1, si & pi,mislia, hapzi ali, si ancaman terhadap sistem informasi akunta...
13, si & pi,mislia, hapzi ali, si sistem pelaporan dan buku besar (general ledger), universitas mercu buana, 2019.
1. SISTEM INFORMASI DAN PENGENDALIAN INTERNAL
Buku Besar (General Ledger) dan Siklus Pelaporannya
Dosen :
Prof. Dr. Ir. Hapzi Ali, MM, CMA
Disusun Oleh:
NAMA : Mislia
NIM : 55518120050
PROGRAM MEGISTER AKUNTANSI
UNIVERSITAS MERCUBUANA
JAKARTA
2019
2. 1. Buku Besar (General Ledger) dan Siklus Pelaporan Pada Perusahaan
Penjelasannya sebagai berikut:
Pengertian
Sistem buku besar dan sistem pelaporan keuangan merupakan dua sistem yang
mempunyai interdependensi operasional sehingga keduanya dipandang sebagai satu sistem
tunggal yaitu sistem buku besar dan pelaporan keuangan. Siklus buku besar dan pelaporan
terdiri atas kegiatan pengolahan data yang berkaitan dengan proses pemutakhiran (updating)
rekening-rekening buku besar dan pembuatan laporan yg merupakan ikhtisar hasil operasi
perusahaan. Siklus ini berinteraksi dengan siklus lain dan berbagai pihak, baik eksternal
maupun internal.
Siklus ini menerima berbagai informasi dari sumber lain :
- Informasi mengenai transaksi regular (siklus pendapatan, pengeluaran, sistem produksi,
akuntansi biaya, dan sistem persediaan).
- Bagian keuangan yaitu transaksi pendanaan dan investasi
- Departemen anggaran (berupa data anggaran)
- Kepala departemen keuangan (berupa transaksi penyesuaian)
Tujuan sistem buku besar :
a. Untuk mencatat transaksi akuntansi dengan tepat dan akurat
b. Untuk memposting pada rekening yang tepat
c. Untuk menjaga keseimbangan jumlah dalam sisi debit dan kredit
d. Mengakomodai kebutuhan pembuatan jurnal penyesuian
e. Untuk menyediakan laporan keuangan yang tepat
Aktivitas Buku Besar Dan Pelaporan
Empat aktivitas dasar yang dilakukan dalam sistem buku besar dan pelaporan
menunjukkan sistem online umum yang digunakan untuk melakukan aktivitas-aktivitas
tersebut. Dari empat aktivitas tersebut tiga diantara aktivitas pertamanya yakni menyajikan
langkah-langkah dasar dalam siklus akuntansi, yang menghasilkan produksi rangkaian
laporan keuangan tradisional. Aktivitas menunjukkan bahwa, sebagai tambahan dari laporan
keuangan untuk pemakai eksternal, SIA menghasilkan laporan untuk pihak manajemen
internal juga. Selanjutnya setiap aktivitas ini akan dipelajari secara lebih terinci.
a. Perbarui Buku Besar
Kegiatan update umum Buku Besar merupakan posting yang berasal dari 2 sumber
yaitu Siklus transaksi (siklus Pendapatan, pengeluaran, system akuntansi biaya, dan system
penggajian) untuk transaksi rutin, dan kepadala bagian keuangan, untuk transaksi non-rutin
seperti pengeluaran dan penarikan obligasi serta pengeluaran dan penarikan saham. Jurnal
yang digunakan untuk memperbaharui catatan buku besar dapat didokumentasikan dalam
sebuah dokumen yang disebut jurnal voucher. Dokumen ini merupakan produk sampingan
dari proses posting dan bukan merupakan input. Namun dokumen ini cukup penting dalam
proses penelusuran bagi seorang auditor. Memperbarui buku besar terdir dari dua sumber
yaitu:
- Entri ringkasan jurnal transaksi rutin dari subsistem akuntansi.
3. - Jurnal individu entri untuk transaksi non-rutin dari bendahara. Contoh: Penerbitan atau
pembayaran utang dan bunga yang terkait.
- Penerbitan atau pembelian kembali saham perusahaan dan membayar dividen pada saham
itu.
- Entri jurnal sering didokumentasikan pada formulir yang disebut voucherjurnal.
- Setelah memperbarui buku besar (GL), jurnal disimpan dalam file voucher jurnal.
Aktivitas pertama dalam sistem buku besar adalah memperbarui buku besar. Aktivitas
memperbarui terdiri dari memasukkan ayat jurnal yang berasal dari dua sumber :
1. Subsistem Akuntansi.
Setiap subsistem akuntansi yang membuat ayat jurnal untuk memperbarui buku besar.
Secara teori, buku besar dapat diperbarui setiap saat tiap terjadinya transaksi. Akan tetapi
praktiknya, berbagai subsistem akuntansi biasanya memperbarui buku besar dengan membuat
ayat jurnal ringkasan yang menyajikan hasil dari semua transaksi yang terjadi selama suatu
periode waktu tertentu. Contohnya,subsistem siklus pendapatan akan menghasilkan ayat
jurnal ringkasan yang mendebit piutang usaha dan kas serta mengkredit penjualan untuk
semua penjualan yang dilakukan selama periode pembaruan.
2. Bendahara.
Bagian bendahara membuat ayat jurnal satu per satu untuk memperbarui buku besar atas
transaksi nonrutin seperti penerbitan atau pengeluaran utang, pembelian atau penjualan
saham investasi, atau perolehan saham perbendaharaan.
b. Memasukkan Ayat Jurnal Penyesuaian
Aktivitas kedua dalam sistem buku besar adalah memasukkan berbagai ayat jurnal
penyesuaian (AJP). AJP berasal dari kantor kontroler, setelah neraca saldo dibuat.
Neraca Saldo adalah laporan yang mencantumkan saldo-saldo dari semua akun buku besar.
Namanya mencerminkan kenyataan bahwa apabila semua aktivitas dicatat dengan benar,
maka total saldo debit dalam berbagai akun, harus sama dengan total saldo kredit. AJP
terbagi dalam lima kategori dasar :
1. Akrual
mencerminkan jurnal yang dibuat pada akhir periode akuntansi untuk mencerminkan
berbagai kegiatan yang terjadi tetapi kas belum diterima atau dikeluarkan.
Contohnya : pencatatan pendapatan bunga yang di dapat dan utang gaji.
2. Pembayaran di muka
mencerminakan jurnal yang dibuat pada akhir periode akuntansi untuk mencerminkan
pertukaran kas sebelum kinerja kegiatan terkait. Contohnya : sewa, bunga, asuransi.
3. Perkiraan
Mewakili jurnal yang mencerminkan sebagian dari biaya yang terjadi selama
beberapa periode akuntansi. Contohnya : meliputi beban depresiasi atau penyusutan dan
beban piutang tak tertagih.
4. Penilaian ulang
Jurnal yang dibuat untuk mencerminkan perbedaan nilai yang sesungguhnya dengan
yang dicatat atas suatu aset atau perubahan dalam prinsip akuntansi.Contohnya : perubahan
metode yang digunakan untuk menilai persediaan, mengurangi nilai persediaan untuk
4. mencerminkan umur atau menyesuaikan catatan perdiaan untuk mencerminkan hasil yang di
dapat selama perhitungan fisik persediaan.
5. Perbaikan
Mewakili jurnal yang dibuat untuk meniadakan pengaruh kesalahan yang ditemukan
dalam buku besar.
c. Buat Laporan Keuangan
Aktivitas ketiga dalam sistem buku besar dan pelaporan adalah membuat laporan-
laporan keuangan. Laporan laba-rugi dibuat pertama, dengan menggunakan data dari saldo
akun.
Pertama membuat laporan laba rugi yang menggunakan data dari saldo akun pendapatan
biaya
Kedua
1. Penggunaan label file internal dan eksternal untuk melindungi buku besar yang terakhir dari
kerusakan tanpe disengaja.
2. Melakukan pembuatan cadangan buku besar secara rutin. Paling tidak dua salinan cadangan
buku besar harus ada. Satu salinan disimpan diluar lokasi perusahaan untuk memberi
perlindungan dari bencana besar seperti kebakaran atau gempa bumi.
Kegiatan dalam penyusunan laporan keuangan adalah sebagai berikut:
1. Susunlah laporan laba rugi
2. Siapkan ayat jurnal penutup
3. Siapkan laporan ekuitas pemegang saham
4. Siapkan neraca keuangan
5. Siapkan laporan arus kas
d. Membuat Laporan Manajerial
Aktivitas terakhir dalam sistem buku besar dan pelaporan menghasilkan berbagai
laporan manajerial.
Apakah dua kategori utama dari laporan manajerial itu ?
1. Laporan pengendali buku besar
2. Anggaran
Apakah contohnya dari laporan pengendalian itu:
- Daftar voucher jurnal berdasarkan urutan nomor, nomor akun, atau tanggal.
- Daftar saldo akun buku besar.
Laporan tersebut digunakan untuk memverifikasi akurasi proses memasukkannya buku besar.
Apakah contohnya anggaran itu?
- Anggaran operasional (memperlihatkan pendataan dan pengeluaran yg direncanakan untuk
setiap organisasi)
- Anggaran pengeluaran modal (masuk dan keluarnya kas proyek)
Laporan anggaran digunakan untuk keperluan perencanaan dan penilaian kinerja. Anggran
operasional berisi anggran pengeluaran dan pendapatan untuk setiap unit dalam organisasi.
Anggaran pengeluaran modal menunjukan rencana arus masuk dan arus keluar kas untuk
setiap proyek. Anggaran arus kas membandingkan estimasoi arus kas dengan rencananya dan
5. digunakan untuk menentukan kebutuhan kas. Laporan anggaran dan kinerja harus didasarkan
pada akuntansi pertanggung jawaban.
Isi laporan kinerja anggaran harus disesuaikan dengan sifat unit yang sedang
dievaluasi.
· Pusat biaya
· Pusat pendapatan
· Pusat laba
· Pusat investasi
Flow Diagram Siklus Buku Besar Dan Pelaporan
Contoh Buku Besar (General Ledger) yang digunakan di beberapa perusahaan pada
umumnya :
2. Ancaman dan Pengendalian dalam Sistem Informasi Buku Besar (General
ledger)
Tujuan pengendalian pada sistem pelaporan dan buku besar pada dasarnya sama
dengan tujuan pengawasan pada sistem lainnya, yaitu menjamin bahwa:
1. Semua aktivitas pemutakhiran data ke buku besar telah diotorisasi secara tepat.
2. Semua transaksi yang dicatat dalam buku besar adalah valid (benar-benar terjadi).
3. Semua transaksi buku besar yang valid dan diotorisasi telah dicatat.
4. Semua transaksi buku besar telah dicatat secara akuntansi.
5. Data buku besar dilindungi dari kemungkinan hilang atau dicuri.
6. Aktivitas sistem buku besar dilaksanakan secara efisien dan efektif
Dukungan dan catatan yang dirancang dengan baik memainkan peran yang penting
dalam mencapai enam tujuan diatas. Jika perusahaan menggunakan voucer jurnal, maka
dokumen tersebut harus secara jelas memberikan intruksi tetang cara – cara melengkapi
dokumen tersebut.
Pencatatan data transaksi secara on-line oleh bagian keuangan dan kepala bagian
akuntansi sebagaimana pada flowchart, memudahkan pencatatan kedalam jurnal secara akurat
dan efektif. Dalam kondisi semacam ini, penggunaan elemen pengawasan aplikasi yang tepat,
seperti pengecekan validitas, dan pengecekan field, akan meningkatkan akurasi entry data.
Pemberian spasi baik pada dokumen kertas maupun dokumen elektronik untuk
mencatat/mencantumkan petugas yang mengisi dan mengkaji formulir memberikan bukti
bahwa jurnal telah diotorisasi secara tepat. Cara lain berupa penggunaan nomor dokumen
yang telah tercetak secara urut, akan memudahkan melalui pengecekan untuk memastikan
bahwa semua transaksi telah dicatat. Karena sistem pelaporan dan buku besar hanya
mencakup informasi pemrosesan informasi, maka hanya ada sedikit ancaman yang
dihadapinya. Selain itu ancaman serius yang dihadapi terutama berhubungan dengan korupsi,
kehilangan, atau perusakan data. Berikut ini akan diuraikan masing-masing ancaman, akibat
yang ditimbulkan, dan prosedur pengawasan yang dapat diterapkan.
6. Ancaman 1: Kesalahan Dalam Pemutakhiran Buku Besar (Errors in Updating the
General Ledger).
Kesalahan yang terjadi dalam pemutakhiran buku besar dapat mengakibatkan
buruknya roses pengambilan keputusan yang menggunakan informasi salah dalam pelaporan
keuangan. Prosedur pengendalian yang berhubungan dengan pengolahan data dibagi menjadi
3 kategori, yaitu (1) pengawasan edit input dan pemrosesan, (2) laporan pengawasan dan
rekonsiliasi, dan (3) pemeliharaan jejak audit yang memadai.
Pengawasan Edit terhadap Input, dan Pemrosesan. Dua jenis jurnal yang digunakan untuk
memutakhirkan buku besar adalah: (1) ihtisar jurnal dari siklus SIA lainnya, dan (2) jurnal
yang dibuat oleh bagian keuangan atau kepala bagian akuntansi. Jurnal yang pertama
merupakanoutput dari serangkaian tahap pemrosesan, yang masing-masing merupakan
subyek bagi berbagai prosedur pengawasan aplikasi yang dirancang untuk menjamin akurasi
dan kelengkapan data. Konsekuensinya, pengawasan utama edit input bagi ihtisar jurnal ini
mencakup pengecekan tanggal untuk menjamin bahwa transaksi tersebut merupakan
transaksi yang terkini dan belum di-posting.
Jurnal yang dibuat oleh kepala bagian akuntansi dan kepala bagian keuangan adalah
jurnal asli yang baru saja dibuat. Konsekuensinya, diperlukan jenis-jenis
pengawasan input edit dan pemrosesan berikut untuk menjamin bahwa transaksi tersebut
akurat dan lengkap:
1. Cek validasi (validity check) untuk menjamin bahwa rekening buku besar tersedia untuk
setiap nomor rekening yang deverensi oleh semua jurnal.
2. Cek bentuk data (field check) untuk menjamin bahwa data pada field dalam sebuah jurnal
berisi data numeric.
3. Zero-balance check untuk menjamin bahwa total debit sama dengan total kredit dalam
sebuah jurnal.
4. Uji kelengkapan (completeness test) untuk menjamin bahwa semua data yang relevan telah
dicatat. Adalah penting bahwa semua jurnal dapat diidentifikasi sehingga informasi ini
memiliki daya telusur audit.
5. Uji pengulangan data (redundand data check) untuk mencocokkan nomor rekening dengan
nama rekening, guna menjamin kebenaran rekening buku besar yang
menerima posting. Untuk sistementry data on-line, prosedur ini disebut closed-loop
verivication.
6. Penetapan file standar jurnal penyesuaian untuk penyesuaian yang sering terjadi pada akhir
periode, seperti biaya depresiasi. Akurat input diperbaiki tanpa memulang pemasukan data.
Kemungkinan lupa membuat jurnal penyesuaian jenis ini juga dapat dikurangi, sehingga
menjamin kelengkapan input.
7. Cek tanda aritmatika (sigh check) saldo rekening buku besar sesaat setelah dilakukan
pemutakhiran, untuk memastikan bahwa saldonya tepat.
8. Perhitungan total run-to-run, untuk memastikan akurasi pemrosesan
kelompok voucher jurnal. Komputer menghitung saldo baru rekening buku besar, atas dasar
saldo awal, total debit dan total kredit yang dimasukkan ke dalam rekening yang
bersangkutan, dan kemudian membandingkannya dengan saldo rekening buku besar. Jika
terjadi antara perbedaan keduanya, harus segera dilakukan investigasi.
7. Laporan Kontrol dan Rekonsiliasi. Penggunaan laporan control dan rekonsiliasi
dapat mendeteksi apaka ada kesalahan yang dibuat selama proses pemutakhiran buku besar.
Salah satu bentuk rekonsiliasi yang digunakan dalam system manual adalah pembuatan
neraca saldo, yang menunjukkan apakah total debit dan total kredit seimbang, hal ini
menunjukkan adanya kesalahan atau ketidaktelitian proses pencatatan. Dalam system
berbasis computer, penggunaan rekening kliring dan rekening suspense (rekening
penyeimbang) menjamin bahwa rekening buku besar selalu seimbang. Pada akhir periode
semua rekening khusus tersebut harus bersaldo nol, berarti terjadi kesalahan selama proses
pemutakhiran buku besar. Sebagai contoh, karyawan A bertanggung jawab untuk mencatat
penyerahan barang kepada pelanggan, sedangkan karyawan B bertanggung jawab mencatat
tagihan kepada pelanggan.
Karyawan A akan membuat catatan sebagai berikut:
Pengiriman Barang Belum Ditagih xxxx
Persediaan Barang xxxx
Karyawan B membuat catatan sebagai berikut:
Piutang Dagang xxxx
Pengiriman Barang Belum Ditagih xxxx
Jika kedua transaksi tersaebut telah di-posting-kan ke rekening buku besar, maka
rekening kliring, yaitu Pengiriman Barang Belum Ditagih, harus bersaldo nol. Jika tidak,
maka sebuah kesalahan telah terjadi, dan hal ini perlu diinvestigasi dan dibetulkan.
Dua bentuk rekonsiliasi lainnya digunakan baik dalam sistem manual maupun sistem
berbasis komputer. Bentuk pertama mencakup pembandingan saldo rekening control buku
besar dengan total saldo rekening buku pembantu yang bersangkutan. Jika kedua angka
tersebut tidak cocok, maka selisih harus diinvestigasi dan dibetulka. Bentuk kedua mencakup
pengujian seluruh transaksi yang terjadi menjelang akhir periode untuk memastikan bahwa
seluruh transaksi dicatat pada periode akuntansi yang tepat.
Laporan kontrol dapat membantu mengidentifikasi sumber kesalahan yang terjadi
dalam proses pemutakhiran buku besar. Daftar voucher jurnal urut nomor rekening
memudahkan mengidentifikasi penyebab kesalahan yang berpengaruh terhadap sebuah
rekening buku besar. Daftar voucher jurnal ini juga dapat menunjukan ketiadaan
beberapa posting. Akhirnya, daftar jurnal umum menunjukkan rincian (nomor rekening, kode
referensi sumber, nama rekening, angka yang didebit atau kredit) untuk setiap jurnal yang di-
posting ke buku besar. Laporan ini menunjukkan apakah otal debit dan total kredit yang di-
posting-kan ke buku besar sama angkanya.
Jejak Audit. Pada bab sebelumnya telah dijelaskan bahwa menggambarkan jalan
yang dilalui oleh sebuah transaksi dalam sistem akuntansi. Jejak audit ini memberikan
informasi yang dibutuhkan untuk melaksanakan aktifitas-aktifitas sebagai berikut:
1. Menelusur transaksi dari dokumen sumber asli kerekening buku besar, dan ke laporan atau
dokumen lain yang menggunakan data pada dokumen sumber.
2. Menelusur dokumen-dokumen yang muncul kembali dalam sebuah laporan atau dokumen
lain melalui buku besar ke dokumen sumber aslinya.
3. Menelusur seluruh perubahan dalam rekening buku besar dari saldo awal ke saldo akhir.
Meskipun bentuk jurnal dan buku besar pada sistem berbasis computer yang
konvensional kelihatannya bebeda namun informasi dasar yang muncul dalam laporan
8. kontrol yang sama. Sebagai contoh, file transaksi jurnal umum menunjukan seluruh jurnal
yang dibuat untukmemutahirkan buku besar. Fileinduk pelanggan berisi informasi tentang
saldo rekening piutang kepada setiap individu pelanggan. Saldo padafile ini
dapatdijumlahkan dan dibandingkan dengan saldo rekening kontrolpiutang dagang dalam
buku besar. Prosesyang sama juga dapatdilakukan untukmembandingkan catatan utang
dagang,persediaanbarang,dan aktiva tetap. Dalam sebuah SIA yang moderen, tidak
diselenggarakan dokumen sumber kertas. Dengan demikian, tembusan transaksaksi periodik
dan file induk dan penjaminan bahwa file-file tersebut tidak dapat diubah merupakan hal
yang penting.
Ancaman 2 : Akses ke Buku Besar Secara Tidak Sah (Unauthorized Access to the
General Ledger)
Akses ke buku besar oleh karyawan yang tidak berhak dapat berakibat data yang
bersifat rahasia bocor ketangan pesaing/merusak validitas dalam buku besar. Aksessemacam
ini juga dapat menciptakanpeluang untuk melakukan pencurian aktifa,oleh karena itu,
perusahaan perlu memiliki sistem pengawasan yang memadai untuk mencegah akses kbuku
besar secaratidak sah.
Identitasdanpemakai harus digunakan untuk mengawasi akses ke buku besardan untuk
memaksa adanya pemisahan tugas dengan pembatasan fungsi yang akan dilaksanakan oleh
setiap karyawan yang legitimate. Sebagai contoh, karyawan yang bertugasmenjaga aktivaatau
memiliki wewenang untuk mengontrolisasi pengeluaran barang tidak diperbolehkan
memuktahirkan buku besar. Contoh lain manajemen harus diberi wewenang “hanya” dapat
membaca catatan buku besar. Matrix pengendalian akses harus membatasi fungsi-fungsi yang
dapatdilaksanakan pada berbagai terminal di kantor kepala bagian akuntansi
Pengendalian tergadap pembuatan catatan voucher= jurnal juga penting karena
mereka mengotorisasi perubahn kesaldo rekening buku besar. Dengan demikian sistem harus
mengecek eksistensi kode otorisasi yangfalidpadasetiap jurnal. Jika hal ini tidak dilakukan,
itegritas buku besartidak terganggu. Kode otorisasi juga ikut membentuk jejak audit. Insfeksi
terhadap jejak audit memungkinkan deteksi terhadap akses ke buku besar secara tidak sah.
Ancaman 3: Kehilangan atau Kerusakan Data Buku Besar (Loss or Destruction of the
General Ledger).
Buku besaradalah sebuah komponenkunci dalam sebuah sistem informasi akuntansi sebuah
perusahaan oleh karena itu, perusahaan perlu menetapkan prosedurpembuatan cadangan data
(back up) dan prosedurpemulihan untuk memulihkannya pengawasan back up mencakup :
1. Penggunaan lebel internal dan eksternal untuk melindungi data terhadap kerusakan yang
tidak sengaja terhadap buku besar.
2. Pembuatan cadangan secara reguler (teratur terhadap buku besar). Minimum 2 copy
cadangan data buku besar harus dibuat. 1copyharus diletakan di lokasi pengolahan
data,sehingga setiap dibutuhkan segera tersedia. 1 copy lagi harus diletakan diloksi diluar
perusahaan (misalnya di simpan di bank dalam safe deposite box) untuk mengantisipasi
terjadinya bencana seperti terjadinya banjir,kebakaran,dll.
Selain itu rencana pemulihan bencana ( disaster recovery planning ) juga penting.
Dengan meningkatan ketergantungan perusahaan terhadap EDI,EFT,dan internet untuk
9. melaksanakan aktivitas bisnis harian,tidak ada satu pun perusahaan dapat survive untuk
jangka waktu lama,jika komputernya tidak dapat berfungsi dengan baik.dengan dimilikinya
rencana pemulihan rencana ini,maka sebuah perusahaan yang mengalami bencana
dapatsegera melaksanakan aktifitasnya beberapa hari setelah bencana.
3. Dampak Perkembangan TI Seperti Dalam Implementasi Extensible Bussiness Reporting
Language (XBRL) Berbasis Web Pada Suatu Perusahaan Dan Contoh
Implementasinya Pada Perusahaan
Pengertian XBRL
XBRL merupakan singkatan dari eXtensible Business Reporting Languagedan merupakan
'keluarga' dari bahasa programming XML (eXtended Markup Language). XBRL merupakan
bahasa XML yang dibuat secara khusus untuk kepentingan bisnis. Struktur XBRL mirip
dengan bahasa XML. Namun fungsi XBRL lebih baik daripada XML karena XBLR mampu
menampung kebutuhan semantik pelaporan keuangan yang melibatkan keterkaitan ganda
antara satu elemen dengan elemen lainnya dalam laporan keuangan, serta memiliki fitur
extensibilitas yang jauh lebih baik daripada XML.
XBRL pada dasarnya merupakan upaya untuk menambahkan suatu deskripsi terstandar
(tagging) pada informasi bisnis dan keuangan (termasuk laporan keuangan). XBRL
menerapkan konsep metadata dan bersifat free standard, dikembangkan dan diawasi
pemanfaatannya oleh XBRL International Consortium (http://xbrl.org), suatu lembaga
nirlaba internasional.
XBRL dapat dimanfaatkan untuk meningkatkan kemampuan sistem pelaporan secara
elektronik. Untuk mempermudah pemahaman, XBRL dapat disamakan dengan
pemberian barcode pada informasi atau data, sehingga akan mempermudah user dalam
membaca laporan, mengelompokkan informasi, dan menganalisisnya secara cepat.
XBRL seringkali dipahami secara kurang tepat karena XBRL bukanlah suatu
merk software atau aplikasi yang akan menggantikan aplikasi atau sistem yang sudah ada.
XBRL bukanlah suatu standar akuntansi baru dan penerapannyapun tidak memerlukan
perubahan standar akuntansi yang sudah diterapkan di suatu negara. XBRL juga tidak akan
merubah format pelaporan. XBRL juga bukan chart of accounts dan juga bukan alat
translasi chart of accounts.
Manfaat XBRL
Secara umum, manfaat XBRL adalah:
1. Meningkatkan kegunaan sistem pelaporan keuangan secara elektronikkarena fomatnya sudah
terstandar sehingga menghasilkan informasi dan data yang comparable dan mudah dianalisis.
Selain itu, validasi datanya disajikan secara otomatis sehingga meminimkan terjadinya
kesalahaninput.
2. Memudahkan dilakukannya publikasi laporan, karena XBRL dapat diolah kembali ke format
yang diinginkan seperti PDF, HTML, Excel, TXT, dan lain sebagainya.
10. 3. Memudahkan akses informasi keuangan terutama untuk investor internasional, karena XBRL
menerapkan suatu standar identifikasi informasi. Investor asing memungkinan dapat
melakukan analisis secara mandiri dan melakukan perbandingan dengan bahasa mereka
sendiri.
4. Mempercepat pengambilan keputusan bisnis. Karena XBRL menyajikan informasi keuangan
secara transparan dan mudah, jadi hal ini memudahkan penggunanya melakukan analisis serta
mempercepat pengambilan keputusan bisnis.
Manfaat lain dari XBRL secara rinci adalah sebagai berikut:
1. XBRL menawarkan manfaat utama di semua tahap pelaporan dan analisis bisnis. Manfaatnya
dapat dilihat penggunaannya secara otomasi, hemat biaya, penanganan lebih cepat, lebih
dapat diandalkan, dan lebih akurat dari data, analisis peningkatan dan kualitas yang lebih baik
dari informasi dan pengambilan keputusan.
2. XBRL memungkinkan produsen dan konsumen dari data keuangan untuk beralih sumber
daya dari proses manual mahal, biasanya melibatkan perbandingan, perakitan dan re-
entry data. XBRL dibantu oleh softwareyang dapat memvalidasi dan memanipulasi informasi
XBRL.
3. Manfaat XBRL dapat diperoleh bagi semua yang membutuhkan untuk mengumpulkan
informasi bisnis, termasuk pemerintah, regulator, lembaga ekonomi, bursa efek, perusahaan
informasi keuangan dan sejenisnya, dan mereka yang memproduksi atau menggunakannya,
termasuk akuntan, auditor, manajer perusahaan, analis keuangan, investor dan kreditur. Di
antara mereka yang dapat mengambil keuntungan dari XBRL termasukvendor
software akuntansi, industri jasa keuangan, hubungan investor perusahaan dan industri
teknologi informasi.
4. Pengolahan data otomatis. XBRL akan mengurangi dan menghilangkan kebutuhan karyawan
untuk menginput data secara manual ke dalam aplikasi seperti Excel untuk mentransfer data
ke media elektronik sepertiwebsite atau blog. Karena komputer dapat membaca perintah (tag)
dengan mudah maka tidak perlu lagi menginput data secara manual, karena dengan
menggunakan XBRL untuk mengentri data yang akan dianalisis dengan cepat dan akan
disorot secara otomatis.
5. Pengatur pelaporan keuangan. Pada bulan Mei 2008, SEC (Securities and Exchange
Commission) mewajibkan semua perusahaan publik untuk menggunakan XBRL untuk
mengajukan laporan keuangan mereka dengan database EDGAR SEC. Hal ini diantisipasi
oleh perubahan yang akan memberikan investor dan instansi pemerintah lainnya dengan
meningkatkan integritas data dan keseragaman. Perubahan ini juga yang memungkinkan
untuk peningkatan transparasi catatan keuangan perusahaan publik untuk investor. XBRL
juga dapat membantu regulator untuk melihat kesenjangan dalam keuntungan dan kerugian
laporan keuangan.
6. Penghematan biaya. Sebelum adanya XBRL, bahasa pemrograman yang digunakan
adalah Hyper Text Markup Language (HTML), yang memiliki perintah (tag) yang sangat
rumit. Sebelum keputusan SEC, perusahaan publik mengajukan laporan keuangan mereka
dengan menggunakan HTML, spreadsheet, atau PDF yang memungkinkan banyak kesalahan
dalam menginput serta lebih lambat. Dan ini menghabiskan biaya yang mahal untuk
mengirim, menerima, memvalidasi dan mengaudit laporan keuangan. Dengan adanya XBRL
diharapkan dapat mengurangi biaya secara signifikan. Jika biaya ini dipindahkan ke investor,
11. maka penghematan keuangan yang dihasilkan oleh bahasa pemrograman baru ini dapat
direalisasikan secara luas.
7. Kemampuan multi-bahasa. XBRL dapat membaca dan memahami data yang dikirim antara
berbagai komputer dengan menggunakan bahasa yang berbeda. Para taksonomi dan perintah
(tag) merupakan sistem yang dirancang untuk dapat dibaca oleh komputer. Software dan
yang memungkinkan perusahaan untuk mentransfer informasi yang ada ke XBRL cepat dan
efisien. Auditor di seluruh dunia dapat meluangkan lebih banyak waktu mereka untuk
meninjau data yang diterima dari negara lain daripada berfokus pada memvalidasi keakuratan
informasi. XBRL juga dapat membaca dan memahami data yang dikirim menggunakan
standar akuntansi ganda.
8. Menghemat waktu. Salah satu manfaat terbesar untuk diwujudkan dari menggunakan XBRL
adalah penghematan waktu. Salah satu contoh, dulu sebelum adanya XBRL untuk mencari
informasi tertentu akan memakan waktu berjam-jam namun dengan adanya XBRL bisa
mendapatkan informasi dalam waktu persekian detik.
9. Analisis data. User dapat menggunakan perangkat lunak secara otomatis untuk memvalidasi
data yang diterima melalui XBRL. Perangkat lunak ini juga dapat menganalisa data dan
masalah-masalah tingkat tinggi dalam data sehingga auditor atau akuntan dapat meneliti lebih
dalam lagi apa yang mereka kerjakan sebelumnya. Analisis yang lebih menyeluruh akan
membekali para pebisnis untuk lebih percya diri dalam membuat lapran keuangan yang
berdampak pada perusahaan, pasar modal, dan komutitas global. Selain itu, bank dan
lembaga keuangan lainnya dapat menganalisis aplikasi kredit serta laporan keuangan
pinjaman lebih cepat da lebih akurat yang dapat meningkatkan ersetujuan kredit yang baik
dan secara signifikan dapat menurunkan penerimaan loan kepada peminjam beresiko tinggi.
XBRL dan isi akuntansi
Keterkaitan XBRL dengan Corporate Governance dan Kinerja Perusahaan
Corporate governance dan kinerja perusahaan adalah isu yang berkembang sejak dulu
di akuntansi. Penyajian laporan keuangan yang baik merupakan salah satu upaya corporate
governance. Kinerja perusahaan sering dinilai dari data-data pada laporan keuangan
perusahaan. Telah banyak penelitian yang melakukan pengujian terhadap berbagai
anteseden corporate governance dan kinerja perusahaan. Berdasarkan penelitian Premuroso
dan Bhattacharya (2008), Corporate Governance secara signifikan dan positif terkait dengan
keputusan perusahaan untuk menjadi perusahaan awal dan sukarela yang menyampaikan
informasi keuangan dalam format XBRL. Pada saat yang sama, faktor kinerja perusahaan
termasuk likuiditas dan ukuran perusahaan juga terkait dengan keputusan pengajuan
penggunaan awal dan sukarela XBRL. Alles and Piechocki (2012) menyatakan bahwa
analisis proses pembuatan keputusan governance menunjukkan bahwa XBRL merupakan
cara-cara baru melihat dan memanipulasi data guna menghasilkan informasi yang lebih baik,
yang bila dikombinasikan dengan alat analitik lebih baik akan mengarah ke pengetahuan
yang memungkinkan para pemangku kepentingan dalam dan di luar perusahaan untuk
membuat keputusan corporate governance yang lebih baik. Oleh karena itu, nilai tambah dari
XBRL berasal dari menggunakannya sebagai alat untuk memisahkan dan memformat data,
serta dengan melihat masalah dengan cara yang baru, yang dirangsang untuk menghasilkan
12. informasi dan pengetahuan baru, untuk membebaskan data dari penyusun dan
demokratisasinya untuk pengguna.
Keterkaitan XBRL dengan Transparansi dan Efisiensi
Pelaporan keuangan adalah salah satu bentuk transparansi manajemen terhadap pihak-
pihak yang berkepentingan dengan perusahaan. Melalui laporan keuangan, dapat dilihat
berbagai aktivitas yang dilakukan perusahaan untuk setahun terakhir. Namun diharapkan
proses ini tidak memakan biaya besar atau dapat dilakukan seefisien mungkin. Hasil
penelitian Chen (2012) meneliti implementasi e-government dari XBRL untuk meningkatkan
akuntabilitas dan transparansi dalam bisnis dan informasi keuangan. Hasil penelitiannya
menunjukkan bahwa XBRL membuat transparansi informasi dan efisiensi dalam
pengumpulan dan penyebaran informasi prioritas sehingga akan membantu mencapai tujuan-
tujuan program.
Keterkaitan XBRL dengan Asimetri Informasi
Asimetri informasi adalah isu yang mendapat perhatian sangat besar oleh para peneliti
akuntansi. Asimetri informasi dapat menyebabkan ketidak seimbangan banyaknya informasi
yang dimiliki antara agen dan prinsipal. Asimetri informasi akan menguntungkan salah satu
pihak yang memiliki informasi lebih banyak (misal manajer) dan merugikan pihak lain.
Yoon, Zo dan Ciganek (2010) melakukan penelitian yang menguji apakah adopsi XBRL
mengurangi asimetri informasi atau tidak dalam konteks pasar saham. Hasil penelitiannya
menemukan bahwa terdapat hubungan yang signifikan dan negatif antara adopsi XBRL dan
informasi asimetri, yang menyiratkan bahwa adopsi XBRL dapat menyebabkan pengurangan
asimetri informasi di pasar saham. Selain itu, efek adopsi XBRL untuk mengurangi asimetri
informasi lebih kuat kuat bagi perusahaan berukuran besar daripada perusahaan berukuran
menengah dan kecil.
Penggunaan XBRL di Indonesia
Implementasi XBRL di suatu negara memerlukan kerjasama antar lembaga. Hal ini
dikarenakan XBRL bukan hanya memerlukan dukungan teknologi, tapi lebih dari itu adalah
kesiapan standardisasi (taxonomy) dan regulasi yang mengatur pengimplementasiannya.
Sebagai contoh adalah negara Hong Kong yang membangun Preparatory Working Group
(PWG) untuk komunikasi data dan elektronik bisnis dan keuangan. Grup ini bertugas untuk
mengidentifikasi aplikasi regulasi dan bisnis XBRL dalam pengimplementasian XBRL
untuk lingkungan pelaporan keuangan di Hongkong.
Dari penjelasan tersebut terlihat bahwa pengembangan dan implementasi XBRL di
suatu negara seharusnya dilaksanakan dengan melakukan koordinasi dari seluruh partisipan
yang terkait dalam Business Reporting Supply Chain.
Hasil dari pelaporan berbasis XBRL, secara otomatis akan menghasilkan format
laporan dalam bentuk Ms Excel, HTML, PDF, dan XBRL. Seperti yang dikembangkan oleh
Deutsche Börse. Berikut adalah contoh implementasi XBRL dalam pelaporan keuangan
secara elektronik.
Dengan mengembangkan sistem pelaporan secara elektronik via internet serta didukung
dengan implementasi XBRL, Bapepam-LK diharapkan dapat meningkatkan kemampuannya
13. sebagai salah satu sumber informasi dan data keuangan yang penting dimasa mendatang.
Karena saat ini, Badan pengawas pasar modal dan lembaga keuangan (BAPEPAM dan LK)
Departemen Keuangan RI, memiliki peranan penting yang berkaitan dengan penyampaian
pelaporan. Peranannya menjadi sangat penting mengingat semakin meningkatnya jumlah
instuisi-instuisi yang akan diawasi.
Salah satu tugas regulator keuangan diseluruh dunia saat ini adalah bagaimana meningkatkan
sistem pengawasan secara elektronik untuk memastikan bahwa data dan informasi yang
disampaikan oleh institusi-institusi yang diawasinya adalah benar dan akurat. Hal tersebut
sangat terkait dengan kebutuhan investor dalam mengakses data.
Situs “XBRL Initiative” yang ada pada web bapepam ditujukan sebagai sarana untuk
menyebarkan informasi mengenai hasil observasi. Suatu model (show case) telah
dikembangkan bersama IASC Foundation XBRL Team. Selain untuk mempermudah
pemahaman publik terhadap pemanfaatan XBRL, model tersebut diharapkan dapat digunakan
menjadi bahan pertimbangan lebih lanjut mengenai kajian dan rencana implementasi XBRL
di Indonesia.
XBRL ini dapat meningkatkan kemudahan akses informasi finansial, terutama bagi investor
internasional karena XBRL menerapkan suatu standar identifikasi informasi.
Terdapat dua tujuan utama berkaitan dengan XBRL Initiative Project ini, yaitu:
a. Mengembangkan suatu model sederhana (show case) yang akan menggambarkan bagaimana
XBRL dapat digunakan untuk mendukung sistem pelaporan secara elektronik. Model akan
menjelaskan proses penyampaian laporan keuangan dari emiten (sektor manufaktur) kepada
Bapepam-LK, yang sudah berbasis XBRL, dan proses yang terjadi sesudahnya.
b. Memperlihatkan kepada publik (user) mengenai manfaat yang akan diperoleh jika
penyampaian informasi yang dilakukan telah menerapkan konsep XBRL
Berikut merupakan gambaran singkat mengenai show case yang dibangun*:
*) Beberapa software yang digunakan dalam show case merupakan trial-
version dan free-license software, yang BOLEH dimanfaatkan untuk kepentingan proyek ini
dan keperluan edukasi saja (non-bisnis)
Taxonomy Initiative Program
XBRL terdiri dari dua bagian penting, yaitu tasonomi dan instans (instances). Instans
adalah informasi keuangan yang sudah ditandai (ditag) dengan menggunakan kaidah sintaksis
bahasa markup XBLR. Sedangkan taxonomy merupakan kumpulan definisi-
definisi terstandar dari seluruh elemen (termasuk akun laporan keuangan) yang tercakup pada
suatu laporan.Taxonomy juga menjelaskan hubungan antar-elemen.
Contohnya elemen Asset. Taxonomy akan menjelaskan apa yang dimaksud dengan
elemen asset tersebut (definisi), dimana posisi elemen tersebut di neraca (debit), elemen-
elemen apakah yang termasuk dalam pengertiannya (cash, inventory, dll), disebut apakah aset
dalam bahasa tertentu (label), dan lain sebagainya. Deskripsi inilah yang akan ditambahkan
secara elektronik (tagging) pada semua elemen yang dibutuhkan pada pelaporan.
Taxonomy dapat dikembangkan oleh siapa pun, baik itu regulator, akademik,
perusahaan, asosiasi, dan lain-lain. Dan taxonomy juga dapat dikembangkan (extent) oleh
siapa pun.
14. Pada proyek ini, taxonomy yang disusun khusus diperuntukan bagi penyampaian
laporan keuangan oleh Emiten kepada Bapepam-LK. Adapun sektor yang dipilih sebagai
model taxonomy adalah sektor manufaktur, yang disusun berdasarkan Surat Edaran Bapepam
No: 02/ 2002: Pedoman Penyajian dan Pengungkapan Laporan Keuangan Emiten atau
Perusahaan Publik untuk Industri Manufaktur.
Taxonomy akan sulit dilihat atau dijelaskan tanpa bantuan aplikasi tertentu
karena taxonomy pada dasarnya hanya merupakan kumpulan deskripsi elemen secara
elektronik. Untuk melihat taxonomy secara lebih mudah, user dapat menggunakan ABRA
(Adaptive Business Reporting Format)viewer yang dipersiapkan oleh IASCF
XBRL Team untuk kepentingan proyek ini.
Cara Kerja XBRL
Seperti yang telah disebutkan sebelumnya, XBRL merupakan sistem pelaporan yang
berbasis XML (Extensible Markup Language). XBRL dapat dikatakan melakukan
pemberian barcode pada informasi atau data sehingga akan mempermudah pengguna dalam
membaca laporan, mengelompokkan, dan menganalisisnya secara cepat. Selain itu,
basis tagging data ini membuat komputer dapat mengindentifikasi item dari data sehingga
dapat diproses secara efektif dan efisien.
Saat ini, dapat dikatakan bahwa XBRL merupakan sistem yang berbasis XML terbaik
dan fleksibel karena dapat memenuhi kebutuhan bisnis dan informasi keuangan. XBRL
memungkinkan identifikasi tag yang unik yang dapat diterapkan ke item data keuangan.
Selain itu, XBRL memungkinkan label dalam berbagai bahasa serta dapat digunakan sebagai
referensi akuntansi atau informasi untuk anak perusahaan lainnya. XBRL juga menunjukkan
bagaimana keterkaitan item satu dengan item lainnya. Hal tersebut dapat menggambarkan
bagaimana item-item itu dihitung.
XBRL dapat dengan mudah diperluas, sehingga perusahaan dan organisasi lainnya
dapat menyesuaikan dengan memenuhi berbagai persyaratan khusus. Struktur yang kaya dan
kuat yang disediakan oleh XBRL memungkinkan penanganan data bisnis yang sangat efisien
oleh komputer. Penggunaan XBRL dapat mendukung semua tugas-tugas standar yang
diperlukan dalam penyusunan, penyimpanan, dan penggunaan data bisnis. Informasi yang
ada dikonversikan dengan proses pemetaan yang sesuai atau yang disajikan oleh perangkat
lunak komputer. Kemudian, informasi tersebut dapat dicari, dipilih, ditukar atau dianalisis
oleh komputer dan diterbitkan.
Taksonomi XBRL juga ditampilkan dalam situsnya dan dapat dipilih bahasa yang
akan digunakan. Setiap skema kategoris mendefinisikan tagkhusus untuk setiap item data
(seperti laba bersih). Karena yuridis nasional mempunyai peraturan akuntansi yang berbeda
sehingga masing-masing mempunyai taksonomi untuk pelaporan keuangan. GL taksonomi
adalah sebuah taksonomi khusus yang dirancang untuk mendukung pengumpulan data dan
pelaporan internal dalam organisasi. Biasanya sebagian besar pengguna XBRL tidak
memahami teknikal infrastruktur bahasa sistem ini. Maka dari itu perusahaan perangkat lunak
seperti penyedia software akuntansi perlu mempertimbangkan akun dari XBRL dan berbagai
fiturnya dalam memproduksi produk mereka.
15. Laporan keuangan yang tersaji dalam bentuk hardcopy (paper based) seperti yang
terlihat di bawah ini memiliki elemen-elemen yang bersifat statis. Artinya ketika elemen
tersebut telah dilaporkan kepada pengguna, pengguna hanya dapat melihatnya dalam sajian
nominal yang sudah terkunci dalam format tertentu (HTML, PDF, DOC, dan XLS).
Gambar di atas hanya bisa dibaca oleh manusia. Komputer memerlukan data yang
terstruktur dalam penyajian datanya agar dapat dikenali dan dibaca oleh OS / software. Ide
dasar inilah yang mendasari konsep teknis dari XLBR, daripada memerlakukan laporan
keuangan hanya sebagai teks, halaman webatau dokumen tercetak, akan lebih
bak memerlakkan setiap elemen laporan keuangan sebagai individu data terpisah yang unik.
Contoh kodifikasi atas baris laporan keuangan di atas dengan menggunakan XBRL
diperlihatkan gambar di bawah ini.
Skrip bahasa XBRL di atas dapat dijelaskan sebagai berikut:
ifrs-gp: taksonomi XBRL yang disetujui oleh IASC.
unitRef: mendefinisikan jenis mata uang yang digunakan dalam laporan keuangan yang
merujuk pada ISO 4217.
decimals: mereferensikan jumlah desimal yang digunakan oleh elemen-elemen laporan
keuangan.
contexRef: mereferensikan konteks informasi keuangan tersebut digunakan.
Skrip yang dikemukakan di atas merupakan contoh ringkas mengenai kodifikasi atas
elemen dalam laporan keuangan dengan menggunakan XBRL. Dokumen yang berisikan
elemen-elemen yang telah ditandai tersebut harus dilengkapi juga dengan beberapa
skrip markup tambahan sesuai dengan skema XML agar menjadi dokumen instans XBRL
yang lengkap.
Untuk melihat dokumen XBRL seperti yang diperlihatkan pada gambar di atas,
diperlukan perangkat lunak yan gmampu mengenali bahasa XBRL. Perangkat lunak tersebut
harus memiliki XML Parser. Jika format XBRL tersebut dipublikasi secara online
menggunakan internet, modul inline XBRL dapat dipergunakan sehingga dokumen XBRL
tersebut dapat ditampilkan pada beberapa browser yang telah dilengkapi XHTML atau
XML Parser.
Berikut ini adalah ilustrasi yang menggambarkan perbedaan antara sistem pelaporan
keuangan yang masih tradisional (tanpa menggunakan XBRL) dan sistem pelaporan
keuangan yang menggunakan XBRL:
Contoh Kasus Penggunaan XBRL
Perusahaan Ralph Lauren Corp. sebagai contoh kasus pengguna XBRL dalam
pelaporan keuangannya. Ralph Lauren Corporationadalah perusahaan dagang
internasional yang berbasis di Amerika Serikat.Perusahaan ini menjual pakaian, aksesoris,
parfum, dan alat-alat rumah tangga untuk pria, wanita, dan anak-anak di seluruh dunia.
Ralph Lauren Corp. didirikan oleh desainer Amerika, Ralph Lauren pada1967. Polo
Ralph Lauren adalah merek unggulan perusahaan dan perusahaan ini masih mengelola
16. beberapa merek lain, termasuk Ralph Lauren Black Label, Ralph Lauren Purple Label, Ralph
Lauren Blue Label, Lauren Ralph Lauren, Club Monaco dan Chaps.
Ralph Lauren Corp. atau yang dulunya bernama Polo Ralph Lauren Corp. merupakan
salah satu dari 500 perusahaan besar besar yang pengungkapan laporan keuangannya harus
diubah menggunakan XBRL setelah diperintahkan untuk mengubahnya oleh SEC untuk
tahun setelah tahun fiskal yang berakhir pada 15 Juni 2009.
Berikut ini adalah contoh pelaporan keuangan Ralph Lauren Corp. yang berbasis XBRL:
17. DAFTAR PUSTAKA
1. Hapzi Ali, 2016, Modul Sistem Informasi & Pengendalian Internal. Mercu Buana
2. Hapzi Ali, 2009, Sistem Informasi Manajemen, Berbasis Teknologi Informasi, Hasta Cipta
Mandiri, Jogyakarta
3. http://belajarinvestasi.my.id/buku-besar-akuntansi/
4. https://www.academia.edu/10239580/SISTEM_BUKU_BESAR_DAN_PELAPORAN
5. http://ainiyee.blogspot.co.id/2015/06/buku-besar-dan-siklus-pelaporan-keuangan.html
6. http://yuriaiuary.blogspot.co.id/2013/09/siklus-buku-besar-dan-pelaporan.html
7 http://wandaanindita.blogspot.co.id/2014/01/extensible-business-reporting-language.html