SlideShare une entreprise Scribd logo
1  sur  34
KODEETIK
Dahman Faisal 201912014
Nur Anisa Sukmawati 201912033
Prodica Sarica 201912038
Velly Joan Alexandra 201912047
Kelompok 9 | Etika Bisnis dan Profesi
PROFESILAINNYA
KODE ETIKBPK-RI KODE ETIKPROFESI PSIKOLOGI KODE ETIKPROFESI HUKUM
KODE ETIKAUDITOR INTERNAL
01
PERBANDINGAN
KODEETIK
02
05
KEBERADAAN
BERBAGAIPROFESI
KODEETIK
PROFESIADVOKAT
KODEETIKBPK-RI
TABLEOFCONTENTS
06
PROFESIDANHAKIKAT
MANUSIA UTUH
03
KODEETIKPAII
07
04
KODEETIK
PSIKOLOGIINDONESIA
08
KASUS
KEBERADAAN
BERBAGAI PROFESI
01
KODE ETIKBPK-RI KODE ETIKPROFESI PSIKOLOGI KODE ETIKPROFESI HUKUM
KODE ETIKAUDITOR INTERNAL
SEBELUMERAREFORMASI
Seluruh pegawai negeri hanya tunduk pada peraturan pegawai negeri dan
satu-satunya wadah organisasi yang diakui untuk seluruh pegawai negeri
adalah Korps Pegawai Negeri Republik Indonesia (KORPRI)
SETELAHERAREFORMASI
Saat ini, para pegawai negeri bisa memasuki organisasi profesi selain KORPRI.
Contoh: Akuntan, dokter, guru, dan sebagainya yang berstatus pegawai negeri
Tujuan khusus dari setiap organisasi profesi adalah untuk mengembangkan
kompetensi para angoota secara berkelanjutan sekaligus untuk melakukan
pengendalian perilaku para anggotanya dengan berpedoman pada kode etik
yang telah disepakati bersama
Hal yang diketahui terkait kode etik profesi:
Tidak ada sistematika baku dalam penulisan kode etik
Banyak konsep dan nilai yang maknanya tumpang tindih.
Terdapat banyak istilah dan konsep yang sama tetapi pemaknaan atas
istilah-istilah atau konsep tersebut bisa jadi berbeda
KODEETIK
BPK-RI
02
KODE ETIKBPK-RI KODE ETIKPROFESI PSIKOLOGI KODE ETIKPROFESI HUKUM
KODE ETIKAUDITOR INTERNAL
PeraturanBPK-RINo.2Tahun 2007
LembaranBNRI No.11Tahun 2007
Kode Etik Badan Pemeriksa
Keuangan Republik Indonesia
Pasal1ayat2dan 3
PeraturanBPK-RINomor2Tahun 2007
Perbedaan pengertian anggota
dan pemeriksa BPK
Pasal2KodeEtikBPK Nilai-nilai dasar yang wajib dimiliki
oleh anggota dan pemeriksa BPK
Mematuhi peraturan perundangan-undangan dan peraturan
kedinasan yang berlaku
Mengutamakan kepentingan negara di atas kepentingan pribadi
atau golongan
Menjunjung tinggi independensi, integritas, dan profesionalitas
Menjunjung tinggi martabat, kehormatan, citra, dan kredibilitas BPK
Nilai-nilai dasar BPK:
ProsesPenalaranKodeEtikBPK
Independensi,Integritas,danProfesionalistasBPK
KODEETIK
PERHIMPUNANAUDITOR
INTERNALINDONESIA
03
KODE ETIKBPK-RI KODE ETIKPROFESI PSIKOLOGI KODE ETIKPROFESI HUKUM
KODE ETIKAUDITOR INTERNAL
KODEETIKYANGDITERAPKANPAII
KODEETIK QIA
Berlaku bagi anggota yang telah
memperoleh sertifikasi QIA
melalui suatu pendidikan formal
yang diterapkan oleh PAII
KODEETIK PAII
Berlaku bagi organisasi profesi
dan semua anggota PAII yang
bekerja pada departemen/bagian
audit internal suatu
organisasi/perusahaan
Bertanggung jawab untuk
mengembangkan standar kompetensi
tinggi yang menyangkut pengetahuan,
keterampilan, dan perilaku
KODE ETIKBPK-RI KODE ETIKPROFESI PSIKOLOGI KODE ETIKPROFESI HUKUM
KODE ETIKAUDITOR INTERNAL
PENALARANKODEETIKPAII
Kepentingan
Publik
Pasal 4
Tanggung
Jawab
Kompetensi
Pengetahuan
Tidak
diungkapkan
Keterampilan
Pasal 4
Sikap Perilaku
Menyangkut
Diri (Pribadi)
Pasal 2, 3,
5, 10
Hubungan
Rekan Sejawat
Tidak
diatur
Hubungan
Klien
Pasal 6 & 7
Hubungan
Rekan Sejawat
Tidak
diatur
Pengawasan
Tidak
diatur
ProsesPenalaranKodeEtikPAII
Ciri profesi Kode etik PAII
1. Kepentingan
Publik
Untuk mempertahankan kepercayaan dari pemberi tugas, para
anggota harus menunjukkan loyalitas kepada pemberi tugas
(manajemen). Anggota dilarang untuk mengambil bagian dalam
kegiatan-kegiatan yang menyimpang.
2. Tanggung Jawab Mengembangkan standar kompetensi tinggi yang menyangkut
pengetahuan, keterampilan, dan perilaku.
3. Kompetensi : Dilihat dari tiga unsur kompetensi ( pengetahuan, keterampilan,
dan perilaku).
a. Pengetahuan
( Knowledge )
Tidak secara eksplisit diungkapkan.
b. Keterampilan ( Skill) Para anggota harus terus berusaha untuk meningkatkan keahlian
dan keefektifan dalam melakukan pekerjaannya.
Dalam berpendapat, para anggota harus menggunakan semua
kemampuannya untuk memperoleh bukti yang memadai yang dapat
mendukung pernyataannya.
c. Sikap prilaku
(attitude )
• Menyangkut Diri 1. PAII berasaskan pancasila dan UUD 1945 ( pasal 2)
2. Para anggota diwajibkan bersikap jujur, objektif, dan hati-hati dalam menjalankan tugas
maupun kewajibannya ( pasal 3 )
3. Para anggota harus menghindari untuk terlibat kegiatan yang dapat menimbulkan konflik
dengan kepentingan pemberi tugas, atau yang dapat menimbulkan prasangka yang
meragukan kemampuannya untuk secara objektif menyelesaikan tugas dan kewajibannya
(pasal 5 )
4. Para anggota harus mematuhi peraturan dan mendukung pencapaian tujuan PAII. Dalam
menjalankan profesinya, para anggota harus sadar akan kewajibannya untuk memelihara
standar yang tinggi tentang kompetensi, moralitas, dan kehormatan yang telah ditetapkan
oleh PAII dan para anggotanya ( pasal 10 )
• Hubungan rekan
sejawat
Tidak diatur.
• Hubungan klien 1. Para anggota dilarang untuk menerima imbalan atau hadiah dari pemberi tugas, klien,
pelanggan, atau relasi bisnis pemberi tugas, kecuali yang menjadi haknya ( pasal 6 )
2. Para anggota harus bersikap bijaksana dan hati-hati dalam menggunakan informasi yang
diperoleh dalam melaksanakan tugasnya. Para anggota dilarang untuk menggunakan
informasi rahasia untuk kepentingan pribadi, atau merugikan kepentingan pemberi tugas (
pasal 7 )
• Hubungan lain Tidak diatur.
• Pengawasan Tidak diatur.
KODEETIK
PSIKOLOGIINDONESIA
04
KODE ETIKBPK-RI KODE ETIKPROFESI PSIKOLOGI KODE ETIKPROFESI HUKUM
KODE ETIKAUDITOR INTERNAL
KODEETIKPSIKOLOGIINDONESIA
Ketentuan tertulis yang diharapkan menjadi pedoman dalam bersikap dan
berperilaku, serta pegangan teguh seluruh Psikolog dan kelompok Ilmuwan
Psikologi, dalam menjalankan aktivitas profesinya sesuai dengan kompetensi
dan kewenangan masing- masing, guna menciptakan kehidupan masyarakat
yang lebih sejahtera. Dan bertanggung jawab menyangkut kompetensi,
objektivitas, kejujuran, integritas, bersikap bijak, dan hati-hati.
Ilmuan Psikolog Memberikan jasa psikolog, tetapi tidak boleh
menjalankan praktik psikolog
Psikolog Praktik psikolog hanya boleh dilakukan oleh
psikolog
KODE ETIKBPK-RI KODE ETIKPROFESI PSIKOLOGI KODE ETIKPROFESI HUKUM
KODE ETIKAUDITOR INTERNAL
PENALARANKODEETIKPSIKOLOGIINDONESIA
Kepentingan
Publik
Pembukaan
dan Pasal 14a
Tanggung
Jawab
Kompetensi
Pengetahuan
Pasal 1a
Keterampilan
Pasal 1b
Sikap Perilaku
Menyangkut
Diri (Pribadi)
Pasal 4a,
4b, 2
Hubungan
Rekan Sejawat
Hubungan
Klien
Hubungan
Rekan Sejawat
Pengawasan
Pasal 2
Pasal 5a,
5b, 5c, 15
Pasal 8c,
12, 8d
Pasal
6a, 6b
Pasal 18
ProsesPenalaranKode EtikPsikologi Indonesia
Ciri Profesi Kode Etik Psikologi
1. Kepentingan publik  Mengabdikan pengetahuan tentang perilaku manusia bagi kesejahteraan manusia (pembukaan)
 Mengutamakan kepentingan umum daripada pribadi atau golongan ( Pasal 14a)
 Pentingnya setiap Ilmuwan psikologi mempunyai rasa tanggung jawab menyangkut kompetensi,
objektivitas, kejujuran, integritas, bersikap bijak, dan hati-hati.
2. Tanggung Jawab Tidak diatur
3. Kompetensi Tidak diatur
3.1 Pengetahuan
(Knowladge)
 Ilmuwan Psikologi adalah para lulusan perguruan tinggi dan universitas di dalam maupun luar negeri,
yaitu mereka yang telah mengikuti pendidikan dengan kurikulum nasional (SK Mendikbud Nomor
18/D/0/1993 untuk pendidikan program akademik (Sarjana Psikologi); lulusan pendidikan tinggi strata 2
(S2) dan strata 3 (S3) dalam bidang psikologi, yang pendidikan strata (S1) diperoleh bukan dari fakultas
psikologi. Ilmuwan Psikologi yang tergolong kriteria tersebut dinyatakan dapat memberika jasa
psikologi, tetapi tidak berhak dan tidak berwenang untuk melakukan praktik psikologi di Indonesia.
3.2 Keterampilan (skill)  Psikolog adalah Sarjana Psikologi yang telah mengikuti pendidikan tinggi psikologi strata 1 (S1) dengan
kurikulum lama (Sistem Paket Murni) Perguruan Tinggi Negeri (PTN); atau sistem Kredit Semester (SKS)
PTN; atau pendidikan program akademik (Sarjana Psikologi) dan program pendidikan profesi (Psikologi);
atau kurikulum lama Perguruan Tinggi Swasta (PTS) yang sudah mengikuti ujian negara sarjana
psikologi; atau pendidikan tinggi psikologi di luar negeri yang sudah mendapat akreditasi dan
disetarakan dengan psikologi Indonesia oleh Direktorat Pendidikan Tinggi (Dikti) Departemen Pendidikan
Nasional (Depdiknas RI). Sarjana Psikologi dengan kriteria tersebut dinyatakan berhak dan berwenang
untuk melakukan praktik psikologi di wilayah hukum Negara Republik Indonesi. Sarjana Psikolog
menurut kriteria ini juga dikenal dan disebut sebagai psikolog. Untuk melakukan praktik psikologi ,
Sarjana Psikolog yang tergolong kriteria ini diwajibkan memiliki izin praktik psikolog sesuai dengan
ketentuan yang berlaku.
3.3 Sikap perilaku
(attitude)
Tidak diatur
· Menyangkut diri (Pribadi)  Kesadaran diri tentang Pancasila dan UUD 1945
 Mengindahkan etika dan nilai-nilai moral yang berlaku di masyarakat (Pasal 4a)
 Menjaga citra profesi (Pasal 4b)
 Memiliki objektivitas, kejujuran, integritas, bersikap bijak, dan hati-hati (Pasal 2)
· Hubungan rekan sejawat  Saling menghormati dan menjaga hak-hak serta nama baik rekan sejawat (Pasal 5a)
 Saling memberi umpan balik (Pasal 5b)
 Saling mengingatkan untuk mencegah pelanggaran kode etik (Pasal 5c)
 Menghargai karya cipta rekan sejawat/pihak lain (Pasal 15)
· Hubungan klien  Melindungi klien dari akibat yang merugikan sebagai dampak pemberian jasa/praktik yang dilakukan
(Pasal 8c)
 Melindungli kerahasiaan data klien, kecuali ada persetujuan dari klien, atau ada hubungannya dengan
pihak berwenang (Pasal 12)
 Mengutamakan ketidakberpihakan dalam kepentingan pemakai jasa, atau klien dan pihak-pihak terkait
(Pasal 8d)
· Hubungan lain  Menghargai kompetensi profesi lain (Pasal 6a)
 Mencegah pemberian jasa dari pihak yang tidak berkompeten (Pasal 6b)
· Pengawasan  Melalui Majelis Psikologi (Pasal 18)
KODEETIK
PROFESIADVOKAT
05
KODE ETIKBPK-RI KODE ETIKAUDITOR INTERNAL KODE ETIKPROFESI PSIKOLOGI KODE ETIKPROFESI HUKUM
PERATURANHUKUMMENGATUR:
Legislator menciptakan hukum
Pejabat melaksanakan administrasi negara
Notaris merumuskan kontrak kontrak harta kekayaan
Polisi dan jaksa menegakkan ketertiban hukum
Pengacara membela kliennya dalam menginterpretasikan hukum
Hakim menerapkan hukum dan menetapkan keputusannya
Pengusaha menjalankan kegiatan bisnisnya
Konsultan hukum memberikan nasihat hukum kepada kliennya
Pendidik hukum menghasilkan ahli hukum
Abdulkadir Muhammad (2006)
KODE ETIKBPK-RI KODE ETIKAUDITOR INTERNAL KODE ETIKPROFESI PSIKOLOGI KODE ETIKPROFESI HUKUM
PARAPROFESIONALHUKUM
Profesi legislator
Profesi administrator hukum
Profesi notaris
Profesi polisi
Profesi jaksa
Profesi advokat (pengacara)
Profesi hakim
Profesi hukum bisnis
Profesi konsultan hukum
KODE ETIKBPK-RI KODE ETIKAUDITOR INTERNAL KODE ETIKPROFESI PSIKOLOGI KODE ETIKPROFESI HUKUM
Profesi dosen hukum
PARAPROFESIONALHUKUMPERLUMEMILIKI:
Sikap manusiawi
Sikap adil
Sikap patur
Sikap jujur
Tidak hanya menghadapi hukum secara formal, melainkan
kebenaranmyang sesuai dengan hati nurani
Mencari kelayakan yang sesuai dengan perasaan masyarakat
Mencari pertimbangan untuk menentukan keadilan dalam suatu
perkara konkret
Menyatakan suatu hal benar menurut apa adanya, serta menjauhi
yang tidak benar dan tidak patut
ProsesPenalaranKodeEtikPsikologi Indonesia
Ciri Profesi Kode Etik Advokat
1. Kepentingan publik a. Tidak bertujuan semata-mata untuk memperoleh imbalan materi, tetapi lebih mengutamakan tegaknya hukum, kebenaran, dan keadilan
(Pasal 3b)
b. Wajib memberikan bantuan hukum cuma-cuma bagi orang yang tidak mampu (Pasal 7h)
2. Tanggung Jawab Menjaga citra dan martabat kehormatan profesi, menjunjung tinggi kode etik dan sumpah jabatan (pembukaan), dan memelihara kompetensi
3, Kompetensi : Mencakup pengetahuan, keterampilan, dan perilaku
a. Pengetahuan (knowledge) Berpraktik memberi jasa hukum, baik di dalam maupun di luar pengadilan yang memenuhi persyaratan berdasarkan undang-undang yang
berlaku (Pasal 1a).
b. Keterampilan (skill) Sama dengan Pasal 1a
 Menyangkut diri
(Kepribadian)
a) Bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, bersikap satria, jujur, sertamenjunjung tinggi hukum dan Undang Undang Dasar (Pasal 2)
b) Bersedia memberi nasehat dan bantuan hukum tanpa membedakan agama, suku, keturunan, kedudukan sosial, keyakinan politik (Pasal 3a)
c) Bekerja dengan bebas dan mandiri serta tidak dipengaruhi oleh siapapun dan wajib menjunjung tinggi hak asasi manusia dalam negara
hukum Indonesia (Pasal 3c)
d) Tidak dibenarkan melakukan pekerjaan lain yang dapat merugikan kebebasan, derajat, dan martabat advokat (Pasal 3f)
e) Bersikap sopan terhadap semua pihak (Pasal 3h)
 Hubungan rekan
sejawat
a) (a) Memegang teguh rasa solidaritas sesama advokat dan wajib membela secara cuma-cuma teman sejawat yang diajukan sebagai
tersangka dalamperkara pidana (Pasal 3d dan 3e)
b) Hubungan antara teman sejawat advokat berdasarkan sikap salingmenghormati, menghargai, dan memercayai (Pasal 5a)
c) Tidak menggunakan kata-kata tidak sopan atau yang menyakitkan hati (Pasal 5b)
d) Keberatanterhadap tindakan teman sejawat harus diadukan kepada Dewan Kehormatan (Pasal 5c)
e) Tidak diperkenankan menarik klien teman sejawat (Pasal 5d)
f) Advokat baru hanya dapat menerima perkara setelah menerima bukti pencabutan pemberian kuasa kepada advokatterdahulu (Pasal 5e)
g) Advokat lama wajib memberikan kepada avokat yang baru semua surat dan keterangan penting untuk mengurus perkara itu (Pasal 5f
 Hubungan Klien a) Mengutamakan penyelesaiandamai dalam perkara perdata (Pasal 4a)
b) Tidak memberikan keterangan yang dapat menyesatkan klien (Pasal 4b)
c) Tidak dibenarkanmenjamin kepada klien bahwa perkaranya akan menang (Pasal 4c)
d) Penetapan honor berdasarkan kemampuanklien (Pasal 4d)
e) Tidak dibenarkan membebani klien dengan biaya-biaya yang tidak perlu (Pasal 4e)
f) Perhatian yang sama diberikan terhadap perkara yang diurus secara cuma cuma (Pasal 4f)
g) Harus menolak mengurus perkara yang tidak ada dasar hukumnya (Pasal4g)
h) Wajib memegang rahasia jabatan tentang hal-hal yang menyangkut klien (Pasal 4h)
i) Dilarang melepaskan tugas yang dibebankan kepadanya pada saat yang tidak menguntungkan klien atau akan merugikan klien yang tidak dapat
diperbaiki lagi (Pasal 41)
j) Mengundurkan diri sepenuhnya dari pengurusan kepentingan bersama dua pihak atau lebih apabila kemudian timbul pertentangan kepentingan di
antara pihak-pihak yang bersangkutan (Pasal4))
k) Mempunyai hak retensi terhadap klien tetapi tidak dapat digunakan apabila dengan retensi itu kepentingan klien akan dirugikan yang tidak dapat
diperbaiki lagi (Pasal 4k)
 Hubungan Lain a) Sebagai profesi mulia, advokat dalam menjalankan profesinya di bawah perlindungan hukum, undang-undang, dan kode etik (Pasal)
b) Tidak diperkenankan memasang iklan, termasuk pemasangan papan nama dengan ukuran yang berlebihan (Pasal 8b)
c) Tidak mengadakan kantor cabang di tempat yang merugikan kedudukan advokat, misalnya di rumah atau di kantor seorang yang bukan advokat (Pasal
8c)
d) Tidak mengizinkan pencantuman namanya di papan nama, iklan, atau cara lain oleh orang bukan advokat, tetapi memperkenalkan diri sebagai wakil
advokat (Pasal 8d)
e) Tidak mengizinkan karyawan perkara, memberi nasihat kepada klien secara lisan atau tertulis (Pasal 8e)
f) Tidak memublikasikan diri melalui media massa untuk menarik perhatian masyarakat mengenai perkara yang sedang ditanganinya, kecuali untuk
menegakkan prinsip hukum yang wajib diperjuangkan oleh semua advokat (Pasal 8f)
g) Advokat dapat mengundurkan diri dari perkara yang diurusnya bila tidak dicapai kesepakatan dengan kliennya (Pasal 8g)
h) Tidak mengizinkan advokat mantan hakim/panitera menangani perkara di pengadilan yang bersangkutan selama tiga tahun sejak ia berhenti dari
pengadilan tersebut (Pasal h)
 Pengawasan Pengawasan atas pelaksanaankode etik ini dilakukan oleh Dewan Kehormatan (Pasal 9)
PERBANDINGAN
KODEETIK
06
KODE ETIKBPK-RI KODE ETIKAUDITOR INTERNAL KODE ETIKPROFESI PSIKOLOGI KODE ETIKPROFESI HUKUM
1
Semua profesi berdampak atau bermanfaat bagi kepentingan umum, meskipun
arti umum mempunyai tingkat keluasan yang berbeda
PERBANDINGAN KODEETIK
Contoh pengertian umum untuk :
BPK adalah kepentingan negara
Auditor Internal adalah manajemen suatu entitas (suatu bisnis).
Psikologi adalah klien (individu, kelompok, institusi).
Advokat adalah klien dan demi penegakan hukum dan keadilan
2 Untuk menjaga kepercayaan publik, dalam setiap kode etik profesi pada umumnya
ditekankan pentingnya memelihara kompetensi tinggi secara berkelanjutan
3
Kompetensi mencakup pengetahuan melalui pendidikan formal sesuai dengan latar
belakang profesinya, keterampilan teknis, dan sikap perilaku. Meskipun kompetensi
yang menyangkut pengetahuan ada yang secara eksplisit diatur dalam kode etik
(misalnya, kode etik psikologi), ada juga yang tidak diatur dalam kode etik karena
sudah diatur dalam peraturan/perundangan (misalnya, kode etik advokat dan BPK),
atau tidak diatur dalam kode etik tetapi diserahkan pada kebijakan/peraturan
perusahaan (misalnya, kode etik auditor internal).
KODE ETIKBPK-RI KODE ETIKAUDITOR INTERNAL KODE ETIKPROFESI PSIKOLOGI KODE ETIKPROFESI HUKUM
2 ● Aturan mengenai sikap perilaku umumnya menyangkut tanggung jawab dan kesadaran diri
sebagai pribadi, hubungan dengan rekan sejawat, hubungan dengan klien, dan hubungan
lainnya.
3
● Tanggung jawab dan kesadaran diri berkaitan dengan karakter utama, prinsip-prinsip, atau
nilai-nilai dasar yang harus dimiliki seorang profesional untuk menunjang citra dan
martabat yang luhur. Semua kode etik menjelaskan karakter utama, prinsip-prinsip, atau
nilai dasar ini, walaupun tidak ada keseragaman mengenai jumlah, konsep, atau istilah yang
digunakan.
Berikut adalah contoh karakter, prinsip, atau nilai-nilai dasar dari beberapa profesi
Institusi/Profesi Penekanan Kode Etik
BPK Independensi, integritas, dan profesionalitas
PAII Bersikap jujur, objektif, hati-hati, dan menghindari konflik kepentingan
Psikologi Menjaga kompetensi, objektivitas, kejujuran, integritas, bersikap bijak,
dan hati-hati
Advokat Bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, bersikap satria, jujur, tidak
membeda bedakan agama, suku, keturunan, kedudukan sosial, keyakinan
politik, mandiri, serta tidak dipengaruhi oleh siapa pun dan menjunjung
tinggi hak asasi manusia.
PROFESIDAN
HAKIKATMANUSIAUTUH
07
KODE ETIKBPK-RI KODE ETIKAUDITOR INTERNAL KODE ETIKPROFESI PSIKOLOGI KODE ETIKPROFESI HUKUM
PQ
SQ
EQ
IQ
HAKIKATMANUSIAUTUH
Hidup dengan menyeimbangkan
pemenuhan PQ,IQ, EQ, SQ
Seorang profesional yang benar-benar
telah mematuhi dan mengikuti kode
etik profesi dalam menjalankan
profesinya, maka ia telah menjalani
kehidupan manusia utuh secara sadar
maupun tidak sadar
KODE ETIKBPK-RI KODE ETIKAUDITOR INTERNAL KODE ETIKPROFESI PSIKOLOGI KODE ETIKPROFESI HUKUM
KASUS
MulyaLubisDibehentikan
KODE ETIKBPK-RI KODE ETIKAUDITOR INTERNAL KODE ETIKPROFESI PSIKOLOGI KODE ETIKPROFESI HUKUM
Majelis Kehormatan Daerah Perhimpunan Advokat Indonesia DKI Jakarta memberhentikan secara
tetap Todung Mulya Lubis sebagai advokat. Ia dinilai melakukan pelanggaran berat, yaitu melanggar
larangan konflik kepentingan dan lebih mengedapankan materi dalam menjalankan profesi
dibandingkan dengan penegakan hukum, kebenaran, dan keadilan. Putusan itu dibacakan oleh
Majelis Kehormatan Daerah Perhimpunan Advokat Indonesia (MKD Peradi) DKI Jakarta, Jumat 16 Mei
2008 di Kantor Peradi, Kuningan, Jakarta. Sidang dipimpin oleh Jack R. Sidabutar dengan anggota
Alex R. Wangge, Daniel Panjaitan, Antonius P.S. Wibowo, dan Dr. Andang L. Binawan. Hadir dalam
sidang tersebut pihak pengadu, Hotman Paris Hutapea, dan pihak teradu, Todung Mulya Lubis, serta
sejumlah advokat dari kantor hukum Lubis, Santoso, dan Maulana. Dua anggota MKD memberikan
pendapat berbeda. Menurut mereka, hukuman pemberhentian tetap terlalu berat. Dua anggota
tersebut mengusulkan hukuman pemberhentian sementara selama dua belas bulan. Todung
mengungkapkan bahwa dirinya sangat sedih dan kecewa dengan putusan MKD Peradi DKI Jakarta.
Ia mengatakan, outusan tersebut sebagai sebuah dagelan yang tidak lucu, dan langsung
mengajukan banding
SOAL
MULYOLUBISDIBERHENTIKAN
Majelis Kehormatan menilai Todung melanggar Pasal 4j dan Pasal 3b Kode Etik Advokat ndonesia. Pelanggaran tersebut
dilakukan ketika Todung menjadi kuasa hukum Salim Group terkait kasus Sugar Group Companies (SGC) di pengadilan negeri
Kotabumi dan PN Gunung Sugih, Lampung. 3enturan kepentingan terjadi ketika pada tahun 2002 Todung menjadi anggota Tim
Bantuan Hukum Komite Kebijakan Sektor Keuangan (TBH-KKSK). Tim tersebut diminta Badan Penyehatan Perbankan Nasional
(BPPN) melakukan legal audit terhadap kekayaan Salim Group. Saat itu, SGC merupakan alah satu perusahaan milik Salim.
Pihak BPPN kemudian menjual SGC ke pemilik baru. Pada tahun 2006, pemilik baru itu menggugat Salim Group dan
pemerintah. Pihak Salim diwakili oleh Todung Mulya Lubis selaku kuasa hukum. Memang saat itu tugas Todung di TBH KKSK
sudah selesai sejak ahun 2002. Namun, MKD menilai ada benturan kepentingan saat Todung menjadi kuasa hukum GC dan
anggota TBH KKSK. Apalagi, di dalam persidangan Todung menggunakan hasil legal audit (BH KKSK. Menurut Majelis,
kepentingan BPPN cg. Menkeu cg. Pemerintah RI terkait legal audit iGC seharusnya dipertahankan dan dirahasiakan oleh
Todung. Hal tersebut ditegaskan dalam Pasal t ayat 1 dan 2 Perjanjian TBH-KKSK. Namun faktanya, Todung mengungkapkan
sebagian isi TBH tu di PN Gunung Sugih dan Kotabumi. Meskipun di dalam dokumen TBH dikatakan bahwa Salim Group
dinyatakan melanggar MSAA, Todung justru mengatakan sebaliknya di persidangan. Apalagi ia ini tidak dibantah oleh Todung.
Saksi ahli yang diajukan oleh Todung mengatakan bahwa pendapat tukum dapat berubah bergantung pada situasi dan kondisi.
Namun menurut majelis, suatu pendapat tukum tidak boleh berubah. MKD Peradi DKI Jakarta juga sebelumnya
mempertimbangkan danya peringatan kepada Todung. Pada 14 Juni 2004, Dewan Kehormatan Pusat Ikatan Advokat ndonesia
memberi peringatan keras kepada Todung sehubungan dengan adanya iklan di media nassa mengenai putusan pengadilan,
tetapi isi iklan berbeda dengan putusan pengadilan. Dalam ampa pers di kantornya, Todung didampingi koleganya sesama
advokat, Magdir Ismail dan Perry Jornelius. “Terus terang saya shocked, terkejut, dan bertentangan dengan fakta-fakta dan
akal chat. Ini bertentangan dengan semua logika rasional. Sebuah dagelan hukum yang sangat idak lucu. Dalam sejarah
Indonesia, mungkin hanya saya advokat pertama yang dipecat secara 'ermanen,” kata Todung. “Ini kezaliman, kesewenang-
wenangan yang melampaui batas. Buat saya, itu esuatu yang melampaui batas karena kalau tuduhannya benturan
kepentingan, sama sekali tidak ada benturan kepentingan,”. Todung menyampaikan bahwa dalam penanganan kasus Anthony
Salim, Departemen Keuangan telah menulis surat tidak keberatan karena tidak berkepentingan. Namun pada kesempatan
saaat ini, ia tidak akan masuk ke soal detail seperti karena ia akan banding ke Pengadilan Dewan Peradi Pusat.
Coba Anda pelajari kasus tersebut, kemudian pelajari kode etik advokat Indonesia beserta referensi dari
teori-teori dan kode etik profesi lain yang ada. Atas dasar ini, bagaimana 'pendapat Anda mengenai:
1. Apakah menurut Anda Majelis Kehormatan Daerah DKI Jakarta telah mengambil keputusan yang tepat
dan adil?
Menurut kami, keputusan Majelis Kehormatan Daerah DKI Jakarta sudah tepat dan adil, karena telah
diketahui bahwa Todung melanggar kode etik advokad Indonesia dimana Todung menjadi Tim Bantuan
Hukum Komite Kebijakan Sektor Keuangan (TBH-KKSK) danTBH-KKSK tersebut di minta oleh Badan
Penyehatan Perbankan Nasional (BPPN) untuk melakukan legal audit terhadap kekayaan Salim Group.
Ketika beralih kepemilikan ke pemilik baru, pemilik baru tersebut menggugat Salim Group dengan
menggunakan Todung selaku kuasa hukumnya dan di persidangan Todung membeberkan isi perjanjian
TBH-KKSK yangseharusnya tidak boleh diungkapkan dalam persidangan. Terlihat jelas dalam dokumen
TBH-KKSK bahwa Salim Group melanggar MSAA tetapi justru Todung berbohong dengan berkata
bahwaSalim Group tidak melanggar MSAA, padahal sudah ada bukti nyata pelanggaran MSAA berupa
dokumen. Tentu saja hal tersebut sangat tidak sesuai dengan etika profesi Advokad dan kode etiknya.
Dari hal tersebut dapat dilihat bahwa Todung mempunyai benturan kepentingan terhadap Salim Group
karena sudah jelas sekali Salim Group melakukan pelanggaran, tetapi Todung masih berusaha
menutupinya di persidangan bahkan membelanya,sehingga Todung pantas dipecat secara permanen
dan keputusan MKD DKI Jakarta sudah tepat dan adil.
2. Apakah menurut Anda reaksi yang disampaikan oleh Todung Mulya Lubis di media massa dalam
menanggapi keputusan Majelis adalah wajar dan dapat dibenarkan?
Menurut kami, reaksi Todung Mulya Lubis tidak wajar dan sama sekali tidak dapat dibenarkan,
karena di iklan media massa Todung merekayasa putusan pengadilan sehingga sangat jauh dari-
keaslian putusan pengadilan. Dengan begitu, dia telah melakukan kebohongan publik dan mendapat
peringatan keras dari Dewan Kehormatan Pusat Ikatan Advokad Indonesia. Padahal keputusan untuk
memecat Todung secara permanen sudah benar tanpa harus dipertimbangkan kembali. Meskipun dia
berhak melakukan pembelaan terhadap dirinya apabila yang dituduhkan kepadanya tidak benar, dia
harus berada dalam batas wajar tanpa membalikan fakta sebenarnya dan patuh terhadap proses hukum
yang berjalan. Tidak seperti yang dilakukan Todung pada kasus ini.
3. Bagaimana pendapat Anda atas pernyataan Todung yang merasa dirinya tidak melanggar kode etik
advokat?
Menurut kami, kami tidak setuju dengan pernyataan Todung karena pada dasarnya sudah jelas bahwa
dia bersalah dan melanggar kode etik advokat dengan bukti pendukung berupa bukti-bukti tertulis yang
ada. Meskipun begitu, Todung tetap membela dirinya sendiri seakan-akan dia tidak bersalah atas kasus
tersebut dan membalikan fakta yang sebenarnya.
CREDITS: This presentation template was created by
Slidesgo, including icons by Flaticon and infographics &
images by Freepik
THANKS !
Do you have any questions?
KODE ETIKBPK-RI KODE ETIKAUDITOR INTERNAL KODE ETIKPROFESI PSIKOLOGI KODE ETIKPROFESI HUKUM
Dahman Faisal 201912014
Nur Anisa Sukmawati 201912033
Prodica Sarica 201912038
Velly Joan Alexandra 201912047
Kelompok 9 | Etika Bisnis dan Profesi

Contenu connexe

Tendances

Memahami Logika Laporan Arus Kas
Memahami Logika Laporan Arus KasMemahami Logika Laporan Arus Kas
Memahami Logika Laporan Arus KasAli Wafa
 
Ketentuan Umum dan Tatacara Perpajakan
Ketentuan Umum dan Tatacara PerpajakanKetentuan Umum dan Tatacara Perpajakan
Ketentuan Umum dan Tatacara Perpajakaniyandri tiluk wahyono
 
Konsep Dasar Analisis Laporan Keuangan_Pengantar ALK
Konsep Dasar Analisis Laporan Keuangan_Pengantar ALKKonsep Dasar Analisis Laporan Keuangan_Pengantar ALK
Konsep Dasar Analisis Laporan Keuangan_Pengantar ALKBudianto Budie
 
Bab 18 PEMERIKSAAN EKUITAS
Bab 18 PEMERIKSAAN EKUITASBab 18 PEMERIKSAAN EKUITAS
Bab 18 PEMERIKSAAN EKUITASAndiErwinGhozali
 
Pertanggungjawaban Publik_Akuntansi Sektor Publik
Pertanggungjawaban Publik_Akuntansi Sektor PublikPertanggungjawaban Publik_Akuntansi Sektor Publik
Pertanggungjawaban Publik_Akuntansi Sektor PublikIsmail M
 
Rangkuman Materi Akuntansi Keuangan Menengah Kas dan Piutang (Cash and Receiv...
Rangkuman Materi Akuntansi Keuangan Menengah Kas dan Piutang (Cash and Receiv...Rangkuman Materi Akuntansi Keuangan Menengah Kas dan Piutang (Cash and Receiv...
Rangkuman Materi Akuntansi Keuangan Menengah Kas dan Piutang (Cash and Receiv...Muhammad Rafi Kambara
 
Bab 10 implikasi etis dari teknologi informasi
Bab 10 implikasi etis dari teknologi informasiBab 10 implikasi etis dari teknologi informasi
Bab 10 implikasi etis dari teknologi informasiaudi15Ar
 
Ethical Governance.pptx
Ethical Governance.pptxEthical Governance.pptx
Ethical Governance.pptxDeviAnggun6
 
Kode etik akuntan
Kode etik akuntanKode etik akuntan
Kode etik akuntanmingina
 
Overview KUP (Ketentuan Umum Dan Tata Cara Perpajakan)
Overview KUP (Ketentuan Umum Dan Tata Cara Perpajakan)Overview KUP (Ketentuan Umum Dan Tata Cara Perpajakan)
Overview KUP (Ketentuan Umum Dan Tata Cara Perpajakan)M Abdul Aziz
 
Wesel bayar jangka panjang
Wesel bayar jangka panjangWesel bayar jangka panjang
Wesel bayar jangka panjangFirdha Aryati
 
Teori Akuntansi Karakteristik kualitatif Laporan Keuangan
Teori Akuntansi Karakteristik kualitatif Laporan KeuanganTeori Akuntansi Karakteristik kualitatif Laporan Keuangan
Teori Akuntansi Karakteristik kualitatif Laporan KeuanganArif Misgiyanto
 
Materi AKM 2 Liabilitas Lancar, Provisi, Dan Kontijensi
Materi AKM 2 Liabilitas Lancar, Provisi, Dan KontijensiMateri AKM 2 Liabilitas Lancar, Provisi, Dan Kontijensi
Materi AKM 2 Liabilitas Lancar, Provisi, Dan KontijensiRyan Gamof
 
UTANG WESEL JANGKA PANJANG. akuntansi keuangan menengah 2
UTANG WESEL JANGKA PANJANG. akuntansi keuangan menengah 2UTANG WESEL JANGKA PANJANG. akuntansi keuangan menengah 2
UTANG WESEL JANGKA PANJANG. akuntansi keuangan menengah 2DIANA LESTARI
 
Perencanaan Audit dan Prosedur Analitis
Perencanaan Audit dan Prosedur AnalitisPerencanaan Audit dan Prosedur Analitis
Perencanaan Audit dan Prosedur AnalitisAdelina Yusyak
 

Tendances (20)

Memahami Logika Laporan Arus Kas
Memahami Logika Laporan Arus KasMemahami Logika Laporan Arus Kas
Memahami Logika Laporan Arus Kas
 
Ketentuan Umum dan Tatacara Perpajakan
Ketentuan Umum dan Tatacara PerpajakanKetentuan Umum dan Tatacara Perpajakan
Ketentuan Umum dan Tatacara Perpajakan
 
ch7
ch7ch7
ch7
 
PPh Pasal 25
PPh Pasal 25PPh Pasal 25
PPh Pasal 25
 
Pph 22
Pph 22Pph 22
Pph 22
 
Konsep Dasar Analisis Laporan Keuangan_Pengantar ALK
Konsep Dasar Analisis Laporan Keuangan_Pengantar ALKKonsep Dasar Analisis Laporan Keuangan_Pengantar ALK
Konsep Dasar Analisis Laporan Keuangan_Pengantar ALK
 
Kerangka konseptual akuntansi sektor publik
Kerangka konseptual akuntansi sektor publikKerangka konseptual akuntansi sektor publik
Kerangka konseptual akuntansi sektor publik
 
Bab 18 PEMERIKSAAN EKUITAS
Bab 18 PEMERIKSAAN EKUITASBab 18 PEMERIKSAAN EKUITAS
Bab 18 PEMERIKSAAN EKUITAS
 
Pertanggungjawaban Publik_Akuntansi Sektor Publik
Pertanggungjawaban Publik_Akuntansi Sektor PublikPertanggungjawaban Publik_Akuntansi Sektor Publik
Pertanggungjawaban Publik_Akuntansi Sektor Publik
 
Rangkuman Materi Akuntansi Keuangan Menengah Kas dan Piutang (Cash and Receiv...
Rangkuman Materi Akuntansi Keuangan Menengah Kas dan Piutang (Cash and Receiv...Rangkuman Materi Akuntansi Keuangan Menengah Kas dan Piutang (Cash and Receiv...
Rangkuman Materi Akuntansi Keuangan Menengah Kas dan Piutang (Cash and Receiv...
 
Bab 10 implikasi etis dari teknologi informasi
Bab 10 implikasi etis dari teknologi informasiBab 10 implikasi etis dari teknologi informasi
Bab 10 implikasi etis dari teknologi informasi
 
Ethical Governance.pptx
Ethical Governance.pptxEthical Governance.pptx
Ethical Governance.pptx
 
Kode etik akuntan
Kode etik akuntanKode etik akuntan
Kode etik akuntan
 
Overview KUP (Ketentuan Umum Dan Tata Cara Perpajakan)
Overview KUP (Ketentuan Umum Dan Tata Cara Perpajakan)Overview KUP (Ketentuan Umum Dan Tata Cara Perpajakan)
Overview KUP (Ketentuan Umum Dan Tata Cara Perpajakan)
 
Wesel bayar jangka panjang
Wesel bayar jangka panjangWesel bayar jangka panjang
Wesel bayar jangka panjang
 
Teori Akuntansi Karakteristik kualitatif Laporan Keuangan
Teori Akuntansi Karakteristik kualitatif Laporan KeuanganTeori Akuntansi Karakteristik kualitatif Laporan Keuangan
Teori Akuntansi Karakteristik kualitatif Laporan Keuangan
 
Materi AKM 2 Liabilitas Lancar, Provisi, Dan Kontijensi
Materi AKM 2 Liabilitas Lancar, Provisi, Dan KontijensiMateri AKM 2 Liabilitas Lancar, Provisi, Dan Kontijensi
Materi AKM 2 Liabilitas Lancar, Provisi, Dan Kontijensi
 
UTANG WESEL JANGKA PANJANG. akuntansi keuangan menengah 2
UTANG WESEL JANGKA PANJANG. akuntansi keuangan menengah 2UTANG WESEL JANGKA PANJANG. akuntansi keuangan menengah 2
UTANG WESEL JANGKA PANJANG. akuntansi keuangan menengah 2
 
Perencanaan Audit dan Prosedur Analitis
Perencanaan Audit dan Prosedur AnalitisPerencanaan Audit dan Prosedur Analitis
Perencanaan Audit dan Prosedur Analitis
 
Analisis Laporan Keuangan
Analisis Laporan KeuanganAnalisis Laporan Keuangan
Analisis Laporan Keuangan
 

Similaire à Kelompok 9_EBP_Kode Etik Profesi Lainnya.pptx

Psikologi umum 1, kode etik
Psikologi umum 1, kode etik Psikologi umum 1, kode etik
Psikologi umum 1, kode etik Irvan Khoerul
 
Kode etik psikologi 2010
Kode etik psikologi 2010Kode etik psikologi 2010
Kode etik psikologi 2010swirawan
 
Kode etik psikologi himpsi 2010
Kode etik psikologi himpsi 2010Kode etik psikologi himpsi 2010
Kode etik psikologi himpsi 2010swirawan
 
Kode etik psikologi pdf
Kode etik psikologi pdfKode etik psikologi pdf
Kode etik psikologi pdfswirawan
 
Etika profesi, profesionalisme dan Kode Etika
Etika profesi, profesionalisme dan Kode EtikaEtika profesi, profesionalisme dan Kode Etika
Etika profesi, profesionalisme dan Kode EtikaRaja Matridi Aeksalo
 
Kode etik profesi dan kode etik guru indonesia
Kode etik profesi dan kode etik guru indonesiaKode etik profesi dan kode etik guru indonesia
Kode etik profesi dan kode etik guru indonesiaYokhebed Fransisca
 
Materi pertemuan etika dalam berprofesi pptx
Materi pertemuan etika dalam berprofesi pptxMateri pertemuan etika dalam berprofesi pptx
Materi pertemuan etika dalam berprofesi pptxahfaanggris99
 
1. Materi Etika Profesi ners. NS 2022.pptx
1. Materi Etika Profesi ners. NS 2022.pptx1. Materi Etika Profesi ners. NS 2022.pptx
1. Materi Etika Profesi ners. NS 2022.pptxSyedMuhammadZulfikar
 
Makalah etika profesi hacker
Makalah etika profesi hackerMakalah etika profesi hacker
Makalah etika profesi hackerEgi Mustakim
 
Makalah kode etik psikologi
Makalah kode etik psikologiMakalah kode etik psikologi
Makalah kode etik psikologiIrvan Khoerul
 
Bab3 etikaperguruan-120914102822-phpapp02
Bab3 etikaperguruan-120914102822-phpapp02Bab3 etikaperguruan-120914102822-phpapp02
Bab3 etikaperguruan-120914102822-phpapp02May Lim
 
Materi Etika Profesi ( SMK KELAS X)
Materi Etika Profesi ( SMK KELAS X)Materi Etika Profesi ( SMK KELAS X)
Materi Etika Profesi ( SMK KELAS X)Amelia Febiani
 
Kode etik himpsi terbaru
Kode etik himpsi terbaruKode etik himpsi terbaru
Kode etik himpsi terbaruswirawan
 
PROFESI PENDIDIKAN (SIAP PROFESIONALISME DAN ORGANISASI PROFESI)
PROFESI PENDIDIKAN (SIAP PROFESIONALISME DAN ORGANISASI PROFESI)PROFESI PENDIDIKAN (SIAP PROFESIONALISME DAN ORGANISASI PROFESI)
PROFESI PENDIDIKAN (SIAP PROFESIONALISME DAN ORGANISASI PROFESI)Arjuna Ahmadi
 
Edit etika profesi epidemiolog(1)
Edit etika profesi epidemiolog(1)Edit etika profesi epidemiolog(1)
Edit etika profesi epidemiolog(1)BidangTFBBPKCiloto
 
1PPT ETIKA PROFESI ( 1 )- Etika dan ruang linkup..pptx
1PPT ETIKA PROFESI ( 1 )- Etika dan ruang linkup..pptx1PPT ETIKA PROFESI ( 1 )- Etika dan ruang linkup..pptx
1PPT ETIKA PROFESI ( 1 )- Etika dan ruang linkup..pptxReynaldi Wahyu
 

Similaire à Kelompok 9_EBP_Kode Etik Profesi Lainnya.pptx (20)

Psikologi umum 1, kode etik
Psikologi umum 1, kode etik Psikologi umum 1, kode etik
Psikologi umum 1, kode etik
 
Kode etik psikologi 2010
Kode etik psikologi 2010Kode etik psikologi 2010
Kode etik psikologi 2010
 
Kode etik psikologi himpsi 2010
Kode etik psikologi himpsi 2010Kode etik psikologi himpsi 2010
Kode etik psikologi himpsi 2010
 
Kode etik psikologi pdf
Kode etik psikologi pdfKode etik psikologi pdf
Kode etik psikologi pdf
 
Etika profesi, profesionalisme dan Kode Etika
Etika profesi, profesionalisme dan Kode EtikaEtika profesi, profesionalisme dan Kode Etika
Etika profesi, profesionalisme dan Kode Etika
 
Kode etik profesi dan kode etik guru indonesia
Kode etik profesi dan kode etik guru indonesiaKode etik profesi dan kode etik guru indonesia
Kode etik profesi dan kode etik guru indonesia
 
Materi pertemuan etika dalam berprofesi pptx
Materi pertemuan etika dalam berprofesi pptxMateri pertemuan etika dalam berprofesi pptx
Materi pertemuan etika dalam berprofesi pptx
 
1. Materi Etika Profesi ners. NS 2022.pptx
1. Materi Etika Profesi ners. NS 2022.pptx1. Materi Etika Profesi ners. NS 2022.pptx
1. Materi Etika Profesi ners. NS 2022.pptx
 
Makalah etika profesi hacker
Makalah etika profesi hackerMakalah etika profesi hacker
Makalah etika profesi hacker
 
Makalah kode etik psikologi
Makalah kode etik psikologiMakalah kode etik psikologi
Makalah kode etik psikologi
 
ETIKA PROFESI (PER. 1).pdf
ETIKA PROFESI (PER. 1).pdfETIKA PROFESI (PER. 1).pdf
ETIKA PROFESI (PER. 1).pdf
 
Bab3 etikaperguruan-120914102822-phpapp02
Bab3 etikaperguruan-120914102822-phpapp02Bab3 etikaperguruan-120914102822-phpapp02
Bab3 etikaperguruan-120914102822-phpapp02
 
Materi Etika Profesi ( SMK KELAS X)
Materi Etika Profesi ( SMK KELAS X)Materi Etika Profesi ( SMK KELAS X)
Materi Etika Profesi ( SMK KELAS X)
 
KESA
KESAKESA
KESA
 
Kode etik himpsi terbaru
Kode etik himpsi terbaruKode etik himpsi terbaru
Kode etik himpsi terbaru
 
Handout etika&hukum yuni
Handout etika&hukum yuniHandout etika&hukum yuni
Handout etika&hukum yuni
 
PROFESI PENDIDIKAN (SIAP PROFESIONALISME DAN ORGANISASI PROFESI)
PROFESI PENDIDIKAN (SIAP PROFESIONALISME DAN ORGANISASI PROFESI)PROFESI PENDIDIKAN (SIAP PROFESIONALISME DAN ORGANISASI PROFESI)
PROFESI PENDIDIKAN (SIAP PROFESIONALISME DAN ORGANISASI PROFESI)
 
Edit etika profesi epidemiolog(1)
Edit etika profesi epidemiolog(1)Edit etika profesi epidemiolog(1)
Edit etika profesi epidemiolog(1)
 
1PPT ETIKA PROFESI ( 1 )- Etika dan ruang linkup..pptx
1PPT ETIKA PROFESI ( 1 )- Etika dan ruang linkup..pptx1PPT ETIKA PROFESI ( 1 )- Etika dan ruang linkup..pptx
1PPT ETIKA PROFESI ( 1 )- Etika dan ruang linkup..pptx
 
etika profesi
etika profesietika profesi
etika profesi
 

Dernier

PERAN KARYAWAN DALAM PENGEMBANGAN KARIR.pptx
PERAN KARYAWAN DALAM PENGEMBANGAN KARIR.pptxPERAN KARYAWAN DALAM PENGEMBANGAN KARIR.pptx
PERAN KARYAWAN DALAM PENGEMBANGAN KARIR.pptxHakamNiazi
 
WAWASAN NUSANTARA SEBAGAI GEOPOLITIK INDONESIA.pptx
WAWASAN NUSANTARA SEBAGAI GEOPOLITIK INDONESIA.pptxWAWASAN NUSANTARA SEBAGAI GEOPOLITIK INDONESIA.pptx
WAWASAN NUSANTARA SEBAGAI GEOPOLITIK INDONESIA.pptxMunawwarahDjalil
 
Perhitungan Bunga dan Nilai Uang (mankeu).ppt
Perhitungan Bunga dan Nilai Uang (mankeu).pptPerhitungan Bunga dan Nilai Uang (mankeu).ppt
Perhitungan Bunga dan Nilai Uang (mankeu).pptSalsabillaPutriAyu
 
Ukuran Letak Data kuartil dan beberapa pembagian lainnya
Ukuran Letak Data  kuartil  dan  beberapa pembagian  lainnyaUkuran Letak Data  kuartil  dan  beberapa pembagian  lainnya
Ukuran Letak Data kuartil dan beberapa pembagian lainnyaIndhasari3
 
7 Indikator Analisis Teknikal Saham Yang Paling Populer.pptx
7 Indikator Analisis Teknikal Saham Yang Paling Populer.pptx7 Indikator Analisis Teknikal Saham Yang Paling Populer.pptx
7 Indikator Analisis Teknikal Saham Yang Paling Populer.pptxObyMoris1
 
Introduction fixed asset (Aset Tetap).ppt
Introduction fixed asset (Aset Tetap).pptIntroduction fixed asset (Aset Tetap).ppt
Introduction fixed asset (Aset Tetap).ppttami83
 
Modal Kerja manajemen keuangan modal kerja.ppt
Modal Kerja manajemen keuangan modal kerja.pptModal Kerja manajemen keuangan modal kerja.ppt
Modal Kerja manajemen keuangan modal kerja.pptFrida Adnantara
 
PPT KELOMPOK 4 ORGANISASI DARI KOPERASI.pptx
PPT KELOMPOK 4 ORGANISASI DARI KOPERASI.pptxPPT KELOMPOK 4 ORGANISASI DARI KOPERASI.pptx
PPT KELOMPOK 4 ORGANISASI DARI KOPERASI.pptxZefanya9
 
BAB 18_PENDAPATAN57569-7854545gj-65.pptx
BAB 18_PENDAPATAN57569-7854545gj-65.pptxBAB 18_PENDAPATAN57569-7854545gj-65.pptx
BAB 18_PENDAPATAN57569-7854545gj-65.pptxFrida Adnantara
 
Cryptocurrency dalam Perspektif Ekonomi Syariah.pptx
Cryptocurrency dalam Perspektif Ekonomi Syariah.pptxCryptocurrency dalam Perspektif Ekonomi Syariah.pptx
Cryptocurrency dalam Perspektif Ekonomi Syariah.pptxumusilmi2019
 
KELOMPOK 17-PEREKONOMIAN INDO moneter dan fiskal
KELOMPOK 17-PEREKONOMIAN INDO moneter dan fiskalKELOMPOK 17-PEREKONOMIAN INDO moneter dan fiskal
KELOMPOK 17-PEREKONOMIAN INDO moneter dan fiskalAthoillahEconomi
 
MOTIVASI MINAT, BAKAT & POTENSI DIRI.pptx
MOTIVASI MINAT, BAKAT & POTENSI DIRI.pptxMOTIVASI MINAT, BAKAT & POTENSI DIRI.pptx
MOTIVASI MINAT, BAKAT & POTENSI DIRI.pptxHakamNiazi
 
DAMPAK MASIF KORUPSI yang kian merajalela
DAMPAK MASIF KORUPSI yang kian merajalelaDAMPAK MASIF KORUPSI yang kian merajalela
DAMPAK MASIF KORUPSI yang kian merajalelaarmanamo012
 
Ekonomi Makro Pertemuan 4 - Tingkat pengangguran: Jumlah orang yang menganggu...
Ekonomi Makro Pertemuan 4 - Tingkat pengangguran: Jumlah orang yang menganggu...Ekonomi Makro Pertemuan 4 - Tingkat pengangguran: Jumlah orang yang menganggu...
Ekonomi Makro Pertemuan 4 - Tingkat pengangguran: Jumlah orang yang menganggu...ChairaniManasye1
 
Ekonomi Teknik dan perencanaan kegiatan usaha
Ekonomi Teknik dan perencanaan kegiatan usahaEkonomi Teknik dan perencanaan kegiatan usaha
Ekonomi Teknik dan perencanaan kegiatan usahaWahyuKamilatulFauzia
 
Dasar Dasar Perpajakan dalam mata kuliah pajak.pptx
Dasar Dasar Perpajakan dalam mata kuliah pajak.pptxDasar Dasar Perpajakan dalam mata kuliah pajak.pptx
Dasar Dasar Perpajakan dalam mata kuliah pajak.pptxadel876203
 
uang dan lembaga keuangan uang dan lembaga keuangan
uang dan lembaga keuangan uang dan lembaga keuanganuang dan lembaga keuangan uang dan lembaga keuangan
uang dan lembaga keuangan uang dan lembaga keuanganlangkahgontay88
 
Materi Mata Kuliah Pengantar Ekonomi Makro I
Materi Mata Kuliah Pengantar Ekonomi Makro IMateri Mata Kuliah Pengantar Ekonomi Makro I
Materi Mata Kuliah Pengantar Ekonomi Makro IIkaAliciaSasanti
 
matematika dilatasi (1) (2) (1) (1).pptx
matematika dilatasi (1) (2) (1) (1).pptxmatematika dilatasi (1) (2) (1) (1).pptx
matematika dilatasi (1) (2) (1) (1).pptxArvaAthallahSusanto
 
KEPEMIMPINAN DALAM MENJALANKAN USAHA/BISNIS
KEPEMIMPINAN DALAM MENJALANKAN USAHA/BISNISKEPEMIMPINAN DALAM MENJALANKAN USAHA/BISNIS
KEPEMIMPINAN DALAM MENJALANKAN USAHA/BISNISHakamNiazi
 

Dernier (20)

PERAN KARYAWAN DALAM PENGEMBANGAN KARIR.pptx
PERAN KARYAWAN DALAM PENGEMBANGAN KARIR.pptxPERAN KARYAWAN DALAM PENGEMBANGAN KARIR.pptx
PERAN KARYAWAN DALAM PENGEMBANGAN KARIR.pptx
 
WAWASAN NUSANTARA SEBAGAI GEOPOLITIK INDONESIA.pptx
WAWASAN NUSANTARA SEBAGAI GEOPOLITIK INDONESIA.pptxWAWASAN NUSANTARA SEBAGAI GEOPOLITIK INDONESIA.pptx
WAWASAN NUSANTARA SEBAGAI GEOPOLITIK INDONESIA.pptx
 
Perhitungan Bunga dan Nilai Uang (mankeu).ppt
Perhitungan Bunga dan Nilai Uang (mankeu).pptPerhitungan Bunga dan Nilai Uang (mankeu).ppt
Perhitungan Bunga dan Nilai Uang (mankeu).ppt
 
Ukuran Letak Data kuartil dan beberapa pembagian lainnya
Ukuran Letak Data  kuartil  dan  beberapa pembagian  lainnyaUkuran Letak Data  kuartil  dan  beberapa pembagian  lainnya
Ukuran Letak Data kuartil dan beberapa pembagian lainnya
 
7 Indikator Analisis Teknikal Saham Yang Paling Populer.pptx
7 Indikator Analisis Teknikal Saham Yang Paling Populer.pptx7 Indikator Analisis Teknikal Saham Yang Paling Populer.pptx
7 Indikator Analisis Teknikal Saham Yang Paling Populer.pptx
 
Introduction fixed asset (Aset Tetap).ppt
Introduction fixed asset (Aset Tetap).pptIntroduction fixed asset (Aset Tetap).ppt
Introduction fixed asset (Aset Tetap).ppt
 
Modal Kerja manajemen keuangan modal kerja.ppt
Modal Kerja manajemen keuangan modal kerja.pptModal Kerja manajemen keuangan modal kerja.ppt
Modal Kerja manajemen keuangan modal kerja.ppt
 
PPT KELOMPOK 4 ORGANISASI DARI KOPERASI.pptx
PPT KELOMPOK 4 ORGANISASI DARI KOPERASI.pptxPPT KELOMPOK 4 ORGANISASI DARI KOPERASI.pptx
PPT KELOMPOK 4 ORGANISASI DARI KOPERASI.pptx
 
BAB 18_PENDAPATAN57569-7854545gj-65.pptx
BAB 18_PENDAPATAN57569-7854545gj-65.pptxBAB 18_PENDAPATAN57569-7854545gj-65.pptx
BAB 18_PENDAPATAN57569-7854545gj-65.pptx
 
Cryptocurrency dalam Perspektif Ekonomi Syariah.pptx
Cryptocurrency dalam Perspektif Ekonomi Syariah.pptxCryptocurrency dalam Perspektif Ekonomi Syariah.pptx
Cryptocurrency dalam Perspektif Ekonomi Syariah.pptx
 
KELOMPOK 17-PEREKONOMIAN INDO moneter dan fiskal
KELOMPOK 17-PEREKONOMIAN INDO moneter dan fiskalKELOMPOK 17-PEREKONOMIAN INDO moneter dan fiskal
KELOMPOK 17-PEREKONOMIAN INDO moneter dan fiskal
 
MOTIVASI MINAT, BAKAT & POTENSI DIRI.pptx
MOTIVASI MINAT, BAKAT & POTENSI DIRI.pptxMOTIVASI MINAT, BAKAT & POTENSI DIRI.pptx
MOTIVASI MINAT, BAKAT & POTENSI DIRI.pptx
 
DAMPAK MASIF KORUPSI yang kian merajalela
DAMPAK MASIF KORUPSI yang kian merajalelaDAMPAK MASIF KORUPSI yang kian merajalela
DAMPAK MASIF KORUPSI yang kian merajalela
 
Ekonomi Makro Pertemuan 4 - Tingkat pengangguran: Jumlah orang yang menganggu...
Ekonomi Makro Pertemuan 4 - Tingkat pengangguran: Jumlah orang yang menganggu...Ekonomi Makro Pertemuan 4 - Tingkat pengangguran: Jumlah orang yang menganggu...
Ekonomi Makro Pertemuan 4 - Tingkat pengangguran: Jumlah orang yang menganggu...
 
Ekonomi Teknik dan perencanaan kegiatan usaha
Ekonomi Teknik dan perencanaan kegiatan usahaEkonomi Teknik dan perencanaan kegiatan usaha
Ekonomi Teknik dan perencanaan kegiatan usaha
 
Dasar Dasar Perpajakan dalam mata kuliah pajak.pptx
Dasar Dasar Perpajakan dalam mata kuliah pajak.pptxDasar Dasar Perpajakan dalam mata kuliah pajak.pptx
Dasar Dasar Perpajakan dalam mata kuliah pajak.pptx
 
uang dan lembaga keuangan uang dan lembaga keuangan
uang dan lembaga keuangan uang dan lembaga keuanganuang dan lembaga keuangan uang dan lembaga keuangan
uang dan lembaga keuangan uang dan lembaga keuangan
 
Materi Mata Kuliah Pengantar Ekonomi Makro I
Materi Mata Kuliah Pengantar Ekonomi Makro IMateri Mata Kuliah Pengantar Ekonomi Makro I
Materi Mata Kuliah Pengantar Ekonomi Makro I
 
matematika dilatasi (1) (2) (1) (1).pptx
matematika dilatasi (1) (2) (1) (1).pptxmatematika dilatasi (1) (2) (1) (1).pptx
matematika dilatasi (1) (2) (1) (1).pptx
 
KEPEMIMPINAN DALAM MENJALANKAN USAHA/BISNIS
KEPEMIMPINAN DALAM MENJALANKAN USAHA/BISNISKEPEMIMPINAN DALAM MENJALANKAN USAHA/BISNIS
KEPEMIMPINAN DALAM MENJALANKAN USAHA/BISNIS
 

Kelompok 9_EBP_Kode Etik Profesi Lainnya.pptx

  • 1. KODEETIK Dahman Faisal 201912014 Nur Anisa Sukmawati 201912033 Prodica Sarica 201912038 Velly Joan Alexandra 201912047 Kelompok 9 | Etika Bisnis dan Profesi PROFESILAINNYA KODE ETIKBPK-RI KODE ETIKPROFESI PSIKOLOGI KODE ETIKPROFESI HUKUM KODE ETIKAUDITOR INTERNAL
  • 3. KEBERADAAN BERBAGAI PROFESI 01 KODE ETIKBPK-RI KODE ETIKPROFESI PSIKOLOGI KODE ETIKPROFESI HUKUM KODE ETIKAUDITOR INTERNAL
  • 4. SEBELUMERAREFORMASI Seluruh pegawai negeri hanya tunduk pada peraturan pegawai negeri dan satu-satunya wadah organisasi yang diakui untuk seluruh pegawai negeri adalah Korps Pegawai Negeri Republik Indonesia (KORPRI) SETELAHERAREFORMASI Saat ini, para pegawai negeri bisa memasuki organisasi profesi selain KORPRI. Contoh: Akuntan, dokter, guru, dan sebagainya yang berstatus pegawai negeri Tujuan khusus dari setiap organisasi profesi adalah untuk mengembangkan kompetensi para angoota secara berkelanjutan sekaligus untuk melakukan pengendalian perilaku para anggotanya dengan berpedoman pada kode etik yang telah disepakati bersama Hal yang diketahui terkait kode etik profesi: Tidak ada sistematika baku dalam penulisan kode etik Banyak konsep dan nilai yang maknanya tumpang tindih. Terdapat banyak istilah dan konsep yang sama tetapi pemaknaan atas istilah-istilah atau konsep tersebut bisa jadi berbeda
  • 5. KODEETIK BPK-RI 02 KODE ETIKBPK-RI KODE ETIKPROFESI PSIKOLOGI KODE ETIKPROFESI HUKUM KODE ETIKAUDITOR INTERNAL
  • 6. PeraturanBPK-RINo.2Tahun 2007 LembaranBNRI No.11Tahun 2007 Kode Etik Badan Pemeriksa Keuangan Republik Indonesia Pasal1ayat2dan 3 PeraturanBPK-RINomor2Tahun 2007 Perbedaan pengertian anggota dan pemeriksa BPK Pasal2KodeEtikBPK Nilai-nilai dasar yang wajib dimiliki oleh anggota dan pemeriksa BPK Mematuhi peraturan perundangan-undangan dan peraturan kedinasan yang berlaku Mengutamakan kepentingan negara di atas kepentingan pribadi atau golongan Menjunjung tinggi independensi, integritas, dan profesionalitas Menjunjung tinggi martabat, kehormatan, citra, dan kredibilitas BPK Nilai-nilai dasar BPK:
  • 9. KODEETIK PERHIMPUNANAUDITOR INTERNALINDONESIA 03 KODE ETIKBPK-RI KODE ETIKPROFESI PSIKOLOGI KODE ETIKPROFESI HUKUM KODE ETIKAUDITOR INTERNAL
  • 10. KODEETIKYANGDITERAPKANPAII KODEETIK QIA Berlaku bagi anggota yang telah memperoleh sertifikasi QIA melalui suatu pendidikan formal yang diterapkan oleh PAII KODEETIK PAII Berlaku bagi organisasi profesi dan semua anggota PAII yang bekerja pada departemen/bagian audit internal suatu organisasi/perusahaan Bertanggung jawab untuk mengembangkan standar kompetensi tinggi yang menyangkut pengetahuan, keterampilan, dan perilaku KODE ETIKBPK-RI KODE ETIKPROFESI PSIKOLOGI KODE ETIKPROFESI HUKUM KODE ETIKAUDITOR INTERNAL
  • 11. PENALARANKODEETIKPAII Kepentingan Publik Pasal 4 Tanggung Jawab Kompetensi Pengetahuan Tidak diungkapkan Keterampilan Pasal 4 Sikap Perilaku Menyangkut Diri (Pribadi) Pasal 2, 3, 5, 10 Hubungan Rekan Sejawat Tidak diatur Hubungan Klien Pasal 6 & 7 Hubungan Rekan Sejawat Tidak diatur Pengawasan Tidak diatur
  • 12. ProsesPenalaranKodeEtikPAII Ciri profesi Kode etik PAII 1. Kepentingan Publik Untuk mempertahankan kepercayaan dari pemberi tugas, para anggota harus menunjukkan loyalitas kepada pemberi tugas (manajemen). Anggota dilarang untuk mengambil bagian dalam kegiatan-kegiatan yang menyimpang. 2. Tanggung Jawab Mengembangkan standar kompetensi tinggi yang menyangkut pengetahuan, keterampilan, dan perilaku. 3. Kompetensi : Dilihat dari tiga unsur kompetensi ( pengetahuan, keterampilan, dan perilaku). a. Pengetahuan ( Knowledge ) Tidak secara eksplisit diungkapkan. b. Keterampilan ( Skill) Para anggota harus terus berusaha untuk meningkatkan keahlian dan keefektifan dalam melakukan pekerjaannya. Dalam berpendapat, para anggota harus menggunakan semua kemampuannya untuk memperoleh bukti yang memadai yang dapat mendukung pernyataannya.
  • 13. c. Sikap prilaku (attitude ) • Menyangkut Diri 1. PAII berasaskan pancasila dan UUD 1945 ( pasal 2) 2. Para anggota diwajibkan bersikap jujur, objektif, dan hati-hati dalam menjalankan tugas maupun kewajibannya ( pasal 3 ) 3. Para anggota harus menghindari untuk terlibat kegiatan yang dapat menimbulkan konflik dengan kepentingan pemberi tugas, atau yang dapat menimbulkan prasangka yang meragukan kemampuannya untuk secara objektif menyelesaikan tugas dan kewajibannya (pasal 5 ) 4. Para anggota harus mematuhi peraturan dan mendukung pencapaian tujuan PAII. Dalam menjalankan profesinya, para anggota harus sadar akan kewajibannya untuk memelihara standar yang tinggi tentang kompetensi, moralitas, dan kehormatan yang telah ditetapkan oleh PAII dan para anggotanya ( pasal 10 ) • Hubungan rekan sejawat Tidak diatur. • Hubungan klien 1. Para anggota dilarang untuk menerima imbalan atau hadiah dari pemberi tugas, klien, pelanggan, atau relasi bisnis pemberi tugas, kecuali yang menjadi haknya ( pasal 6 ) 2. Para anggota harus bersikap bijaksana dan hati-hati dalam menggunakan informasi yang diperoleh dalam melaksanakan tugasnya. Para anggota dilarang untuk menggunakan informasi rahasia untuk kepentingan pribadi, atau merugikan kepentingan pemberi tugas ( pasal 7 ) • Hubungan lain Tidak diatur. • Pengawasan Tidak diatur.
  • 14. KODEETIK PSIKOLOGIINDONESIA 04 KODE ETIKBPK-RI KODE ETIKPROFESI PSIKOLOGI KODE ETIKPROFESI HUKUM KODE ETIKAUDITOR INTERNAL
  • 15. KODEETIKPSIKOLOGIINDONESIA Ketentuan tertulis yang diharapkan menjadi pedoman dalam bersikap dan berperilaku, serta pegangan teguh seluruh Psikolog dan kelompok Ilmuwan Psikologi, dalam menjalankan aktivitas profesinya sesuai dengan kompetensi dan kewenangan masing- masing, guna menciptakan kehidupan masyarakat yang lebih sejahtera. Dan bertanggung jawab menyangkut kompetensi, objektivitas, kejujuran, integritas, bersikap bijak, dan hati-hati. Ilmuan Psikolog Memberikan jasa psikolog, tetapi tidak boleh menjalankan praktik psikolog Psikolog Praktik psikolog hanya boleh dilakukan oleh psikolog KODE ETIKBPK-RI KODE ETIKPROFESI PSIKOLOGI KODE ETIKPROFESI HUKUM KODE ETIKAUDITOR INTERNAL
  • 16. PENALARANKODEETIKPSIKOLOGIINDONESIA Kepentingan Publik Pembukaan dan Pasal 14a Tanggung Jawab Kompetensi Pengetahuan Pasal 1a Keterampilan Pasal 1b Sikap Perilaku Menyangkut Diri (Pribadi) Pasal 4a, 4b, 2 Hubungan Rekan Sejawat Hubungan Klien Hubungan Rekan Sejawat Pengawasan Pasal 2 Pasal 5a, 5b, 5c, 15 Pasal 8c, 12, 8d Pasal 6a, 6b Pasal 18
  • 17. ProsesPenalaranKode EtikPsikologi Indonesia Ciri Profesi Kode Etik Psikologi 1. Kepentingan publik  Mengabdikan pengetahuan tentang perilaku manusia bagi kesejahteraan manusia (pembukaan)  Mengutamakan kepentingan umum daripada pribadi atau golongan ( Pasal 14a)  Pentingnya setiap Ilmuwan psikologi mempunyai rasa tanggung jawab menyangkut kompetensi, objektivitas, kejujuran, integritas, bersikap bijak, dan hati-hati. 2. Tanggung Jawab Tidak diatur 3. Kompetensi Tidak diatur 3.1 Pengetahuan (Knowladge)  Ilmuwan Psikologi adalah para lulusan perguruan tinggi dan universitas di dalam maupun luar negeri, yaitu mereka yang telah mengikuti pendidikan dengan kurikulum nasional (SK Mendikbud Nomor 18/D/0/1993 untuk pendidikan program akademik (Sarjana Psikologi); lulusan pendidikan tinggi strata 2 (S2) dan strata 3 (S3) dalam bidang psikologi, yang pendidikan strata (S1) diperoleh bukan dari fakultas psikologi. Ilmuwan Psikologi yang tergolong kriteria tersebut dinyatakan dapat memberika jasa psikologi, tetapi tidak berhak dan tidak berwenang untuk melakukan praktik psikologi di Indonesia. 3.2 Keterampilan (skill)  Psikolog adalah Sarjana Psikologi yang telah mengikuti pendidikan tinggi psikologi strata 1 (S1) dengan kurikulum lama (Sistem Paket Murni) Perguruan Tinggi Negeri (PTN); atau sistem Kredit Semester (SKS) PTN; atau pendidikan program akademik (Sarjana Psikologi) dan program pendidikan profesi (Psikologi); atau kurikulum lama Perguruan Tinggi Swasta (PTS) yang sudah mengikuti ujian negara sarjana psikologi; atau pendidikan tinggi psikologi di luar negeri yang sudah mendapat akreditasi dan disetarakan dengan psikologi Indonesia oleh Direktorat Pendidikan Tinggi (Dikti) Departemen Pendidikan Nasional (Depdiknas RI). Sarjana Psikologi dengan kriteria tersebut dinyatakan berhak dan berwenang untuk melakukan praktik psikologi di wilayah hukum Negara Republik Indonesi. Sarjana Psikolog menurut kriteria ini juga dikenal dan disebut sebagai psikolog. Untuk melakukan praktik psikologi , Sarjana Psikolog yang tergolong kriteria ini diwajibkan memiliki izin praktik psikolog sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
  • 18. 3.3 Sikap perilaku (attitude) Tidak diatur · Menyangkut diri (Pribadi)  Kesadaran diri tentang Pancasila dan UUD 1945  Mengindahkan etika dan nilai-nilai moral yang berlaku di masyarakat (Pasal 4a)  Menjaga citra profesi (Pasal 4b)  Memiliki objektivitas, kejujuran, integritas, bersikap bijak, dan hati-hati (Pasal 2) · Hubungan rekan sejawat  Saling menghormati dan menjaga hak-hak serta nama baik rekan sejawat (Pasal 5a)  Saling memberi umpan balik (Pasal 5b)  Saling mengingatkan untuk mencegah pelanggaran kode etik (Pasal 5c)  Menghargai karya cipta rekan sejawat/pihak lain (Pasal 15) · Hubungan klien  Melindungi klien dari akibat yang merugikan sebagai dampak pemberian jasa/praktik yang dilakukan (Pasal 8c)  Melindungli kerahasiaan data klien, kecuali ada persetujuan dari klien, atau ada hubungannya dengan pihak berwenang (Pasal 12)  Mengutamakan ketidakberpihakan dalam kepentingan pemakai jasa, atau klien dan pihak-pihak terkait (Pasal 8d) · Hubungan lain  Menghargai kompetensi profesi lain (Pasal 6a)  Mencegah pemberian jasa dari pihak yang tidak berkompeten (Pasal 6b) · Pengawasan  Melalui Majelis Psikologi (Pasal 18)
  • 19. KODEETIK PROFESIADVOKAT 05 KODE ETIKBPK-RI KODE ETIKAUDITOR INTERNAL KODE ETIKPROFESI PSIKOLOGI KODE ETIKPROFESI HUKUM
  • 20. PERATURANHUKUMMENGATUR: Legislator menciptakan hukum Pejabat melaksanakan administrasi negara Notaris merumuskan kontrak kontrak harta kekayaan Polisi dan jaksa menegakkan ketertiban hukum Pengacara membela kliennya dalam menginterpretasikan hukum Hakim menerapkan hukum dan menetapkan keputusannya Pengusaha menjalankan kegiatan bisnisnya Konsultan hukum memberikan nasihat hukum kepada kliennya Pendidik hukum menghasilkan ahli hukum Abdulkadir Muhammad (2006) KODE ETIKBPK-RI KODE ETIKAUDITOR INTERNAL KODE ETIKPROFESI PSIKOLOGI KODE ETIKPROFESI HUKUM
  • 21. PARAPROFESIONALHUKUM Profesi legislator Profesi administrator hukum Profesi notaris Profesi polisi Profesi jaksa Profesi advokat (pengacara) Profesi hakim Profesi hukum bisnis Profesi konsultan hukum KODE ETIKBPK-RI KODE ETIKAUDITOR INTERNAL KODE ETIKPROFESI PSIKOLOGI KODE ETIKPROFESI HUKUM Profesi dosen hukum PARAPROFESIONALHUKUMPERLUMEMILIKI: Sikap manusiawi Sikap adil Sikap patur Sikap jujur Tidak hanya menghadapi hukum secara formal, melainkan kebenaranmyang sesuai dengan hati nurani Mencari kelayakan yang sesuai dengan perasaan masyarakat Mencari pertimbangan untuk menentukan keadilan dalam suatu perkara konkret Menyatakan suatu hal benar menurut apa adanya, serta menjauhi yang tidak benar dan tidak patut
  • 22. ProsesPenalaranKodeEtikPsikologi Indonesia Ciri Profesi Kode Etik Advokat 1. Kepentingan publik a. Tidak bertujuan semata-mata untuk memperoleh imbalan materi, tetapi lebih mengutamakan tegaknya hukum, kebenaran, dan keadilan (Pasal 3b) b. Wajib memberikan bantuan hukum cuma-cuma bagi orang yang tidak mampu (Pasal 7h) 2. Tanggung Jawab Menjaga citra dan martabat kehormatan profesi, menjunjung tinggi kode etik dan sumpah jabatan (pembukaan), dan memelihara kompetensi 3, Kompetensi : Mencakup pengetahuan, keterampilan, dan perilaku a. Pengetahuan (knowledge) Berpraktik memberi jasa hukum, baik di dalam maupun di luar pengadilan yang memenuhi persyaratan berdasarkan undang-undang yang berlaku (Pasal 1a). b. Keterampilan (skill) Sama dengan Pasal 1a  Menyangkut diri (Kepribadian) a) Bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, bersikap satria, jujur, sertamenjunjung tinggi hukum dan Undang Undang Dasar (Pasal 2) b) Bersedia memberi nasehat dan bantuan hukum tanpa membedakan agama, suku, keturunan, kedudukan sosial, keyakinan politik (Pasal 3a) c) Bekerja dengan bebas dan mandiri serta tidak dipengaruhi oleh siapapun dan wajib menjunjung tinggi hak asasi manusia dalam negara hukum Indonesia (Pasal 3c) d) Tidak dibenarkan melakukan pekerjaan lain yang dapat merugikan kebebasan, derajat, dan martabat advokat (Pasal 3f) e) Bersikap sopan terhadap semua pihak (Pasal 3h)  Hubungan rekan sejawat a) (a) Memegang teguh rasa solidaritas sesama advokat dan wajib membela secara cuma-cuma teman sejawat yang diajukan sebagai tersangka dalamperkara pidana (Pasal 3d dan 3e) b) Hubungan antara teman sejawat advokat berdasarkan sikap salingmenghormati, menghargai, dan memercayai (Pasal 5a) c) Tidak menggunakan kata-kata tidak sopan atau yang menyakitkan hati (Pasal 5b) d) Keberatanterhadap tindakan teman sejawat harus diadukan kepada Dewan Kehormatan (Pasal 5c) e) Tidak diperkenankan menarik klien teman sejawat (Pasal 5d) f) Advokat baru hanya dapat menerima perkara setelah menerima bukti pencabutan pemberian kuasa kepada advokatterdahulu (Pasal 5e) g) Advokat lama wajib memberikan kepada avokat yang baru semua surat dan keterangan penting untuk mengurus perkara itu (Pasal 5f
  • 23.  Hubungan Klien a) Mengutamakan penyelesaiandamai dalam perkara perdata (Pasal 4a) b) Tidak memberikan keterangan yang dapat menyesatkan klien (Pasal 4b) c) Tidak dibenarkanmenjamin kepada klien bahwa perkaranya akan menang (Pasal 4c) d) Penetapan honor berdasarkan kemampuanklien (Pasal 4d) e) Tidak dibenarkan membebani klien dengan biaya-biaya yang tidak perlu (Pasal 4e) f) Perhatian yang sama diberikan terhadap perkara yang diurus secara cuma cuma (Pasal 4f) g) Harus menolak mengurus perkara yang tidak ada dasar hukumnya (Pasal4g) h) Wajib memegang rahasia jabatan tentang hal-hal yang menyangkut klien (Pasal 4h) i) Dilarang melepaskan tugas yang dibebankan kepadanya pada saat yang tidak menguntungkan klien atau akan merugikan klien yang tidak dapat diperbaiki lagi (Pasal 41) j) Mengundurkan diri sepenuhnya dari pengurusan kepentingan bersama dua pihak atau lebih apabila kemudian timbul pertentangan kepentingan di antara pihak-pihak yang bersangkutan (Pasal4)) k) Mempunyai hak retensi terhadap klien tetapi tidak dapat digunakan apabila dengan retensi itu kepentingan klien akan dirugikan yang tidak dapat diperbaiki lagi (Pasal 4k)  Hubungan Lain a) Sebagai profesi mulia, advokat dalam menjalankan profesinya di bawah perlindungan hukum, undang-undang, dan kode etik (Pasal) b) Tidak diperkenankan memasang iklan, termasuk pemasangan papan nama dengan ukuran yang berlebihan (Pasal 8b) c) Tidak mengadakan kantor cabang di tempat yang merugikan kedudukan advokat, misalnya di rumah atau di kantor seorang yang bukan advokat (Pasal 8c) d) Tidak mengizinkan pencantuman namanya di papan nama, iklan, atau cara lain oleh orang bukan advokat, tetapi memperkenalkan diri sebagai wakil advokat (Pasal 8d) e) Tidak mengizinkan karyawan perkara, memberi nasihat kepada klien secara lisan atau tertulis (Pasal 8e) f) Tidak memublikasikan diri melalui media massa untuk menarik perhatian masyarakat mengenai perkara yang sedang ditanganinya, kecuali untuk menegakkan prinsip hukum yang wajib diperjuangkan oleh semua advokat (Pasal 8f) g) Advokat dapat mengundurkan diri dari perkara yang diurusnya bila tidak dicapai kesepakatan dengan kliennya (Pasal 8g) h) Tidak mengizinkan advokat mantan hakim/panitera menangani perkara di pengadilan yang bersangkutan selama tiga tahun sejak ia berhenti dari pengadilan tersebut (Pasal h)  Pengawasan Pengawasan atas pelaksanaankode etik ini dilakukan oleh Dewan Kehormatan (Pasal 9)
  • 24. PERBANDINGAN KODEETIK 06 KODE ETIKBPK-RI KODE ETIKAUDITOR INTERNAL KODE ETIKPROFESI PSIKOLOGI KODE ETIKPROFESI HUKUM
  • 25. 1 Semua profesi berdampak atau bermanfaat bagi kepentingan umum, meskipun arti umum mempunyai tingkat keluasan yang berbeda PERBANDINGAN KODEETIK Contoh pengertian umum untuk : BPK adalah kepentingan negara Auditor Internal adalah manajemen suatu entitas (suatu bisnis). Psikologi adalah klien (individu, kelompok, institusi). Advokat adalah klien dan demi penegakan hukum dan keadilan 2 Untuk menjaga kepercayaan publik, dalam setiap kode etik profesi pada umumnya ditekankan pentingnya memelihara kompetensi tinggi secara berkelanjutan 3 Kompetensi mencakup pengetahuan melalui pendidikan formal sesuai dengan latar belakang profesinya, keterampilan teknis, dan sikap perilaku. Meskipun kompetensi yang menyangkut pengetahuan ada yang secara eksplisit diatur dalam kode etik (misalnya, kode etik psikologi), ada juga yang tidak diatur dalam kode etik karena sudah diatur dalam peraturan/perundangan (misalnya, kode etik advokat dan BPK), atau tidak diatur dalam kode etik tetapi diserahkan pada kebijakan/peraturan perusahaan (misalnya, kode etik auditor internal). KODE ETIKBPK-RI KODE ETIKAUDITOR INTERNAL KODE ETIKPROFESI PSIKOLOGI KODE ETIKPROFESI HUKUM
  • 26. 2 ● Aturan mengenai sikap perilaku umumnya menyangkut tanggung jawab dan kesadaran diri sebagai pribadi, hubungan dengan rekan sejawat, hubungan dengan klien, dan hubungan lainnya. 3 ● Tanggung jawab dan kesadaran diri berkaitan dengan karakter utama, prinsip-prinsip, atau nilai-nilai dasar yang harus dimiliki seorang profesional untuk menunjang citra dan martabat yang luhur. Semua kode etik menjelaskan karakter utama, prinsip-prinsip, atau nilai dasar ini, walaupun tidak ada keseragaman mengenai jumlah, konsep, atau istilah yang digunakan. Berikut adalah contoh karakter, prinsip, atau nilai-nilai dasar dari beberapa profesi Institusi/Profesi Penekanan Kode Etik BPK Independensi, integritas, dan profesionalitas PAII Bersikap jujur, objektif, hati-hati, dan menghindari konflik kepentingan Psikologi Menjaga kompetensi, objektivitas, kejujuran, integritas, bersikap bijak, dan hati-hati Advokat Bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, bersikap satria, jujur, tidak membeda bedakan agama, suku, keturunan, kedudukan sosial, keyakinan politik, mandiri, serta tidak dipengaruhi oleh siapa pun dan menjunjung tinggi hak asasi manusia.
  • 27. PROFESIDAN HAKIKATMANUSIAUTUH 07 KODE ETIKBPK-RI KODE ETIKAUDITOR INTERNAL KODE ETIKPROFESI PSIKOLOGI KODE ETIKPROFESI HUKUM
  • 28. PQ SQ EQ IQ HAKIKATMANUSIAUTUH Hidup dengan menyeimbangkan pemenuhan PQ,IQ, EQ, SQ Seorang profesional yang benar-benar telah mematuhi dan mengikuti kode etik profesi dalam menjalankan profesinya, maka ia telah menjalani kehidupan manusia utuh secara sadar maupun tidak sadar KODE ETIKBPK-RI KODE ETIKAUDITOR INTERNAL KODE ETIKPROFESI PSIKOLOGI KODE ETIKPROFESI HUKUM
  • 29. KASUS MulyaLubisDibehentikan KODE ETIKBPK-RI KODE ETIKAUDITOR INTERNAL KODE ETIKPROFESI PSIKOLOGI KODE ETIKPROFESI HUKUM
  • 30. Majelis Kehormatan Daerah Perhimpunan Advokat Indonesia DKI Jakarta memberhentikan secara tetap Todung Mulya Lubis sebagai advokat. Ia dinilai melakukan pelanggaran berat, yaitu melanggar larangan konflik kepentingan dan lebih mengedapankan materi dalam menjalankan profesi dibandingkan dengan penegakan hukum, kebenaran, dan keadilan. Putusan itu dibacakan oleh Majelis Kehormatan Daerah Perhimpunan Advokat Indonesia (MKD Peradi) DKI Jakarta, Jumat 16 Mei 2008 di Kantor Peradi, Kuningan, Jakarta. Sidang dipimpin oleh Jack R. Sidabutar dengan anggota Alex R. Wangge, Daniel Panjaitan, Antonius P.S. Wibowo, dan Dr. Andang L. Binawan. Hadir dalam sidang tersebut pihak pengadu, Hotman Paris Hutapea, dan pihak teradu, Todung Mulya Lubis, serta sejumlah advokat dari kantor hukum Lubis, Santoso, dan Maulana. Dua anggota MKD memberikan pendapat berbeda. Menurut mereka, hukuman pemberhentian tetap terlalu berat. Dua anggota tersebut mengusulkan hukuman pemberhentian sementara selama dua belas bulan. Todung mengungkapkan bahwa dirinya sangat sedih dan kecewa dengan putusan MKD Peradi DKI Jakarta. Ia mengatakan, outusan tersebut sebagai sebuah dagelan yang tidak lucu, dan langsung mengajukan banding SOAL MULYOLUBISDIBERHENTIKAN
  • 31. Majelis Kehormatan menilai Todung melanggar Pasal 4j dan Pasal 3b Kode Etik Advokat ndonesia. Pelanggaran tersebut dilakukan ketika Todung menjadi kuasa hukum Salim Group terkait kasus Sugar Group Companies (SGC) di pengadilan negeri Kotabumi dan PN Gunung Sugih, Lampung. 3enturan kepentingan terjadi ketika pada tahun 2002 Todung menjadi anggota Tim Bantuan Hukum Komite Kebijakan Sektor Keuangan (TBH-KKSK). Tim tersebut diminta Badan Penyehatan Perbankan Nasional (BPPN) melakukan legal audit terhadap kekayaan Salim Group. Saat itu, SGC merupakan alah satu perusahaan milik Salim. Pihak BPPN kemudian menjual SGC ke pemilik baru. Pada tahun 2006, pemilik baru itu menggugat Salim Group dan pemerintah. Pihak Salim diwakili oleh Todung Mulya Lubis selaku kuasa hukum. Memang saat itu tugas Todung di TBH KKSK sudah selesai sejak ahun 2002. Namun, MKD menilai ada benturan kepentingan saat Todung menjadi kuasa hukum GC dan anggota TBH KKSK. Apalagi, di dalam persidangan Todung menggunakan hasil legal audit (BH KKSK. Menurut Majelis, kepentingan BPPN cg. Menkeu cg. Pemerintah RI terkait legal audit iGC seharusnya dipertahankan dan dirahasiakan oleh Todung. Hal tersebut ditegaskan dalam Pasal t ayat 1 dan 2 Perjanjian TBH-KKSK. Namun faktanya, Todung mengungkapkan sebagian isi TBH tu di PN Gunung Sugih dan Kotabumi. Meskipun di dalam dokumen TBH dikatakan bahwa Salim Group dinyatakan melanggar MSAA, Todung justru mengatakan sebaliknya di persidangan. Apalagi ia ini tidak dibantah oleh Todung. Saksi ahli yang diajukan oleh Todung mengatakan bahwa pendapat tukum dapat berubah bergantung pada situasi dan kondisi. Namun menurut majelis, suatu pendapat tukum tidak boleh berubah. MKD Peradi DKI Jakarta juga sebelumnya mempertimbangkan danya peringatan kepada Todung. Pada 14 Juni 2004, Dewan Kehormatan Pusat Ikatan Advokat ndonesia memberi peringatan keras kepada Todung sehubungan dengan adanya iklan di media nassa mengenai putusan pengadilan, tetapi isi iklan berbeda dengan putusan pengadilan. Dalam ampa pers di kantornya, Todung didampingi koleganya sesama advokat, Magdir Ismail dan Perry Jornelius. “Terus terang saya shocked, terkejut, dan bertentangan dengan fakta-fakta dan akal chat. Ini bertentangan dengan semua logika rasional. Sebuah dagelan hukum yang sangat idak lucu. Dalam sejarah Indonesia, mungkin hanya saya advokat pertama yang dipecat secara 'ermanen,” kata Todung. “Ini kezaliman, kesewenang- wenangan yang melampaui batas. Buat saya, itu esuatu yang melampaui batas karena kalau tuduhannya benturan kepentingan, sama sekali tidak ada benturan kepentingan,”. Todung menyampaikan bahwa dalam penanganan kasus Anthony Salim, Departemen Keuangan telah menulis surat tidak keberatan karena tidak berkepentingan. Namun pada kesempatan saaat ini, ia tidak akan masuk ke soal detail seperti karena ia akan banding ke Pengadilan Dewan Peradi Pusat.
  • 32. Coba Anda pelajari kasus tersebut, kemudian pelajari kode etik advokat Indonesia beserta referensi dari teori-teori dan kode etik profesi lain yang ada. Atas dasar ini, bagaimana 'pendapat Anda mengenai: 1. Apakah menurut Anda Majelis Kehormatan Daerah DKI Jakarta telah mengambil keputusan yang tepat dan adil? Menurut kami, keputusan Majelis Kehormatan Daerah DKI Jakarta sudah tepat dan adil, karena telah diketahui bahwa Todung melanggar kode etik advokad Indonesia dimana Todung menjadi Tim Bantuan Hukum Komite Kebijakan Sektor Keuangan (TBH-KKSK) danTBH-KKSK tersebut di minta oleh Badan Penyehatan Perbankan Nasional (BPPN) untuk melakukan legal audit terhadap kekayaan Salim Group. Ketika beralih kepemilikan ke pemilik baru, pemilik baru tersebut menggugat Salim Group dengan menggunakan Todung selaku kuasa hukumnya dan di persidangan Todung membeberkan isi perjanjian TBH-KKSK yangseharusnya tidak boleh diungkapkan dalam persidangan. Terlihat jelas dalam dokumen TBH-KKSK bahwa Salim Group melanggar MSAA tetapi justru Todung berbohong dengan berkata bahwaSalim Group tidak melanggar MSAA, padahal sudah ada bukti nyata pelanggaran MSAA berupa dokumen. Tentu saja hal tersebut sangat tidak sesuai dengan etika profesi Advokad dan kode etiknya. Dari hal tersebut dapat dilihat bahwa Todung mempunyai benturan kepentingan terhadap Salim Group karena sudah jelas sekali Salim Group melakukan pelanggaran, tetapi Todung masih berusaha menutupinya di persidangan bahkan membelanya,sehingga Todung pantas dipecat secara permanen dan keputusan MKD DKI Jakarta sudah tepat dan adil.
  • 33. 2. Apakah menurut Anda reaksi yang disampaikan oleh Todung Mulya Lubis di media massa dalam menanggapi keputusan Majelis adalah wajar dan dapat dibenarkan? Menurut kami, reaksi Todung Mulya Lubis tidak wajar dan sama sekali tidak dapat dibenarkan, karena di iklan media massa Todung merekayasa putusan pengadilan sehingga sangat jauh dari- keaslian putusan pengadilan. Dengan begitu, dia telah melakukan kebohongan publik dan mendapat peringatan keras dari Dewan Kehormatan Pusat Ikatan Advokad Indonesia. Padahal keputusan untuk memecat Todung secara permanen sudah benar tanpa harus dipertimbangkan kembali. Meskipun dia berhak melakukan pembelaan terhadap dirinya apabila yang dituduhkan kepadanya tidak benar, dia harus berada dalam batas wajar tanpa membalikan fakta sebenarnya dan patuh terhadap proses hukum yang berjalan. Tidak seperti yang dilakukan Todung pada kasus ini. 3. Bagaimana pendapat Anda atas pernyataan Todung yang merasa dirinya tidak melanggar kode etik advokat? Menurut kami, kami tidak setuju dengan pernyataan Todung karena pada dasarnya sudah jelas bahwa dia bersalah dan melanggar kode etik advokat dengan bukti pendukung berupa bukti-bukti tertulis yang ada. Meskipun begitu, Todung tetap membela dirinya sendiri seakan-akan dia tidak bersalah atas kasus tersebut dan membalikan fakta yang sebenarnya.
  • 34. CREDITS: This presentation template was created by Slidesgo, including icons by Flaticon and infographics & images by Freepik THANKS ! Do you have any questions? KODE ETIKBPK-RI KODE ETIKAUDITOR INTERNAL KODE ETIKPROFESI PSIKOLOGI KODE ETIKPROFESI HUKUM Dahman Faisal 201912014 Nur Anisa Sukmawati 201912033 Prodica Sarica 201912038 Velly Joan Alexandra 201912047 Kelompok 9 | Etika Bisnis dan Profesi

Notes de l'éditeur

  1. QIA: Qualified Internal Auditor (QIA)
  2. QIA: Qualified Internal Auditor (QIA)
  3. QIA: Qualified Internal Auditor (QIA)
  4. Sumber: https://www.scribd.com/document/396746333/Kode-Etik-Bpk-ri-Paii-Psikologi-Advokat https://purnamiap.blogspot.com/2016/01/makalah-kode-etik-profesi-lainnya.html Kode Etik HIMPSI.pdf