Dugong merupakan mamalia laut yang terancam punah karena berbagai faktor seperti perburuan ilegal, kecelakaan tertangkap jaring nelayan, degradasi habitat, dan perubahan lingkungan. Untuk melindungi dugong dan ekosistemnya, diperlukan konservasi habitat, penerapan hukum yang tegas terhadap pemburu liar, serta pengembangan pariwisata berkelanjutan.
2. • Dugong adalah salah satu jenis mamalia laut yang termasuk dalam
Ordo Sirenia, suku (Familia) Dugongidae. Dugong ini dapat mencapai
umur 70 tahun atau lebih. Selain Dugong, mamalia laut yang juga
banyak ditemukan di perairan laut Indonesia adalah Paus dan Lumba-
lumba.Dengan nama ilmiahnya Dugong dugon,
3. Faktor yang menyebabkan dugong itu
terancam
• 1. Faktor Biologis
• Habitat hidup di perairan dangkal dekat pantai; adalah merupakan bagian laut
yang paling dinamis dan sangat dipengaruhi oleh berbagai kegiatan manusia.
Oleh karena itu Dugong akan banyak menerima tekanan atau dampak dari
kegiatan manusia, baik secara langsung maupun tak langsung.
• Reproduksi yang lambat; dimana dia memasuki usia dewasa pada umur 8-10
tahun, dapat melahirkan anak pada umur 10-17 tahun, masa kehamilan sekitar
13-15 bulan, tiap kelahiran hanya menghasilkan satu anak, dan anaknyamenyusu
pada induknya sampai umur 14-18 bulan.
• Pengasuhan anak memakan waktu lama; setelah disapih anakan Dugong masih
terus hidup tak jauh dari induknya sampai menjelang dewasa. Rata-rata lama
pengasuhan oleh induknya selama tujuh tahun. Hal ini selanjutnya
mengakibatkan lamanya interval antar kehamilan. Kondisi ini membuat Dugong
sulit untuk mempertahankan keberlanjutan hidupnya menghadapi tekanan
manusia.
4. lanjutan
• Perenang lambat; kecepatan renangnya hanya sekitar 0,2 hingga 0,7 km/jam,
sehingga rentan tertabrak oleh kapal atau perahu motor cepat. Apalagi dia harus
sering ke permukaan untuk menarik napas, sehingga akan sulit baginya untuk
mengelak apabila didekati atau dihampiri oleh kapal atau perahu motor yang
sedang melaju cepat.
• Serangan penyakit; Dugong juga dapat terinfeksi oleh berbagai jenis parasit, tidak
saja oleh cacing, tetapi juga oleh protozoa dan bakteri.
• Predator; Dugong dengan kecepatan renang yang rendah sangat rentan
terhadap ancaman hewan pemangsanya seperti hiu, paus pembunuh, dan buaya.
• Terdampar di pantai; sering kita dengar dugong terdampar di pantai, ini dapat
terjadi karena badai atau sebab-sebab yang lain. Contohnya, ketika hendak
melahirkan dia lebih ke tepi untuk menghindari predator, celakanya malah
ditangkap dan dibantai oleh manusia.
5. 2. Faktor Manusia
• Perburuan ilegal ; Dugong diburu untuk dimanfaatkan, mulai dari kulit, daging,
lemak, tulang, gigi yang berupa gading, hingga semua isi perutnya untuk
keperluan konsumsi, obat-obatan, pernak-pernik hiasan, dan untuk berbagai
keperluan budaya dan religi masyarakat setempat. Daging untuk konsumsi dan
gadingnya yang mahal diperdagangkan untuk pipa rokok. Bahkan “air mata”-nya
dipercaya dapat digunakan sebagai pengasihan atau pesugihan. Memang bila
Dugong diangkat keluar dari air, maka kelenjar air matanya akan mengeluarkan
cairan yang dikenal sebagai “air mata duyung”.
• Penangkapan tak disengaja; seperti terperangkap alat tangkap jaring pasang
surut, sero, jaring insang (gill net) dan jaring hiu (shark net). Sebenarnya Dugong
disini bukan merupakan tujuan penangkapan, tetapi dia bisa mati karena tidak
bisa menarik napas kepermukaan. Walaupun tidak mati, kadang nelayan tidak
mengembalikannya ke laut bebas, malahan dibantai atau dijadikan tontonan
6. lanjutan
• Penggunaan alat penangkapan ikan terlarang; penggunaan alat yang destruktif ini sangat merusak
sumberdaya ikan secara umum dan lingkungannya, seperti bahan peledak dan bahan beracun.
• Perusakan habitat; padang lamun adalah habitat tempat hidup Dugong dan sekaligus lamun
adalah makan utamanya. Lamun adalah tumbuhan tingkat tinggi yang berbunga (Angiospermae)
yang telah beradapatasi sepenuhnya untuk hidup terbenam dalam laut. Menyusutnya luas
padang lamun atau makin terdegradasinya kondisi lingkungan padang lamun berdampak sangat
signifikan terhadap keberadaan Dugong. Pembangunan konstruksi pantai, misalnya pelabuhan,
pemukiman, dan fasilitas wisata dapat melenyapkan luasan padang lamun sebagai habitat utama
Dugong, atau menyebabkan kekeruhan air yang pada gilirannya akan menghambat pertumbuhan
lamun yang menjadi tumpuan hidup Dugong.
• Pencemaran air, baik yang bersumber dari daratan maupun dari kegiatan di laut. Sumber
pencemaran dari darat bisa dari limbah industri, pertanian, pemukiman, dan pertambangan,
sedangkan dari kegiatan laut misalnya karena terjadinya tumpahan minyak di laut.
7. 3. Faktor alam
• Faktor alami yang dapat mengancam kehidupan Dugong seperti badai
atau siklon yang menghantam dan memporak-porandakan suatu
perairan pantai. Dampaknya bisa bersifat langsung karena mematikan
Dugong, ataupun tak langsung karena menghancurkan padang lamun
yang menjadi tumpuan hidup Dugong.
8. • Sebenarnya Pemerintah Indonesia telah memberikan perlindungan
terhadap Dugong, seperti diterbitkannya
• Undang-Undang No. 7 Tahun 1999 tentang Konservasi Flora dan Fauna;
• Undang-Undang No. 5 tahun 1990 tentang Konservasi Sumberdaya Hayati
dan Ekosistemnya;
• Undang-Undang No. 27 tahun 2007 tentang Pengelolaan Wilayah Pesisir
dan Pulau-Pulau Kecil; dan lain-lain. Namun kadang pelaku penangkapan
Dugong ini masih banyak yang belum mengetahui bahwa Dugong
merupakan biota yang dilindungi, karena kurangnya sosialisasi. Selain itu
juga karena kurang tegasnya penerapan hukum di lapangan.
9. • Secara internasional, International Union for Conservation of
Nature (IUCN) telah mengkategorikan Dugong dalam kondisi teracam
punah, dan Convention on International Trade in Endangered Species
of Wild Fauna and Flora (CITES) telah memasukkannya dalam
Appendix I, yang berarti melarang perdagangan seluruh barang-
barang produksi yang dihasilkan dari bagian-bagian tubuh hewan ini.
10. solusi
• Untuk itu, perlu dilakukan konservasi dan pengelolaan terhadap populasi
Dugong dan habitatnya, serta pemanfaatannya harus dilakukan secara
berkelanjutan berdasarkan asas keseimbangan antara pemanfaatan dan
pelestarian.
• Pelestarian Dugong penting bukan hanya untuk Dugong itu sendiri,
melainkan juga untuk kelangsungan ekosistem lamun tempat hidupnya,
dan sekaligus untuk kepentingan manusia.
• Konsep yang perlu dikembangkan ke depan, satwa laut ini bisa
dimanfaatkan untuk pariwisata yang berorientasi pada kelestarian alam,
yang akan dapat mendatangkan manfaat ganda. Selain konservasi terjamin,
sumber pendapatan dapat diperoleh dari sektor pariwisata.