SlideShare une entreprise Scribd logo
1  sur  32
TIROIDITIS
Dr. Mathelda dw
Anatomi
Tiroid merupakan kelenjar endokrin (tidak
mempunyai ductus) dan bilobular (kanan dan
kiri), dihubungkan oleh isthmus (jembatan) yang
terletak di depan trachea tepat di
bawah cartilago cricoidea. Kadang juga terdapat
lobus tambahan yang membentang ke atas
(ventral tubuh), yaitu lobus piramida.
Secara embriologi, tahap
pembentukan kelenjar tiroid adalah:
A. Kelenjar tiroid mulanya merupakan dua buah tonjolan dari dinding
depan bagian tengah farings, yang terbentuk pada usia kelahiran 4
minggu. Tonjolan pertama disebut pharyngeal pouch, yaitu antara arcus
brachialis 1 dan 2. Tonjolan kedua pada foramen ceacum, yang berada
ventral di bawah cabang farings I.
B. Pada minggu ke-7, tonjolan dari foramen caecum akan menuju
pharyngeal pouch melalui saluran yang disebut ductus thyroglossus.
C. Kelenjar tiroid akan mencapai kematangan pada akhir bulan ke-3, dan
ductus thyroglossus akan menghilang. Posisi akhir kelenjar tiroid
terletak di depan vertebra cervicalis 5, 6, dan 7.
D. Namun pada kelainan klinis, sisa kelenjar tiroid ini juga masih sering
ditemukan di pangkal lidah (ductus thyroglossus/lingua thyroid) dan
pada bagian leher yang lain.
Kelenjar tiroid dialiri oleh beberapa
arteri:
• 1. A. thyroidea superior (arteri utama).
• 2. A. thyroidea inferior (arteri utama).
• 3. Terkadang masih pula terdapat A. thyroidea
ima, cabang langsung dari aorta atau A.
anonyma.
Kelenjar tiroid mempunyai 3 pasang
vena utama:
• 1. V. thyroidea superior (bermuara di V.
jugularis interna).
• 2. V. thyroidea medialis (bermuara di V.
jugularis interna).
• 3. V. thyroidea inferior (bermuara di V.
anonyma kiri).
Aliran limfe terdiri dari 2 jalinan:
• 1. Jalinan kelenjar getah bening
intraglandularis
• 2. Jalinan kelenjar getah bening
extraglandularis
• Kedua jalinan ini akan mengeluarkan isinya ke
limfonoduli pretracheal → kelenjar limfe yang
dalam sekitar V. jugularis. → limfonoduli
mediastinum superior.
Persarafan kelenjar tiroid:
• Ganglion simpatis (dari truncus sympaticus)
cervicalis media dan inferior
• Parasimpatis, yaitu N. laryngea superior dan
N. laryngea recurrens (cabang N.vagus)
• N. laryngea superior dan inferior sering cedera
waktu operasi, akibatnya pita suara terganggu
(stridor/serak).
Histologi
• Parenkim kelenjar ini terdiri atas:
1. Folikel-folikel dengan epithetlium simplex
kuboideum yang mengelilingi suatu massa
koloid. Sel epitel tersebut akan berkembang
menjadi bentuk kolumner katika folikel lebih
aktif (seperti perkembangan otot yang terus
dilatih).
2. Cellula perifolliculares (sel C) yang terletak di
antara beberapa folikel yang berjauhan.
Sintesis dan Sekresi Hormon Tiroid:
• Iodide Trapping, yaitu pejeratan iodium oleh pompa Na+/K+
ATPase.
• Yodium masuk ke dalam koloid dan mengalami oksidasi. Kelenjar
tiroid merupakan satu-satunya jaringan yang dapat mengoksidasi I
hingga mencapai status valensi yang lebih tinggi. Tahap ini
melibatkan enzim peroksidase.
• Iodinasi tirosin, dimana yodium yang teroksidasi akan bereaksi
dengan residu tirosil dalam tiroglobulin di dalam reaksi yang
mungkin pula melibatkan enzim tiroperoksidase (tipe enzim
peroksidase).
• Perangkaian iodotironil, yaitu perangkaian dua molekul DIT
(diiodotirosin) menjadi T4 (tiroksin, tetraiodotirosin) atau
perangkaian MIT (monoiodotirosin) dan DIT menjadi T3
(triiodotirosin). reaksi ini diperkirakan juga dipengaruhi olehenzim
tiroperoksidase.
• Hidrolisis yang dibantu oleh TSH (Thyroid-Stimulating
Hormone) tetapi dihambat oleh I, sehingga senyawa
inaktif (MIT dan DIT) akan tetap berada dalam sel
folikel.
• Tiroksin dan triiodotirosin keluar dari sel folikel dan
masuk ke dalam darah. Proses ini dibantu oleh TSH.
• MIT dan DIT yang tertinggal dalam sel folikel akan
mengalamideiodinasi, dimana tirosin akan dipisahkan
lagi dari I. Enzim deiodinase sangat berperan dalam
proses ini.
• Tirosin akan dibentuk menjadi tiroglobulin
oleh retikulum endoplasma dan kompleks golgi
Pengangkutan Tiroksin dan Triiodotirosin
ke Jaringan
• Terdapat 3 protein plasma yang penting dalam
pengikatan hormon tiroid:
1. TBG (Thyroxine-Binding Globulin) yang secara
selektif mengikat 55% T4 dan 65% T3 yang
ada di dalam darah.
2. Albumin yang secara nonselektif mengikat
banyak hormone lipofilik, termasuk 10% dari
T4 dan 35% dari T3.
3. TBPA (Thyroxine-Binding Prealbumin) yang
mengikat sisa 35% T4.
• Di dalam darah, sekitar 90% hormon tiroid dalam
bentuk T4, walaupun T3 memiliki aktivitas
biolorgis sekitar empat kali lebih poten daripada
T4. Namun, sebagian besar T4 yang disekresikan
kemudian dirubah menjadi T3, atau diaktifkan,
melalui proses pengeluaran satu yodium di hati
dan ginjal. Sekitar 80% T3 dalam darah berasal
dari sekresi T4 yang mengalami proses
pengeluaran yodium di jaringan perifer. Dengan
demikian, T3 adalah bentuk hormon tiroid yang
secara biologis aktif di tingkat sel.
Fungsi Fisiologis Hormon Tiroid:
• Meningkatkan transkripsi gen ketika hormon
tiroid (kebanyakan T3) berikatan dengan
reseptornya di inti sel.
• Meningkatkan jumlah dan aktivitas
mitokondria sehingga pembentukkan ATP
(adenosin trifosfat) meningkat.
• Meningkatkan transfor aktif ion melalui membran
sel.
• Meningkatkan pertumbuhan dan perkembangan
otak, terutama pada masa janin.
Tiroiditis terdapat dalam beberapa
bentuk:
1. akut (supuratif)
2. subakut (DeQuervain)
3. menahun
• a. limfositik (Hashimoto)
• b. non-spesifik
• c. fibrosa-invasif (Riedel)
• Penyakit ini biasanya berupa peradangan
kronik yang umumnya bersifat imunologik.
Penyakit sering disertai kelainan-kelainan
autoimun sistemik. Tiroiditis infeksi tersendiri
yang disebabkan oleh bakteri atau patogen
lain sangat jarang terjadi pada orang yang
imunokompeten tetapi dapat timbul pada
pasien AIDS.
PEMERIKSAAN FISIK
• Inspeksi. Periksa leher terhadap kemungkinan asimetri. Tiroid
normal hampir tidak nampak. Persilakan pasien untuk menelan,
sambil mengamati gerakan naik tiroid. Pembesaran tiroid secara
difus seringkali menyebabkan pembesaran leher secara merata.
• Palpasi. Terdapat dua cara palpasi kelenjar tiroid.
Cara anterior dilakukan dengan pasien dan pemeriksa duduk
berhadapan. Dengan memfleksi leher pasien atau memutar dagu
sedikit ke kanan, pemeriksa dapat merelaksasi muskulus
sternokleidomastoideus pada sisi itu, sehingga memudahkan
pemeriksaan. Tangan kanan pemeriksa menggeser laring ke kanan
dan selama menelan, lobus tiroid kanan yang tergesar dipalpasi
dengan ibu jari dan jari telunjuk tangan kiri. Lakukan hal serupa
pada lobus kiri.
• Pada cara posterior, pemeriksa meletakkan
kedua tangannya pada leher pasien, yang
posisi lehernya sedikit ekstensi. Pemeriksa
memakai tangan kirinya mendorong trakea ke
kanan. Pasien diminta menelan sementara
tangan kanan pemeriksa meraba tulang rawan
tiroid. Lakukan cara yang sama saat
pemeriksaan tiroid kiri.
• Konsistensi kelenjar harus dinilai. Kelenjar
tiroid normal mempunyai konsistensi mirip
jaringan otot. Keadaan padat keras terdapat
pada kanker atau luka parut. Lunak, atau mirip
spons seringkali dijumpai pada goiter toksik.
Nyeri tekan pada kelenjar tiroid terdapat pada
infeksi akut aau perdarahan ke dalam kelenjar.
PEMERIKSAAN LABORATORIUM
• TSH, Tiroksin (T4), Triiodotironin (T3).
• Tes yang pertama dilakukan adalah tes TSH. Ada
dua jenis tes TSH, yaitu TSH clinic for neonatus
dan sTSH (sensitive TSH). Di dalam darah T3 dan
T4 terikat pada TBG (Thyroid Binding Globulin)
sehingga tidak ada aktivitas.
• Maka dari itu, yang diperiksa adalah FT3 (Free T3)
dan FT4 (Free T4). Hasil tes mungkin akan kurang
memuaskan oleh karena ada pengaruh dari TBG
Tiroiditis Hashimoto
• adalah suatu penyakit autoimun yang etiologinya
tidak diketahui dan sering mengenai wanita
berumur antara 30-50 tahun.
• Penyakit ini ditandai oleh munculnya antibodi
terhadap tiroglobulin dalam darah, tetapi
tampaknya antibodi ini lebih merupakan reaksi
terhadap cedera tiroid dan ekstravasasi
tiroglobulin dari folikel yang rusak daripada
penyebab peradangan.
• Pada tahap awal, tiroid mungkin membesar dan
hiperfungsi. Pada tahap-tahap lebih lanjut, terjadi
kerusakan parenkim dan hipotiroidisme. Secara
histologis, tiroid mengalami sebukan padat oleh
limfosit. Terjadi kerusakan folikel tiroid, disertai
penggantian oleh limfosit dan jaringan fibrosa. Folikel
yang tersisa mengalami transformasi onkositik.
• Onkosit atau sel Hurthle, memiliki sitoplasma granular
eosinofilik. Berdasarkan mikroskop elektron,
granularitas ini dibuktikan disebabkan oleh
penumpukan mitokondria.
• Diagnosis hanya dapatditegakkan dengan pasti
secara histologis dan biopsi, namun hasil
biopsi sering tidak dapat dipercaya. Diagnosis
presumptif dapat dibuat atas dasar gambaran
klinis dan tingginya titer antibodi yaitu lebih
dari 1/32 untuk antobodi mikrosomal atau
1/100 untuk antibodi tiroglobulin.
Tiroiditis Riedel
• adalah suatu proses fibrosis kroniks di mana
jaringan fibrosa padat menggantikan folikel tiroid
yang rusak. Pada penyakit ini tidak dijumpai
antibodi antitiroid, dan penyakit ini mungkin
bukan suatu penyakit autoimun. Keterkaitan
dengan fibromatosis lain mengisyaratkan bahwa
penyakit ini mungkin merupakan suatu kelainan
multisistemik berupa proliferasi hebat fibroblas
dan pengendapan kolagen yang tidak wajar.
Makroskopik:
•
•
•
•
•

Besar, konsistensi keras
simetrik, noduler
Melekat dengan jaringan sekitar
Mikroskopik:
Tidak khas, bila lanjut maka parenkim sangat
atrofik
• Di antara jaringan parut terdapat kelompokkelompok limfosit, tetapi tidak sampai
membentuk folikel limfoid seperti di Hashimoto
Klinis:
• · lebih sering pada wanita
• · pada dekade keenam
Tiroiditis DeQuervain
• yang juga dikenal sebagai tiroiditis sel raksasa
atau granulomatosa, ditandai oleh
pembesaran tiroid mendadak dan nyeri.
Penyakit ini diduga disebabkan oleh infeksi
virus. Folikel yang rusak akibat infeksi
mengalami ruptur dan meneluarkan
tiroglobulin, yang mencetuskan reaksi sel
raksasa benda asing.
• Perjalanan penyakit khas yaitu pada permulaan penyakit,
pasien mengeluh nyeri di leher bagian depan menjalar ke
telinga, demam, malaise, disertai gejala hipertiroidisme
ringan atau sedang. Kada tiroksin serum tinggi. Pada
pemeriksaan fisik ditemukan tiroid yang membesar, nyeri
tekan disertai takikardi berkeringat, demam, tremor.
Pemeriksaan lab sering dijumpai tanpa leukositosis, LED
meniggi. Pada 2/3 kasus, kadar hormon tiroid meninggi
karena penglepasan hormon tiroid yang berlebihan akibat
destruksi kelenjar tiroid oleh proses inflamasi. Keadaan
tersebut disertai dengan periode hipotiroidisme selama 2-4
minggu. Perbaikan fungsi tiroid terjadi dalam 2-4 bulan
kadang lebih lama. Penyembuhan biasanya sejajar dengan
perbaikan uji tangkap iodium
Makroskopis:
• Pembesaran asimetris
• Melekat dengan jaringan sekitar
• Mikroskopis:
- sel radang di sekitar folikel, kemudian akan
merusak epitel, menjadi nekrotik dan terlepas
- sel datia berinti banyak
- fibrosis
Klinis:
• nyeri sekali, menyebar ke telinga
• frekuensi laki-laki : wanita = 1:5
• Fibrosis pregresif dan penurunan fungsi tiroid
Pengobatan.
• Biasanya sembuh sendiri, namun bisa
diberikan asetosal untuk mengurangi rasa
nyeri.
• Pada keadaan berat dapat diberikan
glukokortikoid (prednison) dengan dosis 50
mg/hari.

Contenu connexe

Tendances

Pemeriksaan fisik thorax, pulmonalis, jantung
Pemeriksaan fisik thorax, pulmonalis, jantungPemeriksaan fisik thorax, pulmonalis, jantung
Pemeriksaan fisik thorax, pulmonalis, jantung
Verar Oka
 
Pneumothorax powerpoint
Pneumothorax powerpointPneumothorax powerpoint
Pneumothorax powerpoint
Dwika Marbun
 

Tendances (20)

Anatomi hidung
Anatomi hidungAnatomi hidung
Anatomi hidung
 
3. laring
3. laring3. laring
3. laring
 
Peritonitis generalisata
Peritonitis generalisataPeritonitis generalisata
Peritonitis generalisata
 
Pendekatan diagnosis limfadenopati
Pendekatan diagnosis limfadenopatiPendekatan diagnosis limfadenopati
Pendekatan diagnosis limfadenopati
 
Standar Kompetensi Dokter Indonesia
Standar Kompetensi Dokter IndonesiaStandar Kompetensi Dokter Indonesia
Standar Kompetensi Dokter Indonesia
 
Anatomi hidung dan tenggorokan
Anatomi hidung dan tenggorokanAnatomi hidung dan tenggorokan
Anatomi hidung dan tenggorokan
 
Kolesistitis
KolesistitisKolesistitis
Kolesistitis
 
Pneumonia
PneumoniaPneumonia
Pneumonia
 
Overview syok
Overview syokOverview syok
Overview syok
 
Ppt hipotiroid dan hipertiroid
Ppt hipotiroid dan hipertiroidPpt hipotiroid dan hipertiroid
Ppt hipotiroid dan hipertiroid
 
Pemeriksaan fisik thorax, pulmonalis, jantung
Pemeriksaan fisik thorax, pulmonalis, jantungPemeriksaan fisik thorax, pulmonalis, jantung
Pemeriksaan fisik thorax, pulmonalis, jantung
 
pemeriksaan fisik
pemeriksaan fisikpemeriksaan fisik
pemeriksaan fisik
 
Laporan Kasus BPH
Laporan Kasus BPHLaporan Kasus BPH
Laporan Kasus BPH
 
Pneumothorax powerpoint
Pneumothorax powerpointPneumothorax powerpoint
Pneumothorax powerpoint
 
Hipertiroid dan Hipotiroid
Hipertiroid dan Hipotiroid Hipertiroid dan Hipotiroid
Hipertiroid dan Hipotiroid
 
Otitis media akut
Otitis media akutOtitis media akut
Otitis media akut
 
Slide jantung
Slide jantungSlide jantung
Slide jantung
 
histologi telinga (modul orsen)
histologi telinga (modul orsen)histologi telinga (modul orsen)
histologi telinga (modul orsen)
 
Aki
AkiAki
Aki
 
Otitis media akut
Otitis media akutOtitis media akut
Otitis media akut
 

En vedette

Fisiologi Kelenjar Tiroid
Fisiologi Kelenjar TiroidFisiologi Kelenjar Tiroid
Fisiologi Kelenjar Tiroid
mozard
 
Anatomi tiroid
Anatomi tiroidAnatomi tiroid
Anatomi tiroid
tonicok
 
Askep Anak dengan Kelainan Jantung Kongenital
Askep Anak dengan Kelainan Jantung KongenitalAskep Anak dengan Kelainan Jantung Kongenital
Askep Anak dengan Kelainan Jantung Kongenital
Arif WR
 
Asuhan Keperawatan Hiperparatiroid dan Hipoparatiroid
Asuhan Keperawatan Hiperparatiroid dan HipoparatiroidAsuhan Keperawatan Hiperparatiroid dan Hipoparatiroid
Asuhan Keperawatan Hiperparatiroid dan Hipoparatiroid
Sri Nala
 
Pregnancy-Fetal development.ppt
Pregnancy-Fetal development.pptPregnancy-Fetal development.ppt
Pregnancy-Fetal development.ppt
Shama
 

En vedette (16)

Fisiologi Kelenjar Tiroid
Fisiologi Kelenjar TiroidFisiologi Kelenjar Tiroid
Fisiologi Kelenjar Tiroid
 
Anatomi tiroid
Anatomi tiroidAnatomi tiroid
Anatomi tiroid
 
Kelenjar tiroid
Kelenjar tiroidKelenjar tiroid
Kelenjar tiroid
 
PPT FARMAKOLOGI HORMON TIROID DAN ANTI TIROID AKADEMI KEBIDANAN BETANG ASI RA...
PPT FARMAKOLOGI HORMON TIROID DAN ANTI TIROID AKADEMI KEBIDANAN BETANG ASI RA...PPT FARMAKOLOGI HORMON TIROID DAN ANTI TIROID AKADEMI KEBIDANAN BETANG ASI RA...
PPT FARMAKOLOGI HORMON TIROID DAN ANTI TIROID AKADEMI KEBIDANAN BETANG ASI RA...
 
Kelainan tiroid
Kelainan tiroidKelainan tiroid
Kelainan tiroid
 
Thyroid presentation
Thyroid presentationThyroid presentation
Thyroid presentation
 
Askep Anak dengan Kelainan Jantung Kongenital
Askep Anak dengan Kelainan Jantung KongenitalAskep Anak dengan Kelainan Jantung Kongenital
Askep Anak dengan Kelainan Jantung Kongenital
 
Askep Hipoparatiroid
Askep HipoparatiroidAskep Hipoparatiroid
Askep Hipoparatiroid
 
Asuhan Keperawatan Hiperparatiroid dan Hipoparatiroid
Asuhan Keperawatan Hiperparatiroid dan HipoparatiroidAsuhan Keperawatan Hiperparatiroid dan Hipoparatiroid
Asuhan Keperawatan Hiperparatiroid dan Hipoparatiroid
 
Skrining Bayi Baru Lahir Hipotiroid Kongenital - Sosialisasi Kalimantan Selatan
Skrining Bayi Baru Lahir Hipotiroid Kongenital - Sosialisasi Kalimantan Selatan Skrining Bayi Baru Lahir Hipotiroid Kongenital - Sosialisasi Kalimantan Selatan
Skrining Bayi Baru Lahir Hipotiroid Kongenital - Sosialisasi Kalimantan Selatan
 
PPT Perubahan Fisiologi BBL
PPT Perubahan Fisiologi BBLPPT Perubahan Fisiologi BBL
PPT Perubahan Fisiologi BBL
 
Perubahan anatomi fisiologis sistem muculoskeletal
Perubahan anatomi fisiologis sistem muculoskeletalPerubahan anatomi fisiologis sistem muculoskeletal
Perubahan anatomi fisiologis sistem muculoskeletal
 
Anatomi Fisiologi Pankreas
Anatomi Fisiologi PankreasAnatomi Fisiologi Pankreas
Anatomi Fisiologi Pankreas
 
10 general embryology & musculoskeletal system 13:05
10 general embryology & musculoskeletal system 13:0510 general embryology & musculoskeletal system 13:05
10 general embryology & musculoskeletal system 13:05
 
Development of the musculoskeletal system
Development of the musculoskeletal systemDevelopment of the musculoskeletal system
Development of the musculoskeletal system
 
Pregnancy-Fetal development.ppt
Pregnancy-Fetal development.pptPregnancy-Fetal development.ppt
Pregnancy-Fetal development.ppt
 

Similaire à anatomi dan fisiologis tiroid

Asuhan keperawatan hipotiroid AKPER PEMKAB MUNA
Asuhan keperawatan hipotiroid AKPER PEMKAB MUNAAsuhan keperawatan hipotiroid AKPER PEMKAB MUNA
Asuhan keperawatan hipotiroid AKPER PEMKAB MUNA
Operator Warnet Vast Raha
 
Asuhan keperawatan dengan diagnosa struma stikes amanah makassar
Asuhan keperawatan dengan diagnosa struma stikes amanah makassarAsuhan keperawatan dengan diagnosa struma stikes amanah makassar
Asuhan keperawatan dengan diagnosa struma stikes amanah makassar
Operator Warnet Vast Raha
 
Tugas makalah farmakoterapi 2
Tugas makalah farmakoterapi 2Tugas makalah farmakoterapi 2
Tugas makalah farmakoterapi 2
Alljabar Rahmat
 
121591453 struma-nodular-non-toksik
121591453 struma-nodular-non-toksik121591453 struma-nodular-non-toksik
121591453 struma-nodular-non-toksik
flo tupen
 

Similaire à anatomi dan fisiologis tiroid (20)

Struma
StrumaStruma
Struma
 
Askep goiter
Askep goiterAskep goiter
Askep goiter
 
Askep goiter
Askep goiterAskep goiter
Askep goiter
 
Asuhan keperawatan hipotiroid
Asuhan keperawatan hipotiroidAsuhan keperawatan hipotiroid
Asuhan keperawatan hipotiroid
 
Asuhan keperawatan hipotiroid AKPER PEMKAB MUNA
Asuhan keperawatan hipotiroid AKPER PEMKAB MUNAAsuhan keperawatan hipotiroid AKPER PEMKAB MUNA
Asuhan keperawatan hipotiroid AKPER PEMKAB MUNA
 
Asuhan keperawatan dengan diagnosa struma stikes amanah makassar
Asuhan keperawatan dengan diagnosa struma stikes amanah makassarAsuhan keperawatan dengan diagnosa struma stikes amanah makassar
Asuhan keperawatan dengan diagnosa struma stikes amanah makassar
 
Asuhan keperawatan dengan diagnosa struma
Asuhan keperawatan dengan diagnosa strumaAsuhan keperawatan dengan diagnosa struma
Asuhan keperawatan dengan diagnosa struma
 
Tugas makalah farmakoterapi 2
Tugas makalah farmakoterapi 2Tugas makalah farmakoterapi 2
Tugas makalah farmakoterapi 2
 
132046829 tiroid
132046829 tiroid132046829 tiroid
132046829 tiroid
 
struma
strumastruma
struma
 
132046829 tiroid-2
132046829 tiroid-2132046829 tiroid-2
132046829 tiroid-2
 
Ppt onko
Ppt onkoPpt onko
Ppt onko
 
Asuhan keperawatan tiroiditis
Asuhan keperawatan tiroiditisAsuhan keperawatan tiroiditis
Asuhan keperawatan tiroiditis
 
Goiter
GoiterGoiter
Goiter
 
181683368 hormon-tiroid-dan-paratiroid-slide-ppt
181683368 hormon-tiroid-dan-paratiroid-slide-ppt181683368 hormon-tiroid-dan-paratiroid-slide-ppt
181683368 hormon-tiroid-dan-paratiroid-slide-ppt
 
A
AA
A
 
Makalah struma endimik
Makalah struma endimikMakalah struma endimik
Makalah struma endimik
 
121591453 struma-nodular-non-toksik
121591453 struma-nodular-non-toksik121591453 struma-nodular-non-toksik
121591453 struma-nodular-non-toksik
 
Askep tiroid
Askep tiroidAskep tiroid
Askep tiroid
 
Fisiologi tiroid dan paratioid
Fisiologi tiroid dan paratioidFisiologi tiroid dan paratioid
Fisiologi tiroid dan paratioid
 

Plus de Kampus-Sakinah

Sikap & tingkah laku Akhlakul Karimah
Sikap & tingkah laku Akhlakul KarimahSikap & tingkah laku Akhlakul Karimah
Sikap & tingkah laku Akhlakul Karimah
Kampus-Sakinah
 
Prinsip dan tehnik pemberian obat subcutan dan intracutan
Prinsip dan tehnik pemberian obat subcutan dan intracutanPrinsip dan tehnik pemberian obat subcutan dan intracutan
Prinsip dan tehnik pemberian obat subcutan dan intracutan
Kampus-Sakinah
 
Prinsip dan tehnik pemberian obat intravena dan rectal
Prinsip dan tehnik pemberian obat intravena dan rectalPrinsip dan tehnik pemberian obat intravena dan rectal
Prinsip dan tehnik pemberian obat intravena dan rectal
Kampus-Sakinah
 

Plus de Kampus-Sakinah (20)

Abortus
AbortusAbortus
Abortus
 
Askep pada ibu dengan kasus preeklamsi
Askep pada ibu dengan kasus preeklamsiAskep pada ibu dengan kasus preeklamsi
Askep pada ibu dengan kasus preeklamsi
 
Askep kehamilan dengan DM gestasional
Askep kehamilan dengan DM gestasional Askep kehamilan dengan DM gestasional
Askep kehamilan dengan DM gestasional
 
Sikap & tingkah laku Akhlakul Karimah
Sikap & tingkah laku Akhlakul KarimahSikap & tingkah laku Akhlakul Karimah
Sikap & tingkah laku Akhlakul Karimah
 
Farmakolog is
Farmakolog isFarmakolog is
Farmakolog is
 
Obat susunan saraf
Obat susunan sarafObat susunan saraf
Obat susunan saraf
 
Pengantar statistik
Pengantar statistikPengantar statistik
Pengantar statistik
 
Metode pengambilan sampel (sampling)
Metode pengambilan sampel (sampling)Metode pengambilan sampel (sampling)
Metode pengambilan sampel (sampling)
 
Prinsip dan tehnik pemberian obat subcutan dan intracutan
Prinsip dan tehnik pemberian obat subcutan dan intracutanPrinsip dan tehnik pemberian obat subcutan dan intracutan
Prinsip dan tehnik pemberian obat subcutan dan intracutan
 
Prinsip dan tehnik pemberian obat intravena dan rectal
Prinsip dan tehnik pemberian obat intravena dan rectalPrinsip dan tehnik pemberian obat intravena dan rectal
Prinsip dan tehnik pemberian obat intravena dan rectal
 
Hukum transplantasi
Hukum transplantasiHukum transplantasi
Hukum transplantasi
 
Bersikap sesuai akhlak
Bersikap sesuai akhlakBersikap sesuai akhlak
Bersikap sesuai akhlak
 
Ciri ciri masyarakat
Ciri ciri masyarakatCiri ciri masyarakat
Ciri ciri masyarakat
 
Hubungan kerja perawat dengan profesi lain
Hubungan kerja perawat dengan profesi lainHubungan kerja perawat dengan profesi lain
Hubungan kerja perawat dengan profesi lain
 
Askep Cholitis ulseratif dan Peritonitis
Askep Cholitis ulseratif dan PeritonitisAskep Cholitis ulseratif dan Peritonitis
Askep Cholitis ulseratif dan Peritonitis
 
Asuhan keperawatan dm bu yani
Asuhan keperawatan dm bu yaniAsuhan keperawatan dm bu yani
Asuhan keperawatan dm bu yani
 
Anfis perkemihan
Anfis perkemihanAnfis perkemihan
Anfis perkemihan
 
Infeksi nosokomial
Infeksi nosokomialInfeksi nosokomial
Infeksi nosokomial
 
Respon imun
Respon imunRespon imun
Respon imun
 
Gangguan sirkulasi dan cairan tubuh i
Gangguan sirkulasi dan cairan tubuh iGangguan sirkulasi dan cairan tubuh i
Gangguan sirkulasi dan cairan tubuh i
 

Dernier

Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdfAksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
JarzaniIsmail
 
Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).ppt
Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).pptKenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).ppt
Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).ppt
novibernadina
 
Kisi kisi Ujian sekolah mata pelajaran IPA 2024.docx
Kisi kisi Ujian sekolah mata pelajaran IPA 2024.docxKisi kisi Ujian sekolah mata pelajaran IPA 2024.docx
Kisi kisi Ujian sekolah mata pelajaran IPA 2024.docx
FitriaSarmida1
 
BAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptx
BAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptxBAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptx
BAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptx
JuliBriana2
 

Dernier (20)

Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdfAksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
 
Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).ppt
Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).pptKenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).ppt
Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).ppt
 
Panduan Memahami Data Rapor Pendidikan 2024
Panduan Memahami Data Rapor Pendidikan 2024Panduan Memahami Data Rapor Pendidikan 2024
Panduan Memahami Data Rapor Pendidikan 2024
 
Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptx
Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptxBab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptx
Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptx
 
PPT MODUL 6 DAN 7 PDGK4105 KELOMPOK.pptx
PPT MODUL 6 DAN 7 PDGK4105 KELOMPOK.pptxPPT MODUL 6 DAN 7 PDGK4105 KELOMPOK.pptx
PPT MODUL 6 DAN 7 PDGK4105 KELOMPOK.pptx
 
Kisi kisi Ujian sekolah mata pelajaran IPA 2024.docx
Kisi kisi Ujian sekolah mata pelajaran IPA 2024.docxKisi kisi Ujian sekolah mata pelajaran IPA 2024.docx
Kisi kisi Ujian sekolah mata pelajaran IPA 2024.docx
 
Pengenalan Figma, Figma Indtroduction, Figma
Pengenalan Figma, Figma Indtroduction, FigmaPengenalan Figma, Figma Indtroduction, Figma
Pengenalan Figma, Figma Indtroduction, Figma
 
MODUL AJAR IPAS KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR IPAS KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR IPAS KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR IPAS KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
AKSI NYATA Numerasi Meningkatkan Kompetensi Murid_compressed (1) (1).pptx
AKSI NYATA  Numerasi  Meningkatkan Kompetensi Murid_compressed (1) (1).pptxAKSI NYATA  Numerasi  Meningkatkan Kompetensi Murid_compressed (1) (1).pptx
AKSI NYATA Numerasi Meningkatkan Kompetensi Murid_compressed (1) (1).pptx
 
Prakarsa Perubahan dan kanvas ATAP (1).pptx
Prakarsa Perubahan dan kanvas ATAP (1).pptxPrakarsa Perubahan dan kanvas ATAP (1).pptx
Prakarsa Perubahan dan kanvas ATAP (1).pptx
 
Prov.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdf
Prov.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdfProv.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdf
Prov.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdf
 
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...
PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...
PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...
 
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptx
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptxDEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptx
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptx
 
TUGAS RUANG KOLABORASI 1.3 PRAKARSA PERUBAHAN
TUGAS RUANG KOLABORASI 1.3 PRAKARSA PERUBAHANTUGAS RUANG KOLABORASI 1.3 PRAKARSA PERUBAHAN
TUGAS RUANG KOLABORASI 1.3 PRAKARSA PERUBAHAN
 
Aksi Nyata Menyebarkan (Pemahaman Mengapa Kurikulum Perlu Berubah) Oleh Nur A...
Aksi Nyata Menyebarkan (Pemahaman Mengapa Kurikulum Perlu Berubah) Oleh Nur A...Aksi Nyata Menyebarkan (Pemahaman Mengapa Kurikulum Perlu Berubah) Oleh Nur A...
Aksi Nyata Menyebarkan (Pemahaman Mengapa Kurikulum Perlu Berubah) Oleh Nur A...
 
668579210-Visi-Gp-Berdasarkan-Tahapan-Bagja.pdf
668579210-Visi-Gp-Berdasarkan-Tahapan-Bagja.pdf668579210-Visi-Gp-Berdasarkan-Tahapan-Bagja.pdf
668579210-Visi-Gp-Berdasarkan-Tahapan-Bagja.pdf
 
BAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptx
BAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptxBAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptx
BAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptx
 
Modul Ajar IPAS Kelas 4 Fase B Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar IPAS Kelas 4 Fase B Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Modul Ajar IPAS Kelas 4 Fase B Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar IPAS Kelas 4 Fase B Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
 

anatomi dan fisiologis tiroid

  • 2. Anatomi Tiroid merupakan kelenjar endokrin (tidak mempunyai ductus) dan bilobular (kanan dan kiri), dihubungkan oleh isthmus (jembatan) yang terletak di depan trachea tepat di bawah cartilago cricoidea. Kadang juga terdapat lobus tambahan yang membentang ke atas (ventral tubuh), yaitu lobus piramida.
  • 3.
  • 4. Secara embriologi, tahap pembentukan kelenjar tiroid adalah: A. Kelenjar tiroid mulanya merupakan dua buah tonjolan dari dinding depan bagian tengah farings, yang terbentuk pada usia kelahiran 4 minggu. Tonjolan pertama disebut pharyngeal pouch, yaitu antara arcus brachialis 1 dan 2. Tonjolan kedua pada foramen ceacum, yang berada ventral di bawah cabang farings I. B. Pada minggu ke-7, tonjolan dari foramen caecum akan menuju pharyngeal pouch melalui saluran yang disebut ductus thyroglossus. C. Kelenjar tiroid akan mencapai kematangan pada akhir bulan ke-3, dan ductus thyroglossus akan menghilang. Posisi akhir kelenjar tiroid terletak di depan vertebra cervicalis 5, 6, dan 7. D. Namun pada kelainan klinis, sisa kelenjar tiroid ini juga masih sering ditemukan di pangkal lidah (ductus thyroglossus/lingua thyroid) dan pada bagian leher yang lain.
  • 5. Kelenjar tiroid dialiri oleh beberapa arteri: • 1. A. thyroidea superior (arteri utama). • 2. A. thyroidea inferior (arteri utama). • 3. Terkadang masih pula terdapat A. thyroidea ima, cabang langsung dari aorta atau A. anonyma.
  • 6. Kelenjar tiroid mempunyai 3 pasang vena utama: • 1. V. thyroidea superior (bermuara di V. jugularis interna). • 2. V. thyroidea medialis (bermuara di V. jugularis interna). • 3. V. thyroidea inferior (bermuara di V. anonyma kiri).
  • 7. Aliran limfe terdiri dari 2 jalinan: • 1. Jalinan kelenjar getah bening intraglandularis • 2. Jalinan kelenjar getah bening extraglandularis • Kedua jalinan ini akan mengeluarkan isinya ke limfonoduli pretracheal → kelenjar limfe yang dalam sekitar V. jugularis. → limfonoduli mediastinum superior.
  • 8. Persarafan kelenjar tiroid: • Ganglion simpatis (dari truncus sympaticus) cervicalis media dan inferior • Parasimpatis, yaitu N. laryngea superior dan N. laryngea recurrens (cabang N.vagus) • N. laryngea superior dan inferior sering cedera waktu operasi, akibatnya pita suara terganggu (stridor/serak).
  • 9. Histologi • Parenkim kelenjar ini terdiri atas: 1. Folikel-folikel dengan epithetlium simplex kuboideum yang mengelilingi suatu massa koloid. Sel epitel tersebut akan berkembang menjadi bentuk kolumner katika folikel lebih aktif (seperti perkembangan otot yang terus dilatih). 2. Cellula perifolliculares (sel C) yang terletak di antara beberapa folikel yang berjauhan.
  • 10. Sintesis dan Sekresi Hormon Tiroid: • Iodide Trapping, yaitu pejeratan iodium oleh pompa Na+/K+ ATPase. • Yodium masuk ke dalam koloid dan mengalami oksidasi. Kelenjar tiroid merupakan satu-satunya jaringan yang dapat mengoksidasi I hingga mencapai status valensi yang lebih tinggi. Tahap ini melibatkan enzim peroksidase. • Iodinasi tirosin, dimana yodium yang teroksidasi akan bereaksi dengan residu tirosil dalam tiroglobulin di dalam reaksi yang mungkin pula melibatkan enzim tiroperoksidase (tipe enzim peroksidase). • Perangkaian iodotironil, yaitu perangkaian dua molekul DIT (diiodotirosin) menjadi T4 (tiroksin, tetraiodotirosin) atau perangkaian MIT (monoiodotirosin) dan DIT menjadi T3 (triiodotirosin). reaksi ini diperkirakan juga dipengaruhi olehenzim tiroperoksidase.
  • 11. • Hidrolisis yang dibantu oleh TSH (Thyroid-Stimulating Hormone) tetapi dihambat oleh I, sehingga senyawa inaktif (MIT dan DIT) akan tetap berada dalam sel folikel. • Tiroksin dan triiodotirosin keluar dari sel folikel dan masuk ke dalam darah. Proses ini dibantu oleh TSH. • MIT dan DIT yang tertinggal dalam sel folikel akan mengalamideiodinasi, dimana tirosin akan dipisahkan lagi dari I. Enzim deiodinase sangat berperan dalam proses ini. • Tirosin akan dibentuk menjadi tiroglobulin oleh retikulum endoplasma dan kompleks golgi
  • 12. Pengangkutan Tiroksin dan Triiodotirosin ke Jaringan • Terdapat 3 protein plasma yang penting dalam pengikatan hormon tiroid: 1. TBG (Thyroxine-Binding Globulin) yang secara selektif mengikat 55% T4 dan 65% T3 yang ada di dalam darah. 2. Albumin yang secara nonselektif mengikat banyak hormone lipofilik, termasuk 10% dari T4 dan 35% dari T3.
  • 13. 3. TBPA (Thyroxine-Binding Prealbumin) yang mengikat sisa 35% T4. • Di dalam darah, sekitar 90% hormon tiroid dalam bentuk T4, walaupun T3 memiliki aktivitas biolorgis sekitar empat kali lebih poten daripada T4. Namun, sebagian besar T4 yang disekresikan kemudian dirubah menjadi T3, atau diaktifkan, melalui proses pengeluaran satu yodium di hati dan ginjal. Sekitar 80% T3 dalam darah berasal dari sekresi T4 yang mengalami proses pengeluaran yodium di jaringan perifer. Dengan demikian, T3 adalah bentuk hormon tiroid yang secara biologis aktif di tingkat sel.
  • 14. Fungsi Fisiologis Hormon Tiroid: • Meningkatkan transkripsi gen ketika hormon tiroid (kebanyakan T3) berikatan dengan reseptornya di inti sel. • Meningkatkan jumlah dan aktivitas mitokondria sehingga pembentukkan ATP (adenosin trifosfat) meningkat. • Meningkatkan transfor aktif ion melalui membran sel. • Meningkatkan pertumbuhan dan perkembangan otak, terutama pada masa janin.
  • 15. Tiroiditis terdapat dalam beberapa bentuk: 1. akut (supuratif) 2. subakut (DeQuervain) 3. menahun • a. limfositik (Hashimoto) • b. non-spesifik • c. fibrosa-invasif (Riedel)
  • 16. • Penyakit ini biasanya berupa peradangan kronik yang umumnya bersifat imunologik. Penyakit sering disertai kelainan-kelainan autoimun sistemik. Tiroiditis infeksi tersendiri yang disebabkan oleh bakteri atau patogen lain sangat jarang terjadi pada orang yang imunokompeten tetapi dapat timbul pada pasien AIDS.
  • 17. PEMERIKSAAN FISIK • Inspeksi. Periksa leher terhadap kemungkinan asimetri. Tiroid normal hampir tidak nampak. Persilakan pasien untuk menelan, sambil mengamati gerakan naik tiroid. Pembesaran tiroid secara difus seringkali menyebabkan pembesaran leher secara merata. • Palpasi. Terdapat dua cara palpasi kelenjar tiroid. Cara anterior dilakukan dengan pasien dan pemeriksa duduk berhadapan. Dengan memfleksi leher pasien atau memutar dagu sedikit ke kanan, pemeriksa dapat merelaksasi muskulus sternokleidomastoideus pada sisi itu, sehingga memudahkan pemeriksaan. Tangan kanan pemeriksa menggeser laring ke kanan dan selama menelan, lobus tiroid kanan yang tergesar dipalpasi dengan ibu jari dan jari telunjuk tangan kiri. Lakukan hal serupa pada lobus kiri.
  • 18. • Pada cara posterior, pemeriksa meletakkan kedua tangannya pada leher pasien, yang posisi lehernya sedikit ekstensi. Pemeriksa memakai tangan kirinya mendorong trakea ke kanan. Pasien diminta menelan sementara tangan kanan pemeriksa meraba tulang rawan tiroid. Lakukan cara yang sama saat pemeriksaan tiroid kiri.
  • 19. • Konsistensi kelenjar harus dinilai. Kelenjar tiroid normal mempunyai konsistensi mirip jaringan otot. Keadaan padat keras terdapat pada kanker atau luka parut. Lunak, atau mirip spons seringkali dijumpai pada goiter toksik. Nyeri tekan pada kelenjar tiroid terdapat pada infeksi akut aau perdarahan ke dalam kelenjar.
  • 20. PEMERIKSAAN LABORATORIUM • TSH, Tiroksin (T4), Triiodotironin (T3). • Tes yang pertama dilakukan adalah tes TSH. Ada dua jenis tes TSH, yaitu TSH clinic for neonatus dan sTSH (sensitive TSH). Di dalam darah T3 dan T4 terikat pada TBG (Thyroid Binding Globulin) sehingga tidak ada aktivitas. • Maka dari itu, yang diperiksa adalah FT3 (Free T3) dan FT4 (Free T4). Hasil tes mungkin akan kurang memuaskan oleh karena ada pengaruh dari TBG
  • 21. Tiroiditis Hashimoto • adalah suatu penyakit autoimun yang etiologinya tidak diketahui dan sering mengenai wanita berumur antara 30-50 tahun. • Penyakit ini ditandai oleh munculnya antibodi terhadap tiroglobulin dalam darah, tetapi tampaknya antibodi ini lebih merupakan reaksi terhadap cedera tiroid dan ekstravasasi tiroglobulin dari folikel yang rusak daripada penyebab peradangan.
  • 22. • Pada tahap awal, tiroid mungkin membesar dan hiperfungsi. Pada tahap-tahap lebih lanjut, terjadi kerusakan parenkim dan hipotiroidisme. Secara histologis, tiroid mengalami sebukan padat oleh limfosit. Terjadi kerusakan folikel tiroid, disertai penggantian oleh limfosit dan jaringan fibrosa. Folikel yang tersisa mengalami transformasi onkositik. • Onkosit atau sel Hurthle, memiliki sitoplasma granular eosinofilik. Berdasarkan mikroskop elektron, granularitas ini dibuktikan disebabkan oleh penumpukan mitokondria.
  • 23. • Diagnosis hanya dapatditegakkan dengan pasti secara histologis dan biopsi, namun hasil biopsi sering tidak dapat dipercaya. Diagnosis presumptif dapat dibuat atas dasar gambaran klinis dan tingginya titer antibodi yaitu lebih dari 1/32 untuk antobodi mikrosomal atau 1/100 untuk antibodi tiroglobulin.
  • 24.
  • 25. Tiroiditis Riedel • adalah suatu proses fibrosis kroniks di mana jaringan fibrosa padat menggantikan folikel tiroid yang rusak. Pada penyakit ini tidak dijumpai antibodi antitiroid, dan penyakit ini mungkin bukan suatu penyakit autoimun. Keterkaitan dengan fibromatosis lain mengisyaratkan bahwa penyakit ini mungkin merupakan suatu kelainan multisistemik berupa proliferasi hebat fibroblas dan pengendapan kolagen yang tidak wajar.
  • 26. Makroskopik: • • • • • Besar, konsistensi keras simetrik, noduler Melekat dengan jaringan sekitar Mikroskopik: Tidak khas, bila lanjut maka parenkim sangat atrofik • Di antara jaringan parut terdapat kelompokkelompok limfosit, tetapi tidak sampai membentuk folikel limfoid seperti di Hashimoto
  • 27. Klinis: • · lebih sering pada wanita • · pada dekade keenam
  • 28. Tiroiditis DeQuervain • yang juga dikenal sebagai tiroiditis sel raksasa atau granulomatosa, ditandai oleh pembesaran tiroid mendadak dan nyeri. Penyakit ini diduga disebabkan oleh infeksi virus. Folikel yang rusak akibat infeksi mengalami ruptur dan meneluarkan tiroglobulin, yang mencetuskan reaksi sel raksasa benda asing.
  • 29. • Perjalanan penyakit khas yaitu pada permulaan penyakit, pasien mengeluh nyeri di leher bagian depan menjalar ke telinga, demam, malaise, disertai gejala hipertiroidisme ringan atau sedang. Kada tiroksin serum tinggi. Pada pemeriksaan fisik ditemukan tiroid yang membesar, nyeri tekan disertai takikardi berkeringat, demam, tremor. Pemeriksaan lab sering dijumpai tanpa leukositosis, LED meniggi. Pada 2/3 kasus, kadar hormon tiroid meninggi karena penglepasan hormon tiroid yang berlebihan akibat destruksi kelenjar tiroid oleh proses inflamasi. Keadaan tersebut disertai dengan periode hipotiroidisme selama 2-4 minggu. Perbaikan fungsi tiroid terjadi dalam 2-4 bulan kadang lebih lama. Penyembuhan biasanya sejajar dengan perbaikan uji tangkap iodium
  • 30. Makroskopis: • Pembesaran asimetris • Melekat dengan jaringan sekitar • Mikroskopis: - sel radang di sekitar folikel, kemudian akan merusak epitel, menjadi nekrotik dan terlepas - sel datia berinti banyak - fibrosis
  • 31. Klinis: • nyeri sekali, menyebar ke telinga • frekuensi laki-laki : wanita = 1:5 • Fibrosis pregresif dan penurunan fungsi tiroid
  • 32. Pengobatan. • Biasanya sembuh sendiri, namun bisa diberikan asetosal untuk mengurangi rasa nyeri. • Pada keadaan berat dapat diberikan glukokortikoid (prednison) dengan dosis 50 mg/hari.