Dokumen tersebut membahas tentang pengertian dan gambaran umum kesiapsiagaan bencana gerakan tanah longsor. Termasuk penjelasan tentang proses terjadinya longsor, faktor penyebab, gejala umum, tingkat kerawanan, jenis-jenis longsor, serta langkah pencegahan, penguatan, saat terjadi dan pasca bencana tanah longsor.
3. KESIAPSIAGAAN BENCANA GERAKAN TANAH LONGSOR
PENGERTIAN
PERGERAKAN TANAH
Proses geologi perpindahan material pembentuk lereng
berupa batuan, tanah, bahan rombakan, atau campuran dari
material-material tersebut yang bergerak ke bawah atau keluar
lereng
TANAH LONGSOR
adalah tipe/bentuk Pergerakan Tanah yang cepat dengan jarak
perpindahan material relatif jauh
4. KESIAPSIAGAAN BENCANA GERAKAN TANAH LONGSOR
LAPISAN TANAH (HORIZON TANAH)
HORIZON - O
lapisan tanah teratas, mengandung bahan
organik hasil dari pelapukan (humus)
HORIZON - A
Biasa disebut Topsoil, ketebalan 20-30cm
merupakan tempat pencucian partikel tanah oleh
air hujan
HORIZON - B
Biasa disebut Subsoil, lapisan dengan kesuburan
rendah, tempat pengendapan partikel yang
terlarut air dari horizon A
HORIZON - C
Disebut juga zona regolit, : lapisan batuan dasar
yang mengalami penghancuran dan pelapukan
HORIZON - R
Lapisan Batuan Induk yang masih utuh (belum
mengalami pelapukan)
5. KESIAPSIAGAAN BENCANA GERAKAN TANAH LONGSOR
PROSES TERJADINYA LONGSOR
Penambahan Beban di permukaan lapisan paling atas
mempercepat pelapukan sehingga menjadi licin dan tidak stabil
yang mengakibatkan lapisan tanah kedap air (lapisan yang lebih
keras) penopangnya akan menjadi bidang gelincir
Pada dasarnya gerakan tanah longsor
terjadi saat gaya pendorong
(dipengaruhi besarnya sudut lereng,
air, beban serta berat jenis tanah
batuan) di lereng lebih besar dari
gaya penahan (dipengaruhi oleh
kekuatan batuan dan kepadatan
tanah)
6. KESIAPSIAGAAN BENCANA GERAKAN TANAH LONGSOR
FAKTOR PENYEBAB
Intensitas hujan yang tinggi mengakibatkan kejenuhan air tanah terutama di
daerah yang tidak terlindung vegetasi
CURAH HUJAN
TINGGI
Keterjalan tebing atau lereng berpegaruh pada kestabilan tanah. Keterjalan ini juga
memperbesar gaya dorong.
LERENG TERJAL
Daerah tanah lempung yang tebal akan menjadi tidak stabil terutama saat terkena
air, karena tanah lempung akan cepat lembek dan locin
TANAH TEBAL
KURANG PADAT
Struktur batuan endapan vulkanik (daerah sekitar gunungapi), sendimen berukuran
pasir, campuran kerikil dan pasir, merupakan material yang mudah lapuk
BATUAN RAPUH
pembuatan irigasi di lereng yang tidak mengikuti kaidah pembangunan irigasi,
penggalian pada lereng atau kaki lereng, penggundulan hutan, dan pemberian
beban berlebihan pada lereng menjadi penyebab terjadinya longsor
AKTIVITAS
MANUSIA
Getaran akibat gempabumi, ledakan, getaran mesin dan getaran lalu lintas
kendaraan dapat menimbulkan rontoknya struktur tanah di atas dan badan jalan,
lantai, dinding
GETARAN
7. KESIAPSIAGAAN BENCANA GERAKAN TANAH LONGSOR
GEJALA UMUM
Beberapa tanda alam yang dapat dijadikan indikator adanya potensi
ancaman gerakan tanah longsor
Munculnya retakan-retakan di lereng yang sejajar dengan arah tebing.
Setelah hujan, biasanya rembesan air keluar dari rekahan-rekahan di lereng
tebing
Munculnya mata air baru secara tiba-tiba di dasar/alas tebing atau lerengan
curam
Tebing rapuh dan kerikil mulai berjatuhan
Bila ada pemukiman di dekatnya, bagian lantai rumah sedikit amblas/turun,
dan jendela/pintu sulit dibuka
8. KESIAPSIAGAAN BENCANA GERAKAN TANAH LONGSOR
TINGKAT KERAWANAN
Indikator :
• jarang atau tidak pernah
longsor kecuali di sekitar
tebing sungai.
• Kontur tanah datar hingga
landai bergelombang.
• Pepohonan dan tumbuhan
yang agak rapat dan bukan
tanah liat atau rombakan
TIDAK RAWAN
Indikator :
• Jarang terjadi longsor,
kecuali bila lerengnya
terganggu.
• Tanah yang landai hingga
terjal
• Pepohonan dan tumbuhan
yang sangat kurang
• Batuan lereng yang
umumnya lapuk tebal.
RAWAN
Indikator :
• longsor sering terjadi
• Kontur tanah landai
hingga curam
• Pepohonan dan
tumbuhan sangat kurang
• Batuan lereng lapuk
tebal dan rapuh
• Intesitas curah hujan
yang tinggi.
SANGAT RAWAN
10. KESIAPSIAGAAN BENCANA GERAKAN TANAH LONGSOR
1. LONGSORAN TRANSLASI
Longsoran translasi adalah
bergeraknya massa tanah dan
batuan pada bidang gelincir
berbentuk rata atau
menggelombang landai.
Jenis Longsoran ini banyak
terjadi di Indonesia
11. KESIAPSIAGAAN BENCANA GERAKAN TANAH LONGSOR
2. LONGSORAN ROTASI
Longsoran Rotasi adalah bergeraknya massa tanah dan batuan
pada bidang gelincir berbentuk cekungan (seperti mangkuk).
Selain Translasi, Jenis longsoran rotasi juga banyak terjadi di
Indonesia
12. KESIAPSIAGAAN BENCANA GERAKAN TANAH LONGSOR
3. PERGERAKAN BLOK
Pergerakan blok adalah perpindahan batuan yang bergerak pada
bidang gelincir berbentuk rata. Longsoran ini disebutjuga
longsoran translasi blok batu
13. KESIAPSIAGAAN BENCANA GERAKAN TANAH LONGSOR
4. RUNTUHAN BATU
Runtuhan batu terjadi ketika sejumlah besar batuan atau material lain
bergerak ke bawah dengan cara jatuh bebas.
Umumnya terjadi pada lereng yang terjal hingga menggantung (Over hang)
terutama di daerah pantai
14. KESIAPSIAGAAN BENCANA GERAKAN TANAH LONGSOR
5. RAYAPAN TANAH
Rayapan Tanah adalah jenis tanah longsor yang bergerak lambat.
Jenis tanahnya berupa butiran kasar dan halus. Jenistanah longsor ini hampir
tidak dapat dikenali. Setelah waktu yang cukup lama longsor jenis rayapan ini
bisa menyebabkan tiang-tiang telepon, pohon, atau rumah miring ke bawah
15. KESIAPSIAGAAN BENCANA GERAKAN TANAH LONGSOR
6. ALIRAN BAHAN ROMBAKAN
Jenis tanah longsor ini terjadi
ketika massa tanah bergerak
didorong oleh air.
Kecepatan aliran tergantung
pada kemiringan lereng, volume
dan tekanan air, dan jenis
materialnya.
Gerakan ALIRAN BAHAN ROMBAKAN terjadi di sepanjang lembah
dan mampu mencapai ratusan meter bahkan sampai ribuan meter
(di aliran-aliran sungai sekitar gunungapi).
Aliran tanah ini sering terjadi dan tercatat paling banyak
Mengakibatkan jatuhnya korban jiwa
17. KESIAPSIAGAAN BENCANA GERAKAN TANAH LONGSOR
LANGKAH PENCEGAHAN
Memperhatikan drainase agar tidak tersumbat atau meresap ke dalam tanah, dan bila perlu
menambah saluran air
Pembuatan bangunan penahan, jangkar dan piling (tiang pancang),
Penghijauan dengan tanaman akar kuat dan dalam dengan jarak tanam yang tepat,
Mendirikan bangunan dengan pondasi yang kuat,
Pembuatan tanggul penahan untuk runtuhan batuan (rock fall),
Penutupan bongkahan di atas lereng mencegah air masuk secara cepat ke tanah,
Tidak mendirikan bangunan permanen di daerah tebing dan tanah gerak
18. KESIAPSIAGAAN BENCANA GERAKAN TANAH LONGSOR
LANGKAH PENGUATAN
Penilaian risiko secara partisipatif dengan melibatkan semua elemen
masyarakat di daerah yang dianggap rawan terhadap bencana tanah longsor
Sosialisasi dan Edukasi tentang Gerakan tanah longsor dan bencana secara
umum untuk mencapai perubahan perilaku terhadap PRB
Pembentukan tim siaga bencana yang melibatkan semua elemen dan Sumber
Daya yang ada secara mandiri
Pembuatan panduan operasional evakuasi secara partisipatif
Penyusunan prosedur tetap yang disepakati bersama dan disosialisasikan
kepada seluruh warga
Pemantauan, peringatan dini, dan geladi evakuasi secara berkala dan
berkelanjutan
Membangun komitmen otoritas lokal dan masyarakat dalam pengoperasian
dan pemeliharaan keseluruhan sistem peringatan dini tanah longsor
19. KESIAPSIAGAAN BENCANA GERAKAN TANAH LONGSOR
SAAT TERJADI LONGSOR
Gerakan Tanah Longsor masuk dalam kelompok kategori “TIBA-TIBA (Sudden Onset/ Rapid Disaster) tidak banyak
yang bisa dilakukan untuk menyelamatkan diri selain berlari/evakuasi menjauh dari lokasi kejadian
Meningkatkan Kewaspadaan terutama saat memasukki musim penghujan
Ikuti terus perkembangan informasi dari pihak berwenang (Desa, Kecamatan,
Pemkab/Kota, BPBD setempat, BMKG dll)
Berlari menjauh dari lokasi, bila sudah tersedia, ikuti petunjuk arah jalur
evakuasi
Melibatkan diri dalam pendirian pos pengungsi dan dapur umum serta aktivitas
lain di tempat pengungsian
Perhatikan kebersihan dan kesehatan untuk mencegah penyebaran penyakit di
tempat bencana
Jangan kembali ke rumah sebelum ada instruksi dari pihak berwenang
20. KESIAPSIAGAAN BENCANA GERAKAN TANAH LONGSOR
PASCA BENCANA TANAH LONGSOR
Gerakan Tanah Longsor masuk dalam kelompok kategori “TIBA-TIBA (Sudden Onset/ Rapid Disaster) tidak banyak
yang bisa dilakukan untuk menyelamatkan diri selain berlari/evakuasi menjauh dari lokasi kejadian
Jangan segera kembali kerumah, perhatikan apakah longsor susulan
masih akan terjadi
Apabila diminta untuk membantu proses evakuasi, gunakan sepatu
khusus dan peralatan yang menjamin keselamatan
Perhatikan kondisi tanah sebagai pijakan yang kokoh bagi langkah
Anda.
Apabila harus menghadapi reruntuhan bangunan untuk menyelamatkan
korban,pastikan tidak menimbulkan dampak yang lebih buruk.
21. Bencana adalah tanggungjawab kita semua. Pemahaman
tentangnya bukan sebuah bentuk kewajiban, tetapi KEBUTUHAN
TERIMA KASIH
SALAM TANGGUH