SlideShare une entreprise Scribd logo
1  sur  29
HOMOMORFISMA GRUP
 Dalam mempelajari sistem, perlu juga
mempelajari tentang suatu fungsi yang
mengawetkan operasi aljabar.
 Sebagai contoh, dalam aljabar linier dipelajari
tentang alih ragam linier ( linier
transformation ). Fungsi ini T : V  W
mengawetkan penjumlahan dan pergandaan
skalar.
Definisi VII.1
 Diketahui pemetaan/fungsi f : A  B.
Fungsi f dikatakan surjektif jika dan hanya
jika untuk setiap y  B terdapat x  A
Contoh VII.1 :
 Diketahui fungsi f : R  R dengan f(x) = x.
Fungsi f merupakan fungsi yang surjektif.
Sedangkan fungsi f : R  R dengan f(x) =
x2 bukan fungsi surjektif karena -2  R
tetapi tidak ada x  R sehingga f(x) = x2
= -2.
Definisi VII.1
 Diketahui pemetaan/fungsi f : A  B.
 Fungsi f dikatakan injektif jika dan hanya
jika untuk setiap x, y  A dengan f(x) =
f(y) berlaku x = y.
Contoh VII.2 :
 Diketahui fungsi f : R  R dengan f(x) = x3.
Fungsi f merupakan fungsi yang injektif
karena untuk setiap x, y  R dengan f(x) =
f(y) maka x3 = y3 sehingga berlaku x = y.
 Sedangkan fungsi f : R  R dengan f(x) =
x2 bukan fungsi injektif karena ada -2 , 2
 R dan
-2 ≠ 2 tetapi f(-2) = (-2)2 = 4 = 22 = f(2).
Definisi VII.1
 Diketahui pemetaan/fungsi f : A  B. Fungsi
f dikatakan bijektif jika f injektif dan f
surjektif.
Contoh VII.3 :
 1. Fungsi f : R  R dengan f(x) = x
merupakan fungsi bijektif.
 2. Fungsi f : R  R dengan f(x) = x2
merupakan bukan fungsi bijektif karena f tidak
injektif.
 3. Fungsi f : R  R dengan f(x) = 2 x + 3
merupakan fungsi bijektif.
 4. Fungsi f : R  R dengan f(x) = x3
merupakan fungsi bijektif.
 5. Fungsi f : R  R+ dengan f(x) = ex
merupakan fungsi bijektif.
Definisi VII.1
 Misalkan < G, * > dan < H, .> grup.
 Pemetaan f : G  H dinamakan
homomorfisma grup jika f mengawetkan
operasi yaitu asalkan bahwa f(x * y) = f(x) . f(y)
Contoh VII.4
 Misalkan < G, . > suatu grup abelian dan n
bilangan bulat tertentu.
 Akan ditunjukkan bahwa aturan f(x) = xn
mendefinisikan suatu homomorfisma
f : G  G.
 Karena f(xy) = (xy)n = xn yn = f(x) f(y) maka f
mengawetkan operasi.
 Khususnya,  : Z10*  Z10* dengan  (x) = x2.
Hal itu berarti (1) = 1, (3) = 9, (7) = 9, dan
(9) = 1.
Contoh VII.5
 Determinan sebenarnya merupakan
homomorfisma dari M2x2* ke R* karena
determinan mempunyai sifat det(AB) = det(A) .
det(B) yang berarti fungsi determinan
mengawetkan operasi. Dalam hal ini determinan
juga merupakan fungsi yang surjektif.
 Suatu homomorfisma grup yang bijektif
(surjektif dan injektif) dinamakan isomorfisma
grup, sedangkan isomorfisma dari grup G ke
dirinya sendiri dinamakan automorfisma.
 Dalam teori grup automorfisma dapat
digunakan untuk menghubungkan grup bagian
dari suatu grup G dengan grup bagian yang
lain dalam upaya menganalisis struktur dari
grup G. Salah satu bentuk automorfisma yang
penting adalah sebagai berikut: untuk setiap b
dalam G terdapat suatu automorfisma fb yang
membawa x ke konjugatnya yaitu b-1xb. Peta
dari sebarang grup bagian S dibawah
automorfisma fb adalah b-1Sb = { b-1 s b | s
dalam S }.
 Dalam hal ini merupakan grup bagian dari G
yang isomorfis dengan S. Berbagai grup bagian
 Manfaat utama dari homomorfisma f : G
 H yaitu dengan melihat sifat-sifat dari
petanya (image) dapat disimpulkan sifat-
sifat dari grup G.
Definisi VII.3
 Peta Im(f) atau f(G) dari homomorfisma
grup
f : G  H didefinisikan sebagai
Im(f) = f(G) = { f(g) | g  G }.
 Peta dari homomorfisma f sama dengan
H jika f surjektif atau f pada (onto) H.
Teorema VII.1
 Jika f : G  H homomorfisma grup maka Im(f) grup
bagian dari H.
Bukti
Akan dibuktikan bahwa f(G) tertutup.
 Ambil sebarang f(a), f(b) dalam f(G). Karena f
homomorfisma maka f(ab) = f(a) f(b).
 Tetapi a, b dalam G sehingga ab dalam G (sebab G
grup).
 Jadi f(a) f(b) = f(ab) dalam G dengan ab dalam G atau
f(G)tertutup.
Akan dibuktikan bahwa e dalam f(G)
 Anggota e adalah identitas dalam H untuk membedakan
dengan e dalam G.
 Misalkan f(b) sebarang anggota dalam Im(f).
 Karena f(b) dalam Im(f) maka f(e) f(b) = f(eb) = f(b) = e
Akan dibuktikan f(G) mengandung invers
dari anggota f(G).
 Misalkan f(x) dalam f(G).
 Anggota f(x-1) merupakan invers dari f(x)
karena
f(x) f(x-1) = f(xx-1) = f(e) = e.
 Dengan cara yang sama, didapat
f(x-1) f(x) = e dan f(x-1) invers (yang
tunggal) dari f(x) dengan f(x-1) dalam
f(G).
Teorema VII.2
Misalkan < G, . > grup dan < B,* > sistem aljabar dengan
operasi *.
Maka fungsi f : G  B mengawetkan operasi maka Im(f)
merupakan grup terhadap operasi * yang termuat dalam
sistem B.
Bukti:
 Dengan sedikit perubahan pada pembuktian Teorema VII.1
maka dapat dibuktikan sifat ketertutupan, identitas dan
hukum invers. Tinggal dibuktikan bahwa hukum assosiatif
berlaku.
 Misalkan f(a), f(b), f(c) dalam f(G).
 Pada satu sisi,
 ( f(a)*f(b) ) * f(c) = f(ab)*f(c) = f((ab)c)
 Sedangkan pada sisi lain,
 f(a) * (f(b)*f(c)) = f(a)*f(bc) = f(a(bc))
 Karena G grup maka (ab) c = a (bc) sehingga kedua hasil
di atas sama.
Contoh VII.6
 Dalam contoh ini diperlihatkan
bagaimana menggunakan suatu
fungsi dari grup Z ke Zn untuk
membuktikan bahwa Zn grup.
Didefinisikan f : Z  Zn dengan f(x) = r
dan r merupakan sisa pembagian x
oleh n.
Definisi VII.4
 Misalkan f : G  H homomorfisma
grup. Inti dari f atau Ker(f) didefinisikan
sebagai anggota G yang dipetakan oleh
f ke anggota identitas dari H yaitu
Ker(f) = { x  G | f(x) = e }.
Contoh VII.7
 Bila didefinisikan pemetaan f : Z20* 
Z20* dengan f(x) = x2 maka dengan
menggunakan metode trial and error
akan diperoleh
Ker(f) = { 1, 9, 11,19 }.
Teorema VII.3
Jika f : G  H homomorfisma grup
maka Ker(f) grup bagian dari G.
Bukti :
Akan dibuktikan bahwa e dalam Ker(ƒ).
 Telah ditunjukkan bahwa f(e) = e.
 Akibatnya identitas e dalam G
merupakan anggota Ker(f).
Akan ditunjukkan bahwa Ker(ƒ) tertutup.
Misalkan x, y dalam Ker(f).
Karena x, y dalam Ker(f) maka f(x) = e dan f(y) =
e sehingga
(xy) = f(x) f(y) = e e= e.
Oleh karena itu , xy dalam Ker(f).
Akan ditunjukkan bahwa Ker(ƒ)mengandung invers
dari anggotanya.
Misalkan x dalam Ker(f).
Karena x dalam Ker(f) maka f(x) = e sehingga
f(x) = e
f(x) f(x-1) = e f(x-1)
f(x x-1) = f(x-1)
f(e)= f(x-1)
e= f(x-1)
Berarti f(x-1) dalam Ker(f).■
Teorema VII.4
 Misalkan f : G  H homografisma grup
dengan peta f(g). Sifat-sifat berikut ini
berlaku :
 Jika G berhingga maka orde dari f(G)
membagi orde G.
 Jika G siklik maka f(G) siklik.
 Jika a G mempunyai orde berhingga
maka order dari membagi order a.
 Jika G abelian maka f(G) abelian.
Misalkan G = (a) = { ak | k  Z }.
 Akibatnya f(G) = { f(ak) | k  Z }.
 Tetapi karena f(ak) = ( f(a) )k ( dengan induksi )
maka
 f(G) = { ( f(a) )k | k  Z }.
 Berarti f(G) dibangun oleh f(a) atau f(G) siklik.
Order dari f(a) sama dengan order dari grup bagian
siklik ( f(a) )
 Tetapi pada bagian (2) dalam bukti ini terlihat
bahwa f membawa (a) pada ( f(a) ).
 Pada bagian (1) dalam bukti ini juga menjelaskan
bahwa order dari ( f(a) ) membagi orde (a).
 Dengan kata lain, orde dari ( f(a) ) membagi orde
a.
Ambil sebarang f(a), f(b) dalam f(G) dengan G
abelian.
 Akibatnya f(a) f(b) = f(ab) = f(ba) = f(a) f(b).
 Berarti f(G) abelian.■
Contoh VII.8 :
 Fungsi f : dengan f(x) = 8x merupakan
homomorfisma 2 ke 1.
 Karena f(0) = 0 dan f(5) = 0 maka
K=Ker(f) = { 0, 5 }.
Koset dari K dibawa ke anggota dari
peta f yaitu 10 anggota dibawa dalam 2
ke 1 cara ke 5 anggota peta f.
{ 0 , 5 }  0
{ 1 , 6 }  8
{ 2 , 7 }  6
{ 3 , 8 }  4
{ 4 , 9 }  2
Teorema VII.5
Misalkan f : G  H homomorfisma grup
dengan inti Ker(f) dan peta f(G).
Sifat-sifat berikut ini berlaku :
 Fungsi f injektif jika dan hanya jika
Ker(f)={ 0 }
 Jika f injektif maka G isomorfis
dengan f(G).
Contoh VII.9 :
 Didefinisikan pemetaan f : Z  Z dengan
aturan f(x) = 3x.
 Karena f(x+y) = 3(x+y) = 3x+3y = f(x) +
f(y) maka f homomorfisma.
 Penyelesaian persamaan 3x = 0 adalah x
= 0 sehingga Ker(f) = { 0 } atau f injektif.
 Dengan menggunakan teorema maka Z
isomorfis dengan
Im(f) = { 3x | x dalam Z } = (3)
yang merupakan grup bagian sejati dari Z.■
Soal VII.1
 Misalkan diketahui R himpunan bilangan
real dan R* = R – {0}.
 Didefinisikan f : R*  R* dengan f(x)
= x2 Buktikan f homomorfisma tetapi f
tidak injektif.
Jawab :
 Berdasarkan Contoh VII.4, dengan
mengingat R* grup terhadap operasi
perkalian maka f homomorfisma tetapi
Ker(f) = { x  R* | f(x) = x2 = 1 }
= { 1, -1 } ≠ { 1 }
sehingga f tidak injektif.
Latihan
 Tentukan fungsi ini homomorfisma
atau bukan.
◦ f : Z  R* dengan f(k) = 2 .
◦ f : R  R dengan f(x) = x .
◦ f : Z  Z dengan f(k. 1) = k. 1.
 Jika pada soal nomor 1 di atas
homomorfisma maka tentukan peta
dan intinya.
 Jika G dan H sebarang grup dan f : G
 H dengan f(x) = e untuk semua x
dalam G buktikan bahwa f
homomorfisma.
 Diketahui f : R  R+ dengan f(x) = 2-x.
Tunjukkan bahwa f homomorfisma yang
injektif dengan uji kernel.
 Diketahui Z3* = { 1, 2 } dan f : Z3*  Z3*
dengan f(x) = x2.
Apakah f homomorfisma bijektif ?
Homomorfisma grup

Contenu connexe

Tendances

Pertemuan 3 relasi & fungsi
Pertemuan 3 relasi & fungsiPertemuan 3 relasi & fungsi
Pertemuan 3 relasi & fungsi
aansyahrial
 
Analisis bab1 bab2
Analisis bab1 bab2Analisis bab1 bab2
Analisis bab1 bab2
Charro NieZz
 
Analisis real-lengkap-a1c
Analisis real-lengkap-a1cAnalisis real-lengkap-a1c
Analisis real-lengkap-a1c
Ummu Zuhry
 

Tendances (20)

Teori Group
Teori GroupTeori Group
Teori Group
 
Struktur aljabar-2
Struktur aljabar-2Struktur aljabar-2
Struktur aljabar-2
 
ANALISIS REAL
ANALISIS REALANALISIS REAL
ANALISIS REAL
 
Koset Suatu Grup
Koset Suatu GrupKoset Suatu Grup
Koset Suatu Grup
 
Analisis Real (Barisan Bilangan Real) Latihan bagian 2.2
Analisis Real (Barisan Bilangan Real) Latihan bagian 2.2Analisis Real (Barisan Bilangan Real) Latihan bagian 2.2
Analisis Real (Barisan Bilangan Real) Latihan bagian 2.2
 
BAB 1 Transformasi
BAB 1 Transformasi BAB 1 Transformasi
BAB 1 Transformasi
 
Pertemuan 3 relasi & fungsi
Pertemuan 3 relasi & fungsiPertemuan 3 relasi & fungsi
Pertemuan 3 relasi & fungsi
 
BAB 2 Pencerminan (Refleksi)
BAB 2 Pencerminan (Refleksi)BAB 2 Pencerminan (Refleksi)
BAB 2 Pencerminan (Refleksi)
 
Analisis bab1 bab2
Analisis bab1 bab2Analisis bab1 bab2
Analisis bab1 bab2
 
Bab ii ring
Bab ii ringBab ii ring
Bab ii ring
 
Aljabar 3-struktur-aljabar
Aljabar 3-struktur-aljabarAljabar 3-struktur-aljabar
Aljabar 3-struktur-aljabar
 
Analisis real-lengkap-a1c
Analisis real-lengkap-a1cAnalisis real-lengkap-a1c
Analisis real-lengkap-a1c
 
Grup siklik
Grup siklikGrup siklik
Grup siklik
 
GRUP STRUKTUR ALJABAR
GRUP STRUKTUR ALJABARGRUP STRUKTUR ALJABAR
GRUP STRUKTUR ALJABAR
 
Rangkuman materi Isometri
Rangkuman materi IsometriRangkuman materi Isometri
Rangkuman materi Isometri
 
Peubah acak diskrit dan kontinu
Peubah acak diskrit dan kontinuPeubah acak diskrit dan kontinu
Peubah acak diskrit dan kontinu
 
Teori bilangan
Teori bilanganTeori bilangan
Teori bilangan
 
Geometri analitik ruang
Geometri analitik ruangGeometri analitik ruang
Geometri analitik ruang
 
Defenisi dan sifat kekongruenan Teobil
Defenisi dan sifat kekongruenan TeobilDefenisi dan sifat kekongruenan Teobil
Defenisi dan sifat kekongruenan Teobil
 
Modul 3 kongruensi
Modul 3   kongruensiModul 3   kongruensi
Modul 3 kongruensi
 

Similaire à Homomorfisma grup

komposisi dua fungsi dan fungsi invers
komposisi dua fungsi dan fungsi inverskomposisi dua fungsi dan fungsi invers
komposisi dua fungsi dan fungsi invers
mfebri26
 
Fungsi kelompok 4 (xi mia 4)
Fungsi kelompok 4 (xi mia 4)Fungsi kelompok 4 (xi mia 4)
Fungsi kelompok 4 (xi mia 4)
Dinna
 
Komposisi dua-fungsi
Komposisi dua-fungsiKomposisi dua-fungsi
Komposisi dua-fungsi
said hannaf
 
Sierfi tugas matematika
Sierfi tugas matematikaSierfi tugas matematika
Sierfi tugas matematika
sierfi
 

Similaire à Homomorfisma grup (20)

komposisi dua fungsi dan fungsi invers
komposisi dua fungsi dan fungsi inverskomposisi dua fungsi dan fungsi invers
komposisi dua fungsi dan fungsi invers
 
Bab 6
Bab 6Bab 6
Bab 6
 
log&himp_Fungsi_Kelompok-1.pptx
log&himp_Fungsi_Kelompok-1.pptxlog&himp_Fungsi_Kelompok-1.pptx
log&himp_Fungsi_Kelompok-1.pptx
 
Bab 6
Bab 6Bab 6
Bab 6
 
Fungsi dan kompsisi invers
Fungsi dan kompsisi inversFungsi dan kompsisi invers
Fungsi dan kompsisi invers
 
Bab 6
Bab 6Bab 6
Bab 6
 
Fungsi komposisi
Fungsi komposisiFungsi komposisi
Fungsi komposisi
 
Fungsi kelompok 4 (xi mia 4)
Fungsi kelompok 4 (xi mia 4)Fungsi kelompok 4 (xi mia 4)
Fungsi kelompok 4 (xi mia 4)
 
Komposisi dua-fungsi
Komposisi dua-fungsiKomposisi dua-fungsi
Komposisi dua-fungsi
 
Bab 6
Bab 6Bab 6
Bab 6
 
Bab 6
Bab 6Bab 6
Bab 6
 
Fungsi Komposisi Dan Fungsi Invers
Fungsi Komposisi Dan Fungsi Invers Fungsi Komposisi Dan Fungsi Invers
Fungsi Komposisi Dan Fungsi Invers
 
Sierfi tugas matematika
Sierfi tugas matematikaSierfi tugas matematika
Sierfi tugas matematika
 
BAB 1 FUNGSI INVERS DAN KOMPOSISI FUNGSI.pptx
BAB 1 FUNGSI INVERS DAN KOMPOSISI FUNGSI.pptxBAB 1 FUNGSI INVERS DAN KOMPOSISI FUNGSI.pptx
BAB 1 FUNGSI INVERS DAN KOMPOSISI FUNGSI.pptx
 
operasi pada fungsi
operasi pada fungsioperasi pada fungsi
operasi pada fungsi
 
RELASI Matematika.ppt
RELASI Matematika.pptRELASI Matematika.ppt
RELASI Matematika.ppt
 
Meri arianti (17118002)
Meri arianti (17118002)Meri arianti (17118002)
Meri arianti (17118002)
 
Fungsi komposisi
Fungsi komposisiFungsi komposisi
Fungsi komposisi
 
DIFFERENSIASI
DIFFERENSIASIDIFFERENSIASI
DIFFERENSIASI
 
komposisi fungsi dan fungsi invers.pptx
komposisi fungsi dan fungsi invers.pptxkomposisi fungsi dan fungsi invers.pptx
komposisi fungsi dan fungsi invers.pptx
 

Plus de Yadi Pura

Permendikbud th. 2016 no. 022 ttg. standar proses dikdasmen
Permendikbud th. 2016 no. 022 ttg. standar proses dikdasmenPermendikbud th. 2016 no. 022 ttg. standar proses dikdasmen
Permendikbud th. 2016 no. 022 ttg. standar proses dikdasmen
Yadi Pura
 
Permendikbud th. 2016 no. 022 lampiran
Permendikbud th. 2016 no. 022   lampiranPermendikbud th. 2016 no. 022   lampiran
Permendikbud th. 2016 no. 022 lampiran
Yadi Pura
 
Luas lingkaran (2)
Luas lingkaran (2)Luas lingkaran (2)
Luas lingkaran (2)
Yadi Pura
 
Luas lingkaran1
Luas lingkaran1Luas lingkaran1
Luas lingkaran1
Yadi Pura
 
Kemampuan berpikir kritis dan kreatif matematis
Kemampuan berpikir kritis dan kreatif matematisKemampuan berpikir kritis dan kreatif matematis
Kemampuan berpikir kritis dan kreatif matematis
Yadi Pura
 
Kemampuan penalaran induktif
Kemampuan penalaran induktifKemampuan penalaran induktif
Kemampuan penalaran induktif
Yadi Pura
 
Kemampuan berpikir kritis, kreatif dan pemecahan masalah
Kemampuan berpikir kritis, kreatif dan pemecahan masalahKemampuan berpikir kritis, kreatif dan pemecahan masalah
Kemampuan berpikir kritis, kreatif dan pemecahan masalah
Yadi Pura
 
Kemampuan berpikir kritis, kreatif dan pemecahan masalah
Kemampuan berpikir kritis, kreatif dan pemecahan masalahKemampuan berpikir kritis, kreatif dan pemecahan masalah
Kemampuan berpikir kritis, kreatif dan pemecahan masalah
Yadi Pura
 
Kemampuan berpikir kritis dan kreatif
Kemampuan berpikir kritis dan kreatifKemampuan berpikir kritis dan kreatif
Kemampuan berpikir kritis dan kreatif
Yadi Pura
 
Kemampuan berpikir kritis dan kreatif matematika
Kemampuan berpikir kritis dan kreatif matematikaKemampuan berpikir kritis dan kreatif matematika
Kemampuan berpikir kritis dan kreatif matematika
Yadi Pura
 
Kreatif membelajarkan-matematika
Kreatif membelajarkan-matematikaKreatif membelajarkan-matematika
Kreatif membelajarkan-matematika
Yadi Pura
 

Plus de Yadi Pura (18)

Permendikbud th. 2016 no. 022 ttg. standar proses dikdasmen
Permendikbud th. 2016 no. 022 ttg. standar proses dikdasmenPermendikbud th. 2016 no. 022 ttg. standar proses dikdasmen
Permendikbud th. 2016 no. 022 ttg. standar proses dikdasmen
 
Permendikbud th. 2016 no. 022 lampiran
Permendikbud th. 2016 no. 022   lampiranPermendikbud th. 2016 no. 022   lampiran
Permendikbud th. 2016 no. 022 lampiran
 
Modul sa-07-homomorfisma
Modul sa-07-homomorfismaModul sa-07-homomorfisma
Modul sa-07-homomorfisma
 
Sk kriteria-kelulusan
Sk kriteria-kelulusanSk kriteria-kelulusan
Sk kriteria-kelulusan
 
Draf kriteria-lulus-2015
Draf kriteria-lulus-2015Draf kriteria-lulus-2015
Draf kriteria-lulus-2015
 
Luas lingkaran (2)
Luas lingkaran (2)Luas lingkaran (2)
Luas lingkaran (2)
 
Lingkaran1
Lingkaran1Lingkaran1
Lingkaran1
 
Luas lingkaran1
Luas lingkaran1Luas lingkaran1
Luas lingkaran1
 
Pythagoras
PythagorasPythagoras
Pythagoras
 
Kemampuan berpikir kritis dan kreatif matematis
Kemampuan berpikir kritis dan kreatif matematisKemampuan berpikir kritis dan kreatif matematis
Kemampuan berpikir kritis dan kreatif matematis
 
Kemampuan penalaran induktif
Kemampuan penalaran induktifKemampuan penalaran induktif
Kemampuan penalaran induktif
 
Kemampuan berpikir kritis, kreatif dan pemecahan masalah
Kemampuan berpikir kritis, kreatif dan pemecahan masalahKemampuan berpikir kritis, kreatif dan pemecahan masalah
Kemampuan berpikir kritis, kreatif dan pemecahan masalah
 
Kemampuan berpikir kritis, kreatif dan pemecahan masalah
Kemampuan berpikir kritis, kreatif dan pemecahan masalahKemampuan berpikir kritis, kreatif dan pemecahan masalah
Kemampuan berpikir kritis, kreatif dan pemecahan masalah
 
Kemampuan berpikir kritis dan kreatif
Kemampuan berpikir kritis dan kreatifKemampuan berpikir kritis dan kreatif
Kemampuan berpikir kritis dan kreatif
 
Kemampuan berpikir kritis dan kreatif matematika
Kemampuan berpikir kritis dan kreatif matematikaKemampuan berpikir kritis dan kreatif matematika
Kemampuan berpikir kritis dan kreatif matematika
 
Induktif
InduktifInduktif
Induktif
 
Kreatif membelajarkan-matematika
Kreatif membelajarkan-matematikaKreatif membelajarkan-matematika
Kreatif membelajarkan-matematika
 
Piaget
PiagetPiaget
Piaget
 

Dernier

Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptxBab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
ssuser35630b
 
Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).ppt
Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).pptKenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).ppt
Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).ppt
novibernadina
 
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.pptHAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
nabilafarahdiba95
 

Dernier (20)

Aksi Nyata PMM Topik Refleksi Diri (1).pdf
Aksi Nyata PMM Topik Refleksi Diri (1).pdfAksi Nyata PMM Topik Refleksi Diri (1).pdf
Aksi Nyata PMM Topik Refleksi Diri (1).pdf
 
Materi Sosialisasi US 2024 Sekolah Dasar pptx
Materi Sosialisasi US 2024 Sekolah Dasar pptxMateri Sosialisasi US 2024 Sekolah Dasar pptx
Materi Sosialisasi US 2024 Sekolah Dasar pptx
 
Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptx
Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptxBab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptx
Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptx
 
AKSI NYATA Numerasi Meningkatkan Kompetensi Murid_compressed (1) (1).pptx
AKSI NYATA  Numerasi  Meningkatkan Kompetensi Murid_compressed (1) (1).pptxAKSI NYATA  Numerasi  Meningkatkan Kompetensi Murid_compressed (1) (1).pptx
AKSI NYATA Numerasi Meningkatkan Kompetensi Murid_compressed (1) (1).pptx
 
KELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKA
KELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKAKELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKA
KELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKA
 
Membaca dengan Metode Fonik - Membuat Rancangan Pembelajaran dengan Metode Fo...
Membaca dengan Metode Fonik - Membuat Rancangan Pembelajaran dengan Metode Fo...Membaca dengan Metode Fonik - Membuat Rancangan Pembelajaran dengan Metode Fo...
Membaca dengan Metode Fonik - Membuat Rancangan Pembelajaran dengan Metode Fo...
 
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptxBab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
 
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptxPendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
 
PPT MODUL 6 DAN 7 PDGK4105 KELOMPOK.pptx
PPT MODUL 6 DAN 7 PDGK4105 KELOMPOK.pptxPPT MODUL 6 DAN 7 PDGK4105 KELOMPOK.pptx
PPT MODUL 6 DAN 7 PDGK4105 KELOMPOK.pptx
 
AKSI NYATA TOPIK 1 MERDEKA BELAJAR. PPTX
AKSI NYATA TOPIK 1 MERDEKA BELAJAR. PPTXAKSI NYATA TOPIK 1 MERDEKA BELAJAR. PPTX
AKSI NYATA TOPIK 1 MERDEKA BELAJAR. PPTX
 
Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).ppt
Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).pptKenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).ppt
Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).ppt
 
BAHAN PAPARAN UU DESA NOMOR 3 TAHUN 2024
BAHAN PAPARAN UU DESA NOMOR 3 TAHUN 2024BAHAN PAPARAN UU DESA NOMOR 3 TAHUN 2024
BAHAN PAPARAN UU DESA NOMOR 3 TAHUN 2024
 
E-modul Materi Ekosistem untuk kelas X SMA
E-modul Materi Ekosistem untuk kelas X SMAE-modul Materi Ekosistem untuk kelas X SMA
E-modul Materi Ekosistem untuk kelas X SMA
 
LATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.ppt
LATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.pptLATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.ppt
LATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.ppt
 
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.pptHAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
 
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
 
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
SOAL PUBLIC SPEAKING UNTUK PEMULA PG & ESSAY
SOAL PUBLIC SPEAKING UNTUK PEMULA PG & ESSAYSOAL PUBLIC SPEAKING UNTUK PEMULA PG & ESSAY
SOAL PUBLIC SPEAKING UNTUK PEMULA PG & ESSAY
 
RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...
RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...
RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...
 
Pengenalan Figma, Figma Indtroduction, Figma
Pengenalan Figma, Figma Indtroduction, FigmaPengenalan Figma, Figma Indtroduction, Figma
Pengenalan Figma, Figma Indtroduction, Figma
 

Homomorfisma grup

  • 2.  Dalam mempelajari sistem, perlu juga mempelajari tentang suatu fungsi yang mengawetkan operasi aljabar.  Sebagai contoh, dalam aljabar linier dipelajari tentang alih ragam linier ( linier transformation ). Fungsi ini T : V  W mengawetkan penjumlahan dan pergandaan skalar. Definisi VII.1  Diketahui pemetaan/fungsi f : A  B. Fungsi f dikatakan surjektif jika dan hanya jika untuk setiap y  B terdapat x  A
  • 3. Contoh VII.1 :  Diketahui fungsi f : R  R dengan f(x) = x. Fungsi f merupakan fungsi yang surjektif. Sedangkan fungsi f : R  R dengan f(x) = x2 bukan fungsi surjektif karena -2  R tetapi tidak ada x  R sehingga f(x) = x2 = -2. Definisi VII.1  Diketahui pemetaan/fungsi f : A  B.  Fungsi f dikatakan injektif jika dan hanya jika untuk setiap x, y  A dengan f(x) = f(y) berlaku x = y.
  • 4. Contoh VII.2 :  Diketahui fungsi f : R  R dengan f(x) = x3. Fungsi f merupakan fungsi yang injektif karena untuk setiap x, y  R dengan f(x) = f(y) maka x3 = y3 sehingga berlaku x = y.  Sedangkan fungsi f : R  R dengan f(x) = x2 bukan fungsi injektif karena ada -2 , 2  R dan -2 ≠ 2 tetapi f(-2) = (-2)2 = 4 = 22 = f(2). Definisi VII.1  Diketahui pemetaan/fungsi f : A  B. Fungsi f dikatakan bijektif jika f injektif dan f surjektif.
  • 5. Contoh VII.3 :  1. Fungsi f : R  R dengan f(x) = x merupakan fungsi bijektif.  2. Fungsi f : R  R dengan f(x) = x2 merupakan bukan fungsi bijektif karena f tidak injektif.  3. Fungsi f : R  R dengan f(x) = 2 x + 3 merupakan fungsi bijektif.  4. Fungsi f : R  R dengan f(x) = x3 merupakan fungsi bijektif.  5. Fungsi f : R  R+ dengan f(x) = ex merupakan fungsi bijektif. Definisi VII.1  Misalkan < G, * > dan < H, .> grup.  Pemetaan f : G  H dinamakan homomorfisma grup jika f mengawetkan operasi yaitu asalkan bahwa f(x * y) = f(x) . f(y)
  • 6. Contoh VII.4  Misalkan < G, . > suatu grup abelian dan n bilangan bulat tertentu.  Akan ditunjukkan bahwa aturan f(x) = xn mendefinisikan suatu homomorfisma f : G  G.  Karena f(xy) = (xy)n = xn yn = f(x) f(y) maka f mengawetkan operasi.  Khususnya,  : Z10*  Z10* dengan  (x) = x2. Hal itu berarti (1) = 1, (3) = 9, (7) = 9, dan (9) = 1. Contoh VII.5  Determinan sebenarnya merupakan homomorfisma dari M2x2* ke R* karena determinan mempunyai sifat det(AB) = det(A) . det(B) yang berarti fungsi determinan mengawetkan operasi. Dalam hal ini determinan juga merupakan fungsi yang surjektif.
  • 7.  Suatu homomorfisma grup yang bijektif (surjektif dan injektif) dinamakan isomorfisma grup, sedangkan isomorfisma dari grup G ke dirinya sendiri dinamakan automorfisma.  Dalam teori grup automorfisma dapat digunakan untuk menghubungkan grup bagian dari suatu grup G dengan grup bagian yang lain dalam upaya menganalisis struktur dari grup G. Salah satu bentuk automorfisma yang penting adalah sebagai berikut: untuk setiap b dalam G terdapat suatu automorfisma fb yang membawa x ke konjugatnya yaitu b-1xb. Peta dari sebarang grup bagian S dibawah automorfisma fb adalah b-1Sb = { b-1 s b | s dalam S }.  Dalam hal ini merupakan grup bagian dari G yang isomorfis dengan S. Berbagai grup bagian
  • 8.  Manfaat utama dari homomorfisma f : G  H yaitu dengan melihat sifat-sifat dari petanya (image) dapat disimpulkan sifat- sifat dari grup G. Definisi VII.3  Peta Im(f) atau f(G) dari homomorfisma grup f : G  H didefinisikan sebagai Im(f) = f(G) = { f(g) | g  G }.  Peta dari homomorfisma f sama dengan H jika f surjektif atau f pada (onto) H.
  • 9.
  • 10. Teorema VII.1  Jika f : G  H homomorfisma grup maka Im(f) grup bagian dari H. Bukti Akan dibuktikan bahwa f(G) tertutup.  Ambil sebarang f(a), f(b) dalam f(G). Karena f homomorfisma maka f(ab) = f(a) f(b).  Tetapi a, b dalam G sehingga ab dalam G (sebab G grup).  Jadi f(a) f(b) = f(ab) dalam G dengan ab dalam G atau f(G)tertutup. Akan dibuktikan bahwa e dalam f(G)  Anggota e adalah identitas dalam H untuk membedakan dengan e dalam G.  Misalkan f(b) sebarang anggota dalam Im(f).  Karena f(b) dalam Im(f) maka f(e) f(b) = f(eb) = f(b) = e
  • 11. Akan dibuktikan f(G) mengandung invers dari anggota f(G).  Misalkan f(x) dalam f(G).  Anggota f(x-1) merupakan invers dari f(x) karena f(x) f(x-1) = f(xx-1) = f(e) = e.  Dengan cara yang sama, didapat f(x-1) f(x) = e dan f(x-1) invers (yang tunggal) dari f(x) dengan f(x-1) dalam f(G).
  • 12. Teorema VII.2 Misalkan < G, . > grup dan < B,* > sistem aljabar dengan operasi *. Maka fungsi f : G  B mengawetkan operasi maka Im(f) merupakan grup terhadap operasi * yang termuat dalam sistem B. Bukti:  Dengan sedikit perubahan pada pembuktian Teorema VII.1 maka dapat dibuktikan sifat ketertutupan, identitas dan hukum invers. Tinggal dibuktikan bahwa hukum assosiatif berlaku.  Misalkan f(a), f(b), f(c) dalam f(G).  Pada satu sisi,  ( f(a)*f(b) ) * f(c) = f(ab)*f(c) = f((ab)c)  Sedangkan pada sisi lain,  f(a) * (f(b)*f(c)) = f(a)*f(bc) = f(a(bc))  Karena G grup maka (ab) c = a (bc) sehingga kedua hasil di atas sama.
  • 13.
  • 14. Contoh VII.6  Dalam contoh ini diperlihatkan bagaimana menggunakan suatu fungsi dari grup Z ke Zn untuk membuktikan bahwa Zn grup. Didefinisikan f : Z  Zn dengan f(x) = r dan r merupakan sisa pembagian x oleh n.
  • 15. Definisi VII.4  Misalkan f : G  H homomorfisma grup. Inti dari f atau Ker(f) didefinisikan sebagai anggota G yang dipetakan oleh f ke anggota identitas dari H yaitu Ker(f) = { x  G | f(x) = e }. Contoh VII.7  Bila didefinisikan pemetaan f : Z20*  Z20* dengan f(x) = x2 maka dengan menggunakan metode trial and error akan diperoleh Ker(f) = { 1, 9, 11,19 }.
  • 16. Teorema VII.3 Jika f : G  H homomorfisma grup maka Ker(f) grup bagian dari G. Bukti : Akan dibuktikan bahwa e dalam Ker(ƒ).  Telah ditunjukkan bahwa f(e) = e.  Akibatnya identitas e dalam G merupakan anggota Ker(f).
  • 17. Akan ditunjukkan bahwa Ker(ƒ) tertutup. Misalkan x, y dalam Ker(f). Karena x, y dalam Ker(f) maka f(x) = e dan f(y) = e sehingga (xy) = f(x) f(y) = e e= e. Oleh karena itu , xy dalam Ker(f). Akan ditunjukkan bahwa Ker(ƒ)mengandung invers dari anggotanya. Misalkan x dalam Ker(f). Karena x dalam Ker(f) maka f(x) = e sehingga f(x) = e f(x) f(x-1) = e f(x-1) f(x x-1) = f(x-1) f(e)= f(x-1) e= f(x-1) Berarti f(x-1) dalam Ker(f).■
  • 18.
  • 19. Teorema VII.4  Misalkan f : G  H homografisma grup dengan peta f(g). Sifat-sifat berikut ini berlaku :  Jika G berhingga maka orde dari f(G) membagi orde G.  Jika G siklik maka f(G) siklik.  Jika a G mempunyai orde berhingga maka order dari membagi order a.  Jika G abelian maka f(G) abelian.
  • 20. Misalkan G = (a) = { ak | k  Z }.  Akibatnya f(G) = { f(ak) | k  Z }.  Tetapi karena f(ak) = ( f(a) )k ( dengan induksi ) maka  f(G) = { ( f(a) )k | k  Z }.  Berarti f(G) dibangun oleh f(a) atau f(G) siklik. Order dari f(a) sama dengan order dari grup bagian siklik ( f(a) )  Tetapi pada bagian (2) dalam bukti ini terlihat bahwa f membawa (a) pada ( f(a) ).  Pada bagian (1) dalam bukti ini juga menjelaskan bahwa order dari ( f(a) ) membagi orde (a).  Dengan kata lain, orde dari ( f(a) ) membagi orde a. Ambil sebarang f(a), f(b) dalam f(G) dengan G abelian.  Akibatnya f(a) f(b) = f(ab) = f(ba) = f(a) f(b).  Berarti f(G) abelian.■
  • 21. Contoh VII.8 :  Fungsi f : dengan f(x) = 8x merupakan homomorfisma 2 ke 1.  Karena f(0) = 0 dan f(5) = 0 maka K=Ker(f) = { 0, 5 }. Koset dari K dibawa ke anggota dari peta f yaitu 10 anggota dibawa dalam 2 ke 1 cara ke 5 anggota peta f. { 0 , 5 }  0 { 1 , 6 }  8 { 2 , 7 }  6 { 3 , 8 }  4 { 4 , 9 }  2
  • 22. Teorema VII.5 Misalkan f : G  H homomorfisma grup dengan inti Ker(f) dan peta f(G). Sifat-sifat berikut ini berlaku :  Fungsi f injektif jika dan hanya jika Ker(f)={ 0 }  Jika f injektif maka G isomorfis dengan f(G).
  • 23.
  • 24. Contoh VII.9 :  Didefinisikan pemetaan f : Z  Z dengan aturan f(x) = 3x.  Karena f(x+y) = 3(x+y) = 3x+3y = f(x) + f(y) maka f homomorfisma.  Penyelesaian persamaan 3x = 0 adalah x = 0 sehingga Ker(f) = { 0 } atau f injektif.  Dengan menggunakan teorema maka Z isomorfis dengan Im(f) = { 3x | x dalam Z } = (3) yang merupakan grup bagian sejati dari Z.■
  • 25. Soal VII.1  Misalkan diketahui R himpunan bilangan real dan R* = R – {0}.  Didefinisikan f : R*  R* dengan f(x) = x2 Buktikan f homomorfisma tetapi f tidak injektif. Jawab :  Berdasarkan Contoh VII.4, dengan mengingat R* grup terhadap operasi perkalian maka f homomorfisma tetapi Ker(f) = { x  R* | f(x) = x2 = 1 } = { 1, -1 } ≠ { 1 } sehingga f tidak injektif.
  • 26.
  • 27. Latihan  Tentukan fungsi ini homomorfisma atau bukan. ◦ f : Z  R* dengan f(k) = 2 . ◦ f : R  R dengan f(x) = x . ◦ f : Z  Z dengan f(k. 1) = k. 1.  Jika pada soal nomor 1 di atas homomorfisma maka tentukan peta dan intinya.  Jika G dan H sebarang grup dan f : G  H dengan f(x) = e untuk semua x dalam G buktikan bahwa f homomorfisma.
  • 28.  Diketahui f : R  R+ dengan f(x) = 2-x. Tunjukkan bahwa f homomorfisma yang injektif dengan uji kernel.  Diketahui Z3* = { 1, 2 } dan f : Z3*  Z3* dengan f(x) = x2. Apakah f homomorfisma bijektif ?