SlideShare une entreprise Scribd logo
1  sur  6
Télécharger pour lire hors ligne
HUBUNGAN TINGKAT KECEMASAN DENGAN MEKANISME KOPING
          PADA PASIEN GAGAL JANTUNG KONGESTIF
              DI RSU PANDAN ARANG BOYOLALI

                                       Atina Inayah Ihdaniyati *
                                          Winarsih Nur A **

Abstract
Background : Anxiety on congestive heart failure patient resulted because they experience out of breath
and chest pain so they tend to concerned. Anxiety could motivate the individual to appropriate with to
stressor and conduct an action to correct it. Coping mechanism is the result of an individual action to face of
the stressor. When individual could face the stressor very well, it will deliver the adaptive coping. But when
individual unable to find the good solution, it will conduct the maladaptive coping.

Target of research : To know the relation between anxiety level with the coping mechanism on congestive
heart failure patient.

Research method : This Research has the non-experimental character with the descriptive method of
correlation use the cross sectional approach. Sampling techniques which used are accidental sampling with
the total samples are 30 responders. Validity test use the Product Moment test and reliability test use the
Alpha Cronbach test. For data analysis, it uses the Kendal tau-b test with test of normality data use the z
test.

Result of research : Result of Kendal tau-b correlation analysis indicate that the count value equal to -0,745
with the probability 0,000 (p<0, 05). Then, significance test use the z test with the result 5,782 which for the
N=30, value of z table is 1, 96. It’s mean the value of z count > z table . The results indicate that there is a
capable and significant of negative relation between anxiety level with the coping mechanism.

Keyword: anxiety level, coping mechanism, congestive heart failure.



* Atina Inayah Ihdaniyati:
 Mahasiswa Jurusan Ilmu Keperawatan FIK UMS Jln A. Yani Tromol Post I Kartasura.

** Winarsih Nur A
  Dosen Keperawatan FIK UMS. Jln Ahmad Yani Tromol Pos 1 Kartasura



PENDAHULUAN                                                     Insiden penyakit gagal jantung di Indonesia
                                                           semakin meningkat sejalan dengan meningkatnya
    Gagal jantung merupakan masalah kesehatan              usia harapan hidup penduduk. Meskipun
masyarakat yang utama. Gagal jantung menjadi               pengobatan gagal jantung kian maju tetapi angka
penyakit yang terus meningkat kejadiannya                  kematiannya masih saja tinggi yaitu 40 %. Ada
terutama pada lansia. Studi Framingham                     kecenderungan peningkatan jumlah penderita gagal
memberikan gambaran yang jelas tentang gagal               jantung dari tahun ke tahun, bahkan dalam kurun
jantung. Pada studinya disebutkan bahwa kejadian           waktu 6 bulan pada tahun 2007 jumlahnya terus
gagal jantung per tahun pada orang berusia > 45            saja meningkat (Wikipedia, 2007).
tahun adalah 7,2 kasus setiap 1000 orang laki-laki              Pasien gagal jantung mengalami peredaran
dan 4,7 kasus setiap 1000 orang perempuan. Di              darah sistemik dan sirkulasi yang berjalan lambat.
Amerika hampir 5 juta orang menderita gagal                Pemindahan O2 dan CO2 dalam paru-paru
jantung (Sani, 2007).                                      berlangsung sukar, seluruh organ dan jaringan
                                                           tubuh tidak dapat dipenuhi kebutuhannya akan


    Hubungan Tingkat Kecemasan Dengan Mekanisme Koping ... ( Atina Inayah dan Winarsih Nur A.)             163
oksigen dan zat-zat makanan. Terjadi awitan             pasien mengalami gangguan dalam istirahat,
kesulitan nafas mendadak dan perasaan tercekik          terkadang terjadi halusinasi.
(Rilantono, 2004). Kecemasan yang terjadi pada              Tujuan penelitian secara umum adalah untuk
kebanyakan pasien gagal jantung dikarenakan             mengetahui hubungan tingkat kecemasan dengan
mereka mengalami kesulitan mempertahankan               mekanisme koping pada pasien gagal jantung
oksigenasi yang adekuat sehingga mereka                 kongestif di RSU Pandan Arang Boyolali. Tujuan
cenderung        sesak      nafas      dan    gelisah   secara khusus : 1. Untuk mengetahui gambaran
(Smeltzer,2001). Kecemasan yang dialami ketika          tingkat kecemasan pada pasien gagal jantung
terjadi serangan adalah kecemasan berat sehingga        kongestif. 2. Untuk mengetahui mekanisme koping
memerlukan bantuan untuk oksigenasi dan                 yang digunakan pasien gagal jantung apakah
konseling yang tepat.                                   adaptif atau maladaptif.
     Pasien dengan gagal jantung sering merasa
cemas, ketakutan dan depresi. Hampir semua              Kecemasan
pasien menyadari bahwa jantung adalah organ
yang penting dan ketika jantung mulai rusak maka             Kecemasan adalah pengalaman emosi yang
kesehatan juga terancam. Ketika penyakitnya             tidak menyenangkan, datang dari dalam dan
meningkat dan manifestasinya memburuk, pasien           bersifat      meningkat,    menggelisahkan        dan
sering memiliki ketakutan yang berlebihan karena        menakutkan yang dihubungkan dengan suatu
cacat permanen dan kematian. Para pasien                ancaman bahaya yang tidak diketahui oleh
mengekspresikan ketakutan dengan berbagai cara          individu. Perasaan ini disertai oleh komponen
seperti mimpi buruk, insomnia, kecemasan akut,          somatik, fisiologik, otonomik, biokimiawi,
depresi dan memungkiri kenyataan (Black, 2005).         hormonal dan perilaku (Prawirohusodo, 1998).
     Kecemasan adalah sesuatu yang menimpa                   Tingkat kecemasan yang dikemukakan oleh
hampir setiap orang pada waktu tertentu dalam           Townsend (2005) ada empat tingkat yaitu :
kehidupannya. Kecemasan merupakan reaksi                1) Kecemasan Ringan
normal terhadap situasi yang sangat menekan                  Kecemasan ringan berhubungan dengan
kehidupan seseorang (Ramaiah, 2003). Teori                   ketegangan dalam kehidupan sehari-hari dan
psikoanalitis klasik menyatakan bahwa pada saat              menyebabkan seseorang menjadi waspada.
individu menghadapi situasi yang dianggapnya                 Manifestasi yang muncul pada tingkat ini
mengancam, maka secara umum ia akan memiliki                 adalah      kelelahan,    iritabel,   kesadaran
reaksi yang biasanya berupa rasa takut.                      meningkat, mampu untuk belajar, motivasi
Kebingungan         menghadapi       stimulus   yang         meningkat dan tingkah laku sesuai dengan
berlebihan dan tidak berhasil diselesaikan oleh              situasi.
ego, maka ego akan diliputi kecemasan. Kecemaan          2) Kecemasan Sedang
sebagai syarat bagi ego untuk melakukan tindakan-            Manifestasi yang muncul pada tingkat ini yaitu
tindakan yang tepat (Zaviera, 2007).                         kelelahan meningkat, denyut jantung dan
     Pasien gagal jantung banyak yang mengalami              pernapasan meningkat, ketegangan otot
kecemasan. Kecemasan tersebut bervariasi dari                meningkat, bicara cepat dengan volume tinggi,
kecemasan ringan sampai dengan kecemasan berat.              mampu untuk belajar namun tidak terfokus
Kecemasan yang dialami pasien mempunyai                      pada rangsang yang tidak menambah
beberapa alasan diantaranya : cemas akibat sesak             kecemasan, mudah tersinggung, tidak sabar,
nafas, cemas akan kondisi penyakitnya, cemas jika            mudah lupa, marah dan menangis.
penyakitnya tidak bisa sembuh, cemas dan takut            3) Kecemasan Berat
akan kematian. Terkadang kecemasan dapat                     Manifestasi yang muncul pada tingkat ini
terlihat dalam bentuk lain, seperti sering bertanya          adalah mengeluh pusing, sakit kepala, mual,
tentang penyakitnya dan berulang meskipun                    tidak dapat tidur (insomnia), sering kencing,
pertanyaan sudah dijawab, pasin terlihat gelisah,            diare, palpitasi, tidak mau belajar secara
sulit istirahat dan tidak bergairah saat makan.              efektif, berfokus pada dirinya sendiri, perasaan
     Pada pasien gagal jantung kongestif, perilaku           tidak berdaya, bingung dan disorientasi.
koping yang kurang baik akan dapat memperparah             4) Panik
kondisi pasien seperti pasien akan gelisah yang              Panik berhubungan dengan terperangah,
berlebihan sampai berteriak-teriak, sesak nafas,             ketakutan, teror karena mengalami kehilangan
tekanan darah meningkat, denyut nadi cepat dan               kendali. Orang yang sedang panik tidak
tidak patuh dalam pengobatan sehingga                        mampu melakukan sesuatu walaupun dengan
penyakitnya tidak kunjung sembuh. Selain itu                 pengarahan. Tanda dan gejala yang terjadi


164                    Berita Ilmu Keperawatan ISSN 1979-2697, Vol.1, No. 4, Desember 2008, 163-168
pada keadaan ini adalah susah bernafas,              penelitian yang bermaksud untuk mencari
    dilatasi pupil, palpitasi, pucat, diaphoresis,       hubungan antara dua variabel. Sedangkan
    pembicaraan inkoheren, tidak dapat berespon          rancangan penelitian yang digunakan adalah cross
    terhadap perintah yang sederhana, berteriak-         sectional karena pengumpulan data kedua variabel
    teriak, menjerit, mengalami halusinasi dan           dilaksanakan dalam waktu bersamaan atau dalam
    delusi.    Panik    dapat     menagakibatkan         satu waktu (Nursalam, 2003).
    peningkatan motorik, penurunan kemampuan                  Sampel yang digunakan dalam penelitian ini
    berhubungan dengan orang lain dan tidak              adalah pasien Gagal Jantung Kongestif yang
    mampu berfikir rasional.                             mengalami kecemasan pada bulan Februari-Maret
                                                         2008 dengan rata-rata pasien perbulan sebanyak 18
Mekanisme Koping                                         pasien. Tehnik pengambilan sampel dalam
    Menurut Kelliat (1999) koping adalah cara            penelitian ini adalah Aksidental sampling.
yang dilakukan individu dalam menyelesaikan                     Analisa data dilakukan secara univariat
masalah, menyesuaikan diri dengan perubahan dan          untuk     mengetahui      karakteristik  responden
respon terhadap situasi yang mengancam.                  berdasarkan umur, jenis kelamin, tingkat
    Mekanisme koping ada dua macam :                     pendidikan, status perkawinan, tingkatan penyakit,
1) Mekanisme koping adaptif adalah suatu usaha           tingkat kecemasan dan mekanisme koping.
    yang dilakukan individu dalam menyelesaikan          Sedangkan analisa bivariat menggunakan Kendal
    masalah akibat adanya stressor atau tekanan          tau-b dengan uji signifikansi menggunakan uji z.
    yang bersifat positif, rasional, dan konstruktif.
2) Mekanisme koping maladaptif adalah suatu              HASIL PENELITIAN
    usaha yang dilakukan individu dalam
    menyelesaikan masalah akibat adanya stressor            Hubungan antara tingkat kecemasan dengan
    atau tekanan yang bersifat negatif, merugikan        mekanisme koping pada pasien Gagal Jantung
    dan destruktif serta tidak dapat menyelesaiakan      Kongestif dapat dilihat pada tabel 1 di bawah ini :
    masalah secara tuntas.
                                                                   Tabel 1. Hubungan Tingkat Kecemasan
3. Gagal Jantung Kongestif                                            Dengan Mekanisme Koping
         Gagal      jantung     kongestif    adalah                   Mekanisme Koping
    ketidakmampuan jantung untuk memompa                 Tingkat      Adaptif    Mal      N       τ        p
    darah yang adekuat untuk memenuhi
    kebutuhan jaringan akan oksigen dan nutrisi         Kecemasan               adaptif                  value
    (Smeltzer, 2001).                                   Kecemasan        5        0        5
         Penyebab gagal jantung antara lain :           Ringan                                           0,000
    kelainan otot jantung, penyakit jantung lain,       Kecemasan       20        0       20    -0,745
    dan faktor sistemik.                                Sedang
    Manifestasi Klinik :                                Kecemasan        0        5        5
                                                        Berat
         Tanda dominan gagal jantung adalah
    meningkatnya volume intravaskuler. Kongesti
    jaringan terjadi akibat tekanan arteri dan vena          Pada tabel 1 di atas diketahui pasien yang
    yang meningkat akibat turunnya curah jantung         mempunyai kecemasan tingkat ringan melakukan
    pada kegagalan jantung. Peningkatan tekanan          mekanisme koping adaptif sebanyak 5 orang
    pulmonalis dapat menyebabkan cairan                  (16,7%), dan tidak ada yang melakukan
    mengalir dari kapiler paru ke alveoli,               mekanisme koping maladaptif. Pasien dengan
    akibatnya     terjadi    edema    paru     yang      kecemasan tingkat sedang yang melakukan
    dimanifestasikan dengan batuk dan nafas              mekanisme koping adaptif sebanyak 20 orang
    pendek. Meningkatnya tekanan vena sistemik           (66,7%), dan tidak ada yang melakukan
    dapat mengakibatkan edema perifer umum dan           mekanisme koping maladaptif. Pasien yang
    perubahan berat badan.                               mempunyai kecemasan tingkat berat melakukan
                                                         mekanisme koping maladaptif sebanyak 5 orang
                                                         (16,7%) dan tidak ada yang melakukan mekanisme
METODE PENELITIAN
                                                         koping adaptif.
                                                             Uji normalitas data menggunakan metode
    Jenis penelitian ini merupakan penelitian
                                                         Kolmogorov-Smirnov. Cara menguji normalitas
kuantitatif dengan desain penelitian mengunakan
                                                         yaitu dengan membandingkan probabilitas (p)
rancangan deskriptif korelatif yaitu rancangan


    Hubungan Tingkat Kecemasan Dengan Mekanisme Koping ... ( Atina Inayah dan Winarsih Nur A.)           165
yang diperoleh dengan taraf signifikansi (α) 0,05.      sehingga mampu mengembangkan mekanisme
Apabila nilai p > α maka terdistribusi normal atau      koping yang konstruktif. Sedangkan 5 responden
sebaliknya (Singgih, 2000: 179). Hasil uji              yang mengalami kecemasan berat, semuanya
normalitas masing-masing variabel dengan                melakukan mekanisme koping yang maladaptif.
program SPSS 10.0 terhadap nilai residual               Hal ini disebabkan oleh karena mereka tidak
diperoleh nilai probabilitas di atas 0,05, hal ini      mampu mengendalikan kecemasannya dan takut
menunjukkan bahwa data berdistribusi secara             akan kematian yang sewaktu-waktu dapat
normal ( p > 0,05). Secara rinci uji normalitas         mengancam jiwanya sehingga pada saat mereka
dapat dilihat pada tabel di bawah ini :                 jenuh dengan keadaanya, mereka cenderung pasrah
                                                        pada keadaan dan melakukan koping yang
           Tabel 2. Hasil Uji Normalitas                destruktif dan merugikan.
      Variabel          Zhitung   Prob     Ket               Dari 5 responden yang mengalami kecemasan
                                                        ringan, semuanya belum pernah dirawat dengan
 Tingkat                0,536     0,936     N           penyakit yang sama, sehingga kerusakan organ
 Kecemasan                                              jantung belum terlalu parah. Sesak nafas yang
 Mekanisme                                              mereka alami dapat berkurang ketika diberikan
                        0,875     0,429     N           bantuan nafas berupa oksigen. Pasien dengan
 Koping
                                                        kecemasan ringan masih mampu mengendalikan
                                                        mekanisme       koping      untuk     menurunkan
      Analisis data yang digunakan dalam penelitian     kecemasannya (Prasetyo, 2006). Jadi ketika terjadi
ini adalah statistik non parametrik teknik bivariabel   serangan sesak nafas dan nyeri dada, mereka
dengan uji korelasi Kendal tau-b untuk mencari          segera memeriksakan diri ke dokter atau rumah
hubungan dan menguji hipotesis dua variabel.            sakit untuk mendapatkan penanganan yang tepat.
Dalam penelitian ini akan di uji hubungan antara             Dalam penelitian ini sebagian besar responden
tingkat kecemasan dengan mekanisme koping               yaitu sebanyak 20 responden mengalami
pasien Gagal Jantung Kongestif.                         kecemasan sedang. Pada kecemasan tingkat ini
      Hasil analisis dengan program SPSS 10.0           memungkinkan seseorang untuk memusatkan pada
diperoleh nilai koefisien korelasi sebesar -0,745       masalah yang penting dan mengesampingkan yang
dengan probabilitas sebesar 0,000 (p < 0,05). Hasil     lain sehingga seseorang mengalami perhatian yang
tersebut menunjukkan adanya hubungan yang kuat          selektif namun dapat melakukan sesuatu yang
antara tingkat kecemasan dengan mekanisme               terarah (Townsend, 2005). Penemuan di lapangan
koping. Untuk menguji signifikansi korelasi             menunjukkan bahwa responden yang mengalami
menggunakan rumus z, hasil perhitungan uji z            kecemasan sedang, mereka mengalami sesak nafas,
diperoleh nilai z sebesar 5,782 sedangkan nilai z       tekanan darah naik dan denyut nadi yang cepat.
tabel pada N = 30 adalah sebesar 1,96, berarti (z       Ketika diajak bicara mereka menjawab dengan
hitung > z tabel) maka Ho ditolak dan Ha diterima,      nada bicara yang keras dan cepat. Mereka seperti
maka dapat disimpulkan bahwa tingkat kecemasan          tergesa-gesa dalam menjawab pertanyaan dan
mempunyai hubungan yang kuat dan signifikan             terkadang menangis. Akan tetapi mereka masih
dengan mekanisme koping pada pasien Gagal               dapat diajak untuk kerjasama dan mematuhi
Jantung Kongestif.                                      prosedur pengobatan.
                                                             Menurut Smeltzer (2001) bahwa pada pasien
PEMBAHASAN                                              gagal jantung kongestif, kecemasan yang dialami
                                                        dikarenakan     mereka      mengalami     kesulitan
    Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa ada          mempertahankan oksigenasi yang adekuat, maka
hubungan yang signifikan antara tingkat                 mereka cenderung cemas dan gelisah karena sulit
kecemasan dengan mekanisme koping. Dari                 bernafas. Hal ini menyebabkan perhatian menjadi
perolehan data didapatkan 5 responden mengalami         selektif dan terfokus pada rangsang yang tidak
kecemasan ringan, 20 responden mengalami                menambah kecemasan. Dalam penelitian ini
kecemasan sedang dan 5 responden mengalami              responden yang mengalami kecemasan sedang
kecemasan berat. Dari 25 responden yang                 mampu melakukan mekanisme koping yang
mengalami kecemasan ringan dan sedang, mereka           adaptif dikarenakan mereka mendapat ketenangan
dapat melakukan mekanisme koping yang adaptif           batin dari dukungan keluarga yang kuat supaya
dan tidak ada yang melakukan mekanisme koping           lekas sembuh. Jadi meskipun mereka mengalami
maladaptif. Hal ini dikarenakan mereka dapat            sesak nafas, nyeri dada dan rasa takut akan
mengendalikan perasaan cemas yang muncul                kematian, akan tetapi berkat kehadiran anggota


166                    Berita Ilmu Keperawatan ISSN 1979-2697, Vol.1, No. 4, Desember 2008, 163-168
keluarga yang selalu menemani dan memberikan         kecemasan ringan dan sedang mempunyai
dukungan positif, mereka mampu mengendalikan         mekanisme koping adaptif dan 100% pasien
kecemasan- nya dengan baik dan mau mematuhi          dengan kecemasan berat mempunyai mekanisme
semua prosedur pengobatan sehingga mereka            koping maladaptif.
mampu melakukan mekanisme koping yang
adaptif.                                             KESIMPULAN DAN SARAN
     Menurut Niven (2002) bahwa dukungan
keluarga      dapat    membantu      meningkatkan    Kesimpulan
mekanisme koping individu dengan memberikan
dukungan emosi dan saran-saran mengenai strategi         Berdasarkan hasil analisis data dan tujuan
alternatif yang didasarkan pada pengalaman           dalam penelitian ini, maka hasil penelitian ini
sebelumnya dan mengajak orang lain berfokus          dapat disimpulkan sebagai berikut: a. Responden
pada aspek-aspek yang lebih positif. Dari hasil      yang mengalami kecemasan ringan sebanyak
wawancara dan pengamatan peneliti, bahwa pasien      16,7%, responden yang mengalami kecemasan
gagal jantung dengan kecemasan sedang                sedang sebanyak 66,7%, dan responden yang
mengharapkan dukungan berupa dukungan emosi,         mengalami kecemasan berat sebanyak 5 responden
saran dan informasi dari keluarga dan petugas        atau 16,7%. Jadi sebagian besar responden dalam
kesehatan (dokter dan perawat) yang berkaitan        penelitian ini mengalami kecemasan sedang
dengan penyakitnya. Sehingga selain pengobatan       (66,7%). b. Responden yang melakukan koping
medis adanya dukungan sosial yang positif akan       adaptif sebanyak 83,3% dan responden yang
membantu seseorang untuk beradaptasi lebih baik      melakukan koping maladaptif sebanyak 16,7%.
secara emosional dengan mencegah perasaan            Jadi sebagian besar responden dalam penelitian ini
cemas dan sedih yang berlarut-larut terhadap         melakukan koping adaptif (83,3%). c. Hasil
penyakit (Atkinson,1997).                            analisis korelasi Kendal tau-b menunjukkan nilai
     Selain mendapat dukungan dari keluarga,         probabilitas sebesar 0,000 (p<α) dan hasil uji z
pasien gagal jantung kongestif yang mengalami        sebesar 5,782 (5,782>1,96) hasil tersebut
kecemasan sedang juga melakukan pendekatan           menunjukkan bahwa ada hubungan yang signifikan
religius dengan cara berdzikir, berdo’a sesuai       antara tingkat kecemasan dengan mekanisme
dengan keyakinan masing-masing dan melakukan         koping.
sholat meskipun dengan berbaring. Dengan
melakukan       pendekatan    religius   tersebut,
                                                     Saran
kebanyakan pasien dapat merasakan ketenangan
batin      sehingga     mampu       mengendalikan
                                                     1. Bagi Rumah Sakit
kecemasannya dan melakukan mekanisme koping
                                                        Tingkat kecemasan mempunyai hubungan
yang adaptif.
                                                        yang signifikan dengan mekanisme koping,
     Sedangkan 5 responden yang mengalami
                                                        oleh karena itu bagi pihak rumah sakit untuk
kecemasan berat, kesemuanya sudah pernah
                                                        lebih menekankan pada pemberian konseling
mengalami gagal jantung dan dirawat di rumah
                                                        sehingga pasien         dapat    mengendalikan
sakit. Kelima responden tersebut semuanya
                                                        kecemasannya dan melakukan koping yang
melakukan mekanisme koping yang maladaptif.
                                                        bersifat konstruktif.
Pasien gagal jantung yang mengalami kekambuhan
                                                     2. Bagi Peneliti Lain
tidak hanya menyebabkan masalah psikologis,
                                                        a. Penelitian ini hanya meneliti pada pasien
sosiologis dan finansial, tetapi beban fisiologis
                                                            Gagal Jantung Kongestif di RSU Pandan
pasien akan menjadi lebih serius. Organ tubuh
                                                            Arang Boyolali, sehingga hasil penelitian
menjadi rusak dan serangan berulang dapat
                                                            ini lemah dalam hal generalisasi, oleh
menyebabkan fibrosis paru, sirosis hepatis,
                                                            karena itu bagi peneliti lain agar
pembesaran limpa dan ginjal, bahkan kerusakan
                                                            melakukan       penelitian    pada  obyek
otak akibat kekurangan oksigen selama episode
                                                            penelitian yang berbeda dan juga faktor
akut (Smeltzer, 2001).
                                                            yang       berbeda,      sehingga    dapat
     Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa
                                                            menyempurnakan hasil penelitian ini.
semakin tinggi tingkat kecemasan pasien maka
                                                        b. Pada penelitian selanjutnya supaya
akan semakin rendah atau semakin buruk
                                                            meneliti karakteristik responden yang
mekanisme koping yang dilakukan.
                                                            berhubungan dengan kondisi psikologis
     Berdasarkan data yang diperoleh dari
                                                            pasien yang dapat mempengaruhi tingkat
penelitian didapatkan bahwa 100% pasien dengan


   Hubungan Tingkat Kecemasan Dengan Mekanisme Koping ... ( Atina Inayah dan Winarsih Nur A.)      167
kecemasan dan mekanisme koping pasien                   mekanisme koping yang digunakan pasien
         seperti tipe kepribadian.                               atau responden.
      c. Kepada        peneliti    lain    supaya
         mengklasifikasikan jenis-jenis mekanisme
         koping sehingga lebih memperjelas


DAFTAR PUSTAKA

Alwisol, 2006, Psikologi Kepribadian, UMM Press : Malang

Atkinson, R.L., & Bem D.J., 1997, Pengantar Psikologi, Edisi Kedua, Interaksara : Jakarta.

Black, J.M., & Hawks, J.K., 2005, Medical Surgical Nursing : Clinical Management for Positive Outcomes,
      Volume II, 7th Edition, Elsevier’s Health Sciences Right Departement : Philadelphia.

Kelliat, A.B., 1999, Penatalaksanaan Stress, EGC : Jakarta.

Marwiati, 2005, Hubungan Tingkat Kecemasan Dengan Strategi Koping Pada Keluarga Yang Salah Satu
     Anggota Keluarga Dirawat Dengan Penyakit Jantung, STIKES Ngudi Waluyo Ungaran : Semarang.
     (Skripsi) Tidak dipublikasikan.

Niven, N., 2002, Psikologi Kesehatan : Pengantar Untuk Perawat dan Profesional Kesehatan Lain, Edisi
      Kedua, EGC : Jakarta.

Nursalam, 2003, Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan, Salemba Medika :
      Jakarta.

Prasetyo, D.H., 2006, Psikoneuro- imunologi Untuk Keperawatan, UNS Press : Surakarta.

Prawirohusodo, 1998, Kumpulan Makalah Simposium Stress dan Kecemasan, FKUGM : Yogyakarta.

Rilantono, dkk, 2004, Buku Ajar Kardiologi, Edisi Kelima, FKUI : Jakarta.

Sani, A., 2007, Heart Failure : Current Paradigm, Cetakan Pertama, Medya Crea : Jakarta.

Smeltzer, S.C., 2001, Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah, Edisi Kedelapan, Volume I, EGC : Jakarta.

Sugiyono, 2005, Statistika Untuk Penelitian, Cetakan Ketujuh, CV.ALFABETA : Bandung.
Stuart & Sundeen, 1998. Prinsip dan Praktik Psikiatrik (Terjemahan), EGC : Jakarta.

Zaviera, F., 2007, Teori Kepribadian Sigmund Freud, Prismasophie : Yogyakarta




168                   Berita Ilmu Keperawatan ISSN 1979-2697, Vol.1, No. 4, Desember 2008, 163-168

Contenu connexe

Tendances (17)

219 218-1-pb
219 218-1-pb219 218-1-pb
219 218-1-pb
 
Studi kasus pasien dengan chest pain
Studi kasus pasien dengan chest painStudi kasus pasien dengan chest pain
Studi kasus pasien dengan chest pain
 
7 11-1-sm
7 11-1-sm7 11-1-sm
7 11-1-sm
 
Jingga musik jurnal 2
Jingga musik jurnal 2Jingga musik jurnal 2
Jingga musik jurnal 2
 
Jingga musik jurnal 3
Jingga musik jurnal 3Jingga musik jurnal 3
Jingga musik jurnal 3
 
268 261-1-pb
268 261-1-pb268 261-1-pb
268 261-1-pb
 
Ipi186703
Ipi186703Ipi186703
Ipi186703
 
0510156 chapter1
0510156 chapter10510156 chapter1
0510156 chapter1
 
Jkep 012 09 2017 fitri (review #2)
Jkep 012 09 2017 fitri (review #2)Jkep 012 09 2017 fitri (review #2)
Jkep 012 09 2017 fitri (review #2)
 
Asuhan keperawatan pada klien an. h usia sekolah dengan decompensasi kordis d...
Asuhan keperawatan pada klien an. h usia sekolah dengan decompensasi kordis d...Asuhan keperawatan pada klien an. h usia sekolah dengan decompensasi kordis d...
Asuhan keperawatan pada klien an. h usia sekolah dengan decompensasi kordis d...
 
Kb 3 epidemiologi
Kb 3 epidemiologiKb 3 epidemiologi
Kb 3 epidemiologi
 
Mekanisme koping dan kesiapan diri preoperatif pada pasien
Mekanisme koping dan kesiapan diri preoperatif pada pasienMekanisme koping dan kesiapan diri preoperatif pada pasien
Mekanisme koping dan kesiapan diri preoperatif pada pasien
 
Jurnal pengetahuan masker
Jurnal pengetahuan maskerJurnal pengetahuan masker
Jurnal pengetahuan masker
 
723 1413-1-sm
723 1413-1-sm723 1413-1-sm
723 1413-1-sm
 
Adan
AdanAdan
Adan
 
45 87-1-sm
45 87-1-sm45 87-1-sm
45 87-1-sm
 
palliative
palliativepalliative
palliative
 

Similaire à KOPING GAGAL JANTUNG

Modul Kesadaran Menurun
Modul Kesadaran Menurun Modul Kesadaran Menurun
Modul Kesadaran Menurun Aulia Amani
 
Akep kecemasan jiwa
Akep kecemasan jiwaAkep kecemasan jiwa
Akep kecemasan jiwaMepsa Putra
 
4a florence nightingale
4a florence nightingale4a florence nightingale
4a florence nightingaleheri damanik
 
Refleksi kasus tentnag anxietas disorder
Refleksi kasus tentnag anxietas disorderRefleksi kasus tentnag anxietas disorder
Refleksi kasus tentnag anxietas disordermeilyrahmalia91
 
Askep gangguan pada cemas
Askep gangguan pada cemasAskep gangguan pada cemas
Askep gangguan pada cemasDian Cweety
 
adminjipt,+01-20.+Teknik+Relaksasi+Otot+Progresif+Untuk+Mengurangi+Stres+Pada...
adminjipt,+01-20.+Teknik+Relaksasi+Otot+Progresif+Untuk+Mengurangi+Stres+Pada...adminjipt,+01-20.+Teknik+Relaksasi+Otot+Progresif+Untuk+Mengurangi+Stres+Pada...
adminjipt,+01-20.+Teknik+Relaksasi+Otot+Progresif+Untuk+Mengurangi+Stres+Pada...wahyu791468
 
JURNAL READING KELOMPOK 3.pptx
JURNAL READING KELOMPOK 3.pptxJURNAL READING KELOMPOK 3.pptx
JURNAL READING KELOMPOK 3.pptxRiswandaYarYara
 
09 kecemasan-perempuan-dewasa-awal-yang-memiliki-ibu-penderita-kanker-serviks...
09 kecemasan-perempuan-dewasa-awal-yang-memiliki-ibu-penderita-kanker-serviks...09 kecemasan-perempuan-dewasa-awal-yang-memiliki-ibu-penderita-kanker-serviks...
09 kecemasan-perempuan-dewasa-awal-yang-memiliki-ibu-penderita-kanker-serviks...MarrCenllon Hia
 
Elly Yuliandari_MINDFUL-BASED COGNITIVE THERAPY (MBCT) DAN SELF-AWARENESS.pdf
Elly Yuliandari_MINDFUL-BASED COGNITIVE THERAPY (MBCT) DAN SELF-AWARENESS.pdfElly Yuliandari_MINDFUL-BASED COGNITIVE THERAPY (MBCT) DAN SELF-AWARENESS.pdf
Elly Yuliandari_MINDFUL-BASED COGNITIVE THERAPY (MBCT) DAN SELF-AWARENESS.pdfssuser8d73bf
 
ASUHAN KEPERAWATAN ASMA LANSIA.pptx
ASUHAN KEPERAWATAN ASMA LANSIA.pptxASUHAN KEPERAWATAN ASMA LANSIA.pptx
ASUHAN KEPERAWATAN ASMA LANSIA.pptxssuser52bbc0
 
manajemen gangguan psikososial pada pasien kritis.pptx
manajemen gangguan psikososial pada pasien kritis.pptxmanajemen gangguan psikososial pada pasien kritis.pptx
manajemen gangguan psikososial pada pasien kritis.pptxNandaMaisyuri1
 
3. isi tinjauan pustaka (penurunan kesadaran anak)
3. isi tinjauan pustaka (penurunan kesadaran anak)3. isi tinjauan pustaka (penurunan kesadaran anak)
3. isi tinjauan pustaka (penurunan kesadaran anak)Medy Wedhangga
 

Similaire à KOPING GAGAL JANTUNG (20)

Pengaruh hypnosis
Pengaruh hypnosisPengaruh hypnosis
Pengaruh hypnosis
 
Modul Kesadaran Menurun
Modul Kesadaran Menurun Modul Kesadaran Menurun
Modul Kesadaran Menurun
 
Akep kecemasan jiwa
Akep kecemasan jiwaAkep kecemasan jiwa
Akep kecemasan jiwa
 
4a florence nightingale
4a florence nightingale4a florence nightingale
4a florence nightingale
 
Epilepsi
EpilepsiEpilepsi
Epilepsi
 
Refleksi kasus tentnag anxietas disorder
Refleksi kasus tentnag anxietas disorderRefleksi kasus tentnag anxietas disorder
Refleksi kasus tentnag anxietas disorder
 
Askep gangguan pada cemas
Askep gangguan pada cemasAskep gangguan pada cemas
Askep gangguan pada cemas
 
Kedaruratan psikiatri
Kedaruratan psikiatriKedaruratan psikiatri
Kedaruratan psikiatri
 
adminjipt,+01-20.+Teknik+Relaksasi+Otot+Progresif+Untuk+Mengurangi+Stres+Pada...
adminjipt,+01-20.+Teknik+Relaksasi+Otot+Progresif+Untuk+Mengurangi+Stres+Pada...adminjipt,+01-20.+Teknik+Relaksasi+Otot+Progresif+Untuk+Mengurangi+Stres+Pada...
adminjipt,+01-20.+Teknik+Relaksasi+Otot+Progresif+Untuk+Mengurangi+Stres+Pada...
 
JURNAL READING KELOMPOK 3.pptx
JURNAL READING KELOMPOK 3.pptxJURNAL READING KELOMPOK 3.pptx
JURNAL READING KELOMPOK 3.pptx
 
refrat edit jiwa.pptx
refrat edit jiwa.pptxrefrat edit jiwa.pptx
refrat edit jiwa.pptx
 
09 kecemasan-perempuan-dewasa-awal-yang-memiliki-ibu-penderita-kanker-serviks...
09 kecemasan-perempuan-dewasa-awal-yang-memiliki-ibu-penderita-kanker-serviks...09 kecemasan-perempuan-dewasa-awal-yang-memiliki-ibu-penderita-kanker-serviks...
09 kecemasan-perempuan-dewasa-awal-yang-memiliki-ibu-penderita-kanker-serviks...
 
Elly Yuliandari_MINDFUL-BASED COGNITIVE THERAPY (MBCT) DAN SELF-AWARENESS.pdf
Elly Yuliandari_MINDFUL-BASED COGNITIVE THERAPY (MBCT) DAN SELF-AWARENESS.pdfElly Yuliandari_MINDFUL-BASED COGNITIVE THERAPY (MBCT) DAN SELF-AWARENESS.pdf
Elly Yuliandari_MINDFUL-BASED COGNITIVE THERAPY (MBCT) DAN SELF-AWARENESS.pdf
 
Askep migrain
Askep migrainAskep migrain
Askep migrain
 
Insom 13
Insom 13Insom 13
Insom 13
 
Makalah psikologi
Makalah psikologiMakalah psikologi
Makalah psikologi
 
Presentasi Tekanan Intrakranial
Presentasi Tekanan IntrakranialPresentasi Tekanan Intrakranial
Presentasi Tekanan Intrakranial
 
ASUHAN KEPERAWATAN ASMA LANSIA.pptx
ASUHAN KEPERAWATAN ASMA LANSIA.pptxASUHAN KEPERAWATAN ASMA LANSIA.pptx
ASUHAN KEPERAWATAN ASMA LANSIA.pptx
 
manajemen gangguan psikososial pada pasien kritis.pptx
manajemen gangguan psikososial pada pasien kritis.pptxmanajemen gangguan psikososial pada pasien kritis.pptx
manajemen gangguan psikososial pada pasien kritis.pptx
 
3. isi tinjauan pustaka (penurunan kesadaran anak)
3. isi tinjauan pustaka (penurunan kesadaran anak)3. isi tinjauan pustaka (penurunan kesadaran anak)
3. isi tinjauan pustaka (penurunan kesadaran anak)
 

Plus de KANDA IZUL

Gangguan tidur pada anak usia bawa tiga tahun lima kota di indonesia
Gangguan tidur pada anak usia bawa tiga tahun lima kota di indonesiaGangguan tidur pada anak usia bawa tiga tahun lima kota di indonesia
Gangguan tidur pada anak usia bawa tiga tahun lima kota di indonesiaKANDA IZUL
 
HUBUNGAN ANTARA MUTU PELAYANAN DENGAN KESETIAAN PASIEN ( SURVEY PADA PASIEN B...
HUBUNGAN ANTARA MUTU PELAYANAN DENGAN KESETIAAN PASIEN ( SURVEY PADA PASIEN B...HUBUNGAN ANTARA MUTU PELAYANAN DENGAN KESETIAAN PASIEN ( SURVEY PADA PASIEN B...
HUBUNGAN ANTARA MUTU PELAYANAN DENGAN KESETIAAN PASIEN ( SURVEY PADA PASIEN B...KANDA IZUL
 
PENGARUH BEBAN KERJA FISIK DAN MENTAL TERHADAP STRES KERJA PADA PERAWAT DI IN...
PENGARUH BEBAN KERJA FISIK DAN MENTAL TERHADAP STRES KERJA PADA PERAWAT DI IN...PENGARUH BEBAN KERJA FISIK DAN MENTAL TERHADAP STRES KERJA PADA PERAWAT DI IN...
PENGARUH BEBAN KERJA FISIK DAN MENTAL TERHADAP STRES KERJA PADA PERAWAT DI IN...KANDA IZUL
 
R O D U K T I F I T A S W A K T U K E R J A P E R A W A T D I R U A N G R A W...
R O D U K T I F I T A S W A K T U K E R J A P E R A W A T D I R U A N G R A W...R O D U K T I F I T A S W A K T U K E R J A P E R A W A T D I R U A N G R A W...
R O D U K T I F I T A S W A K T U K E R J A P E R A W A T D I R U A N G R A W...KANDA IZUL
 
HUBUNGAN ANTARA BEBAN KERJA, STRES KERJA DAN TINGKAT KONFLIK DENGAN KELELAHAN...
HUBUNGAN ANTARA BEBAN KERJA, STRES KERJA DAN TINGKAT KONFLIK DENGAN KELELAHAN...HUBUNGAN ANTARA BEBAN KERJA, STRES KERJA DAN TINGKAT KONFLIK DENGAN KELELAHAN...
HUBUNGAN ANTARA BEBAN KERJA, STRES KERJA DAN TINGKAT KONFLIK DENGAN KELELAHAN...KANDA IZUL
 
JURNAL PERSEPSI TERHADAP PERTAHANAN BIROKRASI DAN STRES KERJA PERAWAT
JURNAL PERSEPSI TERHADAP PERTAHANAN BIROKRASI DAN STRES KERJA PERAWATJURNAL PERSEPSI TERHADAP PERTAHANAN BIROKRASI DAN STRES KERJA PERAWAT
JURNAL PERSEPSI TERHADAP PERTAHANAN BIROKRASI DAN STRES KERJA PERAWATKANDA IZUL
 
Studi Deskriptif Burnout dan Coping Stres pada Perawat di Ruang Rawat Inap Ru...
Studi Deskriptif Burnout dan Coping Stres pada Perawat di Ruang Rawat Inap Ru...Studi Deskriptif Burnout dan Coping Stres pada Perawat di Ruang Rawat Inap Ru...
Studi Deskriptif Burnout dan Coping Stres pada Perawat di Ruang Rawat Inap Ru...KANDA IZUL
 
HUBUNGAN BEBAN KERJA DENGAN WAKTU TANGGAP PERAWAT GAWAT DARURAT MENURUT PERSE...
HUBUNGAN BEBAN KERJA DENGAN WAKTU TANGGAP PERAWAT GAWAT DARURAT MENURUT PERSE...HUBUNGAN BEBAN KERJA DENGAN WAKTU TANGGAP PERAWAT GAWAT DARURAT MENURUT PERSE...
HUBUNGAN BEBAN KERJA DENGAN WAKTU TANGGAP PERAWAT GAWAT DARURAT MENURUT PERSE...KANDA IZUL
 
Hubungan antara Motivasi Kerja Perawat dengan Kecenderungan mengalami Burnout...
Hubungan antara Motivasi Kerja Perawat dengan Kecenderungan mengalami Burnout...Hubungan antara Motivasi Kerja Perawat dengan Kecenderungan mengalami Burnout...
Hubungan antara Motivasi Kerja Perawat dengan Kecenderungan mengalami Burnout...KANDA IZUL
 
KONTRIBVSI HARDINESS DAN SELF-EFFICACYTERHADAP STRES KERJA (STUDI PADA PERA W...
KONTRIBVSI HARDINESS DAN SELF-EFFICACYTERHADAP STRES KERJA (STUDI PADA PERA W...KONTRIBVSI HARDINESS DAN SELF-EFFICACYTERHADAP STRES KERJA (STUDI PADA PERA W...
KONTRIBVSI HARDINESS DAN SELF-EFFICACYTERHADAP STRES KERJA (STUDI PADA PERA W...KANDA IZUL
 
JURNAL FAKTOR-FAKTOR YANG MENYEBABKAN STRES PADA PERAWAT ICU RUMAH SAKIT TIPE...
JURNAL FAKTOR-FAKTOR YANG MENYEBABKAN STRES PADA PERAWAT ICU RUMAH SAKIT TIPE...JURNAL FAKTOR-FAKTOR YANG MENYEBABKAN STRES PADA PERAWAT ICU RUMAH SAKIT TIPE...
JURNAL FAKTOR-FAKTOR YANG MENYEBABKAN STRES PADA PERAWAT ICU RUMAH SAKIT TIPE...KANDA IZUL
 
PENGUKURAN KINERJA INSTALASI RAWAT JALAN RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KODYA SEMARA...
PENGUKURAN KINERJA INSTALASI RAWAT JALAN RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KODYA SEMARA...PENGUKURAN KINERJA INSTALASI RAWAT JALAN RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KODYA SEMARA...
PENGUKURAN KINERJA INSTALASI RAWAT JALAN RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KODYA SEMARA...KANDA IZUL
 
JURNAL PELAYANAN ASURANSI KESEHATAN PEGAWAI NEGERI SIPIL DI RSUD KABUPATEN SE...
JURNAL PELAYANAN ASURANSI KESEHATAN PEGAWAI NEGERI SIPIL DI RSUD KABUPATEN SE...JURNAL PELAYANAN ASURANSI KESEHATAN PEGAWAI NEGERI SIPIL DI RSUD KABUPATEN SE...
JURNAL PELAYANAN ASURANSI KESEHATAN PEGAWAI NEGERI SIPIL DI RSUD KABUPATEN SE...KANDA IZUL
 
Konsep seksualitas
Konsep seksualitasKonsep seksualitas
Konsep seksualitasKANDA IZUL
 
KONSEP KELUARGA
KONSEP KELUARGAKONSEP KELUARGA
KONSEP KELUARGAKANDA IZUL
 
Proses keperawatan
Proses keperawatanProses keperawatan
Proses keperawatanKANDA IZUL
 
Memahami arti dan pentingnya pembukaan uud 19945
Memahami arti dan pentingnya pembukaan uud 19945Memahami arti dan pentingnya pembukaan uud 19945
Memahami arti dan pentingnya pembukaan uud 19945KANDA IZUL
 
KONSEP SEHAT SAKIT
KONSEP SEHAT SAKITKONSEP SEHAT SAKIT
KONSEP SEHAT SAKITKANDA IZUL
 
KONSEP SAKIT DALAM ISLAM
KONSEP SAKIT DALAM ISLAMKONSEP SAKIT DALAM ISLAM
KONSEP SAKIT DALAM ISLAMKANDA IZUL
 
KONSEP HIDUP SEHAT DALAM ISLAM
KONSEP HIDUP SEHAT DALAM ISLAMKONSEP HIDUP SEHAT DALAM ISLAM
KONSEP HIDUP SEHAT DALAM ISLAMKANDA IZUL
 

Plus de KANDA IZUL (20)

Gangguan tidur pada anak usia bawa tiga tahun lima kota di indonesia
Gangguan tidur pada anak usia bawa tiga tahun lima kota di indonesiaGangguan tidur pada anak usia bawa tiga tahun lima kota di indonesia
Gangguan tidur pada anak usia bawa tiga tahun lima kota di indonesia
 
HUBUNGAN ANTARA MUTU PELAYANAN DENGAN KESETIAAN PASIEN ( SURVEY PADA PASIEN B...
HUBUNGAN ANTARA MUTU PELAYANAN DENGAN KESETIAAN PASIEN ( SURVEY PADA PASIEN B...HUBUNGAN ANTARA MUTU PELAYANAN DENGAN KESETIAAN PASIEN ( SURVEY PADA PASIEN B...
HUBUNGAN ANTARA MUTU PELAYANAN DENGAN KESETIAAN PASIEN ( SURVEY PADA PASIEN B...
 
PENGARUH BEBAN KERJA FISIK DAN MENTAL TERHADAP STRES KERJA PADA PERAWAT DI IN...
PENGARUH BEBAN KERJA FISIK DAN MENTAL TERHADAP STRES KERJA PADA PERAWAT DI IN...PENGARUH BEBAN KERJA FISIK DAN MENTAL TERHADAP STRES KERJA PADA PERAWAT DI IN...
PENGARUH BEBAN KERJA FISIK DAN MENTAL TERHADAP STRES KERJA PADA PERAWAT DI IN...
 
R O D U K T I F I T A S W A K T U K E R J A P E R A W A T D I R U A N G R A W...
R O D U K T I F I T A S W A K T U K E R J A P E R A W A T D I R U A N G R A W...R O D U K T I F I T A S W A K T U K E R J A P E R A W A T D I R U A N G R A W...
R O D U K T I F I T A S W A K T U K E R J A P E R A W A T D I R U A N G R A W...
 
HUBUNGAN ANTARA BEBAN KERJA, STRES KERJA DAN TINGKAT KONFLIK DENGAN KELELAHAN...
HUBUNGAN ANTARA BEBAN KERJA, STRES KERJA DAN TINGKAT KONFLIK DENGAN KELELAHAN...HUBUNGAN ANTARA BEBAN KERJA, STRES KERJA DAN TINGKAT KONFLIK DENGAN KELELAHAN...
HUBUNGAN ANTARA BEBAN KERJA, STRES KERJA DAN TINGKAT KONFLIK DENGAN KELELAHAN...
 
JURNAL PERSEPSI TERHADAP PERTAHANAN BIROKRASI DAN STRES KERJA PERAWAT
JURNAL PERSEPSI TERHADAP PERTAHANAN BIROKRASI DAN STRES KERJA PERAWATJURNAL PERSEPSI TERHADAP PERTAHANAN BIROKRASI DAN STRES KERJA PERAWAT
JURNAL PERSEPSI TERHADAP PERTAHANAN BIROKRASI DAN STRES KERJA PERAWAT
 
Studi Deskriptif Burnout dan Coping Stres pada Perawat di Ruang Rawat Inap Ru...
Studi Deskriptif Burnout dan Coping Stres pada Perawat di Ruang Rawat Inap Ru...Studi Deskriptif Burnout dan Coping Stres pada Perawat di Ruang Rawat Inap Ru...
Studi Deskriptif Burnout dan Coping Stres pada Perawat di Ruang Rawat Inap Ru...
 
HUBUNGAN BEBAN KERJA DENGAN WAKTU TANGGAP PERAWAT GAWAT DARURAT MENURUT PERSE...
HUBUNGAN BEBAN KERJA DENGAN WAKTU TANGGAP PERAWAT GAWAT DARURAT MENURUT PERSE...HUBUNGAN BEBAN KERJA DENGAN WAKTU TANGGAP PERAWAT GAWAT DARURAT MENURUT PERSE...
HUBUNGAN BEBAN KERJA DENGAN WAKTU TANGGAP PERAWAT GAWAT DARURAT MENURUT PERSE...
 
Hubungan antara Motivasi Kerja Perawat dengan Kecenderungan mengalami Burnout...
Hubungan antara Motivasi Kerja Perawat dengan Kecenderungan mengalami Burnout...Hubungan antara Motivasi Kerja Perawat dengan Kecenderungan mengalami Burnout...
Hubungan antara Motivasi Kerja Perawat dengan Kecenderungan mengalami Burnout...
 
KONTRIBVSI HARDINESS DAN SELF-EFFICACYTERHADAP STRES KERJA (STUDI PADA PERA W...
KONTRIBVSI HARDINESS DAN SELF-EFFICACYTERHADAP STRES KERJA (STUDI PADA PERA W...KONTRIBVSI HARDINESS DAN SELF-EFFICACYTERHADAP STRES KERJA (STUDI PADA PERA W...
KONTRIBVSI HARDINESS DAN SELF-EFFICACYTERHADAP STRES KERJA (STUDI PADA PERA W...
 
JURNAL FAKTOR-FAKTOR YANG MENYEBABKAN STRES PADA PERAWAT ICU RUMAH SAKIT TIPE...
JURNAL FAKTOR-FAKTOR YANG MENYEBABKAN STRES PADA PERAWAT ICU RUMAH SAKIT TIPE...JURNAL FAKTOR-FAKTOR YANG MENYEBABKAN STRES PADA PERAWAT ICU RUMAH SAKIT TIPE...
JURNAL FAKTOR-FAKTOR YANG MENYEBABKAN STRES PADA PERAWAT ICU RUMAH SAKIT TIPE...
 
PENGUKURAN KINERJA INSTALASI RAWAT JALAN RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KODYA SEMARA...
PENGUKURAN KINERJA INSTALASI RAWAT JALAN RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KODYA SEMARA...PENGUKURAN KINERJA INSTALASI RAWAT JALAN RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KODYA SEMARA...
PENGUKURAN KINERJA INSTALASI RAWAT JALAN RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KODYA SEMARA...
 
JURNAL PELAYANAN ASURANSI KESEHATAN PEGAWAI NEGERI SIPIL DI RSUD KABUPATEN SE...
JURNAL PELAYANAN ASURANSI KESEHATAN PEGAWAI NEGERI SIPIL DI RSUD KABUPATEN SE...JURNAL PELAYANAN ASURANSI KESEHATAN PEGAWAI NEGERI SIPIL DI RSUD KABUPATEN SE...
JURNAL PELAYANAN ASURANSI KESEHATAN PEGAWAI NEGERI SIPIL DI RSUD KABUPATEN SE...
 
Konsep seksualitas
Konsep seksualitasKonsep seksualitas
Konsep seksualitas
 
KONSEP KELUARGA
KONSEP KELUARGAKONSEP KELUARGA
KONSEP KELUARGA
 
Proses keperawatan
Proses keperawatanProses keperawatan
Proses keperawatan
 
Memahami arti dan pentingnya pembukaan uud 19945
Memahami arti dan pentingnya pembukaan uud 19945Memahami arti dan pentingnya pembukaan uud 19945
Memahami arti dan pentingnya pembukaan uud 19945
 
KONSEP SEHAT SAKIT
KONSEP SEHAT SAKITKONSEP SEHAT SAKIT
KONSEP SEHAT SAKIT
 
KONSEP SAKIT DALAM ISLAM
KONSEP SAKIT DALAM ISLAMKONSEP SAKIT DALAM ISLAM
KONSEP SAKIT DALAM ISLAM
 
KONSEP HIDUP SEHAT DALAM ISLAM
KONSEP HIDUP SEHAT DALAM ISLAMKONSEP HIDUP SEHAT DALAM ISLAM
KONSEP HIDUP SEHAT DALAM ISLAM
 

KOPING GAGAL JANTUNG

  • 1. HUBUNGAN TINGKAT KECEMASAN DENGAN MEKANISME KOPING PADA PASIEN GAGAL JANTUNG KONGESTIF DI RSU PANDAN ARANG BOYOLALI Atina Inayah Ihdaniyati * Winarsih Nur A ** Abstract Background : Anxiety on congestive heart failure patient resulted because they experience out of breath and chest pain so they tend to concerned. Anxiety could motivate the individual to appropriate with to stressor and conduct an action to correct it. Coping mechanism is the result of an individual action to face of the stressor. When individual could face the stressor very well, it will deliver the adaptive coping. But when individual unable to find the good solution, it will conduct the maladaptive coping. Target of research : To know the relation between anxiety level with the coping mechanism on congestive heart failure patient. Research method : This Research has the non-experimental character with the descriptive method of correlation use the cross sectional approach. Sampling techniques which used are accidental sampling with the total samples are 30 responders. Validity test use the Product Moment test and reliability test use the Alpha Cronbach test. For data analysis, it uses the Kendal tau-b test with test of normality data use the z test. Result of research : Result of Kendal tau-b correlation analysis indicate that the count value equal to -0,745 with the probability 0,000 (p<0, 05). Then, significance test use the z test with the result 5,782 which for the N=30, value of z table is 1, 96. It’s mean the value of z count > z table . The results indicate that there is a capable and significant of negative relation between anxiety level with the coping mechanism. Keyword: anxiety level, coping mechanism, congestive heart failure. * Atina Inayah Ihdaniyati: Mahasiswa Jurusan Ilmu Keperawatan FIK UMS Jln A. Yani Tromol Post I Kartasura. ** Winarsih Nur A Dosen Keperawatan FIK UMS. Jln Ahmad Yani Tromol Pos 1 Kartasura PENDAHULUAN Insiden penyakit gagal jantung di Indonesia semakin meningkat sejalan dengan meningkatnya Gagal jantung merupakan masalah kesehatan usia harapan hidup penduduk. Meskipun masyarakat yang utama. Gagal jantung menjadi pengobatan gagal jantung kian maju tetapi angka penyakit yang terus meningkat kejadiannya kematiannya masih saja tinggi yaitu 40 %. Ada terutama pada lansia. Studi Framingham kecenderungan peningkatan jumlah penderita gagal memberikan gambaran yang jelas tentang gagal jantung dari tahun ke tahun, bahkan dalam kurun jantung. Pada studinya disebutkan bahwa kejadian waktu 6 bulan pada tahun 2007 jumlahnya terus gagal jantung per tahun pada orang berusia > 45 saja meningkat (Wikipedia, 2007). tahun adalah 7,2 kasus setiap 1000 orang laki-laki Pasien gagal jantung mengalami peredaran dan 4,7 kasus setiap 1000 orang perempuan. Di darah sistemik dan sirkulasi yang berjalan lambat. Amerika hampir 5 juta orang menderita gagal Pemindahan O2 dan CO2 dalam paru-paru jantung (Sani, 2007). berlangsung sukar, seluruh organ dan jaringan tubuh tidak dapat dipenuhi kebutuhannya akan Hubungan Tingkat Kecemasan Dengan Mekanisme Koping ... ( Atina Inayah dan Winarsih Nur A.) 163
  • 2. oksigen dan zat-zat makanan. Terjadi awitan pasien mengalami gangguan dalam istirahat, kesulitan nafas mendadak dan perasaan tercekik terkadang terjadi halusinasi. (Rilantono, 2004). Kecemasan yang terjadi pada Tujuan penelitian secara umum adalah untuk kebanyakan pasien gagal jantung dikarenakan mengetahui hubungan tingkat kecemasan dengan mereka mengalami kesulitan mempertahankan mekanisme koping pada pasien gagal jantung oksigenasi yang adekuat sehingga mereka kongestif di RSU Pandan Arang Boyolali. Tujuan cenderung sesak nafas dan gelisah secara khusus : 1. Untuk mengetahui gambaran (Smeltzer,2001). Kecemasan yang dialami ketika tingkat kecemasan pada pasien gagal jantung terjadi serangan adalah kecemasan berat sehingga kongestif. 2. Untuk mengetahui mekanisme koping memerlukan bantuan untuk oksigenasi dan yang digunakan pasien gagal jantung apakah konseling yang tepat. adaptif atau maladaptif. Pasien dengan gagal jantung sering merasa cemas, ketakutan dan depresi. Hampir semua Kecemasan pasien menyadari bahwa jantung adalah organ yang penting dan ketika jantung mulai rusak maka Kecemasan adalah pengalaman emosi yang kesehatan juga terancam. Ketika penyakitnya tidak menyenangkan, datang dari dalam dan meningkat dan manifestasinya memburuk, pasien bersifat meningkat, menggelisahkan dan sering memiliki ketakutan yang berlebihan karena menakutkan yang dihubungkan dengan suatu cacat permanen dan kematian. Para pasien ancaman bahaya yang tidak diketahui oleh mengekspresikan ketakutan dengan berbagai cara individu. Perasaan ini disertai oleh komponen seperti mimpi buruk, insomnia, kecemasan akut, somatik, fisiologik, otonomik, biokimiawi, depresi dan memungkiri kenyataan (Black, 2005). hormonal dan perilaku (Prawirohusodo, 1998). Kecemasan adalah sesuatu yang menimpa Tingkat kecemasan yang dikemukakan oleh hampir setiap orang pada waktu tertentu dalam Townsend (2005) ada empat tingkat yaitu : kehidupannya. Kecemasan merupakan reaksi 1) Kecemasan Ringan normal terhadap situasi yang sangat menekan Kecemasan ringan berhubungan dengan kehidupan seseorang (Ramaiah, 2003). Teori ketegangan dalam kehidupan sehari-hari dan psikoanalitis klasik menyatakan bahwa pada saat menyebabkan seseorang menjadi waspada. individu menghadapi situasi yang dianggapnya Manifestasi yang muncul pada tingkat ini mengancam, maka secara umum ia akan memiliki adalah kelelahan, iritabel, kesadaran reaksi yang biasanya berupa rasa takut. meningkat, mampu untuk belajar, motivasi Kebingungan menghadapi stimulus yang meningkat dan tingkah laku sesuai dengan berlebihan dan tidak berhasil diselesaikan oleh situasi. ego, maka ego akan diliputi kecemasan. Kecemaan 2) Kecemasan Sedang sebagai syarat bagi ego untuk melakukan tindakan- Manifestasi yang muncul pada tingkat ini yaitu tindakan yang tepat (Zaviera, 2007). kelelahan meningkat, denyut jantung dan Pasien gagal jantung banyak yang mengalami pernapasan meningkat, ketegangan otot kecemasan. Kecemasan tersebut bervariasi dari meningkat, bicara cepat dengan volume tinggi, kecemasan ringan sampai dengan kecemasan berat. mampu untuk belajar namun tidak terfokus Kecemasan yang dialami pasien mempunyai pada rangsang yang tidak menambah beberapa alasan diantaranya : cemas akibat sesak kecemasan, mudah tersinggung, tidak sabar, nafas, cemas akan kondisi penyakitnya, cemas jika mudah lupa, marah dan menangis. penyakitnya tidak bisa sembuh, cemas dan takut 3) Kecemasan Berat akan kematian. Terkadang kecemasan dapat Manifestasi yang muncul pada tingkat ini terlihat dalam bentuk lain, seperti sering bertanya adalah mengeluh pusing, sakit kepala, mual, tentang penyakitnya dan berulang meskipun tidak dapat tidur (insomnia), sering kencing, pertanyaan sudah dijawab, pasin terlihat gelisah, diare, palpitasi, tidak mau belajar secara sulit istirahat dan tidak bergairah saat makan. efektif, berfokus pada dirinya sendiri, perasaan Pada pasien gagal jantung kongestif, perilaku tidak berdaya, bingung dan disorientasi. koping yang kurang baik akan dapat memperparah 4) Panik kondisi pasien seperti pasien akan gelisah yang Panik berhubungan dengan terperangah, berlebihan sampai berteriak-teriak, sesak nafas, ketakutan, teror karena mengalami kehilangan tekanan darah meningkat, denyut nadi cepat dan kendali. Orang yang sedang panik tidak tidak patuh dalam pengobatan sehingga mampu melakukan sesuatu walaupun dengan penyakitnya tidak kunjung sembuh. Selain itu pengarahan. Tanda dan gejala yang terjadi 164 Berita Ilmu Keperawatan ISSN 1979-2697, Vol.1, No. 4, Desember 2008, 163-168
  • 3. pada keadaan ini adalah susah bernafas, penelitian yang bermaksud untuk mencari dilatasi pupil, palpitasi, pucat, diaphoresis, hubungan antara dua variabel. Sedangkan pembicaraan inkoheren, tidak dapat berespon rancangan penelitian yang digunakan adalah cross terhadap perintah yang sederhana, berteriak- sectional karena pengumpulan data kedua variabel teriak, menjerit, mengalami halusinasi dan dilaksanakan dalam waktu bersamaan atau dalam delusi. Panik dapat menagakibatkan satu waktu (Nursalam, 2003). peningkatan motorik, penurunan kemampuan Sampel yang digunakan dalam penelitian ini berhubungan dengan orang lain dan tidak adalah pasien Gagal Jantung Kongestif yang mampu berfikir rasional. mengalami kecemasan pada bulan Februari-Maret 2008 dengan rata-rata pasien perbulan sebanyak 18 Mekanisme Koping pasien. Tehnik pengambilan sampel dalam Menurut Kelliat (1999) koping adalah cara penelitian ini adalah Aksidental sampling. yang dilakukan individu dalam menyelesaikan Analisa data dilakukan secara univariat masalah, menyesuaikan diri dengan perubahan dan untuk mengetahui karakteristik responden respon terhadap situasi yang mengancam. berdasarkan umur, jenis kelamin, tingkat Mekanisme koping ada dua macam : pendidikan, status perkawinan, tingkatan penyakit, 1) Mekanisme koping adaptif adalah suatu usaha tingkat kecemasan dan mekanisme koping. yang dilakukan individu dalam menyelesaikan Sedangkan analisa bivariat menggunakan Kendal masalah akibat adanya stressor atau tekanan tau-b dengan uji signifikansi menggunakan uji z. yang bersifat positif, rasional, dan konstruktif. 2) Mekanisme koping maladaptif adalah suatu HASIL PENELITIAN usaha yang dilakukan individu dalam menyelesaikan masalah akibat adanya stressor Hubungan antara tingkat kecemasan dengan atau tekanan yang bersifat negatif, merugikan mekanisme koping pada pasien Gagal Jantung dan destruktif serta tidak dapat menyelesaiakan Kongestif dapat dilihat pada tabel 1 di bawah ini : masalah secara tuntas. Tabel 1. Hubungan Tingkat Kecemasan 3. Gagal Jantung Kongestif Dengan Mekanisme Koping Gagal jantung kongestif adalah Mekanisme Koping ketidakmampuan jantung untuk memompa Tingkat Adaptif Mal N τ p darah yang adekuat untuk memenuhi kebutuhan jaringan akan oksigen dan nutrisi Kecemasan adaptif value (Smeltzer, 2001). Kecemasan 5 0 5 Penyebab gagal jantung antara lain : Ringan 0,000 kelainan otot jantung, penyakit jantung lain, Kecemasan 20 0 20 -0,745 dan faktor sistemik. Sedang Manifestasi Klinik : Kecemasan 0 5 5 Berat Tanda dominan gagal jantung adalah meningkatnya volume intravaskuler. Kongesti jaringan terjadi akibat tekanan arteri dan vena Pada tabel 1 di atas diketahui pasien yang yang meningkat akibat turunnya curah jantung mempunyai kecemasan tingkat ringan melakukan pada kegagalan jantung. Peningkatan tekanan mekanisme koping adaptif sebanyak 5 orang pulmonalis dapat menyebabkan cairan (16,7%), dan tidak ada yang melakukan mengalir dari kapiler paru ke alveoli, mekanisme koping maladaptif. Pasien dengan akibatnya terjadi edema paru yang kecemasan tingkat sedang yang melakukan dimanifestasikan dengan batuk dan nafas mekanisme koping adaptif sebanyak 20 orang pendek. Meningkatnya tekanan vena sistemik (66,7%), dan tidak ada yang melakukan dapat mengakibatkan edema perifer umum dan mekanisme koping maladaptif. Pasien yang perubahan berat badan. mempunyai kecemasan tingkat berat melakukan mekanisme koping maladaptif sebanyak 5 orang (16,7%) dan tidak ada yang melakukan mekanisme METODE PENELITIAN koping adaptif. Uji normalitas data menggunakan metode Jenis penelitian ini merupakan penelitian Kolmogorov-Smirnov. Cara menguji normalitas kuantitatif dengan desain penelitian mengunakan yaitu dengan membandingkan probabilitas (p) rancangan deskriptif korelatif yaitu rancangan Hubungan Tingkat Kecemasan Dengan Mekanisme Koping ... ( Atina Inayah dan Winarsih Nur A.) 165
  • 4. yang diperoleh dengan taraf signifikansi (α) 0,05. sehingga mampu mengembangkan mekanisme Apabila nilai p > α maka terdistribusi normal atau koping yang konstruktif. Sedangkan 5 responden sebaliknya (Singgih, 2000: 179). Hasil uji yang mengalami kecemasan berat, semuanya normalitas masing-masing variabel dengan melakukan mekanisme koping yang maladaptif. program SPSS 10.0 terhadap nilai residual Hal ini disebabkan oleh karena mereka tidak diperoleh nilai probabilitas di atas 0,05, hal ini mampu mengendalikan kecemasannya dan takut menunjukkan bahwa data berdistribusi secara akan kematian yang sewaktu-waktu dapat normal ( p > 0,05). Secara rinci uji normalitas mengancam jiwanya sehingga pada saat mereka dapat dilihat pada tabel di bawah ini : jenuh dengan keadaanya, mereka cenderung pasrah pada keadaan dan melakukan koping yang Tabel 2. Hasil Uji Normalitas destruktif dan merugikan. Variabel Zhitung Prob Ket Dari 5 responden yang mengalami kecemasan ringan, semuanya belum pernah dirawat dengan Tingkat 0,536 0,936 N penyakit yang sama, sehingga kerusakan organ Kecemasan jantung belum terlalu parah. Sesak nafas yang Mekanisme mereka alami dapat berkurang ketika diberikan 0,875 0,429 N bantuan nafas berupa oksigen. Pasien dengan Koping kecemasan ringan masih mampu mengendalikan mekanisme koping untuk menurunkan Analisis data yang digunakan dalam penelitian kecemasannya (Prasetyo, 2006). Jadi ketika terjadi ini adalah statistik non parametrik teknik bivariabel serangan sesak nafas dan nyeri dada, mereka dengan uji korelasi Kendal tau-b untuk mencari segera memeriksakan diri ke dokter atau rumah hubungan dan menguji hipotesis dua variabel. sakit untuk mendapatkan penanganan yang tepat. Dalam penelitian ini akan di uji hubungan antara Dalam penelitian ini sebagian besar responden tingkat kecemasan dengan mekanisme koping yaitu sebanyak 20 responden mengalami pasien Gagal Jantung Kongestif. kecemasan sedang. Pada kecemasan tingkat ini Hasil analisis dengan program SPSS 10.0 memungkinkan seseorang untuk memusatkan pada diperoleh nilai koefisien korelasi sebesar -0,745 masalah yang penting dan mengesampingkan yang dengan probabilitas sebesar 0,000 (p < 0,05). Hasil lain sehingga seseorang mengalami perhatian yang tersebut menunjukkan adanya hubungan yang kuat selektif namun dapat melakukan sesuatu yang antara tingkat kecemasan dengan mekanisme terarah (Townsend, 2005). Penemuan di lapangan koping. Untuk menguji signifikansi korelasi menunjukkan bahwa responden yang mengalami menggunakan rumus z, hasil perhitungan uji z kecemasan sedang, mereka mengalami sesak nafas, diperoleh nilai z sebesar 5,782 sedangkan nilai z tekanan darah naik dan denyut nadi yang cepat. tabel pada N = 30 adalah sebesar 1,96, berarti (z Ketika diajak bicara mereka menjawab dengan hitung > z tabel) maka Ho ditolak dan Ha diterima, nada bicara yang keras dan cepat. Mereka seperti maka dapat disimpulkan bahwa tingkat kecemasan tergesa-gesa dalam menjawab pertanyaan dan mempunyai hubungan yang kuat dan signifikan terkadang menangis. Akan tetapi mereka masih dengan mekanisme koping pada pasien Gagal dapat diajak untuk kerjasama dan mematuhi Jantung Kongestif. prosedur pengobatan. Menurut Smeltzer (2001) bahwa pada pasien PEMBAHASAN gagal jantung kongestif, kecemasan yang dialami dikarenakan mereka mengalami kesulitan Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa ada mempertahankan oksigenasi yang adekuat, maka hubungan yang signifikan antara tingkat mereka cenderung cemas dan gelisah karena sulit kecemasan dengan mekanisme koping. Dari bernafas. Hal ini menyebabkan perhatian menjadi perolehan data didapatkan 5 responden mengalami selektif dan terfokus pada rangsang yang tidak kecemasan ringan, 20 responden mengalami menambah kecemasan. Dalam penelitian ini kecemasan sedang dan 5 responden mengalami responden yang mengalami kecemasan sedang kecemasan berat. Dari 25 responden yang mampu melakukan mekanisme koping yang mengalami kecemasan ringan dan sedang, mereka adaptif dikarenakan mereka mendapat ketenangan dapat melakukan mekanisme koping yang adaptif batin dari dukungan keluarga yang kuat supaya dan tidak ada yang melakukan mekanisme koping lekas sembuh. Jadi meskipun mereka mengalami maladaptif. Hal ini dikarenakan mereka dapat sesak nafas, nyeri dada dan rasa takut akan mengendalikan perasaan cemas yang muncul kematian, akan tetapi berkat kehadiran anggota 166 Berita Ilmu Keperawatan ISSN 1979-2697, Vol.1, No. 4, Desember 2008, 163-168
  • 5. keluarga yang selalu menemani dan memberikan kecemasan ringan dan sedang mempunyai dukungan positif, mereka mampu mengendalikan mekanisme koping adaptif dan 100% pasien kecemasan- nya dengan baik dan mau mematuhi dengan kecemasan berat mempunyai mekanisme semua prosedur pengobatan sehingga mereka koping maladaptif. mampu melakukan mekanisme koping yang adaptif. KESIMPULAN DAN SARAN Menurut Niven (2002) bahwa dukungan keluarga dapat membantu meningkatkan Kesimpulan mekanisme koping individu dengan memberikan dukungan emosi dan saran-saran mengenai strategi Berdasarkan hasil analisis data dan tujuan alternatif yang didasarkan pada pengalaman dalam penelitian ini, maka hasil penelitian ini sebelumnya dan mengajak orang lain berfokus dapat disimpulkan sebagai berikut: a. Responden pada aspek-aspek yang lebih positif. Dari hasil yang mengalami kecemasan ringan sebanyak wawancara dan pengamatan peneliti, bahwa pasien 16,7%, responden yang mengalami kecemasan gagal jantung dengan kecemasan sedang sedang sebanyak 66,7%, dan responden yang mengharapkan dukungan berupa dukungan emosi, mengalami kecemasan berat sebanyak 5 responden saran dan informasi dari keluarga dan petugas atau 16,7%. Jadi sebagian besar responden dalam kesehatan (dokter dan perawat) yang berkaitan penelitian ini mengalami kecemasan sedang dengan penyakitnya. Sehingga selain pengobatan (66,7%). b. Responden yang melakukan koping medis adanya dukungan sosial yang positif akan adaptif sebanyak 83,3% dan responden yang membantu seseorang untuk beradaptasi lebih baik melakukan koping maladaptif sebanyak 16,7%. secara emosional dengan mencegah perasaan Jadi sebagian besar responden dalam penelitian ini cemas dan sedih yang berlarut-larut terhadap melakukan koping adaptif (83,3%). c. Hasil penyakit (Atkinson,1997). analisis korelasi Kendal tau-b menunjukkan nilai Selain mendapat dukungan dari keluarga, probabilitas sebesar 0,000 (p<α) dan hasil uji z pasien gagal jantung kongestif yang mengalami sebesar 5,782 (5,782>1,96) hasil tersebut kecemasan sedang juga melakukan pendekatan menunjukkan bahwa ada hubungan yang signifikan religius dengan cara berdzikir, berdo’a sesuai antara tingkat kecemasan dengan mekanisme dengan keyakinan masing-masing dan melakukan koping. sholat meskipun dengan berbaring. Dengan melakukan pendekatan religius tersebut, Saran kebanyakan pasien dapat merasakan ketenangan batin sehingga mampu mengendalikan 1. Bagi Rumah Sakit kecemasannya dan melakukan mekanisme koping Tingkat kecemasan mempunyai hubungan yang adaptif. yang signifikan dengan mekanisme koping, Sedangkan 5 responden yang mengalami oleh karena itu bagi pihak rumah sakit untuk kecemasan berat, kesemuanya sudah pernah lebih menekankan pada pemberian konseling mengalami gagal jantung dan dirawat di rumah sehingga pasien dapat mengendalikan sakit. Kelima responden tersebut semuanya kecemasannya dan melakukan koping yang melakukan mekanisme koping yang maladaptif. bersifat konstruktif. Pasien gagal jantung yang mengalami kekambuhan 2. Bagi Peneliti Lain tidak hanya menyebabkan masalah psikologis, a. Penelitian ini hanya meneliti pada pasien sosiologis dan finansial, tetapi beban fisiologis Gagal Jantung Kongestif di RSU Pandan pasien akan menjadi lebih serius. Organ tubuh Arang Boyolali, sehingga hasil penelitian menjadi rusak dan serangan berulang dapat ini lemah dalam hal generalisasi, oleh menyebabkan fibrosis paru, sirosis hepatis, karena itu bagi peneliti lain agar pembesaran limpa dan ginjal, bahkan kerusakan melakukan penelitian pada obyek otak akibat kekurangan oksigen selama episode penelitian yang berbeda dan juga faktor akut (Smeltzer, 2001). yang berbeda, sehingga dapat Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa menyempurnakan hasil penelitian ini. semakin tinggi tingkat kecemasan pasien maka b. Pada penelitian selanjutnya supaya akan semakin rendah atau semakin buruk meneliti karakteristik responden yang mekanisme koping yang dilakukan. berhubungan dengan kondisi psikologis Berdasarkan data yang diperoleh dari pasien yang dapat mempengaruhi tingkat penelitian didapatkan bahwa 100% pasien dengan Hubungan Tingkat Kecemasan Dengan Mekanisme Koping ... ( Atina Inayah dan Winarsih Nur A.) 167
  • 6. kecemasan dan mekanisme koping pasien mekanisme koping yang digunakan pasien seperti tipe kepribadian. atau responden. c. Kepada peneliti lain supaya mengklasifikasikan jenis-jenis mekanisme koping sehingga lebih memperjelas DAFTAR PUSTAKA Alwisol, 2006, Psikologi Kepribadian, UMM Press : Malang Atkinson, R.L., & Bem D.J., 1997, Pengantar Psikologi, Edisi Kedua, Interaksara : Jakarta. Black, J.M., & Hawks, J.K., 2005, Medical Surgical Nursing : Clinical Management for Positive Outcomes, Volume II, 7th Edition, Elsevier’s Health Sciences Right Departement : Philadelphia. Kelliat, A.B., 1999, Penatalaksanaan Stress, EGC : Jakarta. Marwiati, 2005, Hubungan Tingkat Kecemasan Dengan Strategi Koping Pada Keluarga Yang Salah Satu Anggota Keluarga Dirawat Dengan Penyakit Jantung, STIKES Ngudi Waluyo Ungaran : Semarang. (Skripsi) Tidak dipublikasikan. Niven, N., 2002, Psikologi Kesehatan : Pengantar Untuk Perawat dan Profesional Kesehatan Lain, Edisi Kedua, EGC : Jakarta. Nursalam, 2003, Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan, Salemba Medika : Jakarta. Prasetyo, D.H., 2006, Psikoneuro- imunologi Untuk Keperawatan, UNS Press : Surakarta. Prawirohusodo, 1998, Kumpulan Makalah Simposium Stress dan Kecemasan, FKUGM : Yogyakarta. Rilantono, dkk, 2004, Buku Ajar Kardiologi, Edisi Kelima, FKUI : Jakarta. Sani, A., 2007, Heart Failure : Current Paradigm, Cetakan Pertama, Medya Crea : Jakarta. Smeltzer, S.C., 2001, Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah, Edisi Kedelapan, Volume I, EGC : Jakarta. Sugiyono, 2005, Statistika Untuk Penelitian, Cetakan Ketujuh, CV.ALFABETA : Bandung. Stuart & Sundeen, 1998. Prinsip dan Praktik Psikiatrik (Terjemahan), EGC : Jakarta. Zaviera, F., 2007, Teori Kepribadian Sigmund Freud, Prismasophie : Yogyakarta 168 Berita Ilmu Keperawatan ISSN 1979-2697, Vol.1, No. 4, Desember 2008, 163-168