Dokumen tersebut membahas tentang konsep dasar ilmu gizi, termasuk pengertian gizi, ruang lingkup ilmu gizi, hubungan gizi dengan kesehatan dan proses tubuh, perkembangan ilmu gizi, pengelompokan zat gizi berdasarkan fungsi dan kebutuhan, serta pesan dasar gizi seimbang.
2. Konsep Dasar
Ilmu Gizi
Pengertian dasar atau istilah gizi
1.Ruang lingkup gizi
1.Hubungan gizi dengan kesehatan
1.Hubungan gizi dengan proses tubuh
1.Perkembangan ilmu gizi
1.Pengelompokan zat gizi menurut fungsinya.
1.Pengelompokan zat gizi menurut kebutuhan
Pesan dasar gizi seimbang
3. Pengertian Gizi
Di Indonesia, istilah gizi diadopsi dari bahasa Arab,
yaitu “ghiza” yang dalam dialek mesir dibaca ghizi,
artinya makanan yang menyehatkan
(Ilmu Gizi, Teori dan Aplikasi, 2017)
Gizi dapat bermakna:
Zat gizi
(nutrient)
Pengaturan gizi
makanan dan
minuman (diet)
Status gizi
(nutritional
status)
4. • Ilmu gizi (nutrition science)
adalah ilmu yang
mempelajari tentang
pangan dan hubungannya
dengan kesehatan manusia
(Olson, 1978)
Ilmu Gizi
Dalam Nutrition and Diet Therapy Reference Dictionary,
ilmu gizi didefinisikan sebagai ilmu mengenai pangan, zat gizi,
dan komponen lainnya dalam pangan, aktivitas, interaksi, dan
keseimbangannya sehubungan dengan kesehatan, penyakit,
proses pencernaan, metabolisme, transpor, utilisasi, dan
pengeluaran komponen pangan tersebut.
5. Ruang Lingkup Gizi
Produksi
pangan
Perubahan
paska panen
Penyediaan
pangan
Pengolahan
Pangan
Konsumsi
Pangan
Pemanfaatan
Pangan
• Oleh karena itu, ilmu gizi
sangat berkaitan erat
dengan ilmu-ilmu agronomi,
peternakan, ilmu pangan,
mikrobiologi, biokimia, faal,
biologi molecular dan
kedokteran.
• Karena konsumsi makanan
dipengaruhi oleh kebiasaan
makan, perilaku makan, dan
keadaan ekonomi maka ilmu
gizi juga berkaitan dengan
ilmu sosial seperti
antropologi, sosiologi,
psikologi dan ekonomi.
6. Era gizi
pangan
Era gizi
makro
Era gizi
mikro
Era gizi
seluler
molekuler
Era gizi
nutrigenetik
dan
nutrigenomik
Era gizi
holistik
Perkembangan Ilmu Gizi
perjalanan sejarah perkembangan ilmu gizi
dikelompokkan dalam 6 era utama:
± 5000 tahun yang lalu telah diyakini bahwa
dalam makanan dan minuman terkandung zat
yang mencegah rasa lapar dan haus serta
bermanfaat untuk tubuh. Bahkan dipercaya
bahwa praktik pengaturan makanan (diet) yang
baik akan mencegah penyakit dan
memperpanjang usia.
Pada tahun 1785, Antonie Lavoiser, Ahli kimia dari
Perancis, membuktikan bahwa tubuh manusia
memperoleh oksigen dari udara untuk proses metabolisme
dalam tubuh hingga menghasilkan energi, karbon dioksida
dan air, baik ketika istirahat maupun bergerak. Jumlah
oksigen yang digunakan dan karbon dioksida yang
dihasilkan berhubungan dengan jumlah makanan yang
dimakan dan aktivitas fisik.
Buku Handbook of Historical and Geographical Pathology
dan kajian-kajian gizi sebelumnya berhasil menginspirasi
peneliti awal abad ke-20 untuk mengungkap selain gizi
makro. Dimulai dengan istilah vitamin tahun 1912
dan pengujian hipotesis pada hewan , kemudian berlanjut
dengan uji klinis pada manusia, seperti yang dilakukan
oleh Mc.Collum (vitamin A), Casimir Funk (vitamin B),
Eijkman (vitamin B1), Hopkins, Goldberger (niasin), dll.
Diawali oleh temuan Robert Hooke tahun 1665 tentang sel
tumbuhan, dan teori tentang struktur dan fungsi sel tahun 1839
oleh Jakob Schleiden dan Theodor Schwann sejak saat itu kajian
tentang inti sel, mitokondria, dan mekanismenya semakin pesat.
Perkembangan Ilmu gizi disertai ilmu kimia dan biologi tentang
seluler dan molekuler tahun 1955 membawa era baru bagi ilmu
gizi, ditandai dengan temuan Eagle, 1955 untuk pertama kali
bahwa sel membutuhkan beragam zat gizi.
Era gizi genetik ditandai dengan dimulainya penelitian pemetaan
genom manusia (Human Genom Project) pada tahun 1998 dan
berakhir pada tahun 2005. Pada era ini terdapat pengembangan
pangan dengan biofortifikasi.
Lahirnya teori Barker, masih tingginya masalah gizi mikro, stunting, dan
obesitas, krisis pangan dunia 2008, publikasi Lancet tentang pentingnya
mengatasi gizi ibu dan anak, disertai dengan perhatian para ahli gizi dunia
mendorong PBB meluncurkan Scale-Up Nutrition (SUN) Movement pada
September 2010. di Indonesia gerakan ini dikenal dengan Gerakan
1000 Hari Pertama Kehidupan (1000 HPK)
7. Hubungan Gizi dengan Kesehatan
• Menurut Henrik L Blum, “ Bahwa derajat kesehatan seseorang
dipengaruhi oleh 4 (empat) faktor, yaitu :
Lingkungan (gizi)
Perilaku/ Kebiasaan
Pelayanan kesehatan
Keturunan
9. Pengelompokkan Zat Gizi Menurut Fungsi
Utamanya (TRI GUNA MAKANAN)
Pemberi Energi
Pertumbuhan dan Pengaturan Jaringan
Mengatur Proses Tubuh
10.
11. Zat Gizi Essensial
• Zat gizi yang diperlukan oleh tubuh tapi tubuh
tidak dapat mensintesanya atau tubuh tidak
dapat mensintesanya dalam jumlah yang
cukup.
12. Pengelompokan Zat Gizi
Menurut Kebutuhan
•Karbohidrat
•Protein
•Lemak
Zat Gizi
Makro
•Vitamin
•Mineral
•Air
Zat Gizi
Mikro
13. Prinsip Dasar Gizi Seimbang
• gizi seimbang adalah : Pola
makan yang seimbang antar
zat gizi yang diperoleh dari
aneka ragam makanan dalam
memenuhikebutuhan gizi
untuk hidup sehat, cerdas dan
produktif.
• Seimbang : Keseimbangan
antara asupan dan kebutuhan
zat gizi antara kelompok
pangan sumber energi,
sumber pembangun, sumber
zat pengatur serta
keseimbangan antar waktu
makan (pagi,siang dan malam)
14. Pemahaman Gizi Seimbang
• Tahun 1950 : melalui
slogan 4 sehat 5
sempurna
• Tahun 1995 melalui
pedoman umum gizi
seimbang (PUGS):
– 13 Pesan Gizi
– 10 Pesan Gizi
• Tahun 2017 melalui
slogan Isi Piringku
23. Istilah “gizi kurang” mencakup berbagai
defisiensi:
Zat gizi makro
Karbohidrat, lemak,
protein
Zat gizi mikro
Vitamin larut air (tiamin,
riboflavin, dan niasin),
vitamin larut lemak (vit. A
dan Vit. D) dan mineral
(Iodin, Zin, Sn, dll)
Gizi Kurang (Undernutrition)
24. • Khasnya “casal’s
necklace”
• Diare
• Dermatitis
• Demensia
Defisiensi Niasin
(vitamin B3):
• Dikenal dengan
penyakit
“gondok
• Pembengkakan
kelenjar tiroid
Defisiensi Iodin
Makanan sehari-hari yang dipilih dengan baik akan memberikan semua zat gizi yang dibutuhkan untuk fungsi normal tubuh dan bila tidak dipilih dengan baik tubuh akan mengalami kekurangan zat-zat gizi tertentu.