SlideShare une entreprise Scribd logo
1  sur  8
Télécharger pour lire hors ligne
Penanggung jawab

SekNas JGD
Penasihat

Alissa QM Wahid

koordinator

Tata Khoiriyah

Redaksi

Nabilah Munsyarihah,
Zahrotien
Editor

Abas Z g.
Tata letak

Muhammad Nabil
Kontributor

GUSDURian di berbagai
daerah

M e n g g e r a k k a n Tr a d i s i , M e n e g u h k a n I n d o n e s i a

Sirkulasi

SekNas Jaringan GUSDURian
Edisi 8 / Oktober 2013

Sekadar Mendahului

Bolehkah Rakyat Kaya?

P

asar bebas sudah menjadi pola perekonomian yang diamini oleh semua
negara. Bagi negara maju dengan sistem ekonomi kuat, hal itu tidak
menjadi persoalan. Namun bagi negara yang sistem ekonomi belum
mapan, justru akan menimbulkan masalah-masalah baru.
Menghadapi pasar bebas, rupanya Gus Dur sudah membaca hal
tersebut sejak awal 1990an, bahkan mungkin lebih awal dari itu. Konsep
menggunakan dana global untuk penguatan sektor usaha kecil, mikro dan
menengah (UMKM) adalah pondasi awal yang kemudian dikenal dengan sistem
ekonomi kerakyatan.
Muhammad Arif Ruba’i, aktivis GUSDURian Kabupaten Semarang mencoba
menganalisis hal tersebut dalam edisi ini. Pernyataan yang sama juga disajikan
oleh Muhammad Fauzan. Keduanya menyoroti prinsip Gus Dur tentang pola
ekonomi kerakyatan, yang tentunya berbeda dengan pengertian ekonomi
kerakyatan yang dipahami pada umumnya. (red)

Redaksi menerima tulisan dari pembaca berupa artikel, opini, berita melalui selasar.redaksi@gmail.
com. Redaksi tidak bertanggung jawab atas isi tulisan. Tulisan itu adalah pandangan pribadi penulis.
Newsletter ini adalah produk nonprofit.

“

“

“Menyesali nasib takkan mengubah keadaan. Terus berkarya dan
bekerjalah, itu yang membuat kita berharga.”

KH. Abdurrahman Wahid
Menggerakkan Tradisi

Gus Dur

dan

Ekonomi
(Ke)rakyat(an)*
Oleh: Arif Ruba’i

S

ejak proklamasi kemerdekaan pada
tahun 1945, khususnya setelah zaman
revolusi (1945-1950) orientasi ekonomi
kita banyak ditekankan pada kepentingan para
pengusaha besar dan pengembangan sektor
modern.
Konsepsi ekonomi kerakyatan sangat
jauh dari pemikiran para pemimpin pada
waktu itu. Selain itu, ekonomi kerakyatan
sejak semula merupakan gagasan yang berasal
dari elit atau bangsawan. Sampai berakhirnya
kekuasaan Orde Baru gagasan ekonomi
kerakyatan hanyalah pinggiran dari sebuah
gerak roda ekonomi.
Pada paruh pertama tahun 1990-an,
Gus Dur mencoba mencari terobosan dalam
menumbuhkan perekonomian rakyat, dalam
hal ini perekonomian kaum nahdliyyin.
Bekerjasama dengan bank Summa, NU
mendirikan puluhan bank perkreditan di
beberapa daerah. Karena sebuah sebab
‘perselisihan politik’ program itu tidak bisa
berjalan sesuai yang direncanakan.
Gagasan-gagasan ekonomi kerakyatan
dan nasionalisme ekonomi, dalam bentuk

e-newsletter SELASAR /edisi 8/2013

2

terbatas, kembali diangkat oleh Rizal Ramli
dan sejumlah menteri di era pemerintahan Gus
Dur. Walaupun tetap melanjutkan kesepakatan
dengan IMF, ada prinsip dari tim ekonomi
untuk mempertahankan beberapa konsepsi
ekonomi kerakyatan dan nasionalisme
ekonomi.
Cara berpikir penggagas “ekonomi
kerakyatan” menurut Gus Dur, terjebak dalam
cara berpikir dualistik yang dikembangkan
sejarahwan-ekonomi Belanda yang pernah
meneliti di Indonesia, yaitu J.H. Boeke.
Menurutnya ada dualisme alias dua corak
perekonomian yang hidup bersamaan dalam
masyarakat Hindia-Belanda yaitu ekonomi
tradisional dan ekonomi formal (modern).
Ekonomi tradisional ini, menurut Boeke
bergerak di sektor non-formal, eksistensinya
tidak masuk dalam catatan resmi sistem
ekonomi legal negara. Dengan kata lain,
sektor ekonomi ini adalah sektor ekonomi
rakyat.
Gus Dur memilih langsung menyentuh
ekonomi-rakyat. Salah satu ‘pesan’
yang Gus Dur sampaikan dari ikhtiarnya
mengembangkan ekonomi rakyat adalah
bekerja sepenuhnya untuk kepentingan
ekonomi rakyat, tanpa menjadi anti pada
kekuatan (ekonomi) besar.
“Upaya pembangunan Indonesia jika
hanya bertumpu pada penegakkan demokrasi
hukum, tanpa memperhatikan sistem
ekonomi yang sekarang timpang, yang hanya
mementingkan konglomerat tidak akan ada
hasilnya,” ujarnya di tahun 2004.
Tahun 2005 Gus Dur mengusulkan agar
para pemimpin republik membalik pikirannya
dari menolak ke menerima moratorium
pembayaran utang luar negeri selama lima
tahun. Menurutnya, jeda bayar hutang selama
5 tahun tersebut dapat digunakan untuk dua
hal, (1) memberikan kredit bagi usaha kecil
menengah, dan (2) perubahan kebijakan gaji
pegawai.	
Bagi Gus Dur, dan ini yang terpenting,
ada cara selain membangun dan

menggerakkan ekonomi negara selain
menunggu asing menanamkan modalnya di
Indonesia. Yaitu dengan membangun potensi
ekonomi rakyat.
Gus Dur, tidak pernah terdengar antiglobalisasi. Beliau selalu mencari peluang di
antara proses yang berlangsung. Proyeknya
untuk membangun poros Jakarta-New DelhiBeijing merupakan salah satu gerak terobosan
yang sempat mencemaskan AS (khususnya)
ketika itu.
Poros tersebut mempertemukan – dan
bila berjalan, menyatukan – tiga negara
berpenduduk terbesar di muka bumi. Beliau
adalah ‘aktivis’ penguat ekonomi rakyat yang
faham betul dengan kerja ekonomi pasar,
globalisasi, dan tanpa anti terhadap pasar dan
globalisasi. [.]

* Diedit Dari tulisan Arif Ruba’I, KONSEPTUALISASI EKONOMI KERAKYATAN: Membaca Sekelumit Penggalan
Cerita tentang dan dari GUS DUR yang direfleksikan oleh Sumardi Arabani, Naeni amanullah dan Muh Arif
Ruba’i

3
Menggerakkan Tradisi

Menuju

Indonesia Berdikari
dengan
Oleh: Moh. Fauzan*

K

emajuan perekonomian dan kemiskinan
yang semakin meningkat menjadi
pertanyaan mendasar tentang
perekonomian Indonesia. Keadaan dIlematis
ini perlu kita telaah lagi penyebabnya dalam
rangka mencari “smart solution” untuk
keadaan ini sehingga apa yang di idamidamkan bangsa ini sejak dulu yang tertuang
dalam sila ke-5 yaitu bukan hayalan semata.
Kesenjangan ekonomi dilatarbelakangi
oleh dua faktor yaitu aspek kultural dan
aspek struktural. Pada aspek kultural yaitu
berhubungan dengan nilai-nilai yang berlaku
dalam masyarakat Indonesia baik lingkup lokal
maupun Indonesia secara umum. Sedangkan
pada aspek struktural yaitu berhubungan
dengan kebijakan-kebijakan pemerintah
dalam berberbagai aspek kenegaraan.
Arus globalisasi yang begitu kuat
mencengkram Indonesia dengan “pasar
bebas”. Banyak barang impor masuk ke
Indonesia yang cenderung harganya lebih
murah dari pada harga barang dalam negeri
sehingga sulit untuk bersaing.
Kurangnya perhatian khusus pemerintah
terkait Usaha Kecil Menengah (UKM) bahkan
kebijakan-kebijakan antara perusahaan besar
dan perusahaan kecil bahkan UKM hampir
sama. Misalnya berdampak pada persaingan
pasar modern dan pasar tradisional.
Dalam buku “Islamku, Islam Anda
dan Islam Kita” yang ditulis oleh KH.
Abdurrahman Wahid (Gusdur) tertuang salah
satu solusi untuk mencapai “masyarakat
yang bertumpukan pada keadilan dan
kemakmuran” (al-maslahah al-ammah) dalam
aspek perekonomian yang disebut dengan
“Ekonomi Rakyat”.
Ekonomi rakyat bukanlah suatu konsep
yang kaku melainkan suatu orientasi dari
suatu perekonomian yang seharusnya menjadi
ruh dan spirit dari perekonomian Indonesia,

e-newsletter SELASAR /edisi 8/2013

4

UKM

yang mana perekonomian Indonesia
seharusnya memihak kepada rakyatrakyat kalangan menengah kebawah yang
merupakan mayoritas peduduk Indonesia yang
nota bene keadaan ekonominya tertinggal.
Spirit ekonomi rakyat tidak dapat
dipisahkan dengan spirit “BERDIKARI” (berdiri
pada kaki sendiri) yang lebih menekankan
pada perluasan pasar dalam negeri secara
besar-besaran. Untuk mewujudkan itu,
butuh tiga hal yang perlu dilakukan yaitu
peningkatan pendapatan masyarakat untuk
kemampuan daya beli yang besar, pengarahan
Industri untuk menghidupkan kembali
penyediaan barang pada pasar dalam negeri,
indepedensi ekonomi agar tidak tergantung
pada tataniaga Internasional.
Langkah kongkrit yang sering dikatakan
Gus Dur dalam beberapa tulisannya yaitu
pembentukan dan pengembangan Usaha
Kecil Menengah (UKM) secara optimal.
Hal ini dilakukan untuk mengurangi
jumlah pengangguran dengan mendorong
masyarakat memiliki keterampilan dan
menyediakan mikro kredit yang mudah
diakses. UKM tidak hanya menguatkan
ekonomi rakyat, tetapi juga ekonomi negara
secara keseluruhan.Langkah-langkah secara
umum yang harus dilakukan oleh pemerintah.
Pertama, Pemetaan kawasan sesuai potensi
Sumber Daya Alam ataupun Sumber Daya
Manusia dalam suatu daerah. Kedua,
Sosialisasi di media massa dan pelatihan
secara intensif, bahkan kalau perlu dibentuk
suatu tim khusus untuk menangani UKM serta
diiringi dengan pegawasan dan pendampingan
secara kontinu ataupun berkala. Ketiga,
pemberian modal oleh pemerintah dengan
kredit bunga rendah dan kemudahan dalam
birokrasinya.
*Pegiat GARUDA Malang
Forum
Aan Anshory, Aktivis GUSDURian Jombang
Jenderali Kerukunan Di Jawa Timur

J

awa Timur merupakan sarang dari
organisasi Islam terbesar di Indonesia,
Nahdlatul Ulama dengan haluan Islam
moderat. Namun, kemoderatan bukan berarti
tidak menyisakan konflik, gesekan antar
kelompok yang ada acapkali menjadi pemicu
konflik sosial di daerah ini.
Adalah Aan Anshory, pria yang didaulat
untuk mengkoordinir Jaringan GUSDURian
di Jawa Timur oleh masyarakat GUSDURian,
adalah salah satu aktivis yang paling getol
untuk menjaga keragaman tanpa konflik di
Jawa Timur.
Warga Jalan Pakubuwono 50,
Mojongapit, Jombang ini melakukan dua hal
dalam menuju ambisinya mencapai Jawa
Timur yang beragam tanpa konflik. Jalur
pertama melalui pendidikan dan upgrade
pengetahuan, dan dipraktikkan di lapangan
sebagai jalur terakhir.
“Saya mengikuti banyak pelatihan,
baik itu program formal maupun informal.

Termasuk memperbanyak diskusi
untuk mengupgrade pengetahuan saya
sehingga saya dapat lebih optimal dalam
mempraktikkan di lapangan,” papar pria
yang juga aktivis Indonesia Cycle for Justice
Association ini.
Tercatat, pria berputra dua ini telah
ratusan kali mengikuti workshop, pelatihan
dan pendidikan, baik sebagai peserta maupun
pembicara. Bahkan untuk itu, ia harus
rela berpisah dengan anak dan istri untuk
sementara waktu. “Terakhir saya ikut summer
school di UGM dan harus meninggalkan anak
istri selama dua minggu lebih. Itu hal berat,
tetapi kami saling bisa mengerti,” tambahnya.
Alumnus Universitas Darul Ulum,
Jombang ini selain terlibat langsung dalam
penyelesaian konflik lapangan, juga aktif
melakukan penyuluhan terhadap masyarakat.
Penyuluhan dilakukan secara langsung
maupun melalui media tulis yang sering
dipublikasikannya. (red)

5
Pergulatan

UMKM
dan Tantangan
Pasar Global

P

erekonomian menjadi pokok
hampir semua bidang kehidupan.
Ketergantungan masyarakat terhadap
bidang perekonomian, terutama dalam skala
ekonomi mikro, berlaku sejak manusia ada,
untuk memenuhi kebutuhan mereka.
Perkembangan pola dan sistem
berekonomi juga terus terjadi, dimulai
sistem berburu dan meramu, pola barter
hingga jual beli. Melihat dengan kacamata
ekonomi makro, sistem ekonomi juga
terus mengalami perubahan, liberalisme,
materialisme, kapitalisme sampai sistem
ekonomi kerakyatan.
Gus Dur selain dikenal sebagai
tokoh agama, kemanusiaan dan
bangsawan, ia juga memiliki konsep
ekonomi, yakni ekonomi kerakyatan.
Dalam pengejawantahan sistem ini, ia
lebih memperkuat pada basis ekonomi,
penguatan Usaha Kecil Mikro dan Menengah
(UMKM) yang dianggapnya sebagai fondasi
ekonomi negara.
Konsep tersebut apabila direalisasikan
dengan baik, jelas akan sangat membantu
negara dalam peningkatan kesejahteraan
dan pertarungan pasar bebas. China sudah
mempraktikkan hal tersebut, disana, UMKM
dikelola sedemikian rupa sampai hampir
semua produk bermula dari home industry.
Kita juga memiliki potensi yang sama,
populasi Indonesia yang besar juga akan
mampu mengarah seperti China. Namun,
siapakah yang akan menggerakkan?
Siapakah yang akan mengejawantahkan
konsepsi sistem ekonomi yang ditawarkan
oleh Gus Dur sejak awal 1990an tersebut?.
(red)

e-newsletter SELASAR /edisi 8/2013

6

PUJI SYUKUR
K

etika itu Gus Dur berceramah di malam
peringatan Isro’ Mi’roj. Seperti para
ustadz kebanyakan, ia memulai ceramah
dengan kalimat pembuka. “Marilah kita
memanjatkan puji syukur ke hadirat Allah
SWT.”
Lalu Gus Dur bertanya kepada para
jamaah, “Ada yang tahu, kenapa kita perlu
memanjatkan puji dan syukur?”
Jama’ah diam. Kenapa?
Kata Gus Dur, “Karena Puji dan Syukur
tidak bisa memanjat sendiri.” (Anam)

A genda

Jogja | 25 Oktober | Diskusi Forum Jumat Terakhir:

Artist Talk bersama Ahmed Mater (seniman & senirupa
kontemporer Arab Saudi) | Perpustakaan Karta Pustaka|
Pukul 19.00 | Gratis & Umum | CP 082141232345

Jakarta | 1 November | Forum Jumat Pertama | Aula
Wahid Institute | Gratis & Umum | CP 082141232345

Bandung | 16 November | Bandung Lautan Damai |

teman masih dalam konfirmasi | Gratis & Umum | CP @
jakatarubsays

Temanggung | 6 November | Refleksi Hari Jadi Kab.

Temanggung Bersama Prof. Dr Mahfudz MD | Pendopo
Jenar Setda Temanggung (Ruang Kerja Bupati) | Gratis dan
umum | CP: David (088806515214)
Gus Dur Bertutur

Islam:

Apakah Bentuk
Perlawanannya?

(Part II)

Oleh: Abdurrahman Wahid

D

isini, KH. A. Mutamakin
memperkenalkan pendekatan yang
lain sama sekali. Ia mengutamakan
pandangan alternatif terhadap kelaliman
penguasa, namun tidak memberikan
perlawanan secara terbuka. Dengan
demikian, ia lebih mengutamakan sikap
memberikan contoh bagaimana seharusnya
seorang pemimpin wajib bertindak dan
menampilkan para ulama sebagai kekuatan
alternatif kultural di hadapan sang penguasa.
Pendekatan inilah yang di kemudian hari
dikenal dengan pendekatan kultural yang
memicu perlawanan rakyat, tanpa melawan
sang penguasa.
Sikap ini dikecam dengan keras oleh
pendekatan politis yang menunjang penguasa
dan yang menentangnya. Pendekatan kultural
ini, tidak pernah jelas-jelas menentang
penguasa, tapi ia juga tidak pernah menunjang
penguasa. Di masa itu, kaum syari’ah
memberikan dukungan kepada penguasa
sedangkan pihak tarekat bersikap menentang.
KH. A.Mutamakin mengembangkan sikap
kultural di atas, yakni pilihan alternatif yang
bersifat kultural.
Di masa Orde Baru, keadaan menjadi
terbalik: pihak tarekat justru menjadi
penunjang dan mendukung kekuasaan, seperti
terjadi pada pemimpin-pemimpin tarekat
pada masa itu. Sedangkan kaum syari’at,
seperti yang tergabung dalam kalangan NU

dalam PPP (Partai PersatuanPembangunan)
masa itu menampilkan perlawanan kultural
terhadap kekuasaan.
Sekarang, pertanyaan pokok
adalah, haruskah perlawanan kultural itu
dikembangkan terus di masa depan? Atau
justru dimatikan? Dan dengan demikian
perjuangan seterusnya menjadi perlawanan
politis saja. Jawabannya menurut penulis
adalah sesuatu yang sangat komplek: bagi
organisasi non-politis, seperti NU, pendekatan
yang harus diambil adalah pendekatan
kultural yang lebih didasarkan pada alternatifalternatif yang mengutamakan kebersihan
perilaku di bidang pemerintahan.
Sedangkan bagi organisasi-organisasi
politik, seperti PKB (Partai Kebangkitan
Bangsa), tekanan harus diletakkan pada
penciptaan sistem politik yang bersih, meliputi
ketiga bidang eksekutif-legislatif-yudikatif.
Hanya dengan kombinasi kedua
pendekatan kultural dan politis itu dapat
ditegakkan proses demokratisasi di negeri
kita. Sebagaimana diketahui, demokratisasi
hanya dapat tegak kalau dapat diupayakan
berlakunya kedaulatan hukum dan adanya
perlakuan yang sama bagi semua warga
negara di muka Undang-Undang.
Bukankah dengan demikian, menjadi
relevan bagi kita di saat ini, mengembangkan
pendekatan kultural yang dahulu dirintis
KH. A. Mutamakin?

7
Kongkow

JOGJA
Gus Dur
Mengajak Kita
Untuk Berdaulat!

G

usdurian Jogja bersama SekNas Gusdurian
mengadakan agenda rutinan “Diskusi
Jum’at Terakhir Forum Gusdurian Jogja”
(Jum’at 27/9). Temanya kali ini “Gus Dur
dan Kedaulatan Sumber Daya Alam” yang
bertempat di Jl. Sunan Giri 33 B, Sleman. Acara
berlangsung dinamis dengan peserta 30-an
orang dari berbagai latar belakang.
Pemantik utamanya ialah Bosman
Batubara, aktivis anti eksplorasi tambang yang
sudah menekuni dunia tersebut sudah sejak

lama. Ia juga tercatat sebagai salah seorang
inisiator Front Nahdliyin untuk Kedaulatan
Sumber Daya Alam (FN-KSDA).
Menurutnya,Negara sudah tidak lagi
berfungsi sebagai regulator dalam konvesional
triad “negara-korporasi-masyarakat”, tetapi
sudah berubah menjadi kacung dalam formasi
yang sedang menjadi “korporasi+negaramasyarakat”. Artinya masyarakat sendirian
mengahadapi duet korporasi dan negara
tersebut. (qiya)

JOMBANG
Nobar
Les Hommes Libres

F

ilm selain kental dengan nuansa
entertainment, juga sarat dengan amanat
yang disampaikan melalui ceritera yang
digambarkan. Amanat tersebut akan lebih
dapat dipahami dan menjadi cerminan apabila
dikaji secara mendalam.
Semangat itulah yang membuat
Jaringan GUSDURian Jombang menggelar
nonton bareng film Les Hommes Libres.
Perjalanan Islam di Paris Prancis kaitannya

e-newsletter SELASAR /edisi 8/2013

8

dengan hubungan lintas agama mencoba
dipetik amanatnya. “Kami mendapati banyak
hikmah,” terang Khusaini Arifin, aktivis
GUSDURian Jombang.
Koordinator GUSDURian Jombang,
Aan Anshori menambahkan, kegiatan nobar
merupakan kegiatan bagian dari agenda rutin,
secara berkala film-film yang sarat makna
ditonton bersama dan dibedah intisari pesan
yang disampaikan. (enny)

Contenu connexe

Tendances

Musni Umar: Krisis Ideologi Pancasila Bisa Hancurkan Indonesia
Musni Umar:  Krisis Ideologi Pancasila Bisa Hancurkan IndonesiaMusni Umar:  Krisis Ideologi Pancasila Bisa Hancurkan Indonesia
Musni Umar: Krisis Ideologi Pancasila Bisa Hancurkan Indonesia
musniumar
 
Gereja & Kekerasan atas Nama Agama
Gereja & Kekerasan atas Nama AgamaGereja & Kekerasan atas Nama Agama
Gereja & Kekerasan atas Nama Agama
Giovanni Promesso
 
Bulletin ARH Library News edisi 3 (15 Maret 2013)
Bulletin ARH Library News edisi 3 (15 Maret 2013)Bulletin ARH Library News edisi 3 (15 Maret 2013)
Bulletin ARH Library News edisi 3 (15 Maret 2013)
Arief Rahman Hakim
 
Bulletin arh library news edisi 16 (14 juni 2013)
Bulletin arh library news edisi 16 (14 juni 2013)Bulletin arh library news edisi 16 (14 juni 2013)
Bulletin arh library news edisi 16 (14 juni 2013)
Arief Rahman Hakim
 
Zblog108 peran hmi dalam perjuangan islam
Zblog108 peran hmi dalam perjuangan islamZblog108 peran hmi dalam perjuangan islam
Zblog108 peran hmi dalam perjuangan islam
propadeus
 

Tendances (20)

konsep survival melayu dan bumiputera
konsep survival melayu dan bumiputerakonsep survival melayu dan bumiputera
konsep survival melayu dan bumiputera
 
Evidensi Kepemimpinan Rasulullah
Evidensi Kepemimpinan RasulullahEvidensi Kepemimpinan Rasulullah
Evidensi Kepemimpinan Rasulullah
 
Implementasi pancasila di era milenial
Implementasi pancasila di era milenialImplementasi pancasila di era milenial
Implementasi pancasila di era milenial
 
Musni Umar: Krisis Ideologi Pancasila Bisa Hancurkan Indonesia
Musni Umar:  Krisis Ideologi Pancasila Bisa Hancurkan IndonesiaMusni Umar:  Krisis Ideologi Pancasila Bisa Hancurkan Indonesia
Musni Umar: Krisis Ideologi Pancasila Bisa Hancurkan Indonesia
 
Musni Umar: Konflik Sosial dan Pentingnya Penguatan Kesetiakawanan Sosial
Musni Umar: Konflik Sosial  dan Pentingnya Penguatan Kesetiakawanan SosialMusni Umar: Konflik Sosial  dan Pentingnya Penguatan Kesetiakawanan Sosial
Musni Umar: Konflik Sosial dan Pentingnya Penguatan Kesetiakawanan Sosial
 
Gereja & Kekerasan atas Nama Agama
Gereja & Kekerasan atas Nama AgamaGereja & Kekerasan atas Nama Agama
Gereja & Kekerasan atas Nama Agama
 
Strategi Pengembangan Kerukunan Umat Beragama di Era Global
Strategi Pengembangan Kerukunan Umat Beragama di Era GlobalStrategi Pengembangan Kerukunan Umat Beragama di Era Global
Strategi Pengembangan Kerukunan Umat Beragama di Era Global
 
Lmcp1522 pembangunan mapan dalam islam
Lmcp1522 pembangunan mapan dalam islamLmcp1522 pembangunan mapan dalam islam
Lmcp1522 pembangunan mapan dalam islam
 
Bulletin ARH Library News edisi 3 (15 Maret 2013)
Bulletin ARH Library News edisi 3 (15 Maret 2013)Bulletin ARH Library News edisi 3 (15 Maret 2013)
Bulletin ARH Library News edisi 3 (15 Maret 2013)
 
Amalan terbaik sosial (mapan islam)
Amalan terbaik sosial (mapan islam)Amalan terbaik sosial (mapan islam)
Amalan terbaik sosial (mapan islam)
 
LMCP 1552: Pembangunan mapan dalam islam
LMCP 1552: Pembangunan mapan dalam islamLMCP 1552: Pembangunan mapan dalam islam
LMCP 1552: Pembangunan mapan dalam islam
 
KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM
KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAMKOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM
KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM
 
Strategi pembinaan kerukunan umat beragama
Strategi pembinaan kerukunan umat beragamaStrategi pembinaan kerukunan umat beragama
Strategi pembinaan kerukunan umat beragama
 
Bulletin arh library news edisi 16 (14 juni 2013)
Bulletin arh library news edisi 16 (14 juni 2013)Bulletin arh library news edisi 16 (14 juni 2013)
Bulletin arh library news edisi 16 (14 juni 2013)
 
Memahami Strategi Snouck Hurgronje Hingga Kini
Memahami Strategi Snouck Hurgronje Hingga KiniMemahami Strategi Snouck Hurgronje Hingga Kini
Memahami Strategi Snouck Hurgronje Hingga Kini
 
Zblog108 peran hmi dalam perjuangan islam
Zblog108 peran hmi dalam perjuangan islamZblog108 peran hmi dalam perjuangan islam
Zblog108 peran hmi dalam perjuangan islam
 
Amalan terbaik dalam pembangunan sosial
Amalan terbaik dalam pembangunan sosialAmalan terbaik dalam pembangunan sosial
Amalan terbaik dalam pembangunan sosial
 
Makalah pancasila kelompok 4.
Makalah pancasila kelompok 4.Makalah pancasila kelompok 4.
Makalah pancasila kelompok 4.
 
Pembangunan mapan dalam islam (LMCP1552)
Pembangunan mapan dalam islam (LMCP1552)Pembangunan mapan dalam islam (LMCP1552)
Pembangunan mapan dalam islam (LMCP1552)
 
Pembangunan mapan dalam islam lmcp 1552
Pembangunan mapan dalam islam lmcp 1552Pembangunan mapan dalam islam lmcp 1552
Pembangunan mapan dalam islam lmcp 1552
 

Similaire à Selasar edisi 08

Musni Umar: Hadirkan Keadilan Ekonomi di Indonesia
Musni Umar: Hadirkan Keadilan Ekonomi di Indonesia Musni Umar: Hadirkan Keadilan Ekonomi di Indonesia
Musni Umar: Hadirkan Keadilan Ekonomi di Indonesia
musniumar
 
Digital surya 02 november 2013
Digital surya 02 november 2013Digital surya 02 november 2013
Digital surya 02 november 2013
Portal Surya
 
09 pemberdayaanmasyarakat
09 pemberdayaanmasyarakat09 pemberdayaanmasyarakat
09 pemberdayaanmasyarakat
vedro agasi
 
09 pemberdayaanmasyarakat
09 pemberdayaanmasyarakat09 pemberdayaanmasyarakat
09 pemberdayaanmasyarakat
nellyspd
 
SISTEM EKONOMI PANCASILA untuk kelas 10 smk
SISTEM EKONOMI PANCASILA untuk kelas 10 smkSISTEM EKONOMI PANCASILA untuk kelas 10 smk
SISTEM EKONOMI PANCASILA untuk kelas 10 smk
v1d4r62
 
Ekonomi kerakyatan sebagai pelawanan terhadap perekonomian liberalisme_tugas 4
Ekonomi kerakyatan  sebagai pelawanan terhadap perekonomian liberalisme_tugas 4Ekonomi kerakyatan  sebagai pelawanan terhadap perekonomian liberalisme_tugas 4
Ekonomi kerakyatan sebagai pelawanan terhadap perekonomian liberalisme_tugas 4
aliffya_irlandha
 
Ekonomi kerakyatan
Ekonomi kerakyatanEkonomi kerakyatan
Ekonomi kerakyatan
dinnianggra
 
Makalah pi (dampak perdagangan bebas)
Makalah pi (dampak perdagangan bebas)Makalah pi (dampak perdagangan bebas)
Makalah pi (dampak perdagangan bebas)
gitasuryani
 
Brief Note-21-2016-ekonomi kerakyatan
Brief Note-21-2016-ekonomi kerakyatanBrief Note-21-2016-ekonomi kerakyatan
Brief Note-21-2016-ekonomi kerakyatan
primahendra
 

Similaire à Selasar edisi 08 (20)

Perekonomian Indonesia Sumitro
Perekonomian Indonesia SumitroPerekonomian Indonesia Sumitro
Perekonomian Indonesia Sumitro
 
Musni Umar: Hadirkan Keadilan Ekonomi di Indonesia
Musni Umar: Hadirkan Keadilan Ekonomi di Indonesia Musni Umar: Hadirkan Keadilan Ekonomi di Indonesia
Musni Umar: Hadirkan Keadilan Ekonomi di Indonesia
 
Perangkap Pembangunan Ekonomi Berbasis Neoliberalisme - Angga Nurdin
Perangkap Pembangunan Ekonomi Berbasis Neoliberalisme - Angga Nurdin   Perangkap Pembangunan Ekonomi Berbasis Neoliberalisme - Angga Nurdin
Perangkap Pembangunan Ekonomi Berbasis Neoliberalisme - Angga Nurdin
 
Digital surya 02 november 2013
Digital surya 02 november 2013Digital surya 02 november 2013
Digital surya 02 november 2013
 
Ekonomi kerakyatan
Ekonomi kerakyatanEkonomi kerakyatan
Ekonomi kerakyatan
 
Zuly q-2008
Zuly q-2008Zuly q-2008
Zuly q-2008
 
Urgensi Meluruskan Sejarah Ekonomi Syariah Indonesia - Anto Apriyanto
Urgensi Meluruskan Sejarah Ekonomi Syariah Indonesia - Anto ApriyantoUrgensi Meluruskan Sejarah Ekonomi Syariah Indonesia - Anto Apriyanto
Urgensi Meluruskan Sejarah Ekonomi Syariah Indonesia - Anto Apriyanto
 
09 pemberdayaanmasyarakat
09 pemberdayaanmasyarakat09 pemberdayaanmasyarakat
09 pemberdayaanmasyarakat
 
09 pemberdayaanmasyarakat
09 pemberdayaanmasyarakat09 pemberdayaanmasyarakat
09 pemberdayaanmasyarakat
 
09 pemberdayaanmasyarakat
09 pemberdayaanmasyarakat09 pemberdayaanmasyarakat
09 pemberdayaanmasyarakat
 
Urgensi Meluruskan Sejarah Ekonomi Syariah Indonesia
Urgensi Meluruskan Sejarah Ekonomi Syariah IndonesiaUrgensi Meluruskan Sejarah Ekonomi Syariah Indonesia
Urgensi Meluruskan Sejarah Ekonomi Syariah Indonesia
 
SISTEM EKONOMI PANCASILA untuk kelas 10 smk
SISTEM EKONOMI PANCASILA untuk kelas 10 smkSISTEM EKONOMI PANCASILA untuk kelas 10 smk
SISTEM EKONOMI PANCASILA untuk kelas 10 smk
 
Ekonomi kerakyatan sebagai pelawanan terhadap perekonomian liberalisme_tugas 4
Ekonomi kerakyatan  sebagai pelawanan terhadap perekonomian liberalisme_tugas 4Ekonomi kerakyatan  sebagai pelawanan terhadap perekonomian liberalisme_tugas 4
Ekonomi kerakyatan sebagai pelawanan terhadap perekonomian liberalisme_tugas 4
 
Pemikiran Ekonomi Islam Muhammad Baqir Ash – Sadr & Implementasi Di Zaman Sek...
Pemikiran Ekonomi Islam Muhammad Baqir Ash – Sadr & Implementasi Di Zaman Sek...Pemikiran Ekonomi Islam Muhammad Baqir Ash – Sadr & Implementasi Di Zaman Sek...
Pemikiran Ekonomi Islam Muhammad Baqir Ash – Sadr & Implementasi Di Zaman Sek...
 
Makalah ekonomi dalam perspektif Islam
Makalah ekonomi dalam perspektif IslamMakalah ekonomi dalam perspektif Islam
Makalah ekonomi dalam perspektif Islam
 
Ekonomi kerakyatan
Ekonomi kerakyatanEkonomi kerakyatan
Ekonomi kerakyatan
 
Musni Umar: Kesenjangan Ekonomi di Indonesia Bom Waktu
Musni Umar: Kesenjangan Ekonomi di Indonesia Bom WaktuMusni Umar: Kesenjangan Ekonomi di Indonesia Bom Waktu
Musni Umar: Kesenjangan Ekonomi di Indonesia Bom Waktu
 
PowerPoint LK-3.pptx
PowerPoint LK-3.pptxPowerPoint LK-3.pptx
PowerPoint LK-3.pptx
 
Makalah pi (dampak perdagangan bebas)
Makalah pi (dampak perdagangan bebas)Makalah pi (dampak perdagangan bebas)
Makalah pi (dampak perdagangan bebas)
 
Brief Note-21-2016-ekonomi kerakyatan
Brief Note-21-2016-ekonomi kerakyatanBrief Note-21-2016-ekonomi kerakyatan
Brief Note-21-2016-ekonomi kerakyatan
 

Plus de Jaringan GusDurian

Plus de Jaringan GusDurian (6)

Selasar edisi 13
Selasar edisi 13Selasar edisi 13
Selasar edisi 13
 
Selasar 14
Selasar 14Selasar 14
Selasar 14
 
Selasar edisi 11
Selasar edisi 11Selasar edisi 11
Selasar edisi 11
 
Selasar edisi 05
Selasar edisi 05Selasar edisi 05
Selasar edisi 05
 
Selasar edisi 02
Selasar edisi 02Selasar edisi 02
Selasar edisi 02
 
Selasar edisi 01
Selasar edisi 01Selasar edisi 01
Selasar edisi 01
 

Dernier

Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptxBab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
ssuser35630b
 
Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...
Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...
Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...
pipinafindraputri1
 
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptxPPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
dpp11tya
 
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.pptHAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
nabilafarahdiba95
 

Dernier (20)

Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptxBab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
 
TEKNIK MENJAWAB RUMUSAN SPM 2022 - UNTUK MURID.pptx
TEKNIK MENJAWAB RUMUSAN SPM 2022 - UNTUK MURID.pptxTEKNIK MENJAWAB RUMUSAN SPM 2022 - UNTUK MURID.pptx
TEKNIK MENJAWAB RUMUSAN SPM 2022 - UNTUK MURID.pptx
 
PPT MODUL 6 DAN 7 PDGK4105 KELOMPOK.pptx
PPT MODUL 6 DAN 7 PDGK4105 KELOMPOK.pptxPPT MODUL 6 DAN 7 PDGK4105 KELOMPOK.pptx
PPT MODUL 6 DAN 7 PDGK4105 KELOMPOK.pptx
 
DAFTAR PPPK GURU KABUPATEN PURWOREJO TAHUN 2024
DAFTAR PPPK GURU KABUPATEN PURWOREJO TAHUN 2024DAFTAR PPPK GURU KABUPATEN PURWOREJO TAHUN 2024
DAFTAR PPPK GURU KABUPATEN PURWOREJO TAHUN 2024
 
Kanvas BAGJA prakarsa perubahan Ahyar.pdf
Kanvas BAGJA prakarsa perubahan Ahyar.pdfKanvas BAGJA prakarsa perubahan Ahyar.pdf
Kanvas BAGJA prakarsa perubahan Ahyar.pdf
 
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdf
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdfSalinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdf
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdf
 
E-modul Materi Ekosistem untuk kelas X SMA
E-modul Materi Ekosistem untuk kelas X SMAE-modul Materi Ekosistem untuk kelas X SMA
E-modul Materi Ekosistem untuk kelas X SMA
 
Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...
Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...
Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...
 
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptxPPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
 
Modul Ajar Bahasa Inggris - HOME SWEET HOME (Chapter 3) - Fase D.pdf
Modul Ajar Bahasa Inggris - HOME SWEET HOME (Chapter 3) - Fase D.pdfModul Ajar Bahasa Inggris - HOME SWEET HOME (Chapter 3) - Fase D.pdf
Modul Ajar Bahasa Inggris - HOME SWEET HOME (Chapter 3) - Fase D.pdf
 
Modul Projek - Batik Ecoprint - Fase B.pdf
Modul Projek  - Batik Ecoprint - Fase B.pdfModul Projek  - Batik Ecoprint - Fase B.pdf
Modul Projek - Batik Ecoprint - Fase B.pdf
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...
PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...
PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...
 
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptxPEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
 
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptxRefleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
 
Intellectual Discourse Business in Islamic Perspective - Mej Dr Mohd Adib Abd...
Intellectual Discourse Business in Islamic Perspective - Mej Dr Mohd Adib Abd...Intellectual Discourse Business in Islamic Perspective - Mej Dr Mohd Adib Abd...
Intellectual Discourse Business in Islamic Perspective - Mej Dr Mohd Adib Abd...
 
Aksi Nyata Disiplin Positif Keyakinan Kelas untuk SMK
Aksi Nyata Disiplin Positif Keyakinan Kelas untuk SMKAksi Nyata Disiplin Positif Keyakinan Kelas untuk SMK
Aksi Nyata Disiplin Positif Keyakinan Kelas untuk SMK
 
Prov.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdf
Prov.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdfProv.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdf
Prov.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdf
 
Pelaksana Lapangan Pekerjaan Jalan .pptx
Pelaksana Lapangan Pekerjaan Jalan .pptxPelaksana Lapangan Pekerjaan Jalan .pptx
Pelaksana Lapangan Pekerjaan Jalan .pptx
 
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.pptHAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
 

Selasar edisi 08

  • 1. Penanggung jawab SekNas JGD Penasihat Alissa QM Wahid koordinator Tata Khoiriyah Redaksi Nabilah Munsyarihah, Zahrotien Editor Abas Z g. Tata letak Muhammad Nabil Kontributor GUSDURian di berbagai daerah M e n g g e r a k k a n Tr a d i s i , M e n e g u h k a n I n d o n e s i a Sirkulasi SekNas Jaringan GUSDURian Edisi 8 / Oktober 2013 Sekadar Mendahului Bolehkah Rakyat Kaya? P asar bebas sudah menjadi pola perekonomian yang diamini oleh semua negara. Bagi negara maju dengan sistem ekonomi kuat, hal itu tidak menjadi persoalan. Namun bagi negara yang sistem ekonomi belum mapan, justru akan menimbulkan masalah-masalah baru. Menghadapi pasar bebas, rupanya Gus Dur sudah membaca hal tersebut sejak awal 1990an, bahkan mungkin lebih awal dari itu. Konsep menggunakan dana global untuk penguatan sektor usaha kecil, mikro dan menengah (UMKM) adalah pondasi awal yang kemudian dikenal dengan sistem ekonomi kerakyatan. Muhammad Arif Ruba’i, aktivis GUSDURian Kabupaten Semarang mencoba menganalisis hal tersebut dalam edisi ini. Pernyataan yang sama juga disajikan oleh Muhammad Fauzan. Keduanya menyoroti prinsip Gus Dur tentang pola ekonomi kerakyatan, yang tentunya berbeda dengan pengertian ekonomi kerakyatan yang dipahami pada umumnya. (red) Redaksi menerima tulisan dari pembaca berupa artikel, opini, berita melalui selasar.redaksi@gmail. com. Redaksi tidak bertanggung jawab atas isi tulisan. Tulisan itu adalah pandangan pribadi penulis. Newsletter ini adalah produk nonprofit. “ “ “Menyesali nasib takkan mengubah keadaan. Terus berkarya dan bekerjalah, itu yang membuat kita berharga.” KH. Abdurrahman Wahid
  • 2. Menggerakkan Tradisi Gus Dur dan Ekonomi (Ke)rakyat(an)* Oleh: Arif Ruba’i S ejak proklamasi kemerdekaan pada tahun 1945, khususnya setelah zaman revolusi (1945-1950) orientasi ekonomi kita banyak ditekankan pada kepentingan para pengusaha besar dan pengembangan sektor modern. Konsepsi ekonomi kerakyatan sangat jauh dari pemikiran para pemimpin pada waktu itu. Selain itu, ekonomi kerakyatan sejak semula merupakan gagasan yang berasal dari elit atau bangsawan. Sampai berakhirnya kekuasaan Orde Baru gagasan ekonomi kerakyatan hanyalah pinggiran dari sebuah gerak roda ekonomi. Pada paruh pertama tahun 1990-an, Gus Dur mencoba mencari terobosan dalam menumbuhkan perekonomian rakyat, dalam hal ini perekonomian kaum nahdliyyin. Bekerjasama dengan bank Summa, NU mendirikan puluhan bank perkreditan di beberapa daerah. Karena sebuah sebab ‘perselisihan politik’ program itu tidak bisa berjalan sesuai yang direncanakan. Gagasan-gagasan ekonomi kerakyatan dan nasionalisme ekonomi, dalam bentuk e-newsletter SELASAR /edisi 8/2013 2 terbatas, kembali diangkat oleh Rizal Ramli dan sejumlah menteri di era pemerintahan Gus Dur. Walaupun tetap melanjutkan kesepakatan dengan IMF, ada prinsip dari tim ekonomi untuk mempertahankan beberapa konsepsi ekonomi kerakyatan dan nasionalisme ekonomi. Cara berpikir penggagas “ekonomi kerakyatan” menurut Gus Dur, terjebak dalam cara berpikir dualistik yang dikembangkan sejarahwan-ekonomi Belanda yang pernah meneliti di Indonesia, yaitu J.H. Boeke. Menurutnya ada dualisme alias dua corak perekonomian yang hidup bersamaan dalam masyarakat Hindia-Belanda yaitu ekonomi tradisional dan ekonomi formal (modern). Ekonomi tradisional ini, menurut Boeke bergerak di sektor non-formal, eksistensinya tidak masuk dalam catatan resmi sistem ekonomi legal negara. Dengan kata lain, sektor ekonomi ini adalah sektor ekonomi rakyat. Gus Dur memilih langsung menyentuh ekonomi-rakyat. Salah satu ‘pesan’ yang Gus Dur sampaikan dari ikhtiarnya
  • 3. mengembangkan ekonomi rakyat adalah bekerja sepenuhnya untuk kepentingan ekonomi rakyat, tanpa menjadi anti pada kekuatan (ekonomi) besar. “Upaya pembangunan Indonesia jika hanya bertumpu pada penegakkan demokrasi hukum, tanpa memperhatikan sistem ekonomi yang sekarang timpang, yang hanya mementingkan konglomerat tidak akan ada hasilnya,” ujarnya di tahun 2004. Tahun 2005 Gus Dur mengusulkan agar para pemimpin republik membalik pikirannya dari menolak ke menerima moratorium pembayaran utang luar negeri selama lima tahun. Menurutnya, jeda bayar hutang selama 5 tahun tersebut dapat digunakan untuk dua hal, (1) memberikan kredit bagi usaha kecil menengah, dan (2) perubahan kebijakan gaji pegawai. Bagi Gus Dur, dan ini yang terpenting, ada cara selain membangun dan menggerakkan ekonomi negara selain menunggu asing menanamkan modalnya di Indonesia. Yaitu dengan membangun potensi ekonomi rakyat. Gus Dur, tidak pernah terdengar antiglobalisasi. Beliau selalu mencari peluang di antara proses yang berlangsung. Proyeknya untuk membangun poros Jakarta-New DelhiBeijing merupakan salah satu gerak terobosan yang sempat mencemaskan AS (khususnya) ketika itu. Poros tersebut mempertemukan – dan bila berjalan, menyatukan – tiga negara berpenduduk terbesar di muka bumi. Beliau adalah ‘aktivis’ penguat ekonomi rakyat yang faham betul dengan kerja ekonomi pasar, globalisasi, dan tanpa anti terhadap pasar dan globalisasi. [.] * Diedit Dari tulisan Arif Ruba’I, KONSEPTUALISASI EKONOMI KERAKYATAN: Membaca Sekelumit Penggalan Cerita tentang dan dari GUS DUR yang direfleksikan oleh Sumardi Arabani, Naeni amanullah dan Muh Arif Ruba’i 3
  • 4. Menggerakkan Tradisi Menuju Indonesia Berdikari dengan Oleh: Moh. Fauzan* K emajuan perekonomian dan kemiskinan yang semakin meningkat menjadi pertanyaan mendasar tentang perekonomian Indonesia. Keadaan dIlematis ini perlu kita telaah lagi penyebabnya dalam rangka mencari “smart solution” untuk keadaan ini sehingga apa yang di idamidamkan bangsa ini sejak dulu yang tertuang dalam sila ke-5 yaitu bukan hayalan semata. Kesenjangan ekonomi dilatarbelakangi oleh dua faktor yaitu aspek kultural dan aspek struktural. Pada aspek kultural yaitu berhubungan dengan nilai-nilai yang berlaku dalam masyarakat Indonesia baik lingkup lokal maupun Indonesia secara umum. Sedangkan pada aspek struktural yaitu berhubungan dengan kebijakan-kebijakan pemerintah dalam berberbagai aspek kenegaraan. Arus globalisasi yang begitu kuat mencengkram Indonesia dengan “pasar bebas”. Banyak barang impor masuk ke Indonesia yang cenderung harganya lebih murah dari pada harga barang dalam negeri sehingga sulit untuk bersaing. Kurangnya perhatian khusus pemerintah terkait Usaha Kecil Menengah (UKM) bahkan kebijakan-kebijakan antara perusahaan besar dan perusahaan kecil bahkan UKM hampir sama. Misalnya berdampak pada persaingan pasar modern dan pasar tradisional. Dalam buku “Islamku, Islam Anda dan Islam Kita” yang ditulis oleh KH. Abdurrahman Wahid (Gusdur) tertuang salah satu solusi untuk mencapai “masyarakat yang bertumpukan pada keadilan dan kemakmuran” (al-maslahah al-ammah) dalam aspek perekonomian yang disebut dengan “Ekonomi Rakyat”. Ekonomi rakyat bukanlah suatu konsep yang kaku melainkan suatu orientasi dari suatu perekonomian yang seharusnya menjadi ruh dan spirit dari perekonomian Indonesia, e-newsletter SELASAR /edisi 8/2013 4 UKM yang mana perekonomian Indonesia seharusnya memihak kepada rakyatrakyat kalangan menengah kebawah yang merupakan mayoritas peduduk Indonesia yang nota bene keadaan ekonominya tertinggal. Spirit ekonomi rakyat tidak dapat dipisahkan dengan spirit “BERDIKARI” (berdiri pada kaki sendiri) yang lebih menekankan pada perluasan pasar dalam negeri secara besar-besaran. Untuk mewujudkan itu, butuh tiga hal yang perlu dilakukan yaitu peningkatan pendapatan masyarakat untuk kemampuan daya beli yang besar, pengarahan Industri untuk menghidupkan kembali penyediaan barang pada pasar dalam negeri, indepedensi ekonomi agar tidak tergantung pada tataniaga Internasional. Langkah kongkrit yang sering dikatakan Gus Dur dalam beberapa tulisannya yaitu pembentukan dan pengembangan Usaha Kecil Menengah (UKM) secara optimal. Hal ini dilakukan untuk mengurangi jumlah pengangguran dengan mendorong masyarakat memiliki keterampilan dan menyediakan mikro kredit yang mudah diakses. UKM tidak hanya menguatkan ekonomi rakyat, tetapi juga ekonomi negara secara keseluruhan.Langkah-langkah secara umum yang harus dilakukan oleh pemerintah. Pertama, Pemetaan kawasan sesuai potensi Sumber Daya Alam ataupun Sumber Daya Manusia dalam suatu daerah. Kedua, Sosialisasi di media massa dan pelatihan secara intensif, bahkan kalau perlu dibentuk suatu tim khusus untuk menangani UKM serta diiringi dengan pegawasan dan pendampingan secara kontinu ataupun berkala. Ketiga, pemberian modal oleh pemerintah dengan kredit bunga rendah dan kemudahan dalam birokrasinya. *Pegiat GARUDA Malang
  • 5. Forum Aan Anshory, Aktivis GUSDURian Jombang Jenderali Kerukunan Di Jawa Timur J awa Timur merupakan sarang dari organisasi Islam terbesar di Indonesia, Nahdlatul Ulama dengan haluan Islam moderat. Namun, kemoderatan bukan berarti tidak menyisakan konflik, gesekan antar kelompok yang ada acapkali menjadi pemicu konflik sosial di daerah ini. Adalah Aan Anshory, pria yang didaulat untuk mengkoordinir Jaringan GUSDURian di Jawa Timur oleh masyarakat GUSDURian, adalah salah satu aktivis yang paling getol untuk menjaga keragaman tanpa konflik di Jawa Timur. Warga Jalan Pakubuwono 50, Mojongapit, Jombang ini melakukan dua hal dalam menuju ambisinya mencapai Jawa Timur yang beragam tanpa konflik. Jalur pertama melalui pendidikan dan upgrade pengetahuan, dan dipraktikkan di lapangan sebagai jalur terakhir. “Saya mengikuti banyak pelatihan, baik itu program formal maupun informal. Termasuk memperbanyak diskusi untuk mengupgrade pengetahuan saya sehingga saya dapat lebih optimal dalam mempraktikkan di lapangan,” papar pria yang juga aktivis Indonesia Cycle for Justice Association ini. Tercatat, pria berputra dua ini telah ratusan kali mengikuti workshop, pelatihan dan pendidikan, baik sebagai peserta maupun pembicara. Bahkan untuk itu, ia harus rela berpisah dengan anak dan istri untuk sementara waktu. “Terakhir saya ikut summer school di UGM dan harus meninggalkan anak istri selama dua minggu lebih. Itu hal berat, tetapi kami saling bisa mengerti,” tambahnya. Alumnus Universitas Darul Ulum, Jombang ini selain terlibat langsung dalam penyelesaian konflik lapangan, juga aktif melakukan penyuluhan terhadap masyarakat. Penyuluhan dilakukan secara langsung maupun melalui media tulis yang sering dipublikasikannya. (red) 5
  • 6. Pergulatan UMKM dan Tantangan Pasar Global P erekonomian menjadi pokok hampir semua bidang kehidupan. Ketergantungan masyarakat terhadap bidang perekonomian, terutama dalam skala ekonomi mikro, berlaku sejak manusia ada, untuk memenuhi kebutuhan mereka. Perkembangan pola dan sistem berekonomi juga terus terjadi, dimulai sistem berburu dan meramu, pola barter hingga jual beli. Melihat dengan kacamata ekonomi makro, sistem ekonomi juga terus mengalami perubahan, liberalisme, materialisme, kapitalisme sampai sistem ekonomi kerakyatan. Gus Dur selain dikenal sebagai tokoh agama, kemanusiaan dan bangsawan, ia juga memiliki konsep ekonomi, yakni ekonomi kerakyatan. Dalam pengejawantahan sistem ini, ia lebih memperkuat pada basis ekonomi, penguatan Usaha Kecil Mikro dan Menengah (UMKM) yang dianggapnya sebagai fondasi ekonomi negara. Konsep tersebut apabila direalisasikan dengan baik, jelas akan sangat membantu negara dalam peningkatan kesejahteraan dan pertarungan pasar bebas. China sudah mempraktikkan hal tersebut, disana, UMKM dikelola sedemikian rupa sampai hampir semua produk bermula dari home industry. Kita juga memiliki potensi yang sama, populasi Indonesia yang besar juga akan mampu mengarah seperti China. Namun, siapakah yang akan menggerakkan? Siapakah yang akan mengejawantahkan konsepsi sistem ekonomi yang ditawarkan oleh Gus Dur sejak awal 1990an tersebut?. (red) e-newsletter SELASAR /edisi 8/2013 6 PUJI SYUKUR K etika itu Gus Dur berceramah di malam peringatan Isro’ Mi’roj. Seperti para ustadz kebanyakan, ia memulai ceramah dengan kalimat pembuka. “Marilah kita memanjatkan puji syukur ke hadirat Allah SWT.” Lalu Gus Dur bertanya kepada para jamaah, “Ada yang tahu, kenapa kita perlu memanjatkan puji dan syukur?” Jama’ah diam. Kenapa? Kata Gus Dur, “Karena Puji dan Syukur tidak bisa memanjat sendiri.” (Anam) A genda Jogja | 25 Oktober | Diskusi Forum Jumat Terakhir: Artist Talk bersama Ahmed Mater (seniman & senirupa kontemporer Arab Saudi) | Perpustakaan Karta Pustaka| Pukul 19.00 | Gratis & Umum | CP 082141232345 Jakarta | 1 November | Forum Jumat Pertama | Aula Wahid Institute | Gratis & Umum | CP 082141232345 Bandung | 16 November | Bandung Lautan Damai | teman masih dalam konfirmasi | Gratis & Umum | CP @ jakatarubsays Temanggung | 6 November | Refleksi Hari Jadi Kab. Temanggung Bersama Prof. Dr Mahfudz MD | Pendopo Jenar Setda Temanggung (Ruang Kerja Bupati) | Gratis dan umum | CP: David (088806515214)
  • 7. Gus Dur Bertutur Islam: Apakah Bentuk Perlawanannya? (Part II) Oleh: Abdurrahman Wahid D isini, KH. A. Mutamakin memperkenalkan pendekatan yang lain sama sekali. Ia mengutamakan pandangan alternatif terhadap kelaliman penguasa, namun tidak memberikan perlawanan secara terbuka. Dengan demikian, ia lebih mengutamakan sikap memberikan contoh bagaimana seharusnya seorang pemimpin wajib bertindak dan menampilkan para ulama sebagai kekuatan alternatif kultural di hadapan sang penguasa. Pendekatan inilah yang di kemudian hari dikenal dengan pendekatan kultural yang memicu perlawanan rakyat, tanpa melawan sang penguasa. Sikap ini dikecam dengan keras oleh pendekatan politis yang menunjang penguasa dan yang menentangnya. Pendekatan kultural ini, tidak pernah jelas-jelas menentang penguasa, tapi ia juga tidak pernah menunjang penguasa. Di masa itu, kaum syari’ah memberikan dukungan kepada penguasa sedangkan pihak tarekat bersikap menentang. KH. A.Mutamakin mengembangkan sikap kultural di atas, yakni pilihan alternatif yang bersifat kultural. Di masa Orde Baru, keadaan menjadi terbalik: pihak tarekat justru menjadi penunjang dan mendukung kekuasaan, seperti terjadi pada pemimpin-pemimpin tarekat pada masa itu. Sedangkan kaum syari’at, seperti yang tergabung dalam kalangan NU dalam PPP (Partai PersatuanPembangunan) masa itu menampilkan perlawanan kultural terhadap kekuasaan. Sekarang, pertanyaan pokok adalah, haruskah perlawanan kultural itu dikembangkan terus di masa depan? Atau justru dimatikan? Dan dengan demikian perjuangan seterusnya menjadi perlawanan politis saja. Jawabannya menurut penulis adalah sesuatu yang sangat komplek: bagi organisasi non-politis, seperti NU, pendekatan yang harus diambil adalah pendekatan kultural yang lebih didasarkan pada alternatifalternatif yang mengutamakan kebersihan perilaku di bidang pemerintahan. Sedangkan bagi organisasi-organisasi politik, seperti PKB (Partai Kebangkitan Bangsa), tekanan harus diletakkan pada penciptaan sistem politik yang bersih, meliputi ketiga bidang eksekutif-legislatif-yudikatif. Hanya dengan kombinasi kedua pendekatan kultural dan politis itu dapat ditegakkan proses demokratisasi di negeri kita. Sebagaimana diketahui, demokratisasi hanya dapat tegak kalau dapat diupayakan berlakunya kedaulatan hukum dan adanya perlakuan yang sama bagi semua warga negara di muka Undang-Undang. Bukankah dengan demikian, menjadi relevan bagi kita di saat ini, mengembangkan pendekatan kultural yang dahulu dirintis KH. A. Mutamakin? 7
  • 8. Kongkow JOGJA Gus Dur Mengajak Kita Untuk Berdaulat! G usdurian Jogja bersama SekNas Gusdurian mengadakan agenda rutinan “Diskusi Jum’at Terakhir Forum Gusdurian Jogja” (Jum’at 27/9). Temanya kali ini “Gus Dur dan Kedaulatan Sumber Daya Alam” yang bertempat di Jl. Sunan Giri 33 B, Sleman. Acara berlangsung dinamis dengan peserta 30-an orang dari berbagai latar belakang. Pemantik utamanya ialah Bosman Batubara, aktivis anti eksplorasi tambang yang sudah menekuni dunia tersebut sudah sejak lama. Ia juga tercatat sebagai salah seorang inisiator Front Nahdliyin untuk Kedaulatan Sumber Daya Alam (FN-KSDA). Menurutnya,Negara sudah tidak lagi berfungsi sebagai regulator dalam konvesional triad “negara-korporasi-masyarakat”, tetapi sudah berubah menjadi kacung dalam formasi yang sedang menjadi “korporasi+negaramasyarakat”. Artinya masyarakat sendirian mengahadapi duet korporasi dan negara tersebut. (qiya) JOMBANG Nobar Les Hommes Libres F ilm selain kental dengan nuansa entertainment, juga sarat dengan amanat yang disampaikan melalui ceritera yang digambarkan. Amanat tersebut akan lebih dapat dipahami dan menjadi cerminan apabila dikaji secara mendalam. Semangat itulah yang membuat Jaringan GUSDURian Jombang menggelar nonton bareng film Les Hommes Libres. Perjalanan Islam di Paris Prancis kaitannya e-newsletter SELASAR /edisi 8/2013 8 dengan hubungan lintas agama mencoba dipetik amanatnya. “Kami mendapati banyak hikmah,” terang Khusaini Arifin, aktivis GUSDURian Jombang. Koordinator GUSDURian Jombang, Aan Anshori menambahkan, kegiatan nobar merupakan kegiatan bagian dari agenda rutin, secara berkala film-film yang sarat makna ditonton bersama dan dibedah intisari pesan yang disampaikan. (enny)