atau kembali ke negara asal bagi perawat warga
negara asing sesuai peraturan perundang-undangan yang berlaku: dan
Pemberhentian Anggota
Pasal 21
(1)Dewan Pengurus Daerah Kabupaten/Kota terdiri dari Pengurus Harian dan Pengurus
Pleno.
(2)Pengurus Harian terdiri dari Ketua, para Wakil Ketua, Sekretaris, Wakil Sekretaris,
Bendahara, Wakil Bendahara.
(3)Pengurus Pleno terdiri dari Pengurus Harian dan para Ketua ditambah Anggota Divisi.
(4)Ketentuan rapat rapat pengurus dimaksud ayat (1), (2) dan (3) selanjutnya diatur dalam
Peraturan Organisasi PPNI.
(5)Komposisi Dewan Pengurus Daerah Kabupalen/Kota terdiri dari:
a. Ketua.
b.Wakil Ketua yang terdiri dari:
i. Wakil Ketua Bidang Organisasi dan Kaderisasi;
ii. Wakil Ketua Bidang Hukum dan Pemberdayaan Politik;
iii.Wakil Ketua Bidang Pendidikan dan Pelatihan;
iv.Wakil Ketua Bidang Penelitian dan Sistem Informasi dan Komunikasi;
v. Wakil Ketua Bidang Pelayanan:
vi.Wakil Ketua Bidang Hubungan antar Lembaga; dan
vii.Wakil Ketua Bidang Kesejahteraan.
c.Sekretaris dibantu oleh seorang wakil sekretaris:
Dewan Pengurus Daerah Kabupaten/Kota
Pasal 30
d. Bendahara dibantu oleh seorang wakil bendahara
c. Divisi-divisi yang terdiri dari:
i. Ketua Divisi Organisasi dan Kaderisasi;
ii. Ketua Divisi Hukum dan Pemberdayaan Politik:
iii.Ketua Divisi Pendidikan dan Pelatihan ;
iv.Ketua Divisi Penelitian dan Sistem Informasi dan Komunikasi;
v. Ketua Divisi Pelayanan;
vi.Ketua Divisi Hubungan antar Lembaga; dan
vii.Ketua Divisi Kesejahteraan.
d. Anggota Divisi, jumlah anggota divisi disesuaikan kebuutuhan dan paling banyak 2 (dua)
untuk satu divisi.
Dewan Pengurus Daerah Kabupaten/Kota
Pasal 30
(1)Dewan Pengurus Komisariat adalah Pengurus di tingkat institusi atau gabungan beberapa institusi
pada Fasilitas Pelayanan Kesehatan dan atau Institusi Pendidikan.
(2)Dewan Pengurus Komisariat dapat dibentuk apabila minimal memiliki jumlah anggota 25 (dua
puluh lima) orang.
(3)Pengurus Komisariat PPNI terdiri dari:
a. Ketua;
b. Sekretaris:
c. Bendahara :
d. Seksi-seksi yang terdiri dari:
i. Seksi Organisasi, Kaderisasi dan Hukum;
ii Seksi Pelatihan dan Penelitian;
iii Seksi Sistem Informasi dan Komunikasi; dan
iv. Seksi Pelayanan dan Kesejahteraan.
e. Jumlah Anggota Seksi dapat disesuaikan dengan kebutuhan.
Dewan Pengurus Komisariat
Pasal 31
(3) Pelanlikan Dewan Pengurus Kabupaten/Kota:
a. Kelua DPD PPNI Kabupaten/Kota dilantik oleh Ketua DPW Provinsi atau personel DPW
PPNI Propinsi yang mendapat mandat dari Ketua DPW Provinsi atas nama Ketua Umum
DPP PPNi dalam Sidang Pleno Musda.
b. Pengurus lengkap DPD Kabupaten/Kota, Dewan Pertimbangan Kabupalen/Kota, dilantik
oleh Ketua DPD PPNI Kabupaten Kota atas nama DPW PPNI Provinsi dalam acara khusus
Pelantikan.
(4) …………………………………………
(5) Ketua DPK dan Pengurus lengkap DPK dilantik oleh Ketua DPD PPNI atau personel
DPD PPNI yang mendapat mandat dari Ketua DPD PPNI dalam Sidang Pleno Musyawarah
Anggota.
BAB X
PELANTIKAN PENGURUS
Pasal 39
(3) DPD Kabupaten/Kota berwenang untuk
a. membuat keputusan dan kebijakan tentang pelaksanaan hasil Musda Kabupaten/Kota dan atau
Rakerda,
b. menyusun garis-garis besar program kerja berdasarkan hasil Musda dengan mempertimbangkan
amanat Muswil. Munas, dan kebijakan organisasi DPP PPNI;
c. menyusun Anggaran Pendapatan dan Belanja (RAB) Organisasi;
d. menetapkan tempat Musyawara h Daerah;
e. mengangkat dan atau memberhentikan karyawan yang dipekerjakan di DPD;
f. meminta pertanggungjawaban DPK dalam rangka pelaksanaan hasil Musda secara periodik;
g. menetapkan Surat Keputusan pengesahan kepengurusan DPK sesuai usulan hasil Musyawarah
Komisariat (Musyawarah Anggota);
h. memberikan rekomendasi kepada DPW Provinsi untuk membekukan sampai memberhentikan
kepengurusan DPK bila tidak sejalan dengan kebijakan serta AD/ART organisasi serta menunjuk
caretaker sebagai pengganti dan menjalankan fungsi organisasi sampai terbentuknya
kepengurusan baru:
i. memperoleh masukan dana dan iuran anggota maupun hasil usaha lainnya di bawah tanggung
jawab DPD;
j. memberikan rekomendasi dalam ruang lingkupnya sesuai dengan Peraturan Organisasi; dan
k. mendirikan dan mengelola badan usaha PPNI yang dapat dibentuk di Kabupaten/Kota sesuai
dengan Peraturan Organisasi.
Kewenangan Pengurus
Pasal 42
(1)DPK berwenang untuk:
a. melakukan penerimaan anggota baru dan Nama, penarikan iuran anggota sesuai
AD/ART;
b. melakukan pembinaan dan pengawasan kepada anggota;
c. menjalankan fungsi organisasi sesuai AD/ ART dan Kebijakan Organisasi
PPN[;
d. melakukan pendataan anggota di wilayahnya dan melaporkan ke DPD
Kabupaten/Kota, DPW Provinsi, dan DPP PPNI;
e. mengusulkan dan meminta nomor keanggotaan sesuai AD/ART; dan
f. mengusulkan pemberhentian keanggotaan PPNI kepada DPD
Kabupaten/Kota, dan DPW Provinsi melalui proses telaah Pengurus
Komisariat.
Kewenangan Pengurus
Pasal 42
(3) DPD Kabupaten/ Kota berkewajiban untuk:
a. menyelenggarakan Musda Kabupaten/Kota selambat lambatnya 6 (enam) bulan setelah Muswil PPNI
yang terakhir sebelum masa kepengurusan berakhir;
b. menyelenggarakan Rakerda Kabupaten/Kota se!ambat-lambahya 1 tahun setelah Rakerwil PPNI
yang terakhir;
c. menyelenggarakan Rapat Koordinasi Bidang ;
d. melaksanakan kebijakan dan keputusan DPP dan DPW Provinsi sesuai AD ART:
e. melaksanakan Keputusan Musda Kabupaten/Kota dan atau Rakerda
Kabupaten/Kota,
f. menyampaikan pertanggungjawaban kepengurusan pada Musda :
g. menyampaikan laporan kemajuan organisasi pada Rakerda;
h. menjalankan pengelolaan anggota dan organisasinya:
i. menyampaikan Laporan periodik kepada DPW Provinsi dan tembusan ke DPP PPNI meliputi.
kinerja, keanggotaan PPNI, aset organisasi, dan usaha yang mengatasnamakan PPNI; dan
j. membina hubungan baik dengan semua instansi yang sah, yaitu: pemerintah, swasta, organisasi
kemasyarakatan (LSM), organisasi profesi lain, di wilayahnya.
Kewajiban Pengurus
Pasal 43
(4)DPK berkewajiban untuk:
a. membantu proses penerimaan anggota sesuai dengan prosedur Sistem
Keanggotaan:
b. monitoring pendataan anggota secara periodik dan dilaporkan ke DPW Provinsi
dan DPP PPNI;
c. melaksanakan program kerja di wi|ayahnya merujuk pada program kerja hasil
Musyawarah PPNI;
d. melaksanakan pembinaan anggota PPNI di wilayahnya dengan dukungan DPD
Kabupaten/Kota, DPW Provinsi; dan mentaati pelaksanaan peraturan,
kebijakan, dan keputusan-keputusan organisasi DPP PPNI, DPW
Provinsi, dan DPD Kabup6ten/Kota.
(1) Status Musyawarah Daerah Kabupaten/Kota meliputi.
a. Musyawarah Daerah Kabupaten/Kota selanjutnya disingkat Musda
Kabupaten/Kota merUpakan pelaksanaan kedaulatan tertinggi organisasi di
tingkat Kabupaten/Kota.
b. Musda Kabupaten/Kota diselengarakan setiap 5 (lima) tahun sekali
oleh DPD Kabupalen/Kota melalui Panitia Musda Kabupaten Kota, yang
diangkat dan bertanggung jawab kepada DPD Kabupaten/Kota
c. Panitia Musda Xabupaten/Kota terdiri dari Panitia Pengarah (SC) dan
Panitia Pelaksana (OC).
d. Musda Kabupaten/Kota luar biasa dapat dilakukan dalam keadaan luar
biasa yang diusulkan dan disetujui oleh 2/3 (dua pertiga) dari DPK yang ada.
Musyawarah Daerah Kabupaten/Kota
Pasal 62
(2) Kewenangan Musda Kabupaten/Kota terdiri dari.
a. Mengesahkan jadwal acara dan peraturan tata tertib Musda Kabupaten/Kota;
b. Memilih dan mengesahkan Pimpinan Musda Kabupaten/Kota:
c. Menelaah pertanggungjawaban DPD Kabupaten/kota mengenai pelaksanaan hasil Musda
Kabupalen/Kota sebelumnya. apabila pertanggungjawaban DPD Kabupalen/Kota selesai, maka
DPD Kabupalen/Kota dinyatakan demisioner dan selanjutnya DPD Kabupaten/Kota
mempunyai status anggota biasa, namun pengurus yang sudah diberi mandat sebelum DPD
Kabupaten/Kota demisioner tetap memiliki hak bicara, dapat memilih dan dipilih sampai
berakhir Musda Kabupaten/Kota:
d. Memilih dan melantik Kelua DPD Kabupaten/Kola lerpilih ;
e. Menetapkan Ketua DPD Kabupaten/Kota terpilih sebagai Ketua Tim Formatur:
f. Memilih Anggota Tim Formatur:
g. Memberikan mandat kepada Tim formatur untuk menyusun persanel DPD
Kabupaten/Kota, Dewan Pertimbangan Kabupaten/Kota, setelah terbentuk kepengurusan
lengkap organisasi PPNI Kabupaten/Kota secara otomatis Tim Formatur dinyatakan bubar;
h. Memberikan mandat kepada Ketua DPD Kabupaten/Kota terpilih untuk melantik
pengurus DPD Kabupaten/Kota, dan Dewan Pertimbangan Kabupaten/Kota; dan
i. Menetapkan program kerja DPD Kabupaten/Kota sebagai penjabaran garis- garis besar
program kerja hasil Munas.
Musyawarah Daerah Kabupaten/Kota
Pasal 62
(3) Pedoman umum Musda Kabupaten/Kota terdiri dari.
a, Musda Kabupaten/Kota diselenggarakan oleh DPD Kabupaten/Kota melalui Panitia Pengarah (SC)
dan Panitia Pelaksana (OC) yang diangkat dengan hak otonomi penuh dan bertanggung jawab
kepada DPD
Kabupaten/Kota melalui Rapat Pleno.
b. Panitia Pengarah bertanggung jawab terhadap pelaksanaan dan substansi Musda Kabupaten /Kota.
c. Panitia Pelaksana bertanggung jawab dari segi teknis penyelenggaraan Musda Kabupaten/Kota.
d. Peserta Musda Kabupaten/Kota terdiri dari:
i. Utusan:
a) DPD Kabupaten/Kota 3 (tiga) orang.
b) Dewan pertimbangan 1 (satu) orang.
c) DPK 3 (tiga) orang.
d) Utusan wajib dibuktikan dengan surat mandat sebagai utusan dari Drganisasi yang diwakilinya
ii. Peninjau adalah DPP, DPW Provinsi, DPD Kabupaten/Kota, DPK, Pengurus Dewan Pertimbangan
DPD
serta undangan lain yang berminat menghadiri Musda Kabupaten/Kota.
iii. Pelaksanaan Musda wajib dihadiri oleh DPW Provinsi untuk memberikan arahan dan masukan
e. Utusan mempunyai hak bicara, hak memilih dan dipilih, sementara peninjau mempunyai hak bicara
dan hak dipilih
Musyawarah Daerah Kabupaten/Kota
Pasal 62
f. Musda Kabupaten/Kota sah apabila dihadiri oleh 50% ditambah satu Jumlah Komisariat yang ada di
bawah DPD Kabupaten/Kota.
g. Musda Kabupaten/Kota dipimpin Pimpinan Musda Kabupaten/Kota yang terdiri dari seorang
Ketua. seorang sekretaris. dan 1 (satu) orang anggota.
h. Apabila pelaksanaan Musda Kabupaten/Kota tidak memenuhi syarat kehadiran sebagaimana ayat (3)
huruf f, maka pelaksanaan Musda Kabupaten/Kota ditUnda paling lambat 3 (tiga) bulan dan dibuat
Berita Acara bahwa Musda Kabupaten/Kota ditunda.
i. Apabila sampai dengan masa kepengurusan DPD Kabupaten/Kota berakhir Muswil belum terlaksana
maka DPW Provinsi menetapkan pelaksana tugas (caretaker) DPD Kabupaten/Kota yang bertugas
menyelenggarakan Musda.
j. Hal-hal yang belum tercantum dalam Pedoman Umum ini akan diatur dalam tata Tertib Musda
Kabupaten/Kota.
Musyawarah Daerah Kabupaten/Kota
Pasal 62
(1)Pedoman Rapat Kerja Daerah Kabupaten/Kota meliputi:
a. Rapat Kerja Daerah KabUpaten/Kota diselenggarakan oleh DPD Kabupalen/Kota; disingkat
Rakerda adalah Rapat Kerja DPD Kabupaten/Kota yang dihadiri oleh utusan DPK,
b. Rapat Kerja Daerah diadakan sekurang-kurangnya 1 (satu) kali dalam satu periode kepengurusan;
c. Dalam keadaan luar biasa Rapat Kerja Daerah dapat dilakukan sewaktU- waktu atas usul DPD
Kabupalen/Kota atau DPK dan mendapat persetujuan sekurang-kurangnya 1/2 (setengah ) jumlah
DPK yang ada:
d. Rapat Kerja Daerah Kabupaten/Kota disingkat Rakerda adalah Rapat Kerja DPD
Kabupaten/KDta yang dihadiri oleh DPW, DPK serta peninjau sesuai undangan dari DPD
Kabupaten/Kota: dan
e. Pelaksanaan Rakerda wajib dihadiri oleh DPW Provinsi untuk memberikan arahan dan masukan.
(2) Kewenangan Rapat Kerja Daerah terdiri dari.
a. Menilat pelaksananan progam kerja amanat Musda Kabupaten/Kota, menyempurnakan dan
memperbaiki
untuk diaksanakan pada sisa periode kepengurusan selanjutnya;
b. Membahas isu-isu yang dianggap penting untU k kelangsungan atau perkembangan organisasi; dan
c. Membahas materi yang akan didiskusikan pada Musda Kabupaten/Kota yang akan datang.
Rapat Kerja Daerah
Pasal 63
(1)Status Musyawarah Komisariat meliputi:
a. Musyawarah Komisariat selanjutnya disingkat Muskom merupakan pe1aksanaan kedaulatan tertinggi organisasi d
tingkat komisariat. yang dihadiri oleh DPK dan anggota komisariat, DPD Kabupaten/Kota serta undangan dari
DPK,
b. Musyawarah Komisariat diadakan sRkurang-kurangnya sekali dalam satu periode kepengurus6n: dan
c. Muskom luar biasa dapat dilakukan dalam keadaan luar biasa yang diusulkan dan disetujui oleh setengah dari jumla
h anggota di Komisariat tersebut.
(2)Kewenangan Musyawarah Komisariat terdiri dari:
a. Menetapkan dan menilai pelaksananan program kerja DPK serta memperbaiki program yang berjalan untuk
dilaksanakan pada sisa periode kepengurusan;
b. Membahas isu-isu yang dianggap penting untuk kelangsungan dan atau perkembangan organisasi ;
c. Memilih Ketua DPK; dan
d. Menetapkan program kerja DPK sebagai penjabaran garis-garis besar program kerja hasil Munas.
(3)Pedoman Umum Muskom terdiri dari:
a. Muskom diselenggarakan oleh DPK:
b. Muskom dihadiri oleh utusan DPD Kabupalen/Kota serta seluruh pengurus dan anggota di Komisariat tersebut;
dan
c. Hal-hal Iain yang belum tercantum dalam Pedoman Umum ini diatur dalam peraturan tersendiri, selama tidak
bertentangan dengan AD/ART.
Musyawarah Komisariat
Pasal 85
Jan Koum Jack Ma Mark Zuckerberg
Bill Gates Elon Musk
Nadiem Makarim Ahmad Zaki William Tanujaya
INOVATOR
Terima Kasih

Contenu connexe

Tendances

INSTRUMEN STANDAR AKREDITASI 2023 - Copy.pptx
INSTRUMEN STANDAR AKREDITASI 2023 - Copy.pptxINSTRUMEN STANDAR AKREDITASI 2023 - Copy.pptx
INSTRUMEN STANDAR AKREDITASI 2023 - Copy.pptx
EdwarRevno
 
Badan Permusyawaratan Desa (BPD)
Badan Permusyawaratan Desa  (BPD)Badan Permusyawaratan Desa  (BPD)
Badan Permusyawaratan Desa (BPD)
Yudhi Aldriand
 

Tendances (20)

Pengantar PPI untuk Puskesmas
Pengantar PPI untuk PuskesmasPengantar PPI untuk Puskesmas
Pengantar PPI untuk Puskesmas
 
Bahan Paparan Kebijakan Latsar CPNS
Bahan Paparan Kebijakan Latsar CPNSBahan Paparan Kebijakan Latsar CPNS
Bahan Paparan Kebijakan Latsar CPNS
 
Sosialisasi per lan pka pkp
Sosialisasi per lan pka pkpSosialisasi per lan pka pkp
Sosialisasi per lan pka pkp
 
Strategi pengembangan pariwisata daerah
Strategi pengembangan pariwisata daerahStrategi pengembangan pariwisata daerah
Strategi pengembangan pariwisata daerah
 
Materi KBK TW IV 2022 Tanbu- 19 jan 2023.pptx
Materi KBK TW IV 2022 Tanbu- 19 jan 2023.pptxMateri KBK TW IV 2022 Tanbu- 19 jan 2023.pptx
Materi KBK TW IV 2022 Tanbu- 19 jan 2023.pptx
 
(Lam 1) standar pelayanan poli anak
(Lam 1) standar pelayanan poli anak (Lam 1) standar pelayanan poli anak
(Lam 1) standar pelayanan poli anak
 
01 sesi 1-sejarah kepariwisataan
01 sesi 1-sejarah kepariwisataan01 sesi 1-sejarah kepariwisataan
01 sesi 1-sejarah kepariwisataan
 
Pengembangan Pariwisata Kesehatan di Indonesia, 2017
Pengembangan Pariwisata Kesehatan di Indonesia, 2017Pengembangan Pariwisata Kesehatan di Indonesia, 2017
Pengembangan Pariwisata Kesehatan di Indonesia, 2017
 
Identifikasi copy
Identifikasi   copyIdentifikasi   copy
Identifikasi copy
 
Overview latsar
Overview latsarOverview latsar
Overview latsar
 
INSTRUMEN STANDAR AKREDITASI 2023 - Copy.pptx
INSTRUMEN STANDAR AKREDITASI 2023 - Copy.pptxINSTRUMEN STANDAR AKREDITASI 2023 - Copy.pptx
INSTRUMEN STANDAR AKREDITASI 2023 - Copy.pptx
 
2. OPPE PERAWAT KLINIS.pdf
2. OPPE PERAWAT KLINIS.pdf2. OPPE PERAWAT KLINIS.pdf
2. OPPE PERAWAT KLINIS.pdf
 
2. spo penggunaan apd
2. spo penggunaan apd2. spo penggunaan apd
2. spo penggunaan apd
 
(2021) CV Narasumber / Pemateri (Training/Seminar) a.n. Kanaidi, SE., M.Si., ...
(2021) CV Narasumber / Pemateri (Training/Seminar) a.n. Kanaidi, SE., M.Si., ...(2021) CV Narasumber / Pemateri (Training/Seminar) a.n. Kanaidi, SE., M.Si., ...
(2021) CV Narasumber / Pemateri (Training/Seminar) a.n. Kanaidi, SE., M.Si., ...
 
PPS (contoh).docx
PPS (contoh).docxPPS (contoh).docx
PPS (contoh).docx
 
Modul cost containtment
Modul cost containtmentModul cost containtment
Modul cost containtment
 
Badan Permusyawaratan Desa (BPD)
Badan Permusyawaratan Desa  (BPD)Badan Permusyawaratan Desa  (BPD)
Badan Permusyawaratan Desa (BPD)
 
Arah Kebijakan - Kemenparekraf
Arah Kebijakan - KemenparekrafArah Kebijakan - Kemenparekraf
Arah Kebijakan - Kemenparekraf
 
Agenda iii pkp-modul pelayanan publik digital-
Agenda iii pkp-modul pelayanan publik digital-Agenda iii pkp-modul pelayanan publik digital-
Agenda iii pkp-modul pelayanan publik digital-
 
Rencana aksi perubahan
Rencana aksi perubahanRencana aksi perubahan
Rencana aksi perubahan
 

Similaire à PPT PENGUATAN ORGANISASI PPNI JAKUT.ppt

Rancangan anggaran rumah tangga
Rancangan anggaran rumah tanggaRancangan anggaran rumah tangga
Rancangan anggaran rumah tangga
Toto Wirjosoemarto
 
Anggaran rumah tangga koperasi aman mandiri
Anggaran rumah tangga koperasi aman mandiriAnggaran rumah tangga koperasi aman mandiri
Anggaran rumah tangga koperasi aman mandiri
Akademi Bahasa
 
01.1Tafsir AD ART PKS.pdf
01.1Tafsir AD ART PKS.pdf01.1Tafsir AD ART PKS.pdf
01.1Tafsir AD ART PKS.pdf
BudiDwi2
 
ANGGARAN-DASAR-KM-STAN-Amandemen-2014
ANGGARAN-DASAR-KM-STAN-Amandemen-2014ANGGARAN-DASAR-KM-STAN-Amandemen-2014
ANGGARAN-DASAR-KM-STAN-Amandemen-2014
P. Alhadi Sembiring
 
AD_ART_LSM_SOLIDARITAS_SUARA_RAKYAT_ANGG.docx
AD_ART_LSM_SOLIDARITAS_SUARA_RAKYAT_ANGG.docxAD_ART_LSM_SOLIDARITAS_SUARA_RAKYAT_ANGG.docx
AD_ART_LSM_SOLIDARITAS_SUARA_RAKYAT_ANGG.docx
GafurKroos
 
ORGANISASI DAN KADERISASI.ppt
ORGANISASI DAN KADERISASI.pptORGANISASI DAN KADERISASI.ppt
ORGANISASI DAN KADERISASI.ppt
herfelyh
 

Similaire à PPT PENGUATAN ORGANISASI PPNI JAKUT.ppt (20)

PPT Penguatan Organisasi Jaksel Pak Koko.ppt
PPT Penguatan Organisasi Jaksel Pak Koko.pptPPT Penguatan Organisasi Jaksel Pak Koko.ppt
PPT Penguatan Organisasi Jaksel Pak Koko.ppt
 
Anggaran rumah tangga afpmi.fix
Anggaran rumah tangga afpmi.fixAnggaran rumah tangga afpmi.fix
Anggaran rumah tangga afpmi.fix
 
Anggaran Rumah Tangga PERMAHI
Anggaran Rumah Tangga PERMAHIAnggaran Rumah Tangga PERMAHI
Anggaran Rumah Tangga PERMAHI
 
Anggaran Dasar PERMAHI
Anggaran Dasar PERMAHIAnggaran Dasar PERMAHI
Anggaran Dasar PERMAHI
 
Rancangan anggaran rumah tangga
Rancangan anggaran rumah tanggaRancangan anggaran rumah tangga
Rancangan anggaran rumah tangga
 
Anggaran rumah tangga koperasi aman mandiri
Anggaran rumah tangga koperasi aman mandiriAnggaran rumah tangga koperasi aman mandiri
Anggaran rumah tangga koperasi aman mandiri
 
01.1Tafsir AD ART PKS.pdf
01.1Tafsir AD ART PKS.pdf01.1Tafsir AD ART PKS.pdf
01.1Tafsir AD ART PKS.pdf
 
Sekretariat Jenderal Majelis Permusyawaratan Rakyat
 Sekretariat Jenderal Majelis Permusyawaratan Rakyat Sekretariat Jenderal Majelis Permusyawaratan Rakyat
Sekretariat Jenderal Majelis Permusyawaratan Rakyat
 
Anggaran dasar afpm.fix
Anggaran dasar afpm.fixAnggaran dasar afpm.fix
Anggaran dasar afpm.fix
 
Ad art-yayasan
Ad art-yayasanAd art-yayasan
Ad art-yayasan
 
Anggaran Dasar Ikatan Penyuluh KB (IPeKB) Indonesia Tahun 2017
Anggaran Dasar Ikatan Penyuluh KB (IPeKB) Indonesia Tahun 2017Anggaran Dasar Ikatan Penyuluh KB (IPeKB) Indonesia Tahun 2017
Anggaran Dasar Ikatan Penyuluh KB (IPeKB) Indonesia Tahun 2017
 
ANGGARAN-DASAR-KM-STAN-Amandemen-2014
ANGGARAN-DASAR-KM-STAN-Amandemen-2014ANGGARAN-DASAR-KM-STAN-Amandemen-2014
ANGGARAN-DASAR-KM-STAN-Amandemen-2014
 
Resume PKPU No 8 Tahun 2019
Resume PKPU No 8 Tahun 2019Resume PKPU No 8 Tahun 2019
Resume PKPU No 8 Tahun 2019
 
Keppres2000 26 lamp
Keppres2000 26 lampKeppres2000 26 lamp
Keppres2000 26 lamp
 
AD ART
AD ARTAD ART
AD ART
 
AD ART PDUI
AD ART PDUIAD ART PDUI
AD ART PDUI
 
Anggaran Rumah Tangga Ikatan Penyuluh KB (IPeKB) Indonesia Tahun 2017
Anggaran Rumah Tangga Ikatan Penyuluh KB (IPeKB) Indonesia Tahun 2017Anggaran Rumah Tangga Ikatan Penyuluh KB (IPeKB) Indonesia Tahun 2017
Anggaran Rumah Tangga Ikatan Penyuluh KB (IPeKB) Indonesia Tahun 2017
 
AD_ART_LSM_SOLIDARITAS_SUARA_RAKYAT_ANGG.docx
AD_ART_LSM_SOLIDARITAS_SUARA_RAKYAT_ANGG.docxAD_ART_LSM_SOLIDARITAS_SUARA_RAKYAT_ANGG.docx
AD_ART_LSM_SOLIDARITAS_SUARA_RAKYAT_ANGG.docx
 
ORGANISASI DAN KADERISASI.ppt
ORGANISASI DAN KADERISASI.pptORGANISASI DAN KADERISASI.ppt
ORGANISASI DAN KADERISASI.ppt
 
ART FORUM KOMUNITAS CATUR PROFESIONAL
ART FORUM KOMUNITAS CATUR PROFESIONALART FORUM KOMUNITAS CATUR PROFESIONAL
ART FORUM KOMUNITAS CATUR PROFESIONAL
 

Plus de IwAn927910

Plus de IwAn927910 (20)

PPT. PLATARAN SEHAT BAGI PERAWAT DAN NAKES LAIN DI LAYANAN KESEHATAN
PPT. PLATARAN SEHAT BAGI PERAWAT DAN NAKES LAIN DI LAYANAN KESEHATANPPT. PLATARAN SEHAT BAGI PERAWAT DAN NAKES LAIN DI LAYANAN KESEHATAN
PPT. PLATARAN SEHAT BAGI PERAWAT DAN NAKES LAIN DI LAYANAN KESEHATAN
 
CODE BLUE BU AMEL.ppt
CODE BLUE BU AMEL.pptCODE BLUE BU AMEL.ppt
CODE BLUE BU AMEL.ppt
 
LATIHAN KASUS EWSS IW.ppt
LATIHAN KASUS EWSS IW.pptLATIHAN KASUS EWSS IW.ppt
LATIHAN KASUS EWSS IW.ppt
 
PPT. PMS KINERJA PERTAMEDIKA.ppt
PPT. PMS KINERJA PERTAMEDIKA.pptPPT. PMS KINERJA PERTAMEDIKA.ppt
PPT. PMS KINERJA PERTAMEDIKA.ppt
 
ETIK revisi 7 des 2015 NEW.doc
ETIK revisi 7 des 2015 NEW.docETIK revisi 7 des 2015 NEW.doc
ETIK revisi 7 des 2015 NEW.doc
 
PPT. NURSING ROLE IN CATHLAB MBA ENI.ppt
PPT. NURSING ROLE IN CATHLAB MBA ENI.pptPPT. NURSING ROLE IN CATHLAB MBA ENI.ppt
PPT. NURSING ROLE IN CATHLAB MBA ENI.ppt
 
IPCI .ppt
IPCI .pptIPCI .ppt
IPCI .ppt
 
PPT.PMS .pdf
PPT.PMS .pdfPPT.PMS .pdf
PPT.PMS .pdf
 
PPT. PMS PAK ARIF.ppt
PPT. PMS PAK ARIF.pptPPT. PMS PAK ARIF.ppt
PPT. PMS PAK ARIF.ppt
 
EWSS IW.ppt
EWSS IW.pptEWSS IW.ppt
EWSS IW.ppt
 
HARAPAN ORGANISASI PROFESI.ppt
HARAPAN ORGANISASI PROFESI.pptHARAPAN ORGANISASI PROFESI.ppt
HARAPAN ORGANISASI PROFESI.ppt
 
MIRACLE OF SHAUM.ppt
MIRACLE OF SHAUM.pptMIRACLE OF SHAUM.ppt
MIRACLE OF SHAUM.ppt
 
PKB IWAN 2019.ppt
PKB  IWAN 2019.pptPKB  IWAN 2019.ppt
PKB IWAN 2019.ppt
 
KEGAWATAN JANTUNG IWAN SELASA 10 Nov.ppt
KEGAWATAN JANTUNG IWAN SELASA 10 Nov.pptKEGAWATAN JANTUNG IWAN SELASA 10 Nov.ppt
KEGAWATAN JANTUNG IWAN SELASA 10 Nov.ppt
 
MASYARAKAT DAN COVID.pptx
MASYARAKAT DAN COVID.pptxMASYARAKAT DAN COVID.pptx
MASYARAKAT DAN COVID.pptx
 
PERAWAT DI MASA PANDEMI.pptx
PERAWAT DI MASA PANDEMI.pptxPERAWAT DI MASA PANDEMI.pptx
PERAWAT DI MASA PANDEMI.pptx
 
ACS IWE RELAWAN COVID 19 RS UKRIDA.pptx
ACS IWE RELAWAN COVID 19 RS UKRIDA.pptxACS IWE RELAWAN COVID 19 RS UKRIDA.pptx
ACS IWE RELAWAN COVID 19 RS UKRIDA.pptx
 
PRAKTIK MANDIRI PPT.pptx
PRAKTIK MANDIRI PPT.pptxPRAKTIK MANDIRI PPT.pptx
PRAKTIK MANDIRI PPT.pptx
 
PERPANJANGAN STR ONLINE 2.ppt
PERPANJANGAN STR ONLINE 2.pptPERPANJANGAN STR ONLINE 2.ppt
PERPANJANGAN STR ONLINE 2.ppt
 
PPT. PTCA CATHLAB.ppt
PPT. PTCA CATHLAB.pptPPT. PTCA CATHLAB.ppt
PPT. PTCA CATHLAB.ppt
 

Dernier

Standar Prosedur pelayanan pelacakan kasus KEJADIAN IKUTAN PASCA iMUNISASI
Standar Prosedur pelayanan pelacakan kasus KEJADIAN IKUTAN PASCA iMUNISASIStandar Prosedur pelayanan pelacakan kasus KEJADIAN IKUTAN PASCA iMUNISASI
Standar Prosedur pelayanan pelacakan kasus KEJADIAN IKUTAN PASCA iMUNISASI
germanaaprianineno
 
askep hiv dewasa.pptxcvbngcccccccccccccccc
askep hiv dewasa.pptxcvbngccccccccccccccccaskep hiv dewasa.pptxcvbngcccccccccccccccc
askep hiv dewasa.pptxcvbngcccccccccccccccc
anangkuniawan
 
UNIKBET Situs Slot Habanero Deposit Bisa Pakai Bank Maybank
UNIKBET Situs Slot Habanero Deposit Bisa Pakai Bank MaybankUNIKBET Situs Slot Habanero Deposit Bisa Pakai Bank Maybank
UNIKBET Situs Slot Habanero Deposit Bisa Pakai Bank Maybank
csooyoung073
 
TM 6_KESPRO REMAJA.ppt kesehatan reproduksi
TM 6_KESPRO REMAJA.ppt kesehatan reproduksiTM 6_KESPRO REMAJA.ppt kesehatan reproduksi
TM 6_KESPRO REMAJA.ppt kesehatan reproduksi
haslinahaslina3
 
468660424-Kuliah-5-CDOB-upkukdate-ppt.ppt
468660424-Kuliah-5-CDOB-upkukdate-ppt.ppt468660424-Kuliah-5-CDOB-upkukdate-ppt.ppt
468660424-Kuliah-5-CDOB-upkukdate-ppt.ppt
cels17082019
 
IMR, MMR, ASDR infertility fertility sex ratio
IMR, MMR, ASDR infertility fertility sex ratioIMR, MMR, ASDR infertility fertility sex ratio
IMR, MMR, ASDR infertility fertility sex ratio
Safrina Ramadhani
 

Dernier (17)

Standar Prosedur pelayanan pelacakan kasus KEJADIAN IKUTAN PASCA iMUNISASI
Standar Prosedur pelayanan pelacakan kasus KEJADIAN IKUTAN PASCA iMUNISASIStandar Prosedur pelayanan pelacakan kasus KEJADIAN IKUTAN PASCA iMUNISASI
Standar Prosedur pelayanan pelacakan kasus KEJADIAN IKUTAN PASCA iMUNISASI
 
KONSEP DASAR LUKA DAN PENANGANANNYA, PROSES PENYEMBUHAN
KONSEP DASAR LUKA DAN PENANGANANNYA, PROSES PENYEMBUHANKONSEP DASAR LUKA DAN PENANGANANNYA, PROSES PENYEMBUHAN
KONSEP DASAR LUKA DAN PENANGANANNYA, PROSES PENYEMBUHAN
 
PPT Kebijakan Regulasi RME - Dir 28 -29 Feb 2024 s.d 1 Maret.pdf
PPT Kebijakan Regulasi RME - Dir 28 -29 Feb 2024 s.d 1 Maret.pdfPPT Kebijakan Regulasi RME - Dir 28 -29 Feb 2024 s.d 1 Maret.pdf
PPT Kebijakan Regulasi RME - Dir 28 -29 Feb 2024 s.d 1 Maret.pdf
 
askep hiv dewasa.pptxcvbngcccccccccccccccc
askep hiv dewasa.pptxcvbngccccccccccccccccaskep hiv dewasa.pptxcvbngcccccccccccccccc
askep hiv dewasa.pptxcvbngcccccccccccccccc
 
UNIKBET Situs Slot Habanero Deposit Bisa Pakai Bank Maybank
UNIKBET Situs Slot Habanero Deposit Bisa Pakai Bank MaybankUNIKBET Situs Slot Habanero Deposit Bisa Pakai Bank Maybank
UNIKBET Situs Slot Habanero Deposit Bisa Pakai Bank Maybank
 
Mekanisme Persalinan Presentasi Oksiput Posteroir (1).pptx
Mekanisme Persalinan Presentasi Oksiput Posteroir (1).pptxMekanisme Persalinan Presentasi Oksiput Posteroir (1).pptx
Mekanisme Persalinan Presentasi Oksiput Posteroir (1).pptx
 
TM 6_KESPRO REMAJA.ppt kesehatan reproduksi
TM 6_KESPRO REMAJA.ppt kesehatan reproduksiTM 6_KESPRO REMAJA.ppt kesehatan reproduksi
TM 6_KESPRO REMAJA.ppt kesehatan reproduksi
 
Tatalaksana Terapi Diabetes Mellitus (farmasi klinis)
Tatalaksana Terapi Diabetes Mellitus (farmasi klinis)Tatalaksana Terapi Diabetes Mellitus (farmasi klinis)
Tatalaksana Terapi Diabetes Mellitus (farmasi klinis)
 
468660424-Kuliah-5-CDOB-upkukdate-ppt.ppt
468660424-Kuliah-5-CDOB-upkukdate-ppt.ppt468660424-Kuliah-5-CDOB-upkukdate-ppt.ppt
468660424-Kuliah-5-CDOB-upkukdate-ppt.ppt
 
IMR, MMR, ASDR infertility fertility sex ratio
IMR, MMR, ASDR infertility fertility sex ratioIMR, MMR, ASDR infertility fertility sex ratio
IMR, MMR, ASDR infertility fertility sex ratio
 
Parasitologi-dan-Mikrobiologi-Pertemuan-4.ppt
Parasitologi-dan-Mikrobiologi-Pertemuan-4.pptParasitologi-dan-Mikrobiologi-Pertemuan-4.ppt
Parasitologi-dan-Mikrobiologi-Pertemuan-4.ppt
 
partograf. pencatatan proses kelahiran.ppt
partograf. pencatatan proses kelahiran.pptpartograf. pencatatan proses kelahiran.ppt
partograf. pencatatan proses kelahiran.ppt
 
dokumen.tips_pap-smear-ppt-final.pptx_iva pap smear
dokumen.tips_pap-smear-ppt-final.pptx_iva pap smeardokumen.tips_pap-smear-ppt-final.pptx_iva pap smear
dokumen.tips_pap-smear-ppt-final.pptx_iva pap smear
 
14.-Keselamatan-dan-Kesehatan-Kerja-Pertemuan-14(1).ppt
14.-Keselamatan-dan-Kesehatan-Kerja-Pertemuan-14(1).ppt14.-Keselamatan-dan-Kesehatan-Kerja-Pertemuan-14(1).ppt
14.-Keselamatan-dan-Kesehatan-Kerja-Pertemuan-14(1).ppt
 
regulasi tentang kosmetika di indonesia cpkb
regulasi tentang kosmetika di indonesia cpkbregulasi tentang kosmetika di indonesia cpkb
regulasi tentang kosmetika di indonesia cpkb
 
PPT Antibiotik amoxycillin, erytromycin.ppt
PPT Antibiotik amoxycillin, erytromycin.pptPPT Antibiotik amoxycillin, erytromycin.ppt
PPT Antibiotik amoxycillin, erytromycin.ppt
 
PPT LAPORAN KOMITE TENAGA KESEHATAN LAINNYA
PPT LAPORAN KOMITE TENAGA KESEHATAN LAINNYAPPT LAPORAN KOMITE TENAGA KESEHATAN LAINNYA
PPT LAPORAN KOMITE TENAGA KESEHATAN LAINNYA
 

PPT PENGUATAN ORGANISASI PPNI JAKUT.ppt

  • 3. VISI MISI PPNI VISI  Menjadi organisasi profesi yang handal, yang disayangi anggota, dicintai pemerintah dan disegani organisasi lain. MISI 1. Penguatan kepengurusan pada setiap level dan badan kelengkapan 2. Mengupayakan dan mengutamakan kepentingan anggota dalam pelaksanaan praktik yang aman, profesional, beretika dan bermartabat selayaknya profesi 3. Membangun jejaring yang luas dan efektif dalam melaksanakan peran 4. Bekerjasama dan berkoordinasi dengan pemerintah dalam kebijakan keperawatan
  • 8. ORGANISASI PROFESI UU No. 36 tahun 2014 tentang Tenaga Kesehatan Pasal 50 (1)Tenaga Kesehatan harus membentuk Organisasi Profesi sebagai wadah untuk meningkatkan dan/atau mengembangkan pengetahuan dan keterampilan, martabat, dan etika profesi Tenaga Kesehatan. (2)Setiap jenis Tenaga Kesehatan hanya dapat membentuk 1 (satu) Organisasi Profesi. (3)Pembentukan Organisasi Profesi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan sesuai dengan ketentuan Peraturan Perundang-undangan.
  • 9. ORGANISASI PROFESI UU No. 36 tahun 2014 tentang Tenaga Kesehatan Pasal 51 (1)Untuk mengembangkan cabang disiplin ilmu dan standar pendidikan Tenaga Kesehatan, setiap Organisasi Profesi dapat membentuk Kolegium masing-masing Tenaga Kesehatan. (2)Kolegium masing-masing Tenaga Kesehatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) merupakan badan otonom di dalam Organisasi Profesi. (3)Kolegium masing-masing Tenaga Kesehatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) bertanggung jawab kepada Organisasi Profesi.
  • 10. ORGANISASI PROFESI PERAWAT UU No. 38 tahun 2014 tentang Keperawatan Wadah yang menghimpun Perawat secara Nasional dan berbadan hukum sesuai dengan Peraturan perundang-undang yangberlaku OP PERAWAT BERTUJUAN 1. Meningkatkan dan/atau mengembangkan pengetahuan dan keterampilan, martabat dan etika profesi perawat 2. Mempersatukan dan memberdayakan perawat dalam rangka menunjang pembangunan nasional
  • 11. FUNGSI OP PERAWAT DALAM PENGEMBANGAN PROFESI PEMBINA PEMERSATU PENGEMBANG PENGAWAS AKUNTABILITAS PROFESI KOMPETENSI & KEWENANGAN STANDAR PROFESI ETIKA PROFESI DUTY OF CARE PENGATUR PRAKTIK YG AMAN & BERMUTU PENDIDIKAN YG BERKUALITAS KEHIDUPAN PROFESI YG KONDUSIF
  • 12. Mars dan Hymne PPNI Pasal 8 (1)Mars PPNI wajib dikumandangkan dalam setiap pembukaan acara resmi PPNI, Kolegium, Badan Kelengkapan dan Badan-Badan Lain. (1)Hymne PPNI wajib dikumandangkan dalam setiap penutupan acara resmi PPNI, Kolegium, Badan Kelengkapan dan Badan-Badan Lain.
  • 13. (1)Jas PPNI wajib dikenakan pada musyawarah, rapal kerja, audiensi kepada institusi di luar PPNI, dan saat mewakili PPNI dalam menghadiri undangan resmi. (2)RompiPPNI digunakandaJam kegiatan pengabdian masyarakat yang mengatasnamakan PPNI. (1)Batik PPNI wajib dikenakan pada kegiatan ilmiah yang diselenggarakan oleh Dewan Pengurus PPNI dan atau Kolegium, Badan Kelengkapan dan Badan- Badan Lain. Penggunaan batik PPNI tidak dikenakan secara bersamaan dengan jas PPNI. (2)Jas, rompi, dan batik PPNI berwarna dasar merah marun. (3)Jas. rompi dan batik PPNI sesuai ayat (4) hanya boleh dikenakan oleh anggota PPNI. (4)Lencana/Pin PPNI hanya dikenakan pada saat mengenakan jas PPNI dengan posisi di dada sebelah kiri atas. Jas, Rompi, Batik, Lencana/Pin PPNI Pasal 10
  • 14. (1)mengajukan pendapat, usul atau pertanyaan baik lisan maupun tertulis kRpada pengurus PPNI, mengikuti seluruh kegiatan organisasi, memilih dan dipilih sesuai jenjang kepengurusan organisasi. (2)mendapatkan kesempatan menambah atau mengembangkan ilmu dan kelerampilan keperawatan yang diselenggarakan organisasi profesi sesuai dengan program kerja yang telah ditetapkan. (3)mendapatkan perlindungan dan pembelaan dalam melaksanakan tugas organisasi dan profesi, apabila memenuhi. a. AD/ART. b. Kode Etik Perawat Indonesia ; c. Standar Kompetensi; d. Standar Praktik: e. Peraturan dan perundang-undangan yang berlaku; dan f. Ketentuan organisasi. (4)mendapatkan pembelaan terhadap kasus yang terkait dengan masalah hukum dalam ruang !ingkup praktik keperawatan, apabila anggota tersebut telah memenuhi kewajiban sebagai anggota. (5)Anggota Khusus dan Anggota Kehormatan tidak dapat memilih dan dipilih. Hak Anggota Pasal 20
  • 15. Anggota berhenti keanggotaannya karena. (1)meninggal dunia: (2)permintaan sendiri secara tertulis; (3)diberhentikan oleh DPP PPNI dikarenakan: a)melakukan pelanggaran distpln berat yang merugikan organisasi; b)melakukan tindak pidana kriminal yan9 memiliki kekuatan hukum tetap;; atau c) atas rekamendasi Majelis Kehormatan Etik Keperawatan; (4)berakhir masa tugas dan atau kembali ke negara asal bagi perawat warga negara asing sesuai peraturan perundang-undangan yang berlaku: dan Pemberhentian Anggota Pasal 21
  • 16. (1)Dewan Pengurus Daerah Kabupaten/Kota terdiri dari Pengurus Harian dan Pengurus Pleno. (2)Pengurus Harian terdiri dari Ketua, para Wakil Ketua, Sekretaris, Wakil Sekretaris, Bendahara, Wakil Bendahara. (3)Pengurus Pleno terdiri dari Pengurus Harian dan para Ketua ditambah Anggota Divisi. (4)Ketentuan rapat rapat pengurus dimaksud ayat (1), (2) dan (3) selanjutnya diatur dalam Peraturan Organisasi PPNI. (5)Komposisi Dewan Pengurus Daerah Kabupalen/Kota terdiri dari: a. Ketua. b.Wakil Ketua yang terdiri dari: i. Wakil Ketua Bidang Organisasi dan Kaderisasi; ii. Wakil Ketua Bidang Hukum dan Pemberdayaan Politik; iii.Wakil Ketua Bidang Pendidikan dan Pelatihan; iv.Wakil Ketua Bidang Penelitian dan Sistem Informasi dan Komunikasi; v. Wakil Ketua Bidang Pelayanan: vi.Wakil Ketua Bidang Hubungan antar Lembaga; dan vii.Wakil Ketua Bidang Kesejahteraan. c.Sekretaris dibantu oleh seorang wakil sekretaris: Dewan Pengurus Daerah Kabupaten/Kota Pasal 30
  • 17. d. Bendahara dibantu oleh seorang wakil bendahara c. Divisi-divisi yang terdiri dari: i. Ketua Divisi Organisasi dan Kaderisasi; ii. Ketua Divisi Hukum dan Pemberdayaan Politik: iii.Ketua Divisi Pendidikan dan Pelatihan ; iv.Ketua Divisi Penelitian dan Sistem Informasi dan Komunikasi; v. Ketua Divisi Pelayanan; vi.Ketua Divisi Hubungan antar Lembaga; dan vii.Ketua Divisi Kesejahteraan. d. Anggota Divisi, jumlah anggota divisi disesuaikan kebuutuhan dan paling banyak 2 (dua) untuk satu divisi. Dewan Pengurus Daerah Kabupaten/Kota Pasal 30
  • 18. (1)Dewan Pengurus Komisariat adalah Pengurus di tingkat institusi atau gabungan beberapa institusi pada Fasilitas Pelayanan Kesehatan dan atau Institusi Pendidikan. (2)Dewan Pengurus Komisariat dapat dibentuk apabila minimal memiliki jumlah anggota 25 (dua puluh lima) orang. (3)Pengurus Komisariat PPNI terdiri dari: a. Ketua; b. Sekretaris: c. Bendahara : d. Seksi-seksi yang terdiri dari: i. Seksi Organisasi, Kaderisasi dan Hukum; ii Seksi Pelatihan dan Penelitian; iii Seksi Sistem Informasi dan Komunikasi; dan iv. Seksi Pelayanan dan Kesejahteraan. e. Jumlah Anggota Seksi dapat disesuaikan dengan kebutuhan. Dewan Pengurus Komisariat Pasal 31
  • 19. (3) Pelanlikan Dewan Pengurus Kabupaten/Kota: a. Kelua DPD PPNI Kabupaten/Kota dilantik oleh Ketua DPW Provinsi atau personel DPW PPNI Propinsi yang mendapat mandat dari Ketua DPW Provinsi atas nama Ketua Umum DPP PPNi dalam Sidang Pleno Musda. b. Pengurus lengkap DPD Kabupaten/Kota, Dewan Pertimbangan Kabupalen/Kota, dilantik oleh Ketua DPD PPNI Kabupaten Kota atas nama DPW PPNI Provinsi dalam acara khusus Pelantikan. (4) ………………………………………… (5) Ketua DPK dan Pengurus lengkap DPK dilantik oleh Ketua DPD PPNI atau personel DPD PPNI yang mendapat mandat dari Ketua DPD PPNI dalam Sidang Pleno Musyawarah Anggota. BAB X PELANTIKAN PENGURUS Pasal 39
  • 20. (3) DPD Kabupaten/Kota berwenang untuk a. membuat keputusan dan kebijakan tentang pelaksanaan hasil Musda Kabupaten/Kota dan atau Rakerda, b. menyusun garis-garis besar program kerja berdasarkan hasil Musda dengan mempertimbangkan amanat Muswil. Munas, dan kebijakan organisasi DPP PPNI; c. menyusun Anggaran Pendapatan dan Belanja (RAB) Organisasi; d. menetapkan tempat Musyawara h Daerah; e. mengangkat dan atau memberhentikan karyawan yang dipekerjakan di DPD; f. meminta pertanggungjawaban DPK dalam rangka pelaksanaan hasil Musda secara periodik; g. menetapkan Surat Keputusan pengesahan kepengurusan DPK sesuai usulan hasil Musyawarah Komisariat (Musyawarah Anggota); h. memberikan rekomendasi kepada DPW Provinsi untuk membekukan sampai memberhentikan kepengurusan DPK bila tidak sejalan dengan kebijakan serta AD/ART organisasi serta menunjuk caretaker sebagai pengganti dan menjalankan fungsi organisasi sampai terbentuknya kepengurusan baru: i. memperoleh masukan dana dan iuran anggota maupun hasil usaha lainnya di bawah tanggung jawab DPD; j. memberikan rekomendasi dalam ruang lingkupnya sesuai dengan Peraturan Organisasi; dan k. mendirikan dan mengelola badan usaha PPNI yang dapat dibentuk di Kabupaten/Kota sesuai dengan Peraturan Organisasi. Kewenangan Pengurus Pasal 42
  • 21. (1)DPK berwenang untuk: a. melakukan penerimaan anggota baru dan Nama, penarikan iuran anggota sesuai AD/ART; b. melakukan pembinaan dan pengawasan kepada anggota; c. menjalankan fungsi organisasi sesuai AD/ ART dan Kebijakan Organisasi PPN[; d. melakukan pendataan anggota di wilayahnya dan melaporkan ke DPD Kabupaten/Kota, DPW Provinsi, dan DPP PPNI; e. mengusulkan dan meminta nomor keanggotaan sesuai AD/ART; dan f. mengusulkan pemberhentian keanggotaan PPNI kepada DPD Kabupaten/Kota, dan DPW Provinsi melalui proses telaah Pengurus Komisariat. Kewenangan Pengurus Pasal 42
  • 22. (3) DPD Kabupaten/ Kota berkewajiban untuk: a. menyelenggarakan Musda Kabupaten/Kota selambat lambatnya 6 (enam) bulan setelah Muswil PPNI yang terakhir sebelum masa kepengurusan berakhir; b. menyelenggarakan Rakerda Kabupaten/Kota se!ambat-lambahya 1 tahun setelah Rakerwil PPNI yang terakhir; c. menyelenggarakan Rapat Koordinasi Bidang ; d. melaksanakan kebijakan dan keputusan DPP dan DPW Provinsi sesuai AD ART: e. melaksanakan Keputusan Musda Kabupaten/Kota dan atau Rakerda Kabupaten/Kota, f. menyampaikan pertanggungjawaban kepengurusan pada Musda : g. menyampaikan laporan kemajuan organisasi pada Rakerda; h. menjalankan pengelolaan anggota dan organisasinya: i. menyampaikan Laporan periodik kepada DPW Provinsi dan tembusan ke DPP PPNI meliputi. kinerja, keanggotaan PPNI, aset organisasi, dan usaha yang mengatasnamakan PPNI; dan j. membina hubungan baik dengan semua instansi yang sah, yaitu: pemerintah, swasta, organisasi kemasyarakatan (LSM), organisasi profesi lain, di wilayahnya. Kewajiban Pengurus Pasal 43
  • 23. (4)DPK berkewajiban untuk: a. membantu proses penerimaan anggota sesuai dengan prosedur Sistem Keanggotaan: b. monitoring pendataan anggota secara periodik dan dilaporkan ke DPW Provinsi dan DPP PPNI; c. melaksanakan program kerja di wi|ayahnya merujuk pada program kerja hasil Musyawarah PPNI; d. melaksanakan pembinaan anggota PPNI di wilayahnya dengan dukungan DPD Kabupaten/Kota, DPW Provinsi; dan mentaati pelaksanaan peraturan, kebijakan, dan keputusan-keputusan organisasi DPP PPNI, DPW Provinsi, dan DPD Kabup6ten/Kota.
  • 24. (1) Status Musyawarah Daerah Kabupaten/Kota meliputi. a. Musyawarah Daerah Kabupaten/Kota selanjutnya disingkat Musda Kabupaten/Kota merUpakan pelaksanaan kedaulatan tertinggi organisasi di tingkat Kabupaten/Kota. b. Musda Kabupaten/Kota diselengarakan setiap 5 (lima) tahun sekali oleh DPD Kabupalen/Kota melalui Panitia Musda Kabupaten Kota, yang diangkat dan bertanggung jawab kepada DPD Kabupaten/Kota c. Panitia Musda Xabupaten/Kota terdiri dari Panitia Pengarah (SC) dan Panitia Pelaksana (OC). d. Musda Kabupaten/Kota luar biasa dapat dilakukan dalam keadaan luar biasa yang diusulkan dan disetujui oleh 2/3 (dua pertiga) dari DPK yang ada. Musyawarah Daerah Kabupaten/Kota Pasal 62
  • 25. (2) Kewenangan Musda Kabupaten/Kota terdiri dari. a. Mengesahkan jadwal acara dan peraturan tata tertib Musda Kabupaten/Kota; b. Memilih dan mengesahkan Pimpinan Musda Kabupaten/Kota: c. Menelaah pertanggungjawaban DPD Kabupaten/kota mengenai pelaksanaan hasil Musda Kabupalen/Kota sebelumnya. apabila pertanggungjawaban DPD Kabupalen/Kota selesai, maka DPD Kabupalen/Kota dinyatakan demisioner dan selanjutnya DPD Kabupaten/Kota mempunyai status anggota biasa, namun pengurus yang sudah diberi mandat sebelum DPD Kabupaten/Kota demisioner tetap memiliki hak bicara, dapat memilih dan dipilih sampai berakhir Musda Kabupaten/Kota: d. Memilih dan melantik Kelua DPD Kabupaten/Kola lerpilih ; e. Menetapkan Ketua DPD Kabupaten/Kota terpilih sebagai Ketua Tim Formatur: f. Memilih Anggota Tim Formatur: g. Memberikan mandat kepada Tim formatur untuk menyusun persanel DPD Kabupaten/Kota, Dewan Pertimbangan Kabupaten/Kota, setelah terbentuk kepengurusan lengkap organisasi PPNI Kabupaten/Kota secara otomatis Tim Formatur dinyatakan bubar; h. Memberikan mandat kepada Ketua DPD Kabupaten/Kota terpilih untuk melantik pengurus DPD Kabupaten/Kota, dan Dewan Pertimbangan Kabupaten/Kota; dan i. Menetapkan program kerja DPD Kabupaten/Kota sebagai penjabaran garis- garis besar program kerja hasil Munas. Musyawarah Daerah Kabupaten/Kota Pasal 62
  • 26. (3) Pedoman umum Musda Kabupaten/Kota terdiri dari. a, Musda Kabupaten/Kota diselenggarakan oleh DPD Kabupaten/Kota melalui Panitia Pengarah (SC) dan Panitia Pelaksana (OC) yang diangkat dengan hak otonomi penuh dan bertanggung jawab kepada DPD Kabupaten/Kota melalui Rapat Pleno. b. Panitia Pengarah bertanggung jawab terhadap pelaksanaan dan substansi Musda Kabupaten /Kota. c. Panitia Pelaksana bertanggung jawab dari segi teknis penyelenggaraan Musda Kabupaten/Kota. d. Peserta Musda Kabupaten/Kota terdiri dari: i. Utusan: a) DPD Kabupaten/Kota 3 (tiga) orang. b) Dewan pertimbangan 1 (satu) orang. c) DPK 3 (tiga) orang. d) Utusan wajib dibuktikan dengan surat mandat sebagai utusan dari Drganisasi yang diwakilinya ii. Peninjau adalah DPP, DPW Provinsi, DPD Kabupaten/Kota, DPK, Pengurus Dewan Pertimbangan DPD serta undangan lain yang berminat menghadiri Musda Kabupaten/Kota. iii. Pelaksanaan Musda wajib dihadiri oleh DPW Provinsi untuk memberikan arahan dan masukan e. Utusan mempunyai hak bicara, hak memilih dan dipilih, sementara peninjau mempunyai hak bicara dan hak dipilih Musyawarah Daerah Kabupaten/Kota Pasal 62
  • 27. f. Musda Kabupaten/Kota sah apabila dihadiri oleh 50% ditambah satu Jumlah Komisariat yang ada di bawah DPD Kabupaten/Kota. g. Musda Kabupaten/Kota dipimpin Pimpinan Musda Kabupaten/Kota yang terdiri dari seorang Ketua. seorang sekretaris. dan 1 (satu) orang anggota. h. Apabila pelaksanaan Musda Kabupaten/Kota tidak memenuhi syarat kehadiran sebagaimana ayat (3) huruf f, maka pelaksanaan Musda Kabupaten/Kota ditUnda paling lambat 3 (tiga) bulan dan dibuat Berita Acara bahwa Musda Kabupaten/Kota ditunda. i. Apabila sampai dengan masa kepengurusan DPD Kabupaten/Kota berakhir Muswil belum terlaksana maka DPW Provinsi menetapkan pelaksana tugas (caretaker) DPD Kabupaten/Kota yang bertugas menyelenggarakan Musda. j. Hal-hal yang belum tercantum dalam Pedoman Umum ini akan diatur dalam tata Tertib Musda Kabupaten/Kota. Musyawarah Daerah Kabupaten/Kota Pasal 62
  • 28. (1)Pedoman Rapat Kerja Daerah Kabupaten/Kota meliputi: a. Rapat Kerja Daerah KabUpaten/Kota diselenggarakan oleh DPD Kabupalen/Kota; disingkat Rakerda adalah Rapat Kerja DPD Kabupaten/Kota yang dihadiri oleh utusan DPK, b. Rapat Kerja Daerah diadakan sekurang-kurangnya 1 (satu) kali dalam satu periode kepengurusan; c. Dalam keadaan luar biasa Rapat Kerja Daerah dapat dilakukan sewaktU- waktu atas usul DPD Kabupalen/Kota atau DPK dan mendapat persetujuan sekurang-kurangnya 1/2 (setengah ) jumlah DPK yang ada: d. Rapat Kerja Daerah Kabupaten/Kota disingkat Rakerda adalah Rapat Kerja DPD Kabupaten/KDta yang dihadiri oleh DPW, DPK serta peninjau sesuai undangan dari DPD Kabupaten/Kota: dan e. Pelaksanaan Rakerda wajib dihadiri oleh DPW Provinsi untuk memberikan arahan dan masukan. (2) Kewenangan Rapat Kerja Daerah terdiri dari. a. Menilat pelaksananan progam kerja amanat Musda Kabupaten/Kota, menyempurnakan dan memperbaiki untuk diaksanakan pada sisa periode kepengurusan selanjutnya; b. Membahas isu-isu yang dianggap penting untU k kelangsungan atau perkembangan organisasi; dan c. Membahas materi yang akan didiskusikan pada Musda Kabupaten/Kota yang akan datang. Rapat Kerja Daerah Pasal 63
  • 29. (1)Status Musyawarah Komisariat meliputi: a. Musyawarah Komisariat selanjutnya disingkat Muskom merupakan pe1aksanaan kedaulatan tertinggi organisasi d tingkat komisariat. yang dihadiri oleh DPK dan anggota komisariat, DPD Kabupaten/Kota serta undangan dari DPK, b. Musyawarah Komisariat diadakan sRkurang-kurangnya sekali dalam satu periode kepengurus6n: dan c. Muskom luar biasa dapat dilakukan dalam keadaan luar biasa yang diusulkan dan disetujui oleh setengah dari jumla h anggota di Komisariat tersebut. (2)Kewenangan Musyawarah Komisariat terdiri dari: a. Menetapkan dan menilai pelaksananan program kerja DPK serta memperbaiki program yang berjalan untuk dilaksanakan pada sisa periode kepengurusan; b. Membahas isu-isu yang dianggap penting untuk kelangsungan dan atau perkembangan organisasi ; c. Memilih Ketua DPK; dan d. Menetapkan program kerja DPK sebagai penjabaran garis-garis besar program kerja hasil Munas. (3)Pedoman Umum Muskom terdiri dari: a. Muskom diselenggarakan oleh DPK: b. Muskom dihadiri oleh utusan DPD Kabupalen/Kota serta seluruh pengurus dan anggota di Komisariat tersebut; dan c. Hal-hal Iain yang belum tercantum dalam Pedoman Umum ini diatur dalam peraturan tersendiri, selama tidak bertentangan dengan AD/ART. Musyawarah Komisariat Pasal 85
  • 30. Jan Koum Jack Ma Mark Zuckerberg Bill Gates Elon Musk Nadiem Makarim Ahmad Zaki William Tanujaya INOVATOR