3. Penemuan Copernicus
yang didukung oleh
Galileo, yang
menyatakan bumi itu
bulat.
Jatuhnya kota Konstantinopel
Tahun 1453 ke tangan penguasa
Turki Usmani.
Kisah perjalanan Marco Polo
ke dunia Timur, yaitu
perjalanan kembalinya Marco
Polo dari negari Cina melalui
jalur pelayaran.
Penemuan Kompas.
Semangat reconquesta yaitu semangat untuk
menaklukkan Islam di seluruh dunia.
6. Pengaruh dan kekuasaan kolonialisme Portugis di Indonesia
Pembentukan kekusaan kolonial dan imperialisme Belanda di Indonesia
Masa kolonialisme dan imperialisme Inggris di Indonesia
Pengaruh dan kekuasaan kolonialisme Spanyol di Indonesia
7. PENGARUH DAN KEKUASAAN KOLONIALISME
PORTUGIS DI INDONESIA
Penjelajah
Pertama
Tujuan dan
Upaya
Keberhasilan
Tujuan:
a. Tujuan Ekonomi untuk mencari keuntungan yang besar
dari hasil perdagangan rempah-rempah.
b. Tujuan agama untuk menyebarkan agama Nasrani
c. Tujuan petualangan untuk mencari daerah jajahan.
Menguasai wilayah perdagangan dan pelayaran di Asia
Tenggara.
8. Alfonso d’Albuquerque bersama armadanya
berhasil menaklukkan Malaka pada tahun
1511 dan sampai di Maluku tahun 1512 dan
bersahabat dengan Ternate.
9. PERKEMBANGAN PENJAJAHAN PORTUGIS
DI INDONESIA
Pada 1511-1526, Nusantara secara rutin menjadi rute maritim Porrugis untuk
menuju Pulau Maluku, Jawa, Sumatera dan Banda.
Pada 1511 Portugis menaklukkan Kerajaan Malaka.
Pada 1512 Portugis menjalin Hubungan dengan Kerajaan Sunda untuk
menandatangani perjanjian dagang. Perjanjian ini Portugis dibolehkan
membangun benteng dan gudang di Sunda Kelapa.
Pada 1512 Afonso de Albuquerque mengirim Franscisco Serrao serta Antonio
Albreu untuk memimpin armadanya mencari jalan ke tempat asal rempah-rempah
di Maluku dan mendarat di Kepulauan Penyu dan Kepulauan Banda. Setelah
menjalin persahabatan dengan penduduk dan raja-raja setempat - seperti dengan
Kerajaan Ternate di pulau Ternate, Portugis mendapat izin untuk mendirikan
benteng di Pikaoli.
Hubungan dagang rempah-rempah ini tidak berjalan lama, sebab Portugis
menerapkan sistem monopoli sekaligus melakukan penyebaran agama Kristen.
Pertemanan Portugis dan Ternate berakhir pada tahun 1570.
Pada 1605, Belanda berhasil membuat Portugis menyerahkan pertahanannya di
Tidore kepada Cornelisz Sebastiansz dan di Ambon kepada Steven van der Hagen.
11. KEDATANGAN DAN KEKUASAAN KOLONIALISME SPANYOL DI
INDONESIA
Ingat Perjanjian Tordesilas bangsa Spanyol berlayar ke arah barat.
Para penjelajah Spayol antara lain:
1. Chistophorus Columbus
Melakukan pelayaran ke Benua Amerika 1492-1502.
2. Ferdinand Magelhaens
Sampai ujung selatan Amerika dikenal dengan Selat Magelhaens
dan menyeberang Samudera Pasifik dan mendarat di Filipina
1521.
12. 3. Sebastian del Cano
Tiba di Maluku tahun 1521 setelah melalui
FIlipina, Kalimantan Utara kemudian langsung
ke Tidore. Portugis yang telah dahulu berada di
Tidore tidak mau tersaingi akhirnya dibuat
Perjanjian Saragosa (tahun 1526) yang
menyebabkan Spanyol harus meninggalkan
Tidore dan kembali ke Filipina.
13. Pada 1521 bangsa Spanyol sampai di Tidore (Maluku) yang kemudian singgah di
Bacan dan Jailolo.
Kedatangan bangsa Spanyol disambut baik oleh orang - orang Maluku karena
pada saat itu orang - orang Maluku sedang melakukan perlawanan terhadap
Portugis.
Kedatangan dan perdagangan bangsa Spanyol di Maluku menimbulkan
pertentangan oleh bangsa Portugis yang menganggap bahwa Spanyol melanggar
hak monopoli Portugis.
Penyelesaian dari konflik ini yaitu dilakukannya perjanjian Saragoza (Spanyol) pada
1529. Perjanjian ini berisi :
• Spanyol meninggalkan Maluku dan melakukan perdagangan di Filipina
• Portugis tetap melakukan kegiatan perdagangan di Kepulauan Maluku.
1522 Spanyol memulai kolonisasi di Sulawesi Utara
1550 Spanyol berhasil merebut benteng Portugis di Wenang hingga akhirnya
Spanyol dapat menduduki Minahasa
1560 Spanyol mendirikan pos di Manado
PERKEMBANGAN PENJAJAHAN SPANYOL
DI INDONESIA
14. KEDATANGAN DAN KEKUASAAN KOLONIALISME
BELANDA DI INDONESIA
1. Cornelis de Houtman (1596),menempuh perjalanan Ke
Tanjung Harapan, kemudian dilanjutkan sampai di Banten.
Kedatangannya ditolak oleh rakyat Banten karena Cornelis
de Houtman bersikap kasar dan sombong.
2. Jacob Van Neck (1598),kedatangannya disambut baik
oleh rakyat Banten.
VOC (Vereenigde Oost Indische Compagnie) berdiri pada
tanggal 20 Maret 1602 dengan Gubernur Jenderal
pertamanya Pieter Both.
15. TUJUAN DIDIRIKANNYA VOC:
- MENGHINDARI PERSAINGAN DAGANG ANTAR SESAMA
PEDAGANG BELANDA.
- MEMONOPOLI REMPAH-REMPAH DI HINDIA TIMUR.
- MENGHADAPI PERSAINGAN DENGAN PARA PEDAGANG
ASING.
- MENGHADAPI KERAJAAN-KERAJAAN DI INDONESIA.
16. Hak Oktroi:
- Hak untuk memerintah di Negara jajahan
- Hak untuk memonopoli perdagangan
- Hak untuk mencetak mata uang sendiri
- Hak untuk memiliki angkatan perang sendiri
- Hak untuk memiliki senjata
- Hak untuk mengadakan perjanjian
- Hak untuk mengumumkan perang.
17. KEADAAN INDONESIA PADA MASA PEMERINTAHAN GUBERNUR
JENDERAL JAN PIETERSZOON COEN 1619.
VOC MEMINDAHKAN KANTOR DAGANGNYA KE JAYAKARTA,
DENGAN ALASAN :
- JAYAKARTA MERUPAKAN TEMPAT YANG SANGAT STRATEGIS
- VOC AKAN DENGAN MUDAH MENGAWASI GERAK GERIK
PORTUGIS DI MALAKA.
-VOC MENGGANTI JAYAKARTA MENJADI BATAVIA.
18. Aturan Monopoli VOC :
- Rakyat Maluku hanya boleh menanam
rempah-rempah atas izin VOC
- Luas wilayah perkebunan dibatasi oleh VOC
- Harga jual ditentukan VOC
- Tempat menanam rempah-rempah ditentukan
VOC
19. STRATEGI VOC DALAM MENGENDALIKAN MONOPOLI:
- HAK EKSTIRPASI YAITU HUKUMAN BAGI PARA
PELANGGAR MONOPOLI
PERDAGANGAN.
- PELAYARAN HONGI YAITU PELAYARAN BERSENJATA
LENGKAP YANG
DILAKUKAN VOC UNTUK MENGAWASI JALANNYA
MONOPOLI PERDAGANGAN.
20. MASA DAENDLES
1808, Herman William Daendles ditunjuk sebagai gubernur
jenderal Indonesia
Mempertahankan Pulau Jawa dari Inggris
Usaha Daendles :
Membangun jalan pos dari Anyer sampai Panarukan
Melaksanakan sistem rodi untuk kepentingan pertahanan
Melaksanakan sistem perdaganagn budak
Menjalankan pemerintahan secara diktator
21. Inggris mendirikan kongsi dagang EIC (East Indian Company)
tahun 1600.
1811, Louis Napolleon mencopot kedudukan Daendles
diangkatlah Jenderal Janssens
3 Agustus 1811 Inggris muncul di Batavia dan tokohnya
Thomas Stamford Raffles telah berhasil merebut seluruh
wilayah kekuasaan Belanda di Indonesia.
Inggris mengadakan Perjanjian London (convention London)
dengan Belanda.
Menerapkan pajak tanah (land rent)
19 Agustus 1816, penyerahan kekuasaan atas Indonesia dari
Inggris kepada Belanda.
Pengaruh kolonialisme dan imperilaisme Inggris di
Indonesia
23. KEKUASAAN DIAMBIL ALIH PEMERINTAH BELANDA
Kekuasaan Raffles berakhir pada 1814 setelah terjadi
Konvensi London antara Inggris dan Belanda
Pemerintahan kolonial Belanda dipegang oleh: a)
Komisaris Jendral (1816-1819) yang terdiri Elout,
Buyskes, dan Van der Capellen, b) Van der Capellen
(1819-1826), c) De Gisignnes (1826-1830), dan d)
Van den Bosh (1830-1870)
Van den Bosh mengambil kebijakan Tanam Paksa
(Cultuur Stelsel). Sistem dimana setiap petani di Jawa
wajib menanam tanaman perdagangan ekspor yang
laku dipasaran Eropa/dunia.
24. Latar Belakang Taman Paksa
Belanda terlilit utang LN
Belanda banyak mengeluarkan anggaran
Tujuan
Untuk mendapatkan keuntungan yang sebesar-besarnya
Aturan
Rakyat menyerahkan seperlima tanahnya untuk ditanami perdagangan
(ekspor)
Tanah bebas pajak
Waktu mengerjakan tanaman tidak boleh melebihi waktu tanam padi
Jika ada kelebihan hasil diserahkan kepada rakyat
Kegagalan panen, bila bukan salah penggarap (bencana/hama)
ditanggung pemerintah
Penduduk yang tidak punya tanah harus mengganti dengan bekerja
diperkebunan pemerintah selama 66 hari.
25. Pelaksanaan
Dilakukan dengan aturan yang cukup berat, masih sering
diselewengkan penguasa pribumi karena tingginya Cultuur
Procenten (imbalan kepada penguasa lokal yang berhasil
menyerahkan hasil bumi yang melebihi ketentuan)
Akibat
Bagi rakyat Indonesia
Tidak ada kesempatan untuk mengerjakan sawah ladang
sendiri
Warga desa banyak menjadi perampok
Bagi negara Belanda
Mendatangkan keuntungan yang sangat besar
30. DAMPAK
Dihapuskan Tanam
Paksa
Diterapkan UU Agraria
1870
Diberlakukan Politik
Etis berdasarkan
trilogi/tiga usulan van
deventer
edukasi,irigasi, dan
transmigrasi
31. PENGHAPUSAN TANAM PAKSA
Pieter Brooschoff
Tanaman Tebu (1870)
Tanaman Kelapa Sawit
(1870)
Tanaman Lada (1860)
Tanaman Teh (1865)
Tanaman Nila (1865)
32. POLITIK PINTU TERBUKA 1870 - 1900
Pemerintahan Belanda dipegang
oleh kaum liberal yang
kebanyakan terdiri dari
pengusaha swasta
Mereka ingin mendapat
kesempatan untuk menanam
modalnya di Indonesia
Mereka ingin membuka
perkebunan-perkebunan besar
dan pabrik-pabrik pengolah hasil
tanaman perkebunan
33. LANJUTAN
Pelaksanaan politik kolonial liberal ditandai
dengan keluarnya undang-undang Agraria
dan undang-undang Gula 1870
Undang-UndangAgraria:
Gubernur jenderal tidak boleh menjual tanah
Gubernur jenderal boleh menyewakan tanah
Hak pengusaha untuk dapat menyewa tanah
dari gubernemen paling lama 75 tahun
34. LANJUTAN
Undang undang Gula
Tebu tidak boleh diangkut ke luar Indonesia,
harus diproses di Indonesia
Pabrik gula milik pemerintah dihapus secara
bertahap dan diambil alih oleh pihak swasta
Pihak swasta diberi kesempatan mendirikan
pabrik gula baru
Terbukanya Indonesia bagi swasta asing
berakibat munculnya perkebunan- perkebunan
swasta asing di Indonesia
35. DAMPAK POLITIK PINTU TERBUKA
Berkembangnya
perkebunan –
perkebunan besar milik
swasta
Berkembangnya sistem
ekonomi mata uang
Ekspor meningkat
Pembangunan dan
perbaikan fasilitas
pendidikan dan
kesehatan
Pembangunan sarana
transportasi dan irigasi
Sistem tanam paksa
dihapuskan
Uang digunakan sebagai
alat pembayaran
Profesi petani berubah
menjadi buruh
perkebunan/kuli
kontrak/mandor
perkebunan
36. POLITIK ETIS
Latar Belakang
Munculnya Politik Etis
tidak bisa dilepaskan
dari adanya Tanam
Paksa yang dilanjutkan
dengan Politik Pintu
Terbuka.
Politik Etis muncul akibat
adanya kemenangan
kaum liberal atas kaum
konservatif di parlemen
Belanda.
• Politik Etis adalah suatu
pemikiran yang menyatakan
bahwa pemerintah kolonial
memegang tanggung jawab
moral bagi kesejahteraan
pribumi
• Munculnya kaum Etis yang
dipelopori oleh Pieter
Brooshooft (wartawan
Koran De Locomotief) dan
C.Th. van Deventer (politikus)
ternyata membuka mata
pemerintah kolonial untuk
lebih memperhatikan nasib
para pribumi yang
terbelakang.
37. ISI POLITIK ETIS
Pencetus politik Etis adalah Van Deventer. Isi dari
politik Etis terkenal dengan istilah Trilogi Van
deventer atau Trias Van deventerIsi politik etis yaitu:
Irigasi (pengairan), membangun dan memperbaiki
pengairan-pengairan dan bendungan untuk
keperluan pertanian.
Emigrasi yakni mengajak penduduk Jawa untuk
bertransmigrasi untuk mengolahlahan yang belum
diolah menjadi lahan perkebunan.
Edukasi yakni memperluas dalam bidang
pengajaran dan pendidikan.
38. PENYIMPANGAN POLITIK ETIS
Irigasi. Irigasi atau pengairan hanya ditujukan
kepada tanah-tanah yang subur untuk
perkebunan swasta Belanda.
Edukasi. Pemerintah Belanda membangun
sekolah-sekolah. Pendidikan ditujukan untuk
mendapatkan tenaga administrasi yang cakap
dan murah.
Migrasi. Migrasi ke daerah luar Jawa hanya
ditujukan ke daerah-daerah yang
dikembangkan perkebunan-perkebunan milik
Belanda.
39. DAMPAK POLITIK ETIS
Pembangunan infrastruktur seperti pembangunan rel
kereta api yang memperlancar perpindahan barang
dan manusia
Pembangunan infratruktur pertanian dalam hal ini
bendungan yang nantinya bermanfaat bagi pengairan.
Berdirinya berbagai sekolah mengakibatkan
munculnya kaum terpelajar atau cendikiawan yang
nantinya menjadi pelopor Pergerakan Nasional seperti
contoh Soetomo mahasiswa STOVIA mendirikan
organisasi Budi Utomo.