SlideShare une entreprise Scribd logo
1  sur  8
Télécharger pour lire hors ligne
KEPUTUSAN
                   MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA
                                   NOMOR 044/U/2002

                                        TENTANG
                          DEWAN PENDIDIKAN DAN KOMITE SEKOLAH

                                MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL

                                             Menimbang :

   1.   bahwa dalam rangka mencapai tujuan pendidikan nasional melalui upaya peningkatan mutu,
        pemerataan, efisiensi penyelenggaraan pendidikan, dan tercapainya demokratisasi pendidikan, perlu
        adanya dukungan dan peranserta masyarakat yang lebih optimal;
   2.   bahwa dukungan dan peranserta masyarakat perlu didorong untuk bersinergi dalam suatu wadah
        Dewan Pendidikan dan Komite Sekolah yang mandiri;
   3.    bahwa sehubungan dengan huruf a dan b serta memfasilitasi terbentuknya Dewan Pendidikan dan
        Komite Sekolah dipandang perlu menetapkan Keputusan Menteri Pendidikan Nasional tentang
        Dewan Pendidikan dan Komite Sekolah;

                                              Mengingat:

   1.   Undang-undang Nomor 2 Tahun 1989 tentang Sistem Pendidikan Nasional (Lembaran Negara
        Tahun 1989 Nomor 6, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3390);
   2.   Undang-undang Nomor 22 Tahun 1999 tentang Pemerintah Daerah (Lembaran Negara Tahun 1999
        Nomor 60, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3839);
   3.   Undang-undang Nomor 25 Tahun 2000 tentang Program Pembangunan Nasional (Propenas) tahun
        2000-2004;
   4.   Peraturan Pemerintah Nomor 39 Tahun 1992 tentang Peranserta Masyarakat dalam Pendidikan
        Nasional;
   5.   Peraturan Pemerintah Nomor 25 Tahun 2000 tentang Kewenangan Pemerintah dan Kewenangan
        Propinsi sebagai Daerah Otonom (Lembaran Negara Tahun 2000 Nomor 54, Tambahan Lembaran
        Negara Nomor 3952);
   6.   Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 228/M Tahun 2001 tentang Pembentukan Kabinet
        Gotong Royong;
   7.    Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 102 Tahun 2001 tentang Kedudukan, Tugas,
        Fungsi, Kewenangan, Susunan Organisasi dan Tatakerja Departemen;

                                           MEMUTUSKAN

                                             Menetapkan :

   KEPUTUSAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL TENTANG DEWAN PENDIDIKAN DAN
                             KOMITE SEKOLAH.

                                                Pasal 1

   1.   Pada setiap kabupaten/kota dibentuk Dewan Pendidikan atas prakarsa masyarakat dan/atau
        pemerintah kabupaten/kota.
   2.   Pada setiap satuan pendidikan atau kelompok satuan pendidikan dibentuk Komite Sekolah atas
        prakarsa masyarakat, satuan pendidikan dan/atau pemerintah kabupaten/kota.


                                                Pasal 2

Pembentukan Dewan Pendidikan dan Komite Sekolah dapat menggunakan Acuan Pembentukan Dewan
Pendidikan dan Komite Sekolah sebagaimana tercantum dalam Lampiran I dan II Keputusan ini.
Pasal 3

Dengan berlakunya Keputusan ini, Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 0293/U/1993
Tahun 1993 tentang Pembentukan Badan Pembantu Penyelenggara Pendidikan dinyatakan tidak berlaku.

                                                 Pasal 4

Keputusan ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan.


                                                           Ditetapkan di Jakarta
                                                           Pada tanggal 2 April 2002
                                                           MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL,

                                                           ttd.

                                                           A. MALIK FADJAR


Salinan Keputusan ini disampaikan kepada:

    1.  Sekretaris Jenderal Departemen Pendidikan Nasional,
    2.  Inspektur Jenderal Departemen Pendidikan Nasional;
    3.  Direktur Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah dan Direktur Jenderal Pendidikan Luar Sekolah,
        dan Pemuda di Lingkungan Departemen Pendidikan Nasional;
    4. Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Departemen Pendidikan Nasional,
    5. Sekretaris Inspektorat Jenderal, Sekretaris Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah,
        dan Sekretaris Direktorat Jenderal Pendidikan Luar Sekolah, dan Pemuda di Lingkungan
        Departemen Pendidikan Nasional,
    6. Semua Bupati/Walikota,
    7. Semua Gubernur,
    8. Semua Kepala Dinas Pendidikan Propinsi/Kabupaten/Kota,
    9. Semua Ketua DPRD Kabupaten/Kota,
    10. Komisi VI DPR RI.

                                                           Salinan sesuai dengan aslinya
                                                           Biro Hukum dan Hubungan Masyarakat
                                                           Departemen Pendidikan Nasional
                                                           Kepala Bagian Penyusunan Rancangan
                                                           Peraturan Perundang-undangan
                                                           Muslikh, S.H.
                                                           NIP.131479478
SALINAN

                  LAMPIRAN I KEPUTUSAN MENTERI PENDID1KAN NASIONAL
                         NOMOR 044/U/2002 TANGGAL 2 APRIL 2002

ACUAN PEMBENTUKAN DEWAN PENDIDIKAN

1.   PENGERTIAN, NAMA, DAN RUANG LINGKUP
     1. Dewan Pendidikan adalah badan yang mewadahi peranserta masyarakat dalam rangka
        meningkatkan mutu, pemerataan, dan efisiensi pengelolaan pendidikan di kabupaten/kota,
     2. Nama badan disesuaikan dengan kondisi dan kebutuhan daerah masing-masing, seperti Dewan
        Pendidikan, Majelis Pendidikan, atau nama lain yang disepakati.
     3. Ruang lingkup pendidikan meliputi pendidikan prasekolah, jalur pendidikan sekolah dan jalur
        pendidikan luar sekolah.

2.   KEDUDUKAN DAN SIFAT
     1. Dewan Pendidikan berkedudukan di kabupaten/kota;
     2. Badan ini bersifat mandiri, tidak mempunyai hubungan hierarkis dengan lembaga pemerintahan
        daerah.

3.   TUJUAN
     Dewan Pendidikan bertujuan untuk:
     1. Mewadahi dan menyalurkan aspirasi dan prakarsa masyarakat dalam melahirkan kebijakan dan
        program pendidikan;
     2. Meningkatkan tanggungjawab dan peranserta aktif dari seluruh lapisan masyarakat dalam
        penyelenggaraan pendidikan;
     3. Menciptakan suasana dan kondisi transparan, akuntabel, dan demokratis dalam penyelenggaraan
        dan pelayanan pendidikan yang bermutu.

4.   PERAN DAN FUNGSI
     Dewan Pendidikan berperan sebagai:
     1. Pemberi pertimbangan (advisory agency) dalam penentuan dan pelaksanaan kebijakan pendidikan;
     2. Pendukung (supporting agency), baik yang berwujud financial, pemikiran maupun tenaga dalam
        penyelenggaraan pendidikan;
     3. Pengontrol (controlling agency) dalam rangka transparansi dan akuntabilitas penyelenggaraan dan
        keluaran pendidikan;
     4. Mediator antara pemerintah (eksekutif) dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (legislatif) dengan
        masyarakat.

     Dewan Pendidikan berfungsi sebagai berikut:
     1. Mendorong tumbuhnya perhatian dan komitmen masyarakat terhadap penyelenggaraan pendidikan
        yang bermutu;
     2. Melakukan kerjasama dengan masyarakat (perorangan/organisasi), pemerintah, dan DPRD berkenan
        dengan penyelenggaraan pendidikan yang bermutu;
     3. Menampung dan menganalisis aspirasi, ide, tuntutan, dan berbagai kebutuhan pendidikan yang
        diajukan oleh masyarakat;
     4. Memberikan masukan, pertimbangan, dan rekomendasi kepada pemerintah daerah/DPRD mengenai:
             1. kebijakan dan program pendidikan;
             2. kriteria tenaga daerah dalam bidang pendidikan;
             3. kriteria tenaga kependidikan, khususnya guru/tutor dan kepala satuan pendidikan;
             4. kriteria fasilitas pendidikan; dan
             5. hal-hal lain yang terkait dengan pendidikan;
     5. Mendorong orangtua dan masyarakat berpartisipasi dalam pendidikan guna mendukung peningkatan
        mutu dan pemerataan pendidikan;
     6. Melakukan evaluasi dan pengawasan terhadap kebijakan, program, penyelenggaraan, dan keluaran
        pendidikan.
5.   ORGANISASI
     1. Keanggotaan Dewan Pendidikan
        1. Keanggotaan Dewan Pendidikan terdiri atas :
           1. Unsur masyarakat dapat berasal dari :
               1. Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) bidang pendidikan;
               2. tokoh masyarakat;
               3. tokoh pendidikan;
               4. yayasan penyelenggara pendidikan (sekolah, luar sekolah, madrasah, pesantren);
               5. dunia usaha/industri/asosiasi profesi;
               6. organisasi profesi tenaga pendidikan;
               7. Komite Sekolah.
           2. Unsur birokrasi/legislative dapat dilibatkan sebagai anggota Dewan Pendidikan (maksimal
               4-5 orang).
        2. Jumlah anggota Dewan Pendidikan maksimal 17 (tujuh belas) orang dan jumlahnya gasal.

     2.   Kepengurusan Dewan Pendidikan
          1. Pengurus sekurang-kurangnya terdiri atas:
                 1. Ketua;
                 2. Sekretaris;
                 3. Bendahara;
          2. Pengurus dipilih dari dan oleh anggota;
          3. Ketua bukan dari unsur pemerintah daerah dan DPRD.

     3.   Anggaran Dasar (AD) dan Anggaran Rumah Tangga (ART)
          1. Dewan Pendidikan wajib memiliki AD dan ART;
          2. Anggaran Dasar sebagaimana dimaksud sekurang-kurangnya memuat:
                 1. Nama dan tempat kedudukan;
                 2. Dasar, tujuan dan kegiatan;
                 3. Keanggotaan dan kepengurusan;
                 4. Hak dan kewajiban anggota dan pengurus;
                 5. Keuangan;
                 6. Mekanisme kerja dan rapat-rapat;
                 7. Perubahan AD dan ART dan pembubaran organisasi.

6.   PEMBENTUKAN DEWAN PENDIDIKAN
        1. Prinsip Pembentukan
           Pembentukan Dewan Pendidikan menganut prinsip-prinsip sebagai berikut
           1. transparan, akuntabel, dan demokratis
           2. merupakan mitra pemerintah Kabupaten/Kota
        2. Mekanisme Pembentukan
           1. Pembentukan Panitia Persiapan
               1. Bupati/Walikota dan/atau masyarakat membentuk panitia persiapan.Panitia persiapan
                    berjumlah sekurang-kurangnya 5 (lima) orang yang terdiri atas kalangan praktisi
                    pendidikan (seperti guru, kepala sekolah, penyelenggara pendidikan) dan pemerhati
                    pendidikan (LSM peduli pendidikan, tokoh masyarakat, tokoh agama, dunia usaha dan
                    industri).
               2. Panitia persiapan bertugas mempersiapkan pembentukan Dewan Pendidikan dengan
                    langkah-langkah sebagai berikut:
                        1. Mengadakan forum sosialisasi kepada masyarakat (termasuk Majelis
                              Pendidikan Kejuruan Daerah, Komite Kabupaten, Komite Pendidikan Luar
                              Sekolah) tentang Dewan Pendidikan menurut Keputusan ini;
                        2. Menyusun kriteria dan mengindentifikasi calon anggota berdasarkan usulan
                              dari masyarakat;
                        3. Menyeleksi calon anggota berdasarkan usulan dari masyarakat;
                        4. Mengumumkan nama-nama calon anggota kepada masyarakat;
                        5. Menyusun nama-nama anggota terpilih;
                        6. Memfasilitasi pemilihan pengurus dan anggota Dewan Pendidikan;
7. Menyampaikan nama pengurus dan anggota kepada Bupati/Walikota;
              2.  Panitia Persiapan dinyatakan bubar setelah Bupati/Walikota menetapkan Dewan
                  Pendidikan.
         3.   Penetapan pembentukan Dewan Pendidikan
              Dewan Pendidikan ditetapkan untuk pertama kali dengan Surat Keputusan Bupati/Walikota,
              dan selanjutnya diatur dalam AD dan ART.

7.   TATA HUBUNGAN ANTAR ORGANISASI
     Tata hubungan antara Dewan Pendidikan dengan Pemerintah Daerah, DPRD, Dinas Pendidikan serta
     Komite-Komite Sekolah bersifat koordinatif.

8.   PENUTUP
     1. Pembentukan Dewan Pendidikan dapat diatur melalui Peraturan Daerah yang berkaitan dengan
        pengelolaan pendidikan di kabupaten/kota.
     2. Pembentukan Dewan Pendidikan dapat difasilitasi oleh Sekretariat Tim Pengembangan Dewan
        Pendidikan dan Komite Sekolah, dengan alamat Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar
        danMenengah, gedung E lantai 5, Jalan Jenderal Sudirman Senayan Jakarta telpon (021) 5725613,
        5725608,     fax    (021)    5725608,     website   http://www.depdiknas.go.id/    ,   email:
        dpkp2002@yahoo.comdpkp2002@yahoo.com
SALINAN

                  LAMPIRAN II KEPUTUSAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL
                         NOMOR 044/U/2002 TANGGAL 2 APRIL 2002

ACUAN PEMBENTUKAN KOMITE SEKOLAH

1.   PENGERTIAN, NAMA, DAN RUANG LINGKUP
     1. Komite Sekolah adalah badan mandiri yang mewadahi peranserta masyarakat dalam rangka
        meningkatkan mutu, pemerataan, dan etisiensi pengelolaan pendidikan di satuan pendidikan, baik
        pada pendidikan pra sekolah, jalur pendidikan sekolah maupun jalur pendidikan luar sekolah;
     2. Nama badan disesuaikan dengan kondisi dan kebutuhan daerah masing- masing satuan pendidikan,
        seperti Komite Sekolah, Komite Pendidikan, Komite Pendidikan Luar Sekolah, Dewan sekolah,
        Majelis Sekolah, Majelis Madrasah, Komite TK, atau nama lain yang disepakati.
     3. Bp3, komite sekolah dan/atau majelis sekolah yang sudah ada dapat memperluas fungsi, peran, dan
        keanggotaan sesuai dengan acuan ini.

2.   KEDUDUKAN DAN SIFAT
     1. Komite Sekolah berkedudukan di satuan pendidikan;
     2. Komite Sekolah dapat terdiri dari satu satuan pendidikan, atau beberapa satuan pendidikan dalam
        jenjang yang sama, atau beberapa satuan pendidikan yang berbeda jenjang tetapi berada pada lokasi
        yang berdekatan, atau satuan-satuan pendidikan yang dikelola oleh suatu penyelenggara pendidikan,
        atau karena pertimbangan lainnya;
     3. Badan ini bersifat mandiri, tidak mempunyai hubungan hierarkis dengan lembaga pemerintahan.

3.   TUJUAN
     Komite Sekolah bertujuan untuk:
     1. Mewadahi dan menyalurkan aspirasi dan prakarsa masyarakat dalam melahirkan kebijakan
        operasional dan program pendidikan di satuan pendidikan;
     2. Meningkatkan tanggung jawab dan peranserta masyarakat dalam penyelenggaraan pendidikan di
        satuan pendidikan;
     3. Menciptakan suasana dan kondisi transparan, akuntabel, dan demokratis dalam penyelenggaraan dan
        pelayanan pendidikan yang bermutu di satuan pendidikan.

4.   PERAN DAN FUNGSI
     Komite Sekolah berperan sebagai:
     1. Pemberi pertimbangan (advisory agency) dalam penentuan dan pelaksanaan kebijakan pendidikan di
        satuan pendidikan;
     2. Pendukung (supporting agency), baik yang berwujud financial, pemikiran maupun tenaga dalam
        penyelenggaraan pendidikan di satuan pendidikan;
     3. Pengontrol (controlling agency) dalam rangka transparansi dan akuntabilitas penyelenggaraan dan
        keluaran pendidikan di satuan pendidikan;
     4. Mediator antara pemerintah (eksekutif) dengan masyarakat di satuan pendidikan.

     Komite Sekolah berfungsi sebagai berikut:
     1. Mendorong tumbuhnya perhatian dan komitmen masyarakat terhadap penyelenggaraan pendidikan
        yang bermutu;
     2. Melakukan kerjasama dengan masyarakat (perorangan/organisasi/dunia usaha/dunia industri) dan
        pemerintah berkenaan dengan penyelenggaraan pendidikan yang bermutu;
     3. Menampung dan menganalisis aspirasi, ide, tuntutan, dan berbagai kebutuhan pendidikan yang
        diajukan oleh masyarakat;
     4. Memberikan masukan, pertimbangan, dan rekomendasi kepada satuan pendidikan mengenai:
             1. kebijakan dan program pendidikan;
             2. Rencana Anggaran Pendidikan dan Belanja Sekolah (RAPBS);
             3. kriteria kinerja satuan pendidikan;
             4. kriteria tenaga kependidikan;
             5. kriteria fasilitas pendidikan; dan
6. hal-hal lain yang terkait dengan pendidikan;
     5.   Mendorong orangtua dan masyarakat berpartisipasi dalam pendidikan guna mendukung peningkatan
          mutu dan pemerataan pendidikan;
     6.   Menggalang dana masyarakat dalam rangka pembiayaan penyelenggaraan pendidikan disatuan
          pendidikan;
     7.   melakukan evaluasi dan pengawasan terhadap kebijakan, program, penyelenggaraan, dan keluaran
          pendidikan di satuan pendidikan.

5.   ORGANISASI
     1. Keanggotaan Komite Sekolah
        1. Keanggotaan Komite Sekolah terdiri atas:
           1. Unsur masyarakat dapat berasal dari:
               1. orang tua/wali peserta didik;
               2. tokoh masyarakat;
               3. tokoh pendidikan;
               4. dunia usaha/industri;
               5. organisasi profesi tenaga pendidikan;
               6. wakil alumni;
               7. wakil peserta didik.
           2. Unsur dewan guru, yayasan/lembaga penyelenggara pendidikan Badan Pertimbangan Desa
               dapat pula dilibatkan sebagai anggota Komite Sekolah (maksimal 3 orang).

          2.   Anggota Komite Sekolah sekurang-kurangnya berjumlah 9 (sembilan) orang dan jumlahnya
               gasal.

     2.   Kepengurusan Komite Sekolah:
          1. Pengurus sekurang-kurangnya terdiri atas:
             1. Ketua;
             2. Sekretaris;
             3. Bendahara;
          2. Pengurus dipilih dari dan oleh anggota;
          3. Ketua bukan berasal dari kepala satuan pendidikan.

     3.   Anggaran Dasar (AD) dan Anggaran Rumah Tangga (ART).
          1. Komite Sekolah wajib memiliki AD dan ART;
          2. Anggaran Dasar sebagaimana dimaksud sekurang-kurangnya memuat:
             1. Nama dan tempat kedudukan;
             2. Dasar, tujuan dan kegiatan;
             3. Keanggotaan dan kepengurusan;
             4. Hak dan kewajiban anggota dan pengurus;
             5. Keuangan;
             6. Mekanisme kerja dan rapat-rapat;
             7. Perubahan AD dan ART serta pembubaran organisasi.

6.   PEMBENTUKAN KOMITE SEKOLAH
     1. Prinsip Pembentukan
        Pembentukan Komite Sekolah menganut prinsip-prinsip sebagai berikut:
        1. transparan, akuntabel, dan demokratis;
        2. merupakan mitra satuan pendidikan.
     2. Mekanisme Pembentukan
        1. Pembentukan Panitia Persiapan
            1. Masyarakat dan/atau kepala satuan pendidikan membentuk panitia persiapan. Panitia
                 persiapan berjumlah sekurang-kurangnya 5 (lima) orang yang terdiri atas kalangan praktisi
                 pendidikan (seperti guru, kepala satuan pendidikan, penyelenggara pendidikan), pemerhati
                 pendidikan (LSM peduli pendidikan, tokoh masyarakat, tokoh agama, dunia usaha dan
                 industri), dan orangtua peserta didik.
2.  Panitia persiapan bertugas mempersiapkan pembentukan Komite Sekolah dengan langkah-
                   langkah sebagai berikut:
                   1. Mengadakan forum sosialisasi kepada masyarakat (termasuk pengurus/ anggota BP3,
                        Majelis Sekolah, dan Komite Sekolah yang sudah ada) tentang Komite Sekolah
                        menurut Keputusan ini;
                   2. Menyusun kriteria dan mengindentifikasi calon anggota berdasarkan usulan dari
                        masyarakat;
                   3. Menyeleksi calon anggota berdasarkan usulan dari masyarakat;
                   4. Mengumumkan nama-nama calon anggota kepada masyarakat;
                   5. Menyusun nama-nama anggota terpilih;
                   6. Memfasilitasi pemilihan pengurus dan anggota Komite Sekolah;
                   7. Menyampaikan nama pengurus dan anggota kepada kepala satuan pendidikan:
          2.   Panitia Persiapan dinyatakan bubar setelah Komite Sekolah terbentuk.

     3.   Penetapan pembentukan Komite Sekolah
          Komite Sekolah ditetapkan untuk pertama kali dengan Surat Keputusan kepala satuan pendidikan,
          dan selanjutnya diatur dalam AD dan ART.

7.   TATA HUBUNGAN ANTAR ORGANISASI
     Tata hubungan antara Komite Sekolah dengan satuan pendidikan, Dewan Pendidikan, dan institusi lain
     yang bertanggungjawab dalam pengelolaan pendidikan dengan Komite-Komite Sekolah pada satuan
     pendidikan lain bersifat koordinatif.

8.   PENUTUP
     1. Dalam Pembentukan Komite Sekolah, kepala satuan pendidikan dapat berkonsultasi dengan
        Pemerintah Kabupaten/Kota.
     2. Pembentukan Komite Sekolah dapat diatur melalui Peraturan Daerah yang berkaitan dengan
        pengelolaan pendidikan di kabupaten/kota.
     3. Pembentukan Komite Sekolah dapat difasilitasi oleh Sekretariat Tim Pengembangan Dewan
        Pendidikan dan Komite Sekolah, dengan alamat Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan
        Menengah, Gedung E Lantai 5, Jalan Jenderal Sudirman Senayan, Jakarta, telpon (021) 5725613,
        5725608, fax (021) 5725608, website http://www.depdiknas.go.id/ ,                      email:
        dpkp2002@yahoo.com.2002@yahoo.com


                                                  Dibuat
                        Pusat Data dan Informasi Pendidikan, Balitbang - Depdiknas

Contenu connexe

Tendances

8 standar proses penilaian pendidikan 1
8  standar proses penilaian pendidikan 18  standar proses penilaian pendidikan 1
8 standar proses penilaian pendidikan 1
Khaira Al-kubro
 
Makalah mahalnya pendidikan di indonesia
Makalah mahalnya pendidikan di indonesiaMakalah mahalnya pendidikan di indonesia
Makalah mahalnya pendidikan di indonesia
suyono fis
 
Landasan Sosial Budaya Pendidikan
Landasan Sosial Budaya PendidikanLandasan Sosial Budaya Pendidikan
Landasan Sosial Budaya Pendidikan
alvinnoor
 
Artikel pendidikan kewarganegaraan, PANCASILA
Artikel pendidikan kewarganegaraan, PANCASILAArtikel pendidikan kewarganegaraan, PANCASILA
Artikel pendidikan kewarganegaraan, PANCASILA
Raha Sia
 
Sistem & sistem politik menurut david easton
Sistem & sistem politik menurut david eastonSistem & sistem politik menurut david easton
Sistem & sistem politik menurut david easton
dinnianggra
 

Tendances (20)

8 standar proses penilaian pendidikan 1
8  standar proses penilaian pendidikan 18  standar proses penilaian pendidikan 1
8 standar proses penilaian pendidikan 1
 
03a Tiga Tantangan Besar e-Government
03a   Tiga Tantangan Besar e-Government03a   Tiga Tantangan Besar e-Government
03a Tiga Tantangan Besar e-Government
 
Bahan ajar pilar kebangsaan pim 4
Bahan ajar pilar kebangsaan pim 4Bahan ajar pilar kebangsaan pim 4
Bahan ajar pilar kebangsaan pim 4
 
Sistem Politik & Demokrasi
Sistem Politik & DemokrasiSistem Politik & Demokrasi
Sistem Politik & Demokrasi
 
Makalah mahalnya pendidikan di indonesia
Makalah mahalnya pendidikan di indonesiaMakalah mahalnya pendidikan di indonesia
Makalah mahalnya pendidikan di indonesia
 
Landasan Sosial Budaya Pendidikan
Landasan Sosial Budaya PendidikanLandasan Sosial Budaya Pendidikan
Landasan Sosial Budaya Pendidikan
 
contoh membuat pedoman wawancara
contoh membuat pedoman wawancara contoh membuat pedoman wawancara
contoh membuat pedoman wawancara
 
Kebijakan pendidikan nasional
Kebijakan pendidikan nasionalKebijakan pendidikan nasional
Kebijakan pendidikan nasional
 
Pendidikan karakter
Pendidikan karakterPendidikan karakter
Pendidikan karakter
 
Konsep psh
Konsep pshKonsep psh
Konsep psh
 
Wawasan Kebangsaan
Wawasan KebangsaanWawasan Kebangsaan
Wawasan Kebangsaan
 
Artikel pendidikan kewarganegaraan, PANCASILA
Artikel pendidikan kewarganegaraan, PANCASILAArtikel pendidikan kewarganegaraan, PANCASILA
Artikel pendidikan kewarganegaraan, PANCASILA
 
Sistem & sistem politik menurut david easton
Sistem & sistem politik menurut david eastonSistem & sistem politik menurut david easton
Sistem & sistem politik menurut david easton
 
Jenis jenis biaya pendidikan
Jenis jenis biaya pendidikanJenis jenis biaya pendidikan
Jenis jenis biaya pendidikan
 
Presentasi Bela Negara
Presentasi Bela NegaraPresentasi Bela Negara
Presentasi Bela Negara
 
Metodologi ilmu pemerintahan
Metodologi ilmu pemerintahanMetodologi ilmu pemerintahan
Metodologi ilmu pemerintahan
 
Sejarah dan Model Pengembangan Kurikulum
Sejarah dan Model Pengembangan KurikulumSejarah dan Model Pengembangan Kurikulum
Sejarah dan Model Pengembangan Kurikulum
 
Landasan pembelajaran
Landasan pembelajaranLandasan pembelajaran
Landasan pembelajaran
 
Geopolitik dan Wawasan Nusantara
Geopolitik dan Wawasan NusantaraGeopolitik dan Wawasan Nusantara
Geopolitik dan Wawasan Nusantara
 
rasional pengembangan dan pelaksanaan kurikulum
rasional pengembangan dan pelaksanaan kurikulumrasional pengembangan dan pelaksanaan kurikulum
rasional pengembangan dan pelaksanaan kurikulum
 

En vedette (11)

Sk kemendiknas ttg komite
Sk kemendiknas ttg komiteSk kemendiknas ttg komite
Sk kemendiknas ttg komite
 
Pendanaan pendidikan pp no.48 tahun 2008
Pendanaan pendidikan pp no.48 tahun 2008Pendanaan pendidikan pp no.48 tahun 2008
Pendanaan pendidikan pp no.48 tahun 2008
 
Sk pembentukan-komite-sekolah
Sk pembentukan-komite-sekolahSk pembentukan-komite-sekolah
Sk pembentukan-komite-sekolah
 
Pembentukan komite sekolah smk n 3 kota solok
Pembentukan komite sekolah smk n 3 kota solokPembentukan komite sekolah smk n 3 kota solok
Pembentukan komite sekolah smk n 3 kota solok
 
Contoh sk tim bos sekolah 2014
Contoh sk tim bos sekolah 2014Contoh sk tim bos sekolah 2014
Contoh sk tim bos sekolah 2014
 
presentasi
presentasipresentasi
presentasi
 
Anggaran dasar komite sekolah
Anggaran dasar komite sekolahAnggaran dasar komite sekolah
Anggaran dasar komite sekolah
 
Sk us un 2013
Sk us un 2013Sk us un 2013
Sk us un 2013
 
Makalah perilaku organisasi
Makalah perilaku organisasiMakalah perilaku organisasi
Makalah perilaku organisasi
 
Juknis bansos 2015
Juknis bansos 2015Juknis bansos 2015
Juknis bansos 2015
 
Undang-undang No. 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah
Undang-undang No. 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah Undang-undang No. 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah
Undang-undang No. 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah
 

Similaire à Kepmendiknas 044-2002(komitesekolah)

Salinan permendikbud nomor 81 a tahun 2013 tentang implementasi kurikulum g...
Salinan   permendikbud nomor 81 a tahun 2013 tentang implementasi kurikulum g...Salinan   permendikbud nomor 81 a tahun 2013 tentang implementasi kurikulum g...
Salinan permendikbud nomor 81 a tahun 2013 tentang implementasi kurikulum g...
Amrizal Ahmad
 
Salinan permendikbud nomor 81 a tahun 2013 tentang implementasi kurikulum g...
Salinan   permendikbud nomor 81 a tahun 2013 tentang implementasi kurikulum g...Salinan   permendikbud nomor 81 a tahun 2013 tentang implementasi kurikulum g...
Salinan permendikbud nomor 81 a tahun 2013 tentang implementasi kurikulum g...
Welly Indriany
 
Salinan permendikbud nomor 81 a tahun 2013 tentang implementasi kurikulum g...
Salinan   permendikbud nomor 81 a tahun 2013 tentang implementasi kurikulum g...Salinan   permendikbud nomor 81 a tahun 2013 tentang implementasi kurikulum g...
Salinan permendikbud nomor 81 a tahun 2013 tentang implementasi kurikulum g...
Agoy Gea
 
Salinan permendikbud-nomor-81a-tahun-2013-tentang-implementasi-kurikulum-garuda
Salinan permendikbud-nomor-81a-tahun-2013-tentang-implementasi-kurikulum-garudaSalinan permendikbud-nomor-81a-tahun-2013-tentang-implementasi-kurikulum-garuda
Salinan permendikbud-nomor-81a-tahun-2013-tentang-implementasi-kurikulum-garuda
Operator Warnet Vast Raha
 
13 permendikbud-nomor-81a-tahun-2013-tentang-implementasi-kurikulum
13 permendikbud-nomor-81a-tahun-2013-tentang-implementasi-kurikulum13 permendikbud-nomor-81a-tahun-2013-tentang-implementasi-kurikulum
13 permendikbud-nomor-81a-tahun-2013-tentang-implementasi-kurikulum
Budiman Afandi
 
9. permen no-19-standar-pengelolaan-pendidikan
9. permen no-19-standar-pengelolaan-pendidikan9. permen no-19-standar-pengelolaan-pendidikan
9. permen no-19-standar-pengelolaan-pendidikan
Sofyan Saputra
 
Permen no-19-standar-pengelolaan-pendidikan
Permen no-19-standar-pengelolaan-pendidikanPermen no-19-standar-pengelolaan-pendidikan
Permen no-19-standar-pengelolaan-pendidikan
Sofyan Saputra
 
PERMENDIKNAS NO 22 TH 2006
PERMENDIKNAS NO 22 TH 2006PERMENDIKNAS NO 22 TH 2006
PERMENDIKNAS NO 22 TH 2006
arvinefriani
 
Permendikbud81A-2013ImplementasiK13Lengkap.pdf
Permendikbud81A-2013ImplementasiK13Lengkap.pdfPermendikbud81A-2013ImplementasiK13Lengkap.pdf
Permendikbud81A-2013ImplementasiK13Lengkap.pdf
vebyrizal32
 
Tugas dan wewenang pengurus dan sekretariat mpd aceh 2008 2013
Tugas dan wewenang pengurus dan sekretariat mpd aceh 2008 2013Tugas dan wewenang pengurus dan sekretariat mpd aceh 2008 2013
Tugas dan wewenang pengurus dan sekretariat mpd aceh 2008 2013
Abrar Qashmal
 
Permendiknas no-28-tahun-2010-tentang-penugasan-kepala-sekolah-1
Permendiknas no-28-tahun-2010-tentang-penugasan-kepala-sekolah-1Permendiknas no-28-tahun-2010-tentang-penugasan-kepala-sekolah-1
Permendiknas no-28-tahun-2010-tentang-penugasan-kepala-sekolah-1
Nandang Sukmara
 

Similaire à Kepmendiknas 044-2002(komitesekolah) (20)

Keputusan
KeputusanKeputusan
Keputusan
 
PPT PERAN DEWAN PENDIDIKAN.pptx
PPT PERAN DEWAN PENDIDIKAN.pptxPPT PERAN DEWAN PENDIDIKAN.pptx
PPT PERAN DEWAN PENDIDIKAN.pptx
 
Permendiknas Nomor 23 Tahun 2006: Standar Kompetensi Lulusan
Permendiknas Nomor 23 Tahun 2006: Standar Kompetensi LulusanPermendiknas Nomor 23 Tahun 2006: Standar Kompetensi Lulusan
Permendiknas Nomor 23 Tahun 2006: Standar Kompetensi Lulusan
 
Inovasi pendidikan smster 4 2012
Inovasi pendidikan smster 4 2012Inovasi pendidikan smster 4 2012
Inovasi pendidikan smster 4 2012
 
Permendikbud Nomor 81A Tahun 2013 Tentang Implementasi Kurikulum
Permendikbud Nomor 81A Tahun 2013 Tentang Implementasi KurikulumPermendikbud Nomor 81A Tahun 2013 Tentang Implementasi Kurikulum
Permendikbud Nomor 81A Tahun 2013 Tentang Implementasi Kurikulum
 
Salinan permendikbud nomor 81 a tahun 2013 tentang implementasi kurikulum g...
Salinan   permendikbud nomor 81 a tahun 2013 tentang implementasi kurikulum g...Salinan   permendikbud nomor 81 a tahun 2013 tentang implementasi kurikulum g...
Salinan permendikbud nomor 81 a tahun 2013 tentang implementasi kurikulum g...
 
Salinan permendikbud nomor 81 a tahun 2013 tentang implementasi kurikulum g...
Salinan   permendikbud nomor 81 a tahun 2013 tentang implementasi kurikulum g...Salinan   permendikbud nomor 81 a tahun 2013 tentang implementasi kurikulum g...
Salinan permendikbud nomor 81 a tahun 2013 tentang implementasi kurikulum g...
 
Permendikbud 81 a 2013-impl. kur
Permendikbud 81 a 2013-impl. kurPermendikbud 81 a 2013-impl. kur
Permendikbud 81 a 2013-impl. kur
 
Salinan permendikbud nomor 81 a tahun 2013 tentang implementasi kurikulum g...
Salinan   permendikbud nomor 81 a tahun 2013 tentang implementasi kurikulum g...Salinan   permendikbud nomor 81 a tahun 2013 tentang implementasi kurikulum g...
Salinan permendikbud nomor 81 a tahun 2013 tentang implementasi kurikulum g...
 
Salinan permendikbud-nomor-81a-tahun-2013-tentang-implementasi-kurikulum-garuda
Salinan permendikbud-nomor-81a-tahun-2013-tentang-implementasi-kurikulum-garudaSalinan permendikbud-nomor-81a-tahun-2013-tentang-implementasi-kurikulum-garuda
Salinan permendikbud-nomor-81a-tahun-2013-tentang-implementasi-kurikulum-garuda
 
13 permendikbud-nomor-81a-tahun-2013-tentang-implementasi-kurikulum
13 permendikbud-nomor-81a-tahun-2013-tentang-implementasi-kurikulum13 permendikbud-nomor-81a-tahun-2013-tentang-implementasi-kurikulum
13 permendikbud-nomor-81a-tahun-2013-tentang-implementasi-kurikulum
 
9. permen no-19-standar-pengelolaan-pendidikan
9. permen no-19-standar-pengelolaan-pendidikan9. permen no-19-standar-pengelolaan-pendidikan
9. permen no-19-standar-pengelolaan-pendidikan
 
Permen no-19-standar-pengelolaan-pendidikan
Permen no-19-standar-pengelolaan-pendidikanPermen no-19-standar-pengelolaan-pendidikan
Permen no-19-standar-pengelolaan-pendidikan
 
Permendiknas no-22-tahun-2006
Permendiknas no-22-tahun-2006Permendiknas no-22-tahun-2006
Permendiknas no-22-tahun-2006
 
PERMENDIKNAS NO 22 TH 2006
PERMENDIKNAS NO 22 TH 2006PERMENDIKNAS NO 22 TH 2006
PERMENDIKNAS NO 22 TH 2006
 
Ktsp mrebet 2 0910
Ktsp mrebet 2  0910Ktsp mrebet 2  0910
Ktsp mrebet 2 0910
 
Permendikbud81A-2013ImplementasiK13Lengkap.pdf
Permendikbud81A-2013ImplementasiK13Lengkap.pdfPermendikbud81A-2013ImplementasiK13Lengkap.pdf
Permendikbud81A-2013ImplementasiK13Lengkap.pdf
 
Tugas dan wewenang pengurus dan sekretariat mpd aceh 2008 2013
Tugas dan wewenang pengurus dan sekretariat mpd aceh 2008 2013Tugas dan wewenang pengurus dan sekretariat mpd aceh 2008 2013
Tugas dan wewenang pengurus dan sekretariat mpd aceh 2008 2013
 
Permendiknas no-28-tahun-2010-tentang-penugasan-kepala-sekolah-1
Permendiknas no-28-tahun-2010-tentang-penugasan-kepala-sekolah-1Permendiknas no-28-tahun-2010-tentang-penugasan-kepala-sekolah-1
Permendiknas no-28-tahun-2010-tentang-penugasan-kepala-sekolah-1
 
Permendiknas no-28-tahun-2010-tentang-penugasan-kepala-sekolah-1
Permendiknas no-28-tahun-2010-tentang-penugasan-kepala-sekolah-1Permendiknas no-28-tahun-2010-tentang-penugasan-kepala-sekolah-1
Permendiknas no-28-tahun-2010-tentang-penugasan-kepala-sekolah-1
 

Dernier

Kisi kisi Ujian sekolah mata pelajaran IPA 2024.docx
Kisi kisi Ujian sekolah mata pelajaran IPA 2024.docxKisi kisi Ujian sekolah mata pelajaran IPA 2024.docx
Kisi kisi Ujian sekolah mata pelajaran IPA 2024.docx
FitriaSarmida1
 
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdfAksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
JarzaniIsmail
 
Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).ppt
Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).pptKenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).ppt
Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).ppt
novibernadina
 

Dernier (20)

Panduan Memahami Data Rapor Pendidikan 2024
Panduan Memahami Data Rapor Pendidikan 2024Panduan Memahami Data Rapor Pendidikan 2024
Panduan Memahami Data Rapor Pendidikan 2024
 
KELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKA
KELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKAKELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKA
KELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKA
 
power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"
power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"
power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"
 
PANDUAN PENGEMBANGAN KSP SMA SUMBAR TAHUN 2024 (1).pptx
PANDUAN PENGEMBANGAN KSP SMA SUMBAR TAHUN 2024 (1).pptxPANDUAN PENGEMBANGAN KSP SMA SUMBAR TAHUN 2024 (1).pptx
PANDUAN PENGEMBANGAN KSP SMA SUMBAR TAHUN 2024 (1).pptx
 
Pengenalan Figma, Figma Indtroduction, Figma
Pengenalan Figma, Figma Indtroduction, FigmaPengenalan Figma, Figma Indtroduction, Figma
Pengenalan Figma, Figma Indtroduction, Figma
 
Latihan Soal untuk US dan Tryout SMP 2024
Latihan Soal untuk  US dan Tryout SMP 2024Latihan Soal untuk  US dan Tryout SMP 2024
Latihan Soal untuk US dan Tryout SMP 2024
 
Prov.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdf
Prov.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdfProv.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdf
Prov.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdf
 
668579210-Visi-Gp-Berdasarkan-Tahapan-Bagja.pdf
668579210-Visi-Gp-Berdasarkan-Tahapan-Bagja.pdf668579210-Visi-Gp-Berdasarkan-Tahapan-Bagja.pdf
668579210-Visi-Gp-Berdasarkan-Tahapan-Bagja.pdf
 
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
TUGAS RUANG KOLABORASI 1.3 PRAKARSA PERUBAHAN
TUGAS RUANG KOLABORASI 1.3 PRAKARSA PERUBAHANTUGAS RUANG KOLABORASI 1.3 PRAKARSA PERUBAHAN
TUGAS RUANG KOLABORASI 1.3 PRAKARSA PERUBAHAN
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
AKSI NYATA Numerasi Meningkatkan Kompetensi Murid_compressed (1) (1).pptx
AKSI NYATA  Numerasi  Meningkatkan Kompetensi Murid_compressed (1) (1).pptxAKSI NYATA  Numerasi  Meningkatkan Kompetensi Murid_compressed (1) (1).pptx
AKSI NYATA Numerasi Meningkatkan Kompetensi Murid_compressed (1) (1).pptx
 
Kisi kisi Ujian sekolah mata pelajaran IPA 2024.docx
Kisi kisi Ujian sekolah mata pelajaran IPA 2024.docxKisi kisi Ujian sekolah mata pelajaran IPA 2024.docx
Kisi kisi Ujian sekolah mata pelajaran IPA 2024.docx
 
BAHAN PAPARAN UU DESA NOMOR 3 TAHUN 2024
BAHAN PAPARAN UU DESA NOMOR 3 TAHUN 2024BAHAN PAPARAN UU DESA NOMOR 3 TAHUN 2024
BAHAN PAPARAN UU DESA NOMOR 3 TAHUN 2024
 
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdfAksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
 
AKSI NYATA TOPIK 1 MERDEKA BELAJAR. PPTX
AKSI NYATA TOPIK 1 MERDEKA BELAJAR. PPTXAKSI NYATA TOPIK 1 MERDEKA BELAJAR. PPTX
AKSI NYATA TOPIK 1 MERDEKA BELAJAR. PPTX
 
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptx
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptxDEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptx
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptx
 
Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).ppt
Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).pptKenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).ppt
Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).ppt
 

Kepmendiknas 044-2002(komitesekolah)

  • 1. KEPUTUSAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 044/U/2002 TENTANG DEWAN PENDIDIKAN DAN KOMITE SEKOLAH MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL Menimbang : 1. bahwa dalam rangka mencapai tujuan pendidikan nasional melalui upaya peningkatan mutu, pemerataan, efisiensi penyelenggaraan pendidikan, dan tercapainya demokratisasi pendidikan, perlu adanya dukungan dan peranserta masyarakat yang lebih optimal; 2. bahwa dukungan dan peranserta masyarakat perlu didorong untuk bersinergi dalam suatu wadah Dewan Pendidikan dan Komite Sekolah yang mandiri; 3. bahwa sehubungan dengan huruf a dan b serta memfasilitasi terbentuknya Dewan Pendidikan dan Komite Sekolah dipandang perlu menetapkan Keputusan Menteri Pendidikan Nasional tentang Dewan Pendidikan dan Komite Sekolah; Mengingat: 1. Undang-undang Nomor 2 Tahun 1989 tentang Sistem Pendidikan Nasional (Lembaran Negara Tahun 1989 Nomor 6, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3390); 2. Undang-undang Nomor 22 Tahun 1999 tentang Pemerintah Daerah (Lembaran Negara Tahun 1999 Nomor 60, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3839); 3. Undang-undang Nomor 25 Tahun 2000 tentang Program Pembangunan Nasional (Propenas) tahun 2000-2004; 4. Peraturan Pemerintah Nomor 39 Tahun 1992 tentang Peranserta Masyarakat dalam Pendidikan Nasional; 5. Peraturan Pemerintah Nomor 25 Tahun 2000 tentang Kewenangan Pemerintah dan Kewenangan Propinsi sebagai Daerah Otonom (Lembaran Negara Tahun 2000 Nomor 54, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3952); 6. Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 228/M Tahun 2001 tentang Pembentukan Kabinet Gotong Royong; 7. Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 102 Tahun 2001 tentang Kedudukan, Tugas, Fungsi, Kewenangan, Susunan Organisasi dan Tatakerja Departemen; MEMUTUSKAN Menetapkan : KEPUTUSAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL TENTANG DEWAN PENDIDIKAN DAN KOMITE SEKOLAH. Pasal 1 1. Pada setiap kabupaten/kota dibentuk Dewan Pendidikan atas prakarsa masyarakat dan/atau pemerintah kabupaten/kota. 2. Pada setiap satuan pendidikan atau kelompok satuan pendidikan dibentuk Komite Sekolah atas prakarsa masyarakat, satuan pendidikan dan/atau pemerintah kabupaten/kota. Pasal 2 Pembentukan Dewan Pendidikan dan Komite Sekolah dapat menggunakan Acuan Pembentukan Dewan Pendidikan dan Komite Sekolah sebagaimana tercantum dalam Lampiran I dan II Keputusan ini.
  • 2. Pasal 3 Dengan berlakunya Keputusan ini, Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 0293/U/1993 Tahun 1993 tentang Pembentukan Badan Pembantu Penyelenggara Pendidikan dinyatakan tidak berlaku. Pasal 4 Keputusan ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan. Ditetapkan di Jakarta Pada tanggal 2 April 2002 MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL, ttd. A. MALIK FADJAR Salinan Keputusan ini disampaikan kepada: 1. Sekretaris Jenderal Departemen Pendidikan Nasional, 2. Inspektur Jenderal Departemen Pendidikan Nasional; 3. Direktur Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah dan Direktur Jenderal Pendidikan Luar Sekolah, dan Pemuda di Lingkungan Departemen Pendidikan Nasional; 4. Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Departemen Pendidikan Nasional, 5. Sekretaris Inspektorat Jenderal, Sekretaris Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah, dan Sekretaris Direktorat Jenderal Pendidikan Luar Sekolah, dan Pemuda di Lingkungan Departemen Pendidikan Nasional, 6. Semua Bupati/Walikota, 7. Semua Gubernur, 8. Semua Kepala Dinas Pendidikan Propinsi/Kabupaten/Kota, 9. Semua Ketua DPRD Kabupaten/Kota, 10. Komisi VI DPR RI. Salinan sesuai dengan aslinya Biro Hukum dan Hubungan Masyarakat Departemen Pendidikan Nasional Kepala Bagian Penyusunan Rancangan Peraturan Perundang-undangan Muslikh, S.H. NIP.131479478
  • 3. SALINAN LAMPIRAN I KEPUTUSAN MENTERI PENDID1KAN NASIONAL NOMOR 044/U/2002 TANGGAL 2 APRIL 2002 ACUAN PEMBENTUKAN DEWAN PENDIDIKAN 1. PENGERTIAN, NAMA, DAN RUANG LINGKUP 1. Dewan Pendidikan adalah badan yang mewadahi peranserta masyarakat dalam rangka meningkatkan mutu, pemerataan, dan efisiensi pengelolaan pendidikan di kabupaten/kota, 2. Nama badan disesuaikan dengan kondisi dan kebutuhan daerah masing-masing, seperti Dewan Pendidikan, Majelis Pendidikan, atau nama lain yang disepakati. 3. Ruang lingkup pendidikan meliputi pendidikan prasekolah, jalur pendidikan sekolah dan jalur pendidikan luar sekolah. 2. KEDUDUKAN DAN SIFAT 1. Dewan Pendidikan berkedudukan di kabupaten/kota; 2. Badan ini bersifat mandiri, tidak mempunyai hubungan hierarkis dengan lembaga pemerintahan daerah. 3. TUJUAN Dewan Pendidikan bertujuan untuk: 1. Mewadahi dan menyalurkan aspirasi dan prakarsa masyarakat dalam melahirkan kebijakan dan program pendidikan; 2. Meningkatkan tanggungjawab dan peranserta aktif dari seluruh lapisan masyarakat dalam penyelenggaraan pendidikan; 3. Menciptakan suasana dan kondisi transparan, akuntabel, dan demokratis dalam penyelenggaraan dan pelayanan pendidikan yang bermutu. 4. PERAN DAN FUNGSI Dewan Pendidikan berperan sebagai: 1. Pemberi pertimbangan (advisory agency) dalam penentuan dan pelaksanaan kebijakan pendidikan; 2. Pendukung (supporting agency), baik yang berwujud financial, pemikiran maupun tenaga dalam penyelenggaraan pendidikan; 3. Pengontrol (controlling agency) dalam rangka transparansi dan akuntabilitas penyelenggaraan dan keluaran pendidikan; 4. Mediator antara pemerintah (eksekutif) dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (legislatif) dengan masyarakat. Dewan Pendidikan berfungsi sebagai berikut: 1. Mendorong tumbuhnya perhatian dan komitmen masyarakat terhadap penyelenggaraan pendidikan yang bermutu; 2. Melakukan kerjasama dengan masyarakat (perorangan/organisasi), pemerintah, dan DPRD berkenan dengan penyelenggaraan pendidikan yang bermutu; 3. Menampung dan menganalisis aspirasi, ide, tuntutan, dan berbagai kebutuhan pendidikan yang diajukan oleh masyarakat; 4. Memberikan masukan, pertimbangan, dan rekomendasi kepada pemerintah daerah/DPRD mengenai: 1. kebijakan dan program pendidikan; 2. kriteria tenaga daerah dalam bidang pendidikan; 3. kriteria tenaga kependidikan, khususnya guru/tutor dan kepala satuan pendidikan; 4. kriteria fasilitas pendidikan; dan 5. hal-hal lain yang terkait dengan pendidikan; 5. Mendorong orangtua dan masyarakat berpartisipasi dalam pendidikan guna mendukung peningkatan mutu dan pemerataan pendidikan; 6. Melakukan evaluasi dan pengawasan terhadap kebijakan, program, penyelenggaraan, dan keluaran pendidikan.
  • 4. 5. ORGANISASI 1. Keanggotaan Dewan Pendidikan 1. Keanggotaan Dewan Pendidikan terdiri atas : 1. Unsur masyarakat dapat berasal dari : 1. Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) bidang pendidikan; 2. tokoh masyarakat; 3. tokoh pendidikan; 4. yayasan penyelenggara pendidikan (sekolah, luar sekolah, madrasah, pesantren); 5. dunia usaha/industri/asosiasi profesi; 6. organisasi profesi tenaga pendidikan; 7. Komite Sekolah. 2. Unsur birokrasi/legislative dapat dilibatkan sebagai anggota Dewan Pendidikan (maksimal 4-5 orang). 2. Jumlah anggota Dewan Pendidikan maksimal 17 (tujuh belas) orang dan jumlahnya gasal. 2. Kepengurusan Dewan Pendidikan 1. Pengurus sekurang-kurangnya terdiri atas: 1. Ketua; 2. Sekretaris; 3. Bendahara; 2. Pengurus dipilih dari dan oleh anggota; 3. Ketua bukan dari unsur pemerintah daerah dan DPRD. 3. Anggaran Dasar (AD) dan Anggaran Rumah Tangga (ART) 1. Dewan Pendidikan wajib memiliki AD dan ART; 2. Anggaran Dasar sebagaimana dimaksud sekurang-kurangnya memuat: 1. Nama dan tempat kedudukan; 2. Dasar, tujuan dan kegiatan; 3. Keanggotaan dan kepengurusan; 4. Hak dan kewajiban anggota dan pengurus; 5. Keuangan; 6. Mekanisme kerja dan rapat-rapat; 7. Perubahan AD dan ART dan pembubaran organisasi. 6. PEMBENTUKAN DEWAN PENDIDIKAN 1. Prinsip Pembentukan Pembentukan Dewan Pendidikan menganut prinsip-prinsip sebagai berikut 1. transparan, akuntabel, dan demokratis 2. merupakan mitra pemerintah Kabupaten/Kota 2. Mekanisme Pembentukan 1. Pembentukan Panitia Persiapan 1. Bupati/Walikota dan/atau masyarakat membentuk panitia persiapan.Panitia persiapan berjumlah sekurang-kurangnya 5 (lima) orang yang terdiri atas kalangan praktisi pendidikan (seperti guru, kepala sekolah, penyelenggara pendidikan) dan pemerhati pendidikan (LSM peduli pendidikan, tokoh masyarakat, tokoh agama, dunia usaha dan industri). 2. Panitia persiapan bertugas mempersiapkan pembentukan Dewan Pendidikan dengan langkah-langkah sebagai berikut: 1. Mengadakan forum sosialisasi kepada masyarakat (termasuk Majelis Pendidikan Kejuruan Daerah, Komite Kabupaten, Komite Pendidikan Luar Sekolah) tentang Dewan Pendidikan menurut Keputusan ini; 2. Menyusun kriteria dan mengindentifikasi calon anggota berdasarkan usulan dari masyarakat; 3. Menyeleksi calon anggota berdasarkan usulan dari masyarakat; 4. Mengumumkan nama-nama calon anggota kepada masyarakat; 5. Menyusun nama-nama anggota terpilih; 6. Memfasilitasi pemilihan pengurus dan anggota Dewan Pendidikan;
  • 5. 7. Menyampaikan nama pengurus dan anggota kepada Bupati/Walikota; 2. Panitia Persiapan dinyatakan bubar setelah Bupati/Walikota menetapkan Dewan Pendidikan. 3. Penetapan pembentukan Dewan Pendidikan Dewan Pendidikan ditetapkan untuk pertama kali dengan Surat Keputusan Bupati/Walikota, dan selanjutnya diatur dalam AD dan ART. 7. TATA HUBUNGAN ANTAR ORGANISASI Tata hubungan antara Dewan Pendidikan dengan Pemerintah Daerah, DPRD, Dinas Pendidikan serta Komite-Komite Sekolah bersifat koordinatif. 8. PENUTUP 1. Pembentukan Dewan Pendidikan dapat diatur melalui Peraturan Daerah yang berkaitan dengan pengelolaan pendidikan di kabupaten/kota. 2. Pembentukan Dewan Pendidikan dapat difasilitasi oleh Sekretariat Tim Pengembangan Dewan Pendidikan dan Komite Sekolah, dengan alamat Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar danMenengah, gedung E lantai 5, Jalan Jenderal Sudirman Senayan Jakarta telpon (021) 5725613, 5725608, fax (021) 5725608, website http://www.depdiknas.go.id/ , email: dpkp2002@yahoo.comdpkp2002@yahoo.com
  • 6. SALINAN LAMPIRAN II KEPUTUSAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL NOMOR 044/U/2002 TANGGAL 2 APRIL 2002 ACUAN PEMBENTUKAN KOMITE SEKOLAH 1. PENGERTIAN, NAMA, DAN RUANG LINGKUP 1. Komite Sekolah adalah badan mandiri yang mewadahi peranserta masyarakat dalam rangka meningkatkan mutu, pemerataan, dan etisiensi pengelolaan pendidikan di satuan pendidikan, baik pada pendidikan pra sekolah, jalur pendidikan sekolah maupun jalur pendidikan luar sekolah; 2. Nama badan disesuaikan dengan kondisi dan kebutuhan daerah masing- masing satuan pendidikan, seperti Komite Sekolah, Komite Pendidikan, Komite Pendidikan Luar Sekolah, Dewan sekolah, Majelis Sekolah, Majelis Madrasah, Komite TK, atau nama lain yang disepakati. 3. Bp3, komite sekolah dan/atau majelis sekolah yang sudah ada dapat memperluas fungsi, peran, dan keanggotaan sesuai dengan acuan ini. 2. KEDUDUKAN DAN SIFAT 1. Komite Sekolah berkedudukan di satuan pendidikan; 2. Komite Sekolah dapat terdiri dari satu satuan pendidikan, atau beberapa satuan pendidikan dalam jenjang yang sama, atau beberapa satuan pendidikan yang berbeda jenjang tetapi berada pada lokasi yang berdekatan, atau satuan-satuan pendidikan yang dikelola oleh suatu penyelenggara pendidikan, atau karena pertimbangan lainnya; 3. Badan ini bersifat mandiri, tidak mempunyai hubungan hierarkis dengan lembaga pemerintahan. 3. TUJUAN Komite Sekolah bertujuan untuk: 1. Mewadahi dan menyalurkan aspirasi dan prakarsa masyarakat dalam melahirkan kebijakan operasional dan program pendidikan di satuan pendidikan; 2. Meningkatkan tanggung jawab dan peranserta masyarakat dalam penyelenggaraan pendidikan di satuan pendidikan; 3. Menciptakan suasana dan kondisi transparan, akuntabel, dan demokratis dalam penyelenggaraan dan pelayanan pendidikan yang bermutu di satuan pendidikan. 4. PERAN DAN FUNGSI Komite Sekolah berperan sebagai: 1. Pemberi pertimbangan (advisory agency) dalam penentuan dan pelaksanaan kebijakan pendidikan di satuan pendidikan; 2. Pendukung (supporting agency), baik yang berwujud financial, pemikiran maupun tenaga dalam penyelenggaraan pendidikan di satuan pendidikan; 3. Pengontrol (controlling agency) dalam rangka transparansi dan akuntabilitas penyelenggaraan dan keluaran pendidikan di satuan pendidikan; 4. Mediator antara pemerintah (eksekutif) dengan masyarakat di satuan pendidikan. Komite Sekolah berfungsi sebagai berikut: 1. Mendorong tumbuhnya perhatian dan komitmen masyarakat terhadap penyelenggaraan pendidikan yang bermutu; 2. Melakukan kerjasama dengan masyarakat (perorangan/organisasi/dunia usaha/dunia industri) dan pemerintah berkenaan dengan penyelenggaraan pendidikan yang bermutu; 3. Menampung dan menganalisis aspirasi, ide, tuntutan, dan berbagai kebutuhan pendidikan yang diajukan oleh masyarakat; 4. Memberikan masukan, pertimbangan, dan rekomendasi kepada satuan pendidikan mengenai: 1. kebijakan dan program pendidikan; 2. Rencana Anggaran Pendidikan dan Belanja Sekolah (RAPBS); 3. kriteria kinerja satuan pendidikan; 4. kriteria tenaga kependidikan; 5. kriteria fasilitas pendidikan; dan
  • 7. 6. hal-hal lain yang terkait dengan pendidikan; 5. Mendorong orangtua dan masyarakat berpartisipasi dalam pendidikan guna mendukung peningkatan mutu dan pemerataan pendidikan; 6. Menggalang dana masyarakat dalam rangka pembiayaan penyelenggaraan pendidikan disatuan pendidikan; 7. melakukan evaluasi dan pengawasan terhadap kebijakan, program, penyelenggaraan, dan keluaran pendidikan di satuan pendidikan. 5. ORGANISASI 1. Keanggotaan Komite Sekolah 1. Keanggotaan Komite Sekolah terdiri atas: 1. Unsur masyarakat dapat berasal dari: 1. orang tua/wali peserta didik; 2. tokoh masyarakat; 3. tokoh pendidikan; 4. dunia usaha/industri; 5. organisasi profesi tenaga pendidikan; 6. wakil alumni; 7. wakil peserta didik. 2. Unsur dewan guru, yayasan/lembaga penyelenggara pendidikan Badan Pertimbangan Desa dapat pula dilibatkan sebagai anggota Komite Sekolah (maksimal 3 orang). 2. Anggota Komite Sekolah sekurang-kurangnya berjumlah 9 (sembilan) orang dan jumlahnya gasal. 2. Kepengurusan Komite Sekolah: 1. Pengurus sekurang-kurangnya terdiri atas: 1. Ketua; 2. Sekretaris; 3. Bendahara; 2. Pengurus dipilih dari dan oleh anggota; 3. Ketua bukan berasal dari kepala satuan pendidikan. 3. Anggaran Dasar (AD) dan Anggaran Rumah Tangga (ART). 1. Komite Sekolah wajib memiliki AD dan ART; 2. Anggaran Dasar sebagaimana dimaksud sekurang-kurangnya memuat: 1. Nama dan tempat kedudukan; 2. Dasar, tujuan dan kegiatan; 3. Keanggotaan dan kepengurusan; 4. Hak dan kewajiban anggota dan pengurus; 5. Keuangan; 6. Mekanisme kerja dan rapat-rapat; 7. Perubahan AD dan ART serta pembubaran organisasi. 6. PEMBENTUKAN KOMITE SEKOLAH 1. Prinsip Pembentukan Pembentukan Komite Sekolah menganut prinsip-prinsip sebagai berikut: 1. transparan, akuntabel, dan demokratis; 2. merupakan mitra satuan pendidikan. 2. Mekanisme Pembentukan 1. Pembentukan Panitia Persiapan 1. Masyarakat dan/atau kepala satuan pendidikan membentuk panitia persiapan. Panitia persiapan berjumlah sekurang-kurangnya 5 (lima) orang yang terdiri atas kalangan praktisi pendidikan (seperti guru, kepala satuan pendidikan, penyelenggara pendidikan), pemerhati pendidikan (LSM peduli pendidikan, tokoh masyarakat, tokoh agama, dunia usaha dan industri), dan orangtua peserta didik.
  • 8. 2. Panitia persiapan bertugas mempersiapkan pembentukan Komite Sekolah dengan langkah- langkah sebagai berikut: 1. Mengadakan forum sosialisasi kepada masyarakat (termasuk pengurus/ anggota BP3, Majelis Sekolah, dan Komite Sekolah yang sudah ada) tentang Komite Sekolah menurut Keputusan ini; 2. Menyusun kriteria dan mengindentifikasi calon anggota berdasarkan usulan dari masyarakat; 3. Menyeleksi calon anggota berdasarkan usulan dari masyarakat; 4. Mengumumkan nama-nama calon anggota kepada masyarakat; 5. Menyusun nama-nama anggota terpilih; 6. Memfasilitasi pemilihan pengurus dan anggota Komite Sekolah; 7. Menyampaikan nama pengurus dan anggota kepada kepala satuan pendidikan: 2. Panitia Persiapan dinyatakan bubar setelah Komite Sekolah terbentuk. 3. Penetapan pembentukan Komite Sekolah Komite Sekolah ditetapkan untuk pertama kali dengan Surat Keputusan kepala satuan pendidikan, dan selanjutnya diatur dalam AD dan ART. 7. TATA HUBUNGAN ANTAR ORGANISASI Tata hubungan antara Komite Sekolah dengan satuan pendidikan, Dewan Pendidikan, dan institusi lain yang bertanggungjawab dalam pengelolaan pendidikan dengan Komite-Komite Sekolah pada satuan pendidikan lain bersifat koordinatif. 8. PENUTUP 1. Dalam Pembentukan Komite Sekolah, kepala satuan pendidikan dapat berkonsultasi dengan Pemerintah Kabupaten/Kota. 2. Pembentukan Komite Sekolah dapat diatur melalui Peraturan Daerah yang berkaitan dengan pengelolaan pendidikan di kabupaten/kota. 3. Pembentukan Komite Sekolah dapat difasilitasi oleh Sekretariat Tim Pengembangan Dewan Pendidikan dan Komite Sekolah, dengan alamat Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah, Gedung E Lantai 5, Jalan Jenderal Sudirman Senayan, Jakarta, telpon (021) 5725613, 5725608, fax (021) 5725608, website http://www.depdiknas.go.id/ , email: dpkp2002@yahoo.com.2002@yahoo.com Dibuat Pusat Data dan Informasi Pendidikan, Balitbang - Depdiknas