Pedoman Pelaksanaan Ramadan Aman Di Tengah Covid-19
1. 1
April 2020
PEDOMAN PELAKSANAAN
Ramadan yang aman selama berlangsungnya wabah COVID-19 di Indonesia
Tujuan
Dokumen ini membahas anjuran kesehatan masyarakat yang dapat diterapkan untuk praktik-praktik dan
kegiatan keagamaan dan sosial selama bulan Ramadan di Indonesia.
Pengambilan keputusan yang matang untuk mengadakan kegiatan keagamaan dan sosial
Pemerintah Indonesia telah membatalkan kegiatan sosial dan keagamaan. Keputusan ini merupakan bagian
dari pendekatan komprehensif yang diambil oleh pemerintah pusat dalam menghadapi wabah ini.
Otoritas kesehatan nasional merupakan sumber utama informasi dan saran mengenai upaya untuk menjaga
jarak secara fisik dan langkah-langkah lain terkait COVID-19 dalam konteks Ramadan. Langkah-langkah yang
sudah ditetapkan ini harus dipatuhi oleh masyarakat. Para pemimpin keagamaan harus dilibatkan sejak dini
dalam pengambilan keputusan sehingga mereka dapat berperan aktif dalam mengomunikasikan setiap
keputusan pemerintah yang berdampak pada kelangsungan acara-acara di bulan Ramadan.
Strategi komunikasi yang kuat sangat diperlukan untuk menjelaskan alasan di balik keputusan yang diambil
kepada masyarakat. Instruksi yang diberikan harus jelas dan pentingnya kepatuhan pada kebijakan nasional
harus ditekankan. WHO menghargai dikeluarkannya surat edaran dari Kementerian Agama nomor SE.6./2020
tentang Panduan Ibadah Ramadan dan Idul Fitri 1 Syawal 1441 H di Tengah Pandemi Wabah COVID-19, yang
sesuai dengan rekomendasi WHO. WHO juga mendukung implementasi surat edaran tersebut. Strategi
komunikasi yang digunakan perlu mencakup penyampaian pesan secara proaktif tentang perilaku-perilaku
hidup sehat selama berlangsungnya pandemi dan memanfaatkan berbagai platform media.
Anjuran-anjuran umum
1. Pembatalan kegiatan sosial dan keagamaan perlu menjadi pertimbangan yang serius
2. Dalam hal pembatalan kegiatan sosial dan keagamaan, jika memungkinkan, dapat mempertimbangkan
penggunaan platform alternatif,seperti televisi, radio, digital, dan media sosial.
3. Tetap menjaga jarak fisik.
4. Untuk menyapa, gunakan cara-cara alternatif sesuai budaya dan nilai-nilai keagamaan untuk
menghindari kontak fisik.
5. Bubarkan massa yang berkumpul dalam jumlah besar di tempat-tempat yang umumnya melaksanakan
kegiatan di bulan Ramadan, seperti tempat hiburan, pasar, dan toko.
6. Dorong kebiasaan hidup sehat:
a. Pastikan sarana cuci tangan dilengkapi dengan sabun dan air bersih mengalir yang cukup dan
sediakan cairan pembersih tangan berbahan dasar alkohol (minimal 70% alkohol) di pintu masuk
dan di dalam masjid.
b. Sediakan tisu sekali-pakai dan tempat sampah bertutup dengan pelapis sekali-pakai, dan pastikan
sampah dibuang dengan cara yang aman.
2. 2
April 2020
c. Tampilkan anjuran yang disertai gambar untuk menjaga jarak fisik, kebersihan tangan, etika bersin
dan batuk, dan pesan-pesan umum pencegahan COVID-19.
7. Rutin membersihkan tempat, situs, dan bangunan peribadahan. Di masjid, jaga kebersihan semua bagian
masjid dan tempat wudu, maupun kebersihan dan sanitasi secara umum. Benda-benda yang sering
disentuh seperti gagang pintu, saklar lampu, dan pegangan tangga harus sering dibersihkan dengan
detergen dan disinfektan.
8. Dalam mengumpulkan dan membagikan sedekah atau zakat selama bulan Ramadan, perlu
mempertimbangkan untuk menjaga jarak fisik dan kebersihan. Instruksi dari pemerintah pusat dan
daerah harus tetap dipatuhi.
9. Kesehatan:
a. Puasa: Belum ada penelitian yang mengaitkan puasa dengan risiko infeksi COVID-19. Orang yang
sehat dapat berpuasa selama bulan Ramadan seperti di tahun-tahun sebelumnya, sedangkan pasien
COVID-19 dapat mempertimbangkan aturan agama tentang berbuka puasa yang juga berlaku untuk
penyakit-penyakit lain, sesuai konsultasi dengan dokter.
b. Kegiatan fisik: Selama pandemi COVID-19 di Indonesia, pergerakan orang-orang dibatasi; Masyarakat
didorong untuk melakukan kegiatan fisik di dalam ruangan dan mengikuti kelas olahraga daring.
c. Pola makan yang sehat dan cakupan nutrisi: Makan makanan bernutrisi dan minum air yang cukup
sangatlah penting selama bulan Ramadan. Masyarakat sebaiknya mengonsumsi berbagai jenis
makanan segar dan makanan bukan olahan pabrik setiap hari, juga minum banyak air.
d. Tembakau: Penggunaan tembakau tidak disarankan dalam keadaan apa pun, terutama selama
Ramadan dan pandemi COVID-19. Perokok berat mungkin sudah menderita penyakit paru atau
kapasitas paru-parunya sudah menurun. Semua kondisi ini dapat meningkatkan risiko penyakit
COVID-19 yang parah.
e. Mempromosikan kesehatan jiwa dan psikososial: Meskipun praktik-praktik yang dijalankan pada
tahun ini berbeda, semua umat beragama perlu diingatkan bahwa mereka masih dapat merenung,
memperbaiki diri, beribadah, berbagi, dan saling peduli -- dari jarak jauh yang aman. Pastikan untuk
tetap melakukan interaksi dengan keluarga, teman-teman, dan lansia; gunakan platform-platform
alternatif untuk berinteraksi. Mendoakan orang yang sakit sambil tetap menyampaikan pesan-pesan
pengharapan dan penghiburan merupakan cara-cara menjalankan nilai-nilai Ramadan sambil tetap
menjaga kesehatan.
f. Menanggapi situasi kekerasan dalam rumah tangga: Di tempat-tempat yang memberlakukan
pembatasan pergerakan, insiden kekerasan dalam rumah tangga, terutama terhadap wanita, anak-
anak, dan kelompok-kelompok marginal kemungkinan akan meningkat. Pemimpin-pemimpin agama
dapat aktif menentang kekerasan dan memberikan dukungan atau mendorong agar para korban
mencari pertolongan.
Referensi:
- WHO, Safe Ramadan practices in the context of the COVID-19, Interim guidance, 15 April 2020
- Kemenag, Surat Edaran No.SE.6/2020, Panduan Ibadah Ramadhan dan Idul Fitri 1 Syawal 1441 H Di
Tengah Pandemi wabah COVID-19