SlideShare une entreprise Scribd logo
1  sur  13
Télécharger pour lire hors ligne
ANALISIS PERSEPSI ANAK TERHADAP GAYA PENGASUHAN ORANGTUA,
 KECERDASAN EMOSIONAL, AKTIVITAS DAN PRESTASI BELAJAR SISWA
               KELAS XI DI SMA NEGERI 3 SUKABUMI

  (Analysis of Children Perspective Parenting Form, Emotional Intelligence, Activities, and
 Learning Achievement of Students of Eleventh Class Student in SMA Negeri 3 Sukabumi)

                             Riza Arisandi1 dan Melly Latifah2

      ABSTRACT. The study aimed to analyze child’s perception on parenting style,
      level of emotional intelligence and academic achievement of high school
      students at SMA 3 Sukabumi. Results showed that more than 60 percent
      student perceived that parenting style is classified as emotional coach. In
      general level of EQ of the students classified as moderate (62.8%) while the
      rest classified as high. There was significant difference in term of duration of
      student activities based on classes (IPA or IPS) while by gender there was not
      significance. Academic achievement of girls was significantly higher than boys,
      also their motor achievement. Parenting style of the parent was significantly
      correlated with EQ of student, particularly in term of emotional awareness, self
      motivation, social relationship, and total EQ. In line with this total EQ and social
      relationship have positive and significant correlation with cognitive
      achievement, while empathy, social relationship and total EQ also have
      significant associations with motor achievement. Only self motivation was
      significantly related to attitude of students.

      Keywords: parenting, emotional intelligence, academic achievement,
                senior high school students

PENDAHULUAN                                         Sukabumi. Secara khusus penelitian
      Kecerdasan emosional pada                     ini bertujuan untuk ;1) menganalisis
masa remaja diperlukan sebagai bekal                keragaan gaya pengasuhan orangtua;
keterampilan emosi dan sosial untuk                 2) menganalisis keragaan kecerdasan
mengenali, mengolah, dan mengontrol                 emosional, aktivitas, dan prestasi
emosi dalam mengatasi berbagai                      belajar siswa berdasarkan jenis
rintangan      hidup.       Kecerdasan              kelamin dan kelas (IPA atau IPS); 3)
emosional yang dimiliki didapatkan                  menganalisis       hubungan        gaya
melalui peran pengasuhan orangtua.                  pengasuhan        orangtua      dengan
Menurut Goleman (1997) orangtua                     kecerdasan          emosional;        4)
yang terampil secara emosional                      menganalisis hubungan kecerdasan
memiliki        anak-anak          yang             emosional dengan aktivitas dan
pergaulannya          lebih        baik,            prestasi    belajar    siswa     ;    5)
memperlihatkan lebih banyak kasih                   menganalisis     hubungan      aktivitas
saying, lebih pintar menangani emosi                dengan prestasi belajar siswa.
dan lebih efektif menenangkan diri
saat     marah.     Remaja     dengan               METODE
kecerdasaan       emosional       tinggi            Tempat dan Waktu Penelitian
cenderung aktif di berbagai aktivitas                   Penelitian dilakukan di Sekolah
dan memiliki prestasi belajar yang                  Menengah Atas Negeri 3 (SMAN 3)
baik.                                               Sukabumi yang terletak di jalan Ciaul
      Penelitian ini bertujuan untuk                Pasir No. 21 Kota Sukabumi, Propinsi
menganalisis       persepsi     remaja              Jawa Barat. Pengumpulan data
terhadap gaya pengasuhan orangtua,                  dilakukan pada bulan April sampai Mei
kecerdasan emosional, aktivitas, dan                2007.
prestasi belajar siswa kelas XI di
Sekolah Menengah Atas Negeri 3
Cara Pemilihan Contoh                       HASIL DAN PEMBAHASAN
     Contoh penelitian ini adalah siswa
kelas 11 SMAN 3 Sukabumi, dengan            Karakteristik Keluarga
pertimbangan siswa kelas 11 telah                Apabila dilihat dari besar keluarga,
memiliki pengalaman belajar di SMA          contoh menyebar pada keluarga kecil
relatif cukup lama dibandingkan kelas       dan sedang dengan proporsi yang
10, tetapi tidak disibukkan dengan          hampir sama. Menurut Pulung (1993)
persiapan Ujian Akhir Nasional seperti      diacu dalam Soetjiningsih (1995),
kelas 12. Populasi penelitian sejumlah      besar keluarga akan mempengaruhi
364 siswa yang terdiri dari kelas 11        tingkah laku anak. Semakin besar
IPA (202 siswa) dan kelas 11 IPS (162       keluarga, maka semakin sedikit
siswa). Jumlah populasi target yaitu        perhatian yang diperoleh anak dari
sejumlah 100 siswa, kemudian dipilih        orangtua.
sejumlah 78 siswa agar dapat                         Berdasarkan          pendidikan
memenuhi jumlah contoh minimal              orangtua, jumlah ayah               yang
yang diperlukan. Sampel penelitian          berpendidikan Perguruan Tinggi lebih
dihitung menggunakan formula Slovin         besar dari ibu, sedangkan jumlah ayah
(1960) diacu dalam Umar, H (2003)           yang berpendidikan SMA sama
sebagai berikut :                           dengan ibu. Dapat disimpulkan bahwa
                                            kelompok pendidikan ayah dan ibu
                    N
         n =                                contoh termasuk kategori baik dan
                1 + Ne       2
                                            pendidikan ayah cenderung lebih
                                            tinggi dari ibu.
                                                 Rata-rata pendapatan per kapita
Jenis dan Cara Pengumpulan Data             per bulan sebesar Rp 706 350.42. Bila
    Jenis data yang dikumpulkan             dilihat berdasarkan Produk Domestik
meliputi data primer dan data               Regional Bruto (PDRB) (BPS 2002),
sekunder. Data primer dikumpulkan           pendapatan per kapita per bulan
dengan alat bantu kuisioner yang diisi      masyarakat Sukabumi, sebesar Rp
oleh    contoh    setelah     mendapat      462 052. Dengan demikian, keluarga
penjelasan dari peneliti. Data sekunder     contoh memiliki pendapatan rata-rata
meliputi prestasi belajar dan keadaan       di atas rata-rata PDRB Sukabumi.
umum sekolah yang diperoleh dari            Menurut Gunarsa dan Gunarsa (2004),
pihak sekolah.                              keadaan ekonomi keluarga yang
                                            cukup menyebabkan orangtua lebih
Pengolahan dan Analisis Data                mempunyai waktu untuk membimbing
     Data yang diperoleh diolah dan         anak karena orangtua tidak lagi
dianalisis secara deskriptif dan            memikirkan tentang keadaan ekonomi
inferensial    dengan     menggunakan       yang kurang.
program komputer Statistical Package
for Sosial Science (SPSS) versi 13.0        Gaya Pengasuhan Orangtua
for Windows. Proses pengolahan                   Seperti disajikan pada gambar 1
meliputi editing, coding, entry, scoring,   hampir seluruh orangtua contoh
dan cleaning data. Data deskriptif yang     (93.6%) memiliki gaya pengasuhan
sudah diolah disajikan dalam bentuk         laissez faire dalam kategori sedang,
tabel frekuensi. Uji beda yang              dan lebih dari setengah orangtua
digunakan adalah uji beda Mann-             contoh (60.3%) memiliki gaya pelatih
Whitney (data berskala nominal) dan         emosi dalam kategori tinggi. Menurut
uji beda T-test (data berskala rasio).      Gottman dan Claire (1998), seorang
                                            anak yang memiliki orangtua pelatih
                                            emosi akan memiliki kecerdasan
                                            emosional yang baik, kesehatan fisik
yang baik, dan memiliki hubungan                              dan seni membina hubungan sebagian
                           dengan teman yang baik.                                       besar berada pada kategori cukup
                                                                                         (60.3%, 59.0, 70.5% dan 56.4%) dan
                     120                                                                 kurang dari 40 persen termasuk
P erse nt ase (% )
                                                   93.6                                  kategori baik (38.5%, 33.3%, 24.4%
                      90                                                                 dan 35.9%) pada keempat skala
                                            56.4 55.1                       60.3         kecerdasan     emosional       tersebut.
                      60
                                35.9                     37.2                            Sebaliknya untuk empati, lebih dari
                      30 23.1                                   20.5                     separuh contoh berada pada kategori
                                                                       9 5.1
                       0           1.3 2.6                                               baik     (52.6%).    Secara       umum
                                Rendah          Sedang                 Tinggi
                                                                                         menunjukkan      bahwa     lebih    dari
                                                                                         separuh contoh berada pada kategori
                                                Kategori
                                                                                         cukup (62.8%) dan sisanya kategori
                       Orangtua Mengabaikan         Orangtua Tidak Menyetujui            baik.
                       Orangtua Laissez Faire       Orangtua Pelatih Emosi
                                                                                               Jika     dilihat      kecerdasan
                                                                                         emosional     pada     laki-laki    dan
                                                                                         perempuan, maka hasil uji beda Mann-
                     Gambar 1.        Sebaran contoh berdasarkan                         Whitney menunjukkan bahwa tidak
                                      kecenderungan gaya pengasuhan                      terdapat perbedaan nyata dalam
                                      orangtua                                           kecerdasan emosional antar jenis
                                                                                         kelamin. Begitu pula kecerdasan
                                                                                         emosional contoh dari kelas IPA dan
                                 Pada tabel 1 tampak bahwa                               IPS, menunjukkan bahwa tidak
                           kecerdasan emosional contoh pada                              terdapat perbedaan nyata dalam
                           skala    kesadaran     emosi     diri,                        kecerdasan emosional antara kedua
                           pengelolaan emosi diri, motivasi diri                         kelompok.

                           Tabel 1.       Sebaran contoh berdasarkan kecerdasan emosional
                           No            Kecerdasan                          Kategori                                       Total
                                         Emosional           Sangat    Kurang Cukup Baik                         Sangat
                                                             kurang                                               Baik
                           1      Kesadaran Emosi
                                                             %                      0      1.3     60.3   38.5          0    100
                                        Diri
                           2     Pengelolaan Emosi
                                                             %                      0      6.4     59.0   33.3        1.3    100
                                        Diri
                           3
                                       Motivasi Diri         %                      0      5.1    70.5    24.4          0    100

                           4
                                          Empati             %                      0       0      44.9   52.6        2.6    100

                           5             Membina
                                                             %                     1.3     3.8    56.4    35.9        2.6    100
                                         Hubungan
                           6           Kecerdasan
                                                             %                      0       0      62.8   37.2          0    100
                                        Emosional


                           Aktivitas                                                     aktivits    belajar   di    rumah(1.6
                                                                                         jam/hari/orang).    Rata-rata     lama
                                  Jenis dan rata-rata alokasi
                                                                                         akativitas rumah tangga contoh yaitu,
                           waktu. Tabel 2 menunjukkan bahwa
                                                                                         selama 0.4 jam per hari. Jenis aktivitas
                           rata-rata lama aktivitas waktu luang
                                                                                         rumah tangga yang dilakukan contoh,
                           contoh (4.3 jam/hari/orang) lebih lama
                                                                                         yaitu, mencuci piring, membereskan
                           daripada waktu yang digunakan untuk
rumah, menyapu, dan mengerjakan                kelas IPS (+1.3 jam per hari).
kebutuhan sekolah seperti mencuci              Sementara itu, aktivitas menonton
sepatu dan menggosok baju. Lama                televisi, mendengarkan musik dan
aktivitas bersosialisasi yang dilakukan        main game anak dari kelas IPS lebih
contoh ± 1.4 jam/hari/orang, yaitu             lama dari anak IPA. Begitu pula rata-
bermain, pertemuan keluarga atau               rata lama aktivitas bersosialisasi anak
seminar dan mengobrol.                         dari kelas IPS lebih lama daripada
    Jenis aktivitas dan rata-rata              anak kelas IPA. Hasil uji beda T-test
alokasi waktu contoh dari kelas IPA            menunjukkan          bahwa     memiliki
dan IPS, yaitu contoh dari kelas IPA           perbedaan dalam aktivitas antar kelas
belajar di rumah (+ 2 jam perhari) lebih       (IPA / IPS).
lama dibandingkan dengan contoh dari


Tabel 2.      Sebaran jenis aktivitas dan rata-rata alokasi waktu berdasarkan jenis kelas
                           Rata-rata Lama          Rata-rata Lama
                                                                        Rata-rata Lama
                         Beraktivitas Anak       Beraktivitas Anak
No       Aktivitas                                                        Beraktivitas
                                 IPA                     IPS
                                                                       (Jam/hari/orang)
                          (Jam/hari/orang)        (Jam/hari/orang)
     Aktivitas belajar                   5                      5                     5
1.
     di sekolah
     Aktivitas belajar                   2                    1.3                  1.6
2
     di rumah
     Aktivitas                         0.8                    0.7                  0.7
3.
     ekstrakurikuler
     Aktivitas rumah                   0.4                    0.3                  0.4
4.
     tangga
     Aktivitas waktu
5.
     luang
     -Menonton                         2.7                    3.2                  2.9
     Televisi
     -Mendengr                         0.5                    0.7                  0.6
     kan Musik
     - Main Game                       0.3                    0.5                   0.4
     - Baca                          0.5                    0.3
     Majalah/Buku
     Cerita
     Aktivitas                       1.3                    1.5
6.
     bersosialisasi                                                               1.4
     Aktivitas pribadi
     - Tidur                           8                      8                     8
7.   - Mandi                         0.5                    0.6                   0.5
     - Makan                         0.5                    0.5                   0.5
     - Ibadah                        0.7                    0.7                   0.7
8.   Aktivitas antara                0.8                    0.7                   0.9

                                    p-value = 0.006

       Tabel 3 menunjukkan bahwa               lama aktivitas menonton televisi
rata-rata lama waktu beraktivitas              contoh perempuan maupun laki-laki
belajar di rumah pada contoh                   lebih lama dari belajar (± 2.9
perempuan hampir sama dengan                   jam/hari/orang). Untuk lama aktivitas
contoh laki-laki (± 1.6 dan ± 1.5              kurikuler contoh laki-laki, yaitu selama
jam/hari/orang), sedangkan rata-rata           0.9 jam/hari lebih lama daripada anak
perempuan. Selain itu, aktivitas main                         bahwa tidak terdapat perbedaan nyata
game pada contoh perempuan lebih                              dalam aktivitas antar jenis kelamin.
lama, yaitu selama 0.5 jam/hari/orang,
hasil uji beda T-test menunjukkan
                                                                                                                                      40

                                                                                                                                      35

                                                                                                                                      30
Tabel 3.     Sebaran jenis aktivitas dan rata-rata alokasi waktu berdasarkan jenis                                                    25
             kelamin                                                                                                                  20
                                     Rata-rata Lama         Rata-rata Lama Beraktivitas                                               15
No           Aktivitas         Beraktivitas Anak Laki-laki        Anak Perempuan                                                      10
                                    (Jam/hari/orang)              (Jam/hari/orang)                                                     5
     Aktivitas    belajar   di                      5                            5
1                                                                                                                                      0
     sekolah
     Aktivitas    belajar   di                    1.5                          1.6
2
     rumah
3    Aktivitas ekstrakurikuler                    0.9                          0.5
4    Aktivitas rumah tangga                       0.3                          0.4
     Aktivitas waktu luang
      - Menonton Televisi                         2.9                          2.9
      - Mendengarkan                              0.3                          0.9
5
        Musik                                     0.3                          0.5
      - Main Game                                 0.5                          0.2
      - Baca Majalah/Buku
        Cerita
6    Aktivitas bersosialisasi                     1.3                          1.4
     Aktivitas pribadi
      - Tidur                                       8                            8
7     - Mandi                                     0.5                          0.5
      - Makan                                     0.5                          0.5
      - Ibadah                                    0.9                          0.7
8    Aktivitas antara                             0.9                          0.9
            Total                                  24                           24
           p-value                                       0.064


       Aktivitas        ekstrakurikuler.                      70
Ektrakurikuler merupakan aktivitas di                                 57.6
                                                              60
luar jam belajar di sekolah yang
                                            Persentase (% )




                                                              50
dilakukan contoh di sekolah maupun di
                                                              40                     34.3                                       IPA
luar sekolah. Gambar 2 menunjukkan                                               32.6
bahwa contoh dari kelas IPA dan IPS                           30                             25.6                               IPS
                                                                   18.6
yang mengikuti satu jenis aktivitas                           20                                          14
ekstrakurikuler memiliki persentase                           10
                                                                                                 8.6                  9.3
yang hampir sama, yaitu sebesar 32.6                                                                           0            0
                                                              0
persen dan 34.3 persen. Jumlah
                                                                     Nol           Satu        Dua         Tiga       Empat
aktivitas ekstrakurikuler yang diikuti
                                                                           Jumlah Aktivitas Ekstrakurikuler (per minggu)
contoh dari kelas IPA paling banyak
empat jenis aktivitas ekatrakurikuler
dan hanya dua jenis aktivitas                                 Gambar 2.             Sebaran          jumlah
ekstrakurikuler pada contoh kelas IPS.                                              aktivitas kstrakurikuler
Selain itu, lebih dari separuh contoh                                               contoh     berdasarkan
dari kelas IPS tidak mengikuti aktivitas                                            jenis kelas
ekstrakurikuler.
Gambar 3 menunjukkan bahwa                                                   70
                                                                                                              60
     sebesar 41.7 persen pada contoh laki-                                              60
     laki mengikuti satu jenis aktivitas
                                                                                         50
     ekstrakurikuler lebih banyak daripada
     contoh perempuan. Contoh yang                                                      40
                                                                                                                                                                       IPA
                                                                                                                      32.6
     mengikuti    empat     jenis    aktivitas                                                                                       27.9                              IPS
                                                                                        30
     ekstrakurikuler per minggu, yaitu                                                                 18.6
                                                                                                                          22.9
                                                                                                                                                    20.9
     sebesar 8.3 persen adalah contoh laki-                                             20                                               14.3
     laki dan kurang dari empat persen                                                        10
                                                                                                                                                           2.9
     adalah     perempuan.        Persentase
                                                                                              0
     terbesar contoh yang tidak mengikuti                                                                 0            0.1-3.5       3.6-7.9          >=8
     aktivitas ekstrakurikuler, yaitu pada                                                                    Lama A kt i vi t as Ekst r akur i kul er
     contoh perempuan (40.7%).                                                                                         ( j am/ mi ng g u)


                                                                                                   Keterangan: Nol = Contoh yang tidak
40     3 7.2                                                                                                         mengikuti aktivitas
35
                                                                                                                     ekstrakurikuler
                                    30 .8
30
                                                                                                   Gambar 4.            Sebaran lama aktivitas
                                                                                                                        ekstrakurikuler     contoh
25
                                                                                                                        berdasarkan jenis kelas
20

15                    1 .5
                       1                                           1 .5
                                                                    1
                                                     9
10
                                                                                                          Gambar 5 menunjukkan bahwa
 5
                                                                                                   sebesar 37.5 persen contoh laki-laki,
 0
         0           0 .1-2          2.1-5          5.1-8           >8                             mengikuti aktivitas ekstrakurikuler
      Lama A k t i v i t a s E k st r ak ur i kul e r ( j am/ mi ng g u)                           yaitu selama 0.1 sampai 3.5 jam per
     Keterangan: Nol = Contoh yang tidak                                                           hari, dan sebesar 24.1 persen contoh
                       mengikuti aktivitas                                                         perempuan        mengikuti      aktivitas
                       ekstrakurikuler
                                                                                                   ekstrakurikuler selama 3.6-7 jam per
     Gambar 3. Sebaran contoh
                                                                                                   minggu. Sebesar 11.1 persen contoh
               berdasarkan lama
                                                                                                   perempuan        mengikuti      aktivitas
               aktivitas ekstrakurikuler
                                                                                                   ekstrakurikuler lebih dari 7.1 jam per
                                                                                                   minggu, hal ini menunjukkan bahwa
                                                                                                   contoh     perempuan      lebih     lama
           Sebesar 32.6 persen contoh dari
                                                                                                   mengikuti aktivitas ekstrakurikuler
     kelas    IPA     mengikuti     aktivitas
                                                                                                   dibandingkan contoh laki-laki.
     ekstrakurikuler antara 0.1 sampai 3.5
     jam per minggunya, dan sebesar 20.9
     persen contoh mengikuti aktivitas                                                         50
                                                                                                              40.7
     ekstrakurikuler selama lebih dari 8 jam                                                                          37.5
                                                                                               40
                                                                           Persen tase (% )




     per minggunya. Sebesar 22.9 persen                                                                29.2
     contoh dari kelas IPS mengikuti                                                           30                        24.1         24.1                       laki-laki
     ekstrakurikuler antara 0.1 jam sampai                                                                                        16.7                           perempuan
                                                                                               20
     3.5 jam per minggunya, dan sebesar                                                                                                             11.1
     17.1 persen contoh yang mengikuti                                                         10                                               4
     ekstrakurikuler selama lebih dari 3.51
     jam per minggunya disajikan pada                                                              0
     Gambar 4.                                                                                                0       0.1-3.5       3.6-7       >=7.1
                                                                                                          Lam a Aktivitas Ekstrakurikuler
                                                                                                                  (jam /m inggu)
                                                                                                   Gambar 5.            Sebaran lama aktivitas
                                                                                                                        ekstrakurikuler     contoh
                                                                                                                        berdasarkan jenis kelamin
Prestasi Belajar                                  hampir sama, yaitu lebih dari separuh
                                                  contoh memiliki prestasi baik (51.3%)
     Lebih dari separuh contoh memiliki
                                                  dan sebesar 48.7 persen memiliki
prestasi belajar kognitif pada kategori
                                                  prestasi baik sekali. Hal ini dapat
baik, dan hanya kurang dari 2 persen
                                                  disimpulkan bahwa prestasi belajar
contoh yang memiliki nilai lebih dari
                                                  contoh secara umum berada pada
cukup. Bila dilihat pada prestasi
                                                  kategori baik. Menurut Altaria (2004),
belajar psikomotorik, sebagian besar
                                                  keberhasilan         prestasi      belajar
contoh termasuk kategori baik (64.1%)
                                                  dipengaruhi oleh faktor internal
dan sebesar 35.9% contoh termasuk
                                                  (kecerdasan kognitif dan kepribadian)
kategori baik sekali. Sementara itu,
                                                  dan faktor eksternal (kondisi tempat
jika dilihat dari prestasi belajar sikap,
                                                  belajar, fasilitas belajar, dan dukungan
contoh menyebar pada kategori baik
                                                  sosial).
dan baik sekali dengan proporsi yang


Tabel 5.       Sebaran contoh berdasarkan prestasi belajar
                                                                           Jumlah
                      Prestasi Belajar Kognitif
                                                                     n              %
Lebih dari cukup (61-70)                                             1              1.3
Baik (71-80)                                                        61            78.2
Baik sekali (81-90)                                                 16            20.5
Total                                                               78              100
                                                                           Jumlah
Prestasi Belajar Psikomotor
                                                                     n             %
Baik (71-80)                                                        50            64.1
Baik sekali (81-90)                                                 28            35.9
Total                                                               78           100.0
                                                                           Jumlah
Prestasi Belajar Sikap
                                                                     n             %
Baik sekali                                                         38            48.7
Baik                                                                40            51.3
Total                                                               78           100.0

      Lebih dari separuh contoh kelas             penilaian prestasi belajar sikap. Hasil
IPA termasuk kategori baik pada                   uji beda menunjukkan bahwa terdapat
penilaian prestasi belajar kognitif dan           perbedaan nyata dalam prestasi
psikomotor (72.1% dan 51.2%),                     belajar antar kelas (IPA / IPS). Hal ini
sedangkan contoh dari kelas IPS                   diduga karena contoh yang masuk
termasuk kategori baik pada semua                 kelas IPA maupun IPS memiliki
penilaian prestasi belajar, yaitu                 persyaratan nilai yang sama tinggi
kognitif, psikomotor, dan sikap (85.7%,           terhadap mata pelajaran tertentu yang
80%, dan 71.4%). Lebih dari separuh               mendukung setiap bidangnya (baik
contoh (69.8%) dari kelas IPA berada              terhadap mata pelajaran IPA maupun
pada kategori baik sekali pada                    IPS) (Tabel 6).
Tabel 6.     Sebaran prestasi belajar berdasarkan jenis kelas
                                                     IPA                       IPS
              Prestasi Belajar
                                                n           %           n             %
Kognitif
Lebih dari cukup (61-70)                         0          0            1            2.9
Baik (71-80)                                    31         72.1         30           85.7
Baik Sekali (81-90)                             12         27.9          4           11.4
     Total                                      43         100          35           100
     p-value                                                       0.000
Psikomotor
Baik (71-80)                                    22         51.2         28           80
Baik Sekali (81-90)                             21         48.8          7           20
     Total                                      43         100          35           100
     p-value                                                       0.000
Sikap
Baik                                            13         30.2         25           71.43
Baik Sekali                                     30         69.8         10            28.6
     Total                                      43         100          35            100
     p-value                                                       0.001


     Tabel 7 menunjukkan bahwa lebih dari      belajar kognitif, psikomotor, dan sikap
separuh contoh laki-laki termasuk kategori     (75.9%, 59.3%, dan 100%). Hasil uji beda
baik pada penilaian prestasi belajar           menunjukkan bahwa terdapat perbedaan
(kognitif, psikomotorik, dan sikap), begitu    nyata dalam prestasi belajar (kognitif dan
pula prestasi belajar perempuan dimana         sikap) antara jenis kelamin.
lebih dari separuh contoh termasuk
kategori baik pada prestasi


Tabel 7.      Sebaran prestasi belajar berdasarkan jenis kelamin
                                           Laki-laki                       Perempuan
 Prestasi Belajar Kognitif
                                       n              %               n             %
 Lebih dari cukup (61-70)               1             4.2              0            0
 Baik (71-80)                          20            83.3             41           75.9
 Baik sekali (81-90)                    3            12.5             13           24.1
    Total                              78            100              78           100
    p-value                                               0.032
                                           Laki-laki                       Perempuan
 Prestasi Belajar Psikomotor
                                        n             %                n            %
 Baik (71-80)                          18             75              35           59.3
 Baik sekali (81-90)                    6             25              22           40.7
    Total                              78            100              78          100.0
    p-value                                               0.226
                                           Laki-laki                       Perempuan
 Prestasi Belajar Sikap
                                        n             %                n            %
 Baik                                  24            100              54           100
    Total                              78            100              78          100.0
    p-value                                               0.006

                                               bahwa jenis kelamin dinyatakan tidak
Hubungan    Karaktersitik Individu
                                               memiliki hubungan nyata dengan gaya
dengan Gaya Pengasuhan Orangtua
                                               pengasuhan     orangtua    (p>0.05).
      Hubungan      Jenis   Kelamin            Maksudnya, apapun jenis kelamin
dengan Gaya Pengasuhan Orangtua.               anak maka tidak ada keterkaitannya
Hasil korelasi Spearman menunjukkan            dengan gaya pengasuhan yang
diterapkan orangtua. Hal ini diduga                     pengasuhan orangtua. Maksudnya,
karena orangtua dapat menerapkan                        apapun urutan kelahiran anak maka
gaya pengasuhan yang sama kepada                        tidak ada keterkaitannya dengan gaya
anak yang berjenis kelamin laki-laki                    pengasuhan yang orangtua terapkan.
maupun perempuan, atau sebaliknya                       Hal ini diduga karena para orangtua
menerapkan        gaya    pengasuhan                    memiliki pola pengasuhan yang
berbeda kepada anak yang berjenis                       konsisten dan tidak diskriminasi dalam
kelamin laki-laki maupun perempuan.                     mengasuh anak, sehingga apapun
     Hubungan Urutan Anak dengan                        urutan kelahirannya maka orangtua
Gaya Pengasuhan Orangtua. Tabel 8                       menerapkan gaya pengasuhan yang
menunjukkan bahwa urutan anak tidak                     sama pada setiap urutan anak.
memiliki hubungan dengan gaya

Tabel 8.     Hasil uji korelasi Spearman karakteristik individu dengan gaya
             pengasuhan orangtua
          Variabel              Jenis kelamin Urutan anak     Gaya pengasuhan orangtua
Jenis kelamin                       1.000
Urutan anak                        -0.017         1.000
Gaya pengasuhan orangtua                0.094             0.168               1.000
* signifikan pada taraf p < 0.05; ** ; signifikan pada taraf p < 0.01



Hubungan Karakteristik Keluarga                                Hubungan Pendapatan dengan
dengan Gaya Pengasuhan Orangtua                         Gaya Pengasuhan Orangtua. Hasil uji
                                                        korelasi    Spearman     menunjukkan
    Hubungan Besar Keluarga dengan
                                                        tingkat pendapatan tidak berhubungan
Gaya Pengasuhan Orangtua. Hasil uji
                                                        dengan gaya pengasuhan orangtua.
korelasi    Spearman       menunjukkan
                                                        Tidak adanya hubungan pendapatan
besar     keluarga     tidak    memiliki
                                                        dengan gaya pengasuhan orangtua
hubungan dengan gaya pengasuhan
                                                        diduga karena ada faktor lain, seperti
orangtua. Hal ini menunjukkan berapa
                                                        pengalaman orangtua contoh dalam
pun besar jumlah anggota keluarga
                                                        menerima gaya pengasuhan yang
contoh, tidak ada kaitannya dengan
                                                        diberikan orangtuanya dahulu.
gaya pengasuhan yang orangtua
terapkan. Menurut Widiana (2002),
                                                        Hubungan Gaya Pengasuhan
adanya kepadatan dalam keluarga
                                                        Orangtua dengan Kecerdasan
akan     mengganggu        pola     corak
                                                        Emosional
hubungan antar anggota keluarga
                                                            Gaya     pengasuhan      orangtua
sehingga jalinan komunikasi diantara
                                                        berhubungan nyata positif (p<0.01)
anggota keluarga tidak berjalan
                                                        dengan kecerdasan emosional. Ini
sebagaimana mestinya.
                                                        berarti semakin baik gaya pengasuhan
    Hubungan Pendidikan Orangtua
                                                        orangtua,    maka     semakin    baik
dengan Gaya Pengasuhan Orangtua.
                                                        kecerdasan emosional anak. Hal ini
Pendidikan         orangtua          tidak
                                                        didukung      dengan       pernyataan
berhubungan          dengan          gaya
                                                        Megawangi (2004) bahwa orangtua
pengasuhan      orangtua.      Hal      ini
                                                        yang menerapkan gaya pengasuhan
menunjukkan         apapun        tingkat
                                                        dengan membuat anak merasa
pendidikan orangtua (ayah maupun
                                                        disayangi, dilindungi, dan diberi
ibu) tidak memiliki keterkaitan dengan
                                                        dukungan oleh orangtua, dapat
gaya       pengasuhan          orangtua.
                                                        membentuk kepribadian anak yang
Pendidikan         orangtua          tidak
                                                        memiliki kepribadian pro-sosial dan
berhubungan          dengan          gaya
                                                        peduli terhadap lingkungannya.
pengasuhan orangtua.
Hubungan Gaya Pengasuhan                   Hasil      korelasi     Spearman
Orangtua dengan Kesadaran Emosi            menunjukkan            bahwa         gaya
Diri. Gaya pengasuhan orangtua             pengasuhan orangtua pelatih emosi
berhubungan nyata positif dengan           berhubungan nyata positif dengan
kesadaran emosi diri. Hal ini              pengelolaan          emosi       (p<0.05).
menunjukkan bahwa semakin baik             Hubungan tersebut memiliki arti bahwa
gaya pengasuhan yang diberikan             orangtua          menerima          setiap
orangtua,      maka      semakin    baik   perkembangan emosi dan perilaku
kesadaran emosi diri anak.                 anak, sehingga pengelolaan emosi
       Gaya pengasuhan orangtua            anak menjadi semakin baik. Gaya
mengabaikan, tidak menyetujui, dan         pengasuhan orangtua laissez faire
laissez faire menunjukkan tidak            tidak berhubungan nyata dengan
berhubungan        dengan     kesadaran    pengelolaan         emosi.     Hal      ini
emosi diri. Hal ini menunjukkan bahwa      menunjukkan            bahwa         gaya
kemungkinan ada kondisi dimana             pengasuhan        laissez   faire    yang
kesadaran emosi diri bagus meskipun        diterapkan      orangtua,    tidak    ada
gaya pengasuhan negatif orangtua           keterkaitannya dengan pengelolaan
tinggi. Dalam kondisi tersebut, diduga     emosi anak.
faktor lingkungan di luar rumah, seperti           Hubungan Gaya Pengasuhan
guru      dan     teman      mendukung     Orangtua dengan Motivasi Diri. Hasil
pengembangan kecerdasan emosi              uji korelasi Spearman menunjukkan
positif. Gaya pengasuhan orangtua          bahwa        orangtua       mengabaikan
pelatih emosi tidak berhubungan nyata      berhubungan nyata negatif dengan
dengan kesadaran emosi. Hal ini            motivasi diri (p<0.01). Artinya, semakin
diduga karena lingkungan di luar           orangtua mengabaikan maka semakin
rumah memberikan pengaruh negatif          rendah motivasi diri anak. Secara
atau      tidak    kondusif    terhadap    umum, gaya pengasuhan orangtua
pengembangan kesadaran emosi diri.         berhubungan nyata positif dengan
       Hubungan Gaya Pengasuhan            motivasi diri (p<0.01). Hal ini
Orangtua dengan Pengelolaan Emosi.         menjelaskan semakin baik orangtua
Gaya pengasuhan orangtua tidak             dalam menerapkan gaya pengasuhan,
berhubungan           nyata      dengan    maka semakin baik motivasi diri yang
pengelolaan emosi diri. Hal ini diduga     dimiliki anak..
karena orangtua dalam menerapkan                  Hubungan Gaya Pengasuhan
pola pengasuhan kombinasi dari             Orangtua dengan Seni Membina
orangtua menerima dan menolak,             Hubungan. Hasil uji korelasi Spearman
sehingga mempengaruhi pengelolaan          menunjukkan            bahwa         gaya
emosi anak. Menurut Goleman (1997),        pengasuhan orangtua mengabaikan
perlakuan yang orangtua terapkan           berhubungan nyata negatif dengan
dalam        mendidik     anak     dapat   seni membina hubungan. Hal ini
menjadikan kesan mendalam dalam            menunjukkan          bahwa        semakin
diri seorang anak.                         orangtua mengabaikan contoh, maka
       Hasil     korelasi     Spearman     semakin rendah kemampuan contoh
menunjukkan        gaya     pengasuhan     dalam membina hubungan.
orangtua mengabaikan, orangtua tidak               Gaya pengasuhan orangtua
menyetujui berhubungan nyata negatif       pelatih emosi menunjukkan hubungan
dengan variabel pengelolaan emosi          nyata positif dengan seni membina
(p<0.01). Hal ini berarti semakin          hubungan (p<0.01). Artinya, semakin
orangtua cenderung menerapkan gaya         baik orangtua sebagai pelatih emosi,
pengasuhan         mengabaikan       dan   maka semakin baik kemampuan anak
orangtua tidak menyetujui, maka            dalam membina hubungan. Orangtua
semakin rendah pengelolaan emosi           pelatih    emosi      menghargai      dan
contoh.                                    menghormati          setiap     pemikiran
anaknya, dan mengikutsertakan anak            kualitas emosional yang dimiliki yaitu
dalam pengambilan keputusan.                  ketekunan.
      Bila dilihat secara umum, gaya                 Skala kecerdasan motivasi diri
pengasuhan orangtua berhubungan               berhubungan nyata negatif dengan
nyata positif dengan seni membina             lama aktivitas waktu luang. Artinya,
hubungan. Hal ini menunjukkan                 semakin baik motivasi diri contoh,
semakin baik gaya pengasuhan yang             maka semakin rendah aktivitas waktu
orangtua terapkan, maka semakin baik          luangnya. Hal ini diduga karena
juga anak dalam seni membina                  adanya dorongan dari dalam diri
hubungan. Hal ini didukung dengan             contoh untuk melakukan aktivitas yang
pernyataan Desmita (2005) bahwa               lebih     berguna,     seperti   belajar,
kelekatan hubungan antara orangtua            membuat contoh mengurangi aktivitas
dan anak merupakan dasar bagi                 waktu luangnya.
perkembangan emosi dan sosial anak.                  Hasil uji statistik menunjukkan
                                              bahwa kecerdasan emosional tidak
Hubungan Kecerdasan Emosional                 berhubungan nyata dengan aktivitas
dengan Aktivitas dan Prestasi Belajar         bersosialisasi. Artinya, baik tidaknya
                                              kecerdasan emosional contoh tidak
       Kecerdasan               emosional
                                              ada keterkaitannya dengan aktivitas
memegang peranan penting dalam
                                              bersosialisasi. Hal ini diduga ada
berbagai aktivitas dan prestasi belajar.
                                              faktor lain yang membuat contoh
Skala        kecerdasan         emosional
                                              bersosialisasi atau tidak bersosialisasi,
merupakan        salah      satu    faktor
                                              yaitu peer group (teman sebaya).
pendukung pada diri anak untuk
                                                     Hubungan             Kecerdasan
mampu        melaksanakan        berbagai
                                              Emosional dengan Prestasi Belajar.
aktivitas dan prestasi belajar dengan
                                              Hasil korelasi Spearman menunjukkan
baik.
                                              kecerdasan emosional berhubungan
       Hubungan               Kecerdasan
                                              nyata dengan prestasi belajar kognitif
Emosional dengan Aktivitas. Hasil
                                              dan psikomotor. Hal ini berarti bahwa
korelasi     Spearman       pada     skala
                                              semakin tinggi kecerdasan emosional,
kecerdasan emosional seni membina
                                              maka semakin baik prestasi belajar
hubungan berhubungan nyata positif
                                              kognitif dan psikomotor contoh.
dengan       aktivitas     ekstrakurikuler
                                                     Hasil       uji         Spearman
(p<0.01). Hal ini menjelaskan bahwa
                                              menunjukkan bahwa seni membina
siswa     yang      mengikuti     aktivitas
                                              hubungan berhubungan nyata positif
ektrakurikuler, memiliki kemampuan
                                              dengan prestasi belajar kognitif dan
seni membina hubungan yang baik.
                                              psikomotor (p<0.01). Artinya, semakin
Skala kecerdasan emosional pada
                                              baik kemampuan membina hubungan,
motivasi diri berhubungan nyata positif
                                              maka semakin baik prestasi belajarnya
dengan lama aktivitas belajar di
                                              (kognitif dan psikomotor). Hal ini
rumah.     Artinya,     semakin      tinggi
                                              diduga     karena     contoh     memiliki
motivasi yang dimiliki, maka semakin
                                              kemampuan bekerjasama yang baik
lama contoh belajar di rumah.
                                              dalam membentuk kelompok belajar,
       Hasil      korelasi      Spearman
                                              baik kelompok belajar yang ada di
menunjukkan        bahwa      kecerdasan
                                              sekolah maupun di luar sekolah.
emosional berhubungan nyata positif
                                                     Hasil       uji         Spearman
dengan lama aktivitas rumah tangga.
                                              menunjukkan         bahwa         empati
Artinya, semakin baik kecerdasan
                                              berhubungan nyata positif (p<0.05)
emosional contoh, maka semakin lama
                                              dengan prestasi belajar psikomotor.
aktivitas rumah tangganya. Hal ini
                                              Artinya, semakin tinggi empati anak,
diduga karena contoh memiliki kualitas
                                              maka semakin baik prestasi belajarnya
emosional       yang       baik     dalam
                                              psikomotornya. Hal ini diduga karena
melaksanakan         suatu      pekerjaan,
                                              kemampuan memahami setiap tugas
yang diajarkan dan di contohkan oleh           berhubungan dengan prestasi belajar
guru dengan baik di kelas dan di luar          contoh.
kelas.                                                Hasil     korelasi   Spearman
       Motivasi diri berhubungan nyata         menunjukkan bahwa lama aktivitas
positif dengan prestasi belajar pada           waktu luang tidak berhubungan
dimensi sikap (p<0.05). Hal ini                dengan prestasi belajar. Artinya,
menunjukkan bahwa semakin tinggi               banyak atau sedikitnya aktivitas waktu
motivasi diri contoh dalam belajar,            luang contoh, maka tidak ada
maka semakin baik prestasi sikap               keterkaitannya      dengan      prestasi
contoh. Hal ini diduga karena                  belajar.
keinginan, kehendak atau kebutuhan                    Lama aktivitas bersosialisasi
dalam diri anak untuk mengikuti setiap         contoh tidak berhubungan nyata
mata pelajaran membuat contoh selalu           dengan prestasi belajar (kognitif,
berusaha dan bekerja keras dalam               psikomotor, dan sikap). Artinya, aktif
belajar.                                       atau tidaknya contoh bersosialisasi
                                               tidak ada keterkaitannya dengan
Hubungan Aktivitas dengan Prestasi             prestasi belajar contoh. Hal ini diduga
Belajar                                        karena kemungkinan adanya macam-
        Hasil      korelasi      Spearman      macam           hubungan          dalam
menunjukkan bahwa aktivitas belajar            bersosialisasi, faktor genetik, faktor
di rumah tidak berhubungan dengan              efisiensi dalam belajar, dan strategi
prestasi belajar (kognitif, psikomotor,        dalam belajar.
dan sikap). Artinya, rajin atau tidaknya
contoh belajar di rumah, maka tidak
ada keterkaitan dengan prestasi                SIMPULAN DAN SARAN
belajar (kognitif, psikomotor, dan             Simpulan
sikap). Hal ini diduga ada faktor lain                Kecerdasaan           emosional
yang mempengaruhi prestasi belajar,            dipengaruhi oleh gaya pengasuhan
seperti keturunan.                             orangtua. Sementara itu, kecerdasan
        Hasil      korelasi      Spearman      emosional laki-laki dan perempuan
menunjukkan           bahwa        aktivitas   tidak menunjukkan adanya perbedaan.
ekstrakurikuler berhubungan nyata              Orang tua yang menerapkan gaya
positif    dengan       prestasi    belajar    pengasuhan         pelatih       emosi
psikomotor (p<0.01). Hal ini berarti           mempengaruhi pengelolaan emosi
semakin aktif contoh mengikuti                 anak remaja dalam seni membina
aktivitas       ekstrakurikuler,      maka     hubungan.      Berdasarkan     prestasi
semakin        baik     prestasi    belajar    belajar anak, ditemukan adanya
psikomotor..                                   hubungan nyata antara prestasi
        Aktivitas      rumah        tangga     belajar dengan perbedaan antar jenis
berhubungan nyata positif dengan               kelas dan jenis kelamin.       Prestasi
prestasi belajar sikap. Maksudnya,             belajar pada anak remaja dipengaruhi
semakin lama aktivitas di rumah                oleh aktivitas ekstrakurikuler maupun
tangga, maka semakin baik prestasi             aktivitas rumah tangga.
belajar sikap. Bila dilihat dari hasil
korelasi Spearman yang menunjukkan             Saran
bahwa       aktivitas     rumah     tangga           Mengingat adanya hubungan
berhubungan            nyata       dengan      antara gaya pengasuhan dengan
kecerdasan emosional, sedangkan                kecerdasan     emosional,  maka
kecerdasan           emosional         juga    hendaknya orangtua memperhatikan
berhubungan nyata dengan prestasi              perkembangan emosi anak dengan
belajar contoh, maka dapat dipahami            menerapkan gaya pengasuhan yang
jika     aktivitas      rumah       tangga     dapat mendukung perkembangan
                                               emosi anak. Mengingat adanya
hubungan       antara     kecerdasan              dan Test IQ (hlm. 125-133). Jakarta :
emosional       dengan       aktivitas            Gaya Favorit Press.
ekstrakurikuler dan prestasi belajar,          Umar, H. 2003. Metode Riset Perilaku
maka hendaknya orangtua berusaha                  Konsumen Jasa.       Jakarta: Ghalid
                                                  Indonesia.
untuk    mendorong     perkembangan
emosional anaknya sehingga anak
dapat berprestasi baik dibidang                1
                                                   Departemen Gizi Masyarakat dan
akademik     maupun     nonakademik.               Sumberdaya Keluarga, IPB
Mengingat pentingnya kecerdasan                2
                                                   Departemen Ilmu Keluarga dan Konsumen,
emosional bagi pendidikan dan                      IPB
kualitas sumberdaya manusia, maka
                                               Alamat Korespondensi:
pihak sekolah dan Departemen                     Melly Latifah
Pendidikan Nasional diharapkan dapat             Departemen Ilmu Keluarga dan Konsumen,
lebih      memperhatikan       upaya             Fakultas Ekologi Manusia IPB
pengembangan              kecerdasan             Jl. Lingkar Kampus IPB Darmaga 16680
                                                 Telp. (0251) 8628303, Fax. (0251) 8627432
emosional dalam sistem pendidikan di
sekolah.


DAFTAR PUSTAKA

[BPS] Badan Pusat Statistik.           2002.
     Produk Domestik Regional Bruto Kota
     Sukabumi. Sukabumi: BPS.
Desmita. 2005. Psikologi Perkembangan.
     Bandung: Rosda.
Goleman, D.           1997.     Kecerdasan
     Emosional: Mengapa EI Lebih Penting
     dari IQ. Jakarta: PT Gramedia
     Pustaka Utama.
Guhardja S, Puspitawati H, Hartoyo,
     Hastuti      D.    1992.   Manajemen
     Sumberdaya Keluarga. Diktat Jurusan
     Gizi Masyarakat dan Sumberdaya
     Keluarga, Fakultas Pertanian. Bogor:
     Institut Pertanian Bogor.
Gunarsa, S.D., Gunarsa, S.Y. 2004.
     Psikologi Praktis: Anak, Remaja dan
     Keluarga. Jakarta: PT. BPK. Gunung
     Mulia.
Megawangi, R. 2004. Pendidikan Karakter
     (Solusi yang Tepat untuk Membangun
     Bangsa). Jakarta: Indonesia Herritage
     Foundation.
Pertiwi, A. F., Baswardono, R. A. Tagor, K.
     Sawitro.     1997.     Mengembangkan
     Kecerdasan Emosi Anak. Jakarta:
     Aspirasi Pemuda.
Santrock, J.W.          1997.     Life-Span
     Development. Times Mirror Higher
     Education Group. Inc, America.
Soetjiningsih. 1995. Tumbuh Kembang
     Anak. Di dalam: IG. N Gde Ranuh,
     editor. Jakarta: EGC.

Sukiat. 1986. Motivasi dan Intelegensi.
    Dalam Sadli S. (ed.), Inteligensi, bakat

Contenu connexe

En vedette

Upaya Peningkatan Prestasi Belajar Melalui Metode Team Accelerated Instruction
Upaya Peningkatan Prestasi Belajar Melalui Metode Team Accelerated InstructionUpaya Peningkatan Prestasi Belajar Melalui Metode Team Accelerated Instruction
Upaya Peningkatan Prestasi Belajar Melalui Metode Team Accelerated Instructioneryeryey
 
Jurnal pentingnya Kecerdasan Sosial
Jurnal pentingnya Kecerdasan SosialJurnal pentingnya Kecerdasan Sosial
Jurnal pentingnya Kecerdasan Sosialdewisetiyana52
 
Meningkatkan prestasi belajar melalui pembelajaran quantum teaching
Meningkatkan prestasi belajar melalui pembelajaran quantum teachingMeningkatkan prestasi belajar melalui pembelajaran quantum teaching
Meningkatkan prestasi belajar melalui pembelajaran quantum teachingOperator Warnet Vast Raha
 
Rendahnya prestasi belajar siswa
Rendahnya prestasi belajar siswaRendahnya prestasi belajar siswa
Rendahnya prestasi belajar siswaDina_Marhami
 
26707467 pengaruh-motivasi-belajar-dan-metode-pembelajaran-terhadap-prestasi
26707467 pengaruh-motivasi-belajar-dan-metode-pembelajaran-terhadap-prestasi26707467 pengaruh-motivasi-belajar-dan-metode-pembelajaran-terhadap-prestasi
26707467 pengaruh-motivasi-belajar-dan-metode-pembelajaran-terhadap-prestasiFitriani Susiloningrum
 
Ppt pengaruh keaktifan siswa di jejaring sosial terhadap prestasi
Ppt pengaruh keaktifan siswa di jejaring sosial terhadap prestasiPpt pengaruh keaktifan siswa di jejaring sosial terhadap prestasi
Ppt pengaruh keaktifan siswa di jejaring sosial terhadap prestasiZuhdha Basofi Nugroho
 
KONSEP SEHAT SAKIT
KONSEP SEHAT SAKITKONSEP SEHAT SAKIT
KONSEP SEHAT SAKITKANDA IZUL
 

En vedette (8)

Upaya Peningkatan Prestasi Belajar Melalui Metode Team Accelerated Instruction
Upaya Peningkatan Prestasi Belajar Melalui Metode Team Accelerated InstructionUpaya Peningkatan Prestasi Belajar Melalui Metode Team Accelerated Instruction
Upaya Peningkatan Prestasi Belajar Melalui Metode Team Accelerated Instruction
 
Jurnal pentingnya Kecerdasan Sosial
Jurnal pentingnya Kecerdasan SosialJurnal pentingnya Kecerdasan Sosial
Jurnal pentingnya Kecerdasan Sosial
 
Meningkatkan prestasi belajar melalui pembelajaran quantum teaching
Meningkatkan prestasi belajar melalui pembelajaran quantum teachingMeningkatkan prestasi belajar melalui pembelajaran quantum teaching
Meningkatkan prestasi belajar melalui pembelajaran quantum teaching
 
Skripsi psikologi
Skripsi psikologiSkripsi psikologi
Skripsi psikologi
 
Rendahnya prestasi belajar siswa
Rendahnya prestasi belajar siswaRendahnya prestasi belajar siswa
Rendahnya prestasi belajar siswa
 
26707467 pengaruh-motivasi-belajar-dan-metode-pembelajaran-terhadap-prestasi
26707467 pengaruh-motivasi-belajar-dan-metode-pembelajaran-terhadap-prestasi26707467 pengaruh-motivasi-belajar-dan-metode-pembelajaran-terhadap-prestasi
26707467 pengaruh-motivasi-belajar-dan-metode-pembelajaran-terhadap-prestasi
 
Ppt pengaruh keaktifan siswa di jejaring sosial terhadap prestasi
Ppt pengaruh keaktifan siswa di jejaring sosial terhadap prestasiPpt pengaruh keaktifan siswa di jejaring sosial terhadap prestasi
Ppt pengaruh keaktifan siswa di jejaring sosial terhadap prestasi
 
KONSEP SEHAT SAKIT
KONSEP SEHAT SAKITKONSEP SEHAT SAKIT
KONSEP SEHAT SAKIT
 

Similaire à ANALISIS PERSEPSI ANAK TERHADAP GAYA PENGASUHAN ORANGTUA, KECERDASAN EMOSIONAL, AKTIVITAS DAN PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS XI DI SMA NEGERI 3 SUKABUMI

[1] sk & kd tematik 1
[1] sk & kd tematik 1[1] sk & kd tematik 1
[1] sk & kd tematik 1Nova W
 
Pengaruh Tingkat Pendidikan Orang Tua.pdf
Pengaruh Tingkat Pendidikan Orang Tua.pdfPengaruh Tingkat Pendidikan Orang Tua.pdf
Pengaruh Tingkat Pendidikan Orang Tua.pdfEpiBana
 
PPT TRIS Asesmen Pembelajaran dengan Kebutuhan dan Karakteristik Murid.pdf
PPT TRIS Asesmen Pembelajaran dengan Kebutuhan dan Karakteristik Murid.pdfPPT TRIS Asesmen Pembelajaran dengan Kebutuhan dan Karakteristik Murid.pdf
PPT TRIS Asesmen Pembelajaran dengan Kebutuhan dan Karakteristik Murid.pdfsmpn1skmakundapodik
 
Program layanan bimbingan klasikal untuk meningkatkan self control siswa
Program layanan bimbingan klasikal untuk meningkatkan self control siswaProgram layanan bimbingan klasikal untuk meningkatkan self control siswa
Program layanan bimbingan klasikal untuk meningkatkan self control siswaPsikopedagogia uad
 
Digital Skill Education Concept:
Digital Skill Education Concept: Digital Skill Education Concept:
Digital Skill Education Concept: VincentElfran
 
Jurnal1 130117153631-phpapp01
Jurnal1 130117153631-phpapp01Jurnal1 130117153631-phpapp01
Jurnal1 130117153631-phpapp01fathinirin
 
Program bimbingan karir_untuk_meningkatkan_kematan
Program bimbingan karir_untuk_meningkatkan_kematanProgram bimbingan karir_untuk_meningkatkan_kematan
Program bimbingan karir_untuk_meningkatkan_kematansyaifulSaif
 
3.suplemen 3-dimensi keterampilan dan sikap
3.suplemen 3-dimensi keterampilan dan sikap3.suplemen 3-dimensi keterampilan dan sikap
3.suplemen 3-dimensi keterampilan dan sikapShodiqin Shodiqin
 
[1] sk &amp; kd tematik 3
[1] sk &amp; kd tematik 3[1] sk &amp; kd tematik 3
[1] sk &amp; kd tematik 3Asri Setiani
 
Acf422 fasa7 analisis pengajaran
Acf422 fasa7 analisis pengajaranAcf422 fasa7 analisis pengajaran
Acf422 fasa7 analisis pengajarandramajalansempit
 
Hubungan peran orang tua terhadap kedisiplinan anak
Hubungan peran orang tua terhadap kedisiplinan anakHubungan peran orang tua terhadap kedisiplinan anak
Hubungan peran orang tua terhadap kedisiplinan anakDaniez Moeda
 
SK & KD Tematik KTSP Kelas 2
SK & KD Tematik KTSP Kelas 2SK & KD Tematik KTSP Kelas 2
SK & KD Tematik KTSP Kelas 2EKOSUPRIYADI10
 

Similaire à ANALISIS PERSEPSI ANAK TERHADAP GAYA PENGASUHAN ORANGTUA, KECERDASAN EMOSIONAL, AKTIVITAS DAN PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS XI DI SMA NEGERI 3 SUKABUMI (20)

[==
[==[==
[==
 
[==
[==[==
[==
 
[1] sk & kd tematik 1
[1] sk & kd tematik 1[1] sk & kd tematik 1
[1] sk & kd tematik 1
 
Pengaruh Tingkat Pendidikan Orang Tua.pdf
Pengaruh Tingkat Pendidikan Orang Tua.pdfPengaruh Tingkat Pendidikan Orang Tua.pdf
Pengaruh Tingkat Pendidikan Orang Tua.pdf
 
ppt skripsi.pptx
ppt skripsi.pptxppt skripsi.pptx
ppt skripsi.pptx
 
Esq
EsqEsq
Esq
 
525 650-1-sm (1)
525 650-1-sm (1)525 650-1-sm (1)
525 650-1-sm (1)
 
04410084
0441008404410084
04410084
 
PPT TRIS Asesmen Pembelajaran dengan Kebutuhan dan Karakteristik Murid.pdf
PPT TRIS Asesmen Pembelajaran dengan Kebutuhan dan Karakteristik Murid.pdfPPT TRIS Asesmen Pembelajaran dengan Kebutuhan dan Karakteristik Murid.pdf
PPT TRIS Asesmen Pembelajaran dengan Kebutuhan dan Karakteristik Murid.pdf
 
Program layanan bimbingan klasikal untuk meningkatkan self control siswa
Program layanan bimbingan klasikal untuk meningkatkan self control siswaProgram layanan bimbingan klasikal untuk meningkatkan self control siswa
Program layanan bimbingan klasikal untuk meningkatkan self control siswa
 
Digital Skill Education Concept:
Digital Skill Education Concept: Digital Skill Education Concept:
Digital Skill Education Concept:
 
PPT tesis.pptx
PPT tesis.pptxPPT tesis.pptx
PPT tesis.pptx
 
Jurnal1 130117153631-phpapp01
Jurnal1 130117153631-phpapp01Jurnal1 130117153631-phpapp01
Jurnal1 130117153631-phpapp01
 
Program bimbingan karir_untuk_meningkatkan_kematan
Program bimbingan karir_untuk_meningkatkan_kematanProgram bimbingan karir_untuk_meningkatkan_kematan
Program bimbingan karir_untuk_meningkatkan_kematan
 
3.suplemen 3-dimensi keterampilan dan sikap
3.suplemen 3-dimensi keterampilan dan sikap3.suplemen 3-dimensi keterampilan dan sikap
3.suplemen 3-dimensi keterampilan dan sikap
 
559
559559
559
 
[1] sk &amp; kd tematik 3
[1] sk &amp; kd tematik 3[1] sk &amp; kd tematik 3
[1] sk &amp; kd tematik 3
 
Acf422 fasa7 analisis pengajaran
Acf422 fasa7 analisis pengajaranAcf422 fasa7 analisis pengajaran
Acf422 fasa7 analisis pengajaran
 
Hubungan peran orang tua terhadap kedisiplinan anak
Hubungan peran orang tua terhadap kedisiplinan anakHubungan peran orang tua terhadap kedisiplinan anak
Hubungan peran orang tua terhadap kedisiplinan anak
 
SK & KD Tematik KTSP Kelas 2
SK & KD Tematik KTSP Kelas 2SK & KD Tematik KTSP Kelas 2
SK & KD Tematik KTSP Kelas 2
 

Plus de KANDA IZUL

Gangguan tidur pada anak usia bawa tiga tahun lima kota di indonesia
Gangguan tidur pada anak usia bawa tiga tahun lima kota di indonesiaGangguan tidur pada anak usia bawa tiga tahun lima kota di indonesia
Gangguan tidur pada anak usia bawa tiga tahun lima kota di indonesiaKANDA IZUL
 
HUBUNGAN ANTARA MUTU PELAYANAN DENGAN KESETIAAN PASIEN ( SURVEY PADA PASIEN B...
HUBUNGAN ANTARA MUTU PELAYANAN DENGAN KESETIAAN PASIEN ( SURVEY PADA PASIEN B...HUBUNGAN ANTARA MUTU PELAYANAN DENGAN KESETIAAN PASIEN ( SURVEY PADA PASIEN B...
HUBUNGAN ANTARA MUTU PELAYANAN DENGAN KESETIAAN PASIEN ( SURVEY PADA PASIEN B...KANDA IZUL
 
PENGARUH BEBAN KERJA FISIK DAN MENTAL TERHADAP STRES KERJA PADA PERAWAT DI IN...
PENGARUH BEBAN KERJA FISIK DAN MENTAL TERHADAP STRES KERJA PADA PERAWAT DI IN...PENGARUH BEBAN KERJA FISIK DAN MENTAL TERHADAP STRES KERJA PADA PERAWAT DI IN...
PENGARUH BEBAN KERJA FISIK DAN MENTAL TERHADAP STRES KERJA PADA PERAWAT DI IN...KANDA IZUL
 
R O D U K T I F I T A S W A K T U K E R J A P E R A W A T D I R U A N G R A W...
R O D U K T I F I T A S W A K T U K E R J A P E R A W A T D I R U A N G R A W...R O D U K T I F I T A S W A K T U K E R J A P E R A W A T D I R U A N G R A W...
R O D U K T I F I T A S W A K T U K E R J A P E R A W A T D I R U A N G R A W...KANDA IZUL
 
HUBUNGAN ANTARA BEBAN KERJA, STRES KERJA DAN TINGKAT KONFLIK DENGAN KELELAHAN...
HUBUNGAN ANTARA BEBAN KERJA, STRES KERJA DAN TINGKAT KONFLIK DENGAN KELELAHAN...HUBUNGAN ANTARA BEBAN KERJA, STRES KERJA DAN TINGKAT KONFLIK DENGAN KELELAHAN...
HUBUNGAN ANTARA BEBAN KERJA, STRES KERJA DAN TINGKAT KONFLIK DENGAN KELELAHAN...KANDA IZUL
 
JURNAL PERSEPSI TERHADAP PERTAHANAN BIROKRASI DAN STRES KERJA PERAWAT
JURNAL PERSEPSI TERHADAP PERTAHANAN BIROKRASI DAN STRES KERJA PERAWATJURNAL PERSEPSI TERHADAP PERTAHANAN BIROKRASI DAN STRES KERJA PERAWAT
JURNAL PERSEPSI TERHADAP PERTAHANAN BIROKRASI DAN STRES KERJA PERAWATKANDA IZUL
 
Studi Deskriptif Burnout dan Coping Stres pada Perawat di Ruang Rawat Inap Ru...
Studi Deskriptif Burnout dan Coping Stres pada Perawat di Ruang Rawat Inap Ru...Studi Deskriptif Burnout dan Coping Stres pada Perawat di Ruang Rawat Inap Ru...
Studi Deskriptif Burnout dan Coping Stres pada Perawat di Ruang Rawat Inap Ru...KANDA IZUL
 
HUBUNGAN BEBAN KERJA DENGAN WAKTU TANGGAP PERAWAT GAWAT DARURAT MENURUT PERSE...
HUBUNGAN BEBAN KERJA DENGAN WAKTU TANGGAP PERAWAT GAWAT DARURAT MENURUT PERSE...HUBUNGAN BEBAN KERJA DENGAN WAKTU TANGGAP PERAWAT GAWAT DARURAT MENURUT PERSE...
HUBUNGAN BEBAN KERJA DENGAN WAKTU TANGGAP PERAWAT GAWAT DARURAT MENURUT PERSE...KANDA IZUL
 
Hubungan antara Motivasi Kerja Perawat dengan Kecenderungan mengalami Burnout...
Hubungan antara Motivasi Kerja Perawat dengan Kecenderungan mengalami Burnout...Hubungan antara Motivasi Kerja Perawat dengan Kecenderungan mengalami Burnout...
Hubungan antara Motivasi Kerja Perawat dengan Kecenderungan mengalami Burnout...KANDA IZUL
 
KONTRIBVSI HARDINESS DAN SELF-EFFICACYTERHADAP STRES KERJA (STUDI PADA PERA W...
KONTRIBVSI HARDINESS DAN SELF-EFFICACYTERHADAP STRES KERJA (STUDI PADA PERA W...KONTRIBVSI HARDINESS DAN SELF-EFFICACYTERHADAP STRES KERJA (STUDI PADA PERA W...
KONTRIBVSI HARDINESS DAN SELF-EFFICACYTERHADAP STRES KERJA (STUDI PADA PERA W...KANDA IZUL
 
JURNAL FAKTOR-FAKTOR YANG MENYEBABKAN STRES PADA PERAWAT ICU RUMAH SAKIT TIPE...
JURNAL FAKTOR-FAKTOR YANG MENYEBABKAN STRES PADA PERAWAT ICU RUMAH SAKIT TIPE...JURNAL FAKTOR-FAKTOR YANG MENYEBABKAN STRES PADA PERAWAT ICU RUMAH SAKIT TIPE...
JURNAL FAKTOR-FAKTOR YANG MENYEBABKAN STRES PADA PERAWAT ICU RUMAH SAKIT TIPE...KANDA IZUL
 
PENGUKURAN KINERJA INSTALASI RAWAT JALAN RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KODYA SEMARA...
PENGUKURAN KINERJA INSTALASI RAWAT JALAN RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KODYA SEMARA...PENGUKURAN KINERJA INSTALASI RAWAT JALAN RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KODYA SEMARA...
PENGUKURAN KINERJA INSTALASI RAWAT JALAN RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KODYA SEMARA...KANDA IZUL
 
JURNAL PELAYANAN ASURANSI KESEHATAN PEGAWAI NEGERI SIPIL DI RSUD KABUPATEN SE...
JURNAL PELAYANAN ASURANSI KESEHATAN PEGAWAI NEGERI SIPIL DI RSUD KABUPATEN SE...JURNAL PELAYANAN ASURANSI KESEHATAN PEGAWAI NEGERI SIPIL DI RSUD KABUPATEN SE...
JURNAL PELAYANAN ASURANSI KESEHATAN PEGAWAI NEGERI SIPIL DI RSUD KABUPATEN SE...KANDA IZUL
 
Konsep seksualitas
Konsep seksualitasKonsep seksualitas
Konsep seksualitasKANDA IZUL
 
KONSEP KELUARGA
KONSEP KELUARGAKONSEP KELUARGA
KONSEP KELUARGAKANDA IZUL
 
Proses keperawatan
Proses keperawatanProses keperawatan
Proses keperawatanKANDA IZUL
 
Memahami arti dan pentingnya pembukaan uud 19945
Memahami arti dan pentingnya pembukaan uud 19945Memahami arti dan pentingnya pembukaan uud 19945
Memahami arti dan pentingnya pembukaan uud 19945KANDA IZUL
 
KONSEP SAKIT DALAM ISLAM
KONSEP SAKIT DALAM ISLAMKONSEP SAKIT DALAM ISLAM
KONSEP SAKIT DALAM ISLAMKANDA IZUL
 
KONSEP HIDUP SEHAT DALAM ISLAM
KONSEP HIDUP SEHAT DALAM ISLAMKONSEP HIDUP SEHAT DALAM ISLAM
KONSEP HIDUP SEHAT DALAM ISLAMKANDA IZUL
 
URGENSI MENUNTUT ILMU DALAM ISLAM
URGENSI MENUNTUT ILMU DALAM ISLAMURGENSI MENUNTUT ILMU DALAM ISLAM
URGENSI MENUNTUT ILMU DALAM ISLAMKANDA IZUL
 

Plus de KANDA IZUL (20)

Gangguan tidur pada anak usia bawa tiga tahun lima kota di indonesia
Gangguan tidur pada anak usia bawa tiga tahun lima kota di indonesiaGangguan tidur pada anak usia bawa tiga tahun lima kota di indonesia
Gangguan tidur pada anak usia bawa tiga tahun lima kota di indonesia
 
HUBUNGAN ANTARA MUTU PELAYANAN DENGAN KESETIAAN PASIEN ( SURVEY PADA PASIEN B...
HUBUNGAN ANTARA MUTU PELAYANAN DENGAN KESETIAAN PASIEN ( SURVEY PADA PASIEN B...HUBUNGAN ANTARA MUTU PELAYANAN DENGAN KESETIAAN PASIEN ( SURVEY PADA PASIEN B...
HUBUNGAN ANTARA MUTU PELAYANAN DENGAN KESETIAAN PASIEN ( SURVEY PADA PASIEN B...
 
PENGARUH BEBAN KERJA FISIK DAN MENTAL TERHADAP STRES KERJA PADA PERAWAT DI IN...
PENGARUH BEBAN KERJA FISIK DAN MENTAL TERHADAP STRES KERJA PADA PERAWAT DI IN...PENGARUH BEBAN KERJA FISIK DAN MENTAL TERHADAP STRES KERJA PADA PERAWAT DI IN...
PENGARUH BEBAN KERJA FISIK DAN MENTAL TERHADAP STRES KERJA PADA PERAWAT DI IN...
 
R O D U K T I F I T A S W A K T U K E R J A P E R A W A T D I R U A N G R A W...
R O D U K T I F I T A S W A K T U K E R J A P E R A W A T D I R U A N G R A W...R O D U K T I F I T A S W A K T U K E R J A P E R A W A T D I R U A N G R A W...
R O D U K T I F I T A S W A K T U K E R J A P E R A W A T D I R U A N G R A W...
 
HUBUNGAN ANTARA BEBAN KERJA, STRES KERJA DAN TINGKAT KONFLIK DENGAN KELELAHAN...
HUBUNGAN ANTARA BEBAN KERJA, STRES KERJA DAN TINGKAT KONFLIK DENGAN KELELAHAN...HUBUNGAN ANTARA BEBAN KERJA, STRES KERJA DAN TINGKAT KONFLIK DENGAN KELELAHAN...
HUBUNGAN ANTARA BEBAN KERJA, STRES KERJA DAN TINGKAT KONFLIK DENGAN KELELAHAN...
 
JURNAL PERSEPSI TERHADAP PERTAHANAN BIROKRASI DAN STRES KERJA PERAWAT
JURNAL PERSEPSI TERHADAP PERTAHANAN BIROKRASI DAN STRES KERJA PERAWATJURNAL PERSEPSI TERHADAP PERTAHANAN BIROKRASI DAN STRES KERJA PERAWAT
JURNAL PERSEPSI TERHADAP PERTAHANAN BIROKRASI DAN STRES KERJA PERAWAT
 
Studi Deskriptif Burnout dan Coping Stres pada Perawat di Ruang Rawat Inap Ru...
Studi Deskriptif Burnout dan Coping Stres pada Perawat di Ruang Rawat Inap Ru...Studi Deskriptif Burnout dan Coping Stres pada Perawat di Ruang Rawat Inap Ru...
Studi Deskriptif Burnout dan Coping Stres pada Perawat di Ruang Rawat Inap Ru...
 
HUBUNGAN BEBAN KERJA DENGAN WAKTU TANGGAP PERAWAT GAWAT DARURAT MENURUT PERSE...
HUBUNGAN BEBAN KERJA DENGAN WAKTU TANGGAP PERAWAT GAWAT DARURAT MENURUT PERSE...HUBUNGAN BEBAN KERJA DENGAN WAKTU TANGGAP PERAWAT GAWAT DARURAT MENURUT PERSE...
HUBUNGAN BEBAN KERJA DENGAN WAKTU TANGGAP PERAWAT GAWAT DARURAT MENURUT PERSE...
 
Hubungan antara Motivasi Kerja Perawat dengan Kecenderungan mengalami Burnout...
Hubungan antara Motivasi Kerja Perawat dengan Kecenderungan mengalami Burnout...Hubungan antara Motivasi Kerja Perawat dengan Kecenderungan mengalami Burnout...
Hubungan antara Motivasi Kerja Perawat dengan Kecenderungan mengalami Burnout...
 
KONTRIBVSI HARDINESS DAN SELF-EFFICACYTERHADAP STRES KERJA (STUDI PADA PERA W...
KONTRIBVSI HARDINESS DAN SELF-EFFICACYTERHADAP STRES KERJA (STUDI PADA PERA W...KONTRIBVSI HARDINESS DAN SELF-EFFICACYTERHADAP STRES KERJA (STUDI PADA PERA W...
KONTRIBVSI HARDINESS DAN SELF-EFFICACYTERHADAP STRES KERJA (STUDI PADA PERA W...
 
JURNAL FAKTOR-FAKTOR YANG MENYEBABKAN STRES PADA PERAWAT ICU RUMAH SAKIT TIPE...
JURNAL FAKTOR-FAKTOR YANG MENYEBABKAN STRES PADA PERAWAT ICU RUMAH SAKIT TIPE...JURNAL FAKTOR-FAKTOR YANG MENYEBABKAN STRES PADA PERAWAT ICU RUMAH SAKIT TIPE...
JURNAL FAKTOR-FAKTOR YANG MENYEBABKAN STRES PADA PERAWAT ICU RUMAH SAKIT TIPE...
 
PENGUKURAN KINERJA INSTALASI RAWAT JALAN RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KODYA SEMARA...
PENGUKURAN KINERJA INSTALASI RAWAT JALAN RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KODYA SEMARA...PENGUKURAN KINERJA INSTALASI RAWAT JALAN RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KODYA SEMARA...
PENGUKURAN KINERJA INSTALASI RAWAT JALAN RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KODYA SEMARA...
 
JURNAL PELAYANAN ASURANSI KESEHATAN PEGAWAI NEGERI SIPIL DI RSUD KABUPATEN SE...
JURNAL PELAYANAN ASURANSI KESEHATAN PEGAWAI NEGERI SIPIL DI RSUD KABUPATEN SE...JURNAL PELAYANAN ASURANSI KESEHATAN PEGAWAI NEGERI SIPIL DI RSUD KABUPATEN SE...
JURNAL PELAYANAN ASURANSI KESEHATAN PEGAWAI NEGERI SIPIL DI RSUD KABUPATEN SE...
 
Konsep seksualitas
Konsep seksualitasKonsep seksualitas
Konsep seksualitas
 
KONSEP KELUARGA
KONSEP KELUARGAKONSEP KELUARGA
KONSEP KELUARGA
 
Proses keperawatan
Proses keperawatanProses keperawatan
Proses keperawatan
 
Memahami arti dan pentingnya pembukaan uud 19945
Memahami arti dan pentingnya pembukaan uud 19945Memahami arti dan pentingnya pembukaan uud 19945
Memahami arti dan pentingnya pembukaan uud 19945
 
KONSEP SAKIT DALAM ISLAM
KONSEP SAKIT DALAM ISLAMKONSEP SAKIT DALAM ISLAM
KONSEP SAKIT DALAM ISLAM
 
KONSEP HIDUP SEHAT DALAM ISLAM
KONSEP HIDUP SEHAT DALAM ISLAMKONSEP HIDUP SEHAT DALAM ISLAM
KONSEP HIDUP SEHAT DALAM ISLAM
 
URGENSI MENUNTUT ILMU DALAM ISLAM
URGENSI MENUNTUT ILMU DALAM ISLAMURGENSI MENUNTUT ILMU DALAM ISLAM
URGENSI MENUNTUT ILMU DALAM ISLAM
 

ANALISIS PERSEPSI ANAK TERHADAP GAYA PENGASUHAN ORANGTUA, KECERDASAN EMOSIONAL, AKTIVITAS DAN PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS XI DI SMA NEGERI 3 SUKABUMI

  • 1. ANALISIS PERSEPSI ANAK TERHADAP GAYA PENGASUHAN ORANGTUA, KECERDASAN EMOSIONAL, AKTIVITAS DAN PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS XI DI SMA NEGERI 3 SUKABUMI (Analysis of Children Perspective Parenting Form, Emotional Intelligence, Activities, and Learning Achievement of Students of Eleventh Class Student in SMA Negeri 3 Sukabumi) Riza Arisandi1 dan Melly Latifah2 ABSTRACT. The study aimed to analyze child’s perception on parenting style, level of emotional intelligence and academic achievement of high school students at SMA 3 Sukabumi. Results showed that more than 60 percent student perceived that parenting style is classified as emotional coach. In general level of EQ of the students classified as moderate (62.8%) while the rest classified as high. There was significant difference in term of duration of student activities based on classes (IPA or IPS) while by gender there was not significance. Academic achievement of girls was significantly higher than boys, also their motor achievement. Parenting style of the parent was significantly correlated with EQ of student, particularly in term of emotional awareness, self motivation, social relationship, and total EQ. In line with this total EQ and social relationship have positive and significant correlation with cognitive achievement, while empathy, social relationship and total EQ also have significant associations with motor achievement. Only self motivation was significantly related to attitude of students. Keywords: parenting, emotional intelligence, academic achievement, senior high school students PENDAHULUAN Sukabumi. Secara khusus penelitian Kecerdasan emosional pada ini bertujuan untuk ;1) menganalisis masa remaja diperlukan sebagai bekal keragaan gaya pengasuhan orangtua; keterampilan emosi dan sosial untuk 2) menganalisis keragaan kecerdasan mengenali, mengolah, dan mengontrol emosional, aktivitas, dan prestasi emosi dalam mengatasi berbagai belajar siswa berdasarkan jenis rintangan hidup. Kecerdasan kelamin dan kelas (IPA atau IPS); 3) emosional yang dimiliki didapatkan menganalisis hubungan gaya melalui peran pengasuhan orangtua. pengasuhan orangtua dengan Menurut Goleman (1997) orangtua kecerdasan emosional; 4) yang terampil secara emosional menganalisis hubungan kecerdasan memiliki anak-anak yang emosional dengan aktivitas dan pergaulannya lebih baik, prestasi belajar siswa ; 5) memperlihatkan lebih banyak kasih menganalisis hubungan aktivitas saying, lebih pintar menangani emosi dengan prestasi belajar siswa. dan lebih efektif menenangkan diri saat marah. Remaja dengan METODE kecerdasaan emosional tinggi Tempat dan Waktu Penelitian cenderung aktif di berbagai aktivitas Penelitian dilakukan di Sekolah dan memiliki prestasi belajar yang Menengah Atas Negeri 3 (SMAN 3) baik. Sukabumi yang terletak di jalan Ciaul Penelitian ini bertujuan untuk Pasir No. 21 Kota Sukabumi, Propinsi menganalisis persepsi remaja Jawa Barat. Pengumpulan data terhadap gaya pengasuhan orangtua, dilakukan pada bulan April sampai Mei kecerdasan emosional, aktivitas, dan 2007. prestasi belajar siswa kelas XI di Sekolah Menengah Atas Negeri 3
  • 2. Cara Pemilihan Contoh HASIL DAN PEMBAHASAN Contoh penelitian ini adalah siswa kelas 11 SMAN 3 Sukabumi, dengan Karakteristik Keluarga pertimbangan siswa kelas 11 telah Apabila dilihat dari besar keluarga, memiliki pengalaman belajar di SMA contoh menyebar pada keluarga kecil relatif cukup lama dibandingkan kelas dan sedang dengan proporsi yang 10, tetapi tidak disibukkan dengan hampir sama. Menurut Pulung (1993) persiapan Ujian Akhir Nasional seperti diacu dalam Soetjiningsih (1995), kelas 12. Populasi penelitian sejumlah besar keluarga akan mempengaruhi 364 siswa yang terdiri dari kelas 11 tingkah laku anak. Semakin besar IPA (202 siswa) dan kelas 11 IPS (162 keluarga, maka semakin sedikit siswa). Jumlah populasi target yaitu perhatian yang diperoleh anak dari sejumlah 100 siswa, kemudian dipilih orangtua. sejumlah 78 siswa agar dapat Berdasarkan pendidikan memenuhi jumlah contoh minimal orangtua, jumlah ayah yang yang diperlukan. Sampel penelitian berpendidikan Perguruan Tinggi lebih dihitung menggunakan formula Slovin besar dari ibu, sedangkan jumlah ayah (1960) diacu dalam Umar, H (2003) yang berpendidikan SMA sama sebagai berikut : dengan ibu. Dapat disimpulkan bahwa kelompok pendidikan ayah dan ibu N n = contoh termasuk kategori baik dan 1 + Ne 2 pendidikan ayah cenderung lebih tinggi dari ibu. Rata-rata pendapatan per kapita Jenis dan Cara Pengumpulan Data per bulan sebesar Rp 706 350.42. Bila Jenis data yang dikumpulkan dilihat berdasarkan Produk Domestik meliputi data primer dan data Regional Bruto (PDRB) (BPS 2002), sekunder. Data primer dikumpulkan pendapatan per kapita per bulan dengan alat bantu kuisioner yang diisi masyarakat Sukabumi, sebesar Rp oleh contoh setelah mendapat 462 052. Dengan demikian, keluarga penjelasan dari peneliti. Data sekunder contoh memiliki pendapatan rata-rata meliputi prestasi belajar dan keadaan di atas rata-rata PDRB Sukabumi. umum sekolah yang diperoleh dari Menurut Gunarsa dan Gunarsa (2004), pihak sekolah. keadaan ekonomi keluarga yang cukup menyebabkan orangtua lebih Pengolahan dan Analisis Data mempunyai waktu untuk membimbing Data yang diperoleh diolah dan anak karena orangtua tidak lagi dianalisis secara deskriptif dan memikirkan tentang keadaan ekonomi inferensial dengan menggunakan yang kurang. program komputer Statistical Package for Sosial Science (SPSS) versi 13.0 Gaya Pengasuhan Orangtua for Windows. Proses pengolahan Seperti disajikan pada gambar 1 meliputi editing, coding, entry, scoring, hampir seluruh orangtua contoh dan cleaning data. Data deskriptif yang (93.6%) memiliki gaya pengasuhan sudah diolah disajikan dalam bentuk laissez faire dalam kategori sedang, tabel frekuensi. Uji beda yang dan lebih dari setengah orangtua digunakan adalah uji beda Mann- contoh (60.3%) memiliki gaya pelatih Whitney (data berskala nominal) dan emosi dalam kategori tinggi. Menurut uji beda T-test (data berskala rasio). Gottman dan Claire (1998), seorang anak yang memiliki orangtua pelatih emosi akan memiliki kecerdasan emosional yang baik, kesehatan fisik
  • 3. yang baik, dan memiliki hubungan dan seni membina hubungan sebagian dengan teman yang baik. besar berada pada kategori cukup (60.3%, 59.0, 70.5% dan 56.4%) dan 120 kurang dari 40 persen termasuk P erse nt ase (% ) 93.6 kategori baik (38.5%, 33.3%, 24.4% 90 dan 35.9%) pada keempat skala 56.4 55.1 60.3 kecerdasan emosional tersebut. 60 35.9 37.2 Sebaliknya untuk empati, lebih dari 30 23.1 20.5 separuh contoh berada pada kategori 9 5.1 0 1.3 2.6 baik (52.6%). Secara umum Rendah Sedang Tinggi menunjukkan bahwa lebih dari separuh contoh berada pada kategori Kategori cukup (62.8%) dan sisanya kategori Orangtua Mengabaikan Orangtua Tidak Menyetujui baik. Orangtua Laissez Faire Orangtua Pelatih Emosi Jika dilihat kecerdasan emosional pada laki-laki dan perempuan, maka hasil uji beda Mann- Gambar 1. Sebaran contoh berdasarkan Whitney menunjukkan bahwa tidak kecenderungan gaya pengasuhan terdapat perbedaan nyata dalam orangtua kecerdasan emosional antar jenis kelamin. Begitu pula kecerdasan emosional contoh dari kelas IPA dan Pada tabel 1 tampak bahwa IPS, menunjukkan bahwa tidak kecerdasan emosional contoh pada terdapat perbedaan nyata dalam skala kesadaran emosi diri, kecerdasan emosional antara kedua pengelolaan emosi diri, motivasi diri kelompok. Tabel 1. Sebaran contoh berdasarkan kecerdasan emosional No Kecerdasan Kategori Total Emosional Sangat Kurang Cukup Baik Sangat kurang Baik 1 Kesadaran Emosi % 0 1.3 60.3 38.5 0 100 Diri 2 Pengelolaan Emosi % 0 6.4 59.0 33.3 1.3 100 Diri 3 Motivasi Diri % 0 5.1 70.5 24.4 0 100 4 Empati % 0 0 44.9 52.6 2.6 100 5 Membina % 1.3 3.8 56.4 35.9 2.6 100 Hubungan 6 Kecerdasan % 0 0 62.8 37.2 0 100 Emosional Aktivitas aktivits belajar di rumah(1.6 jam/hari/orang). Rata-rata lama Jenis dan rata-rata alokasi akativitas rumah tangga contoh yaitu, waktu. Tabel 2 menunjukkan bahwa selama 0.4 jam per hari. Jenis aktivitas rata-rata lama aktivitas waktu luang rumah tangga yang dilakukan contoh, contoh (4.3 jam/hari/orang) lebih lama yaitu, mencuci piring, membereskan daripada waktu yang digunakan untuk
  • 4. rumah, menyapu, dan mengerjakan kelas IPS (+1.3 jam per hari). kebutuhan sekolah seperti mencuci Sementara itu, aktivitas menonton sepatu dan menggosok baju. Lama televisi, mendengarkan musik dan aktivitas bersosialisasi yang dilakukan main game anak dari kelas IPS lebih contoh ± 1.4 jam/hari/orang, yaitu lama dari anak IPA. Begitu pula rata- bermain, pertemuan keluarga atau rata lama aktivitas bersosialisasi anak seminar dan mengobrol. dari kelas IPS lebih lama daripada Jenis aktivitas dan rata-rata anak kelas IPA. Hasil uji beda T-test alokasi waktu contoh dari kelas IPA menunjukkan bahwa memiliki dan IPS, yaitu contoh dari kelas IPA perbedaan dalam aktivitas antar kelas belajar di rumah (+ 2 jam perhari) lebih (IPA / IPS). lama dibandingkan dengan contoh dari Tabel 2. Sebaran jenis aktivitas dan rata-rata alokasi waktu berdasarkan jenis kelas Rata-rata Lama Rata-rata Lama Rata-rata Lama Beraktivitas Anak Beraktivitas Anak No Aktivitas Beraktivitas IPA IPS (Jam/hari/orang) (Jam/hari/orang) (Jam/hari/orang) Aktivitas belajar 5 5 5 1. di sekolah Aktivitas belajar 2 1.3 1.6 2 di rumah Aktivitas 0.8 0.7 0.7 3. ekstrakurikuler Aktivitas rumah 0.4 0.3 0.4 4. tangga Aktivitas waktu 5. luang -Menonton 2.7 3.2 2.9 Televisi -Mendengr 0.5 0.7 0.6 kan Musik - Main Game 0.3 0.5 0.4 - Baca 0.5 0.3 Majalah/Buku Cerita Aktivitas 1.3 1.5 6. bersosialisasi 1.4 Aktivitas pribadi - Tidur 8 8 8 7. - Mandi 0.5 0.6 0.5 - Makan 0.5 0.5 0.5 - Ibadah 0.7 0.7 0.7 8. Aktivitas antara 0.8 0.7 0.9 p-value = 0.006 Tabel 3 menunjukkan bahwa lama aktivitas menonton televisi rata-rata lama waktu beraktivitas contoh perempuan maupun laki-laki belajar di rumah pada contoh lebih lama dari belajar (± 2.9 perempuan hampir sama dengan jam/hari/orang). Untuk lama aktivitas contoh laki-laki (± 1.6 dan ± 1.5 kurikuler contoh laki-laki, yaitu selama jam/hari/orang), sedangkan rata-rata 0.9 jam/hari lebih lama daripada anak
  • 5. perempuan. Selain itu, aktivitas main bahwa tidak terdapat perbedaan nyata game pada contoh perempuan lebih dalam aktivitas antar jenis kelamin. lama, yaitu selama 0.5 jam/hari/orang, hasil uji beda T-test menunjukkan 40 35 30 Tabel 3. Sebaran jenis aktivitas dan rata-rata alokasi waktu berdasarkan jenis 25 kelamin 20 Rata-rata Lama Rata-rata Lama Beraktivitas 15 No Aktivitas Beraktivitas Anak Laki-laki Anak Perempuan 10 (Jam/hari/orang) (Jam/hari/orang) 5 Aktivitas belajar di 5 5 1 0 sekolah Aktivitas belajar di 1.5 1.6 2 rumah 3 Aktivitas ekstrakurikuler 0.9 0.5 4 Aktivitas rumah tangga 0.3 0.4 Aktivitas waktu luang - Menonton Televisi 2.9 2.9 - Mendengarkan 0.3 0.9 5 Musik 0.3 0.5 - Main Game 0.5 0.2 - Baca Majalah/Buku Cerita 6 Aktivitas bersosialisasi 1.3 1.4 Aktivitas pribadi - Tidur 8 8 7 - Mandi 0.5 0.5 - Makan 0.5 0.5 - Ibadah 0.9 0.7 8 Aktivitas antara 0.9 0.9 Total 24 24 p-value 0.064 Aktivitas ekstrakurikuler. 70 Ektrakurikuler merupakan aktivitas di 57.6 60 luar jam belajar di sekolah yang Persentase (% ) 50 dilakukan contoh di sekolah maupun di 40 34.3 IPA luar sekolah. Gambar 2 menunjukkan 32.6 bahwa contoh dari kelas IPA dan IPS 30 25.6 IPS 18.6 yang mengikuti satu jenis aktivitas 20 14 ekstrakurikuler memiliki persentase 10 8.6 9.3 yang hampir sama, yaitu sebesar 32.6 0 0 0 persen dan 34.3 persen. Jumlah Nol Satu Dua Tiga Empat aktivitas ekstrakurikuler yang diikuti Jumlah Aktivitas Ekstrakurikuler (per minggu) contoh dari kelas IPA paling banyak empat jenis aktivitas ekatrakurikuler dan hanya dua jenis aktivitas Gambar 2. Sebaran jumlah ekstrakurikuler pada contoh kelas IPS. aktivitas kstrakurikuler Selain itu, lebih dari separuh contoh contoh berdasarkan dari kelas IPS tidak mengikuti aktivitas jenis kelas ekstrakurikuler.
  • 6. Gambar 3 menunjukkan bahwa 70 60 sebesar 41.7 persen pada contoh laki- 60 laki mengikuti satu jenis aktivitas 50 ekstrakurikuler lebih banyak daripada contoh perempuan. Contoh yang 40 IPA 32.6 mengikuti empat jenis aktivitas 27.9 IPS 30 ekstrakurikuler per minggu, yaitu 18.6 22.9 20.9 sebesar 8.3 persen adalah contoh laki- 20 14.3 laki dan kurang dari empat persen 10 2.9 adalah perempuan. Persentase 0 terbesar contoh yang tidak mengikuti 0 0.1-3.5 3.6-7.9 >=8 aktivitas ekstrakurikuler, yaitu pada Lama A kt i vi t as Ekst r akur i kul er contoh perempuan (40.7%). ( j am/ mi ng g u) Keterangan: Nol = Contoh yang tidak 40 3 7.2 mengikuti aktivitas 35 ekstrakurikuler 30 .8 30 Gambar 4. Sebaran lama aktivitas ekstrakurikuler contoh 25 berdasarkan jenis kelas 20 15 1 .5 1 1 .5 1 9 10 Gambar 5 menunjukkan bahwa 5 sebesar 37.5 persen contoh laki-laki, 0 0 0 .1-2 2.1-5 5.1-8 >8 mengikuti aktivitas ekstrakurikuler Lama A k t i v i t a s E k st r ak ur i kul e r ( j am/ mi ng g u) yaitu selama 0.1 sampai 3.5 jam per Keterangan: Nol = Contoh yang tidak hari, dan sebesar 24.1 persen contoh mengikuti aktivitas perempuan mengikuti aktivitas ekstrakurikuler ekstrakurikuler selama 3.6-7 jam per Gambar 3. Sebaran contoh minggu. Sebesar 11.1 persen contoh berdasarkan lama perempuan mengikuti aktivitas aktivitas ekstrakurikuler ekstrakurikuler lebih dari 7.1 jam per minggu, hal ini menunjukkan bahwa contoh perempuan lebih lama Sebesar 32.6 persen contoh dari mengikuti aktivitas ekstrakurikuler kelas IPA mengikuti aktivitas dibandingkan contoh laki-laki. ekstrakurikuler antara 0.1 sampai 3.5 jam per minggunya, dan sebesar 20.9 persen contoh mengikuti aktivitas 50 40.7 ekstrakurikuler selama lebih dari 8 jam 37.5 40 Persen tase (% ) per minggunya. Sebesar 22.9 persen 29.2 contoh dari kelas IPS mengikuti 30 24.1 24.1 laki-laki ekstrakurikuler antara 0.1 jam sampai 16.7 perempuan 20 3.5 jam per minggunya, dan sebesar 11.1 17.1 persen contoh yang mengikuti 10 4 ekstrakurikuler selama lebih dari 3.51 jam per minggunya disajikan pada 0 Gambar 4. 0 0.1-3.5 3.6-7 >=7.1 Lam a Aktivitas Ekstrakurikuler (jam /m inggu) Gambar 5. Sebaran lama aktivitas ekstrakurikuler contoh berdasarkan jenis kelamin
  • 7. Prestasi Belajar hampir sama, yaitu lebih dari separuh contoh memiliki prestasi baik (51.3%) Lebih dari separuh contoh memiliki dan sebesar 48.7 persen memiliki prestasi belajar kognitif pada kategori prestasi baik sekali. Hal ini dapat baik, dan hanya kurang dari 2 persen disimpulkan bahwa prestasi belajar contoh yang memiliki nilai lebih dari contoh secara umum berada pada cukup. Bila dilihat pada prestasi kategori baik. Menurut Altaria (2004), belajar psikomotorik, sebagian besar keberhasilan prestasi belajar contoh termasuk kategori baik (64.1%) dipengaruhi oleh faktor internal dan sebesar 35.9% contoh termasuk (kecerdasan kognitif dan kepribadian) kategori baik sekali. Sementara itu, dan faktor eksternal (kondisi tempat jika dilihat dari prestasi belajar sikap, belajar, fasilitas belajar, dan dukungan contoh menyebar pada kategori baik sosial). dan baik sekali dengan proporsi yang Tabel 5. Sebaran contoh berdasarkan prestasi belajar Jumlah Prestasi Belajar Kognitif n % Lebih dari cukup (61-70) 1 1.3 Baik (71-80) 61 78.2 Baik sekali (81-90) 16 20.5 Total 78 100 Jumlah Prestasi Belajar Psikomotor n % Baik (71-80) 50 64.1 Baik sekali (81-90) 28 35.9 Total 78 100.0 Jumlah Prestasi Belajar Sikap n % Baik sekali 38 48.7 Baik 40 51.3 Total 78 100.0 Lebih dari separuh contoh kelas penilaian prestasi belajar sikap. Hasil IPA termasuk kategori baik pada uji beda menunjukkan bahwa terdapat penilaian prestasi belajar kognitif dan perbedaan nyata dalam prestasi psikomotor (72.1% dan 51.2%), belajar antar kelas (IPA / IPS). Hal ini sedangkan contoh dari kelas IPS diduga karena contoh yang masuk termasuk kategori baik pada semua kelas IPA maupun IPS memiliki penilaian prestasi belajar, yaitu persyaratan nilai yang sama tinggi kognitif, psikomotor, dan sikap (85.7%, terhadap mata pelajaran tertentu yang 80%, dan 71.4%). Lebih dari separuh mendukung setiap bidangnya (baik contoh (69.8%) dari kelas IPA berada terhadap mata pelajaran IPA maupun pada kategori baik sekali pada IPS) (Tabel 6).
  • 8. Tabel 6. Sebaran prestasi belajar berdasarkan jenis kelas IPA IPS Prestasi Belajar n % n % Kognitif Lebih dari cukup (61-70) 0 0 1 2.9 Baik (71-80) 31 72.1 30 85.7 Baik Sekali (81-90) 12 27.9 4 11.4 Total 43 100 35 100 p-value 0.000 Psikomotor Baik (71-80) 22 51.2 28 80 Baik Sekali (81-90) 21 48.8 7 20 Total 43 100 35 100 p-value 0.000 Sikap Baik 13 30.2 25 71.43 Baik Sekali 30 69.8 10 28.6 Total 43 100 35 100 p-value 0.001 Tabel 7 menunjukkan bahwa lebih dari belajar kognitif, psikomotor, dan sikap separuh contoh laki-laki termasuk kategori (75.9%, 59.3%, dan 100%). Hasil uji beda baik pada penilaian prestasi belajar menunjukkan bahwa terdapat perbedaan (kognitif, psikomotorik, dan sikap), begitu nyata dalam prestasi belajar (kognitif dan pula prestasi belajar perempuan dimana sikap) antara jenis kelamin. lebih dari separuh contoh termasuk kategori baik pada prestasi Tabel 7. Sebaran prestasi belajar berdasarkan jenis kelamin Laki-laki Perempuan Prestasi Belajar Kognitif n % n % Lebih dari cukup (61-70) 1 4.2 0 0 Baik (71-80) 20 83.3 41 75.9 Baik sekali (81-90) 3 12.5 13 24.1 Total 78 100 78 100 p-value 0.032 Laki-laki Perempuan Prestasi Belajar Psikomotor n % n % Baik (71-80) 18 75 35 59.3 Baik sekali (81-90) 6 25 22 40.7 Total 78 100 78 100.0 p-value 0.226 Laki-laki Perempuan Prestasi Belajar Sikap n % n % Baik 24 100 54 100 Total 78 100 78 100.0 p-value 0.006 bahwa jenis kelamin dinyatakan tidak Hubungan Karaktersitik Individu memiliki hubungan nyata dengan gaya dengan Gaya Pengasuhan Orangtua pengasuhan orangtua (p>0.05). Hubungan Jenis Kelamin Maksudnya, apapun jenis kelamin dengan Gaya Pengasuhan Orangtua. anak maka tidak ada keterkaitannya Hasil korelasi Spearman menunjukkan dengan gaya pengasuhan yang
  • 9. diterapkan orangtua. Hal ini diduga pengasuhan orangtua. Maksudnya, karena orangtua dapat menerapkan apapun urutan kelahiran anak maka gaya pengasuhan yang sama kepada tidak ada keterkaitannya dengan gaya anak yang berjenis kelamin laki-laki pengasuhan yang orangtua terapkan. maupun perempuan, atau sebaliknya Hal ini diduga karena para orangtua menerapkan gaya pengasuhan memiliki pola pengasuhan yang berbeda kepada anak yang berjenis konsisten dan tidak diskriminasi dalam kelamin laki-laki maupun perempuan. mengasuh anak, sehingga apapun Hubungan Urutan Anak dengan urutan kelahirannya maka orangtua Gaya Pengasuhan Orangtua. Tabel 8 menerapkan gaya pengasuhan yang menunjukkan bahwa urutan anak tidak sama pada setiap urutan anak. memiliki hubungan dengan gaya Tabel 8. Hasil uji korelasi Spearman karakteristik individu dengan gaya pengasuhan orangtua Variabel Jenis kelamin Urutan anak Gaya pengasuhan orangtua Jenis kelamin 1.000 Urutan anak -0.017 1.000 Gaya pengasuhan orangtua 0.094 0.168 1.000 * signifikan pada taraf p < 0.05; ** ; signifikan pada taraf p < 0.01 Hubungan Karakteristik Keluarga Hubungan Pendapatan dengan dengan Gaya Pengasuhan Orangtua Gaya Pengasuhan Orangtua. Hasil uji korelasi Spearman menunjukkan Hubungan Besar Keluarga dengan tingkat pendapatan tidak berhubungan Gaya Pengasuhan Orangtua. Hasil uji dengan gaya pengasuhan orangtua. korelasi Spearman menunjukkan Tidak adanya hubungan pendapatan besar keluarga tidak memiliki dengan gaya pengasuhan orangtua hubungan dengan gaya pengasuhan diduga karena ada faktor lain, seperti orangtua. Hal ini menunjukkan berapa pengalaman orangtua contoh dalam pun besar jumlah anggota keluarga menerima gaya pengasuhan yang contoh, tidak ada kaitannya dengan diberikan orangtuanya dahulu. gaya pengasuhan yang orangtua terapkan. Menurut Widiana (2002), Hubungan Gaya Pengasuhan adanya kepadatan dalam keluarga Orangtua dengan Kecerdasan akan mengganggu pola corak Emosional hubungan antar anggota keluarga Gaya pengasuhan orangtua sehingga jalinan komunikasi diantara berhubungan nyata positif (p<0.01) anggota keluarga tidak berjalan dengan kecerdasan emosional. Ini sebagaimana mestinya. berarti semakin baik gaya pengasuhan Hubungan Pendidikan Orangtua orangtua, maka semakin baik dengan Gaya Pengasuhan Orangtua. kecerdasan emosional anak. Hal ini Pendidikan orangtua tidak didukung dengan pernyataan berhubungan dengan gaya Megawangi (2004) bahwa orangtua pengasuhan orangtua. Hal ini yang menerapkan gaya pengasuhan menunjukkan apapun tingkat dengan membuat anak merasa pendidikan orangtua (ayah maupun disayangi, dilindungi, dan diberi ibu) tidak memiliki keterkaitan dengan dukungan oleh orangtua, dapat gaya pengasuhan orangtua. membentuk kepribadian anak yang Pendidikan orangtua tidak memiliki kepribadian pro-sosial dan berhubungan dengan gaya peduli terhadap lingkungannya. pengasuhan orangtua.
  • 10. Hubungan Gaya Pengasuhan Hasil korelasi Spearman Orangtua dengan Kesadaran Emosi menunjukkan bahwa gaya Diri. Gaya pengasuhan orangtua pengasuhan orangtua pelatih emosi berhubungan nyata positif dengan berhubungan nyata positif dengan kesadaran emosi diri. Hal ini pengelolaan emosi (p<0.05). menunjukkan bahwa semakin baik Hubungan tersebut memiliki arti bahwa gaya pengasuhan yang diberikan orangtua menerima setiap orangtua, maka semakin baik perkembangan emosi dan perilaku kesadaran emosi diri anak. anak, sehingga pengelolaan emosi Gaya pengasuhan orangtua anak menjadi semakin baik. Gaya mengabaikan, tidak menyetujui, dan pengasuhan orangtua laissez faire laissez faire menunjukkan tidak tidak berhubungan nyata dengan berhubungan dengan kesadaran pengelolaan emosi. Hal ini emosi diri. Hal ini menunjukkan bahwa menunjukkan bahwa gaya kemungkinan ada kondisi dimana pengasuhan laissez faire yang kesadaran emosi diri bagus meskipun diterapkan orangtua, tidak ada gaya pengasuhan negatif orangtua keterkaitannya dengan pengelolaan tinggi. Dalam kondisi tersebut, diduga emosi anak. faktor lingkungan di luar rumah, seperti Hubungan Gaya Pengasuhan guru dan teman mendukung Orangtua dengan Motivasi Diri. Hasil pengembangan kecerdasan emosi uji korelasi Spearman menunjukkan positif. Gaya pengasuhan orangtua bahwa orangtua mengabaikan pelatih emosi tidak berhubungan nyata berhubungan nyata negatif dengan dengan kesadaran emosi. Hal ini motivasi diri (p<0.01). Artinya, semakin diduga karena lingkungan di luar orangtua mengabaikan maka semakin rumah memberikan pengaruh negatif rendah motivasi diri anak. Secara atau tidak kondusif terhadap umum, gaya pengasuhan orangtua pengembangan kesadaran emosi diri. berhubungan nyata positif dengan Hubungan Gaya Pengasuhan motivasi diri (p<0.01). Hal ini Orangtua dengan Pengelolaan Emosi. menjelaskan semakin baik orangtua Gaya pengasuhan orangtua tidak dalam menerapkan gaya pengasuhan, berhubungan nyata dengan maka semakin baik motivasi diri yang pengelolaan emosi diri. Hal ini diduga dimiliki anak.. karena orangtua dalam menerapkan Hubungan Gaya Pengasuhan pola pengasuhan kombinasi dari Orangtua dengan Seni Membina orangtua menerima dan menolak, Hubungan. Hasil uji korelasi Spearman sehingga mempengaruhi pengelolaan menunjukkan bahwa gaya emosi anak. Menurut Goleman (1997), pengasuhan orangtua mengabaikan perlakuan yang orangtua terapkan berhubungan nyata negatif dengan dalam mendidik anak dapat seni membina hubungan. Hal ini menjadikan kesan mendalam dalam menunjukkan bahwa semakin diri seorang anak. orangtua mengabaikan contoh, maka Hasil korelasi Spearman semakin rendah kemampuan contoh menunjukkan gaya pengasuhan dalam membina hubungan. orangtua mengabaikan, orangtua tidak Gaya pengasuhan orangtua menyetujui berhubungan nyata negatif pelatih emosi menunjukkan hubungan dengan variabel pengelolaan emosi nyata positif dengan seni membina (p<0.01). Hal ini berarti semakin hubungan (p<0.01). Artinya, semakin orangtua cenderung menerapkan gaya baik orangtua sebagai pelatih emosi, pengasuhan mengabaikan dan maka semakin baik kemampuan anak orangtua tidak menyetujui, maka dalam membina hubungan. Orangtua semakin rendah pengelolaan emosi pelatih emosi menghargai dan contoh. menghormati setiap pemikiran
  • 11. anaknya, dan mengikutsertakan anak kualitas emosional yang dimiliki yaitu dalam pengambilan keputusan. ketekunan. Bila dilihat secara umum, gaya Skala kecerdasan motivasi diri pengasuhan orangtua berhubungan berhubungan nyata negatif dengan nyata positif dengan seni membina lama aktivitas waktu luang. Artinya, hubungan. Hal ini menunjukkan semakin baik motivasi diri contoh, semakin baik gaya pengasuhan yang maka semakin rendah aktivitas waktu orangtua terapkan, maka semakin baik luangnya. Hal ini diduga karena juga anak dalam seni membina adanya dorongan dari dalam diri hubungan. Hal ini didukung dengan contoh untuk melakukan aktivitas yang pernyataan Desmita (2005) bahwa lebih berguna, seperti belajar, kelekatan hubungan antara orangtua membuat contoh mengurangi aktivitas dan anak merupakan dasar bagi waktu luangnya. perkembangan emosi dan sosial anak. Hasil uji statistik menunjukkan bahwa kecerdasan emosional tidak Hubungan Kecerdasan Emosional berhubungan nyata dengan aktivitas dengan Aktivitas dan Prestasi Belajar bersosialisasi. Artinya, baik tidaknya kecerdasan emosional contoh tidak Kecerdasan emosional ada keterkaitannya dengan aktivitas memegang peranan penting dalam bersosialisasi. Hal ini diduga ada berbagai aktivitas dan prestasi belajar. faktor lain yang membuat contoh Skala kecerdasan emosional bersosialisasi atau tidak bersosialisasi, merupakan salah satu faktor yaitu peer group (teman sebaya). pendukung pada diri anak untuk Hubungan Kecerdasan mampu melaksanakan berbagai Emosional dengan Prestasi Belajar. aktivitas dan prestasi belajar dengan Hasil korelasi Spearman menunjukkan baik. kecerdasan emosional berhubungan Hubungan Kecerdasan nyata dengan prestasi belajar kognitif Emosional dengan Aktivitas. Hasil dan psikomotor. Hal ini berarti bahwa korelasi Spearman pada skala semakin tinggi kecerdasan emosional, kecerdasan emosional seni membina maka semakin baik prestasi belajar hubungan berhubungan nyata positif kognitif dan psikomotor contoh. dengan aktivitas ekstrakurikuler Hasil uji Spearman (p<0.01). Hal ini menjelaskan bahwa menunjukkan bahwa seni membina siswa yang mengikuti aktivitas hubungan berhubungan nyata positif ektrakurikuler, memiliki kemampuan dengan prestasi belajar kognitif dan seni membina hubungan yang baik. psikomotor (p<0.01). Artinya, semakin Skala kecerdasan emosional pada baik kemampuan membina hubungan, motivasi diri berhubungan nyata positif maka semakin baik prestasi belajarnya dengan lama aktivitas belajar di (kognitif dan psikomotor). Hal ini rumah. Artinya, semakin tinggi diduga karena contoh memiliki motivasi yang dimiliki, maka semakin kemampuan bekerjasama yang baik lama contoh belajar di rumah. dalam membentuk kelompok belajar, Hasil korelasi Spearman baik kelompok belajar yang ada di menunjukkan bahwa kecerdasan sekolah maupun di luar sekolah. emosional berhubungan nyata positif Hasil uji Spearman dengan lama aktivitas rumah tangga. menunjukkan bahwa empati Artinya, semakin baik kecerdasan berhubungan nyata positif (p<0.05) emosional contoh, maka semakin lama dengan prestasi belajar psikomotor. aktivitas rumah tangganya. Hal ini Artinya, semakin tinggi empati anak, diduga karena contoh memiliki kualitas maka semakin baik prestasi belajarnya emosional yang baik dalam psikomotornya. Hal ini diduga karena melaksanakan suatu pekerjaan, kemampuan memahami setiap tugas
  • 12. yang diajarkan dan di contohkan oleh berhubungan dengan prestasi belajar guru dengan baik di kelas dan di luar contoh. kelas. Hasil korelasi Spearman Motivasi diri berhubungan nyata menunjukkan bahwa lama aktivitas positif dengan prestasi belajar pada waktu luang tidak berhubungan dimensi sikap (p<0.05). Hal ini dengan prestasi belajar. Artinya, menunjukkan bahwa semakin tinggi banyak atau sedikitnya aktivitas waktu motivasi diri contoh dalam belajar, luang contoh, maka tidak ada maka semakin baik prestasi sikap keterkaitannya dengan prestasi contoh. Hal ini diduga karena belajar. keinginan, kehendak atau kebutuhan Lama aktivitas bersosialisasi dalam diri anak untuk mengikuti setiap contoh tidak berhubungan nyata mata pelajaran membuat contoh selalu dengan prestasi belajar (kognitif, berusaha dan bekerja keras dalam psikomotor, dan sikap). Artinya, aktif belajar. atau tidaknya contoh bersosialisasi tidak ada keterkaitannya dengan Hubungan Aktivitas dengan Prestasi prestasi belajar contoh. Hal ini diduga Belajar karena kemungkinan adanya macam- Hasil korelasi Spearman macam hubungan dalam menunjukkan bahwa aktivitas belajar bersosialisasi, faktor genetik, faktor di rumah tidak berhubungan dengan efisiensi dalam belajar, dan strategi prestasi belajar (kognitif, psikomotor, dalam belajar. dan sikap). Artinya, rajin atau tidaknya contoh belajar di rumah, maka tidak ada keterkaitan dengan prestasi SIMPULAN DAN SARAN belajar (kognitif, psikomotor, dan Simpulan sikap). Hal ini diduga ada faktor lain Kecerdasaan emosional yang mempengaruhi prestasi belajar, dipengaruhi oleh gaya pengasuhan seperti keturunan. orangtua. Sementara itu, kecerdasan Hasil korelasi Spearman emosional laki-laki dan perempuan menunjukkan bahwa aktivitas tidak menunjukkan adanya perbedaan. ekstrakurikuler berhubungan nyata Orang tua yang menerapkan gaya positif dengan prestasi belajar pengasuhan pelatih emosi psikomotor (p<0.01). Hal ini berarti mempengaruhi pengelolaan emosi semakin aktif contoh mengikuti anak remaja dalam seni membina aktivitas ekstrakurikuler, maka hubungan. Berdasarkan prestasi semakin baik prestasi belajar belajar anak, ditemukan adanya psikomotor.. hubungan nyata antara prestasi Aktivitas rumah tangga belajar dengan perbedaan antar jenis berhubungan nyata positif dengan kelas dan jenis kelamin. Prestasi prestasi belajar sikap. Maksudnya, belajar pada anak remaja dipengaruhi semakin lama aktivitas di rumah oleh aktivitas ekstrakurikuler maupun tangga, maka semakin baik prestasi aktivitas rumah tangga. belajar sikap. Bila dilihat dari hasil korelasi Spearman yang menunjukkan Saran bahwa aktivitas rumah tangga Mengingat adanya hubungan berhubungan nyata dengan antara gaya pengasuhan dengan kecerdasan emosional, sedangkan kecerdasan emosional, maka kecerdasan emosional juga hendaknya orangtua memperhatikan berhubungan nyata dengan prestasi perkembangan emosi anak dengan belajar contoh, maka dapat dipahami menerapkan gaya pengasuhan yang jika aktivitas rumah tangga dapat mendukung perkembangan emosi anak. Mengingat adanya
  • 13. hubungan antara kecerdasan dan Test IQ (hlm. 125-133). Jakarta : emosional dengan aktivitas Gaya Favorit Press. ekstrakurikuler dan prestasi belajar, Umar, H. 2003. Metode Riset Perilaku maka hendaknya orangtua berusaha Konsumen Jasa. Jakarta: Ghalid Indonesia. untuk mendorong perkembangan emosional anaknya sehingga anak dapat berprestasi baik dibidang 1 Departemen Gizi Masyarakat dan akademik maupun nonakademik. Sumberdaya Keluarga, IPB Mengingat pentingnya kecerdasan 2 Departemen Ilmu Keluarga dan Konsumen, emosional bagi pendidikan dan IPB kualitas sumberdaya manusia, maka Alamat Korespondensi: pihak sekolah dan Departemen Melly Latifah Pendidikan Nasional diharapkan dapat Departemen Ilmu Keluarga dan Konsumen, lebih memperhatikan upaya Fakultas Ekologi Manusia IPB pengembangan kecerdasan Jl. Lingkar Kampus IPB Darmaga 16680 Telp. (0251) 8628303, Fax. (0251) 8627432 emosional dalam sistem pendidikan di sekolah. DAFTAR PUSTAKA [BPS] Badan Pusat Statistik. 2002. Produk Domestik Regional Bruto Kota Sukabumi. Sukabumi: BPS. Desmita. 2005. Psikologi Perkembangan. Bandung: Rosda. Goleman, D. 1997. Kecerdasan Emosional: Mengapa EI Lebih Penting dari IQ. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama. Guhardja S, Puspitawati H, Hartoyo, Hastuti D. 1992. Manajemen Sumberdaya Keluarga. Diktat Jurusan Gizi Masyarakat dan Sumberdaya Keluarga, Fakultas Pertanian. Bogor: Institut Pertanian Bogor. Gunarsa, S.D., Gunarsa, S.Y. 2004. Psikologi Praktis: Anak, Remaja dan Keluarga. Jakarta: PT. BPK. Gunung Mulia. Megawangi, R. 2004. Pendidikan Karakter (Solusi yang Tepat untuk Membangun Bangsa). Jakarta: Indonesia Herritage Foundation. Pertiwi, A. F., Baswardono, R. A. Tagor, K. Sawitro. 1997. Mengembangkan Kecerdasan Emosi Anak. Jakarta: Aspirasi Pemuda. Santrock, J.W. 1997. Life-Span Development. Times Mirror Higher Education Group. Inc, America. Soetjiningsih. 1995. Tumbuh Kembang Anak. Di dalam: IG. N Gde Ranuh, editor. Jakarta: EGC. Sukiat. 1986. Motivasi dan Intelegensi. Dalam Sadli S. (ed.), Inteligensi, bakat