SlideShare une entreprise Scribd logo
1  sur  64
1 
BAB I 
PENDAHULUAN 
1.1 Latar Belakang 
Kesehatan merupakan hal yang sangat penting bagi manusia, hal ini 
berkaitan dengan kemajuan sebuah negara. Semakin baik tingkat kesehatan 
masyarakat suatu negara, maka produktifitas masyarakat berperan serta dalam 
memajukan negaranya akan semakin maksimal. Untuk itu, negara Indonesia 
berupaya sedemikian rupa agar kesehatan masyarakatnya terjaga. Dalam upaya 
ini, pemerintah menerbitkan Undang-Undang Nomor 36 tahun 2009 tentang 
Kesehatan, dalam pasal 1 (11) disebutkan bahwa “upaya kesehatan adalah setiap 
kegiatan dan atau serangkaian kegiatan yang dilakukan secara terpadu, terintegrasi 
dan berkesinambungan untuk memelihara dan meningkatkan derajat kesehatan 
masyarakat dalam bentuk pencegahan penyakit, peningkatan kesehatan, 
pengobatan penyakit dan pemulihan kesehatan oleh pemerintah dan atau 
masyarakat”. 
Salah satu upaya yang berbentuk pencegahan adalah dengan imunisasi 
pada balita. Balita berhak mendapatkan imunisasi guna mencegah berbagai 
macam penyakit dan kecacatan seperti polio. Untuk menjamin hak setiap anak 
memperoleh kesehatan pemerintah membuat peraturan yang dituangkan dalam 
Undang-Undang No 23 tahun 2002 tentang perlindungan anak pasal 8 yang 
berbunyi setiap anak berhak memper=oleh pelayanan kesehatan dan jaminan 
sosial sesuai dengan kebutuhan fisik, mental, spiritual dan sosial. 
1
2 
Kabupaten Bungo yang letaknya strategis dan terletak di jalan Lintas 
Sumatra yang sedang berkembang pesat dibandingkan kabupaten yang ada di 
Provinsi Jambi. Kabupaten Bungo terdiri dari 17 kecamatan yang berpenduduk 
320.300 jiwa. 
Salah satu daerah yang geografisnya jauh dari wilayah kota Muara 
Bungo adalah Kecamatan Bathin III Ulu. Di sana terdapat Puskesmas Muara Buat 
yang melayani masyarakat beberapa dusun. Ada 9 dusun yang masuk wilayah 
administratif Kecamatan Bathin III Ulu, antara lain: Sungai Telang, Sungai 
Timbolasi, Karak, Apung, Muara Buat, Lubuk Beringin, Laman Panjang, Senamat 
Ulu Dan Aur Cino. 
Lubuk Beringin adalah salah satu dusun yang menjadi daerah pelayanan 
Puskesmas Muara Buat. Jarak antara Dusun Lubuk Beringin ini dengan ibu kota 
kabupaten sekitar 70 km dan jarak ke ibu kota kecamatan 15 km. Dusun Lubuk 
Beringin termasuk desa IDT (Inpres Desa Tertinggal) yang penduduknya 
sejumlah 104 kepala keluarga. Kasus penyakit wabah yang sering terjadi di Lubuk 
Beringin untuk golongan balita adalah terkena penyakit cacar air / penyakit 
campak. 
Sebagian besar masyarakat berprofesi sebagai petani, baik petani kebun 
karet maupun petani sawah. Kondisi geografis yang jauh dari perkotaan, membuat 
daerah ini tidak memiliki sarana dan prasarana umum yang memadai seperti 
Puskesmas. Di samping itu, kesibukan masyarakat dalam memenuhi kebutuhan 
ekonomi membuat perhatian terhadap kesehatan anak terutama program imunisasi 
kurang / minim.
3 
Imunisasi merupakan salah satu upaya pemerintah dalam menjaga 
kesehatan masyarakat, khususnya bagi bayi usia beberapa bulan sampai dengan 
anak usia bawah lima tahun (balita). Agar imunisasi berjalan sebagaimana yang 
diharapkan, ditetapkanlah Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia 
Nomor 42 tahun 2013 tentang Penyelenggaraan Imunisasi yang sekaligus dapat 
dijadikan pedoman pelaksanaan penyelenggaraan imunisasi. 
Selain itu, kesuksesan penyelenggaraan imunisasi tidak hanya tugas 
pemerintah. Petugas kesehatan dan masyarakat haruslah berperan serta aktif. 
Bidan merupakan salah satu petugas kesehatan yang menjadi ujung tombak 
pemerintah dalam menjaga kesehatan masyarakat dan memiliki tanggung jawab 
lebih dalam program imunisasi ini. 
Imunisasi berasal dari kata imun, kebal, dan resisten. Anak yang 
diimunisasi berarti diberikan kekebalan terhadap suatu penyakit. Contoh penyakit 
yang dapat diatasi dengan imunisasi yaitu, Difteri, penyakit Pertusis, penyakit 
Tetanus, penyakit Tetanus Neonatorum, penyakit Hepatitis B, penyakit Polio, 
penyakit Campak, dan penyakit TBC. Penyakit tersebut dapat dihindari dengan 
pemberian Imunisasi Polio, Imunisasi Campak, Imunisasi Hepatitis B, Imunisasi 
TT, untuk memberikan kekebalan kepada seorang balita agar tidak ada 
virus/penyakit yang menular masuk ke dalam tubuh anak tersebut. 
Bidan desa menyelesaikan program imunisasi untuk meningkatkan 
kesehatan balita untuk melindunginya dari serangan penyakit yang berbahaya, 
karena banyak terjadi kematian akibat penyakit yang diderita sebab tidak 
diimunisasi.
4 
Imunisasi merupakan investasi kesehatan masa depan karena pencegahan 
penyakit melalui imunisasi merupakan cara perlindungan terhadap infeksi yang 
paling efektif dan jauh lebih murah dibandingkan mengobati seseorang apabila 
telah jatuh sakit dan harus dirawat di rumah sakit. Berdasarkan pengamatan dan 
infrormasi awal yang diperoleh peneliti, ada beberapa penyebab rendahnya 
partisipasi masyarakat untuk melakukan imunisasi pada anak balita di Dusun 
Lubuk Beringin, diantaranya : 
1. Kurangnya kesadaran masyarakat untuk memperhatikan kesehatan anak 
karena kesibukan mencari nafkah 
2. Masih terdapat kasus- kasus penyakit menular pada anak karena tidak 
diimunisasi seperti, cacar air, campak, polio, dan sebagainya. 
3. Fasilitas kesehatan masih minim, dan jauh dari pusat kota. 
4. Terbatasnya akses informasi yang dimiliki warga masyarakat. 
5. Terbatasnya tenaga kesehatan yang melayani masyarakat. Hanya 
terdapat 1 (satu) orang bidan desa. 
Berdasarkan penjelasan dan pengamatan awal yang dilakukan tersebut di 
atas, maka peneliti tertarik untuk melaksanakan penelitian skripsi dengan judul 
“PERANAN BIDAN DESA DALAM MENINGKATKAN PROGRAM 
IMUNISASI BALITA” ( Studi di Dusun Lubuk Beringin Kecamatan Bathin 
III Ulu Kabupaten Bungo)
5 
1.2 Rumusan Masalah 
Berdasarkan penjelasan awal yang peneliti sampaikan pada latar 
belakang masalah penelitian ini, adapun permasalahan pokok yang perlu diteliti 
lebih lanjut sebagai rumusan masalah penelitian adalah sebagai berikut. 
1.2.1 Bagaimana peranan bidan desa dalam meningkatkan program 
imunisasi balita di Dusun Lubuk Beringin, Kecamatan Bathin III Ulu 
Kabupaten Bungo? 
1.2.2 Apa hambatan yang dihadapi oleh bidan desa meningkatkan program 
imunisasi balita di Dusun Lubuk Beringin, Kecamatan Bathin III Ulu 
Kabupaten Bungo? 
1.2.3 Apakah upaya bidan desa dalam mengatasi hambatan yang dihadapi 
dalam meningkatkan program imunisasi balita di Dusun Lubuk 
Beringin, Kecamatan Bathin III Ulu Kabupaten Bungo? 
1.3.Tujuan Penelitian 
Berdasarkan rumusan masalah, maka tujuan penelitian ini adalah 
sebagai berikut : 
1.3.1 Untuk mengetahui peran bidan desa dalam meningkatkan program 
imunisasi balita di Dusun Lubuk Beringin Kecamatan Bathin III Ulu 
Kabupaten Bungo. 
1.3.2.Untuk mengetahui hambatan yang dihadapi oleh bidan desa 
meningkatkan program imunisasi bagi balita di Dusun Lubuk 
Beringin, Kecamatan Bathin III ulu kabupaten Bungo.
6 
1.3.3.Untuk mengetahui upaya bidan desa dalam mengatasi hambatan yang 
dihadapi dalam meningkatkan program imunisasi balita di Dusun 
Lubuk beringin, Kecamatan Bathin III Ulu Kabupaten Bungo. 
1.4.Kegunaan penelitian 
Berdasarkan tujuan penelitian di atas, kegunaan dari penelitian ini 
dibagi atas dua bagian, yaitu : 
1.4.1. Kegunaan teoritis 
Dari segi teoritis, penelitian yang dilakukan dapat memberikan 
sumbangan pemikiran serta informasi bagi pengembangan ilmu 
administrasi negara umumnya, kajian tentang kebijakan pelayanan publik 
pada khususnya untuk dalam hal untuk bidan mensosialisasikan 
imunisasi di Desa Lubuk Beringin. 
1.4.2. Kegunaan praktis 
Dari hasil penelitian diharapkan nantinya dapat memberikan sumbangan 
pemikiran dan saran bagi peningkatan kualitas pelayanan administrasi 
berobat bagi masyarakat pengguna kesehatan imunisasi, dan layanan 
umum di lembaga-lembaga pemerintah yang melakukan pelayanan kepada 
masyarakat.
7 
BAB II 
TINJAUAN PUSTAKA 
2.1.Tinjauan Teoritis 
2.1.1. Pengertian Imunisasi 
Imunisasi berasal dari kata imun, kebal atau resisten. Anak diimunisasi, 
berarti diberikan kekebalan terhadap suatu penyakit tertentu. Anak kebal atau 
resisten terhadap penyakit yang lain.1 
Menurut buku A. Samik Wahab, imunisasi (vaksinasi) merupakan aplikasi 
prinsip-prinsip imunologi yang paling terkenal dan paling berhasil terhadap 
kesehatan manusia. Nama vaksin diambil dari kata vaksinia, virus cacar sapi yang 
digunakan oleh Jenner 200 tahun yang lalu. Vaksinia merupakan upaya ilmiah 
pertama untuk mencegah penyakit infeksi cacar (variola) yang dilakukan tanpa 
pengetahuan sama sekali mengenai virus (atau segala macam mikroba) dan 
imunologi2. 
Dalam penelitian ini, yang dimaksud imunisasi adalah merupakan upaya 
pencegahan yang telah berhasil menurunkan morbiditas (angka kesakitan) dan 
mortalitas (angka kematian) penyakit infeksi pada balita. Agar bidan dapat 
memberikan asuhan yang bermutu tinggi dan komprehensif pada bayi dan balita. 
1 Seni Soekidjo Notoatmodjo. Kesehatan Masyarakat Ilmu . (Jakarta, 2007, hlm. 45) 
2 Samik Wahab, Mardarina Julia. Sistem Imun, Imunisasi, dan Penyakit Imun. (Jakarta : 
Widya Medika, 2002, hlm. 38. 
7
8 
2.1.2. Pentingnya Imunisasi 
Pemberian imunisasi pada balita bertujuan agar tidak rentan terkena 
penyakit sejak dini sehingga ketika tumbuh dewasa, bahwa tindakan imunisasi 
dapat membangkitkan kekebalan tubuh yang ada di dalam tubuh manusia akan 
serangan dari virus tanpa menimbulkan efek samping atau efek berbahaya lainnya. 
Adapun penyakit berbahaya yang bisa dicegah dengan imunisasi adalah penyakit 
polio, campak, hepatitis A, hepatitis B, dan juga Tetanus. 
Berikut dijelaskan pentingnya imunisasi untuk bayi dan anak:3 
1. Imunisasi penting. Setiap anak harus mendapatkan paket lengkap 
imunisasi yang diwajibkan. Perlindungan melalui pemberian iminusasi 
untuk anak usia kurang dari satu tahun sangat penting. 
2. Semua orang tua atau pengasuh harus mengikuti saran petugas kesehatan 
terlatih tentang kapan harus menyelesaikan jadwal imunisasi. Imunisasi 
melindungi terhadap beberapa penyakit yang berbahaya. 
3. Seorang anak yang tidak dapat imunisasi, cenderung akan mudah terkena 
yang dapat menyebabkan kecacatan atau kematian imunisasi aman untuk 
anak yang sakit ringan, cacat atau kurang gizi. 
4. Setiap anak yang diimunisasi harus menggunakan jarum suntik yang baru. 
5. Masyarakat berhak memastikan bahwa dalam setiap imunisasi digunakan 
jarum suntik baru. Penyakit dapat cepat menular jika jarum suntik yang 
digunakan secara berkumpul bersama-sama. 
3 http : www.promkes.depkes.go.id 4-maret 2014
9 
6. Semua balita yang tinggal di lingkungan padat, terutama di daerah 
pengungsian, atau kondisi bencana alam harus segara mendapatkan 
imunisasi terutama campak dan Tetanus Toxoid (TT) Catatan imunisasi 
seperti Kartu Ibu dan Anak (KIA) atau Kartu Menuju Sehat (KMS) harus 
dibawa untuk diisi oleh petugas kesehatan setiap kali mendapatkan 
imunisasi. 
Dengan demikian, pemberian imunisasi terhadap anak sangat penting. 
Untuk itu, masyarakat perlu menyadari akan pentingnya imunisasi bagi balita. 
2.1.3. Jenis Imunisasi 
Jenis imunisasi yang di berikan pada balita antara lain mencakup:4 
1. Imunisasi B C G(Balcilius Calmette Tetanus) ini diberikan pada 
usia 0 sampai dengan 11 bulan dan hanya diberikan satu kali untuk 
mencegah agar tidak terserang penyakit TBC. 
2. Imunisasi DPT (Depteri Pertusis Tetanus) ini diberikan kepada 
balita usia 2 sampai 11 bulan, dan diberikan sebanyak 3 kali 
berturut-turut dengan selang waktu minimal 4 minggu. Imunisasi 
ini bertujuan untuk mencegah penyakit Depteri, Pertusis, dan 
Tetanus. 
3. Imunisasi Polio diberikan pada anak usia 2 sampai 11 bulan dan 
diberikan secara berturut-turut dengan selang waktu selama 4 
minggu. Jenis imunisasi ini untuk mencegah terjadinya penyakit 
Polio. 
4 Op cit, hlm. 215
10 
4. Imunisasi Campak diberikan pada usia 9 sampai 11 bulan dan 
hanya diberikan satu kali. Imunisasi campak bertujuan mencegah 
terjadinya penyakit campak. 
2.1.4. Pengertian sosialisasi 
Sosialisasi adalah mengajak masyarakat untuk mengetahui pentingnya 
imunisasi bagi balita agar tidak ada terjadi kecacatan dan kematian kegenerasi 
selanjutnya, Selain itu, imunisasi juga untuk meningkatkan kesehatan bagi 
balita yang baik.5 
Program imunisasi adalah cara terbaik untuk melindungi sesorang dari 
serangan penyakit yang berbahaya dan juga mematikan khususnya bagi balita. 
Banyak sekali kematian akibat penyakit bisa dicegah dengan menggunakan 
imunisasi ini. Akan tetapi banyak orang masih meragukan keamanannya.6 
2.1.5. Bidan Desa 
Bidan adalah seseorang yang telah menyelesaikan program pendidikan 
bidan yang diakui oleh negara serta memperoleh kualifikasi dan diberi izin untuk 
menjalankan praktek kebidanan di negeri itu. Dia harus mampu memberikan 
supervisi, asuhan dan memberikan nasehat yang dibutuhkan kepada wanita selama 
masa hamil, persalinan dan masa pasca persalinan (post partum period), 
memimpin persalinan atas tanggung jawabnya sendiri serta asuhan pada bayi baru 
lahir dan anak. 
Asuhan ini termasuk tindakan preventif, pendeteksian kondisi abnormal 
pada ibu dan bayi, dan mengupayakan bantuan medis serta melakukan tindakan 
5 http//id.m Wkipedia.org/wiki/sosialisasi 3-maret-2014 
6 http//irenesusilo.blogspot.com2013/04sosialisasi-imunisasi 15-maret-2014
11 
pertolongan gawat darurat pada saat tidak hadirnya tenaga medik lainnya. Dia 
mempunyai tugas penting dalam konsultasi dan pendidikan kesehatan, tidak hanya 
untuk wanita tersebut, tetapi juga termasuk keluarga dan komunitasnya. 
Pekerjaan itu termasuk pendidikan antenatal, dan persiapan untuk menjadi 
orang tua, dan meluas kedaerah tertentu dari ginekologi, keluarga berencana dan 
asuhan anak. Dia bisa berpraktek di rumah sakit, klinik, unit kesehatan, rumah 
perawatan atau tempat-tempat pelayanan lainnya.7 
2.1.6. Kewajiban Bidan desa 
Bidan desa memegang peranan penting dalam menjaga kesehatan 
masyarakat di tempat dia ditugaskan. Oleh karena itu, penting bagi seorang bidan 
mengetahui kewajiban-kewajibannya. Adapun kewajiban seorang bidan desa 
adalah sebagai berikut :8 
1. Bidan wajib mematuhi peraturan rumah sakit sesuai dengan hubungan 
hukum antara bidan tersebut dengan rumah sakit bersalin dan sarana 
pelayanan di mana ia berkerja. 
2. Bidan wajib memberikan pelayanan asuhan kebidanan sesuai dengan 
standar profesi dengan menghormati hak-hak pasien. 
3. Bidan wajib merujuk pasien dengan penyulit kepada dokter yang 
mempunyai kemampuan dan keahlian sesuai dengan kebutuhan pasien. 
7 
8 Ibid 84 ikatan bidan desatahun 2008
12 
2.1.7.Peran Fungsi dan Kompetensi Bidan 
1.Peran sebagai pelaksana 
Sebagai pelaksana, bidan mempunyai tiga kategori tugas yaitu:9 
A. Tugas Mandiri : 
1) Menetapkan manajemen kebidanan pada setiap asuhan kebidanan 
yang diberikan: 
a) Mengkaji status kesehatan untuk memenuhi kebutuhan asuhan 
klien. 
b) Menentukan diagnosa. 
c) Menyusun rencana tindakan sesuai dengan masalah yang 
dihadapi. 
d) Melaksanakan tindakan sesuai dengan rencana yang telah 
disusun. 
e) Mengevaluasi tindakan yang telah diberikan. 
f) Membuat rencana tindak lanjut kegiatan/tindakan. 
g) Membuat catatan dan laporan kegiatan/tindakan. 
2) Memberikan pelayanan dasar pada anak remaja dan wanita pra 
nikah dengan melibatkan klien: 
a) Mengkaji status kesehatan dan kebutuhan anak remaja dan 
wanita dalam masa pra nikah. 
9 Ibid 114.buku ikatan bidan desa tahun 2008
13 
b) Menentukan diagnosa dan kebutuhan pelayanan dasar. 
c) Menyusun rencana tindakan/layanan sebagai prioritas dasar 
bersamaklien. 
d) Melaksanakan tindakan/layanan sesuai dengan rencana. 
e) Mengevaluasi hasil tindakan/layanan yang telah diberikan 
bersama klien. 
f) Membuat rencana tindak lanjut tindakan/layanan bersama 
klien. 
g) Membuat catatan atau pelaporan asuhan kebidanan. 
3) Memberikan asuhan kebidanan kepada klien selama kehamilan 
normal: 
a) Mengkaji status kesehatan bersama klien yang dalam keadaan 
hamil. 
b) Menentukan diagnosa kebidanan dan kebutuhan kesehatan 
klien. 
c) Menyusun rencana asuhan kebidanan bersama klien sesuai 
dengan prioritas. 
d) Melaksanakan asuhan kebidanan sesuai dengan rencana yang 
telah disusun. 
e) Mengevaluasi hasil asuhan yang telah diberikan bersama klien. 
f) Membuat rencana tindak lanjut asuhan kebidanan bersama 
klien.
14 
g) Membuat pencatatan dan laporan asuhan kebidanan yang telah 
diberikan. 
4) Memberikan asuhan kebidanan kepada klien dalam masa persalinan 
dengan melibatkan klien/keluarga: 
a) Mengkaji kebutuhan asuhan kebidanan pada klien dalam masa 
persalinan. 
b) Menentukan diagnosa dan kebutuhan asuhan kebidanan dalam 
masa persalinan. 
c) Menyusun rencana asuhan kebidanan bersama klien sesuai 
dengan prioritas masalah. 
d) Melaksanakan asuhan kebidanan sesuai dengan rencana yang 
telah disusun. 
e) Mengevaluasi bersama klien asuhan yang telah diberikan. 
f) Membuat rencana tindakan pada ibu masa persalinan tersaing 
dengan prioritas. 
g) Membuat asuhan kebidanan. 
5) Memberikan asuhan kebidanan pada bayi baru lahir. 
a) Mengkaji status kesehatan bayi baru lahir dengan melibatkan 
keluarga. 
b) Menentukan diagnosa dan kebutuhan asuhan kebidanan pada 
bayi baru lahir. 
c) Menyusun rencana asuhan kebidanan sesuai prioritas.
15 
d) Melaksanakan asuhan kebidanan sesuai dengan rencana yang 
telah dibuat. 
e) Mengevaluasi asuhan kebidanan yang telah diberikan. 
f) Membuat rencana tindak lanjut. 
g) Membuat rencana pencatatan dan laporan asuhan yang telah 
diberikan. 
6) Memberikan asuhan kebidanan pada klien dalam masa nifas dengan 
melibatkan klien/keluarga. 
a) Mengkaji kebutuhan asuhan kebidanan pada ibu nifas. 
b) Menentukan diagnosa dan kebutuhan asuhan kebidanan pada 
masa nifas . 
c) Menyusun rencana asuhan kebidanan berdasarkan prioritas 
masalah. 
d) Melaksanakan asuhan kebidanan sesuai dengan rencana. 
e) Mengevaluasi bersama klien asuhan kebidanan yang telah 
diberikan. 
f) Membuat rencana tindak lanjut asuhan kebidanan bersama 
klien. 
7) Memberikan asuhan kebidanan pada wanita subur yang 
membutuhkan pelayanan keluarga berencana. 
a) Mengkaji kebutuhan pelayanan keluarga berencana pada 
pus/vus. 
b) Mentukan diagnosa dan kebutuhan pelayanan.
16 
c) Menyusun rencana pelayanan KB sesuai prioritas masalah 
bersama klien. 
d) Melaksanakan asuhan kebidanan sesuai dengan rencana yang 
dibuat. 
e) Mengevaluasi asuhan kebidanan yang telah diberikan. 
f) Membuat rencana tindak lanjut pelayanan bersama klien. 
g) Membuat pencatatan dan laporan. 
8) Memberikan asuhan kebidanan pada wanita gangguan system 
reproduksi dan wanita dalam masa klimakterium dan menopause: 
a) Mengkaji status kesehatan dan kebutuhan asuhan klien. 
b) Menentukan diagnosa, prognosa, prioritas dan kebutuhan 
asuhan. 
c) Menyusun rencana asuhan sesuai prioritas masalah bersama 
klien. 
d) Melaksanakan asuhan kebidanan sesuai dengan rencana. 
e) Mengevaluasi bersama klien hasil asuhan kebidanan yang 
telah diberikan . 
f) Membuat rencana tidak lanjut bersama klien. 
g) Membuat pencatatan dan pelaporan asuhan kebidanan. 
9) Memberikan asuhan kebidanan pada bayi, balita dengan melibatkan 
keluarga: 
a) Mengkaji kebutuhan asuhan kebidanan sesuai dengan tumbuh 
kembang bayi/balita.
17 
b) Menentukan diagnosa dan prioritas masalah. 
c) Menyusun rencana asuhan sesuai dengan rencana. 
d) Melaksanakan asuhan sesuai dengan prioritas masalah. 
e) Mengevaluasi hasil asuhan yang telah diberikan. 
f) Membuat rencana tindak lanjut. 
g) Membuat catatan dan laporan asuhan.. 
B.Tugas Kolaborasi/kerja sama 
1) Menerapkan manajemen kebidanan pada setiap asuhan kebidanan 
sesuai fungsikolaborasi dengan melibatkan klien dan keluarga:10 
a) Mengkaji masalah yang berkaitan dengan komplikasi dan 
keadaan kegawatan yang memerlukan tindakan kolaborasi. 
b) Menentukan diagnosa, prognosa dan prioritas kegawatan yang 
memerlukan tindakan kolaborasi. 
c) Merencanakan tindakan sesuai dengan prioritas kegawatan dan 
hasil kolaborasi serta kerja sama dengan klien. 
d) Melaksanakan tindakan sesuai dengan rencana dan dengan 
melibatkan klien. 
e) Mengevaluasi hasil tindakan yang telah diberikan. 
f) Menyusun rencana tindak lanjut bersama klien. 
g) Membuat pencatatan dan pelaporan. 
2) Memberikan asuhan kebidanan pada ibu hamil dengan resiko tinggi 
dan pertolongan pertama pada kegawatan yang memerlukan tindakan 
kolaborasi: 
10 Ibid:117 Ibi Ikatan Bidan Desa
18 
a) Mengkaji kebutuhan asuhan pada kasus resiko tinggi dan keadaan 
kegawat daruratan yang memerlukan pertologan pertama dengan 
tindakan kolaborasi. 
b) Menentukan diagnosa, prognosa dan prioritias sesuai 
dengan faktor resiko dan keadaan kegawat daruratan pada 
kasus resiko tinggi. 
c) Menyusun rencana asuhan dan tindakan pertolongan 
pertama sesuai prioritas. 
d) Melaksanakan asuhan kebidanan pada kasus ibu hamil 
resiko tinggi dan memberikan pertolongan pertama sesuai 
dengan prioritas. 
e) Mengevaluasi hasil asuhan kebidanan dan pertolongan 
pertama. 
f) Menyusun rencana lanjut bersama klien. 
g) Membuat catatan dan laporan. 
3) Memberikan asuhan kebidanan pada bayi baru lahir dengan resiko 
tinggi dan yang mengalami komplikasi serta kegawat daruratan yang 
memerlukan pertolongan pertama dengan tindakan kolaborasi dengan 
melibatkan klien dan keluarga. 
a) Mengkaji kebutuhan asuhan kebidanan pada bayi baru lahir 
dengan resiko tinggi dan keadaan kegawat daruratan yang 
memerlukan tindakan kolaborasi.
19 
b) Menentukan diagnosa, prognosa dan prioritas sesuai dengan 
faktor resiko dan keadaan kegawatan. 
c) Menyusun rencana asuhan dan tindakan pertolongan pertama 
sesuai prioritas. 
d) Melaksanakan asuhan kebidanan pada kasus ibu hamil resiko 
tinggi dan memberikan pertolongan pertama sesuai dengan 
prioritas. 
e) Mengevaluasi hasil asuhan kebidanan dan pertologan pertama. 
f) Menyusun rencana tindak lanjut bersama klien. 
g) Membuat catatan dan laporan. 
4) Memberikan asuhan kebidanan pada ibu dalam masa nifas dengan 
resiko tinggi dan pertolongan pertama dalam keadan kegawat 
daruratan yang memerlukan tindakan kolaborasi dengan klien 
keluarga: 
a) Mengkaji kebutuhan asuhan pada ibu dalam masa nifas 
dengan resiko tinggi dan keadaan kegawatan yang 
memerlukan pertolongan pertama dengan tindakan 
kolaborasi. 
b) Menentukan diagnosa, prognosa dan prioritas sesuai 
dengan faktor resiko dan keadaan kegawat daruratan. 
c) Menyusun rencana asuhan kebidanan pada ibu masa nifas 
dengan resiko tinggi dan pertologan pertama sesuai 
prioritas.
20 
d) Melaksanakan asuhan kebidanan dengan resiko tinggi dan 
memberikan pertolongan pertama sesuai prioritas. 
e) Mengevaluasi hasil asuhan kebidanan dan pertolongan 
pertama. 
f) Menyusun rencana tindak lanjut bersama klien/keluarga. 
g) Membuat catatan dan laporan. 
5) Memberikan asuhan kebidanan pada bayi baru lahir dengan resiko 
tinggi dan mengalami komplikasi serta kegawat daruratan yang 
memerlukan pertolongan pertama dengan tindakan kolaborasi dengan 
melibatkan klien dan keluarga. 
a) Mengkaji kebutuhan asuhan kebidanan pada bayi baru lahir dalam 
dengan resiko tinggi dan kegawat darutan yang memerlukan 
tindakan kolaborasi. 
b) Menentukan diagnosa, prognosa dan prioritas sesuai dengan faktor 
resiko dan keadaan kegawatan. 
c) Menyusun rencana asuhan kebidanan pada bayi baru lahir dengan 
resiko tinggi dan memerlukan pertolongan pertama sesuai prioritas. 
d) Melaksanakan asuhan kebidanan pada bayi baru lahir dengan 
resiko tinggi dan pertolongan pertama sesuai prioritas. 
e) Mengevaluasi hasil asuhan dan pertolongan pertama telah 
diberikan. 
f) Menyusun rencana tindak lanjut bersama klien/keluarga. 
g) Membuat catatan dan laporan.
21 
6) Memberikan asuhan kebidanan pada balita dengan resiko tinggi dan 
yang mengalami komplikasi serta gawat darurat yang memerlukan 
tindakan kolaborasi dengan melibatkan keluarga. 
a. Mengkaji kebutuhan asuhan pada balita dengan resiko 
tinggi dan keadaan kegawat daruratan yang memerlukan 
tindakan kolaborasi. 
b. Menentukan diagnosa, prognosa dan prioritas sesuai dengan 
faktor resiko dan keadaan kegawatan. 
c. Menyusun rencana asuhan kebidanan pada balita dengan 
resiko tinggi dan memerlukan pertolongan pertama sesuai 
prioritas. 
d. Melaksanakan asuhan kebidanan pada balita dengan resiko 
tinggi dan pertolongan pertama sesuai prioritas. 
e. Mengevaluasi hasil asuhan dan pertolongan pertama yang 
telah diberikan. 
f. Menyusun rencana tindak lanjut bersama klien / keluarga. 
g. Membuat catatan dan laporan. 
C. Tugas Ketergantungan/Merujuk 
1) Menerapkan manajemen kebidanan pada setiap asuhan kebidanan 
sesuai dengan fungsi keterlibatan klien dengan keluarga:11 
11 lbid 119
22 
a) Mengkaji kebutuhan asuhan kebidanan yang memerlukan tindakan 
diluar lingkup kewenangan bidan dan memerlukan rujukan. 
b) Menentukan diagnosa, prognosa dan prioritas serta sumber-sumber 
dan fasilitas untuk kebutuhan intervensi lebih lanjut bersama klien/ 
keluarga. 
c) Mengirim klien untuk kebutuhan intervensi lebih lanjut kepada 
petugas institusi pelayanan kesehatan yang berwenang dengan 
dokumentasi yang lengkap. 
d) Membuatpencatatan dan pelaporan serta mendokumentasikan 
seluruh kejadian dan intervensi. 
2) Memberikan asuhan kebidanan melalui konsultasi dan rujukan pada 
hamil denganresiko tinggi dan kegawat daruratan: 
a) Mengkaji kebutuhan asuhan kebidanan melalui konsultasi dan 
rujukan. 
b) Menentukan diagnosa, prognosa dan prioritas. 
c) Memberikan pertolongan pertama pada kasus yang memerlukan 
rujukan . 
d) Memberikan asuhan kebidanan melalui konsultasi dan rujukan. 
e) Mengirim klien untuk keperluan intervensi lebih lanjut pada 
petugas/institusi pelayanan kesehatan yang berwenang. 
f) Membuat catatan dan laporan serta mendokumentasikan seluruh 
kejadian dan intervensi yang sudah diberikan.
23 
3) Memberikan asuhan kebidanan melalui konsultasi dan rujukan pada 
masa persalinan dengan penyulit tertentu dengan melibatkan klien dan 
keluarga. 
a) Mengkaji adanya penyulit dan keadaan kegawatan pada ibu dalam 
persalinan yang memerlukan konsultasi dan rujukan. 
b) Menentukn diagnosa, prognosa dan prioritas. 
c) Memberikan pertolongan pertama pada kasus yang memerlukan 
rujukan. 
d) Mengirim klien untuk intervensi lebih lanjut kepada 
petugas/instansi pelayanan kesehatan yang berwenang. 
e) Membuat catatan dan laporan serta mendokumentasikan seluruh 
kejadian dan intervensi yang sudah diberikan. 
4) Memberikan asuhan kebidanan melalui konsultasi dan rujukan pada ibu 
dalam masa nifas dengan penyulit tertentu dengan kegawat daruratan 
dengan melibatkan klien dan keluarga. 
a) Mengkaji adanya penyulit dan keadaan kegawatan pada ibu dalam 
masa nifas yang memerlukan konsultasi rujukan. 
b) Menentukan diagnose,prognosa dan prioritas masalah. 
c) Memberikan pertolongan pertama pada kasus yang memerlukan 
rujukan. 
d) Mengirimkan klien untuk keperluan intervensi lebih lanjut pada 
petugas/institusi pelayanan kesehatan yang berwenang.
24 
e) Membuat catatan dan laporan serta mendokumentasikan seluruh 
kejadian dan intervensi yang sudah diberikan. 
5) Memberikan asuhan kebidanan pada bayi baru lahir dengan kelainan 
tertentu dan kegawat daruratan yang memerlukan konsultasi dan 
rujukan dengan melibatkan keluarga. 
a) Mengkaji adanya penyulit da keadaan kegawatan pada bayi baru 
lahir yang memerlukan konsultasi dan rujukan. 
b) Memerlukan diagnosa, prognosa dan prioritas masalah. 
c) Memberikan pertolongan pertama pada kasus yang memerlukan 
rujukan dan memberikan asuhan kebidanan pada bayi baru lahir 
dengan tindakan. 
d) Mengirim klien kepada institusi pelayanan kesehatan yang 
berwenang. 
e) Membuat catatan dan laporan serta mendokumentasikan. 
6) Memberikan asuhan kebidanan kepada anak balita dengan kelainan 
tertentu dan kegawatan yang memerlukan konsultasi dan rujukan 
dengan melibatkan klien/keluarga. 
a) Mengkaji adanya penyulit dan keadaan kegawat daruratan pada 
balitayang memerlukan konsultasi dan rujukan. 
b) Menerima diagnosa dan prioritas. 
c) Memberikan pertolongan pertama pada kasus yang memerlukan 
rujukan.
25 
d) Mengirim klien kepada petugas/institusi pelayanan kesehatan yang 
berwenang. 
e) Membuat catatan dan laporan erta mendokumentasikan. 
2.Peran Sebagai Pengelola 
A. Mengembangkan pelayanan dasar kesehatan terutama pelayanan 
kebidanan untuk individu, keluarga, kelompok khusus dan masyrakat di 
wilayah kerja dengan melibatkan masyarakat / klien. 
1) Bersama tim kesehatan dan pemuka masyarakat mengkaji 
kebutuhan terutama yang berhubungan dengan kesehatan ibu dan 
anak untuk meningkatkan dan mengembangkan program pelayanan 
kesehatan di wilayah kerjanya. Menyusun rencana kerja sesuai 
dengan hasil pengkajian dengan masyarakat. 
2) Mengelola kegiatan-kegiatan pelayanan kesehatan masyarakat 
khususnya kesehatan ibu dan anak serta KB sesuai dengan 
rencana. 
3) Mengkoordinir, mengawasi, dan membimbing kader, dukun atau 
petugas kesehatan lain dalam melaksanakan program/kegiatan 
pelayanan kesehatan ibu dan anak serta KB. 
4) Mengembangkan strategi untuk meningkatkan kesehatan 
masyarakat khususnya kesehatan ibu dan anak serta KB termasuk 
pemanfataan sumber-sumber yang ada pada program dan sektor 
terkait.
26 
5) Menggerakkan, mengembangkan kemampuan masyarakat dan 
memelihara kesehatannya dengan memanfaatkan potensi-potensi 
yang ada. 
6) Mempertahankan, meningkatkan mutu dan keamanan praktek 
professional melalui pendidikan, pelatihan, magang dan kegiatan-kegiatan 
dalam kelompok profesi. 
7) Mendokumentasikan seluruh kegiatan yang telah dilaksanakan. 
B. Berpartisipasi dalam tim untuk melaksanakan program kesehatan dan 
sektor lain di wilayah kerjanya melalui peningkatan kemampuan dukun 
bayi, kader kesehatan dan tenaga kesehatan lain yang berada di bawah 
bimbingan dalam wilayah kerjanya. 
1) Bekerja sama dengan Puskesmas, institusi lain sebagai anggota 
tim dalam memberikan asuhan kepada klien dalam bentuk 
konsultasi rujukan dan tindak lanjut. 
2) Membina hubungan baik dengan dukun kader kesehatan 
/PLKB dan masyarakat. 
3) Melaksanakan pelatihan, membimbing dukun bayi, kader dan 
petugas kesehatan lain. 
4) Memberikan asuhan kepada klien rujukan dari dukun bayi. 
5) Membina kegiatan-kegiatan yang ada di masyarakat, yang 
berkaitan dengan kesehatan. 
3.Peran Sebagai Pendidik
27 
A. Memberikan pendidikan dan penyuluhan kesehatan kepada 
individu, keluarga, kelompok dan masyarakat tentang penanggulangan masalah 
kesehatan khususnya yang berhubungan dengan pihak terkait kesehatan ibu, anak 
dankeluarga berencana.12 
1) Bersama klien pengkaji kebutuhan akan pendidikan dan 
penyuluhan kesehatan masyarakat khususnya dalam bidang 
kesehatan ibu, anak, dan keluarga berencana. 
2) Bersama klien pihak terkait menyusun rencana penyuluhan 
kesehatan masyarakat sesuai dengan kebutuhan yang telah 
dikaji, baik untuk jangka pendek maupun jangka panjang. 
3) Menyiapkan alat dan bahan pendidikan dan penyuluhan sesuai 
dengan rencana yang telah disusun. 
4) Melaksanakan program/rencana pendidikan dan penyuluhan 
kesehatan masyarakat sesuai dengan rencana jangka pendek 
dan jangka panjang melibatkan unsur-unsur yang terkait 
termasuk masyarakat. 
5) Bersama klien mengevaluasi hasil pendidikan/penyuluhan 
kesehatan masyarakat dan menggunakannya untuk 
memperbaiki dan meningkatkan program di masa yang akan 
datang. 
6) Mendokumentasikan semua kegiatan dan hasil 
pendidikan/penyuluhan kesehatan masyarakat secara lengkap 
dan sistematis. 
12 Ibid 112
28 
B). Melatih dan membimbing kader termasuk siswa bidan dan 
keperawatan serta membina dukun di wilayah atau tempat kerjanya. 
1) Mengkaji kebutuhan latihan dan bimbingan kader, dukun dan 
siswa. 
2) Menyusun rencana laltihan dan bimbingan sesuai dengan hasil 
pengkajian. 
3) Menyiapkan alat, AVA dan bahan untuk keperluan latihan 
bimbingan peserta latih sesuai dengan rencana yang telah 
disusun. 
4) Melaksanakan pelatihan dukun dan kader sesuai dengan 
rencana yang telah disusun dengan melibatkan unsur-unsur 
terkait. 
5) Membimbing siswa bidan dan siswa keperawatan dalam 
lingkup kerjanya. 
6) Menilai hasil latihan dan bimbingan yang telah diberikan. 
7) Menggunakan hasil evaluasi untuk meningkatkan program 
bimbingan. 
8) Mendokumentansikan semua kegiatan termasuk hasil evaluasi 
dan bimbingan secara sistematis dan lengkap. 
4.Peran sebagai Peneliti/Investigator13 
A). Melakukan investigasi atau penelitian terapan dalam bidang kesehatan 
baik mandiri maupun secara kelompok. 
1) Mengidentifikasi kebutuhan investigasi yang akan dilakukan. 
13 Ibid 123
29 
2) Menyusun rencana kerja pelatihan. 
3) Melaksanakan investigasi sesuai dengan rencana. 
4) Mengolah dan menginterpretasikan data hasil investigasi. 
5) Menyusun laporan hasil investigasi dan tidak lanjut. 
6) Memanfaatkan hasil investigasi untuk meningkatkan dan 
mengembangkan program kerja atau pelayanan kesehatan. 
2.1.8 Pelayanan Bidan 
Pelayanan kebidanan merupakan bagian integral dari pelayanan kesehatan, 
yang diarahkan untuk mewujudkan kesehatan keluarga yang berkualitas. 
Pelayanan kebidanan merupakan layanan yang diberikan oleh bidan sesuai 
dengaan kewenangan yang diberikannya dengan maksud meningkatkan kesehatan 
ibu dan anak dalam rangka tercapainya keluarga berkualitas, bahagia dan 
sejahtera.Sasaran pelayanan kebidanan adalah individu, keluarga dan masyarakat, 
yang meliputi peningkatan, pencegahan, penyembuhan dan pemulihan. 
Layanan kebidanan dapat dibedakan menjadi:14 
1. Layanan kebidanan primer ialah layanan bidan yang sepenuhnya 
menjadi tanggung jawab bidan. 
2. Layanan kebidanan kolaborasi adalah layanan yang dilakukan oleh 
bidan sebagai anggota tim yang kegiatannya dilakukan secara 
kebersamaan atau sebagai salah satu urutan dari sebuah proses 
kegiatan pelayanan kesehatan. 
14 http://adf.lyPeranan Bidan Dalam Sistem Kesehatan Nasional 5mei 2014
30 
3. Layanan kebidanan rujukan adalah layanan yang dilakukan oleh bidan 
dalam rangka rujukan ke sistem pelayanan yang lebih tinggi atau 
sebaliknya yaitu pelayanan yang dilakukan oleh bidan sewaktu 
menerima rujukan dari dukun yang menolong persalinan, juga layanan 
rujukan yang dilakukan oleh bidan ke tempat/fasilitas pelayanan 
kesehatan lain secara horisontal maupun vertikal atau ke profesi 
kesehatan lainnya. layanan kebidananyang tepat akan meningkatkan 
keamanan dan kesejahteraan ibu dan serta bayinya. 
Pelayanan kesehatan yang patut dilaksanakan bidan: 
1. Meningkatkan uapaya pengawasan ibu hamil. 
2. Meningkatkan gizi ibu hamil dan menyusui. 
3. Meningkatkan gerakan penerimaan KB. 
4. Meningkatkan kesehatan lingkungan 
5. Meningkatkan sistem rujukan. 
Ada beberapa hambatan dalam penempatan bidan di desa antara lain: 
1. Umur bidan relatif muda dan bukan dari desa sendiri. 
2. Kesulitan menyesuaikan diri di tengah masyarakat. 
3. Bidan bukan pegawai negeri sehingga tidak mempunyai penghasilan 
tetap. 
4. Kemampuan desa untuk membangun Polindes masih terbatas sehingga 
banyak di antara bidan desa tidak mendapat dukungan sarana dari 
masyarakat.
31 
5. Perkawinan bidan desa yang segera meningkatkan desa dan pindah 
mengikuti suami. 
6. Pendidikan belum mencukupi untuk mampu mandiri sehingga bidan 
kurang berfungsi. 
7. Karena berusia muda, bidan belum mendapat kepercayaan masyarakat 
sehingga orientasi kepada dukun masih dominan. 
BAB III 
METODOLOGI PENELITIAN 
3.1.1 Metodologi Penelitian 
Dalam penelitian ilmiah, metode merupakan pedoman yang harus 
digunakan dalam memecahkan berbagai masalah. Penggunaan metode sangat 
membantu peneliti untuk berpikir secara tepat dan meningkatkan objektivitas 
dalam mencari kebenaran pengetahuan.
32 
Penelitian juga merupakan usaha untuk menemukan, mengembangkan 
dan menguji kebenaran suatu pengetahuan, Dengan demikian maka penelitian 
pada dasarnya adalah proses penerapan metode ilmiah tersebut yang hasilnya 
adalah ilmu (kebenaran). 
Pada hakekatnya metodologi sebagai pedoman tentang cara-cara 
seorang ilmuan mempelajari, menganalisa dan memahami lingkungan-lingkungan 
yang dihadapi. Menurut Winarno Surachmad, metode adalah cara yang 
dipergunakan untuk mencapai suatu tujuan dengan menggunakan teknik serta 
alat-alat tertentu, cara utama ini dipergunakan setelah penyelidikan 
memperhitungkan kewajarannya ditinjau dari tujuan penyelidikan serta dari 
situasi penyelidikan.15 
Menurut Iqbal Hasan, metodologi penelitian berasal dari bahasa 
Yunani, Method artinya cara atau jalan dan logos artinya ilmu. Metodologi 
penelitian adalah ilmu yang membicarakan tata cara atau jalan sehubungan 
dengan adanya penelitian. Sedangkan metode penelitian adalah cara atau jalan 
yang ditempuh sehubungan dengan penelitian yang dilakukan yang memiliki 
langkah-langkah sistematis.16 Adapun metode yang digunakan dalam penelitian 
ini adalah Metode Deskriptif. Metode Deskriptif menurut Nazir, yaitu suatu 
32 
metode dalam penelitian status kelompok manusia, suatu subyek, suatu kondisi, 
suatu sistem pemikiran ataupun suatu kelas peristiwa pada masa sekarang. 
Tujuan dari penelitian deskriptif ini adalah untuk membuat deskripsi, 
gambaran atau lukisan secara sistematis, faktual dan akurat mengenai fakta – 
15 Winarno Surachmad, Pengantar Penelitian Ilmiah Dasar, Metode dan Tehnis, Tarseto, 
Bandung, 1995, hal 65 
16 Iqbal Hasan, Pokok-pokok metodologi Penelitian, Ghalia Indonesia jakarta 2002, hal 20
33 
fakta serta hubungan antar fenomena yang diselidiki.17. Penjelasan metode 
deskriptif di atas, bermaksud untuk mengetahui gambaran tentang permasalahan 
yang terjadi pada suatu tempat, dan waktu tertentu. Kemudian menganalisis dan 
menjelaskan fenomena – fenomena yang terjadi untuk pemecahan masalah 
mengenai fakta – fakta dan sifat – sifat dari populasi. 
Adapun data yang diperoleh dari penelitian ini, selanjutnya akan di 
analisis menggunakan pendekatan kualitatif. Istilah kualitatif menurut Bogdan & 
Taylor, yaitu sebagai prosedur penelitian yang menghasilkan data berupa kata – 
kata tertulis maupun lisan dari orang – orang dan perilaku yang diamati. Menurut 
mereka, pendekatan ini diarahkan pada latar individu tersebut secara utuh 
(holistic). 
Dalam hal ini, tidak boleh mengisolasikan individu atau organisasi ke 
dalam variabel atau hipotesis, tetapi perlu memandangnya sebagai bagian dari 
suatu keutuhan18. Data kualitatif, menurut Sugiyono adalah data yang berbentuk 
kata, kalimat, skema dan gambar.19 
3.2.2 Populasi 
Kata populasi (population), juga disebut universum, universe dan 
universe of discourse. Secara umum populasi adalah semua unit analisis yang 
ingin diteliti dalam suatu penelitian, baik yang menyangkut kelembagaan/instansi 
maupun dalam bentuk perorangan. Sebelum melaksanakan penelitian, peneliti 
terlebih dahulu menentukan populasi yang akan diteliti sebagai Subjek penelitian. 
17 Nazir, Metode Penelitian, Ghalia Indonesia, Jakarta; 1999, hal. 63 
18 Lexy J Moleong, Metode Penelitian Kualitatif, Remaja Rosdakarya, Bandung ; 2004, 
hal. 4 
19 Sugiyono, Metode Penelitian Administrasi, Alfabeta, Bandung ; 2005, hal. 14
34 
Populasi adalah wilayah generalisasi Subjek yang mempunyai kuantitas 
dan karateristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan 
kemudian ditarik kesimpulannya.20 
Begitu pula menurut Sedarmayanti dan Syarifudin, bahwa populasi 
adalah himpunan keseluruhan karakteristik dari subjek yang diteliti.21 Sedangkan 
menurut Husaini Usman, dan Purnomo Setiady Akbar Populasi adalah semua nilai 
baik hasil perhitungan maupun pengukuran, baik kuantitatif maupun kualitatif, 
daripada karakteristik tertentu mengenai sekelompok objek yang lengkap dan 
jelas.22 
Dalam penelitian ini yang akan menjadi populasi adalah Bidan desa 
seluruh anggota Kader desa warga masyarakat yang memiliki anak usia Lubuk 
Beringin kecamatan Lubuk Beringin dan Rio Dusun Lubuk Beringin. 
3.3.3. Unit Analisis 
Unit analisis adalah populasi seluruh unit-unit yang darinya sampel 
dipilih. Unit-unit dalam satu populasi semua harus sesuai dengan satu set dari 
spesifikasi sehingga peneliti akan mengetahui siapa yang menjadi bagian dari 
populasi.23 
Penelitian harus menyelidiki seluruh elemen populasi jika peneliti 
bermaksud menggambarkan keseluruhan subjek yang diteliti, meneliti populasi 
berarti memperoleh data dari semua elemen populasi. 
20 Ibid. hal 90. 
21 Sedarmayanti, Syarifudin hidayat, Metodologi Penelitian , Mandar Maju, Bandung; 
2002, hal 121 
22 Husaini Usman dan Purnomo Setiady Akbar, Metodologi penelitian sosial, Bumi 
Aksara, Jakarta; 2003, hal 43 
23 Ulber Silalahi, Metode Penelitian Sosial.Bandung, Refika Aditama : 2009 hal. 253
35 
Dalam pengambilan sampel, peneliti menggunakan (sampel bertujuan) 
dengan pertimbangan tertentu, yakni mencari informasi dan data kepada orang 
yang dianggap mengetahui masalah penelitian yang dilakukan adalah teknik 
penentuan sampel untuk tujuan tertentu saja. Sebagian dari jumlah dan 
karakteristik yang dimiliki oleh sebuah populasi. Adapun yang akan menjadi unit 
analisis adalah 8 orang terdiri dari : 
1. Rio Dusun Lubuk Beringin 
2. Bidan Desa Lubuk Beringin 1 orang 
3. Kader Posyandu Lubuk Beringin 3 orang 
4. Dukun Kampung 1 orang 
5. Masyarakat yang balitanya imunisasi 2 orang 
3.3.4 Teknik Pengumpulan Data 
Dalam suatu penelitian yang perlu diperhatikan yaitu teknik dalam 
pengumpulan data. Menurut Kartini Kartono, yang dimaksud dengan teknik 
pengumpulan data adalah alat-alat pengumpulan data yang tersusun dengan baik, 
serta sesuai dengan tujuan penelitian24. Teknik Pengumpulan data merupakan alat 
yang digunakan dalam penelitian , yang dapat berupa : 
a) Studi Pustaka ( Library Research) 
Studi pustaka ini dilakukan untuk mengumpulkan data sekunder 
melalui studi dokumen literatur. Studi dokumen literatur dengan cara 
mengumpulkan, mempelajari dan menganalisis teori-teori, kaedah-kaedah 
dan peraturan-peraturan yang berhubungan dengan permasalahan yang 
24 Kartini Kartono, Pemimpin dan Kepemimpinan, Raja Grafindo Persada, Jakarta; 1982, 
hal. 5
36 
akan dibahas serta dokumen-dokumen yang berkaitan dengan 
permasalahan tersebut. 
b) Studi Lapangan (field Research) 
1. Observasi 
Studi lapangan dilakukan untuk mengumpulkan data primer 
melalui observasi dan wawancara. Observasi adalah studi yang disengaja 
dan sistematis tentang fenomena-fenomena sosial dan gejala-gejala psikis 
dengan jalan pengamatan dan pencatatan. Observasi dilakukan di 
Poskesdes Lubuk Beringin terhadap aktivitas dan tindakan bidan desa, 
yang melaksanakan fungsi pelayanan administrasi berobat bagi masyarakat 
pengguna layanan kesehatan.. 
2. Wawancara (Interview) 
Wawancara adalah teknik pengumpulan data dengan proses tanya jawab 
yang mengadakan komunikasi langsung antara pewawancara dengan 
responden atau yang diwawancarai. Wawancara yang dilakukan bersifat 
terbuka dengan tujuan untuk mendapatkan informasi yang lengkap. 
Wawancara adalah tanya jawab lisan antara dua orang atau lebih secara 
langsung25. Adapun dalam penelitian ini, dilakukan wawancara dengan 6 
orang responden yang telah ditetapkan sebagai sampel penelitian. 
3.3.5 Tehnik Analisis data 
25 Husaini Usman dan Purnomo Setiady Akbar, Metodologi Penelitian Sosial, bumi 
Aksara, Jakarta 2003
37 
Suatu hal yang sangat penting dalam penelitian ini adalah menganalisis 
data karena hal ini dapat memberikan arti dan makna suatu penelitian. Ada pun 
tahapan-tahapan penelitian ini sebagai berikut: 
a. Mengumpulkan data yang berhubungan dengan penelitian. 
b. Melakukan pemeriksaan data yang akan didapat, apakah sesuai 
dengan yang diharapkan. 
c. Pengelompokan data guna untuk menjawab pertanyaan terhadap 
suatu penelitian. 
d. Melaksanakan pembahasan dan perumusan terhadap data yang akan 
didapat dan. 
e. Mengambil kesimpulan akhir terhadap data yang akan di teliti. 
BAB IV 
HASIL PENELITIAN DAN ANALISIS DATA 
4.1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian 
4.1.1 Sejarah Geografis Lubuk Beringin 
Dusun lubuk Beringin merupakan salah satu dusun dari beberapa dusun 
di Kecamatan Bathin III Ulu Kabupaten Bungo. Dusun ini, masyarakatnya 
sebagian besar merupakan pecahan dari Dusun Buat Kecamatan Bathin III Ulu 
yang konon katanya mereka bertalang atau membuat lahan tani di daerah 
tersebut. Untuk itu, semakin hari semakin banyak masyarakat yang ikut bertani di 
daerah tersebut, sehingga lama kelamaan terdapat talang atau kebun.
38 
Pada saat ini mereka telah membentuk sebuah perkampungan kecil dan 
itulah sekarang yang bernama Desa Lubuk Beringin dengan jumlah penduduk 
yang hanya 104 KK atau 408 jiwa namun kehidupan sosial serta adat istiadatnya 
masih sangat terjaga.26 
Dusun ini dari Utara berbatasan langsung dengan Dusun Laman Panjang 
Kecamatan Bathin III Ulu, bagian Selatan berbatasan langsung dengan Dusun 
Pelepat Kecamatan Pelepat, dan bagian Timur berbatasan langsung dengan 
Kampung Mengkuang Kecil yang merupakan bagian dari Dusun Laman Panjang 
sedangkan bagian Barat berbatasan langsung dengan Dusun Buat. 
Dari Muara Bungo menuju ke dusun Muara Buat memiliki jarak tempuh 
50 Km. Jarak antara Dusun Muara Buat Kecamatan Bathin III Ulu Lubuk 
Beringin dapat dilihat pada tabel berikut ini: 
Dari Muara Bungo menuju kedusun Muara Buat memiliki jarak tempuh 
50 Km. Jarak antara Dusun Muara buat Kecamatan Bathin III Ulu Lubuk Beringin 
dapat dilihat pada tabl berikut ini. 
38 
Tabel 1 
Jarak Tempuh dari Muara Bungo Ke beberapa Dusun 
NO Ibu Kabupaten 
Muara Bungo 
Dusun Jarak Yang Ditempuh 
1 Muara Bungo Muara Buat 48 Km 
2 Muara Bungo Karak Apung 57 Km 
26 Sumber data monografi dusun Lubuk Beringin Tahun 1999
39 
3 Muara Bungo Timbolasi 60 Km 
4 Muara Bungo Sungai Telang 67 KM 
5 Muara Bungo Buat 52 Km 
6 Muara Bungo Laman Panjang 55 Km 
7 Muara Bungo Lubuk Beringin 62 Km 
8 Muara Bungo Laman Ulu 70 Km 
9 Muara Bungo Aur Cino 80 Km 
*Sumber : data dusun lubuk beringin 2013* 
Dusun Lubuk Beringin dengan luas wilayah administratif 4 Ha berada 
pada ketinggian 450.1.316 M dari Permukaan Laut dengan wilayah yang 
bergelombang dan beriklim tropis serta mempunyai curah hujan berkisar 260 s.d 
3042 mm/hg dengan suhu rata-rata harian 350C. Namun desa Lubuk Beringin 
masih terjaga mengenai adat istiadat dusun Lubuk Beringin, dan jiwa sosialnya 
masih sangat kental terhadap sekeliling rumah serta saling menolong sesama 
masyarakat. Tidak ada masyarakat di luar yang bisa bebas masuk ke Dusun 
Lubuk Beringin tanpa seizin pemuka dusun Lubuk Beringin. Inilah kisah adat 
yang kental di Lubuk Beringin.27 
Bidan lubuk beringin merupakan petugas kesehatan daerah yang 
ditugaskan oleh seorang bidan tugasnya bertanggung jawab meningkatkan 
27 Sumber data desa lubuk beringin.
40 
kesadaran masyarakat untuk berprilaku hidup sehat. Petugas kesehatan dan 
masyarakat haruslah berperan serta. Bidan merupakan salah satu petugas 
kesehatan yang menjadi ujung tombak pemerintah dalam menjaga kesehatan 
masyarakat dan seharusnya memiliki tanggung jawab lebih dalam program 
imunisasi ini. 
Untuk melaksanakan tugas tugas imunisasi bidan meningkatkan program 
imunisasi balita di desa Lubuk Beringin agar menjaga kesehatan balita untuk 
mengurangi angka kematian balita tersebut dapat terjaga. 
Saat ini petugas kebidanan kesehatan Lubuk Beringin Kecamatan 
Bathin lll Ulu adalah Efrianti.AM.Keb yang telah bekerja sebagai bidan desa 
kesehatan untuk periode pertama sejak Juli 2006-Juli 2010 dan periode kedua 
sejak Juli 2010 sampai sekarang di Dusun Lubuk Beringin. 
4.1.2. Kondisi Demografis Kecamatan Bathin Iii Ulu Desa Lubuk Beringin 
Jumlah penduduk Desa Lubuk Beringin berdasarkan data Bungo Dalam 
Angka Tahun 2012 berjumlah 408 jiwa, terdiri dari 184 jiwa berjenis kelamin 
laki-laki dan 224 Jiwa berjenis kelamin perempuan. 
Adapun kondisi masyarakat berdasarkan pekerjaan yang digeluti masing 0 
masing, dapat ditampilkan pada tabel di bawah ini. 
Tabel 2 
Kondisi pekerjaan penduduk Dusun Lubuk Beringin. 
NO PEKERJAAN JUMLAH 
1 Petani 99
41 
2 Pedagang 1 
3 Pegawai negeri 10 
4 Pegawai Swasta 8 
5 Buruh /Tukang 5 
6 DLL 276 
*sumber data bidan desa lubuk beringin.* 
Dari tabel diatas, jika dilihat dari basis ekonomi masyarakat Dusun Lubuk 
Beringin, sektor perkebunan atau pertanian sangat mendominasi kegiatan 
penduduk masyarakat setempat khususnya petani karet. Oleh karena itu dapat 
disimpulkan bahwa pada umumnya masyarakat Desa Lubuk Beringin bermata 
pencaharian sebagai petani. Namun ada juga penduduk yang bermata pencaharian 
sebagai wirausaha, pegawai negeri dan buruh, meski dalam jumlah yang relatif 
kecil. Sedangkan untuk Kondisi Sosial Budayanya dapat dilihat pada tabel di 
bawah ini. 
Tabel 3 
Kondisi Sosial Budaya Desa Lubuk Beringin 
NO PERUMAHAN JUMLAH 
1 Rumah Permanen 32 UNIT 
2 Semi Permanen 10 UNIT 
3 Rumah Kayu 54 UNIT 
*Sumber: Monografi dusun Lubuk Beringin, 2014*
42 
Berdasarkan data monografi dusun, dapat ditentukan beberapa sarana 
dan prasarana sosial budaya yang didasarkan pertimbangan sifatnya yang 
strategis apabila ditinjau dari aspek kebutuhan masyarakat sarana dan prasarana 
perumahan yang ada di desa Lubuk Beringin ini kondisi rumah desa Lubuk 
Beringin dapat dilihat pada tabel berikut. 
Tabel 4 
Kondisi Sarana Air Bersih Di Desa Lubuk Beringin 
NO AIR BERSIH JUMLAH 
1 Perpipaan 62 Rumah 
2 Sumur Galian 26 Rumah 
3 Sungai 10 rumah 
*Sumber:bidan Desa Lubuk Beringin* 
Dari tabel di atas, masyarakat di desa Lubuk Beringin ini yaitu 
menggunakan air yang tersedia di Lubuk Beringin yang kebanyakan dari 
masyarakat memakai air sungai. Untuk tingkat pendidikan, penduduk desa 
Lubuk Beringin dapat dilihat sebagaimana tabel dibawah ini. 
Tabel 5 
Tingkat Pendidikan Masyarakat Lubuk Beringin
43 
No Pendidikan Jumlah 
1 
2 
3 
4 
PAUD 
TK 
SD/MI 
SMP/MTS 
1 UNIT 
O UNIT 
0 UNIT 
1 UNIT 
Dilihat kondisi pendidikan, hanya ada 2 unit pendidikan yang ada di desa 
Lubuk Beringin sedangkan untuk fasilitas pelayanan umum dapat dilihat pada 
tabel berikut ini 
Tabel 6 
Fasilitas Pelayanan umum 
No Sarana dan prasarana Jumlah 
1. Balai Dusun 1 
2. Kantor Dusun 1 
3. Gedung Taman Kanak-kanak 1 
4. Sekolah Dasar 1 
5. Madrasah Ibtidaiyah 1 
6. MTS - 
7. Madrasah Aliyah - 
8. Taman Pendidikan Al Quran (TPA) - 
9. Puskesmas -
44 
10. Masjid 1 
11. Mushola 2 
12. Kantor KUD 1 
13. Lapangan Sepak Bola 1 
*Sumber: Monografi Dusun Lubuk BeringinTahun 2014* 
4.1.3. Struktur Organisasi Perangkat Desa Lubuk Beringin 
Dusun Lubuk Beringin menganut sistem kelembagaan pemerintahan desa 
dengan pola minimal sebagaimana organisasi. Struktur Organisasi tertuang dalam 
UU No 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah. Berikut struktur 
pemerintahan Dusun Lubuk Beringin. 
Tabel 7 
Nama struktur desa lubuk beringin 
NO NAMA JABATAN 
1 Muhammad Solihin Kepala Desa 
2 Ramhur Muzi Sekretaris 
3 Anwar Kaur Pemerintahan 
4 Sa ‘da Kaur Pembangunan 
5 Awaludin Kaur Umum 
6 Zainalis Kepala Dusun 
7 Zainalis Kepala Dusun Alai 
*Sumber data monografi Dusun Lubuk Beringin*
45 
Susunan pengurus nama–nama di Desa Lubuk Beringin tersebut telah 
dibuat oleh pengurus desa Lubuk Beringin. 
Adapun susunan pengurus Badan Permusyawaratan Desa (BPD) Dusun 
Lubuk Beringin adalah sebagai berikut: 
Tabel 8 
Struktur Organisasi Badan Perwakilan Dusun (BPD) 
Dusun Lubuk Beringin 
No Nama Jabatan 
1 Hadrin Ketua 
2 Alzupri Wakil Ketua 
3 Aldari Sekretaris 
4 Cekolit Anggota 
5 Muklis Anggota 
*Monografi Dusun Lubuk Beringin Tahun 2014*
46 
4.1.4. Jumlah Balita yang sudah memperoleh Imunisasi dalam tahun 2013 
Tabel 9 
Data Balita yang sudah mengikuti Imunisasi 
No Bulan Jumlah balita 
Baru Lama 
1 Januari 0 26 
2 Februari 0 26 
3 Maret 0 26 
4 April 4 26 
5 Mei 1 30 
6 Juni 0 31 
7 Juli 1 31 
8 Agustus 0 32 
9 September 0 32 
10 Oktober 3 32 
11 November 1 35 
12 Desember 1 36
47 
Jumlah 11 363 
4.2. TEMUAN KHUSUS 
4.2.1 Peran Bidan Di Dusun Lubuk Beringin 
Keberadaan bidan secara terus menerus/menetap menentukan efektivitas 
pelayanan, termasuk efektifitas polindes. Jarak tempat tinggal bidan yang 
menetap di dusun dengan polindes akan berpengaruh terhadap kualitas baik. 
Sedangkan bidan yang tidak tinggal di Dusun Lubuk Beringin dianggap tidak 
mungkin melaksanakan pertolongan kesehatan masyarakat secara cepat. 
Peran bidan desa dalam menunjang keberhasilan program imunisasi bagi 
balita Dusun Lubuk Beringin sangat penting, Imunisasi sangat penting bagi para 
balita karena mencegah penyakit, dan anak – anak kami disini menjadi sehat tidak 
mudah terkena penyakit. 
Agar masyarakat desa lubuk beringin mengetahui tentang pentingnya 
imunisasi maka bidan mengajak masyarakat untuk mengetahui manfaat imunisasi 
pada anak, bertujuan untuk menurunkan angka kematian dan kesakitan dari 
penyakit seperti campak, polio, tetanus, batuk rejan. 
Untuk tentang pentingnya imunisasi, bidan desa memiliki peran yang sangat 
penting dalam konseling dan pendidikan kesehatan, salah satunya adalah 
mengenai imunisasi pada anak. 
Adapun peran bidan tugas nya yaitu: 
1. Peran sebagai pengelola 
2. Peran sebagai pelaksana 
3. Peran sebagai pendidik
48 
4. Peran sebagai peneliti. 
4.2.3 Hambatan yang dihadapi oleh bidan desa dalam program pentingnya 
imunisasi balita di dusun lubuk beringin: 
1. Rendahnya kesadaran masyarakat tentang imunisasi.Hal ini disebabkan 
tingkat pendidikan yang masih minim warga masyarakat secara umum 
di Dusun Lubuk Beringin 
2. Faktor ekonomi. Disebabkan banyak masyarakat bekerja sebagai petani 
kebun dan petani di sawah, yang mengakibatkan waktu mereka lebih 
banyak dihabiskan untuk bekerja setiap hari. 
3. Faktor Komunikasi dengan masyarakat. Hambatan sosial budaya yang 
terjadi terkait imunisasi ini adalah faktor komunikasi. Hal ini 
menyebabkan sering masyarakat tidak mengerti apa yang ia sampaikan 
dan sebaliknya ia juga kurang paham keinginan masyarakat oleh tenaga 
kesehatan 
4.2.4 Upaya bidan Desa dalam mengatasi hambatan yang dihadapi 
sehubungan dengan imunisasi: 
1. Melakukan sosialisasi. Bidan juga memberikan informasi tentang 
pentingnya imunisasi balita bahaya penyakit agar tidak terjadi 
komplikasi penyakit yang menyerang tubuh yang dapat merugikan dan 
menurunkan angka kematian. 
2. Mengatur Jadwal imunisasi. Perlu mencari format waktu yang seusia 
dengan kebutuhan masyarakat. Diharapkan dengan adanya peningkatan 
kesehatan baik dari asuhan antenatal maupun pengembangan
49 
meningkatkan kesehatan balita, dapat tercapai pola hidup sehat yang 
maksimal serta dapat meningkatkan kepercayaan masyarakat terhadap 
tenaga kesehatan. 
3. Menjalin Komunikasi Dengan Mengaktifkan Kader Posyandu. Upaya 
untuk mengatasi hambatan komunikasi ini setelah bersepakat dengan 
perangkat dusun, dan seluruh kader posyandu, maka diharapkan kader 
posyandu lebih berperan aktif. 
4.3 Pembahasan 
4.3.1 Peranan Bidan Desa dalam Meningkatkan Program Imunisasi di 
Dusun Lubuk Beringin 
Peran bidan desa sudah terlaksana, dan Bidan Desa Lubuk Beringin telah 
berusaha mengingatkan kepada masyarakat Lubuk Beringin akan pentingnya 
imunisasi bagi balitanya. Hanya sebagian besar masyarakat Lubuk Beringin yang 
kurang peduli tentang imunisasi bagi anak balita. Seperti yang diungkapkan 
Efrianti, “Pengetahuan masyarakat tentang pentingnya imunisasi masih kurang 
karena mereka masih percaya terhadap ramuan-ramuan atau pun jamu-jamuan 
yang dibuatkan dukun daripada bidan kesehatan. Masyarakat Dusun Lubuk 
Beringin masih memilih berobat pada dukun dibandingkan pada tenaga medis, 
karena beranggapan kalau berobat ke bidan akan bayar mahal. Hal ini dikarenakan 
kurang pengetahuan pentingnya kesehatan28. 
28 Hasil Wawancara dengan Efrianti, Bidan Desa Lubuk Beringin, 20 Juni 2014
50 
Masih menurut Efrianti, yang ditemui peneliti, ia terus mencoba mengubah 
paradigma tersebut. Ia sudah menjalankan sosialisasi dan pencerahan akan 
pentingnya imunisasi. Meskipun hal ini memang bukan pekerjaan mudah yaitu 
mengubah pandangan masyarakat tentang pentingnya imunisasi, ia tidak putus asa 
untuk mensosialisasikannya. 
Pada saat bidan menjalankan tugasnya yaitu melakukan pendekatan 
individu dan komunitas serta membantu masyarakat mencari pemecahan masalah 
di masyarakat diperlukan data yang akurat. Bidan menjalin kerja sama dengan 
kader dan melakukan penyegaran kader yang ada melalui pelatihan kader. 
Sehingga, apa yang diharapkan dapat berjalan sesuai dengan fungsinya serta 
membentuk kader kesehatan. Setelah itu, bidan dan kader mengadakan 
pendataan penduduk dengan pembagian tugas masing-masing dan sesuai format 
yang telah dibuat oleh bidan sebagai motivator. 
Format tersebut, menurut keterangan Zainab, mengacu pada data 
keluarga, jumlah anggota keluarga ibu hamil, ibu nifas, bayi, balita, resiko 
penyakit menular, jamban, air bersih sampai keadaan rumah, gizi, sosial 
ekonomi dan lain-lain29. 
Dalam hal ini pendekatan dengan hati yang dilakukan oleh bidan terhadap 
pasien maka masyarakat mulai mengetahui pentingnya imunisasi dengan promosi 
dan konseling yang dilakukan oleh bidan tersebut. Dengan kata lain, masyarakat 
pelan-pelan mengerti akan masalah kesehatan yang ada di lingkungannya dan 
29 Wawancara dengan Zainab, Kader Posyandu Dusun Lubuk Beringin, 22 Juni 2014
51 
melaporkan pada bidan dan kader sehingga dari keadaan ini masyarakat hidup 
sehat30. 
Tujuan khusus dengan adanya pendekatan yang dilakukan mampu 
meningkatkan pengetahuan dan kesadaran masyarakat desa tentang pentingnya 
imunisasi. Selain itu, hal tersebut juga dapat meningkatkan kewaspadaan 
masyarakat desa terhadap resiko bahaya yang dapat merugikan, dan menimbulkan 
gangguan kesehatan. Kemudian, pendekatan tersebut juga mampu meningkatkan 
keluarga sadar akan gizi dan perilaku hidup bersih dan sehat. Yang terakhir, hal 
itu juga meningkatkan kemampuan dan kemauan masyarakat desa untuk 
mengikuti imunisasi. 
Sementara itu, menurut penjelasan Rio Lubuk Beringin, memang bidan 
sudah sering menyampaikan kepada masyarakat, terutama ibu – ibu yang punya 
balita agar tidak mengabaikan imunisasi. Perangkat perangkat dusun, ibu – ibu 
PKK sudah kita minta menyampaikan kepada masyarakat, hasilnya memang 
belum maksimal31. 
Kemudian menurut keterangan salah satu dukun kampung yang biasa 
membantu persalinan ibu – ibu maupun mengobati orang sakit menyebutkan, ia 
biasa membantu ibu – ibu yang mau melahirkan. Setelah itu kalau ada anak bayi 
yang sakit diobati memakai ramuan tradisional dengan tumbuh-tumbuhan dan 
tanaman obat yang ada di dusun. Memang sejak ada bidan desa, ia sering 
30 Wawancara dengan Efrianti, Bidan Desa Lubuk Beringin, 20 Juni 2014 
31 Hasil Wawancara dengan Rio Dusun Lubuk Beringin, M.Sholihin, 22 Juni 2014.
52 
berkunjung untuk saling membantu waktu proses kelahiran, juga anak – anak 
yang diimunisasi32. 
Menurut Efrianti, memang sejak awal datang bertugas di Dusun Lubuk 
Beringin, yang harus didekati adalah dukun kampung. Sebab dukun kampung 
selama ini sangat dipercaya oleh masyarakat meskipun pengalamannya bersifat 
autodidak tanpa bekal sekolah di bidang kesehatan. 
Kalau dukun kampung dan perangkat dusun sudah memahami maksud 
ditempatkan tenaga medis, termasuk di dalamnya kegiatan imunisasi di posyandu, 
maka akan mempermudah pekerjaan bidan33. 
Hal ini dibenarkan oleh kader posyandu, Maimunah yang menyebutkan 
bahwa masyarakat dusun Lubuk Beringin sangat terbantu dengan adanya bidan 
desa yang ditempatkan. Selama ini warga dusun hanya berobat kepada dukun 
kampong. Memang balita tersebut sehat tetapi waktunya agak lama. Sedangkan 
kalau kami harus berobat ke puskesmas untuk penyakit yang belum begitu parah, 
juga cukup jauh jaraknya34. 
Pendapat tersebut juga disampaikan kader posyandu lainnya, Ramlah. Ia 
menyampaikan bahwa ibu-ibu sangat terbantu oleh kehadiran bidan desa. Mereka 
jadi lebih peduli dengan kesehatan anak dan gizi keluarga. Untuk ibu hamil, hal 
ini dapat mengurangi resiko saat melahirkan karena bidan sudah dilatih khusus 
pada waktu pendidikan dahulu35. 
32 Wawancara dengan Khadijah, Dukun Kampung di Dusun Lubuk Beringin, 22 Juni 
2014. 
33 Wawancara dengan Efrianti, Bidan Desa Lubuk Beringin, 20 Juni 2014 
34 Wawancara dengan Maimunah, Kader Posyandu Dusun Lubuk Beringin, 22 Juni 2014 
35 Wawancara dengan Ramlah, Kader Posyandu Dusun Lubuk Beringin, 22 Juni 2014
53 
Adapun orang tua yang ikut program imunisasi menceritakan, awalnya 
kami kurang yakin kalau ke bidan karena sudah biasa sejak dahulu berobat di 
dukun kampung. Lagi pula yang kami alami sejak dahulu walaupun jarang 
masyarakat yang diimunisasi, tapi juga tidak terkena bermacam – macam penyakit 
pada anak36. 
Kemudian menurut warga masyarakat yang lain, Wati menyampaikan 
bahwa setuju dengan kehadiran bidan di dusun dan menggerakkan posyandu 
untuk kesehatan anak balita, apalagi sejak diberitahukan oleh bidan pentingnya 
imunisasi bagi anak, maka saya patuh dengan informasi yang disampaikan oleh 
bidan desa37. 
4.3.2 Hambatan yang dihadapi oleh bidan desa dalam meningkatkan 
program imunisasi balita di Desa Lubuk Beringin 
Hambatan bagi program kesehatan imunisasi balita adalah beberapa hal 
yang disampaikan dalam penelitian ini di antaranya : 
1. Rendahnya kesadaran masyarakat 
Menurut penjelasan Rio Lubuk Beringin, masyarakat kami 
memang masih sedikit yang bisa bersekolah sampai SLTA sederajat. 
Apalagi bagi golongan dewasa banyak yang pendidikannya rendah. 
Akibatnya, masyarakat menganggap pelayanan kesehatan tidak harus 
berhubungan dengan medis, lebih cepat dan murah bila ditangani dukun 
kampung. Kami pun sudah sering menyampaikan pada warga masyarakat 
36 Wawancara dengan Darni, warga masyarakat Dusun Lubuk Beringin, 22 Juni 2014 
37 Wawancara dengan Watii, warga masyarakat Dusun Lubuk Beringin, 22 Juni 2014
54 
pada setiap kegiatan dusun, agar melakukan imunisasi bagi orang tua yang 
memiliki balita38. 
Menurut Efrianti, memang sudah sering melakukan sosialisasi 
kepada ibu – ibu pada pertemuan umum seperti pengajian, arisan, dan 
kegiatan masyarakat pada umumnya. Juga menempelkan pengumuman 
berupa brosur kesehatan dan pentingnya imunisasi bagi balita. Kesadaran 
masyarakat masih rendah, karena dampak penyakit akibat tidak 
diimunisasi tidak langsung muncul, tetapi bisa berdampak pada anak di 
kemudian hari39. 
Kader posyandu juga menyampaikan, bahwa mereka sering 
membantu bidan menyampaikan kepada tetangga dan masyarakat dusun 
yang ditemui agar ikut serta kalau ada kegiatan pemberian imunisasi. Ada 
sebagian masyarakat mendapat informasi bahwa kalau anak diimunisasi 
itu akan kena demam. Hal ini tentu membuat ibu-ibu yang memiliki anak 
balita merasa takut. Padahal ini sifatnya sementara, dan penyesuaian bagi 
tubuh anak setelah divaksin40. 
Menurut kader posyandu lainnya, rendahnya kesadaran masyarakat 
untuk ikut program imunisasi karena sebagian besar ibu – ibu yang ada di 
Lubuk Beringin masih percaya dengan hal – hal yang bersifat mitos dan 
kepercayaan yang berkembang di tengah masyarakat, seperti kalau anak 
38 Hasil Wawancara dengan Rio Dusun Lubuk Beringin, M.Sholihin, 22 Juni 2014 
39 Wawancara dengan Efrianti, Bidan Desa Lubuk Beringin, 20 Juni 2014 
40 Wawancara dengan Ramlah, Kader Posyandu Dusun Lubuk Beringin, 22 Juni 2014
55 
kecil itu sakit biasanya “diganggu” oleh makhluk halus, atau pengobatan 
seperti suntikan, kapsul vitamin itu belum tentu baik bagi tubuh balita 
yang masih bebas dari penyakit41. 
2. Keadaan Sosial Ekonomi Masyarakat yang Sibuk Bekerja 
Mengenai kegiatan masyarakat yang pada umumnya bekerja di 
sektor pertanian baik di kebun maupun di sawah, menurut Bidan Desa 
Efrianti, biasanya pada sore hari kami mendatangi rumah warga yang 
memiliki anak balita untuk memberi informasi mengenai kegiatan 
imunisasi, kegiatan ini dibantu oleh kader – kader posyandu. Pada 
pelaksanaan imunisasi memang tidak seluruhnya bisa hadir membawa 
anaknya. Pada kesempatan lain ketika ditanyakan, pada umumnya mereka 
menyebutkan bahwa dari pagi sudah sibuk bekerja di kebun atau di sawah, 
sehingga tidak memiliki waktu cukup untuk membawa anak ke 
posyandu42. 
Ketika hal ini ditanyakan kepada salah satu warga masyarakat yang 
memiliki balita, Rani, menyebutkan bahwa ia memang beberapa kali tidak 
mengikuti pelaksanaan imunisasi bagi anaknya, karena harus membantu 
suami menyadap karet. Kadang ia juga ke sawah, karena di sini memang 
bermata pencaharian hanya bertani yang penghasilannya juga tidak tetap. 
Selama anak tidak kena sakit menurut saya tidak harus diimunisasi43. 
41 Wawancara dengan Maimunah, Kader Posyandu Dusun Lubuk Beringin, 22 Juni 2014 
42 Wawancara dengan Efrianti, Bidan Desa Lubuk Beringin, 20 Juni 2014 
43 Wawancara dengan Rani, warga masyarakat Dusun Lubuk Beringin, 22 Juni 2014
56 
Begitu pula menurut Darni, ia tidak selalu membawa anaknya ikut 
imunisasi karena bekerja di sawah. Lagi pula penyakit yang dikaitkan 
dengan imunisasi itu juga sudah jarang ada di masyarakat seperti polio. 
Kalau campak mungkin masih banyak lah anak – anak disini yang terkena 
penyakit itu44. 
Rio Lubuk Beringin ketika ditanyakan memang mengakui bahwa 
masyarakat pada umumnya bekerja di kebun dan sawah. Daerah kami 
memang daerah yang masih luas area sawahnya yang menghasilkan 
hampir sepanjang tahun. Kalau warga masyarakat khususnya ibu – ibu ke 
sawah biasanya bekerja sampai sore. Jadi informasi dari bidan dan kader 
posyandu itu sering diabaikan, karena alasan mencari uang45. 
3. Keadaan Sosial Budaya Komunikasi dengan masyarakat 
Hambatan sosial budaya yang terjadi terkait imunisasi ini adalah 
faktor komunikasi. Menurut Efrianti, saat pertama ditugaskan di Dusun 
Lubuk Beringin ia merasa kesulitan untuk berkomunikasi dengan 
masyarakat, apalagi yang sudah berusia tua karena menggunakan bahasa 
daerah setempat yang sulit dimengerti. Hal ini menyebabkan sering 
masyarakat tidak mengerti apa yang ia sampaikan dan sebaliknya ia juga 
kurang paham keinginan masyarakat46. 
44 Wawancara dengan Darni, warga masyarakat Dusun Lubuk Beringin, 22 Juni 2014 
45 Hasil Wawancara dengan Rio Dusun Lubuk Beringin, M.Sholihin, 22 Juni 2014. 
46 Wawancara dengan Efrianti, Bidan Desa Lubuk Beringin, 20 Juni 2014
57 
Mengenai hambatan komunikasi ini, menurut penjelasan Rio 
Lubuk Beringin memang benar terjadi. Pada umumnya masyarakat luar 
yang datang ke sini pada awalnya akan sulit memahami karena ciri bahasa 
dusun Lubuk Beringin yang berbeda dengan bahasa daerah Bungo pada 
umumnya. Ditambah lagi, masyarakat dusun pada umumnya memiliki 
tingkat pendidikan yang rendah. Setiap hari berkomunikasi menggunakan 
bahasa daerah yang aksennya agak sulit dimengerti orang yang berasal 
dari daerah lain47. 
Kader posyandu juga menyampaikan, ibu bidan memang sering 
menyampaikan agar kami membantu menjelaskan kepada masyarakat 
mengenai berbagai program kesehatan ibu dan anak, khususnya imunisasi 
ini. Sebab kalau ada pertanyaan dari masyarakat, bidan sering tidak 
paham. Kami berupaya maksimal membantu bidan walaupun kami tidak 
memiliki pendidikan di bidang kesehatan, karena hanya tamat SD48. 
4.3.4 Upaya Bidan Desa dalam Mengatasi Hambatan yang Dihadapi dalam 
Meningkatkan Program Imunisasi Balita di Dusun Lubuk Beringin 
Upaya yang dilakukan bidan desa dalam mengatasi hambatan dalam 
meningkatkan program imunisasi di Dusun Lubuk Beringin adalah : 
1. Meningkatkan Kesadaran Masyarakat Melalui Sosialisasi 
Beberapa kegiatan yang dilakukan agar masyarakat lebih 
meningkat kesadaran dan peran sertanya mengikuti program imunisasi 
yang dilakukan oleh bidan desa yakni dengan mengunjungi perumahan 
47 Hasil Wawancara dengan Rio Dusun Lubuk Beringin, M.Sholihin, 22 Juni 2014 
48 Wawancara dengan Ramlah, Kader Posyandu Dusun Lubuk Beringin, 22 Juni 2014
58 
warga yang memiliki anak balita untuk memberitahukan informasi 
mengenai pentingnya imunisasi. Hal ini dilakukan bersama kader 
posyandu dan kader PKK. 
Selain itu, bidan juga meminta bantuan kepada Datuk Rio dan 
perangkat dusun untuk berbagi informasi kepada warga masyarakat agar 
mau mengikuti program imunisasi. Walaupun kami mengetahui bahwa 
masyarakat di Lubuk Beringin mayoritas bekerja di sektor pertanian dan 
perkebunan yang sebagian besar waktunya dihabiskan untuk bekerja. 
Akan tetapi penting juga memiliki keluarga dan anak yang sehat, bebas 
dari bermacam penyakit yang ada saat ini49. 
Kader posyandu juga mengakui bahwa sering melakukan 
penjelasan kepada ibu – ibu pengajian, anggota koperasi dan perkumpulan 
arisan mengenai pentingnya imunisasi bagi anak balita yang ada di dusun 
Lubuk Beringin. Yang kami khawatirkan karena dusun ini letaknya jauh 
dari kota. Kalau anak sakit, untuk merujuk ke rumah sakit sangat jauh, jadi 
imunisasi ini adalah pencegah penyakit pada anak. Sebab prinsipnya lebih 
baik mencegah penyakit daripada mengobati50. 
2. Membuat jadwal imunisasi pada waktu yang disepakati warga 
Mengenai masalah kesibukan bekerja pada masyarakat, menurut 
bidan desa Efrianti, ia bersama kader posyandu sudah merumuskan jadwal 
pelaksanaan pada waktu yang sudah disepakati bersama dengan warga. 
49 Wawancara dengan Efrianti, Bidan Desa Lubuk Beringin, 20 Juni 2014 
50 Wawancara dengan Maimunah, Kader Posyandu Dusun Lubuk Beringin, 22 Juni 2014
59 
Sebab imunisasi ini memiliki jadwal tetap, dan untuk itu harus 
meyakinkan masyarakat agar patuh pada jadwal yang sudah disepakati51. 
Kader posyandu juga menambahkan, agar tidak beralasan sibuk 
dan sulit meluangkan waktu untuk ke posyandu, maka kami berdasarkan 
rapat dengan bidan desa selalu menyampaikan kepada masyarakat untuk 
membuat kesepakatan mengenai waktu pelaksanaan imunisasi di 
posyandu. Jadi hal ini agar masyarakat lebih meningkat lagi kepeduliannya 
kepada kesehatan anak dengan pengorbanan waktu setidaknya52. 
3. Menjalin Komunikasi Dengan Mengaktifkan Kader Posyandu 
Hambatan sosial budaya yang terjadi terkait imunisasi ini adalah 
faktor komunikasi. Upaya untuk mengatasi hambatan komunikasi ini 
setelah bersepakat dengan perangkat dusun, dan seluruh kader posyandu, 
maka diharapkan kader posyandu lebih berperan aktif. Menurut Rio Lubuk 
Beringin, beberapa kesempatan kami menyampaikan kepada seluruh 
warga baik bapak maupun ibu yang memiliki anak balita, agar sering 
mencari informasi kepada tenaga kesehatan bidan desa, atau melalui kader 
posyandu. 
Kalaupun komunikasi dengan bidan kurang paham dari segi 
bahasa, maka bidan kami minta untuk lebih banyak memberi informasi 
kepada kader posyandu sebagai perpanjangan informasi kepada 
51 Wawancara dengan Efrianti, Bidan Desa Lubuk Beringin, 20 Juni 2014 
52 Wawancara dengan Maimunah, Kader Posyandu Dusun Lubuk Beringin, 22 Juni 2014
60 
masyarakat, sebab menurut kami kesehatan itu mahal, kalau ada wabah 
penyakit akibat kurangnya pemahaman kesehatan di masyarakat, tentu 
menjadi pula bagi perangkat dusun yang harus melayani masyarakatnya53. 
Biasanya bila ada pertanyaan dari masyarakat baik dalam kegiatan 
rapat, pertemuan pengajian atau mendatangi kami langsung, kami segera 
menyampaikan pada bidan bagaimana cara penanganannya, atau kalau 
bisa kami dampingi masyarakat untuk menemui bidan, bahkan kadang 
kala bidan yang mendatangi masyarakat tersebut54. 
Menurut bidan desa, saat ini sudah mempelajari dan memahami 
bahasa penduduk setempat. Namun, kalau ada pertanyaan dan keinginan 
masyarakat yang belum sepenuhnya dipahami, maka saya akan 
berkoordinasi dengan kader posyandu, ibu ketua PKK dan Datuk Rio 
untuk mencari solusi bagi masalah kesehatan warga. Khusus mengenai 
program imunisasi ini, kami mencoba melakukan jemput bola, mendatangi 
masyarakat yang memiliki balita. Saya juga sering meminta kader 
posyandu untuk memberi penjelasan menggunakan bahasa dusun, agar 
masyarakat memperoleh informasi lebih lengkap, atau istilahnya lebih 
“nyambung” lagi secara psikologis dengan pelayanan kesehatan. Bila 
masyarakat sudah sadar, maka akan sangat membantu untuk meningkatkan 
kesehatan balita di Dusun Lubuk Beringin, dan mengurangi resiko 
penyakit berbahaya55. 
53 Hasil Wawancara dengan Rio Dusun Lubuk Beringin, M.Sholihin, 22 Juni 2014 
54 Wawancara dengan Ramlah, Kader Posyandu Dusun Lubuk Beringin, 22 Juni 2014 
55 Wawancara dengan Efrianti, Bidan Desa Lubuk Beringin, 20 Juni 2014
61 
BAB V 
PENUTUP 
5.1. Simpulan 
Dari hasil penelitian ini peranan bidan desa Lubuk Beringin sebagai motor 
pengerak dalam mencapai keberhasilan pengembangan kesehatan di Dusun Lubuk 
Beringin dapat disimpulkan bahwa: 
5.1.1. Peran Bidan Di Dusun Lubuk Beringin 
Peran bidan desa dalam menunjang keberhasilan program imunisasi 
bagi balita Dusun Lubuk Beringin sangat penting. Imunisasi sangat 
penting bagi para balita karena dapat mencegah penyakit, dan anak – 
anak di desa tersebut menjadi dan sehat tidak mudah terkena penyakit. 
Agar masyarakat desa lubuk beringin mengetahui tentang pentingnya 
imunisasi maka bidan mengajak masyarakat untuk mengetahui manfaat 
imunisasi pada anak, bertujuan untuk menurunkan angka kematian dan 
kesakitan dari penyakit seperti campak, polio, tetanus, batuk rejan.
62 
Adapun peran bidan tugas nya yaitu: Peran sebagai pengelola, Peran 
sebagai pelaksana, Peran sebagai pendidik, Peran sebagai peneliti. 
5.1.2. Hambatan yang dihadapi oleh bidan desa dalam program 
pentingnya imunisasi balita di dusun lubuk beringin: 
1. Rendahnya kesadaran masyarakat tentang imunisasi yang dimiliki. 
Hal ini disebabkan tingkat pendidikan yang masih minim warga 
masyarakat secara umum di Dusun Lubuk Beringin 
2. Faktor ekonomi. Disebabkan banyak masyarakat bekerja sebagai 
petani kebun dan petani 62 
di sawah, yang mengakibatkan waktu 
mereka lebih banyak dihabiskan untuk bekerja setiap hari. 
3. Faktor Komunikasi dengan masyarakat. Hambatan sosial budaya 
yang terjadi terkait imunisasi ini adalah faktor komunikasi. Hal ini 
menyebabkan sering masyarakat tidak mengerti apa yang ia 
sampaikan dan sebaliknya ia juga kurang paham keinginan 
masyarakat oleh tenaga kesehatan 
5.1.3. Upaya bidan Desa dalam mengatasi hambatan yang dihadapi 
sehubungan dengan imunisasi: 
1. Melakukan sosialisasi. Bidan juga memberikan informasi tentang 
pentingnya imunisasi balita tentang bahaya penyakit agar tidak 
terjadi komplikasi penyakit yang menyerang tubuh yang dapat 
merugikan dan menurunkan angka kematian. 
2. Mengatur Jadwal imunisasi. Perlu mencari format waktu yang 
sesuai dengan kebutuhan masyarakat. Diharapkan dengan adanya
63 
peningkatan kesehatan baik dari asuhan antenatal maupun 
pengembangan meningkatkan kesehatan balita, dapat tercapai pola 
hidup sehat yang maksimal serta dapat meningkatkan kepercayaan 
masyarakat terhadap tenaga kesehatan. 
3. Menjalin Komunikasi Dengan Mengaktifkan Kader Posyandu. 
Upaya untuk mengatasi hambatan komunikasi ini setelah 
bersepakat dengan perangkat dusun, dan seluruh kader posyandu, 
maka diharapkan kader posyandu lebih berperan aktif. 
5.2. Saran 
Atas dasar kesimpulan diatas, penulis mengemukakan saran-saran sebagai 
berikut: 
1. Diharapkan bidan desa dengan melibatkan perangkat desa, kader posyandu 
dan pihak puskesmas untuk meningkatkan kegiatan sosialisasi kepada 
masyarakat mengenai imunisasi, baik menggunakan ceramah, diskusi 
maupun berbentuk selebaran, pamflet, brosur dan alat peraga lainnya. 
2. Diharapkan bidan desa mengajak seluruh ibu – ibu yang memiliki balita 
untuk membuat jadwal rutin pelaksanaan imunisasi yang sesuai dengan 
jam kerja masyarakat. Hal ini juga perlu didukung oleh kader posyandu 
dan seluruh masyarakat. 
3. Diharapkan bidan desa mau belajar mengenai kebudayaan, bahasa dan 
kebiasaan masyarakat lebih fokus lagi, agar mempermudah pelaksanaan 
tugas untuk menyampaikan informasi dan berkomunikasi timbal balik
64 
dengan masyarakat menyesuaikan dengan sosial budaya masyarakat yang 
masih kental dengan adat istiadat.

Contenu connexe

Tendances

KOMUNIKASI INTRAPERSONAL KONSELING (KIP/K)
KOMUNIKASI INTRAPERSONAL KONSELING (KIP/K)KOMUNIKASI INTRAPERSONAL KONSELING (KIP/K)
KOMUNIKASI INTRAPERSONAL KONSELING (KIP/K)anoovee
 
Komplikasi dan Penyulit Kehamilan
Komplikasi dan Penyulit KehamilanKomplikasi dan Penyulit Kehamilan
Komplikasi dan Penyulit KehamilanGita Kostania
 
02 sistem rujukan maternal & neonatal
02 sistem rujukan maternal & neonatal02 sistem rujukan maternal & neonatal
02 sistem rujukan maternal & neonatalJoni Iswanto
 
Askeb bbl dg asfiksia
Askeb bbl dg asfiksiaAskeb bbl dg asfiksia
Askeb bbl dg asfiksiaChiyapuri
 
Informed Choice dan Informed Consent
Informed Choice dan Informed Consent Informed Choice dan Informed Consent
Informed Choice dan Informed Consent pjj_kemenkes
 
Kak kespro termasuk kb
Kak kespro termasuk kbKak kespro termasuk kb
Kak kespro termasuk kbAnipahMadrid
 
FAKTOR PENYEBAB TINGGINYA DESA SIAGA TIDAK AKTIF DI KABUPATEN SITUBONDO
FAKTOR PENYEBAB TINGGINYA DESA SIAGA TIDAK AKTIF DI KABUPATEN SITUBONDOFAKTOR PENYEBAB TINGGINYA DESA SIAGA TIDAK AKTIF DI KABUPATEN SITUBONDO
FAKTOR PENYEBAB TINGGINYA DESA SIAGA TIDAK AKTIF DI KABUPATEN SITUBONDOfirii JB
 
Pertemuan 1
Pertemuan 1Pertemuan 1
Pertemuan 1Health
 
GAMBARAN PENGETAHUAN IBU TENTANG PEMBERIAN IMUNISASI DASAR PADA BAYI 0-11 BUL...
GAMBARAN PENGETAHUAN IBU TENTANG PEMBERIAN IMUNISASI DASAR PADA BAYI 0-11 BUL...GAMBARAN PENGETAHUAN IBU TENTANG PEMBERIAN IMUNISASI DASAR PADA BAYI 0-11 BUL...
GAMBARAN PENGETAHUAN IBU TENTANG PEMBERIAN IMUNISASI DASAR PADA BAYI 0-11 BUL...Warnet Raha
 
Model pendokumentasian kebidanan (kardeks)
Model pendokumentasian kebidanan (kardeks)Model pendokumentasian kebidanan (kardeks)
Model pendokumentasian kebidanan (kardeks)Nurul Wulandari
 
Petunjuk pengisian kohort bayi dan balita terbaru 2016
Petunjuk pengisian kohort bayi dan balita terbaru 2016Petunjuk pengisian kohort bayi dan balita terbaru 2016
Petunjuk pengisian kohort bayi dan balita terbaru 2016LENY WIDI ASTUTI
 
Terapy Komplementer 2021.pdf
Terapy Komplementer 2021.pdfTerapy Komplementer 2021.pdf
Terapy Komplementer 2021.pdfSatria262387
 
Percakapan konseling antara bidan dengan
Percakapan konseling antara bidan denganPercakapan konseling antara bidan dengan
Percakapan konseling antara bidan denganSeptian Muna Barakati
 
Jenjang Karir Bidan
Jenjang Karir BidanJenjang Karir Bidan
Jenjang Karir Bidanyantiyanti45
 
1. daftar tilik pemasangan kateter pada wanita
1. daftar tilik pemasangan kateter pada wanita1. daftar tilik pemasangan kateter pada wanita
1. daftar tilik pemasangan kateter pada wanitayolandaputri18
 
PDCA.docx
PDCA.docxPDCA.docx
PDCA.docxainul81
 
Kie persiapan menjadi orang tua
Kie persiapan menjadi orang tuaKie persiapan menjadi orang tua
Kie persiapan menjadi orang tuaMonica Fermanda
 

Tendances (20)

KOMUNIKASI INTRAPERSONAL KONSELING (KIP/K)
KOMUNIKASI INTRAPERSONAL KONSELING (KIP/K)KOMUNIKASI INTRAPERSONAL KONSELING (KIP/K)
KOMUNIKASI INTRAPERSONAL KONSELING (KIP/K)
 
Komplikasi dan Penyulit Kehamilan
Komplikasi dan Penyulit KehamilanKomplikasi dan Penyulit Kehamilan
Komplikasi dan Penyulit Kehamilan
 
02 sistem rujukan maternal & neonatal
02 sistem rujukan maternal & neonatal02 sistem rujukan maternal & neonatal
02 sistem rujukan maternal & neonatal
 
Askeb bbl dg asfiksia
Askeb bbl dg asfiksiaAskeb bbl dg asfiksia
Askeb bbl dg asfiksia
 
Informed Choice dan Informed Consent
Informed Choice dan Informed Consent Informed Choice dan Informed Consent
Informed Choice dan Informed Consent
 
Kak kespro termasuk kb
Kak kespro termasuk kbKak kespro termasuk kb
Kak kespro termasuk kb
 
FAKTOR PENYEBAB TINGGINYA DESA SIAGA TIDAK AKTIF DI KABUPATEN SITUBONDO
FAKTOR PENYEBAB TINGGINYA DESA SIAGA TIDAK AKTIF DI KABUPATEN SITUBONDOFAKTOR PENYEBAB TINGGINYA DESA SIAGA TIDAK AKTIF DI KABUPATEN SITUBONDO
FAKTOR PENYEBAB TINGGINYA DESA SIAGA TIDAK AKTIF DI KABUPATEN SITUBONDO
 
Pertemuan 1
Pertemuan 1Pertemuan 1
Pertemuan 1
 
GAMBARAN PENGETAHUAN IBU TENTANG PEMBERIAN IMUNISASI DASAR PADA BAYI 0-11 BUL...
GAMBARAN PENGETAHUAN IBU TENTANG PEMBERIAN IMUNISASI DASAR PADA BAYI 0-11 BUL...GAMBARAN PENGETAHUAN IBU TENTANG PEMBERIAN IMUNISASI DASAR PADA BAYI 0-11 BUL...
GAMBARAN PENGETAHUAN IBU TENTANG PEMBERIAN IMUNISASI DASAR PADA BAYI 0-11 BUL...
 
Model pendokumentasian kebidanan (kardeks)
Model pendokumentasian kebidanan (kardeks)Model pendokumentasian kebidanan (kardeks)
Model pendokumentasian kebidanan (kardeks)
 
Petunjuk pengisian kohort bayi dan balita terbaru 2016
Petunjuk pengisian kohort bayi dan balita terbaru 2016Petunjuk pengisian kohort bayi dan balita terbaru 2016
Petunjuk pengisian kohort bayi dan balita terbaru 2016
 
Terapy Komplementer 2021.pdf
Terapy Komplementer 2021.pdfTerapy Komplementer 2021.pdf
Terapy Komplementer 2021.pdf
 
Percakapan konseling antara bidan dengan
Percakapan konseling antara bidan denganPercakapan konseling antara bidan dengan
Percakapan konseling antara bidan dengan
 
Jenjang Karir Bidan
Jenjang Karir BidanJenjang Karir Bidan
Jenjang Karir Bidan
 
1. daftar tilik pemasangan kateter pada wanita
1. daftar tilik pemasangan kateter pada wanita1. daftar tilik pemasangan kateter pada wanita
1. daftar tilik pemasangan kateter pada wanita
 
PDCA.docx
PDCA.docxPDCA.docx
PDCA.docx
 
Permenkes 1464 bab 1,2
Permenkes 1464 bab 1,2Permenkes 1464 bab 1,2
Permenkes 1464 bab 1,2
 
Masa Antara
Masa Antara Masa Antara
Masa Antara
 
Kie persiapan menjadi orang tua
Kie persiapan menjadi orang tuaKie persiapan menjadi orang tua
Kie persiapan menjadi orang tua
 
ASKEB BERSALIN DENGAN PREEKLAMSI RINGAN
ASKEB BERSALIN DENGAN PREEKLAMSI RINGANASKEB BERSALIN DENGAN PREEKLAMSI RINGAN
ASKEB BERSALIN DENGAN PREEKLAMSI RINGAN
 

En vedette

Hubungan antara tingkat pengetahuan ibu tentang imunisasi polio dengan tingka...
Hubungan antara tingkat pengetahuan ibu tentang imunisasi polio dengan tingka...Hubungan antara tingkat pengetahuan ibu tentang imunisasi polio dengan tingka...
Hubungan antara tingkat pengetahuan ibu tentang imunisasi polio dengan tingka...Operator Warnet Vast Raha
 
Imunisasi dasar pada bayi
Imunisasi dasar pada bayiImunisasi dasar pada bayi
Imunisasi dasar pada bayiHenki Ata
 
Tingkat pengetahuan ibu tentang imunisasi dasar pada bayi
Tingkat pengetahuan ibu tentang imunisasi dasar pada bayiTingkat pengetahuan ibu tentang imunisasi dasar pada bayi
Tingkat pengetahuan ibu tentang imunisasi dasar pada bayiHastuti Badruddin
 
Imunisasi dalam agama islam
Imunisasi dalam agama islamImunisasi dalam agama islam
Imunisasi dalam agama islamsicua050896
 
Vaksinasi Untuk Jamaah Umrah dan Haji
Vaksinasi Untuk Jamaah Umrah dan HajiVaksinasi Untuk Jamaah Umrah dan Haji
Vaksinasi Untuk Jamaah Umrah dan HajiLucky Halioedin
 
GAMBARAN PENGETAHUAN IBU TERHADAP JADWAL PEMBERIAN IMUNISASI DASARPADA BAYI 0...
GAMBARAN PENGETAHUAN IBU TERHADAP JADWAL PEMBERIAN IMUNISASI DASARPADA BAYI 0...GAMBARAN PENGETAHUAN IBU TERHADAP JADWAL PEMBERIAN IMUNISASI DASARPADA BAYI 0...
GAMBARAN PENGETAHUAN IBU TERHADAP JADWAL PEMBERIAN IMUNISASI DASARPADA BAYI 0...Warnet Raha
 
ABORSI DALAM TINJAUAN ETIKA, HUKUM POSITIF DAN HUKUM ISLAM
ABORSI DALAM TINJAUAN ETIKA, HUKUM POSITIF DAN HUKUM ISLAMABORSI DALAM TINJAUAN ETIKA, HUKUM POSITIF DAN HUKUM ISLAM
ABORSI DALAM TINJAUAN ETIKA, HUKUM POSITIF DAN HUKUM ISLAMFera Rausanni Ilma
 
Percakapan konseling antara bidan dengan pasien tentang iud
Percakapan konseling antara bidan dengan pasien  tentang iudPercakapan konseling antara bidan dengan pasien  tentang iud
Percakapan konseling antara bidan dengan pasien tentang iudOperator Warnet Vast Raha
 
FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PEMBERIAN IMUNISASI CAMPAK
FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PEMBERIAN IMUNISASI CAMPAK FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PEMBERIAN IMUNISASI CAMPAK
FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PEMBERIAN IMUNISASI CAMPAK Abdul H-u
 
Hubungan Tingkat Kecemasan Dengan Kualitas Tidur Ibu Hamil Primigravida Trime...
Hubungan Tingkat Kecemasan Dengan Kualitas Tidur Ibu Hamil Primigravida Trime...Hubungan Tingkat Kecemasan Dengan Kualitas Tidur Ibu Hamil Primigravida Trime...
Hubungan Tingkat Kecemasan Dengan Kualitas Tidur Ibu Hamil Primigravida Trime...Bli De Bean
 
Makalah penjaskes
Makalah penjaskes Makalah penjaskes
Makalah penjaskes Jhon Sijabat
 
Permenkes No. 84 Tahun 2014 Tentang DAK 2015
Permenkes No. 84 Tahun 2014 Tentang DAK 2015Permenkes No. 84 Tahun 2014 Tentang DAK 2015
Permenkes No. 84 Tahun 2014 Tentang DAK 2015Sainal Edi Kamal
 
“PERSEPSI DAN PARTISIPASI MASYARAKAT TERHADAP PROGRAM KELUARGA BERENCANA (Stu...
“PERSEPSI DAN PARTISIPASI MASYARAKAT TERHADAP PROGRAM KELUARGA BERENCANA (Stu...“PERSEPSI DAN PARTISIPASI MASYARAKAT TERHADAP PROGRAM KELUARGA BERENCANA (Stu...
“PERSEPSI DAN PARTISIPASI MASYARAKAT TERHADAP PROGRAM KELUARGA BERENCANA (Stu...Retnols
 
Millennium Development Goals (MDGs) 5th : Improve Maternal Health (Meningkatk...
Millennium Development Goals (MDGs) 5th : Improve Maternal Health (Meningkatk...Millennium Development Goals (MDGs) 5th : Improve Maternal Health (Meningkatk...
Millennium Development Goals (MDGs) 5th : Improve Maternal Health (Meningkatk...Mikha_135
 
Imunisasi
ImunisasiImunisasi
Imunisasikenggi
 

En vedette (20)

Hubungan antara tingkat pengetahuan ibu tentang imunisasi polio dengan tingka...
Hubungan antara tingkat pengetahuan ibu tentang imunisasi polio dengan tingka...Hubungan antara tingkat pengetahuan ibu tentang imunisasi polio dengan tingka...
Hubungan antara tingkat pengetahuan ibu tentang imunisasi polio dengan tingka...
 
Imunisasi dasar pada bayi
Imunisasi dasar pada bayiImunisasi dasar pada bayi
Imunisasi dasar pada bayi
 
Tingkat pengetahuan ibu tentang imunisasi dasar pada bayi
Tingkat pengetahuan ibu tentang imunisasi dasar pada bayiTingkat pengetahuan ibu tentang imunisasi dasar pada bayi
Tingkat pengetahuan ibu tentang imunisasi dasar pada bayi
 
Imunisasi dalam agama islam
Imunisasi dalam agama islamImunisasi dalam agama islam
Imunisasi dalam agama islam
 
askeb Bayi sehat dengan imunisasi campak
askeb Bayi sehat dengan imunisasi campakaskeb Bayi sehat dengan imunisasi campak
askeb Bayi sehat dengan imunisasi campak
 
Vaksinasi Untuk Jamaah Umrah dan Haji
Vaksinasi Untuk Jamaah Umrah dan HajiVaksinasi Untuk Jamaah Umrah dan Haji
Vaksinasi Untuk Jamaah Umrah dan Haji
 
GAMBARAN PENGETAHUAN IBU TERHADAP JADWAL PEMBERIAN IMUNISASI DASARPADA BAYI 0...
GAMBARAN PENGETAHUAN IBU TERHADAP JADWAL PEMBERIAN IMUNISASI DASARPADA BAYI 0...GAMBARAN PENGETAHUAN IBU TERHADAP JADWAL PEMBERIAN IMUNISASI DASARPADA BAYI 0...
GAMBARAN PENGETAHUAN IBU TERHADAP JADWAL PEMBERIAN IMUNISASI DASARPADA BAYI 0...
 
Makalah aborsi dan menstrual regulation
Makalah aborsi dan menstrual regulationMakalah aborsi dan menstrual regulation
Makalah aborsi dan menstrual regulation
 
ABORSI DALAM TINJAUAN ETIKA, HUKUM POSITIF DAN HUKUM ISLAM
ABORSI DALAM TINJAUAN ETIKA, HUKUM POSITIF DAN HUKUM ISLAMABORSI DALAM TINJAUAN ETIKA, HUKUM POSITIF DAN HUKUM ISLAM
ABORSI DALAM TINJAUAN ETIKA, HUKUM POSITIF DAN HUKUM ISLAM
 
Percakapan konseling antara bidan dengan pasien tentang iud
Percakapan konseling antara bidan dengan pasien  tentang iudPercakapan konseling antara bidan dengan pasien  tentang iud
Percakapan konseling antara bidan dengan pasien tentang iud
 
FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PEMBERIAN IMUNISASI CAMPAK
FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PEMBERIAN IMUNISASI CAMPAK FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PEMBERIAN IMUNISASI CAMPAK
FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PEMBERIAN IMUNISASI CAMPAK
 
Hubungan Tingkat Kecemasan Dengan Kualitas Tidur Ibu Hamil Primigravida Trime...
Hubungan Tingkat Kecemasan Dengan Kualitas Tidur Ibu Hamil Primigravida Trime...Hubungan Tingkat Kecemasan Dengan Kualitas Tidur Ibu Hamil Primigravida Trime...
Hubungan Tingkat Kecemasan Dengan Kualitas Tidur Ibu Hamil Primigravida Trime...
 
Makalah penjaskes
Makalah penjaskes Makalah penjaskes
Makalah penjaskes
 
Permenkes No. 84 Tahun 2014 Tentang DAK 2015
Permenkes No. 84 Tahun 2014 Tentang DAK 2015Permenkes No. 84 Tahun 2014 Tentang DAK 2015
Permenkes No. 84 Tahun 2014 Tentang DAK 2015
 
Proposal Penelitian Tentang Dampak Operasi Caesar Terhadap Kehamilan Selanjutnya
Proposal Penelitian Tentang Dampak Operasi Caesar Terhadap Kehamilan SelanjutnyaProposal Penelitian Tentang Dampak Operasi Caesar Terhadap Kehamilan Selanjutnya
Proposal Penelitian Tentang Dampak Operasi Caesar Terhadap Kehamilan Selanjutnya
 
“PERSEPSI DAN PARTISIPASI MASYARAKAT TERHADAP PROGRAM KELUARGA BERENCANA (Stu...
“PERSEPSI DAN PARTISIPASI MASYARAKAT TERHADAP PROGRAM KELUARGA BERENCANA (Stu...“PERSEPSI DAN PARTISIPASI MASYARAKAT TERHADAP PROGRAM KELUARGA BERENCANA (Stu...
“PERSEPSI DAN PARTISIPASI MASYARAKAT TERHADAP PROGRAM KELUARGA BERENCANA (Stu...
 
Millennium Development Goals (MDGs) 5th : Improve Maternal Health (Meningkatk...
Millennium Development Goals (MDGs) 5th : Improve Maternal Health (Meningkatk...Millennium Development Goals (MDGs) 5th : Improve Maternal Health (Meningkatk...
Millennium Development Goals (MDGs) 5th : Improve Maternal Health (Meningkatk...
 
Imunisasi
ImunisasiImunisasi
Imunisasi
 
Pemberian imunisasi
Pemberian imunisasiPemberian imunisasi
Pemberian imunisasi
 
Imunisasi
ImunisasiImunisasi
Imunisasi
 

Similaire à Imunisasi Balita

Policy Brief Analisis Kebijakan Pemerintah Terhadap Program Imunisasi Dasar L...
Policy Brief Analisis Kebijakan Pemerintah Terhadap Program Imunisasi Dasar L...Policy Brief Analisis Kebijakan Pemerintah Terhadap Program Imunisasi Dasar L...
Policy Brief Analisis Kebijakan Pemerintah Terhadap Program Imunisasi Dasar L...Joni Saputra
 
Policy Brief Analisis Kebijakan Pemerintah Terhadap Program Imunisasi Dasar L...
Policy Brief Analisis Kebijakan Pemerintah Terhadap Program Imunisasi Dasar L...Policy Brief Analisis Kebijakan Pemerintah Terhadap Program Imunisasi Dasar L...
Policy Brief Analisis Kebijakan Pemerintah Terhadap Program Imunisasi Dasar L...Joni Saputra
 
IMUNISASI KLMPK 1_INDAH SARLINDAH.pptx
IMUNISASI KLMPK 1_INDAH SARLINDAH.pptxIMUNISASI KLMPK 1_INDAH SARLINDAH.pptx
IMUNISASI KLMPK 1_INDAH SARLINDAH.pptxdevi Narti
 
KESEHATAN MASYARAKAT AKBID HAFSHAWATY ZAINUL HASAN GENGGONG PROBOLINGGO
KESEHATAN MASYARAKAT AKBID HAFSHAWATY ZAINUL HASAN GENGGONG PROBOLINGGOKESEHATAN MASYARAKAT AKBID HAFSHAWATY ZAINUL HASAN GENGGONG PROBOLINGGO
KESEHATAN MASYARAKAT AKBID HAFSHAWATY ZAINUL HASAN GENGGONG PROBOLINGGOVeranica Widi
 
Konsep dasar imunisasi pada anak
Konsep dasar imunisasi pada anakKonsep dasar imunisasi pada anak
Konsep dasar imunisasi pada anakdiana diana
 
PPT Kel.8_Imunisasi Dasar Lengkap.pdf
PPT Kel.8_Imunisasi Dasar Lengkap.pdfPPT Kel.8_Imunisasi Dasar Lengkap.pdf
PPT Kel.8_Imunisasi Dasar Lengkap.pdfAkunAlissa
 
Makalah kia
Makalah kiaMakalah kia
Makalah kiaUlaa12
 
KERANGKA ACUAN KERJA PROGRAM IMUNISASI.docx
KERANGKA ACUAN KERJA PROGRAM IMUNISASI.docxKERANGKA ACUAN KERJA PROGRAM IMUNISASI.docx
KERANGKA ACUAN KERJA PROGRAM IMUNISASI.docxBudimanSetiawan5
 
Makalah ilmu kesehatan masyarakat
Makalah ilmu kesehatan masyarakatMakalah ilmu kesehatan masyarakat
Makalah ilmu kesehatan masyarakatZelitania
 
Analisis Masalah dalam Kebidanan Komunitas
Analisis Masalah dalam Kebidanan Komunitas Analisis Masalah dalam Kebidanan Komunitas
Analisis Masalah dalam Kebidanan Komunitas pjj_kemenkes
 
Asuhan Kesehatan Bayi dan Balita dalam Komunitas
Asuhan Kesehatan Bayi dan Balita dalam KomunitasAsuhan Kesehatan Bayi dan Balita dalam Komunitas
Asuhan Kesehatan Bayi dan Balita dalam KomunitasLilis c'Ben
 
Materi imunisasi Untuk Nusan Tara Sehat
Materi imunisasi Untuk Nusan Tara SehatMateri imunisasi Untuk Nusan Tara Sehat
Materi imunisasi Untuk Nusan Tara SehatYusneri Ahs
 

Similaire à Imunisasi Balita (20)

imunisasi 2 revisi.doc
imunisasi 2 revisi.docimunisasi 2 revisi.doc
imunisasi 2 revisi.doc
 
imunisasi 2 revisi.doc
imunisasi 2 revisi.docimunisasi 2 revisi.doc
imunisasi 2 revisi.doc
 
imunisasi 1.doc
imunisasi 1.docimunisasi 1.doc
imunisasi 1.doc
 
Policy Brief Analisis Kebijakan Pemerintah Terhadap Program Imunisasi Dasar L...
Policy Brief Analisis Kebijakan Pemerintah Terhadap Program Imunisasi Dasar L...Policy Brief Analisis Kebijakan Pemerintah Terhadap Program Imunisasi Dasar L...
Policy Brief Analisis Kebijakan Pemerintah Terhadap Program Imunisasi Dasar L...
 
Policy Brief Analisis Kebijakan Pemerintah Terhadap Program Imunisasi Dasar L...
Policy Brief Analisis Kebijakan Pemerintah Terhadap Program Imunisasi Dasar L...Policy Brief Analisis Kebijakan Pemerintah Terhadap Program Imunisasi Dasar L...
Policy Brief Analisis Kebijakan Pemerintah Terhadap Program Imunisasi Dasar L...
 
IMUNISASI KLMPK 1_INDAH SARLINDAH.pptx
IMUNISASI KLMPK 1_INDAH SARLINDAH.pptxIMUNISASI KLMPK 1_INDAH SARLINDAH.pptx
IMUNISASI KLMPK 1_INDAH SARLINDAH.pptx
 
KESEHATAN MASYARAKAT AKBID HAFSHAWATY ZAINUL HASAN GENGGONG PROBOLINGGO
KESEHATAN MASYARAKAT AKBID HAFSHAWATY ZAINUL HASAN GENGGONG PROBOLINGGOKESEHATAN MASYARAKAT AKBID HAFSHAWATY ZAINUL HASAN GENGGONG PROBOLINGGO
KESEHATAN MASYARAKAT AKBID HAFSHAWATY ZAINUL HASAN GENGGONG PROBOLINGGO
 
Konsep dasar imunisasi pada anak
Konsep dasar imunisasi pada anakKonsep dasar imunisasi pada anak
Konsep dasar imunisasi pada anak
 
PPT Kel.8_Imunisasi Dasar Lengkap.pdf
PPT Kel.8_Imunisasi Dasar Lengkap.pdfPPT Kel.8_Imunisasi Dasar Lengkap.pdf
PPT Kel.8_Imunisasi Dasar Lengkap.pdf
 
Makalah kia
Makalah kiaMakalah kia
Makalah kia
 
Progam imunisasii
Progam imunisasiiProgam imunisasii
Progam imunisasii
 
KERANGKA ACUAN KERJA PROGRAM IMUNISASI.docx
KERANGKA ACUAN KERJA PROGRAM IMUNISASI.docxKERANGKA ACUAN KERJA PROGRAM IMUNISASI.docx
KERANGKA ACUAN KERJA PROGRAM IMUNISASI.docx
 
Makalah ilmu kesehatan masyarakat
Makalah ilmu kesehatan masyarakatMakalah ilmu kesehatan masyarakat
Makalah ilmu kesehatan masyarakat
 
Impal
ImpalImpal
Impal
 
Dinkes impal
Dinkes impalDinkes impal
Dinkes impal
 
Ev Imun Jan-Nov 2023.pptx
Ev Imun Jan-Nov 2023.pptxEv Imun Jan-Nov 2023.pptx
Ev Imun Jan-Nov 2023.pptx
 
Analisis Masalah dalam Kebidanan Komunitas
Analisis Masalah dalam Kebidanan Komunitas Analisis Masalah dalam Kebidanan Komunitas
Analisis Masalah dalam Kebidanan Komunitas
 
IMUNISASI.pptx
IMUNISASI.pptxIMUNISASI.pptx
IMUNISASI.pptx
 
Asuhan Kesehatan Bayi dan Balita dalam Komunitas
Asuhan Kesehatan Bayi dan Balita dalam KomunitasAsuhan Kesehatan Bayi dan Balita dalam Komunitas
Asuhan Kesehatan Bayi dan Balita dalam Komunitas
 
Materi imunisasi Untuk Nusan Tara Sehat
Materi imunisasi Untuk Nusan Tara SehatMateri imunisasi Untuk Nusan Tara Sehat
Materi imunisasi Untuk Nusan Tara Sehat
 

Dernier

SKPM Kualiti @ Sekolah 23 Feb 22222023.pptx
SKPM Kualiti @ Sekolah 23 Feb 22222023.pptxSKPM Kualiti @ Sekolah 23 Feb 22222023.pptx
SKPM Kualiti @ Sekolah 23 Feb 22222023.pptxg66527130
 
SILABUS MATEMATIKA SMP kurikulum K13.docx
SILABUS MATEMATIKA SMP kurikulum K13.docxSILABUS MATEMATIKA SMP kurikulum K13.docx
SILABUS MATEMATIKA SMP kurikulum K13.docxrahmaamaw03
 
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdf
Demonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdfDemonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdf
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdfvebronialite32
 
Materi power point Kepemimpinan leadership .ppt
Materi power point Kepemimpinan leadership .pptMateri power point Kepemimpinan leadership .ppt
Materi power point Kepemimpinan leadership .pptAcemediadotkoM1
 
Modul Ajar Matematika Kelas 2 Fase A Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Matematika Kelas 2 Fase A Kurikulum MerdekaModul Ajar Matematika Kelas 2 Fase A Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Matematika Kelas 2 Fase A Kurikulum MerdekaAbdiera
 
Kisi-kisi UTS Kelas 9 Tahun Ajaran 2023/2024 Semester 2 IPS
Kisi-kisi UTS Kelas 9 Tahun Ajaran 2023/2024 Semester 2 IPSKisi-kisi UTS Kelas 9 Tahun Ajaran 2023/2024 Semester 2 IPS
Kisi-kisi UTS Kelas 9 Tahun Ajaran 2023/2024 Semester 2 IPSyudi_alfian
 
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptx
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptxTopik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptx
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptxsyafnasir
 
PPT IPS Geografi SMA Kelas X_Bab 5_Atmosfer.pptx_20240214_193530_0000.pdf
PPT IPS Geografi SMA Kelas X_Bab 5_Atmosfer.pptx_20240214_193530_0000.pdfPPT IPS Geografi SMA Kelas X_Bab 5_Atmosfer.pptx_20240214_193530_0000.pdf
PPT IPS Geografi SMA Kelas X_Bab 5_Atmosfer.pptx_20240214_193530_0000.pdfNatasyaA11
 
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptxadap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptxmtsmampunbarub4
 
Konflik, Kekerasan, dan Perdamaian Bagian 1.pptx
Konflik, Kekerasan, dan Perdamaian Bagian 1.pptxKonflik, Kekerasan, dan Perdamaian Bagian 1.pptx
Konflik, Kekerasan, dan Perdamaian Bagian 1.pptxintansidauruk2
 
POWERPOINT BAHAN AJAR SENYAWA KELAS VIII SMP
POWERPOINT BAHAN AJAR SENYAWA KELAS VIII SMPPOWERPOINT BAHAN AJAR SENYAWA KELAS VIII SMP
POWERPOINT BAHAN AJAR SENYAWA KELAS VIII SMPAnaNoorAfdilla
 
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN...
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN...RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN...
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN...Kanaidi ken
 
Kelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
Kelompok 4 : Karakteristik Negara InggrisKelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
Kelompok 4 : Karakteristik Negara InggrisNazla aulia
 
5. HAK DAN KEWAJIBAN JEMAAH indonesia.pdf
5. HAK DAN KEWAJIBAN JEMAAH indonesia.pdf5. HAK DAN KEWAJIBAN JEMAAH indonesia.pdf
5. HAK DAN KEWAJIBAN JEMAAH indonesia.pdfWahyudinST
 
Dinamika perwujudan Pancasila sebagai Dasar Negara dan Pandangan Hidup Bangsa
Dinamika perwujudan Pancasila sebagai Dasar Negara dan Pandangan Hidup BangsaDinamika perwujudan Pancasila sebagai Dasar Negara dan Pandangan Hidup Bangsa
Dinamika perwujudan Pancasila sebagai Dasar Negara dan Pandangan Hidup BangsaEzraCalva
 
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptxJurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptxBambang440423
 
Edukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajii
Edukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajiiEdukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajii
Edukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajiiIntanHanifah4
 
Catatan di setiap Indikator Fokus Perilaku
Catatan di setiap Indikator Fokus PerilakuCatatan di setiap Indikator Fokus Perilaku
Catatan di setiap Indikator Fokus PerilakuHANHAN164733
 
MTK BAB 5 PENGOLAHAN DATA (Materi 2).pptx
MTK BAB 5 PENGOLAHAN DATA (Materi 2).pptxMTK BAB 5 PENGOLAHAN DATA (Materi 2).pptx
MTK BAB 5 PENGOLAHAN DATA (Materi 2).pptxssuser0239c1
 
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdfKelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdftsaniasalftn18
 

Dernier (20)

SKPM Kualiti @ Sekolah 23 Feb 22222023.pptx
SKPM Kualiti @ Sekolah 23 Feb 22222023.pptxSKPM Kualiti @ Sekolah 23 Feb 22222023.pptx
SKPM Kualiti @ Sekolah 23 Feb 22222023.pptx
 
SILABUS MATEMATIKA SMP kurikulum K13.docx
SILABUS MATEMATIKA SMP kurikulum K13.docxSILABUS MATEMATIKA SMP kurikulum K13.docx
SILABUS MATEMATIKA SMP kurikulum K13.docx
 
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdf
Demonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdfDemonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdf
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdf
 
Materi power point Kepemimpinan leadership .ppt
Materi power point Kepemimpinan leadership .pptMateri power point Kepemimpinan leadership .ppt
Materi power point Kepemimpinan leadership .ppt
 
Modul Ajar Matematika Kelas 2 Fase A Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Matematika Kelas 2 Fase A Kurikulum MerdekaModul Ajar Matematika Kelas 2 Fase A Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Matematika Kelas 2 Fase A Kurikulum Merdeka
 
Kisi-kisi UTS Kelas 9 Tahun Ajaran 2023/2024 Semester 2 IPS
Kisi-kisi UTS Kelas 9 Tahun Ajaran 2023/2024 Semester 2 IPSKisi-kisi UTS Kelas 9 Tahun Ajaran 2023/2024 Semester 2 IPS
Kisi-kisi UTS Kelas 9 Tahun Ajaran 2023/2024 Semester 2 IPS
 
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptx
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptxTopik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptx
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptx
 
PPT IPS Geografi SMA Kelas X_Bab 5_Atmosfer.pptx_20240214_193530_0000.pdf
PPT IPS Geografi SMA Kelas X_Bab 5_Atmosfer.pptx_20240214_193530_0000.pdfPPT IPS Geografi SMA Kelas X_Bab 5_Atmosfer.pptx_20240214_193530_0000.pdf
PPT IPS Geografi SMA Kelas X_Bab 5_Atmosfer.pptx_20240214_193530_0000.pdf
 
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptxadap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
 
Konflik, Kekerasan, dan Perdamaian Bagian 1.pptx
Konflik, Kekerasan, dan Perdamaian Bagian 1.pptxKonflik, Kekerasan, dan Perdamaian Bagian 1.pptx
Konflik, Kekerasan, dan Perdamaian Bagian 1.pptx
 
POWERPOINT BAHAN AJAR SENYAWA KELAS VIII SMP
POWERPOINT BAHAN AJAR SENYAWA KELAS VIII SMPPOWERPOINT BAHAN AJAR SENYAWA KELAS VIII SMP
POWERPOINT BAHAN AJAR SENYAWA KELAS VIII SMP
 
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN...
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN...RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN...
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN...
 
Kelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
Kelompok 4 : Karakteristik Negara InggrisKelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
Kelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
 
5. HAK DAN KEWAJIBAN JEMAAH indonesia.pdf
5. HAK DAN KEWAJIBAN JEMAAH indonesia.pdf5. HAK DAN KEWAJIBAN JEMAAH indonesia.pdf
5. HAK DAN KEWAJIBAN JEMAAH indonesia.pdf
 
Dinamika perwujudan Pancasila sebagai Dasar Negara dan Pandangan Hidup Bangsa
Dinamika perwujudan Pancasila sebagai Dasar Negara dan Pandangan Hidup BangsaDinamika perwujudan Pancasila sebagai Dasar Negara dan Pandangan Hidup Bangsa
Dinamika perwujudan Pancasila sebagai Dasar Negara dan Pandangan Hidup Bangsa
 
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptxJurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
 
Edukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajii
Edukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajiiEdukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajii
Edukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajii
 
Catatan di setiap Indikator Fokus Perilaku
Catatan di setiap Indikator Fokus PerilakuCatatan di setiap Indikator Fokus Perilaku
Catatan di setiap Indikator Fokus Perilaku
 
MTK BAB 5 PENGOLAHAN DATA (Materi 2).pptx
MTK BAB 5 PENGOLAHAN DATA (Materi 2).pptxMTK BAB 5 PENGOLAHAN DATA (Materi 2).pptx
MTK BAB 5 PENGOLAHAN DATA (Materi 2).pptx
 
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdfKelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
 

Imunisasi Balita

  • 1. 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kesehatan merupakan hal yang sangat penting bagi manusia, hal ini berkaitan dengan kemajuan sebuah negara. Semakin baik tingkat kesehatan masyarakat suatu negara, maka produktifitas masyarakat berperan serta dalam memajukan negaranya akan semakin maksimal. Untuk itu, negara Indonesia berupaya sedemikian rupa agar kesehatan masyarakatnya terjaga. Dalam upaya ini, pemerintah menerbitkan Undang-Undang Nomor 36 tahun 2009 tentang Kesehatan, dalam pasal 1 (11) disebutkan bahwa “upaya kesehatan adalah setiap kegiatan dan atau serangkaian kegiatan yang dilakukan secara terpadu, terintegrasi dan berkesinambungan untuk memelihara dan meningkatkan derajat kesehatan masyarakat dalam bentuk pencegahan penyakit, peningkatan kesehatan, pengobatan penyakit dan pemulihan kesehatan oleh pemerintah dan atau masyarakat”. Salah satu upaya yang berbentuk pencegahan adalah dengan imunisasi pada balita. Balita berhak mendapatkan imunisasi guna mencegah berbagai macam penyakit dan kecacatan seperti polio. Untuk menjamin hak setiap anak memperoleh kesehatan pemerintah membuat peraturan yang dituangkan dalam Undang-Undang No 23 tahun 2002 tentang perlindungan anak pasal 8 yang berbunyi setiap anak berhak memper=oleh pelayanan kesehatan dan jaminan sosial sesuai dengan kebutuhan fisik, mental, spiritual dan sosial. 1
  • 2. 2 Kabupaten Bungo yang letaknya strategis dan terletak di jalan Lintas Sumatra yang sedang berkembang pesat dibandingkan kabupaten yang ada di Provinsi Jambi. Kabupaten Bungo terdiri dari 17 kecamatan yang berpenduduk 320.300 jiwa. Salah satu daerah yang geografisnya jauh dari wilayah kota Muara Bungo adalah Kecamatan Bathin III Ulu. Di sana terdapat Puskesmas Muara Buat yang melayani masyarakat beberapa dusun. Ada 9 dusun yang masuk wilayah administratif Kecamatan Bathin III Ulu, antara lain: Sungai Telang, Sungai Timbolasi, Karak, Apung, Muara Buat, Lubuk Beringin, Laman Panjang, Senamat Ulu Dan Aur Cino. Lubuk Beringin adalah salah satu dusun yang menjadi daerah pelayanan Puskesmas Muara Buat. Jarak antara Dusun Lubuk Beringin ini dengan ibu kota kabupaten sekitar 70 km dan jarak ke ibu kota kecamatan 15 km. Dusun Lubuk Beringin termasuk desa IDT (Inpres Desa Tertinggal) yang penduduknya sejumlah 104 kepala keluarga. Kasus penyakit wabah yang sering terjadi di Lubuk Beringin untuk golongan balita adalah terkena penyakit cacar air / penyakit campak. Sebagian besar masyarakat berprofesi sebagai petani, baik petani kebun karet maupun petani sawah. Kondisi geografis yang jauh dari perkotaan, membuat daerah ini tidak memiliki sarana dan prasarana umum yang memadai seperti Puskesmas. Di samping itu, kesibukan masyarakat dalam memenuhi kebutuhan ekonomi membuat perhatian terhadap kesehatan anak terutama program imunisasi kurang / minim.
  • 3. 3 Imunisasi merupakan salah satu upaya pemerintah dalam menjaga kesehatan masyarakat, khususnya bagi bayi usia beberapa bulan sampai dengan anak usia bawah lima tahun (balita). Agar imunisasi berjalan sebagaimana yang diharapkan, ditetapkanlah Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 42 tahun 2013 tentang Penyelenggaraan Imunisasi yang sekaligus dapat dijadikan pedoman pelaksanaan penyelenggaraan imunisasi. Selain itu, kesuksesan penyelenggaraan imunisasi tidak hanya tugas pemerintah. Petugas kesehatan dan masyarakat haruslah berperan serta aktif. Bidan merupakan salah satu petugas kesehatan yang menjadi ujung tombak pemerintah dalam menjaga kesehatan masyarakat dan memiliki tanggung jawab lebih dalam program imunisasi ini. Imunisasi berasal dari kata imun, kebal, dan resisten. Anak yang diimunisasi berarti diberikan kekebalan terhadap suatu penyakit. Contoh penyakit yang dapat diatasi dengan imunisasi yaitu, Difteri, penyakit Pertusis, penyakit Tetanus, penyakit Tetanus Neonatorum, penyakit Hepatitis B, penyakit Polio, penyakit Campak, dan penyakit TBC. Penyakit tersebut dapat dihindari dengan pemberian Imunisasi Polio, Imunisasi Campak, Imunisasi Hepatitis B, Imunisasi TT, untuk memberikan kekebalan kepada seorang balita agar tidak ada virus/penyakit yang menular masuk ke dalam tubuh anak tersebut. Bidan desa menyelesaikan program imunisasi untuk meningkatkan kesehatan balita untuk melindunginya dari serangan penyakit yang berbahaya, karena banyak terjadi kematian akibat penyakit yang diderita sebab tidak diimunisasi.
  • 4. 4 Imunisasi merupakan investasi kesehatan masa depan karena pencegahan penyakit melalui imunisasi merupakan cara perlindungan terhadap infeksi yang paling efektif dan jauh lebih murah dibandingkan mengobati seseorang apabila telah jatuh sakit dan harus dirawat di rumah sakit. Berdasarkan pengamatan dan infrormasi awal yang diperoleh peneliti, ada beberapa penyebab rendahnya partisipasi masyarakat untuk melakukan imunisasi pada anak balita di Dusun Lubuk Beringin, diantaranya : 1. Kurangnya kesadaran masyarakat untuk memperhatikan kesehatan anak karena kesibukan mencari nafkah 2. Masih terdapat kasus- kasus penyakit menular pada anak karena tidak diimunisasi seperti, cacar air, campak, polio, dan sebagainya. 3. Fasilitas kesehatan masih minim, dan jauh dari pusat kota. 4. Terbatasnya akses informasi yang dimiliki warga masyarakat. 5. Terbatasnya tenaga kesehatan yang melayani masyarakat. Hanya terdapat 1 (satu) orang bidan desa. Berdasarkan penjelasan dan pengamatan awal yang dilakukan tersebut di atas, maka peneliti tertarik untuk melaksanakan penelitian skripsi dengan judul “PERANAN BIDAN DESA DALAM MENINGKATKAN PROGRAM IMUNISASI BALITA” ( Studi di Dusun Lubuk Beringin Kecamatan Bathin III Ulu Kabupaten Bungo)
  • 5. 5 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan penjelasan awal yang peneliti sampaikan pada latar belakang masalah penelitian ini, adapun permasalahan pokok yang perlu diteliti lebih lanjut sebagai rumusan masalah penelitian adalah sebagai berikut. 1.2.1 Bagaimana peranan bidan desa dalam meningkatkan program imunisasi balita di Dusun Lubuk Beringin, Kecamatan Bathin III Ulu Kabupaten Bungo? 1.2.2 Apa hambatan yang dihadapi oleh bidan desa meningkatkan program imunisasi balita di Dusun Lubuk Beringin, Kecamatan Bathin III Ulu Kabupaten Bungo? 1.2.3 Apakah upaya bidan desa dalam mengatasi hambatan yang dihadapi dalam meningkatkan program imunisasi balita di Dusun Lubuk Beringin, Kecamatan Bathin III Ulu Kabupaten Bungo? 1.3.Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah, maka tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut : 1.3.1 Untuk mengetahui peran bidan desa dalam meningkatkan program imunisasi balita di Dusun Lubuk Beringin Kecamatan Bathin III Ulu Kabupaten Bungo. 1.3.2.Untuk mengetahui hambatan yang dihadapi oleh bidan desa meningkatkan program imunisasi bagi balita di Dusun Lubuk Beringin, Kecamatan Bathin III ulu kabupaten Bungo.
  • 6. 6 1.3.3.Untuk mengetahui upaya bidan desa dalam mengatasi hambatan yang dihadapi dalam meningkatkan program imunisasi balita di Dusun Lubuk beringin, Kecamatan Bathin III Ulu Kabupaten Bungo. 1.4.Kegunaan penelitian Berdasarkan tujuan penelitian di atas, kegunaan dari penelitian ini dibagi atas dua bagian, yaitu : 1.4.1. Kegunaan teoritis Dari segi teoritis, penelitian yang dilakukan dapat memberikan sumbangan pemikiran serta informasi bagi pengembangan ilmu administrasi negara umumnya, kajian tentang kebijakan pelayanan publik pada khususnya untuk dalam hal untuk bidan mensosialisasikan imunisasi di Desa Lubuk Beringin. 1.4.2. Kegunaan praktis Dari hasil penelitian diharapkan nantinya dapat memberikan sumbangan pemikiran dan saran bagi peningkatan kualitas pelayanan administrasi berobat bagi masyarakat pengguna kesehatan imunisasi, dan layanan umum di lembaga-lembaga pemerintah yang melakukan pelayanan kepada masyarakat.
  • 7. 7 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1.Tinjauan Teoritis 2.1.1. Pengertian Imunisasi Imunisasi berasal dari kata imun, kebal atau resisten. Anak diimunisasi, berarti diberikan kekebalan terhadap suatu penyakit tertentu. Anak kebal atau resisten terhadap penyakit yang lain.1 Menurut buku A. Samik Wahab, imunisasi (vaksinasi) merupakan aplikasi prinsip-prinsip imunologi yang paling terkenal dan paling berhasil terhadap kesehatan manusia. Nama vaksin diambil dari kata vaksinia, virus cacar sapi yang digunakan oleh Jenner 200 tahun yang lalu. Vaksinia merupakan upaya ilmiah pertama untuk mencegah penyakit infeksi cacar (variola) yang dilakukan tanpa pengetahuan sama sekali mengenai virus (atau segala macam mikroba) dan imunologi2. Dalam penelitian ini, yang dimaksud imunisasi adalah merupakan upaya pencegahan yang telah berhasil menurunkan morbiditas (angka kesakitan) dan mortalitas (angka kematian) penyakit infeksi pada balita. Agar bidan dapat memberikan asuhan yang bermutu tinggi dan komprehensif pada bayi dan balita. 1 Seni Soekidjo Notoatmodjo. Kesehatan Masyarakat Ilmu . (Jakarta, 2007, hlm. 45) 2 Samik Wahab, Mardarina Julia. Sistem Imun, Imunisasi, dan Penyakit Imun. (Jakarta : Widya Medika, 2002, hlm. 38. 7
  • 8. 8 2.1.2. Pentingnya Imunisasi Pemberian imunisasi pada balita bertujuan agar tidak rentan terkena penyakit sejak dini sehingga ketika tumbuh dewasa, bahwa tindakan imunisasi dapat membangkitkan kekebalan tubuh yang ada di dalam tubuh manusia akan serangan dari virus tanpa menimbulkan efek samping atau efek berbahaya lainnya. Adapun penyakit berbahaya yang bisa dicegah dengan imunisasi adalah penyakit polio, campak, hepatitis A, hepatitis B, dan juga Tetanus. Berikut dijelaskan pentingnya imunisasi untuk bayi dan anak:3 1. Imunisasi penting. Setiap anak harus mendapatkan paket lengkap imunisasi yang diwajibkan. Perlindungan melalui pemberian iminusasi untuk anak usia kurang dari satu tahun sangat penting. 2. Semua orang tua atau pengasuh harus mengikuti saran petugas kesehatan terlatih tentang kapan harus menyelesaikan jadwal imunisasi. Imunisasi melindungi terhadap beberapa penyakit yang berbahaya. 3. Seorang anak yang tidak dapat imunisasi, cenderung akan mudah terkena yang dapat menyebabkan kecacatan atau kematian imunisasi aman untuk anak yang sakit ringan, cacat atau kurang gizi. 4. Setiap anak yang diimunisasi harus menggunakan jarum suntik yang baru. 5. Masyarakat berhak memastikan bahwa dalam setiap imunisasi digunakan jarum suntik baru. Penyakit dapat cepat menular jika jarum suntik yang digunakan secara berkumpul bersama-sama. 3 http : www.promkes.depkes.go.id 4-maret 2014
  • 9. 9 6. Semua balita yang tinggal di lingkungan padat, terutama di daerah pengungsian, atau kondisi bencana alam harus segara mendapatkan imunisasi terutama campak dan Tetanus Toxoid (TT) Catatan imunisasi seperti Kartu Ibu dan Anak (KIA) atau Kartu Menuju Sehat (KMS) harus dibawa untuk diisi oleh petugas kesehatan setiap kali mendapatkan imunisasi. Dengan demikian, pemberian imunisasi terhadap anak sangat penting. Untuk itu, masyarakat perlu menyadari akan pentingnya imunisasi bagi balita. 2.1.3. Jenis Imunisasi Jenis imunisasi yang di berikan pada balita antara lain mencakup:4 1. Imunisasi B C G(Balcilius Calmette Tetanus) ini diberikan pada usia 0 sampai dengan 11 bulan dan hanya diberikan satu kali untuk mencegah agar tidak terserang penyakit TBC. 2. Imunisasi DPT (Depteri Pertusis Tetanus) ini diberikan kepada balita usia 2 sampai 11 bulan, dan diberikan sebanyak 3 kali berturut-turut dengan selang waktu minimal 4 minggu. Imunisasi ini bertujuan untuk mencegah penyakit Depteri, Pertusis, dan Tetanus. 3. Imunisasi Polio diberikan pada anak usia 2 sampai 11 bulan dan diberikan secara berturut-turut dengan selang waktu selama 4 minggu. Jenis imunisasi ini untuk mencegah terjadinya penyakit Polio. 4 Op cit, hlm. 215
  • 10. 10 4. Imunisasi Campak diberikan pada usia 9 sampai 11 bulan dan hanya diberikan satu kali. Imunisasi campak bertujuan mencegah terjadinya penyakit campak. 2.1.4. Pengertian sosialisasi Sosialisasi adalah mengajak masyarakat untuk mengetahui pentingnya imunisasi bagi balita agar tidak ada terjadi kecacatan dan kematian kegenerasi selanjutnya, Selain itu, imunisasi juga untuk meningkatkan kesehatan bagi balita yang baik.5 Program imunisasi adalah cara terbaik untuk melindungi sesorang dari serangan penyakit yang berbahaya dan juga mematikan khususnya bagi balita. Banyak sekali kematian akibat penyakit bisa dicegah dengan menggunakan imunisasi ini. Akan tetapi banyak orang masih meragukan keamanannya.6 2.1.5. Bidan Desa Bidan adalah seseorang yang telah menyelesaikan program pendidikan bidan yang diakui oleh negara serta memperoleh kualifikasi dan diberi izin untuk menjalankan praktek kebidanan di negeri itu. Dia harus mampu memberikan supervisi, asuhan dan memberikan nasehat yang dibutuhkan kepada wanita selama masa hamil, persalinan dan masa pasca persalinan (post partum period), memimpin persalinan atas tanggung jawabnya sendiri serta asuhan pada bayi baru lahir dan anak. Asuhan ini termasuk tindakan preventif, pendeteksian kondisi abnormal pada ibu dan bayi, dan mengupayakan bantuan medis serta melakukan tindakan 5 http//id.m Wkipedia.org/wiki/sosialisasi 3-maret-2014 6 http//irenesusilo.blogspot.com2013/04sosialisasi-imunisasi 15-maret-2014
  • 11. 11 pertolongan gawat darurat pada saat tidak hadirnya tenaga medik lainnya. Dia mempunyai tugas penting dalam konsultasi dan pendidikan kesehatan, tidak hanya untuk wanita tersebut, tetapi juga termasuk keluarga dan komunitasnya. Pekerjaan itu termasuk pendidikan antenatal, dan persiapan untuk menjadi orang tua, dan meluas kedaerah tertentu dari ginekologi, keluarga berencana dan asuhan anak. Dia bisa berpraktek di rumah sakit, klinik, unit kesehatan, rumah perawatan atau tempat-tempat pelayanan lainnya.7 2.1.6. Kewajiban Bidan desa Bidan desa memegang peranan penting dalam menjaga kesehatan masyarakat di tempat dia ditugaskan. Oleh karena itu, penting bagi seorang bidan mengetahui kewajiban-kewajibannya. Adapun kewajiban seorang bidan desa adalah sebagai berikut :8 1. Bidan wajib mematuhi peraturan rumah sakit sesuai dengan hubungan hukum antara bidan tersebut dengan rumah sakit bersalin dan sarana pelayanan di mana ia berkerja. 2. Bidan wajib memberikan pelayanan asuhan kebidanan sesuai dengan standar profesi dengan menghormati hak-hak pasien. 3. Bidan wajib merujuk pasien dengan penyulit kepada dokter yang mempunyai kemampuan dan keahlian sesuai dengan kebutuhan pasien. 7 8 Ibid 84 ikatan bidan desatahun 2008
  • 12. 12 2.1.7.Peran Fungsi dan Kompetensi Bidan 1.Peran sebagai pelaksana Sebagai pelaksana, bidan mempunyai tiga kategori tugas yaitu:9 A. Tugas Mandiri : 1) Menetapkan manajemen kebidanan pada setiap asuhan kebidanan yang diberikan: a) Mengkaji status kesehatan untuk memenuhi kebutuhan asuhan klien. b) Menentukan diagnosa. c) Menyusun rencana tindakan sesuai dengan masalah yang dihadapi. d) Melaksanakan tindakan sesuai dengan rencana yang telah disusun. e) Mengevaluasi tindakan yang telah diberikan. f) Membuat rencana tindak lanjut kegiatan/tindakan. g) Membuat catatan dan laporan kegiatan/tindakan. 2) Memberikan pelayanan dasar pada anak remaja dan wanita pra nikah dengan melibatkan klien: a) Mengkaji status kesehatan dan kebutuhan anak remaja dan wanita dalam masa pra nikah. 9 Ibid 114.buku ikatan bidan desa tahun 2008
  • 13. 13 b) Menentukan diagnosa dan kebutuhan pelayanan dasar. c) Menyusun rencana tindakan/layanan sebagai prioritas dasar bersamaklien. d) Melaksanakan tindakan/layanan sesuai dengan rencana. e) Mengevaluasi hasil tindakan/layanan yang telah diberikan bersama klien. f) Membuat rencana tindak lanjut tindakan/layanan bersama klien. g) Membuat catatan atau pelaporan asuhan kebidanan. 3) Memberikan asuhan kebidanan kepada klien selama kehamilan normal: a) Mengkaji status kesehatan bersama klien yang dalam keadaan hamil. b) Menentukan diagnosa kebidanan dan kebutuhan kesehatan klien. c) Menyusun rencana asuhan kebidanan bersama klien sesuai dengan prioritas. d) Melaksanakan asuhan kebidanan sesuai dengan rencana yang telah disusun. e) Mengevaluasi hasil asuhan yang telah diberikan bersama klien. f) Membuat rencana tindak lanjut asuhan kebidanan bersama klien.
  • 14. 14 g) Membuat pencatatan dan laporan asuhan kebidanan yang telah diberikan. 4) Memberikan asuhan kebidanan kepada klien dalam masa persalinan dengan melibatkan klien/keluarga: a) Mengkaji kebutuhan asuhan kebidanan pada klien dalam masa persalinan. b) Menentukan diagnosa dan kebutuhan asuhan kebidanan dalam masa persalinan. c) Menyusun rencana asuhan kebidanan bersama klien sesuai dengan prioritas masalah. d) Melaksanakan asuhan kebidanan sesuai dengan rencana yang telah disusun. e) Mengevaluasi bersama klien asuhan yang telah diberikan. f) Membuat rencana tindakan pada ibu masa persalinan tersaing dengan prioritas. g) Membuat asuhan kebidanan. 5) Memberikan asuhan kebidanan pada bayi baru lahir. a) Mengkaji status kesehatan bayi baru lahir dengan melibatkan keluarga. b) Menentukan diagnosa dan kebutuhan asuhan kebidanan pada bayi baru lahir. c) Menyusun rencana asuhan kebidanan sesuai prioritas.
  • 15. 15 d) Melaksanakan asuhan kebidanan sesuai dengan rencana yang telah dibuat. e) Mengevaluasi asuhan kebidanan yang telah diberikan. f) Membuat rencana tindak lanjut. g) Membuat rencana pencatatan dan laporan asuhan yang telah diberikan. 6) Memberikan asuhan kebidanan pada klien dalam masa nifas dengan melibatkan klien/keluarga. a) Mengkaji kebutuhan asuhan kebidanan pada ibu nifas. b) Menentukan diagnosa dan kebutuhan asuhan kebidanan pada masa nifas . c) Menyusun rencana asuhan kebidanan berdasarkan prioritas masalah. d) Melaksanakan asuhan kebidanan sesuai dengan rencana. e) Mengevaluasi bersama klien asuhan kebidanan yang telah diberikan. f) Membuat rencana tindak lanjut asuhan kebidanan bersama klien. 7) Memberikan asuhan kebidanan pada wanita subur yang membutuhkan pelayanan keluarga berencana. a) Mengkaji kebutuhan pelayanan keluarga berencana pada pus/vus. b) Mentukan diagnosa dan kebutuhan pelayanan.
  • 16. 16 c) Menyusun rencana pelayanan KB sesuai prioritas masalah bersama klien. d) Melaksanakan asuhan kebidanan sesuai dengan rencana yang dibuat. e) Mengevaluasi asuhan kebidanan yang telah diberikan. f) Membuat rencana tindak lanjut pelayanan bersama klien. g) Membuat pencatatan dan laporan. 8) Memberikan asuhan kebidanan pada wanita gangguan system reproduksi dan wanita dalam masa klimakterium dan menopause: a) Mengkaji status kesehatan dan kebutuhan asuhan klien. b) Menentukan diagnosa, prognosa, prioritas dan kebutuhan asuhan. c) Menyusun rencana asuhan sesuai prioritas masalah bersama klien. d) Melaksanakan asuhan kebidanan sesuai dengan rencana. e) Mengevaluasi bersama klien hasil asuhan kebidanan yang telah diberikan . f) Membuat rencana tidak lanjut bersama klien. g) Membuat pencatatan dan pelaporan asuhan kebidanan. 9) Memberikan asuhan kebidanan pada bayi, balita dengan melibatkan keluarga: a) Mengkaji kebutuhan asuhan kebidanan sesuai dengan tumbuh kembang bayi/balita.
  • 17. 17 b) Menentukan diagnosa dan prioritas masalah. c) Menyusun rencana asuhan sesuai dengan rencana. d) Melaksanakan asuhan sesuai dengan prioritas masalah. e) Mengevaluasi hasil asuhan yang telah diberikan. f) Membuat rencana tindak lanjut. g) Membuat catatan dan laporan asuhan.. B.Tugas Kolaborasi/kerja sama 1) Menerapkan manajemen kebidanan pada setiap asuhan kebidanan sesuai fungsikolaborasi dengan melibatkan klien dan keluarga:10 a) Mengkaji masalah yang berkaitan dengan komplikasi dan keadaan kegawatan yang memerlukan tindakan kolaborasi. b) Menentukan diagnosa, prognosa dan prioritas kegawatan yang memerlukan tindakan kolaborasi. c) Merencanakan tindakan sesuai dengan prioritas kegawatan dan hasil kolaborasi serta kerja sama dengan klien. d) Melaksanakan tindakan sesuai dengan rencana dan dengan melibatkan klien. e) Mengevaluasi hasil tindakan yang telah diberikan. f) Menyusun rencana tindak lanjut bersama klien. g) Membuat pencatatan dan pelaporan. 2) Memberikan asuhan kebidanan pada ibu hamil dengan resiko tinggi dan pertolongan pertama pada kegawatan yang memerlukan tindakan kolaborasi: 10 Ibid:117 Ibi Ikatan Bidan Desa
  • 18. 18 a) Mengkaji kebutuhan asuhan pada kasus resiko tinggi dan keadaan kegawat daruratan yang memerlukan pertologan pertama dengan tindakan kolaborasi. b) Menentukan diagnosa, prognosa dan prioritias sesuai dengan faktor resiko dan keadaan kegawat daruratan pada kasus resiko tinggi. c) Menyusun rencana asuhan dan tindakan pertolongan pertama sesuai prioritas. d) Melaksanakan asuhan kebidanan pada kasus ibu hamil resiko tinggi dan memberikan pertolongan pertama sesuai dengan prioritas. e) Mengevaluasi hasil asuhan kebidanan dan pertolongan pertama. f) Menyusun rencana lanjut bersama klien. g) Membuat catatan dan laporan. 3) Memberikan asuhan kebidanan pada bayi baru lahir dengan resiko tinggi dan yang mengalami komplikasi serta kegawat daruratan yang memerlukan pertolongan pertama dengan tindakan kolaborasi dengan melibatkan klien dan keluarga. a) Mengkaji kebutuhan asuhan kebidanan pada bayi baru lahir dengan resiko tinggi dan keadaan kegawat daruratan yang memerlukan tindakan kolaborasi.
  • 19. 19 b) Menentukan diagnosa, prognosa dan prioritas sesuai dengan faktor resiko dan keadaan kegawatan. c) Menyusun rencana asuhan dan tindakan pertolongan pertama sesuai prioritas. d) Melaksanakan asuhan kebidanan pada kasus ibu hamil resiko tinggi dan memberikan pertolongan pertama sesuai dengan prioritas. e) Mengevaluasi hasil asuhan kebidanan dan pertologan pertama. f) Menyusun rencana tindak lanjut bersama klien. g) Membuat catatan dan laporan. 4) Memberikan asuhan kebidanan pada ibu dalam masa nifas dengan resiko tinggi dan pertolongan pertama dalam keadan kegawat daruratan yang memerlukan tindakan kolaborasi dengan klien keluarga: a) Mengkaji kebutuhan asuhan pada ibu dalam masa nifas dengan resiko tinggi dan keadaan kegawatan yang memerlukan pertolongan pertama dengan tindakan kolaborasi. b) Menentukan diagnosa, prognosa dan prioritas sesuai dengan faktor resiko dan keadaan kegawat daruratan. c) Menyusun rencana asuhan kebidanan pada ibu masa nifas dengan resiko tinggi dan pertologan pertama sesuai prioritas.
  • 20. 20 d) Melaksanakan asuhan kebidanan dengan resiko tinggi dan memberikan pertolongan pertama sesuai prioritas. e) Mengevaluasi hasil asuhan kebidanan dan pertolongan pertama. f) Menyusun rencana tindak lanjut bersama klien/keluarga. g) Membuat catatan dan laporan. 5) Memberikan asuhan kebidanan pada bayi baru lahir dengan resiko tinggi dan mengalami komplikasi serta kegawat daruratan yang memerlukan pertolongan pertama dengan tindakan kolaborasi dengan melibatkan klien dan keluarga. a) Mengkaji kebutuhan asuhan kebidanan pada bayi baru lahir dalam dengan resiko tinggi dan kegawat darutan yang memerlukan tindakan kolaborasi. b) Menentukan diagnosa, prognosa dan prioritas sesuai dengan faktor resiko dan keadaan kegawatan. c) Menyusun rencana asuhan kebidanan pada bayi baru lahir dengan resiko tinggi dan memerlukan pertolongan pertama sesuai prioritas. d) Melaksanakan asuhan kebidanan pada bayi baru lahir dengan resiko tinggi dan pertolongan pertama sesuai prioritas. e) Mengevaluasi hasil asuhan dan pertolongan pertama telah diberikan. f) Menyusun rencana tindak lanjut bersama klien/keluarga. g) Membuat catatan dan laporan.
  • 21. 21 6) Memberikan asuhan kebidanan pada balita dengan resiko tinggi dan yang mengalami komplikasi serta gawat darurat yang memerlukan tindakan kolaborasi dengan melibatkan keluarga. a. Mengkaji kebutuhan asuhan pada balita dengan resiko tinggi dan keadaan kegawat daruratan yang memerlukan tindakan kolaborasi. b. Menentukan diagnosa, prognosa dan prioritas sesuai dengan faktor resiko dan keadaan kegawatan. c. Menyusun rencana asuhan kebidanan pada balita dengan resiko tinggi dan memerlukan pertolongan pertama sesuai prioritas. d. Melaksanakan asuhan kebidanan pada balita dengan resiko tinggi dan pertolongan pertama sesuai prioritas. e. Mengevaluasi hasil asuhan dan pertolongan pertama yang telah diberikan. f. Menyusun rencana tindak lanjut bersama klien / keluarga. g. Membuat catatan dan laporan. C. Tugas Ketergantungan/Merujuk 1) Menerapkan manajemen kebidanan pada setiap asuhan kebidanan sesuai dengan fungsi keterlibatan klien dengan keluarga:11 11 lbid 119
  • 22. 22 a) Mengkaji kebutuhan asuhan kebidanan yang memerlukan tindakan diluar lingkup kewenangan bidan dan memerlukan rujukan. b) Menentukan diagnosa, prognosa dan prioritas serta sumber-sumber dan fasilitas untuk kebutuhan intervensi lebih lanjut bersama klien/ keluarga. c) Mengirim klien untuk kebutuhan intervensi lebih lanjut kepada petugas institusi pelayanan kesehatan yang berwenang dengan dokumentasi yang lengkap. d) Membuatpencatatan dan pelaporan serta mendokumentasikan seluruh kejadian dan intervensi. 2) Memberikan asuhan kebidanan melalui konsultasi dan rujukan pada hamil denganresiko tinggi dan kegawat daruratan: a) Mengkaji kebutuhan asuhan kebidanan melalui konsultasi dan rujukan. b) Menentukan diagnosa, prognosa dan prioritas. c) Memberikan pertolongan pertama pada kasus yang memerlukan rujukan . d) Memberikan asuhan kebidanan melalui konsultasi dan rujukan. e) Mengirim klien untuk keperluan intervensi lebih lanjut pada petugas/institusi pelayanan kesehatan yang berwenang. f) Membuat catatan dan laporan serta mendokumentasikan seluruh kejadian dan intervensi yang sudah diberikan.
  • 23. 23 3) Memberikan asuhan kebidanan melalui konsultasi dan rujukan pada masa persalinan dengan penyulit tertentu dengan melibatkan klien dan keluarga. a) Mengkaji adanya penyulit dan keadaan kegawatan pada ibu dalam persalinan yang memerlukan konsultasi dan rujukan. b) Menentukn diagnosa, prognosa dan prioritas. c) Memberikan pertolongan pertama pada kasus yang memerlukan rujukan. d) Mengirim klien untuk intervensi lebih lanjut kepada petugas/instansi pelayanan kesehatan yang berwenang. e) Membuat catatan dan laporan serta mendokumentasikan seluruh kejadian dan intervensi yang sudah diberikan. 4) Memberikan asuhan kebidanan melalui konsultasi dan rujukan pada ibu dalam masa nifas dengan penyulit tertentu dengan kegawat daruratan dengan melibatkan klien dan keluarga. a) Mengkaji adanya penyulit dan keadaan kegawatan pada ibu dalam masa nifas yang memerlukan konsultasi rujukan. b) Menentukan diagnose,prognosa dan prioritas masalah. c) Memberikan pertolongan pertama pada kasus yang memerlukan rujukan. d) Mengirimkan klien untuk keperluan intervensi lebih lanjut pada petugas/institusi pelayanan kesehatan yang berwenang.
  • 24. 24 e) Membuat catatan dan laporan serta mendokumentasikan seluruh kejadian dan intervensi yang sudah diberikan. 5) Memberikan asuhan kebidanan pada bayi baru lahir dengan kelainan tertentu dan kegawat daruratan yang memerlukan konsultasi dan rujukan dengan melibatkan keluarga. a) Mengkaji adanya penyulit da keadaan kegawatan pada bayi baru lahir yang memerlukan konsultasi dan rujukan. b) Memerlukan diagnosa, prognosa dan prioritas masalah. c) Memberikan pertolongan pertama pada kasus yang memerlukan rujukan dan memberikan asuhan kebidanan pada bayi baru lahir dengan tindakan. d) Mengirim klien kepada institusi pelayanan kesehatan yang berwenang. e) Membuat catatan dan laporan serta mendokumentasikan. 6) Memberikan asuhan kebidanan kepada anak balita dengan kelainan tertentu dan kegawatan yang memerlukan konsultasi dan rujukan dengan melibatkan klien/keluarga. a) Mengkaji adanya penyulit dan keadaan kegawat daruratan pada balitayang memerlukan konsultasi dan rujukan. b) Menerima diagnosa dan prioritas. c) Memberikan pertolongan pertama pada kasus yang memerlukan rujukan.
  • 25. 25 d) Mengirim klien kepada petugas/institusi pelayanan kesehatan yang berwenang. e) Membuat catatan dan laporan erta mendokumentasikan. 2.Peran Sebagai Pengelola A. Mengembangkan pelayanan dasar kesehatan terutama pelayanan kebidanan untuk individu, keluarga, kelompok khusus dan masyrakat di wilayah kerja dengan melibatkan masyarakat / klien. 1) Bersama tim kesehatan dan pemuka masyarakat mengkaji kebutuhan terutama yang berhubungan dengan kesehatan ibu dan anak untuk meningkatkan dan mengembangkan program pelayanan kesehatan di wilayah kerjanya. Menyusun rencana kerja sesuai dengan hasil pengkajian dengan masyarakat. 2) Mengelola kegiatan-kegiatan pelayanan kesehatan masyarakat khususnya kesehatan ibu dan anak serta KB sesuai dengan rencana. 3) Mengkoordinir, mengawasi, dan membimbing kader, dukun atau petugas kesehatan lain dalam melaksanakan program/kegiatan pelayanan kesehatan ibu dan anak serta KB. 4) Mengembangkan strategi untuk meningkatkan kesehatan masyarakat khususnya kesehatan ibu dan anak serta KB termasuk pemanfataan sumber-sumber yang ada pada program dan sektor terkait.
  • 26. 26 5) Menggerakkan, mengembangkan kemampuan masyarakat dan memelihara kesehatannya dengan memanfaatkan potensi-potensi yang ada. 6) Mempertahankan, meningkatkan mutu dan keamanan praktek professional melalui pendidikan, pelatihan, magang dan kegiatan-kegiatan dalam kelompok profesi. 7) Mendokumentasikan seluruh kegiatan yang telah dilaksanakan. B. Berpartisipasi dalam tim untuk melaksanakan program kesehatan dan sektor lain di wilayah kerjanya melalui peningkatan kemampuan dukun bayi, kader kesehatan dan tenaga kesehatan lain yang berada di bawah bimbingan dalam wilayah kerjanya. 1) Bekerja sama dengan Puskesmas, institusi lain sebagai anggota tim dalam memberikan asuhan kepada klien dalam bentuk konsultasi rujukan dan tindak lanjut. 2) Membina hubungan baik dengan dukun kader kesehatan /PLKB dan masyarakat. 3) Melaksanakan pelatihan, membimbing dukun bayi, kader dan petugas kesehatan lain. 4) Memberikan asuhan kepada klien rujukan dari dukun bayi. 5) Membina kegiatan-kegiatan yang ada di masyarakat, yang berkaitan dengan kesehatan. 3.Peran Sebagai Pendidik
  • 27. 27 A. Memberikan pendidikan dan penyuluhan kesehatan kepada individu, keluarga, kelompok dan masyarakat tentang penanggulangan masalah kesehatan khususnya yang berhubungan dengan pihak terkait kesehatan ibu, anak dankeluarga berencana.12 1) Bersama klien pengkaji kebutuhan akan pendidikan dan penyuluhan kesehatan masyarakat khususnya dalam bidang kesehatan ibu, anak, dan keluarga berencana. 2) Bersama klien pihak terkait menyusun rencana penyuluhan kesehatan masyarakat sesuai dengan kebutuhan yang telah dikaji, baik untuk jangka pendek maupun jangka panjang. 3) Menyiapkan alat dan bahan pendidikan dan penyuluhan sesuai dengan rencana yang telah disusun. 4) Melaksanakan program/rencana pendidikan dan penyuluhan kesehatan masyarakat sesuai dengan rencana jangka pendek dan jangka panjang melibatkan unsur-unsur yang terkait termasuk masyarakat. 5) Bersama klien mengevaluasi hasil pendidikan/penyuluhan kesehatan masyarakat dan menggunakannya untuk memperbaiki dan meningkatkan program di masa yang akan datang. 6) Mendokumentasikan semua kegiatan dan hasil pendidikan/penyuluhan kesehatan masyarakat secara lengkap dan sistematis. 12 Ibid 112
  • 28. 28 B). Melatih dan membimbing kader termasuk siswa bidan dan keperawatan serta membina dukun di wilayah atau tempat kerjanya. 1) Mengkaji kebutuhan latihan dan bimbingan kader, dukun dan siswa. 2) Menyusun rencana laltihan dan bimbingan sesuai dengan hasil pengkajian. 3) Menyiapkan alat, AVA dan bahan untuk keperluan latihan bimbingan peserta latih sesuai dengan rencana yang telah disusun. 4) Melaksanakan pelatihan dukun dan kader sesuai dengan rencana yang telah disusun dengan melibatkan unsur-unsur terkait. 5) Membimbing siswa bidan dan siswa keperawatan dalam lingkup kerjanya. 6) Menilai hasil latihan dan bimbingan yang telah diberikan. 7) Menggunakan hasil evaluasi untuk meningkatkan program bimbingan. 8) Mendokumentansikan semua kegiatan termasuk hasil evaluasi dan bimbingan secara sistematis dan lengkap. 4.Peran sebagai Peneliti/Investigator13 A). Melakukan investigasi atau penelitian terapan dalam bidang kesehatan baik mandiri maupun secara kelompok. 1) Mengidentifikasi kebutuhan investigasi yang akan dilakukan. 13 Ibid 123
  • 29. 29 2) Menyusun rencana kerja pelatihan. 3) Melaksanakan investigasi sesuai dengan rencana. 4) Mengolah dan menginterpretasikan data hasil investigasi. 5) Menyusun laporan hasil investigasi dan tidak lanjut. 6) Memanfaatkan hasil investigasi untuk meningkatkan dan mengembangkan program kerja atau pelayanan kesehatan. 2.1.8 Pelayanan Bidan Pelayanan kebidanan merupakan bagian integral dari pelayanan kesehatan, yang diarahkan untuk mewujudkan kesehatan keluarga yang berkualitas. Pelayanan kebidanan merupakan layanan yang diberikan oleh bidan sesuai dengaan kewenangan yang diberikannya dengan maksud meningkatkan kesehatan ibu dan anak dalam rangka tercapainya keluarga berkualitas, bahagia dan sejahtera.Sasaran pelayanan kebidanan adalah individu, keluarga dan masyarakat, yang meliputi peningkatan, pencegahan, penyembuhan dan pemulihan. Layanan kebidanan dapat dibedakan menjadi:14 1. Layanan kebidanan primer ialah layanan bidan yang sepenuhnya menjadi tanggung jawab bidan. 2. Layanan kebidanan kolaborasi adalah layanan yang dilakukan oleh bidan sebagai anggota tim yang kegiatannya dilakukan secara kebersamaan atau sebagai salah satu urutan dari sebuah proses kegiatan pelayanan kesehatan. 14 http://adf.lyPeranan Bidan Dalam Sistem Kesehatan Nasional 5mei 2014
  • 30. 30 3. Layanan kebidanan rujukan adalah layanan yang dilakukan oleh bidan dalam rangka rujukan ke sistem pelayanan yang lebih tinggi atau sebaliknya yaitu pelayanan yang dilakukan oleh bidan sewaktu menerima rujukan dari dukun yang menolong persalinan, juga layanan rujukan yang dilakukan oleh bidan ke tempat/fasilitas pelayanan kesehatan lain secara horisontal maupun vertikal atau ke profesi kesehatan lainnya. layanan kebidananyang tepat akan meningkatkan keamanan dan kesejahteraan ibu dan serta bayinya. Pelayanan kesehatan yang patut dilaksanakan bidan: 1. Meningkatkan uapaya pengawasan ibu hamil. 2. Meningkatkan gizi ibu hamil dan menyusui. 3. Meningkatkan gerakan penerimaan KB. 4. Meningkatkan kesehatan lingkungan 5. Meningkatkan sistem rujukan. Ada beberapa hambatan dalam penempatan bidan di desa antara lain: 1. Umur bidan relatif muda dan bukan dari desa sendiri. 2. Kesulitan menyesuaikan diri di tengah masyarakat. 3. Bidan bukan pegawai negeri sehingga tidak mempunyai penghasilan tetap. 4. Kemampuan desa untuk membangun Polindes masih terbatas sehingga banyak di antara bidan desa tidak mendapat dukungan sarana dari masyarakat.
  • 31. 31 5. Perkawinan bidan desa yang segera meningkatkan desa dan pindah mengikuti suami. 6. Pendidikan belum mencukupi untuk mampu mandiri sehingga bidan kurang berfungsi. 7. Karena berusia muda, bidan belum mendapat kepercayaan masyarakat sehingga orientasi kepada dukun masih dominan. BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1.1 Metodologi Penelitian Dalam penelitian ilmiah, metode merupakan pedoman yang harus digunakan dalam memecahkan berbagai masalah. Penggunaan metode sangat membantu peneliti untuk berpikir secara tepat dan meningkatkan objektivitas dalam mencari kebenaran pengetahuan.
  • 32. 32 Penelitian juga merupakan usaha untuk menemukan, mengembangkan dan menguji kebenaran suatu pengetahuan, Dengan demikian maka penelitian pada dasarnya adalah proses penerapan metode ilmiah tersebut yang hasilnya adalah ilmu (kebenaran). Pada hakekatnya metodologi sebagai pedoman tentang cara-cara seorang ilmuan mempelajari, menganalisa dan memahami lingkungan-lingkungan yang dihadapi. Menurut Winarno Surachmad, metode adalah cara yang dipergunakan untuk mencapai suatu tujuan dengan menggunakan teknik serta alat-alat tertentu, cara utama ini dipergunakan setelah penyelidikan memperhitungkan kewajarannya ditinjau dari tujuan penyelidikan serta dari situasi penyelidikan.15 Menurut Iqbal Hasan, metodologi penelitian berasal dari bahasa Yunani, Method artinya cara atau jalan dan logos artinya ilmu. Metodologi penelitian adalah ilmu yang membicarakan tata cara atau jalan sehubungan dengan adanya penelitian. Sedangkan metode penelitian adalah cara atau jalan yang ditempuh sehubungan dengan penelitian yang dilakukan yang memiliki langkah-langkah sistematis.16 Adapun metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah Metode Deskriptif. Metode Deskriptif menurut Nazir, yaitu suatu 32 metode dalam penelitian status kelompok manusia, suatu subyek, suatu kondisi, suatu sistem pemikiran ataupun suatu kelas peristiwa pada masa sekarang. Tujuan dari penelitian deskriptif ini adalah untuk membuat deskripsi, gambaran atau lukisan secara sistematis, faktual dan akurat mengenai fakta – 15 Winarno Surachmad, Pengantar Penelitian Ilmiah Dasar, Metode dan Tehnis, Tarseto, Bandung, 1995, hal 65 16 Iqbal Hasan, Pokok-pokok metodologi Penelitian, Ghalia Indonesia jakarta 2002, hal 20
  • 33. 33 fakta serta hubungan antar fenomena yang diselidiki.17. Penjelasan metode deskriptif di atas, bermaksud untuk mengetahui gambaran tentang permasalahan yang terjadi pada suatu tempat, dan waktu tertentu. Kemudian menganalisis dan menjelaskan fenomena – fenomena yang terjadi untuk pemecahan masalah mengenai fakta – fakta dan sifat – sifat dari populasi. Adapun data yang diperoleh dari penelitian ini, selanjutnya akan di analisis menggunakan pendekatan kualitatif. Istilah kualitatif menurut Bogdan & Taylor, yaitu sebagai prosedur penelitian yang menghasilkan data berupa kata – kata tertulis maupun lisan dari orang – orang dan perilaku yang diamati. Menurut mereka, pendekatan ini diarahkan pada latar individu tersebut secara utuh (holistic). Dalam hal ini, tidak boleh mengisolasikan individu atau organisasi ke dalam variabel atau hipotesis, tetapi perlu memandangnya sebagai bagian dari suatu keutuhan18. Data kualitatif, menurut Sugiyono adalah data yang berbentuk kata, kalimat, skema dan gambar.19 3.2.2 Populasi Kata populasi (population), juga disebut universum, universe dan universe of discourse. Secara umum populasi adalah semua unit analisis yang ingin diteliti dalam suatu penelitian, baik yang menyangkut kelembagaan/instansi maupun dalam bentuk perorangan. Sebelum melaksanakan penelitian, peneliti terlebih dahulu menentukan populasi yang akan diteliti sebagai Subjek penelitian. 17 Nazir, Metode Penelitian, Ghalia Indonesia, Jakarta; 1999, hal. 63 18 Lexy J Moleong, Metode Penelitian Kualitatif, Remaja Rosdakarya, Bandung ; 2004, hal. 4 19 Sugiyono, Metode Penelitian Administrasi, Alfabeta, Bandung ; 2005, hal. 14
  • 34. 34 Populasi adalah wilayah generalisasi Subjek yang mempunyai kuantitas dan karateristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.20 Begitu pula menurut Sedarmayanti dan Syarifudin, bahwa populasi adalah himpunan keseluruhan karakteristik dari subjek yang diteliti.21 Sedangkan menurut Husaini Usman, dan Purnomo Setiady Akbar Populasi adalah semua nilai baik hasil perhitungan maupun pengukuran, baik kuantitatif maupun kualitatif, daripada karakteristik tertentu mengenai sekelompok objek yang lengkap dan jelas.22 Dalam penelitian ini yang akan menjadi populasi adalah Bidan desa seluruh anggota Kader desa warga masyarakat yang memiliki anak usia Lubuk Beringin kecamatan Lubuk Beringin dan Rio Dusun Lubuk Beringin. 3.3.3. Unit Analisis Unit analisis adalah populasi seluruh unit-unit yang darinya sampel dipilih. Unit-unit dalam satu populasi semua harus sesuai dengan satu set dari spesifikasi sehingga peneliti akan mengetahui siapa yang menjadi bagian dari populasi.23 Penelitian harus menyelidiki seluruh elemen populasi jika peneliti bermaksud menggambarkan keseluruhan subjek yang diteliti, meneliti populasi berarti memperoleh data dari semua elemen populasi. 20 Ibid. hal 90. 21 Sedarmayanti, Syarifudin hidayat, Metodologi Penelitian , Mandar Maju, Bandung; 2002, hal 121 22 Husaini Usman dan Purnomo Setiady Akbar, Metodologi penelitian sosial, Bumi Aksara, Jakarta; 2003, hal 43 23 Ulber Silalahi, Metode Penelitian Sosial.Bandung, Refika Aditama : 2009 hal. 253
  • 35. 35 Dalam pengambilan sampel, peneliti menggunakan (sampel bertujuan) dengan pertimbangan tertentu, yakni mencari informasi dan data kepada orang yang dianggap mengetahui masalah penelitian yang dilakukan adalah teknik penentuan sampel untuk tujuan tertentu saja. Sebagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh sebuah populasi. Adapun yang akan menjadi unit analisis adalah 8 orang terdiri dari : 1. Rio Dusun Lubuk Beringin 2. Bidan Desa Lubuk Beringin 1 orang 3. Kader Posyandu Lubuk Beringin 3 orang 4. Dukun Kampung 1 orang 5. Masyarakat yang balitanya imunisasi 2 orang 3.3.4 Teknik Pengumpulan Data Dalam suatu penelitian yang perlu diperhatikan yaitu teknik dalam pengumpulan data. Menurut Kartini Kartono, yang dimaksud dengan teknik pengumpulan data adalah alat-alat pengumpulan data yang tersusun dengan baik, serta sesuai dengan tujuan penelitian24. Teknik Pengumpulan data merupakan alat yang digunakan dalam penelitian , yang dapat berupa : a) Studi Pustaka ( Library Research) Studi pustaka ini dilakukan untuk mengumpulkan data sekunder melalui studi dokumen literatur. Studi dokumen literatur dengan cara mengumpulkan, mempelajari dan menganalisis teori-teori, kaedah-kaedah dan peraturan-peraturan yang berhubungan dengan permasalahan yang 24 Kartini Kartono, Pemimpin dan Kepemimpinan, Raja Grafindo Persada, Jakarta; 1982, hal. 5
  • 36. 36 akan dibahas serta dokumen-dokumen yang berkaitan dengan permasalahan tersebut. b) Studi Lapangan (field Research) 1. Observasi Studi lapangan dilakukan untuk mengumpulkan data primer melalui observasi dan wawancara. Observasi adalah studi yang disengaja dan sistematis tentang fenomena-fenomena sosial dan gejala-gejala psikis dengan jalan pengamatan dan pencatatan. Observasi dilakukan di Poskesdes Lubuk Beringin terhadap aktivitas dan tindakan bidan desa, yang melaksanakan fungsi pelayanan administrasi berobat bagi masyarakat pengguna layanan kesehatan.. 2. Wawancara (Interview) Wawancara adalah teknik pengumpulan data dengan proses tanya jawab yang mengadakan komunikasi langsung antara pewawancara dengan responden atau yang diwawancarai. Wawancara yang dilakukan bersifat terbuka dengan tujuan untuk mendapatkan informasi yang lengkap. Wawancara adalah tanya jawab lisan antara dua orang atau lebih secara langsung25. Adapun dalam penelitian ini, dilakukan wawancara dengan 6 orang responden yang telah ditetapkan sebagai sampel penelitian. 3.3.5 Tehnik Analisis data 25 Husaini Usman dan Purnomo Setiady Akbar, Metodologi Penelitian Sosial, bumi Aksara, Jakarta 2003
  • 37. 37 Suatu hal yang sangat penting dalam penelitian ini adalah menganalisis data karena hal ini dapat memberikan arti dan makna suatu penelitian. Ada pun tahapan-tahapan penelitian ini sebagai berikut: a. Mengumpulkan data yang berhubungan dengan penelitian. b. Melakukan pemeriksaan data yang akan didapat, apakah sesuai dengan yang diharapkan. c. Pengelompokan data guna untuk menjawab pertanyaan terhadap suatu penelitian. d. Melaksanakan pembahasan dan perumusan terhadap data yang akan didapat dan. e. Mengambil kesimpulan akhir terhadap data yang akan di teliti. BAB IV HASIL PENELITIAN DAN ANALISIS DATA 4.1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian 4.1.1 Sejarah Geografis Lubuk Beringin Dusun lubuk Beringin merupakan salah satu dusun dari beberapa dusun di Kecamatan Bathin III Ulu Kabupaten Bungo. Dusun ini, masyarakatnya sebagian besar merupakan pecahan dari Dusun Buat Kecamatan Bathin III Ulu yang konon katanya mereka bertalang atau membuat lahan tani di daerah tersebut. Untuk itu, semakin hari semakin banyak masyarakat yang ikut bertani di daerah tersebut, sehingga lama kelamaan terdapat talang atau kebun.
  • 38. 38 Pada saat ini mereka telah membentuk sebuah perkampungan kecil dan itulah sekarang yang bernama Desa Lubuk Beringin dengan jumlah penduduk yang hanya 104 KK atau 408 jiwa namun kehidupan sosial serta adat istiadatnya masih sangat terjaga.26 Dusun ini dari Utara berbatasan langsung dengan Dusun Laman Panjang Kecamatan Bathin III Ulu, bagian Selatan berbatasan langsung dengan Dusun Pelepat Kecamatan Pelepat, dan bagian Timur berbatasan langsung dengan Kampung Mengkuang Kecil yang merupakan bagian dari Dusun Laman Panjang sedangkan bagian Barat berbatasan langsung dengan Dusun Buat. Dari Muara Bungo menuju ke dusun Muara Buat memiliki jarak tempuh 50 Km. Jarak antara Dusun Muara Buat Kecamatan Bathin III Ulu Lubuk Beringin dapat dilihat pada tabel berikut ini: Dari Muara Bungo menuju kedusun Muara Buat memiliki jarak tempuh 50 Km. Jarak antara Dusun Muara buat Kecamatan Bathin III Ulu Lubuk Beringin dapat dilihat pada tabl berikut ini. 38 Tabel 1 Jarak Tempuh dari Muara Bungo Ke beberapa Dusun NO Ibu Kabupaten Muara Bungo Dusun Jarak Yang Ditempuh 1 Muara Bungo Muara Buat 48 Km 2 Muara Bungo Karak Apung 57 Km 26 Sumber data monografi dusun Lubuk Beringin Tahun 1999
  • 39. 39 3 Muara Bungo Timbolasi 60 Km 4 Muara Bungo Sungai Telang 67 KM 5 Muara Bungo Buat 52 Km 6 Muara Bungo Laman Panjang 55 Km 7 Muara Bungo Lubuk Beringin 62 Km 8 Muara Bungo Laman Ulu 70 Km 9 Muara Bungo Aur Cino 80 Km *Sumber : data dusun lubuk beringin 2013* Dusun Lubuk Beringin dengan luas wilayah administratif 4 Ha berada pada ketinggian 450.1.316 M dari Permukaan Laut dengan wilayah yang bergelombang dan beriklim tropis serta mempunyai curah hujan berkisar 260 s.d 3042 mm/hg dengan suhu rata-rata harian 350C. Namun desa Lubuk Beringin masih terjaga mengenai adat istiadat dusun Lubuk Beringin, dan jiwa sosialnya masih sangat kental terhadap sekeliling rumah serta saling menolong sesama masyarakat. Tidak ada masyarakat di luar yang bisa bebas masuk ke Dusun Lubuk Beringin tanpa seizin pemuka dusun Lubuk Beringin. Inilah kisah adat yang kental di Lubuk Beringin.27 Bidan lubuk beringin merupakan petugas kesehatan daerah yang ditugaskan oleh seorang bidan tugasnya bertanggung jawab meningkatkan 27 Sumber data desa lubuk beringin.
  • 40. 40 kesadaran masyarakat untuk berprilaku hidup sehat. Petugas kesehatan dan masyarakat haruslah berperan serta. Bidan merupakan salah satu petugas kesehatan yang menjadi ujung tombak pemerintah dalam menjaga kesehatan masyarakat dan seharusnya memiliki tanggung jawab lebih dalam program imunisasi ini. Untuk melaksanakan tugas tugas imunisasi bidan meningkatkan program imunisasi balita di desa Lubuk Beringin agar menjaga kesehatan balita untuk mengurangi angka kematian balita tersebut dapat terjaga. Saat ini petugas kebidanan kesehatan Lubuk Beringin Kecamatan Bathin lll Ulu adalah Efrianti.AM.Keb yang telah bekerja sebagai bidan desa kesehatan untuk periode pertama sejak Juli 2006-Juli 2010 dan periode kedua sejak Juli 2010 sampai sekarang di Dusun Lubuk Beringin. 4.1.2. Kondisi Demografis Kecamatan Bathin Iii Ulu Desa Lubuk Beringin Jumlah penduduk Desa Lubuk Beringin berdasarkan data Bungo Dalam Angka Tahun 2012 berjumlah 408 jiwa, terdiri dari 184 jiwa berjenis kelamin laki-laki dan 224 Jiwa berjenis kelamin perempuan. Adapun kondisi masyarakat berdasarkan pekerjaan yang digeluti masing 0 masing, dapat ditampilkan pada tabel di bawah ini. Tabel 2 Kondisi pekerjaan penduduk Dusun Lubuk Beringin. NO PEKERJAAN JUMLAH 1 Petani 99
  • 41. 41 2 Pedagang 1 3 Pegawai negeri 10 4 Pegawai Swasta 8 5 Buruh /Tukang 5 6 DLL 276 *sumber data bidan desa lubuk beringin.* Dari tabel diatas, jika dilihat dari basis ekonomi masyarakat Dusun Lubuk Beringin, sektor perkebunan atau pertanian sangat mendominasi kegiatan penduduk masyarakat setempat khususnya petani karet. Oleh karena itu dapat disimpulkan bahwa pada umumnya masyarakat Desa Lubuk Beringin bermata pencaharian sebagai petani. Namun ada juga penduduk yang bermata pencaharian sebagai wirausaha, pegawai negeri dan buruh, meski dalam jumlah yang relatif kecil. Sedangkan untuk Kondisi Sosial Budayanya dapat dilihat pada tabel di bawah ini. Tabel 3 Kondisi Sosial Budaya Desa Lubuk Beringin NO PERUMAHAN JUMLAH 1 Rumah Permanen 32 UNIT 2 Semi Permanen 10 UNIT 3 Rumah Kayu 54 UNIT *Sumber: Monografi dusun Lubuk Beringin, 2014*
  • 42. 42 Berdasarkan data monografi dusun, dapat ditentukan beberapa sarana dan prasarana sosial budaya yang didasarkan pertimbangan sifatnya yang strategis apabila ditinjau dari aspek kebutuhan masyarakat sarana dan prasarana perumahan yang ada di desa Lubuk Beringin ini kondisi rumah desa Lubuk Beringin dapat dilihat pada tabel berikut. Tabel 4 Kondisi Sarana Air Bersih Di Desa Lubuk Beringin NO AIR BERSIH JUMLAH 1 Perpipaan 62 Rumah 2 Sumur Galian 26 Rumah 3 Sungai 10 rumah *Sumber:bidan Desa Lubuk Beringin* Dari tabel di atas, masyarakat di desa Lubuk Beringin ini yaitu menggunakan air yang tersedia di Lubuk Beringin yang kebanyakan dari masyarakat memakai air sungai. Untuk tingkat pendidikan, penduduk desa Lubuk Beringin dapat dilihat sebagaimana tabel dibawah ini. Tabel 5 Tingkat Pendidikan Masyarakat Lubuk Beringin
  • 43. 43 No Pendidikan Jumlah 1 2 3 4 PAUD TK SD/MI SMP/MTS 1 UNIT O UNIT 0 UNIT 1 UNIT Dilihat kondisi pendidikan, hanya ada 2 unit pendidikan yang ada di desa Lubuk Beringin sedangkan untuk fasilitas pelayanan umum dapat dilihat pada tabel berikut ini Tabel 6 Fasilitas Pelayanan umum No Sarana dan prasarana Jumlah 1. Balai Dusun 1 2. Kantor Dusun 1 3. Gedung Taman Kanak-kanak 1 4. Sekolah Dasar 1 5. Madrasah Ibtidaiyah 1 6. MTS - 7. Madrasah Aliyah - 8. Taman Pendidikan Al Quran (TPA) - 9. Puskesmas -
  • 44. 44 10. Masjid 1 11. Mushola 2 12. Kantor KUD 1 13. Lapangan Sepak Bola 1 *Sumber: Monografi Dusun Lubuk BeringinTahun 2014* 4.1.3. Struktur Organisasi Perangkat Desa Lubuk Beringin Dusun Lubuk Beringin menganut sistem kelembagaan pemerintahan desa dengan pola minimal sebagaimana organisasi. Struktur Organisasi tertuang dalam UU No 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah. Berikut struktur pemerintahan Dusun Lubuk Beringin. Tabel 7 Nama struktur desa lubuk beringin NO NAMA JABATAN 1 Muhammad Solihin Kepala Desa 2 Ramhur Muzi Sekretaris 3 Anwar Kaur Pemerintahan 4 Sa ‘da Kaur Pembangunan 5 Awaludin Kaur Umum 6 Zainalis Kepala Dusun 7 Zainalis Kepala Dusun Alai *Sumber data monografi Dusun Lubuk Beringin*
  • 45. 45 Susunan pengurus nama–nama di Desa Lubuk Beringin tersebut telah dibuat oleh pengurus desa Lubuk Beringin. Adapun susunan pengurus Badan Permusyawaratan Desa (BPD) Dusun Lubuk Beringin adalah sebagai berikut: Tabel 8 Struktur Organisasi Badan Perwakilan Dusun (BPD) Dusun Lubuk Beringin No Nama Jabatan 1 Hadrin Ketua 2 Alzupri Wakil Ketua 3 Aldari Sekretaris 4 Cekolit Anggota 5 Muklis Anggota *Monografi Dusun Lubuk Beringin Tahun 2014*
  • 46. 46 4.1.4. Jumlah Balita yang sudah memperoleh Imunisasi dalam tahun 2013 Tabel 9 Data Balita yang sudah mengikuti Imunisasi No Bulan Jumlah balita Baru Lama 1 Januari 0 26 2 Februari 0 26 3 Maret 0 26 4 April 4 26 5 Mei 1 30 6 Juni 0 31 7 Juli 1 31 8 Agustus 0 32 9 September 0 32 10 Oktober 3 32 11 November 1 35 12 Desember 1 36
  • 47. 47 Jumlah 11 363 4.2. TEMUAN KHUSUS 4.2.1 Peran Bidan Di Dusun Lubuk Beringin Keberadaan bidan secara terus menerus/menetap menentukan efektivitas pelayanan, termasuk efektifitas polindes. Jarak tempat tinggal bidan yang menetap di dusun dengan polindes akan berpengaruh terhadap kualitas baik. Sedangkan bidan yang tidak tinggal di Dusun Lubuk Beringin dianggap tidak mungkin melaksanakan pertolongan kesehatan masyarakat secara cepat. Peran bidan desa dalam menunjang keberhasilan program imunisasi bagi balita Dusun Lubuk Beringin sangat penting, Imunisasi sangat penting bagi para balita karena mencegah penyakit, dan anak – anak kami disini menjadi sehat tidak mudah terkena penyakit. Agar masyarakat desa lubuk beringin mengetahui tentang pentingnya imunisasi maka bidan mengajak masyarakat untuk mengetahui manfaat imunisasi pada anak, bertujuan untuk menurunkan angka kematian dan kesakitan dari penyakit seperti campak, polio, tetanus, batuk rejan. Untuk tentang pentingnya imunisasi, bidan desa memiliki peran yang sangat penting dalam konseling dan pendidikan kesehatan, salah satunya adalah mengenai imunisasi pada anak. Adapun peran bidan tugas nya yaitu: 1. Peran sebagai pengelola 2. Peran sebagai pelaksana 3. Peran sebagai pendidik
  • 48. 48 4. Peran sebagai peneliti. 4.2.3 Hambatan yang dihadapi oleh bidan desa dalam program pentingnya imunisasi balita di dusun lubuk beringin: 1. Rendahnya kesadaran masyarakat tentang imunisasi.Hal ini disebabkan tingkat pendidikan yang masih minim warga masyarakat secara umum di Dusun Lubuk Beringin 2. Faktor ekonomi. Disebabkan banyak masyarakat bekerja sebagai petani kebun dan petani di sawah, yang mengakibatkan waktu mereka lebih banyak dihabiskan untuk bekerja setiap hari. 3. Faktor Komunikasi dengan masyarakat. Hambatan sosial budaya yang terjadi terkait imunisasi ini adalah faktor komunikasi. Hal ini menyebabkan sering masyarakat tidak mengerti apa yang ia sampaikan dan sebaliknya ia juga kurang paham keinginan masyarakat oleh tenaga kesehatan 4.2.4 Upaya bidan Desa dalam mengatasi hambatan yang dihadapi sehubungan dengan imunisasi: 1. Melakukan sosialisasi. Bidan juga memberikan informasi tentang pentingnya imunisasi balita bahaya penyakit agar tidak terjadi komplikasi penyakit yang menyerang tubuh yang dapat merugikan dan menurunkan angka kematian. 2. Mengatur Jadwal imunisasi. Perlu mencari format waktu yang seusia dengan kebutuhan masyarakat. Diharapkan dengan adanya peningkatan kesehatan baik dari asuhan antenatal maupun pengembangan
  • 49. 49 meningkatkan kesehatan balita, dapat tercapai pola hidup sehat yang maksimal serta dapat meningkatkan kepercayaan masyarakat terhadap tenaga kesehatan. 3. Menjalin Komunikasi Dengan Mengaktifkan Kader Posyandu. Upaya untuk mengatasi hambatan komunikasi ini setelah bersepakat dengan perangkat dusun, dan seluruh kader posyandu, maka diharapkan kader posyandu lebih berperan aktif. 4.3 Pembahasan 4.3.1 Peranan Bidan Desa dalam Meningkatkan Program Imunisasi di Dusun Lubuk Beringin Peran bidan desa sudah terlaksana, dan Bidan Desa Lubuk Beringin telah berusaha mengingatkan kepada masyarakat Lubuk Beringin akan pentingnya imunisasi bagi balitanya. Hanya sebagian besar masyarakat Lubuk Beringin yang kurang peduli tentang imunisasi bagi anak balita. Seperti yang diungkapkan Efrianti, “Pengetahuan masyarakat tentang pentingnya imunisasi masih kurang karena mereka masih percaya terhadap ramuan-ramuan atau pun jamu-jamuan yang dibuatkan dukun daripada bidan kesehatan. Masyarakat Dusun Lubuk Beringin masih memilih berobat pada dukun dibandingkan pada tenaga medis, karena beranggapan kalau berobat ke bidan akan bayar mahal. Hal ini dikarenakan kurang pengetahuan pentingnya kesehatan28. 28 Hasil Wawancara dengan Efrianti, Bidan Desa Lubuk Beringin, 20 Juni 2014
  • 50. 50 Masih menurut Efrianti, yang ditemui peneliti, ia terus mencoba mengubah paradigma tersebut. Ia sudah menjalankan sosialisasi dan pencerahan akan pentingnya imunisasi. Meskipun hal ini memang bukan pekerjaan mudah yaitu mengubah pandangan masyarakat tentang pentingnya imunisasi, ia tidak putus asa untuk mensosialisasikannya. Pada saat bidan menjalankan tugasnya yaitu melakukan pendekatan individu dan komunitas serta membantu masyarakat mencari pemecahan masalah di masyarakat diperlukan data yang akurat. Bidan menjalin kerja sama dengan kader dan melakukan penyegaran kader yang ada melalui pelatihan kader. Sehingga, apa yang diharapkan dapat berjalan sesuai dengan fungsinya serta membentuk kader kesehatan. Setelah itu, bidan dan kader mengadakan pendataan penduduk dengan pembagian tugas masing-masing dan sesuai format yang telah dibuat oleh bidan sebagai motivator. Format tersebut, menurut keterangan Zainab, mengacu pada data keluarga, jumlah anggota keluarga ibu hamil, ibu nifas, bayi, balita, resiko penyakit menular, jamban, air bersih sampai keadaan rumah, gizi, sosial ekonomi dan lain-lain29. Dalam hal ini pendekatan dengan hati yang dilakukan oleh bidan terhadap pasien maka masyarakat mulai mengetahui pentingnya imunisasi dengan promosi dan konseling yang dilakukan oleh bidan tersebut. Dengan kata lain, masyarakat pelan-pelan mengerti akan masalah kesehatan yang ada di lingkungannya dan 29 Wawancara dengan Zainab, Kader Posyandu Dusun Lubuk Beringin, 22 Juni 2014
  • 51. 51 melaporkan pada bidan dan kader sehingga dari keadaan ini masyarakat hidup sehat30. Tujuan khusus dengan adanya pendekatan yang dilakukan mampu meningkatkan pengetahuan dan kesadaran masyarakat desa tentang pentingnya imunisasi. Selain itu, hal tersebut juga dapat meningkatkan kewaspadaan masyarakat desa terhadap resiko bahaya yang dapat merugikan, dan menimbulkan gangguan kesehatan. Kemudian, pendekatan tersebut juga mampu meningkatkan keluarga sadar akan gizi dan perilaku hidup bersih dan sehat. Yang terakhir, hal itu juga meningkatkan kemampuan dan kemauan masyarakat desa untuk mengikuti imunisasi. Sementara itu, menurut penjelasan Rio Lubuk Beringin, memang bidan sudah sering menyampaikan kepada masyarakat, terutama ibu – ibu yang punya balita agar tidak mengabaikan imunisasi. Perangkat perangkat dusun, ibu – ibu PKK sudah kita minta menyampaikan kepada masyarakat, hasilnya memang belum maksimal31. Kemudian menurut keterangan salah satu dukun kampung yang biasa membantu persalinan ibu – ibu maupun mengobati orang sakit menyebutkan, ia biasa membantu ibu – ibu yang mau melahirkan. Setelah itu kalau ada anak bayi yang sakit diobati memakai ramuan tradisional dengan tumbuh-tumbuhan dan tanaman obat yang ada di dusun. Memang sejak ada bidan desa, ia sering 30 Wawancara dengan Efrianti, Bidan Desa Lubuk Beringin, 20 Juni 2014 31 Hasil Wawancara dengan Rio Dusun Lubuk Beringin, M.Sholihin, 22 Juni 2014.
  • 52. 52 berkunjung untuk saling membantu waktu proses kelahiran, juga anak – anak yang diimunisasi32. Menurut Efrianti, memang sejak awal datang bertugas di Dusun Lubuk Beringin, yang harus didekati adalah dukun kampung. Sebab dukun kampung selama ini sangat dipercaya oleh masyarakat meskipun pengalamannya bersifat autodidak tanpa bekal sekolah di bidang kesehatan. Kalau dukun kampung dan perangkat dusun sudah memahami maksud ditempatkan tenaga medis, termasuk di dalamnya kegiatan imunisasi di posyandu, maka akan mempermudah pekerjaan bidan33. Hal ini dibenarkan oleh kader posyandu, Maimunah yang menyebutkan bahwa masyarakat dusun Lubuk Beringin sangat terbantu dengan adanya bidan desa yang ditempatkan. Selama ini warga dusun hanya berobat kepada dukun kampong. Memang balita tersebut sehat tetapi waktunya agak lama. Sedangkan kalau kami harus berobat ke puskesmas untuk penyakit yang belum begitu parah, juga cukup jauh jaraknya34. Pendapat tersebut juga disampaikan kader posyandu lainnya, Ramlah. Ia menyampaikan bahwa ibu-ibu sangat terbantu oleh kehadiran bidan desa. Mereka jadi lebih peduli dengan kesehatan anak dan gizi keluarga. Untuk ibu hamil, hal ini dapat mengurangi resiko saat melahirkan karena bidan sudah dilatih khusus pada waktu pendidikan dahulu35. 32 Wawancara dengan Khadijah, Dukun Kampung di Dusun Lubuk Beringin, 22 Juni 2014. 33 Wawancara dengan Efrianti, Bidan Desa Lubuk Beringin, 20 Juni 2014 34 Wawancara dengan Maimunah, Kader Posyandu Dusun Lubuk Beringin, 22 Juni 2014 35 Wawancara dengan Ramlah, Kader Posyandu Dusun Lubuk Beringin, 22 Juni 2014
  • 53. 53 Adapun orang tua yang ikut program imunisasi menceritakan, awalnya kami kurang yakin kalau ke bidan karena sudah biasa sejak dahulu berobat di dukun kampung. Lagi pula yang kami alami sejak dahulu walaupun jarang masyarakat yang diimunisasi, tapi juga tidak terkena bermacam – macam penyakit pada anak36. Kemudian menurut warga masyarakat yang lain, Wati menyampaikan bahwa setuju dengan kehadiran bidan di dusun dan menggerakkan posyandu untuk kesehatan anak balita, apalagi sejak diberitahukan oleh bidan pentingnya imunisasi bagi anak, maka saya patuh dengan informasi yang disampaikan oleh bidan desa37. 4.3.2 Hambatan yang dihadapi oleh bidan desa dalam meningkatkan program imunisasi balita di Desa Lubuk Beringin Hambatan bagi program kesehatan imunisasi balita adalah beberapa hal yang disampaikan dalam penelitian ini di antaranya : 1. Rendahnya kesadaran masyarakat Menurut penjelasan Rio Lubuk Beringin, masyarakat kami memang masih sedikit yang bisa bersekolah sampai SLTA sederajat. Apalagi bagi golongan dewasa banyak yang pendidikannya rendah. Akibatnya, masyarakat menganggap pelayanan kesehatan tidak harus berhubungan dengan medis, lebih cepat dan murah bila ditangani dukun kampung. Kami pun sudah sering menyampaikan pada warga masyarakat 36 Wawancara dengan Darni, warga masyarakat Dusun Lubuk Beringin, 22 Juni 2014 37 Wawancara dengan Watii, warga masyarakat Dusun Lubuk Beringin, 22 Juni 2014
  • 54. 54 pada setiap kegiatan dusun, agar melakukan imunisasi bagi orang tua yang memiliki balita38. Menurut Efrianti, memang sudah sering melakukan sosialisasi kepada ibu – ibu pada pertemuan umum seperti pengajian, arisan, dan kegiatan masyarakat pada umumnya. Juga menempelkan pengumuman berupa brosur kesehatan dan pentingnya imunisasi bagi balita. Kesadaran masyarakat masih rendah, karena dampak penyakit akibat tidak diimunisasi tidak langsung muncul, tetapi bisa berdampak pada anak di kemudian hari39. Kader posyandu juga menyampaikan, bahwa mereka sering membantu bidan menyampaikan kepada tetangga dan masyarakat dusun yang ditemui agar ikut serta kalau ada kegiatan pemberian imunisasi. Ada sebagian masyarakat mendapat informasi bahwa kalau anak diimunisasi itu akan kena demam. Hal ini tentu membuat ibu-ibu yang memiliki anak balita merasa takut. Padahal ini sifatnya sementara, dan penyesuaian bagi tubuh anak setelah divaksin40. Menurut kader posyandu lainnya, rendahnya kesadaran masyarakat untuk ikut program imunisasi karena sebagian besar ibu – ibu yang ada di Lubuk Beringin masih percaya dengan hal – hal yang bersifat mitos dan kepercayaan yang berkembang di tengah masyarakat, seperti kalau anak 38 Hasil Wawancara dengan Rio Dusun Lubuk Beringin, M.Sholihin, 22 Juni 2014 39 Wawancara dengan Efrianti, Bidan Desa Lubuk Beringin, 20 Juni 2014 40 Wawancara dengan Ramlah, Kader Posyandu Dusun Lubuk Beringin, 22 Juni 2014
  • 55. 55 kecil itu sakit biasanya “diganggu” oleh makhluk halus, atau pengobatan seperti suntikan, kapsul vitamin itu belum tentu baik bagi tubuh balita yang masih bebas dari penyakit41. 2. Keadaan Sosial Ekonomi Masyarakat yang Sibuk Bekerja Mengenai kegiatan masyarakat yang pada umumnya bekerja di sektor pertanian baik di kebun maupun di sawah, menurut Bidan Desa Efrianti, biasanya pada sore hari kami mendatangi rumah warga yang memiliki anak balita untuk memberi informasi mengenai kegiatan imunisasi, kegiatan ini dibantu oleh kader – kader posyandu. Pada pelaksanaan imunisasi memang tidak seluruhnya bisa hadir membawa anaknya. Pada kesempatan lain ketika ditanyakan, pada umumnya mereka menyebutkan bahwa dari pagi sudah sibuk bekerja di kebun atau di sawah, sehingga tidak memiliki waktu cukup untuk membawa anak ke posyandu42. Ketika hal ini ditanyakan kepada salah satu warga masyarakat yang memiliki balita, Rani, menyebutkan bahwa ia memang beberapa kali tidak mengikuti pelaksanaan imunisasi bagi anaknya, karena harus membantu suami menyadap karet. Kadang ia juga ke sawah, karena di sini memang bermata pencaharian hanya bertani yang penghasilannya juga tidak tetap. Selama anak tidak kena sakit menurut saya tidak harus diimunisasi43. 41 Wawancara dengan Maimunah, Kader Posyandu Dusun Lubuk Beringin, 22 Juni 2014 42 Wawancara dengan Efrianti, Bidan Desa Lubuk Beringin, 20 Juni 2014 43 Wawancara dengan Rani, warga masyarakat Dusun Lubuk Beringin, 22 Juni 2014
  • 56. 56 Begitu pula menurut Darni, ia tidak selalu membawa anaknya ikut imunisasi karena bekerja di sawah. Lagi pula penyakit yang dikaitkan dengan imunisasi itu juga sudah jarang ada di masyarakat seperti polio. Kalau campak mungkin masih banyak lah anak – anak disini yang terkena penyakit itu44. Rio Lubuk Beringin ketika ditanyakan memang mengakui bahwa masyarakat pada umumnya bekerja di kebun dan sawah. Daerah kami memang daerah yang masih luas area sawahnya yang menghasilkan hampir sepanjang tahun. Kalau warga masyarakat khususnya ibu – ibu ke sawah biasanya bekerja sampai sore. Jadi informasi dari bidan dan kader posyandu itu sering diabaikan, karena alasan mencari uang45. 3. Keadaan Sosial Budaya Komunikasi dengan masyarakat Hambatan sosial budaya yang terjadi terkait imunisasi ini adalah faktor komunikasi. Menurut Efrianti, saat pertama ditugaskan di Dusun Lubuk Beringin ia merasa kesulitan untuk berkomunikasi dengan masyarakat, apalagi yang sudah berusia tua karena menggunakan bahasa daerah setempat yang sulit dimengerti. Hal ini menyebabkan sering masyarakat tidak mengerti apa yang ia sampaikan dan sebaliknya ia juga kurang paham keinginan masyarakat46. 44 Wawancara dengan Darni, warga masyarakat Dusun Lubuk Beringin, 22 Juni 2014 45 Hasil Wawancara dengan Rio Dusun Lubuk Beringin, M.Sholihin, 22 Juni 2014. 46 Wawancara dengan Efrianti, Bidan Desa Lubuk Beringin, 20 Juni 2014
  • 57. 57 Mengenai hambatan komunikasi ini, menurut penjelasan Rio Lubuk Beringin memang benar terjadi. Pada umumnya masyarakat luar yang datang ke sini pada awalnya akan sulit memahami karena ciri bahasa dusun Lubuk Beringin yang berbeda dengan bahasa daerah Bungo pada umumnya. Ditambah lagi, masyarakat dusun pada umumnya memiliki tingkat pendidikan yang rendah. Setiap hari berkomunikasi menggunakan bahasa daerah yang aksennya agak sulit dimengerti orang yang berasal dari daerah lain47. Kader posyandu juga menyampaikan, ibu bidan memang sering menyampaikan agar kami membantu menjelaskan kepada masyarakat mengenai berbagai program kesehatan ibu dan anak, khususnya imunisasi ini. Sebab kalau ada pertanyaan dari masyarakat, bidan sering tidak paham. Kami berupaya maksimal membantu bidan walaupun kami tidak memiliki pendidikan di bidang kesehatan, karena hanya tamat SD48. 4.3.4 Upaya Bidan Desa dalam Mengatasi Hambatan yang Dihadapi dalam Meningkatkan Program Imunisasi Balita di Dusun Lubuk Beringin Upaya yang dilakukan bidan desa dalam mengatasi hambatan dalam meningkatkan program imunisasi di Dusun Lubuk Beringin adalah : 1. Meningkatkan Kesadaran Masyarakat Melalui Sosialisasi Beberapa kegiatan yang dilakukan agar masyarakat lebih meningkat kesadaran dan peran sertanya mengikuti program imunisasi yang dilakukan oleh bidan desa yakni dengan mengunjungi perumahan 47 Hasil Wawancara dengan Rio Dusun Lubuk Beringin, M.Sholihin, 22 Juni 2014 48 Wawancara dengan Ramlah, Kader Posyandu Dusun Lubuk Beringin, 22 Juni 2014
  • 58. 58 warga yang memiliki anak balita untuk memberitahukan informasi mengenai pentingnya imunisasi. Hal ini dilakukan bersama kader posyandu dan kader PKK. Selain itu, bidan juga meminta bantuan kepada Datuk Rio dan perangkat dusun untuk berbagi informasi kepada warga masyarakat agar mau mengikuti program imunisasi. Walaupun kami mengetahui bahwa masyarakat di Lubuk Beringin mayoritas bekerja di sektor pertanian dan perkebunan yang sebagian besar waktunya dihabiskan untuk bekerja. Akan tetapi penting juga memiliki keluarga dan anak yang sehat, bebas dari bermacam penyakit yang ada saat ini49. Kader posyandu juga mengakui bahwa sering melakukan penjelasan kepada ibu – ibu pengajian, anggota koperasi dan perkumpulan arisan mengenai pentingnya imunisasi bagi anak balita yang ada di dusun Lubuk Beringin. Yang kami khawatirkan karena dusun ini letaknya jauh dari kota. Kalau anak sakit, untuk merujuk ke rumah sakit sangat jauh, jadi imunisasi ini adalah pencegah penyakit pada anak. Sebab prinsipnya lebih baik mencegah penyakit daripada mengobati50. 2. Membuat jadwal imunisasi pada waktu yang disepakati warga Mengenai masalah kesibukan bekerja pada masyarakat, menurut bidan desa Efrianti, ia bersama kader posyandu sudah merumuskan jadwal pelaksanaan pada waktu yang sudah disepakati bersama dengan warga. 49 Wawancara dengan Efrianti, Bidan Desa Lubuk Beringin, 20 Juni 2014 50 Wawancara dengan Maimunah, Kader Posyandu Dusun Lubuk Beringin, 22 Juni 2014
  • 59. 59 Sebab imunisasi ini memiliki jadwal tetap, dan untuk itu harus meyakinkan masyarakat agar patuh pada jadwal yang sudah disepakati51. Kader posyandu juga menambahkan, agar tidak beralasan sibuk dan sulit meluangkan waktu untuk ke posyandu, maka kami berdasarkan rapat dengan bidan desa selalu menyampaikan kepada masyarakat untuk membuat kesepakatan mengenai waktu pelaksanaan imunisasi di posyandu. Jadi hal ini agar masyarakat lebih meningkat lagi kepeduliannya kepada kesehatan anak dengan pengorbanan waktu setidaknya52. 3. Menjalin Komunikasi Dengan Mengaktifkan Kader Posyandu Hambatan sosial budaya yang terjadi terkait imunisasi ini adalah faktor komunikasi. Upaya untuk mengatasi hambatan komunikasi ini setelah bersepakat dengan perangkat dusun, dan seluruh kader posyandu, maka diharapkan kader posyandu lebih berperan aktif. Menurut Rio Lubuk Beringin, beberapa kesempatan kami menyampaikan kepada seluruh warga baik bapak maupun ibu yang memiliki anak balita, agar sering mencari informasi kepada tenaga kesehatan bidan desa, atau melalui kader posyandu. Kalaupun komunikasi dengan bidan kurang paham dari segi bahasa, maka bidan kami minta untuk lebih banyak memberi informasi kepada kader posyandu sebagai perpanjangan informasi kepada 51 Wawancara dengan Efrianti, Bidan Desa Lubuk Beringin, 20 Juni 2014 52 Wawancara dengan Maimunah, Kader Posyandu Dusun Lubuk Beringin, 22 Juni 2014
  • 60. 60 masyarakat, sebab menurut kami kesehatan itu mahal, kalau ada wabah penyakit akibat kurangnya pemahaman kesehatan di masyarakat, tentu menjadi pula bagi perangkat dusun yang harus melayani masyarakatnya53. Biasanya bila ada pertanyaan dari masyarakat baik dalam kegiatan rapat, pertemuan pengajian atau mendatangi kami langsung, kami segera menyampaikan pada bidan bagaimana cara penanganannya, atau kalau bisa kami dampingi masyarakat untuk menemui bidan, bahkan kadang kala bidan yang mendatangi masyarakat tersebut54. Menurut bidan desa, saat ini sudah mempelajari dan memahami bahasa penduduk setempat. Namun, kalau ada pertanyaan dan keinginan masyarakat yang belum sepenuhnya dipahami, maka saya akan berkoordinasi dengan kader posyandu, ibu ketua PKK dan Datuk Rio untuk mencari solusi bagi masalah kesehatan warga. Khusus mengenai program imunisasi ini, kami mencoba melakukan jemput bola, mendatangi masyarakat yang memiliki balita. Saya juga sering meminta kader posyandu untuk memberi penjelasan menggunakan bahasa dusun, agar masyarakat memperoleh informasi lebih lengkap, atau istilahnya lebih “nyambung” lagi secara psikologis dengan pelayanan kesehatan. Bila masyarakat sudah sadar, maka akan sangat membantu untuk meningkatkan kesehatan balita di Dusun Lubuk Beringin, dan mengurangi resiko penyakit berbahaya55. 53 Hasil Wawancara dengan Rio Dusun Lubuk Beringin, M.Sholihin, 22 Juni 2014 54 Wawancara dengan Ramlah, Kader Posyandu Dusun Lubuk Beringin, 22 Juni 2014 55 Wawancara dengan Efrianti, Bidan Desa Lubuk Beringin, 20 Juni 2014
  • 61. 61 BAB V PENUTUP 5.1. Simpulan Dari hasil penelitian ini peranan bidan desa Lubuk Beringin sebagai motor pengerak dalam mencapai keberhasilan pengembangan kesehatan di Dusun Lubuk Beringin dapat disimpulkan bahwa: 5.1.1. Peran Bidan Di Dusun Lubuk Beringin Peran bidan desa dalam menunjang keberhasilan program imunisasi bagi balita Dusun Lubuk Beringin sangat penting. Imunisasi sangat penting bagi para balita karena dapat mencegah penyakit, dan anak – anak di desa tersebut menjadi dan sehat tidak mudah terkena penyakit. Agar masyarakat desa lubuk beringin mengetahui tentang pentingnya imunisasi maka bidan mengajak masyarakat untuk mengetahui manfaat imunisasi pada anak, bertujuan untuk menurunkan angka kematian dan kesakitan dari penyakit seperti campak, polio, tetanus, batuk rejan.
  • 62. 62 Adapun peran bidan tugas nya yaitu: Peran sebagai pengelola, Peran sebagai pelaksana, Peran sebagai pendidik, Peran sebagai peneliti. 5.1.2. Hambatan yang dihadapi oleh bidan desa dalam program pentingnya imunisasi balita di dusun lubuk beringin: 1. Rendahnya kesadaran masyarakat tentang imunisasi yang dimiliki. Hal ini disebabkan tingkat pendidikan yang masih minim warga masyarakat secara umum di Dusun Lubuk Beringin 2. Faktor ekonomi. Disebabkan banyak masyarakat bekerja sebagai petani kebun dan petani 62 di sawah, yang mengakibatkan waktu mereka lebih banyak dihabiskan untuk bekerja setiap hari. 3. Faktor Komunikasi dengan masyarakat. Hambatan sosial budaya yang terjadi terkait imunisasi ini adalah faktor komunikasi. Hal ini menyebabkan sering masyarakat tidak mengerti apa yang ia sampaikan dan sebaliknya ia juga kurang paham keinginan masyarakat oleh tenaga kesehatan 5.1.3. Upaya bidan Desa dalam mengatasi hambatan yang dihadapi sehubungan dengan imunisasi: 1. Melakukan sosialisasi. Bidan juga memberikan informasi tentang pentingnya imunisasi balita tentang bahaya penyakit agar tidak terjadi komplikasi penyakit yang menyerang tubuh yang dapat merugikan dan menurunkan angka kematian. 2. Mengatur Jadwal imunisasi. Perlu mencari format waktu yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat. Diharapkan dengan adanya
  • 63. 63 peningkatan kesehatan baik dari asuhan antenatal maupun pengembangan meningkatkan kesehatan balita, dapat tercapai pola hidup sehat yang maksimal serta dapat meningkatkan kepercayaan masyarakat terhadap tenaga kesehatan. 3. Menjalin Komunikasi Dengan Mengaktifkan Kader Posyandu. Upaya untuk mengatasi hambatan komunikasi ini setelah bersepakat dengan perangkat dusun, dan seluruh kader posyandu, maka diharapkan kader posyandu lebih berperan aktif. 5.2. Saran Atas dasar kesimpulan diatas, penulis mengemukakan saran-saran sebagai berikut: 1. Diharapkan bidan desa dengan melibatkan perangkat desa, kader posyandu dan pihak puskesmas untuk meningkatkan kegiatan sosialisasi kepada masyarakat mengenai imunisasi, baik menggunakan ceramah, diskusi maupun berbentuk selebaran, pamflet, brosur dan alat peraga lainnya. 2. Diharapkan bidan desa mengajak seluruh ibu – ibu yang memiliki balita untuk membuat jadwal rutin pelaksanaan imunisasi yang sesuai dengan jam kerja masyarakat. Hal ini juga perlu didukung oleh kader posyandu dan seluruh masyarakat. 3. Diharapkan bidan desa mau belajar mengenai kebudayaan, bahasa dan kebiasaan masyarakat lebih fokus lagi, agar mempermudah pelaksanaan tugas untuk menyampaikan informasi dan berkomunikasi timbal balik
  • 64. 64 dengan masyarakat menyesuaikan dengan sosial budaya masyarakat yang masih kental dengan adat istiadat.