Dokumen tersebut membahas tentang diksi yang digunakan dalam pantun tradisional dan modern serta ungkapan-ungkapan yang digunakan untuk menyatakan makna secara tidak langsung. Diberikan contoh kata-kata arkais beserta maknanya yang digunakan dalam pantun tradisional dan diksi mutakhir beserta maknanya yang digunakan dalam pantun modern.
2. Diksi merupakan pilihan kata yang tepat dan selaras
dalam penggunaanya untuk mengungkapkan gagasan
sehingga diperoleh efek tertentu seperti yang diharapkan.
• Diksi yang digunakan pada pantun zaman tradisional.
NO Kata Arkais Makna Kata Arkais
1. Tingkap Jendela di atap, di dinding dan
sebagainya.
2. Jikalau Kalau, jika.
3. Langau Lalat besar yang suka menghisap
darah hewan.
4. Lesap Hilang ; lenyap ; lucut
5. Lubuk Bagian yang dalam diperairan
6. Gaharu Kayu yang harum baunya
7. Tenun Hasil kerajinan yang berupa bahan
(kain) yang dibuat dari benang.
3. NO Kata Arkais Makna Kata Arkais
8. Amanat Keseluruhan makna atau isi pembicaran.
9. Selendang Kain (sutra, dan sebagainya) panjang penutup leher
(bahu, atau kepala) atau untuk menari.
10. Pedada Pohon yang tumbuh di hutan-hutan bakau,
tingginya mencapai 15 meter. Berakar napas yang
keluar dari lumpur, bentuk daunnya bulat telur,
ujungnya tumpul dan membundar, panjangnya 5—
13 cm; beremban;.
4. • Diksi pada pantun modern
NO Diksi Mutakhir Makna Kata
1. Handphone Telepon genggam
2. Facebook Facebook adalah sarana sosial yang
menghubungkan orang-orang
dengan teman dan rekan mereka
lainnya yang bekerja, belajar, dan
hidup di sekitar mereka.
3. Status Kabar berita
5. Yaitu bahasa yang digunakan pelantun untuk
menyatakan sesuatu dengan cara yang tidak biasa, yang
secara tidak langsung mengungkapkan makna.
NO Ungkapan Makna Contoh dalam kalimat
1. Besar Kepala Sombong Pak Ardi menjadi besar kepala
setelah menduduki jabatan baru.
2. Kaki tangan Anak buah Mereka berdua telah benar-
benar menjadi kaki tangan bagi
Danurejo dan juga kafir
Belanda.
3. Tebal muka Tidak tahu
malu
Memang tebal muka anak itu,
masa ia berani mencuri di depan
orang tuanya
4. Kepala batu Tidak mau
nasihat dari
orang lain
Udin anak yang berkepala batu,
sudah dinasehati agar rajin
belajar tetapi selalu saja dia
bermain-main dengan teman-
temannya
6. No Ungkapan Makna Contoh dalam Kalimat
5. Mata – mata Pengintip mata-mata Susuhunan
Amangkurat akhirnya mengetahui
tempat persembunyian keturunan
Sunan Giri,
6. Mengambil
hati
7. Darah biru Keturunan
bangsawan
Biasanya orang berdarah biru akan
memilih pasangan yang memiliki
darah biru juga.
8. Banting
tulang
Bekerja keras Lelaki itu selalu bekerja keras
setiap harinya untuk kehidupan
keluarganya.
9. Ringan
tangan
Suka
membantu
Wawan memang anak yang ringan
tangan, setiap orang yang
kesulitan pasti dibantunya.
10. Tangan besi Memerintah
dengan
semaena -
mena
Raja itu memang pantas
mendapatkan ganjarannya karena
selama ini memerintah rakyatnya
dengan tangan besi.
7. Gambaran yang jelas dan menimbulkan suasana yang khusus dalam pantun, penyair
menggunakan gambaran angan.
(a.) Kalau pedada tidak berdaun (Imaji Visual)
Tandanya ulat memakan akar (Imaji Visual)
Kalau tak ada tukang pantun (Imaji Taktil)
Duduk musyawarah terasa hambar (Imaji Taktil)
(b.)Tikar pucuk tikar mengkuang (Imaji Visual)
Alas nikah raja melayu (Imaji Visual)
Ikan busuk jangan dibuang (Imaji Visual)
Buat perecah disaur kayu (Imaji Visual)
(c.)Telah masak buah mengkudu (Imaji Visual)
Masak pula buah kepayang (Imaji Visual)
Hati risau bercampur rindu (Imaji Taktil)
Siang malam mabuk kepayang (Imaji Taktil)
(d.)Asam kandis asam gelugur (Imaji Visual)
Ketiga asam si riang-riang (Imaji Taktil)
Menangis mayat didalam kubur (Imaji taktil)
Teringat badan tidak sembahyang (Imaji Taktil)
(e.)Orang berkain menutup aurat (Imaji Visual)
Sesuai dengan Al-Qur’an dan Hadist (Imaji Taktil)
Orang muslim hidup beradat (Imaji Visual)
Perangai sopan muka pun manis (Imaji Visual)
8. (a.) Urutan kata yang benar dalam setiap larik.
NO Urutan Awal Setelah Disusun Kembali
1. Pucuk-tikar-mengkuang-tikar
Raja-alas-Melayu-nikah
Busuk-ikan-dibuang-jangan
Perecah-buat-kayu-di-asur
Tikar pucuk tikar mengkuang
Alas nikah raja Melayu
Ikan busuk jangan dibuang
Buat perencah di saur kayu
2. Siang-berkebun-bila-orang
Naik-gelap-hari-ke-rumah
Bila-pantun-hilang-tukang
Lesap-habislah-petuah-amanah
Bila siang orang berkebun
Hari gelap naik ke rumah
Bila hilang tukang pantun
Habislah lesap petuah amanah
3. Apa-bertenun-orang-guna
Baju-untuk-kain-dan-membuat
Orang-apa-untuk-berpantun
Ilmu-menimba-untuk-berbagai
Apa guna orang bertenun
Untuk membuat kain dan baju
Untuk apa orang berpantun
Untuk menimba berbagai ilmu
4. Kalau-pukat-hendak-berlabuh
Berdaun-kayu-carilah-pancang
Adat-kurang-kalau-mengetahui
Orang-berpantun-carilah-tah
Kalau hendak berlabuh pukat
Carilah pancang kayu berdaun
Kalau kurang mengetahui adat
Carilah orang tahu berpantun
5. Telurnya-hitam-putih-ayam
Di-pinggir-kali-mencari-makan
Hitam-giginya-orang-putih
Manis-sekali-kalau-tertawa
Ayam hitam telurnya putih
Mencari makan dipinggir kali
Orang hitam giginya putih
Kalau tertawa manis sekali.
9. (b.)
NO Urutan awal Setelah disusun
1. jika hendak menuntut ilmu
kalau hendak pergi meramu
carilah ilmu yang bermanfaat
carilah kayu berbuah lebat
Kalau hendak pergi meramu,
carilah kayu yang berbuah lebat .
(Sampiran)
Jika hendak menuntut ilmu,
carilah ilmu yang bermanfaat. (Isi)
2. mencabut tebu tidaklah mudah
banyak sekali aral halangan
menuntut ilmu tidaklah mudah
banyak sekali duri lalangnya
Mencabut tebu tidaklah mudah,
banyak sekali duri lalangnya. (Sampiran)
Menuntut ilmu tidaklah mudah
banyak sekali aral halangan. (Isi)
3. ayam berbunyi di bawah dapur
ditutuh betung berdekak-dekak
meriam bunyi awak tertidur
sungguh beruntung orang pekak
Meriam bunyi awak tertidur
Ditutuh betung berdekak-dekak
(Sampiran)
Ayam berbunyi dibawah dapur
Sungguh beruntung orang pekak (Isi)
4. bagaimana kidung takkan kembang
hendak ke hilir ditahan kera
bagaimana hidung takkan kembang
awak pandir dijadikan ketua
Bagaimana kidung takkan kembang
Hendak kehilir ditahan kera (Sampiran)
Bagaimana hidung takkan kembang
Awak pandir dijadikan ketua (Isi)
5. yang besar si jalar-jalar
yang besar disebut gelar
yang kecil sigama-gama
yang kecil disebut nama
Yang besar di sebut gelar
Yang kecil sigama-gama (Sampiran)
Yang besar di sebut gelar
Yang kecil disebut nama (Isi)